paper definisi pengakuan pendapatan

24
Definition and Recognition of Revenues 1 BAB I PENDAHULUAN Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyampaikan informasi yang andal dan relevan terhadap akuntabilitas dan kebutuhan pengguna dalam pengambilan keputusan. Salah satu unsur penting dalam laporan keuangan adalah pengakuan pendapatan. Informasi tentang pendapatan memiliki peran penting dalam membantu pengguna untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja pemerintah. Membandingkan pendapatan dengan pengeluaran membantu pengguna untuk menilai ekuitas antar periode. informasi pendapatan juga penting untuk pemerintah dalam membuat penilaian, misalnya, dampak perpajakan dan pendapatan lainnya pada ekonomi atau kebutuhan untuk pinjaman dalam jangka panjang. Dalam Bab ini secara garis besar akan dibahas mengenai pengakuan pendapatan di laporan keuangan untuk tujuan umum dari pemerintah nasional. Dengan membandingkan standar yang digunakan di Indonesia dan standar yang digunakan Internasional. Bab ini akan menguraikan antara lain Basis Akuntansi Alternatif, Definisi Exchange Revenue, Definis Pendapatan Non Resiprokal, Pengakuan Pendapatan dan Klasifikasi Pendapatan Tujuan Penulisan Pembahasan berikut akan meneliti konsep, prinsip-prinsip dan isu-isu yang berkaitan dengan definisi dan pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan pemerintah nasional dan entitas non-bisnis pada sektor publik lainnya sesuai tujuan pelaporan tersebut secara umum. Kajian pembahasan akan mengidentifikasi dan mendiskusikan mengenai : (i) Definisi dan klasifikasi pendapatan (ii) Isu-isu tertentu dan masalah-masalah yang timbul dari pendapatan pemerintah pada jenis Tertentu (iii) Efek dari basis akuntansi yang berbeda pada definisi dan pengakuan pendapatan.

Upload: fajar-adhi-partomo

Post on 17-Jul-2015

1.703 views

Category:

Law


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

1

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyampaikan informasi yang andal dan

relevan terhadap akuntabilitas dan kebutuhan pengguna dalam pengambilan keputusan. Salah

satu unsur penting dalam laporan keuangan adalah pengakuan pendapatan. Informasi tentang

pendapatan memiliki peran penting dalam membantu pengguna untuk menilai kondisi keuangan

dan kinerja pemerintah. Membandingkan pendapatan dengan pengeluaran membantu pengguna

untuk menilai ekuitas antar periode. informasi pendapatan juga penting untuk pemerintah dalam

membuat penilaian, misalnya, dampak perpajakan dan pendapatan lainnya pada ekonomi atau

kebutuhan untuk pinjaman dalam jangka panjang.

Dalam Bab ini secara garis besar akan dibahas mengenai pengakuan pendapatan di laporan

keuangan untuk tujuan umum dari pemerintah nasional. Dengan membandingkan standar yang

digunakan di Indonesia dan standar yang digunakan Internasional. Bab ini akan menguraikan

antara lain Basis Akuntansi Alternatif, Definisi Exchange Revenue, Definis Pendapatan Non

Resiprokal, Pengakuan Pendapatan dan Klasifikasi Pendapatan

Tujuan Penulisan

Pembahasan berikut akan meneliti konsep, prinsip-prinsip dan isu- isu yang berkaitan dengan

definisi dan pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan pemerintah nasional dan entitas

non-bisnis pada sektor publik lainnya sesuai tujuan pelaporan tersebut secara umum. Kajian

pembahasan akan mengidentifikasi dan mendiskusikan mengenai :

(i) Definisi dan klasifikasi pendapatan

(ii) Isu-isu tertentu dan masalah-masalah yang timbul dari pendapatan pemerintah pada jenis

Tertentu

(iii) Efek dari basis akuntansi yang berbeda pada definisi dan pengakuan pendapatan.

Page 2: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

2

BAB II PEMBAHASAN

A. BASIS AKUNTANSI ALTERNATIF

Informasi mengenai pendapatan merupakan hal yang penting dalam membantu pengguna menilai

kondisi keuangan dan kinerja pemerintah. Membandingkan pendapatan dan pengeluaran membantu pengguna untuk menilai ekuitas antarperiode (yaitu, apakah pendapatan saat ini cukup

untuk menutupi biaya program dan layanan yang disediakan pada periode berjalan). Informasi pendapatan juga penting untuk pemerintah dalam membuat penilaian, misalnya dampak perpajakan dan pendapatan lainnya terhadap perekonomian atau kebutuhan pinjaman jangka

panjang. Namun tentu saja konsep pendapatan Pemerintah tidak dapat disamakan begitu saja dengan konsep pendapatan pada sektor swasta. Meskipun terdapat beberapa kesamaan, tetapi

terdapat pula banyak perbedaan diantara keduanya.

Menurut International Federation of Accountants (IFAC), pendapatan pemerintah dikategorikan menjadi beberapa kategori utama yaitu:

(i) Pendapatan yang berasal dari pertukaran dengan cara yang sama dengan sektor swasta.

Ini termasuk pendapatan dari penjualan barang atau jasa , dividen , bunga dan keuntungan yang timbul dari penjualan aset.

(ii) Pendapatan yang berasal dari penggunaan kekuasaan pemerintahan. Ini termasuk

berbagai pajak langsung dan tidak langsung, bea , biaya dan denda. (iii)Transfer non - timbal balik lain seperti hibah atau sumbangan dari pemerintah negara

lain , dari otoritas supranasional atau dari sektor (iv) Arus masuk Pembiayaan , terutama pinjaman . (v) Penerimaan Kustodian, termasuk pajak yang dikumpulkan sebagai agen pemerintah lain

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas

transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada

dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4

macam, yaitu:

1. Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting) 2. Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting)

3. Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting) 4. Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting)

Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyataka n

bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis, commitments basis, dan cash basis.

Page 3: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

3

1. Akuntansi Berbasis Kas

Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini

dapat mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi tentang sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada

tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash

Flow Statement). Selain itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti :

1. Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan utang/

pinjaman. 2. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen,

kontinjensi, dan jaminan. 3. Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).

Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum

Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai

dengan Exposure Draft PSAP Pernyataan No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.

2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas

pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan

3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan uang

untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi pencairan Dana Cadangan.

4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah.

Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana,

alokasi dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak

memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara

Page 4: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

4

itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada

kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat

pencatatan secara double entry; tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan(cost of service) sebagai alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi kinerja.

2. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas

Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (?leaves the books open?).

Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode

pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut sangat

beragam sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash

yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liab ilities. Sebagai contoh Pemerintah Malaysia menggunakan specified period dalam laporan keuangan tahunan, yang mengungkapkan

beberapa catatan (memo) mengenai : aktiva, investasi, kewajiban, utang pemerintah (public debt), jaminan (guarantees), dan notes payable.

Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang (current

financial resources) dan perubahan-perubahan atas sumber-sumber keuangan tersebut. Basis akuntansi ini mempunyai fokus pengukuran yang lebih luas dari basis kas, pengakuan penerimaan dan pembayaran kas tertentu selama periode spesifik berarti bahwa terdapat

informasi mengenai pituang dan hutang, meskipun tidak diakui sebagai aktiva dan kewajiban.

b. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah, namun ada beberapa ketentuan, yaitu :

1. periode tertentu diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun 2. periode tertentu harus sama untuk penerimaan dan pembayaran kas

3. kriteria yang sama atas pengakuan penerimaan dan pembayaran kas selama periode tertentu harus diterapkan untuk seluruh penerimaan dan pembayaran 4. satu bulan adalah waktu yang tepat, karena pembelian barang secara kredit umumnya

diselesaikan dalam periode tersebut, periode tertentu yang terlalu lama mungkin mengakibatkan kesulitan dalam menghasilkan laporan keuangan

5. kebijakan akuntansi yang dipakai harus diungkapkan secara penuh (fully disclosed)

Page 5: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

5

c. Kriteria pengakuan atas penerimaan selama periode tertentu adalah bahwa penerimaan harus berasal dari periode yang lalu, namun penerapan ini tidak seragam untuk semua negara.

Beberapa pemerintah menganggap bahwa seluruh penerimaan yang diterima selama periode tertentu adalah berasal dari periode sebelumnya, sedangkan pemerintah yang lain mengakui

hanya beberapa dari penerimaan tersebut.

3. Akuntansi Berbasis Akrual

Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan

keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF)

sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual

dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro.

Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna

laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain :

1. dapat menyajikan laporan posisi keuangan pemerintah dan perubahannya 2. memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas penggunaan seluruh sumber daya

3. menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan seluruh aktiva & kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan

4. memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya 5. memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam medanai aktivitasnya

dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya 6. membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau

melakukan bisnis dengan entitas 7. user dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.

4. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Akrual

Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya, seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang pensiun.

Page 6: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

6

Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :

1.Pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan aktiva

bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian atau pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar untuk

mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut. 2.Pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas

3.Pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek 4. Pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang pensiun.

Beberapa penyusun standar telah mengidentifikasi kriteria atas waktu pengakuan pendapatan

dengan akuntansi berbasis akrual, sebagai contoh Pemerintah Kanada mengakui pendapatan dalam periode di mana transaksi atau peristiwa telah terjadi ketika pendapatan tersebut dapat

diukur (measurable). Pemerintah Federal Amerika Serikat (State) mengakui pendapatan pajak dalam periode akuntansi di mana pendapatan tersebut menjadi susceptible to accrual (yaitu ketika pendapatan menjadi measurable dan available untuk mendanai pengeluaran). Available

berarti dapat ditagih dalam periode sekarang atau segera setelah terjadi transaksi.

Basis akuntansi mana yang dipakai oleh suatu pemerintah tertentu, tergantung pada kebijakan dan kondisi yang ada. Masing-masing basis akuntansi tersebut mempunyai kelebihan dan

kekurangan, basis akuntansi akrual memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan basis akuntansi yang lain, baik bagi pemerintah sendiri sebagai penyusun laporan keuangan maupun bagi pengguna laporan keuangan (user).

Di dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 diatur mengenai SAP Berbasis Akrual (Lampiran I) maupun

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (Lampiran II), penerapan SAP Berbasis Akrual paling lambat diterapkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun anggaran 2015.

B. DEFINISI EXCHANGE REVENUES

IASC Framework memberikan definisi income yaitu jumlah kotor arus masuk keuntungan

ekonomis atau selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan jumlah asset atau pengurangan jumlah kewajiban yang menyebabkan pertambahan ekuitas, tidak termasuk pertambahan yang terkait dengan kontribusi dari pemilik. Baik revenue maupun gain

termasuk dalam definisi income, di mana revenues adalah penerimaan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan.

Pada sector public terdapat dua jenis pendapatan, yaitu exchange revenues dan non-resiprocal revenues. Dalam beberapa hal, exchange revenue dapat disamakan dengan pendapatan (revenue)

pada perusahaan bisnis. Exchange Revenue pada entitas pemerintah dapat didefinisikan sebagai arus masuk sumber daya pada entitas pemerintah yang berasal dari transaksi pertukaran.

Transaksi pertukaran dimaksud biasanya terjadi ketika masing-masing pihak yang bertransaksi mengorbankan suatu nilai tertentu dan menerima return dengan nilai yang kurang lebih sama. Exchange revenue juga biasa disebut sebagai earned revenue.

Page 7: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

7

Keuntungan ekonomis yang diakui sebagai pendapatan adalah keuntungan ekonomis yang benar benar menjadihak entitas pemerintah dimaksud. Jumlah yang diterima atas nama agen

pemerintah, organisasi pemerintahlainnya, atau pihak ketiga, tidak termasuk sebagai pendapatan. Sebagai contoh, kantor pos menerima pembayaran listrik, maka yang menjadi pendapatan kantor

pos tersebut adalah fee yang diterima dari penerimaan tersebut. Sementara jumlah pembayaran listrik adalah pendapatan bagi perusahaan listrik. Arus masuk pembiayaan, contohnya pinjaman, juga tidak termasuk sebagai pendapatan karena mengakibatkan perubahan pada asset maupun

kewajiban dan tidak menyebabkan perubahan ekuitas.

1. Pengakuan Pendapatan Dari Transaksi Pertukaran

Pendapatan yang berasal dari exchange transaction (exchange revenues) diatur dalam

International Public Sector Accounting Standard (IPSAS 9) yang mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 18. IAS 18 mengasumsikan pengguna anakuntansi berbasis akrual dan pendapatan yang diterima sebagai exchange revenues, bukan non-reciprocal revenues. IAS

18 dapat diaplikasikan pada pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang, penyediaan jasa , serta Pendapatan berupa bunga, royalti, dandividen yang diperoleh dari penggunaan asset entitas

oleh pihak lain. Sementara itu IAS 18 tidak mengatur pendapatan yang diperoleh dari perjanjian sewa, dividen dari investasi yang dicatat dalam metode ekuitas, kontrak asuransi pada perusahaan asuransi, perubahan nilai wajar dari asset dan kewajiban keuangan, perubahan nilai

current assets, kontrak konstruksi, pertambahan pada ternak serta produk agrikultur dan kehutanan, dan ekstraksi pertambangan.

Pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang jadi

Pendapatan hasil penjualan barang jadi harus diakui ketika memenuhi criteria sebagai berikut :

Risiko dan status kepemilikan barang telah dialihkan kepada pihak pembeli

Entitas tidaklagi memiliki keterlibatan manajerial terkait kepemilikan dan pengendalian

atas barang yang telah dijual

Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

Tahap penyelesaiaan transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara andal

Biaya yang terjadi atau akan terjad idapat diukur secara andal

Ketika timbul ketidakyakinan atas penagihan jumlah yang terlanjur dimasukkan dalam

pendapatan, jumlah yang tak tertagih akan diakui sebagai beban, bukan penyesuaian atas pendapatan yang telah diterima

Pendapatan yang diperoleh dari penyediaan jasa

Ketika outcome transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara meyakinkan,

pendapatan yang berhubungan dengan transaksi harus diakui berdasarkan referensi tahap penyelesaiaan transaksi pada tanggal pelaporan. Outcome dari suatu transaksi dapat diestimasi

ketika memenuhi kriteria sebagai berikut:

Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

Kemungkinan besar ada keuntungan ekonomis atau jasa yang potensial yang akan

diterima entitas

Tahap penyelesaiaan transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur secara andal

Page 8: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

8

Biaya yang dikeluarkan untuk transaksi dan biaya penyelesaiaan transaksi dapat diukur

secara andal

Pengakuan pendapatan berdasarkan tahap penyelesaian transaksi biasanya disebut sebagai percentage of completion method. Pengakuan pendapatan dengan dasar ini menyediakan informasi bergunaatas aktivitas jasa dan kinerja selama satu periode. Akan tetapi,untuk tujuan

praktikal, ketika suatu jasa dilakukan dengan beberapa kegiatan yang tidak dapat dihitungdalam kurun waktu tertentu, pendapatandapat diakui dengan straight line basis selama kurunwaktu yang

ditentukan kecuali terdapat bukti adanya metode lain yang lebih efektif. Ketika timbul ketidakyakinan atas penagihan jumlah yang terlanjur dimasukkan dalam pendapatan, jumlah yang tak tertagih akan diakui sebagai beban, bukan penyesuaian atas pendapatan yang telah

diterima.

Apabila outcome suatu transaksi melibatkan jasa yang tidak dapat diestimasi secara amda;,pendapatan sebaiknya diakui hanyasebatas beban yang diakui dapat diperolehkembali. Sementara apabila outcome transaksi tidak dapat diestimasi dan biaya yang timbul tidak dapat

diperoleh kembali, pendapatan tidak diakui. Biaya yang timbul diakui sebagai beban.

Pendapatan berupa bunga, royalti, dan dividen yang diperoleh dari penggunaan aset entitas oleh

pihak lain Pendapatan yang berasal dari penggunaan asset perolehan bunga, royalti, dan dividen oleh pihak lain harus diakui menggunakan perlakuan akuntansi sebagai berikut:

Bunga diakui dengan time proportion basis dengan memperhitungkan tingkat suku bunga

Royalti diakui ketika diterima sesuai dengan substansi perjanjian yang terkait

Dividen atau sejenisnya diakui ketika hak pemegang saham atau entitas untuk menerima

pembayaran ditetapkan

C. PENDAPATAN NON-RESIPROKAL

Pendapatan non - resiprokal (pendapatan yang tidak memberikan timbal balik secara

kasat mata) bisa diartikan sebagai suatu transfer dimana sebuah entitas menerima aset atau jasa, atau mengalami pengurangan kewajiban, tanpa memberi secara langsung jumlah yang

setara sebagai balasan dari transfer yang diberikan oleh pihak lain tersebut.Oleh karena itu, beberapa menggunakan istilah “non-exchange transfer” daripada transfer non-resiprokal.

Sebagai contoh, GASB mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : “In governmental funds, increases in financial resources from transactions other than

interfund transfers, the issuance of general long-term capital debt, and the sale or capital lease of capital assets. Governmental fund revenues usually result from taxation and other nonexchange transactions or events” (GASB Statement 11, page 99).

Dalam pemerintahan suatu Negara, termasuk Indonesia, contoh pendapatan non-resiprokal adalah dalam bentuk pajak, retribusi, bea dan denda yang diperoleh sebagai alat

pengelolaan negara. Dalam hubungan pemerintahan, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, transfer non-resiprokal menjadi sesuatu yang rutin dan pasti yang muncul dalam Anggaran Pemerintah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus

Page 9: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

9

(DAK). Pendapatan non resiprokal lain dapat menyerupai hibah dan sumbangan yang diterima oleh entitas non-pemerintah.

1. Pentingnya Pendapatan Non-Resiprokal bagi Pemerintah Pada Perusahaan swasta, jumlah pendapatan adalah komponen yang penting dalam

penentuan profit, yang merupakan ukuran utama atas performa operasional perusahaan dan dapat memberikan indikasi atas efisiensi dan efektivitas perusahaan.Namun pada pemerintah, memperoleh pendapatan sebanyak – banyaknya bukan merupakan tujuan utama.Pendapatan

sendiri merupakan sarana guna melaksanakan tujuan utama pemerintah, yakni meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Walaupun pemerintah memiliki beberapa pendapatan yang sama

dengan jenis pendapatan di sektor swasta dan di bawah basis akuntansi akrual , mayoritas pendapatan pemerintah adalah berbentuk non-resiprokal.

2. Bentuk pendapatan non-resiprokal pada pemerintah Pendapatan non-resiprokal pada pemerintah dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berikut:

a) Pendapatan yang berasal dari penggunaan kekuasaan pemerintahan (Sovereign Power)

Pendapatan yang sifatnya dipaksakan oleh pemerintah kepada para pembayar dengan

menggunakan kekuasaan pemerintah.Jenis transfer ini memiliki cakupan yang amat luas, memiliki banyak istilah dan berbeda antara hukum yang satu dengan yang lainnya, namun

termasuk di dalamnya adalah : - Pajak Penghasilan; - Pajak Pertambahan Nilai;

- Pajak Penjualan; - Pajak Upah;

- Pajak Properti; - Pajak atas Capital Gain;

- Pajak Lisensi; - Pajak atas kendaraan bermotor;

- Denda. Perpajakan adalah sumber utama dari transfer non-resiprokal, atau transfer tanpa imbal

balik di pemerintah. Walaupun pemerintah menyediakan barang dan jasa sebagai hasil dari transfer ini, namun tidak disediakan secara langsung dan tidak dalam nilai yang setara dari asset yang ditransfer.Pemerintah juga tidak diwajibkan untuk menyediakan barang dan jasa

pada setiap individu sebagai imbalan dari pembayaran non-sukarela tersebut. Pemerintah dapat menetapkan tarif atas barang dan jasa yang disediakan untuk entitas

lain atau langsung kepada masyarakat. Meski demikian, dapat juga melakukannya pada harga di bawah biaya untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial lainnya.Oleh karena pemerintah memiliki kemampuan untuk menaikkan pajak, maka pemerintah dapat terus beroperasi

bahkan saat biaya telah melebihi pendapatan non-resiprokal. Tetapi di sisi lain walaupun pemerintah dapat memperoleh pendapatan pajak melalui kekuasaanya untuk meminta

pembayaran, jumlah pendapatan ini tidak menggambarkan efisiensi ataupun efektivitas pemerintah.

b) Pendapatan yang bukan berasal dari pengunaan kekuasaan pemerintah.

Pendapatan pemerintah berupa bantuan dari pemerintah lainnya atau pihak lain berupa transfer sumberdaya yang bersifat sukarela tanpa adanya kewajiban bagi pemerintah yang

Page 10: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

10

menerima untuk melakukan pengembalian atas transfer tersebut, contohnya hibah dan bantuan.

- Hibah dan Bantuan Standar IASC memberikan pengertian terbatas pada transfer non-resiprokal, selain dari IAS

20, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. Definisi hibah pemerintah adalah : “Government grants are assistance by government in the form of transfers of resources to an

enterprise in return for past or future compliance with certain conditions relating to the operating activities of the enterprise …” (paragraph 3).

Ruang lingkup IAS 20 dibatasi pada hibah yang disediakan pemerintah sebagai imbalan untuk pelaksanaan kondisi tertentu.Meskipun IAS 20 dimaksudkan untuk penerapan hibah

antara pemerintah dan pihak ketiga yang independen, prinsip akuntansi tersebut juga dapat secara relevan diterapkan pada situasi saat departemen atau instansi menerima hibah dari

pemerintah pusat dalam hal untuk memungkinkan penerima melaksanakan aktivitas operasi tertentu. Selain itu, pemerintah juga dapat menjadi penerima hibah tanpa syarat atau bantuan tunai

(misalnya, pinjaman tanpa pelunasan dari pemerintah lain atau otoritas multinasional) atau dalam bentuk (misalnya, bantuan asset purbakala). Hibah dan bantuan jenis ini sejalan

dengan yang ada di sektor swasta nirlaba ; (misalnya, bantuan moneter, jasa sukarela atau bantuan barang sejenisnya). Transfer tersebut meliputi cakupan transfer non-resiprokal yang lebih luas daripada hibah yang dimaksud dalam IAS 20.

Hibah dapat berbentuk tunai (misalnya, penerimaan hibah uang dari Luar Negeri yang langsung diberikan kepada Kementerian Negara/Lembaga atau kepada Pemerintah Daerah

tanpa melalui BUN/BUD), jasa (misalnya, hibah yang diperoleh oleh satuan kerja instansi pusat maupun SKPD yang dapat berupa kegiatan pelatihan, sosialisasi, workshop dan seminar, serta technical assistance), transfer asset (misalnya, tanah, peralatan dan mesin,

gedung dan bangunan jalan irigasi jaringan, asset tetap lainnya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan) atau pengurangan kewajiban yang ada. Syarat tertentu dapat

ditambahkan pada hibah. Di beberapa Negara, istilah “hibah” diasosiasikan dengan jenis tertentu dari penerimaan yang dibatasi penggunaannya dan istilah “transfer” merujuk pada cakupan luas transfer non-resiprokal termasuk hibah, persetujuan pembagian biaya dan

entitlement.

3. Restricted dan Unrestricted Revenue

Pendapatan non resiprokal ada yang sudah dibatasi penggunaannya dan ada yang masih tersedia untuk digunakan secara bebas oleh pemerintah.Hibah dengan peruntukan tertentu

yang disyaratkan oleh donor adalah salah satu bentuk dari pendapatan yang dibatasi penggunaannya. Sedangkan pendapatan lain yang tidak disertai dengan konsekuensi seperti

itu biasa disebut sebagai unrestricted revenue, contohnya pendapatan pajak dimana pemerintah bebas menentukan bagaimana mereka akan membelanjakan pendapatan tersebut. Penting untuk dipahami bahwa bagian pendapatan pemerintah yang dialokasikan untuk

belanja tertentu bukanlah bentuk pendapatan yang dibatasi penggunaanya, karena pemerintah dapat saja mengubah alokasi tersebut sewaktu-sewaktu jika dibutuhkan.

Page 11: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

11

4. Informasi tambahan - Terdapat perbedaan pandangan terhadap pendapatan perpajakan. Pandangan pertama

melihat bahwa pajak seharusnya tidak diklasifikasikan sebagai pendapatan (revenue). Pandangan ini berpendapat bahwa yang termasuk dalam pendapatan adala h transfer

masuk yang dihasilkan dari pelaksanaan suatu kegiatan operasional yang menghasilkan jasa atau barang, sehingga seringkali pendapatan (terutama dalam entitas bisnis) dilihat sebagai tolak ukur kualitas performa organisasi. Pandangan lainnya menyebutkan bahwa

pengumpulan pajak merupakan bagian dari aktivitas utama pemerintah dalam menjalankan fungsinya. Pengumpulan pajak membutuhkan alokasi sumber daya yang

besar dan pemerintah perlu melakukan kinerja perpajakan yang baik untuk dapat mencapai target pendapatan pajaknya. Oleh sebab itu, pajak dapat dipandang (dalam entitas pemerintah) sebagai komponen pendapatan (revenue).

- Dalam PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, dijelaskan bahwa pendapatan non-resiprokal pemerintah (berupa pajak dan iuran wajib

lainnya) harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), terutama informasi mengenai kebijakan pengakuannya. Sebagai contoh, dalam CaLKpemerintah

daerah harus menjelaskan dasar dan kebijakan dalam pengakuan pendapatan pajak bumi dan bangunan di wilayah kekuasaannya.

D. PENGAKUAN PENDAPATAN

Dalam paragraph 19 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah tentang Kebutuhan informasi para pengguna laporan keuangan dinyatakan bahwa “Kebutuhan informasi tentang

kegiatan operasional pemerintahanserta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas semata.Namun, apabila terdapat

ketentuan peraturan perundang-undangan yangmengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, makalaporan keuangan dimaksud wajib disajikan demikian. Masih dalam

Kerangka Konseptual pada paragraph 84 disebutkan bahwa. Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinyakriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansisehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban,

ekuitas,pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-LO, dan beban,sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas pelaporan yangbersangkutan. Pengakuan diwujudkan

dalam pencatatan jumlah uang terhadappos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:

a. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengankejadian atau

peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;

b. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapatdiukur atau dapat

diestimasi dengan andal.

Selanjutnya yang dimaksud dengan Kemungkinan Besar Manfaat Ekonomi Masa Depan

Terjadi Dijelaskan dalam paragraf 87 PSAP bahwa dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep kemungkinan besarmanfaat ekonomi masa depan terjadi digunakan dalam pengertian

Page 12: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

12

derajatkepastian tinggi bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan posatau kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir dari atau ke entitas pelaporan.Konsep ini diperlukan

dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan operasionalpemerintah. Pengkajian derajat kepastian yang melekat dalam arus manfaatekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang

dapat diperoleh pada saatpenyusunan laporan keuangan.

Untuk dapat dilakukan identifikasi terhadap item yang telah memenuhi kriteria manfaat

ekonomi masa depan diikuti kemudian oleh kriteria Keandalan Pengukuran yang dalam paragraph 88 PSAP dinyatakan bahwa Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai

uangakibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namunada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabilapengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan,maka pengakuan transaksi demikian cukup

diungkapkan pada Catatan atasLaporan Keuangan.

Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadiapabila kriteria pengakuan

baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadiperistiwa atau keadaan lain di masa mendatang.Masih dalam kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah secara umum dalam SAP

Pengakuan Pendapatan terbagi menjadi dua yaitu Pendapatan-LO yang diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Dan yang kedua adalah masih adanya Pendapatan-LRA yang diakuipada saat kas diterima di Rekening Kas

Umum Negara/Daerah atau oleh entitaspelaporan.

1. Pengakuan Pendapatan menurut PP 71 Tahun 2010 a. Akuntansi Pendapatan-LRA Paragraf 21 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang Laporan

Realisasi Anggaran Berbasis Kas Lampiran I Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan Pendapatan-LRA diakui pada

saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Walaupun termuat didalam Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual namun pengakuan pendapatan LRA tersebut sangat jelas masih menggunakan basis kas. Hal ini memang merupakan keunikan dalam SAP

Pemerintah Indonesia dimana mengingat Anggaran masih menggunakan basis kasmaka LRA juga ditetapkan menggunakan basis yang sama dengan basis penganggarannya. Hal ini sesuai

dengan ketentuan PP 71 tahun 2010 Pasal 1 ayat 8 yang manyatakan bahwa “SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan

dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD”. Jadi jelas guna menyusun Laporan LRA maka item Pendapatan LRA diakui

pada saat Kas/Setara kas diterima pada RKUN/RKUD mengingat APBN/APBD masih menganut basis kas dalam penyusunannya. Dalam penerapan Paragraf 21 dan di atas, timbul pertanyaan apakah pendapatan yang

diterima langsung oleh entitas pemerintah atau entitas lainnya yang belum dise tor ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah (RKUN/RKUD), dan sering juga pendapatan tersebut

tidak disetor ke rekening kas umum negara/daerah tetapi langsung digunakan oleh entitas yang menerimanya, dapat diakui sebagai Pendapatan-LRA Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah?. Atas hal tersebut KSAP mengeluarkan IPSAP no 02 tentang Pengakuan

Pendapatan yang diterima pada RKUN/RKUD. Interpretasi atas paragraph 21 tersebut di atas artinya pengakuan pendapatan ditentukan oleh BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan

Page 13: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

13

bukan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai salah satu tempat penampungannya. Oleh karena itu,pernyataan bahwa pendapatan diakui pada saat diterima pada RKUN/RKUD perlu

diinterpretasikan sehingga pendapatan sesuai PSAP di atas mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pendapatan kas yang telah diterima pada RKUN/RKUD. b. Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang sebagai pendapatan

negara/daerah dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN/RKUD,dengan

ketentuan bendahara penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUN/BUD. c. Pendapatan kas yang diterima satker/SKPD dan digunakan langsung tanpa disetor ke

RKUN/RKUD, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUN/BUD untuk diakui sebagai pendapatan negara/daerah.

d. Pendapatan kas yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri yang digunakan

untuk mendanai pengeluaran entitas dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUN/BUD untuk diakui sebagai pendapatan negara/daerah.

e. Pendapatan kas yang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUN/BUD, dan BUN/BUD mengakuinya sebagai pendapatan.

Perlu kita ingat pasal 12 ayat (2) UU no 1 Tahun 2004 “Semua penerimaan dan pengeluaran

negara dilakukan melalui Rekening Kas Umum Negara.”. Praktek Pendapatan LRA diatas nampaknya tidak sesuai dengan bunyi pasal tersebut.

b. Akuntansi Pendapatan-LO

Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Lapo ran Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit

operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagaipenambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidakperlu dibayar kembali. Sedangkan

dalam paragraph 19 PSAP no 13 Tentang Laporan Operasional disebutkan bahwa Pendapatan-LO diakui pada saat:

a. Timbulnya hak atas pendapatan;

b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.

Paragraf selanjutnya menjelaskan mengenai saat pengakuan Pendapatan-LO dimulai Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan yakni diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih pendapatan. Kemudian Pendapatan-LO yang diperoleh

sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan,diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih imbalan. Dan yang terakhir

Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak yang telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya penagihan.

Basis akrual akuntansi pendapatan LO mengakui pengaruh transaksi penghasil pendapatan atau peristiwa lain penghasil pendapatan pada saat transaksi atau peristiwa penyebab timbulnya

Page 14: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

14

hak atas pendapatan terjadi, tanpa memerhatikan saat pendapatan tersebut diterima dalam bentuk tunai atau bentuk penerimaan lain, PSAP Pendapatan mengatur kebijakan akuntansi pendapatan

berdasar prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik spesifik yang boleh dipilih suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian LK, mengambil hikmah

sub-bab Definisi tentang Basis Akrual pada Lampiran 1.02 PSAP 01. Karena itu, pendapatan perpajakan berbasis akrual mengikuti hukum pajak.( Jan Hoesada, 2013).

Terdapat beberapa Kajian dalam rangka pengakuan basis akrual padaPendapatan LO yang,

diantaranya oleh Bambang Widjajarso dijelaskan sebagai berikut :

“Dalam Memorandum Pembahasan Penerapan Basis Akrual dalam Akuntansi Pemerintahan di Indonesia yang dijadikan bahan bahasan limited hearing KSAP tahun 2006 yang lalu, masalah pengakuan pendapatan sudah diungkap. Jika basis akrual diterapkan, pendapatan

diakui pada saat timbul hakdari pemerintah. Masalahnya adalah dalam hak pajak yang menganut self assessment dimana wajib pajak menghitung sendiri kewajiban pajaknya, hak

tersebut menjadi belum final – karena masih dimungkinkan adanya restitusi - meskipun sudah ada SPT, sehingga dokumen yang dijadikan dasar penentuan hak tagih pajak menjadi masalah.

Memang benar, pendapatan harus diakui jika telah muncul hak sehingga pencatatan pendapatan dilakukan setiap kali ada transaksi munculnya hak tersebut. Logikanya, standar

akuntansi pemerintah nantinya harus menciptakan kriteria yang jelas atas pengakuan pendapatan tersebut. Misalnya, seperti yang diterapkan oleh State and Local Governments

di Amerika, pendapatan diakui jika terpenuhinya kriteria measurable dan available. Dengan demikian, pendapatan pajak yang harus diakui adalah jika dapat diukur dan tersedia untuk operasi entitas pelaporan. Contoh jenis pajak yang memenuhi kriteria seperti itu adalah

pajak property, misalnya Pajak Bumi Bangunan, Pajak Kendaraan Bermotor dan sebagainya. Dalam kondisi itu, pajak property harus langsung diakui dan dicatat sebagai

pendapatan. Bagaimana dengan pajak yang lain? Untuk jenis pajak yang lain, misalnya Pajak Penghasilan, menurut penulis, kriteria dapat diukur dan tersedia tetap harus diberlakukan. Jika kedua kriteria tersebut tidak secara bersamaan dapat terpenuhi,

pendapatan pajak jenis itu tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Alternatifnya, karena pendapatan pajak mempunyai karakteristik non exchange revenues, peraturan perpajakan

harus ditafsirkan oleh badan penyusun standar akuntansi pemerintahan kapan memenuhi kriteria measurable dan kapan memenuhi available.

Suatu angsuran pajak, misalnya, yang belum secara definitif dapat dikatakan sebagai hak negara, tidak dapat diakui sebagai pendapatan pajak, kecuali pada jenis usaha tertentu,

misalnya pada perbankan yang diwajibkan menyusun laporan keuangan triwulanan dan sekaligus menyampaikan kewajiban pajaknya melalui SPT Masa, dapat diakui sebagai pendapatan pajak oleh pemerintah. Jika SPT mempunyai dasar keterukuran pendapatan

pajak dan jika batas restitusi bisa ditentukan, pajak penghasilan baru dapat diakui sebagai pendapatan.Untuk jenis pajak yang lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai, menurut

penulis, kriteria diatas juga tetap berlaku. Artinya, penyampaian SPT Masa dalam pajak jenis itu dapat dijadikan dasar pengakuan pendapatan PPN, karena pada saat SPT Masa telah disampaikan, kedua kriteria pendapatan telah terpenuhi, sehingga pendapatan yang berasal

dari PPN dapat diakui. Untuk pajak lainnya, seyogyanya diberlakukan analogi bahasan pemenuhan kriteria seperti pada Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai.”.

Page 15: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

15

Penerapan basis akrual bagi pemerintah juga dapat ditelaah dari sisi kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Penelaahan terhadap masalah tersebut

menemukan beberapa anomali yang mungkin perlu dicermati sehingga pelaksanaan Akuntansi Basis Akrual Penuh sejalan dengan Peraturan perundang-undangan. Kajian mengenai hal tersebit

diantaranya sebagaimana dijelaskan oleh Sri Suryanovi sebagai berikut :

a. Penggunaan Basis Akrual dalam Pengakuan Pendapatan Negara dan Kontroversinya

dengan Peraturan Perundang-undangan Pendapatan negara menurut UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 1 ayat 13

didefinisikan sebagai ”hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.” Hal senada juga diungkapkan dalam UU Nomor 1 Tahun 2004, pasal 12 ayat (1) ayang menyatakan “APBN dalam satu tahun anggaran meliputi: hak

pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.” Berdasarkan pasal-pasal tersebut, maka basis akuntansi yang digunakan dalam mengakui pendapatan

negara adalah basis akrual, yaitu pendapatan diakui ketika hak atas pendapatan tersebut timbul tanpa memperhatikan kapan kas atau setara kas akan diterima. Akan tetapi, kontroversi pengakuan pendapatan negara basis akrual ini timbul ketika menyimak bunyi

pasal 11 ayat 3 UU Nomor 17 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah. Sementara itu,

penerimaan negara didefinisikan sebagai “uang yang masuk ke kas negara,” (pasal 1 ayat 9). Berdasarkan pasal 11 ayat 3 serta mengacu pada pasal 1 ayat 9 tersebut, pendapatan negara bisa diartikan sebagai uang yang masuk ke kas negara yang berasal dari pajak,

bukan pajak, dan hibah. Dengan demikian, maka basis akuntans i yang digunakan untuk mengakui pendapatan negara seharusnya adalah basis kas, yaitu pendapatan diakui ketika uang masuk ke kas negara.

b. Pengakuan Piutang Pajak/Retribusi pada Basis Akrual dan Kontroversinya dengan

Peraturan Perundang-undangan. Pada basis akrual, pengakuan pendapatan bisa dilakukan ketika hak atas

pendapatan tersebut timbul, meskipun belum ada kas/setara kas yang diterima. Misalnya,

ketika suatu entitas menerbitkan surat ketetapan retribusi, pada saat itu pendapatan retribusi sudah diakui dan dicatat, meskipun uangnya belum diterima, dan di sisi lain,

pada saat yang bersamaan juga diakui piutang retribusi. Ketika basis akrual diterapkan, maka pengakuan atas piutang (pajak dan atau retribusi) menimbulkan konsekuensi adanya pengakuan terhadap pendapatan. Disini, piutang terkait dimunculkan di sisi debet

sedang di sisi kredit dimunculkan pendapatan pajak/retribusi. Pengakuan pendapatan pajak atau retribusi tersebut dicerminkan dalam LRA yang nantinya merupakan bagian

dari laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD. Pengakuan piutang dengan mengkredit pendapatan berdasarkan basis akrual ini, sesuai dengan pasal 1 ayat 13 dan 15 UU Nomor 17 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendapatan negara/daerah adalah

hak pemerintah pusat/ pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

Namun di sisi lain, pengakuan piutang dengan mengkredit pendapatan berdasarkan basis akrual ini, tidak sesuai dengan pasal 11 (ayat 3) UU Nomor 17 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa “Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak,

penerimaan bukan pajak, dan hibah.” Dengan merujuk pada pasal 1 (ayat 9 dan 11) yang menyatakan bahwa “penerimaan negara/daerah adalah uang yang masuk ke kas

Page 16: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

16

negara/daerah,” maka pasal 11 ayat 3, UU Nomor 17 Tahun 2003 tidak menghendaki adanya pengakuan pendapatan meskipun hak atas pendapatan tersebut sudah timbul

dengan diakuinya piutang.

c. Pengakuan Pendapatan Diterima di Muka pada Basis Akrual dan Kontroversinya dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pada basis akrual, uang yang diterima atas penyerahan barang/jasa yang baru akan

dilakukan tahun berikutnya belum diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan karena hak atas pendapatan tersebut belum timbul. Penerimaan uang tersebut akan dicatat

sebagai kewajiban (pendapatan diterima dimuka) pada akhir tahun berjalan. Misalnya pada tahun berjalan pemerintah sudah menerima uang dari masyarakat sebagai biaya pengurusan visa/pasport. Pada akhir tahun berjalan, visa/pasport tersebut belum selesai

dan belum diserahkan pada masyarakat. Uang yang sudah diterima dari transaksi tersebut, menurut basis akrual, seharusnya tidak dibukukan sebagai pendapatan, tapi

sebagai pendapatan ditangguhkan. Pengakuan sebagai pendapatan ditangguhkan tersebut, sesuai dengan pasal 3 ayat

(5) dan ayat (6) UU Nomor 17 Tahun 2003 yang antara lain menyatakan bahwa, semua

penerimaan yang menjadi hak negara/daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN/APBD. Secara tidak langsung pasal tersebut menegaskan

bahwa hanya penerimaan yang menjadi hak negara/daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan yang dimasukkan dalam APBN/APBD, sedang penerimaan yang belum menjadi hak negara/daerah seharusnya tidak dimasukkan dalam APBN/APBD dalam arti

bahwa tidak diakui sebagai pendapatan. Akan tetapi, jika menyimak bunyi pasal 11 ayat (3) yang menyatakan bahwa

“pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah,” maka seluruh penerimaan yang berasal dari pajak, bukan pajak, dan hibah harus diakui sebagai pendapatan tanpa memperhatikan apakah hak atas penerimaan tersebut sudah

timbul atau belum. Dengan demikian, pengakuan dan pelaporan pendapatan yang diterima di muka, atas uang yang sudah diterima tetapi belum menjadi hak, tidak sesuai

dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 11 (ayat 3).

2. Pengakuan Pendapatan menurut International Public Sector Accounting

Standard (IPSAS)

Sesuai dengan kategori pendapatan dalam sektor publik, IPSAS membagi pengaturan mengenai pengakuan pendapatan ke dalam dua bagian utama yaitu Revenue From Exchange Transactions yang diatur dalam IPSAS 9 dan Revenue From Non-Exchange dalam IPSAS 23

a. International Public Accounting Standard (IPSAS) 9 Revenue From Exchange Transactions

Tujuan dari IPSAS 9 adalah mengatur perlakuan akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa tukar-menukar. Isu utama dalam akuntansi pendapatan adalah kapan waktu mengakui pendapatan. Pendapatan diakui ketika adanya kemungkinan besar terjadinya manfaat

ekonomi di masa mendatangatau potensi jasa yang akan d iterima dan manfaat-manfaat tersebut dapat diukur dengan baik. Standar ini mengidentifikasi keadaan dimana kriteria ini dipenuhi dan,

karena itu, pendapatan akan diakui. Hal ini juga memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria tersebut.

Page 17: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

17

Adapun ruang lingkup IPSAS ini tersebut antara lain:

1) Suatu entitas yang menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan basis akrual menggunakan standar ini dalam hal pengakuan pendapatan akibat:

a) Pemberian jasa b) Penjualan barang c) Penggunaan aset oleh entitas lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.

2) Standar ini berlaku untuk semua entitas sektor publik selain BUMN. 3) Standar ini tidak berlaku untuk pendapatan yang timbul dari transaksi nonpertukaran.

4) Standar ini tidak berurusan dengan pendapatan yang: a) Dibahas di Standar Internasional lainnya Sektor Publik Akuntansi, termasuk:

i) perjanjian sewa (IPSAS 13, "Sewa " )

ii) Dividen yang timbul dari investasi yang dicatat berdasarkan metode ekuitas (IPSAS 7) iii) Keuntungan dari penjualan aktiva tetap (IPSAS 17)

b) Timbul dari kontrak asuransi entitas asuransi c) Timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan/ pelepasannya d) Timbul dari perubahan nilai aktiva lancar lainnya

e) Timbul dari kenaikan alami pada peternakan, dan produk pertanian dan hutan f) Timbul dari ekstraksi bijih mineral

Sesuai dengan jenis pendapatan dalam Exchange Transactions, berikut ini akan dijelaskan masing-masing perlakuan dalam pengakuan pendapatan.

Pemberian Jasa

Apabila outcome transaksi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan terkait dengan transaksi tersebut harus diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian transaksi tersebut pada tanggal pelaporan. Outcome dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi

berikut dipenuhi:

a) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

b) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau potensi layanan yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas

c) Tahap penyelesaian transaksi pada tanggal pelaporan dapat diukur dengan andal d) Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat

diukur dengan andal

Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian transaksi sering disebut

sebagai metode persentase penyelesaian. Dengan metode ini, pendapatan diakui pada periode pelaporan saat jasa diserahkan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna pada sejauh mana kegiatan pelayanan dan kinerja selama suatu periode.

Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi atau potensi layanan yang

terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Namun, ketika ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas jumlah yang sudah termasuk dalam pendapatan, nilai yang tidak tertagih, atau nilai yang sudah dianggap probable, diakui sebagai beban, bukan sebagai penyesuaian dari

jumlah pendapatan awalnya diakui.

Page 18: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

18

Tahap penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode. Entitas menggunakan metode yang mengukur andal jasa yang dilakukan. Tergantung pada sifat transaksi, metode

mungkin termasuk:

a) Survei pekerjaan yang dilakukan b) Jasa yang dilakukan sampai saat ini sebagai persentase dari total jasa yang akan

dilakukan ; atau

c) Proporsi yang biaya yang dikeluarkan hingga tanggal dengan total biaya transaksi. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilakukan sampai saat ini termasuk dalam biaya

yang dikeluarkan sampai saat ini. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilakukan atau yang akan dilakukan termasuk dalam total biaya transaksi.

Untuk tujuan praktis, saat jasa dilakukan dalam jumlah tindakan tak tentu selama jangka waktu tertentu, pendapatan diakui atas dasar garis lurus selama jangka waktu yang ditentukan kecuali ada bukti bahwa beberapa metode lain yang lebih baik merupakan tahap penyelesaian. Ketika

tindakan tertentu jauh lebih signifikan daripada tindakan lainnya, pengakuan pendapatan ditunda sampai tindakan signifikan dijalankan.

Apabila hasil transaksi yang melibatkan pemberian jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan harus diakui hanya sebatas biaya yang diakui yang recoverable. Selama tahap awal

transaksi, itu sering terjadi bahwa hasil transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal. Namun demikian, besar kemungkinan bahwa entitas akan mengembalikan biaya transaksi yang

terjadi. Oleh karena itu, pendapatan diakui hanya sebatas biaya yang terjadi diharapkan dapat dipulihkan. Sebagai hasil dari transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal, tidak ada kelebihan diakui. Apabila hasil transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan tidak mungkin

bahwa biaya yang dikeluarkan akan pulih, pendapatan tidak diakui dan biaya yang dikeluarkan diakui sebagai beban.

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut telah dipenuhi:

a) Entitas telah mengalihkan risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli

b) Entitas tidak lagi ikut campur dalam pengelolaan pada tingkat yang biasanya berhubungan dengan kepemilikan atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual

c) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal d) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau potensi layanan yang terkait dengan

transaksi tersebut akan mengalir ke entitas e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur

dengan andal

Jika entitas mempertahankan risiko signifikan dari kepemilikan, transaksi tersebut bukan penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat mempertahankan risiko yang signifikan dari

kepemilikan dalam beberapa cara. Jika entitas hanya mempertahankan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan, transaksi penjualan dan pendapatan diakui.

Page 19: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

19

Pengkajian kapan entitas telah memindahkan risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan kepada pembeli memerlukan sebuah penelitian dari keadaan transaksi. Dalam kebanyakan kasus,

transfer risiko dan manfaat kepemilikan bersamaan dengan pengalihan hak hukum atau pengalihan kepemilikan. Namun, dalam kasus tertentu lainnya, pengalihan risiko dan manfaat

kepemilikan terjadi pada waktu yang berbeda dari pengalihan hak hukum atau pengalihan kepemilikan.

Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi atau potensi layanan yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Dalam beberapa kasus, hal ini

mungkin tidak mungkin sampai pertimbangan diterima atau sampai suatu ketidakpastian akan dihapus. Pengakuan mungkin tertunda sampai telah terjadi. Saat barang diberikan, ketidakpastian akan dihapus dan pendapatan diakui. Namun, ketika ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas

jumlah yang sudah termasuk dalam pendapatan, nilai yang tidak tertagih atau nilai yang sudah dianggap probable, diakui sebagai beban, bukan sebagai penyesuaian dari jumlah pendapatan

awalnya diakui.

Bunga, Royalti dan Dividen

Pendapatan yang timbul dari penggunaan oleh orang lain aset entitas menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui jika:

a) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau potensi layanan yang terkait dengan

transaksi tersebut akan mengalir ke entitas b) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

Pendapatan harus diakui dengan menggunakan perlakuan akuntansi berikut ini:

a) Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan effective yield

aktiva tersebut b) Royalti harus diakui sebagai mereka yang diperoleh sesuai dengan substansi perjanjian

yang relevan c) Dividen atau setara mereka harus diakui pada saat pemegang saham atau hak entitas

untuk menerima pembayaran ditetapkan

Effective yield suatu aset merupakan tingkat bunga yang diperlukan untuk diskon aliran penerimaan kas masa depan yang diharapkan selama umur aset untuk menyamakan nilai tercatat

awal aset tersebut. Pendapatan bunga yang meliputi jumlah amortisasi diskonto, premi atau perbedaan lain antara jumlah tercatat awal surat hutang dan jumlahnya pada saat jatuh tempo.

Royalti, seperti royalti minyak bumi, bertambah sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian yang relevan dan biasanya diakui atas dasar itu kecuali, dengan memperhatikan substansi

perjanjian tersebut, lebih tepat untuk mengakui pendapatan pada beberapa sistematis lain dan rasional dasar. Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi atau potensi

layanan yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Dalam beberapa kasus, hal ini mungkin tidak mungkin sampai pertimbangan diterima atau sampai suatu ketidakpastian akan dihapus. Pengakuan mungkin tertunda sampai telah terjadi. Saat barang diberikan,

ketidakpastian akan dihapus dan pendapatan diakui. Namun, ketika ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas jumlah yang sudah termasuk dalam pendapatan, nilai yang tidak tertagih atau nilai

Page 20: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

20

yang sudah dianggap probable, diakui sebagai beban, bukan sebagai penyesuaian dari jumlah pendapatan awalnya diakui.

b. International Public Accounting Standard (IPSAS) 23 Revenue From Non-Exchange

Transactions IPSAS 23 mengatur tentang pendapatan dari transaksi non-exchange. Pendapatan dari transaksi

nonexchange terdiri dari pajak dan transfer –termasuk hibah- yang merupakan pendapatan utama dari entitas sektor publik. Tujuan dari standar ini adalah mengatur persyaratan pelaporan

keuangan untuk pendapatan yang berasal dari transaksi non-exchange dimana perlu dipertimbangkan pengakuan dan pengukuran pendapatan dari transaksi non-exchange termasuk identifikasi kontribusi dari pemilik.

IPSAS 23 diterapkan pada entitas yang mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan

menggunakan basis akrual untuk akuntansi pendapatan non-exchange. Standar ini tidak berlaku untuk kombinasi entitas yang melakukan transaksi non-exchange.

Dalam melakukan pengakuan pendapatan Non-Exchange Transactions, Sebuah aliran sumber daya dari transaksi non-pertukaran yang diakui sebagai aset harus diakui sebagai pendapatan,

kecuali ada kewajiban yang juga diakui sehubungan dengan aliran yang sama. Pendapatan dari transaksi non-exchange harus diukur pada jumlah kenaikan aktiva bersih yang diakui oleh entitas.

Ketika suatu entitas memenuhi persyaratan yang diakui sebagai kewajiban atas transaksi non-exchange tersebut, maka entitas harus mengurangi jumlah kewajiban yang sudah diakui

sebelumnya dan mengakui pendapatan sebesar pengurangan atas kewajiban tersebut.

Aset didefinisikan dalam IPSAS 1, sebagai sumber daya yang dikontrol oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, yang dari mana manfaat ekonomi masa depan atau potensi layanan diharapkan mengalir ke entitas. Masuknya sumber daya dari transaksi non-exchange,

selain jasa, yang memenuhi definisi suatu aset harus diakui sebagai aset jika, dan hanya jika: a) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan atau potensi layanan yang

terkait dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas b) nilai wajar aset dapat diukur secara andal

Aset yang diperoleh melalui transaksi non-exchange harus awalnya diukur pada nilai wajarnya

pada tanggal akuisisi.

Selain itu, sebuah persyaratan yang ada dalam transaksi non-exchange yang memenuhi definisi kewajiban harus diakui sebagai kewajiban jika, dan hanya jika:

a) Besar kemungkinan besar adanya arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat

ekonomi di masa depan atau potensi jasa yang akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.

b) Estimasi yang andal dapat dilakukan atas jumlah kewajiban. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban harus merupakan estimasi terbaik atas nilai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini pada saat tanggal pelaporan.

Page 21: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

21

c. KLASIFIKASI PENDAPATAN

Klasifikasi dilakukan untuk mempermudah pembaca laporan keuangan memahami isi laporan keuangan yang diberikan. Dengan adanya klasifikasi, maka dapat dilihat dengan jelas berapa

besar pendapatan untuk tiap jenis bidang usaha yang dilakukan. Di Indonesia, pendapatan diklasifikasikan menurut sumber pendapatan. Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah pusat dikelompokkan berdasarkan jenis pendapatan, yaitu pendapatan perpajakan,

pendapatan bukan pajak, dan pendapatan hibah. Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah daerah dikelompokkan menurut asal dan jenis pendapatan, yaitu pendapatan asli

daerah, pendapatan transfer, dan lain- lain pendapatan yang sah. Masing-masing pendapatan tersebut diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Berikut penggolongan pendapatan di Indonesia:

KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT

PENDAPATAN PERPAJAKAN Pendapatan Pajak Penghasilan Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Pendapatan Cukai Pendapatan Bea Masuk Pendapatan Pajak Ekspor Pendapatan Pajak Lainnya

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK Pendapatan Sumber Daya Alam Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya

PENDAPATAN HIBAH Pendapatan Hibah

PEMERINTAH PROVINSI

PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lainnya

PENDAPATAN TRANSFER TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Lainnya

Page 22: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

22

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lainnya

PENDAPATAN TRANSFER TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Lainnya

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya

Dari klasifikasi pendapatan di atas, yang termasuk exchange revenue adalah:

Pendapatan Pemerintah Pusat: - Pendapatan Negara Bukan Pajak

Pendapatan Pemerintah Provinsi - Pendapatan Retribusi Daerah - Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Pendapatan Asli Daerah Lainnya

Pendapatan Pemerintah Kabupaten/Kota - Pendapatan Retribusi Daerah - Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Pendapatan Asli Daerah Lainnya

Dari klasifikasi pendapatan di atas, yang termasuk non-reciprocal revenue adalah:

Pendapatan Pemerintah Pusat: - Pendapatan Perpajakan - Pendapatan Hibah

Pendapatan Pemerintah Provinsi - Pendapatan Pajak Daerah - Pendapatan Transfer - Lain-lain Pendapatan yang Sah

Pendapatan Pemerintah Kabupaten/Kota - Pendapatan Pajak Daerah - Pendapatan Transfer - Lain-lain Pendapatan yang Sah

Page 23: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

23

III SIMPULAN

Pengguna laporan keuangan pemerintah membutuhkan informasi yang andal dan relevan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja pemerintah. Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

informasi tersebut, pemerintah perlu melaporkan pendapatan dan beban. Perbedaan antara pendapatan dan beban membantu pengguna untuk menilai kebutuhan pinjaman pemerintah dan

untuk menentukan apakah ekuitas antar periode telah dicapai.

Dalam proses penyajian Laporan Keuangan, penyaji membutuhkan basis akuntansi yang tepat. Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Terdapat empat alternative basis

akuntansi yakni basis kas, modifikasi kas, akrual, dan akrual modifikasi. Pemerintah Indonesia sedang beralih dari basis kas menuju basis akrual penuh melalui masa transisi.

Praktik akuntansi basis kas memang yang paling banyak digunakan untuk pengklasifikasian.

Namun, dengan menggunakan akuntansi basis kas untuk pendapatan non- reciprocal akan mendapatkan beberapa masalah. Pemerintah dapat memilih untuk memanipulasi pendapatan dengan penetapan tanggal untuk pendapatan yang akan diterima.

Mengingat juga meluasnya penggunaan langkah-langkah untuk menghitung pendapatan pajak,

akan ada variasi besar dalam pendapatan dilaporkan tergantung pada kebijakan yang diambil. Perbedaan waktu memiliki efek penting pada hasil yang menunjukkan kepatuhan terkait batas anggaran dan otorisasi serta dalam memfasilitasi pencapaian ekuitas antarperiode.

IFAC PSC meyakini bahwa kebutuhan informasi bagi pengguna akan lebih baik jika pemerintah

konsisten mengubah akuntansi basis kas ke akuntansi basis akrual penuh atau setidaknya ke basis akrual dimodifikasi. Sehingga akan lebih berkonsentrasi pada definisi dan pengakuan pendapatan dengan metode akuntansi basis akrual penuh. Namun, perkembangan pedoman akuntansi untuk

pendapatan non-reciprocal atas dasar akrual penuh tidak cukup baik dan mungkin tergantung secara signifikan pada pengaturan legislatif, administratif dan akuntansi dalam yurisdiksi

tertentu. Transisi menuju ke basis akrual akan mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna, namun

juga masih memiliki beberapa tantangan masalah yang cukup kompleks yang harus diselesaikan dengan baik.

Page 24: Paper definisi pengakuan pendapatan

Definition and Recognition of Revenues

24

DAFTAR PUSTAKA

IASC, IAS 18 Revenue, January 1995.

IFAC, 1996; Public Sector Committee, Study 9, Definition and Recognition of Revenues, December 1996.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerinta h

Hoesada, Jan. 2013. Latar Belakang Akuntansi Pendapatan Laporan Operasional (LO) Dalam

Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: KSAP

KSAP. 2013. Interpretasi SAP 02 tentang Pengakuan Pendapatan yang Diterima Pada

Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Jakarta:KSAP

Pemerintah Republik Indonesia. 2011. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Visi Media

Suryanovi, Sri. Kajian basis akrual dalam akuntansi Pemerintahan indonesia: Kontroversinya berdasarkan Perspektif peraturan perundangundangan.

Widjajarso , Bambang. Penerapan Basis Akrual Pada Akuntansi Pemerintah Indonesia: Sebuah Kajian Pendahuluan