paras it

9
Protozoa usus merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit diare. Manusia yang terinfeksi oleh protozoa biasanya dapat diindikasikan dari konsistensi faeces yang encer. Namun demikian adanya faeces yang encer/cair belum tentu disebabkan oleh amoebiasis. 1. Entamoeba Histolytica Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku tua menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Protozoa intestinal terdiri atas amebae, flagellata, dan cilliata. Termasuk amebae intestinal adalah Entamoeba histolytica. Amebae berasal dari filum Sarcomastigophora, order Amoebida, dan Famili Amoebidae. Amebae memiliki karakteristik umum berupa gerak ameboid yang ditimbulkan oleh adanya pseudopodia yang bertindak sebagai alat lokomotornya. Hampir semua amebae memiliki dua bentuk, yakni bentuk trofozoit dan kista. Bentuk trofozoit adalah bentuk yang aktif bergerak, makan dan bereproduksi, namun tidak mampu bertahan di luar tubuh hospes. Bentuk kista adalah bentuk yang dorman, tahan tanpa makan, dan bertanggung jawab terhadap penularan penyakit. A. Morfologi (bentuk trofozoit & kista) : * Bentuk trofozoit mempunyai ciri-ciri antara lain bentuknya tidak teratur, bagian dalam : endoplasma , bagian luar : ektoplasma, bergerak aktif dengan ektoplasma, pseudopodia (kaki palsu) berasal dari ektoplasma, segera mati bila berada di luar hospes, karena tidak mempunyai satu buah inti, di dalam endoplasma : eritrosit ( saat merusak mukosa usus ), leukosit dan sisa jaringan, ukuran 20- 30 mikron, melukai mukosa colon, diare darah. Bentuk Trofozoit Bentuk Kista * Bentuk kista mempunyai ciri-ciri antara lain bentuknya bulat, mempunyai dinding yang berasal dari ektoplasma, sehingga dapat hidup lebih lama di luar hospes oleh karena dapat mempertahankan diri dari pengaruh factor luar ( cuaca, zat kimia, suhu ), mencemari lingkungan, ukuran 6-15 mikron. Ada tiga macam bentuk kista : # kista berinti satu : vakuola glikogen dan benda kromatoid berfungsi untuk penyimpanan makanan.

Upload: stien-dwiny

Post on 03-Jul-2015

159 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paras It

Protozoa usus merupakan mahkluk hidup bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit diare. Manusia yang terinfeksi oleh protozoa biasanya dapat diindikasikan dari konsistensi faeces yang encer. Namun demikian adanya faeces yang encer/cair belum tentu disebabkan oleh amoebiasis.

1. Entamoeba Histolytica

Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku tua menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini.

Protozoa intestinal terdiri atas amebae, flagellata, dan cilliata. Termasuk amebae intestinal adalah Entamoeba histolytica. Amebae berasal dari filum Sarcomastigophora, order Amoebida, dan Famili Amoebidae. Amebae memiliki karakteristik umum berupa gerak ameboid yang ditimbulkan oleh adanya pseudopodia yang bertindak sebagai alat lokomotornya. Hampir semua amebae memiliki dua bentuk, yakni bentuk trofozoit dan kista. Bentuk trofozoit adalah bentuk yang aktif bergerak, makan dan bereproduksi, namun tidak mampu bertahan di luar tubuh hospes. Bentuk kista adalah bentuk yang dorman, tahan tanpa makan, dan bertanggung jawab terhadap penularan penyakit.

A. Morfologi (bentuk trofozoit & kista) :

* Bentuk trofozoit mempunyai ciri-ciri antara lain bentuknya tidak teratur, bagian dalam : endoplasma , bagian luar : ektoplasma, bergerak aktif dengan ektoplasma, pseudopodia (kaki palsu) berasal dari ektoplasma, segera mati bila berada di luar hospes, karena tidak mempunyai satu buah inti, di dalam endoplasma : eritrosit ( saat merusak mukosa usus ), leukosit dan sisa jaringan, ukuran 20-30 mikron, melukai mukosa colon, diare darah.

Bentuk Trofozoit Bentuk Kista

* Bentuk kista mempunyai ciri-ciri antara lain bentuknya bulat, mempunyai dinding yang berasal dari ektoplasma, sehingga dapat hidup lebih lama di luar hospes oleh karena dapat mempertahankan diri dari pengaruh factor luar ( cuaca, zat kimia, suhu ), mencemari lingkungan, ukuran 6-15 mikron. Ada tiga macam bentuk kista :

# kista berinti satu : vakuola glikogen dan benda kromatoid berfungsi untuk penyimpanan makanan.

# kista berinti dua : vakuola glikogen dan benda kromatoid.

# kista berinti empat : bentuk infektif ( mencemari makanan dan bila dimakan akan berubah menjadi tropozoit).

B. Siklus Hidup

Siklus hidup dari seluruh ameba usus hampir sama. Bentuk yang infektif adalah kista. Setelah tertelan, kista akan mengalami eksistasi di ileum bagian bawah menjadi trofozoit kembali. Trofozoit kemudian memperbanyak diri dengan cara belah pasang. Trofozoit kerap mengalami enkistasi (merubah diri menjadi bentuk kista). Kista akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk trofozoit dan kista dapat dijumpai di dalam tinja, namun trofozoit biasanya dijumpai pada tinja yang cair. Entamoeba histolytica bersifat invasif, sehingga trofozoit dapat menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam sirkulasi darah (hematogen).

Page 2: Paras It

C. Pathogenesis

E. histolytica, sesuai namanya (histo-lytic = menghancurkan jaringan), adalah patogen; infeksi dapat mengakibatkan disentri amoeba atau liver abscess amoeba. Gejala dapat termasuk disentri, diare berdarah, penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, dan amoeboma (suatu komplikasi yang mengakibatkan luka di usus). Amoeba sebenarnya dapat ‘menggali’ ke dalam dinding usus, menyebabkan luka dan penyakit usus lainnya, dan dapat mencapai aliran darah. Dari sana, ia dapat menjangkau berbagai organ vital tubuh manusia lainnya, biasanya hati, tapi kadang-kadang paru-paru, otak, limpa, dan lain sebagainya. Hasil invasi amuba umum pada jaringan sel adalah liver abscess yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Sel darah merah kadang-kadang dimakan oleh sitoplasma sel amoeba.

D. Diagnosis

Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengan trichrom stain. Namun yang paling sederhana dan berguna untuk skrining adalah pembuatan sediaan basah dengan menggunakan bahan saline. Sediaan basah yang sederhana ini dapat diwarnai dengan pewarnaan Lugol (menggunakan iodin encer) agar terlihat lebih jelas. Untuk menemukan bentuk trofozoit, tinja sebaiknya segera diperiksa. Waktu yang paling baik adalah di bawah 30 menit. Pada tinja encer dengan gejala klinis yang nyata dapat dijumpai bentuk trofozoit, sedangkan pada symptomless carrier dengan tinja yang padat akan dijumpai bentuk kista. Selain tinja, spesimen lain yang dapat diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi. Pada aspirasi abses hati adakan diperoleh cairan berwarna coklat, dan bentuk trofozoit dapat ditemukan pada akhir aspirasi atau di tepi ulkus. Pemeriksaan yang lebih maju adalah dengan prosedur serologis. Namun dipastikan bahwa pemeriksaan ini jauh lebih mahal. Jenis-jenis pemeriksaan serologis adalah indirect hemagglutination assay (IHA), enzyme-linked imunosorbent assay (ELISA), dan indirect immunofluorescent (IFA).

E. Penularan

Entamoeba histolytica tersebar sangat luas di dunia. Penularan umumnya terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista ameba. Penularan tidak terjadi melalui bentuk trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh asam lambung. Kista Entamoeba histolytica mampu bertahan di tanah yang lembab selama 8-12 hari, di air 9-30 hari, dan di air dingin (4ºC) dapat bertahan hingga 3 bulan. Kista akan cepat rusak oleh pengeringan dan pemanasan 50ºC.

Makanan dan minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui cara-cara antara lain persediaan air yang terpolus, tangan infected food handler yang terkontaminasi, kontaminasi oleh lalat dan kecoa, penggunaan pupuk tinja untuk tanaman, higiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi tinggi, seperti asrama, rumah sakit, penjara, dan lingkungan perumahan, penularan yang berlangsung melalui hubungan seksual baisanya terjadi di kalangan pria homoseksual.

F. Pengobatan

Metronidazole untuk invasi trophozoites bagi mereka yang masih dalam usus kecil. Paromomycin (Humatin) adalah obat pilihan lumenal, sejak Diloxanide furoate (Furamide) tidak komersial tersedia di AS atau Kanada (hanya tersedia di CDC-US). Dosis: Metronidazole 750mg tid oral, selama 5 sampai 10 hari diikuti oleh Paromomycin 30mg/kg/day sama secara oral juga dalam 3 dosis selama 5 sampai 10 hari atau Diloxanide furoate 500mg tid oral selama 10 hari untuk memusnahkan lumenal amoebae dan mencegah kekambuhan.

G. Pencegahan

Page 3: Paras It

Banyak cara dalam penularan parasit ini, dan banyak pula cara untuk menanggulanginya yaitu setiap penderita harus diobati, termasuk symptomless carrier dan juga karena media air sangat penting peranannya dalam penularan, maka perlu diperhatikan kebersihan suplai air minum. Hal ini akan berhubungan dengan jarak jamban dari sumur.

2. Giardia Lamblia

Giardia lamblia (identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit yang membentuk koloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus kecil). Parasit giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan oksigen untuk hidupnya (anaerob).

Flagellata termasuk filum Sarcomastigophora, subfilum Mastigophora. Berdasarkan habitatnya dikenal flagellata intestinal, darah, urogenital, dan oral. Free-living flagellata juga terdiri dari jumlah yang banyak. Beberapa organel yang penting pada flagellata antara lain adalah:

1. flagella: cambuk yang keluar dari tubuh, berfungsi sebagai alat gerak

2. axoneme: bagian flagella yang berada di dalam sitoplasma

3. undulating membrane: struktur membranous yang berundulasi yang melekat pada ektoplasma

4. axostyle: terdiri dari sepasang axoneme yang membantu rigiditas flagella.

Banyak spesies flagellata usus yang dikenal, namun yang pasti bersifat patogen adalah Giardia lamblia. Giardia lamblia merupakan flagellata usus yang paling patogen, hidup di usus halus (duodenum) hospes.

A. Morfologi

* Bentuk tropozoit memiliki ciri antara lain bentuknya seperti raket, bagian anterior bulat, posterior runcing, bagian dorsal cembung, bagian ventral cekung, berinti dua buah, bagian ventral anterior mempunyai alat hisap / sucking disc yang berguna untuk menempel pada mukosa usus, bergerak aktif dengan flagella yang berasal dari ektoplasma, mempunyai aksostil, memperbanyak diri dengan belah pasang longitudinal, di luar hospes tidak dapat hidup lama dan segera mati, ukuran 7 x 10 mikron.

* Bentuk kista memiliki ciri antara lain kista memiliki sifat –sifat : bentuk oval, mempunyai dinding yang berasal dari ektoplasma, dapat hidup lama di luar hospes dan mencemari lingkungan, mempunyai 4 buah inti, di dalam ektoplasma terdapat aksostil dan sisa flagella, sifatnya infektif : jika masuk ke dalam hospes segera berubah menjadi tropozoit, penderita yang di dalam tubuhnya terdapat kista disebut karier dan merupakan sumber penularan.

Giardia Lamblia

Page 4: Paras It

B. Siklus Hidup

Giardiasis terjadi di seluruh dunia dan terutama pada anak-anak dan di daerah yang tingkat kebersihannya buruk. Lebih sering ditemukan pada laki-laki homoseksual dan pada orang-orang yang mengadakan perjalanan ke negara-negara berkembang. Penyakit ini juga lebih sering menyerang orang-orang yang memiliki kadar asam lambung yang rendah, orang yang lambungnya sudah diangkat melalui pembedahan, penderita pankreatitis kronis, penderita gangguan sistem kekebalan.

C. Pathogenesis

Trofozoit menempel pada mukosa usus halus dengan bantuan sucking disc, sehingga mengganggu penyerapan makanan. Kelainan di saluran cerna dapat menyebabkan defisiensi nutrisi, terutama vitamin, asam folat, protein dan gammaglobulin. Sindrom malabsorbsi dan steatorrhea dapat timbul dan merupakan penanda infeksi berat.

D. Diagnosis

Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak dapat didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak tersedia, dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses diperlukan karena cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat sifat pengujian sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan berdasarkan gejala.

E. Penularan

Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum, makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Cyst (kista) giardia dapat bertahan di air hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan.

F. Pengobatan

Infeksi pada manusia secara konvensional diobati dengan metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide. Metronidazole, walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic (mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus (putih) sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur Oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek antimicrobial dan antipyretic. Namun harus dihindari penggunaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang rahim (untuk berkontraksi). Pada dosis tinggi, berberine dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension (tekanan darah rendah).

G. Pencegahan

Pada daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah, memerlukan penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikrometer. Disarankan untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air yang akan dikonsumsi. Parameter air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektivitas suatu perawatan terhadap infeksi.

Ingat, bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku keseharian khususnya

Page 5: Paras It

perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit ini dari makanan-minuman yang kebersihannya diragukan.

3. Balantidium Coli

Balantidium coli merupakan satu-satunya ciliata usus yang patogen. Ciliata ini adalah protozoa usus yang terbesar yang menimbulkan gastroenteritis pada manusia. B. coli berasal dari filum Ciliophora dan klas Kinetomastigophorea.

A. Morfologi

* B. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Bentuk trofozoitnya memiliki karakteristik sebagai berikut bentuk oval, panjang 30-100 μm, lebar 30-80 μm, seluruh permukaan tubuh ditumbuhi rambut (cilia), terdapat cytostome (mulut sel) pada bagian anterior dan cytopyge (alat pembuangan) pada bagian posterior, memiliki dua buah inti, makronukleus berbentuk seperti ginjal dan mikro-nukleus berbentuk bulat keduanya berdekatan, terdapat vakuola kontraktil pada sitoplasma

* Bentuk kistanya memiliki morfologi sebagai berikut bentuk bulat hingga elips dengan ukuran 45-65 μm, dinding dua lapis, di antara keduanya terdapat cilia, namun dapat meng-hilang pada kista yang matang, memiliki makro dan mikronukleus, terdapat vakuola.

B. Siklus Hidup

Protozoa genus Balantidium merupakan protozoa yang yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Protozoa ini merupakan protozoa yang terbesar. Habitat parasit ini adalah didalam usus besar pada hewan dan manusia. Balantidium Kista hidup didalam tinja dapat hidup 1 – 2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup di selaput lendir usus besar terutama di daera sekum. Bentuk kista ini adalah bentuk infektif. Bila bentuk kista tertelan terjadi ekskistasi di dinding usus halus. Dari satu keluar satu bentuk vegetatif yang segera berkembangbiak dan membentuk koloni di selaput lendir usus besar. Setelah itu balantidium berkembang dan dewasa lalu bertelur. Bentuk kista dan bentuk vegetatif keluar bersama tinja hospes. Trafozoit dapat menembus dinding usus dan ikut mengalir bersama aliran darah menuju organ – organ lain misalnya ke pulmo ( paru – paru ), liver dan enchephalon ( otak ). Lalu memperbanyak diri di ekstraintestinal. Lalu membentuk sista infektif dan megeluarkannya bersama feses.

Bentuk vegetatif selain bentuk yang masih makan, juga merupakan bentuk yang berfungsi untuk berkembangbiak dengan cara belah transversal. Mula – mula mikronukleus yang membelah diikuti oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga menjadi dua organisme yang baru. Kadang – kadang tampak pertukaran kromatin ( konjugasi ). Reproduksi berlangsung seksual dan aseksual.

Perkembang biakan secara aseksual yaitu dengan belah pasang, yaitu dengan membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi bila situasi kurang menguntungkan. Misalnya tidak ada pejantan.

Perkembangbiakan secara seksual terjadi pada pembiakan ini dibantuk sel kelamin, yaitu makrogametositdan mikrogametosit yang kemudian membelah membentuk makrogamet dan mikrogamet. Setelah pembuahan menjadi zigot. Inti zigot membelah menjadi banyak yang disebut sporozoit. Proses ini disebut sporogoni.

Page 6: Paras It

C. Pathogenesis

B. coli menimbulkan gastroenteritis yang disebut balantidiasis, ditandai dengan gejala nyeri abdomen dan diare yang berdarah, mirip dengan infeksi oleh Entamoeba histolytica. Pada infeksi berat dapat timbul abses dan ulkus di mukosa dan submukosa usus besar dengan gambaran seperti disentri ameba. Infeksi kronis dapat timbul tanpa terlihat gejala. Komplikasi ekstraintestinal bisa terjadi di hati, paru, dan organ lainnya, tetapi hal ini jarang terjadi. Insiden balantidiasis cukup rendah, walaupun organisme ini tersebar di seluruh dunia. Hospes reservoir yang penting adalah babi.

D. Diagnosis

Dengan melihat pada tinja hewan dan manusia apabila ditemukan balantidium coli dalam bentuk vegatatif ( trafozoit) dan bentuk kista, maka hewan maupaun manusia tersebut terinfeksi positif balantidium coli.

E. Penularan

Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi; pada saat wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan sporadis terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air, dan makanan yang terkontaminasi.

Tersebar di seluruh dunia, infeksi pada manusia jarang terjadi namun wabah yang bersifat “water borne” biasa terjadi pada daerah yang sanitasi lingkungannya sangat buruk. Kontaminasi lingkungan dengan tinja dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kasus. Wabah besar pernah terjadi di Equador pada tahun 1978.

F. Pengobatan

Balantidiasis dapat diobati dengan tetrasiklin, carbarsone, atau diiodohydroxyquin.In pasien dengan kondisi lemah, infeksi Balantidium coli bisa fatal.

G. Pencegahan

Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene perorangan, beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah makanan melalui instansi kesehatan, pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi persyaratan sanitasi, kurangi kontak dengan kotoran babi, lindungi tempat penampungan/sumber air untuk masyarakat dari kontaminasi kotoran babi. Filter pasir/tanah dapat menyaring semua kista, klorinasi air dengan cara yang biasanya dilakukan tidak menghancurkan kista. Air dalam jumlah sedikit untuk diminum lebih baik dimasak.

Page 7: Paras It