paper laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah kulon progo
DESCRIPTION
paperTRANSCRIPT
![Page 1: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/1.jpg)
Review Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo
Tahun Anggaran 2009
1. Pendahuluan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo per 31 Desember 2009, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Dalam hal ini tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah
Laporan Keuangan, sedangkan tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat
atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan keuangan
Negara yang ditetapkan oleh BPK RI. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan
dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memeperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan
yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI
yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
2. Kebijakan Akuntansi
a) Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo menggunakan basis kas dan basis akrual, dimana:
Basis Kas digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam
laporan realisasi anggaran.
Basis akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam neraca.
![Page 2: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/2.jpg)
b) Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Pos-pos dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2009 disajikan
menggunakan mata uang rupiah. Pendapatan, Belanja, Pembiayaan, Aset dan Kewajiban
dalam mata uang asing ( jika ada ) maka akan dikonversikan ke rupiah berdasarkan kurs
tengah Bank Indonesia pertanggal neraca. Pengukuran pos-pos laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1) Pos – pos Anggaran Pendapatan dan Belanja
- Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Daerah sebesar nominal
penerimaan di Kas Daerah. Penerimaan oleh Bendahara Penerima pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah diakui sebagai pendapatan berdasarkan bukti setor ke Kas Daerah.
- Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas daerah sebesar
nominal pengeluaran di Kas Daerah. Pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah diakui sebagai belanja setelah dokumen
pertanggungjawabannya disahkan oleh Pengguna Anggaran masing-masing SKPD.
- Penerimaan pembiayaan diakui sebesar nominal penerimaan di Kas Daerah dan
pengeluaran pembiayaan diakui sebesar nominal pengeluaran dari Kas Daerah.
Pengelompokan pendapatan dan pembiayaan dalam laporan keuangan tahun 2009
mengacu pada Pernyataan 02 Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Laporan
Realisasi Anggaran, klasifikasi belanja merupakan konversi dari APBD tahun 2009
yang mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah
dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 ke dalam klasifikasi sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan sebagai berikut :
(1) Belanja Operasi terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Bunga,
Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Soaial dan Belanja Bantuan
Keuangan.
(2) Belanja Modal terdiri dari Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin, Belanja
Gedung dan Bangunan, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap
Lainnya dan Belanja Aset Lainnya.
(3) Belanja Tidak Terduga
(4) Belanja Transfer terdiri dari Bagi Hasil Pajak Kabupaten, Bagi Hasil Retribusi ke
Kabupaten dan Bagi Hasil Pendapatan lainnya ke Kabupaten.
![Page 3: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/3.jpg)
2) Pos – pos Neraca
(1) Kas
- Kas di Kas Daerah adalah sisa uang tunai yang tercatat di rekening Kas Daerah
yang diakui sebesar nilai nominalnya.
- Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sisa uang persediaan di Bendahara
Pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan per tanggal neraca.
(2) Piutang
Piutang diakui pada saat timbulnya hak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
kepada pihak ketiga sebesar nilai nominalnya, yaitu :
- Piutang pajak diakui sebesar nominal Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak.
- Piutang Retribusi diakui sebesar nilai nominal Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD) yang belum dilunasi oleh Wajib Retribusi.
- Piutang lainnya diakui sebesar nominal surat tagihan/dokumen yang diperlakukan
sama yang belum dilunasi oleh pihak ketiga.
(3) Persediaan
Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan / atau
kepenguasaannya berpindah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi
fisik.
Persediaan disajikan sebesar:
- Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
- Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
- Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
![Page 4: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/4.jpg)
Nilai persediaan yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir
diperoleh.
Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(4) Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan. Investasi Jangka Panjang dibagi menurut sifat
penanaman investasinya menjadi investasi nonpermanen dan investasi permanen.
(1) Investasi Non Permanen
Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk
dalam investasi permanen, dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan, artinya kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12
bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk
memperjual-belikannya atau menarik kembali. Investasi dalam bentuk dana
bergulir dinilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizabel value), yaitu
sebesar nilai kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih.
Bentuk investasi non permanen antara lain adalah investasi dalam dana bergulir.
Investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai sejumlah nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value), yaitu sebesar nilai kas yang dipegang.
(2) Investasi Permanen
Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen tidak dimaksudkan untuk
diperjualbelikan tetapi untuk mendapatkan deviden dan atau pengaruh yang
signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.
Bentuk investasi permanent antara lain adalah penyertaan modal pemerintah pada
perusahaan negara/daerah, lembaga keuangan negara, atau badan hukum lainnya.
Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu
metode biaya dan ekuitas.
Metode biaya didasarkan pada kriteria:
- Kepemilikan kurang dari 20%
- Kepemilikan 20% sampai 50%, dan tidak memiliki pengaruh signifikan.
![Page 5: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/5.jpg)
Metode ekuitas didasarkan pada kriteria:
- Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan
- Kepemilikan lebih dari 50%
-Tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian terhadap
perusahaan investee. Pengaruh tersebut meliputi:
- Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;
- Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi
- Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee;
- Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan
dewan direksi.
Jenis masing-masing penyertaan modal pemerintah daerah diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya
perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain
yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai bersih yang dapat direalisasikan (net
realizabel value), yaitu sebesar nilai kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa
ditagih.
Investasi dalam obligasi dinilai sebagaimana investasi nonpermanen, yaitu
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan/net realizable value (sebesar nilai
kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih).
(5) Aset Tetap
- Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan/operasional pemerintah atau
dimanfaatkan oleh dan atau untuk kepentingan masyarakat umum.
- Aset Tetap dinyatakan dalam neraca dengan nilai perolehannya yaitu sebesar
nominal belanja modal. Apabila Aset Tetap dengan menggunakan nilai
perolehan tidak memungkinkan maka nilai Aset Tetap didasarkan pada harga
perolehan yang wajar / diestimasikan. Dalam hal penilaian aset tetap dengan
nilai historis maupun harga perolehan yang diestimasikan tidak memungkinkan
![Page 6: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/6.jpg)
maka Aset Tetap yang bersangkutan dinyatakan dalam neraca dengan nilai
Rp1,00 untuk tiap satuan barang.
- Aset Tetap yang berasal dari hibah/donasi dari pemerintah atasan atau pihak
ketiga diakui pada saat kepemilikannya sudah berpindah kepada Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo.
- Aset Pemerintah Daerah belum dilakukan penyusutan
- Aset Tetap akan dihapuskan apabila rusak berat, usang, hilang dan sebagainya
berdasarkan Surat Keputusan (SK) penghapusan dari Bupati dan nilainya
dikeluarkan dari nilai Aset Tetap.
- Pengelompokan Aset Tetap tahun 2009 sesuai dengan Pernyataan 02 Standar
Akuntansi Pemerintahan ( SAP ).
- Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
(a) Batas biaya/belanja yang bisa dikapitalisasi (capitalization thresholds) untuk
masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut :
- Nilai aset per satuan peralatan dan mesin lebih besar atau sama dengan
Rp250.000,00
- Nilai aset untuk Gedung dan Bangunan, lebih besar atau sama dengan
Rp5.000.000,00.
- Nilai kapitalisasi tidak diterapkan pada tanah, jalan, irigasi, jaringan,
koleksi perpustakaan dan barang yang bercorak kesenian.
(b) Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya
perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin
dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.
Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan
dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih
antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam
ekuitas dana pada akun Diinvestasikan pada Aset Tetap.
![Page 7: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/7.jpg)
(c) Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset
secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat
ekonomik masa yang akan datang.
(d) Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dihapuskan
dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(e) Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya
sesuai dengan nilai tercatatnya.
(6) Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana
yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pertambahan dana
cadangan diakui sebesar nominal pengeluaran dari Kas Daerah untuk
pembentukan dana cadangan dan pengurangannya diakui sebesar nominal
penerimaan di Kas Daerah atas penarikan/pencairan Dana Cadangan.
(7) Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar,
aset tetap dan investasi permanen.
Aset lainnya terdiri dari :
- Tagihan penjualan angsuran diakui sebesar nominal perjanjian jual beli/kontrak
penjualan angsuran.
- Kemitraan dengan Pihak Ketiga atau Built Operate and Transfer (BOT) diakui
sebesar nilai nominal / perolehan aset sesuai dengan perjanjian BOT.
- Lain-lain aset dinilai sebesar nilai perolehannya.
(8) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban kepada pihak ketiga yang
harus/diharapkan dibayar dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan/neraca,
yang terdiri dari :
- Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) diakui sebesar sisa pungutan yang belum
disetorkan kepada pihak yang berhak atas pelaksanaan potongan nilai SP2D
oleh DPPKA berupa iuran wajib, PPh 21 gaji PNS dan pungutan pajak-pajak
pusat
![Page 8: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/8.jpg)
- Bagian Lancar Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat diakui sebesar nominal
dari bagian utang jangka panjang kepada pemerintah pusat yang jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca.
- Utang jangka pendek lainnya diakui sebesar nominal kewajiban kepada pihak
ketiga yang harus dibayar.
(9) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah utang yang harus/diharapkan dapat dibayar
kembali dalam waktu lebih dari 1 periode akuntansi, dapat berupa:
- Utang kepada Pemerintah Pusat Lembaga Keuangan
- Utang kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank
- Utang Obligasi
- Utang Jangka Panjang Lainnya
Kewajiban Jangka Panjang diakui sebesar akumulasi jumlah utang pokok
ditambah utang bunga ditambah biaya-biaya lain yang menjadi tanggungan
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sesuai dengan ketentuan dalam dokumen
perjanjian pinjaman.
(10) Ekuitas Dana
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah, terdiri dari :
- Ekuitas Dana Lancar diakui sebesar selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban
Jangka Pendek.
- Ekuitas Dana Investasi diakui sebesar nilai Investasi Jangka Panjang
ditambah Aset Tetap ditambah Aset Lainnya dikurangi Kewajiban Jangka
Panjang
- Ekuitas Dana Cadangan diakui sebesar nilai Dana Cadangan.
4. Hasil Temuan BPK
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kulon Progo ditemukan aset tetap dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Daerah
Kulon Progo per 31 Desember 2009 sebesar Rp. 200. 247. 536.000 tidak dapat diyakini
kewajarannya. Aset tetap yang diperoleh sebelum neraca awal 2002 belum dinilai sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Nilai aset tersebut berasal dari taksiran pengurus
![Page 9: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/9.jpg)
barang pada tahun 2002 dan tidak didukung dengan kertas kerja penilaian yang menunjukkan
metode penilaian yang digunakan. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga belum mampu
menyajikan saldo dan mutasi aset tetap tahun 2009 karena prosedur akuntansi aset tetap
belum diterapkan sehingga mutasi aset tetap tidak didasarkan pada realisasi penambahan dan
pengurangan aset tetap yang sebenarnya. Selain itu, saldo investasi non permanen per 31
Desember 2009 sebesar Rp. 3.983.643.635 tidak didukung bukti penyetoran angsuran dan
pencatatan yang memadai. Saldo investassi non permanen merupakan nilai dana penguatan
modal yang sampai akhir tahun anggaran 2009 belum dikembalikan oleh penerima dana.
Saldo neraca menunjukkan selisih saldo sebesar Rp. 3.983.643.635 dibandingkan dengan
bukti penyetoran angsuran dana penguatan modal.
5. Dasar Hukum Pemeriksaana. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
6. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan KeuanganPemerintah Daerah bertujuan untuk memberikan Opini
atas Kewajaran Laporan Keuangan.
7. Sasaran Pemeriksaan
a. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Kulon Progo TA 2009, yang
meliputi Laporan Realisasi APBD (LRA) Tahun Anggaran 2009, Neraca Daerah per
tanggal 31 Desember 2009, Laporan Aliran Kas (LAK) Tahun 2009, dan Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran 2009.
b. Kepatuhan entitas terhadap peraturan perundangan-undangan; dan
c. Efektivitas sistem pengendalian intern.
8. Standar Pemeriksaan
a. Peraturan BPK-RI Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN).
b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) per 1 Januari 2001.
![Page 10: Paper Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kulon Progo](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf982f550346d033961a80/html5/thumbnails/10.jpg)
c. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
beserta Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan penjelasan atas
PSAP dimaksud.
9. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan pendekatan risiko (risk based audit), dengan penentuan risiko
pemeriksaan dan materialitas berdasarkan pemahaman entitas, pemantauan tindak lanjut, dan
sistem pengendalian intern.
10. Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo dilakukan selama 40
hari.
11. Objek Pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo Tahun Anggaran 2009.
12. Kendala Pemeriksaan
Tidak ada kendala dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kulon Progo Tahun Anggaran 2009.
13. Penandatanganan LHP
Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo tahun
anggaran 2009 ditandatangani oleh Perwakilan BPK untuk Provinsi D.I.Yogyakarta dan
sekaligus penanggung jawab pemeriksaan yaitu Nelson.H.H Siregar, SE,M.Acc,CFE,Ak
dengan akuntan register Negara no D-17.235. Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo ditandatangani pada tanggal 10 Mei 2010.
14. Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kulon Progo tahun anggaran 2009 memperoleh
opini wajar dengan pengecualian karena nilai aset tetap per 31 desember 2009 tidak
didukung dengan data rincian aset tetap dan pencatatan mutasi aset tetap yang memadai serta
adanya nilai investasi non permanen yang tidak didukung dengan rincian saldo, belum
mencakup semua penyaluran dana dan pencatatan yang tidak memadai.