pada umumnya masih - · pdf fileperbatasan kita dengan negara tetangga ... laut clan udara....
TRANSCRIPT
Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan
Sampai saat ini peran pemerintah daerah dalam penanganan urusan-urusan di wilayah-wilayah perbatasan belum maksimal. Sesuai amanat RPJM Nasional 2004 - 2009,
peningkatan peran dan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah di daerah perbatasansangatlah penting dan semakin mendapat momentum pada era otonomi ini. Kajian iniakan menjawab pertanyaan bagaimana format kelembagaan pemerintah daerah yang
mengelola wilayah perbatasan saat ini dan bagaimana efektivitas kelembagaan pemerintahdaerah tersebut dalam pengembangan wilayah perbatasan. Dari temuan data lapangan,semua aspek kelembagaan seperti organisasi, tatakerja, sumber daya aparatur, dan saranaprasarana terdapat permasalahan yang perlu segera dipecahkan. Untuk itu ada tigamacam model pengembangan kelembagaan pemerintah daerah perbatasan yang bisa
dipilih untuk memecahkan masalah kelembagaan yang ada.
Kata kunci : kelembagaan, daerah perbatasan, model pengembangan organisasi
Di dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah (RPJM) N asional 2004 - 2009telah ada perhatian yang lebih daripemerintah mengenai wilayah perbatasanini. Namun demikian pengelolaanwilayah-wilayah perbatasan di seluruhIndonesia sampai saat ini masih dirasatidak optimal. Hingga sekarang, urusan-urusan di wilayah-wilayah perbatasanpada umumnya masih 'I ditangani" oleh
Pemerintah Pusat dan sifatnya masihparsial dan kurang terkoordinasi (LAN,2004) sedangkan peran pemerintah daerahbelum mendapatkan porsi yangselayaknya. Pembagian kewenanganpengelolaan wilayah-wilayah perbatasanbelum memiliki peta yang jelas, baik bagipemerintah pusat maupun pemerintahdaerah. Ketidakjelasan pembagiankewenangan ini menjadi sebab mengapapersoalan pengelolaan wilayah-wilayahperbatasan tidak kunjung tertanganidengan baik. Selain kewenangan, sistemdan prosedur pengelolaannya pun belumdirumuskan secara jelas, sehingga
PENDAHULUAN
B anyak pihak tersentak ketika
beberapa media massa1 menguak
fakta yang terjadi di daerahperbatasan kita dengan negara tetanggaMalaysia. Fakta seperti kesenjanganpembangunan antara wilayah Indonesiadan Malaysia yang begitu mencolok,warga Indonesia yang lebih akrab denganRinggit daripada Rupiah, serta maraknyaillegal logging dan penyelundupanmerupakan beberapa contoh yang bisadikemukakan disini. Orang sepertitersadarkan bahwa hal ini tidak bolehdibiarkan begitu saja karena menyangkutharkat, martabat dan integritas kitasebagai bangsa, karena penanganankawasan perbatasan yang tidaksebagaimana mestinya akan berpengaruhpacta keutuhan NKRI.
1 Dari berbagai media massa terse but dapat dicontohkandisini antara lain Kompas (www.kompas.com/kompas-cetak/ 0501/28/Politikhukum/1526268.htm), Tempointeraktif (www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/02/01/brk,20060201-73253,id.html), dan SCTV
(www.liDutan6.com/view/8.119775.1.0.1143615273.html)
Info Kajian-Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007
Wilayah perbatasan Indonesia meliputidarat, laut clan udara. Batas wilayahIndonesia di darat berada di Kalimantanyang berbatasan dengan Malaysia, diPapua berbatasan dengan Papua Nugini,clan di Nusa Tenggara Timur berbatasandengan Timor Leste. Sementara itu,wilayah laut Indonesia berbatasan dengan10 negara tetangga, yaitu Philipina, India,Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura,Papua Nugini, Australia, Palau2, clanTimor Leste. Lebih jelas, peta wilayahIndonesia dapat dilihat pacta gambar 1.
penanganan wilayah-wilayah perbatasandirasakan parsial, kurang terkoordinir,dan cenderung sporadis. Dengan melihatkondisi tersebut maka sangatlah perlu danpenting apabila kelembagaan pemerintahdaerah perbatasan menjadi priority agenda.
Peningkatan Felan dan kapasitaskelembagaan pemerintah daerah di daerahperbatasan semakin mendapat momentumpada era otonomi ini. Otonomi daerahmemberi peluang kepada pemerintahdaerah untuk lebih banyak berperandalam pembangunan wilayahnya. Sesuaidengan semangat otonomi, pemerintahdaerah telah mendapatkan banyaklimpahan kewenangan dibanding masasebelumnya sehingga menjadikanpemerintah daerah sebagai ujung tombakdalam pembangunan dan pelayananmasyarakat.Merujuk pada uraian latar belakang diatas, permasalahan yang diangkat adalahbagaimana format kelembagaanpemerintah daerah yang mengelolawilayah perbatasan? dan bagaimanaefektivitas kelembagaan pemerintahdaerah tersebut dalam pengembanganwilayah perbatasan?Untuk menjawab rumusan masalahtersebut, pada kajian ini dilakukandeskripsi pola kelembagaan pemerintahdaerah yang mengelola wilayahperbatasan dan deskripsi efektivitaskelembagaan pemerintah daerah yangmengelola pengembangan wilayahperbatasan. Dari berbagai temuan,disampaikan rekomendasi mengenaimodel pengembangan kelembagaanpemerintah daerah di wilayah perbatasannegara.
Kebutuhan Peningkatan KapasitasOrganisasi Pemerintah Daerah di DaerahPerbatasan 2 Palau adalah negara kepulauan di Samodra Pasifik yang
berbatasan laut dengan Papua.
Gambar 1
Peta wilayah Indonesia"'K"1 . ,.
:,~ ;, ,i ~
"'- '.'~
,"'C,x. ,J..., , .
"~ "i*:i;;~
'.':"'~~
;~;z\\{L~~~!'\
,
'~"')"'.;:'
,
"FT'.A.OA.-*- ..,..".."",""..,
~I""'_i'!',", .,-,.-- "u"' C." """'01
masalah yang berkembang dalampenanganan daerah perbatasan. Padawilayah laut misalnya, Marsetio (2005)memerinci beberapa permasalahan yangberkembang clan menuntut penanganadalah :
Secara umum pembangunan di wilayah-wilayah perbatasan tersebut jauhtertinggal dibandingan denganpembangunan di wilayah-wilayah lainnya(Marsetio, 20053; Sudarisman, 20054; Putro;20055). Hal ini terkait dengan berbagai
Belum ditetapkannya perbatasanwilayah dengan Negara tetangga.Dari 10 negara yang berbatasandengan NKRI, hanya 7 negarayang sudah menentukan bataswilayahnya (India, Thailand,Vietnam, Malaysia, Singapura,Australia, dan PNG). Sementara 3negara lainnya belum melakukanperjanjian batas maritim, yaituPhilipinan, Palau, dan TimorLeste,
3 Kolonel Laut (P) Marsetio, MM. (2005). Pendayagunaan
Wilayah Perbatasan Laut Guna MendukungPembangunan Nasional Dalam Rangka Persatuan DanKesatuan Bangsa dalam<http://www.tnial.mi I. id/cakrad~cetak. ph p?id=343>4 Pemyataan Victor Sudarisman pacta Debat Publik
'Menyikapi Berbagai Persoalan Dj Wilayah Perbatasan'yang diselenggarakan oleh Himpunan Masyarakat PeduliTransmigrasi Indonesia.. tanggal 29 Juni 2005 bertempatdi Jakarta Media Centre, Jalan Kebon Sirih No. 32-34Jakarta Pusat, dalam<http://www.nakertrans,go.id/newsdetail.php?id=219 >5 Suwarno Putro pacta Debat Publik 'Menyikapi BerbagaiPersoalan Di Wilayah Perbatasan" yang diselenggarakanoleh Himpunan Masyarakat Peduli TransmigrasiIndonesia, tanggal 29 Juni 2005 bertempat di JakartaMedia Centre, Jalan Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat,
dalam<http://www.nakertrans.goJd/newsdetail.php?id=219 >
2
3
Belum ditetapkannya bataswilayah antar daerahpropinsijkabupatenjkota. Bataswilayah antar daerah diperlukanuntuk mempercepat akselerasipembangunan di wilayahperbatasan antar daerahpropinsij kabu patenj kota,
Pengelolaan wilayah perbatasanlaut masih sektoral. Pengelolaanwilayah perbatasan laut belumdilaksanakan secara sinergis antar
departemenjinstansijstakeholderterkait. Pengelolaan yangdilaksanakan selama ini masihbersifat sektoral clan kedaerahan,
4 Pembinaan masyarakat
perbatasan termarjinalkan.Rendahnya tingkat sumberdayamanusia, pendidikan clankemiskinan masyarakat di wilayahperbatasan menjadi hambatandalam peningkatan Felanmasyarakat dalam pembangunanwilayah perbatasan.
Gambaran di atas memberikan pandanganbahwa pengelolaan wilayah perbatasanselain membutuhkan keterlibatanpemerintah pusat secara sinergis jugasangat diperlukan keterlibatan pemerintahdaerah dan stakeholder lainnya. Olehkarena itu pemerintah daerah selakupenyelenggara pemerintahan danpembangunan di daerah otonom, sudahsaatnya mengambil peran secara lebihintensif dalam pengeloaan wilayah
perbatasan.
Merujuk pada Perpres No.7 Tahun 2005tentang RPJM-Nasional khususnyamengenai wilayah perbatasan, tampaknyaperan yang perlu dilakukan olehpemerintah daerah sudah cukup jelas.Pemerintah daerah diamanatkan untukmelakukan peningkatan kapasitas
kelembagaan pemerintah daerah clanmasyarakat dalam rangka pengembanganwilayah perbatasan sebagai pusatpertumbuhan ekonomi berbasis sumberclara alam lokal melalui pengembangansector-sektor unggulan. Selain itupemerintah daerah juga diamanatkanuntuk mengembangkan wilayahperbatasan antar negara agar menjadiberanda depan negara, yang baik kondisifisik maupun kehidupan masyarakatnyatidak terlalu berbeda dengan yang ada dinegara tetangga.
Patut dipahami bersama bahwa capacitybuilding merupakan suatu proses tiadahenti. Hal demikian sarna hainya dengancapacity building kelembagaan pemerintahdaerah di wilayah perbatasan, prosesnyaperlu dilakukan secara bertahap clan terusmenerus dalam rangka mencapai efisiensiclan efektivitas kelembagaan secaraoptimal daTi waktu ke waktu.
Kapasitas menurut Office of PersonnelManagement (2003) adalah "the rightorganization, systems, partnership, people andprocesses to deliver against a particular agendaor plan". Merujuk pada pengertian tersebutmaka peningkatan kapasitas kelembagaanPemerintah Daerah dapat diartikansebagai upaya membangun organisasi,sistem-sistem, kemitraan, orang-orang clanproses-proses secara renal untukmenjalankan agenda atau rencana tertentu.Peningkatan kapasitas kelembagaanPemerintah Daerah oleh karenanyaberkaitan dengan individual capabilitydevelopment, organizational capacity building,clan institutional capacity building.
Peningkatan Kapasitas (Capacity Building)Kelembagaan Pemerintah Daerah di
wilayah perbatasan mencakuppeningkatan kapasitas 3 (tiga) unsur
kelembagaan yaitu organisasi,ketatalaksanaan, clan SDM Aparatur.Ketiga unsur kelembagaan tersebutmerupakan satu kesatuan sistem yang
4
No.2, Desember 2007
sepabltnya dibljukan pada peDlenuhansinergisDle tiga strategi utaDla, yaiblstructural strategy, behavior strategy, clan
technical strategy.
komprehensif dan holistik, sehingggapeningkatan kapasitasnya perlu dilakukansecara terintegrasi dan terpadu.
Dengan mencermati perubahan yangterjadi, strategi pengembangan organisasipemerintahan daerah (local governmentorganization development strategy)
Gambar 2
Local Government Organization Development Model
,
'/www.dalarSumber: Diadaptasi dari . An integrated approach to organizational change'
osp. state. nc. us/clientlod/integr8. htm!>
Behavior Strategy ini lebih menekankanbagaimana mengembangkan budaya kerjaorganisasi. Pengembangan budayatersebut dimulai dari pembelajaranpegawai yang pada gilirannya akanmembawa perubahan organisasi ke arabyang lebih baik. Dalam konteks ini,pembelajaran pegawai semestinyameliputi knDV,Jledge, skills and new attitudes
yang akan mengarah pada perilaku-perilaku yang barn (new behaviors). New
The Structural Strategy menggunakanpendekatan disain organisasi (organizationdesign), dalam mana struktur organisasidan disain semestinya diselaraskan
kembali dengan: (1) fungsi-fungsiorganisasi, (2) prinsip-prinsippengorganisasian, dan (3) peraturanperundangan tentang penataan organisasiperangkat daerah.
Info Kajian-Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007-
1. Metode Kajian
Kajian ini digolongkan pacta jeniskajian kualitatif denganmenggunakan metode deskriptifeksploratif. Pendekatan inidilakukan untuk dapatmendeskripsikan ataumenggambarkan fenomenaeksistensi kelembagaanpemerintah daerah di wilayahperbatasan. Pendekataneksploratif dilakukan untukmendapatkan berbagai data atauinformasi yang mampumenjelaskan fenomena yangberkembang. Hal ini menjadipenting karena data atauinformasi tentang kelembagaanpemerintah daerah wilayahperbatasan jarang ditemui dalamkajian-kajian sebelumnya. Olehkarena itu kajian ill diharapkan
juga dapat dijadikan rujukan bagikajianj penelitian selanjutnya.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primerdilakukan dengan caramenyebarkan kuesioner danwawancara mendalam. Selain dataprimer, data sekunder jugadiperlukan dan dikumpulkan daTidokumen-dokumen kebijakan daTipemerintah daerah danpemerintah pusat.
3. Metode Analisis Data
Metode analisis data kajian inidilakukan dengan caramemberikan pendapat (judgment)
terhadap datajinformasi yangterkumpul berdasarkan konseppeningkatan kapasitaskelembagaan pemerintah daerah,khususnya yang berkaitan denganpengelolaan wilayah perbatasan.
behaviors inilah yang kemudian akanmengarah pada peningkatan kualitas dankinerja individu, kelompok, dan bahkanorganisasi.
The Technical Strategy menggunakan
pendekatan peningkatan berkelanjutan(continuous improvement approach).Pendekatan ini menekankan bahwabidang-bidang yang berkaitan denganfokus pada masyarakat, pemberianlayanan, dukungan, dan kemitraan harusditingkatkan. Selain itu pendekatan inijuga memandang pentingnya peningkatan(updated) teknologi dan diselaraskan(aligned) dengan proses-proses produksidan pelayanan sehingga mampu bekerjasecara efisien dan efektif.
Dengan uraian tersebut diatas, dapatdisampaikan disini bahwa secarakonsepsional kajian tentang kelembagaanpemerintah daerah perbatasan dapatdiartikan sebagai usaha peningkatankapasitas organisasi pemerintah daerah diperbatasan dalam membangun daerah
perbatasannya dengan negara tetangga.
Untuk operasionalisasi kajian, usaha
peningkatan kapasitas organisasipemerintah daerah di perbatasan bisadilakukan dengan menata kembali tigaunsur kelembagaan yaitu organisasi,ketatalaksanaan, dan SDM Aparatur.Dalam menata kembali tiga unsurkelembagaan tersebut digunakan structuralstrategy yaitu penyelarasan kembalistruktur organisasi dan disain, behavior
strategy yaitu mengembangkan budayakerja organisasi yang akan mengarah padaperilaku-perilaku yang baru, dan technicalstrategy yaitu menekankan bahwa bidang-bidang yang berkaitan dengan fokus padamasyarakat, pemberian layanan,dukungan, dan kemitraan harusditingkatkan dengan peningkatanteknologi dan diselaraskan dengan proses-proses produksi dan pelayanan.
6
reaktif dalam menanganisetiap masalah yang timbul.
b.
Kelembagaan Pemerintah Daerah di
Daerah perbatasan
Paparan berikut ini akan menjawabrumusan pertanyaan dalam penelitian ini
yaitu bagaimana format kelembagaanpemerintah daerah yang mengelolawilayah perbatasan dan bagaimanaefektivitas kelembagaan pemerintahdaerah tersebut dalam pengembangan
wilayah perbatasan.1. Format Kelembagaan Pemerintah
Daerah
a.
Tata laksana
Forum koordinasi yang adaantar instansi, seperti yangdisinyalir oleh informant diKalimantan Timur, belumberjalan dengan baik terutamakarena peserta forum yanghadir dalam rapat koordinasibukanlah penentu kebijakan.Dari kondisi ini timbulpemikiran untuk membentuklembaga khusus yangmenangani masalah daerahperbatasan yang dianggapakan lebih efektif dibandingpenanganan saat ini.
Masalah lain yangmengemuka adalahpembagian kewenangan yangbelum jelas antara pemerintahpusat, pemerintah propinsiclan pemerintahkabupatenjkota dalammenangani masalahperbatasan ini. Daerah dengankondisi yang khususmengharuskan pengaturankewenangan yang yangberbeda dengan daerahlainnya. Contoh kasus diKalimantan Timur tentangbagaimana masalahpengawasan orang asing bisa
menjadi pelajaran.
OrganisasiBisa dikatakan bahwa datisemua daerah yang diteliti,tidak ada satupun yangmempunyai unit organisasiyang secara khusus diberitugas clan tanggung jawabdalam mengelolapembangunan daerahperbatasan. Kalaupun adalembaga atau pejabat yangmenangani, lembaga terse buthanya bersifat administratifclan koordinatif seperti Bupatidi Belu, Bappeda clanSekretaris Daerah di beberapadaerah, clan unit eselon IV diNAD.Walau ada pokja seperti diKabupaten Nunukan yangbersifat lintas instansi,penanganan daerahperbatasan pada umumnyadilakukan oleh organisasiperangkat pemerintah daerahmaupun organisasi perangkatpemerintah pusat (instansivertikal) sesuai dengan tugaspokok clan fungsinya masing-masing. Lebih sering terjaditiap instansi berjalan sendiri-sendiri clan lebih bersifat
Terkait dengan kewenanganini, masih terpusatnyakewenangan di pemerintahpusat menyebabkanpenanganan suatu masalahtidak bisa dilakukan secaracepat karena setiap adamasalah harus melapor duluke pusat untuk diputuskan.
7
Info Kajian"Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007
Co
masyarakat di daerahperbatasan lebih banyakberhubungan secara sosial clanekonomi dengan negaratetangga.
Sumber daya aparatur
Rendahnya kualitassumberdaya manusia didaerah perbatasan berimbaspacta rendahnya kualitassumber daya pegawai didaerah tersebut. Dari haltersebut, yang kemudianterjadi adalah rekrutmen clanpromosi menjadi tidakseimbang karena lebihdidominasi oleh orang yangberasal dari daerah lain yangbelum tentu bisa dengan cepatberadaptasi dengan kondisidaerah perbatasan.
2.
Kondisi ini diperparah denganadanya kenyataan bahwaaparat pemerintah pusat didaerah perbatasan sangatterbatas dalam arti tidaksebanding dengan luaswilayah clan kondisi medanyang harus dihadapi.
Selain itu masih adakebijakan-kebijakan yangtidak sinkron seperti yangterjadi di Riau dimana saatBupati melarang para nelayanmenggunakan jaring barnuntuk melindungi nelayantradisional, akan tetapiPemerintah Pusat membuatUndang-Undang yang tidakmelarang jaring barn. Kondisitersebut ditambah denganlemahnya koordinasi yang adasehingga rawan menimbulkankonflik antar instansi clantumpang tindihnyapelaksanaan penanganandaerah perbatasan.
Dalam hal sarana clanprasarana, minimnyaperalatan yang ada dihadapibaik oleh organisasi perangkatdaerah maupun instansivertikal. Sistem transportasiyang buruk serta jarak yangjauh clan terpencil membuatpenanganan daerahperbatasan terhambat. Adabeberapa daerah diKalimantan Timur yang hanyabisa diakses dengan pesawatterbang perintis karenaketidaktersediaan jalan darat.Hal ini tentu sajamempengaruhi jalannyaproses pemerintahan clanpelayanan kepada masyarakatyang pada akhirnya membuat
Efektivitas KelembagaanPemerintah Daerah
Ada dua hal mengemuka ketikaberbicara mengenai efektifitaspenanganan masalah perbatasanoleh organisasi perangkat daerahdi daerah perbatasan, pertamamengingat bahwa sampai saat inibelum acta organisasi perangkatdaerah (BadanjKantor atau Dinas)yang secara khusus menanganidaerah perbatasan, maka agaksulit menentukan tingkatefektifitas kelembagaanpemerintah daerah. Terlebih lagiselama ini, dengan mengacubahwa pelaporan kinerjaorganisasi acta di level eselon 2,maka sulit menentukan efektifitassebuah unit eselon 4 jika hanyamengacu pacta kinerja unit yanglebih besar.
Kedua, berbicara tentangefektifitas maka akan bisa
8
"nfo Kaiian-Le~dministrasi Ne~ara Vol.2. No.2, Dese~er ~
diperdebatkan ukuran apa yang kata lain, pemerintah harns memperhatikanakan kita gunakan. Jika kita keberadaan pemerintah daerah dalamgunakan Laporan Akuntabilitas penanganan daerah perbatasan clan jugaKinerja Instansi Pemerintah sebaliknya, propinsi clan kabupate~(LAKIP) daTi instansi-instansi memperhatikan faktor kepentingan nasionalyang bersangkutan, maka tingkat dalam pembangunan daerahnya,efektifitas intansi-instansi yang. .
, d h b ta Dan hal tersebut dlatas, terdapat beberapa halmenangam aera per a san ' ,
ta ta . 90 yang perin mendapat pnontas clan perhatianra -fa mencapal prosen . 'h . b ' lebih senus sebelum mengemban gkanse mgga secara umum lSa 'd ' k tak tin, . kelembagaan pemermtah daerah lebih lanjut,
1 a an ggl. 'tuyal :
Namun demikian, daTi gambaran 1fakta dilapangan, dengan berbagai '
masalah clan ketimpangan yangada clan terlihat secara kasat malamaka bisa dikatakan bahwa 2,
kelembagaan pemerintah daerah
di daerah perbatasan kurang
efektif,
Terlebih lagi jika dilihat daTi
maraknya usulan membentuk
organisasi barn yang khusus
menangani daerah perbatasan,secara implisit tersirat bahwa 3.
organisasi-organisasi yang -sekarang menangani daerah. . ' '
b ta bel b . ,Dan data clan informasl yang dl dapat,per a san um lSa mencapalh il k ' I banyak masukan untuk membentuk
as yang ma Slffia, . ' b d ' d ahorgamsasl arn 1 aer yang secara
Model Pengembangan Kelembagaan khusus mempunyai tugas menangani" ' ' daerah perbatasan, Untuk itu tidak
Perin dlgarlS bawahl sebelum klta membahas be I bib .ik hbI ,,' r e an J a ala pengem angan
ebih lanJut mengenal model pengembangan k I b " d I h be k, e em agaan 1m a a a pem ntu ankelembagaan dl daerah perbatasan bahwab ' d ahjwil h be b ta sebuah lembaga barn yang akan secarase agal aer aya yang r a san 'I d t ta d ah khusus menangam daerah perbatasan,angsung engan negara e ngga, aerperbatasan mempunyai posisi yang unik,Ada dua versi daTi bentuk lembaga barnSelain mernpakan bagian daTi wilayahtersebut, yang pertama adalah versi usulanpemerintah daerah, ada beberapaBappenas dimana lembaga barn tersebuthaljkewenangan yang terkait langsungmernpakan bagian daTi organisasi yangdengan kewenangan pemerintah pusat sepertisecara hirarki ada di tingkat nasional,politik luar negeri, keimigrasian, cukai, danpropinsi clan kabupaten, dan yang kedua,pertahanan keamanan, Dengan demikian,lembaga barn tersebut berbentukapapun bentuk lembaga yang akan menanganiBadanjDinas yang mernpakan bagian daTidaerah perbatasan ini, pengaturan batasperangkat daerah seperti yang telah adakewenangan antara pemerintah pusat,saat ini di Propinsi Papua clanpropinsi dan kabupaten harns jelas. DenganKalimanatan Barat serta konsep
segera dikeluarkannya pengaturantentang Rencana Induk PengelolaanPerbatasan Negara,
melanjutkan dan mempercepatperundingan tentang batas wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia(daratjlaut) dengan negara tetangga(sebaiknya Indonesia lebih mengambilinisiatif daripada menunggu setelahada masalah perbatasan dengannegara tetangga),
segera ditetapkannya Undang-Undan,g Batas Wilayah NKRI.
9
Info Kajian-Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007
perbatasan ini dipimpin olehseorang Pelaksana Harian
(Kalakhar) yang dilengkapidengan Kesekretariatan di tingkatpusat.
Kelembagaan perbatasan (BadanPerbatasan NegarajBPN)dibentuk untuk melakukankoordinasi dan pelaksanaan
pengelolaan perbatasan negaraberdasarkan Rencana lndukPengelolaan Perbatasan Negarayang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab langsungkepada Presiden. BPN diketuaioleh Wakil Presiden. BPNmempunyai tugas membantuPresiden dalam: (a) melakukankoordinasi perencanaan danpelaksanaan kegiatan pengelolaanperbatasan negara; (b)melaksanakan pengelolaan
wilayah perbatasan negara denganberpedoman pacta Rencana lndukdan Rencana Aksi PengeloaanPerbatasan Negara; (c) melakukanpemantauan dan pengendalianpelaksanaan rencana aksipengelolaan wilayah perbatasannegara.
Pelaksana Harian BPN. Untukmemperlancar tugas dan fungsiBPN dibentuk Pelaksana HarianBPN yang dipimpin oleh KepalaPelaksana Harian BPN (KalakharBPN). Kalakhar BPN membentukSekretariat BPN yangberekedudukan di Pusat.Kalakhar BPN mempunyai tugas:(a) memberikan dukungan teknisdan administratif kepada BPNterhadap kegiatan BPN dalammelaksanakan pengelolaan
wilayah perbatasan negara; (b)mengelola pelaksanaan anggaranpembangunan wilayah perbatasan
kelembagaan dari Kalimantan Timur.Adapun rincian dari kedua versi tersebutadalah:
1. Lembaga baru sebagai bagian darihirarki pemerintah pusat
Di Indonesia terdapat 12 propinsiyang wilayahnya terletak di wilayahperbatasan negara (Nanggroe AcehDarussalam, Sumatera Utara, Riau,Kepulauan Riau, Kalimantan Barat,Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,Maluku, Maluku Utara, Irian JayaBarat, dan Papua). Hingga sekarangini Indonesia belum memilikikelembagaan yang bertugasmenangani pengelolaan wilayahperbatasan secara nasional. Kalaupunacta hanya merupakan kelembagaanyang bersifat parsialjloka seperti yangterdapat di Propinsi Papua (BadanKerjasama Perbatasan danDaerahjBKPD). Untuk itu diperlukanorganisasi yang secara nasionalbertanggung jawab menangani daerahperbatasan dengan pengaturansebagai berikut:
a. kelembagaan perbatasan dibentukuntuk melakukan koordinasi danpelaksanaan pengelolaanperbatasan negara berdasarkanRencana Induk PengelolaanPerbatasan Negara yangberkedudukan di bawah danbertanggung jawab langsungkepada Presiden,
b. kelembagaan ini secara nasionalberada di tingkat pusat yangdibentuk dalam rangkamengkoordinasikan pengelolaanperbatasan negara yang diketuaioleh Wakil Presiden,
c. lembaga perbatasan tersebutdisebut Badan Perbatasan Negara(BPN). Di dalam menjalankantugas sehari-hari lembaga
10
oleharian;kapigkat
pelaksanaan rencana aksipengelolaan wilayah perbatasannegara.Kabupaten, dan Kota dibentukBALAKPN.
e.
BALAK PN, adalah lembagapengelola di tingkatKabupatenjKota yang dibentukdalam rangka melaksanakanpengelolaan wilayah perbatasannegara yang menjadikewenangannya. Balak-PNdiketuai oleh BupatijWalikota.Balak PN mempunyai tugas: (a)melaksanakan rencana aksipengelolaan wilayah perbatasannegara di kabupatenjkota yangmenjadi kewenangannya; (b)melakukan pemantauan danpengendalian pelaksanaan rencanaaksi pengelolaan wilayahperbatasan negara diKabupatenjKota yang menjadikewenangannya; (c) membentukpusat-pusat pelayanan danpertumbuhan dalam bentuk PosPemeriksaan Lintas Batas(PPLB)jPos Lintas batas (PLB)yang menjadi kewenangannya
negara seperti kegiatan-kegiatanyang bersifat lintas sektor clan ataukegiatan yang memperoleh danakhusus. Pelaksana Harian BPNmenyelenggarakan fungsi :
. koordinasi penyusunan,pemantauan, pengedalian clan
pengawasan pelaksanaanrencana induk clan rencana
aksi pengelolaan perbatasan
negara;. koordinasi clan pelaksanaan
dukungan teknis di bidangpenanganan demarkasi clandelimitasi batas negara;
. koordinasi clan pelaksanaandukungan teknis di bidang
pengelolaan pembangunanclan pengembangan wilayahperbatasan negara;
. koordinasi clan pelaksanaandukungan terknis di bidangpolitik, hukum clan keamanan
wilayah perbatasan negara.
Di tingkat Propinsi dibentukBAKORLAKPN,
BAKORLAK PN, adalah lembagapengelola wilayah perbatasan ditingkat Propinsi yang dibentukdalam rangka koordinasi
pengelolaan wilayah perbatasannegara di KabupatenjKota yangmenjadi kewenangannya.Bakorlak PN diketuai olehGubemur. Tugas Bakorlak PN,yaitu: (a) menyusun rencana aksitahunan sebagai penjabaran datirencana induk; (b)mengkoordinasikan sertamelaksanakan rencana aksi
pengelolaan wilayah perbatasannegara di Propinsi yang menjadikewenangannya; (c) melakukanpemantauan clan pengendalian
d
bersifat
Altematif bentuk lembaga
Altematif 1: Lembaga
implementatif
Merupakan lembagastruktural (setingkat LPND) ditingkat pusat yang terpisahdaTi lembaga atau departementerkait,
Lembaga memiliki anggarandan sarana serta prasaranayang mandiri,
Lembaga akan mengambil alihfungsi dan kewenangan
Info Kajian-Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007
dibentuk badan-badan untukmelaksanakan fungsiimplementasi. Lembagadidukung oleh suatu unityang bersifatstrukturalj sekretariat,
Lembaga berwenang untukmemfasilitasi koordinasiprogram dan anggaran lintassektoral,
.
instansi yang sudah actaselama ini serta membutuhkansumberdaya yang relatif besar,
. Contoh lembaga :Bakosurtanal, BPN, dsb
Alternatif 2: Lembaga bersifatkoordinatif
. Lembaga beranggotakaninstansi-instansi terkait sertabersifat ad-hoc, .Lembaga tidak memilikianggaran dan sarana-prasarana yang mandiri,
Lembaga tidak mengambiltugas dan kewenanganinstansi yang telah acta sertatidak membutuhkan anggarankhusus yang besar,
Pelaksanakan
keputusanjkebijakanseringkali sulit dilaksanakansecara efektif karena
pelaksanaannya bergantungdati komitmen anggaran dansumberdaya dati masing-masing instansinya. Selain itudalam lembaga yang bersifatad-hoc, wakil dati instansiseringkali bergantian ataudiwakilkan kepada orangyang tidak dapat mengambil
keputusan,
Lembaga tidak mengambiltugas clan kewenanganinstansi lain karena fungsiimplementasi masihmerupakan kewenanganinstansi-instansi terkait,
Lembaga memiliki otoritas,karena selain berwenangmelakukan koordinasiprogram lintas sektoral jugadapat mengkoordinasikananggaran sehinggadiharapkan mampu bekerjasecara efektif,
. Lembaga tidak mengambilalih kewenangan instansi lainkarena fungsi implementasiprogram masih merupakankewenangan instansi-instansisektoral, kecuali pada kegiatanyang bersifat lintas sektoralatau kegiatan yang didanaioleh dana khusus, misalnyaDAK, dana hibah, bantuanLuar Negeri, dll.
Lembaga barn sebagai organisasiperangkat daerah.
Contoh LembagaDMLBKTRN
DP KTI,
2.
Untuk mengelola daerahperbatasan dibentuk BadanPengelola Perbatasan sebagaiorganisasi perangkat daerah(merupakan lembaga struktural).Sehingga struktur organisasinya
.
Altematif 3: Lembaga bersifatkoordinatif dan implementatif
. Di tingkat pusat lembagaberupa suatu dewan yangberanggotakan instansi-instansi terkait untukmelaksanakan fungsikoordinasi anggaran danprogram. Di tingkat daerah
12
Info Kajian-Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007
dengan memadukan unsur-unsurdi versi pertama dan kedua,
. Di tingkat pusat terdapatorganisasi yang berskala nasionalclan di daerah terdapat lembagayang merupakan organisasiperangkat daerah.
Dengan kondisi clan posisi lembaga yangbaru sebagaimana versi pertama, kedua,clan ketiga, lembaga baru tersebut akanmemiliki kelebihan clan kekurangansebagai berikut:
mengikuti pengaturanjpedomanyang ada,
. Untuk melaksanakan pengelolaansarana dan prasarana daerahperbatasan, bisa dibentuk UnitPelaksana Teknis yangberkedudukan di bawah BadanPengelola Perbatasan,
3. Lembaga baru sebagai organisasiperangkat daerah namun tetap adalembaga yang bersifat nasional.
. Versi ini merupakan perpaduankonsep versi pertama dan kedua,jadi merupakan jalan tengah
Tabel. 1
berkosentrasi membangun bidang-bidangstrategis lainnya di daerah perbatasan.
hat tersebut, penting untuk-; disini perlunya pelibatan
swasta clan masyarakat dalampembangunan daerah
. ini sangat relevan dengan
pelaksanaan good governance
Kesimphlan dan Rekomendasi
Kesimpulan
1. Dari semua daerah yang diteliti, tidakada satupun yang mempunyai unitorganisasi yang secara khusus diberitugas dan tanggung jawab dalammengelola pembangunan daerahperbatasan. Lembaga yang adaumumnya hanya bersifat administratifdan koordinatif,
- - . ~
bernegara melibatkan unsur-, swasta, dan masyarakat.
itu, dengan mengingat kondisinegara disatu sisi dan urgensi- daerah perbatasan di sisimaka pelibatan sektor swasta
pilihan yang sangat masuk aka!
~ - - ~
, Dengan membagi "beban"sektor swasta, pemerintah bisa
2. Forum koordinasi yang ada antarinstansi belum berjalan dengan baik
13
~
b.
14
~
. No.2, Desember 2007
Lembaga tidak mengambilalih kewenangan instansi lainkarena fungsi implementasiprogram masih merupakankewenangan instansi-instansisektoral, kecuali pada kegiatanyang bersifat lintas sektoralatau kegiatan yang didanaioleh dana khusus, misalnyaDAK, dana hibah, bantuanLuar Negeri, dan lain-lain,
Lembaga memilikidan sarana sertayang mandiri
anggaranDraSarana
Lembaga akan mengambil alihfungsi clan kewenanganinstansi yang sudah adaselama ini serta membutuhkansumberdaya yang relatif besar.
Dan jika bersifat implementatif -koordinatif maka ia akan
Di tiap daerah di perbatasandibentuk organisasi perangkatdaerah yang bisa berbentukBadan, Kantor, atau Dinas sesuaidengan kebutuhan dan kondisi didaerah tersebut. Karena
merupakan organisasi perangkatdaerah, maka susunan organisasidan eseloneringnyanya mengikutiperaturan perundangan yangberlaku,
Berupa suatu dewan yangberanggotakan instansi-instansi terkait untukmelaksanakan fungsikoordinasi anggaran dan
program. Lembaga didukungoleh suatu unit yang bersifatstrukturalf sekretariat,
Lembaga melakukankoordinasi dan pelaksanaanpengelolaan perbatasannegara berdasarkan RencanaInduk Pengelolaan PerbatasanNegara yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawablangsung kepada Presiden,
Untuk menjamin terkoordinirnyapembangunan di daerahperbatasan, BadanjDinas ini
melaksanakan tugasjfungsidesentralisasi dan dekonsentrasidari instansi di Pusat. Dengandemikian, ia merupakanperencana dan pelaksana kegiatansesuai dengan wilayah kerjanyadengan tetap mengacu padakebijakan yang lebih tinggi diatasnya, misalnya rencana induk
pengelolaan perbatasan negara.Untuk itu diperlukan pembagiankewenangan yang jelas baik ditingkat pusat, provinsi dan
kabupaten,Pendanaan BadanjDinas ..disamping dari APBN, AIProvinsi dan APBD Kabup, !
juga dari Dana Alokasi Khusus(DAK) Wilayah Perbatasan, sertaperan serta swasta (investor),
Lembaga berwenang untukmemfasilitasi koordinasiprogram dan anggaran lintas
sektoral,
Lembaga tidak mengambiltugas clan kewenanganinstansi lain karena fungsiimplementasi masihmerupakan kewenanganinstansi-instansi terkait,
Lembaga memiliki otoritas,karena selain berwenangmelakukan koordinasiprogram lintas sektoral jugadapat mengkoordinasikananggaran sehinggadiharapkan mampu bekerjasecara efektif,
1n1'BDItPn
Info Kajian-Lembaga Administrasi Negara Vol.2. No.2, Desember 2007
5) Dalam hat pertanggungjawaban,karena ia merupakan perangkatdaerah, Badanj Dinas inibertanggung jawab kepadaGubernur atau Bupati yangbersangkutan, dan secara teknisadministratif juga bertanggungjawab kepada instansi di atasnyayang telah memberikan limpahantugasjkewenangan. @
Marsetio, Kolonel Laut (P), MM. (2005).Pendayagunaan Wilayah Perbatasan LautGuna Mendukung Pembangunan NasionalDalam Rangka Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa,http:/ /www.tnial.milJd/cakrad_cetak.php?id=343
Office of the Deputy Prime Minister(ODPM). June 2003 Capacity Building inLocal Government-research on capacitybuilding needs: Final Report,
www.odpm.gov.uk/index.asp?id=1133945>
Ramphele, William (2003). CapacityBuilding in Local Government-Research onCapacity-Building Needs: Final Report,www.environment.gov .zaj Hotissues j 2003ju124jDISCUSSION PAPER ON LOCALGOVERNMENT>
Daftar Pustaka
Forum Komunikasi Kelitbangan, (2005).Pertemuan Lanjutan Semiloka PenyerasianProgram Litbang dalam Optimalisasi WilayahPerbatasan, di Gedung DepartemenKelautan dan Perikanan, Jl. Mereka Timur16 Jakarta Pusat, Tanggal12 Juli 2005.
Lembaga Administrasi Negara, (2004).
Laporan Kajian Manajemen WilayahPerbatasan. Tidak dipublikasikan, Jakarta.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(2002), Workshop Pembangunan DaerahPerbatasan Indonesia, tanggal 22-23 Oktober2002 di Jakarta.
Peraturan Perundangan
Perpres No.7 Tahun 2005 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJM-Nasional)
Propenas 2001-2005
Website
An integrated approach to organizationalchange", http:/ /www.osp.state.nc.us/ client/ od/ integr8.html
Himpunan Masyarakat PeduliTransmigrasi Indonesia, (2005), DebatPublik "Menyikapi Berbagai Persoalan DiWilayah Perbatasan", tanggal 29 Juni 2005bertempat di Jakarta Media Centre, JalanKebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat,
http:/ /www.nakertrans.goid/newsdetail.php?id=219 >
16