panduan hand hygiene.doc

Upload: riyo-romansyah

Post on 08-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUD KARDINAHNOMOR : HK.03.05/II.1/917/2013TENTANG

PANDUAN HAND HYGIENEDI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAHMenimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Kardinah, maka perlu suatu Panduan Hand Hygiene untuk dipergunakan sebagai acuan prosedur pelayanan;

b. bahwa dengan terbitnya Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka Panduan Hand Hygiene di RSUD Kardinah perlu disesuaikan;

c. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a dan b tersebut diatas, maka dipandang perlu ditetapkan Panduan Hand Hygiene RSUD Kardinah dengan Keputusan Direktur Utama RSUD Kardinah.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor : 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

2. Undang-Undang RI Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Undang-Undang RI Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1243/MENKES/SK/VIII/ 2005 tentang Penetapan 13 (Tiga Belas) Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (PERJAN) Menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Pelayanan Umum.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 472/MENKES/SK/IV/ 2010 tentang Peningkatan Kelas RSUD Kardinah.

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1886/MENKES/SK/IV/ 2010 tentang Pengangkatan Direktur Utama Badan Layanan Umum RSUD Kardinah.

8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.02.04/I/2767/2011 tentang Peraturan Internal (Hospital Bylaws) RSUD Kardinah.

9. Keputusan Direktur Utama RSUD Kardinah Nomor : HK.03.05/II.1/2468/2012 tanggal 9 Oktober 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kardinah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUD KARDINAH TENTANG PANDUAN HAND HYGIENE DI RSUD KARDINAH.

Kesatu : Panduan Hand Hygiene di RSUD Kardinah ini menjadi acuan prosedur pelayanan kesehatan, sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.Kedua : Panduan Hand Hygiene di RSUD Kardinah dimaksud Diktum Kesatu agar disosialisasikan untuk dilaksanakan dan digunakan oleh satuan kerja terkait.Ketiga : Pembinaan dan pengawasan Panduan Hand Hygiene di RSUD Kardinah dimaksud Diktum Kedua agar dilaksanakan oleh Seluruh Kepala Satuan Kerja terkait.Keempat : Dengan diterbitkannya Keputusan ini, maka Keputusan Direktur RSUD Kardinah Nomor : HK.03.05/II.1/1609/2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Panduan Hand Hygiene di RSUD Kardinah dan semua ketentuan lain yang bertentangan, dinyatakan tidak berlaku lagi.

Kelima : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan ditinjau kembali untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tegal

Pada Tanggal : 06 Oktober 2014

DIREKTUR UTAMA

NIP. ...Tembusan :

1. Dewan Pengawas RSUD Kardinah;2. Para Direktur RSUD Kardinah;3. Para Kepala Satuan Kerja Terkait di RSUD Kardinah.

PANDUAN HAND HYGIENEKOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

BAB I

DEFINISI

Hand Hygiene atau kebersihan tangan adalah suatu tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun/antiseptik di bawah air mengalir (cuci tangan) atau dengan menggunakan cairan berbahan dasar alkohol (handrub). Hand hygiene terdiri dari handrub, mencuci tangan, handrub bedah dan cuci tangan bedah.Handrub adalah menggosok tangan menggunakan cairan berbahan dasar alkohol.

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa atau cairan antiseptik dan air.

Handrub bedah adalah menggosok tangan dan lengan sampai siku menggunakan cairan berbahan dasar alkohol yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan pembedahan.

Mencuci tangan bedah adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dan lengan sampai siku dengan menggunakan cairan antiseptik dan air dan dikeringkan dengan handuk steril yang dilakukan oleh tim bedah sebelum melakukan tindakan pembedahan.

Hand hygiene bedah merupakan persiapan tangan bedah untuk mengurangi pelepasan bakteri kulit tangan petugas kamar operasi dari sarung tangan bedah yang rusak ke luka terbuka selama prosedur bedah. Persiapan tangan bedah dengan mencuci tangan dan handrub harus dapat menghilangkan flora transien dan mengurangi flora residen serta menghambat pertumbuhan bakteri di bawah sarung tangan.

Langkah paling efektif melakukan hand hugiene adalah menggunakan cairan handrub berbahan dasar alkohol yang dapat digunakan sebagai antiseptik tangan rutin karena memiliki kelebihan: Eliminasi berbagai mikroba (termasuk virus); waktu singkat (20 hingga 30 detik); dapat diletakkan di area point of care; toleransi pada kulit yang baik; tidak perlu sarana cuci tangan (air bersih, washtafel, sabun, tissue). Sabun dan cairan handrub berbahan dasar alkohol tidak sebaiknya digunakan bersamaan.

Antiseptik adalah germisida kimia yang diformulasikan untuk digunakan pada kulit atau jaringan hidup dan tidak ditujukan untuk mendekontaminasi benda mati.

BAB II

RUANG LINGKUPAdapun ruang lingkup hand hygiene meliputi1. Pelaksanaan hand hygiene 2. Penetapan penggunaan antiseptik cuci tangan dan handrub

3. Pendistribusian cairan antiseptik cuci tangan dan handrub

4. Monitoring dan evaluasi sarana dan prasarana hand hygiene

5. Monitoring kepatuhan pelaksanaan hand hygiene

BAB IIITATA LAKSANA3.1 Pelaksanaan hand hygieneSeluruh petugas kesehatan yang secara langsung maupun tidak langsung kontak dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien selama beraktifitas harus peduli terhadap hand hygiene.CARA MELAKUKAN HANDRUBCARA MELAKUKAN CUCI TANGAN

CARA MELAKUKAN HANDRUB BEDAH

1. Tuangkan cairan handrub sebanyak 5 ml ke telapak tangan kiri dengan menggunakan siku tangan kanan

2. Celupkan ujung jari tangan kanan ke cairan handrub untuk mendekontaminasi bagian bawah kuku (5 detik)

3. Gosok lengan kanan hingga siku dengan gerakan melingkar sampai sabun cair antiseptik merata

4. Lakukan langkah 1 3 pada tangan sebaliknya

5. Lakukan prosedur handrub standar (gambar)

6. Saat tangan kering, maka siap menggunakan pakaian operasi maupun sarung tangan steril/sarung tangan bedah

WHO mengembangkan konsep 5 saat melakukan kebersihan tangan dengan tujuan mempermudah pemahaman petugas kesehatan terhadap indikasi berisiko terjadinya transmisi mikroba melalui tangan.

Indikasi melakukan hand hygiene tidak ditunjukkan pada awal dan akhir kegiatan perawatan. Sebuah indikasi hand hygiene diperlukan kapanpun petugas kesehatan melakukan perpindahan tangan dari satu area ke area lain (dari area perawatan ke zona pasien dan sebaliknya), dari bagian tubuh seorang pasien ke bagian tubuh lainnya atau ke area perawatan.3.1.1 Indikasi melakukan Hand Hygiene 3.1.1.1 Sebelum kontak dengan pasien3.1.1.2 Sebelum tindakan asepsis

3.1.1.3 Setelah terkena cairan tubuh pasien

3.1.1.4 Setelah kontak dengan pasien

3.1.1.5 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Gambar Implementasi 5 moment hand hygiene adalah sebagai berikut :

3.1.1.1 Indikasi 1 : Sebelum menyentuh pasien

Kapan: saat mendekati pasien, sebelum menyentuh pasien, dilakukan diantara kontak dengan area perawatan dan kontak dengan pasien.

Contoh:

3.1.1.1.1 sebelum berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasien;

3.1.1.1.2 sebelum membantu pasien untuk pindah, ke kamar mandi, makan, berpakaian, dsb;

3.1.1.1.3 sebelum melakukan perawatan non invasif: memakaikan masker oksigen, memberi fisioterapi;

3.1.1.1.4 sebelum melakukan pemeriksaan fisik atau non invasif: mengukur nadi, tekanan darah, merekam EKG.

3.1.1.2 Indikasi 2 : Sebelum prosedur bersih/asepsis (pada bagian tubuh pasien yang berisiko infeksi)

Kapan: segera sebelum menyentuh bagian tubuh pasien yang berisiko infeksi. Dilakukan setelah kontak dengan area perawatan dan zona pasien (termasuk pasien dan lingkungannya), dan prosedur lain yang kontak (langsung maupun tidak langsung) dengan membrane mukosa, kulit non intak atau alat invasif.

Contoh:

3.1.1.2.1 sebelum menyikatkan gigi pasien, meneteskan obat tetes mata, pemeriksaan vagina atau rectal, pemeriksaan mulut, hidung, telinga dengan atau tanpa menggunakan instrumen, melakukan suppositoria, suction mukosa;

3.1.1.2.2 sebelum melakukan perawatan luka dengan atau tanpa menggunakan instrumen, memberi krim, melakukan injeksi perkutan;

3.1.1.2.3 sebelum menyiapkan makanan, obat-obatan, benda-benda steril.

3.1.1.3 Indikasi 3 : Setelah menyentuh cairan tubuh

Kapan: segera setelah menyentuh cairan tubuh (dan setelah melepas sarung tangan).Contoh:

3.1.1.3.1 setelah kontak dengan membrane mukosa dan atau kulit non intak.3.1.1.3.2 setelah melakukan injeksi, setelah memasang alat invasif (akses vaskuler, kateter, tube, drain, dsb) setelah membuka sirkuit pada alat invasive.

3.1.1.3.3 Setelah melepas alat invasife.

3.1.1.3.4 Setelah melakukan perawatan luka.

3.1.1.3.5 Setelah menangani sampel organik; setelah membersihkan ekskresi dan cairan tubuh lainnya; setelah membersihkan permukaan yang terkontaminasi (linen, instrumen, pispot, dsb)

3.1.1.4 Indikasi 4 : Setelah menyentuh pasienKapan: setelah menyentuh pasien, sebelum menyentuh lingkungan di area perawatan.

Contoh :

3.1.1.4.1 setelah berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasien;

3.1.1.4.2 setelah membantu pasien untuk pindah, ke kamar mandi, makan, berpakaian, dsb;

3.1.1.4.3 setelah melakukan perawatan non invasif: mengganti bed linen sementara pasien tidak pindah, memakaikan masker oksigen, memberi fisioterapi;

3.1.1.4.4 setelah melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan non invasif: mengukur nadi, tekanan darah, merekam EKG.

3.1.1.5 Indikasi 5 : Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Kapan : setelah menyentuh objek apapun atau furniture di sekitar pasien (tanpa menyentuh pasien) sebelum menyentuh objek di area perawatan.

Contoh :

3.1.1.5.1 setelah aktifitas pemeliharaan: mengganti bed linen dan pasien pindah dari tempat tidur, memegang roda tempat tidur, membersihkan meja pasien

3.1.1.5.2 Setelah aktifitas perawatan: mengatur kecepatan perfusi, membersihkan alat monitoring pasien;

3.1.1.5.3 Setelah kontak lain dengan objek (yang seharusnya apat dihindari)

3.1.2 Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan hand hygiene

3.1.2.1 Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung jari, karena kuku yang panjang baik yang alami maupun buatan dapat berperan sebagai reservoir bakteri gram negative (P. aeruginosa), jamur dan pathogen lain serta lebih mudah melubangi sarung tangan.3.1.2.2 Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir.3.1.2.3 Bila tangan tidak tampak kotor atau terkontaminasi, harus digunakan antiseptik berbahan dasar alkohol.

3.1.2.4 Pastikan tangan kering sebelum melakukan kegiatan.

3.2 Penetapan penggunaan antiseptik cuci tanganPenetapan penggunaan antiseptik cuci tangan yang digunakan di RSUD Kardinah berdasarkan kriteria risiko, ruang pelayanan pasien yang beresiko tinggi (kamar operasi, kateterisasi jantung) menggunakan chlorheksidin 4% sebagai cairan antiseptik cuci tangan, ruang pelayanan lainnya menggunakan chlorheksidin 2%, dan untuk petugas administrasi menggunakan sabun cuci tangan. Washtafel cuci tangan aa di setiap kantor ruang pelayanan, koridor ruang perawatan san ruang tindakan yang dilengkapi dengan cairan antiseptik cuci tangan chlorheksidin dan tissu towel. Cairan antiseptik berbasis alkohol 70 90 % dipakai untuk handrub. Khususnya bagi pasien diare, petugas diharuskan mencuci tangan dengan Chlorheksidin karena penggunaan antiseptik berbasis alkohol tidak dapat membunuh spora Clostridium difficile.3.3 Pendistribusian cairan antiseptik cuci tanganPendistribusian cairan antiseptik cuci tangan maupun cairan berbahan dasar alkohol oleh Instalasi Farmasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI). Permintaan alkohol handrub sesuai perencanaan kebutuhan satuan kerja diambil ke Instalasi Farmasi dengan menukarkan botol yang sudah kosong sedangkan cairan antiseptik chlorheksidin dilakukan pengisian ulang terlebih dahulu botol dicuci dan dikeringkan baru diisi kembali.3.4 Monitoring dan evaluasi sarana dan prasaranaMonitoring dan evaluasi kelengkapan sarana dan prasarana hand hygiene di seluruh satuan kerja oleh KPPI berdasarkan formulir pemantauan sarana prasarana yang diisi oleh penanggung jawab ruangan setiap 6 bulan sekali.3.5 Monitoring kepatuhan hand hygiene Monitoring kepatuhan hand hygiene dilakukan oleh satuan kerja dan dievaluasi oleh KPPI dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Komite Mutu dan Manajemen Risiko sebagai indikator sasaran keselamatan pasien.Pelaporan kepada Direktur Utama dan umpan balik hasil monitoring dan evaluasi ke satuan kerja dilakukan setiap 6 bulan oleh Komite PPI.

BAB IV

DOKUMENTASI

Pencatatan dan pelaporan sarana prasarana dilakukan oleh Komite PPI dengan menggunakan formulir pemantauan sarana dan prasarana. Pemantauan kepatuhan hand hygiene dilakukan oleh satuan kerja dan dievaluasi oleh Komite PPI dengan menggunakan formulir observasi hand hygiene compliance.