paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

23
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2016 Tentang Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis dan Darurat Energi (Krisdaren) Kilang Minyak Bontang Pipa Gas Mojokerto-Jombang PLTU Muara Karang Kilang LPG Mundu Prof. Dr. Ir. Syamsir Abduh Workshop Sosialisasi dan Implementasi RUEN Jakarta, 13 Maret 2017

Upload: syamsir-abduh

Post on 22-Jan-2018

117 views

Category:

Law


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2016Tentang Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis dan Darurat Energi (Krisdaren)

Kilang Minyak Bontang Pipa Gas Mojokerto-Jombang PLTU Muara Karang Kilang LPG Mundu

Prof. Dr. Ir. Syamsir Abduh

Workshop Sosialisasi dan Implementasi RUENJakarta, 13 Maret 2017

Page 2: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

LANDASAN HUKUM

Pasal 6

Pasal 12

1) Krisis energi merupakan kondisi kekurangan energi.

2) Darurat energi merupakan kondisi terganggunya pasokan energi akibat terputusnya

sarana dari prasarana energi.

3) Dalam hal krisis energi dan darurat energi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) mengakibatkan terganggunya fungsi pemerintahan, kehidupan sosial

masyarakat, dan/atau kegiatan perekonomian, Pemerintah wajib melaksanakan

tindakan penanggulangan yang diperlukan.

2.c) Dewan Energi Nasinal bertugas: menetapkan langkah-langkah penanggulangan

kondisi krisis dan darurat energi

PP No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Listrik

Pasal 25 5) Penetapan kondisi krisis atau darurat penyediaan tenaga listrik dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang energi

Page 3: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

Tujuan penetapan Perpres Nomor 41 Tahun 2016

Tersedia landasan operasional yang jelas mengatur tata cara penanggulangan

kondisi krisis energi dan/atau darurat energi untuk memberikan pedoman bagi

Pemerintah dalam melaksanakan tindakan penanggulangan krisis energi

dan/atau darurat energi (Pasal 6 UU Nomor 30 tahun 2007).

Tersedia landasan operasional yang jelas mengatur tata cara penetapan krisis

energi dan/atau darurat energi untuk menjamin ketahanan energi nasional dan

untuk menetapkan langkah-langkah penanggulangan krisis energi dan darurat

energi yang dilaksanakan oleh DEN (Pasal 12 ayat (2) huruf c UU Nomor 30

tahun 2007).

Tersedia landasan operasional sebagai payung hukum untuk regulasi yang

terkait, (antara lain pasal 25 ayat (5) PP No 14 tahun 2012 tentang Kegiatan

Usaha Penyediaan Tenaga)

Tersedia regulasi yang mengatur tanggung jawab dan kewajiban masing-

masing para pemangku kepentingan (pemerintah, pemerintah daerah, badan

usaha, swasta dan masyarakat) terhadap kondisi penyediaan energi di daerah

dan nasional.

1

2

3

4

Page 4: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

• Antisipasi • Pemulihan

Page 5: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

SIKLUS PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISDAREN

Antisipasi dan Mitigasi

Usulan Potensi

KrisdarenIdentifikasi dan pemantauan

kondisi penyediaan dan

kebutuhan energi

(MESDM, Badan Pengatur,

DEN, Badan Usaha,

Gubernur/Walikota)

Kesiapsiagaan

Penyelenggaraan Sidang

Anggota DEN untuk:

1. Usulan penetapan kondisi

krisdaren

2. Usulan langkah-langkah

penanggulangan

3. Usulan penetapan

pemulihan

(MESDM/Ketua Harian DEN)

Tanggap Darurat

Pelaksanaan tindakan

penanggulangan krisdaren

berdasarkan hasil

rekomendasi Sidang

Anggota DEN

(MESDM berkoordinasi

dengan menteri terkait, kepala

LPNK, Gubernur, Badan

Usaha, dan pihak lain terkait)

Keppres

(kondisi nasional)

atau

Kepmen

(kondisi Teknis

Operasional)

Hasil pemantauan Kondisi Krisdaren

Pemulihan

Penetapan berakhirnya

krisdaren berdasarkan

rekomendasi dari DEN

Keppres

(kondisi nasional)

Kepmen

(kondisi Teknis

Operasional)atau

Page 6: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

SETJEN [email protected]

I. ANTISIPASI DAN MITIGASI

II. KESIAPSIAGAAN

IV. PEMULIHAN

III. TANGGAP DARURAT

TAHAPAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI

DAN/ ATAU DARURAT ENERGI

Berakhirnya

Krisdaren

Antisipasi

Potensi Krisdaren(MESDM, Badan Pengatur,

DEN, BU)

Perumusan

Langkah-Langkah

Penanggulangan(Hasil SA DEN, pasal

10,11)

Penetapan berakhirnya

Krisdaren oleh

MESDM/Presiden

(Pasal 18 s.d 19

Perpres 41/2016)

Identifikasi dan

Pemantauan (Pasal 8

Perpres 41/2016)

Penetapan Krisdaren

(Pasal 10,11, 12

Perpres 41/2016)

Tindakan

Penanggulangan

(Pasal 13, 14

Perpres 41/2016)

Tindakan

Penanggulangan

Krisdaren

Pemulihan

KrisdarenPeringatan

Dini

MESDM selaku Ketua Harian DEN

mengadakan Sidang Anggota DEN

• Pelaksanaan tindakan

penanggulangan

berdasarkan langkah-

langkah penanggulangan

(Pasal 16 R-Permen)

MESDM selaku Ketua

Harian DEN melaksanakan

Sidang Anggota DEN

Page 7: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

SISTEMATIKA PERPRES NOMOR 41 TAHUN 2016

Bab I Ketentuan Umum

Bab II Jenis Energi dan Penggunaannya

Bab III Krisis Energi dan/atau Darurat Energi

Bab IV Tata Cara Penetapan Krisis Energi dan/atau Darurat Energi

Bab V Penanggulangan Krisis Energi dan/atau Darurat Energi

Bab VI Penetapan Berakhirnya Krisis Energi dan/atau Darurat Energi

Bab VII Ketentuan Penutup

Page 8: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

BBM

LPG

Tenaga Listrik

Gas Bumi

segala macam keperluan

BAB II. JENIS ENERGI DAN

PENGGUNAANNYAPenetapan dan penanggulangan Krisis Energi dan/atau Darurat Energi dilakukan terhadap jenis

energi yang digunakan untuk kepentingan publik sebagai pengguna akhir secara nasional yang

meliputi (Pasal2):

Bahan Bakar keperluan

industri, komersial, rumah tangga

Bahan Bakar keperluan

gas kota dan transportasi

segala macam keperluan

Page 9: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

BAB III. KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

(DASAR PENETAPAN)

DARURAT ENERGI

Pertimbangan Penetapan (Pasal

5) :

• Tingkat kesulitan dan lamanya

waktu penanganan gangguan

untuk pemulihan pasokan

• Ditetapkan apabila gangguan

pada sarana dan prasarana tidak

bisa dipulihkan oleh Badan

Usaha

KRISIS ENERGI

Pertimbangan Penetapan (Pasal 4) :

• Cadangan operasional minimum BBM

pada wilayah distribusi niaga;

• Cadangan operasional minimum daya

mampu Tenaga Listrik pada sistem

setempat;

• Cadangan operasional minimum LPG

pada wilayah distribusi; dan

• Kebutuhan minimum pelanggan Gas

Bumi pada wilayah distribusi Gas Bumi

setempat

• Ditetapkan apabila tidak terpenuhi dan

tidak tertanggulangi oleh Badan Usaha:

KONDISI TEKNIS OPERASIONAL

KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

Pertimbangan Penetapan (Pasal 6) :

• terganggunya fungsi pemerintahan;

• terganggunya kehidupan sosial masyarakat; dan/atau

• terganggunya kegiatan perekonomian.

KONDISI NASIONAL

R-Permen ESDM

tentang Kriteria Krisis

Energi dan/atau

Darurat Energi dan

Tata Cara Tindakan

Penanggulangan

Tindak lanjut Perpres

No. 41/2016:

• Ketentuan lebih lanjut

kondisi teknis

operasional dan

kondisi nasional

(Pasal 7)

• Ketentuan lebih lanjut

tata cara Tindakan

penanggulangan

(Pasal 17)

Page 10: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONALBAB IV & BAB V.

TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS

DAN/ATAU DARURAT ENERGI

Menteri, DEN, Badan Pengatur, dan Badan Usaha

(Psl 8 ayat1)

Gubernur dan/atau Badan Usaha

(Psl 8 ayat 2 dan Pasal 9 ayat 1)

Batas waktu maks. 14 hari kerja

Potensi memenuhi kondisi

krisdaren oleh MESDM

(Psl 4,5,6, 7)

KEPUTUSAN MESDM

(Penetapan Krisdaren berdasarkan Kondisi

Teknis Operasional dan Langkah-Langkah

Penanggulangan)

Psl 10 ayat 3, Psl 11 ayat 2, dan Psl 12 ayat 1

KEPUTUSAN PRESIDEN

(Penetapan Krisdarenberdasarkan kondisi

Nasional dan Langkah-Langkah

Penanggulangan)

Psl 10 ayat 1, Psl 11 ayat 3, dan Psl 12 ayat 2

Pelaksanaan dan perumusan Rekomendasi Sidang Anggota

DEN oleh MESDM selaku Ketua Harian DEN

(Psl 10 ayat 1 &2 dan Psl 11)

Pro

se

s S

ida

ng

An

gg

ota

DE

N

Rekomendasi Krisdaren

berdasarkan Kondisi Teknis

Operasional

(Psl 10 ayat 3 dan Psl ayat 1)

Rekomendasi Krisdaren

berdasarkan Kondisi Nasional

(Psl 10 ayat 4 dan Psl ayat 1)

USULAN MESDM

(Psl 10 ayat 4)

Pelaksanaan Tindakan Penanggulangan

oleh Pemerintah, Pemda, BU, Masyarakat

(Pasal 13 s.d. 17)

Usulan Krisis

dan/atau Darurat

Identifikasi dan

Pemantauan

Page 11: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

a. Pelepasan cadangan penyangga

energi

b. Penambahan impor energi

c. Kerja sama internasional

d. Pembatasan ekspor energi

e. Penghematan energi

f. Pembatasan konsumsi energi

g. Percepatan proyek infrastruktur

energi

h. Pengalihan penggunaan jenis

energi (fuel switching,

diversifikasi, substitusi)

i. Pembelian kelebihan Tenaga

Listrik (excess power), dan/atau

j. Tindakan lain, sesuai dengan

rekomendasi DEN

Tindakan Penanggulangan Meliputi

(Pasal 13) :

TINDAKAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI

DAN/ATAU DARURAT ENERGIDalam pelaksanaan tindakan penanggulangan, Menteri

berwenang untuk (Pasal 14 ayat 1):

a. melakukan koordinasi dengan menteri terkait,

kepala LPNK, gubernur, bupati/walikota, pimpinan

lembaga penegak hukum, pimpinan Badan Usaha,

dan pihak lain yang terkait;

b. mendapatkan data dan informasi dari instansi,

Badan Usaha, dan pihak lain yang terkait;

c. menyusun rencana kerja penanggulangan Krisis

Energi dan/atau Darurat Energi;

d. memerintahkan Badan Usaha untuk melakukan

langkah-langkah tertentu sesuai dengan bidang

usahanya;

e. mengawasi pelaksanaan tindakan penanggulangan;

f. melakukan tindakan lain sesuai dengan petunjuk

Presiden.

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib

memberikan kemudahan paling sedikit dalam hal

perizinan, pengadaan barang dan jasa, dan pembebasan

lahan untuk pelaksanan tindakan penanggulangan (Pasal

12 ayat 2)

Page 12: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

Pendanaan Pemanfaatan Fasilitas

Bersama

Menteri, Menteri terkait, Kepala

Lembaga Pemerintahan Non

Kementerian, Gubernur, Bupati/

Walikota mengalokasikan

anggaran. (Pasal 15 ayat 2)

Gubernur dan Bupati/Walikota

memberikan dukungan pemanfaatan

fasilitas bersama. (pasal 15 ayat 1)

Badan Usaha menyediakan

anggaran perusahaan akibat

kegiatan usahanya. (Pasal 16 ayat 2a)

Badan Usaha:

Badan Usaha wajib memberikan

dukungan pemanfaatan bersama fasilitas

sarana dan prasarana. (pasal 16 ayat 2b)

PENDANAAN DAN DUKUNGAN PEMANFAATAN

FASILITAS BERSAMA

Kebakaran Kilang Minyak Cilacap Kapal Pembangkit Listrik di Minahasa Jetty Pelindo I Tower PLTU Simpang Belimbing Roboh

Page 13: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL

KONDISI TEKNIS OPERASIONAL (PASAL 18)

BAB VI. PENETAPAN BERAKHIRNYA KRISIS ENERGI

DAN/ATAU DARURAT ENERGI

1) Krisis Energi dan/atau darurat energi berakhir apabila:

a. Cadangan operasional minimum atau kebutuhan minimum energi telah terpenuhi; dan/atau

b. Gangguan pada sarana dan prasarana energi telah dipulihkan

2) Ditetapkan dengan Keputusan Menteri setelah mendapat rekomendasi Dewan Energi Nasional

KONDISI NASIONAL (PASAL 19)

1) Krisis Energi dan/atau darurat energi berakhir apabila fungsi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat,

dan/atau kegiatan perekonomian telah pulih

2) Ditetapkan dengan Keputusan Presiden sesuai laporan dari Menteri berdasarkan rekomendasi Dewan Energi

Nasional

Page 14: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

13

Substansi R-Permen ESDMKriteria Krisis Energi dan/atau Darurat Energi dan

Tata Cara Tindakan Penanggulangan

Page 15: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

14

KRITERIA KRISIS BBM1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. Cadangan operasional BBM pada terminal BBM dapat memenuhi kebutuhan normal pasokan BBM

dengan ketahanan stok (coverage days) rata-rata hanya selama 3 (tiga) hari di suatu wilayahdistribusi niaga BBM yang terjadi selama 10 (sepuluh) hari berturut-turut dan diperkirakan tidakdapat memenuhi kebutuhan normal pasokan BBM selama 1 (satu) bulan ke depan; atau

b. Dalam hal ketahanan stok rata-rata sebagaimana dimaksud pada huruf a mengalami penurunansebelum jangka waktu 10 (sepuluh) hari, yang mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya kebutuhannormal pasokan BBM dan diperkirakan tidak dapat memenuhi kebutuhan nasional pasokan BBMsampai dengan selama 1 (satu) bulan kedepan.

2) Dasar Penetapan:apabila pemenuhan Cadangan Operasional minimum BBM diperkirakan tidak terpenuhi dan tidaktertanggulangi oleh Badan Usaha dalam waktu 1 (satu) bulan ke depan

Produksi crude

Impor Crude

Kilang BBM

Impor BBM

Moda transportasi BBM

Terminal BBM

Utama

Terminal BBM

Akhir

Ketahanan Stok BBMKonsumen

Page 16: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

15

KRITERIA DARURAT BBM

1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. Pasokan BBM terganggu karena kondisi kahar (force majeure), gangguan sumber pasokan BBM

dan/atau minyak bumi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan/atau gangguankeamanan atau kecelakaan teknis atau keadaan tertentu yang mendesak, yang mengakibatkangangguan pada sarana dan/atau prasarana BBM; dan

b. penanganan gangguan Pasokan BBM mengalami kesulitan sehingga penyaluran Pasokan BBM keTerminal BBM diperkirakan terputus selama lebih dari 3 (tiga) hari dari rencana jadwal pasokanpada suatu Wilayah Distribusi Niaga BBM.

2) Dasar Penetapan:apabila gangguan pada sarana dan/atau prasarana BBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dapat dipulihkan oleh Badan Usaha dalam waktu lebih dari 1 (satu) bulan

Page 17: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

16

KRITERIA KRISIS TENAGA LISTRIK1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. kondisi kontinjensi menunjukkan bahwa sistem tidak aman (tidak memenuhi kriteria operasional sistem) yang

sesuai dengan ketentuan dalam aturan operasi sebagaimana ditetapkan dalam Aturan Jaringan Sistem TenagaListrik pada suatu sistem setempat, meliputi:

1. Marjin Cadangan Operasi (reserve margin) lebih rendah dari batas minimum yang ditetapkan oleh Pemerintahpada suatu Sistem Setempat.

2. tingkat pembebanan di semua peralatan jaringan transmisi dan gardu induk diluar batas kondisi normal untuksemua single contingency gangguan peralatan;

b. terjadi pemadaman akibat pengurangan beban (load curtailment) selama 3 (tiga) hari berturut-turut dandiperkirakan pemadaman akan terus berlanjut lebih dari 30 hari pada suatu Sistem Setempat; dan

c. berdasarkan rencana penambahan pasokan maupun penyaluran dari pengoperasian infrastruktur baru dan/atausumber lainnya, tidak dapat memenuhi kebutuhan pasokan pada suatu sistem setempat dalam waktu 6 (enam)bulan ke depan;

2) Dasar Penetapan:apabila pemenuhan cadangan operasional daya mampu tenaga diperkirakan tidak terpenuhi dan tidak tertanggulangidalam 1 (satu) tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan pasokan pada suatu sistem setempat.

Pembangkit Listrik Trafo GI

20/150 kV Jaringan Transmisi

150kV

Konsumen Industri

Trafo GI

150/20 kV Jaringan Distribusi Konsumen

Page 18: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

17

KRITERIA DARURAT TENAGA LISTRIK

1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. pasokan listrik ke konsumen terganggu yang mengakibatkan pemadaman parsial atau blackout

karena keadaan kahar (force majeure), gangguan sumber pasokan bahan bakar baik dari dalamnegeri maupun dari luar negeri secara insidental, dan/atau gangguan keamanan atau kecelakaanteknis atau keadaan tertentu yang mendesak, yang mengakibatkan gangguan pada sarana dan/atauprasarana Tenaga Listrik; dan

b. penanganan gangguan pasokan listrik mengalami kesulitan sehingga diperkirakan tidak dapatteratasi dan terjadi pemadaman sampai dengan 30 (tiga puluh) hari ke depan.

2) Dasar Penetapan:apabila gangguan pada sarana dan/atau prasarana Tenaga Listrik tidak dapat dipulihkan oleh BadanUsaha dalam waktu 3 (tiga) bulan ke depan.

Page 19: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

18

KRITERIA KRISIS LPG

1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. Cadangan operasional LPG pada sistem depot/Terminal LPG dapat memenuhi kebutuhan normal

pasokan LPG dengan ketahanan stok (coverage days) rata-rata hanya selama 1 (satu) hari di suatuwilayah distribusi LPG dan terjadi selama 10 (sepuluh) hari berturut-turut dan diperkirakan tidakdapat memenuhi kebutuhan normal pasokan LPG selama 1 (satu) bulan ke depan; atau

b. Dalam hal ketahanan stok rata-rata sebagaimana dimaksud pada butir a mengalami penurunansebelum jangka waktu 10 (sepuluh) hari yang mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya kebutuhannormal pasokan LPG dan diperkirakan tidak dapat dipulihkan sampai dengan 1 (satu) bulankedepan.

2) Dasar Penetapan:apabila pemenuhan Cadangan Operasional minimum LPG diperkirakan tidak terpenuhi dan tidaktertanggulangi oleh Badan Usaha dalam waktu 1 (satu) bulan ke depan.

Kilang LPG

Floating Storage

Kilang BBM Moda transportasi LPG

Impor LPGDepot LPG

Terminal LPG

Konsumen

Page 20: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

19

KRITERIA DARURAT LPG

1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. Pasokan LPG terganggu karena kondisi kahar (force majeure), gangguan sumber pasokan LPG baik

dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan/atau gangguan keamanan atau kecelakaan teknisatau keadaan tertentu yang mendesak, yang mengakibatkan gangguan pada sarana dan/atauprasarana LPG; dan

b. penanganan gangguan Pasokan LPG mengalami kesulitan sehingga penyaluran Pasokan LPG keDepot/Terminal LPG diperkirakan terputus selama lebih dari 3 (tiga) hari dari rencana jadwalpasokan pada suatu Wilayah Distribusi LPG.

2) Dasar Penetapan:apabila gangguan pada sarana dan/atau prasarana LPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapatdipulihkan oleh Badan Usaha dalam waktu lebih dari 1 (satu) bulan .

Page 21: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

20

KRITERIA KRISIS GAS BUMI1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. berkurangnya sejumlah volume dan tekanan Gas Bumi tertentu yang disalurkan dari sumber Pasokan Gas Bumi

sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan normal pasokan gas bumi selama 10 (sepuluh) hari berturut-turutdan diperkirakan tidak dapat memenuhi selama 1 (satu) bulan di suatu wilayah distribusi setempat.

b. berdasarkan rencana penambahan pasokan dari pengoperasian infrastruktur baru dan/atau sumber lainnya,tidak dapat memenuhi kebutuhan pasokan pada suatu wilayah distribusi setempat dalam waktu 6 (enam) bulanke depan;

c. Dalam hal volume dan tekanan gas bumi rata-rata sebagaimana dimaksud pada butir a mengalami penurunansebelum jangka waktu 10 (sepuluh) hari yang mengakibatkan tidak dapat dipenuhinya kebutuhan normalPelanggan Gas Bumi dan diperkirakan tidak dapat dipulihkan sampai dengan 1 (satu) bulan ke depan sertamempertimbangkan huruf b pada ayat (1).

2) Dasar Penetapan:apabila pemenuhan kebutuhan minimum pelanggan Gas Bumi diperkirakan tidak terpenuhi dan tidak tertanggulangioleh Badan Usaha dalam 6 (enam) bulan ke depan.

Pipa Transmisi

Offtake Station

Pipa DistribusiKonsumenSumur Gas Bumi

LNG CarrierFSRU

Kilang LNG

Page 22: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

21

KRITERIA DARURAT GAS BUMI

1) Dasar pertimbangan penetapan meliputi:a. pasokan Gas Bumi terganggu yang mengakibatkan berkurangnya volume dan tekanan gas bumi

karena keadaan kahar (force majeure), gangguan sumber pasokan gas bumi secara insidental,dan/atau gangguan keamanan atau kecelakaan teknis atau keadaan tertentu yang mendesak, yangmengakibatkan gangguan pada sarana dan/atau prasarana Gas Bumi; dan

b. penanganan gangguan Pasokan Gas Bumi mengalami kesulitan sehingga diperkirakan penyaluranPasokan Gas Bumi dari sumber gas terputus lebih dari 3 (tiga) hari pada suatu Wilayah DistribusiGas Bumi setempat.

2) Dasar Penetapan:apabila perbaikan kerusakan sarana dan/atau prasarana Gas tidak dapat dipulihkan oleh Badan Usahadalam waktu 3 (tiga) bulan ke depan.

Page 23: Paparan perpres krisdaren 13 maret 2017 2-1

DEWAN ENERGI NASIONAL

22

TERIMA KASIH