pada hakekatnya borobudur itu berbentuk stupa

3
Pada hakekatnya Borobudur itu berbentuk stupa, yaitu bangunan suci agama Buddha yang dalam bentuk aslinya merupakan kubah (separoh bola) yang berdiri atas alas dasar dan diberi payung di atasnya. Relief pada dinding-dinding candi Borobudur itu menurut Drs. Moehkardi dalam majalah Intisari jumlahnya ada 1460 adegan menghias candi Brobudur, tiap relief menggambarkan ceritera kehidupan Buddha Gautama, sedang relief yang merupakan dekoratief (hiasan) ada 1212 buah. Panjang relief itu kalau disambung-sambung seluruhnya dapat mencapai 2.900 m, jadi hampir 3 km. Jumlah arcanya ada 505 buah, terdiri dari : -Tingkat ke-1 Rupadhatu ditempat arca-arca Manushi Budha sebanyak 92 buah; -Tiga tingkat selebihnya masing-masing mempunyai 92 buah arca Dhyani Buddha; -Tingkat di atasnya mempunyai 64 arca Dhyani Buddha. Selanjutnya di tingkat Arupadhatu terdapat pula arca-arca Dhyani Buddha yang dikurung dalam stupa, terletak pada tingkatan yang berbentul lingkaran dan masing-masing tingkat sebanyak : 32, 24 dan 16 sejumlah 72 buah. Akhirnya di stupa induk paling atas, dahulunya terdapat pula sebuah patung Sang Adhi Buddha, yaitu Buddha tertinggi dalam agama Buddha Mahaya. Maka julah seluruhnya adalah 3 x 92 buah jumlah 432 + 64 + 1 = 505 buah. Permainan angka yang mengagumkan. Drs. Moehkardi mengemukakan adanya permainan angka dalam Candi Borobudur yang juga amat mengagumkan, sebagai berikut : Jumlah stupa di tingkat Arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8. Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing- masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya : 1,9m; 1,8m; 1,7m. Beberapa bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan berakhir menjadi angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan : angka 1 melambangkan ke-Esaan Sang Adhi Buddha. Perhatikan bukti-buktinya dibawah ini :

Upload: henricuseramawanto

Post on 15-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

cagar budaya

TRANSCRIPT

Pada hakekatnya Borobudur itu berbentuk stupa, yaitu bangunan suci agama Buddha yang dalam bentuk aslinya merupakan kubah (separoh bola) yang berdiri atas alas dasar dan diberi payung di atasnya.

Relief pada dinding-dinding candi Borobudur itu menurut Drs. Moehkardi dalam majalah Intisari jumlahnya ada 1460 adegan menghias candi Brobudur, tiap relief menggambarkan ceritera kehidupan Buddha Gautama, sedang relief yang merupakan dekoratief (hiasan) ada 1212 buah. Panjang relief itu kalau disambung-sambung seluruhnya dapat mencapai 2.900 m, jadi hampir 3 km. Jumlah arcanya ada 505 buah, terdiri dari : -Tingkat ke-1 Rupadhatu ditempat arca-arca Manushi Budha sebanyak 92 buah; -Tiga tingkat selebihnya masing-masing mempunyai 92 buah arca Dhyani Buddha; -Tingkat di atasnya mempunyai 64 arca Dhyani Buddha.

Selanjutnya di tingkat Arupadhatu terdapat pula arca-arca Dhyani Buddha yang dikurung dalam stupa, terletak pada tingkatan yang berbentul lingkaran dan masing-masing tingkat sebanyak : 32, 24 dan 16 sejumlah 72 buah.

Akhirnya di stupa induk paling atas, dahulunya terdapat pula sebuah patung Sang Adhi Buddha, yaitu Buddha tertinggi dalam agama Buddha Mahaya. Maka julah seluruhnya adalah 3 x 92 buah jumlah 432 + 64 + 1 = 505 buah.

Permainan angka yang mengagumkan.

Drs. Moehkardi mengemukakan adanya permainan angka dalam Candi Borobudur yang juga amat mengagumkan, sebagai berikut :

Jumlah stupa di tingkat Arupadhatu (stupa puncak tidak di hitung) adalah: 32, 24, 26 yang memiliki perbandingan yang teratur, yaitu 4:3:2, dan semuanya habis dibagi 8.

Ukuran tinggi stupa di tiga tingkat tsb. Adalah: 1,9m; 1,8m; masing-masing bebeda 10 cm. Begitu juga diameter dari stupa-stupa tersebut, mempunyai ukuran tepat sama pula dengan tingginya : 1,9m; 1,8m; 1,7m.

Beberapa bilangan di borobudur, bila dijumlahkan angka-angkanya akan berakhir menjadi angka 1 kembali. Diduga bahwa itu memang dibuat demikian yang dapat ditafsirkan : angka 1 melambangkan ke-Esaan Sang Adhi Buddha.

Perhatikan bukti-buktinya dibawah ini :

Jumlah tingkatan Borobudur adalah 10, angka-angka dalam 10 bila dijumlahkan hasilnya : 1 + 0 = 1. Jumlah stupa di Arupadhatu yang didalamnya ada patung-patungnya ada : 32 + 24 + 16 + 1 = 73, angka 73 bila dijumlahkan hasilnya: 10 dan seperti diatas 1 + 0 = 10.

Jumlah patung-patung di Borobudur seluruhnya ada 505 buah. Bila angka-angka didalamnya dijumlahkan, hasilnya 5 + 0 + 5 = 10 dan juga seperti diatas 1 + 0 = 1.

Sang Adhi Buddha dalam agama Buddha Mahaya tidak saja dianggap sebagai Buddha tertinggi, tetapi juga dianggap sebagai Asal dari segala Asal, dan juga asal dari keenam Dhyani Buddha, karenanya ia disebut sebagai Yang Maha Esa.

Demikianlah keindahan Borobudur sebagai yang terlihat dan yang terasakan, mengandung filsafat tinggi seperti yang tersimpan dalam sanubari bangsa Timur, khususnya bangsa kita.

Inskripsi pendek : kata kunci untuk siapa ?10/05/2010

Cakravarti artinya sang penguasa dunia, itu contoh sepenggal kata ini terukir pada pinggiran atas dari panel Maha Karmawibhangga nomer 129. Kita menemukan tidak kurang dari 35 panil memuat tulisan kata seperti itu. Inskripi pendek yang ditulis dengan aksara Jawa Kuno itu biasanya diukirkan di bagian perbingkaian di luar bidang pahat. Adakah hubungan penulisan kata ini dengan visualisasi panel-nya?

Visualisasi panil 129 yang memuat kata cakravarti menggambarkan seorang tokoh duduk di atas bangku didampingi seorang putri. Di samping kiri jongkok seorang dayang perempuan membawa pengusir lalat (camara). Para abdi duduk bersila, wanita di sebelah kiri dan pria di sebelah kanan. Gambar itu dilatari pepohonan dan binatang peliharaan gajah dan kuda. Kita melihat pola visualisasi serupa pada panil 132 yang juga memuat inskripsi sama yaitu cakravarti. Ungkapan penguasa telah divisualkan dengan perbedaan posisi tempat dan cara duduk, sang penguasa duduk di bale lebih tinggi daripada abdi di sekitarnya besila tanpa bale, lalu aksesosi yang dikenakan juga berbeda. Barangkali pohon-pohon, gajah, dan kuda mewakili simbol dan visualisasi dari kekayaan. Penguasa dikonotasikan pemilik kebun, dan binatang tunggangan, begitu juga pundi-pundi di bawah bale adalah representasi dari kemakmuran.

Lalu kata svargga yang berarti surga termuat pada panil : 130, 134, 137, 140,143, dan 147. Surga pada panil 137 divisualisasikan : seorang dewa duduk didampingi 3 perempuan. Salah seorang tengah memainkan alat musik Di bagian lain tampak makhluk kayangan kinara-kinari (badan burung kepala manusia) yang berdiri di atas guci harta, merupakan lambang kehidupan di surga. Secara keseluruhan menggambarkan suasana kelimpahan.

Di samping visualisasi tentang situasi, kita juga mencatat dua tulisan dalam satu panil seperti pada panil 131 memuat kata gantha yang berarti lonceng dan kata mahecakhyasamavadhana yang berarti orang-orang suci bersama pengikutnya. Secara keseluruhan panil memperlihatkan beberapa orang beribadat sambil memukul genta. Pemujaan dilakukan pada sebuah bangunan suci. Di bagian lain ada dua orang suci dan pengikutnya.

Dari cuplikan panil-panil ini kita bisa mengatakan bahwa kata bertulis pada tepian relief berkesesuaian dengan visualisi panil nya. Kita menduga tulisan-tulisan pendek ini merupakan kata kunci dari pesan. Mungkin berfungsi semacam instruksi atau panduan singkat yang harus diikuti dan divisualkan sang silpin ketika memahat relief. Kita tak tahu persis setelah panil jadi apakah tulisan ini akan dihapus? [Sony Wibisono]