pada keluarga kontemporer jepang yang ...repository.ub.ac.id/167/1/salsabiila putri...

80
HILANGNYA NILAI KETSUEN PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG TERCERMIN DALAM DRAMA TELEVISI FAMILY COMPLEX KARYA SUTRADARA MITSURU KUBOTA SKRIPSI Oleh: SALSABIILA PUTRI FAATIHA NIM 125110200111039 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

HILANGNYA NILAI KETSUEN

PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG

YANG TERCERMIN DALAM

DRAMA TELEVISI FAMILY COMPLEX

KARYA SUTRADARA MITSURU KUBOTA

SKRIPSI

Oleh:

SALSABIILA PUTRI FAATIHA

NIM 125110200111039

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017

Page 2: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

i

HILANGNYA NILAI KETSUEN PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG

YANG TERCERMIN DALAM DRAMA TELEVISI FAMILY COMPLEX KARYA SUTRADARA MITSURU KUBOTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Brawijaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

OLEH:

SALSABIILA PUTRI FAATIHA

NIM 125110200111039

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017

Page 3: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

ii

Page 4: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

iii

Page 5: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

iv

Page 6: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Santi Andayani, S.S, M.A, selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar selalu mendukung, dan penuh dedikasi menyediakan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Retno Dewi Ambarastuti, S.S, M.Si, yang sudah memberikan kritik, saran, dan pelajaran yang begitu berharga kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Aji Setyanto, M. Litt, selaku Ketua Prodi Studi Sastra Jepang, dan juga kepada Ibu Ismatul Khasanah, M.Ed, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pengajar, para Sensei dan Dosen yang selama ini begitu banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

Penulis juga ingin memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis yang tidak pernah berhenti mendoakan, senantiasa mendukung, dan selalu memberikan semangat kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada sahabat-sahabat selama kuliah Isna, Zahra, Dela, Didi, Choriq, teman-teman seangkatan Pejuang Skripsi 2K12 Bagus, Dhiba, Alan, Windy, Ridho, Listi, Hari, Ayu Marisa, Diah Ayu, Mbak Onya, Ruri, Ardi, Jihan, Yunita, teman-teman kuliah Risa, Ulfa, Masyithah, Indrani, Kiky, Rahmad juga kepada teman-teman penulis di Banjarmasin Ika, Timy, Nyimas, Syarifah, Lia, Rizka, Regina, Ria, Kiky Mega, Adit, Aulia, Zaki, juga kepada Mbak Aya, Mbak Caca, Mbak Eki, Mbak Novi untuk segala dukungan, doa, dan bantuannya.

Terima kasih banyak juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung atau tidak, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Malang, 21 Juni 2017

Penulis

Page 7: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

vi

ABSTRAK

Faatiha, Salsabiila Putri. 2017. Hilangnya Nilai Ketsuen Pada Keluarga Kontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota. Program Studi Sastra Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya.

Pembimbing: Santi Andayani, S.S, M.A Kata Kunci: Family Complex, Ketsuen, Sosiologi Sastra Sistem keluarga tradisional Ie ( ) adalah suatu sistem keluarga yang berlaku pada zaman Tokugawa (1603-1867). Namun, sejak dihapusnya Meiji Minpou setelah Perang Dunia II, sistem keluarga tradisional Ie semakin ditinggalkan dan sistem keluarga modern Kaku Kazoku ( ) semakin banyak ditemui dalam masyarakat Jepang. Dengan demikian, nilai keluarga yang sebelumnya bersifat family oriented berubah menjadi individualistic oriented. Perubahan sistem keluarga tradisional Ie menjadi keluarga Kaku Kazoku ini juga menyebabkan fenomena Muenshakai. Muenshakai secara harfiah berarti masyarakat tanpa hubungan. Muenshakai didefinisikan juga sebagai fenomena masyarakat kehilangan nilai Chien, atau ikatan terhadap kampung halaman, Ketsuen, atau ikatan terhadap keluarga, dan Shaen, atau ikatan terhadap rekan-rekan sekantor. Fenomena hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer di Jepang ini tercermin pada salah satu karya sastra, yaitu drama televisi Family Complex yang mengambil tema tentang persewaan keluarga. Dalam penelitian ini, digunakan teori sosiologi sastra menurut Ian Watt, yaitu sastra sebagai cerminan masyarakat. Selain itu, perubahan sistem keluarga Ie menjadi sistem Kaku Kazoku, disharmonisasi keluarga, Muenshakai, serta mise-en-scene juga digunakan sebagai teori pendukung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan penyebab hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer di Jepang adalah diakibatkan perceraian, sikap egosentrisme, perseteruan antaranggota keluarga, dan kurangnya atau putus komunikasi antaranggota keluarga. Kesimpulan dari penelitian ini hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer Jepang telah tercermin dalam drama Family Complex.

Page 8: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

vii

2017

1603-1867

Ian Watt

Mise-en-Scene

Page 9: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

viii

DAFTAR TRANSLITERASI ( ) a ( ) i ( ) u ( ) e ( ) o ( ) ka ( ) ki ( ) ku ( ) ke ( ) ko ( ) sa ( ) shi ( ) su ( ) se ( ) so ( ) ta ( ) chi ( ) tsu ( ) te ( ) to ( ) na ( ) ni ( ) nu ( ) ne ( ) no ( ) ha ( ) hi ( ) fu ( ) he ( ) ho ( ) ya ( ) yu ( ) yo ( ) ra ( ) ri ( ) ru ( ) re ( ) ro ( ) wa ( ) wo ( ) ga ( ) gi ( ) gu ( ) ge ( ) go ( ) za ( ) ji ( ) zu ( ) ze ( ) zo ( ) da ( ) ji ( ) dzu ( ) de ( ) do ( ) ba ( ) bi ( ) bu ( ) be ( ) bo ( ) pa ( ) pi ( ) pu ( ) pe ( ) po

( ) kya ( ) kyu ( ) kyo ( ) sha ( ) shu ( ) sho ( ) cha ( ) chu ( ) cho ( ) nya ( ) nyu ( ) nyo ( ) hya ( ) hyu ( ) hyo ( ) mya ( ) myu ( ) myo ( ) rya ( ) ryu ( ) ryo ( ) gya ( ) gyu ( ) gyo ( ) ja ( ) ju ( ) jo ( ) ja ( ) ju ( ) jo ( ) bya ( ) byu ( ) byo ( ) pya ( ) pyu ( ) pyo

( ) n ( ) menggandakan konsonan berikutnya. wa sebagai partikel dalam kalimat dibaca wa he sebagai partikel dalam kalimat dibaca e wo sebagai partikel dalam kalimat dibaca o u penanda bunyi panjang u. Contoh: (kyou) penanda bunyi panjang pada tulisan asing dengan huruf Katakana.

Contoh: (deeta)

Page 10: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................ v ABSTRAK INDONESIA ........................................................................ vi

........................................................................................................... vii DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah .. 6 1.3 Tujuan Penelitian 6 1.4 Manfaat Penelitian .. 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 7 1.6 Definisi Istilah Kunci .. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi Sastra ...................................................................... 8 2.2 Perubahan Sistem Keluarga Ie Menjadi Sistem Keluarga Kaku Kazoku ................................................................................ 10

2.2.1 Disharmonisasi Keluarga ............................................. 14 2.2.2 Muenshakai ................................................................... 18 2.2.3 Hilangnya Nilai Ketsuen Pada Keluarga Kontemporer Jepang ..................................................................................... 24 2.3 Mise-en-Scene ......................................................................... 27 2.4 Sinematografi ........................................................................ 29 2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ................................................................... 34 3.2 Sumber Data ........................................................................... 34 3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35 3.4 Analisis Data .......................................................................... 36

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis ................................................................................... 37 4.2 Hilangnya Nilai Ketsuen Pada Keluarga Kontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Family Complex ........................ 41 4.2.1 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Perceraian ................ 41 4.2.2 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Sikap Egosentrisme .. 48

Page 11: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

x

4.2.3 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Perang Dingin Antaranggota Keluarga ................................................ 50 4.2.4 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Kurang Atau Putus Komunikasi Antaranggota Keluarga .................. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................ 64 5.2 Saran ....................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 67 LAMPIRAN ............................................................................................ 75

Page 12: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

xi

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Tokoh-tokoh dalam Drama Televisi Family Complex .................... 40

Page 13: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

xii

DAFTAR GAMBAR 2.1 Perubahan Angka Pernikahan dan Perceraian ................................. 20 2.2 Perubahan Komposisi Rumah Tangga di Jepang ........................... 26 4.1 Beniko melayangkan protes masalah pekerjaan pada Shuji ........... 41 4.2 Kuroda meminta Shuji untuk berpura-pura menjadi suaminya ...... 44 4.3 Kaori menceritakan masa lalu Shuji pada Beniko .......................... 46 4.4 Shuji menanyakan kenangan saat bersama Ryunosuke kepada Chieko dan Akane ........................................................................... 48 4.5 Akan dan Chieko menjelaskan hubungan mereka dengan Ryunosuke ...................................................................................... 48 4.6 Shuji menyuruh Wataru untuk pulang ............................................ 50 4.7 Wataru menjelaskan kenapa dia tidak ingin pulang ....................... 50 4.8 Kaori menceritakan keadaan Wataru pada Beniko ......................... 51 4.9 Wataru yang sedang menulis di ruangan kantor ............................. 51 4.10 Wataru sedang duduk sendirian di ruangan kantor ......................... 51 4.11 Seragam Wataru yang kotor dan tidak rapi .................................... 51 4.12 Shuji menyampaikan pesan Shota kepada Ryunosuke ................... 53 4.13 Shuji menjelaskan keadaan Ryunosuke pada Beniko ...................... 56 4.14 Shuji menanyakan Shota pada istri Shota ....................................... 57 4.15 Shota menolak menemui Ryunosuke .............................................. 57 4.16 Shuji meminta Shota menceritakan semua masalahnya ................. 59 4.17 Ryunosuke meminta maaf pada Shota melalui film dokumenternya ........................................................................ 61 4.18 Shota dan lainnya menyaksikan film dokumenter Ryunosuke ........ 61

Page 14: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Curriculum Vitae ................................................................................. 75

2. Berita Acara Bimbingan Skripsi .......................................................... 76

Page 15: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, dan membutuhkan

orang lain untuk berinteraksi. Akan tetapi, dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya hidup, struktur keluarga, dan

sebagainya, manusia yang tadinya hidup dengan interaksi yang tinggi, sekarang

menjadi berkurang intensitasnya. Begitu juga dengan perubahan struktur keluarga

Jepang yang dari menganut sistem keluarga tradisional Jepang Ie ( ), kini

menjadi sistem keluarga Kaku-Kazoku ( ) atau yang disebut keluarga inti.

Pada awalnya masyarakat Jepang memiliki prinsip Yuuenshakai ( ),

dengan kata lain masyarakat mempunyai kesadaran tinggi terhadap fungsi

komunitas untuk saling tolong menolong dan menganggap hal tersebut sebagai

inti dari kehidupan manusia dalam lingkungan keluarga, komunitas, maupun

masyarakat. Sayangnya, ciri khas masyarakat seperti ini mulai melemah dan

berubah menjadi Muenshakai ( ) (Tachibanaki, 2011:1).

Muenshakai ( ) adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh tim

peliputan Working Poor televisi NHK (Nippon Hoso Kyokai) pada tahun 2009.

Muenshakai terdiri dari dua kata, yaitu kata muen ( ) dan shakai ( ). Kata

en ( ) dalam kata muen ( ) berarti hubungan, dan kata mu ( ) berarti

tidak ada atau tanpa; kata shakai ( ) berarti masyarakat. Jadi, secara harfiah

Muenshakai berarti masyarakat tanpa hubungan. Namun, bukan berarti tidak ada

Page 16: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

2

hubungan sama sekali, hanya saja hubungan tersebut sudah menipis atau

merenggang (Shimada, 2011:15).

Liputan dari NHK memperlihatkan keprihatinan tim peliput terhadap para

pekerja miskin yang tersisih dari komunitas sekitarnya. Para pekerja ini memilih

hidup sendiri terpisah dari komunitas asal maupun sekitarnya. Kecenderungan

menutup diri dari lingkungan sekitar serta tipisnya kepedulian antara sesama

warga di kota-kota besar membuat keberadaannya sulit dideteksi oleh lembaga

sosial. Akibatnya, banyak kejadian orang yang ditemukan telah meninggal dunia

setelah beberapa hari atau beberapa bulan. Orang-orang yang meninggal dunia itu

disebut sebagai Kodokushi ( ).

Selain itu, dalam liputan NHK tersebut, diketahui bahwa tidak sedikit dari

orang-orang yang memilih untuk tidak menikah dan berpuluh-puluh tahun hidup

sendirian sehingga akhirnya mengalami kematian dalam keadaan sebatang kara,

yang baru diketahui beberapa hari kemudian oleh tetangga. Bahkan, ada kalanya

tidak ada satu pun keluarga yang datang untuk mengklaim yang mati sebagai

anggota keluarga. Muenshakai juga didefinisikan sebagai fenomena masyarakat

kehilangan Chien ( ) atau ikatan terhadap kampung halaman, Ketsuen ( )

atau ikatan terhadap keluarga, dan Shaen ( ) atau ikatan terhadap rekan-rekan

sekantor (NHK, 2010).

Hilangnya Ketsuen ( ) atau ikatan terhadap keluarga ini, terdapat pada

salah satu drama televisi Jepang yang berjudul Family Complex. Drama televisi

Jepang merupakan pokok dari televisi Jepang yang menayangkan berbagai jenis

drama, seperti drama percintaan atau drama tentang kehidupan. Ciri khas dalam

Page 17: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

3

drama televisi Jepang ialah penggunaan latar belakang yang biasanya diambil dari

budaya dan fenomena sosial dalam masyarakat Jepang. Family Complex yang

ditayangkan di stasiun televisi NTV Jepang ini mengangkat masalah mengenai

persewaan keluarga dan memperlihatkan alasan mengapa seseorang memilih

untuk menyewa orang lain agar berpura-pura sebagai salah satu anggota keluarga.

Ternyata salah satu alasan yang ditunjukkan adalah hubungan buruk antaranggota

keluarga yang disebabkan karena perceraian orangtua.

Sewa keluarga dalam bahasa Jepang disebut dengan Rentaru Kazoku (

) dan dalam kotobank.jp diartikan sebagai berikut:

( )

Terjemahan: Rentaru Kazoku ( ): Saat upacara adat atau yang lain

sebagainya, seseorang mengirimkan orang asing sebagai keluarga kepada orang yang tidak mempunyai keluarga, dan hal ini dikomersialkan di Jepang. Alasan untuk menyewa keluarga ada bermacam-macam, seperti misalnya karena sedang terdesak oleh sesuatu maka dibutuhkan suami, istri, saudara

laki-laki, saudara perempuan, dan lain-lain , mereka tidak boleh menemui orangtua kandung , dan tidak memiliki orangtua . Dikarenakan kelemahan hubungan antar keluarga, seseorang yang terasing dan hidup sendiri mengalami peningkatan, dan perubahan dalam hubungan keluarga karena meningkatnya perceraian. Dalam setiap upacara, meskipun kenyataannya hubungan keluarga berubah, namun masyarakat menuntut bahwa keluarga juga harus hadir. Yang mana menjadi faktor bahwa pelayanan ini akhirnya dibutuhkan.

Family Complex bercerita tentang Shuji Yamamura yang menjalankan

Page 18: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

4

untuk berperan sebagai anggota keluarga klien untuk upacara pernikahan,

pemakaman, bahkan pertemuan dengan para guru.

Kobashi Beniko adalah seorang pegawai baru di Family Romance yang

masih dalam masa percobaan. Beniko yang masih belum mengetahui perusahaan

Family Romance bergerak di bidang apa, pada suatu hari dilibatkan langsung

dalam acara pernikahan dan Beniko diminta berperan sebagai tamu dari pengantin

wanita. Tugasnya adalah untuk berpura-pura sebagai teman kerja dari pengantin

wanita. Lambat laun, Beniko akhirnya memahami pekerjaan di perusahaan Family

Romance seperti apa dan mulai menyukai pekerjaannya, meski awalnya Beniko

masih merasa aneh dengan pekerjaan tersebut.

Suatu hari, seorang klien bernama Ryunosuke Tosaki, yang usianya diprediksi

tinggal enam bulan lagi dikarenakan kanker yang diderita, ingin menyewa dua

orang di perusahaan Family Romance untuk berperan sebagai istri dan anak

perempuannya. Ryunosuke Tosaki ingin membuat video kenang-kenangan semasa

hidup bersama keluarga sebelum meninggal. Shuji pun menerima permintaan

Ryunosuke. Apa yang dialami oleh Ryunosuke mengingatkan Shuji pada ayahnya

sendiri yang sekarang sedang sakit dan sudah bertahun-tahun tidak dikunjungi

olehnya sejak ayahnya memilih untuk menikah lagi.

Berdasarkan penjelasan sinopsis di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti

lebih lanjut drama televisi Family Complex yang di dalamnya terdapat gambaran

mengenai orang-orang yang memilih untuk menyewa orang asing sebagai anggota

keluarga untuk memenuhi suatu kondisi tertentu seperti upacara kematian maupun

acara pernikahan. Hal itu disebabkan oleh hilangnya ikatan antar anggota keluarga

Page 19: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

5

yang sekaligus berhubungan pada fenomena sosial yang sedang terjadi di

masyarakat Jepang, yaitu Muenshakai ( ).

Penelitian yang berkaitan dengan fenomena sosial ini akan diteliti dengan

menggunakan sosiologi sastra. Sosiologi sastra menjelaskan bahwa fungsi sastra

tidak hanya sebagai karya seni yang menggunakan bahasa sebagai alatnya. Salah

satu perspektif sosiologi sastra yaitu mengungkap sastra sebagai cerminan

masyarakat, dan digunakan untuk menggambarkan sejauh mana sastra dapat

menampilkan keadaan dan fakta sosial yang mewakili masyarakat.

Ian Watt (1964:300-313) mengemukakan terdapat tiga jenis pendekatan dalam

sosiologi sastra, salah satunya adalah sastra sebagai cerminan masyarakat.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Ian Watt tersebut, dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teori sosiologi sastra dimana sastra sebagai cermin dari

masyarakat, dikarenakan hubungan antara sastra dan masyarakat erat dan tidak

dapat dipisahkan. Karya sastra merupakan representasi aktivitas sosial manusia

yang seringkali tergambar dalam karya sastra berupa dialog atau perilaku. Teori

tersebut menjadi landasan bagi penulis dalam melakukan penelitian ini dengan

judul Hilangnya Nilai Ketsuen Pada Keluarga Kontemporer Jepang Yang

Tercermin Dalam Drama Televisi Family Complex Karya Sutradara Mitsuru

Kubota.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apa saja penyebab hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga

Page 20: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

6

kontemporer Jepang yang tercermin dalam drama televisi Family Complex karya

sutradara Mitsuru Kubota.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyebab hilangnya

nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer Jepang yang tercermin dalam drama

televisi Family Complex karya sutradara Mitsuru Kubota.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta lebih mengerti

dan memahami teori-teori yang berhubungan dengan fenomena Muenshakai

dalam masyarakat kontemporer Jepang.

2. Manfaat Praktis

Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang

ada, dapat menjadi bahan pembelajaran bagi studi-studi mengenai fenomena

sejenis yang dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Bagi

pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih pengetahuan

dan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna. Selain

itu, penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi masukan bagi kajian ilmiah

dan memperluas studi mengenai masyarakat Jepang.

Page 21: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi hanya pada pembahasan mengenai

perubahan sistem keluarga Ie menjadi Kaku Kazoku, disharmonisasi keluarga,

perceraian, fenomena Muenshakai, dan hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga

kontemporer di Jepang.

1.4 Definisi Istilah Kunci

a) Drama Televisi Family Complex : drama televisi spesial karya sutradara Mitsuru Kubota yang ditayangkan di stasiun televisi NHK Jepang pada tahun 2012, yang memiliki durasi 93 menit.

b) Kaku Kazoku ( ) : Istilah untuk keluarga nuklir; keluarga modern di

Jepang yang anggota keluarganya terdiri dari satu generasi dimana hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah.

c) Ketsuen ( ) : Hubungan antar manusia berdasarkan pertalian darah;

hubungan keluarga; sanak famili. d) Kontemporer : Pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini;

dewasa ini e) Muenshakai ( ) : Masyarakat yang secara individual terisolasi

dan memiliki kelemahan hubungan pribadi satu sama lain. f) Sistem Ie ( ) : Sistem keluarga tradisional yang hanya ada di Jepang,

yang berlaku pada zaman Tokugawa (1603-1867) dan utamanya berlaku di kalangan Samurai dan kaum bangsawan. Setelah Restorasi Meiji, sistem Ie kemudian diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Page 22: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra terdiri dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari

bahasa Yunani, akar kata sosio (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan,

teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaannya).

Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, sosio atau socius berarti

masyarakat, logi atau logos berarti ilmu. Maka, sosiologi berarti ilmu mengenai

asal usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang

mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antar manusia dalam masyarakat,

sifatnya umum, rasional, dan empiris.

Sastra berasal dari bahasa Sansekerta, akar kata sas berarti mengarahkan,

mengajar, memberi, petunjuk, dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Maka,

sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau pengajaran yang

baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosiologi sastra merupakan

pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat dari

atau mengenai sastra, yaitu karya para kritikus dan sejarawan yang terutama

mengungkapkan pengarang yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat

tempatnya berasal, ideologi politik dan sosialnya, kondisi ekonomi serta khalayak

yang ditujunya.

Sastra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

pengarang mengungkapkan masalah kehidupan yang pengarang sendiri ikut

Page 23: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

9

berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan

sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Sastra dapat dipandang

sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu

langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman

tersebut(Luxemburg, 1989:23).

Ian Watt (1964:300-313) dalam artikelnya yang berjudul Literature and

Society mengemukakan tiga pendekatan, yaitu: (a) konteks sosial pengarang. Hal

ini berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dan kaitannya dengan masyarakat

pembaca. Dalam pokok ini termasuk pula faktor-faktor sosial yang bisa

mempengaruhi pengarang sebagai perorangan di samping mempengaruhi isi karya

sastranya. Dalam pendekatan ini yang menjadi perhatian adalah cara pengarang

mendapatkan mata pencahariannya, sejauh mana pengarang menganggap

pekerjaannya sebagai profesi, dan masyarakat apa yang dituju oleh pengarang, (b)

sastra sebagai cerminan masyarakat, yang menjadi terutama dalam pendekatan ini

adalah sejauh mana sastra mencerminkan masyarakat pada waktu karya sastra itu

ditulis, sejauh mana sifat pribadi pengarang mempengaruhi gambaran masyarakat

yang ingin disampaikannya, dan sejauh mana genre sastra yang digunakan

pengarang dapat dianggap mewakili seluruh masyarakat, (c) fungsi sosial sastra.

Dalam hubungan ini, ada beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu sejauh mana

sastra dapat berfungsi sebagai perombak masyarakatnya, dan sejauh mana sastra

hanya berfungsi sebagai penghibur saja.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kedua dari pendapat

Ian Watt, yaitu sastra sebagai cerminan masyarakat. Karya sastra menyajikan

Page 24: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

10

kehidupan-kehidupan sosial masyarakat yang sebagian besar diangkat dari

kenyataan sosial yang ada. Masyarakat dapat menilai isi cerita dari sebuah karya

sebagai sebuah pesan tidak langsung yang disampaikan untuk tujuan tertentu.

Teori ini penulis gunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan apa saja

penyebab hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer Jepang dalam

drama televisi Family Complex, dimana di dalamnya menggambarkan orang-

orang yang mengalami kehilangan ikatan dengan anggota keluarga masing-

masing. Beberapa diantaranya dikarenakan perceraian atau putusnya komunikasi,

sehingga menyewa orang lain agar berpura-pura sebagai anggotakeluarga untuk

memenuhi syarat dalam keadaan tertentu, seperti menghadiri upacara kematian

atau acara pernikahan, menjadi pilihan.

2.2 Perubahan Sistem Keluarga Ie Menjadi Sistem Kaku Kazoku

Nakane (1968:3) dalam bukunya yang berjudul Ie no Kozo, menyatakan bahwa

Ie ( ) adalah satu sistem yang khas dari kebudayaan Jepang yang terbentuk

dengan ditunjang oleh syarat-syarat tertentu. Nakane (1968:8) juga mengatakan

bahwa sistem Ie merupakan suatu sistem keluarga yang hanya ada di Jepang dan

tidak dapat ditemukan di negara lain.

Sistem keluarga tradisional Ie adalah suatu sistem keluarga dan kekeluargaan

yang berlaku pada zaman Tokugawa (1603-1867) yang utamanya berlaku di

kalangan kaum Samurai dan kalangan kaum bangsawan. Namun, setelah

Restorasi Meiji, Pemerintah Meiji mengeluarkan hukum perdata yang berpijak

pada sistem Ie pada tahun 1896, yang dikenal dengan nama Meiji Minpou (UU

Page 25: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

11

Sipil Meiji). Hukum perdata dengan sistem Ie yang sebelumnya hanya berlaku di

antara kelas Samurai dan bangsawan, kemudian diterapkan kepada seluruh lapisan

masyarakat Jepang. Setelah Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1946, Meiji

Minpou dihapus dan pada tahun 1947 diberlakukan konstitusi baru yang dibuat

berdasarkan prinsip demokrasi dan individualisme (Motonobu, 2004:31).

Sistem keluarga luas tradisional Ie semakin ditinggalkan dan sistem keluarga

modern Kaku Kazoku ( ) atau yang disebut sebagai bentuk keluarga yang

anggotanya terdiri dari hanya satu generasi yang dimana hanya terdiri dari ayah,

ibu, dan anak-anak yang belum menikah, semakin banyak ditemui dalam

masyarakat Jepang.

Menurut Fukutake (1989:40), istilah Kaku Kazoku atau keluarga nuklir menjadi

biasa digunakan orang sebagai istilah sosiologi setelah terbitnya buku Social

Structure karangan G. P Murdock pada tahun 1949. Namun, sampai dengan

sekitar tahun 1960 di dunia ilmu pengetahuan di Jepang belum ada istilah yang

baku untuk terjemahan istilah keluarga nuklir. Istilah Kaku Kazoku baru dalam

satu dasawarsa terakhir ini menjadi kosakata bahasa Jepang, dan telah umum

digunakan sebagai terjemahan istilah keluarga nuklir tersebut. Hal ini menurut

Fukutake dapat dijadikan saksi bagi cepatnya perubahan dalam struktur keluarga

Jepang.

Menurut Yoshio Sugimoto dalam bukunya An Introduction to Japanese Society

(1997:52), berbeda dengan keluarga tradisional, keluarga inti lebih bebas karena

tidak tinggal dalam satu rumah besar bersama orangtua. Istri dalam keluarga

Page 26: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

12

seperti ini memilki kebebasan membesarkan anak-anaknya dengan cara sendiri

tanpa bantuan dari generasi yang lebih tua.

Dalam konteks nilai terhadap keluarga, keluarga pada saat sebelum Perang

Dunia II, memiliki arti yang sangat besar. Dalam keluarga dengan sistem Ie,

kepentingan Ie melebihi kepentingan dari individu yang bersangkutan.

Kesinambungan Ie merupakan hal yang utama. Kesinambungan tersebut sangat

besar artinya, maka tidak jarang kepentingan individu akan dikorbankan demi

keberlangsungan Ie tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai

keluarga pada masa sebelum Perang Dunia II bersifat family oriented.

Dibandingkan dengan sebelumnya, kepentingan keluarga tidak lagi dilihat

sebagai kepentingan yang utama bila dibandingkan dengan kepentingan individu.

Kepala keluarga tidak lagi dapat mengatur dan memutuskan segala sesuatu bagi

anggota keluarganya. Kepala keluarga atau seorang suami akan bekerja mencari

nafkah dan tidak lagi menjadi penentu keputusan dalam segala urusan yang

menyangkut anggota keluarga yang lain. Dengan demikian, pada masa sesudah

Perang Dunia II nilai keluarga yang sebelumnya bersifat family oriented berubah

menjadi individualistic oriented.

Perubahan nilai dalam keluarga tersebut, tidak terlepas dari transformasi

Jepang menjadi dunia modern yang menitikberatkan kepada kebijakan

pembangunan ekonomi pasca Perang Dunia II. Pada awal tahun 1950-an,

kehancuran ekonomi Jepang akibat Perang Dunia II mulai pulih seiring dengan

turut sertanya Jepang dalam Perang Korea, yang bukan dalam bidang militer.

Pada tahun 1989, Jepang kemudian mencapai Bubble Economy, dimana

Page 27: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

13

pencapaian ekonomi mengalami peningkatan yang drastis. Meningkatnya

ekonomi Jepang membuat para pekerja Jepang khususnya laki-laki meningkatkan

loyalitas yang besar pada perusahaan atau organisasi.

Kemajuan ekonomi Jepang kemudian menyebabkan terjadinya urbanisasi, yang

membuat masyarakat pedesaan yang berprofesi petani menjadi pekerja di pusat-

pusat industrialisasi perkotaan seperti Tokyo dan Osaka. Hal ini dikarenakan

permintaan untuk tenaga kerja di daerah perkotaan. Urbanisasi juga menjadi

faktor perubahan keluarga menjadi Kaku Kazoku atau bahkan Tanshin Setai (

). Urbanisasi berdampak pada peningkatan struktur keluarga di luar struktur

keluarga konvensional Jepang yang hanya terdiri dari satu anggota keluarga saja

yang disebut dengan Tanshin Setai (Katsuhiko, 2008:2).

Hikaru (1978:210) berpendapat bahwa gejala timbulnya sistem Kaku Kazoku

telah ada sejak masa Restorasi Meiji, yaitu dengan munculnya kengyonoka atau

gejala buruh pabrik musiman dan dekasegi atau gejala urbanisasi musiman di

lingkungan keluarga petani di Jepang pada masa itu. Dengan berkembangnya

kengyonoka dan dekasegi di Jepang sejak masa Restorasi Meiji itu memberi

kemungkinan kepada para anggota keluarga petani untuk tidak terlalu terikat dan

terlibat dalam kegiatan pertanian yang telah dilakukan keluarganya secara turun

temurun. Adanya kenyataan ini, lambat laun mengakibatkan hilangnya keharusan

bagi seorang Chounan (anak laki-laki tertua) untuk meneruskan atau mewarisi

pekerjaan ayahnya di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan goyahnya sistem

Ie, terutama hilangnya fungsi aktivitas perekonomian keluarga.

Page 28: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

14

Perubahan sistem keluarga Ie menjadi sistem Kaku Kazoku, tidak hanya

berdampak pada perubahan struktur anggota keluarga, namun juga memunculkan

dampak lain, yaitu:

2.2.1 Disharmonisasi Keluarga

Suatu keadaan dikatakan disharmonisasi adalah keadaan yang biasanya

mencerminkan suatu kondisi dalam situasi yang terjadi dalam sebuah kelompok

dan kelompok ini adalah sekumpulan manusia. Disharmonisasi selalu berkaitan

dengan keadaan sebuah rumah tangga atau keluarga. Jadi apabila di dalamnya

terdapat sebuah ketidakbahagiaan, maka keluarga tersebut dinyatakan

disharmonisasi (Gunarsa, 1993:34).

Menurut Willis dalam bukunya yang berjudul Konseling Keluarga (Family

Counseling) (2008), mengatakan bahwa disharmonisasi keluarga dapat dilihat dari

dua aspek, yang pertama yaitu, keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh

sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai, yang

kedua yaitu orangtua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh

lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah, atau tidak memperlihatkan

hubungan kasih sayang (Willis, 2008:66). Beberapa faktor yang menjadi

penyebab terjadinya disharmonisasi keluarga yaitu:

1. Kurangnya atau putus komunikasi antaranggota keluarga, terutama ayah dan

ibu. Dalam hal ini, faktor kesibukan yang sering menjadi penyebab utama.

Orangtua sibuk bekerja dan urusannya sehingga tidak memiliki waktu banyak

untuk anak. Hal tersebut membuat orangtua tidak mempunyai kesempatan untuk

berdiskusi dengan anak-anak. Lama kelamaan, anak-anak menjadi remaja yang

Page 29: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

15

tidak terurus secara psikologis, dan memungkinkan anak-anak mengambil

keputusan-keputusan tertentu yang membahayakan diri (Willis, 2008:14).

Seperti contoh kasus yang dialami oleh pemilik akun bernama Mika774 dalam

forum oshiete.goo.ne, sebagai berikut:

2

Terjemahan:

Saya tinggal berdua dengan ayah saya yang sudah pensiun. Kami berdua hidup dari tunjangan hidup. Ayah menceraikan ibu 5 tahun lalu dikarenakan perilaku ibu. Karena saya lumpuh, saya jadi bergantung pada ayah saya, tapi ayah saya tidak terlalu peduli pada saya. Ketika kondisi penyakit saya memburuk dan saya mengeluh sakit... dan sebagainya, Ayah malah masuk ofuro dengan mengacuhkan saya, atau bilang, Aku akan makan di luar, . (Ketika saya merasakan sakit yang luar biasa, saya menelepon ambulan, dan saya pergi ke rumah sakit sendirian).

Berdasarkan pengalaman yang dialami pemilik akun bernama Mika774, dapat

diketahui bahwa kedua orangtuanya bercerai dan sang ayah tidak terlalu

mempedulikannya meski keadaan sang anak sedang sakit. Keadaan yang dialami

Mika774 menunjukkan kurang atau putusnya komunikasi antaranggota keluarga

sejak perceraian kedua orangtuanya, yang di dalam kasus ini menyebabkan

kedekatan diantara anak dan sang ayah menjadi tidak ada. Dapat dilihat dari sikap

sang ayah yang tidak menanyakan dan sedikit berempati pada keadaan sang anak

ketika mengeluh sakit.

2. Sikap Egosentrisme. Egoisme adalah suatu sifat mementingkan diri sendiri,

sedangkan egosentrisme merupakan sifat yang menjadikan diri sendiri sebagai

Page 30: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

16

pusat perhatian dari pihak lain yang diusahakan dengan segala cara agar mau

mengikutinya. Egosentrisme antara suami istri merupakan salah satu penyebab

terjadinya konflik dalam rumah tangga yang akhirnya berujung pada pertengkaran

yang terjadi terus-menerus (Willis, 2008:15). Seperti salah satu contoh kasus yang

dialami oleh pemilik akun bernama Kimiraiko777, dalam forum Chiebukuro

Yahoo Japan, yang menyatakan bahwa:

5 31 3

Terjemahan:

Kami adalah pasangan suami istri yang berumur 31 tahun, sudah 5 tahun menikah, dan memiliki satu anak laki-laki berumur tiga tahun. Sejak saya menikah sampai sekarang, saya pikir ada sebagian perubahan yang saya rasakan semenjak mempunyai anak, yaitu suami saya menjadi pemarah dan egois. Setiap hari selalu seperti ini, selalu bertengkar dengan masalah yang sama, meski sudah dibicarakan bersama namun tak ada yang berubah. Tapi, karena saya mengenali suami saya yang dulu, saya merasa bisa baik-baik saja bila dia mengerjakan hal-hal yang sewajarnya.

Berdasarkan pengalaman yang dialami pemilik akun bernama Kimiraiko777 di

atas, bisa dinyatakan bahwa hubungan dengan suami sedang tidak baik,

dikarenakan perilaku sang suami yang dirasa sudah berubah menjadi pemarah dan

egois. Tidak dijelaskan perilaku egois sang suami seperti apa, namun dari

penjelasan di atas cukup mewakili untuk menunjukkan sikap egosentrisme dari

sang suami yang membuat sang istri menjadi benci sehingga menyebabkan

pertengkaran antara pasangan yang terjadi terus-menerus. Contoh kasus yang

terjadi pada pemilik akun Mika774 di pembahasan sebelumnya, juga merupakan

disharmonisasi keluarga dengan sikap egosentrisme dari pihak sang ayah. Dapat

Page 31: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

17

diketahui dari penjelasan tersebut bahwa sang ayah tidak mempedulikan anaknya.

Begitu juga ketika sang anak mengeluh sakit, sang ayah sama sekali tidak

berempati. Hal itu membuat sang anak pergi sendirian ke rumah sakit bila

kondisinya dirasa sudah memburuk.

3. Masalah ekonomi. Rumah tangga akan berjalan stabil dan harmonis bila

didukung oleh kecukupan dan kebutuhan hidup. Tidak sedikit rumah tangga

menjadi retak dikarenakan kondisi ekonomi dalam rumah tangga tersebut kurang

stabil.

4. Masalah kesibukan. Masalah kesibukan disini karena terfokusnya suami istri

dalam pencarian materi, yaitu harta dan uang (Willis, 2008:18). Pasangan

mempunyai kesibukan masing-masing dan hampir seluruh waktu dihabiskan di

luar jam keluarga, sehingga perhatian terhadap keluarga menjadi berkurang.

5. Perang dingin dalam keluarga. Perang dingin dalam keluarga selain kurang

terciptanya dialog, juga disisipi oleh rasa perselisihan dan kebencian dari masing-

masing pihak. Hal ini seperti contoh kasus yang dialami pemilik akun

Kimiraiko777, yang sudah dijelaskan di bagian sikap egosentrisme sebelumnya,

dimana dapat diketahui bahwa perilaku sang suami yang berubah, membuat sang

istri menjadi benci dan kerap kali bertengkar dengan sang suami. Hal ini

menunjukkan perang dingin akibat kurang terciptanya dialog yang dialami

pasangan, selain itu juga disisipi rasa perselisihan dan kebencian dari masing-

masing pihak.

Page 32: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

18

2.2.2 Muenshakai

Muenshakai ( ) terdiri dari dua kata, yaitu kata muen ( ) dan

shakai ( ). Kata en ( ) dalam kata muen ( ) berarti hubungan, dan kata

mu ( ) berarti tidak ada atau tanpa; kata shakai ( ) berarti masyarakat. Jadi,

secara harfiah muenshakai berarti masyarakat tanpa hubungan. Namun, bukan

berarti tidak ada hubungan sama sekali, hanya saja hubungan tersebut sudah

menipis atau merenggang (Shimada, 2011:15). Kata Muenshakai adalah

neologisme yang diciptakan oleh NHK pada serial program televisi yang telah

diproduksi dan disiarkannya pertama kali pada 31 Januari 2010 (Shimada,

2011:14)). Jadi, kata atau istilah ini bukan istilah Jepang yang baku.

Menurut Kamata (2012:18-20), penyebab dari Muenshakai adalah mulai

menipisnya hubungan dengan keluarga, tetangga, dan rekan kerja. Misalnya

seperti banyaknya anak muda Jepang yang lebih memilih untuk hidup bebas

dari keluarga mereka, dan kurangnya sarana berkumpul dengan tetangga.

Sedangkan, Yamada (2012:28-29) mengatakan bahwa penyebab dari Muenshakai

adalah karena saat ini sudah banyak orang Jepang yang lebih mengutamakan uang

dan pekerjaan dibandingkan keluarga. Selain itu, menurut Ichijyo (2012:31),

penyebab Muenshakai adalah mulai menipisnya ikatan di antara orang-orang

Jepang saat ini.

Hubungan manusia yang berfungsi sebagai sistem yang saling membantu

dalam hubungan sosial ini seolah sudah memudar bahkan menghilang. Hal

tersebut terlihat pada kemunculan istilah Muenshakai dalam acara dokumenter di

stasiun televisi pemerintah Jepang NHK (Nippon Housou Kyoukai) pada tahun

Page 33: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

19

2010. Istilah Muenshakai mengacu pada perubahan gaya hidup masyarakat Jepang

yang mulai mengagungkan individualisme. Individualisme menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah paham yang menghendaki kebebasan berbuat dan

menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang; paham yang mementingkan hak

perseorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara; paham yang

menganggap diri sendiri lebih penting daripada orang lain.

Hal ini mengingatkan pada kecenderungan umum tentang en ( ) atau koneksi

dalam masyarakat Jepang yang sekarang semakin lemah dibandingkan dulu

dimana hubungan antar manusia relatif kental yang dibentuk dalam keluarga,

lingkungan, dan tempat kerja. Hubungan ini disebut Ketsuen ( ), Chien ( ),

dan Shaen ( ). Ketsuen ( ) mengacu pada hubungan antar anggota sesama

keluarga. Chien ( ) mengacu pada hubungan di suatu daerah atau masyarakat,

khususnya hubungan dengan masyarakat yang tinggal dengan lingkungannya, dan

Shaen ( ) mengacu pada hubungan dengan rekan-rekan di perusahaan. Dalam

arti yang lebih luas dan lebih umum, orang Jepang lebih mengutamakan

kebersamaan dan kepentingan kelompok, bukan mengejar kebahagiaan atau

kepuasan individu. Hubungan tersebut berfungsi sebagai sistem yang paling

membantu dalam hubungan sosial (Shindo dalam Elsy, 2013:344).

Namun, dewasa ini ikatan antar sesama dalam masyarakat Jepang mengalami

pergeseran dan jumlah orang yang terisolasi meningkat. Dengan perkembangan

ekonomi dan perubahan gaya hidup, masyarakat Jepang mengalami banyak

perubahan. Pentingnya memiliki en perlahan berubah dalam pikiran

masyarakat Jepang. Latar belakangnya adalah berubahnya gaya hidup dalam

Page 34: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

20

pekerjaan, meningkatnya keluarga inti, perceraian, orang yang tidak menikah, dan

lansia yang tinggal sendiri. Meskipun ada keluarga tetapi bila sudah tidak terjalin

komunikasi, dengan lingkungan pun demikian, ketika sakit dan keadaan kritis,

banyak yang tidak bisa mendapatkan pertolongan, karena hilangnya fungsi

keluarga dan perusahaan yang diharapkan dapat saling mendukung (Elsy,

2013:219).

Salah satu latar belakang perubahan nilai seperti yang disebutkan di atas,

salah satunya adalah perceraian. Dalam bahasa Jepang, perceraian diterjemahkan

menjadi Rikon ( ). Dalam Kanji Sonomama Rakubiki Jiten, Rikon memiliki

makna sebagai berikut: ( ):

, yang artinya perihal pembatalan hubungan pernikahan suami-istri secara

hukum. Sejak terjadinya perubahan keluarga setelah Perang Dunia II, tepatnya

pada tahun 1960-an, perceraian di Jepang mengalami peningkatan yang signifikan,

seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah ini:

Gambar 2.1 Perubahan Angka Pernikahan dan Angka Perceraian (Sumber: Statistical

Handbook of Japan 2016)

Page 35: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

21

Berdasarkan data di atas, angka perceraian mencapai puncak 290.000 pasangan

pada tahun 2002. Selanjutnya, jumlah perceraian dan tingkat perceraian menurun

sejak tahun 2003. Pada tahun 2015, jumlah perceraian mencapai 226.000

pasangan, dan tingkat perceraian per 1.000 penduduk adalah 1,80 (Statistical

Handbook of Japan 2016. Statistics Bureau, Ministry of Internal Affairs and

Communications, hal. 19)

Menurut Sugimoto (2003:160), kebanyakan dari kasus perceraian sejak tahun

1980-an melibatkan pasangan yang baru menikah kurang dari dua tahun maupun

pasangan yang menikah lebih dari dua puluh tahun. Kemudian sebagian besar dari

perceraian tersebut merupakan perceraian yang didasari atas keputusan bersama.

Motonobu (2004:46) berpendapat bahwa perubahan struktur keluarga

merupakan kunci penting terhadap peningkatan angka perceraian. Lebih jauh

Motonobu menyatakan bahwa peningkatan angka perceraian disebabkan oleh

penurunan nilai-nilai tradisional dan munculnya nilai-nilai baru yang dipicu oleh

perubahan struktur keluarga sesudah Perang Dunia II. Munculnya nilai-nilai baru

ini mengarah pada perubahan nilai dalam masyarakat, khususnya perubahan nilai

keluarga dari family oriented menjadi individualistic oriented, perubahan nilai

anak dari yang sebelumnya dianggap bernilai produktif berubah menjadi bernilai

konsumtif, perubahan nilai pernikahan karena sebelumnya banyak pernikahan

diatur oleh orangtua, maka setelah Perang Dunia II, banyak pasangan yang

memilih untuk menikah berdasarkan cinta atau dikenal dengan istilah Renai

Kekkon ( ).

Page 36: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

22

Perubahan nilai tersebut turut mempengaruhi perubahan persepsi perempuan

Jepang terhadap perceraian setelah Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II,

sekitar tahun 1980, dua dari tiga perceraian merupakan inisiatif dari perempuan,

hal ini sangat berbeda dengan perceraian yang terjadi sebelum Perang Dunia II.

Faktor penyebab yang mendorong terjadinya perceraian pada pasangan secara

garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Salah satu penyebab dalam faktor internal adalah, perempuan Jepang saat ini

cenderung lebih mandiri dengan tidak hanya fokus terhadap pekerjaan rumah

tangga yang mengandalkan penghasilan suami sebagai pendapatan rumah tangga.

Yamashita (Japan Quarterly, 1986:416-417) menyatakan bahwa para istri di

Jepang kini tidak lagi sepenuhnya bangga menjadi ibu rumah tangga. Hal ini

kemudian menjadi salah satu elemen yang memperkuat keinginan seorang istri

untuk bercerai.

Dari faktor eksternal, seiring dengan berkembangnya zaman, terjadi perubahan

pandangan perempuan mengenai perceraian serta mulai terbukanya masyarakat

Jepang dalam menyikapi perceraian. Sebelumnya, perempuan yang mengalami

perceraian dianggap gagal dan akan dikucilkan oleh masyarakat di sekitarnya.

Namun, kini persepsi negatif mengenai perempuan yang bercerai mulai berkurang.

Iwao (1993:10) menyatakan bahwa perceraian di Jepang semakin mudah

dilakukan karena pertimbangannya lebih bersifat pribadi dibandingkan dulu yang

melibatkan keluarga besar dalam keputusan bercerai. Di saat para suami masih

memikirkan bagaimana pandangan masyarakat jika mereka pernah bercerai, para

istri justru berpikir lebih realistis dengan percaya bahwa lebih baik bercerai dan

Page 37: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

23

memulai kehidupan baru daripada terus melanjutkan pernikahan (Yamashita,

1986:417).

Faktor eksternal lain yang membuat para istri mengajukan cerai adalah

semakin terbukanya kesempatan kerja yang banyak bagi perempuan. Seiring

dengan perkembangan ekonomi dan penerapan UU Persamaan Derajat dalam

Pekerjaan di Jepang, kesempatan untuk berkarier bagi para perempuan menjadi

lebih luas. Hal ini menyebabkan berkurangnya kekhawatiran akan kesulitan

keuangan pasca bercerai yang sering dialami para wanita yang bercerai karena

tidak bekerja.

Perceraian yang terjadi juga menyebabkan sebuah keluarga terpecah dan

membentuk single parent. Single parent (orangtua tunggal) adalah orangtua yang

telah menduda atau menjanda entah ayah atau ibu, yang memiliki tanggung jawab

untuk memelihara anak-anak setelah kematian pasangan, perceraian, atau

kelahiran anak di luar nikah (Hurlock, 1999: 199). Berdasarkan definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan single parent adalah keluarga yang

terdiri dari satu orangtua dimana membesarkan anak-anaknya sendirian tanpa

kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangan.

Seperti contoh kasus yang dialami oleh Makoto, seorang single mother yang

berusia 40 tahun, yang menceritakan pengalamannya dalam forum minnano-

café.com sebagai berikut:

12

Page 38: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

24

Terjemahan:

Saya juga seorang single mother tinggal dengan putra saya yang berusia 12 tahun. Saya bercerai sebelum putra saya berusia satu tahun. Mantan suami saya adalah seseorang yang suka berjudi dan sering kehilangan uang, selain itu juga berselingkuh. Tanpa menerima bantuan biaya perawatan anak, saya bekerja sendiri membesarkan putra saya. Pernah suatu hari, putra saya mengatakan bahwa dia ingin ayahnya datang ke acara kelulusan sekolah dasar, saya pun memberitahu saudara ipar saya mengenai keadaan putra saya. Saudara ipar saya mengatakan bahwa mantan suami saya masih sering memikirkan putra saya, tapi dia tidak bisa pergi. Selain itu, suami saya tidak tahu wajah putra saya seperti apa, lagipula juga sudah tidak ingin bertemu lagi. Saya belum memberitahu anak saya, tapi saya pikir seperti itulah manusia.

Berdasarkan pengalaman dari Makoto, dapat diketahui bahwa alasan Makoto

menjadi single mother diakibatkan perceraian. Selain itu, dijelaskan juga

bagaimana Makoto yang tanpa bantuan biaya perawatan anak harus bekerja demi

membesarkan sang anak. Dari pengalaman Makoto, dapat diambil sedikit

cerminan kehidupan seorang single mother yang membesarkan anak seorang diri

tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangan.

2.2.3 Hilangnya Nilai Ketsuen ( ) dalam Keluarga Kontemporer Jepang

Ketsuen ( ) adalah apa yang dimaksudkan sebagai keluarga yang terkait

dengan sesuatu yang disebut darah , tetapi konsep secara umum mementingkan

keluarga yang berdasarkan hukum. Misalnya, satu orang laki-laki dan satu orang

perempuan yang menikah, meski tidak ada keterkaitan darah, namun pasangan

membentuk keluarga yang pada akhirnya termasuk dalam hubungan sedarah. Ada

Page 39: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

25

pula hubungan sedarah yang berdasarkan hukum lainnya, yaitu satu individu yang

diyakini sebagai anak meski tidak ada keterkaitan darah dengan suami maupun

dengan istri, yang disebut sebagai anak angkat (Tachibanaki, 2011:125).

Sebelum Perang Dunia II, keluarga dalam masyarakat tradisional Jepang

banyak yang tinggal bersama dalam satu rumah pada kurun waktu yang cukup

lama. Namun, dari sejak berakhirnya perang sekitar tahun 1960, kondisi tersebut

mulai berbeda. Masyarakat Jepang telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang

pesat. Industrialisasi dan urbanisasi juga telah mempengaruhi seluruh komunitas,

status, dan kelas dalam masyarakat kota. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan

kebutuhan modal dibandingkan dengan kesejahteraan sosial. Dampak tersebut

mempengaruhi keluarga tradisional Jepang yang dalam komunitas lokal dan

kelompok kecil menjadi lemah. Hal ini diakibatkan karena pecahnya anggota

keluarga antargenerasi, yakni antara generasi tua dengan generasi muda. Banyak

generasi muda yang lebih memilih pergi ke kota untuk meningkatkan kualitasnya

dan generasi yang tua lebih memilih untuk tinggal di desa (Fukutake, 1989:1).

Pada kalangan remaja yang datang dari desa dan telah berada di kota, setelah

lama pergi meninggalkan desanya seringkali tidak ada keinginan untuk kembali

ke keluarga asal dan memilih untuk hidup terpisah dari orangtua. Hal ini

mengakibatkan terjadinya perubahan struktur keluarga tradisional Jepang yang

dikenal dengan istilah sistem keluarga Ie ( ) atau extended family menjadi Kaku

Kazoku ( ) atau nuclear family (Emiko, 1997:58). Berbeda dengan sistem

keluarga Ie, dalam Kaku Kazoku seorang anak tidak perlu tinggal satu atap dengan

orangtua. Pilihan untuk hidup mandiri dan tinggal jauh dari orangtua ini

Page 40: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

26

berpengaruh pada acara pertemuan keluarga ataupun acara-acara keluarga lainnya

karena banyak yang berpisah dari keluarga besar (Shindo dalam Elsy, 2013:348-

349).

Di Tokyo dan daerah metropolitan besar lainnya, jumlah orang yang memilih

untuk tinggal sendiri, atau yang disebut Tanshin Setai ( ), sangat tinggi.

Rumah tangga satu orang lebih terkonsentrasi pada usia muda di daerah perkotaan

yang luas (Demographics Statistics 2015. Living alone in Japan: Relationships

with Happinessand Health, hal. 1271). Meningkatnya jumlah rumah tangga satu

orang ditunjukkan pada data di bawah berikut ini:

Gambar 2.2 Perubahan Komposisi Rumah Tangga

di Jepang (Sumber: Statistical Handbook of Japan 2016)

Data sensus penduduk di atas menunjukkan pada tahun 2015 Jepang memiliki

51,88 juta rumah tangga satu orang (tidak termasuk "rumah tangga institusional"

seperti siswa di asrama sekolah) yang menunjukkan kenaikan sigifikan sejak

pertama kali sensus. Dari jumlah itu, 57,3 persen adalah rumah tangga keluarga

nuklir dan 32,6 persen rumah tangga satu orang.

Page 41: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

27

Banyaknya kalangan yang memilih untuk tinggal sendiri ini tentunya

mempengaruhi hubungan dengan keluarga yang ditinggalkan, sehingga bisa

menyebabkan hilangnya ikatan antaranggota keluarga.

2.3 Mise-en-Scene

Mise-en-scene (baca: mis ong sen) adalah segala hal yang terletak di depan

kamera yang akan diambil gambarnya dalam proses produksi film, berasal dari

bahasa Perancis yang memiliki arti Hampir seluruh

gambar yang kita lihat dalam film adalah bagian dari unsur Mise-en-scene. Dalam

sebuah film Mise-en-Scene tidak berdiri sendiri dan terkait erat dengan unsur

sinematik lainnya seperti sinematografi, editing, dan suara (Pratista, 2008: hal. 61).

Mise-en-scene terdiri dari empat aspek utama, yaitu:

1. Latar (Setting): seluruh latar bersama segala propertinya, properti dalam hal

ini adalah semua benda tak bergerak seperti perabot, pintu, jendela, kursi. Setting

dalam film dibuat senyata mungkin dengan konteks ceritanya. Fungsi utama

setting adalah penunjuk ruang dan waktu untuk memberikan informasi yang kuat

dalam mendukung cerita filmnya, setting juga mampu membangun mood sesuai

tuntutan cerita.

2. Kostum dan tata rias wajah (wardrobe / make-up): adalah segala hal yang

dikarenakan pemain bersama seluruh aksesorisnya. Aksesoris kostum termasuk

diantaranya topi, perhiasan, jam tangan, sepatu, tongkat. Selain sebagai pakaian

yang dikenakan pemain, kostum juga berfungsi sebagai penunjuk ruang dan

waktu, penunjuk status sosial, penunjuk kepribadian pelaku cerita. Sementara tata

Page 42: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

28

rias secara umum memiliki dua fungsi yakni, menggambarkan usia dan wajah non

manusia (spesial efek, seperti monster, dan sebagainya).

3. Pencahayaan (Lighting): Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan

mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat objek

dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan

adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang

dipertunjukkan.Tanpa cahaya sebuah film tidak akan terwujud, seluruh gambar

yang ada dalam film bisa dikatakan sebagai hasil manipulasi cahaya. Tata cahaya

dalam film secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat unsur, kualitas,

sumber, serta warna. Keempat unsur ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam

membentuk suasana serta mood dalam film.

4. Para pemain dan pergerakannya (acting): adalah bagian terpentingdalam

aspek Mise-en-Scene. Sudah kita ketahui bahwa karakter merupakan pelaku cerita

yang memotivasi naratif dan selalu bergerak dalam melakukan sebuah aksi, dan

salah satu kunci utama untuk menentukan keberhasilan sebuah film adalah

performa seorang pemain. Penampilan seorang aktor dalam film dibagi menjadi

dua yakni visual, dan audio. Secara visual menyangkut aspek fisik seperti, gerak

tubuh (gesture), serta ekspresi wajah. Audio atau suara adalah seluruh suara yang

keluar dari gambar yakni, dialog, musik, dan efek suara. (Pratista, 2008: hal 61,

71, 75, 84).

Page 43: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

29

2.4 Sinematografi

Sinematografi adalah ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap

gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi

rangkaian gambar yang memiliki kemampuan menyampaikan ide dan cerita.

Pengambilan gambar merupakan suatu tahapan yang sangat penting dalam

proses produksi film. Gambar yang dihasilkan harus mampu mewakili cerita,

artinya gambar harus mampu berbicara kepada penonton. Dalam sinematografi

ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan bagaimana

mengatur maksud motivasi dan maksud shot-nya serta kesinambungan cerita

untuk menyampaikan pesan dari sebuah film. Komposisi shot atau biasa disebut

dengan shot size adalah pengukuran sebuah gambar yang ditentukan berdasarkan

objek, pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai), dan posisi

kamera yang diinginkan. Komposisi dasar dari sebuah pembingkaian gambar

terbagi menjadi beberapa poin, yaitu:

1. Extreme Long Shot

Komposisinya sangat jauh, panjang, luas, dan berdimensi lebar. Tujuannya

untuk memperkenalkan seluruh lokasi adegan, isi cerita, dan menampilkan

keindahan suatu tempat

2. Very Long Shot

Komposisinya panjang, jauh dan luas tetapi lebih kecil dari Extreme Long Shot.

Tujuannya untuk menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak.

Page 44: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

30

3. Long Shot

Komposisinya total dari ujung kepala hingga ujung kaki, atau merupakan

gambaran manusia seutuhnya. Tujuannya untuk memperkenalkan tokoh utama

atau seorang pembawa acara lengkap dengan setting latarnya yang

menggambarkan dimana dia berada dan bagaimana suasananya. Long Shot

biasanya digunakan sebagai opening shot, dilanjutkan dengan zoom in hingga ke

medium shot yang menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan secara lebih

detail.

4. Medium Long Shot

Dengan menarik garis imajiner dari posisi Long Shot lalu zoom in hingga

gambar menjadi lebih padat, maka kita akan memasuki wilayah Medium Long

Shot. Komposisi seperti ini sering dipakai untuk memperkaya keindahan gambar.

5. Medium Shot

Memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala sehingga

penonton dapa melihat dengan jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya.

Biasanya Medium Shot dipakai pada saat shooting wawancara.

6. Medium Close Up

Kalau Medium Shot dikategorikan sebagai komposisi potret setengah badan

dengan background yang masih bisa dinikmati, Medium Close up justru

memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari obyek yang direkam.

Latar belakang itu nomor dua, yang penting adalah profil, bahasa tubuh, dan

emosi obyek bisa terlihat lebih jelas.

Page 45: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

31

7. Close up

Obyek direkam gambarnya penuh dari leher hingga ke ujung batas kepala, dan

berfokus kepada kepala. Close up bertujuan menggambarkan emosi atau reaksi

seseorang dalam sebuah adegan (marah, kesal, senang, sedih, kagum, kaget, jatuh

cinta). Dengan eksplorasi Close up, kita bisa mendapatkan angle terbaik untuk

menciptakan gambar yang berbicara. Ketajaman mata, ekspresi, kedipan mata,

reaksi, emosi hingga ke bahasa tubuh akan tercermin dalam raut wajah sang

narasumber dengan jelas. Komposisi Close up juga dapat digunakan untuk objek

berupa benda.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu

yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Penelitian

terdahulu juga menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian

sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.

Penelitian yang berkaitan dengan fenomena Muenshakai sudah pernah diteliti

oleh Nasrudin (2015) dari Universitas Brawijaya, dengan skripsi berjudul

Cerminan Fenomena Muenshakai di Kalangan Lansia Jepang dalam Film

Okuribito karya Yojiro Takita.Dalam film Okuribito ini menceritakan seorang

pemuda bernama Daigo Kobayashi yang bekerja sebagai pengurus jenazah.

Dalam perosesnya, Daigo beberapa kali mengurus jenazah lansia yang meninggal

seorang diri, dimana para lansia yang memiliki kerenggangan hubungan dengan

keluarganya dan lansia yang mengalami isolasi sosial. Penelitian ini menggunakan

Page 46: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

32

pendekatan sosiologi sastra menggunakan teori dari Ian Watt, yaitu sastra sebagai

cerminan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan adanya fenomena

Muenshakai di Jepang, dimana hal tersebut sesuai dengan kejadian-kejadian nyata

yang ada pada masyarakat Jepang. Sebagai temuan indikator dari fenomena

Muenshakai pada lansia yaitu Muenshi ( ) atau yang disebut dengan dying

alone, kerenggangan hubungan antar keluarga lansia serta isolasi sosial pada

kaum lansia.

Penelitian selanjutnya berjudul Representasi Fenomena Muenshakai Dalam

Film Rentaneko karya Naoko Ogigami oleh Tri Agustina Ningsih (2015) dari

Universitas Airlangga. Film Rentaneko menceritakan tentang seorang perempuan

bernama Sayoko yang memiliki banyak kucing dan sebagian kucing-kucing itu

disewakan untuk orang-orang yang kesepian. Dalam penelitian ini, Tri Agustina

Ningsih menggunakan teori Semiotik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

empat tokoh dalam film ini mengalami kelemahan Ketsuen ( : ikatan darah

dengan keluarga), kelemahan Chien ( : ikatan dengan lingkungan), dan

kelemahan Shaen ( : ikatan yang berhubungan dengan pekerjaan). Hal ini

merupakan bukti representasi Muenshakai di Jepang dimana ikatan antar individu

dengan keluarga, lingkungan dan tempat kerja mengalami kelemahan.

Kedua penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis memiliki

tema yang sama, yaitu mengenai fenomena Muenshakai. Teori sosiologi sastra

sebagai cerminan masyarakat dari Ian Watt yang penulis gunakan untuk penelitian

ini memiliki kesamaan dengan teori yang digunakan Nasrudin, dan berbeda

dengan teori yang digunakan Tri Agustina Ningsih, yang menggunakan teori

Page 47: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

33

Semiotik. Perbedaan juga terdapat dari kedua penelitian sebelumnya dengan

penelitian ini. Nasrudin dalam penelitiannya berfokus pada masalah seputar lansia

yaitu Muenshi ( ) atau yang disebut dengan dying alone, kerenggangan

hubungan antar keluarga lansia serta isolasi sosial dalam film Okuribito,

sedangkan penulis berfokus pada keluarga kontemporer Jepang yang mengalami

kehilangan nilai Ketsuen yang tercermin dalam drama televisi Family Complex.

Perbedaan juga terdapat pada penelitian Tri Agustina Ningsih yang membahas

mengenai kelemahan Ketsuen, Chien, dan Shaen pada empat tokoh dalam film

Rentaneko, sedangkan penulis membahas mengenai hilangnya nilai Ketsuen

dalam keluarga kontemporer Jepang yang terdapat dalam drama televisi Family

Complex.

Page 48: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong

(2007:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif

analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian

disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti

menguraikan. Meskipun demikian, ( = atas, = lepas, urai), telah

diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga

memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:53).

3.2 Sumber Data

Sumber data menurut Arikunto (2006:129) adalah subjek darimana data dapat

diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data,

yaitu:

1. Sumber data Primer

Penulis menggunakan drama Televisi Family Complex karya sutradara

Mitsuru Kubota yang tayang di stasiun televisi NTV pada tahun 2012.

Penulis mengambil data berupa potongan adegan dan dialog mengenai

Page 49: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

35

hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer Jepang yang terdapat

dalam drama televisi Family Complex.

2. Sumber data Sekunder

Menurut Sugiyono (2005:62), data sekunder adalah data yang tidak

langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus

melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Sumber data sekunder

untuk melengkapi penelitian ini, diperoleh dari studi literatur, buku-buku,

dan berbagai informasi seperti data statistik, dan artikel-artikel dari internet

yang berhubungan dengan perubahan sistem Ie menjadi sistem Kaku

Kazoku, disharmonisasi keluarga, perceraian di Jepang, Muenshakai, dan

melemahnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer di Jepang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bisa berarti sebagai suatu proses atau kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap berbagai fenomena, informasi, atau

kondisi lokasi penelitian sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi

kepustakaan. Nazir (2003:27) dalam bukunya yang berjudul

mengemukakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap dialog pada drama, buku-buku, literatur-

literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan

masalah yang dipecahkan. Menggunakan metode kepustakaan, penulis

mengumpulkan informasi dan data yang sesuai dengan masalah yang sedang

Page 50: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

36

diteliti. Informasi dan data diperoleh dari buku-buku, karya tulis, dan artikel-

artikel dari internet mengenai perubahan sistem Ie menjadi sistem Kaku Kazoku,

disharmonisasi keluarga, perceraian di Jepang, Muenshakai, dan hilangnya nilai

Ketsuen pada keluarga kontemporer Jepang.

3.4 Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Menyaksikan drama televisi Family Complex.

b. Mencari, menandai, lalu mengumpulkan data berupa potongan adegan dan

dialog mengenai hilangnya nilai Ketsuen pada keluarga kontemporer

Jepang dalam drama televisi Family Complex.

c. Data-data yang terkumpul lalu disusun dan dikelompokkan ke dalam

empat bagian temuan.

d. Menjelaskan tiap-tiap data yang sudah dikelompokkan secara deskriptif

analisis menggunakan teori mise-en-scene dan teori-teori pendukung dari

sumber data sekunder.

Page 51: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

37

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sinopsis Drama Televisi Family Complex Karya Sutradara Mitsuru

Kubota

Drama televisi Family Complex bercerita tentang Shuji Yamamura seorang

pemuda yang mempunyai perusahaan be erusahaan

ini menyediakan jasa penyewaan orang yang bisa berperan sebagai anggota

keluarga, tamu, guru, atau teman untuk menghadiri upacara pernikahan maupun

upacara kematian. Selain itu, perusahaan ini juga bisa menyewakan orang yang

bisa berperan sebagai orangtua untuk mengikuti wawancara di sekolah favorit

bagi klien yang merupakan single parent. Hal ini dikarenakan anak yang tidak

mempunyai orang tua lengkap dipandang sebelah mata oleh pihak sekolah favorit

tersebut. Maka dari itu agar sang anak bisa diterima, para single parent pun

memilih untuk menyewa orang sebagai ayah atau ibu untuk membantu dalam

proses wawancara masuk sekolah.

Suatu hari, Kobashi Beniko,

Romanc dan diterima pada hari itu juga meski masih dalam masa percobaan.

Beniko yang masih belum mengetahui perusahaan bergerak di

bidang apa, langsung dilibatkan dalam acara pernikahan dari seorang klien.

Beniko diminta untuk berperan sebagai teman semasa kuliah sang klien. Beniko

keluarga, lambat laun akhirnya bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

Page 52: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

38

Seorang klien bernama Ryunosuke Tozaki, yang usianya diprediksi tinggal

enam bulan lagi, dikarenakan kanker yang diderita, suatu hari ingin menyewa dua

untuk berperan sebagai istri dan anaknya.

Ryunosuke ditinggalkan istri dan anak-anaknya sejak enam tahun terakhir. Begitu

tahu kalau hidupnya tidak lama lagi, Ryunosuke ingin membuat video kenang-

kenangan semasa hidup bersama keluarga sebelum meninggal. Beniko lalu

diminta berperan sebagai anak perempuan Ryunosuke, sementara Ono, pegawai

lain di perusahaan, diminta sebagai istri Ryunosuke. Beniko merasa keberatan

dengan perannya, dan merasa canggung ketika harus berperan di depan

Ryunosuke sebagai seorang anak. Sikap Beniko tersebut membuat Ryunosuke

menjadi tidak nyaman dan hal itu dilaporkan Ono pada Shuji. Beniko diminta

untuk berusaha lebih keras menganggap Ryunosuke sebagai ayah kandungnya dan

menggunakan imajinasi sendiri untuk menciptakan hubungan antara ayah dan

anak. Beniko yang merasa bersalah, akhirnya berusaha lebih menghayati perannya

sampai akhirnya bisa menjadi akrab dengan Ryunosuke.

mendapatkan sebagian

warisannya. Hal itu sontak membuat masalah, apalagi Ono menganggap Beniko

sengaja mendekati Ryunosuke agar bisa mendapatkan warisan. Tapi Beniko

membantah itu semua dan menjelaskan bahwa kedekatannya dengan Ryunosuke

selama ini tidak ada hubungannya dengan warisan.

Masalah warisan ini pun akhirnya sampai ke telinga Chieko dan Akane, yang

merupakan istri dan anak kandung Ryuonosuke. Chieko dan Akane yang tidak

Page 53: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

39

terima kalau sebagian warisan Ryunosuke diberikan pada perempuan lain, datang

ke rumah Ryunosuke lalu menyalahkan Ono dan Beniko. Pertengkaran yang

terjadi, membuat Ryunosuke mengalami syok. Sehingga pada akhirnya

Ryunosuke dilarikan ke rumah sakit.

Sementara itu, Shuji diminta pengacara Ryunosuke untuk pergi menemui

Shota, anak laki-laki Ryunosuke. Selain Beniko, Chieko, dan Akane, Shota juga

tercatat sebagai penerima warisan. Shuji pun mendatangi kediaman Shota dan

memberitahu kalau Ryunosuke sekarang sedang sekarat di rumah sakit.

Mendengar hal itu tidak mengubah pikiran Shota yang sudah berjanji pada dirinya

sendiri untuk tidak menemui Ryunosuke lagi. Semua itu dikarenakan

kesalahpahaman yang terjalin antara Ryunosuke dan Shota selama ini. Shota

menganggap Ryunosuke seorang yang egois, tidak pernah mempedulikan Shota,

dan hanya memikirkan pekerjaan.

Apa yang dialami Shota dan Ryunosuke merupakan hal yang sama pada Shuji.

Shuji ternyata juga mengalami masalah dengan ayahnya. Ketika Shuji memasuki

SMA, Shuji keluar dari rumah dan tidak menghubungi ayahnya selama 20 tahun

lamanya. Namun, pada akhirnya, Shuji pun memutuskan untuk mengunjungi

ayahnya yang sedang sakit.

Page 54: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

40

Tabel 4.1 Tokoh-tokoh dalam Drama Televisi Family Complex

Shuji Yamamura (CEO Perusahaan Family Romance )

Beniko Kobashi

(Pegawai Perusahaan Family Romance )

Kaori Sawa

(Pegawai Perusahaan Family Romance )

Ryunosuke Tozaki (Klien Perusahaan Family Romance )

Chieko Tozaki

(Istri Ryunosuke)

Akane Tozaki

(Putri Ryunosuke)

Shota Tozaki

(Putra Ryunosuke)

Wataru Fujisaki

(Anak Klien Perusahaan Family Romance )

(Sumber: DramaWiki, 2012)

Page 55: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

41

4.2 Hilangnya Nilai Ketsuen Pada Keluarga Kontemporer Jepang dalam

Drama Televisi Family Complex

Family Complex merupakan sebuah drama televisi karya sutradara Mitsuru

Kubota yang ditayangkan di stasiun televisi NHK Jepang pada hari Jumat, tanggal

27 Juli 2012, pukul 21.00 malam. Drama televisi Family Complex merupakan

drama spesial yang hanya memiliki satu episode dengan durasi 93 menit. Di

dalam drama televisi Family Complex, penulis menemukan terdapat adegan-

adegan dan juga dialog yang menggambarkan apa saja penyebab hilangnya nilai

Ketsuen yang dialami tokoh utama maupun tokoh tambahan yang berperan

sebagai klien da Penulis membagi analisis pada

bab ini menjadi empat bagian, yaitu 1) hilangnya nilai Ketsuen akibat perceraian,

2) hilangnya nilai Ketsuen akibat sikap egosentrisme, 3) hilangnya nilai Ketsuen

akibat perang dingin antaranggota keluarga, 4) hilangnya nilai Ketsuen akibat

kurangnya atau putus komunikasi antaranggota keluarga.

Keempat poin tersebut akan dijelaskan secara lebih detail pada analisis berikut:

4.4.1 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Perceraian

Data 1

(Menit ke 00:11:47 00:12:23)

Gambar 4.1 Beniko melayangkan protes

masalah pekerjaan kepada Shuji

Page 56: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

42

Dialog :

:

:

: :

Beniko : Watashi nattoku dekinaindesukedo. Konna koto ga

hito tasukenandesuka. Shuji : Jya, shinpu no koto w

Shinpu no oya wa rikon shiteite dotchi mo musume ni kanshin ga hataraiteitatte. Sorede, wo shitatameru to omou ka.

Beniko : Demo, itsuka wa bareru to omoundesuyo. Shuji

deattanda. Sorede mo kare wa kekkon wo ketsui shita. Kore wa futari w

Terjemahan :

Beniko : Saya masih tidak yakin. Bagaimana bisa ini membantu orang yang membutuhkan?

Shuji : Jadi, kamu menyarankan untuk memberitahu keadaan sang pengantin wanita yang sebenarnya kepada kedua orangtua pengantin pria? Bahwa orangtua dari pengantin wanita bercerai dan tak ada satupun dari mereka yang peduli dengannya. Bahwa dia dikeluarkan dari SMA dan selama ini bekerja di toko seks. Apa kamu pikir orangtua dari pengantin pria akan menyetujui pernikahan mereka?

Beniko : Tapi, saya pikir cepat atau lambat orangtuanya aka n mengetahuinya.

Shuji : Pengantin pria bertemu dengan pengantin wanita di toko seks dan merupakan pelanggan disana. Meskipun begitu, diatetap memutuskan untuk menikah. Pekerjaan kita adalah membantu orang-orang seperti mereka.

Page 57: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

43

Analisa :

Gambar 4.1 diambil secara medium shot dan menunjukkan bahwa lokasi

adegan ini sedang di jalan. Latar waktu dari adegan ini menunjukkan bahwa

keadaan berlangsung pada saat malam hari. Para pegawai Family Romance baru

menyelesaikan pekerjaan mereka untuk berperan sebagai keluarga dan teman

dalam acara pernikahan seorang klien. Bisa dilihat pakaian serta dandanan Beniko

yang formal layaknya tamu undangan pada umumnya, begitu juga dengan Shuji

yang terlihat mengenakan setelan. Seorang klien yang menggunakan jasa Family

Romance kali ini merupakan seorang wanita yang menyewa orang-orang di

perusahaan Family Romance untuk berperan sebagai orangtuanya, keluarga

besar, juga teman-teman dan para guru.

Dalam dialog antara Beniko dan Shuji di atas, Beniko yang masih belum

mengerti dengan pekerjaan di perusahaan Family Romance , menanyakan

bagaimana pekerjaan itu bisa membantu orang yang membutuhkan. Shuji lalu

menjelaskan bahwa kedua orangtua klien bercerai dan tidak ada satupun dari

keduanya yang mempedulikan sang klien. Klien tersebut juga dikeluarkan dari

SMA-nya dan bekerja di toko seks. Dengan latar belakang dari pengantin wanita

yang seperti itu, Shuji mempertanyakan apa bisa orangtua dari sang pengantin pria

menerima pernikahan tersebut. Selain itu, pengantin pria juga bertemu dengan

pengantin wanita di toko seks sebagai pelanggan.

Seperti yang dikatakan Willis dalam bukunya yang berjudul Konseling

Keluarga (Family Counseling) (2008), salah satu disharmonisasi keluarga yaitu,

keluarga itu terpecah karena struktur tidak utuh sebab salah satu dari kepala

Page 58: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

44

keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai. Berdasarkan dari latar belakang

sang klien yang dijelaskan oleh Shuji, menunjukkan bahwa sang klien mengalami

kehilangan ikatan dengan orangtuanya diakibatkan oleh perceraian.

Data 2

(Menit ke 00:47:55-00:48:23)

Gambar 4.2 Seorang klien yang meminta Shuji untuk berpura-pura menjadi mantan suaminya

Dialog :

:

: : : :

Kuroda : Anata no itteta koto yoku wakatta wa. Rentaru demo kazoku ga

watashi single mother nano. Kaori : Ha? Shuji : Ha? Kuroda : Musume ga saikin rikonshita chichioya ni aitagatteruno.

Umarete suguni rikon shitashi, shashin mo naikara, musume wa chichioya no kao wo shiranai wa. Saitei no otoko yo. Demo musume ni wa rippana chichioya datte ii tsuzuketekita.

Page 59: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

45

Terjemahan :

Klien : Sekarang saya mengerti apa yang Anda katakan. Saya pikir ada orang-orang di dunia ini yang membutuhkan keluarga, meskipun itu hanya sewaan. Asal Anda tahu saja, saya merupakan orangtua tunggal.

Kaori : Apa? Shuji : Apa? Klien : Anak saya akhir-akhir ini ingin bertemu dengan ayahnya. Saya

bercerai tepat setelah anak saya lahir. Saya tidak mempunyai fotonya, jadi dia tidak tahu wajah ayahnya. Dia laki-laki yang tidak baik, tapi saya memberitahu anak saya bahwa dia adalah laki-laki baik yang terhormat.

Analisa :

Gambar 4.2 diambil dengan pengambilan gambar medium long shot. Kuroda,

yang merupakan seorang klien, dengan pakaian formal kerja, sedang duduk di

hadapan Shuji dan Kaori yang juga mengenakan pakaian formal kerja. Lokasi

menunjukkan bahwa latar tempat merupakan salah satu ruangan di kantor

perusahaan. Dalam dialog di atas, Kuroda menjelaskan bahwa dia merupakan

single parent dan mempunyai satu anak perempuan. Seperti yang dikatakan

Hurlock (1999:199), single parent adalah orangtua yang telah menduda, atau

menjanda entah ayah atau ibu, yang memiliki tanggung jawab untuk memelihara

anak-anak setelah kematian pasangan, perceraian, atau kelahiran anak di luar

nikah. Sang klien bercerai dari suaminya tepat setelah anaknya lahir. Dalam

dialog juga dapat diketahui, bahwa alasan Kuroda bercerai adalah sikap dari

mantan suami yang tidak baik. Seperti yang dikatakan Yamashita (1986:417),

para istri sekarang lebih berpikir realistis dengan percaya bahwa lebih baik

bercerai dan memulai kehidupan baru daripada terus melanjutkan pernikahan.

Berdasarkan dialog di atas, Kuroda mengatakan bahwa sang anak ingin bertemu

ayahnya, dan Kuroda tidak mempunyai foto sang mantan suami, menunjukkan

Page 60: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

46

hilangnya ikatan Kuroda dan anak dengan mantan suaminya yang diakibatkan

oleh perceraian.

Data 3

(Menit ke 00:56:37-00:57:30)

Gambar 4.3 Kaori menceritakan masa lalu

Shuji kepada Beniko Dialog :

:

: :

: : : : : :

Kaori :

minakattandatte. Beniko : Sore de? Kaori saikonshitandakedo, atarashii

Page 61: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

47

Beniko : Nikun deta... Kaori Beniko : A~a, Kaori , chichioya dakeda to omoukedo. Beniko Kaori

hotondo shinai kara. Terjemahan :

Kaori : Pak Direktur tidak dilahirkan di lingkungan keluarga yang bahagia. Orangtuanya bercerai saat dia masih kecil, dan dia tinggal dengan ayahnya. Tapi, dia bilang ayahnya tidak peduli dengannya.

Beniko : Lalu? Kaori : Ayahnya menikah lagi saat Pak Direktur masih SMP, dan ibu

tirinya juga tidak peduli dengannya. Sepertinya Pak Direktur sangat membenci ayahnya. Dia bilang, dia bahkan tidak pernah memanggil ayahnya dengan panggilan Ayah .

Beniko : Membenci ayahnya Kaori : Aku boleh minta itu? Beniko : Oh iya, silakan. Apakah dia membenci ibunya juga? Kaori : Tidak, aku pikir hanya ayahnya. Beniko : Ibunya meminta Pak Direktur untuk menjenguk ayahnya yang

sakit. Kaori : Mungkin ayahnya masih di rumah sakit. Pak Direktur sangat

jarang bercerita tentang keluarganya. Analisa :

Dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pengambilan gambar diambil secara

long shot. Terlihat Kaori dan Beniko yang mengenakan pakaian formal kerja

dengan latar tempat yang menunjukkan bahwa mereka sedang duduk di salah satu

ruangan kantor perusahaan. Keadaan saat itu memperlihatkan jam istirahat dimana

terlihat dari Kaori dan Beniko yang memegang minuman. Dalam dialog, dapat

diketahui dari penjelasan Kaori, bahwa kedua orangtua Shuji bercerai sejak Shuji

masih kecil. Lalu, setelah itu sang ayah menikah lagi. Sang ayah tidak

mempedulikan Shuji, begitu pula ibu tirinya dan hal itu membuat Shuji membenci

ayahnya, sampai-sampai Shuji tidak memanggil sang ayah dengan panggilan

ayah . Berdasarkan penjelasan dari Kaori tentang masa lalu Shuji pada dialog di

Page 62: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

48

atas, maka hilangnya ikatan antara Shuji dan ayahnya diakibatkan oleh perceraian

dari orangtua.

4.4.2 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Sikap Egosentrisme

Data 4

(Menit ke 00:15:10 00:15:48)

Gambar 4.4 Shuji menanyakan Gambar 4.5 Akane dan Chieko kenangan saat bersama Ryunosuke menjelaskan hubungan mereka kepada Chieko dan Akane dengan Ryunosuke Dialog :

: , :

:

: :

:

: :

: Shuji : Sumimasen, Tozaki Chieko-san to Akane-sandesu yo ne. Chieko : Watashitachi ni wa zettai muridesukara. Shuji -

-san to n Chieko : Omoidette... Shuji : Akane-

oyako ky Akane : Chichi to nanika shita kioku nante arimasen Chieko

Page 63: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

49

Shuji : -san ga gan de yomei hantoshi to iu no wa gozonjidesuka.

Chieko : Kiitemasu. Shitsureishimasu. Terjemahan :

Shuji : Permisi, Tozaki Chieko-san dan Akane-san? Chieko : Kami berdua benar-benar tidak bisa. Shuji : Kami tidak meminta Anda untuk tinggal bersama Ryunosuke-

san. Kami hanya ingin menanyakan kenangan Anda saat bersama Ryunosuke-san.

Chieko : Shuji : Mungkin seperti jalan-jalan bersama ke Disneyland saat Akane

masih kecil, atau berlari bersama di balapan orangtua dan anak saat Hari Olahraga.

Akane : Saya tidak ingat kalau pernah ada kenangan bersama ayah saya. Chieko : Dia hanya peduli dengan pekerjaannya dan main perempuan. Shuji : Ryunosuke-san mengidap kanker dan hidupnya tinggal 6 bulan

lagi. Apa kalian tahu mengenai itu? Chieko : Kami tahu. Permisi. Analisa :

Adegan pada Gambar 4.4 dan 4.5 diambil dengan pengambilan gambar

medium shot, yang memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas

kepala sehingga penonton dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi yang

meliputinya. Seperti yang dikatakan Chieko dalam dialog, Ryunosuke hanya

mempedulikan perusahaan dan suka main perempuan, hal itu menunjukkan bahwa

Ryunosuke memiliki sikap egosentrisme. Egosentrisme merupakan sifat yang

menjadikan diri sendiri sebagai pusat perhatian dari pihak lain yang diusahakan

dengan segala cara agar mau mengikutinya. Egosentrisme antara suami istri

merupakan salah satu penyebab terjadinya konflik dalam rumah tangga yang

akhirnya berujung pada pertengkaran yang terjadi terus menerus (Willis, 2008:18).

Selain dianggap hanya mempedulikan perusahaan dan suka main perempuan,

Ryunosuke sampai tidak mempunyai kenangan bersama sang anak, Akane. Hal itu

dapat dilihat dari gambar 4.5, terlihat bahwa ekspresi Akane yang terlihat enggan

Page 64: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

50

dan bosan, diiringi dialognya yang mengatakan bahwa dia tidak ingat pernah ada

kenangan bersama sang ayah, Ryunosuke. Berdasarkan penjelasan dari dialog di

atas, maka hilangnya ikatan antara Chieko, Akane, dan Ryunosuke dikarenakan

sikap egosentrisme dari Ryunosuke.

Data 5

(Menit 00:28:01 00:28:11)

Gambar 4.6 Shuji menyuruh Gambar 4.7 Wataru menjelaskan Wataru untuk pulang kenapa dia tidak ingin pulang

Dialog :

: :

Shuji : Mada ita no ka. M zo kaere. Wataru : Datt nda mon. Terjemahan :

Shuji : Kamu masih disini? Sudah larut malam. Pulanglah. Wataru : Tapi Ibu tidak ada di rumah dan aku bosan. Analisa :

Pengambilan gambar pada adegan ini adalah medium long shot dengan latar

tempat di salah satu ruangan kantor. Gambar 4.6 memperlihatkan Shuji yang

sambil memegang jasnya, bersiap untuk pulang, sedang berbicara pada Wataru

yang sedang duduk bermain koin. Wataru disuruh pulang karena sudah larut

malam, namun Wataru beralasan ibunya tidak ada dirumah dan dia bosan.

Page 65: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

51

Terlihat dari apa yang dikatakan Wataru, mengenai ibunya yang tidak berada

di rumah, hal itu menunjukkan sikap egosentrisme dari sang ibu. Hal mengenai

keadaan Wataru dengan ibunya dijelaskan lebih lanjut pada data di bawah ini:

Data 6

(Menit ke 00:31:37-00:32:04)

Gambar 4.8 Kaori menceritakan Gambar 4.9 Wataru yang sedang keadaan Wataru kepada Beniko menulis di ruangan kantor

Gambar 4.10 Wataru sedang duduk Gambar 4.11 Seragam Wataru sendirian di ruangan kantor yang kotor dan tidak rapi Dialog :

:

: :

Kaori : Itsumo jimusho ni kiteru Wataru

chichioya o yatta no. Wataru no hahaoya miepparina dake janakute

Page 66: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

52

darashinai hitode sa. Shokuji wa tsukuranai wa otoko asobi wa suru wa de Wataru katta no ne.

Nakai : Go yukkuri. Kaori :

shita no. Soshitara kyo tsui chatta. Terjemahan :

Kaori : Kamu tahu Wataru, anak sekolah yang selalu datang ke kantor? Tahun lalu, Pak Direktur menggantikan sebagai ayahnya untuk mengikuti wawancara di sekolahnya. Ibu Wataru tidak hanya seorang yang sombong, tapi juga seorang yang tidak bertanggungjawab. Dia tidak memasak, dan sering bepergian dengan laki-laki lain. Dia benar-benar tidak pernah merawat Wataru.

Pelayan : Silakan. Kaori : Jadi, Pak Direktur kasihan padanya dan beberapa kali sering

mengajaknya makan. Sejak saat itu, Wataru merasa seperti di rumah sendiri.

Analisa :

Gambar 4.8 diambil melalui pengambilan gambar long shot yang sekaligus

menunjukkan latar tempat dimana Kaori dan Beniko sedang berada di sebuah

tempat makan. Dalam dialog, Kaori menceritakan tentang Wataru yang sering

datang ke kantor. Seperti terlihat pada gambar 4.9, dimana Wataru sedang menulis

di salah satu ruangan kantor. Setelah itu diceritakan juga oleh Kaori, bahwa Shuji

tahun lalu berperan sebagai ayah Wataru ketika mengikuti proses wawancara

masuk sekolah. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa ibu Wataru

adalah seorang single mother. Kaori melanjutkan dengan menceritakan keadaan

Wataru yang tidak dipedulikan oleh ibunya. Sang ibu dikatakan adalah seorang

yang sombong, dan tidak bertanggung jawab. Dia tidak memasak untuk Wataru,

dan sering pergi jalan-jalan dengan laki-laki lain. Keadaan Wataru yang tidak

dipedulikan ibunya, ditunjukkan pada gambar 4.10 yang diambil secara medium

close up, dimana Wataru sedang duduk sendirian di salah satu ruangan kantor

dengan minuman kemasan yang terdapat di meja. Selain itu, pada gambar 4.11

Page 67: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

53

dimana pengambilan gambar diambil secara close up, yang memperlihatkan

kondisi seragam Wataru yang terlihat kotor dan tidak rapi. Berdasarkan dialog dan

gambar-gambar di atas, dapat diketahui bahwa hilangnya ikatan Wataru dengan

ibunya dikarenakan sikap egosentrisme sang ibu.

Data 7

(Menit ke 01:11:08-01:11:31)

Gambar 4.12 Shuji menyampaikan pesan Shota

kepada Ryunosuke

Dialog :

:

: : : , :

:

:

Page 68: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

54

:

:

Shuji : nananenburida yo ne.

Ima ten nda. Beniko : Shuji : Beniko : ja... Shuji :

wakattenaidesho? Boku ga tte ittara

tetsudzuki katte ni torikeshita yo ne. Demo sore dake ga iede shita genin janaindayo.

Ryunosuke : Nandatte? Shuji boku no yaru koto zenbu kimeta

emo kaisha o tsugitai tte itta?

ga taisetsudatta no? Ryunosuke : Shuji : Tousan ga ichiban aishi teta no wa boku toka kazoku janakute

kaishada yo ne. Ichiban shinpai shi teta no wa boku no seiseki

san to nda. Terjemahan :

Shuji : Ayah, bagaimana keadaanmu? Sudah 7 tahun kita tidak bertemu, ya. Sekarang aku sedang menjalani pelatihan sebagai Chef di restoran Jepang.

Beniko : Pak Direktur, ada apa ini? Shuji : Kakak, tidak usah ikut campur. Beniko : Pak Direktur, sekarang bukan saatnya Shuji : Ayah, aku tidak ingin warisanmu. Ayah pasti tidak tahu kenapa

aku tidak menginginkannya, bukan? Ketika aku memberitahu ayah aku ingin menjadi Chef, ayah hanya tertawa. Ayah juga

Page 69: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

55

membatalkan surat pendaftaranku ke universitas kuliner. Tapi itu bukan satu-satunya alasanku meninggalkan rumah.

Ryunosuke : Apa? Shuji : Sejak masih sekolah dasar, ayah selalu memutuskan apa yang

harus aku lakukan. Aktivitas di luar, kelas privat, ayah mengabaikan apa keinginanku dan memaksakan kehendak ayah padaku. Kelas menggambar dan melukis adalah kelas yang ingin aku ambil. Apa aku pernah mengatakan kalau aku ingin mengambil alih perusahaan ayah? Bila sesuatu terjadi, ayah mengatakan hal yang tidak mengenakkan, ayah tidak bisa menjadi pemimpin. Kenapa bagi ayah perusahaan ayah begitu penting?

Ryunosuke : Apa maksudmu? Shuji : Apa yang ayah sangat cintai bukan aku atau keluarga, tapi

perusahaan ayah. Apa yang sangat ayah cemaskan bukan nilai sekolahku, tapi keadaan perusahaan. Seandainya ayah mengakui itu, mungkin kemarahanku bisa berkurang dan aku merasa jadi bisa berbicara dengan ayah tentang beberapa hal.

Analisa :

Gambar 4.12 diambil dengan pengambilan gambar medium shot yang

memperlihatkan Beniko, Shuji, dan Ryunosuke yang sedang berada di kamar

rumah sakit. Shuji sedang menyampaikan pesan dari Shota kepada Ryunosuke

yang sedang terbaring di rumah sakit. Shota tidak ingin menemui Ryunosuke,

maka dari itu Shuji pun berperan sebagai Shota dalam adegan ini. Di dalam dialog,

Shuji mengatakan bahwa Ryunosuke tidak pernah mendengarkan keinginan Shota

sejak kecil, seperti keinginan Shota masuk kelas melukis dan menggambar. Selain

itu, Shota sejak kecil hidupnya juga selalu diatur oleh Ryunosuke, seperti

mengatur kegiatan Shota di luar, kelas privat, dan bahkan membatalkan surat

pendaftaran Shota di universitas kuliner. Selain itu, Ryunosuke juga terus

memaksakan kehendaknya pada Shota. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat

diketahui bahwa hilangnya ikatan antara Shota dan Ryunosuke dikarenakan sikap

egosentrisme dari Ryunosuke.

Page 70: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

56

4.4.3 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Perang Dingin Antaranggota Keluarga

Data 8

(Menit ke 00:27:22-00:27:57)

Gambar 4.13 Shuji menjelaskan keadaan Ryunosuke pada Beniko

Dialog :

:

:

Beniko : Sumimasendeshita. Hontou no musume-san wo shireba motto

Shuji : Hontou no tsuma to musume wa chichioya to bekkyo shite

rokunen. Chichioya no kao mo mitakunai to itteru. Soreni

Terjemahan :

Beniko : Maafkan saya. Saya pikir semua akan berjalan baik-baik saja kalau saja saya tahu anak perempuan kandungnya

Shuji : Ryunosuke berpisah dari istri dan anak perempuannya sudah enam tahun. Mereka bilang mereka tidak ingin melihat wajah Ryunosuke lagi. Mereka juga tidak ingin membicarakan tentang Ryunosuke sama sekali.

Analisa :

Gambar 4.13 diambil dengan pengambilan gambar medium shot yang

memperlihatkan Shuji dan Beniko sedang duduk berhadapan di salah satu ruangan

kantor. Posisi Beniko yang tengah menunduk dengan kedua tangan di pangkuan

Page 71: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

57

menunjukkan kondisi Beniko yang merasa bersalah karena tidak berperan dengan

baik sebagai sebagai anak Ryunosuke. Dalam dialog dapat diketahui, bahwa

Beniko meminta maaf dan memberi alasan seandainya saja dia mengenal Akane,

pasti dia bisa menjalankan perannya sebagai anak perempuan Ryunosuke dengan

baik. Lalu, Shuji pun menjelaskan bahwa sudah enam tahun istri dan anak

Ryunosuke pergi meninggalkan Ryunosuke, dan mereka tidak ingin melihat

Ryunosuke, apalagi membicarakan tentang Ryunosuke. Berdasarkan dialog di atas,

dapat diketahui bahwa hilangnya ikatan antara Ryunosuke dengan istri dan anak-

anaknya dikarenakan perang dingin antaranggota keluarga. Seperti yang dikatakan

Willis, perang dingin selain kurang terciptanya dialog, juga disisipi rasa

perselisihan dan kebencian dari masing-masing pihak. Dari pihak sang istri dan

anak, dapat diketahui bahwa mereka menyimpan rasa kebencian kepada

Ryunosuke sehingga tidak ingin melihatnya dan membicarakan tentangnya sama

sekali.

Data 9

(Menit ke 01:06:27-01:06:59)

Gambar 4.14 Shuji menanyakan Gambar 4.15 Shota menolak Shota pada istri Shota menemui Ryunosuke

Page 72: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

58

Dialog :

:

: : : : :

:

Shuji : Watashi Family Romance

-san irasshaimasu ka? Hazuki : Anata! Shota : Nandeshouka? Shuji -san no kotona ndesu. Shota : Nandayo. Shuji : Zettai ni awa renai ndesu ka, bengoshi kara kii tenainde suka. Shota : Zettai ni awanaishi, isan mo iranai ndesu. Kaette kudasai. Terjemahan :

Shuji : Saya Yamamura dari perusahaan Family Romance . Apakah Tozaki Shota ada di rumah?

Hazuki : Sayang! Shota : Ada perlu apa? Shuji : Ini atas nama Tozaki Ryunosuke-san. Shota : Ada apa? Shuji : Apa Anda benar-benar tidak ingin menemuinya? Shota : Apa Anda tidak dengar dari pengacara? Saya tidak akan pernah

mau menemuinya dan saya juga tidak ingin warisannya. Silakan pergi dari sini.

Analisa :

Gambar 4.13 diambil dengan cara medium shot yang memperlihatkan adegan

berlokasi di depan apartemen Shota, dimana Shuji sedang menanyakan tentang

Shota kepada Hazuki, istri Shota. Dalam dialog, Shuji meminta Shota untuk

menemui Ryunosuke. Shota yang ditunjukkan pada gambar 4.14 menunjukkan

ekspresi enggan dan malas begitu tahu topik pembicaraan yang diajukan Shuji

adalah mengenai Ryunosuke. Berdasarkan dialog dan gambar di atas, dapat

Page 73: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

59

diketahui bahwa hilangnya ikatan antara Shota dan Ryunosuke dikarenakan

perang dingin antaranggota keluarga. Dari pihak Shota menyimpan rasa kebencian

kepada Ryunosuke dilihat dari jawabannya yang tidak akan pernah mau menemui

Ryunosuke dan menolak warisannya.

4.4.4 Hilangnya Nilai Ketsuen Akibat Kurangnya atau Putus Komunikasi

Antaranggota Keluarga

Data 11

(Menit ke 1:07:40-1:08:38)

Gambar 4.16 Shuji meminta Shota

menceritakan semua masalahnya Dialog :

: :

:

: :

: : : : : :

Page 74: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

60

Shota : Anta shitsukoina. Zettai ni aitsu ni wa awanaindayo. Hazuki : Shota... Shuji : Wakarimashita. Ja chichioya ni zettai awanai riyuuwo oshiete

kudasai. Sore wo, Tozaki-san ni tsutaemasu. Shota : Hah? Shuji : Chichioya ni iitai koto ga takusan aru nanoni chichioya wa

shindeiku kuyashikunaidesuka, koukai shimasenka, itte kudasai watashi ga tsutaemasu.

Shota : Anata kara katterundesuka. Shuji : Iie, chichioya ni zettai aitakunai kimochi wakarimasukara. Shota : Eh? Shuji : Watashi mo chichioya wo nikundemasukara. Shota : Anta nannanda? Shuji : Itte kudasai. Shota-san no kotoba wo zenbu ikari mo nikushimi

mo zetsubu mo tsutaemasukara. Terjemahan :

Shota : Anda benar-benar keras kepala. Saya sudah bilang tidak akan pernah menemuinya.

Hazuki : Shota Shuji : Saya mengerti. Kalau begitu tolong beritahu saya mengapa

An d a t i d a k i n g i n m e n e m u i a ya h A n d a . S a ya a k a n menyampaikannya pada Tozaki-san.

Shota : Hah? Shuji : Tentu banyak sekali yang ingin Anda sampaikan pada ayah Anda,

tapi ayah Anda sedang sekarat. Apakah itu tidak mengganggu Anda? Apa anda tidak menyesal? Tolong beritahu saya. S aya akan menyampaikan pesan Anda.

Shota : Apa Anda sedang main-main dengan saya? Shuji : Tidak. Saya tahu apa maksud Anda ketika mengatakan tidak

ingin menemui Tozaki-san. Shota : Eh? Shuji : Saya juga membenci ayah saya. Shota : Anda siapa? Shuji : Tolong beritahu saya. Semua yang Anda katakan, kemarahan,

kebencian, keputusasaan, saya akan menyampaikannya pada Tozaki-san.

Analisa :

Gambar 4.16 diambil secara medium shot dari bawah yang memperlihatkan

Shuji berdiri berhadapan dengan Shota bersama istrinya. Latar dalam adegan ini

diambil di luar apartemen pada waktu siang hari, terlihat dari pencahayaan yang

menunjukkan keadaan siang hari dan keadaan langit yang terlihat dari gambar.

Page 75: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

61

Dari dialog bisa dilihat bahwa Shota kesal pada Shuji yang keras kepala tetap

menunggunya di luar apartemen dan kembali mengatakan bahwa dia tidak akan

menemui Ryunosuke. Shuji mengerti perasaan Shota, dan meminta Shota untuk

menceritakan keluhannya selama ini, karena nanti Shuji akan menyampaikan

semuanya pada Ryunosuke. Shota yang enggan bertemu dengan Ryunosuke, tentu

juga enggan berbicara dengannya. Namun, Shuji bersedia menjadi perantara

dalam menyampaikan semua keluhan Shota kepada Ryunosuke. Keengganan

Shota untuk bertemu dan berbicara dengan Ryunosuke, merupakan bukti bahwa

penyebab hilangnya nilai Ketsuen antara Shota dan Ryunosuke adalah kurangnya

atau putus komunikasi antaranggota keluarga.

Data 11

(Menit ke 1:24:12-1:26:22)

Gambar 4.1 Ryunosuke meminta Gambar 4.18 Shota dan lainnya maaf pada Shota melalui menyaksikan film dokumenter film dokumenternya Ryunosuke

Dialog :

: , ,

Page 76: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

62

,

, , ,

Ryunosuke : Shota, moshi omae ga kore o mite ita to shitara watashi wa mou kono yoni wa inaidarou. Watashi wa zutto omae ni

Daisuki sugite omae no koto w

wo omae ni itte shimatta. mae no koto ga kaisha no nan

juubai mo nan hyakubai mo daisukidatta. Sonna kantan na koto ga saigo ni shika ienai, jibun ga hontou

wo shitakatta. Izakaya no kauntaa ni suwatte issho ni sake wo kumikawashinagara omae no kanojo no hanashi wo kikitakatta.

wo yurusanakute mo iishigoto yori mo, naniyori mo, omae no koto wo aishiteitatte koto wa shitteite hoshii.

Terjemahan :

Ryunosuke : Shota, jika kamu menyaksikan ini, mungkin ayah sudah tidak ada lagi di dunia ini. Ayah sudah lama ingin meminta maaf padamu. Shota, ayah mencintaimu. Ayah terlalu mencintaimu, sampai ayah membuatmu pergi. Ayah sangat bodoh, jadi ayah tidak bisa menunjukkan bahwa ayah mencintaimu. Sebaliknya, ayah malah mengatakan hal-hal yang keras padamu. Ayah benar-benar minta maaf. Ayah mencintamu, sepuluh, seratus kali lipat daripada perusahaan. Sesuatu yang sangat mudah dikatakan tapi ayah tidak bisa mengatakannya. Ayah benar-benar benci dengan diri ayah sendiri. Shota, ayah ingin berbicara padamu selayaknya seorang ayah dengan anak. Duduk di sebuah tempat minum, sambil menuangkan minuman di gelas masing-masing, mendengarmu berbicara mengenai kekasihmu. Kamu tidak memaafkan ayah tidak apa-apa, tapi ayah ingin kamu tahu bahwa melebihi perusahaan, melebihi pekerjaan, bahkan melebihi apapun, ayah mencintaimu.

Page 77: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

63

Analisa :

Adegan ini merupakan adegan ketika para pegawai perusahaan Gambar 4.17

diambil dengan cara medium shot dimana Ryunosuke ditampilkan memakai baju

rumah sakit dan sedang berada di kamar rumah sakit. Gambar 4.18 diambil secara

medium shot juga yang memperlihatkan dimana seluruh pegawai Family

Romance bersama Shota sedang menyaksikan film dokumenter Ryunosuke yang

sudah selesai dibuat. Dalam dialog, Ryunosuke meminta maaf kepada Shota dan

mengatakan bahwa selama ini dia sebenarnya sangat mencintai Shota, tapi tidak

dapat menunjukkan semua itu secara terus terang. Sebaliknya, Ryunosuke malah

bersikap keras pada Shota yang menimbulkan kesalahpahaman bahwa Ryunosuke

hanya mencintai perusahaan dan tidak mempedulikan Shota. Padahal sebenarnya

Ryunosuke juga ingin berbicara pada Shota layaknya seorang ayah dan anak laki-

laki. Berdasarkan dialog di atas, dapat diketahui bahwa hilangnya ikatan antara

Ryunosuke dan Shota dikarenakan kurangnya atau putus komunikasi. Hal itulah

yang menyebabkan kesalahpahaman di antara Ryunosuke dan Shota selama ini.

Dari hasil analisis pada bab ini, drama televisi Family Complex menunjukkan

gambaran mengenai keadaan masyarakat Jepang pada saat ini, yaitu masyarakat

yang mengalami kondisi yang disebut dengan fenomena Muenshakai, dimana

seseorang mengalami kehilangan nilai Ketsuen, atau tidak memiliki kondisi

keterikatan hubungan antaranggota keluarga. Hal ini sesuai dengan sebagian

contoh-contoh kasus yang dijelaskan pada bagian kajian pustaka dalam penelitian

ini.

Page 78: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada bab IV sebelumnya, penyebab hilangnya nilai

Ketsuen pada keluarga kontemporer Jepang yang terdapat dalam drama Family

Complex yang penulis temukan terbagi menjadi empat bagian dengan sebelas data.

Hasil penelitian bagian pertama yaitu hilangnya nilai Ketsuen akibat

perceraian, penulis menemukan ada tiga temuan. Temuan pertama adalah seorang

klien bernama Iida Manami dari perusahaan Family Romance , yang

menunjukkan bahwa kedua orangtua Manami bercerai dan tidak ada satupun dari

keduanya yang mempedulikan Manami. Temuan kedua juga dari klien bernama

Kuroda, yang menunjukkan bahwa Kuroda bercerai dengan sang suami

dikarenakan sikap sang suami yang tidak baik, dan Kuroda merupakan single

mother. Temuan ketiga, dialami oleh tokoh utama, yaitu Shuji Yamamura.

Temuan ini menunjukkan bahwa orangtuanya bercerai sejak kecil, lalu ayahnya

yang tidak peduli dengan Shuji memilih untuk menikah lagi. Ibu tirinya pun ikut

tidak mempedulikan Shuji.

Hasil penelitian bagian kedua yaitu, hilangnya nilai Ketsuen akibat sikap

egosentrisme yang terdapat tiga temuan. Temuan pertama dan kedua dialami oleh

Wataru, salah satu anak klien dari perusahaan Family Romance yang tidak

dipedulikan karena sikap egosentrisme dari ibunya. Temuan ketiga dialami oleh

Ryunosuke yang dianggap hanya mempedulikan perusahaan dan selalu

memaksakan kehendak kepada anaknya, Shota.

Page 79: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

65

Hasil penelitian bagian ketiga yaitu, hilangnya nilai Ketsuen akibat perang

dingin antaranggota keluarga menunjukkan dua temuan. Temuan pertama terdapat

pada tokoh Chieko dan Akane yang menyimpan rasa kebencian kepada

Ryunosuke, sampai-sampai tidak ingin melihat wajahnya lagi dan tidak ingin

membicarakan tentang Ryunosuke. Temuan kedua terdapat pada tokoh Shota

yang menyimpan rasa kebencian pada Ryunosuke, sehingga menolak untuk

menemui Ryunosuke dan menolak warisannya.

Hasil penelitian bagian keempat yaitu, hilangnya nilai Ketsuen akibat

kurangnya atau putus komunikasi antaranggota keluarga yang terdapat dua

temuan. Kedua temuan ini dialami oleh tokoh Ryunosuke dan Shota, satu temuan

menunjukkan dimana Shota yang tidak ingin menemui Ryunosuke, sehingga Shuji

pun menawarkan diri untuk menyampaikan keluhan Shota pada Ryunosuke. Hal

ini menunjukkan bahwa kurangnya atau putus komunikasi antaranggota keluarga

yang dialami Shota dan Ryunosuke menyebabkan Shota dan Ryunosuke menjadi

tidak dekat, sehingga Shota tidak menyukai Ryunosuke dan enggan menemuinya.

Temuan kedua menunjukkan Shota dan Ryunosuke yang akibat kurangnya dan

putus komunikasi selama ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman di antara

mereka..

Dari hasil analisis pada bab IV, drama televisi Family Complex ini merupakan

gambaran mengenai keadaan masyarakat Jepang pada saat ini, yaitu masyarakat

yang mengalami keadaan yang disebut dengan fenomena Muenshakai. Dalam

drama televisi ini menunjukkan sebagian kecil penyebab masyarakat Jepang yang

kehilangan nilai Ketsuen, atau kondisi dimana seseorang tidak memiliki

Page 80: PADA KELUARGA KONTEMPORER JEPANG YANG ...repository.ub.ac.id/167/1/Salsabiila Putri Faatiha.pdfKontemporer Jepang Yang Tercermin Dalam Drama Televisi Karya Sutradara Mitsuru Kubota

66

keterikatan hubungan antaranggota keluarga. Namun, dalam kenyataannya masih

banyak penyebab lain dalam suatu keluarga di Jepang yang mengalami hilangnya

keterikatan hubungan dengan anggota keluarga.

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penyebab hilangnya nilai Ketsuen

pada keluarga kontemporer Jepang telah tercermin di dalam drama televisi Family

Complex sesuai dengan contoh beberapa kasus yang terdapat di bagian kajian

pustaka dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Namun, bila ada yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai tema yang sama, yaitu

Muenshakai, disarankan untuk penelitian berikutnya bisa mengambil tentang

fenomena Kodokushi atau orang-orang yang meninggal sendiri di kediamannya

dan baru diketahui setelah beberapa hari kemudian.

Apabila ingin menggunakan sumber data yang sama dalam penelitian ini,

yaitu drama televisi Family Complex, bisa diambil penelitian mengenai persewaan

keluarga di Jepang tapi dihubungkan dengan fenomena yang lain.