(pada siswa kelas v sd muncanglarang 01 …... · pengesahan laporan penelitian tindakan kelas ini...

Download (PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 …... · PENGESAHAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim ... pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek

If you can't read please download the document

Upload: doanhanh

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    (PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

    LAPORAN

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    Oleh :

    SRI SUTAMTOMO

    NIM X2707009

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVESITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • 2

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    (PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)

    Oleh :

    SRI SUTAMTOMO

    NIM X2707009

    Laporan Penelitian Tindakan Kelas

    Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

    Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • 3

    PERSETUJUAN

    Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan

    di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Surakarta, Juni 2010

    Pembimbing, Supervisor,

    Dra. RUKAYAH, M.Hum SRI BUDIARTI,S.Pd.SD

    NIP.195708271982032002 NIP.196407141986082005

  • 4

    PENGESAHAN

    Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan

    Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

    memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Hari :

    Tanggal :

    Tim Penguji Laporan PTK

    Nama Terang tanda tangan

    Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd

    Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

    Anggota I : Dra. Rukayah, M.Hum

    Anggota II : Taufiq Lilo, S.T,M.T

    Disahkan oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret

    Dekan,

    Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

    NIP.196007271987021001

  • 5

    ABSTRAK

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF

    ( PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 )

    Oleh :

    Sri Sutamtomo

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model

    Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang

    materi menanggapi suatu cerita tentang peristiwa, dan penggunaan model

    Cooperative Learning metode STAD dalam pembelajaran serta mengetahui

    hambatan apa yang dialami dalam pembelajaran menggunakan model

    Cooperative Learning metode STAD pada materi menanggapi suatu cerita tentang

    peristiwa untuk siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01.

    Metode penelitian ini menggunakan model Cooperative Learning metode

    STAD dengan model siklus berkelanjutan yang langkah-langkahnya meliputi :

    perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa

    kelas V SD Negeri Muncanglarang 01. Waktu pelaksanaan pada semester 2

    dimulai bulan Januari sampai Juni tahun 2010. Melalui hasil yang dicapai waktu

    semester satu terlihat ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu dari

    jumlah siswa 41 anak, hanya sekitar 20 % yang tuntas, sisanya belum tuntas.

    Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, cek list, dan angket serta tes

    tertulis. Hasilnya : (1) pembelajaran Bahasa Indonesia SD membutuhkan alat

    peraga dan sumber belajar yang tepat, (2) penggunaan model Cooperative

    Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi menanggapi

    suatu cerita tentang peristiwa, (3) perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia SD

    dapat dilakukan melalui PTK, (4) hambatan yang ditemui adalah keterbatasan

    waktu, alat peraga dan sumber bahan, serta kemampuan guru dan siswa.

    Berdasarkan hasilnya penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas

    pada siklus I menunjukan adanya peningkatan disbanding sebelun dilakukan

    tindakan. Sebelum tindakan siswa yang tuntas dari KKM ( Kriteria Ketuntasan

    Minimal) adalah 65 hanya 20 %, tetapi pada siklus I siswa yang tuntas mencapai

    46,3 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas jauh meningkat yaitu

    mencapai 85,4 %. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa

    pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek berbicara melalui model pembelajaran

    kooperatif metode STAD dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada materi

    menanggapi suatu cerita tentang peristiwa untuk siswa kelas V SD Negeri

    Muncanglarang 01 Kecamatan Bumijwa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 /

    2010.

    Kata kunci : - Kemampuan Berbicara - Pembelajaran Kooperatif

  • 6

    KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi karunia, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

    Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Pembelajaran Kooperatif(Pada

    Siswa Kelas V Sd Muncanglarang 01 Tahun Pelajaran 2009/2010) dengan baik.

    Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu

    syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan

    , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Bapak Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

    3. Bapak Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD PJJ

    ICT Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

    4. Ibu Dra. Rukayah, M.Hum, selaku pembimbing yang telah memberi

    bimbingan dengan sabar.

    5. Ibu Kusprihatin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Muncanglarang 01,

    Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

    6. Ibu Sri Budiarti, S.Pd,SD selaku supervisor dalam pelaksanaan kegiatan PTK.

    7. Bapak / Ibu Guru SD Negeri Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa,

    Kabupaten Tegal.

    8. Siswa siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 yang dengan semangat

    telah membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas.

    Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas V SD Negeri

    Muncanglarang 01 dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi

    permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

    Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis

    panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan

    amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari

    segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh

  • 7

    karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu

    penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya. Semoga laporan PTK ini

    bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan.

    Surakarta, Juni 2010

    Penulis,

    Sri Sutamtomo NIM X2707009

  • 8

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ( Depan ).... i

    SAMPUL ( Dalam ).... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ..iii

    HALAMAN PENGESAHAN.. iv

    ABSTRAK v

    KATA PENGANTAR . vi

    DAFTAR ISI .. viii

    DAFTAR TABEL x

    DAFTAR GAMBAR .. xi

    DAFTAR LAMPIRAN.xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang1

    B. Rumusan dan Pemecahannya 2

    C. Tujuan Penelitian ..3

    D. Manfaat Hasil Penelitian 3

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka ..4

    B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan...11

    C. Kerangka Pikir 11

    D. Hipotesis Tindakan..13

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..14

    B. Subyek Penelitian 15

    C. Prosedur Penelitian .15

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian.18

    B. Pembahasan.28

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .31

    B. Saran 31

  • 9

    DAFTAR PUSTAKA ...33

    LAMPIRAN...36

  • 10

    DAFTAR TABEL

    1. Tabel 1 Jadwal Kegiatan PTK.... 14

    2. Tabel 2 Pengelompokan Nilai Siswa Siklus I ........................................... .25

    3. Tabel 3 Pengelompokan Nilai Siswa Siklus II ...27

    4. Tabel 6 Pengelompokan Nilai Rata-rata Siswa Siklus I dan II .................. .30

  • 11

    DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar 1. Bagan kerangka pikir PTK ...........................................................12

    2. Gambar 2. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ( Panduan Tugas Akhir e-Tugas

    Akhir, 2008: 11 ) .....................................................................15

    3. Gambar 3. Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 ..19

  • 12

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Curriculum vitae / Personal Peneliti .35

    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I..36

    3. Tabel 2. Data nilai siswa pada siklus I...42

    4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II.44

    5. Tabel 4. Data nilai siswa pada siklus II..49

    6. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa51

    7. Instrumen Tanggapan Siswa.......52

    8. Gambar Proses Pembelajaran.53

    9. Absensi Siswa.57

    10. Presensi mahasiswa / guru Peneliti.58

    11. Instrumen penilaian RPP Kepala Sekolah..60

    12. Instrumen penilaian RPP Guru teman sejawat...64

    13. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran...70

    14. Daftar Nilai Penelitian Siklus I...71

    15. Daftar Nilai Penelitian Siklus II.72

  • 13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada umumnya siswa kelas V di SD Muncanglarang 01 Kecamatan

    Bumijawa Kabupaten Tegal dalam rangka mengutarakan pendapatnya baik

    secara lisan maupun tertulis kurang baik, bahkan tidak sedikit yang tidak mau

    maju untuk memberikan pendapatnya. Begitu juga yang mau majupun masih

    berbicara dengan bahasa campuran, yaitu dengan bahasa Indonesia dan bahasa

    daerah.

    Guru merasakan ketidakberhasilan dalam melaksanakan proses

    pembelajarannya. Karena dengan bisa bahkan pandai berbicara maka dalam

    rangka untuk memahami segala bentuk pembelajaran sangat membantu,

    contoh untuk mengerjakan soal-soal yang menggunakan cerita, siswa akan

    merasa mudah. Masalah berbicara ini sangat diperlukan bagi semua orang

    baik yang sudah lulus sekolah bahkan bagi siswa-siswa yang masih

    bersekolah. Jika penulis perhatikan, selama ini pembelajaran bahasa Indonesia

    khususnya aspek berbicara cenderung hanya menggunakan teks yang sudah

    ada dalam buku-buku, baik itu buku siswa maupun buku pegangan guru.

    Dengan demikian kecenderungan siswa pasif, tidak ada upaya untuk

    membiasakan berbicara dan mengutarakan pendapatnya sendiri secara tertulis

    dan hanya menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini tentu saja membuat

    siswa tidak maksimal dalam belajar bahasa Indonesia. Melalui hasil yang

    dicapai waktu semester satu terlihat ketidakberhasilan dalam proses

    pembelajaran, yaitu dari jumlah siswa 41 anak, hanya sekitar 20 % yang

    tuntas, sisanya belum tuntas. Melihat kenyataan ini , maka untuk menuntaskan

    hasil belajar akan dilaksanakan PTK dengan permasalahan tersebut diatas.

    Tak lepas dari hal tersebut maka timbullah pembuatan penelitian tindakan

    kelas. Dari judul penelitian tindakan kelas ini dapat dipetik manfaatnya,

    keterampilan berbahasa akan lebih baik, kemudahan dalam berkomunikasi,

    dan kemudahan-kemudahan yang lain. Berdasarkan pemahaman tersebut,

  • 14

    beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah dengan mencoba pembelajaran

    melalui Model Pembelajaran Kooperatif.

    Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

    yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan

    bersama (Eggen and Kauchak, 1996 : 279, dalam Trianto,2007 :42).

    Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif di kelas V

    Sekolah Dasar Muncanglarang 01 adalah siswa tidak lagi takut dan ragu-ragu,

    melainkan menyenangi serta membiasakan untuk mengutarakan pendapatnya

    melalui berbicara, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan

    masyarakat.

    B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya

    1. Rumusan Masalah

    Adanya kesenjangan antara keinginan untuk meningkatkan prestasi

    belajar siswa dengan keadaan yang terjadi berupa prestasi belajar yang

    rendah. Hal ini menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Demikian

    akhirnya berusaha untuk melakukan tindakan, dengan harapan dapat

    meningkatkan hasil prestasinya.

    a. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

    dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara ?

    b. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami dalam pembelajaran

    tentang berbicara ?

    2. Pemecahan Masalah

    Pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa, tentunya akan

    membuat siswa menyenangi proses pembelajaran tersebut. Dengan

    melakukan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

    secara baik paling tidak akan mampu memudahkan siswa dalam

    berkomunikasi dengan melalui pemecahan masalah-masalah nyata yang

    dialami sehari-hari.

    Beberapa metode pembelajaran kooperatif, antara lain (1) Metode

    STAD (Student Team Achivement Divisions);(2) Metode Jigsaw;(3)

    Metode GI (Group Investigation);(4) Metode Struktural. Untuk

  • 15

    menyelesaikan rumusan masalah, akan digunakan Model Pembelajaran

    Kooperatif dengan metode STAD, dengan harapan aspek kemampuan

    berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa meningkat.

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan :

    1. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode

    STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara.

    2. Mendiskripsikan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dialami dalam

    pembelajaran tentang berbicara.

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas

    pendidikan dan pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran yang

    bermakna serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa.

    Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

    1. Siswa

    Meningkatkan minat belajar siswa dan memudahkannya dalam

    mempelajari bahasa Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkat pula

    prestasi belajarnya khususnya dalam hal berbicara.

    2. Guru

    Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model

    Pembelajaran Kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

    3. SD Negeri Muncanglarang 01

    Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kooperatif agar

    prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada

    pelajaran yang lain.

  • 16

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka

    Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini jelas,

    maka kita perlu mengkaji pendapat pendapat para ahli mengenai masalah

    yang kita teliti. Dengan pendapat pendapat tersebut kita mempunyai

    pedoman untuk mengkaji pendapat para ahli.

    1. Pengertian Keterampilan Berbicara

    Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cepat dan

    tepat dalam menghadapi permasalahan. Berbicara adalah kemampuan

    mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

    mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan

    perasaan (Tarigan, 1993 : 15). Pendapat yang sama disampaikan oleh

    Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa bericara adalah

    keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang

    lain. Dua macam pendapat di atas pada dasarnya sama saja, yakni

    berbicara merupakan keterampilan atau kemampuan untuk menyampaikan

    pesan berupa pikiran, gagasan dan perasaan melalui bahasa lisan kepada

    orang lain. (http://ngomong.blogspot.com/)

    Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya menurut Drs. Puji

    Santosa, M.Hum, dkk (2003 : 6.28 6.29) (1) Berbicara antar pribadi

    Berbicara antar pribadi terjadi jika orang membicarakan sesuatu. Suasana

    pembicaraannya dapat bersifat serius atau santai bergantung kepada

    masalah yang diperbincangkan. (2) Berbicara dalam kelompok kecil.

    Pembicaraan seperti ini terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil

    pendengar (3 5 orang). Dalam kegiatan pembelajaran, kelompok kecil

    merupakan sarana untuk melatih siswa mengungkapkan pendapatnya

    secara lisan, terutama untuk melatih siswa yang jarang berbicara. Suasana

    dalam kelompok kecil lebih memungkinkan siswa berani berbicara.

    (3) Berbicara dalam kelompok besar. Jenis berbicara seperti ini terjadi

    bila pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah besar. Jika jenis

  • 17

    berbicara seperti ini terjadi di ruang kelas, pendengar berkesempatan

    untuk bertanya atau berkomentar tentang isi pembicaraan yang

    disampaikan pembicara.

    Menurut Tri Priyono (2001 : 17). Ada beberapa hal sebagai berikut

    penyebab munculnya kecemasan berbicara : (1) Tidak tahu apa yang

    harus dilakukan, tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan, ia

    menghadapi sejumlah ketidakpastian. (2) Menghadapi penilaian.

    Khawatir ditertawakan, takut dikatakan tolol atau kurang wawasan dan

    sebagainya. (3) Berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap.

    Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi

    pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan (KBBI, 2005:165)

    Menurut Tarigan (tanpa tahun:15), menjelaskan bahwa berbicara

    adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata

    untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

    gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang

    dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan

    sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan

    gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.

    Menurut Djago Tarigan dkk (1998:34), menjelaskan bahwa berbicara

    adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.

    Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam kehidupan

    sehari-hari kita kita lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi.

    Karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Jadi

    berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.

    (http://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205c

    bc57.dir/doc.pdf)

    Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, di

    antaranya adalah Tarigan (1986:3-4) yang mengumukakan bahwa

    berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi

    artikulasi

  • 18

    Menurut Burhan Nurgiyanto (2001: 252) dalam kegiatan berbicara

    diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi baik untuk keperluan

    menyampaikan maupun menerima gagasan.

    Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan

    alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk

    mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.

    Selanjutnya Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa

    keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat

    karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan

    perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.

    Menurut Nuraeni (2002), Berbicara adalah proses penyampaian

    informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi

    perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat

    dari informasi yang diterimanya.

    (http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/).

    Selanjutnya Dr. Tri Budhi Sastrio, M.Si, Kemampuan dan

    keterampilan berbicara mungkin merupakan keterampilan dasar berbahasa

    yang paling tidak mudah dimanipulasi jika konsep unjuk kerja yang

    dijadikan tolok ukur. Seseorang tidak mungkin memoles kemampuan

    berbicaranya, khususnya bahasa asing, dalam semalam saja seandainya

    besok ia harus mengikuti tes berbicara. Kemampuan berbicara seseorang

    diperoleh dalam jangka waktu lama dan dengan usaha yang tidak kenal

    lelah. (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008).

    Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud

    (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

    bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.

    (Depdikbud, 19843/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak

    dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya,

    mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

    artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

    menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

    http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008

  • 19

    Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk

    sosial (homo homine socius) agar mereka dapat berkomunikasi dengan

    sesamanya Stewart dan Kenner Zimmer (Depdikbud, 1984/85:8)

    memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai

    suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam setiap individu,

    baik aktivitas individu maupun kelompok. Kemampuan berbicara yang

    baik sangat dibutuhkan dalam berbagai jabatan pemerintahan, swasta, juga

    pendidikan. Seorang pemimpin, misalnya, perlu menguasai keterampilan

    berbicara agar dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi

    terhadap program pembangunan. Seorang pedagang perlu menguasai

    keterampilan berbicara agar dapat meyakinkan dan membujuk calon

    pembeli. Demikian halnya pendidik, mereka dituntut menguasai

    keterampilan berbicara agar dapat menyampaikan informasi dengan baik

    kepada anak didiknya. (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008).

    Keterampilan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan

    melalui bahasa lisan ( Sabarti Akhadiah:1991, 154 ). Sedangkan menurut

    Ross dan Roe ( 1990 ) seperti yang dikutip Ahmad Rofi'uddin ( 2001 ),

    kegiatan untuk melatih keterampilan berbicara itu antara lain menyajikan

    informasi, berpartisipasi dalam diskusi, dan berbicara untuk menghibur

    atau menyajikan pertunjukkan.

    (http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses)

    Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan

    pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok

    secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris

    dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat

    komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan

    pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin

    dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa

    Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam

    Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah

    kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui

    kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang

    http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses

  • 20

    bervariasi dari masyarakat yang berbeda.

    Tujuan pengajaran berbicara adalah untuk mengembangkan

    kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi secara berhasil dalam bahasa

    tersebut. Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan

    atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yang mengandung

    maksud dan tujuan.

    Ketrampilan berbicara dalam penelitian ini tentang peningkatan

    kemampuan siswa dalam menanggapi suatu peristiwa pada mata pelajaran

    Bahasa Indonesia khususnya aspek berbicara.

    Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

    berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan

    perasaan kepada orang lain (seseorang) atau kelompok secara lisan baik

    secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Dalam proses pembelajaran

    keterampilan berbicara memegang peran dominan untuk mencapai tujuan

    pembelajaran yang maksimal. Berbicara dan menyimak merupakan dua

    kegiatan berbahasa yang saling berhubungan, Kegiatan berbicara

    senantiasa diikuti kegiatan menyimak, Kedua kegiatan tersebut tidak

    terpisahkan dan fungsional bagi komunikasi, baik komunikasi antar

    individu maupun komunikasi sosial. Keefektifan berbicara tidak hanya

    ditentukan oleh pembicara tetapi juga oleh penyimak. Kemampuan

    berbicara perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat apapun profesinya.

    Namun kemampuan ini terutama harus dimiliki oleh pelajar, guru,

    dramawan, pemimpin, penyuluh, juru penerang dan lain-lain yang

    profesinya berhubungan erat dengan kegiatan berbicara.

    2. Pengertian Cooperative Learning

    Menurut Johnson dan Johnson dalam Isjoni (2009 : 17),

    menyebutkan Cooperative Learning adalah mengelompokkan siswa di

    dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerjasama

    dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu

    sama lain dalam kelompok tersebut.

    Dari hasil penelitian Johnson dan Johnson dalam bukunya Nur, dkk,

    (2003, 63) menunjukkan adanya berbagai keunggulan Cooperative

  • 21

    Learning, yaitu : a. memudahkan siswa dalam melakukan penyesuaian

    soal, b. mengembangkan siswa melakuakan penyesuaian soal, c.

    memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,

    informasi, perilaku sosial dan pandangan, d. meningkatkan rasa saling

    percaya kepada sesama manusia, e. meningkatkan kesediaan

    menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, f. meningkatkan

    motivasi belajar intrinsik, g. meningkatkan sikap positif terhadap belajar

    dan pengalaman belajar, h. meningkatkan hubungan posotif antara siswa

    dengan gurdan personil sekolah, i. meningkatkan pandangan siswa

    terhadap guru yang bukan hanya pengajar tapi juga pendidik.

    Menurut Anita Lie dalam Isjoni (2009 : 16) menyebut cooperative

    learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem

    pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk

    bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur.

    Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

    pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk

    mencapai tujuan bersama (Eggen and Kauchak, 1996 : 279, dalam Trianto,

    2009:42).

    Model Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam membantu

    siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk

    menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu

    teman ( Isjoni, 2009, 13 ).

    Adapun ciri-ciri Cooperative Learning ( Isjoni : 2009 : 20 ) adalah :

    (a) Setiap anggota memiliki peran; (b) Hubungan interaksi langsung di

    antara siswa; (c) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas

    belajarnya dan juga teman kelompoknya; (d) Guru membantu

    mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok;

    (e)Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

    3. Cooperative Learning dengan metode STAD

    Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : a.

    Metode STAD, b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode Struktural.

  • 22

    Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan

    kekurangannya sendiri. Untuk penelitian ini akan digunakan model

    pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD. Karena

    metode STAD mempunyai ciri sederhana, mudah dilaksanakan, dan sesuai

    untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar.

    Metode STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin, dan

    merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning yang

    menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk

    saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

    pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni,

    2009, 51).

    Metode STAD (Trianto, 2007: 54) menggunakan kelompok-

    kelompok kecil yang beranggotaan 4 5 orang dengan komposisi

    heterogen. Adapun tahap-tahap dalam Metode STAD yaitu :

    1. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar.

    2. Penyampaian materi atau informasi.

    3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

    4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

    5. Evaluasi.

    6. Memberikan penghargaan pada kelompok.

    Dari pendapat pendapat tentang ketrampilan berbicara, dapat

    disimpulkan bahwa kemampuan untuk mengungkapkan pendapat, pikiran

    dan perasaan dengan lisan / berbicara kepada orang lain baik secara

    langsung dengan bertatap muka ataupun secara berjauhan.

    Dari pendapat-pendapat tentang cooperative learning, dapat

    disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang dapat diperoleh, antara lain :

    1. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok

    2. Meningkatkan hasil belajar akademik.

    3. Penerimaan terhadap perbedaan individu.

    4. Pengembangan keterampilan sosial.

    Jadi dapat disimpulkan metode STAD adalah metode yang

    menggunakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotaan 4 5 orang

  • 23

    dengan komposisi heterogen, yang menekankan pada adanya aktifitas dan

    interaksi diantara siswa dan mempunyai ciri sederhana, mudah

    dilaksanakan, dan sesuai untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar.

    B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

    1. Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Media

    Audio Visual pada Siswa Kelas I SD Negeri 3 Donohudan

    Ngemplak Boyolali Tahun 2009/2010.

    Skripsi. Surakarta : FKIP UNS, Oktober 2009. Hetty Susilowati

    NIM X7108506.

    Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif kearah

    kesuksesan peningkatan perkembangan kemampuan bercerita

    siswa kelas I SD Negeri 3 Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun

    Ajaran 2009/2010.

    2. Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    Melalui Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas IV

    SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya

    \\192.168.10.4\My Documents\meningkatkan-prestasi-belajar-

    mata-pelajaran-bahasa-indonesia.htm (diakses lewat internet :

    9/1/2010)

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

    prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui

    efektivitas pembelajaran kooperatif pada siswa kelas IV SDN

    Pakal I No.119 Pakal Surabaya. Pada akhir pelaksanaan PTK ini

    hasil prestasi siswa kelas IV SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya

    meningkat sesuai yang diharapkan.

    file://192.168.10.4/My%20Documents/meningkatkan-prestasi-belajar-mata-pelajaran-bahasa-indonesia.htmfile://192.168.10.4/My%20Documents/meningkatkan-prestasi-belajar-mata-pelajaran-bahasa-indonesia.htm

  • 24

    C. Kerangka Pikir

    Kerangka pikir yang digunakan penulis sebagai berikut :

    Bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan

    pendapat atau pikiran dan perasaan kepada orang lain (seseorang) atau

    kelompok secara lisan baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.

    Dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara memegang peran

    dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

    Pelaksanaan PTK dilaksanakan berdasarkan masalah yang ditemukan (

    Input ) pada pembelajaran untuk materi pokok globalisasi. Berdasarkan

    analisis situasi maka dirancang prosedur pelaksanaan PTK yang dilaksanakan

    berbentuk siklus. Pelaksanaan PTK ini menggunakan model siklus yang

    direncanakan selama dua siklus.

    Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi globalisasi akan

    menerapkan model Cooperative Learning metode STAD.

    Evaluasi/penilaian proses dan penilaian hasil pada siklus I digunakan

    sebagai umpan balik ( feed back ) untuk kegiatan pembelajaran pada siklus I.

    Kemudian diadakan refleksi untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan (

    Output ) model Cooperative Learning metode STAD dalam memecahkan

    masalah seperti pada rumusan masalah di atas.

    Hasil refleksi pada siklus I menjadi dasar perbaikan ( Input ) untuk

    membuat rancangan PTK pada siklus II. Pembelaaran pada siklus II

    dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pada siklus II (

    Output ).

    Berdasarkan hasil evaluasi diadakan refleksi untuk siklus II untuk

    mengetahui efektifitas model Cooperative Learning metode STAD dalam

    memecahkan masalah pembelajaran.

    Untuk lebih jelasnya di bawah ini dibuat bagan kerangka pikir :

  • 25

    Gambar 1. Bagan kerangka pikir PTK

    Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran yang

    ditawarkan dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengutarakan

    pendapatnya dengan berbicara. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih

    bermakna sehingga dimungkinkan prestasi belajar siswa dalam mata

    pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat.

    D. Hipotesis Tindakan

    Jika Model Pembelajaran Kooperatif diterapkan pada pembelajaran bahasa

    Indonesia maka diharapkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri

    Muncanglarang 01 menjadi meningkat.

    PERBAIKAN SIKLUS II

    FEED BACK OUT PUT EVALUASI

    PROSES :

    PEMBELAJARAN BAHASA

    INDONESIA DENGAN

    MODEL COOPERATIVE

    LEARNING METODE STAD

    INPUT SIKLUS I

  • 26

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Berbicara

    Menggunakan Pembelajaran Kooperatif (Pada Siswa Kelas V SD

    Muncanglarang 01 Tahun Pelajaran 2009/2010)

    Dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Muncanglarang 01 Kecamatan

    Bumijawa Kabupaten Tegal. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan

    untuk kelas V. pemilihan tempat didasarkan pada:

    a. Merupakan tempat peneliti mengajar sehingga mempermudah peneliti

    dalam melakukan penelitian

    b. Tidak menganggu tugas mengajar peneliti

    c. Tidak menganggu proses belajar mengajar di sekolah.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2009 / 2010.

    Dalam kurun tersebut untuk mengurus izin penelitian, menyusun

    instrument, pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data

    dan menulis laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

    NO JENIS KEGIATAN BULAN

    JAN PEB MAR APR MEI JUNI

    1 Observasi dan identifikasi masalah X

    2 Penyusunan rancangan tindakan X X

    3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X X

    4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X

    5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X X

    6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X

    7 Penyusunan laporan PTK X X

    Tabel 1. Jadwal Kegiatan PTK

  • 27

    B. Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri

    Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Jumlah siswa 41

    anak yang terdiri dari laki-laki 15 anak, perempuan 26 anak. Semua siswa

    tidak ada yang dikategorikan sebagai ABK (anak berkebutuhan khusus), Lebih

    dari 97 % siswa dari keluarga petani, yang rata-rata berpendidikan hanya lulus

    SD.

    C. Prosedur Penelitian

    PTK akan dilaksanakan dalam bentuk siklus dan direncanakan

    berlangsung selama dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut :

    1. Perencanaan

    2. Pelaksanaan tindakan

    3. Observasi

    4. Analisis dan Refleksi

    Pelaksanaan PTK model siklus dapat digambarkan dalam bagan berikut :

    Gambar 2. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ( Panduan Tugas Akhir

    e-Tugas Akhir, 2008: 11 )

  • 28

    Keterangan :

    Plan : perencanaan

    Act : pelaksanaan

    Observe : observasi

    Reflect : refleksi

    Reflected Plan : perencanaan hasil refleksi

    Adapun rencana tindakan yang disepakati adalah sebagai berikut :

    A. SIKLUS I ( 2 x pertemuan ) ;

    1. Tahap Perencanaan

    - Merancang skenario pembelajaran atau menyusun RPP (lampiran)

    - Menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi.

    2. Tahap Pelaksanaan

    Melaksanakan pembelajaran pada siklus I sesuai RPP yang disusun.

    3. Tahap Observasi

    Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan

    kekurangan dari pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaran selanjutnya.

    4. Tahap Analisis dan Refleksi

    Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil

    pelaksanaan pada siklus I untuk memperoleh kesimpulan guna

    perbaikan pada siklus I.

    B. SIKLUS II ( 2 x pertemuan ) ;

    1. Tahap Perencanaan

    - Merancang skenario pembelajaran atau menyusun RPP (lampiran)

    - Menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi

    2. Tahap Pelaksanaan

    Melaksanakan pembelajaran pada siklus II sesuai RPP yang disusun.

    3. Tahap Observasi

    Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan

    kekurangan dari pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaran.

  • 29

    4. Tahap Analisis dan Refleksi

    Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil

    pelaksanaan pada siklus II untuk memperoleh kesimpulan guna

    perbaikan pada siklus II.

    D. Indikator Keberhasilan

    Untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil penelitian pada setiap

    siklus diperlukan suatu indikator dapat menjadi tolok ukur keberhasilan

    pembelajaran. Indikator keberhasilan tersebut digunakan untuk mengukur

    tingkat ketercapaian proses belajar dan hasil belajar pada setiap siklus. Uraian

    selengkapnya seperti berikut ini :

    1. Indikator Keberhasilan Proses.

    - 75 % siswa mampu memahami materi menanggapi suatu peristiwa

    - 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.

    2. Indikator Keberhasilan Hasil

    - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

    ( KKM 65 )

  • 30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Lokasi

    SD Negeri Muncanglarang 01 merupakan salah satu sekolah

    dasar yang ada di Kecamatan Bumijawa yang terletak di jalan Dukuh

    Pereng, Muncanglarang, Bumijawa Kabupaten Tegal. Pada tahun

    pelajaran 2009/2010 SD Negeri Muncanglarang 01 memiliki 272 siswa

    yang terdiri dari: kelas I 58 siswa; kelas II 43 siswa; kelas III 51 siswa,

    kelas IV 44 siswa; kelas V 41 siswa; dan kelas VI 35 siswa. Ruang

    kelas yang dimiliki ada 6 ruang, kantor guru dan kepala sekolah 1

    ruang, UKS 1 ruang, dan rumah dinas guru 1 lokal. Kegiatan proses

    pembelajaran berlangsung sejak pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul

    12.45 WIB, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan guru untuk

    menyelesaikan administrasi kelas hingga pukul 13.30 WIB. Untuk

    kegiatan pengembangan diri, sekolah mengadakan kegiatan

    ekstrakurikuler seperti pramuka, tari, dan seni musik. Kegiatan tari dan

    seni musik, sekolah mendatangkan tenaga khusus dari luar. Sedangkan

    untuk kegiatan kepramukaan dibina oleh tenaga honorer. Selain

    kegiatan tersebut, sekolah juga mengadakan kegiatan rutin seperti

    senam pagi yang diikuti oleh siswa beserta guru dan kegiatan

    kebersihan yang dilaksanakan setiap hari jumat. Khusus untuk kegiatan

    kebersihan dilaksanakan setiap minggu keempat setiap bulan.

    SD Negeri Muncanglarang 01 memiliki 12 tenaga pendidik dan

    kependidikan yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 1

    guru agama Islam, 1 guru penjasorkes, dan 3 tenaga honorer yaitu guru

    kelas, guru bahasa Inggris, dan penjaga sekolah.

  • 31

    Adapun Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 adalah

    sebagai berikut :

    Gambar 3. Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01

    2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    2.1 Siklus I

    a. Perencanaan

    Adapun pelaksanaan siklus I dilaksanakan waktu 70 menit. Tindakan

    yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran

    mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia. Perencanaan RPP

    mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

    tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi

    Kepala Sekolah

    Kusprihatin

    Guru Kelas III

    Matlaatu Minan

    Guru Kelas I

    Muji Rahayu

    Guru Kelas V

    Sri Sutamtomo

    Guru PAI

    Sukarno

    Guru Kelas II

    Ismawati

    Guru Kelas VI

    Sri Waeni

    Guru Kelas IV

    Sri Budiarti

    Guru B.Inggris

    Dian Lestari

    Tenaga Fungsional

    Tri Astuti

    Komite

    Moh. Sulton

    Guru Penjasorkes

    Untung Sudiyono

    Penjaga

    Mufrodi

    Tata Usaha

    Hastomi

  • 32

    pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber

    pembelajaran dan penilaian.

    2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

    Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

    adalah :

    a) Ruang Belajar

    Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V sebagai

    tempat belajar.

    b) Buku Pelajaran

    1. Berbahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5, Balai Pustaka,

    halaman 55, 63-64

    2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS

    Logika Viava Parakindo, hal: 20.

    3. Bahasa Indonesia SD Kelas 5 BSE, Sumber Bahagia, halaman

    57, 96-97

    c) Alat Peraga

    Gambar-gambar peristiwa tertentu

    3. Menyiapkan Lembar Kerja

    Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi

    diskusi.

    4. Menyiapkan Lembar Evaluasi

    Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

    5. Menyiapkan lembar penilaian/observasi untuk kepala sekolah dan guru

    teman sejawat ( supervisor )

    b. Pelaksanaan

    Adapun penerapan langkah-langkah model pembelajaran

    kooperatif metode STAD di atas dapat dijabarkan dalam kegiatan

    pembelajaran sebagai berikut :

    A. Kegiatan Awal

    1. Mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran

    dengan mengatur tempat duduk dan berdoa.

  • 33

    2. Mengadakan apersepsi.

    3. Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

    pembelajaran.

    4. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.

    5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang

    akan dicapai.

    6. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan arti penting materi

    menanggapi suatu peristiwa dalam kehidupan sehari -hari.

    B. Kegiatan Inti

    1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.

    2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.

    3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri

    dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.

    4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

    5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi

    masing-masing kelompok,yaitu :

    a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu persoalan faktual yang

    terjadi di sekolah.

    b. Kelompok 2 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di

    lingkungan tempat tinggal.

    c. Kelompok 3 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di

    masyarakat.

    Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan

    tugas kelompok 1 dan selanjutnya.

    6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-

    masing.

    7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami

    kesulitan.

    8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu

    anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

    kelas.

  • 34

    9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap

    hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

    10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi

    bersama-sama.

    11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya

    untuk dipelajari bersama.

    12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.

    C. Kegiatan Akhir

    Kegiatan di akhir pembelajaran adalah menyimpulkan materi

    pembelajaran. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi pelajaran,

    kemudian mengerjakan soal/ tes akhir pembelajaran. Tindak lanjut yaitu

    bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan,

    sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi

    pengayaan.

    c. Refleksi

    Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau

    kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar

    hasil penilaian/observasi bersama kepala sekolah dan guru teman sejawat.

    Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses

    pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk

    memperbaiki dan penyempurnaan dalama kegiatan pembelajaran

    selanjutnya.

    2.2 Siklus II

    a. Perencanaan

    1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

    Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.

    Indikator : Menjelaskan isi cerita anak. Dalam rangka implementasi

    tindakan perbaikan pembelajaran mengidentifikasi fungsi organ

    pencernaan manusia. Perencanaan RPP mencakup penentuan standar

    kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak

  • 35

    pengiring, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah

    pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian.

    2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

    Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

    adalah :

    a) Ruang Belajar

    Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V sebagai

    tempat belajar.

    b) Buku Pelajaran

    1. Berbahasa Indonesia. SD Kelas 5.Balai Pustaka,Jakarta, 2004

    hal:63-64.

    2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS

    Logika Viava Parakindo, hal: 43-44.

    3.Bahasa Indonesia. BSE.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

    Nasional Tahun 2008, hal : 71-72.

    c) Alat Peraga

    Gambar-gambar peristiwa tertentu

    3. Menyiapkan Lembar Kerja

    Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi

    diskusi.

    4. Menyiapkan Lembar Evaluasi

    Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

    5. Menyiapkan lembar penilaian/observasi untuk kepala sekolah dan guru

    teman sejawat ( supervisor )

    a. Pelaksanaan

    A. Kegiatan Awal

    1. Mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran

    dengan mengatur tempat duduk dan berdoa.

    2. Mengadakan apersepsi.

    3. Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

    pembelajaran.

    4. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.

  • 36

    5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang

    akan dicapai.

    B. Kegiatan Inti

    1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.

    2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.

    3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri

    dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.

    4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

    5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masing-

    masing kelompok,yaitu :

    a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang

    dibagikan oleh guru.

    b. Kelompok 2 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang

    dibagikan oleh guru.

    c. Kelompok 3 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang

    dibagikan oleh guru.

    d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan

    tugas yang sama diberikan oleh guru.

    6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-

    masing.

    7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

    8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu

    anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

    kelas.

    9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap

    hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

    10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersama-

    sama.

    11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya

    untuk dipelajari bersama.

    12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.

  • 37

    C. Kegiatan Akhir

    Kegiatan di akhir pembelajaran adalah menyimpulkan materi

    pembelajaran. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi

    pelajaran, kemudian mengerjakan soal/ tes akhir pembelajaran. Tindak

    lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi

    perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai

    KKM diberi pengayaan.

    d. Refleksi

    Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau

    kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

    dasar hasil penilaian/observasi bersama kepala sekolah dan guru teman

    sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam

    proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan

    untuk memperbaiki dan penyempurnaan dalama kegiatan pembelajaran

    selanjutnya.

    Deskripsi per siklus

    1. Siklus I

    Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat

    dilihat pada lampiran laporan ini ( Data nilai siswa pada siklus I mata

    pelajaran Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan

    faktual disertai yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan

    santun berbahasa , halaman : 41 ). Pada kegiatan siklus I ini anak yang

    memperoleh nilai rata-rata 65 ke atas sebanyak 13 anak, nilai rata-rata 65

    sebanyak 6 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata

    65 sebanyak 22 anak,dengan nilai rata-rata dari dua kali penilaian adalah

    69.9.

    Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

  • 38

    Tabel 2 :

    Pengelompokan nilai siswa pada siklus I

    Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung

    dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

    Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase

    A > 65 13 31,7 %

    B 65 6 14,6 %

    C < 65 22 53,7 %

    Jumlah 41 100 %

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai

    materi ada 13 anak, siswa yang cukup menguasai materi ada 6 anak, dan yang

    kurang menguasai materi ada 22 anak.

    Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti, kepala sekolah dan

    guru teman sejawat, diperoleh data sebagai berikut :

    a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah

    berhasil meningkatkan motivasi siswa.

    b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

    mengajar.

    c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan /

    tekanan.

    d. Siswa dalam mengikuti KBM dapat kerjasama dalam kelompok.

    e. Hasil evaluasi belajar belum memuaskan karena masih banyak yang

    belum tuntas.

    Kelemahan proses pembelajaran siklus I

    a. Masih banyak siswa yang bercanda sendiri.

    b. Waktu yang tersedia sudah habis tapi KBM belum selesai.

    c. Karena siswa sangat antusias sedangkan guru kurang menguasai siswa

    jadi terlihat agak gaduh.

    d. Penggunaan alat peraga kurang optimal.

  • 39

    e. Hadirnya observer juga mempengaruhi KBM, siswa agak terbagi

    konsentrasinya dengan proses pengambilan foto.

    Dari hasil penilaian/observasi dan refleksi maka peneliti harus melakukan

    langkah-langkah sebagai berikut :

    a. Guru perlu memberi perhatian khusus pada siswa yang masih senang

    bercanda sendiri.

    b. Waktu pertemuan ditambah.

    c. Guru memberi aturan cara bertanya , menjawab , dan harus tunjuk jari

    terlebih dahulu.

    d. Sebelum pelajaran guru memberitahu bahwa kelas akan diobservasi dan

    difoto diharap anak tidak terpengaruh.

    2. Siklus II

    Siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2010 dengan

    mengikut sertakan 41 siswa kelas V. Materi pokok yang diajarkan tidak sama

    dengan siklus I. Siklus II ini merupakan materi sendiri tetapi masih ada

    hubungannya dengan materi pada siklus I. Hal ini disebabkan dalam

    pelaksanaan kegiatan PTK diharapkan tidak mengganggu pembelajaran yang

    lain.

    Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat dilihat pada

    lampiran laporan ini ( Data nilai siswa pada siklus II mata pelajaran Bahasa

    Indonesia, Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.

    Indikator : Menjelaskan isi cerita anak, halaman : 48 ) . Pada kegiatan siklus II ini

    anak yang memperoleh nilai rata-rata 65 ke atas sebanyak 26 anak, nilai rata-rata

    65 sebanyak 9 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata 65

    sebanyak 6 anak,dengan nilai rata-rata dari dua penilaian adalah 72.3.

    Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

  • 40

    Tabel 3 :

    Pengelompokan nilai siswa pada siklus II

    Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.

    Indikator : Menjelaskan isi cerita anak

    Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase

    A > 65 26 63,4 %

    B 65 9 22,0 %

    C < 65 6 14,6 %

    Jumlah 41 100 %

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi

    ada 26 anak, siswa yang cukup menguasai materi ada 9 anak, dan yang kurang

    menguasai materi ada 6 anak.

    Hasil dari Refleksi antara peneliti, kepala sekolah, dan guru teman sejawat

    diperoleh data sebagai berikut :

    a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil

    meningkatkan prestasi siswa.

    b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif .

    c. Siswa belajar dengan menyenangkan.

    d. Pembelajaran menjadi lebih efektif.

    e. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 72,3 artinya siswa

    mampu memahami materi yang diajarkan dengan baik .

    Kelemahan dalam siklus II tidak ada yang menonjol, hanya harus tetap

    mengoptimalkan keaktifan siswanya dalam proses melaksanakan

    pembelajarannya.

    B. Pembahasan dari setiap siklus

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua

    siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus I ke

    siklus II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar.

  • 41

    1. Pembahasan Siklus I

    Dari penelitian pada siklus I (pertama),teryata hasil yang didapat kurang

    memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada table 1 dapat dilihat bahwa

    masih ada siswa yang belum menguasai materi. Walaupun nilai rata-rata kelas

    sudah 69,9 ini dirasa masih belum maksimal , karena masih ada perbedaan

    nilai yang mencolok antara siswa yang memiliki nilai diskripsi baik dan siswa

    yang memiliki nilai diskripsi kurang serta cukup.

    Untuk hasil penilaian/observasi implementasi RPP oleh kepala sekolah

    dan guru teman sejawat lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan

    ini.

    Adapun kekurangan yang jelas terlihat pada siswa masih ada yang

    bercanda sendiri dan penggunan waktu yang kurang efektif.

    Dari hasil pembelajaran siklus I kurang berhasil , maka perlu adanya

    langkah langkah perbaikan yang harus dilakukan . langkah perbaikan yang

    harus dilakukan :

    Guru harus dapat mengelompokkan siswa secara merata dalam tingkat

    kepandaiannya. Guru juga harus memperhatikan materi-materi yang sulit

    dipahami anak. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus tetap

    memberi bimbingan kepada siswa. Serta perlu adanya perbaikan terhadap

    pembelajaran siklus berikut.

    2. Pembahasan siklus II

    Pada siklus II, pembelajarannya sudah berhasil dengan memuaskan. Sudah

    86 % siswa mendapatkan nilai sama dengan dan diatas KKM.

    Semua aspek yang dijadikan dijadikan penilaian/observasi kepala sekolah

    dan guru teman sejawatpun hasilnya lebih baik. Ini tidak terlepas dari

    perbaikan yang dilakukan pada siklus I. Guru memberi penekanan khusus

    pada materi yang sulit dipahami. Pelaksanaan pembelajaran juga sudah

    berhasil, siswa sudah mampu berbicara dalam menanggapi suatu peristiwa

    tertentu dengan baik dan lancar.

    Guru juga mengemas cara kerja kelompok dengan cara membagi antara

    siswa yang dianggap kurang pandai dengan siswa yang pandai. Hal ini

  • 42

    membuat anak merasa dapat berpartisipasi yang sama,sehingga anak yang

    biasanya malas kerja kelompok dengan senang mengikuti.

    Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana pembelajaran

    yang disukai oleh siswa, maka pembelajaran tersebut membekas dibenak

    siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka (dapat dilihat dari hasil angka

    pada lampiran).

    3. Pembahasan antar siklus.

    Pada siklus 1 hasil belajar yang dicapai siswa belum memuaskan.

    Tindakan-tindakan yang dilakukan secara optimal. Tindakan-tindakan yang

    belum berhasil tersebut,antara lain:

    a. Pemanfaatan waktu belum efektif,karena siswa belum mempersiapkan diri

    dengan baik

    b. Penjelasan tentang materi yang masih kurang.

    c. Pengelolaan kerja kelompok, karena masih ada anak yang bertindak yang

    menghambat kegiatan belajar mengajar lebih jelasnya dapat kita lihat

    perbandingannya antara siklus I dan II sebagai berikut:

    Tabel 4 :

    Pengelompokan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan II

    Kelompok Nilai Jumlah siswa Prosentase

    Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

    A > 65 13 26 31,7 % 63,4 %

    B 65 6 9 14,6 % 22,0 %

    C < 65 22 6 53,7 % 14,6 %

    Jumlah 41 41 100 % 100 %

    Dari tabel di atas terlihat bahwa ada peningkatan kemampuan siswa

    terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menanggapi

    suatu peristiwa tertentu. Hal ini dapat kita lihat pada siklus I nilai rata rata

    siswa yang dibawah KKM 53,7 % atau 22 anak, 6 anak yang memperoleh

    nilai sama dengan KKM atau 14,6 % dan hanya 13 anak yang mendapat nilai

    rata-rata diatas KKM atau 31,7 %. Ini menunjukkan siswa masih kurang

  • 43

    memahami materi. Sedangkan pada siklus II nilai rata rata siswa yang

    dibawah KKM 14,6 % atau hanya 6 anak, 9 anak yang memperoleh nilai

    sama dengan KKM atau 22,0 % dan 26 anak yang mendapat nilai rata-rata

    diatas KKM atau 63,4 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbaikan

    pembelajaran yang telah dilakukan berhasil dengan baik.

  • 44

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari pembahasan suatu laporan pembelajaran akan di dapat suatu

    kesimpulan yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu

    hasil pembahasan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning dengan metode

    STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam

    berbicara untuk menanggapi suatu peristiwa tertentu. Sebelum diadakan

    tindakan dengan tingkat ketuntasan sebesar 20 %. Setelah diadakan

    tindakan mencapai tingkat ketuntasan klasikal 85,4 %. Hal ini dikarenakan

    pemahaman siswa pada konsep pecahan juga mengalami penigkatan.

    Penggunaan metode STAD dengan cara pembagian kelompok yang tepat

    antara siswa yang kurang pandai dan yang pandai seimbang, maka akan

    didapat hasil yang memuaskan.

    2. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam menerapkan model cooperative

    learning metode STAD antala lain :

    a. Dalam suatu proses pembelajaran masih mengalami kesulitan untuk

    dapat menerapkan komponen-komponen kontekstual secara lengkap

    b. siswa masih ada yang bercanda sendiri

    c. penggunan waktu masih kurang efektif

    d. buku sumber bacaan untuk sangat kurang

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di

    lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk

    memperoleh hasil yang memuaskan, di antaranya:

    1. Guru perlu mengadakan evaluasi dalam setiap kegiatan pembelajaran

    Bahasa Indonesia, guru akan mengetahui kekurangan - kekurangan untuk

    di perbaiki dan keberhasilan-keberhasilan yang di capai untuk di

    pertahankan.

  • 45

    2. Guru hendaknya memiliki kemampuan yang baik dalam mengelompokkan

    siswa dalam kegiatan pembelajarannya dengan harapan kegiatan

    pembelajaran yang akan dating akan lebih baik.

    3. Guru harus pandai menumbuhkan kemampuan siswa terhadap mata

    pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi berbicara.

    4. Guru harus dapat memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam proses

    pembelajaran.

    5. Guru hendaknya menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

    6. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung

    keberhasilan pembelajaran.

    7. Guru harus membiasakan berbahasa Indonesia dalam kegiatan

    pembelajarannya.

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra,

    Yogyakarta: BPFE.

    Ibrahim, M. et,all 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya. Universitas

    Negeri Surabaya Press.

    (http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses). Akses tanggal 23 Juini

    2010 jam 20.00 wib.

    (http://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205cbc5

    7.dir/doc.pdf). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib.

    (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008). Akses tanggal 23 Juini

    2010 jam 20.00 wib.

    (http://ngomongo.blogspot.com/). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib.

    (http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam

    20.00 wib

    Isjoni, 2009. Cooperatif Learning, Bandung Alfabeta.

    Lie, Anita 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.

    Purwanto, 2005. Model Pembelajaran Group Investigation.UNY.

    Slavin E. Robert.2008. Coperative Learning Teori Riset dan Praktik. Nusa

    Media Bandung.

    Tarigan, Henry Guntur. Tanpa Tahun. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

    Berbahasa. Bandung: Angkasa.

    Tarigan, Djago dkk. 1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:

    Depdikbud.

    Trianto,2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

    Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher

    Winarni,Retno, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Salatiga, Widya Sari Press

    http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakseshttp://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205cbc57.dir/doc.pdfhttp://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205cbc57.dir/doc.pdfhttp://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/

  • 47

    LAMPIRAN 1

    Personalia Peneliti

    CURRICULUM VITAE PENELITI

    1. Nama : SRI SUTAMTOMO

    2. NIM : X2707009

    3. Tempat dan Tanggal Lahir : Temanggung,30 Januari 1971

    4. Jenis Kelamin : Laki-laki

    5. Tempat Tugas : SD Negeri Muncanglarang 01

    6. Alamat kantor : Desa Muncanglarang

    Nomor Telepon/Fax : -

    Alamat Email : [email protected]

    7. Alamat Rumah : Bumijawa, RT 06 RW 02

    Nomor Telepon/Hp : 081542118391

    8. Riwayat Pendidikan : D2 PGSD UKSW Salatiga

    CURRICULUM VITAE SUPERVISOR

    1. Nama : SRI BUDIARTI, S.Pd.SD.

    2. NIP : 19640714 198608 2 005

    3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 14 Juli 1964

    4. Jenis Kelamin : Perempuan

    5. Tempat Tugas : SD Negeri Muncanglarang 01

    6. Alamat kantor : Desa Bumijawa

    7. Nomor Telepon/Fax : -

    8. Alamat Email : [email protected]

    9. Alamat Rumah : Desa BumijawaRT 07 RW 01

    10. Nomor Telepon/Hp : 081803912285

    11. Riwayat Pendidikan : S1 UT UPPBJJ SEMARANG

    12. Pengalaman Penelitian yang Relevan : PTK

  • 48

    LAMPIRAN 2

    A. Contoh Perangkat Pembelajaran

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    ( RPP SIKLUS I )

    Satuan Pendidikan : SD Negeri Muncanglarang 01

    Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

    Kelas / Semester : V / 2

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

    Hari / Tanggal : Rabu, 3 Maret 2010

    Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara

    lisan dalam diskusi dan bermain drama.

    Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai

    yang mendukung dengan memperhatikan

    pilihan kata dan santun berbahasa.

    Indikator : 6.1.1 Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan

    yang dikemukakan teman.

    6.1.2 Menanyakan tentang persoalan yang di

    kemukan teman sesuai topik.

    6.1.3 Memberikan pendapat dan saran dengan

    alasan yang logis terhadap persoalan

    faktual yang dikemukakan teman.

    I. Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat :

    1. Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang dikemukakan teman.

    2. Menanyakan tentang persoalan yang di kemukan teman sesuai topik.

    3. Memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang logis terhadap

    persoalan faktual yang dikemukakan teman.

    II. Dampak Pengiring

    Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat menanggapi

    persoalan faktual yang terjadi di lingkungan sekitar dengan lisan dan santun

    berbahasa.

  • 49

    III. Materi Pelajaran

    Persoalan faktual

    Mengomentari persoalan adalah memberi pernyataan disertai alasan yang

    logis sekaligus mengandung saran atau jalan keluarnya.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menaggapi sebuah persoalan

    adalah sebagai berikut :

    1. Kalimat yang disampaikan harus logis dan disertai alasan yang jelas.

    2. Dalam menyampaikan tanggapan, hendaknya menggunakan bahasa yang

    santun agar tidak menyinggung.

    3. Kalau tanggapan itu sifatnya negative, sampaikan dengan ramah dan

    bahasa yang halus serta berikan jalan keluarnya atau solusi yang baik.

    4. Gunakan kalimat yang efektif dan tidak berbelit-belit.

    IV. Model dan Metode Pembelajaran

    Model Pembelajaran :

    Model Cooperative Learning dengan metode STAD.

    Metode Pembelajaran :

    1. Ceramah

    2. Tanya jawab

    3. Pengamatan

    4. Diskusi

    5. Penugasan

    V. Langkah-langkah Pembelajaran

    Kegiatan Pra Pembelajaran ( 5 menit )

    C. Siswa dan guru berdoa bersama.

    D. Guru mengabsen siswa

    E. Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.

    A. Kegiatan Awal ( 5 menit )

    i. Apersepsi

    Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah

  • 50

    pada materi pelajaran antara lain :

    Apakah kalian pernah melihat peristiwa yang menyenangkan ?

    Pernah, pak ! ( semua siswa menjawab )

    Peristiwa apa yang terjadi itu ?

    Diajak ke pasar, pak !

    Keterangan : Guru melakukan tanya jawab sambil memperlihatkan

    gambar beberapa peristiwa yang terjadi.

    ii. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.

    iii. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan

    dicapai.

    B. Kegiatan Inti ( 40 menit )

    1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.

    2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.

    3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari

    4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.

    4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

    5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masing-

    masing kelompok,yaitu :

    a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu persoalan faktual yang

    terjadi di sekolah.

    b. Kelompok 2 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di

    lingkungan tempat tinggal.

    c. Kelompok 3 mendiskusikan persoalan factual yang terjadi di

    masyarakat.

    d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan

    tugas kelompok 1 dan selanjutnya.

    6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-

    masing.

    7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

    8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu

    anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

    9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil

  • 51

    diskusi kelompok yang sedang presentasi.

    10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersama-

    sama.

    11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk

    dipelajari bersama.

    12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.

    F. Kegiatan Akhir ( 20 menit )

    1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

    1. Guru memberi penghargaan secara individu maupun kelompok yang

    dianggap baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    2. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM

    diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah

    mencapai KKM diberi pengayaan.

    VI. Alat Peraga dan Sumber Pembelajaran

    A. Alat Peraga

    Gambar-gambar peristiwa tertentu

    B. Sumber Pembelajaran

    1.Berbahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5, Balai Pustaka, halaman 55, 63-

    64

    2.Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS Logika

    Viava Parakindo, hal: 20.

    3.Bahasa Indonesia SD Kelas 5 BSE, Sumber Bahagia, halaman 57, 96-97

    VII. Penilaian

    1. Prosedur Penilaian : Proses, Postes

    2. Jenis Penilaian : Tes lesan / berbicara

    3. Bentuk Penilaian : Subyektif

    4. Alat Penilaian :

    Soal Tes

    Berilakanlah tanggapan dan solusinya dari peristiwa yang

    dibicarakan dalam kelompokmu secara lisan !

  • 52

    Kreteria Penilaian

    No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

    1 Kesesuaian tema 25

    2 Penggunaan bahasa 25

    3 Keruntutan tanggapan 25

    4 Kesungguhan 25

    NILAI 100

    Muncanglarang, 3 Maret 2010

    Mengetahui,

    Kepala Sekolah, Guru Kelas V

    KUSPRIHATIN, S.Pd SRI SUTAMTOMO

    NIP.19580327 197701 2 002 NIM.X2707009

  • 53

    LAMPIRAN

    Lembar Pengamatan Untuk Kegiatan Diskusi

    No Nama Siswa

    Aspek yang diamati

    Jumlah Skor A B C D

    Skor Nilai

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    dst

    Keterangan :

    A = keaktifan ( skor maksimal 25 )

    B = tata karma ( skor maksimal 25 )

    C = keruntutan kalimat ( skor maksimal 25)

    D = lafal dan intonasi ( skor maksimal 25 ) +

    Jumlah skor maksimal = 100

  • 54

    LAMPIRAN 3

    Tabel 2.

    Data nilai siswa pada siklus I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung

    dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

    No NAMA EVALUASI JUM

    LAH

    RATA-

    RATA DISKRIPSI

    I II

    1 A 65 66 131 65.5 Cukup

    2 B 60 65 125 62.5 Kurang

    3 C 60 70 130 65 Cukup

    4 D 60 65 125 62.5 Kurang

    5 E 64 66 130 65 Cukup

    6 F 64 65 129 64.5 Kurang

    7 G 80 75 155 77.5 Baik

    8 H 60 66 126 63 Kurang

    9 I 60 66 126 63 Kurang

    10 J 55 75 130 65 Cukup

    11 K 60 65 125 62.5 Kurang

    12 L 85 85 170 85 Baik

    13 M 90 95 185 92.5 Baik

    14 N 92 90 182 91 Baik

    15 O 64 65 129 64.5 Kurang

    16 P 62 65 127 63.5 Kurang

    17 Q 55 60 115 57.5 Kurang

    18 R 55 60 115 57.5 Kurang

    19 S 90 90 180 90 Baik

    20 T 70 80 150 75 Baik

    21 U 55 60 115 57.5 Kurang

    22 V 60 65 125 62.5 Kurang

    23 W 60 65 125 62.5 Kurang

    24 X 62 65 127 63.5 Kurang

  • 55

    25 Y 85 90 175 87.5 Baik

    26 Z 60 65 125 62.5 Kurang

    27 AB 60 66 126 63 Kurang

    28 AC 80 85 165 82.5 Baik

    29 AD 60 65 125 62.5 Kurang

    30 AE 62 65 127 63.5 Kurang

    31 AF 85 90 175 87.5 Baik

    32 AG 60 65 125 62.5 Kurang

    33 AH 70 80 150 75 Baik

    34 AI 60 70 130 65 Cukup

    35 AJ 60 70 130 65 Cukup

    36 AK 80 85 165 82.5 Baik

    37 AL 64 65 129 64.5 Kurang

    38 AM 64 65 129 64.5 Kurang

    39 AN 60 65 125 62.5 Kurang

    40 AO 92 70 162 81 Baik

    41 AP 92 95 187 93.5 Baik

    JUMLAH 2782 2945

    RATA-RATA 67.9 71.8

  • 56

    LAMPIRAN 4

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    ( RPP SIKLUS II )

    Satuan Pendidikan : SD Negeri Muncanglarang 01

    Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

    Kelas / Semester : V / 2

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

    Hari / Tanggal : Rabu, 6 April 2010

    Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca sekilas,

    membaca memindai, dan membaca cerita

    anak.

    Kompetensi Dasar : 7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat

    Indikator : 7.3.2 Menjelaskan isi cerita anak

    I. Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat :

    1. Menjelaskan isi cerita anak yang dibaca dengan lisan

    II. Dampak Pengiring

    Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat bercerita dari

    bacaan-bacaan yang dibaca kepada teman atau orang lain.

    III. Materi Pelajaran

    Bacaan cerita anak

    IV. Model dan Metode Pembelajaran

    Model Pembelajaran :

    Model Cooperative Learning dengan metode STAD.

    Metode Pembelajaran :

    1.Ceramah

    2.Tanya jawab

    3.Pengamatan

    4.Diskusi

    5.Penugasan

  • 57

    V. Langkah-langkah Pembelajaran

    Kegiatan Pra Pembelajaran ( 5 menit )

    1. Siswa dan guru berdoa bersama.

    2. Guru mengabsen siswa

    3. Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.

    A. Kegiatan Awal ( 5 menit )

    1. Apersepsi

    Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah

    pada materi pelajaran antara lain :

    Apakah kalian pernah mendengarkan suatu cerita anak ?

    Pernah, pak ! ( semua siswa menjawab )

    Cerita tentang tentang apa ?

    Terbang Bersama Harry Potter, pak !

    2. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.

    3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan

    dicapai.

    B. Kegiatan Inti ( 40 menit )

    1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.

    2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.

    3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4

    sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.

    4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

    5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masing-

    masing kelompok,yaitu :

    a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang

    dibagikan oleh guru

    b. Kelompok 2 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang

    dibagikan oleh guru

    c. Kelompok 3 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang

    dibagikan oleh guru

  • 58

    d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan

    tugas yang sama diberikan oleh guru

    6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-

    masing.

    7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

    8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu

    anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

    9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil

    diskusi kelompok yang sedang presentasi.

    10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersama-

    sama.

    11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk

    dipelajari bersama.

    12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.

    G. Kegiatan Akhir ( 20 menit )

    1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

    2. Guru memberi penghargaan secara individu maupun kelompok yang

    dianggap baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    3. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM

    diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah

    mencapai KKM diberi pengayaan.

    VI. Alat Peraga dan Sumber Pembelajaran

    A. Alat Peraga

    Buku-buku cerita anak.

    B. Sumber Pembelajaran

    1. Berbahasa Indonesia. SD Kelas 5.Balai Pustaka,Jakarta, 2004

    hal:63-64.

    2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS

    Logika Viava Parakindo, hal: 43-44.

    3. Bahasa Indonesia. BSE.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

    Nasional Tahun 2008, hal : 71-72.

  • 59

    VII. Penilaian

    a. Prosedur Penilaian : Proses, Postes

    b. Jenis Penilaian : Tes lesan / berbicara

    c. Bentuk Penilaian : Subyektif

    d. Alat Penilaian :

    Soal Tes

    Ceritakan apa yang telah kamu baca dari buku yang sudah

    dibagikan tadi secara individu !

    Kreteria Penilaian

    No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

    1 Kesesuaian tema 25

    2 Penggunaan bahasa 25

    3 Keruntutan cerita 25

    4 Kesungguhan 25

    NILAI 100

    Muncanglarang, 6 April 2010

    Mengetahui,

    Kepala Sekolah, Guru Kelas V

    KUSPRIHATIN, S.Pd SRI SUTAMTOMO

    NIP.19580327 197701 2 002 NIM.X2707009

  • 60

    LAMPIRAN

    Lembar Pengamatan Untuk Kegiatan Diskusi

    No Nama Siswa

    Aspek yang diamati

    Jumlah Skor A B C D

    Skor Nilai

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    dst

    Keterangan :

    A = keaktifan ( skor maksimal 25 )

    B = tata karma ( skor maksimal 25 )

    C = kesungguhan ( skor maksimal 25)

    D = lafal dan intonasi ( skor maksimal 25 ) +

    Jumlah skor maksimal = 100

    B. Instrumen Penelitian

    1. Lembar observasi siswa

    2. Lembar kegiatan siswa

    3. Lembar penilaian kepala sekolah

    4. Lembar penilaian guru teman sejawat

    5. Lembar penilaian belajar siswa

    6. Lembar absensi siswa

    7. Lembar absensi mahasiswa/guru

  • 61

    LAMPIRAN 5

    Tabel 4.

    Data nilai siswa pada siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.

    Indikator : Menjelaskan isi cerita anak.

    No NAMA EVALUASI JUM

    LAH

    RATA-

    RATA DISKRIPSI

    I II

    1 A 65 70 135 67.5 Baik

    2 B 64 68 132 66 Baik

    3 C 65 68 133 66.5 Baik

    4 D 64 64 128 64 Kurang

    5 E 66 70 136 68 Baik

    6 F 64 66 130 65 Cukup

    7 G 70 72 142 71 Baik

    8 H 68 70 138 69 Baik

    9 I 70 75 145 72.5 Baik

    10 J 76 78 154 77 Baik

    11 K 64 64 128 64 Kurang

    12 L 90 90 180 90 Baik

    13 M 95 90 185 92.5 Baik

    14 N 95 95 190 95 Baik

    15 O 67 70 137 68.5 Baik

    16 P 66 70 136 68 Baik

    17 Q 65 65 130 65 Cukup

    18 R 65 65 130 65 Cukup

    19 S 95 95 190 95 Baik

    20 T 80 90 170 85 Baik

    21 U 64 64 128 64 Kurang

    22 V 67 70 136 68 Baik

    23 W 68 70 138 69 Baik

  • 62

    24 X 70 74 144 72 Baik

    25 Y 85 90 175 87.5 Baik

    26 Z 64 66 130 65 Cukup

    27 AB 65 64 129 64.5 Kurang

    28 AC 75 75 150 75 Baik

    29 AD 64 64 128 64 Kurang

    30 AE 64 66 130 65 Cukup

    31 AF 90 90 180 90 Baik

    32 AG 64 66 130 65 Cukup

    33 AH 70 75 145 72.5 Baik

    34 AI 64 66 130 65 Cukup

    35 AJ 65 66 131 65.5 Cukup

    36 AK 80 85 165 82.5 Baik

    37 AL 65 70 135 67.5 Baik

    38 AM 64 64 128 64 Kurang

    39 AN 66 64 130 65 Cukup

    40 AO 72 75 147 73.5 Baik

    41 AP 85 90 175 87.5 Baik

    JUMLAH 2925 3009

    RATA-RATA 71.3 73.3

  • 63

    LAMPIRAN 6

    LEMBAR OBSERVASI

    KEGIATAN BELAJAR SISWA

    A. Kapan siswa mulai berkonsentrasi untuk belajar ?

    ( Harus berdasar pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa )

    - Dari awal kegiatan sampai akhir proses pembelajaran.

    - Semua siswa diantaranya Erlin, Mubin, Siti,Khaerul, Murni, Ulpatul, Arif,

    Aji, Ismaul, .

    B. Kapan para siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar ?

    ( Harus berdasar pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa )

    - Setelah proses pembelajaran selesai

    - Semua siswa diantaranya Erlin, Mubin, Siti,Khaerul, Murni, Ulpatul, Arif,

    Aji, Ismaul, .

    C. Pelajaran berharga apa yang anda petik dari pengamatan tadi ?

    - Implementasi RPP yang disusun dengan model pembelajaran kooperatif

    metode STAD ternyata membuat siswa lebih aktif dalam proses

    pembelajaran, sehingga hasilnya lebih baik.

  • 64

    LAMPIRAN 7

    INSTRUMEN TANGGAPAN SISWA

  • 65

    LAMPIRAN 8

    GAMBAR PROSES PEMBELAJARAN

    GAMBAR 1.KBM YANG BIASA DILAKUKAN

    GAMBAR 2.KBM YANG BIASA DILAKUKAN

  • 66

    GAMBAR 3.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD

    GAMBAR 4.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD

  • 67

    GAMBAR 5.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD

    GAMBAR 6.PROSES EVALUASI

  • 68

    GAMBAR 7.PROSES EVALUASI

    GAMBAR 8.PROSES EVALUASI GAMBAR 8.PROSES EVALUASI

  • 69

    LAMPIRAN 9

    ABSENSI SISWA

  • 70

    LAMPIRAN 10

    PRESENSI MAHASISWA / PENELITI

  • 71

  • 72

    LAMPIRAN 11

    INSTRUMEN PENILAIAN

    RPP OLEH KEPALA SEKOLAH

  • 73

  • 74

  • 75

  • 76

    LAMPIRAN 12

    INSTRUMEN PENILAIAN

    OLEH GURU TEMAN SEJAWAT

  • 77

  • 78

  • 79

  • 80

  • 81

  • 82

    LAMPIRAN 13

    DAFTAR NILAI KONDISI AWAL PEMBELJARAN

  • 83

    LAMPIRAN 14

    DAFTAR NILAI PENELITIAN SIKLUS I

  • 84

    LAMPIRAN 15

    DAFTAR NILAI PENELITIAN SIKLUS II