parameter fisika, kimia dan biologi air
DESCRIPTION
mmmmmmmmmmmTRANSCRIPT
PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI PERAIRAN
Parameter fisika, kimia dan biologi perairan dapat menjadi ciri pembeda beberapa macam
ekosistem perairan. Perbedaan pada ciri tersebut erat kaitannya dengan interaksi yang terjadi
pada suatu ekosistem perairan.
1. Suhu
Suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan fungsi fisiologis organisme.
Suhu juga sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik
memiliki kisaran suhu tertentu yang baik bagi pertumbuhannya. Suhu air adalah parameter fisika
yang dipengaruhi oleh kecerahabn dan kedalaman. Air yang dangkal dan daya tembus cahaya
matahari yang tinggi dapat meningkatkan suhu perairan. Pengukuran suhu dilakukan dengan
termometer.
2. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimia yang menunjukkan konsentrasi
ion hidrogen pada perairan. Konsentrasi ion hidrogen tersebut dapat mempengaruhi reaksi kimia
yang terjadi di lingkungan perairan. Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi tergantung
pada suhu, oksigen terlarut, dan kandungan garam-garam ionik suatu perairan. Kebanyakan
perairan alami memiliki pH berkisar antara 6-9. Sebagian besar biota perairan sensitif terhadap
perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7–8,5. Pengukuran derajat keasaman (pH)
menggunakan pH-meter.
pH-meter
3. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO)
DO atau Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut adalah parameter kimia perairan yang
menunjukkan banyaknya oksigen yang terlarut dalam ekosistem perairan. Sistem perairan
mengalir umumnya mempunyai kandungan oksigen terlarut yang tinggi dan kandungan
karbondioksida bebas yang rendah. Hal ini disebabkan oleh peran arus yang membantu dalam
memberikan sumbangan oksigen. Di perairan tawar, kandungan oksigen terlarut berkisar antara 8
mg/liter pada suhu 25° C. Kadar oksigen terlarut di perairan alami biasanya kurang dari 10
mg/liter. Pengukuran DO menggunakan DO-meter. Ada dua jenis DO-meter yaitu Do-meter
manual dan DO-meter digital.
DO-meter manual DO-meter digital
4. Biochemical Oxygen Demand BOD)
BOD merupakan parameter kimia yang menunjukkan banyaknya oksigen yang
dikonsumsi oleh mikroba aerob dalam proses respirasi untuk menguraikan bahan organik yang
terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20°C selama lima hari, dalam
keadaan tanpa cahaya. Secara tidak langsung, BOD menggambarkan jumlah bahan organik yang
dapat diuraikan secara biologi dan merupakan indikator dari jumlah oksigen terlarut yang
digunakan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan pencemar organik. Pada perairan
alami, yang berperan sebagai sumber bahan organik adalah tanaman dan hewan yang telah mati.
Perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mg/L. Selain itu buangan hasil limbah
domestik dan industri juga dapat mempengaruhi nilai BOD. BOD dalam suatu perairan dapat
digunakan sebagai petunjuk terjadinya pencemaran.
5. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD merupakan parameter kimia yang menggambarkan jumlah oksigen total yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi
secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis (non
biodegradable), menjadi CO2 dan H2O. Nilai COD pada perairan tidak tercemar biasanya
kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/L.
6. Salinitas
Salinitas menunjukkan kadar garam pada suatu perairan. Kadar garam merupakan ciri
pembeda antara ekosistem air tawar dan air asin. Pengukuran tingkat salinitas dengan
menggunakan refraktometer.
Refraktomete
7. Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada
suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari
yang jauh ke dalam perairan, begitu juga sebaliknya. Pengukuran tingkat kecerahan air
menggunakan ‘Secchi disc’.
Secchi disc
8. Bakteri E.coli
Jika di dalam air tanah tersebut terdapat bakteri E.coli maka virus, bakteri, parasit dan
amuba lainnya bisa saja ada di dalam air tersebut. Tapi jika tidak ada bakteri E.coli kemungkinan
virus, bakteri atau parasit yang ada di sana merupakan kuman yang non-patogen atau tidak
berbahaya. Hal inilah yang menyebabkan E.coli dapat digunakan sebagai parameter biologis
pada uji kualitas air. Cara pengujian kandungan E.coli dalam uji kualitas air dilakukan dengan
menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dengan hasil akhir akan dikonversi
menjadi angka perkiraan terdekat dari jumlah koloni E.coli yang ada.
9. Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan
untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan budidaya.
Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu
yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap
perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk
mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan
mikroskop).
Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata
netnya 0,03 - 0,04 mm).
Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
Limnoplankton (plankton air tawar/danau), Haliplankton (hidup dalam air asin),
Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau), Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-
kolam). Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai).
10. Arus
Kecepatan arus dipengaruhi oleh perbedaan gradien atau ketinggian antara hulu dengan hilir
sungai. Apabila perbedaan ketinggiannya cukup besar, maka arus air akan semakin deras.
Kecepatan arus akan mempengaruhi jenis dan sifat organisme yang hidup di perairan tersebut,
kecepatan arus adalah faktor penting di perairan mengalir. Kecepatan arus yang besar (> 5
m/detik) mengurangi jenis flora yang dapat tinggal sehingga hanya jenis-jenis yang melekat saja
yang tahan terhadap arus dan tidak mengalami kerusakan fisik.
SUMBER
http://erikarianto.wordpress.com/2008/01/10/parameter-fisika-dan-kimia-perairan/
http://repository.ipb.ac.idbitstream/handle/123456789/12469/C09hkw.pdf
http://www.sith.itb.ac.id/d4_akuakultur_kultur_jaringan/bahan-kuliah/
1_Teknologi_Pengelolaan_Kualitas_Air_KUALITAS_AIR_DAN_PENGUKURANNYA.pdf
http://www.hydro.co.id/