pahlawan

10
a. Dipati Unus (1518 – 1521) Hanya kurang lebih satu tahun setelah kedatangan Portugis di Malaka (1511), perlawanan terhadap dominasi Barat mulai muncul. Jatuhnya Malaka ke pihak Portugis sangat merugikan jaringan perdagangan para pedagang Islam dari Kepulauan Indonesia.Pada tahun 1513, Demak mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. b. Panglima Fatahillah (1527 – 1570) Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Jayakarta. c . Sultan Baabullah (1570 – 1583) Raja Ternate yang sangat gigih melawan Portugis adalah Sultan Hairun yang bersifat sangat anti-Portugis. Beliau dengan tegas menentang usaha Portugis untuk melakukan monopoli perdagangan di Ternate. Rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Rakyat menyerang dan membakar benteng-benteng Portugis. Portugis kewalahan menghadapi perlawanan tersebut. Pada tahun 1570 dengan licik Portugis menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah sumpah ditandatangani, de Mosquito mengundang Sultan Hairun untuk menghadiri pesta perdamaian di benteng. Tanpa curiga Sultan Hairun hadir, dan kemudian dibunuh oleh kaki tangan Portugis. d. Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) Penyerangan Aceh terhadap Portugis di Malaka pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk itu, Sultan Alaudin Riayat Syah mengirim utusan ke Konstantinopel (Turki) untuk meminta bantuan militer dan permintaan khusus

Upload: sukmawening

Post on 27-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pahlawan

a. Dipati Unus (1518 – 1521)Hanya kurang lebih satu tahun setelah kedatangan Portugis di Malaka (1511), perlawanan terhadap dominasi Barat mulai muncul. Jatuhnya Malaka ke pihak Portugis sangat merugikan jaringan perdagangan para pedagang Islam dari Kepulauan Indonesia.Pada tahun 1513, Demak mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka.

b. Panglima Fatahillah (1527 – 1570)Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak mengirim Fatahillah untukmenggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna.Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Jayakarta.

c . Sultan Baabullah (1570 – 1583)Raja Ternate yang sangat gigih melawan Portugis adalah Sultan Hairun yang bersifat sangat anti-Portugis. Beliau dengan tegas menentang usaha Portugis untuk melakukan monopoliperdagangan di Ternate. Rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Rakyat menyerang dan membakar benteng-benteng Portugis. Portugis kewalahan menghadapi perlawanan tersebut. Pada tahun 1570 dengan licik Portugis menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah sumpah ditandatangani, de Mosquito mengundang Sultan Hairun untuk menghadiri pesta perdamaian di benteng. Tanpa curiga Sultan Hairun hadir, dan kemudian dibunuh oleh kaki tangan Portugis.

d. Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636)Penyerangan Aceh terhadap Portugis di Malaka pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk itu, Sultan Alaudin Riayat Syah mengirim utusan ke Konstantinopel (Turki) untuk meminta bantuan militer dan permintaan khususmengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata api, dan penembak-penembak. Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari Kalikut dan Jepara. Dengan semua bantuan dari Turki maupun kerajaan-kerajaan lainnya, Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568. Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan.Meskipun demikian, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhansebagai kekuatan militer yang disegani dan diperhitungkan dikawasan Selat Malaka.Penyerangan terhadap Portugis dilakukan kembali pada masaSultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Acehmenggempur Portugis di Malaka dengan sejumlah kapal yangmemuat 19.000 prajurit. Pertempuran sengit tak terelakkan yangkemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh.e. Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613 – 1645)Raja Mataram yang terkenal adalah SultanAgung Hanyokrokusumo. Beliau di samping cakap

Page 2: pahlawan

sebagai raja juga fasih dalam hal seni budaya,ekonomi, sosial, dan perpolitikan. Beliau berhasilmempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sepertiGresik (1613), Tuban (1616), Madura (1624), danSurabaya (1625). Setelah berhasil mempersatukankerajaan-kerajaan Islam di Jawa, Sultan Agungmengalihkan perhatiannya pada VOC (Kompeni) diBatavia.

Sultan Agung menyadari bahwa kompeni Belanda tidakdapat dipercaya. Oleh karena itu pada tanggal 22 Agustus1628 Sultan Agung memerintahkan penyerangan pasukanMataram ke Batavia. Pasukan Mataram dipimpin olehTumenggung Baurekso dan Dipati Ukur. Kemudian tahun1629, Mataram kembali menyerang VOC di Batavia di bawahpimpinan Suro Agul-Agul, Kyai Adipati Mandurareja, danDipati Upasanta. Meskipun tidak berhasil mengusir VOC dariBatavia, Sultan Agung sudah menunjukkan semangat antipenjajahan asing khususnya kompeni Belanda.

Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1683)Sultan Ageng merupakan musuh VOC yang tangguh.Pihak VOC ingin mendapatkan monopoli lada di Banten. Padatahun 1656 pecah perang. Banten menyerang daerah-daerahBatavia dan kapal-kapal VOC, sedangkan VOC memblokadepelabuhan. Pada tahun 1659 tercapai suatu penyelesaian damai.VOC mencari siasat memecah belah dengan memanfaatkankonflik internal dalam keluarga Kerajaan Banten.Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya yang bergelarSultan Haji (1682 – 1687) sebagai raja di Banten. SultanAgeng dan Sultan Haji berlainan sifatnya. Sultan Agengbersifat sangat keras dan anti-VOC sedang Sultan Haji lemahdan tunduk pada VOC. Maka ketika Sultan Haji menjalinhubungan dengan VOC, Sultan Ageng menentang dan langsungmenurunkan Sultan Haji dari tahtanya. Namun, Sultan Hajimenolak untuk turun dari tahta kerajaan.Untuk mendapatkan tahtanya kembali, SultanHaji meminta bantuan pada VOC. Pada tanggal 27Februari 1682 pasukan Sultan Ageng menyerbu IstanaSurosowan di mana Sultan Haji bersemayam. Namunmengalami kegagalan karena persenjataan Sultan Hajiyang dibantu VOC lebih lengkap. Tahun 1683 SultanAgeng berhasil ditangkap, dan Sultan Haji kembalimenduduki tahta Banten. Meskipun Sultan Ageng telah

Page 3: pahlawan

ditangkap, perlawanan terus berlanjut di bawahpimpinan Ratu Bagus Boang dan Kyai Tapa.

g. Sultan Hasanuddin (1654 – 1669)Perdagangan di Makassar mencapai perkembanganpesat pada masa pemerintahan SultanHasanuddin. Banyak pedagang dari berbagai negaraseperti Cina, Jepang, Sailan, Gujarat, Belanda, Inggris,dan Denmark yang berdagang di Bandar Sambaopu.Bahkan untuk mengatur perdagangan, dikeluarkanlahhukum pelayaran dan perdagangan AdeAllopilloping Bacanna Pabalue.

a. Perang Paderi (1803 – 1838)Peristiwa ini berawal dari gerakan Paderi untukmemurnikan ajaran Islam di wilayah Minangkabau,Sumatra Barat. Perang ini dikenal dengan namaPerang Paderi karena merupakan perang antara kaumPaderi/kaum putih/golongan agama melawan kaumhitam/kaum Adat dan Belanda. Tokoh-tokohpendukung kaum Paderi adalah Tuanku Nan Renceh,Tuanku Kota Tua, Tuanku Mensiangan, TuankuPasaman, Tuanku Tambusi, dan Tuanku Imam.Jalannya Perang Paderi dapat dibagi menjadi 3tahapan, berikut.

1 ) Tahap I, tahun 1803 – 1821Ciri perang tahap pertama ini adalah murni perang saudaradan belum ada campur tangan pihak luar, dalam hal ini Belanda. Perangini mengalami perkembangan baru saat kaum Adat meminta bantuankepada Belanda. Sejak itu dimulailah Perang Paderi melawan Belanda.2 ) Tahap II, tahun 1822 – 1832Tahap ini ditandai dengan meredanya pertempuran karenaBelanda berhasil mengadakan perjanjian dengan kaum Paderi yangmakin melemah. Pada tahun 1825, berhubung dengan adanyaperlawanan Diponegoro di Jawa, pemerintah Hindia Belandadihadapkan pada kesulitan baru. Kekuatan militer Belanda terbatas,dan harus menghadapi dua perlawanan besar yaitu perlawanankaum Paderi dan perlawanan Diponegoro. Oleh karena itu, Belandamengadakan perjanjian perdamaian dengan Kaum Paderi. Perjanjiantersebut adalah Perjanjian Masang (1825) yang berisi masalahgencatan senjata di antara kedua belah pihak.Setelah Perang Diponegoro selesai, Belanda kembali menggempurkaum Paderi di bawah pimpinan Letnan Kolonel

Page 4: pahlawan

Ellout tahun 1831. Kemudian, disusul juga oleh pasukan yangdipimpin Mayor Michiels.3 ) Tahap III, tahun 1832 – 1838Perang pada tahap ini adalah perang semesta rakyatMinangkabau mengusir Belanda. Sejak tahun 1831 kaum Adatdan kaum Paderi bersatu melawan Belanda yang dipimpinoleh Tuanku Imam Bonjol.Pada tanggal 16 Agustus 1837 jam 8 pagi, Bonjol secarakeseluruhan diduduki Belanda. Tuanku Imam mengungsi keMarapak. Pertempuran itu berakhir dengan penangkapanTuanku Imam, yang langsung dibawa ke Padang. Selanjutnyaatas perintah Letkol Michiels, Tuanku Imam diasingkan keCianjur, Jawa Barat pada tahun 1838. Kemudian pada tahun1839 dipindah ke Ambon. Tiga tahun kemudian dipindah keManado sampai meninggal pada tanggal 6 November 1964 padausia 92 tahun.Sumber: Album PahlawanBangsa, 2004Gambar 4.28 Tuanku ImamBonjol memimpinperlawanan rakyat Paderiterhadap Belanda.b . Perang Maluku (1817)Ketika Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817,monopoli diberlakukan lagi. Diberlakukan lagi sistemekonomi uang kertas yang sangat dibenci dan keluarperintah sistem kerja paksa (rodi). Belanda tampaknyajuga tidak mau menyokong dan memerhatikankeberadaan gereja Protestan dan pengelolaan sekolahsekolahprotestan secara layak. Inilah penyebab utamameletusnya Perang Maluku yang dipimpin Kapitan pattimura

Pada tanggal 15 Mei 1817, pasukan Pattimura mengadakanpenyerbuan ke Benteng Duurstede. Dalam penyerangantersebut, Benteng Duurstede dapat diduduki oleh pasukanPattimura bahkan residen van den Berg beserta keluarganyatewas. Tentara Belanda yang tersisa dalam benteng tersebutmenyerahkan diri. Dalam penyerbuan itu, Pattimura dibantuoleh Anthonie Rheebok, Christina Martha Tiahahu, PhilipLatumahina, dan Kapitan Said Printah.Berkat siasat Belanda yang berhasil membujuk Raja Booi,pada tanggal 11 November 1817, Thomas Matulessy atauyang akrab dikenal dengan gelar Kapitan Pattimura berhasilditangkap di perbatasan hutan Booi dan Haria.

Page 5: pahlawan

Akhirnya vonis hukuman gantung dijatuhkan kepadaempat pemimpin, yaitu Thomas Matullessy atau Kapitan Pattimura,Anthonie Rheebok, Said Printah, dan Philip Latumahina. Eksekusihukuman gantung sampai mati dilaksanakan pada pukul 07.00tanggal 10 Desember 1817 disaksikan rakyat Ambon.c . Perang Bone (1824)Pada tahun 1824, Gubernur Jenderal van derCapellen membujuk kerajaan-kerajaan di SulawesiSelatan untuk memperbarui Perjanjian Bongaya, tetapiBone bersikeras menolaknya. Setelah van der Capellenpergi meninggalkan Bone, Ratu Bone memimpinkerajaan-kerajaan Bugis melancarkan perang. Merekamerebut wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda danberhasil membantai dua garnisun Belanda. Tentunyapihak Belanda tidak tinggal diam, segera melancarkanserangan balasan.Pada tahun 1825, pasukan Belanda berhasil memukul pasukanBone. Penaklukan yang terakhir dan menentukan kekalahan Bone,baru terjadi pada tahun 1908. Bone harus menandatangani PerjanjianPendek atau plakat pendek (Korte Verklaring).Sumber: Album PahlawanIndonesia, 2004Gambar 4.29 KapitanPattimurad . Perang Diponegoro (1825 – 1830)Pada saat sebelum Perang Diponegoro meletus, terjadikekalutan di Istana Yogyakarta. Ketegangan mulai timbul ketikaSultan Hamengku Buwono II memecat dan menggeserpegawai istana dan bupati-bupati yang dahulu dipilih olehSultan Hamengku Buwono I.Kekacauan dalam istana semakin besar ketika mulai adacampur tangan Belanda. Tindakan sewenang-wenang yangdilakukan Belanda menimbulkan kebencian rakyat. Kondisiini memuncak menjadi perlawanan menentang Belanda.Ratu Bone yang memimpinperlawanan terhadap Belandabernama I-Maneng Paduka SriRatu Sultana Salima Rajiat Ud-din,atau dikenal dengan nama MatinroE-Kassi. Beliau memerintah tahun1823-1835.

e. Perang Bali (1844)

Page 6: pahlawan

Pada tahun 1844, sebuah kapal dagang Belandakandas di daerah Prancak (daerah Jembara), yang saatitu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Buleleng.Kerajaan-kerajaan di Bali termasuk Buleleng pada saatitu memberlakukan hak tawan karang. Dengandemikian, kapal dagang Belanda tersebut menjadihak Kerajaan Buleleng. Pemerintah kolonial Belandamemprotes Raja Buleleng yang dianggap merampaskapal Belanda, namun tidak dihiraukan. Insiden inilahyang memicu pecahnya Perang Bali, atau dikenal juga dengannama Perang Jagaraga.Belanda melakukan penyerangan terhadap Pulau Balipada tahun 1846. Yang menjadi sasaran pertama dan utamaadalah Kerajaan Buleleng. Patih I Gusti Ktut Jelantik besertapasukan menghadapi serbuan Belanda dengan gigih.Pertempuran yang begitu heroik terjadi di Jagaraga yangmerupakan salah satu benteng pertahanan Bali. Belanda melakukanserangan mendadak terhadap pasukan Bali dibenteng Jagaraga. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Balitidak dapat menghalau pasukan musuh. Akhirnya pasukanI Gusti Ktut Jelantik terdesak dan mengundurkan diri kedaerah luar benteng Jagaraga.Waktu benteng Jagaraga jatuh ke pihak Belanda, pasukanBelanda dipimpin oleh Jenderal Mayor A.V. Michiels dansebagai wakilnya adalah van Swieten. Raja Buleleng dan patihdapat meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda menujuKarangasem. Setelah Buleleng secara keseluruhan dapat dikuasai,Belanda kemudian berusaha menaklukkan kerajaan-kerajaan lainnyadi Pulau Bali. Ternyata perlawanan sengit dari rakyat setempatmembuat pihak Belanda cukup kewalahan. Perang puputan pecah dimana-mana, seperti Perang Puputan Kusamba (1849), Perang PuputanBadung (1906), dan Perang Puputan Klungkung (1908).f. Perang Banjar (1859 – 1905)Campur tangan pemerintah Belanda dalam urusan pergantiankekuasaan di Banjar merupakan biang perpecahan. Sewaktu SultanAdam Al Wasikbillah menduduki tahta kerajaan Banjar (1825 – 1857),putra mahkota yang bernama Sultan Muda Abdurrakhman meninggaldunia. Dengan demikian calon berikutnya adalah putra Sultan MudaAbdurrakhman atau cucu Sultan Adam. Yang menjadi masalah adalahcucu Sultan Adam dari putra mahkota ada dua orang, yaitu PangeranHidayatullah dan Pangeran Tamjid

Pada tanggal 11 Oktober 1862, Pangeran Antasari wafat.Sepeninggal Pangeran Antasari, para pemimpin rakyat mufakat

Page 7: pahlawan

sebagai penggantinya adalah Gusti Mohammad Seman, putraPangeran Antasari

g. Perang Aceh (1873 – 1904)Penandatanganan Traktat Sumatra antara Inggrisdan Belanda pada tahun 1871 membuka kesempatankepada Belanda untuk mulai melakukan intervensike Kerajaan Aceh. Belanda menyatakan perangterhadap Kerajaan Aceh karena Kerajaan Acehmenolak dengan keras untuk mengakui kedaulatanBelanda.Kontak pertama terjadi antara pasukan Acehdengan sebagian tentara Belanda yang mulai mendarat

vPertempuran itu memaksa pasukan Aceh mengundurkan diri kekawasan Masjid Raya. Pasukan Aceh tidak semata-mata mundur tapijuga sempat memberi perlawanan sehingga Mayor Jenderal Kohlersendiri tewas. Dengan demikian, Masjid Raya dapat direbut kembalioleh pasukan Aceh.Daerah-daerah di kawasanAceh bangkit melakukan perlawanan.Para pemimpin Acehyang diperhitungkan Belandaadalah Cut Nya’Din, TeukuUmar, Tengku Cik Di Tiro,Teuku Ci’ Bugas, HabibAbdurrahman, dan Cut Mutia.Belanda mencoba menerapkansiasat konsentrasi stelselyaitu sistem garis pemusatan dimana Belanda memusatkan pasukannya di benteng-benteng sekitarkota termasuk Kutaraja. Belanda tidak melakukan serangan kedaerah-daerah tetapi cukup mempertahankan kota dan pos-possekitarnya. Namun, siasat ini tetap tidak berhasil mematahkanperlawanan rakyat Aceh.Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkanBelanda berpikir keras untuk menemukan siasat baru.Untuk itu, Belanda memerintahkan Dr. SnouckHurgronje yang paham tentang agama Islam untukmengadakan penelitian tentang kehidupan masyarakatAceh. Dr. Snouck Hurgronje memberi saran danmasukan kepada pemerintah Hindia Belanda mengenaihasil penyelidikannya terhadap masyarakat Acehyang ditulis dengan judul De Atjehers.

Page 8: pahlawan

Berdasarkan kesimpulan Dr. Snouck Hurgronjepemerintah Hindia Belanda memperoleh petunjukbahwa untuk menaklukkan Aceh harus dengan siasatkekerasan.Pada tahun 1899, Belanda mulai menerapkansiasat kekerasan dengan mengadakan seranganbesar-besaran ke daerah-daerah pedalaman. Serangan-serangantersebut dipimpin oleh van Heutz. Tanpa mengenal perikemanusiaan,pasukan Belanda membinasakan semua pendudukdaerah yang menjadi targetnya. Satu per satu pemimpin parapemimpin perlawanan rakyat Aceh menyerah dan terbunuh. Dalampertempuran yang terjadi di Meulaboh, Teuku Umar gugur.Jatuhnya Benteng Kuto Reh pada tahun 1904, memaksa Aceh harusmenandatangani Plakat pendek atau Perjanjian Singkat (KorteVerklaring).

Biar pun secara resmi pemerintah Hindia Belanda menyatakanPerang Aceh berakhir pada tahun 1904, dalam kenyataannya tidak.Perlawanan rakyat Aceh terus berlangsung sampai tahun 1912. Bahkandi beberapa daerah tertentu di Aceh masih muncul perlawanan sampaimenjelang Perang Dunia II tahun 1939.h. Perang Tapanuli (1878 – 1907)Pada tahun 1878 Belanda mulai dengan gerakan militernyamenyerang daerah Tapanuli, sehingga meletus Perang Tapanuli daritahun 1878 sampai tahun 1907. Berikut ini sebab-sebab terjadinyaPerang Batak atau Perang Tapanuli.1) Raja Si Singamangaraja XII menentang dan menolak daerahkekuasaannya di Tapanuli Selatan dikuasai Belanda.2) Belanda ingin mewujudkan Pax Netherlandica (menguasaiseluruh Hindia Belanda).Pada masa pemerintahan Si Singamangaraja XII, kekuasaankolonial Belanda mulai memasuki daerah Tapanuli. Belanda inginmewujudkan Pax Netherlandica yang dilakukan denganberlindung di balik kegiatan zending yang mengembangkanagama Kristen. Belanda menempatkan pasukannya di Tarutungdengan dalih melindungi penyebar agama Kristen. SiSingamangaraja XII tidak menentang usaha-usaha mengembangkanagama Kristen tetapi ia tidak bisa menerima tertanamnyakekuasaan Belanda di wilayah kekuasaannya.Menghadapi perluasan wilayah pendudukan yang dilakukanoleh Belanda, pada bulan Februari 1878 Si Singamangaraja XIImelancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di BahalBatu, dekat Tarutung (Tapanuli Utara). Pertempuran merebaksampai ke daerah Buntur, Bahal Batu, Balige, Si Borang-Borang,

Page 9: pahlawan

dan Lumban Julu. Dengan gigih rakyat setempat berjuang salingbahu membahu berlangsung sampai sekitar 7 tahun. Tetapi, karenakekurangan senjata pasukan Si Singamangaraja XII semakin lamasemakin terdesak. Bahkan terpaksa ditinggalkan dan perjuangandilanjutkan ke tempat lain.Dalam keadaan yang lemah, Si Singamangaraja XII bersamaputra-putra dan pengikutnya mengadakan perlawanan. Dalamperlawanan ini, Si Singamangaraja, dan seorang putrinya, Lapianserta dua putranya, Sultan Nagari dan Patuan Anggi, gugur. Dengangugurnya Si Singamangaraja XII, maka seluruh daerah Batak jatuhke tangan Belanda.