paper laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah kulon progo

16
Review Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo Tahun Anggaran 2009 1. Pendahuluan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Kulon Progo per 31 Desember 2009, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Dalam hal ini tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah Laporan Keuangan, sedangkan tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan. BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan keuangan Negara yang ditetapkan oleh BPK RI. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memeperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo serta penilaian terhadap penyajian laporan

Upload: valaksita

Post on 20-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

Review Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

Tahun Anggaran 2009

1. Pendahuluan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo per 31 Desember 2009, Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada

tanggal tersebut. Dalam hal ini tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah

Laporan Keuangan, sedangkan tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat

atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.

BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan keuangan

Negara yang ditetapkan oleh BPK RI. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan

dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memeperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas

dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam

laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan

yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI

yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

2. Kebijakan Akuntansi

a) Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo menggunakan basis kas dan basis akrual, dimana:

Basis Kas digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam

laporan realisasi anggaran.

Basis akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.

Page 2: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

b) Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Pos-pos dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2009 disajikan

menggunakan mata uang rupiah. Pendapatan, Belanja, Pembiayaan, Aset dan Kewajiban

dalam mata uang asing ( jika ada ) maka akan dikonversikan ke rupiah berdasarkan kurs

tengah Bank Indonesia pertanggal neraca. Pengukuran pos-pos laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

1) Pos – pos Anggaran Pendapatan dan Belanja

- Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Daerah sebesar nominal

penerimaan di Kas Daerah. Penerimaan oleh Bendahara Penerima pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah diakui sebagai pendapatan berdasarkan bukti setor ke Kas Daerah.

- Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas daerah sebesar

nominal pengeluaran di Kas Daerah. Pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah diakui sebagai belanja setelah dokumen

pertanggungjawabannya disahkan oleh Pengguna Anggaran masing-masing SKPD.

- Penerimaan pembiayaan diakui sebesar nominal penerimaan di Kas Daerah dan

pengeluaran pembiayaan diakui sebesar nominal pengeluaran dari Kas Daerah.

Pengelompokan pendapatan dan pembiayaan dalam laporan keuangan tahun 2009

mengacu pada Pernyataan 02 Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Laporan

Realisasi Anggaran, klasifikasi belanja merupakan konversi dari APBD tahun 2009

yang mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah

dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 ke dalam klasifikasi sesuai Standar

Akuntansi Pemerintahan sebagai berikut :

(1) Belanja Operasi terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Bunga,

Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Soaial dan Belanja Bantuan

Keuangan.

(2) Belanja Modal terdiri dari Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin, Belanja

Gedung dan Bangunan, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap

Lainnya dan Belanja Aset Lainnya.

(3) Belanja Tidak Terduga

(4) Belanja Transfer terdiri dari Bagi Hasil Pajak Kabupaten, Bagi Hasil Retribusi ke

Kabupaten dan Bagi Hasil Pendapatan lainnya ke Kabupaten.

Page 3: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

2) Pos – pos Neraca

(1) Kas

- Kas di Kas Daerah adalah sisa uang tunai yang tercatat di rekening Kas Daerah

yang diakui sebesar nilai nominalnya.

- Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sisa uang persediaan di Bendahara

Pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan per tanggal neraca.

(2) Piutang

Piutang diakui pada saat timbulnya hak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

kepada pihak ketiga sebesar nilai nominalnya, yaitu :

- Piutang pajak diakui sebesar nominal Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak.

- Piutang Retribusi diakui sebesar nilai nominal Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD) yang belum dilunasi oleh Wajib Retribusi.

- Piutang lainnya diakui sebesar nominal surat tagihan/dokumen yang diperlakukan

sama yang belum dilunasi oleh pihak ketiga.

(3) Persediaan

Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk

mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.

Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh

pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal.

Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan / atau

kepenguasaannya berpindah.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi

fisik.

Persediaan disajikan sebesar:

- Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

- Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri

- Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

Page 4: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

Nilai persediaan yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir

diperoleh.

Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(4) Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih

dari 12 (dua belas) bulan. Investasi Jangka Panjang dibagi menurut sifat

penanaman investasinya menjadi investasi nonpermanen dan investasi permanen.

(1) Investasi Non Permanen

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk

dalam investasi permanen, dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak

berkelanjutan, artinya kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12

bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk

memperjual-belikannya atau menarik kembali. Investasi dalam bentuk dana

bergulir dinilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizabel value), yaitu

sebesar nilai kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih.

Bentuk investasi non permanen antara lain adalah investasi dalam dana bergulir.

Investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai sejumlah nilai bersih yang dapat

direalisasikan (net realizable value), yaitu sebesar nilai kas yang dipegang.

(2) Investasi Permanen

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk

dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen tidak dimaksudkan untuk

diperjualbelikan tetapi untuk mendapatkan deviden dan atau pengaruh yang

signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.

Bentuk investasi permanent antara lain adalah penyertaan modal pemerintah pada

perusahaan negara/daerah, lembaga keuangan negara, atau badan hukum lainnya.

Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu

metode biaya dan ekuitas.

Metode biaya didasarkan pada kriteria:

- Kepemilikan kurang dari 20%

- Kepemilikan 20% sampai 50%, dan tidak memiliki pengaruh signifikan.

Page 5: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

Metode ekuitas didasarkan pada kriteria:

- Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan

- Kepemilikan lebih dari 50%

-Tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian terhadap

perusahaan investee. Pengaruh tersebut meliputi:

- Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;

- Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi

- Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan

investee;

- Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan

dewan direksi.

Jenis masing-masing penyertaan modal pemerintah daerah diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya

perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain

yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.

Investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai bersih yang dapat direalisasikan (net

realizabel value), yaitu sebesar nilai kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa

ditagih.

Investasi dalam obligasi dinilai sebagaimana investasi nonpermanen, yaitu

sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan/net realizable value (sebesar nilai

kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih).

(5) Aset Tetap

- Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu

periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan/operasional pemerintah atau

dimanfaatkan oleh dan atau untuk kepentingan masyarakat umum.

- Aset Tetap dinyatakan dalam neraca dengan nilai perolehannya yaitu sebesar

nominal belanja modal. Apabila Aset Tetap dengan menggunakan nilai

perolehan tidak memungkinkan maka nilai Aset Tetap didasarkan pada harga

perolehan yang wajar / diestimasikan. Dalam hal penilaian aset tetap dengan

nilai historis maupun harga perolehan yang diestimasikan tidak memungkinkan

Page 6: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

maka Aset Tetap yang bersangkutan dinyatakan dalam neraca dengan nilai

Rp1,00 untuk tiap satuan barang.

- Aset Tetap yang berasal dari hibah/donasi dari pemerintah atasan atau pihak

ketiga diakui pada saat kepemilikannya sudah berpindah kepada Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo.

- Aset Pemerintah Daerah belum dilakukan penyusutan

- Aset Tetap akan dihapuskan apabila rusak berat, usang, hilang dan sebagainya

berdasarkan Surat Keputusan (SK) penghapusan dari Bupati dan nilainya

dikeluarkan dari nilai Aset Tetap.

- Pengelompokan Aset Tetap tahun 2009 sesuai dengan Pernyataan 02 Standar

Akuntansi Pemerintahan ( SAP ).

- Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

(a) Batas biaya/belanja yang bisa dikapitalisasi (capitalization thresholds) untuk

masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut :

- Nilai aset per satuan peralatan dan mesin lebih besar atau sama dengan

Rp250.000,00

- Nilai aset untuk Gedung dan Bangunan, lebih besar atau sama dengan

Rp5.000.000,00.

- Nilai kapitalisasi tidak diterapkan pada tanah, jalan, irigasi, jaringan,

koleksi perpustakaan dan barang yang bercorak kesenian.

(b) Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak

diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya

perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin

dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan

dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh

penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih

antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam

ekuitas dana pada akun Diinvestasikan pada Aset Tetap.

Page 7: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

(c) Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset

secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat

ekonomik masa yang akan datang.

(d) Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dihapuskan

dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(e) Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak

memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya

sesuai dengan nilai tercatatnya.

(6) Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana

yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pertambahan dana

cadangan diakui sebesar nominal pengeluaran dari Kas Daerah untuk

pembentukan dana cadangan dan pengurangannya diakui sebesar nominal

penerimaan di Kas Daerah atas penarikan/pencairan Dana Cadangan.

(7) Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar,

aset tetap dan investasi permanen.

Aset lainnya terdiri dari :

- Tagihan penjualan angsuran diakui sebesar nominal perjanjian jual beli/kontrak

penjualan angsuran.

- Kemitraan dengan Pihak Ketiga atau Built Operate and Transfer (BOT) diakui

sebesar nilai nominal / perolehan aset sesuai dengan perjanjian BOT.

- Lain-lain aset dinilai sebesar nilai perolehannya.

(8) Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban kepada pihak ketiga yang

harus/diharapkan dibayar dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan/neraca,

yang terdiri dari :

- Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) diakui sebesar sisa pungutan yang belum

disetorkan kepada pihak yang berhak atas pelaksanaan potongan nilai SP2D

oleh DPPKA berupa iuran wajib, PPh 21 gaji PNS dan pungutan pajak-pajak

pusat

Page 8: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

- Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat diakui sebesar nominal

dari bagian utang jangka panjang kepada pemerintah pusat yang jatuh tempo

dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca.

- Utang jangka pendek lainnya diakui sebesar nominal kewajiban kepada pihak

ketiga yang harus dibayar.

(9) Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah utang yang harus/diharapkan dapat dibayar

kembali dalam waktu lebih dari 1 periode akuntansi, dapat berupa:

- Utang kepada Pemerintah Pusat Lembaga Keuangan

- Utang kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank

- Utang Obligasi

- Utang Jangka Panjang Lainnya

Kewajiban Jangka Panjang diakui sebesar akumulasi jumlah utang pokok

ditambah utang bunga ditambah biaya-biaya lain yang menjadi tanggungan

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan ketentuan dalam dokumen

perjanjian pinjaman.

(10) Ekuitas Dana

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah, terdiri dari :

- Ekuitas Dana Lancar diakui sebesar selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban

Jangka Pendek.

- Ekuitas Dana Investasi diakui sebesar nilai Investasi Jangka Panjang

ditambah Aset Tetap ditambah Aset Lainnya dikurangi Kewajiban Jangka

Panjang

- Ekuitas Dana Cadangan diakui sebesar nilai Dana Cadangan.

4. Hasil Temuan BPK

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten Kulon Progo ditemukan aset tetap dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Daerah

Kulon Progo per 31 Desember 2009 sebesar Rp. 200. 247. 536.000 tidak dapat diyakini

kewajarannya. Aset tetap yang diperoleh sebelum neraca awal 2002 belum dinilai sesuai

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Nilai aset tersebut berasal dari taksiran pengurus

Page 9: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

barang pada tahun 2002 dan tidak didukung dengan kertas kerja penilaian yang menunjukkan

metode penilaian yang digunakan. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga belum mampu

menyajikan saldo dan mutasi aset tetap tahun 2009 karena prosedur akuntansi aset tetap

belum diterapkan sehingga mutasi aset tetap tidak didasarkan pada realisasi penambahan dan

pengurangan aset tetap yang sebenarnya. Selain itu, saldo investasi non permanen per 31

Desember 2009 sebesar Rp. 3.983.643.635 tidak didukung bukti penyetoran angsuran dan

pencatatan yang memadai. Saldo investassi non permanen merupakan nilai dana penguatan

modal yang sampai akhir tahun anggaran 2009 belum dikembalikan oleh penerima dana.

Saldo neraca menunjukkan selisih saldo sebesar Rp. 3.983.643.635 dibandingkan dengan

bukti penyetoran angsuran dana penguatan modal.

5. Dasar Hukum Pemeriksaana. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara.

d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

6. Tujuan Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan KeuanganPemerintah Daerah bertujuan untuk memberikan Opini

atas Kewajaran Laporan Keuangan.

7. Sasaran Pemeriksaan

a. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Kulon Progo TA 2009, yang

meliputi Laporan Realisasi APBD (LRA) Tahun Anggaran 2009, Neraca Daerah per

tanggal 31 Desember 2009, Laporan Aliran Kas (LAK) Tahun 2009, dan Catatan atas

Laporan Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran 2009.

b. Kepatuhan entitas terhadap peraturan perundangan-undangan; dan

c. Efektivitas sistem pengendalian intern.

8. Standar Pemeriksaan

a. Peraturan BPK-RI Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN).

b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) per 1 Januari 2001.

Page 10: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo

c. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang ditetapkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),

beserta Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan penjelasan atas

PSAP dimaksud.

9. Metode Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan pendekatan risiko (risk based audit), dengan penentuan risiko

pemeriksaan dan materialitas berdasarkan pemahaman entitas, pemantauan tindak lanjut, dan

sistem pengendalian intern.

10. Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo dilakukan selama 40

hari.

11. Objek Pemeriksaan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo Tahun Anggaran 2009.

12. Kendala Pemeriksaan

Tidak ada kendala dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Kulon Progo Tahun Anggaran 2009.

13. Penandatanganan LHP

Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo tahun

anggaran 2009 ditandatangani oleh Perwakilan BPK untuk Provinsi D.I.Yogyakarta dan

sekaligus penanggung jawab pemeriksaan yaitu Nelson.H.H Siregar, SE,M.Acc,CFE,Ak

dengan akuntan register Negara no D-17.235. Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo ditandatangani pada tanggal 10 Mei 2010.

14. Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo tahun anggaran 2009 memperoleh

opini wajar dengan pengecualian karena nilai aset tetap per 31 desember 2009 tidak

didukung dengan data rincian aset tetap dan pencatatan mutasi aset tetap yang memadai serta

adanya nilai investasi non permanen yang tidak didukung dengan rincian saldo, belum

mencakup semua penyaluran dana dan pencatatan yang tidak memadai.