pakgub~nur, sfm dan perubahan iklim · kat pembalok. dalam teori ini sicukong lah yang...

2
J ' ; : Pak Gub~nur, SFM f' ~ dan Perubahan Iklim OLEH: MOHAMAD RAYAN MEc 'PAK Gubemur merasa geram ketika melihat langsung kerusakan hutan 'Merang dengan men:aiki helikopter ketika memantau hutan Merang yang 90.000 ha dari 265.000 masih baik pada hari Ium'at 10 Desember 2010 seperti dilaporkan mediacetak nasional 11 fP.·" Desember 2010 lalu. •• Lebih jauh laporan tersebut menggam5arkan illegal logging masih marak di hutan Merang, III >- Baca Pak Gubernur ... Hal 6 Supported by ~tFederal Ministry lor the ••. Environment, Natu •• conserv.t.ton and Nuchlaar Sefety

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PakGub~nur, SFM dan Perubahan Iklim · kat Pembalok. Dalam teori ini sicukong lah yang mengekploi-tasi masyarakat marjinal yang membalok. Dan memuluskan kegiatan illegal ini dengan

J ' ; :

Pak Gub~nur, SFM f' ~

dan Perubahan IklimOLEH: MOHAMAD RAYAN MEc

'PAK Gubemur merasa geram ketikamelihat langsung kerusakan hutan

'Merang dengan men:aiki helikopterketika memantau hutan Merang yang90.000 ha dari 265.000masih baik padahari Ium'at 10 Desember 2010 sepertidilaporkan mediacetak nasional 11 fP.·"Desember 2010 lalu. ••

Lebih jauh laporan tersebut menggam5arkan illegallogging masih marak di hutan Merang, III

>- Baca Pak Gubernur ... Hal 6

Supported by~tFederal Ministry lor the••. Environment, Natu •• conserv.t.ton

and Nuchlaar Sefety

Page 2: PakGub~nur, SFM dan Perubahan Iklim · kat Pembalok. Dalam teori ini sicukong lah yang mengekploi-tasi masyarakat marjinal yang membalok. Dan memuluskan kegiatan illegal ini dengan

Pak GubernurKecamatan Bayung Lencir, Ka-bupaten Mu~i Banyuasin danterdeteksj ada l2'titik lokasi pe-

l""''''' .

nimbunan kayu hasil pembala-kan liar, Kayu-kayu tersebut siapdi diha~yutkan melalui sungaidalam bentuk rakit dengan ratu-san bal]1<anribuan pohon untukdisetorkan pada sawmill (pan-glong) ¥ang banyak jumlahnyadi pinggir sungai Lalan.

Mayoritas sawmill ini adalah.ilegal. Dan mayoritas panglongini dimiliki Cukong berukuranmenengah dan besar dan na-manya sudah diketahui penegakhukum dan masyarakat di seki-tar hutan Merang. Seperti tulisanperubahan iklim sebelumnya,Cukong-cukong ini berkipas-ki-

. pas dengan uangnya diatas pen-deritaan masyarakat marjinalyang di rayu dan dijebak untukmembalok secara ilegal.

Dilaporkan juga pada koranNasional tersebut Bapak Guber-nur langsung membentuk timyang terdiri atas Pemkab MUBA,Pemprov Sumsel, Kemenhut danaparat terkait untuk menerbi-tkan pembalakan liar tersebutdengan tegas. .

Marilah kita bersyukur kare-na akan adanyaaksi dari bapakGubernur Sumsel dalam memi-tigasi pembalakan liar di hutanMerang dan mungkin areal hu-tan lainnya di Sumsel. Ini adalahbukti komitmen untukmembuatGreenSumsel atau Sumsel Hijau,Dan ini wajar saja karena Sum-sel adalah salah satu kandidatprovinsi untuk proyek REDD+didanai dana dari Norwegia dandana lainnya. Sebagai contohkemungkirian dana tambahanadalah sebagian dana $110Milyar dolar komitmen hibahnegara majti pada negara sedangberkembang yamg merupakanhasil Konferensi PBBIklim ke 16di Cancun, Mexico bisa mengalirke Indonesia dan Sumsel untukmembantu masyarakat disekitardan didalam hutan.

Memang aksi akan dilaku-. kan, namun seperti tulisan sebe-

lumnya di kolom ini, tantangandidepan akan berat. Ini dise-babkan susahnya menegakanhukum pada cukorig illegallogging yang berkoalisi denganoknum peqegak hukum untukmengekpolitasi masyarakat mar-jinal di Sumsel untukrnembalok.Sedangkan penegakan hukumhanya salah satu sektor sajadalam merigelola hutan secaraberkesinambungan atau Sustai-nable Forest Management.

Sebelum kita membicarakanSFM, ada baiknya kita ulang intipermasalahan illegal logging diMerang dan di Sumsel.

Masalah klasik illegal log-ging menurut teori dilakw~oleh tiga aktor yaitu okdfinftPejabat, Cukong dan Masyara-kat Pembalok. Dalam teori inisi cukong lah yang mengekploi-tasi masyarakat marjinal yangmembalok. Dan memuluskankegiatan illegal ini denganmenyogok oknum pejabat diindustri perkayuan bisa di.di-nas, departernen atau bagianpenegakan hukum.

Seterusnya dalam teori ini,si cukong memberitahukankalau butuh dana atau danaemergensi, datang saja pada-nya, Cukong pun ada kelas ke-cil, menegah dan .kakap. Kelaskecil siap mendanai kegiatankecil untuk masuk hutan dan

(dari halaman 1) .

membawa balok ke panglongatau sawmill ilegal yang beradabanyak di pinggir sungai kalau didaerah Merang, Bayung Lencir.Keberadaan cukong kecil mulaiberkurang atau punah disebab-kan menurut teori ini, si cukongkecil tidak mampu bayar sogokkalau kena razia. Keberadaancukong menengah sekarang ini,cukup banyakkarena pada umu-mnya mereka mempunyai danauntuk membiayai sawmill dipinggir sungai dan punya danauntuk menyogok oknum kalaukena razia, Nah, dalam teori ini,si cukong besarlah yang mern-beli kayu dari cukong menengahatau kecil dan cukongbesarlahyang dapat melewati penjagaandan razia di kabupaten, propinsi

. dan nasional.Dalam teori segitiga mas

illegal logging ini, lebih besar sicukong untuk membayar sogok,upeti, denda, pungutan dsb, le-bih leluasa si cukong gede untukmemasarkan kayu illegalnya kepasar nasional maupun ekspor.Menurut teori ini, lingkaran se-gitiga mas industri illegal loggingini masih berlangsung secaranasional.

Dalam kegiatan proyek GTZMRPP, proyek hanya bisa men-gumpulkan data, melaporkanhasil temuan dan mengadvo-kasi pemerintah, masyarakatdan penegak hukummengenaikegiatan di areal 24,000 ha diHutan Rawa Gambut (HRG)Alami di Merang.

Salah satu survei komrehen-sifdilakukan MRPPbekerjasamadengan Universitas Muhama-diyah Palembang, Fakultas Ke-hutanan pada Oktober 2008,memperkirakan dalam 2-5 ta-hun, HRGalami di Merang akanhilang di balak oleh pembalakliar didanai cukong kecil, me-nengah dan besar. Sicukong ma-kin kaya, si oknum pejabat ataupetugas kebagian uang haramdan masyarakat pembalak liaryang marjinal baik lokal maupunpendatang dari kabupaten lain.tetap miskin. Bencanapun akandatang karena hutan telah tiada.Solusinya penegakan hukumuntuk memutuskan mata rantaiindustri illegal logging, terutamasi cukong mesti dibawa ke mejahijau.

Putusnya mata rantai illegallogging juga belum begitu kuattanpa masyarakat disekitar dan'didalam hutan tidak diberikanpendapatan alternatif atau ke-giatan petnbangunan masya-rakat yang juga sudah ditulisdalam kolom sebelumnya.

Strategi MRPP untuk men-ghadapi tantangan illegalloggingdi hutan Merang membentukKelompok Masyarakat Pfduli tHutan (KMPH). Pengelompo-kan ini adalah sarana untukmemberdayakan masyarakatdengan pendekatan Commu-nity Based Forest Management(CBFM) atau Manajemen HutanBerbasis Masyarakat. Anggotakelompok ini pada umurn-nya masyrakat desa di dekatproyekMerang di hutan Merang,Bayung Lencir, kabupaten MusiBanyuasin. Kegiatan wajib bagiKMPH mencangkup menjagadan melindungi kelestariankawasan hutan rawa gambut,melakukan penanaman kembalijenis lokal di kawasan hutanrawa gambut, melakukan pen-anaman tanaman keras di kebun

atau di luar wilayah project,melakukan penyadartahuankepada masyarakat luas tentangpentingnya kawasan hutan rawagambut dan terlibat aktif didalam kegiatan pengembangankapasitas yang dilaksanakanproyek. Sekarang sudah terben-tuk 10 KMPHdengan anggota 20untuk setiap kelompok,

Di dalam kelompok-kelom-pok KMPH diadakan ThematicTrainings untuk anggota KMPHbertemakan pelatihan dasarmanajemen, dinamika kelom-pok, teknologi dan manajemenusaha peningkatan pendapatanyang dipilih, ekonomi rumahtangga dan pembukuan usahasimp an pinjam. Adapun usahapeningkatan pendapatan, diBina d!1ff\'masyarakat memilihpembesaran ayam b ras sedangdi desa Kephayan memilihpembesaran ayam negeri.

Program Pemberdayaan Ma-.syarakat berikutnya ttifokuskanpada subsidi pengEfW.banganlembaga keuangan mlkro desa.Diikuti dengan evaluasi usahasimp an pinjan pada kelompokbinaan sebelumnya,

Kegiatan perlindungan hutanda embangan masyarakatdis an dalam hutan ada-lah a nsur penting dalamSus able Forest Management,SFM adalah sistem dimanahutan dilihat sebagai bagiandari komponeri kehidupan.Menurut satu definisi SFMyangditulis Ruspandi (PUSDIKLATKehutanan-Bogor) setelah pu-lang dari training dibiayai olehGTZ ke Jerman yang berkem-bang di dunia kehutanan danbanyak dikembangkan di Ier-

.manadalahSetiap kawasan hutan diya-

kini sebagi bagian dari kompo-nen kehidupan, dengan berb-agai fungsinya seperti temp atrekreasi, konservasi flora danfauna, produksi hasil hutan,tempat perburuan, kornpo-nen pengendali iklim dantata air serta lokasi dJhpemandangan yang iKeseluruhan fungsi hutansuatu kawasan diatas, ha .dapat dikelola secara optimuntuk menghindari terjadinyakonflik.

Dalam mengelola berbagai .fungsi hutan tersebut diperlukanSDM yang memilik kompe-tensi, dan kompetensi tersebutdiperoleh melalui pendidikan,pengalaman kerja dan pelatihanprofesional yang secara rutinharus dijalani.

Forest Ranger (Polhut) harusmemiliki pengetahuan terkaitteknis, komersial dan ekolo-gis dalam pengelolaan hutan,berburu, knnservasi alam danperlindungan lingkungan. ForestRanger juga harus memilki ke-mampuan bekerjasama denganmasyarakat dan pemilik hutandalam membantu menyiapkanperencanaan tahunan hutanmasyarakat dan hutan milik.Meskipun hutan masyarakatdan hutan milik tidak dikuasainegara namun terdapat regulasiyang ketat terhadap kemungki-nan untuk mengkonversi hutantersebut untuk kepentingan diluar kehutanan.

Dengan demikian dapat di-simpulkan bahwa keberhasilanpengelolaan hutan merupakanwujud dari kerjasama dan kolabo-rasi semua pihak yang didukung

oleh SDMycbg Profes . 'al.Kemenhut akhi hir ini

juga telah mengadopsi ~M den-gan membentuk badan pengelo-laan hutan tingkat tapak yaituKeloinpok Pengelolaan Hutan(KPH). Hutan Merang dikelolahdibawah naungan KelompokPengelolaan Hutan ProduksiLalan Mangsang Mendis di MusiBanyuasin. .

Di Indonesia SFM harus adadukungan dari tiga jalur politikyaitu eksekutif, legislatif danyudikayif. Lebih jauh menu-rut Ruspandi KPH semestinyamempunyai langkah-langkahsbb: Dukungan politik pemerin-tah terutamaKemenda I NSPKOrganisasi KPH), Ke pan(NSPKKompetensiKI' I PRDProv/Kab dan Gubernur upati(Perda Prov/Kab, PEtrguh/Per-bup); Dukungan anggarankegia-tan berkelanj utan terutama dariKemenhut, sehingga memacugairah pemerintah daerah untukmembentuk KPH; Permenhutyang merinci secara jelas tugas/fungsi antara KPH (pengelola)dengan DinasKehutanan, se-hingga mengurangi hambatan .internal yang saat ini dfrasakandi daerah; Review seluruh Per-menhut, sehingga dapat men-gakomodir tupoksi/keberadaanKPH;PerIu dipikirkan pula regu-lasi kolaborasi ketenagaan ting-kat lapangan yang berasal daripemerintah pusat dan pemdaprovinsi/kabupaten (jamandulu istilah Dl'Kedipekerjakandan DPB=diperbantukan) ataupola rekruitmen dan Apabilamemungkinkan memberikantunjangan profesional [Rernu-nerasi) kepada seluruh personilKPH, karena organisasi KPH su-dah jelas target/hasil/manfaat/dampak yang akan diperoleh.

Sedangkan dalam rnengirn-plementasikan diperlukannyaakurat data yang dldapat dari

. inventarisasi hutan. Inventarisa-si hutan secara menyeluruhdilakukan terhadap semua ka-wasan hutan dengan teliti baik

• secara kuantitasdan kualitassehingga didapat informasi se-cara pasti hingga data per pohonterkait jenis, volume hingga tem-pat tumbuhnya serta dilakukanpenandaan yangjelas. Data yanglengkap sebagai dasar untukmengatur wilayah yang dilidungiatau wilayah yang memilikipotensi komersial untuk pe-manfaatan lainnya yang kelakdisusun dalam suatu rencanapengelolaan hingga rencanapemanfaatan tahunan.

SFM di Indonesia di im-plementasikan dalam bentukKelompok Pengelolaan Hutan(mf), hutan Merang adalahbagian dari KPHProauksi La-Ian Mangsarrgrnendis (KPHPLalan). Dalam kaitanya den-gan Proyek Merang REDDPilot Proyek, KPHP Lalan akanmerupakan pengelola proyekpasca berakhirnya proyek per-siapan REDD ini. Makanyakolaborasi antara proyek dan

I KPHP sangat erat. Diharapkanketika proyek berakhir KPHP-lah .yang yang akan mengelolakegiatan REDD di areal 24.000ha. Dan apabila nanti ada danabantuan maupun dana hasilpenjualan karbon, maka KPHPLalan yang menjadi pengelolan-ya. KPHkedepan adalah bentukwujud dari pengelolaan hutansecara berkesinambungan. (*)