palatum
DESCRIPTION
Palatum. Kelompok : Devi Yunita Astuti Ilham Rezki Maila Andrasanti Mimi Masniwati Amalia Zukhra Nola Asril Melda Kartika Rezki Rahayu Silvia Sukma Dewi Sari Anggraini Z.P Elza Sripratiwi. Definisi. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
PalatumKelompok :1. Devi Yunita Astuti2. Ilham Rezki3. Maila Andrasanti4. Mimi Masniwati5. Amalia Zukhra6. Nola Asril
7. Melda Kartika8. Rezki Rahayu9. Silvia Sukma Dewi10.Sari Anggraini11.Z.P Elza Sripratiwi
Definisi Labio/plato skisis adalah merupakan
kongenital anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu
Labio palato skisis adalah suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palatoskisis (subling palatum) dan labio skisis ( sumbing tulang) untuk menyatu selama perkembangan embrio.
Etiologi
Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui
Fraktur herediter Genetik : abnormal kromosom (trisomy 13
syndrome), mutasi gen Lingkungan : teratogen (agen atau factor
yang menimbulka cacat pada masa embrio :asam folik, antagonis atau anti kejang)
Perubahan konsentrasi glukortikoid dan perubahan faktor pertumbuhan epidermal
Manifestasi KlinisPada Labio skisis Distoersi pada hidung Tampak sebagian atau keduanya Adanya celah pada bibir Pada bayi terkadang ada gangguan menghisap puting susu Gangguan bicara, dapat terjadi karena penurunan fungsi otot
akibat celah akan mempengaruhi bicara, bahkan menghambatnya. Terutama dalam mengucapkan huruf konsonan
Pada Palati skisis Tampak ada celah pada tekak (ovula), palato lunak, dank eras
dan atau foramen incisive. Adanya rongga pada hidung Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa
dengan jari. Kesukaran dalam menghisap asi (bayi) atau makan atau minum
pada anak. Gangguan bicara (keterangan = gangguan bicara pada
labioskisis). Aspirasi
Klasifikasi
Berdasarkan organ yang terlibat Celah di bibir (labioskizis) Celah di gusi (gnatoskizis) Celah di langit (palatoskizis) Celah dapat terjadi lebih dari satu
organ mis = terjadi di bibir dan langit-langit (labiopalatoskizis)
Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk
Unilateral Incomplete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.
Unilateral complete Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung.
Bilateral complete Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
komplikasi Gangguan bicara Terjadinya atitis media Aspirasi Distress pernafasan Resiko infeksi saluran nafas Pertumbuhan dan perkembangan terhambat Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh
atitis media rekureris sekunder akibat disfungsi tuba eustachius.
Masalah gigi Perubahan harga diri dan citra tubuh yang
dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan paruh Kesulitan makan
Penatalaksanaan
Perawatan Pra-Operasi: Fasilitas penyesuaian yang positif dari orangtua
terhadap bayi. Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang
adequate. Tingkatkan dan pertahankan kepatenan jalan nafas
Operasi Usia optimal untuk operasi bibir sumbing
(labioplasty) adalah usia 3 bulan. Operasi untuk langit-langit (palatoplasty) optimal
pada usia 18 – 20 bulan
Lanjutan...
Perawatan Pasca-Operasi Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
yang adequate Bersihkan garis sutura dengan hati-hati
Pemeriksaan Diagnostik
Foto Rontgen MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
untuk evaluasi abnormal
ASKEP PALATO SKISIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien : Meliputi nama,alamat,umur2. Keluhan utama : Alasan klien masuk ke rumah
sakitRIWAYAT KESEHATANa) Riwayat Kesehatan Dahulu
Mengkaji riwayat kehamilan ibu, apakah ibu pernah mengalami trauma pada kehamilan Trimester I. bagaimana pemenuhan nutrisi ibu saat hamil, obat-obat yang pernah dikonsumsi oleh ibu dan apakah ibu pernah stress saat hamil.
RIWAYAT KESEHATAN
b)Riwayat Kesehatan SekarangMengkaji berat/panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan/penurunan berat badan, riwayat otitis media dan infeksi saluran pernafasan atas.
c)Riwayat Kesehatan KeluargaRiwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiopalatoskisis dari keluarga, penyakit sifilis dari orang tua laki-laki.
Lanjutan…..
Pemeriksaan Fisika) Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk
mengidentifikasi karakteristik sumbing.b) Kaji asupan cairan dan nutrisi bayic) Kaji kemampuan hisap, menelan,
bernafas.d) Kaji tanda-tanda infeksie) Palpasi dengan menggunakan jarif) Kaji tingkat nyeri pada bayi
Lanjutan…
Pengkajian Keluargaa) Observasi infeksi bayi dan keluargab) Kaji harga diri / mekanisme kuping dari
orangtuac) Kaji reaksi orangtua terhadap operasi
yang akan dilakukand) Kaji kesiapan orangtua terhadap
pemulangan dan kesanggupan mengatur perawatan di rumah.
e) Kaji tingkat pengetahuan keluarga
Diagnosa keperawatanPra bedah: Ansietas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang penyakit. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan kelainan anatomis (labiopalatoskizis). Resiko aspirasi berhubungan dengan gangguan
menelan. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan penumpukan sekret. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks menghisap pada anak tidak adekuat.
Diagnosa keperawatan
Pasca bedah: Nyeri berhubungan dengan insisi
pembedahan. Resiko infeksi berhubungan dengan
insisi pembedahan. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan insisi pemberdahan
Resiko aspirasi b/d gangguan menelan
NOC:• Kemampuan kognitif• Tidak ada konsekuensi imobilitas:
fisiologis• Status neurologis
NIC:• Pencegahan aspirasi
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d penumpukan sekret
NOC:• Status pernafasan: ekstrim, berat,
sedang, ringan, atau tidak ada tanggapan
• Perilaku mengontrol gejala NIC:• Pengelolaan jalan nafas• Suction
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d refleks menghisap pada
anak tidak adekuat
NOC:• Status gizi: tidak adekuat, ringan,
sedang, kuat, atau adekuat total.• Asupan makanan: oral, pemberian
makanan lewat slang
NIC:• Pengelolaan gangguan makanan • Pengelolaan nutrisi
Nyeri b/d insisi pembedahan
NOC:• Tingkat kenyamanan• Perilaku mengendalikan nyeri• Tingkat nyeri
NIC:• Penatalaksanaan nyeri
Resiko infeksi b/d insisi pembedahan
NOC:• Status imun adekuat• Pengetahuan pengendalian infeksi• Pengendalian resiko
NIC:• Pemberian imunisasi/vaksinasi• Pengendalian infeksi
Kerusakan integritas kulit b/d insisi pemberdahan
NOC:• Integritas jaringan• Penyembuhan luka
NIC:• Perawatan tempat insisi• Pengawasan kulit• Perawatan luka