paper degenerasi dan nekrosis.doc

13
Handout KuliahPatologi Umum DEGENERASI DAN NEKROSIS Ketut Berata Staf Patologi FKH Unud Patologi adalah ilmu yang mempelajari proses terjadinya penyakit (patogenesis) berdasarkan lesi-lesi/ jejas yang ada pada sel/jaringan hewan/manusia sehingga dapat dijelaskan sebab-sebab sakit atau kematiannya. Lesi/jejas yang dimaksud meliputi perubahan fungsi dan morfologis sel/jaringan baik dari aspek anatomis, histologis, patofisiologis dan manifestasi klinis yang dapat diamati. Oleh karena itu, mempelajari patologi harus kuat bidang ilmu-ilmu tersebut, yaitu : anatomi, histologi, biokimia, fisiologi, diagnosa klinik dan yang lainnya. Sangat mustahil dapat menentukan sel/jaringan mengalami sakit apabila tidak tahu bagaimana normalnya. Patognomonis adalah lesi yang khas/menciri, sehingga dapat dipastikan penyakitnya. Contoh : lesi negri`s bodies pada hipocampus/otak anjing → rabies Perdarahan ptekie pada proventrikulus ayam → ND 1 . .

Upload: andika-budi-kurnianto

Post on 16-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KULIAH PATOLOGI UMUM

Handout KuliahPatologi UmumDEGENERASI DAN NEKROSISKetut Berata

Staf Patologi FKH Unud

Patologi adalah ilmu yang mempelajari proses terjadinya penyakit (patogenesis) berdasarkan lesi-lesi/ jejas yang ada pada sel/jaringan hewan/manusia sehingga dapat dijelaskan sebab-sebab sakit atau kematiannya. Lesi/jejas yang dimaksud meliputi perubahan fungsi dan morfologis sel/jaringan baik dari aspek anatomis, histologis, patofisiologis dan manifestasi klinis yang dapat diamati. Oleh karena itu, mempelajari patologi harus kuat bidang ilmu-ilmu tersebut, yaitu : anatomi, histologi, biokimia, fisiologi, diagnosa klinik dan yang lainnya. Sangat mustahil dapat menentukan sel/jaringan mengalami sakit apabila tidak tahu bagaimana normalnya.Patognomonis adalah lesi yang khas/menciri, sehingga dapat dipastikan penyakitnya. Contoh : lesi negri`s bodies pada hipocampus/otak anjing rabies

Perdarahan ptekie pada proventrikulus ayam ND

Degenerasi

Degenerasi adalah perubahan morfologi dan fungsi sel/jaringan yang bersifat reversibel (sel/jaringan sakit). Lesi degenerasi diberi akhiran `osis` pada nama jaringan yang mengalami degenerasi. Contoh : Nefrosis (nefron = ginjal), hepatosis (hepar) Lesi degenerasi secara umum diamati meliputi membran sel, sitoplasma dan inti (nukleus). Apakah membran sel berlipat, mengkerut atau tegang/membengkak, tergantung jenis degenerasi. Sitoplasma yang dimana organel-organel berlokasi, sedapat mungkin diamati perubahannya. Inti sel diamati warna, bentuk dan keberadaannya (di tepi sel atau di tengah-tengah). Jenis-jenis degenerasi :

1. Degenerasi parenkimatosa (clowdy swelling)Degenerasi parenkimatosa umumnya terjadi pada organ yang terdiri dari sel-sel parenkim (hati, ginjal) ditandai pembengkakan sel, sehingga secara keseluruhan organ membengkak. Penyebabnya : mekanik, anoksia, toksik, peroksidasi lipid, karena infeksi viral, bakterial dan respon kekebalan berlebihan.

Perubahan makroskopik yang dapat diamati adalah pembengkakan organ/ jaringan hati dan ginjal. Ketidak seimbangan osmotik intra dan ekstrasel diakibatkan oleh gangguan `sodium pump`. Na (sodium) merupakan mineral intrasel dan K merupakan ekstrasel.

2. Degenarasi melemak

Degenerasi melemak (fatty degeneration) merupakan akumulasi lemak dalam sitoplasma sel. Biasanya terjadi dalam sel-sel parenkimatosa, misalnya sel hepar (fatty liver), tubulus ginjal, myocard dan lain-lain. Pada pewarnaan hematoksilin eosin (HE), lemak yang hilang akibat proses dehidrasi dengan alkohol akan terbentuk vacuola-vacuola sehingga sering disebut degenerasi vacuola. Lemak dalam sitoplasma sel dapat mendesak inti sel ke pinggir yang tampak pada pemeriksaan mikroskopik. Penyebabnya antara lain : gangguan hepatosit (diet, toksik) sehingga tidak terbentuk lipoprotein. Lipoprotein adalah lemak terikat protein yang merupakan bentuk molekul yang dapat keluar sel. Penyebab lainnya adalah blokade asam lemak dan penyerapan lemak dari usus yang berlebihan.

Contoh : diabetes mellitus pada anjing dan ketosis pada sapi.

Perlu dibedakan dengan istilah infiltrasi lemak (fatty replecament atau steatosis), yaitu akumulasi lemak di luar sel, sehingga dapat menyebabkan organ/jaringan mengalami atrofi.

3. Degenerasi hidrofik

Degenerasi hidrofik (balooning degeneration), merupakan akumulasi molekul air dalam sitoplasma sel. Biasanya banyak terjadi pada sel-sel epitel. Penyebabnya sama dengan degenerasi melemak, sehingga sering kejadiannya bersama-sama pada sel-sel parenkim. Bedanya adalah inti sel pada degenerasi hidrofik tetap di tengah-tengah, sedangkan degenerasi melemak inti sel ke pinggir. Hal ini diduga disebabkan oleh daya kohesi molekul lemak lebih kuat dari pada molekul air, sehingga mampu mendesak inti sel ke pinggir. Pada pewarnaan HE juga tampak terjadi vacuola-vacuola dalam sitoplasma sel, sehingga secara umum vacuolisasi degenerasi melemak dan hidrofik disebut degenerasi vacuola.

4. Degenerasi hyalin

Degenerasi hyalin merupakan akumulasi protein yang ditandai dengan massa eosinofilik halus terutama di jaringan ikat atau membrana basalis. Khusus pada ginjal, koagulasi protein dalam tubulus ginjal disebut hyaline casts.5. Degenerasi fibrinoid

Degenerasi fibrinoid merupakan akumulasi protein berupa benang-benang fibrin yang tidak beraturan, eosinofilik, yang sering ditemukan pada dinding pembuluh darah. Degenerasi fibrinoid banyak ditemukan pada lesi akut imunologis seperti reaksi Arthus, kadang-kadang pada tumor sel-sel mast.

6. Degenerasi amiloid (amiloidosis)

Degenerasi amiloid merupakan akumulasi glikoprotein, tidak beraturan, eosinofilik terutama pada membrana basalis pembuluh darah, glomerulus ginjal, sinusoid liver dan sekitar folikel limpa.

7. Gout

Gout adalah istilah dari adanya akumulasi asam urat dan kristal urat terutama pada ruang sendi atau membrana serosa seperti pleura, peritoneum dan tubulus ginjal. Biasanya terjadi pada bangsa unggas dan juga manusia. Bentuk persendian disebut dengan articular gout dan bentuk membrana serosa disebut visceral gout. Penyebabnya adalah akibat gangguan metabolisme purin.

8. Calcifikasi

Calcifikasi adalah penumpukan garam Ca pada jaringan lunak. Ada 2 tipe calcifikasi yaitu distrofik dan metastatik. Distrofik calcifikasi adalah akibat adanya degenerasi atau nekrosis sel sebelumnya. Metastatik calcifikasi adalah akibat tingginya Ca serum yang biasanya karena hiperparathyroidisme.

NekrosisNekrosis adalah kematian sel/jaringan yang akibat proses degenerasi yang ireversibel. Sedangkan proses diantara sel sakit (degenerasi) dengan kematian sel (nekrosis) disebut dengan nekrobiosis. Nekrosis diperkirakan teamati 6-8 jam setelah kematian sel. Proses kepucatan dilaporkan lebih awal terjadi dari pada perubahan mikroskopik. Secara makroskopik sel/jaringan yang mengalami nekrosis ditandai kepucatan, jaringan melunak dan tampak ada demarkasi (pembatas) dengan jaringan yang sehat. Nekrosis juga harus dibedakan dengan autolisis yaitu adanya sel-sel hidup di sekitar jaringan nekrosis. Sehingga tidaklah tepat ada nekrosis yang bersifat difusa, tetapi nekrosis mungkin bersifat fokal (satu fokus) atau multifokal (banyak fokus). Pusat-pusat (fokus) tersebut merupakan upaya jaringan untuk melokalisasi agen infeksi (virus, bakteri dan parasit) atau zat toksik penyebab nekrosis. Biasanya di sekitar sel/jaringan yang mengalami nekrosis selalu disertai sel-sel radang, karena sel-sel mati merupakan benda asing bagi tubuh.Ada 3 ciri-ciri utama dari sel atau jaringan yang mengalami nekrosis yaitu

1. Piknosis : inti gelap (hiperkromatik) dan mengecil

2. Karyorheksis : inti mengalami pecah-pecah

3. Karyolisis : inti hilang atau hanya ada hollow dan kromatin hilang

Tetapi dalam pemeriksaan histopatologis kasus-kasus lapangan, akan teramati adanya berbagai tahap dari ciri-ciri nekrosis tersebut.Nekrosis dibedakan atas 3 tipe yaitu nekrosis koagulatif, liquafaktif dan caseosa. Nekrosis koagulatif ditandai dengan masih dikenalinya struktur sel/jaringan baik secara makroskopik maupun mikroskopik. Biasanya disebabkan oleh snoksia akut seperti obstruksi aliran darah atau karena toksin dengan toksisitas yang sangat akut. Nekrosis liquafaktif adalah nekrosis yang ditandai dengan adanya massa cair atau semipadat pada sel/jaringan tersebut. Nekrosis ini biasanya cepat dapat dieleminir oleh makrofag melalui sistem limfatik. Nekrosis kaseosa atau nekrosis mengeju (seperti keju), ditandai dengan hilangnya struktur sel, inti gelap, ada debris di sitoplasma serta gumpalan darah dan kalsifikasi. Biasanya nekrosis ini menandakan adanya kerusakan lokal yang parah baik oleh agen infeksi maupun toksin. Nekrosis pada jaringan merupakan lesi yang umum pada penyakit infark yang umum terjadi pada ginjal dan jantung. Infeksi bakteri Fusiformis necrophorus khas dapat menimbulkan nekrosis, seperti abses liver dan rumenitis pada sapi, difteri pada pedet dan nekrotik stomatitis pada babi.

Nekrosis lemak

Tipe nekrosis ini terjadi pada ruang abdomen atau dibawah kulit. Penampakannya adalah : bidang sayatan yang keras dan berwarna putih dan sering seperti peradangan atau fibrosis yang disertai makrofag atau sel raksasa.

Gangren

Jika pada jaringan nekrotik ditumbuhi bakteri saprofit, maka terjadilah gangren (gangrene = necrosis + putrefication)..Gangren kering biasanya terjadi pada kulit dimana sedikit ada cairan dan mudah diuapkan. Gangren basah biasanya berwarna hitam karena mengandung bekuan darah dan gas. Biasanya terjadi pada daerah organ dalam seperti usus dan paru-paru. Autolisis

Autolisis adalah peristiwa mencerna sendiri oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh sel/jaringan setelah kematian sel. Terdapat variasi kecepatan diantara jaringan untuk proses autolisis akibat kandungan enzim proteolitiknya. Hepar, pankreas dan ginjal relatif lebih cepat mengalami autolisis dari pada jaringan otot.Pigmentasi yang Patologis

Pigmentasi dibedakan atas pigmentasi eksogenus dan endogenus. Pigmentasi eksogenus yang paling umum dikenal ada 2 yeitu : pneumoconiosis dan anthracosis. Pneumoconiosis adalah pigmentasi akibat inhalasi debu organik atau mineral pada paru-paru. Biasanya terjadi pada pekerja pabrik, sehingga akan mengganggu fungsi pernafasan dan bahkan menimbulkan fibrosis paru-paru. Anthracosis merupakan pigmentasi akibat inhalasi senyawa karbon. Ini lebih sering terjadi pada hewan anjing, yang dapat menyebabkan gangguan respirasi dan menurunkan respon makrofag alveolar.Pigmentasi endogenus antara lain : melanin, lipida, dan derivat hemoglogin + porphirin. Melanin merupakan pigmen normal yang dibuat oleh melanboblas dan melanosit. Tetapi lokasi yang lain dari normal seperti pada pleura, meninges atau jantung, merupakan patologis yang disebut melanosis. Sedangkan tumor melanoblas dan melanosit yang disebut melanoma, sering terjadi pada hewan. Pigmentasi lipid antara lain ceroid dan lipofuscin, berasal dari oksidasi dan polimerisasi dari lemak tak jenuh. Ceroid dapat ditemukan pada makrofag yang berada pada jaringan nekrosis, sedangkan lipofuscin dapat ditemukan dalam sitoplasma sel parenkim terinfeksi. Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan terbentuknya lipofuscinPigmentasi derivat hemoglobin dan porphyrin antara lain : hemoglobin berlebihan; hemosiderin akibat zat besi atau ferritin; hematin; bilirubin; Jaundice/icterus. Pigmentasi tersebut sering mengacaukan diagnosa penyakit jika tidak terdapat lesi yang bermakna.DAFTAR BACAAN

Thomson, R.G. 1978. General Veterinary Pathology. W.B.Saunders Co

Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, S.L. 2002. Robbins Basic Pathology. 7thEd. Saunders

Constantinides, P. 1993. General Pathobiology. Appleton and Lange REMEDIAL DEGENERASI DAN NEKROSISPilih satu jawaban dengan cara menyilang (X) huruf jawabannya yang paling benar !1. Lesi yang khas/menciri, sehingga dapat dipastikan penyakitnya disebut :

A. Patogenesis B.Patofisologis C.Patologist D.Patognomonis E. Patospecific2. Degenerasi melemak dibedakan dengan degenerasi hidrofik pada sel secara mikroskopik adalah berdasarkan : A.Bentuk vacuola B. Banyaknya vacuola

C. Letak inti sel D. Adanya atrofi E. Warna

3. Akumulasi glikoprotein yang tidak beraturan, beraspek eosinofilik merupakan :

A. Amiloidosis B.Degenerasi hyalin C.Degenerasi fibrinoid D.Gout

E. Degenerasi parenkimatosa4. Yang disebut sebagai degenerasi vacuola adalah : A. Degenerasi melemak

B.Degenerasi hidrofik C.Degenerasi parenkimatosa D.Degenerasi Amiloid

E.Degenerasi melemak dan degenerasi hidrofik

5. Visceral gout sering terjadi pada : A. Mamalia B. Ruminansia C. Unggas

D. Ayam E. Itik

6. Proses diantara degenerasi dan nekrosis disebut : A.Autolisis B.Nekrobiosis

C. Rigor mortis D.gangren E. Putrefikasi

7. Salah satu ciri nekrosis adalah inti sel mengalami pecah-pecah yang disebut :

A.Piknosis B.Karyorheksis C.Karyolisis D.Nukleolisis E.Nukleofage

8. Apabila struktur sel-sel jaringan hilang, inti gelap dan ada kalsifikasi, maka disebut nekrosis : A.Koagulatif B.Liquafaktif C.Caseosa D.Karyolisis E.Infark

9. Pigmentasi akibat inhalasi senyawa karbon disebut : A.Anthracosis B.Anthrax

C.Pneumoconiosis D.Pneumococcosis E.Hemosiderosis

10. Nekrosis yang disertai adanya bakteri saprofit disebut : A.Putrefikasi B.Gangren

C.Nekrobiosis D.Abses E.Gangren nekrotikan REMEDIAL GANGGUAN PERTUMBUHANPilih satu jawaban dengan cara menyilang (X) huruf jawabannya yang paling benar !

1. Tidak adanya suatu lubang alami sejak lahir disebut : A.Agenesis B. Aplasia C. Atresia D.Atresia ani E. Atrofi

2. Mengecilnya suatu organ akibat semakin tuanya hewan, disebut :

A. Atrofi hormonal B.Atrofi tekananC.Atrofi malnutrisi

D.Atrofi salah kegunaan E.Atrofi fisiologis3. Peningkatan aktivitas dari jaringan akibat kompensasi dari salah satu jaringan yang berpasangan mengalami patologis, dapat menyebabkan : A. Hiperplasia B.HipertrofiC. Metaplasia D. Hiperaktivitas E. Hipertraining4. Perubahan sel epitel silindris dalam saluran bronchus menjadi pipih, digolongkan :

A. HipolasiaB. AplasiaC. Metaplasia

D.AtrofiE.Atresia

5. Atrofi fisologis merupakan atrofi yang disebabkan oleh faktor :

A. MakananB. SuhuC. MekanikD.UmurE.Suplay darah

6. Hipertrofi fisiologis dapat dijumpai pada :

A. Hewan jantan tua B.Hewan dengan gangguan klep jantung

C. Latihan terlalu beratD.Hewan buntingE. Hewan muda

7. Atrofi kelenjar thyroid merupakan contoh kasus atrofi :

A.FisiologisB.MalnutrisiC.Salah guna D. Hormonal E.Toksik

8. Kegagalan suatu jaringan atau organ untuk mencapai ukuran normalnya merupakan :

A. Aplasia B.Agenesis C.Atrofi D.Hipoplasia E.Metaplasia9. Terapi hormon steroid yang lama akan dapat menyebabkan :

A. Atrofi kelenjar thyroid B.Atrofi kelenjar adrenalC.Atrofi thymus

D. Atrofi kelenjar parotisE.Atrofi kelenjar prostat10. Jika terjadi stenosis klep jantung akan menimbulkan kompensasi berupa pembesaran jantung. Pembesaran ini merupakan :

A.Hiperplasia

B.Hipertrofi perikardium C.Hipertrofi myokardium

D. Hipertrofi fisiologis E.Hipertrofi hiperaktivitas

Sel Normal

Degenerasi (Sakit)

Nekrosis (Mati)

.

.

N a m a : ..........................................

NIM : ..........................................

PAGE 8