pakaian adat aceh

75
Pakaian Adat Aceh Kategori: Pakaian & Perhiasan | Ditulis oleh contributor Kekayaan budaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau lebih dikenal dengan julukan Serambi Mekah banyak dipengaruhi oleh budaya Islam. Dalam hal Pakaian Adat, pengaruh budaya Islam juga sangat tampak. Seperti penjelasan mengenai pakaian adat daerah Aceh berikut ini: Pakaian Adat Tradisional Laki-laki Aceh (Linto Baro): Pria memakai Baje Meukasah atau baju jas leher tertutup. Ada sulaman keemasan menghiasi krah baju. Jas ini dilengkapi celana panjang yang disebut Cekak Musang. Kain sarung (Ija Lamgugap) dilipat di pinggang berkesan gagah. Kain sarung ini terbuat dari sutra yang disongket. Sebilah rencong atau Siwah berkepala emas/perak dan berhiaskan permata diselipkan di ikat pinggang. Bagian kepala ditutupi kopiah yang populer disebut Meukeutop. Tutup kepala ini dililit oleh Tangkulok atau Tompok dari emas. Tangkulok ini terbuat dari kain tenunan. Tompok ialah hiasan bintang persegi 8, bertingkat, dan terbuat dari logam mulia Baju Adat Perempuan Aceh (Dara Baro): Wanita mengenakan baju kurung berlengan panjang hingga sepinggul. Krah bajunya sangat unik menyerupai krah baju khas china. Celana cekak musang dan sarung (Ija Pinggang) bercorak yang dilipat sampai lutut. Corak pada sarung ini bersulam emas.

Upload: mas-ruchan

Post on 23-Dec-2015

80 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Pakaianadataceh

TRANSCRIPT

Page 1: Pakaian Adat Aceh

Pakaian Adat Aceh

Kategori: Pakaian & Perhiasan | Ditulis oleh contributor

Kekayaan budaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau lebih dikenal dengan julukan Serambi Mekah banyak dipengaruhi oleh budaya Islam. Dalam hal Pakaian Adat, pengaruh budaya Islam juga sangat tampak. Seperti penjelasan mengenai pakaian adat daerah Aceh berikut ini:

 

Pakaian Adat Tradisional Laki-laki Aceh (Linto Baro):

Pria memakai Baje Meukasah atau baju jas leher tertutup. Ada sulaman keemasan menghiasi krah baju.

Jas ini dilengkapi celana panjang yang disebut Cekak Musang. Kain sarung (Ija Lamgugap) dilipat di pinggang berkesan gagah. Kain

sarung ini terbuat dari sutra yang disongket. Sebilah rencong atau Siwah berkepala emas/perak dan berhiaskan

permata diselipkan di ikat pinggang. Bagian kepala ditutupi kopiah yang populer disebut Meukeutop. Tutup kepala ini dililit oleh Tangkulok atau Tompok dari emas. Tangkulok

ini terbuat dari kain tenunan. Tompok ialah hiasan bintang persegi 8, bertingkat, dan terbuat dari logam mulia

 

Baju Adat Perempuan Aceh (Dara Baro):

Wanita mengenakan baju kurung berlengan panjang hingga sepinggul. Krah bajunya sangat unik menyerupai krah baju khas china.

Celana cekak musang dan sarung (Ija Pinggang) bercorak yang dilipat sampai lutut. Corak pada sarung ini bersulam emas.

Perhiasan yang dipakai : kalung disebut Kula. Ada pula hiasan lain seperti : Gelang tangan, Gelang kaki, Anting, dan ikat pinggang (Pending) berwarna emas.

Bagian rembut ditarik ke atas membentuk sanggul kecil dengan hiasan kecil bercorak bunga

 

Meski pada dasarnya kedua pakaian itu memiliki corak sama, namun dari segi ragam dan atribut ataupun simbol-simbol yang digunakan ada perbedaan antara pakaian yang digunakan laki-laki dan perempuan. 

Page 2: Pakaian Adat Aceh

Galeri Gambar

Senjata tradisional aceh – Senjata unik rencong

Senjata tradisional aceh – Senjata unik rencong, senjata ini seperti keris dengan panjang yang beraneka ragam antara 10 cm – 50 cm. Rencong yang biasa di pakai oleh raja / sultan sarung yang digunakan biasanya terbuat dari gading dengan mata pisau yang terbuat dari emas dan terdapat ukiran ayat suci alquran, dan rencong yang biasa sarungnya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau dan mata pisaunya terbuat dari kuningan atau besi.

Postingan Terkait Untuk Senjata tradisional aceh - Senjata unik rencong

Alat Musik Tradisional Di AcehPosted by Sang Penunggu Istana Daruddunia On 17:20

sebagai bagian dari masyarakat Aceh , kita harus mengetahui sejarah termasuk alat-alat musik yang ada di Aceh yang sudah ada sejak dari jaman Kerajaan Jeumpa Aceh,Kerajaan Aceh Darussalam hingga jaman Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Page 3: Pakaian Adat Aceh

seperti yang saya kutip dari saudara/i Yuhuuami. Adapun sampai saat ini alat musik yang sudah diketahui yang berlaku dalam masyarakat Aceh dari zaman endatu sampai sekarang ada 10 macam :

Arbab

Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri (instrumen induknya) dan penggeseknya (stryk stock) dalam bahasa daerah disebut : Go Arab. Instrumen ini memakai bahan : tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai

Musik Arbab pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Arbab ini dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat, pasar malam dsb. Sekarang ini tidak pernah dijumpai kesenian ini, diperkirakan sudah mulai punah. Terakhir kesenian ini dapat dilihat pada zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang.

Bangsi Alas

Bangsi Alas adalah sejenis isntrumen tiup dari bambu yang dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara. Secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan adanya orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya. Ada juga Bangsi kepunyaan orang kaya yang sering dibungkus dengan perak atau suasa.

Serune Kalee (Serunai)

Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh.

Serune Kalee bersama-sama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik yang dari semenjak jayanya kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap

Page 4: Pakaian Adat Aceh

menghiasi/mewarnai kebudayaan tradisional Aceh disektor musik.

Rapai

Rapai terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang. Bentuknya seperti rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Sejenis instrumen musik pukul (percussi) yang berfungsi pengiring kesenian tradisional.

Rapai ini banyak jenisnya : Rapai Pasee (Rapai gantung), Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng (rapai macam), Rapai Pulot dan Rapai Anak.

Geundrang (Gendang)

Geundrang merupakan unit instrumen dari perangkatan musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul dan memainkannya dengan memukul dengan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.

Tambo

Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari bahan Bak Iboh (batang iboh), kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Tambo ini dimasa lalu berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampung.

Sekarang jarang digunakan (hampir punah) karena fungsinya telah terdesak olah alat teknologi microphone.

Taktok Trieng

Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis :

Yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini.jenis yang dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun

Page 5: Pakaian Adat Aceh

serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan ditengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).

Bereguh

Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh pada masa silam dijumpai didaerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan terdapat juga dibeberapa tempat di Aceh. Bereguh mempunyai nada yang terbatas, banyakanya nada yang yang dapat dihasilkan Bereguh tergantung dari teknik meniupnya.Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi terutama apabila berada dihutan/berjauhan tempat antara seorang dengan orang lainnya. Sekarang ini Bereguh telah jarang dipergunakan orang, diperkirakan telah mulai punah penggunaannya.

Canang

Perkataan Canang dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Dari beberapa alat kesenian tradisional Aceh, Canang secara sepintas lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul, terbuat dari kuningan menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik Canang dan memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda.

Fungsi Canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional serta Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang.

Celempong

Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya.

Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Tamiang.

Bila saudara ada informasi tambahan tolong tambahkan dikotak komentar demi melestarikan hasil karya endatu kita yang dengan susah payah telah membawa Aceh ke

Page 6: Pakaian Adat Aceh

masa yang gilang gemilang di zaman keemasan ksultanan yang tak mungkin terulang lagi...?

1. nganggung

kebudayaan nganggung

Nganggung. Acara makan bersama ini erat kaitannya dengan simbol kebersamaan dan kental dilakukan di masyarakat Bangka Belitung. Salah satunya penduduk di Desa Irat, Kecamatan Payung, Bangka Selatan. Tradisi turun temurun tersebut itu diselenggarakan sebagai pesta panen padi dan berlangsung sekali dalam setahun.

Makanan diletakkan di atas dulang yang ditutup tudung saji. Kemudian dulang-

dulang ini dibawa ke masjid. Setelah doa bersama, makanan pun disantap bersama-

sama.  Tradisi yang sama juga terdapat di Kota Pangkalpinang. Bisanya tiap

keluarga membawa satu dulang dan dilakukan saat upacara keagamaan seperti

Lebaran dan Idul Adha. 

Posted 28th March 2013 by febriansyah evan

0

Add a comment

2.

Mar

28

Page 7: Pakaian Adat Aceh

tradisi dan kebudayaan bangka belitung

kawin massal (nikah massal)

kawin massal ialah salah satu tradisi yang ada di desa serdang,kec, toboali, bangka selatan. tradisi ini cukup terbilang unik karena kebudayaan ini tidak ada duanya. tradisi ini menjadi potensi wisata yang harus dilestarikan agar trdisi ini tetap ada sampai anak cucu kita.

kawin massal

buang jong

Buang Jong berasal dari dua suku kata. Buang artinya membuang; dan Jong artinya adalah Jong (sejenis perahu). Dengan kata lain Buang Jong berarti membuang atau melayarkan perahu Jong ke laut, dalam ritual tradisi ini adalah miniatur perahu.

Page 8: Pakaian Adat Aceh

uang Jong - ritual tradisi melepas miniatur perahu yang

disebut Jong danAncak yang terbuat dari kerangka bambu yang dibentuk

seperti rumah yang berisi berbagai macam sesaji – merupakan budaya

tradisional, turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh Suku Sawang di

Pulau Belitung pada setiap dimulainya angin musim barat, biasanya pada

bulan Agustus atau November, di mana angin dan gelombang sangat besar.

Di Belitung, ini disebut Musim Barat.

Melalui upacara ritual tradisi Buang Jong dengan tujuan meminta

perlindungan dan keselamatan, sehingga mereka akan terhindar dari

bencana saat mereka berlayar ke laut lepas untuk menangkap ikan sebagai

mata pencaharian mereka.

Prosesi ini akan berlangsung 3 hari dan malam, sesuai dengan kondisi

kebiasaan upacara yang harus dipenuhi. Semua proses upacara dipimpin

oleh seorang dukun atau pemimpin adat masyarakat Suku Sawang. Tradisi

Buang Jong sendiri berakhir dengan sebuah miniatur kapal dilayarkan

dengan berbagai macam sesaji ke laut.

Page 9: Pakaian Adat Aceh

perang ketupat

perang ketupat merupakan salah satu ritual upacara masyarakat pantai pasir kuning, tempilang, bangka barat. upacara ini di maksudkan untuk memberi makan mahkluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di daratan. menrut para dukun mahkluk halus itu bertabiat baik dan menjaga masyarakat tempilang dari roh'' jahat. oleh karena itu mereka harus tetap diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga.

saat perang ketupat berlangsung

gak ada yang tahu pasti kapan acara ini d mulai, tapi banyak asumsi dari masyarkat bahwa acara ini sudah ada sejak gunung krakatau meletus pada pada tahun 1883. tapi ada juga yang mengatakan bahwa acara ini sudah ada sejak penjajahan portugis

Page 10: Pakaian Adat Aceh

Tarian Khas Sumatera Utara 

Tari Tor-Tor

 Tarian Tor-tor khas suku Batak, Sumatera Utara. Tarian yang gerakannya se-irama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, dan terompet batak.

Tari tor-tor dulunya digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh, dimana roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol dari leluhur), lalu patung tersebut tersebut bergerak seperti menari akan tetapi gerakannya kaku. Gerakan tersebut meliputi gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.

Tari Karo

Page 11: Pakaian Adat Aceh

 

 Tarian ini merupakan tari tradisional khas suku karo,Tari ini menggambarkan percintaan muda-mudi pada malam hari dibawah terang sinar bulan purnama. Tari ini dibawakan dengan karakter gerak yang lebih lemah gemulai.

Tari Sapu Tangan

   

Page 12: Pakaian Adat Aceh

Tari sapu tangan merupakan tari tradisional melayu yang berasal dari sumatera utara.Tarian ini menggambarkan kegiatan masyarakat dalam keseharian mereka didaerah perdesaan.Tarian tradisional ini cukup praktik dan mudah.

Tari Serampang duabelas

  Tari serampang duabelas merupakan tari yang paling terkenal di sumatera utara. Dalam tari Serampang Dua Belas diceritakan tentang kisah cinta dua orang insan yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan ikatan pernikahan.  Kemudian keduanya direstui oleh orang tua Sang Dara --sebutan bagi wanita-- dan Teruna --sebutan bagi pria-- dalam suku Melayu. Oleh sebab itu, tarian Serampang Dua Belas dimainkan secara berpasang-pasangan.

Wisata Alam Favorit Sumatera Utara

Danau Toba

  Danau Toba merupakan wisata alam favorit Sumatera utara.Suasana di danau toba sangat indah.banyak wisatawan dalam dan luar negri yang berkunjung ke danau toba.Ajak keluarga anda untuk menikmati keindahan alam di danau toba.Dijamin gak nyesal!

  Bukit Lawang

Page 13: Pakaian Adat Aceh

  Bukit lawang merupakan salah satu tempat populer di sumatera utara.Selain menikmati dinginnya air bahorok,juga dapat menikmati panorama alam yang indah di bukit barisan.Salah satu games yang terkenal di bukit lawang adalah permainan arum jeram.Selain itu,Di bukit lawang,kita dapat melihat keberadaan orang utan yang menjadi ikon berharga bagi wisatawan mancanegara.Jadi tunggu apa lagi,ayo berlibur ke bukit lawang!

Pulau Samosir

 Pulau samosir juga merupakan tempat favorit Sumatera utara.Pulau samosir terdapat di dalam danau toba.Di pulau samosir panorama yang sangat indah.Jika dikelola dengan baik,pulau samosir akan menjadi destinasi wisatawan mancanegaraSayangnya pulau samosir masih sepi karena belum dekelola dengan baik oleh pemerintah.

Gunung Sibayak

Page 14: Pakaian Adat Aceh

  Gunung  Sibayak merupakan tempat yang sejuk.Gunung ini memiliki ketinggian 2094m.Hal yang membuat gunung ini lebih spesial adalah gunung ini tidak sulit didaki,walau oleh pemula sekalipun.Hal tesebutlah yang membuat gunung sinabung tak pernah sepi dari pengunjung.Jadi ayo bawa keluarga anda berlibur 

  Gundaling

Bukit gundaling memiliki ketinggian 1575m dari permukaan laut dan berjarak 3km dari brastagi.Di bukit ini terdapat taman yang indah,tempat yang cocok untuk jalan santai dan dapat juga mengelilingi puncak bukit ini.Di puncak bukit ini,dapat dinikmati panorama gunung sibayak yang mengagumkan.Gimana? Tertarik ke bukit gundaling gk?Diposkan 3rd May 2013 oleh vincent hean 0

Add a comment

Kebudayaan Sumatera Utara

Classic Flipcard

Page 15: Pakaian Adat Aceh

Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide

1.

May

11

Blog

Blog

Adalah singkatan dari web log yang sering di artikan banyak orang sebagai buku diary online. Namun sebenarnya blog lebih dari sekedar diary dan informasi di dalamnya berisi informasi apa saja, mulai dari catatan harian,menceritakan pengalaman pribadi dan lainnya. Blog pertama kali di populerkan oleh jorn barger kelahiran 1953, beliau pertama kali posting tentang robot wisdom di website pribadinya.

Beberapa istilah yang di hubungkan dengan blog adalah

o Blogging

Proses membuat blog atau mengupdate blog.

o Blogger

Seseorang yang melakukan aktifitas blogging.

o Blogsphere

Kumpulan dari semua blog di seluruh dunia.

o Blaudience

Pengunjung atau pembaca blog.

Page 16: Pakaian Adat Aceh

o Celeblog

Blog yang banyak menulis tentang kehidupan para selebritis,bintang film, musisi dan lainnya yang berhubungan dngan dunia hiburan.

Diposkan 11th May 2013 oleh vincent hean

0

Add a comment

1.

May

3

Tahukah kamu tentang kebudayaan sumatera utara dan hal-hal yang menarik lainnya.Jika tidak,ayo baca,karena dengan membaca,anda dapat meningkatkan pengetahuan yang belum anda ketahui sebelumnya.Anda

juga dapat membaca sambil memakan camilan.Jadi tunggu apa lagi? Let's go!

  Sejarah Provinsi Sumatera Utara

Awalnya, sewaktu Indonesia masih dijajah Belanda, Sumatera Utara dikenal dengan nama Gouverment Van Sumatera yang meliputi seluruh seluruh bagian pulau Sumatera dan dikepalai oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di Medan. Pada tanggal 15 April 1948 pemerintah menetapkan undang-undang No 10 Tahun 1948 tentang penetapan provinsi di sumatera. Tanggal 15 April kemudian menjadi hari jadi Provinsi Sumatera Utara.

Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Mei 1949 Nomor 22/Pem/PDRI jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan, selanjutnya dengan ketetapan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur yang kemudian dikenal dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dicabut dan kembali dibentuk

Page 17: Pakaian Adat Aceh

Kebudayaan dan Keunikan Sumatra Barat

Kebudayaan,Keindahan dan Keunikan Sumatra Barat

Tuesday, December 6, 2011

Wilayah Budaya minangkabau

Wilayah Budaya minangkabau

Bedasarkan sejarah, budaya minangkabau berasal dari Luhak Nan tigo yang meliputi kabupaten tanah Datar, kabupaten agam, kabupaten Lima puluh kota, kabupaten solok dan kabupaten sijunjung. Kemudian budaya tersebut meyebar luas kerantau batar dan timur luhak Nan tigo. Batas-batasnya dinyata dalam ungkapan minang :

Dari Sikilang Aia BangihHingga Taratak Aia hitamDari Durian Ditangkuak RajoHingga Sialang Belantak Basi

Jika merujuk pada ungkapan tersebut, maka wilayah budaya minangkabau meliputi :1. Sumatra barat2. Bahagian barat Riau: Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, Indragiri Hulu3. Persisir barat sumatra utara: Natal,Sorkam dan Barus4. Bahagian barat jambi: kabupaten kerinci, Bungo5. Bahagian Utara bengkulu : Kabupaten Mukomuko

Ditambah Daerah rantau yang menerapkan budaya minangkabau ya itu:1.negeri Sembilan Malaysia2. Bahagian barat daya dan tenggara Aceh: kabupaten Aceh barat daya, Aceh selatan, Aceh barat, Nagan raya dan kabupaten Aceh tenggaraPosted by samsulbahren at 12:32 PM No comments:

Tuesday, November 23, 2010

Rumah Gadang

Page 19: Pakaian Adat Aceh

Rumah Gadang

Rumah Gadang dimana Bumbung rumah adat Minangkabau yang dipanggil rumah gadang, (Rumah Besar) memiliki rupa bentuk yang unik karena ia menyerupai tanduk kerbau.Terdapat juga prinsip-prinsip tertentu dalam pembinaan rumah adat Minangkabau. Orang Minangkabau atau Minang adalah kumpulan etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera barat, separuh darat riau, bagian utara bengkulu, bagian barat jambi, bagian selatan sumatera utara, barat daya aceh, dan juga Negeri Sembilan di malaysia.Kebudayaan mereka adalah bersifat keibuan (matrilineal), dengan harta dan tanah diwariskan dari ibu kepada anak perempuan, sementara urusan agama dan politik merupakan urusan kaum lelaki (walaupun setengah wanita turut memainkan peranan penting dalam bidang ini). Kini sekitar setengah orang Minangkabau tinggal di rantau, mayoritas di Kabupaten dan Kota besar di Indonesia dan Malaysia. Orang Melayu di Malaysia banyak yang berasal dari Minangkabau, mereka utamanya mendiami negeri sembilan dan Johor. Walaupun suku Minangkabau kuat dalam pegangan agama Islam. mereka juga kuat dalam mengamalkan tradisi turun-temurun yang digelar adat. Beberapa unsur adat Minangkabau berasal dari paham dan agama animise Hindu yang telah lama ada sebelum kedatangan Islam. Walau bagaimanapun, pengaruh agama Islam masih kuat di dalam adat Minangkabau, seperti yang tercatat di dalam pepatah mereka, Adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah, yang bermaksud, adat (Minangkabau) bersendi hukum Islam dan hukum Islam bersendi Al Qu'ran. Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan atau perdagangan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamik.

Ukiran

Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah.

Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai adalah motif geometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah dapat juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.

Fungsi

Page 20: Pakaian Adat Aceh

Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.

Seluruh bagian dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.

Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan Rangkaian, digunakan untuk menyimpan padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjung (Bahasa Minang: anjuang) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, karena itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang. Anjung pada kelarasan Bodi-Chaniago tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya, sedangkan pada kelarasan Koto-Piliang memakai tongkat penyangga. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, salah satu golongan menganut prinsip pemerintahan yang hirarki menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga, pada golongan lainnya anjuang seolah-olah mengapung di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa, kaum tersebut yang belum menikah.

Posted by samsulbahren at 8:27 AM No comments:

Keindahan dan keunikan Danau Singkarak

Page 21: Pakaian Adat Aceh

Keindahan dan keunikan Danau Singkarak, sebuah danau vulkanik yang terletak di jantung Sumatera Barat. Dengan pemandangan yang sangat eksotis, Danau singkarak layak dijadikan salah satu kunjungan wajib jika kita berwisata ke propinsi Minangkabau tersebut. Namun dengan kondisi yang ada sekarang, perhatian pemerintah dan warga setempat sangat diperlukan untuk tetap menjaga bahkan mengembangkan potensi pariwisata yang ada disana.

Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas permukaan laut (mdpl). Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268 meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan.

Pemandangan di sekitar wisata alam ini begitu menawan. Begitu indah. Mata ini tak bosan melihat hamparan air kebiruan yang jernih dengan riak-riak kecil mengiringinya. Juga, butiran pasir halus yang membentang di bibir danau. Di tengah danau, perahu kecil milik nelayan sedang mengarungi danau yang tenang, tempat bersemayam aneka jenis ikan. Juga hilir mudik perahu motor atau becak danau yang disewakan bagi wisatawan.Pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang tepian danau menjadi pembatas antara daratan dan air. Bahkan beberapa sudut ada areal persawahan yang menghijau, membuat suasana

Page 22: Pakaian Adat Aceh

semakin tentram. Apalagi, hamparan Bukit Barisan melatarbelakanginya tanpa batas, dan dari kejahuan bisa disaksikan Gunung Singgalang dan Marapi yang berdiri gagah seolah menjaga ketenangan danau ini.

Lingkungan yang asri, hawanya yang sejuk, suasananya yang tenang, damai, aman dan nyaman menjadi pesona bagi yang mengunjunginya. Pesona Danau Singkarak, memang tak pernah habis kalau diceritakan. Karenanya danau terbesar kedua di Sumatera, setelah danau Toba menjadi primadona bagi Sumbar menjadi daerah tujuan wisata unggulan, sekaligus menjadi destinasi pelengkap bagi wisatawan yang berwisata ke provinsi.

Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau ini merupakan danau terluas ke-2 di Pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Lokasi Danau seluas 129.70 Km2 ini juga sangat strategis, berada di pinggir jalan antara Kabupaten Tanah Datar dan Solok. Lantaran lokasinya mudah dijangkau, sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan dari sisi yang dikehendaki di pinggir danau yang berliku-liku. Bahkan wisatawan yang datang menggunakan kendaraan pribadi bisa menikmati keindahannya dari atas mobilnya.

Di tempat wisata ini Anda dapat melakukan aktivitas bersampan hingga ke tengah danau dengan menggunakan sampan sewaan. Airnya yang bening dan sejuk menambahkan keasrian danau nan menawan ini. Bunyi riak-riak air danau yang menghempas ke pasir di pinggiran, juga menambah suasana menjadi syahdu. Tak jauh dari areal danau terdapat sebuah tempat peristirahatan Biteh Kacang, tepatnya yaitu di pinggiran Danau Singkarak.

Danau Singkarak juga dikenal sebagai tempat yang cukup menjanjikan sebagai daerah wisata memancing. Hal ini dibuktikan dengan ramainya kawasan di seputaran Danau Singkarak dengan para pemancing yang berasal dari kota sekitar danau maupun dari luar Propinsi Sumatera Barat. Diantara jenis ikan-ikan yang umum dipancing yaitu asang, piyek, balingka, baung, dan ikan yang menjadi legenda Sasau, yang konon dapat mencapai ukuran berat hingga 8 Kg. Aktivitas lainnya yang dapat dilakukan adalah olah raga dayung. Lomba Dayung kerap diselenggarakan di Danau Singkarak, dan merupakan

Page 26: Pakaian Adat Aceh

persarana yang cukup. Ia juga sesuai untuk kita jadikan tempat persingahan kerana kota solok adalah ditengah-tengah sumatra barat. Ia jugak boleh dijadikan teransit ke tempat lain seperti ke pekan baru ke bukit tinngi, ke jambi dan ke paya kumbuh. Di sekeliling kawansan negri solok jugak mempunyai tempat yang yang baik untuk kita beristi rehat dan menghilangkan tekanan dari kesibukkan kota. Mempunyai tempat-tempat yang indah dan alam sekitar yang belum terusik dari pembangunan. Mempunyai tasik-tasik yang begitu indah.

Kota Solok Merupakan salah satu kota yang berada di Sumatera Barat, Indonesia. Lokasi kota Solok sangat strategis, karena terletak pada persimpangan jalan antar propinsi dan antar kabupaten/kota. Dari arah Selatan jalur lintas dari Propinsi Lampung, Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk menuju Kota Padang sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Barat yang jaraknya hanya sekitar 64 Km saja. Bila kearah utara akan menuju Kota Bukittinggi yang berjarak sekitar 71 Km untuk menuju kawasan Sumatera Bagian Utara.

Sejarah Kuno

Dahulu wilayah Solok (termasuk kota Solok dan kabupaten Solok Selatan) merupakan wilayah rantau dari Luhak Tanah Datar, yang kemudian terkenal sebagai Luhak Kubuang Tigo Baleh. Disamping itu wilayah Solok juga merupakan daerah yang dilewati oleh nenek moyang Alam Surambi Sungai Pagu yang berasal dari Tanah Datar yang disebut juga sebagai nenek kurang aso enam puluh (artinya enam puluh orang leluhur alam surambi Sungai Pagu). Perpindahan ini diperkirakan terjadi pada abad 13 sampai 14 Masehi.

Sejarah Modern

Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan UU No. 12 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom dalam lingkungan propinsi Sumatera Tengah. Dalam UU ini dinyatakan bahwa pusat pemerintahan kabupaten Solok berada di Solok, salah satu nagari dalam kabupaten Solok.

Tahun 1970, ibukota kabupaten Solok ini berubah status menjadi kotamadya, sehingga pusat pemerintahan kabupaten Solok berada dalam wilayah pemerintahan Kotamadya Solok.

Secara berangsur angsur kemudian pusat pemerintahan kabupaten Solok "digeser" ke Koto Baru, kecamatan Kubung. Namun seiring dengan perkembangan pemerintahan kemudian, Koto Baru tidak memadai lagi untuk berfungsi sebagai pusat pemerintahan karena beberapa faktor, antara lain:

1. Lahan milik pemerintah yang tersedia sangat terbatas, sehingga tidak mungkin untuk mengembangkan gedung / sarana perkantoran.

Page 27: Pakaian Adat Aceh

2. Lahan masyarakat disekitar Koto Baru adalah sawah yang subur yang didukung oleh irigasi yang baik dan produktivitasnya cukup tinggi, sehingga "sayang" kalau mesti dialih fungsikan untuk menjadi perkantoran pemerintah.

3. Letak Koto Baru tidak berada ditengah tengah wilayah administrasi pemerintahan kabupaten sehingga cukup menyulitkan bgi masyarakat yang berjarak jauh.

4. Karena ketebatasan lahan di Koto Baru, sebagian bangunan perkantoran pemerintah kabupaten Solok masih terdapat dalam wilayah administrasi Kota Solok, sehingga mempersulit koordinasi/konsultasi antar Unit Kerja. Juga terpisahnya perkantoran ini membuat prosedur pelayanan masyarakat menjadi tidak efektif dan efisien.

Tanggal 6 November 1997, diadakan diskusi persiapan pemindahan ibukota kabupaten antara jajaran eksekutif dan legislatif pemerintah kabupaten Solok dengan tokoh tokoh masyarakat dan para perantau di Gedung Solok Nan Indah, Koto Baru. Dari 3 usulan calon ibukota, dalam diskusi ini kemudian disepakati untuk memilih lokasi di Kayu Aro - Sukarami sebagai ibukota kabupaten Solok yang direncanakan. 2 calon yang lain adalah Sungai Nanam di kecamatan Lembah Gumanti dan Muaro Paneh di kecamatan Bukit Sundi.

Lokasi yang dimaksud adalah lahan sekitar 500 Ha yang terletak diperbatasan antara Kayu Aro - Sukarami di pinggir jalan raya Solok - Padang yang merupakan salah satu jalur Lintas Sumatera. Untuk ini kemudian dibuat pembahasan dan perencanaan matang terhadap semua aspek yang menyangkut keberadaan ibukota baru tersebut, seperti aspek sosial ekonomi, aspek geografi dan topografi serta dilengkapi dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Terhadap Lingkungan), dimana ditegaskan bahwa pembangunan ibukota ini tidak akan melakukan perubahan ekstrim terhadap kondisi lahan dan bentang alam, menjaga kawasan sekitar dari pengrusakan yang tidak perlu dan mengalokasikan hanya sekitar 40 % dari luas lahan keseluruhan untuk sarana dan prasarana pembangunan.

informasi daripada : yulia karniati

Posted by samsulbahren at 8:09 AM No comments:

Tuesday, December 9, 2008

jam gadang

Page 29: Pakaian Adat Aceh

Jam gadang yang terletak di daerah bukit tinggi. jam ini adalah salah satu mercu tanda bagi daerah bukit tinggi. bukit tinggi adalah tempat yang paling popular untuk dilawati di propensi sumatra barat. Kawasan ini jugak mempunyai banyak tempat atau kedai yang meyediakan pelbagai keperluan yang berkualiti tinggi dan berpatutan.

Jam Gadang Bukittinggi

Jam Gadang adalah landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).

Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya. Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Pada masa penjajahan Belanda, ornamen jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan.

Pada masa penjajahan Jepang , ornamen jam berubah menjadi klenteng. Sedangkan pada masa setelah kemerdekaan, bentuknya ornamennya kembali berubah dengan bentuk gonjong rumah adat Minangkabau .

Angka-angka pada jam tersebut juga memiliki keunikan. Angka empat pada angka Romawi biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII.

Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama kota Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah dan bangunan berjejer di tengah kota yang sayang untuk dilewatkan.

Saat dibangun biaya seluruhnya mencapai 3.000 Gulden dengan penyesuaian dan renovasi dari waktu ke waktu. Saat jaman Belanda dan pertama kali dibangun atapnya berbentuk bulat dan diatasnya berdiri patung ayam jantan.

Sedangkan saat masa jepang berubah lagi dengan berbentuk klenteng dan ketika Indonesia Merdeka berubah menjadi rumah adat Minangkabau.

Setiap hari ratusan warga berusaha di lokasi Jam Gadang. Ada yang menjadi fotografer amatiran, ada yang berjualan balon, bahkan mencari muatan oto (kendaraan umum) untuk dibawa ke lokasi wisata lainnya di Bukittinggi.

"Jam Gadang ini selalu membawa berkah buat kami yang tiap hari bekerja sebagai tukang foto dan penjual balon di sini. Itu sebabnya jam ini menjadi jam kebesaran warga Minang," ujar Afrizal, salah seorang tukang potret amatir di sekitar Jam Gadang.

Page 30: Pakaian Adat Aceh

Untuk mencapai lokasi ini, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat. Dari kota Padang ke Bukittinggi, perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota ke lokasi Jam Gadang.

Lebih Jauh Tentang Jam Gadang:

Sepintas, mungkin tidak ada keanehan pada bangunan jam setinggi 26 meter tersebut. Apalagi jika diperhatikan bentuknya, karena Jam Gadang hanya berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basementdasar seukuran 13 x 4 meter, ibarat sebuah tugu atau monumen. Oleh karena ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, maka sangat cocok dengan sebutan Jam Gadang yang berarti jam besar.

Bahkan tidak ada hal yang aneh ketika melihat angka Romawi di Jam Gadang. Tapi coba lebih teliti lagi pada angka Romawi keempat. Terlihat ada sesuatu yang tampaknya menyimpang dari pakem. Mestinya, menulis angka Romawi empat dengan simbol IV. Tapi di Jam Gadang malah dibuat menjadi angka satu yang berjajar empat buah (IIII). Penulisan yang diluar patron angka romawi tersebut hingga saat ini masih diliputi misteri.

Tapi uniknya, keganjilan pada penulisan angka tersebut malah membuat Jam Gadang menjadi lebih “menantang” dan menggugah tanda tanya setiap orang yang (kebetulan) mengetahuinya dan memperhatikannya. Bahkan uniknya lagi, kadang muncul pertanyaan apakah ini sebuah patron lama dan kuno atau kesalahan serta atau atau yanglainnya. Dari beragam informasi ditengah masyarakat, angka empat aneh tersebut ada yang mengartikan sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan. Atau ada pula yang mengartikan, empat orang tukang pekerja bangunan pembuatan Jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai. Masuk akal juga, karena jam tersebut diantaranya dibuat dari bahan semen putih dicampur putih telur.

Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.Sebagai jam hadiah dari Ratu Belanda kepada controleur (sekretaris kota), dan dibuat ahli jam negeri Paman Sam Amerika, kemungkinan kekeliruan sangat kecil. Tapi biarkan saja misteri tersebut dengan berbagai kerahasiaannya.

Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.

Sekarang balik lagi ke angka Romawi empat, apakah pembuatan angka empat yang aneh itu disengaja oleh pembuatnya, juga tidak ada yang tahu. Tapi yang juga patut dicatat,

Page 31: Pakaian Adat Aceh

bahwa Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putrapertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika itu.

Ketika masih dalam masa penjajahan Belanda, bagian puncak Jam Gadang terpasang dengan megahnya patung seekor ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.

Posted by samsulbahren at 6:26 PM No comments:

Teh garden

ladang teh yang terletak di danau kembar daerah kota solok yang sungguh indah. yang tak dapat di tempat lain. mempunyai bentuk geogerafi yang sunnguh menarik. mempuyai suhu sekitar 19c-16c.Posted by samsulbahren at 6:18 PM Labels: 33 No comments: Home Subscribe to: Posts (Atom)

Popular Posts

Rumah Gadang

Rumah Gadang Rumah Gadang dimana Bumbung rumah adat Minangkabau yang dipanggil rumah gadang , (Rumah Besar) memiliki rupa bentuk yang...

Page 32: Pakaian Adat Aceh

jam gadang

Jam gadang yang terletak di daerah bukit tinggi. jam ini adalah salah satu mercu tanda bagi daerah bukit tinggi. bukit tinggi adalah te...

Kota Solok

kota Solok adalah satu negeri di wilayah sumatra barat. Kota solok mempunyai persarana yang cukup. Ia juga sesuai untuk kita ja...

Keindahan dan keunikan Danau Singkarak

Keindahan dan keunikan Danau Singkarak, sebuah danau vulkanik yang terletak di jantung Sumatera Barat. Dengan pemandangan yang sangat ekso...

Wilayah Budaya minangkabau

Wilayah Budaya minangkabau Bedasarkan sejarah, budaya minangkabau berasal dari Luhak Nan tigo yang meliputi kabupaten tanah Datar, kabupate...

Teh garden

ladang teh yang terletak di danau kembar daerah kota solok yang sungguh indah. yang tak dapat di tempat lain. mempunyai bentuk geogerafi ya...

Kesenian dan Kebudayaan Riau

Page 33: Pakaian Adat Aceh

07.12  Ilmu ☺  No comments Kesenian dan Kebudayaan Riau

Indonesia adalah negara kepulauan karean memiliki banyak pulang yang

membentang dari sabang sampai merauke. Karena banyaknya pulau yang ada di

Indonesia menyebabkan kebudayaan dan kesenian tiap daerah berbeda pula. Riau adalah

salah satu provinsi daerah yang berada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra.

Kali ini saya akan mencoba untuk menerangkan dan menjelaskan beberapa

kebudayaan yang ada di daerah ini. Riau memiliki kebudayaan dan kesenian yang khas

dari daerahnya sendiri, kebudayaan yang ada di Riau memiliki ciri khas sebagai

kebudayaan melayu. Adat dan kebudayaan melayu yang mengatur tingkah laku dan

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dan berasal dari daerah ini. 

Kesenian dan Kebudayaan Riau

Berikut beberapa kebudayaan dan kesenian yang ada di Riau :

Rumah Adat

Riau memiliki beberapa jenis rumah adat karena identik yang dimiliki oleh daerah ini

yaitu melayu, seperti : Balai Salaso Jatuh, Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar, Rumah

Melayu Atap Limas, Rumah Melayu Lipat Kajang dan Rumah Melayu Atap Lontik.

Bentuk rumah tradisional daerah Riau pada umumnya adalah rumah panggung yang

berdiri diatas tiang dengan bangunan persegi panjang

Page 34: Pakaian Adat Aceh

Salaso Jatuh

Rumah LontikPakaian Adat

Baju untuk laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung

Teluk Belanga. Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah

kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai

di kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan

di leher, canggai yang dipakai di kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris

hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebela kiri. Sementara busana yang

dikenakan perempuan berbeda-beda, perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau

Kebaya Pendek. Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga.

Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau

Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu upacara Bersanding adalah

Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga.

Page 35: Pakaian Adat Aceh

Senjata Tradisional

Seperti daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, Riau pun memiliki senjata tradisional

dari daerah tersebut. Senjata tersebut bernama Tumbuk Lada, alat ini biasanya digunakan

untuk peretempuran. Tumbuk lada memiliki beberapa bentuk diantaranya adalah bilah

senjata tumbuk lada berbentuk badik seperti badik sulawesi akan tetapi yang

membedakan adalah bentuk sarungnya.  Selain itu, ujung pangkal sarung senjata tumbuk

lada berbentuk bundar yang dihiasi dengan ukiran yang dipahat. Lapisan pada sarung

Tumbuk Lada adalah lapisan kepingan perak yang diukir dengan pola yang rumit

Tari Tradisional

Riau pun memiliki kesenian tari tradisional seperti tari tandak. Tari Tandak biasanya di

pertunjukkan pada malam hari, tarian ini diawali dengan semua peserta tari tandak

membentuk sebuah lingkaran dan saling berpegangan pundak setiap peserta, dan berjalan

sambil mengangkat kaki dan menghentakannya ke tanah. Tarian ini bertujuan agar

pemuda dan pemudi mempunyai kesempatan untuk bertemu. Tari Tandak menjadi media

silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi antar kampung. Banyak

pasangan suami istri yang bermula dari pertemuan acara tari Tandak ini namun ada pula

yang kisah cintanya tidak direstui pihak keluarga

Alat Musik Tradisional

Rebana Ubi

Page 36: Pakaian Adat Aceh

Rebana ubi digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena

bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri

yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu

Kordeon

Kordeon adalah alat musik yang berasal dari Riau. Alat musik ini bisa dimainkan dengan

cara dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk dimainkan. Tidak banyak yang dapat

memainkannya.

Makanan Khas Riau

Riau memiliki makanan khas yang banyak disukai oleh wisatawan lokal maupun

wisatawan manca negara yang berkunjung ke daerah ini. Makan khasnya seperti Bolu

Kemojo, Lempuk Durian, Es Laksamana Mengamuk, Roti Jala, Kue Bangkit dan masih

banyak yang lain

Page 37: Pakaian Adat Aceh

Bolu Kemejo

Diatas merupakan beberapa kesenian dan kebudayaan yang saya sebutkan yang

ada di daerah Riau. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah tersebut.

Untuk mengetahui kesenian dan kebudayaan yang lain bisa kita cari dengan

membrowsing internet. Dengan kemajuan teknologi yang makin mutahir, informasi

apapun yang kita cari dengan sekejab akan tertemu dengan cepat. Dengan mengetahui

kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia bisa menimbulkan rasa cinta dan bangga

akan negri kita ini, karena keaneka ragaman yang ada di negara ini yang membuat

kagum. Dan sebagai seorang penerus bangsa yang baik alangkah baiknya kita menjaga

dan melestarikan kesenian dan kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dahulu agar

kesenian dan kebudayaan tersebut tidak punah di makan oleh jaman yang makin lama

makin maju.

Kebudayaan Kepulauan Riau

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Riau, baik Riau daratan maupun Riau kepulauan, mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang. Berbagai tinggalan budaya masa lampau banyak ditemukan di wilayah provinsi itu. Riau Kepulauan pernah berjaya dengan Kerajaan RiauSuku Melayu merupakan etnis yang termasuk ke dalam rumpun ras Austronesia.Suku Melayu dalam pengertian ini, berbeda dengan konsep Bangsa Melayu yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, Mindanao, Myanmar Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Di Indonesia, jumlah Suku Melayu sekitar 3,4% dari seluruh populasi, yang sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,dan Kalimantan Barat

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 PENGENALAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, TANJUNGPINANG

Page 38: Pakaian Adat Aceh

Tanjungpinang merupakan pusat kebudayaan Melayu, hingga saat ini budaya melayu masih kental dalam kehidupan sehari-hari.Adanya Gurindam 12 yang ditulis oleh Raja Ali Haji mengangkat citra negeri ini bahkan tersohor keseluruh negeri. Begitu juga dengan julukan kota gurindam negeri pantun yang hingga saat ini masyarakatnya tidak pernah lupa akan sejarah dan budaya Melayu.

Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.

Budaya melayu merupakan induk dari lahirnya kota Tanjungpinang. Dengan keramahtamahan masyarakatnya, Tanjungpinang tidak menutup budaya lain yang ikut membangun kota ini. Dari etnis tionghoa, jawa, medan, padang, ambon dan lain sebagainya membuat kota tanjungpinang menjadi kaya akan keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Keseimbangan dalam berbudaya terus menjadi keutamaan dalam membangun ketentraman dan keamanan masyarakat.Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia.Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan KambojaUtara : Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di Timur : Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di Selatan: Negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di sebelah barat.Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 kabupaten dan 2 kota, 47 kecamatan serta 274 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil yang 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar 95% merupakan lautan dan hanya sekitar 5% daratan.Pulau Penyengat merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Tanjungpinang. Pulau seluas 3,5 km² ini berada di sebelah barat Kota Tanjungpinang dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut. Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya.Selain itu juga dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi.

Page 39: Pakaian Adat Aceh

2.2 SENI TARIDaerah Riau atau secara administratif disebut Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dari mulai sastra, musik, dan tari. Salah satu dari kekayaan Kepri ialah Tari Melemangdan Tari Tandak

-          Tari MelemangMenurut sejarah, tari Melemang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Tanjungpisau, Kecamatan Bintan.Tari melemang pertama kali dimainkan sekitar abad ke-12.Ketika itu, tari Melemang hanya dimainkan diistana Kerajaan Melayu Bentan yang pusatnya berada dibukit batu, Bintan. Tarian ini hanya dipersembahkan bagi Raja ketika sang Raja sedang beristirahat, karena merupakan istana yang ditarikan oleh para dayang kerajaan. Namun setelah kerajaan Bentan mengalami keruntuhan tari Melemang berubah menjadi tarian hiburan rakyat.Tari melemang biasanya dimainkan oleh 14 penari, diantaranya seorang pemain berperan sebagai Raja, seorang berperan sebagai permaisuri, seorang berperan sebagai puteri, empat orang sebagai pemusik, seorang sebagai penyanyi serta enam orang sebagai penari, mereka menggunakan kostum bergaya melayu sesuai dengan perannya.

-          Tari Tandak Tarian ini adalah tarian dan juga nyanyian.Bentuk tariannya berupa pantun yang saling bertimbal-balik antara kelompok pria dan wanita. Lagu atau pantun pada tarian ini berisi tentang hal-hal yang ada di bumi atau mengenai kehidupan sehari-hari manusia. Tari tandak adalah tarian pergaulan yang sangat digemari atau disukai di daerah Riau.Tari ini merupakan gabungan antara seni tari dan sastra, biasanya dipertunjukan pada malam hari.Tarian ini diawali dengan semua peserta tari tandak membentuk sebuah lingkaran dan saling berpegangan pundak setiap peserta.Lantas para peserta berjalan sambil mengangkat kaki dan menghentakannya ke tanah.Pada tari tandak biasanya dipimpin oleh seorang yang disebut kepala ngejang.Kepala ngejang bertugas sebagai pemberi irama pada gerakan tari tandak, dan berdiri di tengah-tangah peserta dengan memainkan alat giring-giring yang berbahan besi atau perak bercampur perunggu.

Page 40: Pakaian Adat Aceh

Tarian ini bertujuan agar pemuda dan pemudi mempunyai kesempatan untuk bertemu.Pertemuan itu kadang-kadang berakhir pada jatuh cinta.Tari Tandak menjadi

media silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi antar kampung.Banyak pasangan suami istri yang bermula dari pertemuan acara tari Tandak ini namun ada pula

yang kisah cintanya tidak direstui pihak keluarga.

Tarian ini melambangkan ikatan ikatan yang terjalin antara teman-teman yang berlainan kampung.Tarian ini juga menciptakan rasa aman antar kampung.Dalam taria ini, semua

peserta bebas memilih pasangan.Karena tarian ini merupaka hiburan sekaligus silaturahmi, acara ini banyak dihadiri oleh warga, dari anak kecil hingga orang dewasa.

Secara rutin acara tari tandak ini dilaksanakan setiap bulan  Juli-Oktober setiap tahunnya, di mana pada bulan-bulan tersebut para petani usai melaksanakan panen.

2.3 RUMAH ADAT Kepulauan Riau memang sangat kaya dengan keragaman seni dan budayanya, seperti halnya keragam bentuk dari rumah adat yang terdapat di kabupaten dan kota di Provinsi Kepri yaitu selaso jatoh kembar. Keragaman tersebut terjadi karena secara geografi provinsi ini terpisahkan laut antara satu pulau dengan lainnya.Mungkin jaman dahulu faktor tersebut menjadi akibat dari sulitnya komunikasi sehingga saling mengisolasi diri.Maka antara satu daerah dan lainya walau agak mirip tapi bentuk budaya dan rumahnya sedikit berbeda.

Page 41: Pakaian Adat Aceh

Namun dari keragaman bentuk rumah tradisional yang terdapat di Kepri, ada kesamaan jenis dan gaya arsitektur. Dari jenisnya, rumah tradisional ini pada umumnya adalah rumah panggung yang berdiri diatas tiang dengan bentuk bangunan persegi panjang. Dari beberapa bentuk rumah ini hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding, susunan ruangannya sama, dan memiliki ukiran melayu seperti selembayung, lebah bergayut, pucuk rebung dll.Keumuman berikutnya terletak pada arah rumah tradisional Kepri yang dibangun menghadap ke sungai. Ini terjadi karena masyarakat tardisional Kepri menggunakan sungai sebagai sarana transportasi

Jika dideskripsikan, denah rumah adat ini hanya memiliki Selasar di bagian depan. Tengah rumah pada bagian tengah dengan bersekat papan antara selasar dan telo.Kemudian bentuk rumah mengecil pada bagian telo yang berguna sebagai tempat makan, dll.Dan pada bagian belakang terdapat dapur.Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh.Semua bangunan baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.Di puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan ini diberi ukiran yang disebutSalembayung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Selasar dalam bahasa melayu disebut dengan Selaso.Selaso jatuh kembar sendiri bermakna rumah yang memiliki dua selasar (selaso, salaso) yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah.Rumah Selaso Jatuh Kembar dihiasi corak dasar Melayu umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan benda-benda angkasa.Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Padahal sejak jaman dahulu gaya arsitektur bangunan dan seni ukir sangat kuat dipengaruhi oleh corak Hindu-Budha. Peralihan gaya pada corak ini terjadi karena orang Melayu pada umumnya beragama Islam. Sehingga corak hewan (fauna) dikhawatirkan menjurus pada hal-hal yang berbau “keberhalaan.Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk tertentu yakni wajik (Belah ketupat), lingkaran, kubus, segi, dan lain-lain.Di samping itu, ada juga corak kaligrafi yang diambil dari kitab Alquran.Pengembangan corak-corak dasar itu, di satu sisi memperkaya bentuk hiasan. Di sisi lain, pengembangan itu juga memperkaya nilai falsafah yang terkandung di dalamnya.

2.4  SENJATA KHAS KEPULAUAN RIAU

-          Pedang Jenawi(tumbuk lada)

Page 42: Pakaian Adat Aceh

Sejenis Senjata tradisional dari daerah Kepulauan Riau.pedang jenawi ini digunakan para panglima perang dalam pertempuran. Panjang pedang ini mencapai satu meter.senjata lainnya adalah kelewang, digunakan prajurit tempo duluPada pangkal sarung Tumbuk Lada terdapat bonjolan bundar yang selalunya dihias dengan ukiran yang dipahat.Sarung senjata ini selalunya dilapis dengan kepingan perak yang diukir dengan pola-pola rumit.Panjang bilah tumbuk lada sekitar 27 cm hingga 29 cm. Lebar bilahnya sekitar 3.5 cm hingga 4 cm. Dari tengah bilah sampai ke pangkalnya terdapat alur yang dalam.Selain keris, Tumbuk Lada pada zaman dulu juga menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Kepulauan Riau, Deli, Siak dan Semenanjung Tanah Melayu.Tumbuk Lada digunakan secara menikam, mengiris dan menusuk dalam pertempuran jarak dekat.Ia boleh dipegang dengan dua jenis genggaman yaitu dengan mata keatas ataupun mata ke bawah

2.5 BAJU ADAT KHAS KEPRI

Page 43: Pakaian Adat Aceh

priapakaian pria yang digunakan pria disebut baju teluk belanga.baju ini dipadankan dengan celana panjang yang disuji.sehelai kain diikatkan ditengah badan hamper menyentuh lutut.bagian kepala ditutup dengan destar atau tanjak.pada hari pernikahan pengantin pria memakai jubah yang dilengkapi celana panjang,kain selempang dan ikat pinggang.pengantin ini memakai tutup kepala yg disebut ketuwanitawanita memakai atasan berupa baju kurung dan kain selempang yang telah disuji.bawahannya adalah kain songket dengan motif yang cantik.pakaian ini dilengkapi dengan perhiasan berupa anting,gelang dan cincin.pakaian pengantin dilengkapi baju telepuk dan kain cual.Sanggul kepala dihiasi tusuk cempaka emas dan penutup dahi atau pasiani.perhiasan lain yang biasa digunakan adalah pending gelang dan cicncin terbuat dari emassiput laut merupakan makanan khas masyarakat di Kepulauan Riau. Warga setempat menyebutnya sebagai gonggong.Hewan laut ini banyak terdapat di Desa Lobam, Tanjung Uban, Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

2.5  MAKANAN KHAS PROVINSI KEPRI

Page 44: Pakaian Adat Aceh

Untuk mencapai daerah Tanjung Uban membutuhkan waktu perjalanan selama 30 menit dengan menggunakan speed boat dari Batam, Ibukota Kepulauan Riau. Perjalanan kemudian dilanjutkan melalui darat sejauh 30 kilometer ke arah selatan Pulau Bintan.Di pinggir Pantai Lobam seluas 10 hektar inilah gonggong dengan mudah dapat ditemukan ketika air laut sedang surut.Sedikitnya setiap hari terdapat 50 warga setempat yang mencari gonggong di pinggir pantai.Salah seorang diantaranya nenek berusia 60 tahun bernama Karmelia.Dia mulai mencari gonggong sejak fajar menyingsing, dengan ditemani dua orang cucunya yang telah putus sekolah.Tak hanya gonggong yang dia dapat bersama cucunya, tetapi juga biota laut lainnya, seperti tripang, kepiting dan udang.Namun belakangan, gonggong yang berukuran besar semakin sulit didapat.Kebanyakan yang ditemui gonggong berukuran kecil.Belum lagi, pencari gonggong kini telah semakin banyak.Sehingga Karmelia yang telah menekuni pekerjaan ini selama kurang lebih 20 tahun setiap hari hanya dapat memperoleh satu hingga dua kilogram gonggong.Hasil tangkapannya dijual ke pengepul seharga 7 ribu rupiah per kg.Di pengepul gong gong yang masih segar disimpan selama dua hari di gudang penyimpanan. Hal ini dilakukan agar kotoran dan pasir lepas dari cangkang gonggong.Gonggong sebenarnya dapat dijadikan alternatif warga Kepulauan Riau mencari nafkah.Namun sayangnya, biota laut jenis Molusca ini belum dapat dibudidayakan. Hewan ini baru terbatas berkembang biak secara alami, karena setiap hari diambil, gonggong dapat punah.Apalagi biota laut ini memerlukan waktu lama, sekitar 5 tahun untuk mengeraskan cangkangnya.Balai Budi Daya Laut Departemen Kelautan dan Perikanan Kota Batam, telah mengupayakan pelestarian gonggong dengan melakukan usaha pelestarian di habitat aslinya di pinggir pantai.Benih gonggong dilepas di areal seluas dua hektar untuk mengetahui pola pergerakan dan reproduksinya.Gonggong boleh saja semakin sulit didapat.Namun animo masyarakat makan gonggong tetap

BAB IIIKESIMPULAN

Jadi, keberagaman kebudayaan sangat banyak diIndonesia khususnya di daerah Tanjungpinang, Kepulauan Riau, sangat banyak terdapat keunikan kebudayaan di provinsi ini, dari makanan khas daerahnya, senjata khasnya, baju pengantinnya, tarian khasnya dan banyak lagi, juga sejarah kebudayaan daerah Provinsi kepulauan Riau ini sangat layak untuk dilirik dan berpotensi menjadi kebanggan kebudayaan Indonesia

Kebudayaan Masyarakat Sumatera SelatanPosted on October 16, 2012

Kebudayaan Sumatera Selatan

Page 45: Pakaian Adat Aceh

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumu dan gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.

Berdasarkan Tarian

Seni Tari dapat menunjukan ciri khas suatu daerah demikian juga Kota Palembangmemiliki berbagai tarian baik trandisional maupun modern yang merupakan hasil kreasi dari seniman local

TARI GENDING SRIWIJAYA Tari ini ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti kepala Negara, Duta Besar dan Tamu-tamu agung lainnya. Tari Gending Sriwijaya Hampir sama dengan tari Tanggai, perbedaannya terletak pada penggunaan tari jumlah penari dan perlengkapan busana yang dipakai. Penari Gending Sriwijaya seluruhnya

TARI TANGGAITari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya

TARI TENUN SONGKETTari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang pada umumya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket

TARI RODAT CEMPAKOTari ini merupakan tari rakyat bernafaskan islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Negara

Page 46: Pakaian Adat Aceh

asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan tari Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah

TARI MEJENG BESUKOTari ini melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan mereka .Mereka bersenda gurau mengajuk hati lawan jenisnya. Bahkan tidak jarang diantara mereka ada yang jatuh hati dan menemukan jodohnya melalui pertemuan seperti ini

TARI MADIK (NINDAI)Masyarakat Palembang mempunyai kebiasaan apabila akan memilih calon, orang tua pria terlebih dahulu dating kerumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan nindai) gadis yang dimaksud. Hal yang dinilai atau ditindai itu, antara lain kepribadiannya serta kehidupan keluarganya sehari-hari. Dengan penindaian itu diharapkan bahwa apabila si gadis dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan dan kehidupan mereka akan berjalan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria

DUL MULUKDul muluk adalah salah satu kesenian tradisional yang ada di Sumatera Selatan biasanya seni Dul Muluk ini dipentaskan pada acara yang bersifat menghibur, seperti pada acara : pernikahan pergelaran tradisional dan panggung hiburan

Berdasarkan Rumah Adat

Rumah Limas merupakan prototype rumah tradisional Palembang, selain ditandai denagn atapnya yang berbentuk limas, rumah limas ini memiliki ciri-ciri; – Atapnya berbentuk Limas – Badan rumah berdinding papan, dengan pembagian ruangan yang telah ditetapkan (standard) bertingkat-tingkat.(Kijing) – Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah – Mempunyai ornamen

Page 47: Pakaian Adat Aceh

dan ukiran yang menampilkan kharisma dan identitas rumah tersebut Kebanyakan rumah Limas luasnya mencapai 400 sampai 1.000 meter persegi atau lebih, yang didirikan di atas tiang-tiang kayu Onglen dan untuk rangka digunakan kayu tembesu Pengaruh Islam nampak pada ornamen maupun ukiran yang terdapat pada rumah limas. Simbas (Platy Cerium Coronarium) menjadi symbol utama dalam ukiran tersebut. Filosofi tempat tertinggi adalah suci dan terhormat terdapat pada arsitektur rumah limas.Ruang utama dianggap terhormat adalh ruang gajah (bahasa kawi= balairung) terletak ditingkat teratas dan tepat di bawah atap limas yang di topang oleh Alang Sunan dan Sako Sunan.Diruang gajah terdapat Amben (Balai/tempat Musyawarah) yang terletak tinggi dari ruang gajah (+/- 75 cm). Ruangan ini merupakan pusat dari Rumah Limas baik untuk adat, kehidupan serta dekorasi. sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang dihiasi sehingga show/etlege dari kekayaan pemiliki rumah.Pangkeng (bilik tidur) terdapat dinding rumah, baik dikanan maupun dikiri. Untuk memasuki bilik atau Pangkeng ini, kita harus melalui dampar (kotak) yang terletak di pintu yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan rumah tangga. Pada ruang belakang dari segala terdapat pawon (dapur) yang lantainya sama tingkat dengan lantai Gegajah tetapi tidak lagi dibawah naungan atap pisang sesisir.

Dengan bentuk ruangan dan lantai berkijing-kijing tersebut, maka rumah Limas adalah rumah secara alami mengatur keprotokolan yang rapi, tempat duduk para tamu disaat sedekah sudah ditentukan berdasarkan status tersebut di masyarakat.

Berdasarkan Makanan Khas

Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan “Chinese taste” yang kental pada masyarakat Palembang.

Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak – otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).

Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil – kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.

Page 48: Pakaian Adat Aceh

Model, salah satu olahan pempek yang menggugah selera

Pindang ikan patin khas Palembang, rasanya pedas, asam dan gurih

Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).

Kesimpulan

Dari info di atas saya membuat kesimpulan bahwa daya tarik dari Provinsi Sumatera Selatan adalah memiliki keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Selain potensi wisatanya palembang juga banyak memiliki makanan khas seperti pempek dan tekwan. Provinsi Sumatera Selatan memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah provinsi ini.

Sumber:

Page 49: Pakaian Adat Aceh

Keragaman Budaya Daerah (Provinsi   Bengkulu)

Maret 12, 2013 at 11:14 am (Uncategorized)

      2 Votes

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai ke Papua. Ada 17.504 pulau yang tersebar di seluruh kedaulatan Republik Indonesia, yang terdiri atas 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama. Di samping kekayaan alam dengan keanekaragaman hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya. Di Indonesia terdapat puluhan etnis yang memiliki budaya masing-masing. Misalnya, di Pulau Sumatra: Aceh, Batak, Minang, Melayu (Deli, Riau, Jambi, Palembang, Bengkulu, dan sebagainya), Lampung.

Di sini saya sebagai Penulis akan membahas tentang Keragaman Budaya Daerah yang Berada di daerah Bengkulu. Provinsi Bengkulu ditinjau dari letak geografisnya terletak di antara 101001’– 1030 41’ BT dan 20 16’ – 30 31’ LS terletak disebelah barat pegunungan Bukit Barisan dan memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung sepanjang lebih kurang 567 kilometer. Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang 525 kilometer, terletak pada bagian Barat dan merupakan dataran rendah yang relatif sempit, memanjang dari Utara ke Selatan serta diselang-selingi daerah yang bergelombang, sedangkan  pada bagian Timur berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur.

PEMBAHASAN

Secara geografis, Bengkulu boleh dibilang masuk dalam kategori wilayah periferal. Dan kategori periferal, tidaklah cenderung ekslusif ataupun esoteris. Tetapi dalam perjalanan sejarahnya, Bengkulu justru menjadi ajang pelarian kaum migran dari berbagai etnis, baik

Page 50: Pakaian Adat Aceh

etnis domestik (Bugis, Madura, Jawa, Melayu, Minang, Aceh, Bali, Nias dan lain-lain), ataupun etnis manca (Eropa, Afrika, India, Cina, Persia, Arab dan lain-lain). Dan mereka (para migran) itu berlatar belakang kelas sosial yang bervariatif. Ada yang dari kelas adel (bangsawan), ambtenaar (pegawai), legger (tentara), handelaar (pedagang), hingga slaven(budak).

Setelah terjadi kontak sosial yang cukup intens dengan masyarakat setempat, benturan sosio-koltural pun tak terelakan. Dan benturan sosio-kultural tersebut telah membawa implikasi proses enkulturasi (pembudayaan) baik secara ekulturatif maupun proses asimilatif dalam kehidupan kebudayaan masyarakat Bengkulu.

Kontak sosio-kultural yang relatif lama membukakesempatan membangun koloni (perkampungan atau pemukiman) yang namanya sering didasarkan atas geneologis etnisnya, seperti Kampung Kepiri, Kampung Melayu, Kampung Cina, Kampung Bali, Kampung Aceh, dan lain-lain. Di samping itu, ada juga nama-nama tempat/wilayah menunjukan identitas etnis seperti Kerkap, Manna, Talo dan lain-lain.

Dan tentu saja berbagai ragam bahasa, sastra, kesenian, perumahan, pakaian, peralatan, serta wujud fisik pun memiliki kontribusi yang sangat berharga dalam memperkaya identitas budaya masyarakat Bengkulu.

Itulah kiranya yang mewarnai peta budaya masyarakat Bengkulu yang multi kultural dan juga multi etnis, meskipun diakui banyak bagian yang telah sirna ditelan era, ataupun terealisasi di tengah percaturan budaya. Kecuali, kebudayaan yang memiliki kemampuan defensif, akomodatif, serta integratif, itulah yang kemudian terserap menjadi kristal kekuatan budaya yang local genius .

Berikut adalah ciri khas budaya Bengkulu, seperti pakaian adat, rumah adat, tarian tradisional, dan lain – lain :

1. Pakaian Adat Provinsi Bengkulu 

Pakaian Adat Pria Bengkulu terdiri dari Jas, Sarung, Celana Panjang, Alas kaki yang dilengkapi dengan penutup kepala dan sebuah keris. Jas tersebut terbuar dari kain bermutu seperti wol dan sejenis nya, dan biasanya berwarna gelap seperti hitam atau biru tua, begitu juga celana nya terbbuat dari bahan dan warna yang sama.

Page 51: Pakaian Adat Aceh

Pakaian Adat Wanita Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang, bertabur corak-corak, sulaman emas berbentuk lempengan-lempengan bulat seperti uang logam. Bahan baju kurung umumnya beludru dalam warna-warna merah tua, lembayung atau hitam. Sarung Songket benang emas atau perak dalam warna serasi dan sutra merupakan perangkat busana yang di gunakan dari pinggang sampai mata kaki.

2.   Tarian Tradisional dan Seni Musik Daerah Bengkulu

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tarian tradisional atau musik tradisional nya sendiri sesuai dengan adat istiadat yang ada di daerah tersebut, di provinsi Bengkulu juga memiliki seni tari tradisional dan seni musik tradisional yang khas, seperti berikut ini :

Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu :

Tari Tombak Kerbau Tari Putri Gading Cempaka Tari Pukek Tari Andun Tari Kejei Tari Penyambutan Tari Bidadari Meminang Anak Tari Topeng

Seni Musik Tradisional Provisni Bengkulu :

Geritan yaitu cerita sambil berlagu Serambeak yang berupa Petatah-Petitih Andi-andi yaitu Seni sastra yang berupa nasihat Sambei yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta perkawinan

3.  Rumah Adat Masyarakat Provinsi Bengkulu

Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga “Rumah”. Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.

Bentuk rumah panggung melayu ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

Bagian atas rumah masyarakat Bengkulu terdiri dari :

Page 52: Pakaian Adat Aceh

Atap, terbuat dari ijuk, bamboo, atau seng Bubungan, ada beberapa bentuk Pacu = plafon dari papan atau pelupuh Peran : balok-balok bagian atas yang menghubungkan Tiang-tiang bagian atas Kap : kerangka untuk menempel kasau Kasau : untuk mendasi reng Reng : untuk menempel atap Listplang, suyuk, penyunting

Bagian tengah terdiri dari :

Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela Dinding : terbuat dari papan atau pelupuh Jendela : bentuk biasa dan bentuk ram Pintu : bentuk biasa dan bentuk ram Tulusi (lubang angin) : ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibuat dengan

berbagai ragam hias Tinag penjuru Piabung : tiang penjuru hal Tiang tengah Bendu : balok melintang sepanjang dinding

Bagian bawah terdiri dari :

Lantai, dari papan, bamboo, atau pelupuh Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm dipasang sepanjang dinding luar di

atas balok Kijing, penutup balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan Tailan : balok sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelkan lantai Blandar : penahan talian, melintang

KESIMPULAN

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terdapat 17.504 pulau yang terdiri dari 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama. Selain kekayaan alam dengan keanekaragaman hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya, salah satunya terdapat di kepulauan sumatera selatan yaitu propisnsi Bengkulu.

Provinsi Bengkulu ditinjau dari letak geografisnya terletak di antara 101001’– 1030 41’ BT dan 20 16’ – 30 31’ LS terletak disebelah barat pegunungan Bukit Barisan dan memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung sepanjang lebih kurang 567 kilometer. Karenanya propinsi Bengkulu termasuk dalam kategori wilayah periferal. Maksud wilayah periferal adalah wilayah yg tidak

Page 53: Pakaian Adat Aceh

ekslusif ataupun eksotis, namun propinsi Bengkulu sering dijadikan sebagai tempat pelarian kaum migran dari berbagai etnis, baik etnis domestik (Bugis, Madura, Jawa, Melayu, Minang, Aceh, Bali, Nias dan lain-lain), ataupun etnis manca (Eropa, Afrika, India, Cina, Persia, Arab dan lain-lain) yang memiliki latar belakang yang bervariatif. Hal itulah yang kemudian terserap menjadi kristal kekuatan budaya Bengkulu yang local genius .

Seperti daerah lain nya Bengkulu memiliki ciri khas budaya, seperti pakaian adat, rumah adat, dan tarian tradisional, yang membuat Provinsi Bengkulu menjadi salah satu provinsi yang kaya akan budaya di Indonesia.

Kebudayaan   Jambi Posted on September 30, 2010 by mahaga

Sejarah

Pada Zaman Melayu kuno, Kota Jambi mendapatkan keuntungan dari aktivitas perdagangan antara Asia Barat dan Cina, oleh karena itu Negara Cina menjadi sumber informasi mengenai latar belakang sejarah Jambi.

Pada Tahun 1460 – 1907, Jambi yang dikenal akan Kerajaan Islam dikenal sebagai Melayu II. Ratu pertama dalam kerajaan ini adalah Selaro Putri Pinang Masak didampingi oleh suaminya bernama Datuk Paduko Berhalo.

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Kahar, colonial Belanda mendirikan perusahaan perdagangan mereka di Muara Kampeh.Namun tidak bisa bertahan lamanya pesaing asing dan penolakan dari orang-orang sekitar memaksa VOC menutup perusahaan pada tahun 1625. Ketegangan kembali berlanjut pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil, beliau harus menghadapi banyak kendala seperti persaingan dengan Sultan Johor dan tekanan dari VOC sejak ia memberikan izin perdagangan ke Portugis di Sungai Batanghari. Akhirnya, karena berada di dalam tekanan beliau harus menyetujui persetujuan perjanjian kerjasama dengan VOC ditandatangani oleh anaknya, Pangeran Ratu Raden Penulis yang kemudian menjadi pengganti beliau dan mendapat gelar Sultan Abdul Mahyu Sri Ingolongo. Suatu ketika dalam periode 1665 – 1690, Sulatan Ingolongo ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Pulau Banda. Penangkapan itu memicu aksi masyarakat dan puncaknya

Page 54: Pakaian Adat Aceh

pada masa pemerintahan Sultan Thaha (1856 – 1904). Pada tahun 1907, Jambi sepenuhnya menyerah kepada kolonial Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, gerakan masyarakat dan komunitas pemuda yang didirikan masyarakat Jambi untuk mendukung gerakan pemerintahan Indonesia. Namun, administrasi pemerintahan tidak berjalan mulus karena pemberontakan bergolak di seluruh daerah. Tahun 1948, provinsi Sumatera dibagi menjadi tiga dan Jambi menjadi Provinsi Sumatera Tengah. Administrasi pemerintahan mulai membaik setelah konferensi ‘Meja Bundar’. Tahun 1958, Sumatera Tengah dibagi menjadi tiga, salah satunya adalah Jambi.

Budaya

1. Provinsi Jambi berbagai budaya tetapi pada dasarnya berdasarkan budaya Melayu salah satunya sepanjang Sungai Batanghari, masih bisa dilihat orang yang tinggal di Rumah Panggung yang terbuat dari kayu lokal.

2. Batik dan Songket Jambi memiliki karakteristik yang berbeda dari provinsi-provinsi lain di Indonesia dengan karakteristik bunga-bunga.

3. Tari Rantak Kudo disebut begitu karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda, tarian ini dilakukan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti.

4. Tari Sekapur Sirih dilakukan untuk menyambut tamu yang dihormati dan ditarikan oleh remaja putri.

5. Tari Serengkuh Dayung menggambarkan tentang perasaan searah setujuan, kebersamaan dan ditarikan oleh penari putri.

6. Tari Baselang menceritakan tentang semangat gotongroyong masyarakat desa dan ditarikan putra putrid

7. Tari Inai untuk menghibur mempelai wanita yang sedang memasang inai di malam hari, sebelum duduk di pelaminan ditarikan Putra dan Putri.

Page 55: Pakaian Adat Aceh

8. Tari Japin Rantau menggambarkan prikehidupan masyarakat di pesisir pantai.

Suku

1. Suku Kubu atau Suku Anak Dalam adalah salah satu suku bangsa minoritas dan salah satu yang tertua yang hidup di pulau Sumatera, Kehidupan mereka sekarang sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang berada di Jambi.

2. Suku Batin sebagian besar tinggal di wilayah sepanjang sungai tambesi, sampai saat ini Suku Batin masih mempertahankan adat istiadat berupa bangunan-bangunan tua yang disebut “Kajang Lako” karena bentuk dari bubungan rumah mirip dengan perahu.

3. Suku Kerinci

4. Suku Penghulu

Makanan Khas

1. Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan, dan bisa juga dibuat Gulai Tempoyak.

2. Gulai Tepe Ikan terbuat dari ikan gabus yang dihaluskan dan dicampur tepung dan telur.

3. Malbi adalah masakan gulai daging, namun memiliki citarasa manis karena dimasak dengan kecap dan sedikit gula merah.

4. Gulai Ikan Patin bisa dimasak dengan Tempoyak tetapi sebagia orang mengganti Tempoyak dengan santan kelapa untuk menghindari baud an rasa Tempoyak yang cukup menyengat.

5. Padamaran terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah sebagai pemanis. Bahan-bahan ini kemudian ditempatkan di sebuah cup yang terbuat dari daun pisang lalu dikukus hingga matang.

Page 56: Pakaian Adat Aceh

6. Dendeng Batokok adalah irisan daging sapi yang direbus dalam air kelapa yang telah dibumbui bawang putih dan jahe.

7. Nasi Minyak adalah beras yang dimasak dengan susu, saus tomat, minyak samin dan rempah-rempah, Nasi Minyak biasanya disajikan pada saat acara-acara khusus.

Tempat Wisata

1. Perkebunan Teh Kayu Aro

Perkebunan ini dirintis tahun 1925 – 1928 oleh perusahaan Belanda NV HVA, perkebunan ini tercatat sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia. Di tengah perkebunan terdapat “Aroma Pecco” yang merupakan sebuah taman dengan sebuah kolam yang pada zaman penjajahan Belanda dulu merupakan tempat penampungan air bagi perkebunan teh.

2. Masjid Kuno Pondok Tinggi

Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat dusun Pondok Tinggi pada Tanggal 1 Juni 1874 dengan dinding terbuat dari anyaman bambu, tahun 1890 dindingnya diganti dengan kayu yang berukir bermotif berbagai bangsa Persia, Romawi, Mesir dan motif lokal. Pembangunannya selesai pada tahun 1902, keunikannya adalah arsitekur bangunan dengan mengikuti model masjid masa lampau.

3. Danau Kerinci

Kita dapat melihatnya dari daerah Pesanggrahan, Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta menikmati panorama Danau Kerinci dan menanam pohon disana. Desa Saleman terdapat Rumah Laheik yang merupakan rumah khas Kerinci dan di sekitar Danau Kerinci terdapat sejumlah batu berukir yang diduga peninggalan manusia megalit.

4. Desa Lekuk 50 Tumbi Lempur

Suatu desa di Kabupaten Kerinci ini memiliki potensi wisata alam dan budaya yang dikelilingi oleh perbukitan dan

Page 57: Pakaian Adat Aceh

pegunungan. Salah satu gunung yang diberi nama Gunung Betuah memiliki keunikan sebagai gunung yang sangat sulit didaki. Masyarakat lokal dan turis mancanegara sudah berupaya namun tetap belum bisa ditaklukkan.

Di daerah sekitar Gunung Betuah terdapat 5 buah Danau yang masih alami dengan karakteristik warna air dan jenis ikan yang berbeda pada tiap danaunya. Contohnya Danau Kaco, yang didalamnya bisa ditemukan Ikan Semah dan mempunyai tampilan air berwarna biru.Di kaki Gunung Betuah juga terdapat Hutan Adat yang masyarakat lokal menyebutnya sebagai Hutan Ulu Air. Masyarakat Lempur menerapkan sanksi adat yang ketat bagi perusak Hutan Ulu Air.Di Desa Lempur Mudik juga terdapat benteng pertahanan Depati Parbo, seorang Pahlawan Perjuangan Kerinci yang bertempur menghadang belanda dari Bengkulu. Perang ini dikenal dengan Perang Menjuto.

5. Taman Nasional Kerinci Seblat

Merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan dataran rendah serta beberapa ekosistem yang khas, memiliki 4000 jenis tumbuhan, terdapat 42 jenis mammalia, 10 jenis reptillia, 6 jenis amphibia, 6 jenis primate dan 306 jenis burung.

6. Arum Jeram Merangin

7. Taman Nasional Bukit Dua Belas

8. Taman Nasional Bukit 30

9. Hutan Harapan

10. Kota Seberang Jambi

Kota Seberang akan dijadikan kawasan cagar budaya, karena dipisahkan oleh Sungai Batanghari memiliki banyak nilai peninggalan sejarah dan budaya masa lampau, diantaranya rumah tua yang berumur ratusan tahun yang berarsitektur

Page 58: Pakaian Adat Aceh

China dan Melayu. Pusat kerajinan batik Jambi juga terletak disini.

11. Museum Negeri Jambi

12. Candi Muaro Jambi

13. Taman Nasional Berbak

14. Pulau Berhala

Memiliki panorama pantai pasir putih dan batuan vulkanik yang sangat indah. Terdapat pula Benteng peninggalan Jepang pada salah satu bukit di Pulau Berhala.