paper fix signal conditioner
DESCRIPTION
paperTRANSCRIPT
PAPER
SISTEM INSTRUMENTASI
(Signal Conditioner)
Oleh :
Nama : Rizqi Putri Fathoni (240110110061)
Dwi Rahayu (240110110093)
Rama Satriotama (240110110100)
Kelas : TMIP B 2011
Dosen : Ir. Dedy Prijatna, M.S.
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
1.1 Latar Belakang
Sistem pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual
atau dengan menggunakan instrumen/alat. Adapun sistem instrumen terbagi pula
menjadi dua, yaitu dengan sistem mekanik dan elektronik.
Sistem instrument elektronik secara garis besar terbagi menjadi 5 bagian
dasar, yaitu: tranducer, power supply, signal conditioner, amplifier dan recorder.
Keluaran Sinyal dari transduser umumnya masih tercampur dengan noise atau
sinyal-sinyal lain yang bukan bersumber dari objek yang diukur (parasitic signal).
Bila dibiarkan, hal ini jelas akan menimbulkan penyimpangan terhadap output
data yang dihasilkan sehingga diperlukanlah sebuah signal conditioner yang dapat
menghilangkan sinyal-sinyal parasit tersebut agar tidak tercampur dengan sinyal
data yang diamati.
1.2 Landasan Teori
Sinyal kondisioner adalah perangkat yang mengubah satu jenis sinyal elektronik
ke jenis lain dari sinyal. Penggunaan utamanya adalah untuk mengkonversi sinyal
yang sulit untuk dibaca oleh instrumentasi konvensional menjadi lebih mudah.
Biasanya output dari signal conditioning element berupa tegangan DC, kuat arus
DC, atau sinyal frekuensi. Beberapa perlakuan yang biasa digunakan untuk
mengkondisikan sinyal antara lain amplifying (penguatan), filtering
(penyaringan), attenuation(pelemahan), linearization (linierisasi) dan lain
sebagainya.
Amplifying (penguatan) yaitu usaha dalam meningkatkan tegangan agar lebih
cocok dengan kisaran analog digital converter (ADC), sehingga dapat
meningkatkan resolusi pengukuran dan sensitivitasnya. Selain itu, dengan
menggunakan sinyal kondisioner eksternal yang terletak lebih dekat ke sumber
sinyal atau transduser, dapat meningkatkan rasio pengukuran antara sinyal dengan
noise dengan cara meningkatkan nilai tegangan sebelum terpengaruh oleh
kebisingan lingkungan.
Filtering (penyaring) menolak suara yang tidak diinginkan dalam rentang
frekuensi tertentu. Seringkali, lowpass filter yang digunakan untuk memblokir
frekuensi tinggi.
Attenuation (pelemahan) merupakan kebalikan dari amplifikasi, diperlukan
ketika tegangan untuk digitital berada di luar kisaran ADC. Bentuk sinyal (AC)
menurun amplitudo sinyal input sehingga sinyal ber-jarak ADC. Redaman
biasanya diperlukan ketika mengukur tegangan yang lebih dari 10 V.
Linearization (linierisasi) diperlukan ketika sensor menghasilkan tegangan
sinyal yang tidak secara linear berkaitan dengan pengukuran fisik. Linearisasi
adalah proses menafsirkan sinyal dari sensor dan dapat dilakukan baik dengan
pendingin sinyal atau melalui perangkat lunak. Termokopel adalah contoh klasik
dari sensor yang memerlukan linearization.
menggunakan rangkaian pasif sederhana antara lain:
1. Rangkaian pembagi Tegangan
2. Rangkaian jembatan Wheatsone
3. Rangkaian Filter
Ketiga rangkaian itu hanya beberapa contoh signal conditioning. Masih banyak
lagi macam signal conditioning. Tidak ada patokan yang saklak tentang suatu
rangkaian dijadikan sebagai rangkaian signal conditioning, hal ini berggantung
pada rangkaian keseluruhan. Jika sensor digabung dengan rangkaian signal
conditioning dinamakan Transducer.
1.3 Pembahasan
1.4 Aplikasi Signal Conditioner
1.5 Kesimpulan
1. Sinyal kondisioner adalah perangkat yang mengubah satu jenis sinyal
elektronik ke jenis lain dari sinyal.
2. Biasanya output dari signal conditioning element berupa tegangan DC,
kuat arus DC, atau sinyal frekuensi.
3. Aplikasi
4.