pagt gizi
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 PAGT gizi
1/1
EVALUASI KELENGKAPAN DOKUMENTASI PAGT PADA PASIEN TB DEWASA RAWAT
JALAN DI BBKPM SURAKARTA TAHUN 2014
Astri Sulaika1, Elida Soviana2, Retno Desi1, Irma Meikhawati1
Latar Belakang : kelengkapan dokumentasi PAGT merupakan tuntutan untuk terlaksananya
asuhan gizi yang sesuai. Dokumentasi PAGT pada rekam medis merupakan sumber informasi
utama untuk mengevaluasi asuhan gizi yang telah dilaksanakan. Indonesia sendiri, mulai
mengenalkan PAGT yang diadopsi dari NCP-ADA sekitar tahun 2006, untuk membentuk
standar dan menyeragamkan kelengkapan dokumentasi sehingga terlihat peran ahli gizi pada
proses pemulihan pasien. Kalangan dokter dan perawat telah terlebih dahulu melakukan
banyak penelitian tentang pendokumentasian pelayanan terhadap pasien, tapi data hasil audit
PAGT yang dilakukan masih terbatas, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
kelengkapan dokumentasi PAGT dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode : Penelitian deskriptif yang menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif melihat kelengkapan dari 40 dokumen PAGT ahli gizi diBBKPM Surakarta yang diambil secara acak. Audit dokumentasi PAGT yang dilakukan sesuai
instrument Diet-NCP Audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumentasi
diperoleh dari wawancara mendalam, observasi dan data sekunder. Validasi data dijaga
dengan menggunakan triangulasi, observer dari pihak luar yaitu dosen ilmu gizi klinis, dan
konfirmasi hasil penelitian kepada subyek penelitian.
Hasil :Separuh lebih kelengkapan dokumen PAGT masih di bawah standar walaupun aspek
pengetahuan dan motivasi tentang PAGT para ahli gizi tergolong cukup baik untuk
melaksanakan PAGT. Permasalahan yang sering ditemui adalah data dukung yang tidak
lengkap, kurang menggali informasi makan dan terdapat variabel yang tidak dicantumkan atau
tidak dilaksanakan. Hanya pada tahap pengkajian yang memiliki nilai kelengkapan memenuhi
standar , sedangkan pada tahap diagnosis memiliki masalah pada tanda dan gejala yang
tercantum tidak spesifik, terukur dan berhubungan dengan monitoring evaluasi yang dipilih.
Tahap intervensi masih banyaknya ketidaklengkapan penulisan tujuan intervensi, prinsip dan
syarat diet yang tidak tercantum, dan pemilihan jenis diet yang tidak spesifik . Tahap monitoring
evaluasi masih ditemui masalah pada tidak tercantumnya tenggat waktu kesepakatan
perubahan yang disepakati, hal yang akan dimonitoring dengan lengkap. Belum adanya sistem
pengawasan dan reward punishment yang berhubungan dengan kelengkapan dokumentasi
PAGT.
Simpulan : Ahli gizi di BBKPM diharapkan meningkatkan kelengkapan dokumentasi PAGT
sehingga memenuhi standar. Perlu adanya dukungan dari pihak manajemen terkait pelatihan
PAGT dan dokumen pendukung untuk mempermudah pelaksanaan PAGT.Kata kunci : Proses Asuhan Gizi Terstandar, dokumen, audit
1. Ahli gizi BBKPM Surakarta, Surakarta
2. Dosen gizi klinis, Program studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta