page.45-51 kemiskinan sebagai dasar informasi geog

7
A. Supriyanto, SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis Untuk Pemetaan Prioritas Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara A. Supriyanto, E. Winarno, dan A. P. Utomo AbstractProgram pengentasan kemiskinan merupakan prioritas bagi pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegara yang harus ditangani. Penelitan ini bermaksud merancang bangun sebuah sistem informasi yang mengolah data penduduk yang dapat diolah menjadi sebuah informasi kemiskinan yang dapat diakses melalui web dengan menggunakan standar indikator kemiskinan menurut BPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara action research dan model pengembangan sistem informasi adalah secara terstruktur menggunakan waterfall. Hasil dari penelitian ini adalah dapat menyajikan informasi yang dapat menetukan kriteria kemiskinan dengan model singgle-criteria maupun multiple-criteria sesuai kebutuhan indikator kemiskinan yang ditentukan hingga pada tingkat desa, serta memberikan informasi tentang jenis-jenis bantuan yang telah diberikan pada setiap penduduk berdasarkan nama dan alamat (by name by address). Hasil selanjutnya adalah dapat dijadikan sebagai dasar pemetaan digital (Sistem Informasi Geografis/SIG) untuk menentukan kantong kemiskinan di suatu daerah, dengan memberikan pewarnaan yang menjadi indikator tingkat kemiskinan. Kata Kunci : kemiskinan, sistem informasi, penduduk, indikator BPS, GIS. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang alam rangka percepatan penanggulang kemiskinan diperlukan upaya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektifitas anggaran, perlu dilakukan penguatan kelembagaan secara nasional guna menanggulangi kemiskinan (PP-RI No. 15, 2010) [1] Aji Supriyanto, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang. Edy Winarno, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang. Agus Prasetyo Utomo, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang. Guna men-dukung program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara perlu adanya dukungan data yang akurat guna kepentingan pemetaan untuk melakukan identifikasi, perencanaan, analisis, pengembangan, pengawasan, dan penyebaran secara visual tentang potensi geografis secara tematik di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis di lapangan, kendala yang dihadapi Kabupaten Banjernegara selama ini dalam rangka melakukan identifikasi pendataan kemiskinan adalah terbatasnya sarana dan prasarana dalam melakukan pendataan seperti terbatasnya sarana atau perangkat pendataan yang efektif, tidak adanya database yang mudah di-update, tidak adanya data visual yang memudahkan dalam melihat, mengolah dan merubah data serta memberikan informasi yang berkaitan dengan dukungan dalam pemetaan data kemiskinan. Sehingga menjadikan proses pengolahan dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dukungan pengentasan kemiskinan menjadi lebih sulit dan sering mengalami keterlambatan dan kekurang akuratan. Selain itu publik, baik masyarakat umum dan masyarakat yang berpotensi melakukan investasi juga belum dapat mendapatkan akses informasi yang cukup mudah dan cepat untuk mengakses potensi geografis Kabupaten Banjarnegara. Di lain sisi setiap kelurahan atau desa telah memiliki data monografi, demografi, dan topografi yang merupakan data administrasi desa yang dapat menyajikan informasi keadaan daerah setempat secara lengkap [2]. Begitu juga, teknologi informasi (komputer dan internet) telah merambah ke pelosok daerah hingga ke desa- desa, yang mestinya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk dapat mempermudah pengolahan data, penyajian informasi dan akses informasi secara on-line tentang segala potensi yang ada di masing-masing desa tersebut [3]. Guna memudahkan proses pembangunan Sistem Informasi Geografi (SIG) Data Kemiskinan diper-lukan suatu sistem pengolahan yang efektif dan efisien terhadap data-data yang ada [4]. Data kemiskinan di Kabupaten D 45

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

A. Supriyanto, SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis

SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis UntukPemetaan Prioritas Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten

Banjarnegara

A. Supriyanto, E. Winarno, dan A. P. Utomo

Abstract— Program pengentasan kemiskinanmerupakan prioritas bagi pemerintah daerahKabupaten Banjarnegara yang harus ditangani.Penelitan ini bermaksud merancang bangun sebuahsistem informasi yang mengolah data penduduk yangdapat diolah menjadi sebuah informasi kemiskinanyang dapat diakses melalui web denganmenggunakan standar indikator kemiskinan menurutBPS. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah dengan cara action research dan modelpengembangan sistem informasi adalah secaraterstruktur menggunakan waterfall. Hasil daripenelitian ini adalah dapat menyajikan informasiyang dapat menetukan kriteria kemiskinan denganmodel singgle-criteria maupun multiple-criteriasesuai kebutuhan indikator kemiskinan yangditentukan hingga pada tingkat desa, sertamemberikan informasi tentang jenis-jenis bantuanyang telah diberikan pada setiap pendudukberdasarkan nama dan alamat (by name by address).Hasil selanjutnya adalah dapat dijadikan sebagaidasar pemetaan digital (Sistem InformasiGeografis/SIG) untuk menentukan kantong kemiskinandi suatu daerah, dengan memberikan pewarnaan yangmenjadi indikator tingkat kemiskinan.

Kata Kunci : kemiskinan, sistem informasi, penduduk,indikator BPS, GIS.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangalam rangka percepatan penanggulangkemiskinan diperlukan upaya penajaman

yang meliputi penetapan sasaran, perancangandan keterpaduan program, monitoring danevaluasi, serta efektifitas anggaran, perludilakukan penguatan kelembagaan secaranasional guna menanggulangi kemiskinan (PP-RINo. 15, 2010) [1]

Aji Supriyanto, Fakultas Teknologi Informasi, UniversitasStikubank Semarang.

Edy Winarno, Fakultas Teknologi Informasi, UniversitasStikubank Semarang.

Agus Prasetyo Utomo, Fakultas Teknologi Informasi,Universitas Stikubank Semarang.

Guna men-dukung program pengentasankemiskinan di Kabupaten Banjarnegara perluadanya dukungan data yang akurat gunakepentingan pemetaan untuk melakukanidentifikasi, perencanaan, analisis,pengembangan, pengawasan, dan penyebaransecara visual tentang potensi geografis secaratematik di wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Berdasarkan hasil analisis di lapangan,kendala yang dihadapi Kabupaten Banjernegaraselama ini dalam rangka melakukan identifikasipendataan kemiskinan adalah terbatasnya saranadan prasarana dalam melakukan pendataanseperti terbatasnya sarana atau perangkatpendataan yang efektif, tidak adanya databaseyang mudah di-update, tidak adanya data visualyang memudahkan dalam melihat, mengolah danmerubah data serta memberikan informasi yangberkaitan dengan dukungan dalam pemetaan datakemiskinan. Sehingga menjadikan prosespengolahan dan pengambilan keputusan yangberhubungan dengan dukungan pengentasankemiskinan menjadi lebih sulit dan seringmengalami keterlambatan dan kekurang akuratan.Selain itu publik, baik masyarakat umum danmasyarakat yang berpotensi melakukan investasijuga belum dapat mendapatkan akses informasiyang cukup mudah dan cepat untuk mengaksespotensi geografis Kabupaten Banjarnegara.

Di lain sisi setiap kelurahan atau desa telahmemiliki data monografi, demografi, dantopografi yang merupakan data administrasi desayang dapat menyajikan informasi keadaan daerahsetempat secara lengkap [2]. Begitu juga,teknologi informasi (komputer dan internet) telahmerambah ke pelosok daerah hingga ke desa-desa, yang mestinya dapat dimanfaatkan secaramaksimal untuk dapat mempermudah pengolahandata, penyajian informasi dan akses informasisecara on-line tentang segala potensi yang ada dimasing-masing desa tersebut [3].

Guna memudahkan proses pembangunanSistem Informasi Geografi (SIG) DataKemiskinan diper-lukan suatu sistem pengolahanyang efektif dan efisien terhadap data-data yangada [4]. Data kemiskinan di Kabupaten

D

45

Page 2: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

IJCCS, Vol.5 No.3, Nov, 2011

Banjarnegara yang tersusun nantinya merupakansebuah sistem informasi berbasis peta geografisdimana informasi-informasi ditampilkan dalamlayer-layer tematik tertentu. Sehingga untukpublikasi dan analisis data kemiskinan akandengan mudah dilihat secara visual lewat tematikinfomasi. Sistem Informasi Geografi Datakemiskinan di Kabupaten Banjarnegara di-harapkan dapat dimanfaatkan berbagai pihak baikpemerintah maupun non-pemerintah, untuk di-pergunakan dalam melakukan intervensi pe-rencanaan program/kegiatan terkait masalahpengentasan kemiskinan di KabupatenBanjarnegara.

1.2 Tujuan Khusus dan Urgensi Penelitian1.2.1 Tujuan KhususTujuan khusus penelitian ini adalah :a. Tahun ke-1 :

1. Melakukan analisis data administrasikependudukan yang dapat dijadikan sebagaiindikator penentuan warga prasejahtera(miskin) dan sejahtera di KabupatenBanjarnegara.

2. Mendesain database, interface input-output,dan informasi berkaitan dengan keadaanwilayah dan potensi, dan kondisi sosio-ekonomi penduduk, yang dapat dijadikanindikator kriteria kemiskinan.

3. Membuat perangkat lunak (software)berbasis web untuk mengolah data yangmenjadi indikator kemiskinan serta dapatmenyajikan informasi yang cepat dan real-time, akurat, transparan dan akuntabel yangdapat diakses secara on-line melalui internet,tentang kondisi sosial ekonomi pendudukberdasarkan nama dan alamat (by name & byaddress).

b. Tahun ke-2 :1. Membuat perangkat lunak peta on-line

(Sistem Informasi Geografis/SIG) yangdapat menerima data dari database serveryang memuat data indikator kemiskinan, danmenyajikan informasi dalam bentuk spasialtematik yang dapat dijadikan dasarpengambilan keputusan untuk penentuanprioritas pemberian bantuan baik olehpemerintah Kabupaten Banjarnegara ataulembaga donor lainnya.

2. Membuat sistem yang dapat dijadikan acuandasar yang sama bagi Tim KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan Daerah(TKPKD) dalam mengelola databasekemiskinan di daerah KabupatenBanjarnegara.

1.2.2 Urgensi PenelitianInformasi yang bernilai adalah informasi yang

dapat disajikan secara akurat dan real-time, tepatwaktu, transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan. Pengambilan data yang berkaitandengan kondisi sosial ekonomi penduduk dankeadaan wilayah adalah sangat penting sebagaidasar untuk pengolahan menjadi bentuk yanglebih berguna dalam memberikan informasi yangberkaitan dengan kemiskinan. Sehinggapenyajian informasinya secara cepat, tepat, real-time, transparan, dan mudah digunakan sangatdiperlukan agar memiliki nilai atau fungsi yangtepat untuk membantu dalam pengambilankeputusan dalam pembangunan wilayah, danpemerataan dalam penyediaan bantuanmasyarakat miskin.

Kondisi yang ada saat ini bahwa pemerintahdaerah Kabupaten Banjarnegara belum memilikidata dan informasi yang cukup yang dapatdijadikan dasar untuk penentuan pengolahan danpenyajian informasi tentang kemiskinan.Sehingga Tim Koordinasi PenanggulanganKemiskianan Daerah (TKPKD) yang terdiri dariberbagai macam Satuan Kerja Pemerintah Daerah(SKPD) juga tidak memiliki acuan yang bakutentang data penduduk miskin. Akibat yangterjadi akurasi pendataan penduduk miskin masihbelum dapat ditentukan secara pasti denganhitungan yang sama karena menggunakanindikator kemiskinan yang berbeda. Hal initentunya masyarakat menjadi pihak yang sangatdirugikan karena pada akhirnya perhatianpemerintah pada masyarakat miskin tidak meratayang dalam hal ini proses pemberian bantuankepada masyarakat miskin tidak dapatdiidentifikasi dengan benar. Bantuan yangmenumpuk atau berulang pada sekelompokmasyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) masihsering terjadi. Di lain sisi ada sekelompokmasyarakat RTM yang sama sekali belum pernahmendapatkan bantuan.

Penelitan yang akan dilakukan ini sangatbermanfaat guna mengatasi danmenyempurnakan kendala-kendala yang terjadisehingga memiliki keunggulan-keunggulansebagai berikut :1. Terbangunnya sebuah sistem informasi

database server kemiskinan berbasis webyang dapat digunakan sebagai acuan ataukesepakatan bersama oleh TKPKD KabupatenBanjarnegara tentang pendataan kemiskinan.

2. TKPKD Kabupaten Banjarnegara dapatmengisi, mengolah, menyajikan tentang datakemiskinan dengan indikator yang sama. Dan

46

Page 3: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

A. Supriyanto, SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis

stagholder dapat memonitoring tentang jenis-jenis bantuan yang pernah diberikan olehpemerintah daerah setempat atau oleh pihaklain dan yang telah diterima oleh masyarakatRumah Tangga Miskin (RTM) di KabupatenBanjarnegara secara transparan dan akuntabel.

3. Database sistem administrasi data kemiskinandapat dijadikan dasar pembangunan SistemInformasi Geografis (SIG) pemetaan daerahkemiskinan (prasejahtera) yang menjadiprioritas untuk segera dilakukanpenanggulangan kemiskinan, sehinggainformasi ini sekaligus sebagai alat bantupengambil keputusan eksekutif dalam rangkapercepatan pengentasan kemiskinan.

4. Terbangunnya Sistem Informasi Geografis(SIG) yang menghasilkan informasi spasialtematik yang berkaitan dengan masalahsebaran penduduk dan masalah sosialekonominya termasuk indikator golonganpenduduk yang miskin (prasejahtera).

5. Terbangunnya arsitektur informasi berbasisweb dan SIG, sebagai pedoman implementasiSistem Informasi Desa (SIMDES) diKabupaten Banjarnegara. Pada peta ini akandapat dengan cepat untuk dicari nama RumahTangga Miskin (RTM), pendapatan rumahtangga , pekerjaan, jumlah keluarga dan posisirumah tinggal yang bersangkutan dengantingkat ketepatan sesuai dengan posisi derajatspasial.

2. STUDI PUSTAKA

2.1 State of The ArtSistem informasi merupakan sebuah sistem

berbasis komputer yang dapat mengolah datauntuk dapat disajikan menjadi bentuk yang lebihberarti dan bermanfaat bagi organisasi [5].Dalam membangun sebuah sistem informasidibutuhkan berbagai komponen seperti data danbasis data, software dan hardware komputer,prosedur, dan personal. Kesemua komponentersebut harus saling mendukung, terintegrasi,dan saling berinteraksi dalam melakukanaktifitasnya. Pembangunan database adalahsangat penting terhadap keberhasilan informasiyang akan dihasilkan, kelengkapan dankebenaran data yang diperoleh akan berpengaruhterhadap terbangunnya sistem database [5].

Dalam studi kependudukan dilakukanbersama mahasiswa menghasilkan databasekependudukan dan informasi tentang keadaandemografi wilayah desa. Informasinya berupakelahiran, kematian, perpindahan (urban), dan

informasi-informasi yang mendukung terhadapstatus identitas penduduk seperti kartu keluarga,akte kelahiran, dan statistika kependudukan [3].Dalam studi yang lain dilakukan yaitu dinamikamonografi dan inventarisasi desa telah dilakukanmenghasilkan database monografi dan datainventaris desa yang dapat menyajikan informasimengenai keadaan dan potensi di wilayahdesa/kelurahan. Informasi yang disajikan dapatmenggambarkan antara lain tentang batas-batasyang dimiliki, keadaan geografis setempat,jumlah penduduk, mata pencaharian/pekerjaan,agama, jumlah rukun tetangga dan jumlah rukunwarga, sarana jalan, tempat ibadah, sarana umum,dan sejenisnya yang setiap saat dapat dibuatlaporannya sebagai arsip dan laporan kepadalembaga di atasnya yaitu kecamatan [6].

2.2 Terminologi KemiskinanKemiskinan adalah kondisi dimana seseorang

atau sekelompok masyarakat tidak mampumemenuhi hak-hak dasarnya untukmempertahankan dan mengembangkankehidupan yang bermartabat [1]. Hak-hak dasarantara lain (a) Terpenuhinya kebutuhan pangan,(b) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan,pertanahan, sumber daya alam dan lingkunganhidup, (c) rasa aman dari perlakuan atau ancamantindakan kekerasan, (d) hak untuk berpartisipasidalam kehidupan sosial politik. Dalam kontekskemiskinan dapat ditentukan beberapa kriteriayaitu kemiskinan relatif, kemiskinan absolut, dankemiskinan kultural.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalammenghitung data kemiskinan menggunakansumber data SUSENAS (Survei Sosial EkonomiNasional) [7]. Sebagai informasi tambahan,digunakan hasil survei SKPD (Survei PaketKomoditi Kebutuhan Dasar) yang digunakanuntuk memperkirakan proporsi dari pengeluaranmasing-masing komoditi pokok non- makanan.Sedangkan metode yang digunakan adalah GarisKemiskinan Makanan (GKM) dan GarisKemiskinan Non-Makanan (GKNM), sebagaiberikut [7]:

GK = GKM + GKNM (1)

2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG)Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah

sebuah sistem informasi berbasis komputer yangdigunakan untuk memproses data spasial(bereferensi keruangan). Dalam beberapa literaturmenyebutkan bahwa SIG dipandang sebagai hasildari perkawinan antara sistem komputer bidang

47

Page 4: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

IJCCS, Vol.5 No.3, Nov, 2011

kartografi dengan teknologi basis data (Darwis,2008). Subsistem pengolahan data SIG terdiridari beberapa subsistem yaitu data input, dataoutput, data management, data manipulasi dananalisis yang secara visual dalam pemrosesandata input menjadi output.

2.4 Road Map PenelitianBerdasarkan dari hasil-hasil penelitian yang

dilakukan terdahulu, dan kegiatan yang akandilakukan dalam penelitian ini dapatdigambarkan menggunakan peta alur (road map)seperti Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Road map penelitian

Dari Gambar 1 di atas, maka bagan alirtahapan-tahapan penelitian yang dilakukanadalah seperti Gambar 2 berikut ini :

Gambar 2. Bagan alir penelitian SIG Data Kemiskinan

3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan dikembangkansebuah perangkat lunak (software) yang dapatdigunakan untuk mengolah data dan menyajikaninformasi sesuai kebutuhan institusi yang dapatdiakses melalui web/internet dan dalam bentukvisualisasi sistem informasi geografis dari datayang telah dimasukkan. Untuk itu penelitian ini

menggunakan metode Action Research, denganmodel pengembangan System Development LifeCycle (SDLC) teknik analisis dan desainterstruktur yang terdiri dari analisis sistem, desainsistem, implementasi dan pengujian sistem.

4. PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Tahap Analisis SistemAnalisis kebutuhan sistem berbasis komputer

dilakukan terhadap komponen-komponen yangterlibat seperti perangkat lunak komputer(software), basisdata (database), dokumentasi,perangkat keras komputer (hardware), orang, danprosedur (procedure). Teknik analisis terstrukturterhadap data dilakukan dengan menggunakanData Flow Diagram (DFD), yaitu menganalisisketerkaitan entitas luar sistem terhadap proses-proses yang berlangsung terhadap internal sistem,yang dapat menghasilkan dokumen (arsip).Database terbentuk karena adanya sebuah relasiantar tabel. Gambaran DFD SIG DataKemiskinan seperti Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Diagram Konteks SIG Data Kemiskinan

4.2 Tahap Desain SistemTujuan dari desain sistem secara umum adalah

untuk memberikan gambaran secara umumkepada user dan manajemen tentang sistemaplikasi baru yang dibuat.a. Desain Tabel

Hasil dari analisis sistem yang ditemukan,selanjutnya dilakukan rancangan sistem yaitumerancang sebuah tabel-tabel yangmerupakan hasil dari dokumen analisisterstruktur dengan DFD. Tabel-tabel tersebutnantinya akan dijadikan dasar dalammelakukan rancangan relasi antar tabel (EntityRelation Diagram/ERD) yang menjadi dasarterbentuknya sebuah database sisteminformasi. Model ERD-nya dapat terlihatseperti Gambar 4 berikut ini:

4

48

Page 5: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

A. Supriyanto, SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis

Gambar 4. Diagram Entity Relational

b. Desain User InterfaceDesain User Interface (UI) adalah desaintampilan bagi para pengguna baik sebagaiuser biasa maupun administrator. Setiappengguna sistem harus melalui tahapotentikasi sistem yaitu melalui login user ataulogin admin.

Gambar 5. Tampilan awal login

Sedangkan desain UI untuk penentuan criteriaindikator kemiskinan dibuat dengan modelmultiple-criteria mengunakan properti cekbok pada aplikasi. Ini dimaksudkan agarpemilihan kriteria dapat dilakukan secaraopsional dari satu kriteria, beberapa kriteriahingga semua kriteria sesuai dengan pilihanpengguna. Setiap melakukan pemilihan padacek, akan ditampilkan keterangan cek boktersebut yang menunjukkan indikator kriteriakemiskinan terpilih, seperti Gambar 6 berikutini:

Gambar 6. Tampilan Menu Rekapitulasiberdasarkan semua indikator

Desain UI juga dibuat untuk ProgramPenanggulangan Kemiskinan (PRONAKIS).Desain ini member informasi tentang wargamiskin berdasarkan jenis bantuan yangditerima dan nilainya. Hal ini akan dapatmembantu bagi TKPK (Tim KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan) dalammenentukan siapa saja yang sudah mendapatbantuan dan siapa saja yang belum padaperiode tertentu.

Gambar 7. UI Program Penanggulangan Kemiskinan

49

Page 6: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

IJCCS, Vol.5 No.3, Nov, 2011

Desain UI juga dilakukan dalam rangkamembuat rekapitulasi jumlah rumah tanggamiskin pada tiap-tiap kelurahan suatukecamatan tertentu dengan memperlihatkaninformasi nama desa, luas desa, dan jumlahrumah tangga miskin, seperti Gambar 8berikut ini :

Gambar 8. UI Rekapitulasi Penduduk Miskin

4.3 Implementasi, Pengujian dan HasilSistem Informasi Kemiskinan yang telah

dirancang bangun dengan menggunakan tool,sebelum dilakukan implementasi di lapangansebelumnya perlu dilakukan pengujian.Pengujian dilakukan dilakukan dengan modelpengujian laboratorium dan pengujian lapangan.Pengujian laboratorium merupakan pengujianSistem Informasi Kemiskinan pada skalalaboratorium seperti pengujian secara localhostpada sistem yang dirancang dan pengujian padajaringan lokal di laboratorium komputer.

Pengujian lapangan sangat penting dilakukankarena akan menunjukkan bahwa sistem tersebutnantinya benar-benar dapat dimplementasikan.Pada prinsipnya pengujian laboratorium denganpengujian lapangan hampir sama, hanya padapengujian lapangan sistem informasi kemiskinandiimplemen-tasikan dengan jaringan lokalmenggunakan wireless yang diakses oleh TimKoordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)yang merupakan calon pengguna sistemsesungguhnya.

Dari hasil rancangan sistem, pengujian sistempertama kali dilakukan untuk menguji tentangotentikasi login user baik secara administratormaupun operator. Fungsi otentikasi ini sangat

penting untuk menentukan kewenangan seoranguser dalam melakukan pengolahan data, hasilnyadapat digambarkan seperti Gambar 9 berikut ini :

Gambar 9. Halaman awal (Home) pada Login Administrator

Pada Gambar 9 tersebut telah terlihat bahwapada halaman awal administrator terdapat menu-menu sebagai berikut : Home, berfungsi menampilkan halaman awal

SIM/SIG Kemiskinan Peta, berfungsi menampilkan visualisasi peta

daerah miskin hingga tingkat desa/kelurahan Histori RTM, melakukan pencarian data

Rumah Tangga Miskin (RTM) berdasarkanNoMiskin, dan nama kepala RTM yanghasilnya akan menampilkan daftar anggotaRTM beserta histori-nya per anggota RTM

Pronakis, berfungsi untuk mendata RTM yangtelah atau belum mendapatkan bantuankemiskinan pada periode tertentu.

Rekapitulasi, berfungsi untuk menentukanrekapitulasi hasil RTM pada kecamatan dankelurahan/desa tertentu dengan indikatorkemiskinan tertentu.

Daftar Pencarian, berfungsi untuk mencaridata RTM berdasarkan tanda pengenalnya,jenis kecacatan, partisipasi sekolah, ijazah,jenis pekerjaan, lapangan usaha, kedudukandalam jenis pekerjaan/usaha.

Password, berfungsi untuk administratorapabila melakukan penggantian atau updatepassword user

Logout, berfungsi untuk keluar dari loginadministrator atau operator.Pada topik penelitian ini yang harus

diselesaikan pada tahun pertama adalah semuatopik di atas kecuali pada menu peta yangmenjadi topik pada penelitian hibah pada tahunkedua. Pada Gambar 10 berikut ini ditampilkancontoh hasil rekapitulasi berdasarkan indikatorkemiskinan.

50

Page 7: Page.45-51 KEMISKINAN SEBAGAI DASAR INFORMASI GEOG

A. Supriyanto, SIM Kemiskinan Sebagai Dasar Informasi Geografis

Gambar 10. Tampilan Rekapitulasi berdasarkan IndikatorKemiskinan

Sedangkan contoh tampilan statistik tentangjumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) dapatdiperlihatkan pada Gambar 11 berikut ini.

Gambar 11. Contoh tampilan Statistika Jumlah RTM padaKecamatan Purworejo Klampok

5. KESIMPULAN

Rancang bangun Sistem InformasiManajemen (SIM) Kemiskinan ini dapatmenentukan data kemiskinan berdasarkanindikator yang diberlakukan oleh BPS. Informasiyang dihasilkan pada SIM Kemiskinan dapatdiketahui RTM berdasarkan pada indikatortertentu baik secara single-criteria maupun multi-criteria, dan dijadikan acuan oleh TKPKPemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegarauntuk menyusun strategi programpenanggulangan kemiskinan (PRONAKIS).

Hasil dari SIM Kemiskinan tersebut yangmerupakan hasil penelitian tahun ke-1 perlusegera dapat diimplementasikan di KabupatenBanjarnegara. Dan untuk penyempurnaanpenelitian tersebut perlu dilanjutkan penelitiantahun kedua yang akan membahas tentangpemetaan angka kemiskinan menggunakanvisualisasi peta geografis (SIG) yang mudahdipahami dan dibaca oleh pengguna sistem.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP-RI) No. 15,2010, Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,www.bappenas.go.id, diakses tang-gal 10 juli 2011.

[2] Aji Supriyanto, Rio Aditya D., 2009, Sistem InformasiDinamika Monografi Kelurahan Mranggen KecamatanMranggen Kabupaten Demak, Laporan Penelitian,UNISBANK Semarang.

[3] Aji Supriyanto, Fajar Bungsu, 2010, Sistem InformasiAdministrasi Kependudukan kelurahan Mranggen KecamatanMranggen Kabupaten Demak, Laporan Penelitian,UNISBANK Semarang.

[4] E. Budiyanto, 2003, Sistem Informasi Geografis MenggunakanArc View GIS, Andi, Yogyakarta.

[5] Aji Supriyanto, 2005, Pengantar Teknologi Informasi,Salemba Informatika, Jakarta.

[6] Idi Jang Cik, 2005, Sistem Pengolahan Data Spasial TingkatKesejahteraan Penduduk DIY dengan MapInfo, LaporanPenelitian, Universitas PGRI Yogyakarta.

[7] BPS, 2008, Data Penduduk Miskin di Indonesia SampaiDengan Maret 2008, www.bps.go.id, diakses tanggal 20 juli2011.

51