pakcoy pakchoy pak coi

Upload: wendi-irawan-dediarta

Post on 12-Jul-2015

4.737 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KOMODITAS PAKCOY ORGANIKDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Semester VI Tahun Ajaran 2011

Kelompok 1 : Yogiandre R Wendi Irawan Manissa Laras Firdausi Cantika Christy Naomi Diofani Pratama Radifan Rahendianto Sri Noor Cholidah Elinsyi Rahayu 150310080136 150310080137 150310080148 150310080152 150310080155 150310080158 150310080163 150310080170 150310080172

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakchoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakchoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable (Siemonsma & Piluek, 1994). Saat ini pakchoy dikembangkan secara luas di Philipina dan Malaysia, terbatas di Indonesia dan Thailand. Pakchoy (Brassica rapa L.) kaya vitamin, mineral dan protein (Elsivier, 1981). Kandungan gizi pakchoy berperan penting bagi kesehatan manusia (Tyndall, 1983). Pakchoy masuk ke wilayah Indonesia diduga pada Abad XIX dan budidaya umumnya dilakukan di dataran tinggi (lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut) (Rukmana , 1994). Beberapa tahun terakhir, penggunaan pupuk hayati pada budidaya sayuran secara organik telah dilaksanakan dan memberi prospek cerah untuk pertanian masa mendatang. Upaya pemupukan dengan bahan organik perlu digalakkan untuk menghemat biaya produksi karena pupuk organik relatif murah, mudah didapat dan efek negatif minimum baik bagi kesehatan maupun lingkungan. Syarifuddin dan Abdurachman (1993) menyatakan pupuk telah memainkan peranan menentukan dalam menghasilkan peningkatan produksi. Peranan pupuk dimasa depan akan semakin menonjol apabila kita mengingat keterbatasan lahan untuk perluasan pertanian pangan. Disamping itu, penggunaan pupuk ikut pula menentukan koefisien penggunaan air irigasi, suatu sumber yang keterbatasannya juga semakin terasa. Penanaman pakchoy secara organik selalu memerlukan pupuk. Sejalan perkembangan zaman, pemakaian pupuk bahan alami lebih diharapkan untuk ditingkatkan. Menurut Cooke (1987) pupuk kandang kering rerata mengandung 2% N, 9,04% P, dan 1,7% K, tetapi ketersediaan terhadap tanaman hanya dapat diketahui pada percobaan lapangan. Bahan organik dibuat oleh organisme hidup dan tersusun atas banyak senyawa karbon. Produksi bahan organik memadukan faktor lingkungan iklim, ketersediaan air, bahan induk, ketersediaan hara dan organisme.

1.2 Maksud danTujuan 1.2.1 Maksud Pelaksanaan Praktikum Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai salah satu kegiatan praktikum matakuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan (SPB) sebagai langkah lebih lanjut atau aplikasi dari teori-teori yang telah diterima oleh mahasiswa di kelas. 1.2.2 Tujuan Pelaksanaan Praktikum Penelitian ini bertujuan untuk memberi pengalaman serta pemahaman kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana melakukan kegiatan usahatani dengan menggunakan sistem pertanian organik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Nama Latin : Brassica rapa cv. Pakchoy

Nama Inggris : Pakchoy Famili Cultivar : BRASSICACEAE : Brisk green, Gracious, White-lLight

Rubatzky dan Yamaguchi (1998) menyatakan tanaman pakchoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakchoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 1530 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakchoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat. Jenis ini ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Daun lembut berkembang penuh dan tangkai daun biasa dimasak, ditumis adalah penyajian yang paling disukai. Pakchoy memiliki umur pascapanen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0 0C dan RH 95% (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

2.1 Klasifikasi Pakchoy Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Rhoeadales (Brassicales) : Cruciferae (Brassicaceae) : Brassica : Brassica rapa L.

2.2 Manfaat Pakchoy Produksi utama pakchoy adalah daun. Pakchoy dikomsumsi dalam berbagai bentuk antara lain dilalap, digoreng, disayur lodeh atau ditumis. Oleh orang Korea, pakchoy umum diawetkan dalam bentuk asinan disebut Kimchee (Widiastuti 2000).

2.3 Syarat Tumbuh 2.3.1 Iklim Pakchoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman pakchoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. 2.1.2 Media Tanam

Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.

2.1.3 Ketinggian Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. 2.4 Pedoman Budidaya 2.4.1 Pembibitan Benih ditabur pada permukaan bedengan lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat Benih yang baik biasanya akan tumbuh setelah 3-4 hari Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman 2.4.2 Pengolahan Lahan Tanah digembur serta dibuat bedengan, sebelumnya lahan harus benar-benar bersih dan tidak boleh ternaungi Saat penggemburan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar Penggemburan dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan ditanami Lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai ukuran petak tanah, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel

2.4.3 Penanaman Pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak,daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit Buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm, pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan rapikan 2.4.4 Pemeliharaan penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau penjarangan biasanya dilakukan pada saat 2 MST penyulaman jika perlu penyiangan dapat dilakukan 2-4 kali selama pertanaman pemupukan tambahan pada saat 3 MST dengan pemberian urea 50 kg/ha, yang bisa dilakukan dengan ditabur dalam larikan lalu ditutup dengan tanah, atau dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada bedengan penanaman

2.5 Hama dan Penyakit hama yang biasa menyerang tanaman antara lain: ulat, tritip, siput, cacing bulu, ulat crocidolomia binotalis dan ulat thepa javanica penyakit yang biasa menyerang ialah bakteri, virus, jamur dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi hama dan penyakit tanaman dapat diatasi dengan mudah antara lain dengan pemberian obat tertentu pada saat yang tepat

2.6 Panen dan Pasca Panen 2.6.1 Panen Setelah berumur 40 hari, tanaman sawi pakcoy sudah bisa dipanen. Caranya dengan mencabut tanaman hingga akarnya. Panen bisa dilakukan setiap minggu sekali, dengan mengatur waktu tanam satu bendengan dengan bendengan lainnya. Dalam melakukan pemanenan, ada dua cara, ada yang dipetik dan ada juga yang dicabut dengan akar-akarnya. Untuk tanaman pakchoy, panen dilakukan dengan cara dicabut dengan akar-akarnya. Setelah dicabut, maka kita perlu membersihkan tanahnya terlebih dahulu sebelum diangkut ke tempat pasca panen. Dalam pengangkutan hasil panen harus dilakukan secara hati-hati dan tidak boleh ditumpuk,karena akan menyebabkan tanaman akan menjadi rusak dan kotor. 2.6.2. Pasca Panen Setelah tanaman selesai dipanen, maka kita harus segera membawa ke tempat pasca panen, yaitu tempat dilakukannya penanganan tanaman agar lebih bagus dan lebih menarik. Tahapan kegiatan yang dilakukan di tempat pasca panen adalah sebagai berikut : 1. Timbang kotor yaitu hasil panen yang ada ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berapa banyak hasil panen yang sudah didapat. 2. Pencucian, setelah ditimbang, sayuran hasil panen dicuci menggunakan air bersih hingga semua kotoran hilang baik dari daun maupun diakar. Setelah itu celupkan kedalam air ozon. 3. Ozonisasi yaitu mencelupkan sayuran ke dalam air yang sudah di ozon, hal ini dilakukan agar tanaman idak mudah busuk dan bisa tahan lama. 4. Setelah di ozon, tahapan selanjutnya adalah sortasi yaitu menyortir daun yang jelek untuk di buang dan hanya yang bagus saja yang dipertahankan, selain itu akar yang terlalu panjang juga perlu digunting agar terliha rapi dan menarik. 5. Setelah disortir, sayuran kemudian ditiriskan, biasanya sambil ditiriskan kita juga dapat memilah sesuai ukuran, yaitu mengkelompokan yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yang kecil.

6. Setelah sayuran cukup kering, maka tahapan selanjutnya adalah penimbangan sesuai permintaan pasar. Biasanya 1 bungkus beratnya kg. Setelah ditimbang kemudian sayuran di kemas menggunakan plastik yang sudah diberi lubang. Setelah itu dirapikan dengan menggunakan sealler. Lalu sayuran siap dipasarkan ke supermarket.

BAB III BAHAN dan METODE 3.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organic yang berasal dari kotoran hewan, bibit, bawang, pestisida organic, peralatan tani seperti cangkul, lahan, baki, ember dan lain-lain. 3.2 Metode A. Persemaian benih Dua minggu sebelum ditabur pupuk kandang benih , bedengan pembibitan ditaburi 2 kg

Benih ditabur dalam permukaan pembibitan setelah itu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm didalam nampan plastic Benih dibiarkan selama 3-5 hari

B. Transplanting Benih yang sudah berdaun 2-3 helai dapat dipindahkan ke panel semai dengan 1 benih dalam satu lubang tanam Simpan panel semai dalam rumah bibit sampai siap tanam 3-4 minggu

C. Pengolahan Lahan

Tanah dicangkul dan dibuat bedeng berukuran 120 cm dan panjang sesuai dengan petak tanah , tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm Diatas bedengan taburi dengan pupuk kandang kemudian diaduk dengan tanah sampai merata Rapikan kembali bedengan

D. Penanaman Jarak tanam yang dipakai adalah double row ( 2 baris tanaman ) per bedeng dengan jarak tanam 20x20 cm dan diselingi dengan tanaman bawang sebagai pemagar Penanaman dilakukan pada bibit yang berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki 3-5 helai daun Satu lubang tanam diisi satu bibit Penggalian lubang tanam dilakukan dengan tangan Pemindahan dilakukan secara hati-hati jangan sampai merusak daun atau akar

E. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanah sejak disemai sampai dengan tumbuh dewasa air selalu dibutuhkan Penyiangan, penggemburan dan pengguludan. Penyiangan dilakukan secara manual dua minggu sekali sesuai kebutuhan gulma Pemberian pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam dengan cara peneburan larikan diatas tanah

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Syarat Tumbuh di Lapangan 4.1.1 Iklim Pakcoy adalah tanaman yang bukan asli Indonesia, tanaman ini berasal dari Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya pada kebanyakan didaerah Asia, sehingga dikembangkan di Indonesia hingga saat ini. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Setelah penanaman yang kita lakukan, sesuai dengan iklim yang ada di daerah Jatinangor merupakan daerah bersuasana lembab, hal ini dapat dilihat dari curah hujan yang cukup tinggi dan masih dalam udara dingin.

4.1.2 Media Tanam di Lapangan Tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhan pakcoy adalah antara pH 6 sampai pH 7. 4.1.3 Ketinggian Tempat di Lapangan Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.

4.2 Pedoman Budidaya di Lapangan Berikut adalah tahapan- tahapan untuk pengolahan tanaman pakcoy :-

Langkah awal, tanah digemburkan serta dibuat bedengan, sebelumnya lahan harus benar-benar bersih dari tanaman pengganggu (gulma) dan tidak boleh ternaungi

-

Saat penggemburan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar Penggemburan dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan ditanami

4.2.1 Pembibitan di Lapangan Berikut adalah tahapan-tahapan untuk pembibitan tanaman pakcoy : Pembibitan dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa bedengan dengan ukuran satu meter persegi, kemudian diberikan pupuk terlebih dahulu.-

Pupuk yang digunakan adalah 10 kg pupuk kandang. Pembibitan dilakukan dengan menabur benih di seluruh media tanam secukupnya, sesuai dengan luas lahan yang akan kita gunakan untuk budidaya.

-

Setelah ditebari bibit, media ditutupi tanah kembali dan dilakukan penyiraman setiap hari dengan menggunakan penyemprot. Selanjutnya pakcoy akan dipindahkan ke lahan tanam yang lebih besar, setelah berusia 3 minggu. Dengan jarak tanam antar bibit 20 cm x 20 cm.

4.2.3 Pengadaan Benih di Lapangan Teknik Penyemaian Benih 1. Penyemain yang di lakukan pada lahan secara langsung -

Lahan penyiangan yang telah disiapkan dibagi menjadi beberapa bagian dengan menggunakan bambu dengan jarang 2-3 cm. Setelah itu, benih ditabur pada permukaan bedengan yang telah dibagi tadi, lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat yang diarahkan ke tanah yang telah di taburkan bibit Benih yang baik biasanya akan tumbuh setelah 3-4 hari Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman

-

-

2. Penyemain yang di lakukan pada media kokran Kokran adalah media tanam yang terbuat dari daun pisang yang digulung kecil Cara pembibitan dalam kokran di lakukan dengan cara : Tanah yang belum dicampurkan pupuk di masukkan kedalam kokran sebanyak setengah dari ukuran kokran Kemudian masukkan benih kedalam kokran yang telah diisi oleh tanah Kemudian tutup benih dengan menggunakan tanah yang telah tercampurkan oleh pupuk setebal 1-2 cm.

-

Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat yang diarahkan ke tanah yang telah di taburkan bibit Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman

-

Cara Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat yang diarahkan ke tanah yang telah di taburkan bibit. Sebanyak sehari 2 kali, pagi dan sore, tetapi tergantung cuaca yang ada, bila hujan tidak perlu di siram lagi, Karena tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang.

Pemindahan Bibit Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman, dengan masa tanam 1-2 minggu 4.2.2 Pengolahan Media Tanam di Lapangan : Persiapan Yang Dilakukan Sebelum melakukan penanaman, maka kita harus mengolah lahan terlebih dahulu, dengan cara mencangkul lahan sedalam 20-30 cm dan membalik tanahnya agar terkena sinar matahari. Hal ini dimaksudkan juga agar bibit-bibit penyakit dapat mati terkena sinar matahari. Setelah itu lahan diratakan dan Penggemburan lahan dilakukan sebanyak 2 kali (1April & 12April 2011 ) dengan cara dicangkul jarak waktu selama 12 hari, Lahan diolah agar tanah tidak keras.

Pada waktu proses pencangkulan tanah dalam kondisi tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering sehingga mudah digemburkan. Pada pengolahan lahan lahan juga dilakukan pembersihan lahan dari sampah maupun tanaman lain ( Gulma ). Pembukaan Lahan Proses selanjutnya setelah penggemburan ialah membuat bedengan. Pada praktikum ini kami membuat bedengan sebanyak 15 buah dengan ukuran 1 x 2 Meter, tinggi 15 Cm dan Jarak antar bendengan ialah 25 Cm. Gambar 1. Sketsa Lahan 20 Meter 1 Meter

2 Meter

25 Cm Pemupukan awal lahan Pada penggemburan Kedua (12 April 2011) kami memberikan pupuk kandang sebanyak 2 karung (40 Kg) yang diratakan diatas bendengan . lalu lahan dibiarkan atau didiamkan selama 7 hari.

4.2.3. Teknik Penanaman di Lapangan : Proses penanaman atau pemindahan semai dilakukan pada tanggal 20 April 2011 yang dilakukan pada pagi hari ( Jam 9 Pagi ) dengan Jarak antar tanaman adalah 15 x 20 Cm. Kami

menanam daun bawang sebagai tanaman tumpang sari nya di bagi tengah. Keterangan selanjutnya bisa dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Sketsa Bendengan 2 Meter 15 Cm

1 Meter

= Tanaman Pakcoy

= Tanaman Daun Bawang

4.2.4.

Pemeliharaan di Lapangan :

Penyiangan dari gulma Adanya gulma akan menurunkan jumlah dan kualitas dari tanaman pakcoy itu sendiri karena gulma menimbulkan persaingan akan air, hara dan cahaya. Proses penyiangan kami lakukan 3 hari sekali dengan tenaga manual (tangan) pada sore hari, waktu penyiangan kami sesuaikan dengan kondisi gulma itu sendiri.

Pemupukan

Pemberian pupuk susulan kami berikan pupuk organik cair dengan merk BIONIK sebanyak 2 kali pada tanggal 23 April (3 HST) dan 1 Mei 2011. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disemprotkan dan disiramkan pada tanaman dengan ukuran 100 cc pupuk cair yang dicampur dengan 50 liter air. Penyiraman

(Periode penyiraman)

Proses penyiraman dilakukan setiap hari ( tidak dilakukan penyiraman apabila hujan ) pada waktu sore hari. 4.3 Panen & Pasca Panen 4.3.1 Ciri Panen & Umur Siap Panen Hal-hal yang harus diperhatikan saat Pakcoy siap panen adalah sebagai berikut : Pakcoy harus sudah berumur lebih kurang 42 HST Beberapa daun sudah mulai menguning

Daun tanaman sudah mekar merata. Tinggi tanaman lebih kurang 20cm Sebaiknya panen dilakukan sebelum bunga bermunculan 4.3.2 Cara Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada semua tanaman, karena pada umumnya tanaman tumbuh serentak Pemanenan dilakukan dengan cara pemotongan pangkal batang dengan pisau Simpan hasil pemanenan pada keranjang yang telah dialasi Koran 4.3.3 Prakiraan Produksi Dari luas lahan yang kelompok kami usahakan yaitu seluas 40m2 dihasilkan tanaman pakcoy sebanyak 240 batang atau sekitar 18Kg. 4.3.4 Kendala Dilapangan Adapun yang menjadi kendala dalam budidaya pakcoy tersebut yaitu :

Banyaknya gulma yang tumbuh. Adanya tanaman yang mati setelah beberapa hari dilakukan penanaman.

4.3.5 Teknik Pengumpulan Pakcoy & Daun Bawang Teknik pengumpulan tanaman pakcoy & daun bawang tidak jauh berbeda yaitu sbb :

Pakcoy dan bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.

Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya. Dilakukan sortasi untuk menentukan kualitas yang didapat Timbang untuk mengetahui hasil panen yang didapat Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan dikeringanginkan. Untuk daun bawang ujung daun dipotong sekitar 10 cm. 4.3.6 Pengemasan & Pengangkutan Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa atau di dalam keranjang plastic.

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahanpangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkansumber daya tumbuhan. Sayuran merupakan komoditi yangberprospek cerah, karena dibutuhkansehari hari dan permintaannyacenderung terus meningkat Sebagaimana jenistanaman hortikulturalainnya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilaikomersial yangcukup tinggi. Kenyataan ini dapat dipahami sebab sayuransenantiasadikonsumsi setiap saat. Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertiankata-kata teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki artipengetahuan atau kepandaianmembuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk padapengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yangbiasanya telah melampaui proses domestikasi. Beberapa tahun terakhir, penggunaan pupuk hayati pada budidaya sayuran secara organik telah dilaksanakan dan memberi prospek cerah untuk pertanian masa mendatang. Upaya pemupukan dengan bahan organik perlu digalakkan untuk menghemat biaya produksi karena pupuk organik relatif murah, mudah didapat dan efek negatif minimum baik bagi kesehatan maupun lingkungan. . Penggunaan pupuk organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta pemberantasan hama, penyakit dan gulma secara biologis adalah contoh penerapan sistem pertanian organik. Sebagai contoh salah satunya adalah pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang dapat memberikan tambahan bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil panen. Pupuk organik dapat bersumber dari kotoran hewan, limbah rumah tangga serta dari seresah tumbuhan. Namun kotoran hewan maupun limbah rumah tangga tidak selamanya tersedia. Dengan demikian, gulma memiliki potensi yangbesar sebagai sumberbahan

organik yang dapat menggantikan ataumensubstitusi pupuk kimia dalambudidaya tanaman pertanian. 5.2 Saran Penelitian yang sama perlu dilakukan kembali di lapangan dengan berbagai macam kondisi tanah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organiktusuk konde dan kirinyudalam meningkatkanpertumbuhan dan hasil tanamansawi.Sebaiknya penelitan di lapangan menggunakan beberapa jenistanaman lainyang memiliki nilai ekonimi yang lebih tinggi