pandangan mengenai kebijakan hiv dan aids-adi sasongko

17
BEBERAPA PENGALAMAN YAYASAN KUSUMA BUANA DALAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN PELAJARAN DARI LAPANGAN Adi Sasongko

Upload: indonesia-aids-coalition

Post on 30-Jun-2015

1.126 views

Category:

Health & Medicine


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

BEBERAPA PENGALAMAN

YAYASAN KUSUMA BUANA

DALAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS

DAN PELAJARAN DARI LAPANGAN

Adi Sasongko

Page 2: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

YAYASAN KUSUMA BUANA

Didirikan tahun 1980

Fokus kegiatan: Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga

Berencana, Kesehatan Reproduksi

Mengelola 5 Klinik & 1 Laboratorium (Jakarta,

Bekasi, Sumedang)

Kegiatan HIV/AIDS (sejak 1993):

Pencegahan di kalangan Pekerja Seks dan industri hiburan

Pencegahan di Tempat Kerja

Page 3: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS OLEH YKB

Dimulai di Kramat Tunggak (1993-1999), dilanjutkan di industri hiburan di daerah Mangga Besar dan Hayam Wuruk (sejak 2000) Kegiatan: penjajagan kebutuhan, pelatihan,

pendampingan, capacity building, advokasi

Pencegahan di hulu (traficking prevention) di Indramayu (sejak tahun 2003)

Pencegahan di Tempat Kerja sejak 1993 telah menjangkau lebih dari 300 perusahaan Kegiatan: pelatihan, capacity building, pendampingan,

advokasi, pengembangan kebijakan

Perluasan kegiatan ke sektor konstruksi

Page 4: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

EPIDEMI

AIDS

SUPPLY

(PS)(*)

DEMAND

(PELANGGAN)

KONSEP SUPPLY & DEMAND

(*) Termasuk pencegahan di hulu (traficking prevention)

Page 5: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

PERKEMBANGAN DALAM 10 TAHUN

TERAKHIR

Perkembangan epidemi semakin meluas (jumlah kasus,

penyebaran).

Masalah stigma dan diskriminasi masih tebal dan belum

teratasi dengan baik

Masalah semakin kompleks (kemiskinan, desentralisasi,

sumber daya dsb)

Ketersediaan obat menjadi lebih baik

Kiprah (Sekretariat) KPAN semakin aktif tetapi KPAD

(propinsi, kota, kabupaten) masih banyak permasalahan

Tuntutan dan kualitas keterlibatan kelompok civil society

semakin meningkat

Page 6: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

(SEKRETARIAT) KPAN SEMAKIN AKTIF

Dibentuk melalui Peraturan Presiden (Perpres

75/2005)

Dukungan sumber daya (Partnership Fund, GF)

Jumlah staf bertambah, fasilitas kerja jauh lebih baik

Apakah koordinasi sektor terkait (di tingkat

kementerian dan tingkat oprasional

propinsi/kabupaten) menjadi lebih baik?

Page 7: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

FUNGSI KOORDINASI

Sesuai Perpres 75/2006, maka pertimbangan

dikeluarkannya Perpres tsb adalah untuk

meningkatkan efektivitas koordinasi

penanggulangan AIDS sehingga lebih intensif,

menyeluruh dan terpadu

Susunan keanggotaan meliputi Menko Kesra dan

melibatkan berbagai menteri (terutama di sektor

Kesra), perkumpulan profesi dan perkumpulan

ODHA nasional

Perlu meningkatkan koordinasi di tingkat pusat dan

membatasi diri untuk peran implementasi

Page 8: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

KEBERADAAN KPAD

Di beberapa daerah sudah lebih baik:

Dukungan sumber daya dari pemerintah (KPAD DKI 25

milyar/tahun)

Koordinasi dan kerjasama dengan LSM?

Di banyak daerah lainnya masih belum berfungsi

baik

Paradox:

Anggaran pemerintah meningkat tetapi penggunaan dan

transparansi serta efektivitas masih bermasalah

Page 9: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

BEBERAPA PELAJARAN DARI LAPANGAN

Kebijakan three ones tidak dilaksanakan dengan baik (pejabat yang seharusnya melakukan fungsi koordinasi masih menstigma populasi kunci)

Bias gender: fokus pada perempuan (pekerja seks) tetapi tidak pada laki-laki (pelangggan)

Upaya Kondom 100% berjalan timpang Pendampingan oleh LSM sudah berjalan dengan baik

Regulasi dan komitmen aparat terkait masih setengah hati

Bisnis kondom atas nama AIDS (Kalijodo)

Page 10: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

BEBERAPA PELAJARAN DARI LAPANGAN

Di DKI Jakarta, dana AIDS yang ada di sektor lain (kesehatan) di “ambil alih” oleh KPA Propinsi

Realitas lapangan belum ditangani sektor terkait secara konsisten

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata/Dinas Pariwisata belum (tidak mau?) mengintegrasikan penanggulangan HIV/AIDS dalam kebijakan dan regulasi di sektor pariwisata

Page 11: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

BEBERAPA PENGALAMAN DARI

PENCEGAHAN HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

Kebijakan sudah baik tetapi tidak disertai dengan

upaya pelaksanaan di lapangan

Kementerian Naktertrans tidak sungguh-sungguh

melaksanakan SK Naketrans 68/2004 (Aktif sewaktu

ada dana GF, Perangkat regulasi yang ada tidak

diterapkan secara aktif)

Beberapa tokoh-tokoh pengusaha besar belum

melaksanakan pencegahan HIV/AIDS di lingkungan

perusahaannya

Page 12: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

BEBERAPA PENGALAMAN DARI

PENCEGAHAN HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

Asosiasi perusahaan (Apindo, Kadin) perlu lebih

aktif menggalang anggotanya untuk melakukan

upaya pencegahan HIV/AIDS

Asosiasi bisnis untuk AIDS seharusnya lebih

mengambil peran advokasi. Peran implementasi

harus dilakukan melalui jejaring dengan LSM

setempat

Page 13: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

BEBERAPA PELAJARAN DARI PENCEGAHAN

DI BAGIAN HULU (TRAFICKING PREVENTION)

Ada “pembiaran” oleh Pemerintah Daerah terhadap

praktek traficking yang terjadi dengan tidak serius

melakukan upaya pencegahan pada sektor terkait

Meskipun sudah dikenal sebagai daerah pensuplai

PS tetapi kebijakan kesehatan dan sektor terkait lain

belum diintegrasikan untuk mencegah IMS dan HIV

Calon TKI yang akan berangkat ke luar negeri

ditemukan 0,11% HIV+ (sama dengan tingkat

prevalensi 110 per 100.000 atau ranking kedua

setelah Papua dg ranking 149/100.000 dan 2x

prevalensi nasional)

Page 14: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

APA YANG PERLU DILAKUKAN KE DEPAN?

KPAN perlu lebih intensif melakukan koordinasi di tingkat menteri

KPAN perlu memobilisasi peran aparat pemerintah agar sepenuh hati menunjang upaya pencegahan HIV/AIDS

Perlu transparansi dan akuntabilitas terhadap penggunaan anggaran pemerintah di KPAP

Intervensi struktural melalui kebijakan sektor terkait harus disertai upaya mobilisasi aparat di tingkat pelaksana

Page 15: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

APA YANG PERLU DILAKUKAN KE DEPAN?

Untuk menanggulangi HIV/AIDS perlu perubahan

perilaku dan ini harus dilakukan melalui upaya

pemberdayaan masyarakat dengan cara yang

edukatif, sistematik dan berkelanjutan

Penjangkauan kepada lelaki berisiko (pelanggan

dan pelanggan potensial) harus diperluas (upaya di

tempat kerja termasuk sektor strategis seperti

Harus ada upaya pencegahan di hulu yang

dilaksanakan secara komprehensif (sending area

TKI ada yang overlap dengan sending area PS)

Page 16: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

CAPACITY BUILDING DAN SUSTAINABILITY

Kehadiran International NGO (INGO) harus

difokuskan pada capacity building dan sustainability

organisasi setempat

Perlu regulasi pada INGO sehingga mereka tidak

langsung melakukan kegiatan implementasi tetapi

melalui kemitraan dengan civil society

Dana hibah perlu disertai dengan counterpart

budget dari pemerintah bukan malah menjadi

sumber utama

Page 17: Pandangan Mengenai Kebijakan HIV dan AIDS-Adi Sasongko

PENUTUP

Epidemi AIDS sudah semakin memprihatinkan

Perlu kesungguhan semua pihak (pemerintah, civil

society) mencari upaya terobosan yang efektif

Dukungan dana internasional akan menurun

(Indonesia memasuki kategori middle income

country) sehingga perlu menggali sumber dana

domestik