pameran · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi...

26

Upload: vuonghuong

Post on 31-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid
Page 2: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

PAMERAN

1

Page 3: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Jakarta Architecture Triennale (JAT) 2018 Decoding Jakarta: Involution +Confluidity Penduduk bumi pada 2030, 70% di kota dan 30% di desa Planet bumi kita, terdiri dari 70% air dan 30% daratan Bukan sebuah kebetulan, bahwa kota/urban dan air akan menjadi isyu yang makin menyeruak akhir-akhir ini. Apalagi, diperkirakan pada tahun 2030 nanti, 70% penduduk bumi akan tinggal di kota, dengan segala masalah dan dinamikanya. Tentunya, daratan yang luasnya hanya 30% dari permukaan bumi pun mulai terasa sesak, dan mau tidak maukita harus menoleh (lebih tepatnya: belajar) kepada dominasi air yang 70% itu.

2

Page 4: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

LATAR

KERANGKA ACUAN KERJA

Secara historis, kota Jakarta sejak tahun 1920 (berdasarkan sensus tahun 1921) telah menjadi kota dengan jumlah populasi terpadat di Indonesia, dan terus berlanjut hingga kini. Hal ini juga jamak terjadi di banyak ibukota di berbagai belahan dunia, yang menjadi kota dengan populasi terpadat di negara masing-masing. Kepadatan Jakarta ini telah melampaui batasan teritorialnya hingga “meluap” dan melahirkan kota-kota baru disekitarnya pasca Orde Baru, yaitu Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan dan Depok. Kota-kota tersebut lahir menjadi pelayan Jakarta, hal ini terbukti dari jalur transportasi dan infrastruktur kota-kota tersebut dari dan ke Jakarta menjadi jalur yang “utama”, dansangat padat setiap harinya. Namun jalur transportasi dan infrastruktur antar kota-kota itu kurang memadai atau bahkan tidak ada, misalnya dari Tangerang Selatan ke Depok atau dari Bekasi

01

3

Page 5: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

4

ke Depok dan sebaliknya harus melewati Jakarta. Hal ini membuat Jakarta menjadi pusat jejaring laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya.Jumlah populasi yang terus bertambah di batas teritori yang tidak bisa meluas mengakibatkan peningkatan intensitas kepadatan sekaligus penyebaran kepadatan secara sporadis dengan berbagai implikasinya. Di pihak lain, Jakarta yang telah tumbuh meraksasa, tak henti berusaha untuk terus menaklukkan ruang kotanya, baiksecara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal, muncul gedung-gedung pencakar langit yang telah dan masih akan terus bertambah, sehingga menjadikan Jakarta sebagai kota dengan jumlah gedung jangkung terbanyak di Indonesia. Kemudian secara horisontal, karena tidak memungkinkan untuk mengembang ke daratan (berbatasan teritorial dengan kota-

kota sekitar), maka mulai melirik ke utara, ke air, ke laut. Bisa jadi terinsprasi trend global dari Dubai yang mereklamasi pantai dan menawarkan gedung pencakar langit sekaligus pulau buatan, maka Jakarta pun juga ikut mereklamasi pantainya. Di Teluk Jakarta, saat ini sudah ada beberapa pulau buatan, yang sempat memicu perdebatan dan kontroversi.

Page 6: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Involution, bisa dianggap berasal dari gabungan dua kata: Inner + Revolution, atau bisa juga Inner+Evolution. Sebetulnya istilah ini pada awalnya dipakai oleh Clifford Geertz, yang menyebut Agriculture Involution, maksudnya adalah meningkatnya pendapatan teritori lahan, tetapi hal itu tidak meningkatkan pendapatan per orang, karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di suatu tempat, sementara luas lahan pertanian praktis tidak bertambah. Urban Involution atau Involusi Urban, merupakan sebuah kondisi ketika terjadi percepatan pertumbuhan populasi yang tidak dibarengi dengan pertumbuhan sarana prasarana serta fasilitas publik kota. Atau sarana prasarana dan fasilitas publik bertambah, namun pertambahannya jauh kalah cepat jika dibanding dengan laju pertumbuhan populasi yang luar biasa. Maka, kita mestinya bisa belajar tentang Involusi, pada orang-orang

5

INVOLUTION 02

Page 7: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

6

“pinggiran”yang harus bertahan hidup di kota Jakarta, bagaimana mereka menyiasati kota dengan tinggal di tanah-tanah atau lahan yang tak bertuan, mungkin itu satu-satunya kemungkinan yang bisa mereka taklukkan. Meski menimbulkan konflik spasial, ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang yang “kalah”, yang harus berjuang demi kelangsungan hidupnya, namun mereka memiliki kreativitas, kemampuan negosiasi dan ide-ide solutifyang bisa kita jadikan sebagai pijakan dalam menata dan merencanakan kota ke depan.

Page 8: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Confluidity, kata gabungan dari Confluence(pertemuan) dan Fluidity (keadaan cair, ketidakstabilan), sebagai pertemuan antara kondisi-kondisi yang tak stabil (terutama yang berkaitan dengan air). Kondisi tak stabil yang mestinya juga ditanggapi dari sudut pandang “tak stabil” juga, bukan dengan kacamata kestabilan. Urban Confluidity atau Konfluiditas Urban, adalah sebuah keadaan ketika sebuah kota akhirnya menjadi pertemuan dari berbagai masalah yang berkaitan dengan air, seperti misalnya banjir dan juga rob, penetrasi air laut, polusi sungai dan pantai, bangunan di atas air, reklamasi pantai, kekurangan air bersih dan lain-lain, yang mestinya bisa diselesaikan dengan “kesadaran air” (consciousness of fluidity), bukan “kesadaran daratan” (consciousness of stability). Saat ini, Jakarta telah “menjalar” ke laut, yang bisa dikatakan sebagai pola pikir kontinental atas

7

CONFLUIDITY 03

Page 9: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

8

waterscape (perairan), sehingga terjadi pro-kontra yang tak berkesudahan. Kita juga perlu belajar pada orang-orang cerdas dari suku Bajo, yang memang lebih dikenal sebagai “suku air”, mereka sudah terbiasa tinggal di atas air daripada di daratan, sejak jaman nenek moyang mereka. Mereka memiliki kecerdasan air yang mungkin sudah kita lupakan karena proses perancangan dan pembangunan kota-kota kita yang terlihatlebih berorientasi ke daratan (bukan air).

Page 10: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Tempat-tempat tak bertuan dan juga kawasan air (laut) di Jakarta, sama-sama bersifat chaos, dan selama ini selalu luput dari perhatian kita. Kalaupun tak luput, mungkin kita telah salahatau keliru dalam menanganinya. Oleh sebab itulah, perlu Involution dan Confluidity yang melihat dan bekerja dari sudut pandang lain. Keduanya (Involution+Confluidity) bisa digabungkan sebagai “fluid ontology” yang didefinisikan sebagai: neither “land” biased nor “locked” to static and bounded interpretation of space(Anderson and Peters, 2014). Tidak ingin terjebak dalam interpretasi ruang dengan doktrin “daratan” dan “statis”. Air selalu dinamis: bisa mencair, membeku, mengembun sampai menyublim. Ya, orang pinggiran di kota besar seperti Jakarta danjuga suku Bajo, adalah kemungkinan-kemungkinan (possibilities) kreativitas dan kecerdasan mereka yang belum pernah dicoba dalam konteks Urban. Arsitek dan desainer bisa

9

CHAOTIC URBAN AREAS

04

Page 11: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

10

belajar dari mereka untuk membuat sebuah (atau beberapa) usulan proposal yang (juga mencoba untuk) menyelesaikan masalah-masalah urban kita, baik di masa kini maupun di masa depan.

Page 12: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Pada JAT 2018 ini, kami menantang para arsitek dan desainer untuk ikut terlibat dalam dua konteks ini, yaitu konteks Involusi Urban dan Konfluiditas Urban. Keduanya bisa dilihat secara terpisah atau berdiri sendiri-sendiri, tetapi sesungguhnya juga saling berhubungan dan berkelindan satu sama lain. Dalam konteks Involusi Urban, arsitek dan desainer diajak terlibat dalam memberikan proposalide-ide segar dan solutif, dengan berkaca pada warga Jakarta yang telah mengambil perannya. Sedangkan dalam konteks Konfluiditas Urban, arsitek dan desainer bisa terlibat dalam memberikan pemikiran dan ide berkaitan dengan air dan laut, sebagaimana orang-orang Bajo memandang laut dan pesisir sebagai habitat mereka. Dalam agriculture involution yang menjadi kuncinya adalah meningkatnya pendapatan suatu teritori lahan pertanian, namun

11

TANTANGAN 05

Page 13: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

12

tidak meningkatkan pendapatan per orangnya, karena laju pertumbuhan penduduk ternyata jauh lebih cepat sementara luas teritori lahan pertanian tidak bertambah, justru luas teritori lahan pertanian per orang menjadi makin berkurang.

Bila hal ini dikontekskan dengan Jakarta maka intensifikasi lahan kota karena desakan ekonomi dan tekanan populasi membuat populasi Jakarta semakin padat secara horizontal, merambah daratan Jakarta hingga ke setiap sudut-sudutnya. Jakarta masih memegang peredaran uang terbesar bagi Indonesia dan ini menjadi bangkitan jumlah populasi yang masuk ke Jakarta. Kecepatan pertumbuhan populasi didalam yang tidak dibarengi berimbangnya pertumbuhan sarana, prasarana dan fasilitas publik kota di dalam batas teritori Jakarta yang tidak bertambah, menciptakan situasi yang kami sebut sebagai ‘Urban Involution’, Involusi Kota.

Involusi Kota ini disatu sisi melahirkan konflik-konflik termasuk konflik spasial dan ekonomi termasuk sharing poverty namun juga melahirkan negosiasi, kreatifitas dan ide-ide solutif sebagai bagian siasat warga kota dalam bertahan hidup di kota ini (cenderung secara spontan dan informal), mencoba hidup dan berkehidupan diantara kompetisi dan harmoni. Bila ditarik ke perencanaan kota (urban planning/urbanism), mungkinkah involusi kota ini bisa menjadi bagian dari perencanaan kota? Involusi kota melalui siasat-siasat dan ide –ide solutif yang cenderung spontan dan tidak dirancang disatu sisi berupaya menjawab permasalahan keseharian yang dihadapi oleh warga kota Jakarta. Dalam konteks JAT 2018, kami akan mengajak dan menantang arsitek dan desainer untuk turut terlibat urun pemikiran dan ide-ide segar dan solutif dalam

Page 14: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

13

konteks Involusi Kota ini, dimana selama ini warga Jakarta sudah mengambil perannya. Dalam konteks Konfluiditas Urban, secara politik nasional pemerintahan RI yang sekarang mencoba kembali menjadikan isyu laut dan maritim sebagai salah satu program utama kebijakan nasionalnya setelah sekian lama pola pembangunan yang berkiblat kepada daratan. Salah satunya terdapat dalam poin ke-3 Nawa Cita, yaitu : “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.” Desa, laut, petani dan nelayan, walaupun terbukti menjadi salah satu potensi kekuatan terbesar bangsa ini namun faktanya selama ini justru ter-marjinal-kan dalam kebijakan pembangunan RI. Dalam konteks Jakarta,sudah cukup lama sisi utara Jakarta beserta perairan Teluk Jakarta menjadi salah satu sisi marjinal dari Jakarta. Di sisi lain Jakarta sebagai ibu kota negara tentunya tidak

mampu lepas dari isyu kota global, juga mencoba menawarkan utopia kota-kota global, yaitu : merambah daratan, mencakar ke langit hingga menjalar ke laut. Dalam rangkaian JAT 2018 kami memilih untuk mengeksplorasi konsepsi ‘menjalar ke laut’ sebagai tantangan dan peluang Jakarta masa depan. Bila program Reklamasi Teluk Jakarta merupakan Intervensi pola pikir dan konsepsi kontinental terhadap lansekap maritim maka melalui JAT 2018 ini kami akan mengajak dan menantang arsitek dan desainer untuk turut terlibat urun pemikiran dan ide-ide segar dan solutif tentang Confluidity Urbanism. Memandang maritim dan laut sebagaimana orang-orang Bajo (sebagai suku bangsa yang mampu hidup berkelanjutan di habitat pesisir dan laut) memandang laut dan pesisir, merupakan salah satu pijakan filosofis sekaligus praksis dalam melihat potensi dan tantangan kedepan tentang Confluidity Urbanismdi Jakarta.

Page 15: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

14

Jakarta sebagai kota dipesisir laut juga menghadapi isyu lingkungan global, salah satunya tentang isyu pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang berdampak langsung terhadap kenaikan permukaan air laut. Pola dan cara hidup masyarakat Bajo mungkin akan menjadi salah satu referensi untuk menjawab tantangan isyu pemanasan global tersebut. JAT 2018 akan mengajak dan menantang perserta sayembara untuk mengeksplorasi dan mengkontekstualisasi cara pandang dan cara hidup masyarakat Bajo sebagai salah satu bahan baku pengetahuan menjawab tantangan perkotaan dan isyu pemanasan global bagi Jakarta. Tantangan yang kami berikan adalah sebagai berikut namun tidak terbatas hanya pada hal berikut.

Page 16: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Urban Involution : Rumah Lipat-Tenteng (Folding-Hand Carry Shelter) Salah satutaktikwarga yang bekerja (biasanya di sektor informal) di Jakarta yang tidak bisa mendapatkan akses untuk mendapatkan tempat tinggal (sewa/beli) adalah mendiami “lahan-lahan tidak bertuan atau yang tidak terdefinisi”, dalam kontek sini kami sebut ‘ruang sisa’ kota, biasanya berupa lahan-lahan kosong tidak terbangun, bangunan yang mangkrak dan tidak dihuni, kolong tol, kolong jembatandan lain-lain sebagainya. Disisi yang lain di waktu pagi hari sekian juta orang memasuki Jakarta dari kota-kota disekitarnya demikian pula sebaliknya di sore hari. Kegiatan rutin pagi dan sore hari ini menjadikan beban infrastruktur Jakarta kian berat. Sayembara dan pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ kota dengan kebutuhan orang yang bekerja di Jakarta namun harus tinggal di pinggiran/ luar Jakarta karena berbagai alasan.

TANTANGAN

15

Page 17: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

16

Peserta sayembara ditantang untuk mewujudkan ‘rumah tidur’ yang bisa dilipat dan ditenteng, dengan mudah dirakit dan dengan mudah untuk dilipat, disimpan maupun dibawa, rumah yang berdiri diantara sifat kesementaraan (temporary shelter) sekaligus kepastiannya (dwelling,fixed shelter). Rumah ini bisa menempati lahan-lahan yang dengan sistem tertentu sangat mungkin bisa dilegalkan untuk ditempati dalam jangka waktu tertentu atau terbatas, misalnya memanfaatkan halaman masjid untuk tidur malam hari dari jam 20.00 – 05.00, dengan fasilitas umum yang berbagi (share facility). Sasaran dari penghuninya adalah warga dengan penghasilan tertentu (misal dibawah UMR) yang memiliki pekerjaan tetap. Kurator akan memberikan beberapa lokasi tapak (site) kepada calon peserta untuk dijadikan lahan bagi proposal ini.

Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid Istiqlal atau

masjid besar lainnya di Jakarta yang memiliki halaman yang cukup luas.

2. Kolong tol/ jembatan fly over /elevated railway dengan turut mendesain fasilitas KM/WC sebagai fasilitas bersama.

Page 18: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Urban Confluidity: A. Ruang Publik Terapung (Floating Public Space) Pada periode pemerintahan Gubernur DKI Jakarta periode yang lalu Ruang Publik Terpadu Ramah Anak yang disingkat RPTRA adalah konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan menarik, pengawasan CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komunitas yang ada di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, dan lainnya. RPTRA juga dibangun tidak di posisi strategis, namun berada di tengah pemukiman warga, terutama lapisan bawah dan padat penduduk, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh warga di sekitar (http://news.detik.com/berita/2951941/mengenal-lebih-jauh-rptra-taman-multifungsi-di-sudut-sudut-ibu-kota).

TANTANGAN

17

Page 19: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

18

Pada JAT 2018 kurator ingin memperluas cakupan menjadi ruang publik hingga keperairan dipesisir utara dan Kepulauan Seribu Jakarta, juga dimungkinkan untuk ditempatkan di beberapa waduk/situ/danau dimana terdapat permukiman yang padat dan termasuk golongan ekonomi bawah yang menjadi sasaran dari program ini.

Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Pesisir perkampungan nelayan

Luar Batang. 2. Pesisir perkampungan nelayan

Kali Baru. 3. Pesisir perkampungan nelayan

Penjaringan. 4. Salah satu pesisir pulau di

Kepulauan Seribu. 5. Wadukpluit 6. Danau Sunter Barat

B. Rumah Terapung Daur Ulang (Recycle Floating Housing) Entitas terkecil dari sebuah masyarakat adalah keluarga, dan rumah adalah entitas terkecil dari sebuah kota. Kebutuhan akan tersedianya rumah yang terjangkau bagi masyarakat kelas menengah kebawah perkotaan selalu menjadi tantangan untuk dipecahkan. Pesisir utara Jakarta terdapat perkampungan nelayan yang cukup padat dan termasuk golongan ekonomi bawah yang menjadi sasaran dari program Rusunawa itu sendiri. Di Jakarta Utara juga banyak terdapat industri dan kegiatan pelabuhan yang menyerap banyak pekerja temporer yang membutuhkan tempat tinggal murah yang dekat dengan tempat kerjanya. Rumah terapung daur ulang yang diusulkan ini bisa menjadi semacam DNA untuk mengembangkan ke perumahan terapung (floating housing).

Page 20: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Selain Isyu tentang rumah dan perumahan, salah satu isyu di Jakarta adalah tentang pengelolaan sampah. Volume sampah di Jakarta mencapai sekitar 7.500 ton per hari. Saat ini tempat pembuangan sampah terpadu Jakarta dipusatkan di Bantargebang, Bekasi. Namun TPST sudah tidak mampu untuk mengelola sampah dengan volume tersebut. Dalam sebuah pernyataan di media (http://www.beritasatu.com/megapolitan/321282-djarot-sampah-jakarta-7500-ton-per-hari.html) Pemprov DKI Jakarta menyatakan sedang memikirkan bagaimana sampah ini diolah sebagian di wilayah, dan sisanya baru dikirimkan ke Bantargebang. Dari total volume sampah Jakarta, sebanyak 1.500 ton sampah per hari sudah dikelola komunitas warga, dijadikan produk daurulang. Rumah Terapung Daur Ulang yang diusulkan juga harus mengusulkan secara komprehensif tentang bagaimana proses dan tahap pembangunannya, pengadaan

sumber daya listrik, air beserta pengelolaan limbahnya dalam sebuah konsep yang terintegrasi yang berwawasan ekologi dan berkelanjutan. Rumah Terapung Daur Ulang ini mencoba menjawab 2 hal sekaligus yaitu penyediaan perumahan susun murah dan terjangkau serta turut mengurangi volume sampah Jakarta dengan menerapkan material daur ulang sebanyak mungkin. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Pesisir perkampungan nelayan

Luar Batang. 2. Pesisir perkampungan nelayan

Kali Baru. 3. Pesisir perkampungan nelayan

Penjaringan.’ 4. Salah satu pesisir pulau di

Kepulauan Seribu.

19

Page 21: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

20

Page 22: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

1. Pendaftaran online dilakukan dengan mengirimkan email ke [email protected] subjek Exhibition JAT2018 – Registration dengan melampirkan nama, alamat email beserta nomor kontak seluruh peserta

2. Para peserta harus menyelesaikan pendaftaran online dan pengajuan harus menyertakan, (tetapi tidak terbatas pada) gambar yang diperlukan berikut ini • Representasi tiga dimensi

yang menjelaskan desain, perspektif, dan montase yang menggambarkan karakter proyek.

• Bagian gedung / tapak yang mengilustrasikan aspek kunci dan elemen spasial atau programatik utama

• Gambar denah, tampak dan potongan

• Gambar detail skala besar yang menggambarkan rincian inovatif atau aspek desain terintegrasi

REGULASI PEMASUKAN

PROPOSAL

06

21

Page 23: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

22

• Semua gambar harus disajikan pada skala yang sesuai untuk solusi desain dan termasuk skala grafik untuk referensi

3. Format kertas A1 portrait sebanyak 2 lembar

4. Lembar harus dikirim dalam format JPEG (Resolusi 150 DP), ukuran file tidak melebihi 5 MB

5. File harus ditandai dengan nomor identifikasi unik untuk setiap peserta, disajikan dengan jelas di sudut kanan atas pada lembar A1 Lembar dan dilarang memasukkan INFORMASI APA PUN (Nama, Organisasi, Institusi, dll.) yang mungkin memberikan identitas peserta.

6. Setiap peserta juga harus mengumpulkan file presentasi dengan format pdf/ppt maksimal 12 halaman.

7. Semua teks harus dalam bahasa Indonesia (untuk

peserta dari Indonesia) dan dalam bahasa Inggris (untuk peserta dari negara lain), dengan MAKSIMAL 500 KATA untuk penjelasan proyek dengan ukuran huruf yang dapat dibaca (yang akan diberikan pada lembar A1 itu sendiri)

Page 24: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

Jadwal Pengumuman Open submission: 1 Agustus 2018 Aanwidjzing/Penjelasan Kurator: Diumumkan kemudian Pemasukan karya: 1 September 2018 Proses kurasi : 3 – 6 September 2018 Pengumuman hasil kurasi: 7 September 2018 Pemasukan Materi Pameran: 10 – 17 September 2018 Periode Pemasangan Materi Pameran: 28 September 2018 – 5 Oktober 2018 Pembukaan Pameran JAT 2018: 6 Oktober 2018 Periode Pameran JAT 2018: 6 Oktober 2018 - 3 Nopember 2018

JADWAL 07

23

Page 25: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid

8

KEPESERTAAN

Kami mengundang semua orang, terlepas dari profesi atau kualifikasi mereka, untuk bergabung dalam kompetisi dan mempresentasikan proposal ide mereka. Peserta bebas mengirimkan beberapa entri tetapi setiap entri harus didaftarkan secara terpisah. Di samping entri individu, entri tim juga diperbolehkan. Sebuah tim dapat memiliki maksimal tiga peserta. Tim interdisipliner juga dipersilakan untuk bergabung. Setelah pendaftaran peserta disetujui, peserta akan dikirimi nomor identifikasi unik untuk tim/entri peserta yang akan diperlukan untuk mengirimkan proposal oleh peserta. Jika peserta belum menerima konfirmasi dalam dua hari kerja, silakan hubungi kami di [email protected]

08

24

Page 26: PAMERAN · 2018-08-01 · pameran ini mencoba mengisi kekosongan antara ‘ruang sisa’ ... bagi proposal ini. Lokasi : (namun tidak terbatas hanya pada hal berikut) 1. Halaman Masjid