paper gunung berapi tiga warna kawah gunung kelimutu berdominasi indah

5
Tiga Warna Kawah Gunung Kelimutu Berdominasi Indah Dhyan Anggraeni Rukhmana 1 21100114120031 1 Teknik Geologi Universitas Diponogoro, Semarang, Indonesia Abstract Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui proses terbentuknya tiga danau Kelimutu, metode yang digunakan studi pustaka. Gunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika dan morfologi berelief kasar. Gunung Kelimutu ini pernah meletus pada sekitar tahun 1830 disertai keluarnya lava yang berwarna hitam. Tercatat mengalami erupsi atau aktivitas letusan yang terjadi pada kawah danaunya yang berwarna hijau. Kegiatan vulkanik yang ada di gunung tersebut sekarang hanya ditunjukan dengan adanya pergantian warna-warna air pada danaunya. Perubahan warna tersebut terpengaruh oleh beberapa unsur kandungan kimia. Tekanan gas dari aktivitas vulkanik, penyerapan banyaknya cahaya matahari, serta kedalaman dan kuantitas air danau tersebut juga turut berpengaruh. Keywords : gunung berapi;Gunung Kelimutu; danau kawah; kegiatan vulkanik; perubahan warna Pendahuluan Kabupaten Ende yang berbukit- bukit menyimpan keindahan luar biasa. Di sanalah, di puncak Gunung Kelimutu, di kawasan Taman Nasional Kelimutu, terdapat Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Bahkan, danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Sebuah penghargaan yang membanggakan .Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Danau kawah tiga warna Gunung Kelimutu (1620 mdpl) ("Kelimutu Tiwu Telu" dalam bahasa lokal Ende) tentu sangat terkenal, bahkan kebanyakan orang Indonesia pernah melihat gambar ketiga danau kawah ini, yaitu melalui uang kertas pecahan Rp 5000 . Latar Belakang karena meletusnya Gunung Marapi. Tujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya danau Gunung Kelimutu. Tinjauan Pustaka Danau vulkanik terbentuk akibat aktivitas vulkanik (gunung berapi). Kawah atau kepundan gunung api baik yang masih aktif maupun yang sudah mati apabila terisi air

Upload: dhyanar

Post on 01-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

AbstractGunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui proses terbentuknya tiga danau Kelimutu, metode yang digunakan studi pustaka. Gunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika dan morfologi berelief kasar. Gunung Kelimutu ini pernah meletus pada sekitar tahun 1830 disertai keluarnya lava yang berwarna hitam. Tercatat mengalami erupsi atau aktivitas letusan yang terjadi pada kawah danaunya yang berwarna hijau. Kegiatan vulkanik yang ada di gunung tersebut sekarang hanya ditunjukan dengan adanya pergantian warna-warna air pada danaunya. Perubahan warna tersebut terpengaruh oleh beberapa unsur kandungan kimia. Tekanan gas dari aktivitas vulkanik, penyerapan banyaknya cahaya matahari, serta kedalaman dan kuantitas air danau tersebut juga turut berpengaruh.Keywords : gunung berapi;Gunung Kelimutu; danau kawah; kegiatan vulkanik; perubahan warna

TRANSCRIPT

Tiga Warna Kawah Gunung Kelimutu Berdominasi IndahDhyan Anggraeni Rukhmana1211001141200311Teknik Geologi Universitas Diponogoro, Semarang, Indonesia

AbstractGunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui proses terbentuknya tiga danau Kelimutu, metode yang digunakan studi pustaka. Gunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika dan morfologi berelief kasar. Gunung Kelimutu ini pernah meletus pada sekitar tahun 1830 disertai keluarnya lava yang berwarna hitam. Tercatat mengalami erupsi atau aktivitas letusan yang terjadi pada kawah danaunya yang berwarna hijau. Kegiatan vulkanik yang ada di gunung tersebut sekarang hanya ditunjukan dengan adanya pergantian warna-warna air pada danaunya. Perubahan warna tersebut terpengaruh oleh beberapa unsur kandungan kimia. Tekanan gas dari aktivitas vulkanik, penyerapan banyaknya cahaya matahari, serta kedalaman dan kuantitas air danau tersebut juga turut berpengaruh.Keywords : gunung berapi;Gunung Kelimutu; danau kawah; kegiatan vulkanik; perubahan warna

PendahuluanKabupaten Ende yang berbukit-bukit menyimpan keindahan luar biasa. Di sanalah, di puncak Gunung Kelimutu, di kawasan Taman Nasional Kelimutu, terdapat Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Bahkan, danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Sebuah penghargaan yang membanggakan .Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Danau kawah tiga warna Gunung Kelimutu (1620 mdpl) ("Kelimutu Tiwu Telu" dalam bahasa lokal Ende) tentu sangat terkenal, bahkan kebanyakan orang Indonesia pernah melihat gambar ketiga danau kawah ini, yaitu melalui uang kertas pecahan Rp 5000. Latar Belakang karena meletusnya Gunung Marapi. Tujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya danau Gunung Kelimutu.Tinjauan PustakaDanau vulkanik terbentuk akibat aktivitas vulkanik (gunung berapi). Kawah atau kepundan gunung api baik yang masih aktif maupun yang sudah mati apabila terisi air akan menjadi danau. Danau yang terbentuk disebut danau crater.Geologi RegionalGunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya.MetodologiPada Paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dimana bahan dari paper ini bersumber dari website-website internet.DeksripsiMorfologi dan PetrologiDari ketiga gunung tersebut Gunung Kelimutu merupakan kerucut tertua, dan masih memperlihatkan aktivitas sampai sekarang yang merupakan kelanjutan kegiatan gunung api tua sokoria. Tubuh gunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika (bom, lipili, scoria, pasta, abu, awan panas dan lahar ) serta lelehan lava. Permukaan lerengnya berkembang ke arah timur,tenggara, dan barat daya, dengan fotografi kasar sedang, yang dibangun oleh aliran piroklastika dan lahar serta lelehan lava andesit,. Penyebaran lereng barat-selatan berelief sedang, yang di bangun oleh kelimutu muda, tapi terhalang Gunung Kelibara, sedangkan barat- utara memperlihatkan morfologi berelief kasar.

PembahasanGunung Kelimutu (1640m dpl) tumbuh di dalam kaldera sokoria dan mutubusa, bersama dengan G Kelido (1641m dpl ) dan G Kelibara (1630m dpl). ketiganya membangun kompleks yang bersambungan kecuali G Kelibara yang terpisah oleh lembah dan kaldera sokoria. Letak puncak-puncak gunung api ini terjadi karena perpindahan titik erupsi melalui sebuah celah yang menjurus lebih kurang utara-selatan.

Kegiatan Vulkanik Gunung Kelimutu

Dari data yang berhasil dikumpulkan, menurut perkiraan para ahli, Gunung Kelimutu ini pernah meletus pada sekitar tahun 1830 disertai keluarnya lava yang berwarna hitam. Selain itu, pada 1869 1870 juga pernah terjadi letusan. Letusan tersebut diperkirakan disertai hujan abu yang membuat wilayah sekitar gunung tersebut menjadi gelap gulita. Beberapa letusan yang pernah terjadi pada gunung tersebut juga mengikis dinding pembatas antardanau yang ada pada gunung tersebut. Pembatas danau yang dulunya tebal kini menjadi semakin tipis dan mengkhawatirkan.Berdasarkan beberapa laporan yang pernah dipublikasikan, Gunung Kelimutu ini juga pernah tercatat mengalami erupsi atau aktivitas letusan yang terjadi pada kawah danaunya yang berwarna hijau. Pada 3 Juni 1968, pernah dilaporkan bahwa danau kawah Gunung Kelimutu kembali mengalami letusan yang dimulai dengan adanya suara yang mendesis kemudian disusul dengan adanya semprotan air yang berwarna kehitam-hitaman. Semburan tersebut tidak hanya terjadi pada satu tempat dan dilaporkan bahwa semburan tersebut mencapai ketinggian sampai sekira 10 meter. Untuk saat ini, Gunung Kelimutu tidak menunjukkan adanya gejala yang membahayakan. Kegiatan vulkanik yang ada di gunung tersebut sekarang hanya ditunjukan dengan adanya pergantian warna-warna air pada danaunya. Perubahan warna tersebut terpengaruh oleh beberapa unsur kandungan kimia, yaitu garam, besi, sulfat, serta mineral lain yang terkandung di dalam danau tersebut.Tekanan gas dari aktivitas vulkanik, penyerapan banyaknya cahaya matahari, serta kedalaman dan kuantitas air danau tersebut juga turut berpengaruh besar pada terjadinya perubahan warna tersebut.

Perubahan Warna Tiga Danau di PuncakKetiga danau kawah Kelimutu (Tiwu Ata Polo, Tiwu Ata Mbupu, dan Tiwu Nua Muri Koohi Fah) hadir dengan warna-warna berbeda-beda sejak letusan Kelimutu pada tahun 1886, saat pertama warna-warnanya adalah : biru, merah, dan putih. Ketiga warna ini bertahan lama sampai tahun 1969, saat Gunung Iya di dekat Ende meletus, dan sejak itu danau-danau Kelimutu secara periodik suka berganti-ganti warna. Saat ini, warnanya adalah : biru-kehijauan, hitam, dan kemerahan. Beberapa puluh tahun sebelumnya warnanya : biru-terang, merah-gelap, dan hijau-terang. Penelitian-penelitian menyimpulkan bahwa warna-warna ini dan perubahan-perubahannya terutama disebabkan proses-proses geokimia yang terjadi di dasar danau yang menyebabkan kandungan zat kimia tertentu di dalam air. Pendapat bahwa warna dan perubahannya akibat pantulan cahaya Matahari, populasi bakteri atau ganggang di dalamnya mungkin benar, tetapi kecil saja pengaruhnya.Perubahan warna terjadi akibat erosi air danau atas dinding dan dasar kawah, menyingkapkan bahan-bahan mineral tertentu yang kemudian secara geokimia berproses dengan gas volkanik yang secara rutin naik dari dasar kawah. Proses ini telah melarutkan zat-zat kimia tertentu di dalam air danau yang kemudian terekspresi dalam perubahan warnanya. Dinding kawah yang dibangun oleh piroklastika berwarna abu-abu dan hampir tanpa vegetasi membuat warna ketiga danau ini sangat kontras, apalagi saat terang Matahari.Dari dinding kawah-kawah ini bisa kita tebak bahwa Kelimutu adalah gunung tipe stratovolcano yang saat ini berstatus dormant dengan ciri mengeluarkan gas secara pasif (ekshalasi). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan umumnya berkaitan dengan peneltian geokimia kawah untuk mempelajari water-rock interactions dan volcanic flux.Hasil-hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketiga danau kawah Kelimutu mendapatkan pasokan gas volkanik yang sama, tetapi reaksi geokimia air-batuan kawah terhadap ekshalasi gas itu berbeda-beda - ini berhubungan dengan mediasi air sebagai sistem transpor gas tersebut.Danau kawah Tiwu Ata Polo secara geokimia bersifat intermediate "acid-saline" yang perubahan warnanya sebagai akibat langsung perubahan status oksidasi air danau. Aktivitas volkanik danau ini digolongkan sebagai menengah.Danau kawah Tiwu Nua Moori Koohi Fah secara geokimia disebut a "cool acid-brine" yang mengandung senyawa belerang dan dari ketiga kawah menunjukkan aktivitas fumarola yang paling aktif (pernah dihitung memasok sekitar ~85 ton sulfur dioxide per hari (~55MW energy output).Danau kawah Tiwu Ata Mbupu secara geokimia bersifat "acid-sulfate" dengan intensitas ekshalasi gas yang paling kecil dibandingkan dua kawah lainnya. Danau ini pada tahun 1970-an jauh lebih aktif daripada sekarang.Stromatolit seperti yang hidup dan terbentuk di danau kawah volkanik Satonda yang berisi air laut yang terjebak ribuan tahun, tidak mungkin terbentuk di danau-danau kawah Kelimutu sebab syarat utama pembentukan stromatolit, yaitu alkalinitas yang tinggi (basa atau soda) dengan ph > 8.0, tidak ditemui di ketiga danau Kelimutu yang pH-nya berkisar dari 0.4 - 3.1. Kawah-kawah asam ini akan membunuh cyanophyta pembentuk stromatolit. Begitu pun di kawah-kawah volkanik lainnya di daratan, selama ia tidak alkalin, tak mungkin stromatolit dapat terbentuk.KesimpulanGunung Kelimutu sendiri di bangun oleh batuan piroklastika dan morfologi berelief kasar. Gunung Kelimutu ini pernah meletus pada sekitar tahun 1830 disertai keluarnya lava yang berwarna hitam. Tercatat mengalami erupsi atau aktivitas letusan yang terjadi pada kawah danaunya yang berwarna hijau. Kegiatan vulkanik yang ada di gunung tersebut sekarang hanya ditunjukan dengan adanya pergantian warna-warna air pada danaunya. Perubahan warna tersebut terpengaruh oleh beberapa unsur kandungan kimia. Tekanan gas dari aktivitas vulkanik, penyerapan banyaknya cahaya matahari, serta kedalaman dan kuantitas air danau tersebut juga turut berpengaruh.Referensi[1]http://kabozhu86.blogspot.com/2011/12/asal-mula-danau-kelimutu.html (Diakses pada hari Jumat tanggal 7 November 2014 pukul 20.30 WIB)[2] http://www.anneahira.com/gunung-kelimutu.htm (Diakses pada hari Jumat tanggal 7 November 2014 pukul 20.55 WIB)[3]http://pariwisata.endekab.go.id/index.php/profil/data-wisata-alam/86-wisata-alam.html (Diakses pada hari Jumat tanggal 7 November 2014 pukul 21.00 WIB)

Lampiran

Gambar 1. Gunung Kelimutu

Gambar 2. Danau Kelimutu