panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

295

Upload: vicky-hilang

Post on 14-Jun-2015

2.263 views

Category:

Education


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 2: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

PELATIHAN DASAR KSR

PANDUAN PELATIH / FASILITATOR

2007

Page 3: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Buku ini disusun atas kerjasama antara : PALANG MERAH INDONESIA FEDERASI PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL PALANG MERAH JERMAN PALANG MERAH DENMARK Judul Buku :

PELATIHAN DASAR KSR PANDUAN PELATIH/FASILITATOR Disain sampul & Layout : Fajar Bakri Teks Editing : Tim Editing PMI Cabang Kab. Bogor Penerbit : Palang Merah Indonesia ( PMI ) Copyright © 2007 All right reserved Cetakan 1, Desember 2007 ISBN : 978 – 979 – 3575 – 22 - 3

Page 4: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 5: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator i

KATA PENGANTAR

Page 6: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

ii Pelatihan Dasar KSR

KURIKULUM PELATIHAN DASAR KSR

BINA SUASANA 2 x 45’

GERAKAN PM DAN BSM 1. Sejarah gerakan 2. Lambang 3. Prinip Dasar 4. HPI 5. Code Of conduct & Safer Access

13 x 45’

PALANG MERAH INDONESIA 1. Organisasi Palang Merah Indonesia 2. Sistem dan Struktur Organisasi PMI 3. Visi dan Misi PMI 4. Kedudukan & Peran Relawan Dalam Organisasi

8 x 45’

PERTOLONGAN PERTAMA 30 x 45’

PERAWATAN KELUARGA 10 x 45’

KESEHATAN REMAJA 5 x 45’

PENANGANAN BENCANA 1. Pengantar Manajemen Bencana 2. Assessment 3. Penampungan Sementara/Pengungsian 4. Dapur Umum 5. Logistik

22 x 45’

5 x 45’ 4 x 45’ 3 x 45’ 5 x 45’ 5 x 45’

RESTORING & FAMILY LINKS 5 x 45’

PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYA-RAKAT/COMMUNITY BASED PROGRAMME 4 x 45’

KEPEMIMPINAN 10 x 45’

AIR DAN SANITASI (WATSAN) 3 x 45’

SIMULASI LAPANGAN 8 x 45’

Page 7: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iKurikulum Pelatihan Dasar KSR iiDaftar Isi iii

BAB I : BINA SUASANA 1

BAB II : GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH 51. Kompetensi 62. Kurikulum 73. Modul 10

a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 10b. Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 13c. Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 16d. Hukum Perikemanusiaan Internasional 19e. Code of Conduct & Safer Access 22

BAB III : PALANG MERAH INDONESIA 251. Kompetensi 262. Kurikulum 273. Modul 28

a. Landasan Hukum 28b. Sistem dan Struktur , misi dan Visi Renstra 31c. Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi 35d. Peran KSR dalam Pengembangan sumber daya 38e. Peran KSR dalam Pengembangan Citra Organisasi 41f. Peran KSR Dalam Organisasi 43

BAB IV : PERTOLONGAN PERTAMA 471. Kompetensi 48

2. Kurikulum 543. Modul 68

a. Dasar Pertolongan Pertama 68b. Anatomi dan Faal Dasar 72c. Penilaian Penderita 76d. BHD 84e. Pendarahan dan Syok 90f. Jaringan Lunak 95g. Patah Tulang/ cidera sistem otot dan rangka 101h. Luka Bakar 106i. Pemindahan Penderita 110j. Kedaruratan Medis 114k. Keracunan 119l. Incident Command System dan Triage 123

Page 8: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

iv Pelatihan Dasar KSR

BAB V : PERAWATAN KELUARGA 127

1. Kompetensi 1282. Kurikulum 1293. Modul 131

a. Dasar / Prinsip Kerja Pelaku PK 131b. Kesehatan Dasar/Kebersihan 134c. Persiapan merawat orang sakit 138d. Gejala Penyakit 153e. Perawatan pada lansia 159

BAB VI : KESEHATAN REMAJA 1631. Kompetensi 1642. Kurikulum 1653. Modul 166

a. HIV/AIDS 166b. Kesehatan dan Reproduksi 170c. Kebijakan dan peran PMI dalam Pendekatan PRS 174

BAB VII : PENGANTAR MANAJEMEN BENCANA 1791. Kompetensi 1802. Kurikulum 1813. Modul 182

a. Pengertian Risiko Bencana dan Kerentanan 182b. Siklus Bencana dan Fase Manajemen Bencana 189c. Pengantar Tanggap Darurat 192

BAB VIII : ASSESSMENT 1951. Kompetensi 1962. Kurikulum 1973. Modul 198

BAB IX : PENAMPSEMENTARA 2031. Kompetensi 2042. Kurikulum 2053. Modul 206

BAB X : DAPUR UMUM 2091. Kompetensi 2102. Kurikulum 2113. Modul 212

BAB XI : LOGISTIK DAN DISTRIBUSI 2151. Kompetensi 2162. Kurikulum 2173. Modul 218

BAB XII : RESTORING FAMILY LINKS ( RFL ) 2271. Kompetensi 2282. Kurikulum 2293. Modul 230

Page 9: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator v

BAB XIII : PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT 2331. Kompetensi 2342. Kurikulum 2343. Modul 236

a. Pengantar Program Berbasis masyarakat 236b. Strategi dalam melaksanakan Program berbasis masyarakat 242

BAB XIV : KEPEMIMPINAN 2471.Kompetensi 2482.Kurikulum 2493.Modul 250

BAB XV : AIR DAN SANITASi ( WATSAN ) 2511. Kompetensi 2522. Kurikulum 2533. Modul 254

a. Pengantar AIR dan Sanitasi 254b. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST) 262

Tim Penyusun 269Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulam Sabit Merah Internasional 271

Page 10: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 11: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB I BINA SUASANA

Page 12: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

2 Pelatihan Dasar KSR

A. Proses Identifikasi Harapan Pelatihan

1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing – masing 2 potongan.

2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, apa yang mereka harapkan dalam mengikuti pelatihan ini. a. Potongan origami - 1 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan penyelenggaraan b. Potongan origami - 2 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan materi dan

fasilitator pelatihan. Penulisan harapan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas. c. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan

origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia.

d. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai harapan umum pembelajar.

B. Proses Penyusunan Norma Pelatihan

1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing-masing 2 potongan.

2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, hal-hal apa yang sebaiknya mereka lakukan dan hal-hal yang sebaiknya tidak dikerjakan. a. Potongan origami - 1 : Hal-hal yang boleh dilakukan. b. Potongan origami - 2 : Hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

3. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia.

4. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai kesepakatan umum pembelajar. Kemudian tetapkan sebagai Norma pelatihan yang harus diikuti oleh seluruh pembelajar, fasilitator dan penyelenggara pelatihan.

C. Proses identifikasi PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) Pembelajar

1. Bagilah 1 lembar kertas tempel (post-it) berukuran kecil (5 cm x 2 cm) kepada seluruh pembelajar.

2. Jelaskan kepada pembelajar bahwa selama pembelajaran ini kita akan mempelajari banyak hal yang terkait dengan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI.

3. Mintalah pembelajar untuk mengintrospeksi diri sejauh mana kedalaman pemahaman dan posisi PSK mereka terhadap Kegiatan Pelatihan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI.

4. Berdasarkan hasil introspeksi tersebut, mintalah pembelajar untuk menempatkan kertas post-it pada gambar pohon PSK.

BAB I BINA SUASANA

Page 13: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 3

BINA

SUASAN

A I

5. Fasilitator merangkum harapan-harapan pembelajar serta menuliskan pada flipchart pokok-pokok bahasan yang diperlukan untuk memenuhi harapan dan proses pembelajaran tersebut.

D. Rangkuman

• Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.

• Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi diri dalam proses pembelajaran.

• Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. Contoh tampilan Norma Pelatihan :

Contoh tampilan Identifikasi Pohon PSK :

Contoh tampilanIdentifikasi Harapan Pelatihan :

Page 14: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

4 Pelatihan Dasar KSR

Page 15: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB II GERAKAN DAN HPI

Page 16: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

6 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Gerakan & HPI)

Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang Gerakan dan HPI

Kompetensi Inti Gerakan : Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan Memiliki pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip - prinsip Dasar Gerakan dan niai - nilai kemanusiaan

Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah

Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.

Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sejarah Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional.

Mempunyai pengetahuan tentang Lambang Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional beserta aspek - aspek yang terkandung didalamnya

Mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional.

Mempunyai pengetahuan dasar yang memadai tentang Hukum Perikemanusiaan Internasional

Mempunyai pengetahuan dasar tentang kode etik pemberian bantuan kemanusiaan

Mempunyai pengetahuan dasar tentang aspek - aspek yang diperlukan untuk mendapatkan akses yang lebih aman dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan

Mampu menjadi nara sumber tentang Gerakan dan HPI

Mampu menjelaskan tentang Lambang, aturan penggunaan/penyalahgunaanya

Mampu menerapkan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan dalam kehidupan sehari - hari dan saat bekerja dalam bidang kemanusiaan

Mampu menerapkan kode etik pemberian bantuan kemanusiaan dalam operasi PMI

Mampu melakukan tindakan - tindakan yang diperlukan untuk dapat bekerja dengan lebih aman pada kondisi bencana/konflik.

BAB II GERAKAN DAN HPI

Page 17: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 7

GERAKAN

DAN

HPI

II

2. Kurikulum KSR Dasar (Gerakan & HPI)

Pokok Bahasan Sub Pokok

Bahasan

Tujuan

Pembelajaran

Metodo-

logi

Alokasi

Waktu Media

Sumber

Belajar /

Referensi

Gerakan Palang

Merah & Bulan

Sabit Merah

Internasional

• Sejarah Gerakan

Palang Merah &

Bulan Sabit

Merah

Internasional

• Komponen Gera-

kan

• Mengetahui dan

dapat

menjelaskan

sejarah berdirinya

Gerakan dan

mengetahui para

tokoh pendiri

Gerakan

• Mengetahui

tentang

komponen

Gerakan, peran

dan mandat

masing - masing

komponen

Gerakan

Ceramah

Curah

pendapat

Diskusi

kelompok

2 x 45’

LCD/OHP

Flipchart

Board

Bahan

presentasi

Buku Pan-

duan Dis-

eminasi

1 & 2

Lambang

• Sejarah lambang

Palang Merah &

Bulan Sabit

Merah

• Fungsi penggu-

naan lambing

• Penyalahgunaan

lambang

• Mengetahui dan

memahami seja-

rah dan asal usul

lambang serta ar-

ti lambang

• Mengetahui dan

mampu membe-

dakan fungsi lam-

bang, baik seba-

gai tanda penge-

nal maupun tanda

perlindungan

• Mengetahui mak-

sud dari penya-

lahgunaan lam-

bang dan dapat

mengindentifikasi

berbagai penya-

lahgunaan lam-

bang

Studi

kasus

Ceramah

Curah

pendapat

3 x 45’

LCD/OHP

Flipchart

Board

Bahan

presentasi

Buku Pan-

duan Dis-

eminasi

1 & 2

Prinsip Dasar

Gerakan

• Definisi dan

batasan norma -

norma Prinsip

• Mengetahui dan

memahami

definisi dan

Studi

kasus

Ceramah

2 x 45’ LCD/OHP

Flipchart

Board

Buku Pan-

duan Dis-

eminasi 1 &

Page 18: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

8 Pelatihan Dasar KSR

Dasar Gerakan

• Hubungan antar

ketujuh Prinsip

Dasar Gerakan

• Penerapan

Prinsip Dasar

Gerakan dalam

aktifitas

kepalang-

merahan

batasan norma -

norma Prinsip

Dasar Gerakan

serta makna dan

kategori Prinsip -

prinsip Dasar

Gerakan

• Memahami dan

dapat

menyebutkan

prinsip substantif,

turunan dan

organis dalam

Prinsip Dasar

Gerakan serta

dapat

menjelaskan

korelasi atau

hubungan di

antara ketujuh

Prinsip Dasar

Gerakan

• Dapat

menerapkan

Prinsip Dasar

Gerakan dalam

setiap aktifitas

kepalangmerahan

, baik dalam

situasi damai

maupun konflik

Curah

pendapat

Poster 2

Hukum Perike-

manusiaan In-

ternasional

• Sejarah HPI

• Definisi dan atu-

ran dasar serta

prinsip HPI

• Konvensi Genewa

dan Protokol

Tambahan

• Hubungan antara

HAM dan HPI ser-

ta penerapan dan

pelanggaran HPI

• Mengetahui dan

memahami

kedudukan HPI

sebagai bagian

dari sejarah

Gerakan dan

mampu

menjelaskan cikal

bakal tercetusnya

aturan dalam HPI

• Mengetahui

definisi HPI,

memahami aturan

dasar dan prinsip

Studi

kasus

Ceramah

Curah

pendapat

Pemutaran

Film

4 x 45’ LCD/OHP

Flipchart

Board

Video

Player

Buku Pan-

duan Dis-

eminasi 1 &

2

Konvensi

Genewa

1949

Page 19: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 9

GERAKAN

DAN

HPI

II

HPI

• Mengetahui dan

memahami

Konvensi Genewa

dna Protokol

Tambahan serta

penerapan HPI

dalam konflik

bersenjata

• Mengetahui dan

memahami

hubungan HAM

dengan HPI,dapat

mengidentifikasi

berbagai

pelanggaran HPI

serta mengetahui

peranan Palang

Merah dalam

menjamin

penghormatan

terhadap HPI

Code of Conduct

dan Safer Access

• Mengetahui dan

memahami etika -

etika dalam

penyelenggaraan

bantuan

kemanusiaan

• Mengetahui dan

memahami cara

bekerja yang

lebih aman dalam

situasi konflik /

bencana

Studi

kasus

Ceramah

Curah

pendapat

Pemutaran

Film

2 x 45’

LCD/OHP

Flipchart

Board

Video

Player

Buku Pan-

duan Dis-

eminasi

1 & 2

T O T A L 13 x 45’ 1 jam = 45''

Page 20: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

10 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Gerakan & HPI)

a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

i. Subpokok Bahasan: • Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional • Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional

ii. Tujuan Pembelajaran:

iii. Waktu: 2 x 45 menit

iv. Media:

Poster, ohp, lcd/digital projector, materi power point/slide, flipcard board, film dan leaflet

v. Metode: Ceramah, diskusi, tanya jawab, pemutaran film

vi. Proses Pembelajaran: 1. Pengantar:

a) Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b) Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c) Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan salah satu aktivitas yang kreatif untuk membuat pancingan dari pemahaman peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Pola ini untuk merespon keseriusan peserta terhadap materi. Selain itu, pola ini juga bisa dikemas dalam bentuk tanya jawab ringan untuk menguji kemampuan awal peserta. Pada sesi ini, Fasilitator dapat memutar film ’Where the Street Have No Name’ untuk menjadi bahan tanya jawab.

2. Kegiatan Pembelajaran:

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat mengetahui dan memahami sejarah lahirnya gerakan Palang Merah

dan Bulan Sabit Merah Internasional. ☻ Mengetahui para tokoh pendiri gerakan. ☻ Mengetahui dan memahami tentang komponen dan badan gerakan. ☻ Mengetahui peran dan mandat dari komponen gerakan, ICRC, IFRC dan

Perhimpunan Nasional. ☻ Memahami persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional di suatu Negara. ☻ Dapat memahami sekilas tentang sejarah berdirinya PMI.

Page 21: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 11

GERAKAN

DAN

HPI

II

a) Pada sesi ini fasilitator secara langsung memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:

Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, antara lain meliputi: Perang Solferino Jean Henry Dunant dan buku ”Kenangan dari Solferino” yang

memuat dua gagasan penting Komite Lima Sejarah Konvensi Jenewa Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Konferensi International 1863

b) Selanjutnya Fasilitator memberikan penjelasan tentang subpokok bahasan yang kedua, yaitu mengenai Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, diantaranya yang mencakup: Komponen-komponen Gerakan Statuta Gerakan Persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional Sekilas sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)

3. Penutup:

1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang

peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

---- Latihan dan Evaluasi ----

1) Sebutkan pengertian HPI 2) Jelaskan secara singkat sejarah HPI 3) Sebutkan Aturan Dasar HPI

Page 22: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

12 Pelatihan Dasar KSR

1. Dua gagasan penting yang ditulis oleh Henri Dunant dalam bukunya ‘Ke-nangan dari Solferino’ (A Memory of Solferino) mengemukakan ide un-tuk: a. Mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari

sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang. b. Mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit

yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka.

2. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas

tiga Komponen yaitu: a) Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Commit-

tee of the Red Cross) b) Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah atau IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies)

c) Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau bi-asa disebut Perhimpunan Nasional (National Society) saja

3. Setiap empat tahun sekali, Gerakan membahas berbagai permasalahan

kemanusiaan dalam sebuah Konferensi Internasional yang diselenggara-kan di Jenewa dan dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan.

vii. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar , terbitan MP PMI

2007 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook

of the International Red Cross and Red Crescent Move-ment, ICRC, Geneva

3. International Committee of the Red Cross, 1998, Mengenal Lebih Jauh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, ICRC, Geneva.

4. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

5. IFRC, Film “Where the Street Have no Name’, IFRC, Gene-va.

Page 23: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 13

GERAKAN

DAN

HPI

II

b Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

i. Subpokok Bahasan: 1. Sejarah Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Fungsi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 3. Penyalahgunaan lambang.

ii. Tujuan Pembelajaran:

iii. Waktu: 2 x 45 menit

iv. Media:

Poster, OHP/LCD/ Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Diskusi dan Leaflet

v. Metode: Ceramah, Studi Kasus dan Tanya Jawab

vi. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:

a) Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b) Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c) Fasilitator melakukan tanya jawab awal (Pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta ajar.

2. Kegiatan Pembelajaran: a) Setelah fasilitator membuka sesi pengantar, selanjutnya

fasilitator mempresentasikan materi dengan bantuan beberapa media pembelajaran.

b) Fasilitator memberikan penjelasan materi Sejarah lambang diantaranya mencakup: • Sejarah Lambang • Alasan pemilihan Lambang Palang Merah • Asal usul Lambang Bulan Sabit Merah • Protokol III tentang Lambang Kristal Merah

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat menerangkan tentang makna dan arti lambang serta dapat

memahami sejarah atau asal usul lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

☻ Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan

☻ Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat men-gidentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang

Page 24: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

14 Pelatihan Dasar KSR

c) Fasilitator memberikan contoh beberapa Lambang Perhimpunan Nasional yang pernah ada serta memberikan penjelasan singkat beberapa lambang perhimpunan nasional yang mempunyai keistimewaan dalam sejarahnya (Turki, Iran, Israel, dan lain-lain).

d) Fasilitator meminta kepada peserta (1 atau 2 orang) untuk memberikan pendapat mengenai ”pandangan keliru dari masyarakat bahwa lambang palang merah merupakan simbol keagamaan”.

e) Fasilitator memberikan penjelasan mengenai Fungsi Lambang melalui media poster/ OHP, diantaranya: • Pengaturan lambang • Tanda Perlindungan • Tanda Pengenal

f) Fasilitator menjelaskan mengenai Penyalahgunaan Lambang, diantaranya: • Kewajiban negara mengesahkan peraturan untuk melindungi

lambang • Peniruan (imitation) • Penggunaan yang tidak tepat (usurpation) • Penggunaan yang melanggar ketentuan/pelanggaran berat

(perfidy/grave misuse) • Pelatih memberikan beberapa contoh mengenai

penyalahgunaan lambang dengan menggunakan media poster, foto, OHP, produk komersial, dan lain-lain.

g) Fasilitator memberikan penjelasan mengapa Lambang menjadi hal yang sangat berarti bagi gerakan dalam menjalankan aktifitas kemanusiaannya pada saat perang maupun damai.

3. Penutup:

a. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

b. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan empat lambang Gerakan • Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang disertai contoh

Page 25: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 15

GERAKAN

DAN

HPI

II

1. Lambang Palang Merah berbentuk palang sejajar yang saling menyilang dan berada diatas dasar putih; memiliki status netral, bukan merupakan simbol keagamaan atau politik, dan diadopsi sebagai kebalikan dari bendera Swiss (palang putih berlatar belakang merah).

2. Lambang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tanda pengenal yang dikenakan pada masa damai dan sebagai tanda perlindungan yang dikenakan pada masa konflik.

3. Peserta Konvensi Jenewa memiliki suatu kewajiban untuk membuat aturan hukum sebagai upaya perlindungan terhadap penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan. Pelanggaran atas Lambang dikenakan sanksi hukum yang berlaku.

vii. Referensi: 1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar 2007 2. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen

Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta.

3. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Ge-neva.

4. International Committee of the Red Cross, 2005, Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949 and Relating to the Adoption of an Additional Distinctive Emblem (Protocol III). ICRC, Geneva.

5. International Committee of the Red Cross,1991, Regulation on the Use of the Emblem of the Red Cross or the Red Crescent by the National Societies, ICRC, Geneva, 1991.

6. Palang Merah Indonesia, 2006, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah Indonesia tahun 2004 – 2009, Markas Pusat PMI, Jakarta. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 26: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

16 Pelatihan Dasar KSR

c. Prinsip Dasar Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

i. Subpokok Bahasan: 1. Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip 2. Makna dan Kategori Prinsip 3. Hubungan Antarketujuh Prinsip 4. Penerapan Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan

ii. Tujuan Pembelajaran:

iii. Waktu: 2 x 45 menit

iv. Media:

Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/Slide, Flipcard Board, Film dan Leaflet

v. Metode:

Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, simulasi/permainan dan Pemutaran Film

vi. Proses Pembelajaran: 1. Pengantar:

a) Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b) Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c) Fasilitator mengajak peserta untuk memainkan simulasi atau permainan Tujuh Prinsip. Setelah melakukan permainan, fasilitator meminta pendapat peserta yang sekaligus dapat menjadi alat ukur pengetahuan awal peserta tentang Tujuh Prinsip. Selanjutnya fasilitator menjelaskan makna dari Tujuh Prinsip secara rinci dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata (contoh pelaksanaan dalam kegiatan atau tugas KSR).

2. Kegiatan Pembelajaran: Setelah fasilitator mengukur pengetahuan dasar peserta tentang Tujuh Prinsip lewat simulasi/pemainan, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:

• Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip • Makna dan kategori serta Hubungan antarprinsip • Implementasi Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat memahami sejarah, definisi dan batasan norma-norma Prin-

sip Dasar, serta makna dan kategori Prinsip. ☻ Memahami dan dapat menyebutkan prinsip substansif, turunan dan

organis dalam prinsip dasar gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah.

☻ Dapat menerapkan prinsip dasar dalam setiap aktivitas kepalangmerahan, baik dalam situasi damai maupun konflik

Page 27: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 17

GERAKAN

DAN

HPI

II

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan secara lengkap dan benar, yang termasuk dalam Tujuh Prinsip Dasar Gerakan PM/BSM

• Sebutkan kategori Prinsip Dasar dan Jelaskan secara singkat hubungan antarprinsip • Sebutkan contoh kegiatan kepalangmerahan yang merupakan implementasi dari Tujuh

Prinsip Dasar

• Penutup:

a) Sebelum menutup sesi, Fasilitator dapat memutar Film kartun Helpman atau the Principles to Action. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang pokok bahasan yang disajikan dengan mengacu pada tujuan Pembelajaran.

b) Untuk menyimpulkan materi diharapkan peserta berperan aktif. Salah satu caranya adalah menunjuk satu hingga 3 peserta untuk menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan pemahaman mereka.

c) Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Contoh :

Permainan diatas adalah contoh dari permainan Tujuh Prinisp. Fasilitator dapat membuat model permainan lain sesuai kreatifitas masing-masing.

Permainan Tujuh Prinsip Cara 1: Pada permainan ini, peserta membentuk 3-5 kelompok. Setiap kelompok akan menda-patkan potongan kertas yang masing-masing berisi salah satu dari ketujuh Prinsip Da-sar. Potongan kertas lainnya berisi implementasi dari setiap Prinsip Dasar yang ada. Mintalah setiap kelompok untuk mencocokan mana implementasi kegiatan yang sesuai dengan masing-masing Prinsip yang ada. Cara 2: Pada permainan ini, setiap peserta masing-masing akan mendapatkan satu potongan kertas yang masing-masing berisi satu Prinsip Dasar atau implementasi kegiatan. Min-talah seluruh peserta untuk berbaur dan pada hitungan tertentu peserta harus memilih pasangannya yang sesuai antara Prinsip Dasar dan implementasinya.

Page 28: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

18 Pelatihan Dasar KSR

1. Kata ‘Prinsip’ berasal dari bahasa Latin ‘principium’ yang berarti penyebab utama, asal atau dasar yang dapat berarti suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah dalam keadaan apapun.

2. Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan yaitu: • Kemanusiaan • Kesamaan • Kenetralan • Kemandirian • Kesukarelaan • Kesatuan • Kesemestaan

3. Prinisp dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: a) Prinsip substantif/utama (Kemanusiaan dan Kesamaan), b) Prinsip derivatif/turunan (Kenetralan dan Kemandirian), dan c) Prinsip organis (Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan).

4. Setiap Prinsip memiliki makna yang masing-masing diimplementasikan dalam setiap kegiatan kepalangmerahan.

vii. Referensi:

1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook

of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva.

3. IFRC, Film “Helpman”, IFRC, Geneva. 4. IFRC, Film “Principles to action”, IFRC, Geneva. 5. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 6. PMI Statutes 7. Pictet, Jean S, 1956, Red Cross Principles, ICRC, Geneva. Pictet, Jean S. 1979, The Fundamental Principles of the Red

Cross: Commentary, Henry Dunant Institute, Geneva.

Page 29: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 19

GERAKAN

DAN

HPI

II

d. Hukum Perikemanusiaan Internasional

i. Subpokok Bahasan: 1. Sejarah terciptanya HPI 2. Definisi dan Aturan Dasar, serta Prinsip HPI 3. Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 4. Hubungan antara HAM dan HPI

ii. Tujuan Pembelajaran:

iii. Waktu: 3 x 45 menit

iv. Media: Poster, OHP, LCD Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Perala-tan Simulasi, Film dan Leaflet

v. Metode: Ceramah, Studi Kasus, Diskusi Kelompok dan Pemutaran Film

vi. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar: 1. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan

tujuan pembelajaran. 2. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode

keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. 3. Fasilitator menunjukkan gambar/poster/berita tentang

konflik dan meminta pendapat peserta. Dapat dilakukan tanya jawab ringan sebagai alat ukur pengetahuan umum peserta tentang topik yang akan dibahas.

2. Kegiatan Pembelajaran:

a) Setelah Fasilitator memberikan pengantar pelatihan dan mengukur pengetahuan dasar peserta ajar, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi diantaranya: • Definsi • Intisari HPI • Istilah • Hukum Jenewa dan Hukum Den Haag

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat menjelaskan kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah gera-

kan dan mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI.

☻ Dapat memahami tentang definisi HPI, dari aspek istilah maupun de-finisi dan menjelaskan tentang aturan dasar serta prinsip HPI.

☻ Memahami dan menjelaskan tentang Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan serta memahami pemberlakuan HPI dalam situasi sengketa bersenjata Internasional dan non Internasional.

☻ Dapat mengidentifikasi perbedaan antara HPI dan HAM

Page 30: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

20 Pelatihan Dasar KSR

b) Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta ajar tentang Aturan Dasar prinsip HPI diantaranya:

1. Prinsip (prinsip pembedaan, prinsip pencegahan penderitaan yang tidak perlu, prinsip proporsionalitas).

2. Aturan Dasar. c) Fasilitator menjelaskan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1977. d) Sebelum melanjutkan pada sesi diskusi kelompok, fasilitator menjelaskan

hubungan antara HPI dan HAM e) Fasilitator kemudian memutar film ”Bertempur Secara Benar” untuk

memberikan penjelasan lebih menarik. (15 menit) f) Fasilitator meminta satu sampai tiga orang peserta untuk memberikan

pendapat mengenai isi dari film tersebut. ( 5 menit). g) Setelah seluruh materi disampaikan, maka langkah selanjutnya yang

akan dilakukan fasilitator adalah: Bentuklah forum diskusi kelompok. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan

jumlah peserta. Berilah nama pada setiap kelompok sesuai dengan nama para tokoh

pendiri gerakan palang merah atau nama dari prinsip dasar gerakan. Contoh: Kelompok Henry Dunant atau kelompok Kenetralan,dst.

Berikanlah soal studi kasus dalam bentuk tulisan pada lembaran kertas untuk dikerjakan oleh kelompok masing-masing.

Berikanlah waktu ±15-20 menit untuk mengerjakan studi kasus. Arahkanlah kepada setiap kelompok agar mencari tempat yang

representatif untuk menyelesaikan tugas (tidak harus berada di kelas).

Setelah selesai, setiap kelompok tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada sesi presentasi ini, kelompok lain diharapkan dapat berperan aktif untuk bertanya, menyanggah pendapat, atau bahkan memberikan masukan yang berarti.

Kemaslah diskusi kelompok ini menjadi lebih menarik dengan menggunakan berbagai media penunjang diskusi. Misalkan, karton manila dan perangkat alat tulis warna, gambar atau poster HPI, serta berbagai alat lainnya yang dapat digunakan oleh peserta.

3. Penutup: a) Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang

peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

b) Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan pengertian HPI

• Jelaskan secara singkat sejarah HPI

• Sebutkan Aturan Dasar HPI

Page 31: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 21

GERAKAN

DAN

HPI

II

1. Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah cabang dari Hukum Internasional yang berisi ketentuan mengenai perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat (sarana) dan metode (cara) bertempur dalam sengketa bersenjata internasional atau pun internasional.

2. Konvensi-konvensi Jenewa 1949 terdiri atas: a) Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan

perang yang terluka dan sakit di medan pertempuran darat. b) Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan

perang di laut yang terluka, sakit dan korban kapal karam. c) Konvensi Jenewa III : tentang perlakuan terhadap tawanan perang. d) Konvensi Jenewa IV : tentang perlindungan orang-orang sipil di

waktu perang. 3. Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri atas:

a) Protokol Tambahan I : perlindungan korban sengketa bersenjata internasional,

b) Protokol Tambahan II : perlindungan korban sengketa bersenjata non-internasional.

4. Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga meliputi: 1) Konvensi Den Haag 1907; tentang penggunaan alat dan cara

bertempur, 2) Konvensi Den Haag 1954; tentang perlindungan terhadap benda budaya

pada masa sengketa bersenjata, 3) Konvensi Senjata Kimia 1993; tentang pelarangan senjata kimia, 4) Konvensi Ottawa 1997; tentang pelarangan ranjau darat antipersonel, 5) Statuta Roma 1998; tentang pembentukan mahkamah pidana

internasional.

vii. Referensi: 1. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan

Departemen Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta.

2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva.

3. International Committee of the Red Cross,1999, Pen-gantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta.

4. International Committee of the Red Cross, 2002, International Humanitarian Law, Answer to Your Question, ICRC, Geneva.

5. ICRC, Film ‘Fighting by the Rules’ , ICRC, Geneva

Page 32: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

22 Pelatihan Dasar KSR

e. Code of Conduct dan Safer Access

i. Subpokok Bahasan: 1. Kode Etik/kode perilaku 2. Merumuskan mandat 3. 7 Pilar 4. Meningkatkan keamanan personel Palang Merah (resiko = ancaman x

kerentanan) 5. Manajemen keamanan (mencegah/mengurangi resiko, membatasi

kerusakan)

ii. Tujuan Pembelajaran:

iii. Waktu: 2 x 45 menit

iv. Media:

OHP, LCD Projector, Flipcard Board dan Film

v. Metode: Ceramah, Studi Kasus, Tanya jawab, Simulasi/ permainan dan Pemutaran film

vi. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar: Fasilitator memperkenalkan diri. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul. 2. Kegiatan Pembelajaran:

Fasilitator membagi peserta dalam kelompok (2 – 3 kelompok) untuk melakukan diskusi kelompok.

Minta kepada masing – masing kelompok untuk berdiskusi dan mengindentifikasi kode etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan (sesuai dengan pemahaman peserta).

Fasilitator menyampaikan materi tentang Code of Conduct dan memberikan contoh – contoh penerapan Code of Conduct dalam operasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia.

Selanjutnya fasilitator menyajikan materi tentang Safer Access (sebelum sampai pada 7 Pilars, berhenti).

Kemudian minta kepada peserta untuk kembali dalam kelompok semula untuk melakukan diskusi.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan: ☻ Mengetahui dan memahami etika - etika dalam penyelenggaraan

bantuan kemanusiaan ☻ Mengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam

situasi konflik/bencana

Page 33: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 23

GERAKAN

DAN

HPI

II

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Apa yang kamu ketahui tentang code of conduct

• Sebutkan isi dari code of conduct

• Sebutkan 7 pilar safer access

Minta kepada peserta untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi hal – hal apa saja yang perlu disiapkan dan dilakukan agar dapat melakukan kegiatan pelayanan kemanusiaan yang lebih aman baik dalam situasi bencana maupun konflik.

Selanjutnya Fasilitator meminta peserta membuat kelompok dan melakukan simulasi atau permainan peran.

3. Penutup:

1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

vii. Referensi:

1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. ICRC database (3.2.5.1 Conflict environment) 3. ICRC, Film “Mobile 121 Calling”, ICRC, Geneva 4. PMI Statutes 5. Roberts, David Lloyd, 1999, Staying Alive, ICRC, Geneva

Page 34: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

24 Pelatihan Dasar KSR

1. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan 7 badan kemanusiaan

internasional besar: ICRC, IFRC, Caritas International, International Save the Children, Lutheran World Federation, Oxfam, dan World Council of Churches dalam pemberian bantuan kemanusiaan.

2. Terdiri dari 10 Prinsip Dasar tentang operasi kemanusiaan dan 3 annex yang

mengatur hubungan badan kemanusiaan dengan pemerintah lokal, negara donor dan organisasi antarnegara.

3. Isi Code of Conduct :

a) Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama. b) Bantuan diberikan tanpa pertimbangan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan

dari penerima bantuan ataupun pembedaan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan berdasarkan oleh kebutuhan semata.

c) Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik dan agama d) Kita hendaknya tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah e) Kita harus menghormati budaya dan kebiasaan/adat istiadat f) Kita harus berusaha membangun respons bencana sesuai kemampuan

setempat g) Kita harus berusaha melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen

bencana h) Bantuan yang diberikan hendaknya ditujukan untuk mengurangi kerentanan

terhadap bencana di kemudian hari, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan pokok

i) Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita bantuan

j) Dalam kegiatan informasi, publikasi dan promosi, kita harus memandang korban bencana sebagai manusia bermartabat, bukan sebagai obyek tak berdaya.

4. Safer access (akses yang lebih aman) adalah suatu konsep / kerangka kerja yang

disusun agar PMI dapat: memiliki akses yang lebih baik terhadap masyarakat yang terkena dampak

konflik melakukan operasinya dengan lebih aman dalam situasi konflik. Kerangka kerja ini berisi pedoman operasional bagi PMI sebagai organisasi maupun individu-individu di dalamnya agar dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih aman dalam situasi konflik.

Tujuh Pilar Safer Access terdiri atas : - Penerimaan terhadap Organisasi - Penerimaan terhadap individu dan tingkah laku pribadi - Identifikasi - Komunikasi Internal - Komunikasi Eksternal - Peraturan Keamanan - Tindakan Perlindungan - Tindakan Perlindungan

Page 35: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

-

BAB III ORGANISASI PMI

Page 36: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

26 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Organisasi PMI)

Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam organisasi Palang Merah Indonesia

Kompetensi Umum

Kompetensi Khusus

Kompetensi Tambahan

• Memiliki pengetahuan tentang organisasi Palang Merah Indonesia beserta tugas dan fungsinya.

• Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama organisasi Palang Merah Indonesia.

• Memiliki pemahaman

tentang mandat serta visi dan misi PMI.

• Mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang sejarah berdirinya organisasi Palang Merah Indonesia.

• Mempunyai pengetahuan dan pemahaman landasan hukum dan mandat organisasi Palang Merah Indonesia.

• Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang kekedudukan KSR dalam organisasi PMI serta memahami fungsi dan tugas KSR.

• Mampu menjadi nara sumb-er tentang organisasi PMI.

• Memiliki jiwa dan semangat kemanusiaan serta menjaga perilaku sesuai dengan Prinsip - prinsip Dasar Ge-rakan.

BAB III ORGANISASI PMI

Page 37: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 27

GERAKAN

DAN

HPI

II

2. Kurikulum KSR Dasar (Organisasi PMI)

No Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Waktu Metode Media

1 Organisasi PMI

1. Landasan Hukum

2. Struktur, Visi

& Misi Dan Renstra

Mengetahui dan memehami landasan hukum organisasi PMI a. Mengetahui dan

memahami hubungan antar struktur organisasi PMI dengan KSR

b. Mengtahui dan mema-hami visi dan misi PMI

c. Mengetahui dan me-mahami pokok – pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 -2009

1 × 45’

1 × 45’

Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi

LCD/ OHP Flp-chart Board Bahan Presen-tasi LCD/ OHP Flp-chart Board Bahan Presen-tasi

2 Peran KSR dalam Organisasi

1. Hak dan Kewajiban KSR

2. Peran dalam

Pengemban-gan organi-sasi

3. Peran dalam

Pelayanan Organisasi

Mengetahui dan memahami pengertian, peran dan posisi KSR dalam organisasi PMi a. Mengetahui dan

memahami pengertian, peran dan posisi KSR Dalam pengembangan sumber daya organisasi

b. Peran Relawn dalam

Pengembangan Citra Organisasi

a. Mengetahui dan memahami lingkup kegiatan pelayanan PMI, baik dimasa damai maupun bencana/ konflik.

b. Mengetahui dan

memahami peranan KSR dalam pelayanan PMI, Baik dimasa damai maupun dimasa bencana/konflik

1 × 45’

3 × 45’

1 × 45’

1 × 45’

Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi

LCD/ OHP Flp-chart Board Bahan Presen-tasi LCD/ OHP Flp-chart Board Bahan Presen-tasi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi LCD/ OHP Flp-chart Board Bahan Presen-tasi

Page 38: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

28 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Organisasi PMI)

a. Landasan Hukum

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 1 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

iv. Metode :

Ceramah Informatif.

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran

dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator menjelaskan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No.

246 Tahun 1963 serta mengulas sedikit mengenai latar belakang sejarahnya

• Fasilitator menjelaskan AD/ART dan proses penyusunannya • Fasilitator menjelaskan PP No. 18 Tahun 1980 • Fasilitator menjelaskan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

023/Birhub/1972 • Setiap penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab dari fasilitator dan

pembelajar lainnya. • Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat berdiskusi secara aktif,

berkaitan dengan semua materi dalam modul ini. 3. Rangkuman :

• Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami Landasan Hukum yang mengakui

keberadaan organisasi PMI dan Tugas Pokoknya 2. Mengetahui landasaran hukum organisasi PMI dalam menjalankan visi

dan misinya 3. Mengetahui landasan hukum penugasan PMI oleh Pemerintah untuk

melaksanakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) 4. Mengetahui landasan hukum Penyelenggaraan, pendidikan dan pendi-

rian pos Pertolongan Pertama oleh PMI

Page 39: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 29

GERAKAN

DAN

HPI

II

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan dasar hukum penegasan pengakuan pemerintah terhadap PMI

• Sebutkan perbedaan mandat dan penugasan

• Menurut saudara apakah PMI adalah satu – satunya organisasi Kepalangmerahan di Indonesia

vi. Referensi :

• Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 • Keppres No. 25 Tahun 1950 • Keppres No. 246 Tahun 1963 • AD/ART • PP No. 18 Tahun 1980 • Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

Sejarah Singkat PMI Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak sebelum Perang Dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan, dimana sebelumnya telah ada organisasi palang merah di Indonesia yang bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang didirikan oleh Belanda. Tetapi upaya – upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial Belanda dan Jepang. Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas instruksi Presiden Soekarno maka dibentuklah badan Palang Merah Indonesia oleh Panitia 5 (lima). Keppres No. 25 Tahun 1950 Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai satu satunya organisasi untuk menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut Conventie Geneve (1864,1906,1929,1949) ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI ) Keppres No. 246 Tahun 1963 Tugas Pokok dan Kegiatan – Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda – bedakan bangsa, golongan dan faham politik ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )

Page 40: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

30 Pelatihan Dasar KSR

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan konstitusi organisasi di dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi segenap komponen organisasi untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan fungsi dan kedudukan masing – masing komponen dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI mengatur hal – hal sebagai berikut:

1. Nama, waktu, status dan kedudukan 2. Asas dan tujuan 3. Prinsip dasar 4. Lambang dan Lagu 5. Pelindung 6. Keanggotaan 7. Susunan Organisasi 8. Musyawarah dan Rapat 9. Kepengurusan 10. Markas 11. Upaya Kesehatan Transfusi Darah 12. Hubungan dan Kerjasama 13. Perbendaharaan 14. Pembinaan 15. Pembekuan Pengurus 16. Penghargaan 17. Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga

Sebagai lampiran juga terdapat :

1. Lambang ( gambar & penjelasan ) 2. Lagu Hymne PMI dan Mars PMI (syair dan notasi nada ) 3. Salinan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 4. Susunan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia Masa Bakti yang berlaku

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 PP No. 18 Tahun 1980 adalah keputusan pemerintah yang memberikan tugas khusus kepada Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD). Kegiatan ini mencakup seleksi donor darah, penyadapan, pengamanan, penyimpanan dan pendistribusian darah. PP No. 18 Tahun 1980 ini adalah penugasan dari pemerintah dan bukan mandat asli Palang Merah. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972, PMI dapat menyelenggarakan Pertolongan Pertama maupun menyelenggarakan pendidikan Pertolongan Pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama.

Page 41: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 31

GERAKAN

DAN

HPI

II

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI

• Sebutkan Visi dan Misi PMI

• Sebutkan dan jelaskan alur komunikasi antara KSR dengan PMI

b. Sistem Struktur, Visi, Misi dan Renstra 2004 – 2009 i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 1 x 45 Menit

iii. Media :

Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

iv. Metode : Ceramah Informatif.

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul 2. Kegiatan Pembelajaran :

• Fasilitator menjelaskan Sistem Organisasi • Fasilitator menjelaskan Struktur Organisasi • Fasilitator menjelaskan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI • Fasilitator menjelaskan Visi & Misi PMI • Fasilitator menjelaskan Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis

PMI 2004 – 2009 terutama yang berkaitan dengan relawan dan khususnya KSR.

3. Rangkuman dan Evaluasi : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok

bahasan dan materi terkait. • Kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

vi. Referensi : • Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 • Buku Memperkenalkan PMI

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, Pembelajar diharapkan mampu : 1. Mampu memahami hubungan antara struktur organisasi PMI

dengan KSR 2. Memahami Visi & Misi PMI 3. Memahami Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis

PMI 2004 - 2009

Page 42: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

32 Pelatihan Dasar KSR

PENGURUS PMI PUSAT

PENGURUS PMI DAERAH

PENGURUS PMI CA-BANG

PIMPINAN IN-STANSI PUSAT

PIMPINAN INSTANSI PROPINSI

PIMPINAN INSTANSI KABUPATEN/KOTA

UNIT

Markas Cabang

STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG

Garis KomandoGaris Koordinasi

UNIT Perguruan

Tinggi

UNIT Masyarakat

umum

UNIT Instansi

Sistem dan Struktur Organisasi PMI Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong. Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah. Suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip – Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, maka PMI jelas merupakan lembaga yang independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat, namun dibentuk oleh Pemerintah serta mendapat tugas dari Pemerintah. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan Organisasi Palang Merah Indonesia adalah sebagai berikut :

1. PMI Pusat yang dibentuk di Tingkat Pusat. 2. PMI Daerah, yang dibentuk di Tingkat Propinsi. 3. PMI Cabang, yang dibentuk di Tingkat Kota/Kabupaten

PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di tingkat kecamatan. KSR PMI bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara periodik kepada Pengurus PMI Cabang setempat melalui staf yang bertanggung jawab di bidang pengembangan relawan. Struktur organisasi KSR dalam organisasi PMI adalah sebagai berikut : 1. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG

Page 43: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 33

GERAKAN

DAN

HPI

II

2. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI UNIT

Catatan : • Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit sesuai

dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang telah ada.

Visi dan Misi PMI Visi PMI : Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Misi PMI :

1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat.

2. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat. 3. Pengelolaan transfusi darah secara profesional. 4. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan

NAPZA. 5. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan. 6. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara

berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

BENDAHARA

Seksi Seksi Seksi Seksi

WK.KOMANDAN KSR

KOMANDAN KSR

SEKERTARIS

A N G G O T A K S R

Garis Komando Garis Kordinasi

Pembina Teknis KSR

Pembina KSR

Page 44: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

34 Pelatihan Dasar KSR

Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 Pokok- Pokok Kebijakan PMI mencakup lima bidang pelayanan, yang terdiri dari :

1. Penanggulangan Bencana 2. Kesehatan 3. Kesejahteraan Sosial 4. Komunikasi dan Informasi 5. Pengembangan Organisasi

Rencana Strategis PMI mencakup 6 bidang pelayanan, yang terdiri dari :

1. Bidang Pelayanan Penanganan Bencana 2. Bidang Pelayanan Kesehatan 3. Bidang Pelayanan Sosial 4. Bidang Komunikasi dan Informasi 5. Bidang PMR dan Relawan 6. Bidang Pengembangan Organisasi

Page 45: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 35

GERAKAN

DAN

HPI

II

c. Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 1 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

iv. Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

• Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.

• Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.

2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang KSR PMI dan pe-

ran serta fungsinya dalam mendukung pengembangan Organisasi. • Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi

serta memberikan penjelasan sesuai referensi. • Fasilitator menjelaskan pengertian KSR, peran dan posisi KSR serta Hak

dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. • Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan ter-

hadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi

Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi.

4. Rangkuman : • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar

dapat senantiasa menyadari akan peran dan fungsinya sebagai bagian tak terpisahkan dari Organisasi PMI.

• Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

vi. Referensi : 1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. AD / ART PMI, Renstra. 3. Pedoman KSR PMI tahun 2007.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami pengertian, Peran dan Posisii KSR

dalam Organisasi. 2. Mengetahui dan memahami Hak dan kewajiban KSR dalam

Organisasi..

Page 46: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

36 Pelatihan Dasar KSR

1. Pengertian, Peran dan Fungsi KSR PMI. 1.1. Pengertian :

KSR ( Korps Sukarela ) PMI adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa perhimpunan PMI. Regu, Kelompok dan Unit KSR dapat terbentuk pada :

a. Lingkungan Markas Cabang b. Lingkungan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan c. Lingkungan Satuan Kerja d. Lingkungan Masyarakat Umum.

1.2. Peran dan Fungsi :

Peran KSR PMI adalah sebagai ujung tombak kegiatan dan pelayanan PMI di masyarakat, serta mendukung pengembangan Organisasi dengan menjalankan fungsi, sbb :

a. Sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas kemanusiaan baik di masa damai maupun di dalam keadaan darurat / bencana.

b. Dalam menjalankan fungsinya KSR PMI berstatus sebagai relawan c. Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi relawan KSR PMI wajib

mengikuti tata aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi.

2. Hak dan Kewajiban KSR Dalam Organisasi.

2.1. Hak : a. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pe-

latihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan b. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhim-

punan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan ope-rasional.

c. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan d. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi

kemajuan perhimpunan PMI. e. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI f. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan tugas

Kepalangmerahan g. Memperoleh pengakuan, tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI,

dari pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan.

h. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku i. Mendapat KTA PMI j. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan

atau unit yang bersangkutan.

Page 47: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 37

GERAKAN

DAN

HPI

II

2.2. Kewajiban :

1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya.

2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti: a. Kegiatan Pembinaan b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan c. Kegiatan Gladi d. Kegiatan Operacional

3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan – peraturan kesatuan KSR PMI serta peraturan – peraturan yang berlaku di jajaran PMI.

3. KSR sebagai bagian dari Relawan hendaknya juga :

a. Bertingkah laku sesuai Tujuh Prinsip PM/BSM. b. Menghormati dan memahami aturan penggunaan lambang dan mencegah

penyalahgunaan lambing c. Melaksanakan kegiatan sesuai standar kualitas yang paling tinggi d. Siap sedia dalam situasi darurat e. Merespon kebutuhan orang-orang yang perlu bantuan dan meningkatkan ka-

pasitas mereka sehingga mampu menolong diri sendiri f. Menyetujui dan memahami petunjuk pelaksanaan

Page 48: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

38 Pelatihan Dasar KSR

d. Peran KSR dalam Pengembangan Sumber Daya

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 3 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

iv. Metode : Ceramah Informatif. Curah Pendapat, Diskusi

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul

2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator menjelaskan pengertian KSR • Fasilitator menjelaskan Hak dan Kewajiban KSR dan Hak dan Kewajiban

Anggota Biasa • Fasilitator menanyakan tanggapan peserta mengenai hak dan kewajiban

dilanjutkan dengan diskusi singkat mengenai tanggapan peserta • Fasilitator menjelaskan pengertian Pengembangan Sumber Daya dan Jenis

Sumber Daya • Fasilitator menjelaskan Aspek Akuntabilitas • Fasilitator menjelaskan mengenai kontribusi KSR dalam Pengembangan

Sumber Daya • Fasilitator menjelaskan mengenai kode etik Penggalangan Dana • Fasiltator menanyakan tanggapan dari peserta mengenai kode etik

Penggalangan dana • Fasilitator menjelaskan mengenai Penggalangan Dana dan Piramida Donor • Fasilitator menjelaskan mengenai Metode Penggalangan Dana dari donor

Individu • Fasilitator menjelaskan mengenai Hak – Hak Donor ( Donors Bill of Rights ) • Fasilitator berdiskusi singkat dengan peserta mengenai hak – hak donor

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mampu memahami peran KSR dalam Pengembangan Organisasi dengan

mengacu pada Pedoman Relawan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

2. Mampu mengetahui, memahami serta mendukung kegiatan Pengembangan Sumber Daya organisasi

3. Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan peran KSR dalam kegiatan pelayanan organisasi

Page 49: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 39

GERAKAN

DAN

HPI

II

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan hak & kewajiban KSR sebagai anggota biasa

• Sebutkan jenis kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan dengan target donor individu

• Sebutkan hak – hak donor

• Fasilitator menjelaskan mengenai Kemitraan dan contoh – contoh kemitraan • Fasilitator menjelaskan mengenai unit usaha dalam Palang Merah Indonesia • Fasilitator menjelaskan mengenai contoh – contoh unit usaha dalam Palang

Merah Indonesia

3. Rangkuman dan Evaluasi :

• Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

vi. Referensi : • Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 • Buku Memperkenalkan PMI

Page 50: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

40 Pelatihan Dasar KSR

Pengembangan Sumber Daya

Proses untuk memperoleh semua sumber daya yang diperlukan oleh Organisasi dalam rangka membangun kapasitasnya melalui landasan keuangan yang kuat dan mandiri. Sumber Daya itu terdiri dari : • Sumber Dana (Subsidi, sumbangan masyarakat, hibah, sponsor, usaha lain, dll) • Sumber Daya Manusia (Karyawan, relawan dan Pengurus) • Sarana (Barang, peralatan, bangunan, kendaraan dan lain sebagainya) Di dalam penyusunan program Pengembangan Sumber Daya ada beberapa langkah menuju kemandirian sumber daya, yaitu : • Rencana program jangka panjang dan jangka pendek • Rencana anggaran dan sumber penggalangannya • Membangun citra (dan mempertahankan melalui akuntabilitas) • Komitmen pengurus dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan sumber daya • Pelatihan staf dan relawan • Evaluasi CITRA Di dalam Pengembangan Sumber Daya, adalah sangat penting bagi Perhimpunan Nasional untuk memiliki citra yang positif. Tidak satupun dari persiapan, strategi atau pemakaian SDM yang dapat membuahkan hasil jika persepsi masyarakat terhadap Perhimpunan Nasional ternyata negatif atau sama sekali tidak ada. Dana yang diberikan secara cuma-cuma oleh perorangan atau organisasi hanya disumbangkan dalam atmosfir pemahaman dan niat baik. Di dalam Pengembangan Sumber Daya, Akuntabilitas dapat dilihat dari 3(tiga) aspek : Performa / Kinerja, Donasi dan Organisasi Relawan adalah komponen berharga dari organisasi Palang Merah Indonesia. Relawan adalah kekuatan inti organisasi yang merupakan potensi sumberdaya dan dana organisasi. Banyak hal yang dapat dikontribusikan KSR sebagai relawan terhadap pengembangan sumber daya, antara lain :

• Gagasan (pemikiran) untuk mendukung penggalangan dana seperti menjadi konsultan, melakukan riset pasar, dan lain lain )

• Menjadi pengelola atau pelaksana event / kegiatan penggalangan dana • Di bidang sales marketing, promosi atau publikasi • Menjadi contact person / LO dengan mitra • Menjadi pelaksana program penggalangan dana, dlsb

Relawan (dalam hal ini KSR) juga dapat memberikan kontribusi pembentukan citra yang positif dengan memegang teguh kode etik dalam penggalangan dana. Kode etik Penggalangan dana dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Penggalangan Dana Penggalangan dana adalah kegiatan yang penting bagi organisasi dalam upaya mendukung jalannya program dan menjalankan roda operasional agar organisasi dapat mencapai maksud dan tujuannya. Dalam penggalangan dana adalah sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari target donor seperti yang di gambarkan oleh piramida donor dibawah ini.

Page 51: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 41

GERAKAN

DAN

HPI

II

ePeran KSR dalam Pengembangan Citra Organisasi

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 1 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

iv. Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

• Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul 2. Kegiatan Pembelajaran :

• Fasilitator mengajak Peserta curah pendapat tentang kegiatan pembentukan Citra yang dipahami Selama ini.

• Fasiliator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi.

• Fasilitator menjelaskan materi yang sesuai diharapkan dalam tujuan pembe-lajaran.

• Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap per-tanyaan yang muncul berkaitan dengan materi.

3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi.

4. Rangkuman : • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat

senantiasa berperan dalam kegiatan pelayanan PMI. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

vi. Referensi : 1. Panduan Komunikasi /Humas (akan diproduksi tahun 2006)

Sementara presentasi power point. 2. Booklet Pengembangan organisasi

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami pentingnya pengembangan Citra Organi-

sasi.. 2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam mendukung kegiatan

Pengembangan Citra Organisasi.

Page 52: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

42 Pelatihan Dasar KSR

1. Peran Pengembangan Citra bagi Organisasi. a. Mengana organisasi perlu citra ? b. Siapa saja yang berperan dalam kegiatan Pengembangan Citra.

2. kegitatan komunikasi PMI dalam pengembangan Citra organisasi. 3. Peran KSR dalam kegiatan Pengembangan Citra

a. Peran Fungsional b. Peranan Teknis Operasional c. Keterampilan Khusus untuk mendukung Pengembangan Citra organisasi

Page 53: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 43

GERAKAN

DAN

HPI

II

f. Peran KSR Dalam Organisasi

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 1 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

iv. Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

• Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan

energizer. • Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari

pembelajaran. 2. Kegiatan Pembelajaran :

• Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang Kegiatan dan Pela-yanan PMI yang dilaksanakan selama ini.

• Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi.

• Fasilitator menjelaskan ruang lingkup kegiatan dan pelayanan PMI, baik di masa damai maupun masa bencana serta Peran KSR dalam Pelayanan PMI.

• Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi.

3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali menyebutkan berbagai jenis pelayanan PMI dan bagaimana sebagai anggota KSR berperan dalam pelayanan tersebut.

4. Rangkuman : • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar

dapat senantiasa berperan dalam kegiatan pelayanan PMI. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI

baik di masa damai/normal maupun di masa emergency / bencana. 2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam Pelayanan PMI baik di

masa damai/normal maupun di masa emergency / bencana.

Page 54: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

44 Pelatihan Dasar KSR

1. Lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI

PMI adalah organisasi social kemanusiaan yang melaksanakan bermacam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Ruang lingkup kegiatan pelayanan PMI meliputi pe-layanan PMI di masa Damai maupun pada saat situasi darurat / bencana.

1.1. Pelayanan PMI Pada Masa Damai :

a. Pelayanan Kesehatan Tujuan Pelayanan Kesehatan PMI

Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan secara merata, terjangkau dan bermutu dengan Prioritas: 1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang efektif serta pemanfaatannya

secara optimal untuk masyarakat khususnya kelompok masyarakat rentan.

2. Peningkatan kapasitas sumber daya PMI agar dpt memberikan pelayanan kesehatan secara optimal

b. Pelayanan Sosial, meliputi : Tujuan Pelayanan Di Bidang Sosial :

PMI memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan sosial yang berkualitas kepada masyarakat rentan di seluruh Indonesia, dengan Prioritas: 1. Mengembangkan program pelayanan sosial yang efektif, memadai &

terjangkau 2. Mobilisasi sumber daya utk program pelayanan sosial PMI 3. Pengembangan jejaring dan kerjasama dalam sektor pelayanan sosial

C. Pembinaan dan Pengembangan PMR Anggota KSR sebagai bagian dari Relawan PMI mempunyai peran penting membantu PMI Cabang dalam kegiatan Pembinaan dan Pengembangan PMR sebagai calon Relawan Masa Depan.. Sesuai kompetensi yang dimilikinya dengan menggunkan konsep pendekatan pendidikan Remaja Sebaya atau melalui konsep Youth Centre. Oleh karena itu agar dapat berperan dalam pembinaan dan pengembangan PMR, anggota KSR dapat mengikuti Orientasi Pembina PMR yang dilaksanakan oleh PMI Cabang.

1.2. Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana : Tugas Pokok PMI sesuai Psl. 2 Keppres RI No. 246 Th. 1963 :

Melaksanakan tugas-tugas bantuan pertama pada tiap-tiap bentjana alam atau perang.

Salah satu kebijakan PMI dalam Penanggulangan Bencana adalah bagaimana memberikan pelayanan mencakup pertolongan dan bantuan, khususnya masyarakat yang paling rentan dalam keadaan darurat. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara cepat, tepat dan terkoordinir.

2. Peran KSR Dalam Pelayanan PMI 2.1. Peran KSR dalam Pelayanan PMI Pada Masa Damai :

Pada dasarnya peran KSR sangat diharapkan sebagai ujung tombak kegiatan pelayanan PMI di masyarakat, sehingga setiap anggota KSR dengan keterampilan yang dimiliki mempunyai peluang yang sama dalam

Page 55: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 45

GERAKAN

DAN

HPI

II

memberikan perannya pada kegiatan Pelayanan PMI, khususnya pada masa damai. Tugas pelayanan PMI di masa Damai tersebut, sbb : a. Dengan keterampilan PP, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan PP

misalnya di pos permanent, stand by pada event – event tertentu, asisten untuk Kru ambulans

b. Dengan keterampilan PK, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan Perawatan Lansia / pendamping Lansia di rumah (bagian dari program Lansia), merawat orang sakit di rumah, Perawat bayi (mis : tempat penitipan bayi di Markas Cabang), Pendamping Odha, dll.

c. Dengan keterampilan PSP, maka KSR dapat berperan dalam Dukungan PSP kepada kelompok Lansia, anak jalanan, korban bencana ( khususnya pasca bencana ).

d. Dengan keterampilan bekerja dengan masyarakat, maka KSR dapat berperan dalam Pemberdayaan Masyarakat / membantu menyiapkan masyarakat kelompok rentan agar mampu menolong dirinya sendiri, membantu melatih kader / relawan di masyarakat melalui program desa mitra, dan memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat melalui PHAST proses, pendekatan KBBM, PRBM, dll.

e. Dengan keterampilan Menyuluh, maka KSR dapat berperan sebagai Fasilitator dalam peningkatan awareness HIV/AIDS & Napza untuk kelompok high risk atau agent of behaviour change, mendukung program Imunisasi campak, imunisasi polio, penanggulangan Pandemi Flu, program penanggulangan malaria, dll.

f. KSR juga dapat menjadi Donor Darah Sukarela yang aktif sekaligus sebagai motivator kegiatan Donor Darah Sukarela (bagaimana menjadi Donor Darah Sukarela dan hal-hal yang harus diperhatikan dapat dibaca pada brosur-brosur donor darah sukarela atau dapat menghubungi UTDC setempat)

2.2. Peran KSR dalam Kegiatan dan Pelayanan PMI Pada Masa Darurat /

Bencana :

Anggota KSR yang telah memiliki keterampilan Spesialisasi dapat berperan dan tergabung dalam wadah SATGANA PMI jika terjadi bencana dengan melaksanakan tugas – tugas di lapangan sesuai kompetensi masing – masing. Tugas dan Kegiatan tersebut, meliputi : 1. PP dan evakuasi korban 2. Memberi perawatan di tempat penampungan sementara termasuk

merawat luka, mengganti pembalut 3. Mendukung TSR ( tenaga professional ) di Klinik lapangan – mobile

clinic / pelayanan ambulans 4. Mendukung ERU watsan dalam program bantuan Watsan 5. Memberi dukungan PSP terhadap korban bencana 6. Dapur Umum dan Penampungan Sementara 7. Logistik dan Distribusi Relief 8. Tracing and Mailing Service 9. Assessment 10. Transfusi Darah 11. Komunikasi 12. Dll.

untuk memahami prosedur penanggulangan bencana, maka anggota Korps Suka Rela dapat membaca Protap Tanggap Darurat Bencana PMI.

Page 56: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

46 Pelatihan Dasar KSR

Page 57: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB IV PERTOLONGAN PERTAMA

Page 58: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

48 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi Pertolongan Pertama

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu melakukan tindakan Pertolongan Pertama

Memahami Dasar-dasar Pertolongan Pertama

Menjelaskan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan Perta-ma.

Pengertian dasar dan tujuan Pertolongan Pertama.

Menjelaskan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu & kom-ponennya

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu

Menyebutkan dasar Hukum Per-tolongan Pertama

Dasar Hukum Pertolongan Pertama

Mengenali 6 Alat Perlindungan Dasar.

Alat Perlindungan Dasar.

Menyebutkan 3 Alat Perlindun-gan Dasar Mengerti kedua macam perse-tujuan tindakan pertolongan.

Persetujuan tindakan perto-longan.

Menyebutkan kedua macam per-setujuan tindakan pertolongan. Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama.

Kewajiban Pelaku Pertolon-gan Pertama.

Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama.

Kualifikasi Pelaku Pertolon-gan Pertama.

Mengetahui & Mengenali fungsi alat dan bahan PP.

Fungsi alat dan bahan PP. Mengetahui fungsi alat dan ba-han PP.

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Menguasai Anatomi dan Faal Dasar

Menyebutkan arti anatomi dan faal.

Pengertian anatomi dan faal.

Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berda-sarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia.

Posisi anatomis dan refe-rensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia.

Menyebutkan 5 bagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya.

Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya.

Menyebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya.

Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya.

Menyebutkan & Menjelaskan 3 sistem yang ada dalam tubuh manusia.

Sistem yang ada dalam tu-buh manusia.

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu melakukan Penilaian Penderi-ta

Menyebutkan langkah-langkah penilaian pada penderita. Penilaian pada penderita.

Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian kea-daan.

Penilaian keadaan.

Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki.

Keamanan lokasi

Menyebutkan 6 tindakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi kejadian.

Tiba di lokasi kejadian.

Menyebutkan sekurang-kurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang terja-di.

Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi.

BAB IV PERTOLONGAN PERTAMA

Page 59: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 49

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Menyebutkan tujuanpenilaian dini.

Penilaian dini.

Menyebutkan ke 6 langkah-langkah penilaian dini . Mengenali trauma signifikan dan non signifikan pada kesan umum Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderi-ta secara umum.

Pemeriksaan Fisik

Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik. Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu . Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita pada berdasarkan akronim KOMPAK.

Riwayat Penderita .

Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala.

Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala.

Bagaimana melakukan pelapo-ran dan serah terima penderita.

Pelaporan dan serah terima penderita. Praktek :

Mendemonstrasikan langkah-langkah pengamanan lokasi kejadian.

Pengamanan lokasi keja-dian.

Mendemonstrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum.

Penilaian Dini

Mendemonstrasikan masing-masing penilaian ASNT Mendemonstrasikan Lihat Den-gar dan Rasakan untuk menilai Pernapasan Mendemonstrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan atau tanpa respon Mendemonstrasikan pemerik-saan fisik secara sistematis dan lengkap. Pemeriksaan Fisik

Mendemonstrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda vital : pernapasan, nadi, suhu Mendemonstrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari Kompak.

Riwayat Penderita

Mendemonstrasikan bagaimana melakukan wawancara berpe-doman pada KOMPAK. Mendemonstrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis.

Pelaporan

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu melakukan Bantuan Hidup Da-sar

Teori : Menjelaskan secara ringkas sistem pernapasan dan sirkulasi.

Sistem pernapasan dan sir-kulasi.

Menjelaskan perbedaan penger-tian mati klinis & mati biologis.

Mati

Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival. Rantai Survival

Page 60: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

50 Pelatihan Dasar KSR

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Menjelaskan ke tiga komponen Bantuan Hidup Dasar. Komponen BHD

Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas.

Airway (Penguasaan Jalan Napas)

Menyebutkan cara membuka jalan napas. Menyebutkan cara memeriksa napas. Menyebutkan teknik untuk membersihkan jalan napas. Mengenali gangguan jalan napas

Menjelaskan parasat Heimlich pada Jalan Nafas sumbatan total

Menyebutkan prinsip dasar ban-tuan pernapasan. Breathing (Bantuan napas)

Menyebutkan 4 cara memberi-kan Bantuan Pernapasan. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi.

Circulatory Support (Ban-tuan Sirkulasi)

Menyebutkan kedalaman pene-kanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai kelompok umur. Menjelaskan prinsip Resusitasi Jantung Paru. Resusitasi Jantung Paru.

Menyebutkan rasio pada Resusitasi Jantung Paru. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu menangani perdarahan dan syok

Menyebutkan 6 tanda RJP dilakukan dengan baik.

Menyebutkan sekurangnya3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP dihentikan. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya.

Praktek : Mendemonstrasikan cara meme-riksa ada tidaknya pernapasan pada penderita tidak respon.

Airway (Penguasaan Jalan Napas)

Mendemonstrasikan cara : ang-kat dagu tekan dahi Mendemonstrasikan cara melakukan posisi pemulihan. Mendemontrasikan bantuan napas tekhnik dari mulut ke mulut atau alat pelindung dan masker bila ada

Breathing (Bantuan napas)

Mendemonstrasikan cara me-nentukan dan memeriksa ada tidaknya nadi karotis.

Circulatory Support (Ban-tuan Sirkulasi)

Mendemonstrasikan teknik kom-presi dada pada penderita de-wasa.

Page 61: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 51

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Mendemonstrasikan RJP oleh satu orang penolong pada manekin dewasa

Resusitasi Jantung Paru.

Teori : Teori :

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Menjelaskan pengertian perda-rahan Pengertian perdarahan

Menyebutkan ketiga macam sumber perdarahan. Sumber perdarahan

Menjelaskan 2 jenis perdarahan Jenis perdarahanMenyebutkan kapan penolong harus mencurigai terjadinya perdarahan dalam.

Perdarahan dalam

Menjelaskan bagaimana melin-dungi diri terhadap infeksi.

Perdarahan luar Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalikan perdarahan luar. Menjelaskan perawatan perda-rahan . Menyebutkan pengertian syok. Syok

Menyebutkan masing-masing kelima gejala dan tanda syok.

Menyebutkan langkah-langkah penanganan syok.

Praktek : Praktek : Mendemonstrasikan cara meng-hentikan perdarahan luar.

Penanganan perdarahan luar

Menunjukkan titik-titik tekan untuk membantu menghentikan perdarahan Mendemonstrasikan cara pera-watan perdarahan

Mendemonstrasikan langkah-langkah penanganan syok. Penanganan syok

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu menangani cedera jaringan lunak

Teori : Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak.

Pengertian cedera jaringan lunak

Menyebutkan 2 klasifikasi luka. Klasifikasi luka Menyebutkan 6 macam luka ter-buka. Luka terbuka

Menyebutkan 3 macam luka ter-tutup. Luka tertutup

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka

Penutup dan pembalut luka

Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka Menyebutkan 4 fungsi penutup luka. Menyebutkan ketiga fungsi pem-balut Menguasai pedoman penutupan dan pembalutan luka. Menjelaskan pemakaian pema-balutan penekanan. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka terbuka. Perawatan luka terbuka

Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka tertutup. Perawatan luka tertutup

Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap.

Perawatan luka dengan benda asing menancap

Page 62: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

52 Pelatihan Dasar KSR

Praktek : Mendemonstrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan.

Pedoman umum penutup luka dan pembalutan.

Mendemonstrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh.

Penggunaan pembalut

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu menangani cedera sistem otot rangka

Mendemonstrasikan pembalutan penekanan. Pembalutan penekanan.

Mendemonstrasikan Perwatan luka terbuka. Perawatan berbagai luka Mendemonstrasikan perawatan luka tertutup Teori : Menjelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka

Cedera otot rangka.

Menyebutkan pengertian patah tulang Menyebutkan mekanisme pe-nyebabnya. Menyebutkan 4 macam gejala dan tanda patah tulang.

Gejala dan tanda patah tulang

Menjelaskan 2 macam jenis pa-tah tulang dan mengapa diada-kan perbedaan tersebut.

Pembagian patah tulang

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembidaian.

Pembidaian Menyebutkan 5 macam tujuan pembidaian. Menyebutkanberbagai macam bidai termasuk keuntungan dan kerugian masing-masing.

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu menangani kasus luka bakar

Menyebutkan 4 pedoman umum pembidaian.

Menyebutkan mengenai perto-longan cedera otot rangka Pertolongan cedera otot

rangka Menjelaskan mengenai penan-ganan terkilir.

Praktek : Mendemonstrasikan pemerik-saan patah tulang. Pemeriksaan patah tulang

Mendemonstrasikan pertolongan umum patah tulang pada tulang tangan & tungkai

Pertolongan umum patah tulang

Teori : Teori : Menyebutkan 4 penyebab luka bakar. Penyebab luka bakar

Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar. Penggolongan luka bakar

Menghitung luas permukaan tubuh yg mengalami luka bakar. Luas luka bakar

Menyebutkan 3 macam derajat berat luka bakar. Derajat berat luka bakar

Menyebutkan beberapa faktor penyulit pada kasus luka bakar. Penyulit luka bakar

Menyebutkan langkah-langkah penanganan luka bakar. Penanganan luka bakar

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi Mampu melakukan

pemindahan pen-Teori :

Menyebutkan prinsip-prinsip meka-nika tubuh.

Mekanika tubuh.

Menjelaskan hal-hal yang harus

Page 63: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 53

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

derita

diperhatikan pada saat memindahkan penderita.

Mengerti kapan penderita harus dipindahkan. Saat pemindahan penderita

Menjelaskan kapan dilakukan tinda-kan pemindahan darurat. Pemindahan darurat

Menjelaskan kapan dilakukan pe-mindahan biasa. Pemindahan biasa

Menyebutkan berbagai posisi pende-rita sesuai dengan kasus yang diha-dapi

Posisi penderita

Menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita.

Peralatan pemindahan pen-derita Praktek :

Mendemonstrasikan berbagai pe-mindahan darurat. Pemindahan darurat

Mendemonstrasikan berbagai pe-mindahan biasa. Pemindahan biasa

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Mampu menangan kasus Kedaruratan Medis

Menyebutkan gejala & tanda kedaruratan medis umum

Teori: Gejala & Tanda Kedaruratan Medis

Menyebutkan gejala/tanda ayan Ayan Menyebutkan penatalaksanaan ayanMenyebutkan gejala/tanda pingsan

Pingsan Menyebutkan penatalaksanaan ping-san Menyebutkan gejala & tanda kejang panas

Paparan panas

Menyebutkan penatalaksanaan ke-jang panas Menyebutkan gejala & tanda kelelahan panas Menyebutkan penatalaksanaan kele-lahan panas Menyebutkan gejala dan tanda sen-gatan panas Menyebutkan penatalaksanaan Sen-gatan panas

Menyebutkan gejala/tanda serta penatalaksanaan kasus paparan dingin.

Papatan dingin

Mampu menangani kasus keracunan

Menjelaskan pengertian tentang racun. Pengertian racun

Menjelaskan cara terjadinya keracu-nan pada manusia.

Kompetensi Tujuan Belajar Indikator Materi

Menjelaskan cara masuknya racun ke dalam tubuh manusia.

Cara masuk racun dalam tubuh manusia

Menyebutkan gejala dan tanda kera-cunan secara umum.

Gejala dan tanda keracunan secara umum.

Menyebutkan penatalaksanaan keracunan secara umum.

Penatalaksanaan keracunan secara umum.

Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular Gigitan ular

Mampu melakukan Triage dan mema-hami Incident Command System

Teori : Mengetahui dasar-dasar Incident Command System Incident Command System

Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS Sektor ICS

Menjelaskan dasar-dasar triage Triage Menyebutkan metode START Metode START

Praktek :

Mendemonstrasikan dalam satu si-mulasi suatu triage metode START Simulasi start

Page 64: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

54 Pelatihan Dasar KSR

2. Kurikulum KSR Dasar (Pertolongan Pertama)

No Topik Subtopik Tujuan pembelajaran Metodologi Waktu Media Refe-rensi

1.

Dasar-dasar Pertolongan Pertama

Teori Interactive Lecture

1x 45'

Buku peserta

Buku PP PMI

1.1. Penger-tian da-sar dan tujuan Pertolo-ngan Pertama.

1.1.1. Menjelaskan pengertian dasar dan tujuan Perto-longan Per-tama.

White-board

Buku lain yang relevan

1.2. Sistem Pelaya-nan Ga-wat Da-rurat Terpadu

1.2.1. Men jelaskan Sistem Pe-layanan Ga-wat Darurat Terpadu dan komponennya

Faal

1.3. Dasar Hukum Pertolo-ngan Pertama

1.3.1. Menyebutkan dasar Hukum Pertolongan Pertama

Flipchart Ana-tomi

1.4. Alat Per-lin-dungan Dasar.

1.4.1. Mengenali 6 Alat Perlin-dungan Dasar.

Marker

1.4.2. Menyebutkan 3 Alat Perlin-dungan Dasar.

Paper

1.5. Persetu-juan tin-dakan pertolo-ngan.

1.5.1. Mengerti kedua macam persetujuan tindakan per-tolongan.

OHP

1.5.2. Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan per-tolongan.

Alat peraga

1.6. Kewaji-ban Pe-laku Per-tolo-ngan Pertama.

1.6.1. Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama.

1.7. Kualifika-si Pelaku Pertolo-ngan Pertama.

1.7.1. Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama.

1.8. Fungsi alat dan bahan PP.

1.8.1. Mengetahui dan mengena-li fungsi alat dan bahan PP dasar

Page 65: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 55

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

2.

Anatomi dan Faal Dasar

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45'

idem

Buku PP PMI

2.1. Penger-tian ana-tomi dan faal.

2.1.1. Menyebutkan arti anatomi dan faal.

Bahan lain yang relevan

2.2. Posisi anatomis dan refe-rensi anatomis berda-sarkan ke tiga bi-dang khayal yang membagi tubuh manusia.

2.2.1. Menyebutkan posisi anato-mis dan refe-rensi anato-mis berdasar-kan ke tiga bidang khayal yang memba-gi tubuh ma-nusia.

2.3. Pemba-gian tu-buh ma-nusia dan bagian-bagian-nya.

2.3.1. Menyebutkan kelima bagian tubuh manu-sia dan ba-gian-bagiannya.

2.4. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya.

2.4.1. Menyebutkan kelima rongga yang ada da-lam tubuh manusia be-serta isinya.

2.5. Sistem yang ada dalam tubuh manusia.

2.5.1. Menyebutkan dan menjelaskan 3 sistem tubuh manusia

3.

Penilaian Penderita

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

2 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

3.1. Penilaian pada pende-rita.

3.1.1. Menyebutkan langkah-langkah peni-laian pada penderita.

Demonstra-tion Prac-tice

2 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

3.2. Penilaian keadaan.

3.2.1. Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian kea-daan.

Flipchart

3.3. Keama-nan lokasi

3.3.1. Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki.

Marker

3.4. Tiba di lokasi kejadian.

3.4.1. Menyebutkan ke enam tin-

Paper

Page 66: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

56 Pelatihan Dasar KSR

dakan yang harus dilaku-kan setelah tiba di lokasi kejadian.

3.5. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi.

3.5.1. Menyebutkan sekurang-kurangnya 2 sumber infor-masi menge-nai peristiwa yang terjadi.

OHP

3.6. Penilaian dini.

3.6.1. Menyebutkan tujuan peni-laian dini

Alat peraga

3.6.2. Menyebutkan ke 6 langkah-langkah peni-laian dini .

3.6.3. Mengenali trauma signi-fikan dan non-signifikan pa-da kesan umum

3.7. Pemerik-saan Fisik

3.7.1. Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderi-ta secara umum

3.7.2. Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik.

3.7.3 Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu

3.8 Riwayat Pende-rita .

3.8.1 Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat pen-derita pada berdasarkan akronim KOM-PAK.

3.9 Pemerik-saan Ber-kelan-jutan

3.9.1 Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala.

3.10 Pelaporan dan serah terima pende-rita.

3.10.1 Bagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita.

Page 67: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 57

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Praktek 3.11 Penga-

manan lokasi kejadian.

3.11.1 Mendemonstrasikan langkah-langkah pengamanan lokasi kejadian.

3.12 Penilaian Dini

3.12.1 Mendemon-strasikan ba-gaimana men-dapatkan ke-san umum.

3.12.2 Mendemon-strasikan mas-ing-masing penilaian ASNT

3.12.3 Mendemon-strasikan Li-hat, Dengar dan Rasakan untuk menilai Pernapasan

3.12.4 Mendemon-strasikan peni-laian sirkulasi pada penderi-ta dengan atau tanpa respon.

3.13 Pemerik-saan Fisik

3.13.1 Mendemon-strasikan pe-meriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.

3.13.2 Mendemonstrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda vital : pernapasan, nadi, suhu

3.14 Riwayat Pende-rita

3.14.1 Mendemon-strasikan ba-gaimana me-lakukan wa-wancara un-tuk mencari KOMPAK

3.15 -

Pelapo-ran

3.15.1 Mendemonstrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis.

Page 68: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

58 Pelatihan Dasar KSR

4. Bantuan

Hidup Dasar Setelah mempelajari

topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

2 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

4.1 Sistem pernapa-san dan sirkulasi.

4.1.1. Menjelaskan secara ringkas sistem perna-pasan dan sirkulasi.

Demonstra-tion Prac-tice

3 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

4.2 Mati

4.2.1. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati bi-ologis.

Flipchart

4.2.2. Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati.

Marker

4.3 Rantai Survival

4.3.1. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival.

Paper

4.4 Kompo-nen BHD

4.4.1. Menjelaskan ke tiga komponen Bantuan Hidup Dasar.

OHP

4.5 Airway (Pengua-saan Ja-lan Na-pas)

4.5.1. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas.

Alat peraga

4.5.2. Menyebutkan cara membuka jalan napas.

4.5.3. Menyebutkan cara memerik-sa napas.

4.5.4. Menyebutkan teknik untuk membersihkan jalan napas.

4.5.5. Mengenali gangguan ja-lan napas.

4.5.6. Menjelaskan perasat Heim-lich pada sumbatan total

4.6 Breathing (Bantuan napas)

4.6.1. Menyebutkan prinsip dasar bantuan per-napasan.

4.6.2. Menyebutkan 4 cara mem-berikan Ban-tuan Pernapa-san.

4.6.4. Menyebutkan tanda perna-pasan ade-

Page 69: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 59

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

kuat, kurang adekuat dann tidak berna-pas.

4.7 Circula-tory Sup-port (Bantuan Sirkulasi)

4.7.1. Menyebutkan prinsip dasar bantuan Sirkulasi.

4.7.2. Menyebutkan kedalaman penekanan pada pijatan jantung luar untuk berba-gai kelompok umur.

4.8 Resusi-tasi Jan-tung Pa-ru.

4.8.1. Menjelaskan prinsip Resusi-tasi Jantung Paru.

4.8.2. Menyebutkan rasio pada Resusitasi Jantung Paru.

4.8.3. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar.

4.8.6. Menyebutkan ke enam tan-da RJP dilaku-kan dengan baik.

4.8.7. Menyebutkan sekurangnya 3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP.

4.8.8. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP dihentikan.

4.8.9. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya.

Praktek

4.9.

Airway (Pengua-saan Ja-lan Na-pas)

4.9.1. Mendemon-strasikan cara memeriksa ada tidaknya pernapasan pada penderi-ta tidak res-pon.

4.9.2. Mendemon-strasikan cara angkat dagu tekan dahi

4.9.3. Mendemonstrasikan cara

Page 70: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

60 Pelatihan Dasar KSR

melakukan posisi pemulihan.

4.10 Breathing (Bantuan napas)

4.10.1 Mendemonstrasikan bantuan napas teknik dari mulut ke mulut atau alat pelindung dan masker bila ada

4.11 Circula-tory Sup-port (Bantuan Sirkulasi)

4.11.1 Mendemon-strasikan cara menentukan dan memerik-sa ada tidak-nya nadi karo-tis.

4.11.2 Mendemon-strasikan tek-nik kompresi dada pada penderita dewasa.

4.12 Resusi-tasi Jan-tung Pa-ru.

4.12.1 Mendemon-strasikan RJP oleh satu orang peno-long pada manekin de-wasa.

5.

Perdarahan dan Syok

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

5.1. Penger-tian per-dara-han

5.1.1. Menjelaskan pengertian perdarahan

Demonstra-tion Prac-tice

1 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

5.2. Sumber perdara-han

5.2.1. Menyebutkan ketiga macam sumber perda-rahan.

Flipchart

5.3. Jenis per-dara-han

5.3.1. Menjelaskan 2 jenis perdara-han

Marker

5.4. Perdara-han da-lam

5.4.1. Menyebutkan kapan peno-long mencuri-gai terjadinya perdarahan dalam.

Paper

5.5.

Perdara-han luar

5.5.1. Menjelaskan bagaimana melindungi diri terhadap infeksi.

OHP

5.5.2. Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalikan perdarahan luar.

Alat peraga

5.5.3. Menjelaskan perawatan

Page 71: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 61

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

perdarahan .

5.6. Syok

5.6.1. Menyebutkan pengertian syok

5.6.2. Menyebutkan masing-masing kelima gejala dan tanda syok.

5.6.3. Menyebutkan langkah-langkah pe-nanganan syok.

Praktek Praktek : 5.7.

Penan-ganan perdara-han luar

5.7.1. Mendemon-strasikan cara menghentikan perdarahan luar.

5.7.2. Menunjukkan titik-titik te-kan untuk membantu menghentikan perdarahan

5.7.3. Mendemon-strasikan cara perawatan perdarahan

5.8. Penan-ganan syok

5.8.1. Mendemonstrasikan langkah-langkah penanganan syok.

Page 72: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

62 Pelatihan Dasar KSR

6.

Cedera Jarin-gan Lunak

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interac-tive Lecture

1 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

6.1. Pengertian cedera jaringan lunak

6.1.1 Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak.

Demon-stration Practice

3 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

6.2. Klasifikasi luka

6.2.1 Menyebutkan 2 klasifikasi luka.

Flipchart

6.3. Luka terbu-ka

6.3.1 Menyebutkan 6 macam luka terbu-ka.

Marker

6.4. Luka tertu-tup

6.4.1 Menyebutkan 3 macam luka tertu-tup.

Paper

6.5. Penutup dan pemba-lut luka

6.5.1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka

OHP

6.5.2 Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka

Alat pe-raga 6.5.3 Menyebutkan 4

fungsi penutup luka. 6.5.5 Menyebutkan ketiga

fungsi pembalut 6.5.7 Menguasai pedoman

penutupan dan pembalutan luka.

6.5.8 Menjelaskan pema-kaian pembalutan penekanan.

6.6. Perawa-tan luka terbu-ka

6.6.1 Menyebutkan lang-kah-langkah pera-watan luka terbuka.

6.7. Perawa-tan luka tertu-tup

6.7.1 Menyebutkan lang-kah-langkah pera-watan luka tertu-tup.

6.8. Perawa-tan luka dengan benda asing menan-cap

6.8.1 Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap.

Praktek Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

6.9. Pedoman umum pe-nutup luka & pemba-lutan.

6.9.1. Mendemonstrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan.

6.10 Penggu-naan pem-balut

6.10.1.

Mendemonstrasikan penggunaan berba-gai macam pemba-lut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh.

6.11 Pemba-lutan pene-ka-nan.

6.11.1.

Mendemonstrasikan pembalutan pene-kanan.

6.12.

Perawa-tan berbagai luka

6.12.1.

Mendemonstrasikan Perawatan luka terbuka.

6.12.2.

Mendemonstrasikan perawatan luka tertutup.

Page 73: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 63

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

7.

Cedera Sis-tem Otot Rangka

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

7.1. Cedera otot rangka.

7.1.1. Menjelaskan apa yang ter-masuk cedera otot rangka

Demons-tration Practice

2 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

7.1.2. Menyebutkan pengertian patah tulang

Flipchart

7.1.3. Menyebutkan mekanisme penyebabnya.

Marker

7.2. Gejala dan tan-da patah tulang

7.2.1. Menyebutkan sekurangnya 4 macam gejala dan tanda patah tulang.

Paper

7.3. Pemba-gian pa-tah tu-lang

7.3.1. Menjelaskan 2 macam jenis patah tulang dan mengapa diadakan per-bedaan terse-but.

OHP

7.4.

Pembi-daian

7.4.1. Menjelaskan apa yang di-maksud den-gan pembi-daian.

7.4.2. Menyebutkan 5 macam tu-juan pembi-daian.

7.4.3. Menyebutkan berbagai ma-cam bidai termasuk keuntungan dan kerugian masing-masing.

7.4.4. Menyebutkan 4 pedoman umum pembi-daian.

7.5. Pertolon-gan ce-dera otot rangka

7.5.1. Menyebutkan cara pertolon-gan cedera otot rangka

Praktek 7.6. Pemerik-

saan pa-tah tu-lang

7.6.1. Mendemon-strasikan pe-meriksaan patah tulang.

7.7. Pertolon-gan umum patah tulang

7.7.1. Mendemon-strasikan per-tolongan umum patah tulang pada tulang lengan dan tungkai

Page 74: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

64 Pelatihan Dasar KSR

8.

Luka bakar

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45'

Buku peserta

Buku PP PMI

8.1. Penyebab luka ba-kar

8.1.1. Menjelaskan 4 penyebab luka bakar.

White-board

Bahan lain yang relevan

8.2. Penggo-longan luka ba-kar

8.2.1. Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar.

Flipchart

8.3. Luas luka bakar

8.3.1. Menghitung luas permu-kaan tubuh yang menga-lami luka ba-kar.

Marker

8.4. Derajat berat luka ba-kar

8.4.1. Menyebutkan 3 macam derajat berat luka bakar.

Paper

8.5. Penyulit luka ba-kar

8.5.1. Menyebutkan beberapa faktor penyulit pada kasus luka bakar.

OHP

8.6.

Penanga-nan luka bakar

8.6.1.

Menyebutkan langkah-langkah penanganan luka bakar.

Page 75: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 65

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

9.

Pemindahan Penderita

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

9.1. Mekanika tubuh.

9.1.1. Menyebutkan prinsip-prinsip mekanika tu-buh

Demonstra-tion Prac-tice

2 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

9.1.2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memindahkan penderita.

Flipchart

9.2. Saat pe-mind-ahan pende-rita

9.2.1. Mengerti ka-pan penderita harus dipin-dahkan.

Marker

9.3. Pemin-dahan darurat

9.3.1. Menjelaskan kapan perlu dilakukan tindakan pe-mindahan darurat.

Paper

9.4. Pemin-dahan biasa

9.4.1. Menjelaskan kapan dilaku-kan peminda han biasa.

OHP

9.5. Posisi pende-rita

9.5.1. Menyebutkan berbagai posi-si penderita sesuai dengan kasus yang dihadapi

Alat peraga

9.6. Peralatan pemin-dahan pende-rita

9.61. Menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita.

Praktek 9.7. Pemin-

dahan darurat

9.7.1. Mendemon-strasikan ber-bagai pemin-dahan daru-rat.

9.8. Pemin-dahan biasa

9.8.1. Mendemon-strasikan ber-bagai pemin-dahan biasa.

Page 76: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

66 Pelatihan Dasar KSR

10.

Kedaruratan Medis

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45'

Buku peserta

Buku PP PMI

10.1 Gejala dan tanda kedaru-ratan medis.

10.1.1 Menyebutkan gejala dan tanda kedaruratan medis umum

White-board

Bahan lain yang relevan

10.2 Ayan

10.2.1 Menyebutkan gejala dan tanda ayan.

10.2.2 Menyebutkan penatalaksa-naan ayan

10.3 Pingsan

10.3.1 Menyebutkangejala dan tanda pingsan

10.3.2 Menyebutkan penatalaksa-naan pingsan

10.4 Paparan panas

10.4.1 Menyebutkan gejala dan tanda kejang panas

10.4.2 Menyebutkan penatalaksa-naan kejang panas

10.4.3 Menyebutkan gejala dan tanda kelelahan panas

10.4.4 Menyebutkan penatalaksa-naan kelela-han panas

10.4.5 Menyebutkan gejala dan tanda senga-tan panas

10.4.6 Menyebutkan penatalaksa-naan sengatan panas

10.5

Paparan dingin

10.5.1 Menyebutkan gejala dan tanda serta penatalaksanaan kasus paparan dingin.

10.5.2 Menyebutkan gejala dan tanda serta penatalaksanaan kasus paparan dingin.

Page 77: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 67

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

11.

Keracunan

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45'

Buku peserta

Buku PP PMI

11.1

Penger-tian ra-cun

11.1.1 Menjelaskan pengertian tentang ra-cun.

White-board

11.

11.1.2 Menjelaskan cara terja-dinya keracu-nan pada ma-nusia.

Flipchart

11.2 Cara masuk racun dalam tubuh manusia

11.2.1 Menjelaskan cara masuk-nya racun ke dalam tubuh manusia.

Marker

11.3 Gejala dan tan-da ke-racnan secara umum.

11.3.1 Menyebutkan gejala dan tanda keracu-nan secara umum.

Paper

11.4 Penata-laksa-naan keracu-nan seca-ra umum.

11.4.1 Menyebutkan penatalaksanaan keracunan secara umum.

11.5 Gigitan ular

11.5.1 Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular.

12.

Triage dan Incident Command System

Teori Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :

Interactive Lecture

1 x 45' Buku peserta

Buku PP PMI

13.1 Incident Com-mand System

13.1.1 Mengetahui dasar-dasar Incident Command System

Demonstra-tion Prac-tice

1 x 45'

White-board

Bahan lain yang relevan

13.2 Sektor ICS

13.2.1 Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS

Flipchart

13.3 Triage 13.3.1 Menjelaskan dasar-dasar triage

Marker

13.4 Metode START

13.4.1 Menyebutkan metode START

Paper

Praktek OHP 13.5 Simulasi

start 13.5.1 Mendemon-

strasikan da-lam satu simu-lasi suatu tri-age metode START

Alat peraga

13.

Evaluasi

14.1 Ujian Teori

Mandatory 1 x 45' Buku PP PMI

14.2

Praktek akhir

Demonstra-tion

1 x 45'

Bahan lain yang relevan

Page 78: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

68 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Pertolongan Pertama) a. Dasar – dasar Pertolongan Pertama

i. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama 2. Sistem pelayanan Gawat Darurat terpadu 3. Dasar Hukum Pertolongan Pertama 4. Persetujuan tindakan pertolongan 5. Alat Perlindungan Diri 6. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama 7. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama 8. Fungsi Alat & Bahan PP

ii. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari topik – topik, diharapkan peserta dapat :

iii. Media, Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP dan Alat Peraga

iv. Waktu 1 x 45 menit

v. Metode Ceramah, Curah Pendapat, Tanya jawab dan Diskusi

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari

pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

2. Kegiatan a. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan pertama

• Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menjelaskan pengertian dasar dan tujuan pertolongan

pertama • Fasilitator memberikan umpan balik tentang tujuan pertolongan

Pertama

1. Menyebutkan pengertian dasar & tujuan Pertolongan Pertama 2. Menjelaskan Sistem Pelayanan gawat Darurat Terpadu dan komponennya 3. Menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama 4. Mengerti kedua macam persetujuan tindakan pertolongan 5. Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan pertolongan 6. Mengenali 6 alat Perlindungan Diri 7. Menjelaskan 3 Alat Perlindungan Diri 8. Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama 9. Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama 10. Mengetahui & mengenali fungsi alat & bahan dasar untuk PP

Page 79: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 69

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

b. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu • Fasilitator menjelaskan sistem pelayanan gawat darurat terpadu yang

merupakan jejaring sumber daya yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit mendadak.

• Fasilitator menjelaskan komponen yang di perlukan untuk suatu system pelayanan gawat darurat terpadu

b. Alat Perlindungan Dasar • Fasilitator meminta peserta menyebutkan dasar hukum Pertolongan

Pertama dan pasal – pasal yang berhubungan dengan pertolongan pertama

• Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan dasar hukum Pertolongan pertama yang

belum di sebutkan peserta c. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan 6 alat Perlindungan Dasar yang di ketahui oleh peserta dan menyebutkan fungsi masing-masing alat perlindungan dasar

• Fasilitator menulis & merangkum pendapat peserta, serta menambahkan alat dan fungsi dari perlindungan dasar yang belum di sebutkan oleh peserta

• Fasilitator menjelaskan 3 alat perlindungan dasar yang terdiri dari APD dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya

d. Persetujuan tindakan pertolongan • Fasilitator menyebutkan 2 bentuk persetujuan tindakan pertolongan • Fasilitator memberikan contoh masing-masing bentuk persetujuan

tindakan pertolongan • Fasilitator memberikan umpan balik tentang persetujuan tindakan

pertolongan e. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama

• Fasilitator menyebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama • Fasilitator memberikan contoh dari kewajiban pelaku pertolongan

pertama • Fasilitator memberikan umpan balik tentang kewajiban pelaku

pertolongan pertama f. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan kualifikasi yang harus di penuhi sebagai pelaku pertolongan pertama

• Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan kualifikasi yang belum di sebutkan oleh

peserta g. Fungsi Alat & Bahan PP

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan alat yang di tunjukkan oleh Fasilitator beserta fungsinya masing-masing

• Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menjelaskan lebih detail

3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang

materi yang di berikan b. Fasilitator menutup sesi

Page 80: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

70 Pelatihan Dasar KSR

vii. Referensi:

1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 1 – 8.

2. Referensi lain yang mendukung

1. Pertolongan Pertama

Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut. Tujuan Pertolongan Pertama c. Menyelamatkan jiwa penderita d. Mencegah cacat e. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

2. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di bidang kesehatan.

3. Dasar Hukum Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain : Pasal 531 K U H Pidana “Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566”

---- Latihan dan Evaluasi ----

a. Sebutkan pengertian dasar Pertolongan Pertama b. Jelaskan tujuan pemberian Pertolongan Pertama c. Jelaskan tentang system Pelayanan gawat darurat terpadu d. Sebutkan komponen dari system pelayanan gawat darurat terpadu e. Terangkan mengenai dasar Hukum Pertolongan pertama f. Sebutkan 6 alat perlindungan dasar g. Jelaskan 2 macam persetujuan tindakan pertolongan h. Sebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama i. Jelaskan kualifikasi Pelaku Pertolongan pertama beserta contohnya j. Sebutkan fungsi alat dan bahan PP dasar

Page 81: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 71

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

4. Persetujuan Pertolongan Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama : a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)

Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan

b. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent) Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.

5. Alat Perlindungan Diri Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri .

6. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama

Agar dapat menjalankan tugas seorang petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. Jujur dan bertanggungjawab. b. Memiliki sikap profesional. c. Kematangan emosi. d. Kemampuan bersosialisasi. e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan

mengikuti kursus penyegaran. f. Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik g. Mempunyai rasa bangga.

Semua cairan tubuh dianggap menular

Untuk mencegah penularan penyakit melalui cairan tubuh: 1. Mencuci Tangan 2. Membersihkan peralatan

• Mencuci Membersihkan perlatan dengan sabun dan air

• Desinfeksi Menggunakan bahan kimia seperti alkohol untuk membunuh bakteri patogen

• Sterilisasi Proses menggunakan bahan kimia atau pemanasan untuk membunuh semua mikroorganisme.

3. Menggunakan APD

Page 82: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

72 Pelatihan Dasar KSR

b. Anatomi dan Faal dasar

i. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian – pengertian dalam anatomi 2. Posisi anatomi dan referensi anatomis berdasarkan ketiga bidang khayal yang

membagi tubuh manusia 3. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya 4. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya 5. Sistem yang ada dalam tubuh manusia

ii. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari topik – topik ini, diharapkan peserta dapat :

iii. Media

Buku peserta, White board, Flipchard, marker, Paper, OHP dan Alat Peraga

iv. Waktu 1 x 45 menit

v. Metode Ceramah, Tanya jawab dan Diskusi grup

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari

pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

2. Kegiatan a. Pengertian anatomi dan faal

• Fasilitator menerangkan pengertian anatomi (susunan tubuh) dan fisiologi (faal) tubuh manusia

• Fasilitator menyakan apakah peserta sudah mengerti arti anatomi dan faal tubuh manusia

b. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan 3 bidang khayal yang membagi tubuh manusia • Fasilitator menjelaskan 3 bidang khayal yang di pakai untuk membagi

tubuh menjadi 2 bagian • Fasilitator menerangkan dengan menggunakan gambar masing-masing

3 bidang khayal tersebut • Fasilitator memberikan umpan balik ke peserta mengenai 3 bidang

khayal tersebut

1. Menyebutkan pengertian – pengertian dalam anatomi 2. Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga

bidang khayal yang membagi tubuh manusia 3. Menyebutkan kelima bagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya 4. Menyebutkan kelima rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya 5. Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

Page 83: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 73

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

c. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya • Fasilitator menjelaskan ke-5 bagian tuubuh manusia dan masing-

masing bagiannya dengan menunjukan gambar atau contoh boneka • Fasilitator meminta salah satu peserta untuk mengulang kembali apa

yang sudah di jelaskan d. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya

• Fasilitator menjelaskan 5 rongga tubuh manusia, beserta isinya dengan menunjukan gambar dan contoh boneka

• Fasilitator membagi group peserta, masing-masing terdiri dari 3-4 orang menyebutkan rongga tubuh manusia beserta isinya yang di tunjuk oleh Fasilitator

• Fasilitator mengulang penjelasan yang sudah di berikan e. Sistem yang ada dalam tubuh manusia

• Fasilitator menyebutkan 3 sistem dalam tubuh manusia • Fasilitator membagi group. Masing-masing menyebutkan 3 sistem

dalam tubuh manusia beserta contoh • Peserta mempresentasikan hasil kerja group

3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang

materi yang di berikan b. Fasilitator menutup sesi

4. Evaluasi Fasilitator menanyakan :

a. Apakah arti Anatomi dan faal tubuh manusia b. Sebutkan 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh manusia c. Sebutkan ke 5 bagian tubuh manusia beserta masing-masing

bagiannya d. Sebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia e. Sebutkan 3 sistem tubuh manusia

vii. REFERENSI 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005,

Edisi kedua Cetakan kedua, hal 9 – 24. 2. Referensi lain yang mendukung

Page 84: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

74 Pelatihan Dasar KSR

1. Pengertian – pengertian dalam Anatomi

Anatomi (susunan Tubuh) Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh Fisiologi (faal tubuh) Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.

2. Posisi Anatomis Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita. BIDANG ANATOMIS Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang khayal: 1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan 2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah

(posterior) 3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah

(inferior) Istilah lain yang juga dipergunakan adalah untuk menentukan suatu titik lebih dekat ke titik referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik referensi (distal).

3. Pembagian tubuh manusia Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi : a. Kepala

Tengkorak, wajah, dan rahang bawah b. Leher c. Batang tubuh

Dada, perut, punggung, dan panggul d. Anggota gerak atas

Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan. e. Anggota gerak bawah

Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki.

4. Rongga dalam tubuh manusia Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam tubuh yaitu : a. Rongga tengkorak Berisi otak dan bagian-bagiannya b. Rongga tulang belakang Berisi bumbung saraf atau “spinal cord” c. Rongga dada Berisi jantung dan paru d. Rongga perut (abdomen) Berisi berbagai berbagai organ pencernaan

Page 85: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 75

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut: • Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus) • Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus) • Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu) • Kwadran kiri bawah (terutama usus).

e. Rongga panggul Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi dalam

5. Sistem dalam tubuh manusia Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem: 1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton)

a. Menopang bagian tubuh b. Melindungi organ tubuh c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh d. Memberi bentuk bangunan tubuh

2. Sistem Otot (muskularis) Memungkinkan tubuh dapat bergerak

3. Sistem pernapasan (respirasi) Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.

4. Sistem peredaran darah (sirkulasi) Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

5. Sistem saraf (nervus) Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang tidak disadari

6. Sistem pencernaan (digestif) Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh

Page 86: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

76 Pelatihan Dasar KSR

c. Penilaian Penderita i. Sub Pokok Bahasan

1. Penilaian pada penderita2. Penilaian keadaan 3. Keamanan lokasi 4. Tiba di lokasi kejadian 5. Sumber informasi mengenai

peristiwa yang terjadi 6. Penilaian dini

7. Pemerisaan fisik 8. Riwayat Penderita 9. Pemeriksaan Berkelanjutan 10. Pelaporan dan serah terima

penderita 11. Pengamanan lokasi kejadian 12. Pelaporan

ii. Tujuan Pembelajaran

Diharapkan setelah mempelajari topik – topik ini peserta dapat :

iii. Media : Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP dan Alat peraga

iv. Metode :

Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, demonstrasi dan tanya jawab

v. Waktu : 2 x 45 Menit (Teori) dan 2 x 45 Menit (Praktek)

vi. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan

b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

o Menyebutkan langkah-langkah penilaian pada penderitao Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian keadaan o Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki o Menyebutkan ke enam tindakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi kejadian o Menyebutkan sekurang-kurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi o Menyebutkan tujuan penilaian dini o Menyebutkan 6 langkah - langkah penilaian dini o Mengenali trauma signifikan dan non signifikan pada kesan umum o Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderita secara umum o Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik o Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu o Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita pada

berdasarkan akronim KOMPAK o Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala o Bagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita o Mendemontrasikan langkah-langkah pengamanan lokasi kejadian o Mendemontrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum o Mendemontrasikan masing-masing penilaian akronim ASNT o Mendemontrasikan Lihat, Dengar, dan Rasakan untuk menilai pernapasan o Mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon o Mendemontrasikan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap o Mendemontrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda vital

pernapasan dan suhu o Mendemontrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari akronim KOMPAK o Mendemontrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis o Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

Page 87: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 77

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

2. Kegiatan a. Penilaian penolong pada penderita

• Fasilitator menyebutkan 6 langkah penilaian penolong • Fasilitator meminta peserta mengulang menyebutkan 6 langkah penilaian

b. Penilaian keadaan • Fasilitator meminta peserta menyebutkan langkah-langkah dalam

melakukan penilainan keadaan, beserta pertanyaan yang dapat membantu penolong dalam melakukan analisa

• Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan langkah-langkah yang belum di sebutkan

peserta c. Keamanan lokasi

• Fasilitator menerangkan pentingnya mengetahui lokasi yang aman untuk penolong

• Fasilitator menjelaskan keadaan lokasi yang aman dan tidak aman untuk dimasuki, dan mendemontrasikan langkah pengamanan lokasi kejadian

• Fasilitator membagi group, masing-masing group di beri 1 kasus dan peserta mempraktekan kasus yang menjadi bagiannya

• Fasilitator merangkum tentang Keamanan Lokasi penolong d. Tiba di lokasi kejadian

• Fasilitator menjelaskan 6 langkah yang harus dilakukan seorang penolong tiba dilokasi kejadian

• Fasilitator membagi group masing masing group menjelaskan 6 langkah tersebut

e. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi • Fasilitator menerangkan 2 sumber informasi yang harus di ketahui oleh

penolong untuk menunjang penilaian f. Penilaian dini

• Fasilitator menerangkan tujuan penilaian dini, pentingnya mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana

• Fasilitator menerangkan 6 langkah penilaian dini yang harus di ketahui • Fasilitator mendemontrasikan langkah-langkah untuk mendapatkan kesan

umum • Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan Respon (ASNT) • Fasilitator mendemontrasikan cara menilai pernapasan (Lihat, Dengar,

Rasakan) • Fasilitator mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan

respon yang baik dan penderita yang tidak respon • Fasilitator membagi goup peserta, masing-masing group

mendemontrasikan satu tugas dari 6 langkah penilaian dini • Masing-masing group mendemontrasikan tugas yang menjadi bagiannya

g. Pemeriksaan fisik • Fasilitator menjelaskan pemeriksaan fisik secara sistematis pada

penderita secara umum • Fasilitator menjelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik • Fasilitator menjelaskan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi dan

suhu • Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis

dan lengkap dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki • Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan,

nadi, suhu

Page 88: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

78 Pelatihan Dasar KSR

• Fasilitator membagi peserta menjadi 2 group, masing-masing group mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu

h Riwayat penderita • Fasilitator menjelaskan bagaimana melakukan wawancara berdasarkan

akronim KOMPAK • Fasilitator mendemontrasikan cara melakukan wawancara berdasarkan

akronim KOMPAK • Fasilitator membagi peserta menjadi group kecil ( 2-3 orang ), masing-

masing mempraktekan cara melakukan wawancara berdasarkan KOMPAK dan membuat catatan yang penting

i. Pemeriksaan Berkelanjutan ( berkala) • Fasilitator menjelaskan pentingnya pemeriksaan berkala , walaupun

penilaian dan penatalaksanaan sudah selesai sampai menunggu pertolongan medis

• Fasilitator menjelaskan yang harus dinilai kembali pada pemeriksaan berkala

j. Pelaporan dan serah terima penderita • Fasilitator menerangkan cara pelaporan penderita secara singkat, dan

jelas kepada penolong selanjutnya • Fasilitator memberi contoh laporan yang harus di buat, secara lisan atau

tertulis kepada penolong selanjutnya, mengenai keadaan penderita sewaktu ditemukan, pemeriksaan yang sudah di lakukan dan penatalaksanaannya serta perkembangan lain yang dianggap penting.

3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan dari materi yang diberikan b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi

4. Evaluasi

Fasilitator menanyakan : a. Sebutkan langkah-langkah penilaian yang harus dilakukan dalam

penatalaksanaan penderita b. Sebutkan langkah-langkah dalam penilaian keadaan untuk membantu

penolong melakukan analisa c. Jelaskan lokasi yang aman untuk dimasuki d. Sebutkan 6 tindakan yang harus di ketahui seorang penolong saat tiba di

lokasi e. Apakah tujuan dari penilaian dini f. Sebutkan 6 langkah penilaian dini g. Sebutkan pemeriksaan fisik secara sistematis h. Jelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik i. Jelaskan tahap tahap pemeriksaan tanda vital j. Jelaskan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK k. Buat contoh laporan setelah selesai menangani penderita dan harus

dilaporkan pada penolong selanjutnya vii.Referensi

• Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 25 – 40.

Page 89: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 79

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. 1. Langkah – langkah penilaian pada penderita

a. Penilaian Keadaan b. Penilaian Dini c. Pemeriksaan Fisik d. Riwayat Penderita e. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut f. Serah terima dan pelaporan

2. Penilaian keadaan Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.

3. Keamanan lokasi Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan seperti dibawah. a. Bagaimana kondisi saat itu b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi c. Bagaimana mengatasinya Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan.

4. Tindakan saat tiba di lokasi Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah : a. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi

kejadian. b. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:

• Nama Penolong • Nama Organisasi • Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang

c. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita.

d. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa. e. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan. f. Minta bantuan.

5. Sumber Informasi Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari : • Kejadian itu sendiri. • Penderita (bila sadar). • Keluarga atau saksi. • Mekanisme kejadian. • Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas. • Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.

Page 90: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

80 Pelatihan Dasar KSR

6. Penilaian Dini

Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban. Langkah-langkah penilaian dini a. Kesan umum

Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis. Kasus Trauma – Mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba. Kasus Medis – Tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba

b. Periksa Respon Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita

Terdapat 4 tingkat Respons penderita A = Awas Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya. S = Suara Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara. N = Nyeri Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada. T = Tidak respon Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi pada rangsang nyeri.

c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway). Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal. i. Pasien dengan respon

Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.

ii. Pasien yang tidak respon Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas

d. Menilai pernapasan (Breathing) Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3 – 5 detik. Pernapasan yang cukup baik i. Dada naik dan turun secara penuh ii. Bernapas mudah dan lancar iii. Kualitas pernapasan normal

(<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak – anak, 20 x/menit bayi) Pernapasan yang kurang baik i. Dada tidak naik atau turun secara penuh ii. Terdapat kesulitan bernapas iii. Cyanosis (warna biru/abu – abu pada kulit, bibir, atau kuku) iv. Kualitas pernapasan tidak normal

Page 91: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 81

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

e. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalam jumlah yang cukup banyak.

f. Hubungi bantuan Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan harus singkat, jelas dan lengkap.

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tiga metode pemeriksaan fisik:

a. Penglihatan (Inspection) b. Perabaan (Palpation) c. Pendengaran (Auscultation)

Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yang terlewat. Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban : P erubahan bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat L uka Terbuka - (Open Injuries) biasanya terlihat adanya darah N yeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan B engkak - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan

Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan menyimpan serius cedera potensial.

Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi.

Pemeriksaan fisik (Head to Toe) Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut: 1. Kepala

• Kulit Kepala dan Tengkorak • Telinga dan Hidung • Pupil Mata • Mulut

2. Leher 3. Dada

• Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan • Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang • Lakukan perabaan pada tulang

4. Abdomen Periksa rigiditas (kekerasan) Periksa potensial luka dan infeksi Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan Periksa adanya pembengkakan

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik.

Page 92: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

82 Pelatihan Dasar KSR

5. Punggung Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang

6. Pelivis 7. Alat gerak atas 8. Alat gerak bawah Pemeriksaan tanda vital 1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau

tidak 2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada

usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas. 3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar 4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit:

kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya. Denyut Nadi Normal : Bayi : 120 - 150 x/menit Anak : 80 - 150 x/menit Dewasa : 60 - 90 x/menit Frekuensi Pernapasan Normal: Bayi : 25 - 50 x/ menit Anak : 15 - 30 x/ menit Dewasa : 12 - 20 x/ menit

8. Riwayat Penderita

Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit. Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)

sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita O = Obat-obatan yang diminum.

Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.

M = Makanan/minuman terakhir Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.

P = Penyakit yang diderita Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.

A = Alergi yang dialami. Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya

K = Kejadian. Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai pemeriksaan selesai dilakukan.

Page 93: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 83

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

9. Pemeriksaan Berkelanjutan

Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi. Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah : 1. Keadaan respon 2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu 3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya 4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu

memang tersedia. 5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali

dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.

6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.

7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.

8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman

10. Pelaporan dan Serah terima Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis. Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah : • Umur dan jenis kelamin penderita • Keluhan Utama • Tingkat respon • Keadaan jalan napas • Pernapasan • Sirkulasi • Pemeriksaan Fisik yang penting • KOMPAK yang penting • Penatalaksanaan • Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban dari tangan anda. Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.

Page 94: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

84 Pelatihan Dasar KSR

d. Bantuan Hidup dasar

i. Sub Pokok Bahasan 1. Sistem pernapasan dan sirkulasi 2. Mati 3. Rantai Survival 4. Komponen BHD 5. Airways 6. Breathing 7. Circulatory Support 8. Resusitasi Jantung Paru

ii. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajarai topik – topik ini diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi2. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis 3. Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati 4. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival 5. Menjelaskan ketiga komponen Bantuan Hidup Dasar 6. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas 7. Menyebutkan cara membuka jalan napas 8. Menyebutkan cara memeriksa napas 9. Menyebutkan tekhnik untuk membersihkan jalan napas 10. Mengenali gangguan jalan napas 11. Menjelaskan perasat Heimlich pada sumbatan total 12. Menyebutkan prinsip dasar bantuan pernapasan 13. Menyebutkan 4 cara memberiakan Bantuan Pernapasan 14. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas 15. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi 16. Menyebutkan kedalaman penekanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai

kelompok umur 17. Menjelaskan prinsip RJP

a. Menyebutkan rasio pada RJP b. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar c. Menyebutkan ke enam tanda RJP dilakukan dengan baik d. Menyebutkan Sekurangnya 3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP e. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan f. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya

18. Mendemontrasikan cara memeriksa ada tidaknya pernapasan pada penderita tidak Respon a. Mendemontrasikan cara angkat dagu tekan dahi b. Mendemontarsikan cara melakukan posisi pemulihan

19. Mendemontrasikan bantuan napas teknik dari mulut ke mulut atau alat pelindung dan masker bila ada

20. Mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa ada tidaknya nadi karotis a. Mendemontrasikan tekhnik kompresi dada pada penderita dewasa

21. Mendemontrasikan RJP oleh satu orang penolong pada manekin dewasa

Page 95: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 85

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

iii. Metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek dan Simulasi

iv. Media

Buku peserta, whiteboard, Flipchart, Marker, Paper, OHP, Alat peraga

v. Waktu 2 x 45 menit Teori 3 x 45 menit Praktek

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok

bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

2. Kegiatan a. Sistem pernapasan dan sirkulasi

• Fasilitator menjelaskan secara ringkas system pernapasan dan sirkulasi • Fasilitator menyebutkan komponen yang berhubung dengan Sirkulasi • Fasilitator menjelaskan dengan menggunakan gambar mengenai Sistem

Pernapasan dan Sirkulasi b. Mati

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan definisi dari mati secara umum • Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta • Fasilitator menanyakan apakah perbedaan mati klinis dan mati biologis • Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menambahkan yang belum

disebutkan oleh peserta • Fasilitator menjelaskan 4 tanda tanda pasti mati

c. Rantai Survival • Fasilitator menjelaskan definisi dari rantai survival • Fasilitator Menjelaskan 4 komponen rantai survival

d. Komponen BHD • Fasilitator menjelaskan definisi BHD dan menerangkan apa yang harus di

lakukan dalam menangani penderita. • Fasilitator menjelaskan 3 komponen BHD • Fasilitator mempraktekan 3 komponen BHD

e. Airways • Fasilitator menjelaskan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas • Fasilitator mempraktekan cara pembebasan jalan napas serta tekhnik

yang harus di perhatikan pada saat melakukannya • Fasilitator menjelaskan bagaimana memeriksa jalan napas • Fasilitator mempraktekaan cara memeriksa jalan napas • Fasilitator menjelaskan 2 tekhnik untuk membersihkan jalan napas • Fasilitator mendemontrasikan tekhnik membersihkan jalan napas • Fasilitator menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada

berbagai penderita • Fasilitator mendemontrasikan cara mengatasi sumbatan jalan napas • Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group untuk mendemontarsikan

cara penguasaan jalan napas f. Breathing

• Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan

Page 96: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

86 Pelatihan Dasar KSR

• Fasilitator menjelaskan keuntungan & kerugian dari 4 cara memberikan bantuan pernapasan

• Fasilitator menyebutkan frekuensi pemberian napas buatan untuk masing-masing kelompok umur

• Fasilitator menjelaskan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat,dan tidak bernapas

• Fasilitator menjelaskan teknik pemberian bantuan pernapasan • Fasilitator mendemontrasikan 4 teknik pemberian bantuan pernapasan • Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group , masing-masing group

mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan g. Circulatory Support

• Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan sirkulasi • Fasilitator menjelaskan kedalam penekanan pada pijatan jantung luar

untuk berbagai kelompok umur dan mendemontrasikan penekanan pada pijatan jantung luar

• Fasilitator mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa nadi karotis

• Fasilitator mendemontrasikan teknik kompresi dada pada penderita dewasa

• Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group, masing-masin group mendemontrasikan bantuan sirkualsi.

h. Resusitasi Jantung Paru • Fasilitator menjelaskan dan menerangkan prinsip dasar melakukan

Resusitasi Jantung Paru dan mendemontrasikannya • Fasilitator menjelaskan rinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar • Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP oleh 1 penolong & 2 penolong

pada penderita dewasa • Fasilitator mendemontrasikan pelaksanaan RJP pada orang dewasa • Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP • Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP pada bayi dan anak dan

mendemontrasikan RJP pada manekin bayi • Fasilitator menjelaskan dan mendemontarsikan 6 tanda RJP yang di

lakukan dengan baik dan kapan menghentikan RJP dan menerangkan kesalahan dalam melakukan RJP dan akibat yang timbul

• Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP 3. Rangkuman

a. Mintalah peserta untuk meninjau kembali materi yang sudah di bicarakan b. Mintalah peserta untuk menyimpulkan hasil diskusi

4. Evaluasi dan Latihan Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang: a. Definisi RJP b. Kapan di lakukan RJP c. Pelaksanaan ABC dalam praktek dan prinsip yang harus di mengerti d. Cara melakukan Kompresi pada dewasa,anak-anak dan bayi e. Cara pelaksanaan RJP yang baik dan benar ,kapan di hentikan pelaksanaan

RJP f. Kesalahan dan akibat pada saat melakukan RJP

G. Referensi 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua

Cetakan kedua, hal 41 – 56. 2. Referensi lain yang mendukung.

Page 97: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 87

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

1. Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi a. Sistem pernapasan, fungsi :

• Mengambil oksigen • Mengeluarkan CO2 • Menghangatkan dan melembabkan udara ( hidung ) Susunan saluran napas : i. Mulut/hidung ii. Saluran afas Atas iii. Saluran afas bawah iv. Alvedus

b. Sistem sirkulasi, fungsi : • Alat angkut : O2, CO2, zat nutrisi, zat sampah. • Pertahanan tubuh terhadap penyakit dan racun • Mengedarkan panas ke seluruh tubuh • Membantu membekukan darah bila terjadi luka Sistem sirkulasi, terdiri dari : i. Jantung ii. Pembuluh darah ( arteri, vena, kapiler ) iii. Darah dan komponennya ( sel darah merah, sel darah putih, keping darah,

plasma ) iv. Saluran limfe

2. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis Mati klinis : Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat reversibel, penderita punya kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa terjadi kerusakan otak. Mati biologis : Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung, dimulai dengan kematian sel otak, bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang ekstrim dingin, pernah dilaporkan melakukan resusitasi selama 1 jam/ lebih dan berhasil ). Tanda-tanda pasti mati : a. Lebam mayat b. Kaku mayat c. Pembusukan d. Tanda lainnya : cedera mematikan.

3. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival a. Kecepatan dalam permintaan bantuan b. Resusitasi jantung paru ( RJP ) c. Defibrilasi d. Pertolongan hidup lanjut

4. Menjelaskan ketiga komponen Bantuan Hidup Dasar a. A (Airway Control) : penguasan jalan napas b. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan c. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan jantung luar) dan

menghentikanperdarahan besar.

5. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas

Page 98: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

88 Pelatihan Dasar KSR

• Lidah ( pada orang dewasa yang tidak ada respon ) • Benda asing ( pada bayi dan anak kecil ) a. Menyebutkan 2 macam cara membuka jalan napas

• Teknik angkat dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang belakang).

b. Menyebutkan cara memeriksa napas Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 10 detik.

c. Menyebutkan 2 teknik untuk membersihkan jalan napas • Menempatkan posisi pemulihan • Sapuan jari

d. Mengenali sumbatan jalan napas • Sumbatan parsial : penderita berupaya untuk bernapas, mungkin disertai

bunyi napas tambahan seperti mengorok, kumur, dll. • Sumbatan total : penderita sulit bernapas dan akhirnya akan kehilangan

kesadaran e. Menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai penderita

Sumbatan jalan napas total dapat diatasi dengan Perasat Heimlich (Heimlich Manuveur), yaitu : • Hentakan perut : letak kompresi pada pertengahan antara pertemuan iga

kanan/kiri dengan pusar. • Hentakan dada : letak kompresi pada pertengahan tulang dada

6. Menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan

a. Dua (2) Teknik bantuan pernapasan : i. Tiupan dengan mulut penolong

• mulut ke masker RJP • mulut ke APD • mulut ke mulut/ hidung

ii. Tiupan dengan menggunakan alat bantu : kantung masker berkatup (BVM/ Bag Valve Mask) Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut ; • penyebaran penyakit • kontaminasi bahan kimia • muntahan penderita

b. Menyebutkan frekwensi pemberian napas buatan untk masing-masing kelompok umur penderita. • Dewasa : 10-12 x pernapasan/ menit, masing-masing 1,5-2 detik • Anak(1-8 th) : 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik • Bayi (0-1 th) : lebih dari 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik • Bayi baru lahir : 40 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik

c. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas i. Tanda pernapasan adekuat :

- Dada dan perut naik turun seirama dengan pernapasan - Penderita tampak nyaman - Frekuensi cukup ( 12-20x/menit )

ii. Tanda pernapasan kurang adekuat : - Gerakan dada kurang baik - Ada suara napas tambahan - Kerja oto bantu napas - Sianosis ( kulit kebiruan ) - Frekuensi napas kurang/ berlebih - Perubahan status mental

Page 99: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 89

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

iii. Tanda tidak bernapas : - Tidak ada gerakan dada/ perut - Tidak terdengar aliran udara melalui mulut/ hidung - Tidak terasa hembusan napas dari mulut/ hidung.

7. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi

Bantuan sirkulasi dilakukan dengan pijatan jantung luar, kedalaman PJL : - Dewasa : 4 – 5 cm - Anak dan bayi : 3 – 4 cm - Bayi : 1,5 – 2,5 cm

8. Menjelaskan prinsip RJP Tindakan RJP merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B, dan C. Sebelum melakukan RJP, penolong harus memastikan : - Tidak ada respon - Tidak ada napas - Tidak ada nadi - Alas RJP harus keras dan datar

a. Menyebutkan rasio pada RJP

Baik pada Dewasa, anak, bayi semuanya menggunakan Rasio 30 : 2 ( 30 X PJL 2 x Tiupan. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar Pijatan jantung luar bisa dilakukan karena jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung. Letak titik pijatan pada PJL : i. Dewasa dan Anak : Cari pertengahan tulang dada lalu letakan tangan

dibawah garis imajiner pertengahan H Dada. ii. Bayi : 1 jari dibawah garis imajiner antara kedua puting susu bayi,

menggunakan 2 jari ( jari tengah dan jari manis ) b. Menjelaskan 6 tanda RJP dilakukan dengan baik

i. Saat melakukan PJL, suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup baik.

ii. Gerakan dada naik/turun dengan baik saat memberikan bantuan napas. iii. Reaksi pupil mata mungkin kembali normal iv. Warna kulit penderita berangsu-angsur kembali membaik v. Mungkin ada reflek menelan dan bergerak vi. Nadi akan berdenyut kembali

c. Menjelaskan 5 macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP i. Patah tulang dada/ iga ii. Bocornya paru-paru ( pneumothorak) iii. Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak ) iv. Luka dan memar pada paru-paru v. Robekan pada hati

d. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan i. penderita pulih kembali ii. penolong kelelahan iii. diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih iv. jika ada tanda pasti mati

e. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya

Page 100: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

90 Pelatihan Dasar KSR

e. Perdarahan dan Syok

i. Topik 1. Pengertian Perdarahan 2. Sumber perdarahan 3. Jenis Perdarahan 4. Perdarahan dalam 5. Perdarahan luar 6. Syok

ii. Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami topik – topik, diharapkan peserta dapat : iii. Media

Buku peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Kertas gambar, OHP dan Alat Peraga

iv. Metode

Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi dan Praktek

v. Waktu 1 x 45 menit

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan diberikan

b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberikan

1. Menjelaskan pengertian perdarahan2. Menyebutkan ketiga macam sumber perdarahan 3. Menjelaskan 2 jenis perdarahan 4. Menyebutkan kapan penolong harus mencurigai terjadinya perdarahan

dalam 5. Menjelaskan bagaimana melindungi diri terhadap infeksi

a. Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalikan perdarahan luar b. Menyebutkan perawatan perdarahan

6. Menyebutkan pengertian syok a. Menyebutkan ke lima gejala dan tanda syok b. Menyebutkan langkah-langkah penanganan syok

7. Mendemontrasikan cara menghentiakan perdarahan luar a. Menunjukkan titik-titik tekan untuk membantu menghentikan perda-

rahan b. Mendemontrasikan cara perawatan perdarahan

8. Mendemontrasikan langkah-langkah penanganan syok 9. Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

Page 101: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 91

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

2. Kegiatan a. Pengertian Perdarahan

Fasilitator menjelaskan pengertian dari perdarahan secara umum, yang diakibatkan rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit

b. Sumber perdarahan • Fasilitator meminta peserta menyebutkan sumber perdarahan dalam

tubuh manusia • Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menerangkan ketiga sumber perdarahan yang merupakan

komponen utama dalam tubuh manusia c. Jenis Perdarahan

• Fasilitator menjelaskan 2 jenis perdarahan • Fasilitator meminta pendapat peserta membuat contoh dari masing-

masing perdarahan luar dan perdarahan dalam • Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta

d. Perdarahan dalam • Fasilitator memberi contoh kasus yang menyebabkan perdarahan dalam • Fasilitator menjelaskan tanda-tanda perdarahan dalam yang dapat di

kenali dengan jelas • Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan perdarahan dalam

e. Perdarahan luar • Fasilitator menjelaskan cara melindungi diri terhadap infeksi • Fasilitator menyebutkan macam dari perdarahan luar dan membedakan

masing-masing perdarahan tersebut • Fasilitator menjelaskan 3 cara mengendalikan perdarahan luar, tidak

melupakan ABC dan perlindungan terhadap infeksi • Fasilitator meminta 3orang peserta mendemontrasikan cara

mengendalikan perdarahan luar dengan cara tekanan langsung, elevasi atau titik tekan, masing-masing mendemontarsikan 1 cara

• Fasilitator menunjukkan titik tekan ( menekan pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami perdarahan

• Fasilitator menjelaskan perawatan perdarahan f. Syok

• Fasilitator menyebutkan arti definisi dari syok • Fasilitator Menjelaskan penyebab dari syok yang sering di jumpai • Fasilitator meminta peserta menyebutkan 5 tanda dan gejala dari syok • Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan tanda syok yang belum di sebutkan peserta • Fasilitator menjelaskan penanganan syok dan mendemontrasikannya

3. Rangkuman a. Fasilitator menarik kesimpulan tentang topik perdarahan dan syok b. Fasilitator menutup sesi

4. Evaluasi a. Apakah pengertian dari perdarahan b. Sebutkan sumber perdarahan c. Jelaskan 2 jenis perdarahan beserta contohnya masing-masing d. Bagaimana cara melindungi diri terhadap infeksi e. Bagaimana cara mengendalikan perdarahan luar f. Bagaimana cara perawatan perdarahan yang umum dilakukan g. Apakah pengertian dari syok h. Sebutkan tanda dan gejala dari syok i. Jelaskan langkah-langkah penanganan syok

Page 102: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

92 Pelatihan Dasar KSR

vii. REFERENSI

1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 57 – 64.

2. Referensi lain yang mendukung

1. Pengertian Perdarahan

Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida. Jantung Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah diproses dari paru – paru untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru – paru untuk kembali diperkaya dengan oksigen. Arteri/Pembuluh Nadi Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh. Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar Vena/Pembuluh Balik Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap Kapiler/Pembuluh Rambut Arteri akan terbagi – bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit. Darah yang keluar sangat sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik perdarahan Denyut Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit. Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah: 1. Radial – Berada di pergelangan tangan 2. Carotid – Berada di leher 3. Femoral – Berada di lipatan paha Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri. Darah Komposisi Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.

2. Sumber Perdarahan Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti cedera atau penyakit. Berdasarkan sumber perdarahan: a. Perdarahan nadi b. Perdarahan pembuluh balik c. Perdarahan pembuluh rambut

Page 103: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 93

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

3. Jenis Perdarahan Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan terlihat ada di luar tubuh. Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir langsung keluar tubuh. Perdarahan yang harus segera ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

4. Perdarahan luar Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak. Perawatan Pra Rumah Sakit untuk Perdarahan luar a. Tekanan Langsung b. Elevasi c. Titik Tekan d. Immobilisasi Menggunakan Torniket Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.

5. Perdarahan dalam Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam. Gejala dan Tanda Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.: a. Batuk darah berwarna merah muda b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi) c. Terdapat memar d. Bagian Abdomen terasa lunak Perawatan Pra Rumah sakit untuk Perdarahan dalam Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih. a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan c. Atasi Syok d. Pindahkan penderita secepatnya Laporkan kemungkinan adanya perdarahan dalam kepada tenaga terlatih segera setelah mereka tiba di lokasi. Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit. Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti :

1. Riwayat benturan benda tumpul yang kuat 2. Memar 3. Batuk darah 4. Muntah darah 5. Buang air besar atau air kecil berdarah 6. Luka tusuk

Page 104: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

94 Pelatihan Dasar KSR

7. Patah tulang tertutup 8. Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut

Perawatan Perdarahan 1. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :

a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban. b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi

perawatan c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat d. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau

cairan tubuh korban. 2. Pada perdarahan besar:

a. Jangan buang waktu mencari penutup luka b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau

dengan bahan lain. c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung

(hanya pada alat gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik-titik tekan.

d. Pertahankan dan tekan cukup kuat. e. Pasang pembalutan penekan

3. Pada perdarahan ringan atau terkendali : a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka b. Tekan sampai perdarahan terkendali c. Pertahankan penutup luka dan balut d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama

4. Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam a. Baringkan dan istirahatkan penderita b. Buka jalan napas dan pertahankan c. Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi d. Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok e. Jangan beri makan dan minum f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada g. Rujuk ke fasilitas kesehatan

6. Syok Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru). Penyebab

• Kegagalan jantung memompa darah • Kehilangan darah dalam jumlah besar • Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak

dapat mengisinya dengan baik • Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.

Gejala dan tanda syok • Nadi cepat dan lemah • Napas cepat dan dangkal • Kulit pucat, dingin dan lembab • Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga • Haus • Mual dan muntah

Penanganan perdarahan berarti mengendalikan perdarahan, bukan berarti menghentikan perdarahan sama sekali.

Page 105: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 95

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

f. Cedera Jaringan Lunak

i. Topik 1. Pengertian jaringan lunak 2. Klarifikasi luka 3. Luka terbuka 4. Luka tertutup 5. Penutup & Pembalut luka 6. Perawatan luka terbuka 7. Perawatan luka tertutup 8. Perawatan luka dengan benda asing menancap 9. Pedoman umum penutup luka & pembalutan 10. Penggunaan pembalut 11. Pembalutan penekanan 12. Perawatan berbagai luka

ii. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajarai topik – topik ini diharapkan peserta dapat :

iii. Media Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP dan Alat Peraga

iv. Metode

Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi dan Praktek

v. Waktu 1 x 45 menit Teori 3 x 45 menit Praktek

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan deskripsi umum dari

cedera jaringan lunak b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberikan

1. Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak 2. Menyebutkan 2 klasifikasi luka 3. Menyebutkan 6 macam luka terbuka 4. Menyebutkan 3 macam luka tertutup 5. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka 6. Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka 7. Menyebutkan 4 fungsi penutup luka 8. Menyebutkan ketiga fungsi pembalut 9. Menguasai pedoman penutupan dan pembalutan luka 10. Menjelaskan pemakaian pembalutan penekanan 11. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka terbuka 12. Menyebutkan langkah-langkah perawatan lukatertutup 13. Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap 14. Mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan 15. Mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai

bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh 16. Mendemontrasikan pembalut penekanan 17. Mendemontrasikan Perawatan luka terbuka 18. Mendemontarsikan perawatan luka tertutup

Page 106: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

96 Pelatihan Dasar KSR

2. Kegiatan a. Pengertian jaringan lunak

• Fasilitator menjelaskan pengertian jaringan lunak • Fasilitator mengenalkan istilah yang lazim di pakai dalam cedera

jaringan lunak • Fasilitator menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak

b. Klarifikasi luka • Fasilitator menjelaskan 2 klasifikasi luka, dan menerangkan masing-

masing luka tersebut • Fasilitator meminta peserta membedakan klasifikasi luka terbuka dan

tertutup • Fasilitator merangkum pendapat peserta

c. Luka terbuka • Fasilitator menjelaskan 6 macam luka terbuka • Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka terbuka, beserta

contoh kasus • Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka

d. Luka tertutup • Fasilitator menjelaskan 3 macam luka tertutup • Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka tertutup • Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup

e. Penutup & Pembalut luka • Fasilitator menerangkan pengertian dari penutup luka, criteria bahan

yang di pergunakan untuk menutup luka • Fasilitator menjelaskan bagaimana cara penggunaan penutup luka dan

memberikan contoh • Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 fungsi penutup luka • Fasilitator menulis dan merangkum serta menambahkan fungsi yang

belum di sebutkan peserta • Fasilitator mendefinisikan arti pembalut, dan menerangkan 3 fungsi

pembalut, serta memberikan contoh beberapa jenis pembalut • Fasilitator menjelaskan langkah –langkah penting dalam pemakaian

pembalutan penekanan dan mendemontrasikan langkah-langkah tersebut

• Fasilitator mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan

• Fasilitator membagi group, masing-masing group terdiri dari 2-3 orang untuk mendemontrasikan pedoman penutupan luka dan pembalutan. Fasilitator berkeliling melihat apakah peserta sudah benar melakuakn hal tersebut

• Fasilitator mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagi posisi tubuh

f. Perawatan luka terbuka • Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam

merawat luka yang terbuka • Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka • Fasilitator memberikan 1 kasus luka terbuka dan meminta 2 orang

peserta, 1 orang sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui

Page 107: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 97

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

g. Peralatan luka tertutup • Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam

perwatan luka yang tertutup • Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup • Fasilitator memberikan 1 kasus luka tertutup dan meminta 2 orang

peserta, 1 orang sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui

h. Perawatan berbagai luka • Fasilitator mendemontrasikan perawatanluka spesifik misalnya

Perawatan luka tusuk,perawatan luka dengan benda asing yang menancap akibat tertinggalnya pisau, pecahan gelas, potongan kayu yang menembus masuk dalam tubuh penderita

• Fasilitator mengingatkan peserta untuk tidak mencabut benda yang menancap tersebut kecuali pada pipi

3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang materi yang yang

sudah diberikan b. Fasilitator menutup sesi

4. Latihan dan Evaluasi

Fasilitator menanyakan : a. Sebutkan macam-macam jaringan lunak yang ada dalam tubuh manusia b. Sebutkan klasifikasi dari luka dan sebutkan contoh dari masing masing c. Jelaskan apa yang di maksud dengan penutup luka d. Sebutkan fungsi dari penutup luka secara umum e. Apakah deskripsi dari pembalut dan sebutkan 4 fungsi dari pembalut serta

contoh jenis- jenis pembalut f. Bagaimana cara melakukan pemakaian pembalut penekanan g. Jelaskan langkah-langkah dari perawatan luka terbuka h. Jelaskan langkah-langkah dari perawtan luka tertutup

vii. Referensi

1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 65 – 74.

2. Referensi lain yang mendukung

Page 108: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

98 Pelatihan Dasar KSR

1. Pengertian Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.

2. Klasifikasi Luka Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu : a. Luka terbuka

Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.

b. Luka tertutup Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya jaringan di bawah kulit.

Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera. 3. Luka Terbuka

Luka terbuka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya : a. Luka lecet

Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata b. Luka robek

Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.

c. Luka sayat Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering merupakan kasus kriminal

d. Luka tusuk Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.

e. Luka avulsi Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang menempel.

f. Luka amputasi Bagian tubuh tertentu putus.

4. Luka Tertutup Luka tertutup yang sering ditemukan adalah : a. Luka memar

Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan

b. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan) Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.

c. Luka remuk Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.

Page 109: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 99

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

5. Penutup dan Pembalut Luka

Penutup luka 1. Membantu mengendalikan perdarahan 2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut 3. Mempercepat penyembuhan 4. Menguangi nyeri Pembalut Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain. Fungsi pembalut 1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan. 2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya. 3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera. Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan. Beberapa jenis pembalut • Pembalut pita/gulung. • Pembalut segitiga (mitela). • Pembalut penekan. Penutupan luka • Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka. • Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila

luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.

• Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi

Pembalutan • Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan

penekanan untuk menghentikan perdarahan. • Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar. • Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat

memindahkan korban • Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk

menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.

• Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.

• Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh.

• Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.

Page 110: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

100 Pelatihan Dasar KSR

Penggunaan penutup luka penekan Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya : 1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan. 2. Beri bantalan penutup luka. 3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka. 4. Balut. 5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).

6. Perawatan luka Terbuka

1. Pastikan daerah luka terlihat 2. Bersihkan daerah sekitar luka 3. Kontrol perdarahan bila ada 4. Cegah kontaminasi lanjut 5. Beri penutup luka dan balut 6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah 7. Tenangkan penderita 8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi 9. Rujuk ke fasilitas kesehatan

7. Perawatan Luka Tertutup

Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :

Berikan kompres dingin (misalnya kantung es) Balut tekan Istirahatkan anggota gerak tersebut Tinggikan anggota gerak tersebut

Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.

Page 111: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 101

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

f. Cedera Sistem Otot Rangka

i. Sub Pokok Bahasan 1. Cedera otot rangka 2. Gejala dan tanda patah tulang 3. Pembagian Patah tulang 4. Pembidaian 5. Pertolongan cedera otot rangka 6. Pemeriksaan patah tulang 7. Pertolongan umum patah tulang

ii. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajarai topik – topik ini diharapkan peserta dapat :

iii. Media

Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP dan Alat Peraga

iv. Metode Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi dan Praktek

v. Waktu

1 x 45 menit Teori 2 x 45 menit Praktek

vi. Proses Pembelajaran 1. Pengantar

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan pokok bahasan yang akan di berikan

b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan diberikan

2. Kegiatan

a. Cedera otot rangka • Fasilitator menjelaskan Sistem otot rangka dalam tubuh manusia dan

fungsi system otot rangka • Fasilitator menjelaskan apa saja yang termasuk cedera otot rangka

1. Menjelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka a. Menyebutkan pengertian patah tulang b. Menyebutkan mekanisme penyebab patah tulang

2. Menyebutkan sekurangnya 4 macam gejala dan tanda patah tulang 3. Menjelaskan 2 macam jenis patah tulang dan mengapa diadakan

perbedaan tersebut 4. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembidaian

a. Menyebutkan berbagai macam bidai termasuk keuntungan dan kerugian masing – masing

b. Menyebutkan 5 macam tujuan pembidaian 5. Menyebutkan cara pertolongan cedera otot rangka 6. Mendemontrasikan pemeriksaan patah tulang 7. Mendemontrasikan pertolongan umum patah tulang pada tulang

lengan bawah dan tungkai bawah

Page 112: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

102 Pelatihan Dasar KSR

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian patah tulang • Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menjelaskan mekanisme terjadinya patah tulang

b. Gejala dan tanda patah tulang • Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 gejala dan tanda dari patah

tulang • Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta, Fasilitator

menambahkan gejaldan tanda yang belum di sebutkan oleh peserta c. Pembagian patah tulang

• Fasilitator menjelaskan 2 jenis patah tulang dan kriteria yang terjadi d. Pembidaian

• Fasilitator menjelaskan arti dari pembidaian • Fasilitator meminta pendapat peserta untuk menyebutkan 5 tujuan

pembidaian dan meminta peserta memberikan contoh 5 jenis pembidaian yang sering di gunakan

• Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menjelaskan 4 pedoman umum dalam penggunaan

pembidaian , walau memggunakan bidai dalam keadaan darurat, Peserta di minta umtuk menyebutkan keuntungan & kerugian dari macam-macam pembidaian

e. Pertolongan cedera otot rangka • Fasilitator menjelaskan cara pertolongan cedera otot rangka • Fasilitator mendemontrasikan cara pertolongan ceder otot rangka • Fasilitator membagi group, masing-masing terdiri 2-3 orang untuk

mendemontrasikan pertolongan cedera otot rangka f. Pemeriksaan patah tulang

• Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan patah tulang • Fasilitator membagi group , masing-masing terdiri dari 3-4 orang untuk

mendemontrasikan cara pemeriksaan patah tulang, dengan memberikan 1 kasus ( patah tulang lengan atas, paatah tulang lengan bawah, cedera jari dan tangan, patah tulang panggul dll)

• Fasilitator berkeliling melihat hasil kerja masing-masing group g. Pertolongan umum patah tulang

• Fasilitator mendemontrasikan pertolongan daripatah tulang lengan bawah dan tungkai bawah, dengan meminta 1 orang peserta menjadi model

• Fasilitator membagi group, masing-masing group memndemontrasikan cara pertolongan patah tulang lengan bawah dan tungkai bawah, dengan salah satu anggaota group sebagai model

3. Rangkuman a. Fasilitator memberikan kesimpulan tentang system otot rangka dan

menerangkan kasus-kasus yang sering di jumpai b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi

4. Evaluasi

Fasilitator menanyakan ; a. Sebutkan yang termasuk system otot rangka dan fungsi nya b. Jelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka c. Apakah pengertiandari patah tulang serta sebutkan gejala dan tanda dari

patah tulang d. Sebutkan 2 macam jenis patah tulang

Page 113: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 103

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

e. Apakah yang di maksud dengan pembidaian , dan sebutkan 5 jenis bidai yang umum di pakai

f. Jelaskan tujuan utama pembidaian g. Jelaskan 4 pedoman umum pembidaian h. Bagaimana cara pemeriksaan patah tulang i. Bagaimana cara pertolongan umum patah tulang lengan bawah dan tungkai

bawah j. Bagaimana cara pertolongan cedera otot rangka

vii. REFERENSI

1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 75 – 84.

2. Referensi lain yang mendukung

Page 114: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

104 Pelatihan Dasar KSR

1. Cedera Otot Rangka Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya. Patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau sebagian saja. Penyebab Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat a. Gaya langsung. Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah. b. Gaya tidak langsung. Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang

relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti

c. Gaya puntir. Selain gaya langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai

patah. Ini sering terjadi pada lengan. 2. Gejala dan tanda patah tulang

Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang : a. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. b. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan. c. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera. d. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah. e. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.

3. Pembagian Patah Tulang Berdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Patah tulang terbuka 2. Patah tulang tertutup

Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga dapat terjadi infeksi tulang.

Patah tulang terbuka termasuk kedaruratan segera.

4. Pembidaian Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah. Tujuan pembidaian

a. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah. b. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah. c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah. d. Mengurangi rasa nyeri. e. Mempercepat penyembuhan

Beberapa macam jenis bidai : a. Bidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan.

Page 115: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 105

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum. b. Bidai traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha

c. Bidai improvisasi Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

d. Gendongan/Belat dan bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan.

Pedoman umum pembidaian Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, tetap mengikuti pedoman umum. 5. Pertolongan cedera alat gerak

a. Lakukan penilaian dini. • Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa. • Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.

b. Lakukan pemeriksaan fisik. c. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah

bawah cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita. d. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera. e. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada. f. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai. g. Lakukan pembidaian.

Page 116: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

106 Pelatihan Dasar KSR

f. Luka Bakar

i. Sub Pokok Bahasan : 1. Penyebab luka bakar 2. Penggolongan luka bakar 3. Luas luka bakar 4. Derajad berat luka bakar 5. Penyulit Luka bakar 6. Penanganan luka bakar

ii. Tujuan Pembelajaran

iii. Media

Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP dan Alat Peraga

iv. Metode Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi dan Praktek

v. Waktu

1 x 45 Menit

vi. Proses Pembelajaran 1. Pengantar

Fasilitator memperkenalkan diri Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan

diberikan Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan

melakukan brainstroming

2. Kegiatan Belajar a. Penyebab Luka Bakar

Fasilitator menjelaskan deskripsi dari luka bakar Fasilitator menerangkan 4 penyebab luka bakar secara umum Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penyebab luka bakar

b. Penggolongan Luka Bakar Fasilitator menjelaskan penggolongan luka bakar berdasarkan lapisan

kulit yang mengalami cedera luka bakar Fasilitator memperlihatkan gambar dari masing masing golongan luka

bakar Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penggolongan dari luka

bakar

1. Menyebutkan 4 penyebab luka bakar 2. Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar 3. Menhitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar 4. Menyebutkan 3 macam derajad berat luka bakar 5. Menyebutkan beberapa factor penyulit pada kasus luka bakar 6. Menyebutkan langkah-langkah penanganan luka bakar

Page 117: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 107

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

c. Luas luka bakar Fasilitator menjelaskan pedoman untuk memperkirakan luas daerah yang

terbakar ( Hukum Sembilan ) Fasilitator menunjukan gambar Hukum Sembilan pada orang dewasa dan

anak –anak Fasilitator memberikan kasus untuk menghitung luas permukaan tubuh

d. Derajad berat luka bakar Fasilitator menjelaskan 3 macam derajad luka bakar dan lokasi nya Fasilitator memberikan contoh kasus untuk menentukan derajad berat

luka bakar e. Penyulit luka bakar

Fasilitator menerangkan faktor penyulit pada kasus luka bakar Penanganan luka bakar Fasilitator menjelaskan dan mempraktekan langkah-langkah penanganan

luka bakar ( lukabakar secara umum) Fasilitator membagi group , masing –masing peserta menjelaskan dan

mempraktekan penanganan luka bakar f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus

luka bakar dan cara penanganan luka bakar g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi h. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

1. Sebutkan deskripsi dari luka bakar? 2. Jelaskan 4 penyebab luka bakar yang sering dijumpai? 3. Bagaimana cara menghitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar?

Sebutkan 3 macam derajat berat luka bakar 4. Sebutkan faktor-faktor penyulit kasus luka bakar 5. Jelaskan langkah-langkah penanganan luka bakar

vii. REFERENSI :

Buku Pedoman Pertolongan Pertama, Terbitan PMI Pusat Tahun 2004 Referensi lain yang relevan

Page 118: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

108 Pelatihan Dasar KSR

Apa saja penyebab luka bakar • Panas • Kimia • Listrik • Radiasi

Penggolongan Luka Bakar : • Luka Bakar derajat satu • Luka Bakar derajat dua (sedikit lebih dalam) • Luka bakar derajat tiga

Bagaimana cara menghitung luas luka bakar? • Rumus sembilan : membagi daerah tubuh dengan prosesntase 9 per daerah

tubuh • Rumus Telapak Tangan : telapak tangan korban dianggap memiliki luas 1 %

luas permukaan tubuh.

Page 119: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 109

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Derajat berat luka bakar :

• Luka Bakar Ringan • Luka Bakar Sedang • Luka Bakar Berat

Apa yang menjadi faktor penyulit luka bakar?

• Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun (dianggap lebih berat dari perhitungannya)

• Adanya penyakit penyerta

Langkah-langkah penanganan luka bakar : • Kemananan keadaan • Keamanan penolong dan orang lain

1. Hentikan proses luka bakarnya, alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus sekurang-kurangnya selama 20 menit

2. Buka pakaian dan perhiasan 3. Lakukan penilaian dini 4. Berikan pernafasan buatan bila perlu 5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar 6. Tutup luka bakar dengan penutup luka dan pembalut longar

Page 120: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

110 Pelatihan Dasar KSR

g. Pemindahan Penderita

i. Sub pokok bahasan :

1. Mekanika tubuh 2. Saat pemindahan penderita 3. Pemindahan darurat 4. Pemindahan biasa 5. Posisi Penderita 6. Peralatan pemindahan penderita

ii. Tujuan Pembelajaran

iii. Media

Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP dan Alat Peraga

iv. Metode Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi dan Praktek

v. Waktu

3 x 45 Menit

vi. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar

Fasilitator memperkenalkan diri Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan

diberikan Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan

melakukan brainstroming 2. Kegiatan Belajar

a. Mekanika Tubuh Fasilitator menjelaskan arti dari mekanika tubuh dan tujuan utama dari

mekanika tubuh dalam pertolongan pertama Fasilitator menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam mekanika tubuh (

pemindahan penderita) Fasilitator menerangkan hal- hal yang harus di perhatikan pada saat

mengangkat atau memindahkan penderita Fasilitator memberikan umpan balik mengenai mekanika tubuh

1. Menyebutkan prinsip-prinsip mekanika tubuh2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memindahkan

penderita 3. Mengerti kapan penderita harus dipindahkan 4. Menjelaskan kapan perlu di lakukan tindakan pemindahan darurat 5. Menjelaskan kapan dilakukan pemindahan biasa 6. Menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang di

hadapi 7. menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita 8. Menjelaskan penggunaan tandu

Page 121: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 111

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

b. Saat Pemindahan Penderita Fasilitator menjelaskan kapan penderita harus dipindahkan , tidak ada

definisi yang pasti kapan penderita harus dipindahkan. Terutama harus diingat bila ada bahaya berikan pertolongan dulu baru di pindahkan

c. Pemindahan Darurat Fasilitator menjelaskan contoh keadaan yang memerlukan pemindahan

darurat Fasilitator memberikan contoh cara pemindahan darurat dan

mendemontrasikan dengan di Bantu oleh 1 orang peserta sebagai model d. Pemindahan Biasa

Fasilitator menjelaskan syarat pemindahan biasa , dengan melihat situasi/ keadaan yang tidak membahayakan penolong atau penderita , maka penderita bisa langsung dipindahkan

Fasilitator mendemontrasikan pemindahan biasa dan tandu, dengan di Bantu oleh 4 orang peserta 1 orang sebagai korban , 3 orang sebagi penolong

Fasilitator membagi 2 group,masing-masing group mendemontrasikan pemindahan biasa dan pemindahan dengan tandu

Fasilitator mengamati apa yang di lakukan masing-masing group e. Posisi Penderita

Fasilitator menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang di hadapi

f. Peralatan Pemindahan Penderita Fasilitator menjelaskan macam-macam tandu yang sering di gunakan Fasilitator menjelaskan penggunaan tandu

g. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar dan cara penanganan luka bakar

h. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi i. Fasilitator menutup sesi

3. Latihan dan Evaluasi

1. Apakah yang di maksud dengan Mekanika tubuh ? 2. Sebutkan prinsip dasar dari Mekanika tubuh? 3. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan saat pengangkatan atau pemindahan

penderita? 4. Sebutkan kasus yang memerlukan pemindahan darurat? 5. Berikan contoh cara pemindahan darurat? 6. Jelaskan cara pemindahan biasa dan pemindahan dengan tandu? 7. Sebutkan macam-macam tandu yang sering digunakan :

Page 122: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

112 Pelatihan Dasar KSR

Apa yang dimaksud dengan Mekanika Tubuh Penggunaan tubuh dengan baik untuk menfasilitasi pengangkatan dan pemindahan korban untuk mencegah cedera pada penolong. Apa saja yang harus diperhatikan dalam mengangkat atau memindahkan korban

Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat Gunakan tungkai jangan pinggung Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang Bila dapat dikurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Kunci utama dalam mengangkat atau memindahkan korban adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja kelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi..

Kapan harus memindahkan korban?: • Sangat tergantung dari keadaan • Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Apa saja macam pemindahan penderita? Pemindahan Darurat (hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban)

Contoh kasus : a. Kebakaran atau bahaya kebakaran b. Ledakan atau bahaya ledakan c. Kerumunan massa yanf resah d. Material berbahaya e. Tumpahan minyak f. Cuaca ekstrim g. Memperoleh akses menuju korban lainnya h. Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban Beberapa cara pemindahan darurat :

• Tarikan baju • Tarikan selimut atau kain • Tarikan bahu/lengan • Menggendong • Memapah • Membopong • Angkatan pemadam

Pemindahan Biasa, dilakukan bila tidak ada bahaya langsung terhadap korban. Korban hanya dipindahkan bila semuanya telah siap dan korban telah siap

Contoh : 1. Angkatan langsung 2. Angkatan ekstremetas (alat gerak)

Page 123: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 113

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Bagaimana posisi terbaik melakukan pemindahan penderita? TERGANTUNG KEADAANNYA Misal :

• Korban dengan syok tungkai ditinggikan • Korban dengan gangguan pernafasan biasanya posisi setengah duduk • Korban dengan nyeri perut biasanya posisi meringkuk seperti bayi • Posisi Pemulihan korban yang tidak sadar atau muntah

Apa saja contoh peralatan evakuasi?

• Tandu beroda • Tandu Lipat • Tandu Skop/tandu ortopedi/tandu trauma • Vest type extrication device (KED)

Page 124: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

114 Pelatihan Dasar KSR

h. Kedaruratan Medis

i. Sub pokok bahasan : 1. Gejala dan tanda kedaruratan medik 2. Ayan 3. Pingsan 4. Paparan panas 5. Paparan dingin

ii. Tujuan Pembelajaran

iii. Media

Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Kantung Es + Es dan Selimut

iv. Waktu 1 x 45 menit

v. Metode

Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming dan Simulasi/peragaan

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar Fasilitator memperkenalkan diri Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan

diberikan Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan

melakukan brainstroming 2. Kegiatan

a. Gejala dan Tanda Kedaruratan Medik Fasilitator menerangkan deskripsi kedaruratan medis Fasilitator menggali dari peserta/pengalaman peserta tentang kasus

kedaruratan medis yang sering mereka jumpai Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda kedaruratan medis yang sering

dijumpai b. Pingsan

Fasilitator menerangkan deskripsi dari Pingsan Fasilitator melakukan diskusi/ brainstroming dengan peserta dan

menjelaskan tentang tanda dan gejala dari pingsan Fasilitator melakukan branstroming tentang penatalaksanaan dari

pingsan Fasilitator melakukan klarifikasi pada penatalaksanaan dari pingsan

c. Paparan Panas Fasilitator menjelaskan mekanisme yang terjadi pada tubuh bila

terpapar panas

1. Menyebutkan gejala & tanda kedaruratan medis umum2. Menyebutkan gejala,tanda dan penatalaksanaan ayan 3. Menyebutkan gejala , tanda dan penatalaksanaan pingsan 4. Menyebutkan gejala,tanda dan penatalaksanaan paparan panas (Kejang

Panas, Kelelahan Panas dan Sengatan panas) 5. Menyebutkan gejala,tanda dan penatalaksanaan paparan dingin

Page 125: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 115

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Fasilitator menggali dari peserta tentang gangguan tubuh akibat panas yang mereka ketahui

Fasilitator melakukan klarifikasi/penjelasan 3 macam gangguan tubuh akibat panas

Kejang Panas - Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas - Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang

panas (menyanyakan kepada peserta ”apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan kasus kejang panas”)

- Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas

- Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas. - Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala,

tanda dan penatalaksanaan kejang panas. Kelelahan Panas

- Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas - Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang

panas (menyanyakan kepada peserta ”apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan kasus kejang panas”)

- Fasilitator mendiskusikan & menjelaskan gejala/tanda kejang panas - Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas. - Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala,

tanda dan penatalaksanaan kejang panas. Sengatan Panas

- Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus sengatan panas - Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus sengatan

panas (menyanyakan kepada peserta ”apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan kasus sengatan panas”)

- Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda sengatan panas

- Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan sengatan panas. - Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala,

tanda dan penatalaksanaan sengatan panas. d. Paparan Dingin

Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus paparan dingin Fasilitator mendiskusikan tanda dan gejala kasus paparan dingin Fasllitator menjelaskan penatalaksanaan paparan dingin Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda

dan penatalaksanaan paparan dingin e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus

luka bakar dan cara penanganan luka baker f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi g. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

1. Apakah yang di maksud dengan Kedaruratan medik ? 2. Sebutkan tanda dan gejala kedaruratan medis secara umum? 3. Sebutkan tanda dan gejala pingsan? 4. Jelaskan penatalaksanaan pingsan? 5. Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kejang panas : 6. Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kelelahan panas : 7. Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan sengatan panas : 8. Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan paparan dingin :

Page 126: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

116 Pelatihan Dasar KSR

Apa yang dimaksud dengan Kedaruratan Medis Semua yang dialami korban yang yang tidak tergolong dalam kecelakaan/ non trauma. Apa gejala dan tanda kedaruratan medis Sangat beragam, khas maupun tidak khas. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarah pada kedaruratan medis adalah : Gejala :

• Demam • Nyeri • Mual, muntah • Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali • Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat • Sesak atau merasa sukar bernafas • Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut

Tanda : • Perubahan status mental (tidak sadar, bingung) • Perubahan irama jantung ; nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah

atau sangat kuat. • Perubahan pernafasan : irama dan kualitas warna pada selaput lendir (pucat,

kebiruan terlalu merah) • Perubahan keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering,

termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah). • Manik mata : sangat lebar atau sangat kecil • Bau khas dari mulut atau kelumpuhan • Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare • Tanda-tanda lainnnya yang seharusnya tidak ada.

Gangguan medis apa saja yang umum ditemukan ?: 1. PINGSAN

Gejala dan tanda • Perasaan limbung • Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging • Lemas, keluar keringat dingin. • Menguap • Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit • Denyut nadi lambat Penatalaksanaan : • Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan • Longgarkan pakaian • Usahakan penderita menghirup udara segar • Periksa cedera lainnya • Beri selimut, agar badannya hangat • Bila pulih, agar badannya istirahatkan beberapa menit • Bila tidak cepat pulih, maka :

o Periksa nafas dan nadi o Posisikan stabil o Bawa ke RS/dokter/puskesmas

Page 127: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 117

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

2. PAPARAN PANAS a. Kejang (Kram) Panas Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat

Gejala dan Tanda : • Kejang pada otot, yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut. • Kelelahan • Mual • Mungkin pingsan

Penatalaksanaan : • Baringkan penderita di tempat teduh • Beri minum pada penderita, bila perlu campur sedikit garam (jangan

membuang waktu untuk mencari garam) • Rujuk ke fasilitas kesehatan

b. Kelelahan Panas

Terjadi akibat kondisi yang tidak fit saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggu aliran darah. Gejala dan tanda :

• Pernafasan cepat dan dangkal • Nadi lemah • Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat • Pucat, keringat berlebihan • Lemah • Pusing, kadang penurunan respons • Lidah kering dan haus

Penatalaksanaan : • Baringkan penderita ditempat yang teduh • Kendorkan pakaian yang mengikat • Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 – 30 cm • Berikan oksigen bila ada • Beri minum bila penderita sadar.

c. Sengatan Panas

Gejala dan Tanda : • Pernafasan cepat dan dalam • Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah • Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan • Manik mata melebar • Kehilangan kesadaran • Kejang umum atau gemetar pada otot

Penatalaksanaan : • Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin • Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut, dan sekitar

mata kaki serta di samping leher • Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan

tambahkan es kedalamnya • Rujuk ke fasilitas kesehatan

Page 128: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

118 Pelatihan Dasar KSR

d. Paparan Dingin (Hipotermia) Gejala dan Tanda : Hipotermia Sedang :

• Menggigil • Terasa melayang • Pernafasan cepat, nadi lambat. • Gangguan penglihatan • Reaksi mata lambat • Gemetar

Hipotermia Berat :

• Pernafasan sangat lambat • Denyut nadi sangat lambat • Tidak ada respon • Manik mata melebar dan tidak bereaksi • Alat gerak kaku • Tidak menggigil

Penanganan hipotermia : Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman

• Penilaian dini dan pemeriksaan penderita • Pindahkan penderita dari lingkungan dingin • Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada • Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering. • Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan • Pantau tanda vital secara berkala. • Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Page 129: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 119

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

i. Keracunan

i. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian racun 2. Cara masuk racun dalam tubuh manusia 3. Gejala dan tanda keracunan secara umum 4. Penatalaksanaan keracunan secara umum 5. Gigitan ular

ii. Tujuan Pembelajaran

iii. Media

1. Flipchart 2. spidol 3. OHP/LCD Projector 4. Pembalut luka + PP Kit

iv. Waktu

1 x 45 menit

v. Metode 1. Ceramah Informatif 2. Diskusi 3. Brainstroming 4. Simulasi/peragaan

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar

Fasilitator memperkenalkan diri Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan

diberikan Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan

melakukan brainstroming

2. Kegiatan Belajar a. Pengertian racun

Fasilitator menjelaskan pengertian racun Fasilitator meminta peserta menyebutkan zat yang berupa racun dan

mendiskusikannya.

1. Menjelaskan pengertian tentang racun 2. Menjelaskan cara terjadinya keracunan pada manusia 3. Menjelaskan cara masuknya racun dalam tubuh manusia 4. Menyebutkan gejala dan tanda keracunan secara umum 5. Menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum 6. Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular

Page 130: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

120 Pelatihan Dasar KSR

Latihan dan Evaluasi

1. Sebutkan pengertian racun? 2. Sebutkan cara terjadinya keracunan pada manusia? 3. Sebutkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia? 4. jelaskan tanda dan gejala keracunan? 5. Jelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum?

Sebutkan tanda dan gejala gigitan ular? 6. Jelaskan penatalaksanaan gigitan ular?

b. Cara masuk racun dalam tubuh manusia Fasilitator menjelaskan cara terjadinya keracunan pada tubuh manusia

dan meminta peserta memberikan contoh untuk masing-masing Fasilitator mendiskusikan dengan peserta cara/jalur masuknya racun

dalam tubuh manusia Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi.

c. Gejala dan tanda keracunan secara umum

Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda- dan gejala keracunan dalam tubuh manusia

Fasilitator menuliskan jawaban-jawaban peserta di papan tulis dan membahasnya satu persatu

Fasilitator memberikan umpan balik kepada peserta tentang gejala dan tanda keracunan secara umum.

Fasilitator melakukan klarifikasi materi gejala dan tanda keracunan

d. Penatalaksanaan keracunan secara umum Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum

e. Gigitan ular

Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda dan gejala gigitan ular Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta dan

membahasnya satu persatu Fasilitator menjelaskan tindakan pertolongan pertama dari gigitan ular Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang tanda, gejala

dan pertolongan pertama pada gigitan ular. f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus

keracunan dan cara penanganan keracunan.

g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi

h. Fasilitator menutup sesi

Page 131: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 121

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Apa yang dimaksud dengan racun ? Suatu zat yang bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian. Bagaimana cara terjadinya keracunan pada manusia ?

• Sengaja bunuh diri • Keracunan yang tidak disengaja • Penyalahgunaan obat.

Bagaimana jalur masuknya racun kedalam tubuh?:

• Melalui mulut /alat pencernaan • Melalui pernafasan • Melalui kulit atau absorbsi • Melalui suntikan atau gigitan

Bagaimana gejala dan tanda keracunan secara umum?

• Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan • Penurunan respon • Gangguan pernafasan • Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan • Mual, muntah, diare • Lemas, lumpuh, kesemutan • Pucat dan Sianosis • Kejang-kejang • Gangguan pada kulit • Bekas suntikan, gigitan, tusukan • Syok • Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu

Bagaimana penatalaksanaan keracunan secara umum?

• Pengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan binatang • Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di daerah

dengan gas beracun • Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan • Penilaian dini, bila perlu lakukan RJP • Bila racun masuk melalui jalur kontak maka bilaslah daerah yang terkena

dengan air. • Bila ada pentunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya

sebaiknya diamankan untuk identifikasi • Penatalaksanaan syok bila terjadi • Pantaulah tanda vital secara berkala • Bawa ke fasilitas kesehatan

Page 132: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

122 Pelatihan Dasar KSR

Apa saja gejala dan tanda umum Gigitan Ular? • Demam • Mual dan muntah • Pingsan • Lemah • Nadi Cepat dan Lemah • Kejang • Gangguan pernafasan.

Bagaimana tindakan pertolongan pada kasus Gigitan Ular?

• Amankan diri penolong dan tempat kejadian • Tenangkan penderita • Lakukan penilaian dini • Rawat luka, bila perlu pasang bidai • Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Page 133: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 123

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

j.Pertolongan Korban Banyak dan Incident Command System

i. Sub Pokok Bahasan 1. Incident Command System 2. Sektor ICS 3. Triage 4. Metode Start 5. Simulasi Start

ii. Tujuan Pembelajaran

iii. Media 1. Buku Peserta 2. flipcart/ papan tulis 3. Spidol 4. OHP/LCD 5. Kit PP lengkap

iv. Waktu 2 x 45 menit (1 jam teori, 1 jam praktek)

v. Metode :

1. Ceramah Informatif 2. Diskusi 3. Brainstroming 4. Simulasi/peragaan

vi. Proses Pembelajaran

1. Pengantar

Fasilitator memperkenalkan diri Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan

diberikan Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan

melakukan brainstroming

2. Kegiatan Belajar a. Incident Command System

Fasilitator menjelaskan pengertian ICS Fasilitator menjelaskan sektor-sektor dalam ICS Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi.

1. Mengetahui dasar-dasar Incident Command System 2. Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS 3. Menjelaskan dasar-dasar pertolongan korban banyak & Triage 4. Menyebutkan metode START 5. Mendemontrasikan dalam satu simulasi suatu triage metode START

Page 134: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

124 Pelatihan Dasar KSR

b. Pertolongan Korban Banyak

Fasilitator menjelaskan peran penolong pada pertolongan korban banyak.

Fasilitator Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan penilaian keadaan pada pertolongan korban banyak

Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi.

c. Dasar-Dasar Triage Fasilitator menerangkan definisi Triage Fasilitator menjelaskan dasar-dasar Triage dengan cara memilah

korban secara cepat dan menggolongkan kedalam salah satu dari empat kelompok yang ada

Fasilitator menjelaskan tanda /label triage

d. Metode START Fasilitator menjelaskan system START Fasilitator menjelaskan 4 kelompok korban berdasarkan prioritas

perawatan dan harapan hidup sesuai dengan kondisi pada saat itu Fasilitator Membagi kelompok peserta, masing-masing kelompok

mendapat satu kasus dan melakukan langkah-langkah START

e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi g. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan ICS? 2. Sebutkan sektor-sektor ICS? 3. Jelaskan dasar-dasar triage? 4. Sebutkan langkah-langkah pelaksanaan Metode START?

Page 135: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 125

PERTOLO

NG

ANPERTAM

A

IV

Apa yang dimaksud dengan ICS? Incident Comand System (ICS) = suatu sistem yang terkoordinasi dari prosedur-prosedur untuk membantu pengendalian, arah dan koordinasi sarana dan sumber daya tanggap darurat yang ada. ICS ini di Indonesia sering dikenal sebagai Posko, yang tugas dasarnya adalah mengatur penanggulangan korban banyak atau bencana. Bagaimana melakukan penilaian korban, bagaimana dan kemana korban dievakuasi, menggunakan apa, siapa yang bertugas di mana, kemana dan semua hal lain yang berhubungan dengan pengaturan di lokasi. Sektor-sektor apa saja yang biasanya ada dalam system tanggap darurat ?

• Pos Pengendali (Incident Command) • Ekstrikasi • Perawatan • Transportasi • Pendukung (termasuk pemasok) • Triage

Apa peran penolong pada situasi korban banyak?: • Mendirikan Posko atau tempat berkumpul • Menilai Keadaan • Meminta Bantuan • Melakukan triage

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penilaian keadaan? • Keadaan • Jumlah Penderita • Tindakan Khusus • Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan • Hal lain yang dapat berdampak pada situasi dan kondisi • Berapa banyak sektor yang diperlukan • Wilayah atau areal penampungan

Apa yang dimaksud dengan Triage dan Metode START? Triage : dipergunakan untuk tindakan pemilahan korban berdasarkan prioritas pertolongan atau transportasinya. Prinsip Utama Triage = menolong para penderita yang mengalami cedera atau keadaan yang berat namun memiliki harapan hidup. Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah metode START atau Simple Triage and Rapid treatment. Pembagian prioritas penderita berdasarkan sistem START : • Prioritas 1 – Merah

Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya seperti gangguan jalan nafas, gangguan pernafasan, perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status mental.

• Prioritas 2 – Kuning • Prioritas 3 – Hijau • Prioritas 0 – Hitam

Page 136: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

126 Pelatihan Dasar KSR

Penderita Dapat Berjalan

Penderita bernapas setelah jalan

napas dibuka

Penderita Bernapas

Frekwensi Pernapasan

Waktu Pengisian Kapiler

Status Mental Perintah

Sederhana

HIJAU

MERAHHITAM

KUNING

YA

YA

YA

YA

TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK

≥ 30 X

≤ 30 X

≥ 2 DETIK

≤ 2 DETIK

Page 137: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB V PERAWATAN KELUARGA

Page 138: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

128 Pelatihan Dasar KSR

1. KOMPETENSI KSR DASAR ( PERAWATAN KELUARGA ) Memahami tujuan Perawatan Keluarga dan dapat melakukan kegiatan Perawatan Ke-luarga.

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

1. Memahami prinsip & sikap seorang pelaku PK.

2. Mampu melaksanakan perawatan keluarga sesuai dengan prosedur.

Mampu menjelaskan tentang :

1. Kebersihan diri 2. Kebersihan lingkungan 3. Menyebutkan Peralatan

Perawatan Keluarga dan kegunaannya.

4. Mensucihamakan peralatan PK.

5. Mencuci tangan dan memakai celemek

6. Mengukur suhu, menghitung nadi dan pernafasan.

7. Membuat Buku Catatan Harianbagi orang sakit.

8. Imunisasi 9. Gizi 10. Tentang pengertian Lansia

dan perlunya perawatan pada Lansia.

11. Gejala – gejala beberapa penyakit.

12. Menata tempat tidur orang sakit.

13. Mencegah luka lecet pada orang sakit yang berbaring lama.

14. Memberikan bermacam – macam Kompres.

15. Memahami cara menolong b.a.b/b.a.k.

Mampu melaksanakan kegiatan di lapangan antara lain : 1. Melaksanakan Gerakan

PSN dengan melakukan ”3 M”.

2. Pertolongan pertama pada kasus-kasus kompetensi khusus. Memahami beberapa obat sederhana.

3. Melakukan pendekatan dan Komunikasi sederhana pada Lansia.

BAB V PERAWATAN KELUARGA

Page 139: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 129

PERAWATAN

KELUARG

A

V

2. KURIKULUM KSR DASAR ( PERAWATAN KELUARGA )

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Metodologi Alokasi

Waktu Media Sumber Belajar / Referensi

Dasar PK

• Prinsip &

sikap pelaku PK

• Peralatan PK

Peserta mampu : • Menjelaskan

prinsip dan sikap pelaku PK

• Menyebutkan peralatan PK

• Ceramah • Tanya jawab • Simulasi

1 x 45’

• Flpchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK PMI

• Referensi terkait

Kesehatan dasar di keluarga

• Kebersihan diri • Kebersihan

lingkungan • Imunisasi • ASI dan gizi

Peserta mampu : Menjelaskan dasar-dasar kesehatan: Kebersihan diri Kebersihan

lingkungan Imunisasi ASI dan gizi

• Ceramah • Tanya jawab • Praktek/simulasi

1 x 45’

• Flipchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK • Referensi

terkait

Perawatan orang sakit

Persiapan perawatan orang sakit : • Mencuci tangan

dan memakai celemek

• Membersihkan dan menata tempat tidur orang sakit

• Mengenal jenis pensuci hama

• Mensucihamakan alat perawatan

Peserta mampu melaksanakan: Mencuci tangan dan

memakai celemek Membersihkan dan

menata tempat tidur orang sakit

Mengenal jenis pensuci hama

Mensucihamakan alat perawatan

• Ceramah • Tanya jawab • Praktek /

simulasi

3 x 45’

• Flipchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK PMI

• Referensi terkait

Pengamatan orang sakit : • Mengukur suhu

tubuh, • Menghitung

Denyut nadi • Frekuensi

pernapasan • Membuat buku

catatan penderita

Peserta mampu: Mengukur suhu

tubuh, menghitung nadi dan pernapasan

Membuat buku catatan penderita

• Ceramah• Tanya jawab • Simulasi

1 x 45’ • Flipchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK PMI

• Referensi terkait

Perawatan orang sakit :

a. Memelihara kebersihan mulut

b. Memberikan bermacam-macam kompres

c. Menyajikan makanan dan obat

d. Merubah posisi orang sakit

e. Menolong pasien b.a.b/b.a.k

f. Menolong memandikan pasien

Peserta mampu : Memelihara

kebersihan mulut Memberikan berma-

cam-macam kompres Menyajikan makanan

dan obat Merubah posisi orang

sakit Menolong

b.a.b/b.a.k Memandikan pasien

• Ceramah• Tanya jawab • Simulasi

2 x 45’ • Flipchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK PMI

• Referensi terkait

Page 140: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

130 Pelatihan Dasar KSR

Gejala penyakit

Gejala penyakit Peserta mampu menjelaskan gejala: Diare dan

dehidrasi Demam ISPA, pnemonia,

TB BDB & PSN Gizi buruk

• Ceramah• Tanya jawab • Simulasi

1 x 45’ • Flipchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK PMI

• Referensi terkait

Perawatan pada lansia

Perawatan lansia • Menjelaskan pengertian lansia

• Menjelaskan tujuan perawatan lansia

• Menjelaskan perubahan dan faktor yang mempengaruhi perubahan pada lansia

• Melakukan pendekatan fisik, psikis

• Ceramah• Tanya jawab • Simulasi

1 x 45’

• Flipchart • OHP/LCD • Spidol • Media

peraga

• Buku PK PMI

• Referensi terkait

T O T A L 10 X 45’

Page 141: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 131

PERAWATAN

KELUARG

A

V

3. MODUL KSR DASAR ( PERAWATAN KELUARGA )

a. Dasar Perawatan Keluarga

i. Sub Pokok Bahasan . 1. Menjelaskan Prinsip PK & Sikap pelaku PK 2. Menyebutkan Peralatan PK

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 1 x 45 menit

iv. Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi.

v. Media : Flipchart, OHP / LCD, Spidol dan Alat peraga Perawatan Keluarga.

vi. Waktu : 1 x 45 menit

vii. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta

perlunya memahami Dasar – Dasar Perawatan Keluarga. • Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan. • Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui

tingkat pemahaman peserta. • Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai

kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan pendapatnya yang

dimaksud dengan Perawatan Keluarga (PK), Fasilitator menuliskannya, kemudian Fasilitator memberi klarifikasi.

• Fasilitator menjelaskan Prinsip kerja yang harus dimiliki oleh seorang pelaku PK, Fasilitator menciptakan komunikasi 2 arah dengan menstimulasi peserta untuk bertanya.

• Fasilitator meminta peserta menyebutkan sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang pelaku PK menurut pendapatnya, Fasilitator menuliskannya, kemudian melakukan konfirmasi.

• Fasilitator menanyakan peserta tentang peralatan PK yang diketahui peserta, kemudian dicatat dan fasilitator memberikan klarifikasi dengan memperkenalkan dan menyebutkan alat-alat PK sekaligus dengan kegunaannya dengan jelas, kemudian peserta diminta untuk mengulang menyebutkan alat-alat PK dan kegunaannya.

• Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi & tanya jawab.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Prinsip PK & Sikap pelaku PK 2. Menyebutkan Peralatan PK

Page 142: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

132 Pelatihan Dasar KSR

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Bagaimana prinsip kerja dan sikap perilaku seorang pelaku! • Sebutkan beberapa peralatan PK dan kegunaannya!

3. Rangkuman a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar-Dasar Perawatan Keluarga yang

disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus

menutup sesi.

viii. Sumber Referensi :

• Panduan Buku Pedoman Perawatan PMI • Referensi lain yang terkait.

.

1. Prinsip Kerja Seorang Pelaku PK :

a. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadiannnya: Berperikemanusiaan Bertanggungjawab Selalu mengutamakan kepentingan si sakit Selalu bersikap terbuka

b. Menunjukan kemanuan kerja dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu. c. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan keluhan dan

mampu menenangkan si sakit. d. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja e. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu

dalam menjalankan tugas perawatan f. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak mengabaikan

kebersihan diri sendiri. g. Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas h. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit i. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/ petugas

kesehatan. j. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit, persiapkan dengan

baik, baik keperluan orang sakit juga transportasi. k. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien.

2. Menyebutkan peralatan PK

a. Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak perlu sama dengan yang ada di rumah sakit, dengan peralatan sederhana kita dapat menolong orang sakit. Peralatan yang digunakan dapat menggunakan peralatan yang ada atau improvisasi.

Page 143: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 133

PERAWATAN

KELUARG

A

V

b. Perlengkapan PK sederhana : Bagi Pelaku PK Celemek Peralatan mencuci tangan

Bagi orang sakit Peralatan tempat tidur Peralatan mandi Peralatan buang air kecil, buang air besar (bak, bab) Peralatan mencuci rambut Peralatan memelihara mulut Peralatan makan Peralatan medis (termhometer, tensi meter, perban & plester) Peralatan Kompres (kantong es/kompres dingin, kantong air panas/ kompres

panas), Bahan lain yang diperlukan : Talk, minyak pelumas & cream pelembab kulit. Desinfectant / cairan pensucihama & antiseptict

Page 144: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

134 Pelatihan Dasar KSR

b. Kesehatan Dasar

i. Sub Pokok Bahasan . 1. Kebersihan diri. 2. Kebersihan Lingkungan. 3. Imunisasi 4. Gizi dan ASI

ii. Tujuan Pembelajaran

iii. Waktu :

1 x 45 menit

iv. Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi.

v. Media :

Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard dan Spidol

vi. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai

kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. b. Fasilitator memperkenalkan diri serta menjelaskan pokok bahasan c. Fasilitator memberikan motivasi kepada peserta akan pentingnya

Kesehatan Dasar.

2. Kegiatan Pembelajaran : a. Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang kebersihan diri,

menuliskannya lalu melakukan klarifikasi. b. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui

tentang Kebersihan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta, kemudian memberikan klarifikasi.

c. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang komponen mata rantai penularan penyakit dan merangkum pendapat peserta, kemudian memberikan klarifikasi.

d. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan upaya yang biasa mereka lakukan dalam membersihkan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta, kemudian memberikan klarifikasi.

e. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang menjelaskan manfaat pemberian Imunisasi, kemudian melakukan klarifikasi.

f. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang manfaat ASI bagi bayi, kemudian melakukan klarifikasi.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 3. Memahami pentingnya menjaga kebersihan diri 4. Dapat menjelaskan tentang kebersihan lingkungan 5. Memahami macam Immunisasi 6. Menjelaskan pentingnya ASI & Gizi

Page 145: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 135

PERAWATAN

KELUARG

A

V

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Sebutkan cara menjaga kebersihan diri? • Bagaimana kebersihan lingkungan dapat terpenuhi! • Sebutkan macam-macam imunisasi dan kegunaannya! • Sebutkan manfaat ASI bagi bayi! • Sebutkan manfaat Gizi bagi tubuh!

g. Fasilitator menjelaskan manfaat makanan bergizi bagi kesehatan. h. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab

3. Rangkuman a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar Kesehatan yang disajikan

mengacu pada tujuan pembelajaran. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus

menutup sesi.

vii. Sumber Referensi :

• Buku Pedoman Perawatan Keluarga PMI • Referensi lain yang terkait.

Page 146: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

136 Pelatihan Dasar KSR

1. Kebersihan diri :

Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan secara umum .

Kebersihan diri meliputi : o Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun o Mencuci rambut secara teratur dengan sampo minimal 1 minggu dua kali dan disisir

dengan rapih. o Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum

makanan, sesudah bab dan bak. o Kuku digunting pendek dan bersih. o Kaki dirawat dengan baik dan teratur ,pakailah sepatu yang cocok ukurannya. o Sikat gigi 3X sehari pagi dan sore dan sebelum tidur. o Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih.

2. Kebersihan Lingkungan :

Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah penularan penyakit. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai yaitu : o Sumber Penyakit o Perantara Penyakir o Orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit Kebersihan lingkungan dapat dicapai : o Rumah harus sehat dan terpelihara, harus memiliki jendela sehingga memperoleh

udara cukup dan segar, juga agar sinar matahari dapat masuk. o Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau di tempat anak bermain

terutama hewan yang berkutu. o Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah pada tempatnya. o Jaga kebersihan sumber air (sumur), MCK dan lingkungannya. o Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah. o Air limbah diusahakan lancar alirannya.

3. Imunisasi : Imunisasi merupakan suatu cara untuk memberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit yang terjadi, sebagai akibat dari pemberian melalui mulut/penyuntikan kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan/mati sehingga tubuh dirangsang untuk membentuk zat penolakannya. Macam imunisasi a. BCG : Mencegah penyakit TBC b. DPT : Mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. c. Polio : Mencegah penyakit poliomyelitis d. Campak : Mencegah penyakit campak e. Hepatitis B : Mencegah penyakit Hipatitis B

Page 147: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 137

PERAWATAN

KELUARG

A

V

4. ASI :

ASI yang baik dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif (hanya ASI yang diberikan, tanpa tambahan apapun) untuk bayi berusia 4 bulan pertama. Yang terbaik adalah jika ASI terus diberikan selama 2 tahun atau lebih. o Anak yang disusui mempunyai peluang terbaik untuk pertumbuhan dan selalu sehat

serta kuat. o Hanya ASI yang dibutuhkan oleh bayi berusia 4 – 6 bulan o Dalam usia 4 – 6 bulan tidak dibutuhkan tambahan air atau cairan-cairan lain. o ASI adalah makanan alami, selalu bersih, dapat dicerna dan tidak pernah terlalu

panas atau terlalu dingin. o ASI melindungi bayi dari infeksi dan penyakit-penyakit lain seperti diare dan radang

paru-paru. o Menyusui bayi menolong para ibu membuat jarak kehamilan anak-anak mereka

tanpa menggunakan kontrasepsi. 5. GIZI :

a. Zat gizi merupakan kebutuhan sehari-hari, berupa makanan yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Sumber Zat Tenaga / Kalori / Karbo hidrat :

Beras, jagung, kentang, ubi, singkong, dll Sumber Zat Pembangun / Protein / zat putih telur :

Telur, daging, ikan, udang. Sumber Zat Pengatur (Air, Vitamin & mineral ):

Buah-buahan, sayur-mayur.

b. Gizi kurang dapat mengakibatkan : a. Kurang kalori protein b. Kurang darah / anemia c. Kekurangan vitamin d. Gondok (karena kekurangan yodium yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental).

Tanda-tanda kekurangan gizi : Bengkak kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya Berat badan sangat kurang Wajahnya sembab dan pucat Rambut tipis seperti rambut jagung Ototnya kendur Wajahnya seperti orang tua Kulit keriput Kadang-kadang gelisah.

Page 148: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

138 Pelatihan Dasar KSR

c. Dasar Perawatan Keluarga

i. Sub Pokok Bahasan .

1. Persiapan Merawat Orang Sakit. a. Mencuci tangan dan memakai celemek b. Penataan tempat tidur orang sakit

2. Pengamatan pada orang sakit a. Mengukur suhu tubuh , menghitung nadi dan pernafasan . b. Membuat buku catatan harian orang sakit.

3. Pelaksanaan perawatan orang sakit : a. Memelihara kebersihan mulut b. Memberikan macam-macam kompres. c. Menyajikan makanan dan obat d. Merubah posisi orang sakit e. Menolong orang sakit b.a.b. dan b.a.k. f. Menolong orang sakit

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 3 x 45 menit

iv. Metoda : Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi.

v. Media : Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol dan Brosur / Poster terkait

vi. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : a. Fasilitator memperkenalkan diri serta membuat kontrak waktu, memberikan

motivasi kepada peserta perlunya memahami Perawatan Orang Sakit b. Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan. c. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai

kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :

1. Menjelaskan Persiapan Merawat Orang Sakit : o Menjelaskan tujuan mencuci tangan dan memakai celemek dalam

merawat orang sakit o Menjelaskan dan melakukan penataan tempat tidur orang sakit.

2. Pengamatan pada orang sakit : o Menjelaskan tentang cara – cara mengukur suhu, nadi dan pernapasan

serta dapat melakukannya. o Membuat buku Catatan Harian orang sakit

3. Pelaksanaan merawat orang sakit : o Memelihara dan membersihkan mulut si sakit o Menjelaskan tujuan memberikan kompres, serta dapat melakukan /

memberikan macam-macam kompres. o Menyajikan makan & obat untuk orang sakit o Menjelaskan tujuan merubah posisi orang sakit di atas tempat tidur o Mempersiapkan alat-alat dan membantu si sakit untuk b.a.b. dan b.a.k. o Mampu membantu si sakit mencuci rambut di atas tempat tidur.

Page 149: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 139

PERAWATAN

KELUARG

A

V

2. Kegiatan Pembelajaran : a. Fasilitator meminta Fasilitator menjelaskan tentang persiapan merawat

orang sakit yang dimulai dengan menjelaskan pentingnya mencuci tangan dan memakai celemek .

b. Fasilitator menyiapkan peralatan yang diperlukan , lalu mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar, serta cara memakai celemek dan menggantungnya apabila setelah selesai digunakan dengan benar.

c. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok, lalu masing-masing kelompok peserta diminta untuk mempraktekkan ke-2 tindakan persiapan perawatan orang sakit tersebut.

d. Fasilitator memberikan tugas agar semua kegiatan harus dilatih secara perseorangan

e. Fasilitator menjelaskan apa yang dimaksud dengan Desinfektan dan memperkenalkan jenis – jenis Desinfektan kepada peserta, lalu Fasilitator mendemonstrasikan cara membersihkan dan mensucihamakan alat-alat perawatan keluarga.

f. Fasilitator menjelaskan tujuan menata tempat tidur orang sakit,serta Fasilitator mendemonstrasikan cara menata tempat tidur.

g. Fasilitator meminta kepada kelompok yang telah ada untuk melakukan latihan agar lebih trampil.

h. Pengamatan pada orang sakit dimulai dengan Fasilitator minta menggali prngetahuan peserta tentang pengukuran suhu lalu Fasilitator melakukan klarifikasi, dilanjutkan dengan Fasilitator mendemontrasikan prosedur pengukuran suhu yang dimulai dari persiapan alat, proses pengukurannya sampai dengan memelihara alat setelah dipakai ,membaca hasil suhu tsb..

i. Para peserta secara berkelompok diminta untuk mempraktekkan cara men-

gukur suhu di ketiak. j. Lalu Fasilitator juga mendemonstrasikan pengukuran suhu yang dilakukan

melalui mulut dan dubur, disertai penjelasan bilamana ke-2 cara tersebut digunakan dan bilamana cara tersebut tak dapat dilakukan.

k. Fasilitator minta peseta menyebutkan tujuan menghitung nadi dan perna-pasan orang sakit, lalu Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan Fasilitator mendemonstrasikan cara menghiotung nadi dan pernafasan.

l. Para peserta secara berpasangan diminta untuk mempraktekkannya m. Fasilitator menjelaskan cara membuat Buku Catatan Harian orang sakit.

Masing-masing peserta diminta untuk mempraktekkannya. n. Pelaksanaan perawatan orang sakit: Fasilitator meminta peserta untuk men-

yampaikan pendapatnya tentang tujuan menyeka/memandikan orang sakit di atas tempat tidur, kemudian Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan menjelaskan peralatan yang perlu dipersiapkan untuk menyeka/ memandikan orang sakit.

o. Fasilitator mendemonstrasikan cara memandikan Os diatas TT , meminda kepada para peserta untuk melakukan redemonstrasikan secara kelompok untuk kemudian latihan untuk masing-masing individu.

p. Fasilitator mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan mulut kepada para peserta.

q. Fasilitator menjelaskan peralatan untuk membantu orang sakit b.a.b. dan b.a.k. di atas tempat tidur, lalu dilanjutkan dengan mendemonstrasikan ca-ra memasang labu kemih dan pasu najis dengan benar.

r. Fasilitator menjelaskan tujuan mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur, disertai menjelaskan peralatan yang perlu dipersiapkan, lalu Fasilita-

Page 150: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

140 Pelatihan Dasar KSR

---- Latihan dan Evaluasi ----

1. Kapan dan bagaimana pelaku PK mencuci tangan. 2. Menyiapkan / menata tempat tidur bagi orang sakit. 3. Membuat buku catatan harian orang sakit 4. Sebutkan macam – macam pemberian kompres. 5. Apa maksud dan tujuan mencuci rambut dan menyeka / memandikan orang sakit

di atas tempat tidur.

tor mendemonstrasikan cara mencuci rambut orang sakit di atas tempat ti-dur.

s. Peserta dibagi dalam kelompok dan diminta untuk menyiapkan peralatan un-tuk menyeka/memandikan orang sakit, untuk mencuci rambut serta juga pe-ralatan untuk membantu orang sakit b.a.b. & b.a.k. di atas tempat tidur, serta peralatan untuk memelihara kebersihan mulut. Dilanjutkan dengan mempraktekkan cara memasang pasu najis dan labu kemih.

t. Fasilitator menjelaskan tehnik merubah posisi Os. Dilanjutkan dengan Fasilitator mendemonstrasikannya. Peserta diminta untuk mempraktekkannya kembali dalam kelompok.

u. Fasilitator menjelaskan tujuan pemberian kompres dingin dan kompres panas kepada peserta.sekaligus mendemonstrasikan.

v. Fasilitator menjelaskan cara menyajikan makanan dan obat untuk orang sakit yang tidak dapat makan sendiri

w. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta.

3. Rangkuman

Fasilitator menyimpulkan tentang perawatan orang sakit di rumah yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran.

Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

vii. Sumber Referensi :

• Buku Pedoman Perawatan PMI tahun 2004 hal 35 - 88 • Referensi lain yang terkait.

Page 151: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 141

PERAWATAN

KELUARG

A

V

1. Persiapan merawat orang sakit :

Mencuci tangan Kapan mencuci tangan di lakukan: a. Sebelum dan sesudah merawat orang sakit b. Sebelum memegang makanan dan minuman c. Sesudah memegang alat kotor / binatang d. Setelah buang air kecil dan buang air besar.

Tujuan mencuci tangan : a. Membersihkan tangan dari segala kotoran b. Menjaga kesehatan Pelaku c. Mengurangi penularan penyakit d. Melatih suatu kebiasaan yang baik

cara mencuci tangan sesuai kebutuhan : 1. Cuci tangan higienik atau rutin dengan menggunakan sabun/detergen 2. Cuci tangan aseptik : sebelum tindakan pada pasien dengan menggunakan

antiseptik 3. Cuci tangan sebelum melakukan pembedahan : dengan menggunakan antiseptik dan

sikat steril. Peralatan mencuci tangan : 1. Menggunakan air yang mengalir, jika tidak ada washtafel/ledeng, menggunakan

botol, ceret, dll. 2. Sabun dan tempatnya 3. sebuah sikat tangan bila perlu 4. Sebuah handuk tangan/serbet. Prosedur pelaksanaan : 1. Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, gelang, cincin,dll) 2. Buka keran atau siraman air dari ceret/botol 3. Gosok putaran keran dengan sabun kemudian di bilas 4. Basahi tangan sampai kesiku dan sabuni hingga berbusa 5. Mulai dari telapak tangan, sela jari, punggung tangan, pergelangan tangan sampai

siku. Bila perlu kuku disikat dengan sikat tangan. 6. Sabun disiram dengan air terlebih dahulu dengan air sebelum diletakkan pada

tempatnya. 7. Bilas tangan sampai bersih. Dapat diulang sampai 3 kali. 8. Tutup kran, ingat jangan mengibaskan air dari tangan. 9. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk tangan atau serbet.

Memakai Clemek : Tujuan Memakai celemek : a. Melindungi pakaian dari kotoran b. Mengurangi bahaya penularan penularan

Page 152: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

142 Pelatihan Dasar KSR

Cara menggunakan celemek : a. Setelah mencuci tangan, peganglah tali penggantung celemek dan masukan melalui

kepala. b. Kedua tali pada sisi kiri dan kanan diikat pada bagian belakang tubuh pelaku dengan

ikatan yang mudah dilepas. Cara melepaskan celemek : a. Buka ikatan celemek yang ada dibelakang tubuh pelaku. b. Lepaskan celemek melalui kepala c. Celemek dapat digantung di dalam ruangan orang sakit dengan posisi bagian luar

celemek menghadap keluar. Bila digantung diruangan si sakit bagian luar celemek berada di dalam.

d. Pelaku mencuci tangan kembali 2. Penataan tempat tidur orang sakit :

• Penataan tempat tidur orang sakit

Bila seseorang sakit harus dirawat dengan baik dan sedapatmungkin dibaringkan di tempat tidur tersendiri yang diatur rapih dan bersih. Maksud dan tujuan : a. Mempercepat upaya penyembuhan b. Mencegah penyakit bertambah parah c. Memperkecil bahaya penularan d. Membuat orang sakit merasa nyaman

• Prosedur Penataan tempat tidur orang sakit :

Untuk si sakit yang dapat beranjak dari tempat tidur : a. Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek b. Beritahu si sakit c. Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk

keranjang/ember kosong untuk barang tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai)

d. Barang tenun yang kotor dilepaskan, dimasukkan ke keranjang / ember kosong. e. Bantal/guling disingkirkan, ditaruh di atas kursi. f. Kasur dibalikkan, bagian kaki berada di bagian kepala. g. Ambil seprei bersih, letakan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan

kasur, buka seprei dan perhatikan bahwa pada bagian kepala sisi seprei harus dapat diselipkan dengan baik (+ 25 cm dibawah kasur), barulah bagian kaki (kadang-kadang seprei kurang). Ditarik dengan baik supaya tidak ada lipatan.

h. Kain perlak dan kain alas diletakkan di atas seprei (untuk menghindarkan seprei mudah kotor) dengan pertengahannya berada di pertengahan kasur.

i. Pada ke empat sudut seprei dibuat lipatan diagonal, barulah diselipkan sisi alat tenun di bawah kasur, lalu dirapihkan.

j. Sarung bantal dan guling bersih dipasang dan dikembalikan pada tempat semula. k. Selimut yang bersih dipasang dengan cara pertengahan selimut diletakkan di

atas pertengahan tempat tidur. Pada bagian kaki dibuat lipatan agar kaki dapat digerakkan, barulah selimut diselipkan di bawah kasur.

l. Buka celemek dan cuci tangan. Untuk si sakit yang tidak dapat beranjak dari tempat tidur : a. Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek

Page 153: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 143

PERAWATAN

KELUARG

A

V

b. Beritahu si sakit c. Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk

keranjang/ember kosong untuk barang tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai)

d. Bantal, guling dan selimut dikeluarkan dan diletakkan di atas kursi e. Seluruh sisi seprei, kain perlak dan kain alas perlak dilepaskan dari selipan

dibawah kasur. f. Si sakit dimiringkan membelakangi pelaku g. Seprei yang kotor, kain perlak dan alas perlak digulung ke arah punggung si

sakit. h. Seprei yang bersih dipasang, letakkan lipatan pertengahan seprei pada

pertengahan kasur dengan memperhatikan agar di bagian kepala, sisi seprei dapat diselipkan dengan baik.

i. Perlak dan kain alas perlak yang bersih diletakkan diatas seprei bila ada satu perlak, maka perlak ditarik dari gulungan seprei yang kotor, dibersihkan kembali, dengan memakai air sabun lalu dikeringkan dan diberi talk, pasang kembali diatas seprei.

j. Ujung dan sisi seprei, perlak dan kain alasnya diselipkan dibawah kasur serta dirapihkan,

k. Pasien dibalikkan kembali dan dimiringkan ke arah pelaku. l. Pelaku pindah posisi ke belakang si sakit, gulung alat tenun yang kotor,

keluarkan dan masukan kedalam keranjang /ember untuk pakaian kotor (kecuali kain perlak bila tidak ada gantinya dibersihkan).

m. Seprei, perlak dan kain alas perlak dirapihkan, ujung serta sisi-sisinya diselipkan dibawah kasur.

n. Si sakit dibaringkan terlentang kembali. o. Sarung bantal dan guling diganti dengan yang bersih dan diletakkan pada

tempatnya semula. p. Selimut yang bersih dipasang. q. Buka celemek dan pelaku mencuci tangan.

3. Pengamatan pada orang sakit :

a) Mengukur suhu tubuh Alat pengukur suhu disebut Termometer.

Tujuan mengukur suhu : a. Untuk mengetahui suhu tubuh si sakit b. Untuk mengetahui adanya kelainan pada suhu tubuh si sakit c. Untuk mengetahui perkembangan penyakit d. Untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosis. Tempat dan cara mengukur suhu tubuh Di Ketiak : Pelaku mencuci tangan Siapkan termometer, usahakan air raksa berada diposisi pangkal termometer. Beritahu si sakit. Keringkan ketiak si sakit Tempatkan pangkal termometer ditengah ketiak Di minta si sakit untuk menjepitnya selama 10 – 15 menit Tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer.

Page 154: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

144 Pelatihan Dasar KSR

Setelah 10 – 15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai dimana air raksanya dan dicatat.

Termometer dibersihkan dan disimpan. Pelaku mencuci tangan.

Di dubur : Pengukuran suhu di dubur dilakukan pada :

- Bayi, anak & orang yang sakit parah, dan pada orang dalam keadaan tertentu. Pengukuran suhu di dubur tidak boleh dilakukan pada :

- Orang sakit yang luka di daerah dubur - Orang yang berpenyakit kelamin

Cara mengukur suhu di dubur

- Pelaku mencuci tangan - Siapkan termometer dengan minyak pelumas/minyak - Beritahu si sakit, miringkan si sakit, bebaskan pakaian yang menutupi bokong. - Kaki yang sebelah atas ditekuk ke arah perut. - Olesi pangkal termometer dengan minyak, untuk memudahkan saat

memasukkan. - Pisahkan bokong si sakit agar anus menjadi tampak, lalu pangkal termometer

dimasukkan. - Pegang termometer selama berada dalam anus kurang lebih 3 menit - Keluarkan termoter baca hasilnya dan catat di buku harian. - Termometer dibersihkan lalu disimpan. - Pelaku cuci tangan.

Di Mulut: Dilakukan pada orang sakit bila kedua tempat diatas tidak memungkinkan Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada ;

- Orang yang tidak sadar atau gelisah. - Orang yang berpenyakit mulut, batuk pilek atau sesak nafas. - Bayi/anak yang masih kecil. Cara mengukur suhu di mulut.

- Pelaku cuci tangan. - Siapkan termometer. - Beritahu si sakit. - Si sakit diminta untuk membuka mulut. - Letakkan pangkal termometer dibawah lidah agak ke samping, diminta si sakit

untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung. - Setelah 3 menit keluarkan termometer ,baca dan catat di buku harian. - Termometer dibersihkan , lalu disimpan. - Cuci tangan.

b) Menghitung Denyut Nadi Menghitung denyut nadi adalah sama pentingnya dengan mengukur suhu. Tujuan Mengukur denyut nadi. o Mengetahui keadaan umum si sakit. o Mengetahui keadaan jantung. o Mengikuti perkembangan jalannya penyakit. o Membantu menentukan diagnosa.

Page 155: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 145

PERAWATAN

KELUARG

A

V

Pelaksanaan. o Pelaku cuci tangan. o Beritahu Orang Sakit. o Si sakit duduk atau berbaring ,lengan dikendurkan dengan ibu jari seb atas . o Cari nadi dengan 3 jari (telunjuk,jari manis dan jari tengah) o Hitung denyut nadi selam ½ menit ,hasilnya dikalikan dua dan dicatat

dalam buku harian.

c) Menghitung Pernafasan Yang dimaksud dengan 1 kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas + 1 kali

mengeluarkan nafas. Tujuan Menghitung Pernafasan : o Mengetahui keadaan umum si sakit. o Membantu r dalam menentukan diagnosa.

Pelaksanaan. o Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. o Jangan diberi tahu si sakit o Diperhatikan apakah kedua dinding bergerak seirama,apakah terlihat ada

kesukaran dalam bernafas.(misalnya adanya cekungan pada kulit diantara tulang iga dan pada sudut pangkal leher ketika si sakit menarik nafas.).

o Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2 catat dalam buku catatan harian.

d) Membuat Buku catatan harian orang sakit.

Seorang PK harus membuat catatan tentang apa saja yang dilaksanakan dalam perawatan/pengobatan dan juga keluhan yang dirasakan oleh si sakit. Data yang perlu di catat. - Nama,umur, berat badan si sakit (terutama untuk anak-anak). - Tanggal- jam- suhu – nadi pernafasan - Makanan dan minuman (diet) - Pengobatan (nama obat, dosis pemberian , cara pemberian ).dan reaksi

setelah makan-minum obat. - Bab dan Bak. (jumlah, Frekwensi, konsistensi tinja, warna dsb). - Keterangan : keadaan/perubahan dari si sakit,gejala yang tampak.

4. Pelaksanaan perawatan orang sakit : a. Memelihara kebersihan mulut :

1. Menyikat gigi Tujuan : o Membersihkan sisa makanan yang tersisas diantara gigi dan menjaga gusi te-

tap sehat Peralatan : o Sikat gigi, pasta gigi, segelas air dan bengkok Pelaksanaan : - Bila pasien dapat menyikat gigi sendiri

a. Si sakit di dudukkan b. Disediakan alat-alat yang diperlukan c. Si sakit disuruh menyikat gigi sendiri

- Bila pasien tidak dapat menyikat gigi sendiri

Page 156: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

146 Pelatihan Dasar KSR

a. Kepala pasien dimiringkan b. Handuk diletakkan dibawah dagu sampai dadanya c. Si sakit diberi air dengan sedotan untuk berkumur-kumur d. Sikatlah gigi pasien dengan gerakan dari atas ke bawah, untuk gigi atas

dan sebaliknya dari dalam keluar untuk geraham atas dan bawah e. Bila sudah selesai, mulut dikeringkan pasien dikembalikan pada posisi

semula

2. Memelihara gigi palsu Tujuan : o Membersihkan sisa makanan yang tersisa diantara gigi dan menjaga gusi te-

tap sehat Peralatan : o Sikat gigi, pasta gigi, segelas air dan bengkok. Pelaksanaan : - Bila pasien dapat menyikat gigi sendiri a. Si sakit di beri tahu, bahwa gigi yang akan dibersihkan untuk dilepaskan b. Bila dapat melepaskan sendiri, biarkan si sakit mlepaskan sendiri c. Letakkan gigi palsu di baskom atau gelas yang sudah disiapkan d. Gigi dibilas dan disikat dalam air yang mengalir e. Setelah bersih, gigi palsu diserahkan kembali f. Gigi dipasang kembali setelah si sakit berkumur g. Pada malam hari gigi palsu setelah dibersihkan, disimpan dalam gelas yang

diisi dengan air bersih.

b. Memberikan macam-macam kompres : 1. Kompres dingin kering 2. Kompres dingin basah 3. Kompres panas kering 4. Kompres panas basah Tujuan : 1. Kompres dingin :

Menurunkan panas dan menghentikan perdarahan 2. Kompres panas :

- Mempercepat penyembuhan - Mengurangi rasa sakit - Membantu memperbaiki aliran darah

Peralatan : - Kompres dingin kering : dengan kirbat es/ kantong es

Kantong Es ini mempunyai sumbat dan cincin, yang berfungsi untuk menjaga agar tutpnya tetap rapat

Sebelum dimasukkan kedalam kantong es, potongan es dimasukkan kedalam air sebentar, untuk menghilangkan sisi runcingnya yang dapat merobek kantong es

Kantong es diisi setengahnya saja sebelum ditutup udara dikeluarkan terlebih dahulu

Periksa bocor atau tidak kantongnya Es dalam kantong diratakan, kemudian dikeringkan

Page 157: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 147

PERAWATAN

KELUARG

A

V

Bungkus dengan kain atau handuk kecil, lalu letakkan pada tempat yang akan dikompres

Setelah beberapa waktu diperiksa, bila es sudah cair diganti dengan yang baru.

- Kompres dingin basah :

Gunakan baskom yang berisi air dingin, handuk kecil dimasukkan kedalam air tersebut yang mudah mengisap air

Peras sedikit sehingga air tidak menetes Letakkan pada tempat yanag akan dikompres, mis : dahi Bila amat panas sekali, perlu juga dikompres pada ketiak dan lipatan paha Dapat digunakan air hangat

- Kompres panas kering : dengan kantong air panas (dari karet) atau botol yang

tertutup rapat Kantong diletakkan mendatar pada sebuah meja, dengan mulutnya

menghadap keatas Kantong atau botol tertutup tersebut diisi dengan air hangat 2/3 bagian

(bukan air yang mendidih, karena dapat merusak kantong) Keluarkan udara dari kantong Periksa kantong/ botol dengan tidak membalikkan kebawah Kantong/ botol dikeringkan dan dibungkus dengan kain, lalu letakkan pada

bagian yang akan dikompres Bila air sudah dingin maka harus diganti.

- Kompres panas basah :

Gunakan baskom yang berisi air panas, handuk kecil dimasukkan kedalam air tersebut yang mudah mengisap air

Peras sedikit sehingga air tidak menetes Letakkan pada tempat yanag akan dikompres Bila air telah dingin, dilakukan kembali seperti semula

c. Menyajikan makanan dan obat Cara menyajikan makanan : Sebaiknya makanan disajikan diatas sebuah baki yang rapih, semua alat makan

telah tersedia pula Cocokkan makanan sesuai dengan Diet orang sakit, untuk rasa disesuaikan

dengan selera sepanjang tidak bertentangan dengan pantangannya Makanan dijaga kebersihannya, piring tidak diisi penuh karena akan mengurangi

selera makan Sayuran dan lauk pauk dipisahkan dengan piring kecil secara baik dengan sedikit

variasi Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat Waktu makan ditentukan,agar lebih menarik di beri vas bunga dan untuk anak

diberikan makanan Bila si sakit dapat makan sendiri, gunakannlah meja kecil diberi alas atau

dengan improvisasi.

Pelaksanaan : Pelaku cuci tangan Tanyakan pada pasien, apakah ia akan b.a.b atau tidak Makanan telah disiapkan dan diletakkan diatas meja dalam keadaan hangat Cara memberikan makanan tergantung pada keadaan pasien

Page 158: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

148 Pelatihan Dasar KSR

Bila pasien dapat duduk dan makan sendiri : Pasien didudukkan, makanan disiapkan diatas meja kecil dan ditempatkan didepan perut pasien diatas tempat tidur, disediakan pula serbet dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah selesai

Bila pasien dapat makan sendiri tetapi tidak boleh duduk : Pasien dimiringkan, sebaiknya kesebelah kiri supaya dapat makan dengan tangan kanannya, serbet diletakkan di bawah dagu pasien, makanan diletakkan di dekat pasien, untuk minum disediakan sedotan dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah selesai

Bila pasien perlu disuap : Pasien ditidurkan seenak mungkin, serbet dipasang diatas dada dibawah dagu pasien, tanyakan apakah mau minum dahulu atau tidak, pelaku duduk disamping pasien untuk dapat menyuap, waktu memberi minum kepala pasien diangkat dengan tangan kiri dan tangan kanan pelaku memegang gelas yang dibantu dengan sedotan.

Selesai makan alat dibereskan, buka celemek dan pelaku cuci tangan Catat dalam buku harian jumlah makanan yang dihabiskan

Cara memberikan obat : Tujuan pemberian obat : Mempercepat penyembuhan Mengurangi penderitaan Mencegah penularan

Bentuk obat : Pil (bundar, bagian luar dilapisi tepung atau bahan yang mengkilap) Tablet (umumnya pipih, bentuk bermacam-macam bulat atau persegi) Kapsul (bentuk bulat panjang, terbentuk dari bahan gelatin dapat keras atau lu-

nak, pada umumnya kapsul berfungsi sebagai pembungkus Tetes (berupa cairan / liquid) Salf (berbentuk salf, onbat luar yang dioleskan ke kulit atau mata) Cair (bahan obat yang bercair bisa kental, pada umumnya terlebih dahulku di-

kocok sebelum dipakai, ada yang digunakan untuk obat minum, obat suntik, obat gosok, obat kompres dll)

Puyer/ serbuk (bentuknya berupa bubuk, tersedia didalam bungkusan kecil, bia-sanya obat untuk anak-anak)

Etiket obat : Biasanya diletakkan pada dus, kantong plastik, yang memberikan petunjuk ten-

tang pemakaian obat Warna etiket: Putih (obat dalam untuk diminum) Biru (obat luar tidak boleh ditelan) Hitam (biasanya obat berbahaya obat keras atau racun)

Tulisan pada etiket : Mengatur berapa kali sehari diminum (dosis obat) Waktu untuk memebrikan obat (pagi, siang, sore, sebelum atau sesudah makan) Banyaknya takaran satu sendok teh, setengah tablet dsb Peringatan : obat harus dikocok dahulu atau tidak

Pelaksanaan pemberian obat : Pelaku cuci tangan dan pakai celemek

Page 159: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 149

PERAWATAN

KELUARG

A

V

Baca etiket pada botol dengan teliti, nama dan aturan pakai Untuk obat cair, maka dikocok dahulu untuk larut betul Tuangkan obat cair dengan memegang botol dimana telapak tangan pad bagian

etiket, agar etiket tidak kotor sehingga dapat dibaca dengan jelas Gunakan takaran yang tepat : Mis : 1 sendok makan, atau 1 sendok obata Baca etiket sekali lagi untuk menecocokan nama Bila telah selesai, tutup botol obat dengan rapt dan dikembalikan pada

tempatnya Obat minum yang diteteskan : Obat disiapkan, dibaca etiketya berapa harus diberikan, sediakan sendok tetes-

kan obat, hitung dengan suara nyaring agar ingat berapa tetes obat yang telah diberikan

Untuk obat puyer yang kerapkali terasa pahit, terutama untuk anak kecil dan bayi dapat dicampur dengan air gula atau madu.

Bila anak mendapat pil atau tablet, haluskan terlebih dahulu, kemudian campur dengan madu dan aduk dengan sendok kecil supaya merata, tunggu selama pa-sien minum obat sampai kita pasti bahwa obat telah ditelan

Simpan obat ditempat yang aman dan tidak mudah dicapai oleh anak kecil.

d. Merubah posisi orang sakit Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk-berbalik merubah sikap ti-durnya, merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang penting, karena dapat menghindari : o Bahaya lecet pada tubuh. o Ketegangan pada sendi. o Bahaya timbulnya cacat. o Memperbaiki peredaran darah. o Merubah posisi tidur orang sakit meliputi : o Untuk mengurangi bahaya lecet daerah yang tertekan bagi orang sakit yang

berbaring terus menerus maka pelaku PK membuat jadwal untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali, miring kiri dan miring kanan.

• Meminggirkan atau menengahkan si sakit. o Prosedur meminggirkan orang sakit, pelaku cuci tangan dan memakai

celemek. o Beritahu si sakit dan diminta untuk menyilangkan kedua lengannya di dada. o Pelaku berdiri di sisi kanan si sakit. o Masukkan tangan kiri dengan telapak tangan menghadap ke atas dibawah

bantal dan di pundak si sakit, sedangkan tangan kanan di bawah punggung .... hitung... pindahkan ke pinggir /ketengah (maksudnya menghitung agar si sakit awas dan mungkin dapat membantu).

o Masukkan tangan kiri dibawah punggung ,tangan kanan dibawah punggung .... hitung..... pindahkan ke pinggir dan ke tengah.

o Masukkan tangan kiri dibawah lipatan lutut, tangan kanan dibawah betis.... hitung ... pindahkan ke pinggir /ketengah.

o Atur posisi tidur si sakit menyenangkan.Rapihkan Tempat tidur. o Buka celemek dan cuci tangan.

• Memiringkan si sakit. o Memiringkan membantu posisi si sakit menjadi miring, Pelaku cuci tangan

pakai celemek

Page 160: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

150 Pelatihan Dasar KSR

o Beritahu si sakit dan untuk memiringkan si sakit ke sisi kiri, pelaku berdiri di sisi kanan si sakit.

o Kedua tangan si sakit diletakkan bersilang diatas perut, kaki kanan diletakkan diatas kaki kiri.

o Masukkan tangan kiri dibawah bahu ,sambil memegang bahu yang lain, tangan yang lain dimasukkan dibawah bokong.... hitung sedikit diangkat dan si sakit dimiringkan.

o Atur dengan baik posisi si sakit, dapat diberi bantal guling diantara kakinya, bagian punggung ditopang dengan bantal.

• Memindahkan si sakit.

o Bila si sakit dewasa dan gemuk, maka untuk mengangkatnya diperlukan 2 atau 3 orang

o Ketiga pelaku berdiri disisi kanan si sakit dengan posisi kaki kanan agak maju ke depan.

o Pelaku yang tertinggi berada pada bagian kepala dan bertugas untuk mengangkat bagian atas. Tangan kiri diletakkan dibawah bahu, sedangkan tangan kanan dibawah pinggang.

o Pelaku yang kedua (menurut ukuran tinggi badan) bertugas mengangkat bagian tengah badan si sakit. Tangan kiri diletakkan disamping tangan kanan pelaku yang pertama, sedangkan tangan kanan berada dibawah bokong si sakit.

o Pelaku yang terpendek bertugas mengangkat bagian kaki si sakit. Tangan kiri diletakkan disamping kanan pelaku kedua, sedangkan tangan kanan berada pada bagian kaki.

o Pelaku yang berada dibagian kepala memberi aba-aba kemudian si sakit diangkat bersama-sama. Langkah pelaku harus sama (siap-angkat-berjalan-satu-dua-tiga dst-berhenti- baringkan ).

o Si sakit dirapihkan dan diselimuti.

e. Menolong orang sakit b.a.b dan b.a.k

Di Indonesia biasanya si sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke kamar kecil untuk b a b /b a k. o Peralatan : Pasu najis dan tutupnya. o Labu kemih untuk pria. o Botol berisi air bersih. o Kertas tisu. o Alas bokong, dan perlaknya. o Bel, handuk, sabun dan bedak bila perlu

- Pelaksanaan : o Pelaku cuci tangan dan pakai celemek. o Beritahu si sakit. o Siapkan alat-alat di samping tempat tidur. o Selimut pada sisi dimana pelaku berdiri diangkat, dan alat bokong dipasang . o Pakaian si sakit dibuka atau dikebawahkan. o Tutup pasu najis dibuka, diletakkan diatas bangku dengan bagian dalam

menghadap ke atas. o Si sakit diminta untuk menekuk lututnya dan mengangkat bokongnya.

Page 161: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 151

PERAWATAN

KELUARG

A

V

o Letakkan pasu najis dibawah bokong (bila perlu mdibantu mengangkat bokongnya). Bila si sakit pria, diberikan labu kemih di depan pasu najis.

o Periksa apakah letak pasu najis baik, selimut ditutup kembali dan kepada si sakit diberikan bel.

o Si sakit dapat dsi tinggalkan dan minta membunyikan bel apabila telah selesai.

o Setelah bab dan b a k ,bila si sakit pria labu kemih dianggakt dulu. Kemudian alat kelamin disiram dari bagian atas.

o Sambil si sakit dimiringkan ke sisinya, bersihkan bokong dengan kertas toilet yang telah dibasahi dari depan ke belakang, kemudian dikeringkan.

o Masukkan kertas toilet yang telah dipakai kedalam pasu najis. o Pasu najis diletakkan diatas bangku dan ditutup. o Angkat pengalas bokong, pakaian dikenakan kembali dan si sakit dikembali-

kan ke posisi semula. o Alat-alat dikeluarkan dari kamar pasu najis dibersihkan. o Buka celemek, pelaku cuci tangan.

e. Menolong memandikan orang sakit diatas tempat tidur.

- Tujuan memandikan. o Memberikan perasaan segar dan nyaman kepada si sakit. o Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya. o Membantu memperlancar peredaran darah. o Melatih otot-otot secara aktif dan pasif. o Mencegah terjadinya lecet.

- Peralatan. o 2 buah waskom (1 untuk menyabuni dan 1 untuk membilas ). o Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember. o 2 waslap dan 2 handuk bila ada. o 1 buah ember untuk menampung air kotor. o Sabun mandi pada tempatnya, talk, krim pelembab dan alat kosmetik bila

perlu. o Pakaian si sakit yang bersih. o Tempat/keranjang untuk pakaian kotor. o Bila perlu sediakan pasu najis, labu kemih dan botol berisi air untuk

membasuh.

- Pelaksanaan. o Tanggalkan semua pakaian si sakit dan badan di tutup dengan handuk/kain

panjang, pakaian kotor dimasukkan di dalam keranjang pakaian kotor. o Handuk yang diletakkan dibawah kembali. o Dicuci muka, telinga dan leher. o Bersihkan muka (dengan gerakan huruf S) ,telinga dan leher.Mula-mula dengan

waslap bersabun, kemudian dibilas dengan waslap lainnya(U ntuk muka, ditanyakan dulu apakah mau memakai sabun atau tidak ).

o Angkatlah handuk dari bagian kepala, lalu keringkan muka, telinga dan leher si sakit dengan handuk tersebut.

o Handuk dipindahkan ke bawah lengan si sakit yang jauh dari pelaku,lalu dengan waslap bersabun diseka dengan memkai usapan yang panjang dan setengah memijit mulai dari jari-jari tangan sampai ketiak.

Page 162: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

152 Pelatihan Dasar KSR

o Selesai dibilas, lengan dikeringkan, dilakukan dengan cara yang sama pada lengan yang lain, lalu ke dua lengan diletakkan ke atas kepala, pindahkan handuk ke samping si sakit dekat pelaku.

o Cuci dada, ketiak, perut, paha/lipatan paha. o Diseka mulai dari bagian dada (kalau pada wanita yang menyusui bayinya, agar

secara hati-hati dengan gerakan memutar), teruskan ke ketiak, dan dengan usapan panjang sejauh mungkin menyeka bagian perut (perhatikan pusar) kearah bagian paha.

o Setelah dibilas, dikeringkan, ketiak diberi bedak. o Handuk dibentangkan dibawah bokong ,diminta agar lutut ditekuk untuk

membersihkan alat kelamin. Tanyakan apakah si sakit mau membersihkan sendiri, jika demikian, washlap bersabun diberikan kepada si sakit dan diganti dengan washlap bersih. Kemudian dikeringkan dengan baik diberi bedak sampai di lipat paha.

o Air mandi diganti, kedua washlap dibersihkan kembali. o Cuci bagian belakang si sakit; pundak, punggung, pinggul bokong – paha bagian

belakang dan lipatan bokong. o Miringkan si sakit, dan bentangkan handuk di belakang punggung (bila si sakit

dapat telungkup, maka hal ini lebih mudah) bagian lipat bokong dicuci paling akhir.

o Dikeringkan dengan handuk, kemudian bokong diberi bedak. o Bila si sakit selalu berbaring terlentang,maka perlu punggungnya di pijat.

Caranya tuangkan sedikit lotion di tangan pelaku dan gosokkan bagian belakang si sakit seluruhnya, Bila sudah agak kering, tangan pelaku diberi bedak dan mulai memijat dengan kedua telapak tangan diletakkan tertutup diatas bokong, mengusap sambil menekan ke arah bahu, tangan kanan dibelokkan ke kanan dan tangan kiri ke, lalu memijat /mengusap sisi badan, pada sisi bokong kita angkat sedikit sambil menekan kembali ke temnpat semula serta menekan sedikit, gerakan ini diulangi sampai dengan 5 kali.

o Dikenakan pakaian atas pasien yang bersih. o Air mandi diganti, kedua washlap dicuci kembali. o Kedua tungkai sampai kaki dicuci, handuk dibentangkan dibawah kedua

tungkai dengan posisi lutut ditekuk. o Bila dikehendaki si sakit, kedua kaki dimasukkan ke\dalam waskom untuk

dicuci agar memberikan perasaan segar dimulai dulu dari tungkai yang jauh dari pelaku, dicuci jari-jari, telapak kaki sampai ke tungkai bagian atas lalu dikeringkan. Dilakukan dengan cara yang sama pada tungkai yang lain.

o Dikeringkan dengan baik dan sela jari kaki diberi bedak, tumit digosok lotion kulit.

o Rambut disisir dengan cara : handuk diletakkan dibawah kepala kemudian kepalanya dimiringkan, rambut dibagi dua lalu disisir mulai dari ujung, makin lama keatas sampai pada pangkal rambut.

o Bila rambut panjang dijalin dan ujungnya diikat, demikian juga sebelahnya. Untuk wanita diberikan alat makeupnya.

o Si sakit dirapihkan dan tempat tidur dibereskan o Semua alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya masing-masing o Buka celemek dan cuci tangan. o Pintu dan jendela dibuka kembali.

Page 163: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 153

PERAWATAN

KELUARG

A

V

d. Gejala Penyakit

i. Sub Pokok Bahasan. 1. Diare dan Dehidrasi 2. Demam 3. ISPA, Pnemonia, TBC 4. DBD ( Demam Berdarah Dengue ) dan PSN 5. Gizi buruk

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 2 x 45 menit

iv. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Praktek / simulasi.

v. Media : Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol

vi. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta

perlunya memahami Gejala penyakit. • Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan. • Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui

tingkat pemahaman peserta didik. • Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai

kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. 2. Kegiatan Pembelajaran :

• Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang Diare, serta diminta menyebutkan penyebabnya, Fasilitator menuliskan dan kemudian melakukan klarifikasi.

• Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan akibat dari Diare yang tak tertangani atau tanda-tanda dari dehidrasi, Fasilitator menuliskan, lalu memberi klarifikasi, serta menjelaskan tindakan rujukan yang harus segera dilakukan.

• Fasilitator mengajak peserta untuk berbagi pengalaman pada saat demam, gejala dan pertolongannya, Fasilitator menuliskan lalu mengklarifikasi.

• Fasilitator meminta peserta menjelaskan apa yang diketahui tentang Deman Berdarah Dengue (DBD), Fasilitator menuliskan, merangkum, kemudian

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Dapat memahami dan mengenal gejala Diare, dan gejala Dehidrasi, serta

dapat melakukan pertolongan pertama dan rujukan. 2. Mengenal tanda dan gejala Demam, serta dapat melakukan Pertolongan

Pertama. 3. Mengenal tanda dan gejala DBD, serta dapat melakukan pertolongan per-

tama secara sederhana dan upaya pencegahannya. 4. Dapat mengenal beberapa gejala ISPA, termasuk pneumonia dan TB, ser-

ta mengetahui pertolongan pertama yang perlu dilakukan. 5. Dapat menjelaskan pentingnya makanan bergizi uutuk kesehatan tubuh.

Page 164: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

154 Pelatihan Dasar KSR

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Apa yang disebut diare dan bagaimana cara mengatasi diare. • Bagaimana cara menolong penderita demam secara sederhana • Bagaimana cara memberantas sarang nyamuk. • Jelaskan bedanya batuk-pilek biasa dengan pneumonia • Kapan seseorang diwaspadai menderita TBC.

mengklarifikasi tentang Penyebab, Gejala dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

• Fasilitator menjelaskan tentang ISPA serta tanda dan gejalanya, mulai dari batuk, pilek sampai kepada radang paru-paru (pneumonia) dan apa perbedaannya. Fasilitator menjelaskan pertolongan pertama pada kasus batuk pilek dan apa yang harus dilakukan bila ditemukan tanda dan gejala radang paru-paru. Fasilitator menjelaskan kemana sebaiknya orang sakit dirujuk.

• Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda TBC, serta rujukan yang harus dilakukan.

• Fasilitator meminta peserta untuk menjelaskan pengertian gizi buruk. Fasilitator memotivasi peserta untuk berperan aktif memberikan pendapat, Fasilitator menuliskan, merangkum, dan kemudian memberikan klarifikasi. Fasilitator menjelaskan tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila mendapatkan anak yang mengalami gizi buruk.

• Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta.

vii. Rangkuman

a. Fasilitator menyimpulkan tentang beberapa gejala penyakit yang disajikan men-gacu pada tujuan pembelajaran.

b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

viii. Latihan dan evaluasi: ix. Sumber Referensi :

• Pedoman Perawatan Keluarga PMI hal 116 - 146 • Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya hal 54 • Referensi lain yang terkait.

Page 165: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 155

PERAWATAN

KELUARG

A

V

1. Diare dan dehidrasi :

Diare adalah keluarnya feses yang konsistensinya lembek dan berair dengan

frekuensi sering. Diare disertai oleh kram seperti yang terjadi saat sakit perut. Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh pada seseorang yang menderita diare

sehingga seseorang kehilangan banyak air dan garam.

Yang perlu diperhatikan bagi penderita diare : Untuk bayi : Berikan minuman sebanyak yang dapat diterima bayi, berupa larutan dehi-

drasi (campuran 4 sendok teh gula, 1 sendok teh garam dan dicampur dalam 600 ml air hangat steril.

Berikan ASI sebanyak yang diinginkan bayi. Jangan memberikan susu atau makanan padat sampai 24 jam. Memberi makan lewat botol harus dimulai secara bertahap setelah 36 jam

dari berhentinya diare. Bila diare berlanjut hubungi segera dokter.

Untuk orang dewasa : Tidak boleh makan, hanya minum-minuman yang berupa cairan murni, se-

perti air putih atau jus buah selama 24 sampai 48 jam lebih banyak dari bia-sanya.

Orang dewasa dapat mengkonsumsi mixtura kaolin (tersedia di apotik) untuk mengurangi diare.

Jangan memberikan obat-obatan kepada anak-anak untuk mengendalikan diare kecuali berdasarkan saran dokter.

Bila diare mereda, konsumsi makanan yang mudah dicerna, sup yang bebas lemak.

Hindari mengkonsumsi susu, krim, mentega, telur untuk beberap hari. Segera rujuk penderita diare bila: Nyeri berkelanjutan Serangan terjadi setelah bepergian dari luar daerah Individu mengalami serangan diare yang berulang lebih dari 3 hari Terdapat darah dalam feses Diare berlangsung selama lebih dari 48 jam, atau lebih dari 24 jam pada

anak kecil. Anak kecil yang menderita diare juga mengalami muntah.

2. Demam :

Demam biasanya didefinisikan sebagai suhu diatas 380C, yang diukur secara oral dan merupakan salah satu respons tubuh terhadap infeksi.

Tindakan : Berikan parasetamol baik dalam bentuk sirup ataupun tablet sesuai aturan. Lepaskan selimut dan semua pakaian yang hangat, kenakan pakaian yang ringan

dan longgar.

Page 166: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

156 Pelatihan Dasar KSR

Jangan berupaya untuk membungkus anak di dalam selimut. Apabila suhu lebih dari 400C, lakukan kompres dengan air hangat. Berikan banyak minum Pertahankan penderita di dalam ruangan yang hangat dengan suhu yang tetap,

dengan ventilasi cukup, bukan jendela yang memiliki aliran udara. Sebuah kipas angin listrik.

Segera rujuk penderita Demam bila: Demam di daerah malaria Kejang-kejang, terkadang disertai kejang/kaku di leher Kehilangan kesadaran Demam dengan kulit yang melepuh karena cacar atau infeksi kulit. Demam dengan tanda-tanda radang paru-paru Demam pada wanita yang habis melahirkan atau mengalami keguguran dalam

waktu 6 minggu sebelumnya. 3. DBD :

Demam Berdaran Dengue (DBD) adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang berkem-bang biak di dalam genangan air jernih di dalam maupun di sekitar rumah.

Tanda dan gejala Mendadak panas tinggi (38-400C atau lebih) selama 2-7 hari tampak lemah dan

lesu. Tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan

pecahnya pembuluh darah kapiler / rambut di kulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan. Bila bintik itu hilang berarti bu-

kan tanda penyakit DBD. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan), mungkin terjadi muntah

darah atau b.a.b berdarah. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.

Tindakan :

Segera lakukan pertolongan pertama dengan beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya.

Berikan kompres dingin Berikan obat penurun panas misalnya paracetamol dengan dosis :

Anak-anak : 10-20 mg/kg Dewasa : 3 X 1 tablet sehari Segera dirujuk ke petugas kesehatan / puskesmas / rumah sakit.

Pencegahan : Pemberantasan Sarang Nyamuk, memberantas sampai jentik-jentiknya.

4. ISPA, Pneumonia dan TB :

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Flu

Merupakan infeksi virus pada hidung dan tenggorokan. Flu menyebabkan hidung berair/tersumbat, sakit tenggorokan, pegal-pegal seluruh badan dan merasa tidak sehat serta sering kali suhu tubuh sedikit meningkat. Flu sering kali ber-langsung selama 7 sampai 10 hari. Tindakan : a. Beri banyak minum/cairan.

Page 167: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 157

PERAWATAN

KELUARG

A

V

b. Inhalasi/penguapan air hangat akan membantu membersihkan saluran hidung.

c. Berikan paracetamol untuk mengurangi gejala, sesuai aturan.

Batuk Batuk adalah tindakan refleks yang distimulasi oleh iritasi pada paru-paru atau jalan udara. Batuk berulang dapat mengindikasikan adanya infeksi, seperti flu. Tindakan : a. Berikan cairan dalam jumlah yang banyak untuk meredakan batuk. b. Inhalasi/penguapan air hangat membantu membersihkan jalan nafas. c. Untuk batuk kering, minum obat batuk atau minuman lemon hangat dengan

satu sendok teh madu dapat membantu individu beristirahat/tidur. d. Pada anak, saat tidur tinggikan bagian kepada dengan bantal. e. Pada bayi, saat tidur posisikan miring tanpa menggunakan bantal.

Pneumonia

Pneumonia adalah inflamasi/radang dan infeksi kantong udara (alveoli) paru-paru.

Gejala Pneumonia a. Pernafasannya cepat, kadang berbunyi dan sulit bernafas b. Batuk c. Produksi lendir berwarna kuning atau hijau d. Suhu tubuh meningkat e. Nafsu makan berkurang f. Kemungkinan terdapat nyeri dada

Tindakan : a. Baringkan penderita di tempat tidur dengan posisi duduk tegak dan disangga

dengan baik oleh sandaran punggung dan bantal. b. Anjurkan penderita untuk batuk, berikan banyak cairan, sediakan tissue

yang banyak dan sebuah wadah untuk meludah. c. Bantu individu untuk melakukan napas dalam d. Berikan obat sesuai dengan anjuran dokter e. Berikan oksigen jika diprogramkan dokter.

Tuberculosis (TBC)

TBC merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tubercolosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar mela-lui udara. TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernafasan). Namun kemudian TBC juga bisa menyerang alat tubuh yang lain. Pada anak TBC dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak dan gangguan kulit.

Tanda dan gejala seseorang pengidap TBC a. Batuk lebih dari 4 minggu, walau telah minum obat biasa b. Batuk menahun dan berlendir, pada stadium lanjut berdarah c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas e. Menjadi kurus f. Kulit pucat g. Suara menjadi parau/serak

Page 168: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

158 Pelatihan Dasar KSR

h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC, termasuk infeksi kulit, selaput paru, jantung dan berbagai organ tubuh pen-ting lain.

Bagaiaman cara pencegahan dan Pengobatan TBC

a. Vaksinasi BCG (Bacilus Calmette Guirin) bagi bayi sedini mungkin b. Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin c. Makan dan istirahat teratur d. Jaga kebersihan lingkungan e. Pemeriksaan kesehatan secara teratur f. Menghindari berdekatan napas dengan penderita TBC.

Pengobatan

a. Disiplin mengkonsumsi obat sesuai dengan aturan, dalam jangka panjang, secara terus menerus tanpa berhenti.

b. INH, Streptomisin, enthambutol, PAS dan ripampisin

5. Gizi Buruk :

Gizi buruk disebabkan oleh kurang makan atau kurang mengkonsumsi makanan dengan baik.

Anak-anak yang kurang gizi : Tidak bertumbuh atau berkembang secara normal Mereka lebih besar kemungkinan untuk terkena penyakit dan kecil kemungkinan

untuk bertahan hidup Mereka terperangkap dalam lingkungan gizi buruk dan penyakit

Tanda seorang anak menderita Gizi buruk

Anak menjadi lemah, sehingga untuk makanpun perlu disuapi. Mempunyai masalah diare, batuk atau radang paru-paru Lemah dan lesu Penderita gizi buruk kehilangan otot-otot Penderita gizi buruk tubuhnya bengkak air (udema) Kulit melepuh dan terkelupas (penderita kwashiorkor) Lingkar lengan atas kurang dari 13 cm.

Tindakan :

Berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari Bantulah anak-anak untuk makan, (mengolah makanan sehingga mudah dimakan

oleh penderita gizi buruk). Berikan cairan sari makanan kepada anak-anak gizi buruk yang mengalami

dehidrasi. Anjurkan orang tua untuk berkunjung ke posyandu/puskesmas, untuk di tim-

bang, diberikan obat-obatan yang tepat. Menghibur anak-anak yang kurang gizi, dengan cara bermain bersama.

Page 169: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 159

PERAWATAN

KELUARG

A

V

e. Perawatan pada Lansia

i. Sub Pokok Bahasan a) Pengertian Lansia b) Tujuan Perawatan Lansia c) Perubahan pada Lansia dan faktor yang mempengaruhi d) Pendekatan fisik, psikis

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu :

1 x 45 menit iv. Metoda :

1. Ceramah. 2. Tanya jawab. 3. Simulasi.

v. Media :

1. Flipchart 2. OHP / LCD 3. Whiteboard 4. Spidol

vi. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :

a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Perawatan pada Lansia.

b. Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan. c. Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat

pemahaman peserta didik. 2. Kegiatan Pembelajaran :

a. Fasilitator minta peserta untuk menjelaskan pengertian Lansia yang diketahui, Fasilitator mencatat, lalu melakukan klarifikasi

b. Fasilitator menjelaskan tujuan perawatan Lansia, dan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan feedback dari peserta.

c. Fasilitator minta peserta menyebutkan perubahan yang terjadi pada Lansia, Fasilitator mencatat, lalu merangkum, dan Fasilitator memberikan klarifikasi.

d. Fasilitator menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan pada Lansia.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diha-rapkan mampu : 1. Dapat menjelaskan pengertian Lansia 2. Dapat menjelaskan tujuan perawatan Lansia 3. Dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada Lansia dan

faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut 4. Dapat melakukan pendekatan fisik dan psikis kepada Lansia

Page 170: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

160 Pelatihan Dasar KSR

---- Latihan dan Evaluasi ----

• Jelaskan minimum 4 hal tujuan perawatan Lansia? • Jelaskan tentang perubahan pada Lansia!

e. Fasilitator minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan pendekatan fisik kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan klarifikasi.

f. Fasilitator juga minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan pendekatan psikis kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan klarifikasi.

vii. Rangkuman:

a. Fasilitator menyimpulkan tentang Perawatan pada Lansia yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran.

b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

viii. Latihan dan evaluasi: ix. Sumber Referensi :

• Pedoman Perawatan Keluarga PMI • Pedoman Perawatan Keluarga khusus lanjut usia • Referensi lain yang terkait.

Page 171: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 161

PERAWATAN

KELUARG

A

V

1. Pengertian Lansia :

Mereka yang karena usianya mengalami perubahan biologis (fisik), kejiwaan & sosial. Perubahan ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya.

2. Tujuan Perawatan Lansia :

◙ Menciptakan suasana yang dapat menunjang penyembuhan ◙ Mengupayakan agar dicapai dan dipertahankannya tingkat tertinggi dari

kemandirian fungsional. ◙ Mengupayakan semaksimal mungkin agar Lansia memperoleh kualitas hidup yang

baik, merasakan kebugaran dan menikmati hidup. ◙ Bagi Lansia yang sudah mendekati akhir hayat diupayakan agar tetap memperoleh

pelayanan dengan menjunjung martabat mereka secara manusiawi. ◙ Mengupayakan untuk menghambat progresifitas dari gangguan menahun dan

sedapat mungkin dipertahankan. ◙ Mencegah gangguan akut, maupun komplikasinya dengan cara deteksi dini serta

pengobatan yang cepat dan tepat. 3. Perubahan fisik yang dialami Lansia :

◙ Otot dan jaringan bawah kulit ◙ Sistem syaraf ◙ Kulit dan rambut ◙ Tulang ◙ Indera ◙ Gigi geligi ◙ Paru-paru ◙ Jantung dan Pembuluh darah ◙ Saluran pencernaan ◙ Sendi ◙ Kemunduran fungsi organ tubuh lainnya.

3. Perubahan mental yang dialami Lansia : Perubahan mental sangat berpariasi, mulai dari sering lupa terhadap hal yang baru terjadi, sulit tidur, kecemasan, depresi sampai dengan penyakit terberat yang dikenal sebagai dementia (pikun)

Page 172: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

162 Pelatihan Dasar KSR

Page 173: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB VI KESEHATAN REMAJA

Page 174: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

164 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Kesehatan Remaja)

Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang HIV/AIDS

Kompetensi Inti : Memiliki pengetahuan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi serta kebijakan dan peran PMI dalam kegiatan HIV/AIDS

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Memahami informasi HIV/AIDS

Memahami informasi IMS serta dampaknya pada penularan HIV/AIDS

Memahami Kebijakan dan Peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS

Memahami pengetahuan tentang HIV/ AIDS dan proses penularan serta perlindungannya

Memahami tentang kese-hatan reproduksi pria dan wanita

Mengetahui beberapa in-feksi menular seksual yang umum di Indonesia

Memahami kebijakan dan peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/ AIDS

Mengetahui tiga pilar penanggulangan HIV/ AIDS

Memahami pengertian relawan

Mengetahui Program Pendidikan Remaja Sebaya

BAB VI KESEHATAN REMAJA

Page 175: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 165

KESEHATAN

REMAJA

VI

2. Kurikulum KSR Dasar (Kesehatan Remaja)

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pembelajaran Metodologi Alokasi

Waktu Media Sumber Belajar / Referensi

HIV/ AIDS • Pengertian HIV/ AIDS

• Penular

an dan Pencegahan HIV/ AIDS

• Menjelaskan tentang HIV/ AIDS

• Menjelaskan proses penularan HIV

• Menjelaskan proses pencegahan HIV

• Presentasi• Permainan • Curah pen-

dapat

2 x 45’

Spidol Flipchart LCD/OHP Media ter-kait

Kesehatan Dan Reproduksi

• Alat dan fungsi Repro-duksi

• Infeksi

Menu-lar Sek-sual

• Menyebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita

• Menyebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita

• Mengetahui beberapa in-feksi menular seksual

• Presentasi• Curah pendapat

1 x 45’

Spidol Flipchart LCD/OHP Media ter-kait

Kebijak-kan Dan Peran PMI

• Kebija-kan PMI

• Peran

PMI

• Mengetahui kebijakan PMI di bidang HIV/ AIDS

• Mengetahui tentang tiga pilar penanggulangan HIV/ AIDS

• Mengetahui tentang GIPA Principle

• Mengetahui tentang kegia-tan yang ber-kaitan dengan HIV/AIDS

• Mengetahui tentang Pro-gram

• Presentasi• Permainan • Curah pen-

dapat

2 x 45’ Spidol Flipchart LCD/OHP Media ter-kait

T O T A L 5 x 45’

Page 176: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

166 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (HIV / AIDS)

a. HIV/ AIDS i. Sub Pokok Bahasan :

- Pengertian HIV/ AIDS - Penularan HIV dan - Perlindungan AIDS

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 2 x 45 menit

iv. Media : Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya

v. Metode : Presentasi, Permainan, Curah pendapat.

vi. Proses Pembelajaran :

Dasar tentang HIV/AIDS, Bagaimana mengetahui seseorang mengidap HIV/AIDS, Penularan dan pencegahannya Jelaskan kepada semua peserta : “Setelah membahas berbagai modul, maka tiba saatnya kita membicarakan tentang HIV/AIDS, penyakit yang sedang mengancam peradaban manusia. Dalam Modul ini kita akan membahas : Pengetahuan HIV/AIDS, pencegahan dan penularan HIV”.

PEMBAHASAN Minta 1 orang peserta (katakanlah bernama INSAN) berdiri di tengah ruangan. Minta 8-10 orang peserta (sebutlah mereka KEBAL) bergandengan tangan melindungi dengan cara melingkari INSAN. Minta 1 peserta lain (namakan HIV) berusaha memotong lingkaran yang melindungi INSAN. Minta 3 orang peserta lain (namakanlah TBC, DIARE, KANKER) siap-siap menunggu HIV memotong lingkaran KEBAL. Dalam situasi masih seperti di atas, tanyakan kepada INSAN: “Apa yang terjadi bila KEBAL melindunginya secara kuat?” Minta peserta lain membantu menjawab. Teruskan tanya sampai muncul jawaban: “INSAN selamat dari semua serangan, termasuk dari serangan TBC, DIARE, KANKER, karena dilindungi oleh KEBAL”. Minta HIV memotong salah satu lingkaran tangan KEBAL. Tanya semua peserta: “Apa yang sekarang terjadi ketika HIV merayu KEBAL untuk melepas gandengannya dan KEBAL takluk kepada AIDS?” Tanya terus sampai muncul jawaban: “INSAN tidak aman lagi, karena KEBAL tidak lagi melindunginya”. Tanyakan lagi: “Apa yang kemudian terjadi dengan TBC, DIARE, KANKER terhadap INSAN?” Tanyakan terus sampai muncul jawaban: “Mereka menyerang dan mematikan INSAN”. Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) : “Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan HIV/AIDS?” “Apa yang kita ketahui tentang penularan HIV” Kemudian tulislah dikertas Flipchart untuk selanjutnya disepakati hasilnya bersama-sama. Lanjutkan bertanya kepada semua peserta sambil ditulis jawabannya di kertas flipchart “Apa yang kita ketahui tentang perlindungan terhadap AIDS ?”

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar di-harapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang HIV dan AIDS 2. Menjelaskan proses penularan HIV 3. Menjelaskan cara perlindungan AIDS

Page 177: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 167

KESEHATAN

REMAJA

VI

---- Latihan dan Evaluasi ----

Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang :

1. Apakah HIV dan AIDS itu ? 2. Bagaimana proses HIV melemahkan sistim kekebalan tubuh manusia ? 3. Bagaimana proses penularan HIV ? 4. Bagaimana cara perlindungan terhadap AIDS ?

PENYIMPULAN Jelaskan : “Begitulah virus HIV menyerang tubuh manusia, sampai akhirnya menyebabkan kematian.” Kemudian : “Namun demikian kita dapat mencegah penularan AIDS” Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara lengkap sebelum langsung masuk ke topik berikutnya.

vii. Sumber Referensi

1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup – Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

Page 178: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

168 Pelatihan Dasar KSR

Apakah HIV itu?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS. Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.

Apakah AIDS itu? AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh Virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV (Human Immuno Virus). Bagaimanakah HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh ? Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 -nya mati, Virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun. Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll. Bagaimana HIV dapat ditularkan? Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil. • Penularan lewat senggama :

Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak pe-nerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang ti-dak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.

• Penularan lewat transfusi darah :

Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.

Page 179: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 169

KESEHATAN

REMAJA

VI

• Penularan lewat jarum suntik : Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui : Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan. Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.

• Penularan lewat kehamilan :

Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).

Bagaimana melindungi diri dari penularan AIDS? Kita semua, khususnya remaja harus “melindungi diri “ dari AIDS. Karena kalau seo-rang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur lebur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, ialah: [A] : (Abstinence) alias PUASA

bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun resikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.

[B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup

bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan dari semua fihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak bere-siko.

[C] : Condom alias Kondom

bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS, dan melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka. Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS, juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan) melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari sentuhan antara penis dan vagina.

Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah: • Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa

darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria dan sifilis).

• Hindari suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih efektif diminum daripada disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.

• Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman.

• Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.

Page 180: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

170 Pelatihan Dasar KSR

b. Kesehatan dan Reproduksi dalam Pendekatan PRS

i. Sub Pokok Bahasan : - Alat dan Fungsi Reproduksi - Infeksi Menular Seksual

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 1 x 45 menit

iv. Media : Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya

v. Metode : Presentasi, Curah pendapat.

vi. Proses Pembelajaran :

Jelaskan kepada semua peserta: “Mari, sekarang kita membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Sebagai awal pembahasan, saya ingin menegaskan bahwa bagi manusia, tugas reproduksi adalah tugas untuk berketurunan melalui upaya hubungan seksual. Kesemuanya dalam rangka memelihara kelangsungan hidup manusia di bumi untuk membawa rahmat dan kesejahteraan. Tugas yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia ini sangat mulia, dan wajib kita pelihara dengan semulia-mulianya. Salah satu upaya awal ialah memahami secara benar dan layak semua hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Dalam modul ini kita akan membahas topik-topik, antara lain : Alat dan Fungsi Reproduksi, dan Infeksi Menular Seksual (IMS)“.

PEMBAHASAN Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik tengahnya. Bukalah suasana. Kemudian, ucapkan: “Mari, kita simak. Sebut nama masing-masing dalam bahasa Indonesia, bahasa atau istilah daerah, dan dalam bahasa ilmiah dari masing-masing alat reproduksi pria/wanita" Catat dan ucapkan kembali nama-nama tersebut. Usahakan untuk menyebut nama - nama dengan penuh kesungguhan, jangan ketawa, hindari kesan melecehkan. Kesemuanya itu dilakukan agar penyebutan nama alat reproduksi menjadi tidak peka lagi (desensitisasi). Kemudian . Jelaskan bahwa kita akan berbagi informasi perihal Penyakit Hubungan Seksual : "Coba anda bayangkan, apabila alat reproduksi kita tertular bibit penyakit!” “Nah, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui proses senggama dikelompokkan menjadi Infeksi Menular Seksual atau disingkat IMS.” Tanyakan lebih lanjut: “Coba sebutkan penyakit apa saja yang dapat ditularkan melalui senggama?” Catat semua nama, kelompokkan yang benar dan yang kurang benar. Katakan: “Baiklah, nanti akan saya jelaskan satu persatu. Materi HIV/AIDS akan dibahas dalam modul terpisah, materi lainnya akan saya jelaskan segera. Yang penting sekarang ialah bagaimana cara kita menghindari penularan IMS ke dalam diri kita. Siapa tahu?” Biarkan para peserta saling melengkapi jawaban masing-masing. Kemudian nyatakan pembahasan sudah cukup dan tiba waktunya untuk menyimpulkan hasil pembahasan.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar di-harapkan mampu : 1. Menyebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita 2. Menyebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita 3. Mengetahui beberapa Infeksi Menular Seksual (IMS)

Page 181: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 171

KESEHATAN

REMAJA

VI

---- Latihan dan Evaluasi ----

Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang :

• Sebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita? • Sebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita? • Sebutkan beberapa Penyakit Infeksi Menular Seksual ?

PENYIMPULAN Tunjukkan nama semua organ dengan menggunakan gambar penampang yang tersedia, sebagaimana yang terdapat dalam Kunci Materi. Kemudian lanjutkan dengan menjelaskan fungsi masing-masing organ. Tanyakan kalau-kalau ada yang belum jelas. Jawab setiap pertanyaan, baru pindah ke pembahasan berikut. Selanjutnya, ajak semua peserta menyimpulkan bahasan mengenai IMS, dengan menunjukkan berbagai jenis IMS yang paling umum di Indonesia dengan tanda dan gejalanya secara singkat dalam Kunci Materi. Beri kesempatan kalau ada yang bertanya. Jawab selengkapnya.

vii. Sumber referensi :

1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup – Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

Page 182: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

172 Pelatihan Dasar KSR

Alat reproduksi Pria?

Alat reproduksi pria terdiri atas bagian dalam maupun bagian luar. Alat reproduksi bagian luar terdiri atas : (1). Buah zakar (Penis) dan (2). Skrotum (Kantung buah pelir). Sedangkan alat reproduksi bagian dalam terdiri atas : (3). Sepasang Buah Pelir (Testis), (4). Saluran reproduksi (Vas Deferens), (5). Kelenjar kelamin, (6). Saluran kemih penis (Uretra Penis). Uretra Penis merupakan saluran kemih sekaligus saluran ejakulasi berupa muara terusan dari Saluran Reproduksi (Vas Deferens), (7). Kandung Kemih (Vesika Urinaria), Kandung Mani (Vesika Seminalis). Pertemuan muara saluran tersebut tepat pada sekitar daerah Kelenjar Postrat. Buah pelir (Biji kemaluan) ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria (sperma) dan hormon testosteron. Kelenjar kelamin menghasilkan getah kelamin. Sperma dan getah kelamin tersebut dinamakan Air Mani yang disimpan dalam kantung mani dan dipancarkan keluar melalui uretra penis (saluran kemih di penis). Alat reproduksi Wanita?

Page 183: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 173

KESEHATAN

REMAJA

VI

Alat dan fungsi reproduksi wanita terdiri atas bagian dalam dan bagian luar. Alat reproduksi bagian luar terdiri atas : (1). Celah Luar (Vulva), (2). Sepasang Bibir Besar (Labium Mayora) dan (3). Bibir Kecil (Labium Minora) yang terdapat disebelah kanan kiri Vulva. Di sebelah dalam dari Vulva terdapat (4). Kelentit (Clitoris), semacam Penis pada pria yang tumbuh mengecil, namun sangat peka karena penuh urat syaraf. Ke Vulva ini bermuara dua saluran, yaitu (5). Saluran Kemih dan (6). Liang Senggama (Vagina). Didalam vagina (tepatnya dimulut vagina) terdapat adanya (7). Selaput dara (Hymen). Alat reproduksi bagian dalam terdiri atas: (8). Sepasang Indung Telur (Ovarium), (9). Sepasang Saluran Reproduksi (Tuba Fallopi), serta (10). Rahim (Uterus). Di dalam Ovarium terdapat gelembung folikel penghasil sel telur (ovum). Setiap bulan, salah satu (kadang lebih) ovum akan masak dan diovulasikan keluar menuju ke Tuba Fallopi. Buah dada juga disebut alat reproduksi, karena disiapkan untuk menyusui bayi hasil kelahiran. Keseluruhan alat reproduksi, termasuk buah dada, dan daerah-raerah sekitarnya sangat sensitif dan mudah dirangsang. Kadang disebut daerah erotik. Apakah Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang umum terjadi di Indonesia? [A] : GO (GONOROE) ATAU KENCING NANAH

Penyebab: kuman gonokokus. Masa tunas: 1-5 hari. Tanda/gejala: - Mulai rasa gatal pada penis,

- keluar nanah, akhirnya penis bisa hancur. Pada wanita sering tanpa gejala. Bila gawat, radang kelenjar di Labia Mayor. Bayi lahir bisa buta bila ketularan. Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain, bisa sembuh dengan sempurna.

[B] : SIFILIS (RAJA SINGA)

Penyebab: Treponema pallidum Masa tunas: 2-4 minggu Tanda/gejala: tahap-1 : luka di kemaluan, hilang dalam beberapa hari tahap-2 : demam, sakit kelenjar tahap-3 : (beberapa tahun) benjolan di kulit, pelunakan tulang, kerusakan

syaraf dan otot (jalan seperti ayam jantan). Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain; pengobatan dini berhasil baik, bila terlambat, tak bisa sembuh.

[B] : AIDS : dibahas dalam Modul yg terpisah. [B] : Infeksi Menular Seksual (IMS) Lain (umumnya tidak terlalu berbahaya).

* Ulkus Molle: disebabkan kuman hemofilus, banyak benjolan merah dan sakit di sekitar kemaluan.

* Limfogranuloma Venereum: disebabkan virus, berupa benjolan kecil di sekitar kemaluan, mudah pecah, mudah menyebar ke mana-mana.

* Herpes Genitalis: disebabkan Virus Herpes, berupa gelembung berair di sekitar kemaluan, mudah ditulari penyakit lain yang bisa menjadi berbahaya.

* Kondiloma Akuminata: disebabkan virus, menimbulkan banyak kutil di sekitar kemaluan. * Kandidiasis genetalis: disebabkan oleh jamur Candida albicans pada alat kelamin * Trikomoniasis: disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan menyerang saluran

kemih

Page 184: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

174 Pelatihan Dasar KSR

c. Kebijakan dan Peran PMI

i. Pokok Bahasan : Kebijakan dan Peran PMI

ii. Sub Pokok Bahasan :

- Kebijakan PMI - Peran PMI

iii. Tujuan Pembelajaran :

iv. Waktu : 2 x 45 menit v. Media : Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya

vi. Metode : Presentasi, Permainan, Curah pendapat.

vii. Proses Pembelajaran :

Dasar tentang Kebijakan dan Peran PMI dalam penanganan HIV/AIDS, Jelaskan kepada se-mua peserta : “Pada saat Musyawarah Nasional XVIII PMI yang dilaksanakan Akhir tahun 2004 telah menyu-sun Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009, yang merupakan penge-jawantahan kebijakan konseptual atas kesamaan persepsi, gerak dan langkah PMI untuk pe-rubahan dan kemajuan positif dimasa mendatang. Dalam Modul ini kita akan membahas : “Kebijakan dan Peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS”.

PEMBAHASAN Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik tengahnya. Bukalah suasana. Kemudian tunjukkan Saduran Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 – 2009, kemudian uraikan : Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) : “Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan HIV/AIDS?” “Apa yang anda ketahui tentang Tiga pilar penanggulangan HIV/AIDS?” Ganti pertanyaannya : “Apakah anda pernah mendengar kata PRS?” “Apa yang anda ketahui tentang Pendidikan Remaja Sebaya?” “Jadi apa yang telah dilakukan PMI dalam penanganan HIV/AIDS?” Tulis semua pendapat peserta di kertas Flipchart dan bahas satu persatu pendapat tersebut. Jelaskan tentang TIGA PILAR PENANGGULANGAN HIV/ AIDS dan PRINSIP GIPA secara jelas. Arahkan peserta kedalam kegiatan yang dilakukan PMI dalam penanganan HIV/AIDS, termasuk Program PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diha-rapkan mampu : 1. Mengetahui kebijakan PMI di bidang HIV/ AIDS 2. Mengetahui tentang tiga pilar penanggulangan HIV/ AIDS 3. Mengetahui tentang GIPA Principle 4. Mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS 5. Mengetahui tentang Program Pendidikan Remaja sebaya

Page 185: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 175

KESEHATAN

REMAJA

VI

---- Latihan dan Evaluasi ----

Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang : • Bagaimana Kebijakan PMI mengenai HIV/ AIDS? • Sebutkan Tiga Pilar penanggulangan HIV/AIDS dan Prinsip GIPA? • Bagaimana kegiatan PMI mengenai HIV/AIDS dan Program PRS ?

PENYIMPULAN Jelaskan: “Begitulah kegiatan PMI dalam penanganan HIV/ AIDS, sampai akhirnya mengarah pada kegiatan Program Pendidikan Remaja Sebaya. Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara lengkap sebelum menutup pertemuan.

viii. Sumber referensi :

1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI,

Jakarta, 2004. 2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup – Life Skill Training, Edisi Pertama,

Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

Page 186: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

176 Pelatihan Dasar KSR

Kebijakan PMI bidang HIV/AIDS Berdasar Pokok-pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI Tahun 2004-2009 Bidang Pelayanan Kesehatan, khususnya Penanganan HIV/ AIDS : Melakukan advokasi program PMI di bidang HIV/AIDS dan Napza untuk internal PMI dan juga untuk eksternal PMI Mendukung kampanye nasional dan internasional terhadap anti stigma dan diskriminasi Mempromosikan tiga (3) pilar pendekatan (pencegahan, anti stigma dan diskriminasi, perawatan dan dukungan) dalam program HIV/ AIDS PMI Tiga Pilar dan GIPA principle penanggulangan bidang HIV/ AIDS Sesuai dengan kebijakan di lingkungan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, maka kegiatan-kegiatan di seputar penanggulangan HIV/AIDS mengacu pada tiga pilar, meliputi : Pencegahan (Prevention) Perawatan dan Dukunga (Care and Support) Anti stigma dan diskriminasi (Non stigma and discrimination) Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketiga pilar tersebut kita mengenal istilah GIPA Principle (Greter Involvement of People with AIDS), adalah suatu prinsip/ asas yang menganjurkan keterliba-tan ODHA secara lebih besar. GIPA di deklarasikan dalam KTT tentang AIDS di Paris 1994 dimana In-donesia termasuk Negara yang menanda tangani deklarasi tersebut. Kegiatan di bidang HIV/AIDS 1. Preventif (Pencegahan)

Meliputi kegiatan: a. Advokasi

terhadap Penguru dan staf PMI, Pemda, Sekolah dan Tokoh masyarakat b. Sosialisasi/ promosi (KIE),

dilingkungan sekolah/ kampus, pusat keramaian, High risk Group, Radio dan media cetak c. Jejaring,

Koordinasi (stakeholder, NGO’s), Kerjasama (Pemko, NGO’s, Lembaga Donor) d. Community Intervention e. Behavioral Change Comunication f. Pendidikan Sebaya

2. Perawatan dan dukungan (Care and Support)

Meliputi kegiatan: a. Information Center b. Hotline HIV/AIDS c. Home Base Care d. Counseling Pre dan Post Donor e. Rujukan Odha ke rumah sakit f. Support Odha di RS g. Penyediaan Darah dan produk darah Aman HIV (Screening)

3. Anti Stigma dan diskriminasi terhadap Odha

Meliputi kegiatan: a. Menyelenggarakan lomba-lomba yang melibatkan Odha sebagai OC dan masyarakat umum

sebagai sasaran b. Memberdayakan Odha sebagai relawan PMI

Page 187: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 177

KESEHATAN

REMAJA

VI

c. Menghadirkan Odha dan Ohida pada acara dukungan terhadap Odha dan Penyuluhan-penyuluhan HIV/AIDS

d. Pemasangan Banner seruan-seruan PMI Peduli HIV dan anti stigma & diskriminasi terhadap Odha (Banner, kartu pos, kartu ucapan)

e. Malam renungan Aids f. Aids Walk PMI Peduli Aids g. Conser music Peduli Odha

Program Pendidikan Remaja Sebaya Sejak tahun 1996 PMI melalui wadah pembinaan generasi muda telah melaksanakan program YOUTH PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS) yang dinilai cukup berhasil khususnya da-lam lingkup program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Program ini bertujuan memberdayakan remaja secara mandiri, khususnya dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraannya, sehingga pada akhirnya para remaja mampu memecahkan sendiri permasalahan kesehatan reproduksi serta melindungi diri terhadap HIV/AIDS, Kesehatan Reproduksi dan lain-lain, yang disampaikan dengan melalui pendidikan antar sebaya. Pendekatan program ini menggunakan pola pembelajaran tidak resmi, dalam bentuk ngobrol antar sesama remaja “GOSIP” tentang permasalahan kesehatan dan kesejahteraannya. Sedangkan para orang yang lebih tua termasuk guru dan orang tua diharapkan dapat mendukung (motivator), pelaksanaan program ini di integrasikan dengan kegiatan pembinaan remaja termasuk diantaranya pembinaan Palang Merah Remaja (PMR).

Page 188: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

178 Pelatihan Dasar KSR

Page 189: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB VII PENGANTAR MANAJEMEN

BENCANA

Page 190: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

180 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Pengantar Manajemen Bencana)

Kompetensi KSR dalam bidang manajemen PB : Mampu memahami konsep dasar dan strategi manajement PB di PMI

Kompetensi Umum

Kompetensi Khusus

Kompetensi Tambahan

• Memiliki pemahaman yang

memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan.

• Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gera-kan Palang Merah.

• Memahami visi dan misi PMI.

• Mampu melaksanakan mandat PMI.

• Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tu-gas tugas PMI.

• Memahami berbagai

terminologi dalam ruang lingkup manaje-men PB PMI

• Memahamai seba dan tipe-tipe bencana

• Memahami siklus dan pengorganisasion serta Tujuan Penanganan bencana PMI.

• Mengetahui tujuan dan upaya kesiapsiagaan bencana.

• Mengetahui proses tanggap darurat benca-na.

• Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external.

• Memiliki kemampuan leadership

BAB VII PENGANTAR MANAJEMEN BENCANA

Page 191: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 181

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

2. Kurikulum KSR Dasar (Pengantar Manajemen Bencana)

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi

Waktu Media Referensi

Pengan-tar Ma-najemen PB

a. Penger-tian Benca-na, An-caman/ Bahaya, Risiko dan Ke-renta-nan

Setelah proses pembelajaran Po-kok Bahasan ini, pembelajar diha-rapkan mampu :

• Menyebutkan penger-tian dan perbedaan antara Ancaman dan Bencana

• Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara Resiko dan Kerentanan

• Memahami hubungan antara Bencana, An-caman, Resiko dan Kerentanan

• Menyebutkan jenis-jenis Ancaman

• Curah pendapat

• Ceramah Informatif

• Energizer • Tanya

Jawab • Diskusi

Kelompok (FGD).

2 x 45”

• White Board

• Spidol • UHP • LCD • Maket/lay

Out • Video

Showing

• Panduan PMI

• Panduan IFRC

• Panduan ICRC

• Sphere Project

b. Siklus benca-na dan phase-phase dalam menejeneje-men benca-na

Setelah proses pembe-lajaran topik ini, pembelajar diha-rapkan mampu: • Menyebutkan fase-

fase tindakan dalam Manajemen PB

• Menjelaskan pengertian-pengertian pokok dalam setiap phase tindakan

• Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan dengan peran atau mandat PMI

2 x 45”

c. Pengan-tar tanggap darurat benca-na.

Setelah proses pembe-lajaran topik ini, pembelajar diha-rapkan mampu: • Mengetahui gambaran

umum mengenai kon-sep-konsep dan taha-pan dalam tanggap darurat.

• Memahami prinsip-prinsip dalam tanggap darurat.

1 x 45”

TOTAL 5 X 45

Page 192: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

182 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Pengantar Manajemen Bencana)

a. Pengertian Bencana, Bahaya, Risiko, dan Kerentanan

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 menit iii. Media :

Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out iv. Metode :

Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

• Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk berbagi

pengalaman, tentang pengalaman mereka sebagai anggota masyarakat dalam mengantisipasi kejadian bencana, musibah, kejadian penyakit, maupun kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah masing-masing

2. Kegiatan Belajar : ◙ Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian bencana dan bahaya,

jawaban ditulis dalam flipchart oleh peserta; ◙ Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menunjukan

gambar ilustrasi tentang bencana dan bahaya; ◙ Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian risiko dan kerentanan

dalam hubungannya dengan bencana dan bahaya; ◙ Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan

hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan. ◙ Fasilitator bertanya kepada peserta tentang jenis-jenis bahaya yang diketahui

dalam hubungannya dengan bencana ◙ Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan

jenis-jenis bahaya

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : ☻ Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara bencana dan bahaya ☻ Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara risiko dan kerentanan ☻ Memahami hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan ☻ Menyebutkan jenis-jenis bahaya

Page 193: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 183

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

---- Latihan dan Evaluasi ----

◙ Sebutkan pengertian dan perbedaan bencana dan bahaya :

◙ Sebutkan pengertian dan perbedaan risiko dan kerentanan :

◙ Jeaskan hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan :

3. Latihan dan Evaluasi : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan

aspek-aspek terkait.

vi. Referensi : 1. Federation DM Training Guidelines 2. Pedoman Penanggulangan Bencana – PMI 3. Manual lain yang relevan

-----Latihan & Penugasan ----Identifikasi jenis bahaya yang ada di daerah anda. Selanjutnya dari masing-

masing bahaya yang ada tersebut, identifikasikan faktor-faktor kerentanan dan tingkat risiko yang ada.

Page 194: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

184 Pelatihan Dasar KSR

◙ Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius

akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan Vulnerability;

◙ Bahaya ( Hazards ) adalah fenomena alam yang luar

biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran dll;

◙ Kerentanan ( Vulnerability ) adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana;

◙ Risiko ( Risk ) adalah kemungkinan dampak yang merugikan yang diakibatkan oleh hazard dan/atau vulnerability. Bencana = Bahaya x Kerentanan

GEJALA FISIK BAHAYA

1. Gempa bumi

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkanGejala : Bergesernya kristal batuan disepanjang daerah yang ra-puh dan saling bertabrakan; Karakteristik umum Bergetarnya bumi akibat gelombang dan dibawah per-mukaan bumi karena: • Permukaan yang bergeser • Hentakan • Tsunami • Getaran • Mencairnya es • Tanah longsor Hal-hal yang dapat dipredik-sikan Kemungkinan terjadinya gempa bumi dapat diramal-

Faktor penyebab kerentananLokasi wilayah seismik (kedekatan wilayah pemukiman dengan wi-layah/pusat gempa) • Struktur yang tidak tahan

terhadap pergerakan tanah • Tingkat kepadatan bangunan

yang tinggi • Kurangnya akses informasi

mengenai resiko gempa bumi Dampak yang khas • Kerusakan fisik – Rusak atau

hancurnya struktur dan infrastruktur. Kebakaran, rusaknya bendungan, tanah longsor, dan banjir mungkin saja terjadi.

• Korban – cenderung banyak, khususnya dekat episenter atau wilayah dengan tingkat populasi

Upaya mengurangi resiko • Pemetaan hazard (wilayah

rawan gempa/bencana) • Pelatihan dan program pe-

nyadaran masyarakat • Penilaian dan mengurangi

struktur tingkat kerentanan • Manajemen dan pemetaan

penggunaan tanah dan pengkodean bangunan

• Asuransi Upaya kesiapsiagaan Mencermati informasi peringatan dini dan kesiapsiagaan gempa bumi Kebutuhan paska bencana • Pencarian dan penyelamatan • Bantuan medis darurat

Page 195: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 185

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

kan tetapi tidak dapat diten-tukan waktunya secara tepat. Ramalan tersebut berdasar-kan pemantauan kegiatan seismik (hal-hal yang berhu-bungan dengan gempa bumi), sejarah bencana, dan obser-vasi.

tinggi, atau bangunan yang rapuh.

• Persediaan air – Masalah yang sering muncul biasanya karena rusaknya sistem air, polusi sumur yang terbuka.

• Kesehatan – kasus luka patah tulang merupakan permasalahan utama. Ancaman lainnya adalah persediaan air atau rusaknya sis-tem sanitasi.

• Survey penilaian kerusakan dan kebutuhan

• Bantuan pangan • Rekonstruksi/perbaikan • Pemulihan ekonomi

2. Letusan gunung berapi

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkanGejala : Bahan dasar letusan gunung berapi adalah magma dan akumulasi tekanan gas yang meningkat mengakibatkan terjadinya semburan magma, yang disebut sebagai letusan. Karakteristik umum : • Hujan abu • Arus pyroclastic/awan

panas • Aliran lumpur atau puing • Lahar • Gas • Tsunami Hal-hal yang dapat dipredik-sikan Ramalan jangka pendek da-lam hitungan jam atau bulan, yang dapat dilakukan melalui teknik pemantauan dan ob-servasi seismik, perubahan tanah, pencatatan perubahan hidrotermal, geokimia, dan geoelektrik.

Faktor penyebab kerentanan• Gunung yang kaya tanah

(subur) menarik perhatian orang-orang untuk menetap.

• Struktur dengan desain atap yang tidak tahan terhadap akumulasi abu, akan sangat rentan bahkan dalam jarak bermil-mil dari gunung berapi.

• Dampak yang khas • Korban – luka, terbakar,

aspaksia, keracunan gas, air terkontaminasi bahan kimia.

• Kerusakan struktur – Arus pyroclastic akan menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya. Abu dapat merusak struktur bangunan/benda tinggi. Abu panas menyebabkan kebakaran. Banjir merupakan hasil dari terputusnya atau berbeloknya arus air. Arus lumpur dapat menyebabkan kerusakan bangunan atau benda lain.

• Persediaan makanan dan hasil panen – kerusakan disebabkan karena arus abu, lumpur, pyroclastic atau lahar. Peternakan mungkin juga akan terkena dampaknya

Upaya mengurangi tingkat resiko• Relokasi/penampungan • Manajemen pemanfaatan tanah • Evakuasi Upaya kesiapsiagaan • Pemantauan aktifitas gunung

berapi • Pengembangan rencana keda-

ruratan gunung berapi • Pelatihan dan partisipasi ma-

syarakat Kebutuhan paska bencana • Evakuasi • Bantuan medis darurat • Survey penilaian kerusakan dan

kebutuhan • Bantuan pangan, sandang • Relokasi/penampungan • Pemulihan ekonomi

3. Tanah longsor

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkanGejala Miring/longsornya tanah dan batuan akibat getaran, peru-bahan arah air, beban yang berlebihan, cuaca, bergeser-nya penopang, komposisi ali-

Faktor penyebab kerentanan• Perumahan/bangunan di

lereng, tanah yang rapuh, karang diatas bukit

• Perumahan/bangunan di dasar lereng, atau lembah

Upaya mengurangi tingkat resiko• Pemetaan hazard • UU penggunaan tanah • Asuransi Upaya kesiapsiagaan

Page 196: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

186 Pelatihan Dasar KSR

ran air, rapuhan, berkurang-nya unsur pengikat tanah, dan lereng buatan manusia. Karakteristik umum • Jenis gerakan tanah long-

sor bervariasi: jatuh, longsor, robohnya peno-pang bumi, dan mungkin juga karena badai, gempa bumi, dan letusan gunung berapi.

• Lebih luas daripada gejala alam lainnya.

Hal-hal yang dapat diprediksikan • Frekuensi kejadian, luas,

dan dampak tanah longsor mungkin dapat diramalkan, dan wilayah resiko tinggi juga dapat ditentukan dengan cara memanfaatkan informasi geologi, geomorfologi, hidrologi, klimatologi, dan vegetas

• Jalur komunikasi dan jalan di wilayah pengunungan

• Bangunan berpondasi lemah • Pipa yang mudah rusak, jalur

pipa yang terkubur • Kurangnya pemahanan

mengenai bahaya dan dampak tanah longsor

Dampak yang khas • Kerusakan fisik – Semua yang

berada diatas atau sekitar jalur longsor akan mengalami kerusakan. Pecahan batu akan menghalangi jalan, jalur komunikasi atau aliran air. Dampak tidak langsung yang muncul mungkin rusaknya hasil pertanian, hutan, banjir, dan berkurangnya nilai property.

• Korban – Kefatalan terjadi karena longsornya lereng. Runtuhan puing atau banjir lumpur dapat menyebabkan ribuan korban meningga.

• Pendidikan • Sistem monitoring

(pemantauan), peringatan dan evakuasi

Kebutuhan paska bencana • Pencarian dan penyelamatan

(menggunakan alat pengerukan tanah)

• Bantuan medis • Penampungan darurat

4. Banjir

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkanGejala • Secara alamiah terjadi

secara cepat, di daerah sungai atau pantai kare-na hujan yang terus me-nerus atau bersifat mu-siman.

• Ulah manusia dalam hal pemanfaatan lahan dan penampungan air.

Karakteristik Umum • Faktor yang mempenga-

ruhi tingkat bahaya – ke-dalaman air, durasi, ke-cepatan air, rata-rata kenaikan air, frekuensi kejadian, cuaca

• Banjir bandang – bendun-gan rusak, hujan yang ti-dak berhenti, hujan le-bat secara tiba-tiba

• Banjir sungai – lambat, dan biasanya musiman

• Banjir pantai – berhu-bungan dengan angina tropis, gelombang tsu-

Faktor penyebab kerentanan • Perumahan yang berada di

daerah banjir • Kurangnya kesadaran akan

bahaya dan dampak banjir • Berkurangnya kemampuan

penyerapan tanah (erosi, bangunan beton)

• Pondasi tanah dan bangunan tidak tahan air

• Elemen infrastruktur yang be-resiko tinggi

• Persediaan bahan pangan, pertanian, dan peternakan dan tidak disimpan dengan baik

• Industri maritim dan perkapa-lan ikan

Dampak yang khas • Kerusakan fisik – Struktur

menjadi rusak atau hanyut, hancur. Tanah longsor karena tanah menjadi basah. Kerusa-kan dilembah lebih besar dari-pada di wilayah terbuka

Upaya mengurangi resiko • Kontrol banjir – bendungan,

saluran air Banjir – kontrol erosi • Penilaian resiko dan pemetaan

hazard • Manajemen penggunaan tanah • Mengurangi struktur tingkat ke-

rentanan • Penghijauan (reboisasi)

Upaya kesiapsiagaan • Deteksi banjir dan sistem pe-

nyadaran • Pendidikan dan partisipasi ma-

syarakat • Pengembangan rencana ma-

najemen wilayah banjir

Kebutuhan paska bencana • Pencarian dan penyelamatan • Bantuan kesehatan • Penilaian bencana • Air bersih • Penyediaan makanan dan

minuman jangka pendek

Page 197: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 187

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

nami, dan badai Hal-hal yang dapat dipredik-sikan • Banjir biasanya tergan-

tung pada musim, kapa-sitas penampungan air, dan survey pemetaan wilayah banjir. Bebera-pa sistem peringatan mungkin telah diper-siapkan, tetapi kadang hanya sedikit yang di-laksanakan, terutama sebelum banjir bandang dan tsunami terjadi

• Korban – meninggal karena tenggelam, atau luka serius

• Persediaan air – air tanah dan air sumur yang terkontaminasi. Air bersih mungkin tidak tersedia

• Kesehatan – penyakit yang mungkin muncul: malaria, diare, infeksi

• Persediaan makanan dan hasil pertanian– persediaan makanan dan pertanian mungkin rusak

5. Kekeringan

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkanGejala • Sebab utama –

kurangnya curah hujan • Sebab lain – El Nino

(serangan air permukaan panas ke air yang lebih dingin di Pasifik timur); makhluk hidup dapat menyebabkan perubahan pada permukaan tanah.

Karakteristik umum • Air dan kelembaban

akan berkurang • Kekeringan secara me-

teorologi – curah hujan dibawah harapan (ku-rang), dalam jangka waktu yang lama dan wilayah yang luas.

• Kekeringan hidrologi – terjadi karena defisit air pada permukaan (kondi-si dibawah normal) atau frekuensi air tanah yang kurang.

• Kekeringan agrikultur –

terjadi karena kurang-nya frekuensi dan seba-ran hujan, penyerapan serta penguapan air yang menyebabkan ru-sak/berkurangnya lahan pertanian atau peterna-kan

Faktor penyebab kerentanan : • Wilayah dengan kondisi panas,

dan meningkat menjadi periode kekeringan

• Wilayah pertanian berada ditanah yang berlapis tipis

• Kurangnya penghi-jauan/pepohonan

• Kurangnya penanaman • Suatu wilayah tergantung pa-

da hujan sebagai sumber air • Rendahnya daya serap dan

kelembaban tanah • Kurangnya kemampuan men-

genali sumber hazard kekerin-gan

Dampak yang khas : • Berkurangnya pendapatan pe-

tani • Peternakan dan pertanian ru-

sak • Berkurangnya kualitas dan

kuantitas bidang agrikultur (pertanian dan perkebunan)

• Meningkatnya harga-harga • Rata-rata inflasi meningkat • Menurunnya status gizi, tim-

bulnya penyakit, kematian, dan kelaparan

• Berkurangnya sumber air mi-num

• Migrasi

Upaya mengurangi resiko : • Pengembangan rencana respon

antar institusi; Upaya kesiapsiagaan : • Sistem peringatan dini tentang

kelaparan dan kekeringan; Kebutuhan paska bencana • Upaya mempertahankan

ketersediaan makanan Harga yang stabil

• Subsidi makanan • Program penciptaan lapangan

dan tenaga kerja • Distribusi makanan • Program makanan tambahan • Program-program khusus

dibidang peternakan dan perkebunan

• Program kesehatan dan air • Rehabilitasi

Page 198: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

188 Pelatihan Dasar KSR

Hal-hal yang dapat dipre-diksikan • Periode kekeringan yang

tidak normal biasanya terjadi pada musim pa-nas yang normal. Belum ada metode yang secara tepat dapat meramalkan waktu dan lama keja-dian, kapan berakhir dan kapan akan terjadi lagi.

• Analisa data klimatologi dapat membantu per-siapan penilaian (as-sessment).

• Besar – skala kekeringan di Fiji terjadi selama episode, yang dikenal sebagai Gangguan Sela-tan El Nino (El Nino Southern Oscillation). Masa ini merupakan sik-lus 4 – 5 tahunan.

Page 199: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 189

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

---- Latihan dan Evaluasi ----

◙ Sebutkan fase-fase tindakan dalam manajemen PB : ◙ Sebutkan pengertian pokok dari setiap tindakan PB : ◙ Identifikasi tindakan – tindakan yang relevan dengan peran atau mandat PMI :

b. Siklus Bencana dan Fase-fase Dalam Manajemen Bencana

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 menit iii. Media :

Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out iv. Metode :

Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator menjelaskan hubungan materi sebelumnya dengan materi yang

akan disampaikan 2. Kegiatan Belajar :

◙ Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang siklus bencana manajemen PB

◙ Fasilitator menampilkan gambar siklus peristiwa alam dan menghubungkannya dengan konteks manajemen PB

◙ Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang fase-fase tindakan manajemen PB

◙ Fasilitator membagi siklus bencana dalam 4 (empat) bagian, dimana masing-masing bagian menjadi fase-fase tindakan manajemen PB

◙ Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang fase-fase tindakan PMI di semua tindakan dalam kegiatan manajemen PB

3. Latihan dan Evaluasi : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan

aspek-aspek terkait.

-----Latihan & Penugasan ----Gambarkan kembali fase-fase tindakan dalam Penanggulangan Bencana.

Jelaskan jenis-jenis kegiatan yang diperlukan pada masing – masing fase tersebut

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : ☻ Menyebutkan fase-fase tindakan dalam bencana ☻ Menjelaskan pengertian pokok dalam setiap fase tindakan ☻ Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan dengan peran atau

mandat PMI

Page 200: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

190 Pelatihan Dasar KSR

vi. Referensi : 1. Federation DM Training Guidelines 2. Pedoman Penanggulangan Bencana – PMI 3. Manual lain yang relevan.

Siklus Penanggulangan Bencana

◙ Tanggap Darurat Bencana :

Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs assessment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan pembersihan lokasi bencana; Tujuan : Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia; Mengurangi penderitaan korban bencana; Meminimalkan kerugian material;

◙ Rehabilitasi :

Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali pada kehidupan normal yang kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-fungsi yang ada di dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah penanganan korban bencana yang mengalami Trauma Psychologis;

BENCANABENCANA Tanggap DaruratTanggap Darurat

RehabilitasiRehabilitasi

RekonstruksiRekonstruksi

PencegahanKesiapsiagaanMitigasiPeringatan Dini

PencegahanKesiapsiagaanMitigasiPeringatan Dini

Bantuan daruratUntuk pemenuhanKebutuhan dasar danpemulihan

Normalisasi kehidupanPerbaikan sarana danPrasarana umum

Pembangunan danMitigasi StrukturalPembangunan danMitigasi Struktural

Hazards, RiskMapping

Vulnerability and Capacity assessment

Community awareness

Pembangunan saranadan prasarana umum,

bendungan, dll

BENCANABENCANA Tanggap DaruratTanggap Darurat

RehabilitasiRehabilitasi

RekonstruksiRekonstruksi

PencegahanKesiapsiagaanMitigasiPeringatan Dini

PencegahanKesiapsiagaanMitigasiPeringatan Dini

Bantuan daruratUntuk pemenuhanKebutuhan dasar danpemulihan

Normalisasi kehidupanPerbaikan sarana danPrasarana umum

Pembangunan danMitigasi StrukturalPembangunan danMitigasi Struktural

Hazards, RiskMapping

Vulnerability and Capacity assessment

Community awareness

Pembangunan saranadan prasarana umum,

bendungan, dll

Tanggap DaruratTanggap Darurat

RehabilitasiRehabilitasi

RekonstruksiRekonstruksi

PencegahanKesiapsiagaanMitigasiPeringatan Dini

PencegahanKesiapsiagaanMitigasiPeringatan Dini

Bantuan daruratUntuk pemenuhanKebutuhan dasar danpemulihan

Normalisasi kehidupanPerbaikan sarana danPrasarana umum

Pembangunan danMitigasi StrukturalPembangunan danMitigasi Struktural

Hazards, RiskMapping

Vulnerability and Capacity assessment

Community awareness

Pembangunan saranadan prasarana umum,

bendungan, dll

Page 201: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 191

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

Misalnya : renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat penampungan sampai dengan penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai hidup baru;

◙ Rekonstruksi : Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan infrastruktur, menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi, perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat; Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi dampak bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada masyarakat;

◙ Prevensi : Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana yang dapat memberikan perlindungan permanen terhadap dampak peristiwa alam, yaitu rekayasa teknologi dalam pembangunan fisik;

- Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasi- yang memberikan jaminan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pembebasan lokasi rawan bencana dari pemukiman penduduk; Pembangunan saluran pembuangan lahar;

- Pembangunan kanal pengendali banjir; - Relokasi penduduk;

◙ Kesiapsiagaan Bencana : Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok, organisasi) dapat mengatasi bahaya peristiwa alam, melalui pembentukan struktur dan mekanisme tanggap darurat yang sistematis; Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum; Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat resiko, formulasi Rencana Darurat Bencana (Disasters Plan), pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, pelatihan warga di lokasi rawan bencana;

◙ Mitigasi : Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa

alam – dengan mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya (struktural);

Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana mereka berada, sehingga mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana; Pembangunan dam penahan banjir atau ombak; Penanaman pohon bakau; Penghijauan hutan;

◙ Sistem Peringatan Dini :

Informasi-informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu bahaya peristiwa alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang kemungkinan dampaknya pada suatu wilayah tertentu;

Page 202: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

192 Pelatihan Dasar KSR

c. Pengantar Tanggap Darurat

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 1 x 45’ iii. Media :

Papan Flipchart, Spidol, gambar siklus, penayangan video iv. Metode :

Ceramah, Diskusi, Kelompok, Presentasi, Tanya-jawab

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

☻ Fasilitator menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran pada sesi ini peserta akan memahami siklus bencana, khususnya pada fase tanggap darurat serta gambaran umum mengenai tanggap darurat dan konsep – konsep yang terdapat didalamnya

2. Kegiatan Brainstorming : ☻ Fasilitator bertanya kepada peserta “Tentang bagian-bagian dalam siklus

bencana” ☻ Fasilitator menampilkan kembali gambar siklus bencana Penampilan siklus bencana hanya digunakan untuk mengingatkan peserta mengenai tahap – tahap atau fase dalam bencana, serta garis besar dalam setiap tahapnya. ☻ Berilah informasi detail dengan menjelaskan secara singkat masing – masing

fase dalam siklus bencana, serta berikan penekanan pada masing-masing tahapan dalam siklus bencana.

☻ Kemudian ajaklah peserta untuk berdiskusi lebih dalam lagi tentang tujuan tanggap darurat bencana, langkah – langkah dalam tanggap darurat, serta kebijakan PMI dalam tanggap darurat bencana

3. Latihan dan Evaluasi : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-aspek terkait.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : ☻ Mengetahui gambaran umum mengenai konsep– konsep dan

tahapan dalam tanggap darurat. ☻ Memahami prinsip – prinsip dasar dalam tanggap darurat.

Page 203: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 193

PENG

ANTAR

PENAN

GG

ULAN

GAN

BENCAN

A

VII

vi. Referensi : 1. Federation DM Training Guidelines 2. Pedoman Penanggulangan Bencana – PMI 3. SOP Tanggap Darurat PMI 4. Manual lain yang relevan.

I. Uraian Materi : FASE TANGGAP DARURAT Tujuan dari fase tanggap darurat adalah : ☻ Membatasi korban dan kerusakan ☻ Mengurangi penderitaan ☻ Mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat ☻ Mitigasi kerusakan dan kerugian ☻ Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi

Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu : ☻ Informasi Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan mengenai bencana dan

akibat yang ditimbulkan ☻ Sumber Daya Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan sumber

daya lokal. LANGKAH – LANGKAH TANGGAP DARURAT

-----Latihan & Penugasan ----☻ Berilah kertas kosong pada para peserta, dan mintalah mereka untuk

menggambarkan siklus tahapan dalam kegiatan tanggap darurat bencana. ☻ Mintalah peserta menjelaskan satu-persatu tahapan kegiatan tanggap

darurat bencana tersebut.

BENCANA KESIAPSIAGAAN INDIVIDU

ASSESSMENT

KOORDINASI PB

RenOps

RELIEF DISTRIBUSI

MONITORING EVALUASI

Page 204: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

194 Pelatihan Dasar KSR

1. Kesiapsiagaan individu ☻ Kesiapsiagaan individu merupakan hal – hal yang harus diperhatikan SEBELUM

terlibat dalam tindakan tanggap darurat, karena menyangkut keselamatan diri, dan seluruh anggota lainnya. Termasuk didalam Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi PB. Namun karena hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi PB akan dibahas tersendiri.

2. Koordinasi PB ☻ Koordinasi PB adalah segala bentuk komunikasi, baik komunikasi internall

maupun eksternal, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana. Koordinasi dilakukan dalam setiap tahapan pada tanggap darurat.

3. Assessment ☻ Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga

dilakukan dalam setiap tahapan dalam tanggap darurat. Namun, untuk tindakan awal, yang harus dilakukan adalah assessment cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.

4. RenOps -SDP- ☻ Rencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang

dibuat berdasarkan hasil dari assessment. RenOps juga merupakan perwujudan dari Action Plan.

5. Distribusi Bantuan ☻ Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah

RenOps disetujui. Dalam distribusi bantuan juga terkait mengenai masalah pergudangan.

6. Monitor dan evaluasi ☻ Monitor dan evaluasi adalah metode untuk memantau kegiatan. Secara garis

besar, yang dipantau adalah kegiatan distribusi bantuan, namun dapat juga melihat keseluruhan proses tanggap darurat.

KEBIJAKAN TANGGAP DARURAT PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL ☻ Memberikan bantuan kepada golongan yang paling rentan ☻ Berperan sebagai perpanjangan tangan dari pelayanan sosial pemerintah ☻ Melaksanakan tanggap darurat sesuai dengan prinsip – prinsip Kepalangmerahan ☻ Bekerja sesuai dengan kompetensi Palang Merah, namun tetap harus

mengikutsertakan masyarakat penerima bantuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program

☻ Kegiatan berdasarkan pada perencanaan kesiapsiagaan yang telah ditetapkan. ☻ Bekerjasama dengan masyarakat untuk ketahanan program ☻ Program darurat terus dilanjutkan hingga ancaman sudah berkurang, dan bila akan

dilanjutkan, maka lebih berfokus pada kerangka mekanisme rehabiltasi ☻ Memaksimalkan keunggulan strategi International Federation, untuk memobilisasi

semua sumber yang ada. ☻ (Kebijakan ini merupakan kebijakan Federasi, dengan ruang lingkup Masyarakat

Palang Merah di dunia. Untuk diterapkan di Indonesia, maka perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Untuk poin 8, sumber daya yang berada dalam keluarga Internasional Federation adalah Masyarakat Palang Merah. Untuk Palang Merah Indonesia, sumber daya yang berada di dalamnya adalah keberadaan PMI Daerah, Cabang, dan Ranting yang tersebar di seluruh Indonesia)

Page 205: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB VIII ASSESMEN

Page 206: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

196 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Assessment)

Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan assessment

Kompetensi Umum

Kompetensi Khusus

Kompetensi Tambahan

• Memiliki pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip - prinsip Dasar Gerakan dan niai - nilai kemanusiaan.

• Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah.

• Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.

• Mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang kegiatan-kegiatan assessment.

• Mengetahui dan memahami pentingnya kegiatan assessment dalam setiap kegiatan PMI.

• Mampu dan trampil melakukan kegiatan - kegiatan assessment, baik pada saat normal maupun saat tanggap darurat bencana/konflik.

BAB VIII ASSESMEN

Page 207: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 197

ASSESMEN

VIII

2. Kurikulum KSR Dasar (Assessmen)

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pembe-lajaran Metode Alokasi

Waktu Media Referensi

Assessment a. Pengantar Assessment

b. Pelaksanaan Assessment

c. Jenis-jenis Assessment

d. Rapid As-sessment

Setelah proses pembelajaran topik ini, pem-belajar diha-rapkan mampu : • Memahami

dan mengerti Assessment

• Memahami jenis assess-ment dalam siklus pe-nanggulangan bencana

• Dapat mela-kukan as-sessment ce-pat (rapid as-sessment)

• Ceramah Informatif.

• Egergizer • Diskusi • Curah

Pendapat.• Berbagi

Pendapat.• Focus

Group Dis-cussion (FGD).

• Bermain Peran

4 x 45 • Video • White

board • Spidol • OHP/ LCD • Flipchart • Form As-

sessment

• Panduan PMI

• Panduan IFRC

• Panduan ICRC

• Sphere Project

Jumlah jam 4 X 45

Page 208: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

198 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Assessment)

i. Pokok Bahasan : Pengantar Assessment

ii. Subpokok Bahasan : - Pengertian Assessment - Tujuan Assessment - Jenis – jenis assessment

iii. Tujuan Pembelajaran :

iv. Waktu : 4 x 45 Menit

v. Media : LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis

vi. Metode : Ceramah, curah pendapat, diskusi

vii. Proses Pembelajaran :

PENGANTAR • Fasilitator memperkenalkan diri. • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. KEGIATAN BELAJAR • Fasilitator menyampaikan materi tentang pengertian assessment, siklus

assessment • Fasilitator menyampaikan materi tentang tujuan assessment, sekaligus

memberikan contoh – contoh kegiatan assessment yang pernah dilakukan oleh Palang Merah Indonesia.

• Selanjutnya fasilitator memfasilitasi diskusi kelompok. Langkah – langkah diskusi sebagai berikut : 1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok, antara 3 – 4 kelompok. 2. Minta kepada masing – masing kelompok untuk mendiskusikan tentang

macam – macam kegiatan penilaian/assessment. 3. Beri waktu lebih kurang 15 menit untuk berdiskusi, kemudian minta kepada

wakil masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. • Setelah diskusi selesai, lanjutkan dengan presentasi jenis – jenis assessment,

sekaligus juga untuk klarifikasi hasil diskusi kelompok.

PENUTUP • Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan

kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik. • Jika perlu, fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta

tentang materi – materi yang baru disampaikan untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap proses belajar.

• Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.

Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : ☻ Mengetahui dan memahami pengertian assessment, siklus

assessment. ☻ Mengetahui dan memahami tujuan assessment. ☻ Mengetahui dan memahami jenis – jenis assessment

Page 209: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 199

ASSESMEN

VIII

---- Latihan dan Evaluasi ----

1. Apa yang dimaksud dengan Assessment ? 2. Apa tujuan melakukan assessment ? 3. Sebutkan beberapa jenis assessment ?

LATIHAN DAN EVALUASI

viii. REFERENSI

1. Modul Pelatihan Penanggulangan Bencana 2. Modul Pelatihan ATCPA 3. Referensi–referensi yang relevan.

Page 210: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

200 Pelatihan Dasar KSR

Assessment adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu. Siklus Assessment Tujuan dari Assessment • Mengidentifikasi dampak suatu situasi • Mengumpulkan informasi dasar • Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan • Upaya mengobservasi situasi • Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait (pada saat darurat) • Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat) hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assessment • Daftar pertanyaan • Komposisi anggota tim yang baik • Sarana transportasi yang baik • Kerangka waktu yang jelas • Menggunakan bahasa lokal • Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang memang telah ada • Mempertimbangkan kesetaraan jender • Tidak memberikan harapan • Menghindari bias dalam membuat kesimpulan • Membuat catatan Metode Assessment • Mengumpulkan dan mengobservasi data sekunder • Observasi langsung di lapangan • Menanyakan pendapat para ahli • Mewawancarai lawan bicara yang kapabel • Diskusi grup • Survei

BENCANA RAPID AS-SESSMENT

CONTINUAL ASSESSMENT

DETAIL ASSESS-MENT

Page 211: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 201

ASSESMEN

VIII

Perbedaan Assessment Cepat , Assessment Detil dan Assessment Continual INDIKATOR RAPID

ASSESSMENT DETAILASSESSMENT

CONTINUAL ASSESSMENT

WAKTU 1 X 24 Jam (Maks 1 minggu)

Sekitar 1 bulan Informasi dikumpulkan secara reguler berdasar-kan periode waktu ope-rasi

AKSES MENDA-PATKAN INFOR-MASI

Terbatas Tidak ada waktu yang cukup untuk mengun-jungi seluruh lokasi dan berbicara dengan nara sumber Atau Situasi keamanan yang mengambat kegiatan dan akses kepada orang

Memungkinkan men-gunjungi sejumlah lokasi dan wawancara kepada sejumlah nara sumber

Akses luas

SUMBER INFORMASI Data sekunder, pelaya-nan sosial (keseha-tan,air dll) LSM, Peme-rintah, masyarakat yang terkena dampak

Data sekunder, sejumlah nara sumber

Data sekunder, sumber nara sumber yang terpi-lih, petunjuk lain, rela-wan PMI

ASUMSI YANG DI-GUNAKAN

Tinggi Waktu yang digunakan tidak cukup. Asumsi di-dasari oleh pengalaman sebelumnya

RendahWaktu yang cukup memadai untuk men-dapatkan informasi

Menengah Asumsi didasari oleh pe-tunjuk dan informasi, tetapi dapat disesuaikan dengan sumber lainnya

Tim Assessment Berpengalaman melaku-kan assessment secara umum untuk berbagai jenis bencana

Berpengalaman mela-kukan assessment se-cara umum dan didu-kung oleh orang yang memiliki kemampuan khusus

Staff PMI yang melaksa-nakan kegiatan secara normal

Jenis Data : • Data Primer data – data yang diperoleh dari sumber – sumber terkait secara langsung dengan

kejadian bencana. • Data Sekunder data – data pendukung yang dapat melengkapi informasi yang diperoleh dari

dalam data primer. Cara Pengumpulan Data : Data Primer : Pengamatan langsung, wawancara dan diskusi kelompok Data Sekunder : Dokumen-dokumen resmi. Pengamatan Langsung : • Pengamatan langsung di lokasi bencana • Lokasi vs wilayah • Lakukan dengan lembar isian ASSESSMENT. • Perhatikan hal – hal seperti :

- Masyarakat, - pengungsian, - air dan sanitasi sumber air, pembuangan - Gudang dan titik distribusi - fasilitas umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat ibadah, dll), kondisi keamanan, - dan tempat – tempat lain.

Page 212: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

202 Pelatihan Dasar KSR

Wawancara : • Wawancara perorangan • Informan utama adalah :

- Orang yang mempunyai informasi yang berkaitan - Yang mau diwawancarai - Orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang terjadi - Siapkan pertanyaan sebelum melakukan wawancara

Diskusi Kelompok : • Bentuk kelompok bisa beragam, ataupun yang memiliki kesamaan • Anggota 5 – 10 orang • Siapkan bahan diskusi terlebih dahulu. Data Sekunder : • SEBELUM :

Cari informasi sebanyak – banyaknya mengenai lokasi, serta hal – hal lain yang berkaitan dengan bencana yang terjadi

• DI LOKASI : Cari informasi yang berasal dari : - Data pemerintah, - Data bencana sebelumnya - Hasil sensus - Laporan – laporan yang sudah ada - Lain–lain (co : berita, koran, dll)

Analisis Data : • GIGO Garbage in Garbage Out

Penyaringan hasil assessment. Mana yang perlu, mana yang tidak perlu. • Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan apa yang dilihat di lapangan

(AWAS : BIAS !) • Triangulasi data Cek silang data. Beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan assessment : • Keterbatasan waktu, dan perubahan situasi yang tiba – tiba • Kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lainnya • Sulitnya berkoordinasi dengan lembaga – lembaga lain • Kesulitan untuk bekerjasama dengan banyak orang, banyak pihak, dan situasi darurat • Area assessment yang seringkali sulit untuk dicapai, ataupun membutuhkan waktu yang lebih

lama

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menjalankan assessment :

• Perhatikan data yang sudah ditemukan oleh sumber lain.

• Fokuskan pada kebutuhan yang darurat/ mendesak

• Dalam mengumpulkan data, mulailah dari pihak berwenang lokal, kemudian cek silang dengan masyarakat.

• Katakan pada semua pihak bahwa pekerjaan kita hanyalah mengumpulkan data, dan keputusan bukan diambil oleh kita.

• JANGAN beri pengharapan atau janji – janji pada semua pihak.

• JANGAN abaikan sumber – sumber yang tersedia.

Page 213: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB IX PENAMPUNGAN

SEMENTARA

Page 214: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

204 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Penampungan Sementara)

Kompetensi KSR dalam bidang Penampungan Sementara : Mampu memahami konsep dasar dan mampu menyelenggarakan penampungan sementara

Kompetensi Umum

Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

• Memiliki pemaha-

man yang memadai tentang 7 prinsip serta mendesimina-sikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan.

• Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Pa-lang Merah.

• Memahami visi dan misi PMI.

• Mampu melaksana-kan mandat PMI.

• Memiliki kesadaran penuh terhadap or-ganisasi dan tugas tugas PMI.

• Mampu memahami dan men-

jelaskan ruang lingkup dan pengorganisasian penam-pungan sementara

• Memahami dan mampu melaksanakan penampungan sementara

• Mengetahui jenis-jenis pe-nampungan sementara

• Dapat melaksanakan pasang bongkar tenda

• Mengetahui proses tanggap darurat bencana.

• Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external.

• Memiliki kemampuan leadership • Memiliki rasa sensitif gender • Mampu memahami standard

minimum penampungan sementara (SPHERE)

BAB IX PENAMPUNGAN SEMENTARA

Page 215: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 205

PENAM

PUN

GAN

SEMEN

TARA

IX

2. Kurikulum KSR Dasar (Penampungan Sementara)

Pokok Baha-san

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pembe-lajaran Metode Alokasi

Waktu Media Referensi

Penampun-gan Semen-tara

a. Definisi

Penam-pungan Sementara

b. Pengorga-nisasian penam-pungan sementara

c. Peryaratan dan jenis-jenis pe-nampun-gan se-mentara

d. Perenca-naan dan Pelaksa-naan Pe-nampun-gan Se-mentara

Setelah proses pembelajaran topik ini, pem-belajar diha-rapkan mampu : Mengetahui definisi dan tujuan Pe-nampungan Sementara

Mengetahui pengorganisasian penampungan sementara

Mengetahui persyaratan dan jenis pe-nampungan sementara

Dapat menye-lenggarakan penampungan sementara

• Ceramah • Diskusi

Kelompok • Presentasi • Energiser • Tanya-

jawab • Table Top

Excercise

5 x 45’

Papan Flip-chart, Spidol, Lay out/Maket

• Panduan

PMI • Panduan

IFRC • Panduan

ICRC • Sphere

Project

Jumlah Jam 5 X 45

Page 216: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

206 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Penampungan Sementara) a. Penampungan Sementara

i. Sub Pokok Bahasan a. Definisi penampungan sementara b. Pengorganisasian penampungan sementara c. Persyaratan dan jenis-jenis penampungan sementara d. Perencanaan dan pelaksanaan penampungan sementara

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 5 x 45’

iv. Media :

Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Kertas Flipchart, Lay Out ( maket )

v. Metode : Ceramah Informatif, diskusi kelompok, tanya jawab, table top exercise

vi. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penampungan

sementara merupakan salah satu pelayanan PMI • Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul. 2. Kegiatan Belajar :

• Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok • Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan apa

itu penampungan sementara menurut mereka, jenis penampungan sementara dan pengorganisasian penampungan sementara .

• Fasilitator menyimpulkan tentang hasil diskusi dari peserta • Fasilitator menjelaskan tentang materi penampungan sementara • Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing

dan brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh fasilitator.

• Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan praktek table top exercise tentang hal yang berkaitan dengan penampungan sementara.

3. Latihan dan Evaluasi : • Apakah penampungan sementara itu ? • Bagaimana pergorganisasian penampungan sementara ? • Apa jenis – jenis penampungan sementara ? • Dimanasaja penampungan sementara dilaksanakan ?

Setelah proses pembelajaran topik ini, peserta diharapkan mampu : • Mengetahui definisi dan tujuan penampungan sementara • Mengetahui pengorganisasian penampungan sementara • Mengetahui persyaratan dan jenis penampungan sementara • Dapat menyelenggarakan penampungan sementara

Page 217: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 207

PENAM

PUN

GAN

SEMEN

TARA

IX

vii. Referensi : 1. Materi Pendidikan Korps Sukarela Tingkat Dasar terbitan Markas Besar

PMI 1994 2. Sphere Project 3. Panduan dan referensi terkait lainnya

Penampungan sementara Adalah kegiatan suatu kelompok manusia yang memiliki kemampuan untuk menampung korban bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan menggunakan bangunan yang telah ada atau tempat berlindung yang dapat dibuat dengan cepat seperti tenda, gubuk darurat, dan sebagainya. Tujuan Menyelamatkan atau mengamankan penderita dengan menjauhkannya dari tempat bencana yang dianggap berbahaya, ketempat yang aman agar dapat memudahkan pemberian bantuan dan pertolongan secara menyeluruh dan terpadu tanpa menimbulkan kesulitan baru yang sukar diatasi. Pengorganisasian A. Sasaran

1. Sasaran utama operasi pengungsian ialah memindahkan penduduk (termasuk yang luka/sakit) dari daerah bencana ketempat lain yang sudah disiapkan.

2. Berusaha memperkecil kemungkinan terjadinya korban atau resiko baik fisik, material maupun spiritual ditempat terjadinya bencana dan pada saat pelaksanaan pengungsian menuju ke penampungan sementara

B. Prioritas

Yang pertama-tama harus dilakukan ialah memindahkan orang – orang yang luka berat atau pasien – pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit terdekat atau Rumah Sakit Rujukan.

C. Langkah-langkah yang perlu diambil 1. Membantu meyakinkan penduduk bahwa demi keselamatan mereka harus diungsikan

ketempat yang lebih aman ; 2. Menyiapkan suatu bentuk atau sistem transportasi yang tepat bagi penduduk yang

diungsikan ; 3. Menyiapkan persediaan dan memberikan makanan, minuman dan keperluan lain yang cukup

untuk penduduk yang akan diungsikan selamam dalam perjalanan samapai ketempat penampungan sementara ;

4. Menyiapkan obat – obatan dan memberikan perawatan medis selama dalam perjalanan 5. Menyelenggarakan pencatatan nama – nama penduduk yang diungsikan termasuk yang luka,

sakit dan meninggal dunia ; 6. Membantu petugas keamanan setempat dalam melindungi harta milik dan barang-barang

kebutuhan hidup penduduk yang diungsikan ; 7. Sesampai di tempat tujuan para pengungsi hendaklah diserah terimakan secara baik kepada

pengurus penampungan sementara atau darurat untuk penanganan lebih lanjut

Page 218: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

208 Pelatihan Dasar KSR

Persyaratan dan jenis penampungan sementara Persyaratan penampungan sementara 1. Pemilihan tempat meliputi

• Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang bebas dari seluruh ancaman yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun external;

• Jauh dari lokasi daerah rawan bencana; • Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan hasil

dari koordinasi dengan pemerintah setempat; • Memiliki akses jalan yang mudah; • Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK; • Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk pelayanan kesehatan,

olahraga, sekolah dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai. 2. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan :

• Posko • Pos Pelayanan Komunikasi • Pos Dapur Umum • Pos Watsan • Pos TMS • Pos PSP • Pos Humas dan Komunikasi • Pos Relief dan Distribusi • Pos Assessment • Pos Pencarian dan Evakuasi

Jenis penampungan Sementara Untuk menampung korban bencana diperlukan tempat penampungan sementara berupa :

1. Bangunan yang sudah tersedia yang bisa dimanfaatkan Contoh : gereja, masjid, sekolahan, balai desa, gudang

2. Tenda ( penampungan darurat yang paling praktis ) Contoh : tenda pleton, tenda regu, tenda keluarga, tenda pesta

3. Bahan seadanya Contoh : kayu, dahan , ranting, pelepah kelapa dll

Page 219: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB X DAPUR UMUM

Page 220: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

210 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar Dapur Umum

Kompetensi Utama DU untuk KSR Dasar : Mampu memahami dan menyelenggarakan kegiatan dasar Dapur Umum sebagai bagian dari pelayanan PMI

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan• Memiliki pemahaman yang

memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gera-kan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan.

• Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah.

• Memahami visi dan misi PMI. • Mampu melaksanakan mandat

PMI. • Memiliki kesadaran penuh

terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.

• Memahami tentang fungsi dan peranan DU dalam si-tuasi bencana

• Memiliki kemampuan dan keterampilan serta teknik DU.

• Memahami konsep dan strategi manajemen DU

• Mengerti akan kebutuhan DU di lapangan.

• Mampu dan trampil ber-komunikasi dengan stake holder dan masya-rakat baik internal maupun external.

• Memiliki rasa sensitif gender.

• Mampu mengoperasionalkan peralatan DU

• Memiliki pengetahuan dasar tentang standard minimum kebutuhan mkanan bagi pengungsi

BAB X DAPUR UMUM

Page 221: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 211

DAPU

RU

MU

M X

2. Kurikulum KSR Dasar Dapur Umum

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pem-belajaran Metode Alokasi

Waktu Media Referensi

Dapur Umum

a. Pengertian Dasar

b. Organisasi dan pemba-gian tugas

c. Penyusunan menu seder-hana

d. Pelaksanan Dapur Umum

Setelah proses pembelajaran topik ini, pem-belajar diha-rapkan mampu : Mengerti dan memahami Dasar-Dasar penyelenggaraan Dapur Umum

Mampu menjelaskan strukutur dan organisasi Dapur UMUM

Mampu menyusun menu Dapur Umum secara sederhana

Mampu merencanankan dan melaksanakan Dapur Umum

Ceramah Informatif.Diskusi Curah Pendapat. Berbagi Pendapat. Focus Group Discussion (FGD). Tanya-jawab Table Top Excercise

3 x 45 Video Whiteboard Spidol OHP/LCD Flipchart Kalkulator

Panduan PMI Referensi terkait lainnya Sphere Project

Jumlah Jam 3 X 45

Page 222: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

212 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar Dapur Umum

i. Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Dapur Umum PMI

ii. Sub Pokok Bahasan : Pengertian Dasar Organisasi dan Pembagian Tugas Penyusunan menu sederhana Pelaksanan Dapur Umum

iii. Tujuan Pembelajaran :

iv. Waktu : 3 x 45 Menit

v. Media : Flipchart, Kertas Koran, LCD/ OHP, Mesin hitung (Kalkulator), Peralatan standar DU

vi. Metode : Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Energizer dan Tanya Jawab, Table Top Excercise, pengenalan alat.

vii. Proses Pembelajaran :

PENGANTAR • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penyelenggaraan Dapur

Umum merupakan bagian dari pelayanan PMI • Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.

KEGIATAN BELAJAR • Fasilitator menjelaskan tujuan, fungsi dan manfaat dilaksanakan Dapur Umum

pada saat terjadinya bencana serta DU dapat diselenggarakan oleh oleh siapa saja.

• Fasilitator menjelaskan organisasi, pembagaian tugas dan tenaga Dapur Umum PMI.

• Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun menu sederhana sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat.

• Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh fasilitator.

• Fasilitator/Pelatih mengarahkan peserta untuk melakukan praktek dapur umum

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :

Mengerti dan memahami Dasar-Dasar penyelenggaraan

Dapur Umum PMI Mampu menjelaskan strukutur dan organisasi Dapur Umum

PMI Mampu menyusun menu Dapur Umum PMI secara sederhana Mampu merencanankan dan melaksanakan Dapur Umum PMI

Page 223: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 213

DAPU

RU

MU

M X

---- Latihan dan Evaluasi ---- ☻ Jelaskan pengertian Dapur Umum PMI ☻ Sebutkan Struktur Organisasi dan pembagian tugas Dapur Umum PMI ☻ Peralatan dan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk

penyelenggaraan Dapur Umum PMI ☻ Buatkanlah daftar menu sederhana untuk orang dewasa minimal untuk 2 hari

LATIHAN DAN EVALUASI • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan

aspek-aspek terkait.

REFERENSI Pedoman Penyelenggaraan Dapur Umum Terbitan Markas Besar PMI 1998 1. Sphere Project 2. Panduan dan referensi terkait lainnya

-----Latihan & Penugasan ---- Baca dan cari berbagai informasi tentang :

Ilmu Gizi dan Nutrisi Harga dan kebutuhan makanan pokok Perlengkapan dan peralatan Dapur yang bisa digunakan untuk

dapur lapangan

Page 224: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

214 Pelatihan Dasar KSR

Dapur Umum PMI Adalah Dapur Umum Lapangan yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia untuk menyediakan/menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan/dibagikan kepada korban bencana dalam waktu cepat dan tepat. Penyelenggaraan Dapur Umum dilakukan apabila tidak memungkinkan diberikan bantuan mentah untuk korban bencana. Penyelenggaraan Dapur Umum Penyelenggaraan dapur umum menjadi tanggung jawab Pengurus Cabang yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh regu yang ditugaskan oleh PC. Regu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban yang harus dilayani Satu regu dapat yang menangani satu unit Dapur Umum dengan kapasitas maksimal sampai 500 orang, sekurang kurangnya terdiri dari : a) Seorang Ketua Regu b) Seorang Wakil Ketua Regu c) Seorang penanggung jawab Tata Usaha d) Seorang Penanggung Jawab Perlengkapan dan Peralatan e) Seorang Penanggung Jawab Memasak f) Seorang Penanggung jawab distribusi g) Beberapa orang tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat didaerah bencana dan

sekitarnya Tenaga Dapur umum yang diselenggaakan PMI tenaganya adalah : a. Anggota KSR dilatih secara khusus tentang Dapur Umum sebagai tenaga inti, dibantu oleh

anggota TSR / PMR dan masyarakat lainnya yang secara phisik dan mental memenuhi syarat serta bersedia membantu dengan sukarela

b. Bekerja sama dengan berbagai kelompok organisasi/sosial kemasyarkatan lainnya atau dengan keluarga dilokasi bencana.

Lokasi Dalam menentukan lokasi Dapur Umum agar memperhatikan hal sebagai berikut : • Letak dapur umum dekat dengan posko atau penampungan supaya mudah dicapai atau

dikunjungi oleh korban • Higienis lingkungan cukup memadai • Aman dari bencana • Dekat dengan transportasi umum • Dekat dengan sumber air

Pendistribusian Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian makanan DU kepada korban bencana antara lain: • Distribusi dilakukan dengan menggunakan kartu distribusi • Lokasi atau tempat pendistribusian yang aman dan mudah di capai oleh korban • Waktu pendistribusian yang konsisten dan tepat waktu, misalnya dilakukan 2 kali sehari, makan

pagi/siang dilaksanakan jam 10.00-12.00 Wib, makan sore/malam jam 16.00-1700 Wib • Pengambilan jatah seyogyanya diambil oleh Kepala Keluarga atau perwakilan sesuai dengan

kartu distribusi yang sah • Pembagian makanan bisa menggunakan daun, piring, kertas atau sesuai dengan pertimbangan

aman, cepat, praktis dan sehat.

Page 225: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB XI LOGISTIK DAN

DISTRIBUSI

Page 226: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

216 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Logistik & Distribusi)

Kompetensi pengantar logistik dan distribusi untuk KSR Dasar : Mampu memahami fungsi logistik dan menyelenggarakan kegiatan Distribusi pada saat ben-cana

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan• Memiliki pemahaman yang

memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan.

• Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam ge-rakan Palang Merah.

• Memahami visi dan misi PMI.

• Mampu melaksanakan mandat PMI.

• Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.

• Memahami tentang fungsi dan peranan Logistik dalam situasi bencana

• Memahami fungsi dan man-faat distribusi sebagai ba-gian pelayanan PMI.

• Memiliki kemampuan dan keterampilan serta teknik 5T.

• Mengerti akan kebutuhan sarana /peralatan pendukung Distribusi di lapangan.

• Mampu dan trampil ber-komunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun ex-ternal.

• Memiliki rasa sensitif gender dan budaya setempat.

• Memiliki kemampuan lea-dership

BAB XI LOGISTIK DAN DISTRIBUSI

Page 227: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 217

LOG

ISTIKD

AND

ISTRIBUSI

XI

2. Kurikulum KSR Dasar Logistik & Distribusi

Pokok

Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pembe-lajaran Metode Alokasi

Waktu Media Referensi

pengantar Logistik dan Dis-tribusi

a. Pengertian Definisi Lo-gistik

b. Komponen Komponen Logistik

c. Mengenal Formulir pergudangan

Setelah proses pembelajaran Pokok bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : • Menjelaskan

pengertian/ definisi logistik PMI

• Menjelaskan komponen-komponen logistik PMI

• Memahami formulir yang digunakanpada pergudangan

Ceramah Informatif. Diskusi ke-lompok Curah Pen-dapat. Discussion (FGD). Tanya-jawabEnergizer Excercise

2 x 45 Video Whiteboard Spidol OHP/LCD Flipchart Kalkulator Dokumentasi Kegiatan logistic, Formulir pergudangan

- Kebijakan & Renstra PMI di bidang TD

- Kebijakan IFRC dibi-dang TD

- Diktat dan modul pelatihan dasar logistic

- Panduan ICRS

- Panduan IFRC

a. Prinsip prinsip distribusi

b. Merencanakan Distribusi ada saat bencana

c. Mengenal Formulir Distribusi

Setelah proses pembelajaran Pokok bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : Menjelaskan

penger-tian/definisi Distribusi

Menjelaskan prinsip-prinsip distribusi

Merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap distribusi secara sederhana Memahami formulir yang digunakan pada saat distribusi

Ceramah Informatif. Diskusi kelompok Curah Pendapat. Discussion (FGD). Tanya-jawab Energizer Excercise

3 x 45 Video Whiteboard Spidol OHP/LCD Flipchart Kalkulator Dokumentasi Kegiatan Distribusi, Formulir Distribusi

TOTAL 5 X 45

Page 228: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

218 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Logistik & Distribusi)

a. Pengantar Logistik

i. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian/Definisi Logistik PMI 2. Komponen-komponen Logistik 3. Mengenal Formulir (form) Gudang

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu :

2 x 45 Menit

iv. Media :

Flipchart, OHP/ LCD, Spidol, White board, Formulir Pergudang, Dokumentasi proses Logis-tik.

v. Metode :

Ceramah Informatif, Diskusi, Curah Pendapat, Energizer dan Tanya Jawab.

vi. Proses Pembelajaran :

PENGANTAR • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

KEGIATAN BELAJAR • Fasilitator bertanya kepada peserta tentang ” Pengalaman mereka dalam kegiatan

logistik”. • Fasilitator mengajak semua peserta untuk mendengarkan dan menyimak kegiatan curah

pendapat tersebut. • Fasiliator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan pengertian logistik berdasarkan

pengalaman peserta. • Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Definisi Logistik. • Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Komponen-komponen Logistik PMI • Fasilitator mengenalkan formulir-formulir yang digunakan dalam sistem pergudangan

PMI.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian atau definisi logistik PMI 2. Menjelaskan Komponen-komponen logistik PMI 3. Memahami formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan

pergudangan.

Page 229: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 219

LOG

ISTIKD

AND

ISTRIBUSI

XI

---- Latihan dan Evaluasi ----

☻ Jelaskan Definisi dari Logistik! ☻ Jelaskan secara singkat tentang Komponen-komponen Logistik! ☻ Sebutkan jenis-jenis formulir pergudangan!

RANGKUMAN DAN EVALUASI • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-

aspek terkait.

vii. Referensi 1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik. 2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik 3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik 4. Juklak Logistik Tanggap Darurat 5. Panduan ICRC 6. Panduan IFRC

Page 230: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

220 Pelatihan Dasar KSR

Pengantar Logistik Istilah Logistik pada mulanya sering digunakan untuk kepentingan gerakan Militer, yaitu terkait dengan mobilisasi sejumlah besar personil, lengkap dengan peralatannya, secara cepat dan pada waktu yang tepat ke tempat tujuan yang tepat; Seiring dengan berkembangnya perindustrian di Eropa, maka istilah Logistik juga mulai digunakan dalam kegiatan industri, yaitu : • bagaimana memperoleh bahan baku industri dalam kualitas, kuantitas dan harga yang baik, serta

dari sumber bahan baku yang tepat; • bagaimana memasarkan hasil industri dalam kualitas yang baik, kuantitas yang memadai, dengan

harga yang menguntungkan, secara cepat dan aman ke tempat pemasaran yang tepat; Definisi Logistik Logistik adalah mekanisme PENDUKUNG dalam rangka penyediaan barang dan jasa; Logistik BUKAN merupakan program; Logistik terlibat sejak dari AWAL untuk semua kegiatan; Merupakan upaya untuk menyediakan sarana yang diperlukan untuk memperoleh Barang dan Jasa : 3 ( tiga ) hal pokok yang perlu diperhatikan dalam rangka memenuhi opsi terbaik dalam penyediaan barang dan jasa • Standarisasi - pengaturan/mekanisme kerja yang seragam; • Sistim yang fleksibel untuk mengkontrol mata rantai pasokan barang untuk memenuhi kebutuhan

operasional di lapangan; • SDM yang kapabel (Profesional) – logistik merupakan pekerjaan yang sangat kompleks sehingga

memerlukan ahli di bidang tersebut;

Apa yang diminta? Saran dari pihak ahli Yang disetujui

Barang yang dipesan Barang yang diantar Barang yang terpasang

Page 231: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 221

LOG

ISTIKD

AND

ISTRIBUSI

XI

Fungsi Penting Berkaitan dalam Logistik ☻ Assessment dan Perencanaan ☻ Penyediaan Barang dan Jasa ☻ Pengelolaan Pergudangan ☻ Pengelolaan Transportasi ☻ Pelaporan.

Mekanisme Tanggap Darurat Logistik Contoh-contoh formulir pergudangan (terlampir)

Laporan Meningkatkan kapasitas NSMenambah Pengalaman

Rencana Aksi Logistik

Operasi

Assessment

Melakukan reassessement Sesuai kebutuhan

Kesiapsiagaan Logistik

Suppliers

Pengiriman

Gudang Sentral

Gudang Regional

Pengiriman

MATA RANTAI LOGISTIK

Rencana pendistribusian ban-tuan

Pengiriman Barang

Bantuan

•Fase Bantuan

•Fase rehabilitasi

Page 232: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

222 Pelatihan Dasar KSR

---- Latihan dan Evaluasi ----

☻ Jelaskan pengertian distribusi PMI ! ☻ Jelaskan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan distribusi ! ☻ Sebutkan formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan distribusi !

b. Pengantar Distribusi

i. Pokok Bahasan : a. Prinsip-Prinsip Distribusi b. Merencanakan Distribusi pada saat Bencana c. Mengenal Formulir Distribusi PMI.

ii. Tujuan Pembelajaran :

iii. Waktu : 3 x 45 Menit

iv. Media : Flipchart, OHP/LCD, White board, Formulir Distribusi, Dokumentasi kegiatan Distribusi.

v. Metode : Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Latihan, studi

kasus dan Tanya Jawab.

vi. Proses Pembelajaran

PENGANTAR • Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

ini.

KEGIATAN BELAJAR • Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengalaman ” dalam kegiatan

Distribusi”. • Fasilitator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan definisi distribusi. • Fasilitator menjelaskan tentang prinsip-prinsip Distribusi. • Fasilitator menjelaskan tentang perencanaan dan tahap-tahap distribusi. • Fasilitator menjelaskan tentang formulir-formulir distribusi PMI. • Fasilitator memberikan kasus sederhana kepada peserta dalam kelompok, yang

berkaitan dengan logistik untuk latihan penggunaan formulir.

RANGKUMAN DAN EVALUASI • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan

aspek-aspek terkait.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Prinsip-prinsip Distribusi 2. Merencanakan dan melaksaknakan tahap-tahap

distribusi secara sederhana 3. Memahami formulir-formulir yang digunakan dalam

sistem Distribusi PMI.

Page 233: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 223

LOG

ISTIKD

AND

ISTRIBUSI

XI

vii. Referensi

1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik. 2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik 3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik 4. Juklak Logistik Tanggap Darurat 5. Panduan ICRC 6. Panduan IFRC

Page 234: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

224 Pelatihan Dasar KSR

Distribusi Palang Merah Indonesia Relief Distribusi ( Operasi Distribusi ) adalah sebuah sistem yang dimulai dari penetapan jumlah pe-nerima bantuan yang disepakati dalam pembuatan Rencana Operasi hingga penyaluran bantuan sampai ke tangan penerima bantuan. Dalam Relief Distribusi ada beberapa konsep yang harus dipa-hami, yaitu identifikasi bantuan, prosedur penyaluran bantuan, dan konsep dasar dalam konteks distribusi IDENTIFIKASI BANTUAN Bantuan dapat diidentifikasikan berdasarkan jenis dan prinsip. Jenis bantuan terdiri dari bantuan pangan dan non pangan, bantuan air bersih dan sanitasi, bantuan penampungan, serta bantuan kesehatan ☻ Bantuan pangan dan non pangan :

Bantuan pangan dapat berupa makanan jadi, siap makan, maupun bantuan pangan berupa bahan mentah ( beras, mi instan, daging kaleng, dll ). Sedangkan untuk bantuan non pangan lebih diartikan pada bantuan berupa alat kebersihan diri ( Hygiene Kit ) maupun perlengkapan keluarga, termasuk didalamnya alat-alat dapur dan pakaian.

☻ Bantuan air bersih dan sanitasi : Bantuan air bersih dan sanitasi dapat berupa penyuplaian air bersih ke lokasi darurat ataupun pembangunan sarana pembuangan, drainase, dan MCK sementara.

☻ Bantuan penampungan : Bantuan penampungan tidak selalu diartikan membangun tenda penampungan, melainkan juga dapat berarti menggunakan fasilitas bangunan yang masih ada untuk dijadikan tempat penampungan. Termasuk di dalam bantuan penampungan adalah bantuan untuk bahan pangan dengan mendirikan Dapur Umum

☻ Bantuan kesehatan : Bantuan kesehatan yang diberikan biasanya dalam bentuk Posko Kesehatan, pengobatan dan

obat-obatan gratis, ataupun penyediaan tenaga kesehatan

BENCANA

KESIAPSIAGAAN INDIVIDU

KOORDINASI PB

ASSESSMENT

RENCANA OPERASI Relief Distribusi

Monitoring & Evaluasi

Page 235: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 225

LOG

ISTIKD

AND

ISTRIBUSI

XI

PRINSIP BANTUAN Prinsip bantuan PMI adalah : ☻ Diberikan secara langsung kepada korban bencana yang berhak menerimanya ☻ Diberikan secara langsung oleh Petugas PMI dan tidak diserahkan melalui pihak ketiga ☻ Harus dilengkapi dengan tanda penganal PMI ( logo ), baik pada kemasan barang maupun pada

lokasi distribusi PERTIMBANGAN DISTRIBUSI ☻ Komposisi usia dan komposisi jenis kelamin ☻ Ketersediaan sumber daya manusia dan sarana transportasi ☻ Kondisi keamanan ☻ Jenis bencana ☻ Jumlah penerima bantuan ☻ Jenis bantuan yang diberikan ☻ Jangka waktu operasi ☻ Lokasi distribusi ( cukup menampung total penerima bantuan ) ☻ Menjamin keamanan barang ( misal : alam = hujan, panas matahari ) ☻ Menjamin keamanan petugas ☻ Mudah diakses PANCA TEPAT ☻ Tepat waktu :

Dalam melakukan distribusi bantuan, ketepatan waktu adalah hal yang terpenting. Bantuan yang berguna apabila diberikan pada waktu yang salah, maka akan kehilangan kegunaannya. Selain itu juga, bantuan yang tepat waktu akan membantu mengurangi tingkat penderitaan manusia

☻ Tepat tempat : Tepat tempat di sini dapat berarti pemilihan tempat distribusi yang tepat, dan dapat juga berarti pemilihan barang distribusi yang tepat dengan tempatnya. Kedua terminologi ini dapat berlaku, tergantung pada situasi dan kondisi penyertanya.

☻ Tepat sasaran : Sasaran yang tepat dalam penyaluran bantuanadalah berpegang pada prinsip golongan yang paling rentan ( most vulnerable people )

☻ Tepat jumlah : Jumlah yang tepat akan memperlancar aktifitas dan akan menghindarkan dari masalah yang lebih besar lagi ( contoh : ketidakadilan ). Jumlah yang tepat tidak selalu harus memberikan jumlah yang banyak ataupun berlebih pada masyarakat di lokasi darurat. Namun sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan pada sasaran yang dituju. Tepat kualitas : Tepat kualitas adalah memberikan barang bantuan dengan kualitas yang layak. Bukan merupakan barang bantuan dengan kualitas tertinggi, namun juga bukan barang yang tidak berkualitas.

Panca Tepat sangat berkaitan erat dengan akuntabilitas organisasi di masyarakat, pemenuhan panca tepat akan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat pada organisasi.

Page 236: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

226 Pelatihan Dasar KSR

Page 237: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB XII RESTORING FAMILY LINKS

(RFL)

Page 238: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

228 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar Restoring Familly Links

Kompetensi Utama TMS untuk KSR Dasar : Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan dasar TMS sebagai bagian dari pelayanan PMI

Kompetensi Umum

Kompetensi Khusus

Kompetensi Tambahan

• Memiliki pemahaman yang me-madai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanu-siaan.

• Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah.

• Memahami visi dan misi PMI. • Mampu melaksanakan mandat

PMI. • Memiliki kesadaran penuh ter-

hadap organisasi dan tugas tu-gas PMI.

• Memahami tentang sejarah, fungsi dan peranan TMS.

• Memiliki kemampuan dan keterampilan serta teknik dasar TMS.

• Memahami konsep dan strategi mana-jemen penangan bencana PMI (SOP Tanggap Darurat Bencana PMI).

• mengerti akan kebutuhan TMS di lapangan.

• Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external.

• Memiliki rasa sensitif gender.

• Mampu mengoperasikan media komunikasi dan informasi.

BAB XII RESTORING FAMILY LINKS

Page 239: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 229

RESTORIN

G FAM

ILY LINKS ( RFL )

XII

2. Kurikulum KSR Dasar Restoring Familly Links

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pembe-lajaran Metode Alokasi

Waktu Media Referensi

Pengena-lan & Da-sar-Dasar TMS/RFL

a) Pengan-

tar TMS/RFL

b) Dasar hukum RFL

c) Tugas-tugas TMS

d) Praktek pengi-sian formulir TMS

Memahami latar belakang diselenggara-kannya kegia-tan tracing Memahami dasar hukum RFL Memahami tugas-tugas TMS Dapat mengisi formulir-formulir TMS

Partisipatif Brainstorming Energizer Diskusi Kerja Kelom-pok

5 x 45

White-board Spidol LCD Flipchart Video Form TMS Peralatan Energizer

Manual TMS Manual ICRC Manual lainnya

Jumlah jam 5 X 45

Page 240: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

230 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar Restoring Familly Links

i. Pokok Bahasan : Pengenalan & Dasar-Dasar TMS/RFL

ii. Sub Pokok Bahasan

- Pengenalan terhadap TMS/RFL - Dasar hukum RFL - Tugas-tugas TMS - Praktek pengisian formulir TMS

iii. Tujuan Pembelajaran :

iv. Waktu : 5 x 45 Menit

v. Media : Video, Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Flipchart, Quiz

vi. Metode : Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Sharing, Energizer dan Tanya Jawab, Penugasan, Telaah Kasus

vii. Proses Pembelajaran

PENGANTAR • Fasilitator memperkenalkan diri • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator mengajak peserta brainstorming tentang akibat / dampak dari ben-

cana dan konflik terhadap manusia. • Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.

KEGIATAN BELAJAR • Sub pokok bahasan

Pengenalan terhadap TMS/RFL - Fasilitator menjelaskan perlunya kegiatan TMS/RFL dalam situasi bencana,

konflik, penahanan, kebutuhan social lainnya. - Fasilitator menjelaskan beberapa sarana TMS yang dapat digunakan - Fasilitator menjelaskan peran PNS - Fasilitator menyimpulkan perlunya kegiatan TMS

• Sub pokok bahasan Dasar Hukum RFL / TMS - Faslitator memberikan dua buah kuis yang akan didiskusikan oleh peserta - Fasilitator menjelaskan tentang sejarah CTA - Fasilitator menjelaskan tentang Dasar Hukum RFL - Fasilitator menjelaskan tentang Biro Informasi Nasional (BIN) - Fasilitator menjelaskan tentang peran CTA - Fasilitator memberikan kesimpulan

• Sub pokok bahasan Berita Palang Merah/RCM

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pe-serta diharapkan mampu :

Memahami latar belakang diselenggarakannya kegiatan tracing Memahami dasar hukum RFL Memahami tugas-tugas TMS Dapat mengisi formulir-formulir TMS

Page 241: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 231

RESTORIN

G FAM

ILY LINKS ( RFL )

XII

---- Latihan dan Evaluasi ----

1. Mengapa kita melakukan TMS / RFL 2. Apakah dasar hukum pelaksanaan RFL/TMS adalah 3. Apa yang dimaksud Berita Palang Merah/RCM? 4. Informasi apa saja yang harus ditulis dalam formulir permohonan pencarian? 5. Mengapa TMS PMI diperlukan di Indonesia?

- Fasilitator memberikan study kasus kepada peserta untuk didiskusikan dan dipresentasikan, lalu fasilitator memberikan jawaban yang benar untuk kasus sebagai berikut; 1. Kapan kita dapat menggunakan RCM 2. Siapa saja yang dapat menggunakan 3. Jenis berita

- Fasilitator membagikan formulir permohonan pencarian dan menjelaskan cara pengisiannya.

- Fasilitator memberikan kesimpulan. • Sub pokok bahasan

Permohonan Pencarian - Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk

sharing dan menceritakan pengalaman mereka. - Fasilitator menjelaskan; Apa itu Permohonan Pencarian/TR. Kapan dan

bilamana dilaksanakan serta criteria permohonan pencarian. - Fasilitator menjelaskan bagaimana mengisi formulir Permohonan Pencarian.

LATIHAN DAN EVALUASI • Fasilitator memberikan tugas kepada kelompok untuk mengisi Formulir Berita

Keluarga dan Permohonan pencarian • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan

aspek-aspek terkait.

REFERENSI. 1. Pedoman TMS terbitan Markas Pusat PMI tahun 2004 2. Restoring Family Links, ICRC 1986 3. Terjemahan Konvensi Jenewa 1949

-----Latihan & Penugasan ----Baca dan cari berbagai informasi tentang : • Ilmu komunikasi • Tata cara dan ketrampilan pengarsipan / penyimpanan data secara

manual maupun komputerisasi

Page 242: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

232 Pelatihan Dasar KSR

TMS / RFL ( Tracing and Mailing Srvice/Restoring Family Link) dilakukan untuk membantu memulihkan hubungan keluarga bagi orang-orang yang kehilangan kontak akibat bencana, konflik, penahanan dan situasi sosial lainnya. Pemulihan Hubungan keluarga (Restoring Family Link/RFL) diantara anggota keluarga yang terpisah akibat bencana dan konflik adalah salah satu kegiatan yang telah lama dibentuk ICRC dan Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional. Untuk memulihkan hubungan keluarga, ICRC berkerja sama dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah se dunia. Dasar hukum pelaksanaan TMS (RFL) :

a. Konvensi Jenewa b. Protokol Tambahan Konvensi Jenewa c. Status Gerakan (pasal 3,5,6) d. Resolusi-resolusi Konferensi Internasional Palang Merah

Kegiatan TMS/RFL

Mendata, memproses dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk identifikasi Menyampaikan Berita Palang Merah Mencari anggota keluarga yang hilang Menyatukan kembali anggota keluarga yang rentan Berusaha mendapatkan surat-surat resmi

Berita Palang Merah/RCM adalah berita yang dikirim melalui jaringan Palang Merah dan sifat berita terbuka dan hanya berita mengenai keluarga. Dalam situasi konflik dan bencana, pelayanan pos dan komunikasi seringkali terganggu bahkan tidak berfungsi sama sekali. Hal ini berarti bahwa hubungan normal antara anggota keluarga dan teman kemungkinan terganggu. Gerakan Palang Merah sebagai alat untuk memulihkan kontak antara anggota keluarga yang terpisah. RCM digunakan agar antar anggota keluarga yang terpisah akibat konflik atau bencana dapat selalu berkomunkasi baik melalui surat atau peralatan lainnya. Jaringan kerja Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional mewakili suatu altenatif jaringan kerja pelayanan pos secara global bilamana saluran komunikasi normal terganggu. Permohonan Pencarian Adalah permohonan dari orang-orang yang khawatir mengenai keluarganya karena peristiwa politik, militer atau bencana alam, sesudah mengusahakan semua usaha jalur komunikasi yang ada, dan menyampaikan permohonan pencarian kepada Palang Merah, kemudian hal ini menjadi kewajiban Perhimpunan Palang Merah dan atau KPP (CTA) untuk mengadakan suatu usaha yang membawa pencarian tersebut kepada suatu akhir yang berhasil Informasi–informasi yang harus ditulis dalam formulir permohonan pencarian, adalah sebagai berikut:

a. Data orang yang dicari (nama lengkap, umur, nama orang tua, pekerjaan, status, alamat terakhir dan keterangan lainnya yang menyangkut perpisahan.

b. Data pencari (nama lengkap, umur, nama orang tua, alamat sekarang) c. Hubungan antara pencari dan orang yang dicari

Pelayanan TMS/RFL PMI diperlukan di Indonesia, karena karena Indonesia sangat rawan terhadap situasi becana darurat seperti yang pernah dialami beberapa tahun terakhir.

Page 243: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB XIII PENGANTAR PENDEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

Page 244: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

234 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Pendekatan Berbasis Masyarakat) Kompetensi Inti : Anggota PMI mengetahui konsep dasar pendekatan berbasis masyarakat dan tehnik dasar penyuluhan

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan Mengetahui konsep dasar

Pendekatan Berbasis Masyarakat

Mengetahui tekhnik da-sar penyuluhan

Mampu mengumpulkan informasi/assessment yang dibutuhkan.

Mampu berkomunikasi dengan masyarakat

Mampu melakukan advokasi kepada stakeholder yang terkait

Mengerti dan paham 7 prinsip Palang Merah dan bulan sabit merah internasional

Mengerti kebijakan PMI di bidang pemberdayaan masyarakat

2. Kurikulum KSR Dasar (Pendekatan Berbasis Masyarakat)

No

POKOK BAHASAN

SUB POKOK BAHASAN

TUJUAN PEMBE-LAJARAN METODE WAKTU

(Menit) MEDIA

PERAGA

1 Pengertian & Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat

a. Pengertian, Tujuan, Sa-saran

b. Kebijakan

PMI dan IFRC dalam program yang ber-basis ma-syarakat

c. Lingkup

Kegiatan d. Tahapan

Pelaksa-naan kegia-tan Berba-sis Masya-

a. Peserta mengetahui pengertian, tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat

b. Peserta

mengetahui kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat

c. Peserta

mengetahui lingkup kegiatan berbasiskan masyarakat

d. Peserta dapat

menjelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan berbasis

Ceramah Curah Pendapat Tanya Jawab Diskusi kelompok

2 X 45’ • Flipchart• Slide

OHP/LCD • Spidol • Pamflet /

brosur ke-giatan PMI berbasis ma-syarakat

BAB XIII PENGANTAR PENDEKATAN BERBASIS MASYARAKAT

Page 245: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 235

PENG

ANTAR PEN

DEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

XIII

rakat e. Contoh-

contoh ke-giatan ber-basis ma-syarakat

masyarakat e. Peserta mampu

menyebutkan dan menjelaskan contoh-contoh program PMI yang berbasis masyarakat

2. Teknik Dasar Penyuluhan

a. Pengertian penyuluhan

b. Metode

Penyuluhan c. Tekhnik

dasar pe-nyuluhan kepada masyarakat

a. peserta mengetahui dan menjelaskan pengertian penyuluhan

b. peserta mengetahui berbagia metode dan media penyuluhan

c. peserta mengetahui dan memraktekkan tekhnik dasar penyuluhan kepada masyarakat

Ceramah Curah Penda-pat Tanya Ja-wab Diskusi kelom-pok Role Playing

3 X 45’ • Flipchart• Slide

OHP/LCD • Spidol

Page 246: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

236 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Pendekatan Berbasis Masyarakat)

a. Pengertian dan Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Pamflet/brosur kegiatan PMI berbasis masyarakat

iv. Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab dan Diskusi kelompok

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi pendekatan berbasis

masyarakat pada peserta pelatihan.

2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator memberi bahan diskusi kepada peserta selaku anggota masyarakat

apa yang terjadi jika masyarakat pasif terhadap kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan sekitarnya dan pendekatan yang bagaimana sehingga masyarakat memliki sense of belonging yang tinggi serta mampu dan mau melaksanakan kegiatan tersebut

• Fasilitator menampung hasil diskusi dan menjelaskan program yang menggunakan pendekatan berbasis masyarakat

• Fasilitator menjelaskan kebijakan PMI dalam melaksanakan kegiatan yang berbasis masyarakat, ruang lingkupnya, dan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarfakat

• Fasilitator memberikan contoh program PMI yang berbasis masyarakat serta menjelaskan program tersebut secara singkat

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :

a. Mengetahui pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat

b. Peserta mengetahui kebijakan PMI dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat

c. Mengetahui lingkup kegiatan berbasiskan masyarakat d. Menjelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan berbasis

masyarakat e. Menyebutkan dan menjelaskan contoh-contoh program PMI

yang berbasis masyarakat

Page 247: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 237

PENG

ANTAR PEN

DEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

XIII

3. Rangkuman : • Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

vi. Referensi :

1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA 2. Visi dan Misi PMI 3. brochure dan leaflet program PMI yang berbasis masyarakat 4. referensi lain yang mendukung

------Latihan dan Evaluasi-----

• Apa pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat • Jelaskan kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan kegiatan yang

berbasis masyarakat • Jelaskan lingkup kegiatan PMI yang berbasis masyarakat : • Jelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat: • Sebutkan kegiatan PMI yang berbasis masyarakat:

Page 248: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

238 Pelatihan Dasar KSR

1. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang Berbasis Masyarakat

Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat udalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri.

Tujuan dari pendekakatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat serta adanya perubahan PKS masyarakat dalam upaya menangani permasalahan yang terjadi di lingkungannya

Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta bersedia untuk menerima perubahan

Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini.

• Kemitraan

Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas program. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.

• Advokasi

Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak, Satlak PB, LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program.

• Pemberdayaan

Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan /

Page 249: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 239

PENG

ANTAR PEN

DEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

XIII

pelatihan dan sejenisnya. Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat memiliki akses untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis masyarakat.

• Analisis

Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu, mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.

Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.

• Swadaya

Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top – Down. Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran utama. Dalam proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.

• Integrasi

Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat. pada ummnya masyarakat memiliki pengetahuan tersendiri dalam menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.

• Terfokus

Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk itu, Program ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya pemprograman sistem, prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada tujuan riil.

• Aksi nyata

Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

Page 250: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

240 Pelatihan Dasar KSR

• Sustainabilitas

Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya memfokus kebutuhan jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-hasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan, model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainabilitas juga berarti bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar.

2. Kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan program yang berbasis

masyarakat Kebijakan PMI dalam program berbasis masyarakat : • Disadari bahwa PMI selama ini sangat berhasil dalam operasi tanggap darurat

bencana, namun masih relative kurang dalam hal kesiapsiagaan bencana, khususnya kesiapsiapsiagaan yang berbasis di masyarakat. Karena itu, Munas PMI Tahun 2005 merekomendasikan bahwa PMI perlu memperkuat Disaster Preparedness /Risk Reduction, mencakup ICBRR/ CBDP.

• Dalam Rencana Strategi Menejemen Bencana 2004 – 2009, salah satu kebijakan yang terkait dengan program berbasis masyarakat adalah “ Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanganan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat” dan “Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.

• Untuk melaksanakan kebijakan tersebut diatas, PMI Pusat, Daerah dan Cabang bekerjasama dengan masyarakat dan stakeholder lainnya, khususnya IFRC dan PNS mengembangkan Program yang berbasis masyarakat di beberapa wilayah yang rawan bencana.

3. lingkup kegiatan yang berbasis masyarakat

program yang berbasiskan masyarakat mencakup • kesehatan : Tindakan peningkatan kapasitas dalam masyarakat sehingga

setiap individu dapat kemudahan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan baik dalam situasi normal ataupun darurat

• Ekonomi : Yaitu upaya peningkatan kapasitas masyarakat yang terkait pada pengamanan sumber-sumber ekonomi sehingga setiap individu tidak kehilangan sumber-sember penghasilan baik pada situasi normal maupun dalam situasi darurat

• Lingkungan : tindakan peningkatan kapasitas masyarakat yang terkait dengan lingkungan fisik yang dapat mengakibatkan stiap individu yang ada didalamnya menjadi lebih rentan dan rawan.

Page 251: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 241

PENG

ANTAR PEN

DEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

XIII

4. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat 5. Contoh program PMI yang berbasis masyarakat

contoh program PMI yang berbasis masyarakat adalah : i. CBDP/KBBM (Community Based Disaster Preparedness/Kesiapsiagaan Bencana

Berbasis Masyarakat) ii. ICBRR/Pertama (Integrated Community Based Risk Reduction/Pengurangan

Risisko Terpadu Berbasis Masyarakat) iii. CBFA (Communituy Based First Aid) iv. CBR (Community Based Reconstruction) v. ICBRR/CC

Seleksi Area : Assessment

Baseline, KAP dan HVRC Survey

Pelatihan dan orientasi imple-mentor

Mobilisasi Masyarakat

HVRC Mapping

Monitoring dan Eva-luasi Partisipatif 5

Realisasi perenca-naan partisipatif

4

Penyadaran ma-syarakat

3

Advokasi, Sosialisasi 2

Perencanaan Partisipatif Berbasis Masyarakat

1

Page 252: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

242 Pelatihan Dasar KSR

b. Teknik Penyuluhan

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 3 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Kertas Koran, LCD dan gambar-gambar penyuluhan

iv. Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab, Diskusi kelompok dan Role Play

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. • Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi yang akan

disampaikan • Fasilitator melempar pertanyaan ”Apakah Penyuluhan itu?” untuk

merangsang peserta dalam memahami materi

2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator merangkum dan menjelaskan pengertian dari Penyuluhan dari

jawaban peserta • Fasilitator memberi bahan diskusi ” metode penyuluhan kepada

masyarakat” kepada peserta • Fasilitator merangkum hasil diskusi dan menjelaskan metode yang

digunakan dalam penyuluhan kepada masyarakat • Faslitator menerangkan prinsip dasar penyuluhan kepada masyarakat • Fasilitator membagi kelompok dan menunjuk sebagian peserta sebagai

fasilitator dan sebagaian menjadi masyarakat

3. Rangkuman : • Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan

yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :

a. peserta mengetahui dan menjelaskan pengertian penyuluhan b. peserta mengetahui berbagia metode penyuluhan c. peserta mengetahui dan memraktekkan prinsip dasar

penyuluhan kepada masyarakat

Page 253: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 243

PENG

ANTAR PEN

DEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

XIII

vi. Referensi :

1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA 2. Penyuluhan (Counseling) Ghalia Indonesia 3. referensi lain yang menunjang pokok bahasan ini

------Latihan dan Evaluasi-----

• Apa pengertian Penyuluhan • Jelaskan metode penyuluhan kepada masyarakat yang efektif • Jelaskan prinsip dasar penyuluhan

Page 254: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

244 Pelatihan Dasar KSR

a. Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan adalah penyampaian pesan kepada masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan isi pesan dalam suasana hubungan tatap muka antara dua kelompok. Kelompok atau individu yang menyampaikan pesan disebut penyuluh dan yang menerima pesan disebut klien.

Seringkali disebutkan bahwa penyuluhan adalah suatu metode dari bimbingan dengan demikian keberhasilan bimbingan tersebut ditentukan bagaimana penyuluhan itu dilakukan. Untuk dapat melakukan penyuluhan yang baik penyuluh dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang isi pesan yang akan disampaikan serta menguasai keterampilam melaksanakan penyuluhan

b. Metode Penyuluhan

Beberapa metode yang bisa dilaksanakan dalam melaksanakan penyuluhan antara lain

• Penyuluhan dengan memperlihatkan gambar

Penyuluh memperlihatkan gambar yang kontradiktif yaitu gambar jika isi pesan dilaksanakan dan gambar jika isi pesan tidak dilaksanakan sehingga klien dapat melihat langsung dampak dari pesan tersebut. Atau penyuluh memberikan gambar yang merupakan urutan suatu kegiatan dan klien diminta untuk mengurutkan gambar tersebut sehingga menjadi suatu pesan yang disampaikan

• Penyuluhan dengan permainan/simulasi/peragaan

Penyuluh memberikan permainan/simulasi/peragaan yang berkaitan dan berhubungan dengan isi pesan sehingga klien dapat lebih cepat menangkap maksud dari pesan tersebut

• Penyuluhan dengan belajar sambil mengerjakan praktek

Penyuluh menjelaskan isi pesan secara terperinci dan selanjutnya bersama-sama klien mempraktekkan isi pesan tersebut sehingga klien dapat paham dan mengerti apa yang telah disampaikan

• Penyuluhan dengan memberikan contoh

Penyuluh menjelaskan kepada klien bahwa apa yang dijelaskan telah dilakukan dan telah menunjukkan keberhasilannya dan akan lebih mengena lagi jika klien mendengar langsung dari orang yang sudah mencoba sehingga klien akan tertarik untuk melakukannya

• Penyuluhan dengan keteladanan

Penyuluh dengan keteladanan ini dilakukan oleh sosok yang dalam kehidupan sehari-hari menjadi suri tauladan bagi masyarakat disekitarnya, maka masyarakat juga akan tergerak untuk mencobanya

Page 255: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 245

PENG

ANTAR PEN

DEKATAN

BERBASIS MASYARAKAT

XIII

c. Prinsip Dasar Penyuluhan

Untuk dapat berlangsungnya proses penyuluhan dengan baik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diketahui dan diperhatikan :

1. Niat (intention)

Hal diatas adalah hal yang paling sederhana namun penting untuk mengetahuinya. Dalam Niat ini kita harus tahu apa yang akan disampaikan kepada klien, dan penyuluh harus tahu dan menguasaai apa yang ajakan disampaikan sehingga akan menambah ras percaya diri kepada penyuluh.

Hal kedua penyuluh harus tahu siapa dan latar belakang klien yang akan dihadapi sehingga bisa menentukan metode yang akan dilaksanakan dan penyuluhan bisa berjalan efektif

Hal ketiga adalah penyuluh harus menjabarkan secara jelas apa yang ingin dicapai dari penyuluhan tersebuit, sehingga bisa dinilai apakah penyuluhan yang dilaksanakan berhasil atau tidak

Hal keempat adalah waktu penyuluhan, penyuluh harus bisa mendapatkan waktu yang tepat sehingga penyuluhan bisa berjalan efektif selain itu perlu dipikirkan durasi penyuluhan itu sendiri dengan memikirkan bahwa dengan penyuluhan selama itu maka akan terjadi perubahan terhadap masyarakat

2. Minat-perhatian (attention)

Apa yang disampaikan hendaklah bisa menarik minat atau perhatian dari klien sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima oleh klien, untuk menarik minat atau perhatian bisa digunakan panca indera untuk mengadakan hubungan atau kontak, mengenak dan menyesuaikan diri dengan lingkungan

3. Tanggapan-pandangan (perception)

Makna pesan yang disampaikan kepada klien tergantung pada pandangan atau persepsi sasaran. Bagaimana mereka menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pemikirannya. Dan hal yang mutlak yang dilakukan oleh penyuluh untuk menyamakan persepsi antara penyuluh dan klien. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari latar belakang klien dan mengaitkan pesan yang akan disampaikan dengan latar belakang tersebut sehingga bisa dipahami oleh klien

4. Ingatan (retention)

Setelah penyuluhan diharapkan klien tetap menyimpan dan mengingat pesan yang telah disampaikan untuk itu pesan yang diberikan serta penyampaiannya haruslah menarik

5. Peranserta (participational)

Peran serta adalah pelengkap dari semua prinsip, untuk meningkatkan minat kita bisa meningkatkan peran serta panca indera dan peran serta sasaran, untuk meningkatkan persepsi kita bisa meningkatkan peran serta sasaran dengan mengadakan diskusi, tanya jawab ataupun hal lainnya begitu juga prinsip yang lainnya

Hal terakhir yang perlu dilakukan setelah penyuluhan adalah dengan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari penyuluhan

Page 256: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

246 Pelatihan Dasar KSR

Page 257: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 247

BAB XIV KEPEMIMPINAN

Page 258: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

248 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (Kepemimpinan)

Mampu mengetahui dan memahami konsep - konsep kepemimpinan dan mengaplikasikannya.

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan • Memiliki pemahaman

yang memadai tentang Gerakan, Prinsip - prinsip Dasar Gerakan dan niai - nilai kemanusiaan.

• Memiliki semangat dan

komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah.

• Memiliki pemahaman

tentang mandat serta visi dan misi PMI.

• Mempunyai pengetahuan

dan pemahaman yang memadai tentang konsep - konsep kepemimpinan.

• Mempunyai pemahaman

tentang peran dan fungsi anggota KSR dalam organisasi ditinjau dari aspek kepemimpinan.

• Mampu melaksanakan

konsep - konsep kepemimpinan dalam kehidupan sehari - hari.

• Memiliki kemampuan

bekerja dalam tim.

• Mampu meningkatkan etos kerja baik secara individu maupun kelompok.

BAB XIV KEPEMIMPINAN

Page 259: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 249

2. Kurikulum KSR Dasar (Kepemimpinan)

No

Pokok

Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Tujuan Pem-belajaran

Waktu Metode

Media Referensi

A

Kepemim-pinan

Konsep Kepemimpinan Motivasi, komunikasi dan kerja sama Praktek Kepemimpinan

Mengetahui dan memahami tentang hakekat kepemimpinan, tipe- tipe dan gaya kepemimpinan. Mengetahui dan memahami cara memberikan Motivasi, berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama dan membangun tim kerja. Dapat mengaplikasikan hakekat dan proses kepemimpinan dalam sekala kecil. Dapat membangun kerja sama, berkomunikasi dan saling memberi motivasi antar anggota tim.

2 × 45’

2 × 45’

6 × 45’

Ceramah Curah Pendapat Diskusi Permainan Ceramah Curah Pendapat Diskusi Permainan Outbound

LCD\OHP Flipchart Board Ba-han pre-sentasi LCD\OHP Flipchart Board Ba-han pre-sentasi Bahan- bahan um-tuk out-bound se-suai kebu-tuhan

Modul pelatihan Kepemimpinan PMI Modul pelatihan Kepemimpinan PMI Buku Panduan Pelatihan out-bound

10 × 45’

Page 260: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

250 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (Kepemimpinan)

a. Konsep Kepemimpinan

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 Menit

iii. Media : LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis

iv. Metode : Ceramah, curah pendapat, diskusi, permainan

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Fasilitator memperkenalkan diri. • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul.

2. Kegiatan Belajar : • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer ”manage the

change”. Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi kelompok – kelompok. Masing – masing kelompok

terdiri dari 6 – 12 orang. 2) Setelah terbentuk, fasilitator meminta kelompok pertama maju ke depan. 3) Kemudian fasilitator memberi perintah agar kelompok tersebut

membentuk formasi. Formasi pertama adalah lingkaran, kemudian bintang, segi empat, jembaran, dan formasi lainnya tergantung fasilitator dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan membuat formasi yang lebih tinggi. Tentukan sampai lima formasi.

4) Setiap perubahan formasi harus menunggu aba – aba fasilitator dan dalam perubahan formasi, peserta tidak boleh bertanya kepada fasilitator.

5) Setiap satu formasi terbentuk, fasilitator mencatat waktu yang dicapai kelompok untuk menyelesaikannya.

6) Setelah selesai satu kelompok, lanjutkan dengan kelompok lain sampai semua kelompok mendapat giliran.

Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : ☻ Mengetahui dan memahami prinsip – prinsip kepemimpinan. ☻ Mengetahui dan memahami tentang hakekat kepemimpinan, tipe – tipe

kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.

Page 261: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 251

Curah pendapat (fasilitator bertanya kepada peserta) : Kesulitan apa yang dialami oleh para peserta di kelompok dalam membentuk formasi ?

1) Apa yang sebaiknya dilakukan oleh anggota tim jika harus melakukan tugas tanpa boleh bertanya kepada fasilitator ?

2) Kiat apa yang harus dilakukan kelompok supaya bisa membuat formasi dengan cepat dan benar ?

3) Siapa yang seharusnya memimpin kelompok ? 4) Dalam keadaan khusus, apa yang sebaiknya dilakukan pemimpin untuk

mengendalikan anggotanya ? • Fasilitator kemudian melanjutkan sessi dengan menjelaskan tentang prinsip –

prinsip kepemimpinan. • Fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi dengan topik ” fungsi

kepemimpinan. Langkah diskusi : 1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Sebaiknya tidak lebih dari 3

kelompok. 2) Minta kepada kelompok untuk mendiskusikan tentang fungsi – fungsi

kepemimpinan. 3) Selanjutnya minta kepada masing – masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan beri kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya.

4) Apabila terjadi perbedaan pendapat, biarkan saja karena fasilitator akan mengklarifikasi pada saat presentasi selanjutnya.

• Selanjutnya fasilitator menjelaskan tentang hakekat, tipe dan gaya kepemimpinan. Pada saat menjelaskan materi ini, fasilitator sekaligus menjelaskan tentang makna permainan ”manage the change” dan klarifikasi hasil diskusi.

3. Latihan & evaluasi : 4. Penutup :

• Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.

• Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.

H. Referensi : 1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI 2. Buku belajar, bermain dan menghayati. 3. Referensi – referensi yang relevan.

Contoh pertanyaan kepada peserta 1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ? 2. Sebutkan tipe – tipe kepemimpinan ? 3. Sebutkan beberapa gaya kepemimpinan ? 4. Tipe kepemimpinan apa yang paling baik ?

Page 262: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

252 Pelatihan Dasar KSR

1. Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi antarpribadi atau antarorang

dalam suatu sistem tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Tipe – tipe pemimpin : a. The autocratic leader, pemimpin yang menganggap bahwa kewajiban

pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, mengarahkan, memberi motivasi dan pengawasan terpusat ditangannya.

b. The participative leader, pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan, tetapi mencari berbagai berbagai masukan dan pendapat serta pemikiran tentang keputusan yang akan diambilnya.

c. The free rein leader, pemimpin yang mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada bawahan.

3. Perilaku kepemimpinan : a. Mengarahkan tinggi & mendorong rendah, adalah gaya kepemimpinan yang

sangat banyak prilaku mengarahkan atau memberi perintah dan sangat kurang menumbuhkan dukungan dan dorongan semangat.

b. Mengarahkan tinggi & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat rinci dalam memberikan perintah dan mengawasi, namun juga akomodatif terhadap pendapat bawahan dan menuntut hasil kerja maksimal.

c. Mengarahkan rendah & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat jarang memberikan arahan namun memotivasi bawahan secara maksimal serta melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.

d. Mengarahkan rendah & mendorong rendah, adalah gaya pemimpin yang melimpahkan semua keputusan, tanggungjawab dan wewenangnya kepada bawahan.

4. Gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan sangat bergantung pada perilaku

anggota atau bawahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan

perilaku anggota atau bawahan : a. Gaya kepemimpinan memerintah. Dikembangkan apabila bawahan tidak mampu dan tidak mau memegang

tanggung jawab melakukan sesuatu, tidak berkemauan dan tidak percaya diri. Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci dan melakukan pengawasan ketat.

b. Gaya kepimpinanan mengajak. Efektif dikembangkan apabila bawahan punya rasa percaya diri tapi tidak

trampil melaksanakan tugas. Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci tapi juga memberikan dorongan atau semangat kepada bawahan.

Page 263: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 253

c. Gaya kepemimpinan melibatkan. Bawahan yang mempunyai ketrampilan tinggi tapi tidak mau atau tidak percaya

diri untuk melaksanakan tugas harus diimbangi dengan oleh pemimpin dengan mengembangkan gaya kepemimpinan melibatkan.

Pemimpin perlu melakukan komunikasi dua arah, mendengarkan dan aktif

memberikan semangat dan dorongan tapi sedikit saja memberikan arahan. d. Gaya kepemimpinan melimpahkan. Apabila anggota atau bawahan mempunyai kemampuan dan kemauan yang

tinggi dalam melaksanakan tugas, maka pemimpin dapat mengembangkan gaya sedikit saja memberikan arahan dan sedikit memberikan dorongan.

Pemimpin tinggal mengidentifikasi permasalahan yang mungkin ada, tapi

bawahan yang memecahkan, memutuskan bagaimana, kapan dan dimana tindakan tersebut dilakukan.

5. Tidak ada satupun gaya kepemimpinan “terbaik”, para pemimpin yang berhasil

adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi.

Page 264: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

254 Pelatihan Dasar KSR

Komunikasi, kerja sama dan motivasi.

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 Menit

iii. Media : LCD/OHP, flipchart, bahan presentasi, Media simulasi

iv. Metode : Ceramah, Curah pendapat, Diskusi, Simulasi

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :

• Fasilitator memperkenalkan diri. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam

modul. 2. Kegiatan Belajar :

• Fasilitator memfasilitasi proses pemahaman peserta terhadap sub pokok bahasan dengan simulasi sbb:

Simulasi 1: 1) Peserta dibagi menjadi saling berpasangan dan dijelaskan bahwa per-

mainan akan dilakukan dalam dua babak. 2) Babaik pertama, setiap pasangan duduk saling membelakangi. Yang satu

memegang kertas dan pena, dan yang satu lagi memegang sebuah gambar.

3) Peserta yang memegang gambar meminta rekannya untuk menggambar sesuai dengan gambar yang dia pegang tapi tidak boleh memperlihatkan gambar tersebut dan yang menggambar tidak boleh bertanya pada rekannya.

4) Setelah selesai, hasil kerja dikumpulkan dan dilanjutkan pada babak berikutnya.

5) Pasangan kembali duduk saling membelakangi dengan pembagian peran sama dengan di babak pertama, namun kali ini yang bertugas menggambar boleh bertanya pada rekannya yang memegang gambar.

6) Lalu bandingkan hasil gambar pada babak pertama dengan gambar pada babak kedua.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu mengetahui dan memahami cara memberikan motivasi, berkomunikasi secara efektif, bekerja sama, dan membangun tim kerja

Page 265: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 255

7) Setelah selesai, diskusikan :

a) Bagaimana hasil gambar 1 dan 2 ? b) Bagaimana komunikasi terjalin sebelum, selama dan setelah proses

kegiatan berlangsung ? c) Apa kesulitan yang dihadapi selama proses kegiatan berlanngsung

dan bagaimana cara menyelesaikannya ?

Simulasi 2 MENARA (Bahan yang diperlukan adalah sedotan dan selotip) 1) Peserta membentuk kelompok, masiing – masing 4 – 6 orang. 2) Tiap kelompok diminta untuk membuat menara setinggi, seindah dan se-

kuat mungkin dari bahan sedotan yang yang telah disediakan. 3) Waktu pengerjaan maksimal 15 menit. 4) Setelah selesai diskusikan :

a) Apakah setiap kelompok menetapkan strategi b) Apakah setiap anggota kelompok melaksanakan peran yang telah

disepakati sebelumnya c) Apa yang dilakukan jika ada anggota kelompok yang mengalami ke-

sulitan

• Fasilitator melanjutkan sessi dengan menyajikan materi tentang komunikasi, kerja sama dan motivasi.

3. Rangkuman dan Evaluasi :

• Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan ke-sempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.

• Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.

vi. Referensi : 1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI 2. Manual Kepemimpinan KSR 3. Referensi – referensi yang relevan.

Page 266: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

256 Pelatihan Dasar KSR

1. Komunikasi adalah : a. Proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan

(penerima pesan) dan pesan yang disampaikan harus diterima dan dimengerti. b. Proses untuk melakukan dan menerima informasi, pengaruh, mekanisme,

perubahan serta alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan merupakan perantara/sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.

c. Proses penyampainan pikiran, perasaan atau kemauan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang tertentu yang bermakna sama bagi kedua belah pihak.

2. Bentuk komunikasi : a. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan lambang bahasa, baik

bahasa lisan maupun tulisan. b. Komunikasi non verbal, adalah komunikasi yang disampaikan melalui gerak–gerik

(gestures), sikap (postures), ekspresi muka (facial expression) dan lain–lain. 3. Hambatan yang dapat terjadi pada proses komunikasi antara lain disebabkan oleh

sifat egois, emosional, hubungan yang tidak serasi, pengalaman masa lalu, lingkungan yang tidak mendukung, perbedaan status sosial, perseteruan, kharisma, pembelaan diri dan stigma.

4. Kerja sama dapat terjalin jika banyak pihak yang memiliki kemampuan dan ikut bekerja dalam mencapai tujuan.

Bekerja sama tidak sama dengan “sama – sama kerja” . Pengertian dan ketrampilan kerja sama sangat perlu dipahami oleh masing – masing pihak yang terlibat dalam suatu pencapaian tujuan.

Setiap pihak yang terlibat harus mampu berdaya cipta agar dapat mengembangkan kerjasama diantara semua pihak yang mengambil bagian dalam program atau kegiatan.

5. Beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama : a. Masing – masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing – masing.

Karena mustahil dapat terjalin kerja sama yang mantap kalau ada pihak yang meragukan kemampuan pihak lain.

b. Masing – masing pihak yang akan kerja sama harus mengerti dan memahami masalah yang dihadapi.

c. Masing – masing pihak yang bekerjasama harus cukup mampu dan berkesempatan saling berkomunikasi sehingga akan lebih memperjelas masalah dan kemampuan yang dimiliki oleh masing – masing pihak.

d. Kesadaran dan pengakuan terhadap kemampuan masing – masing harus menimbulkan kepekaan kepada semua pihak dan bersedia saling berbagi.

e. Meskipun semua pihak harus memberi sesuai dengan kemampuan, tetapi agar semuanya dapat berdayahasil dan berhasilguna, perlu ada pengaturan atau koordinasi yang baik.

6. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang untuk berbuat. Memotivasi berarti menimbulkan dorongan, minat, kesediaan dan tekad pada diri seseorang untuk berbuat.

7. Pemberian motivasi dapat dilakukan antara lain dengan : a. Memberikan penghargaan, baik fisik maupun non fisik. b. Memberikan perhatian yang tulus, pujian, melibatkan partisipasi yang utuh,

kepercayaan yag lebih besar, keterbukaan, kekeluargaan dll. c. Menciptakan persaingan yang sehat, mengendalikan konflik, iklim kerja yang

kondusif. d. Memberikan kesempatan mengembangkan diri dan kapasitas.

Page 267: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

b. Praktek kepemimpinan

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 6 x 45 Menit

iii. Media : Peralatan/ perlengkapan untuk permainan luar ruangan (outbound) sesuai kebutuhan.

iv. Metode : Permainan, Outbound

v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

• Fasilitator memperkenalkan diri. • Fasilitator menjelaskan tentang alur pelaksanaan kegiatan outbound. • Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan outbound.

2. Kegiatan Belajar : • Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan ”puzzle”

Cara permainan : 1) Bagikan potongan gambar tertentu kepada peserta. Masing – masing

peserta memegang satu potongan. Sebaiknya fasilitator menyiapkan beberapa gambar yang kemudian dipotong – potong dan dibagi secara acak kepada peserta.

2) Minta kepada peserta untuk mencari potongan gambar lainnya sampai membentuk gambar yang lengkap. Orang – orang yang berhasil membentuk gambar lengkap diminta saling berkenalan dan kemudian bergabung dalam satu kelompok. Salah satu dari mereka kemudian memperkenalkan anggota kelompoknya.

• Fasilitator kemudian melanjutkan pada permainan ”tembok pendek” Cara permainan :

1) Minta kepada semua peserta untuk melewati tembok setinggi 3,5 meter. 2) Pastikan semua peserta dapat melewati tembok tersebut bagaimanapun

caranya tetapi tidak boleh melalui bagian dari bangunan lainnya (samping kanan dan kiri). Peserta boleh saling membantu.

Setelah proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu : ☻ Mengaplikasikan prinsip – prinsip kepemimpinan dalam kelompok

atau lingkup yang lebih kecil. ☻ Meningkatkan ketrampilan dalam komunikasi, kerjasama dan

motivasi dalam kelompok.

Page 268: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

248 Pelatihan Dasar KSR

• Fasilitator mengajak peserta pada permainan berikutnya, yaitu ” balap hula hop” Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi 2 – 3 kelompok. 2) Minta kepada masing – masing kelompok untuk membuat lingkaran dan

saling berpegangan tangan. 3) Bagikan kepada masing – masing kelompok 1 buah hula hop dan minta

kepada salah satu anggota masing – masing kelompok untuk menyelengpangkan hula hop dibadannya.

4) Dengan aba – aba dari fasilitator minta kepada masing – masing kelompok untuk memindahkan hula hop antaranggota kelompok secepatnya sampai hula hop kembali pada orang pertama. Kegiatan ini dilakukan tanpa saling melepaskan pegangan tangan.

• Permainan berikutnya adalah ”tusuk balon”

Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi 2 – 3 kelompok dan minta kepada masing – masing

kelompok untuk membagi anggotanya berperan sebagai Pengurus PMI (1 orang), Staf PMI Bidang SDM dan Anggota KSR (beberapa orang)

2) Anggota kelompok yang berperan sebagai Staf PMI dan Anggota KSR di tutup matanya dengan saputangan dan memegang tongkat pemukul dan masing – masing berdiri 5 meter dari balon yang digantungkan, sementara yang berperan sebagai Pengurus PMI berdiri 10 meter dari balon.

3) Dengan aba – aba mulai dari fasilitator, maka Pengurus PMI memberi instruksi kepada Staf PMI dan Anggota KSR untuk menuju arah balon dan kemudian menusuk balon – balon sampai pecah.

• Fasilitator mengajak melanjutkan ke permainan ”sarang laba – laba”

Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi 2 – 3 kelompok. Masing – masing beranggotakan 7 –

10 orang. 2) Masing – masing kelompok diminta melewati jaring laba – laba melalui

lubang jaring. Setiap 1 lubang jaring hanya boleh dilewati 1 kali atau 1 orang.

3) Semua anggota kelompok harus dapat menyeberangi jaring tersebut.

• Fasilitator melanjutkan ke permainan ”menyeberang sungai” Cara permainan : 1) Tiap kelompok terdiri dari 8 – 12 orang. 2) Masing – masing kelompok diminta menyeberang sungai/melintasi jarak

tertentu bersama – sama menggunakan peralatan yang telah disediakan. 3) Anggota tim baru boleh turun di sebesar kalau semua perlengkapan

sudah melewati tepi sungai di seberang. 4) Apabila ada anggota kelompok yang jatuh/menyentuk lantai/tanah,

maka kelompok tersebut harus mengulang dari awal.

• Setelah semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul. Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna dan manfaat permainan tersebut (de briefing).

Page 269: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 249

KEPEMIM

PINAN

XIV

3. Rangkuman dan Evaluasi :

• Setelah semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul. Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna dan manfaat permainan tersebut (de briefing).

• Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.

• Sebelum mengakhiri semua kegiatan, fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan terakhir yaitu ”pelukan hening”, dengan cara permainan sebagai berikut :

1) Setiap orang berdiri dan membentuk lingkaran sambil berpegangan

tangan, termasuk fasilitator. 2) Fasilitator kemudian menyampaikan pengantar yang dapat menggugah

emosi. 3) Setelah selesai setiap anggota kelompok saling berpelukan dengan teman

dan fasilitator. 4) Biarkan emosi dan perasaan mengalir melalui bahasa non verbal. 5) Setelah selesai, kembali dalam lingkaran. Bertepuk tangan dan berteriak

sekeras mungkin. 6) Akhiri seluruh proses dengan semangat dan kegembiraan.

• Fasilitator menutup kegiatan dan mengucapkan terima kasih.

H. Referensi : 1. Buku – buku panduan kegiatan outbound. 2. Buku belajar, bermain dan menghayati. 3. Referensi – referensi yang relevan.

Fasilitator dapat mengembangkan permainan – permai-nan jenis lainnya disesuaikan dengan situasi di lapan-

gan dan kebutuhan.

Page 270: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

250 Pelatihan Dasar KSR

1. Permainan puzzlee Waktu : Alat : Gambar di kertas karton dan dipotong – potong sesuai kebutuhan. Tujuan : Peserta saling mengenal. 2. Permainan tembok pendek Waktu : Alat : Tembok beton atau kayu setinggi 3, 5 meter, helm untuk peserta. Tujuan : Membangun rasa saling percaya, kerjasama, komunikasi,

perencanaan, keberanian dan percaya diri. 3. Permainan balap hula hop Waktu : Alat : Hula hop, bisa terbuat dari rotan atau tali nylon besar. Ukuran

lingkaran disesuaikan dengan tubuh orang dewasa. Jumlah sesuai kelompok. Sound system untuk memutar lagu.

Tujuan : Membina aspek kerja sama dan motivasi 4. Permainan tusuk balon Waktu : Alat : Balon diisi air dan di tiup, bambu atau tali untuk menggantung balon,

bilah bambu dengan salah satu ujung runcing, kain penutup mata. Jumlah disesuaikan dengan jumlah peserta.

Tujuan : Membina komunikasi 5. Permainan sarang laba – laba Waktu : Alat : Jaring laba – laba 2 – 3 buah. Besarnya lubang jaring seukuran lingkar

badan orang dewasa. Tujuan : Membina aspek kerja sama, motivasi dan pemecahan masalah. 6. Permainan menyeberang sungai Waktu : Alat : drum minyak dan papan kayu. Jumlah disesuaikan dengan jumlah

kelompok dan jarak/lebar yang disiapkan. Tujuan : Membina kerja sama, perencanaan, pemecahan masalah,

pengendalian emosi dan followership. 7. Permainan pelukan hening Waktu : Alat : - Tujuan : Memahami kembali peran dan fungsi masing – masing dalam

kelompok/organisasi, membina semangat.

Page 271: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

BAB XV AIR DAN SANITASI

(WATSAN)

Page 272: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

252 Pelatihan Dasar KSR

1. Kompetensi KSR Dasar (WatSan) Kompetensi Inti: Mampu memahami konsep dasar pelayanan WatSan pada situasi normal dan bencana sebagai bagian dari pelayann PMI

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan Mampu memfasili-tasi masyarakat da-lam:

mengidentifikasi masalah menganali-sa masalah, mene-mukan solusi dari permasalahan, me-nentukan pilihan perbaikan , mela-kukan pemantauan serta evaluasi seca-ra partisipatif.

Mampu membantu mengadvokasi. Mampu memotivasi masyarakat untuk memiliki kesadaran kritis.

Memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis fasilitas air bersih dan sanitasi.

Mengetahui penyakit yang berhubun-gan dengan WatSan

Memahami Safer Access dan Code of Conduct

Memahami analisa SWOT

Memiliki pengetahuan tentang penyakit me-nular yang disebabkan oleh air dan kebiasaan hidup tidak bersih.

Memiliki pengetahuan teknik konstruksi ban-gunan sederhana.

BAB XV AIR DAN SANITASI

Page 273: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 253

AIR DAN

SANITASI

XV

2. Kurikulum KSR Dasar (WatSan)

No POKOK BAHASAN

SUB POKOK BAHASAN

TUJUAN PEM-BELAJARAN METODE WAKTU

(Menit) MEDIA

PERAGA

1 WatSan kondisi Bencana

a. Pengertian WatSan

b. Tujuan dan Latar Bela-kang

a. Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan watsan pada saat bencana

Ceramah Curah Pen-dapat Tanya Jawab Diskusi ke-lompok

2 X 45’ • Flipchart• Slide

OHP/LCD • Spidol

c. Pelayanan Fase Daru-rat

b. Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase darurat

d. Penyakit

Yang berhubungan dengan WatSan

c. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan

e. Jenis fasilitas

watsan d. Mengetahui

jenis dan fasilitas WatSan

2. WatSan

Kondisi Normal : Pengantar PHAST

a. Pengertian pendekatan partisipatif

a. Memahami pengertian pengertian pendekatan partisipatif

Ceramah Curah Pendapat Tanya Jawab Diskusi kelompok

1 X 45’ • poster-

poster/gambar yang tidak terangkai dalam serial

• isola-

si/perekat • peniti,

jarum isola-si/perekat

b. Pengertian PHAST

b. Memahami

pengertian PHAST

c. Tujuan PHAST

c. Memahami tujuan PHAST

Page 274: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

254 Pelatihan Dasar KSR

3. Modul KSR Dasar (WatSan)

a. Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Bencana

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol

iv. Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar : • Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk

melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari

pelatihan

2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator mengajak perserta curah pendapat tentang keperluan air dan

sanitasi dalam situaisi bencana • Fasilitator merangkup pendapat peserta dan memberikan klarifikasi ten-

tang air dan sanitasi dengan memberikan penjelasan sesuai referensi. • Fasilitator menjelaskan kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan

watsan fase darurat, jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan wat-san, jenis dan fasilitas WatSan

• Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan dan atau masalah-masalah yang meuncul berkaitan dengan materi

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan

watsan pada saat bencana 2. Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan

fase darurat 3. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan

watsan 4. Mengetahui jeis dan fasilitas WatSan

Page 275: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 255

AIR DAN

SANITASI

XV

3. Rangkuman :

• Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.

• Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagai-mana

memotivasi diri dalam proses pembelajaran • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

4. Latihan dan Evaluasi

vi. Referensi :

1. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 - 2009 2. The Sphere Project (2004) Humanitarian Charter and Minimum

Standards in Disaster Response 3. WEDC (2002) Emergency Sanitation: Assessment and Programme

Design, Loughborough University, UK

-----Latihan & Penugasan ----

Bacalah buku-buku yang terkait dengan Air dan Sanitasi. Catat beberapa point yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi

tambahan.

------Latihan dan Evaluasi-----

• Jelaskan Latar belakang diperlukan Air dan Sanitasi pada saat bencana • Jelaskan Kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase

darurat • Jelaskan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan • Sebutkan jenis dan fasilitas WatSan

Page 276: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

256 Pelatihan Dasar KSR

Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan Air dan Sanitasi pada saat bencana Kenapa PMI terlibat dalam kegiatan air dan sanitasi ? • Mengacu pada pokok kebijakan dan rencana strategis PMI 2004-2009 • Visi Misi PMI terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan di seluruh

indonesia secara merata, terjangkau, dan bermutu • Ruang lingkup kebijakan bidang air dan sanitasi adalah pengembangan program

”WatSan” Keperluan Air Dalam Kondisi Bencana? • Merupakan kebutuhan dasar manusia • Setiap orang mempunyai hak terhadap air bersih • Mencegah kematian akibat dehidrasi • untuk mengurangi resiko penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air • Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, memasak , dan keperluan-keperluan

kebersihan pribadi dan rumah tangga. Keperluan Sanitasi Dalam Kondisi Bencana? • Sanitasi yang tidak memadai dan buruknya kebersihan Lingkungan, mudah menjadi

sakit dan meninggal. • Penyakit-penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan melaui

tinja kemulut seperti penyakit diare • Sanitasi yang tidak memadai merupakan perkembangbiakan vektor (hama pembawa

penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air. Apa sasaran utama kegiatan air dan sanitasi ? • Penyediaan air yang cukup dan aman dikonsumsi • Memperbaiki Sanitasi yang memadai • Mengurangi penjangkitan oleh vektor • Melaksanakan penyuluhan Kebersihan diri dan kebersihan lingkungan

Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase darurat Apa yang harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana? Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang dilakukan dalam kegiatan air dan sanitasi adalah : 1. Pasokan/penyediaan air bersih

Untuk itu didalam pasokan/penyediaan air bersih kita harus memperhatikan : • Kuantitas air (Jumlah air) :

Jumlah air diperoleh jika kita mengetahui jenis sumber air.

Page 277: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 257

AIR DAN

SANITASI

XV

Jenis Sumber Air o air tanah : Sumur , air dari mata air o air permukaan :kolam, sungai, telaga o air hujan

• Kualitas Air Yang perlu diperhatikan untuk bisa memenuhi kualitas air adalah : o Pemeriksaan kualitas air

Ada tiga cara dalam pemeriksaan kualitas air : a. Pemeriksaan secara fisik (warna, rasa, dan bau) b. Pemeriksaan secara biologi ( pemeriksaan bakteri pathogen ; E-Coli, yang

disebabkan oleh tercemarnya air oleh kotoran tinja) c. Pemeriksaan secara kimia (chlor, Ph,Ni,Na,Fe, dan lainnya)

• Sarana dan piranti air Masyarakat mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk minum, memasakan, dan kebersihan pribadi, dan memastikan air minum tetap aman sampai pada waktu dikonsumsi. Pada bencana hal pertama dilakukan adalah pembagian jeriken.

2. Pembuangan tinja

Didalam pembuangan tinja/jamban/MCK, hal yang harus diperhatikan adalah : • Masyarakat berhak mendapat jumlah jamban yang memadai • Jarak cukup dekat dengan tempat tinggal/pengungsi • Memungkinkan akses yang cepat, aman, dan pantas baik siang maupun malam. • Pemisahan jamban berdasarkan jenis kelamin • Pemeliharaan

3. Pengendalian vektor

Apa itu Vektor ? Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan salah satu penyakit yang ditimbulkan disituasi bencana adalah melalui vektor yang tidak terkontrol. Contoh Vektor/hama dan Jenis penyakit yang ditimbulkan :

No Vektor/Hama Tempat perkembangbiakan Penyakit

1. Nyamuk Air tergenang Malaria, DBD, Filariasis 2. Lalat, Kecoa Sampah Diare3. Kutu (Mites) Handuk, air yang

kotor, tempat tidur yang kotor

Scabies

4. Tikus Sanpah Salmonella, leptospirosis

Semua penduduk memahami yang beresiko dari penyakit yang ditularkan melalui vektor memahami cara penularan dan metode yang mungkin digunakan untuk mencegahnya. 4. Manajemen Sampah

Page 278: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

258 Pelatihan Dasar KSR

Apa itu Sampah : Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah maupun, proses industri, sampah rumah sakit. Sampah digolongkan menjadi dua : • Sisa makanan yang mudah membusuk (Organik) • Sisa barang yang yidak dapat membusuk (an-Organik) Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan limbah : • Pengumpulan :

o Pembuatan Tempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah) o Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara) o Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir)

• Pengangkutan : o Gerobak o Mobil Sampah

• Pengolahan : o Dibuang pada tahan galian/tempat rendah o Dikubur pada tanha galian o Dibakar

Pengetahuan Jenis dan Sumber Sampah

Jenis Sampah Sumber Sampah Sampah Organik : Makanan, sayuranCombustibles(mudah terbakar): Kertas Non-combustibles(tidak mudah terbakar): Botol, panci, dll Bangkai: binatang mati Sampah/limbah berbahaya: minyak, kimia, medis, etc. Sampah bangunan: concrete, batu,puing dsb

Pusat Kesehatan:RSPasar Rumah Tangga Industri DU …..

Pengetahuan Jenis Sampah dan Cara Pengelolaan :

Jenis Sampah Penjelasan Cara pengelolaan

Sampah umum Sampah dapur,kertas, kardus, dll

Lubang galian terbukaPembakaran Sanitary land filling/ penguburan

Pathological and limbah infectious

Limbah dari Lab,cairan (ketuban), perban, dll

PembakaranDibakar dan di kubur

Berbahaya/tajam Jarum suntik, set infus, sarung tangan,dll.

Pembakaran temperatur yangdiperlukan >1000C

5. Drainase

Apa itu Drainase ? Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan membuat saluran untuk menghindari genangan yang merupakan sarang pekembangbiakan veltor/pembawa penyakit.

Page 279: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 259

AIR DAN

SANITASI

XV

Perlunya drainase pada kondisi bencana!

Supaya tidak mencemari air permukaan : sumur, sungai atau danau o Tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa, dan lipas o Tidak mengganggu pemandangan

Bagaimana cara pemeliharaan drainase ?

o Periksa lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut, ambil dan buang ketempat sampah

o Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh tanah yang terbawa air.

Penyuluhan Kesehatan Apa itu Menyuluh ? Menyuluh adalah penyampaian pesan (fasilitator) kepada penerima pesan (masyarakat) Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyuluh: • Saling berbagi informasi dan pengetahuan • Penggerakan masyarakat (menggunakan pola partisipatif) • Penyediaan bahan dan saran yang penting. Tujuan dari penyuluhan Mengajak masyarakat yang berhubungan dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan jamban/ kebiasaan mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan dan pe-nyimpanan air yang tidak bersih/ memasak makanan yang tidak bersih.

Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi Penyakit yang disebabkan oleh Air dan Sanitasi : • Kolera, Tipus, Diare • Cacing Tambang • Cacingan, scabies (penyakit kulit) • Malaria, Demam berdarah

Page 280: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

260 Pelatihan Dasar KSR

Mengetahui jenis-jenis Jamban Jamban yang harus dibangun pada kondisi Bencana ? 1. Jamban Lubang

Keterangan : A – Jamban Lubang Konvensional/Sederhana B – Jamban Lubang Berventilasi

Page 281: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 261

AIR DAN

SANITASI

XV

2. Jenis Jamban Lain

a

c

d b

Keterangan :

• Jamban Siram (a)

• Jamban Siram dengan dua lubang (b)

• Jamban Cubluk (c)

• Jamban Septic tanks (Jamban ViP) (d)

Mobil Sedot Tinja

Jamban Keluarga

Jamban Bergerak

Page 282: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

262 Pelatihan Dasar KSR

b. Pendekatan PHAST

( PHAST=Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation perubahan perilaku kebersihan diri dan kesehatan lingkungan dari yang buruk menjadi baik )

i. Tujuan Pembelajaran :

ii. Waktu : 2 x 45 Menit

iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol

iv. Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.

v. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :

• Mengawali sesi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan

energizer. • Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari

pelatihan

2. Kegiatan Pembelajaran : a. Pengertian pendekatan partisipatif

• Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 – 8 orang

• Fasilitator memberikan sebuah cerita analogi tentang monyet dan ikan serta nelayan dan pak guru yang akan di diskusikan oleh peserta selama 10 – 20 menit.

• Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan dilanjutkan dengan tanya jawab.

• Setelah selesai fasilitator akan merangkum hasil diskusi dan menyampaikan pengertian tentang pendekatan partisipatif

b. Pengertian PHAST • Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang

diketahuinya mengenai pendekatan partisipatif • Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta • Fasilitator menjelaskan pengertian pendekatan partisipatif

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif 2. Memahami pengertian PHAST 3. Memahami tujuan PHAST 4. Memahami tahapan-tahapan PHAST

Page 283: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 263

AIR DAN

SANITASI

XV

• Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi

c. Tujuan PHAST • Fasilitator menjelaskan mengenai tujuan PHAST • Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan

mengundang pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi d. Tahapan PHAST

• Fasilitator menjelaskan kepada peserta mengenai tahapan-tahapan PHAST

• Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi

3. Rangkuman • Fasilitator memberikan kesimpulan tentang topik yang disajikan

mengacu pada tujuan pembelajaran • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami

bagaimana memotivasi diri dalam proses pembelajaran. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

4. Latihan dan Evaluasi

vi. Referensi : 2. PMI Pusat, 2002; Panduan PHAST, Halaman 1 – 13, Penerbit

Kantor Pusat PMI 3. PHAST guidance notes and toolkit for Red Cross and Red Crescent

water and sanitation programming for safe water and sanitation

-----Latihan & Penugasan ---- Bacalah buku-buku yang terkait dengan program PHAST. Catat beberapa point

yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi tambahan.

------Latihan dan Evaluasi----- Fasilitator memberi pertanyaan kepada peserta : • Jelaskan pengertian pendekatan partisipatif • Jelaskan pengertian PHAST • Jelaskan tujuan PHAST • Jelaskan Tahapan-tahapan PHAST

Page 284: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

264 Pelatihan Dasar KSR

Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif Latar Belakang Pelaksanaan PHAST • Rendahnya akses terhadap Air Bersih • Tingkat perekonomian rendah • Masyarakat rentan terhadap penyakit yg berhubungan dengan ketersediaan air bersih

dan sanitasi • Ada Minat Untuk Berubah • Wilayah yang bersangkutan kurang mendapat perhatian dari

pemerintah/NGO/organisasi lainnya Apakah paritisipatif itu?

Peran serta seseorang dalam suatu proses kelompok menyusun perencanaan di tingkat masyarakat

Metoda partisipasi masyarakat • Mendorong partisipasi setiap orang kedalam suatu proses kelompok, dengan tidak

memandang umur, jenis kelamin, status sosial maupun latar belakang pendidikan. • Membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab terhadap keputusan seseorang. • Membuat suatu keputusan menjadi mudah dan menyenangkan. • Antar npeserta saling belajar satu sama lain dan dapat mengahargai pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki peserta lainnya. Mengapa menggunakan metoda paritisipatif itu? Menggunakan konsep partisipasi masyarakat • Biaya murah • Sharing dalam biaya • Kesepakatan/kontrak

Memahami pengertian PHAST Apa pengertian dari PHAST? PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation adalah suatu rangakaian cara untuk tercapainya perubahan pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan diri yang sehat dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi secara partisipatif. Apa yang ingin dicapai melalui PHAST? PHAST diadakan untuk membantu masyarakat : • meningkatakan perilaku hidup sehat • mencegah penyakit diare • mendorong penataan fasilitas air bersih dan sanitasi masyarakat

Page 285: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 265

AIR DAN

SANITASI

XV

Hal itu dilakukan dengan cara : • menunjukan adanya korelasi antara sanitasi dan status kesehatan • meningkatkan rasa percaya diri para anggota masyarakat • memberdayakan masyarakat

Memahami tujuan PHAST Apa Tujuan akhir dari PHAST? Adalah adanya peningkatan perubahan yang permanen dan keterlibatan masyarakat Proses pencapaian tujuan PHAST? • Dimulai bersama dengan masyarakat • Ditetapkan bersama dengan masyarakat • Dilaksanakan bersama masyarakat • Diputuskan melalui konsultasi dengan masyarakat

Tahap Pelaksanaan PHAST? • Tahap Kegiatan • Alat Bantu • Konsep Dasar

Tahap Kegiatan

Perencanaan Cegah Penyakit Diare

Tahap Kegiatan yang dilakukan

1. Persediaan Air 2. Perilaku

Kebersihan 3. Sanitasi

1. Identifikasi Masalah2. Analisa Masalah 3. Perencanaan untuk solusi 4. Pemilihan opsi-opsi 5. Perencanaan untuk adanya fasilitas

baru dan perubahan perilaku

Periksa Kemajuan Tahap Kegiatan yang dilakukan 1. Pemantauan 2. Keberhasilan

6. Rencana Monitoring-Evaluasi 7. Pemantauan Partisipatif

Alat Bantu • Gambar • Peta

Konsep Dasar Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare

Fluids =Cairan Fields =Lapangan Flies =Lalat Finger =Jari tangan Food = Makanan Feces =Tinja

Page 286: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

266 Pelatihan Dasar KSR

Memahami tahapan-tahapan PHAST 7 Tahapan Masyarakat dalam mencapai peningkatan kebersihan diri dan lingkungan serta mendorong penataan fasilitas Air dan Sanitasi

STEP 1 – Identifikasi Masalah

o Cerita masyarakat o Masalah kesehatan yg ada di masyarakat

STEP 2 – Analisa Masalah

o Membuat peta masyarakat o Perilaku kebersihan diri yg baik dan buruk o Bagaimana penyakit menyebar

STEP 3 – Perencanaan untuk solusi

o Menghentikan penyebaran penyakit o Menseleksi hambatan2 yg ada o Tugas dari laki2 dan perempuan di masyarakat

Step 4 – Pemilihan opsi-opsi

o Memilih perbaikan sanitasi o Memilih perbaikan perilaku kebersihan diri o Menyediakan waktu untuk pertanyaan

Step 5 – Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan perilaku

o Perencanaan untuk perubahan o Perencanaan siapa melakukan apa

Step 6 – Perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi

o Menyiapkan cara utk menilai kemajuan kita

Step 7 – Evaluasi yang partisipatif o Menilai kemajuan kita

----

Feces

Fing-ers

Flies

Fields

Fluids

FoodPelaku

Kualitas Air

Cuci tangan dan Jumlah air

Sanitasi

Kebersihan makanan

Page 287: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 288: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

268 Pelatihan Dasar KSR

Page 289: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 269

TIM PEN

YUSU

SN

TIM PENGARAH

Dr. Hj. Ulla Nuchrawaty Usman , MM Pengurus Pusat Bidang Penguatan Sumber daya Relawan

Drg. Juliati Susilo

Kepala Divisi PMR dan Relawan

Drs. Arifin Muh. Hadi, M.kes Kepala Divisi Penanganan Bencana

Dr. Lita Sarana

Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat

Dra. Marlina Suriawan Kepala Divisi Pengembangan Organisasi

Dra. Aswi Nugroho

Kepala divisi Komunikasi

TIM PENYUSUN

1 Abidin PMI DAERAH JAWA BARAT 2 Aini Mariam R.S PMI BOGOR 3 Allan Darwis TSR PMI 4 Arna Ferajuanie PMI DAERAH JAWA TIMUR 5 Budi Suharjo PMI DAERAH BALI 6 David Sidabutar TSR PMI 7 Erlan Suherlan PMI DAERAH JAWA BARAT 8 Euis Komalasari PMI DKI JAKARTA 9 Haryo Teguh, dr PMI DAERAH JAWA TENGAH 10 Hidayatul Irwan PMI DAERAH SUMATERA BARAT 11 Mesdiono PMI DAERAH KALIMANTAN TIMUR 12 Sarwati PMI DKI JAKARTA 13 Seven Audi Sapta PMI DI YOGYAKARTA 14 Nur Salam AS PMI PUSAT 15 Rina Utami PMI PUSAT 16 Dheni Prasetyo PMI PUSAT 17 Doddy Alfitra PMI PUSAT 18 Asep Mulyadi PMI PUSAT 19 Robert Simatupang, SE PMI PUSAT 20 Puji Astuti PMI PUSAT 21 Achmad Djaelani PMI PUSAT 22 Fajar Sumirat PMI PUSAT 23 Fitriana Sidikah PMI PUSAT 24 Dewi Ayu Pratiwi PMI PUSAT 25 Putu Suriawan PMI PUSAT 26 Lilis Wijaya, dr PMI PUSAT 27 Rafiq Anshori PMI PUSAT 28 Dedeh Suryani PMI PUSAT

Jakarta, Oktober 2006 Divisi PMR dan Relawan

Page 290: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

270 Pelatihan Dasar KSR

Page 291: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator 271

PRINSIP D

ASA

R GERA

KAN

PALA

NG

MERA

H D

AN

BULA

N SA

BIT MERA

H

PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

1. KEMANUSIAAN Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

2. KESAMAAN Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.

3. KENETRALAN Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.

4. KEMANDIRIAN Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional di samping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

5. KESUKARELAAN Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.

6. KESATUAN Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

7. KESEMESTAAN Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Page 292: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 293: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 294: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr
Page 295: Panduan fasilitator pelatihan dasar ksr

Panduan Pelatih / Fasilitator iii