p studi literatur p standar pelaporan keuangan …/standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian...

90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI LITERATUR STANDAR PELAPORAN KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT: PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50 DAN 55 (REVISI 2006) DENGAN SAK-ETAP BPR SKRIPSI Oleh : DIAN ANINDIA K7408075 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 i

Upload: dinhbao

Post on 09-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI LITERATUR

STANDAR PELAPORAN KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT:

PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50 DAN 55 (REVISI 2006)

DENGAN SAK-ETAP BPR

SKRIPSI

Oleh :

DIAN ANINDIA

K7408075

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

i

Page 2: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dian Anindia

NIM : K7408075

Jurusan/ Program studi : P.IPS/ Pendidikan Ekonomi-Akuntansi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “STUDI LITERATUR STANDAR PELAPORAN

KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT: PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50

DAN 55 (REVISI 2006) DENGAN SAK-ETAP BPR” ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini jiplakan, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Dian Anindia

ii

Page 3: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI LITERATUR

STANDAR PELAPORAN KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT:

PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50 DAN 55 (REVISI 2006)

DENGAN SAK-ETAP BPR

Oleh :

DIAN ANINDIA

K7408075

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

iii

Page 4: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Page 7: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Dian Anindia. K7408075. STUDI LITERATUR STANDAR PELAPORAN KEUANGAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT: PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50 DAN 55

(REVISI 2006) DENGAN SAK-ETAP BPR. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pelaporan keuangan perbankan

menurut PSAK No. 50 dan PSAK 55 (2) Untuk mengetahui pelaporan keuangan BPR

menurut SAK-ETAP BPR (3) Untuk mengetahui perbedaan standar pelaporan keuangan

antara PSAK No. 50 dan 55 dengan SAK-ETAP BPR.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang

digunakan adalah berupa literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan SAK-ETAP

dan PSAK No. 50 dan 55 (revisi 2006). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

menggunakan metode library research/studi kepustakaan/studi dokumentasi. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif komparatif yaitu analisis

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau

menggambarkan data serta membandingan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum, selain analisis tersebut

digunakan pula teknik analisis kualitatif model alur yang meliputi reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa: (1)

Pelaporan Keuangan menurut PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) membuat cakupan instrumen

keuangan pada perbankan lebih luas dibandingkan PSAK 50 dan 55 (1998) bahkan hampir

seluruh item keuangan pada perbankan merupakan instrumen keuangan. Dikarenakan

perubahan tersebut maka ada beberapa permasalahan yang timbul akibat dari penerapan

PSAK tersebut diantaranya masalah penyisihan kerugian kredit, pendapatan, teknologi, dan

sumber daya manusia. (2) Pelaporan Keuangan menurut SAK-ETAP BPR lebih mudah

dipahami dibandingkan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) karena telah disesuaikan dengan

karakteristik BPR. Selain itu tidak banyak perubahan yang terjadi dari peraturan

sebelumnya. (3) SAK-ETAP sebagai standar alternatif bagi BPR dipandang lebih mudah

dan sesuai dengan karakteristik BPR dibandingkan dengan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006)

hasil dari konvergensi IFRS. Beberapa perbedaan mendasar antara PSAK 50 dan 55 (revisi

2006) dengan SAK-ETAP BPR diantaranya klasifikasi instrumen keuangan, pengakuan

bunga, kredit, penyajian laporan keuangan, serta pengungkapan instrumen keuangan. Hal

ini menggambarkan bahwa PSAK 50 dan 55 lebih komplek dibandingan SAK-ETAP BPR.

Kata kunci: pelaporan keuangan, BPR, PSAK 50 dan 55, SAK-ETAP BPR.

vii

Page 8: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Dian Anindia. K7408075. LITERATURE STUDY OF RURAL BANKS FINANCIAL

REPORTING STANDARDS: COMPARISON BETWEEN PSAK 50 AND 55 (Revised

2006) WITH SAK-ETAP BPR. Skripsi. Surakarta. Faculty of Teacher Training and

Education Sebelas Maret University in Surakarta. June 2012.

The purpose of this study is (1) To determine the banking financial reporting based

on PSAK 50 and 55 (2) To determine the Rural Banks financial reporting based on SAK-

ETAP BPR (3) To know the difference between the financial reporting standards of PSAK

50 and 55 with SAK-ETAP BPR.

This research used a qualitative descriptive method. Source of data used is in the

form of literature and books related to SAK-ETAP and PSAK 50 and 55 (revised 2006).

Data collection techniques used is to use library research methods/library

research/documentation study. Analysis of the data used in this study was qualitative

descriptive comparative analysis is used to analyze data in a way describe or depict the

data and comparing the data already collected as it is without intention to make the

conclusions applicable to the public, in addition to the analysis of qualitative analysis

techniques also used the model which includes the reduction of data flow, data

presentation, and a conclusion.

Based on research that has been implemented, it can be concluded that: (1)

Financial reporting of PSAK 50 and 55 (revised 2006) makes the coverage of financial

instruments in the banking system more extensive than PSAK 50 and 55 (1998) and almost

all financial items in the bank is a financial instrument. Due to these changes so there are

some problems that arise as a result of the implementation of PSAK including loan-loss

provisioning, income, technology, and human resources. (2) Financial Reporting of SAK-

ETAP more understandable than PSAK 50 and 55 (revised 2006) because it has adapted to

the characteristics of Rural Banks. In addition, not many changes from previous

regulations. (3) SAK-ETAP as alternative standard for Rural Banks viewed easier than

PSAK 50 and 55 (revised 2006) output of IFRS convergence. There are some fundamental

differences between PSAK 50 and 55 (revised 2006) with SAK-ETAP BPR, financial

instruments such as classification, recognition rates, credit, financial statement presentation

and disclosure of financial instruments. This illustrates that the PSAK 50 and 55 is more

complex compared to SAK-ETAP BPR.

Keywords: financial reporting, Rural Banks, PSAK 50 and 55, SAK-ETAP BPR.

viii

Page 9: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Qs. Insyirah : (Qs. Insyirah : (Qs. Insyirah : (Qs. Insyirah : 6666))))

““““Yang kau sukai belum tentu baik bagimu.Yang kau sukai belum tentu baik bagimu.Yang kau sukai belum tentu baik bagimu.Yang kau sukai belum tentu baik bagimu. Jika untuk mendapatkan yang kau sukai, engkau sering Jika untuk mendapatkan yang kau sukai, engkau sering Jika untuk mendapatkan yang kau sukai, engkau sering Jika untuk mendapatkan yang kau sukai, engkau sering

gagal dan menua dalam kekecewaan,gagal dan menua dalam kekecewaan,gagal dan menua dalam kekecewaan,gagal dan menua dalam kekecewaan, maka sebaiknya engkau belmaka sebaiknya engkau belmaka sebaiknya engkau belmaka sebaiknya engkau belajar menyukai yang tak kau sukai.ajar menyukai yang tak kau sukai.ajar menyukai yang tak kau sukai.ajar menyukai yang tak kau sukai.

Lalu temukanlah kesukaan untuk menjadikan dirimu produktif, agar engkauLalu temukanlah kesukaan untuk menjadikan dirimu produktif, agar engkauLalu temukanlah kesukaan untuk menjadikan dirimu produktif, agar engkauLalu temukanlah kesukaan untuk menjadikan dirimu produktif, agar engkau menjadi pribadi dengan menjadi pribadi dengan menjadi pribadi dengan menjadi pribadi dengan

kedamaian dan kesejahteraan yang kau sukai.kedamaian dan kesejahteraan yang kau sukai.kedamaian dan kesejahteraan yang kau sukai.kedamaian dan kesejahteraan yang kau sukai. Sadarilah, Tuhan sering menggunakan yang tak kau Sadarilah, Tuhan sering menggunakan yang tak kau Sadarilah, Tuhan sering menggunakan yang tak kau Sadarilah, Tuhan sering menggunakan yang tak kau

sukai sebagaisukai sebagaisukai sebagaisukai sebagai penuntun bagimupenuntun bagimupenuntun bagimupenuntun bagimu....””””

((((MMMMario Teguhario Teguhario Teguhario Teguh))))

“Kemenangan terbesar dalam hidup bukanlah tak pernah kalah, tetapi bisa bangkit kembali saat kita Kemenangan terbesar dalam hidup bukanlah tak pernah kalah, tetapi bisa bangkit kembali saat kita Kemenangan terbesar dalam hidup bukanlah tak pernah kalah, tetapi bisa bangkit kembali saat kita Kemenangan terbesar dalam hidup bukanlah tak pernah kalah, tetapi bisa bangkit kembali saat kita terpurukterpurukterpurukterpuruk ”

(Confucius(Confucius(Confucius(Confucius))))

ix

Page 10: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih peneliti dan terima

kasih, kupersembahkan ini kepada :

“Ibu dan Bapak tercinta” yang senantiasa memberikan

kasih sayang, dukungan, pengorbanan dan doa yang

slalu mengiringi setiap langkahku dan menjadi sumber

semangatku.

“Adikku tersayang, Yoga dan Angga“ yang

memberikan warna-warni hari-hariku.

“Intan, Erlyne, Catur, Rani teman-temanku tersayang”

Teman-teman Kos Baruch

“Almamater UNS

x

Page 11: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti

dapat menyelesaikan skipsi dengan judul “STUDI LITERATUR STANDAR PELAPORAN

KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT: PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50 DAN

55 DENGAN SAK-ETAP BPR” yang disusun guna memenuhi sebagai persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memerlukan bantuan dari

berbagai pihak, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan.

4. Elvia Ivada, S.E, M.Si., Ak selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, semangat dan doa.

5. Drs. Sukirman, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali

ilmu, motivasi, bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Sohidin, S.E, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak sekali

ilmu, motivasi, bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

7. Dosen Prodi Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

8. Ibu dan Bapak, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun sprituil,

kasih sayang, nasehat serta doa setulus hati hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi 2008 khususnya

(Intan, Erlyne, Catur, Rani), terima kasih untuk semangat, bantuan dan

kebersamaan selama ini.

xi

Page 12: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Teman-teman Kos Baruch (Tyas, Ida, Yunda), terima kasih untuk bantuan dan

kebersamaan selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

xii

Page 13: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................

HALAMAN REVISI ..................................................................................

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................

ABSTRACT ................................................................................................

HALAMAN MOTTO .................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR TABEL .......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Identifikasi Masalah .......................................................................

C. Pembatasan Masalah ......................................................................

D. Perumusan Masalah .......................................................................

E. Tujuan Penelitian ...........................................................................

F. Manfaat Penelitian .........................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................

1. Akuntansi .................................................................................

2. Bank .........................................................................................

a. Pengertian Bank .................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xi

xiii

xvi

xvii

xviii

1

4

4

4

4

4

6

6

7

7

xiii

Page 14: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Sejarah Bank ......................................................................

c. Klasifikasi Bank .................................................................

3. Bank Perkreditan Rakyat ........................................................

4. Standar Akuntansi Keuangan ...................................................

a. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan ...........................

b. Sejarah Standar Akuntansi Keuangan ................................

5. Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik .................................................................

a. Ruang Lingkup ...................................................................

b. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan ....................

B. Kerangka Berpikir ..........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian ............................................................................

B. Bentuk Penelitian dan Strategi Penelitian ......................................

1. Bentuk Penelitian .....................................................................

2. Strategi Penelitian ....................................................................

C. Pendekatan Penelitian ....................................................................

D. Sumber Data ...................................................................................

E. Tenik Pengumpulan Data ...............................................................

F. Teknik Analisis Data ......................................................................

G. Prosedur Penelitian ........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum ............................................................................

B. Pelaporan Akuntansi Keuangan Perbankan Berdasarkan PSAK 50

dan 55 ..............................................................................................

1. Definisi dan Klasifikasi Instrumen Keuangan ............................

a. Definisi Instrumen Keuangan .............................................

b. Klasifikasi Instrumen Keuangan .........................................

2. Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan .....................

a. Pengakuan ............................................................................

b. Penghentian Pengakuan .......................................................

8

10

12

15

15

16

17

17

19

22

24

24

24

25

25

25

26

26

27

28

29

29

29

30

32

32

32

xiv

Page 15: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pengukuran ..........................................................................

3. Penyajian dan Pengungkapan Instrumen Keuangan .................

a. Penyajian .............................................................................

b. Pengungkapan .....................................................................

4. Implikasi Penerapan PSAK 50 dan 55 revisi 2006 Pada Dunia

Perbankan ..................................................................................

C. Pelaporan Keuangan BPR Berdasarkan SAK-ETAP BPR .............

1. Laporan Keuangan ......................................................................

a. Komponen Laporan Keuangan .............................................

b. Keterbatasan Laporan Keuangan ..........................................

2. Akuntansi Aset ..........................................................................

3. Akuntansi Kewajiban .................................................................

4. Akuntansi Ekuitas .......................................................................

5. Laporan Laba Rugi .....................................................................

6. Laporan Arus Kas .......................................................................

7. Laporan Perubahan Ekuitas ........................................................

8. Catatan atas Laporan Keuangan .................................................

D. Perbedaan Standar Pelaporan Keuangan Antara PSAK No. 50

dan 55 Dengan SAK-ETAP BPR ..................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................

B. Implikasi ........................................................................................

C. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................

33

35

35

41

45

48

48

48

49

49

52

53

53

53

54

55

56

73

74

74

75

77

xv

Page 16: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan salah satu tulang punggung dalam membangun sistem

perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary

institution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana-dana yang dimiliki

oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi yang membutuhkan bantuan

dana atau defisit. Fungsi ini merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan

bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana sebagai investasi dan modal kerja bagi

unit-unit bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi. Oleh karena itu, agar dapat

berjalan dengan lancar maka lembaga perbankan harus berjalan dengan baik pula.

Perkembangan sektor perbankan di Indonesia sesungguhnya telah dimulai

sejak jaman penjajahan Belanda, yaitu dengan mengadopsi sistem perbankan kolonial

yang ada pada waktu itu. Pada pertengahan tahun 1980-an berbagai macam

deregulasi dikeluarkan oleh pemerintah untuk menggairahkan industri perbankan.

Diawali dengan diluncurkannya Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang

mencakup bidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijakan di bidang perbankan

meliputi pemberian kemudahan-kemudahan dalam membuka kantor bank dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank, memperkenankan pendirian bank-bank swasta

baru antara lain dengan penetapan syarat modal disetor minimal Rp 10 milyar, juga

memberikan kesempatan untuk mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan

modal minimum Rp 50 juta, dan memperingan persyaratan bagi bank menjadi bank

devisa. Setelah diluncurkannya deregulasi tersebut, bisnis perbankan di Indonesia

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hingga saat ini telah banyak bank yang

menawarkan berbagai jasa pelayanan perbankan, mulai dari penyetoran dan

pengambilan uang oleh bank, transfer uang, penjaminan emisi sampai investasi,

bahkan dengan pemberian suku bunga yang menggiurkan serta munculnya produk-

produk baru perbankan.

1

Page 17: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1.1. Kegiatan Usaha Perbankan (Milyar Rp)

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 12, November 2011

Semakin maju dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia

dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional sehingga

dapat meningkatkan kewajaran, keandalan dan transparansi laporan keuangan. Untuk

memenuhi hal itu, maka BI bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

telah menetapkan kebijakan untuk mengadopsi International Accounting Standards

(IAS) 39 dan 32 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 50 dan

55 revisi 2006 yang menggantikan PSAK 31 dan diimplementasikan mulai 1 Januari

2010. Sebagai tindak lanjut penerbitan PSAK yang dimaksud, telah disusun pula

Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008 untuk membantu perbankan

dalam melakukan penerapan PSAK tersebut.

Namun demikian, PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan,

PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dengan PAPI 2008

sebagai pedoman dipandang tidak sesuai dengan karakteristik operasional BPR juga

dari sisi biaya dan manfaatnya. Sehubungan dengan itu maka BPR memerlukan

standar akuntansi keuangan yang sesuai. Oleh karenanya, pada tanggal 31 Desember

2009, BI menerbitkan SE No. 11/37/DKBU perihal penetapan penggunaan Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) sebagai

2

Page 18: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

standar akuntansi keuangan bagi Bank Perkreditan Rakyat yang melakukan kegiatan

usaha berbasis konvensional. Sehingga kedepannya BI akan menyusun Pedoman

Akuntansi BPR dengan mendasarkan pada Standar Akuntansi Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik yang dikeluarkan oleh IAI.

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-

ETAP) pada tanggal 19 Mei 2009 telah disahkan Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK). Hal utama yang mendasari pengesahan SAK-ETAP yaitu

adanya konvergensi standar akuntansi keuangan dengan IFRS. SAK-ETAP adalah

PSAK yang disederhanakan dengan pilihan pada alternatif standar yang lebih

sederhana dengan penyederhanaan pengukuran dan mengurangi pengungkapan,

disamping itu SAK-ETAP merupakan standar yang berdiri sendiri secara

keseluruhan (stand alone), yang artinya hanya mengacu pada buku SAK-ETAP itu

sendiri tidak mengacu pada PSAK kecuali pada transaksi yang belum diatur dalam

SAK-ETAP. Sasaran dari SAK-ETAP ini yaitu entitas bisnis yang tidak memiliki

akuntabilitas publik dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan

umum (general purpose financial statement) bagi pihak eksternal. Entitas yang

mempunyai tanggung jawab publik juga dapat menggunakan SAK-ETAP apabila

entitas tersebut telah memperoleh ijin dari pihak regulator.

Penggunaan SAK ETAP ini sifatnya mandatory dalam rangka akuntabilitas

pelaporan keuangan BPR. Untuk itu, jika pada tahun buku 2011 BPR belum

menerapkan SAK ETAP dalam pelaporan keuangannya maka laporan keuangan BPR

yang bersangkutan terancam dinilai sebagai laporan keuangan yang tidak wajar

dalam laporan akuntan independen. Penugasan audit tahun buku 2011 tentunya

mengacu pada kriteria SAK ETAP sehingga dampak laporan keuangan auditor

dengan opini tidak wajar tentunya sangat merugikan BPR. Berdasaran latar belakang

tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “STUDI LITERATUR

STANDAR PELAPORAN KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT:

PERBANDINGAN ANTARA PSAK 50 DAN 55 (REVISI 2006) DENGAN

SAK-ETAP BPR”.

3

Page 19: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini dibatasi pada

perbandingan PSAK No. 50 dan 55 (revisi 2006) dengan SAK-ETAP BPR terhadap

pelaporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang terdiri dari pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan.

C. Perumusan Masalah

Agar masalah dalam penelitian dapat terjawab dengan baik, maka masalah

harus dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaporan keuangan perbankan menurut PSAK No.50 dan 55?

2. Bagaimana pelaporan keuangan BPR menurut SAK-ETAP BPR?

3. Sejauhmanakah perbedaan standar pelaporan keuangan antara PSAK No. 50 dan

55 dengan SAK-ETAP BPR?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakuan dengan

tujuan:

1. Untuk mengetahui pelaporan keuangan perbankan menurut PSAK No. 50 dan

PSAK 55.

2. Untuk mengetahui pelaporan keuangan BPR menurut SAK-ETAP BPR.

3. Untuk mengetahui perbedaan standar pelaporan keuangan antara PSAK No. 50

dan 55 dengan SAK-ETAP BPR.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang

terkait. Manfaat yang diharapkan peneliti adalah :

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk mendapatan informasi gambaran umum perbedaan standar pelaporan

keuangan antara PSAK No. 50 dan 55 dengan SAK-ETAP BPR.

4

Page 20: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam

menyerap dan memahami ilmu yang diperoleh.

c. Sebagai referensi peneliti lain yang akan meneliti tentang PSAK No. 50 dan

55 (revisi 2006) dan SAK-ETAP BPR.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan dan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

5

Page 21: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Akuntansi

Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association adalah

“Accounting as the process identifiying, measuring, and communicating economic

information to permit informed judgements and decisions by users of the information”.

Informasi ekonomi adalah informasi yang berkaitan dengan berbagai situasi yang

melibatkan keterbatasan sumber daya, proses akuntansi ini diakhiri dengan tersedianya

laporan keuangan.

Definisi akuntansi menurut AICPA yaitu “Accounting is the art of recording,

classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transaction

and events which are in part at least, of a financial character, and interpreting the

results thereof”, sedangkan sedangkan menurut Kieso (2002 : 2), akuntansi bisa

didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi:

(1) pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang

(2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan.

Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi

selama beratus-ratus tahun. Namun, dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah

berubah secara signifikan baik dari segi ukuran maupun komplekstitas, dan pemakai

yang berkepentingan juga telah bertambah secara substansial baik dari segi jumlah

maupun keragaman.

FASB mendefinisikan akuntansi secara umum adalah :

Accounting is the body knowledge and functions concered with systematic

originating, recording, classifying, processing, summerizing, analyzing,

interpreting and supplying of dependable and significant information

covering, transaction, and event wich are, in part at least, offinancial

character, required for the management and operation of an entity and for

report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other

responsibilities. Definisi selanjutnya terdapat pada APB No. 4 yang dapat menjelaskan

akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan informasi

6

Page 22: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomi yang

dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai

tindakan alternatif. Definisi tersebut adalah : “Accounting is a service activity. Its

function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about

economics entities that is intended to be useful in making economic decision, in

making reasons choices among alternatives course of action”.

Dapat disimpulkan bahwa a) akuntansi menyediakan jasa yang penting di

dalam lingkungan bisnis untuk membantu pengambilan keputusan alokasi sumber

daya yang terbatas; b) informasi yang disediakan akuntansi bersifat kuantitatif yang

dapat digunakan dengan evaluasi kualitatif dalam pengambilan keputusan ekonomi;

c) meskipun akuntansi melaporkan apa yang telah terjadi tetapi berguna untuk

pengambilan keputusan di masa mendatang.

2. Bank

a. Pengertian Bank

Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang

dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para

nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi Bank. Bank termasuk

perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa

kepada masyarakat.

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud

dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun

1990. Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi

Keuangan (2000: 31.1) adalah: “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai

7

Page 23: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana

dengan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran”. Sedangkan berdasarkan SK Menteri

Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah: “Bank merupakan

suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi

perusahaan”.

Dari pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa bank merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya seluruh kegiatan yang

dilakukan bank berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan perbankan adalah

menghimpun dana dari masyarakat yang dikenal dalam dunia perbankan sebagai

kegiatan funding. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank dalam

bentuk simpanan, maka pihak bank memberikan rangsangan berupa balas jasa

kepada penyimpan dalam bentuk bunga, hadiah, bagi hasil, pelayanan atau balas

jasa lainnya. Setelah memperoleh dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

maka bank akan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk

pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit (lending).

b. Sejarah Bank

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan pada zaman

kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini

berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia,

Afrika, dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakuan penjajahan ke

negara jajahannya baik Asia, Afrika, maupun benua Amerika.

Jika kita telusuri sejarah kegiatan perbankan dimulai dari jasa pertukaran

uang, sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat

menukarkan uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu, pertukaran

uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan lainnya. Kegiatan

pertukaran uang ini sekarang dikenal dengan nama perdagangan valuta asing (money

charger).

8

Page 24: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan operasional perbankan

berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut searang ini

sebagai kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan

kegiatan peminjaman uang, uang yang disimpan oleh masyarakat ke bank

dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkan. Akibat dari kebutuhan

akan jasa keuangan yang semain meningkat dan beragam maka peranan dunia

perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada

di negara maju maupun berkembang.

Sebenarnya usaha perbankan baru dimulai dari zaman Babilonia kemudian

dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi, namun pada saat itu tugas bank

hanyalah sebagai tempat tukar menukar uang. Seiring dengan perkembangan

perdagangan dunia maka perkembangan perbankan juga berjalan semakin pesat,

perkembangan perdagangan yang semula hanya di daratan Eropa akhirnya

menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua

Eropa adalah Ban Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan

Bank of Barcelona tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan

Inggris baru dimulai pada abad ke 16, namun karena Inggris yang begitu aktif

mencari daerah perdagangan yang kemudian dijajah, maka perkembangan

perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahannya.

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia

Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting

di Hindia Belanda, antara lain :

1) De Javasche NV

2) De Post Paar Bank

3) De Algemenevolks Crediet Bank (NHM)

4) Nationale Handles Ban (NHB)

5) De Escompto Bank NV

Selain itu terdapat pula bank-bank pribumi, China, Jepang, dan Eropa

lainnya, bank tersebut antara lain :

1) Bank Nasiona Indonesia

2) Bank Abuan Saudagar

9

Page 25: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) NV Bank Boemi

4) The Charteredbank of India

5) The Yokohama Species Bank

6) The Matsui Bank

7) The Bank of China

8) Batavia Bank

Pada zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan

berkembang lagi, beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia.

Bank-bank yang ada di zaman kemerdekaan antara lain:

1) Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian menjadi

BNI 1946.

2) Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini

berasal dari De Algemene Volk Crediet Bank atau Syomin Ginko.

3) Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.

4) Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.

5) Bank Dagang Nasional Indonesia di Medan tahun 1946.

6) Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta yang kemudian

menjadi Bank Amerta.

7) NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.

8) Bank Dagang Indonesia NV di banjarmasin tahun 1949.

9) Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950, kemudian merger

dengan Bank Pasifik.

c. Klasifikasi Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis

perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Terdapat beberapa

perbedaan jenis bank menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan

peraturan sebelumnya yaitu UU Perbankan nomor 14 tahun 1967, namun dalam

aspek kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan tidak berbeda satu sama

lain.

10

Page 26: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bank diklasifikasikan berdasarkan berbagai macam perspektif, dari segi

fungsi, segi kepemilikan, segi status, dan segi penentuan harganya yaitu:

1) Berdasarkan segi fungsinya, bank diklasifikasikan menjadi:

(a) Bank Umum ( Komersial dan Syariah)

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional

atau berdasar prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Berdasarkan segi kepemilikannya, bank dapat diklasifikasikan menjadi:

(a) Bank Pemerintah

Bank Pemerintah adalah bank yang sebagian besar modalnya dimiliki

oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.

(b) Bank Swasta Nasional

Bank Swasta Nasional adalah ban yang sebagian besar modalnya dimiliki

oleh swasta nasional Indonesia.

(c) Bank Koperasi

Bank Koperasi adalah bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya

dimiliki oleh perusahaan berbadan hukum koperasi.

(d) Bank Asing

Bank Asing adalah bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya

dimiliki oleh orang asing, baik swasta maupun pemerintah pusat.

(e) Bank Campuran

Bank Campuran adalah bank yang modalnya dimiliki swasta nasional

Indonesia dan asing, dan pada umumnya sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh swasta nasional Indonesia.

3) Berdasarkan segi statusnya, bank diklasifikasikan menjadi:

(a) Bank Devisa

11

Page 27: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bank Devisa adalah bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau

transaksinya berhubungan dengan valas.

(b) Bank Nondevisa

Bank Nondevisa adalah bank yang tidak diperbolehkan melakukan

transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas.

4) Berdasarkan segi cara menentukan harga, bank diklasifikasikan menjadi:

(a) Bank Konvensional

Bank Konvensional adalah bank yang dalam menentukan harganya

menetapkan suatu tingkat bunga tertentu, baik untuk dana yang dikumpulkan

maupun disalurkan.

(b) Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang penentuan harganya tidak menetapkan

suatu tingkat bunga tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip

syariah.

Pengklasifikasian bank ini tidak dapat secara kaku diterapkan saat

ini, mengingat fenomena kepemilikan bank di Indonesia pasca krisis tahun

1998 sangat rumit.

3. Bank Perkreditan Rakyat

Pengertian BPR menurut UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 adalah

lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan

menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Adanya perkembangan lembaga keuangan

BPR pasca UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tersebut dan kondisi lembaga

keuangan pada umumnya terutama pada masa dan pasca krisis moneter tahun 1997,

maka pengertian BPR mengalami perubahan dengan munculnya UU Perbankan

Nomor 10 Tahun 1998.

Dalam UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 disebutkan bahwa

BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian ada dua pengertian

12

Page 28: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BPR, yaitu BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional yang

tidak diperkenankan melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah dan BPR yang

melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang tidak diperkenankan

melakukan kegiatan secara konvensional.

Kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh BPR sangat terbatas

dibandingkan dengan Bank Umum, yaitu hanya meliputi penghimpunan dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, memberikan kredit serta menempatkan

dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat

deposito dan/ atau tabungan pada bank lain. BPR tidak diperkenankan menerima

simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta melakukan

kegiatan usaha selain yang diperkenankan, selain itu BPR tidak diperkenankan

melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing

(dengan izin Bank Indonesia), melakukan penyertaan modal, dan melakukan usaha

perasuransian. Adapun wilayah kantor operasionalnya dibatasi dalam 1 (satu) propinsi.

Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank

Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan

Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil

(KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa

(BKPD) dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan memenuhi

persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan

tersebut diberlakukan mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah tumbuh dan

berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh

masyarakat, maka keberadaan lembaga tersebut diakui. Oleh karena itu, UU

Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 beserta perubahannya yang ditunjukkan dalam UU

Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 memberikan kejelasan status dari lembaga-

lembaga tersebut. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan

pengawasan, maka persyaratan dan tata cara pemberian status lembaga-lembaga

tersebut ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

13

Page 29: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.1 Kegiatan Usaha BPR Konvensional skala Nasional

Periode : September 2011 - Februari 2012

Sumber : Bank Indonesia

Selama ini sebagian besar pengusaha mikro dan kecil, serta masyarakat di

daerah pedesaan belum mendapatkan pelayanan jasa keuangan perbankan baik dari

aspek pembiayaan maupun penyimpanan dana, adapun lembaga keuangan yang tepat

dan strategis untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut adalah BPR dengan

pertimbangan:

a. BPR merupakan lembaga intermediasi sesuai dengan UU Perbankan.

b. BPR merupakan lembaga keuangan yang diatur dan diawasi secara ketat oleh

Bank Indonesia.

c. Adanya penjaminan oleh LPS atas dana masyarakat yang disimpan di BPR.

Indikator 2011 2012

September Oktober November Desember Januari Februari

Jumlah BPR 1,683 1,683 1,684 1,669 1,663 1,665

Sumber Dana

(Rp. Ribu) 42,126,096,254 42,780,432,860 43,712,474,710 45,072,454,876 45,446,542,892 46,109,963,477

- Tabungan 10,911,497,538 11,127,796,055 11,493,971,330 12,035,146,905 12,198,623,197 12,331,901,188

- Deposito 24,948,976,624 25,336,310,119 25,788,215,610 26,174,279,692 26,595,814,667 27,089,748,313

- Antarbank Pasiva

5,684,166,200 5,807,975,424 5,979,268,987 6,420,023,982 6,236,350,259 6,259,102,110

- Pinj. Diterima 581,455,892 508,351,262 451,018,783 443,004,297 415,754,769 429,211,866

Penanaman

Dana (Rp.

Ribu) 50,107,550,472 50,969,087,063 52,156,397,171 53,533,826,782 53,843,087,509 54,567,988,914

- Kredit yg diberikan

39,665,049,245 40,258,511,620 40,680,858,773 41,099,515,666 41,424,051,429 42,484,760,843

- Antarbank Aktiva

10,442,338,660 10,710,506,936 11,475,538,398 12,434,311,116 12,419,036,080 12,083,228,071

- SBI 162,567 68,507

Jumlah

Nasabah

(Rekening) 12,134,465 12,175,910 12,129,398 12,338,065 12,177,452 12,157,544

- Tabungan 8,458,946 8,483,674 8,533,841 8,551,718 8,487,082 8,576,680

- Deposito 415,762 418,592 428,017 424,840 429,108 430,721

- Debitur 3,259,757 3,273,644 3,167,540 3,361,507 3,261,262 3,150,143

Total Asset

(Rp. Ribu) 52,299,820,771 53,243,975,746 54,496,417,647 55,799,288,624 56,171,569,848 56,907,621,325

14

Page 30: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. BPR berlokasi di sekitar UMK dan masyarakat pedesaan, serta memfokuskan

pelayanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut.

e. BPR memiliki karakteristik operasional yang spesifik yang memungkinkan BPR

dapat menjangkau dan melayani UMK dan masyarakat pedesaan.

Posisi BPR yang strategis tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan

agar keberadaan BPR memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan

mendorong perekonomian daerah.

4. Standar Akuntansi Keuangan

a. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan

Komite PAI (IAI, 1994; Kata Pengantar) mengemukakan Standar akuntansi

keuangan merupakan pedoman yang harus diacu dalam penyusunan laporan

keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pemakai di luar manajemen

perusahaan. Arti penting standar akuntansi dikemukakan oleh Dr. Katjep K.

Abdoelkadir, sebagai ketua umum IAI, (IAI, 1994; Sambutan Ketua Umum)

menyatakan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman pokok penyusunan

dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun, dan unit

ekonomi lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan lebih berguna,

dapat dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.

Perubahan nama dari Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menjadi Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) menurut IAI (1994; Kata Pengantar) dimaksudkan

untuk menghindari kesalahpahaman yang sering terjadi dan agar nama sesuai

dengan makna. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang disebut

selama ini sebagai prinsip akuntansi maknanya adalah standar akuntansi. Sumber

acuan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia seperti yang dijelaskan di

atas tidak menyebut posisi standar akuntansi secara jelas karena yang menduduki

posisi pertama adalah prinsip akuntansi yang ditetapkan dan/atau dinyatakan

berlaku oleh badan pengatur standar adalah standar akuntansi. Dalam rerangka

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dapat dilihat bahwa standar

akuntansi menduduki tingkat satu sebagai landasan operasional atau praktek.

15

Page 31: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Artinya, dalam tatanan operasional standar akuntansi harus menjadi acuan utama

yang harus digunakan sebelum acuan lainnya.

b. Sejarah Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia mulai bisa menghitung dan

membuat suatu catatan, yang pada awalnya dengan menggunakan batu, kayu,

bahkan daun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV

terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang

Spanyol, Portugal, dan Belanda. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan

kebutuhan akan suatu sistem pencatatan yang lebih baik yakni pencatatan mengenai

rugi dan laba tahunan serta pembuatan neraca perdagangan yang diharuskan

sekali dalam dua tahun sehingga dengan demikian akuntansi juga mulai

berkembang. Setelah itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya

seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun 1494 ahli matematika,

mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica,

Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul Tractatus de

Computies et Scriptoris (Belkaoui, 2006).

Di Indonesia mulai diterapkan sejak 1642 namun perkembangan yang

mencolok muncul setelah undang-undang tanam paksa dihapuskan sehingga

membuka kesempatan besar pada perkembangan penanaman modal pengusaha

swasta belanda. Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem

kontinental, seperti yang dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga

dengan tata buku. Tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat

konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain

yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sejak

tahun 1950-an akuntansi mulai berubah yakni dengan mengacu pada sistem

akuntansi yang dianut oleh Amerika yakni GAAP dan pada tahun 2008

pemerintah Indonesia mencanangkan mengikuti standar internasional (IFRS)

sebagai standar akuntansi Indonesia yang baru. Penerapan standar ini

diperkirakan akan penuh diterapkan pada tahun 2012.

16

Page 32: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terdapat tiga tonggak sejarah pengembangan standar akuntansi Indonesia

yakni tonggak sejarah pertama pada saat pasar modal Indonesia mulai aktif yakni

tahun 1973. Pada masa itulah IAI membentuk kodifikasi prinsip dan standar

akuntansi yang tertuang pada satu buku yang disebut PAI (Prinsip Akuntansi

Indonesia). Tonggak sejarah kedua terjadi pada saat revisi pertama PAI pada

tahun 1984, serta yang ketiga adalah bahwa revisi total terhadap PAI pada tahun

1994 dan melakukan modifikasi dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

pada tanggal 1 Oktober 1994.

Dalam proses pembentukan sebuah standar akuntansi tidak terlepas dari

badan pembentuknya, seperti di Indonesia badan pembentuk standar akuntansi

yang pertama dinamakan badan penghimpun bahan-bahan yang dibentuk pada

1973, lalu pada tahun 1974 dibentuklah secara resmi badan yang dinamakan

komite prinsip akuntansi Indonesia (PAI), PAI kemudian diubah menjadi komite

standar akuntansi keuangan (komite SAK) pada tahun 1994-1998 dan komite

SAK diubah menjadi komite DSAK yang memiliki hak otonomi menyusun

PSAK dan ISAK IAI (2001;411.1) menjelaskan frasa “prinsip akuntansi” adalah

suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur

yang diperlukan untuk merumuskan praktik akuntansi yang berlaku umum pada

saat tertentu. Dengan pengertian yang hampir sama, Miller (1985) dalam IAI

(2007) menyatakan prinsip akuntansi berlaku umum (GAAP) merupakan rajutan

dari berbagai aturan dan konsep.

5. Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK-ETAP)

a. Ruang Lingkup

Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik

(SAK-ETAP) dimaksud untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik.

Dalam buku SAK-ETAP yang dikeluarkan oleh IAI (2009:1) menyebutkan

bahwa entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:

1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

17

Page 33: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika: 1) entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

2) entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan

SAK-ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan

standar tersebut. Hal ini dimungkinkan apabila pihak otoritas berwenang merasa

ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya

ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi. SAK-ETAP ini akan

berlaku efektif per 1 Januari 2011 namun penerapan dini per 1 Januari 2010

diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK-ETAP harus

membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved

statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK-ETAP kecuali jika

mematuhi semua persyaratan dalam SAK-ETAP. Apabila perusahaan memakai

SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut

juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.

Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih

ringan daripada PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAK-ETAP ini cukup

ketat. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan

SAK-ETAP, yakni 1 Januari 2011, Entitas yang memenuhi persyaratan untuk

menerapkan SAK-ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan

SAK-ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP (SAK Umum) sepanjang

diterapkan secara konsisten, entitas tersebut tidak diperkenankan untuk

kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan

berikutnya. Oleh sebab itu per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi

definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap

18

Page 34: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan

SAK-ETAP.

Ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan

keuangan berdasarkan SAK-ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas

yang boleh menggunakan SAK-ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan

untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP. Hal ini misalnya ada

perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun

2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan publik di tahun berikutnya.

Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP

dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK-ETAP ini kembali. Sebaliknya

entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun

laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat

menggunakan SAK-ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK-ETAP

ini dalam menyusun laporan keuangan.

b. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan SAK ETAP adalah menyediakan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja, dan laporan arus kas suatu entitas yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan tersebut dalam pengambilan

keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan

keuangan khusus untuk memenuhi informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya,

laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang

dipercayakan kepadanya.

Salah satu ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna

bagi penggunanya adalah karakteristik kualitatif, yaitu:

1) Dapat dipahami (Understandability)

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh penggunanya. Untuk

maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari

19

Page 35: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, kepentingan

agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi

yang relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut

terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu.

2) Relevan (Relevance)

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk

proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, masa depan dan menegaskan

atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3) Materialitas (Materiality)

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan

dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung

pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari

kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat

(misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan

kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari SAK-ETAP agar

mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas

suatu entitas.

4) Keandalan (Reliability)

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus

handal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material

dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari

bias (melalui pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk

mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan

mencapai suatu hasil tertentu.

5) Substansi mengungguli bentuk (subtance over form)

20

Page 36: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi

dan realita ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk

meningkatkan keandalan laporan keuangan.

6) Pertimbangan Sehat (Prudence)

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan

keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan

peristiwa dari keadaan tersebut serta melalui penggunaan pertimbangan

sehat dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung

unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan

dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan

lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun

penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan aset

atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban

yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan bias.

7) Kelengkapan (completeness)

Agar laporan keuangan dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan

harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk

tidak mengungkapkan laporan secara lengkap mengakibatkan informasi menjadi

tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan

kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.

8) Dapat dibandingkan (comparability)

Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan

entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan

antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian

dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas

tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna

laporan keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi

21

Page 37: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan

akuntansi dan pengaruh dampak perubahan tersebut.

9) Tepat waktu (Timeliness)

Laporan keuangan dikatakan relevan jika informasi dalam laporan keuangan

harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat

waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu

pengambilan keputusan, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya

dalam pelaporan tersebut, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan

relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara relatif

antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal. Untuk

mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan

utama adalah bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna

dalam mengambil keputusan ekonomi.

10) Keseimbangan antara biaya dan manfaat (Balance between benefit and cost)

Manfaat informasi dari pelaporan seharusnya melebihi biaya penyediaannya,

namun evaluasi biaya dan manfaat laporan merupakan proses pertimbangan

yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna

yang menikmati manfaat, sehingga dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas

harus memahami bahwa manfaat dari informasi mungkin juga manfaat yang

dinikmati oleh pengguna eksternal.

B. Kerangka Berfikir

PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) merupakan standar pembukuan yang mencakup

pancatatan produk dan hasil transaksi keuangan baik bagi lembaga keuangan

termasuk bank maupun lembaga non keuangan. PSAK ini, mengacu pada standar

akuntansi internasional (International Accounting Standard nomor 32 dan 39)

sebagai pengukuran instrumen keuangan yang diakui secara global. Tujuannya untuk

menyajikan hasil transaksi dan kinerja keuangan suatu perusahaan ke publik, agar

mendapatkan kepercayaan pasar dan investor. Penerapan PSAK itu memiliki tujuan

strategis diantaranya digunakan untuk mengundang investor baik di pasar modal

maupun pasar keuangan, serta sebagai prudential regulation yaitu mendorong proses

22

Page 38: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

harmonisasi penyusunan dan analisis laporan keuangan guna mendorong terciptanya

disiplin pasar (market discipline). Dengan diberlakukannya standar tersebut pada

standar pelaporan keuangan perbankan konvesional maka akan menggantikan PSAK

31 yang dijabarkan dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2001.

Tetapi penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 bagi BPR dipandang tidak sesuai dengan

karateristik operasional BPR dan memerlukan biaya besar dibanding dengan manfaat

yang diperoleh, maka BPR memerlukan standar yang sesuai yaitu SAK-ETAP.

Berdasaran kerangka berfikir di atas, maka dapat digambarkan dengan alur

berikut:

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berfikir

PSAK 50 (revisi 2006) PSAK 55 (revisi 2006) SAK-ETAP BPR

Literatur yang Berhubungan Dengan PSAK 50, PSAK 55, dan SAK-ETAP BPR

Analisis Data :

− Identifikasi pelaporan keuangan perbankan menurut PSAK 50 dan 55

− Identifikasi penyajian laporan keuangan BPR menurut SAK-ETAP BPR

− Komparasi PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) dengan SAK-ETAP BPR

Hasil Analisis

Kesimpulan dan Saran

23

Page 39: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian ini dari bulan Pebruari 2012

sampai dengan bulan Juni 2012. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai

penyusunan laporan penelitian dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Kegiatan Tahun 2012

Pebruari Maret April Mei Juni

1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan Judul

b. Penyusunan Proposal

c. Perijinan

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data

b. Analisis data

3. Penyusunan Laporan

B. Bentuk Penelitian dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode

yang efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena hasil

rekayasa. Menurut Best, John W. (Sukmadinata, 2005:74) bahwa penelitian deskriptif

tidak hanya berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis data dan

penarikan interprestasi serta penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan pembandingan,

mencari kesamaan-perbedaan dan hubungan kausal dalam berbagai hal. Sesuai

dengan permasalahannya maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang

mendeskripsikan mengenai perbandingan antara PSAK 50 dan 55 (revisi 2006)

dengan SAK-ETAP BPR.

24

Page 40: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Strategi Penelitian

Penelitian kualitatif adalah suatu strategi yang dipilih oleh penulis untuk

mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian

pada penelitian ini.

Menurut Moeleong (2006:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subyek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatan berbagai

metode alamiah.

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha

mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai PSAK 50 dan 55 (revisi

2006) juga SAK-ETAP BPR. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena

sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan-

tindakan selebihnya sebagai data tambahan. Data yang diperlukan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang diperoleh berdasarkan sumber yang telah dikumpulkan

oleh pihak lain dan literatur-literatur yang mendukung. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah berupa Pernyataan Standart Akuntasi Keuangan No. 50 dan 55

(revisi 2006) yang diperoleh dari IAI, SAK ETAP yang diperoleh dari IAI dan

literatur yang mendukung.

25

Page 41: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode libary research/studi dokumentasi/studi

kepustakaan. Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti

untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan

atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-

ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan

semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

Gambar 2. Tahapan dalam Studi Kepustakaan

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif komparatif karena analisis ini bertalian dengan uraian deskriptif

tentang PSAK 50 dan 55 serta SAK-ETAP. Selain analisis tersebut, digunakan pula

teknik analisis kualitatif model alur, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

STUDI

KEPUSTAKAAN

Merumuskan Topik dan Tujuan

Mengembangkan Kerangka Berfikir

Membuat Rancangan Penelitian

Mengumpulkan Data

Melakuan Analisis dan Interprestasi

26

Page 42: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Reduksi data

Merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi,

pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi

yang bermakna.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan

mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan

lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil

tindakan yang dilakukan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman

terhadap sejumlah informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang

telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat

dan bermakna. Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap untuk

memperoleh tingkat kepercayaan yang tinggi.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir. Tahapan persiapan yang terdiri dari pengumpulan

informasi sampai pada bahan teori yang mendukung perumusan masalah penelitian ini.

Tahapan pelaksanaan, dimana peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan

kerangka teori. Hasil pencapaian tujuan tersebut yaitu diimplementasikan dalam hasil

penelitian.

27

Page 43: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum

Penerapan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) dapat mendorong proses harmonisasi

penyusunan laporan keuangan dan disiplin pasar bagi perbankan, kedua standar

akuntansi tersebut secara tepat dan konsisten juga dapat mendorong bank-bank

untuk menyusun laporan keuangan secara lebih wajar dan informatif serta sesuai

standar internasional sehingga akan lebih siap dalam menghadapi era globalisasi.

Namun penerapan PSAK 50 dan 55 yang diadopsi dari International Accounting

Standard (IAS) 32 dan 39 belum sepenuhnya dapat diimplementasikan bagi para

penggunanya karena transisi dari standar akuntansi yang rule-based ke judgment-

based membutuhkan adanya persamaan persepsi antar institusi. Beberapa negara

memutuskan untuk lebih berhati-hati dan bertahap dalam penerapannya, Amerika

misalnya baru akan berkonvergensi dengan IFRS pada tahun 2014, dibanding

Indonesia yang berkonvergensi secara penuh pada tahun 2012.

Realitanya di Indonesia penerapan PSAK 50 dan 55 bagi perbankan masih

mengalami kendala terutama bagi BPR. PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian

dan Pengungkapan, PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

dengan PAPI 2008 sebagai pedoman dipandang tidak sesuai dengan karakteristik

operasional BPR juga dari sisi biaya dan manfaatnya sehingga BPR perlu standar

akuntansi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan BPR yang memiliki transaksi

keuangan yang lebih sederhana dibanding Bank Umum, maka sesuai kesepahaman

antara Perbarindo, DSAK-IAI dan BI, SAK ETAP merupakan acuan standar

akuntansi yang tepat bagi BPR karena sesuai karakteristik BPR, dan perubahan yang

dibutuhkan tidak terlalu banyak dibandingkan penggunaan standar sebelumnya.

Pada tanggal 31 Desember 2009, BI menerbitkan SE No. 11/37/DKBU perihal

penetapan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) sebagai standar akuntansi keuangan Bank Perkreditan Rakyat

yang melakukan kegiatan usaha berbasis konvensional, sehingga kedepannya BI

28

Page 44: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan menyusun Pedoman Akuntansi BPR dengan mendasarkan pada Standar

Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang dikeluarkan oleh IAI.

Gambar 4.1. Overview Implementasi SAK-ETAP

B. Pelaporan Keuangan Perbankan Berdasarkan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006)

1. Definisi dan Klasifikasi Instrumen Keuangan

a. Definisi Instrumen Keuangan

Pada PSAK 50 (1998) paragraf 6, instrumen keuangan diistilahkan sebagai

‘efek’ yang memiliki definisi “surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat

berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek”.

Definisi instrumen keuangan tersebut lebih mengacu pada jenis/contohnya saja

sedangkan definisi instrumen keuangan menurut IAS 32 atau PSAK 50 (revisi

2006) paragraf 7 adalah ”setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan

entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas lain”.

2008 2009 2010

• Keberatan Perbarindo untuk menerapkan PSAK 50/55 bagi BPR

• Rekomendasi DSAK-IAI agar BPR menggunakan SAK-ETAP

• DG BI setuju BPR menggunakan

SAK-ETAP

• Public hearing draft SAK-ETAP (Maret)

• DSAK-IAI menerbitkan SAK-ETAP (Juli)

• BI menetapkan SAK-ETAP sebagai standar akuntansi BPR (Desember)

• Public hearing draft

PA BPR (Des)

• Sosialisasi draft PA BPR ke seluruh DPD Perbarindo (Januari)

• Asesmen TI BPR untuk menggunakan PA BPR (Maret)

• PA BPR diterbitkan

(Juni)

29

Page 45: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada definisi PSAK 50 (revisi 2006), instrumen keuangan lebih ditekankan

pada ‘kontrak’ sehingga cakupannya lebih luas, misalnya piutang, jika mengacu

pada PSAK 50 (1998) tidak termasuk dalam efek atau instrumen keuangan, akan

tetapi berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) termasuk dalam instrumen keuangan,

karena bagi yang memberikan piutang nilai asetnya bertambah, sedangkan bagi

yang berhutang nilai kewajiban keuangannya juga akan bertambah.

b. Klasifikasi Instrumen Keuangan

PSAK 50 (revisi 2006) paragraf 7 mendefinisikan instrumen keuangan

sebagai:

1) Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:

(a) kas

(b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain

(c) hak kontraktual:

i. untuk menerima kas atau keuangan dari entitas lain

ii. untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan pada

kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut

(d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan menggunakan instrumen

ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:

i. non-derivatif yaitu entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk

menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang

diterbitkan entitas

ii. derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan memper-

tukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan

sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan ekuitas. Untuk

tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak

termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau

menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitan entitas tersebut di

masa depan.

2) Kewajiban keuangan adalah setiap kewajiban yang berupa:

(a) kewajiban kontraktual:

30

Page 46: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i. untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain

ii. untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan

dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntung-

kan entitas tersebut

(b) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan

instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:

i. non-derivatif yaitu entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk

menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang

diterbitkan entitas

ii. derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan memper-

tukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan

sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk

tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak

tidak termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima

atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut

di masa depan.

3) Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas

aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban.

Contoh instrumen keuangan yang termasuk dalam cakupan PSAK 50 dan 55

adalah sebagai berikut :

(1) kas

(2) giro dan deposito

(3) surat berharga

(4) utang dan piutang usaha, wesel, dan pinjaman

(5) sekuritas utang dan ekuitas, baik dari perspektif pemegang sekuritas

maupun penerbitnya. Kategori ini mencakup investasi dalam perusahaan

anak, perusahaan assosiasi, dan usaha patungan.

(6) Sekuritas yang dijamin dengan aset seperti kewajiban hipotik yang

mempunyai jaminan, kesepakatan pembelian kembali, dan securitised

packages of receivables

31

Page 47: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(7) derivatif, yang mencakup opsi, right, warant, kontrak berjangka, kontrak

forward, dan swap

2. Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan

a. Pengakuan

Menurut PSAK 50 (revisi 2006), instrumen keuangan diklasifikasikan

dalam pengakuan dan pengukuran menjadi empat kategori, yaitu:

1) Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui

laporan laba/rugi (financial asset at fair value through profit or loss), dengan

kriteria:

(a) Untuk diperdagangkan (trading), termasuk instrumen derivatif (kecuali

derivatif yang diterapkan sebagai instrumen lindung nilai dan efektif)

(b) Ditetapkan (designed).

2) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo (hold to maturity) dengan kriteria:

(a) Aset keuangan non derivatif

(b) Pembayaran tetap/telah ditentukan

(c) Jatuh tempo telah ditetapkan

(d) Entitas memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki hingga jatuh

tempo.

3) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable), dengan kriteria

yang sama dengan hold to maturity hanya saja tidak memiliki kuotasi di pasar

aktif.

4) Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale) dengan kriteria:

(c) Aset keuangan non derivatif

(d) Ditetapkan sebagai AFS

(e) Tidak diklasifikasikan sebagai financial asset at fair value through profit

or loss, hold to maturity, dan loan and receivable.

b. Penghentian Pengakuan

Instrumen keuangan bukanlah instrumen yang akan terus ada di dalam

neraca, ia dapat dikeluarkan dari neraca jika terjadi beberapa kondisi seperti jatuh

32

Page 48: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tempo, pemutusan kontrak, dan transfer jual beli instrumen keuangan. PSAK

tahun 1998 hanya sedikit sekali membahas mengenai penghentian pengakuan

sedangkan PSAK No. 55 (revisi 2006) banyak memberikan penekanan pada

keterlibatan berkelanjutan atau continuing involvement jika terjadi transfer aset

keuangan. Yakni apakah seluruh resiko dan manfaat secara substansial juga telah

ditransfer, dan juga apakah pengendalian terhadap instrumen keuangan tersebut

masih dimiliki atau tidak.

Sebagai contoh pada kasus perjanjian pembelian kembali atau repurchase

agreement yaitu jika perusahaan menjual aset keuangan dengan perjanjian bahwa

aset keuangan tersebut akan dibeli kembali pada harga yang ditetapkan atau pada

harga jual semula ditambah keuntungan. Pada kasus tersebut walaupun terjadi

transfer aset keuangan dan juga arus kas atas aset yang ditransfer, perusahaaan

masih memiliki kontrol terhadap aset keuangan yang ditransfer melalui hak

membeli aset keuangan tersebut kembali, maka aset keuangan yang telah

ditransfer tersebut masih tetap dicatat di neraca.

Walaupun sebuah entitas masih memiliki hak kontraktual untuk menerima

arus kas dari aset keuangan, entitas tersebut masih dapat mengakui adanya

transfer keuangan jika dia memiliki kewajiban kontraktual untuk membayar arus

kas yang diterima tersebut kepada satu atau pihak lain sesuai kesepakatan dan

memenuhi syarat sebagaimana yang telah dijelaskan pada PSAK No. 55 (revisi

2006) paragraf 16. Transaksi ini oleh IAS diistilahkan sebagai “pass trough

arrengement” yang biasanya ditemui pada sekuritisasi ataupun spesial purpose

entities (SPE).

c. Pengukuran

PSAK 55 (revisi 2006) mengatur masalah pengukuran menjadi beberapa hal

antara lain:

1) Pengukuran awal (initial measurement)

2) Pengukuran setelah pengukuran awal (subsequent measurement)

33

Page 49: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Pertimbangan dalam pengukuran nilai wajar (fair value hierarchy)

4) Reklasifikasi

5) Keuntungan dan kerugian

6) Penurunan nilai dan tidak tertagihnya aset keuangan

Perbedaan mendasar antara PSAK 55 sebelum dan sesudah revisi adalah

bahwa pada PSAK 55 (1998), semua instrumen keuangan pengukuran nilai

awalnya berdasarkan biaya historis. Sedangkan dalam PSAK 55 (revisi 2006),

pengukuran nilai awal instrumen keuangan berdasarkan nilai wajar. Untuk hold

to maturity, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya-biaya yang berhubungan

langsung dengan akuisisi ataupun penerbitan instrumen keuangan tersebut.

Hirarki dalam pengukuran nilai wajar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Kuotasi harga di pasar aktif, kuotasi dianggap ada jika:

(a) Harga kuotasi tersedia dan dapat diperoleh secara rutin

(b) Mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi

yang wajar.

2) Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi:

(a) penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-

pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia

(b) referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial

sama

(c) analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis)

(d) model penetapan harga opsi (option pricing model)

34

Page 50: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.1. Pengukuran dan Perubahan Nilai

Jenis Instrumen

Keuangan Pengukuran Perubahan Nilai

Fair Value Trough

Profit and Loss Nilai wajar Laporan Laba Rugi

Available for Sale Nilai wajar Ekuitas

Held to Maturity Biaya yang diamortisasi -

Loan & Receivable Biaya yang diamortisasi -

3. Penyajian dan Pengungkapan Instrumen Keuangan

a. Penyajian

1) Kewajiban dan Ekuitas

Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal harus meng-

klasifikasikan instrumen tersebut atau komponen-komponennya sebagai

kewajiban keuangan, aset keuangan atau instrumen ekuitas sesuai substansi

perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan, aset keuangan dan

instrumen ekuitas. Disebut instrumen ekuitas jika dan hanya jika memenuhi

persyaratan:

(a) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual

(b) Diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas berupa

derivatif dan non-derivatif.

Fitur penting yang membedakan instrumen kewajiban dengan instrumen

ekuitas adalah adanya kewajiban kontraktual satu dari pihak instrumen

keuangan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang berpotensi

tidak menguntungkan penerbit. Beberapa jenis instrumen keuangan memiliki

bentuk hukum berupa ekuitas tetapi secara substansi merupakan kewajiban

dan bentuk lainnya mungkin berupa kombinasi dari fitur instrumen ekuitas

dan fitur instrumen kewajiban, sebagai contoh:

(a) Saham Preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali

saham tersebut dengan harga pada tanggal yang dapat ditetapkan

35

Page 51: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(b) Instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk

menjual instrumen itu kembali pada penerbitnya baik secara kas atau

secara aset keuangan lainnya. Contoh reksadana terbuka, perwalian,

persekutuan dan persekutuan yang tergabung dalam kerjasama operasi.

Kewajiban keuangan dapat timbul jika entitas tidak memiliki hak tanpa

syarat untuk menghindari penyelesaian kewajiban kontraktualnya berupa

penyerahan kas atau aset keuangan lainnya, contohnya jika entitas terbatas

untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya tidak membatalkan kewajiban

kontraktual entitas tersebut, dan bergantung pada pelaksanaan hak untuk

menebus kembali oleh pihak lawan.

Instrumen keuangan yang tidak secara eksplisit menciptakan kewajiban

kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya dapat secara

tidak langsung menciptakan kewajiban melalui persyaratan dan kondisi yang

ada padanya. Sebagai contoh dalam kewajiban non-keuangan, jika entitas

dapat menghindari kewajiban untuk mentransfer kas atau aset keuangan

lainnya hanya dengan menyelesaikan kewajiban non-keuangannya dan jika

dalam penyelesaiannya entitas akan menyerahkan kas atau aset keuangan

lainnya dan saham yang diterbitkan entitas. Dalam situasi apapun, pemegang

instrumen secara substansi memperoleh jaminan untuk menerima suatu

jumlah yang minimal.

Suatu kontrak bukan merupakan instrumen ekuitas semata-mata karena

kontrak tersebut dapat menyebabkan penerimaan atau penyerahan instrumen

ekuitas yang diterbitkan entitas. Hak atau kewajiban kontraktual tersebut

dapat berupa nilai yang ditetapkan atau nilai yang fluktuatif, misalnya harga

komoditas, tingkat suku bunga, atau harga instrumen keuangan. Sebagai

contoh kontrak untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 ons emas.

Kontrak jenis ini merupakan kewajiban keuangan bagi entitas walaupun

entitas tersebut dapat menyelesaikan dengan instrumen ekuitasnya. Kontrak

tersebut tidak memberikan hak nilai residual atas aset entitas setelah

dikurangi seluruh kewajibannya.

36

Page 52: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kontrak yang akan diselesaikan entitas melalui penyerahan instrumen

ekuitas miliknya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti aset

keuangan lainnya atau kas merupakan istrumen ekuitas. Contohnya yaitu opsi

saham yang diterbitkan kepada pihak lawan untuk membeli saham yang

diterbitkan yang memberi hak kepada pihak lawan untuk membeli saham

yang diterbitkan entitas dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan harga

yang telah ditetapkan atau untuk membeli obligasi dengan nilai pokok yang

telah ditetapkan. Perubahan nilai wajar instrumen ekuitas tidak akan diakui di

dalam laporan keuangan.

Kontrak yang mewajibkan entitas untuk membeli kembali instrumen

ekuitasnya baik dengan kas atau aset keuangan lainnya akan menambah

kewajiban keuangan entitas tersebut sebesar nilai kini dari nilai penebusannya

(sebesar nilai kini dari harga pembelian kembali kontrak forward, membeli

instrumennya secara kas, harga pelaksanaan opsi atau nilai penebusan

lainnya). Ketentuan ini berlaku sekalipun kontrak ini adalah instrumen

ekuitas. Jika kontrak jatuh tempo tanpa ada penyerahan maka nilai tercatat

dari kewajiban direklasifikasi menjadi ekuitas.

Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan menyerahkan atau

menerima instrumen ekuitas dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai

pengganti kas atau aset keuangan lainnya dengan jumlah yang bervariasi

merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan. Contoh kontrak yang

mewajibkan entitas menyerahkan 100 lembar instrumen ekuitas sebagai

pengganti kas setara dengan 100 ons emas.

2) Ketentuan Peyelesaian Kontinjensi

Instrumen keuangan dapat mewajibkan entitas untuk menyerahkan kas

atau aset keuangan lainnya atau jika tidak, menyelesaikannya seperti jika

instrumen tersebut berupa kewajiban keuangan dalam situasi di mana terjadi

atau tidaknya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan yang berada di

luar kendali penerbit maupun pedagang instrumen tersebut, misalnya per-

ubahan dalam indeks pasar modal, indeks harga konsumen, suku bunga atau

37

Page 53: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketentuan perpajakan. Instrumen keuangan merupakan kewajiban keuangan

bagi penerbit kecuali jika,

(a) bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan pe-

nyelesaian secara kas atau melalui penyerahan aset keuangan lainnya tidak

sah dan

(b) penerbit dapat diwajibkan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan kas

atau aset keuangan lainnya dalam kondisi penerbit dilikuidasi.

Ketika instrumen keuangan derivatif memberi kepada satu pihak pilihan

cara penyelesaian, maka instrumen tersebut merupakan aset keuangan atau

kewajiban keuangan kecuali jika seluruh alternatif yang ada menjadikan sebagai

instrumen ekuitas, misalnya opsi saham.

3) Instrumen Keuangan Majemuk

Penerbit instrumen keuangan non-derivatif mengevaluasi persyaratan

instrumen keuangannya untuk menentukan apakah instrumen tersebut me-

ngandung komponen ekuitas dan kewajiban. Komponen tersebut harus

diklasifikasikan secara terpisah sebagai kewajiban keuangan, aset keuangan

dan instrumen ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen

instrumen keuangan yang:

(a) Menimbulkan kewajiban keuangan bagi entitas

(b) Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk menkonversi instrumen

keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas mereka.

Instrumen ini dibedakan menjadi dua komponen, antara lain kewajiban

keuangan dan instrumen ekuitas. Ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan

majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan kewajiban, maka komponen

ekuitas yang dialokasikan adalah nilai sisa dari nilai wajar instrumen keuangan

secara keseluruhan dikurangi dengan nilai komponen kewajiban yang ditetapkan

secara terpisah. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari

pengakuan awal komponen-komponen instrumen secara terpisah.

Nilai tercatat komponen kewajiban ditentukan dengan mengukur nilai

wajar kewajiban serupa yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai tercatat

instrumen ekuitas yang ditunjukkan oleh opsi untuk mengkonversi instrumen

38

Page 54: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut menjadi saham biasa ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai wajar

kewajiban keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan majemuk secara

keseluruhan.

4) Saham yang Diperoleh Kembali (Treasury Stock)

Jika entitas memperoleh kembali instrument ekuitasnya, instrumen-

instrumen tersebut harus dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian

yang timbul dari hasil penjualan, pembatalan, pembelian dan penerbitan

instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi.

Saham treasury tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang

bersangkutan atau oleh anggota lainnya dalam kelompok usaha yang

dikonsolidasi sehingga jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui secara

langsung dalam ekuitas.

Nilai saham treasury yang dimiliki diungkapkan secara terpisah, baik

dalam neraca maupun dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan

PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Jika saham treasury

dibeli dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan entitas,

maka entitas mengungkapkan berdasarkan PSAK No.7 (Pengungkapkan

Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa).

2) Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan

Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan

instrumen keuangan atau komponen yang merupakan kewajiban keuangan

diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi

kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas secara langsung pada

ekuitas, setelah dikurangi manfaat pajak penghasilan yang terkait. Biaya

transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, selain biaya penerbitan instrumen

ekuitas yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan badan usaha

(yang dalam hal ini dicatat berdasarkan PSAK No.22), dicatat sebagai

pengurang ekuitas, setelah dikurangi manfaat pajak penghasilan yang terkait.

39

Page 55: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dividen atas saham yang sepenuhnya diakui sebagai kewajiban, diakui

sebagai beban sebagaimana pembayaran bunga obligasi dengan penebusan

atau pembiayaan kembali kewajiban keuangan diakui dalam laporan laba

rugi, sedangkan penebusan atau pembiayaan kembali instrumen ekuitas

diakui sebagai perubahan ekuitas sehingga perubahan nilai wajar instrumen

ekuitas tidak diakui dalam laporan keuangan. Pembayaran berbagai biaya

dalam penerbitan atau perolehan kembali instrumen ekuitasnya tersebut

antara lain berupa biaya registrasi dan komisi lain yang ditetapkan, biaya

yang dibayarkan pada penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional

lainnya, biaya percetakan dan materai. Biaya transaksi yang timbul dari

transaksi ekuitas dicatat sebagai pengurangan ekuitas (setelah dikurangi

manfaat pajak penghasilan terkait), sepanjang biaya tersebut merupakan biaya

tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan transaksi ekuitas.

Biaya transaksi yang terkait dengan penerbitan instrumen keuangan

majemuk dialokasikan pada komponen kewajiban dan ekuitas dari instrumen

secara proposional dengan alokasi hasil yang diperoleh. Biaya transaksi yang

terkait dengan lebih dari satu transaksi (misalnya biaya yang timbul dari

penawaran atas sejumlah saham dan pencatatan saham lainnya secara bersamaan

di bursa) dialokasikan pada seluruh transaksi tersebut dengan menggunakan dasar

alokasi yang rasional dan konsisten dengan transaksi serupa. Jumlah biaya

transaksi yang dicatat sebagai pengurang ekuitas dalam suatu periode

diungkapkan secara terpisah berdasarkan PSAK No.1 tentang Penyajian Laporan

Keuangan. Jumlah pajak penghasilan terkait yang diakui secara langsung dalam

ekuitas dimasukkan dalam jumlah agregat pajak penghasilan periode berjalan

dan pajak penghasilan tangguhan yang ditambahkan atau dibebankan pada

ekuitas, yang diungkapkan berdasarkan PSAK No. 46 tentang Akuntansi Pajak

Penghasilan.

Dividen yang diklasifikasikan sebagai beban dapat disajikan dalam laporan

laba rugi bersama dengan bunga atas kewajiban lainnya atau disajikan sebagai

item yang terpisah. Sebagai tambahan dari ketentuan dalam persyaratan ini,

pengungkapan beban bunga dan dividen tunduk pada ketentuan dalam PSAK

40

Page 56: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK No.31 tentang Akuntansi

Perbankan. Dalam beberapa kondisi, karena adanya perbedaan antara beban

bunga dan dividen yang terkait dengan hal-hal seperti pengurangan pajak (tax

deductibility), maka akan lebih baik jika keduanya diungkapkan secara terpisah

dalam laporan laba rugi sesuai dengan PSAK No.46 tentang Akuntansi Pajak

Penghasilan. Selain itu, kewajiban keuangan diakui sebagai pendapatan atau

beban dalam laporan laba rugi meskipun keduanya berkaitan dengan instrumen

yang mengandung hak residual atas aset entitas dalam pertukaran dengan kas

atau aset keuangan lainnya.

6) Saling Hapus

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya

disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, entitas:

(a) saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling

hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

(b) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset

dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi

kualifikasi penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan

saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan kewajiban terkait. Entitas

yang melakukan sejumlah transaksi instrumen keuangan dengan satu pihak

lawan mungkin melakukan “kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara

neto” (master netting arrangement) dengan pihak lawan tersebut. Perjanjian

tersebut menetapkan penyelesaian secara neto untuk seluruh instrumen

keuangan yang tercakup dalam perjanjian jika terjadi wanprestasi (default),

atau berakhirnya, salah satu kontrak. Kesepakatan ini umumnya digunakan

oleh institunsi keuangan untuk melindungi dari kerugian yang timbul jika

terjadi kepailitan atau situasi lain yang menyebabkan pihak lawan tidak dapat

memenuhi kewajibannya.

41

Page 57: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pengungkapan

Tujuan dari pengungkapan ini adalah untuk menyediakan informasi guna

meningkatkan pemahaman mengenai signifikansi instrumen keuangan terhadap

posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas, serta membantu penilaian jumlah,

waktu, dan tingkat kepastian arus kas masa depan yang terkait dengan instrumen

tersebut.

1) Format, Tempat dan Klasifikasi Instrumen Keuangan

(a) Pernyataan ini tidak mengatur format dari informasi yang dipersyaratkan

untuk diungkapkan atau tempatnya dalam laporan keuangan.

(b) Pengungkapan dapat berbentuk kombinasi dari penjelasan naratif dan

kuantitatif sepanjang dapat dianggap memadai untuk mengungkapkan

karakteristik instrumen yang dimaksud serta arti pentingnya bagi entitas.

(c) Manajemen entitas membagi instrumen keuangan menjadi beberapa

kelompok sesuai sifat dari informasi yang diungkapkan, dengan memper-

timbangkan beberapa hal seperti karakteristik instrumen tersebut dan

dasar pengukuran yang telah digunakan.

2) Kebijakan Manajemen Risiko dan Aktivitas Lindung Nilai

(a) Mengungkapkan tujuan maupun kebijakan manajemen risiko keuangan

termasuk kebijakan lindung nilai. Penjelasan kebijakan manajemen risiko

harus memuat kebijakan yang menyangkut hal-hal seperti lindung nilai

atas eksposur risiko, upaya menghindari risiko yang berlebihan, dan

persyaratan mengenai agunan guna mengurangi risiko kredit.

(b) Menjelaskan sejauh mana suatu instrumen keuangan digunakan, risiko

yang terkait dan sasaran usaha yangingin dicapai.

(c) Untuk lindung nilai atas nilai wajar, lindung nilai atas arus kas, dan

lindung nilai atas investasi bersih dalam operasi di luar negeri peng-

ungkapan terpisah secara lebih spesifik dan terperinci harus dilakukan.

3) Persyaratan, Kondisi dan Kebijakan Akuntansi

42

Page 58: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(a) Untuk tiap kelompok aktiva finansial, kewajiban finansial, dan instrumen

ekuitas, entitas harus mengungkapkan:

i. informasi mengenai cakupan dan sifat instrumen keuangan, termasuk

persyaratan dan kondisi yang bersifat signifikan yang dapat mem-

pengaruhi jumlah, waktu, dan tingkat kepastian arus kas di masa

datang

ii. kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan, termasuk kriteria

pengakuan dan dasar pengukuran yang diterapkan.

(b) Pengungkapan untuk setiap kategori aset keuangan apakah pembelian dan

penjualan aset keuangan dicatat pada tanggal perdagangan atau pada

tanggal penyelesaian.

(c) Jika instrumen keuangan bersifat signifikan, maka seluruh persyaratan

dan kondisi instrumen tersebut harus diungkapkan.

4) Risiko Tingkat Bunga

(a) Informasi mengenai eksposur risiko tingkat bunga, termasuk:

i. tanggal penilaian ulang atau tanggal jatuh tempo kontraktual, mana

yang lebih dahulu

ii. tingkat bunga efektif, jika tersedia.

(b) Mengindikasikan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang:

i. terekspos risiko tingkat bunga atas nilai wajar

ii. terekspos risiko tingkat bunga atas arus kas, dan

iii. tidak secara langsung terekspos terhadap risiko tingkat bunga (misal

instrumen ekuitas).

(c) Pengungkapan suku bunga efektif berlaku untuk obligasi, pinjaman, dan

instrumen keuangan sejenis yang melibatkan pembayaran di masa datang

yang mencerminkan nilai waktu dari uang.

(d) Ketentuan tersebut tidak dapat berlaku bagi instrumen keuangan seperti

investasi dalam instrumen ekuitas dan instrumen derivatif yang tingkat

bunga efektifnya tidak dapat ditentukan.

43

Page 59: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Risiko Kredit

(a) Mengungkapkan informasi mengenai eksposur risiko kredit,termasuk:

i. jumlah yang paling mewakili eksposur risiko kredit maksimal

apabila pihak lawan tidak mampu memenuhi kewajibannya, tanpa

memperhitungkan nilai wajar dari agunan; dan

ii. konsentrasi risiko kredit yang bersifat signifikan

(b) Aset keuangan dengan hak saling hapus dengan liabilitas keuangan, tidak

boleh disajikan neto dalam neraca, kecuali penyelesaian akan dilakukan

secara neto atau secara bersamaan. Namun demikian, entitas meng-

ungkapkan keberadaan hak secara hukum untuk melakukan saling hapus

ketika menyajikan informasi seperti yang dipersyaratkan di atas.

6) Nilai wajar

(a) mengungkapkan nilai wajar tiap kelompok aset dan liabilitas dalam cara

yang memungkinkan untuk diperbandingkan dengan nilai tercatat dalam

neraca.

(b) Jika entitas tidak mengukur instrumen keuangan di neraca pada nilai

wajar, maka entitas wajib menyediakan informasi nilai wajar pada

pengungkapan tambahan

(c) Jika investasi dalam instrumen ekuitas atau derivatif yang terkait tidak

memiliki kuotasi, maka instrumen tersebut dapat diukur pada biaya

perolehan. Fakta ini harus diungkapkan bersamaan dengan penjelasan

instrumen keuangan tersebut, nilai tercatatnya, penjelasan mengapa nilai

wajarnya tidak dapat diukur secara andal, dan jika memungkinkan kisaran

dari estimasinilai wajar yang paling memungkinkan.

7) Pengungkapan Lainnya

Pengungkapan lainnya mengenai :

(a) Penghentian pengakuan

(b) Jaminan

(c) Instrumen Keuangan Majemuk

44

Page 60: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(d) Derivatif Melekat

(e) Instrumen Keuangan pada Nilai Wajar

(f) Reklasifikasi/Penggolongan Kembali

(g) Laporan Laba Rugi dan Ekuitas

(h) Penurunan Nilai

(i) Wanprestasi dan Pelanggaran

4. Implikasi Penerapan PSAK 50 dan 55 Revisi 2006 Pada Dunia Perbankan

PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada IAS 39

mengenai Recognition and Measurement of Financial Instruments dan IAS 32

mengenai Presentation and Disclosures of Financial Instruments. PSAK 50 dan

55 (revisi 2006) diharapkan dapat mendorong proses harmonisasi penyusunan

dan analisis laporan keuangan serta mendorong terciptanya market discipline.

Berikut ini akan diuraikan permasalahan-permasalahan yang bisa timbul sebagai

akibat berlakunya PSAK No. 50 (revisi 2006) sebagai pengganti PSAK No. 50

(1998) dalam industri perbankan Indonesia.

a. Penyisihan Kerugian Kredit (Loan-Loss Provisioning) atau Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Penyisihan kerugian kredit (Loan-Loss Provisioning) adalah penyisihan

(provisioning) kerugian atas portfolio kredit dan pendanaannya yang meng-

alami penurunan nilai ekonomi. Nilai ekonomi dari portfolio kredit dan

pendanaannya (funding) dapat naik atau turun disebabkan karena adanya

perubahan dengan kualitas kredit yaitu jika terjadi masalah terhadap itikad

baik (willingness to pay) dan kemampuan debitur untuk melunasi kredit

beserta pinjamannya (ability to pay), penyisihan kerugian ini penting untuk

dilakukan sehingga laporan keuangan bank tersebut mencerminkan keadaan

yang sebenarnya (representation faithfullness). Jika mengacu pada PSAK

yang lama, penentuan cadangan memakai konsep ekspektasi kerugian kredit

(expectation loss) sehingga bank bisa menumpuk cadangan besar-besaran

45

Page 61: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jika bankir merasa default kreditnya besar, celah ini yang banyak dimanfaatkan

bank untuk memoles laporan keuangannya dan melakukan window dressing

yaitu merekayasa laporan keuangan bank untuk tujuan tertentu.

Namun, dengan diterapkannya PSAK 50 &55 (revisi 2006) dan Pedoman

Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) tahun 2008 yang menyesuaikan PSAK

tersebut, bank dituntut untuk menentukan CKPN berdasarkan data historis

kerugian kredit yang sudah terjadi atau incurred loss. Adapun CKPN dihitung

dari perkalian beberapa komponen, yakni potensi gagal bayar (potential of

default) dikalikan jumlah kredit yang bersangkutan, komponen lainnya loss

given default (LGD) yang merupakan porsi kerugian riil akibat gagal bayar

yang benar-benar tak tertagih, di luar tingkat kembalian tagihan (recovery

rate). Potential of default yang dihitung dari pengalaman kerugian yang sudah

terjadi berdasarkan data historis setiap jenis kredit bank tersebut minimal

selama 3 tahun terakhir. Kesulitan yang dialami bank dalam penentuan CKPN

ini adalah tuntutan kepada bank untuk mempunyai data historis mengenai

pengalaman kerugian dari setiap jenis kredit bank, minimal 3 tahun. Bank

dituntut untuk mempunyai data mengenai jumlah tingkat kerugian suatu kredit

dari setiap nasabah dan tentunya untuk mendapatkan data ini, cukup rumit

karena banyaknya jenis kredit dan jangka waktu yang berbeda.

b. Sumber Pendapatan

Dengan memakai standar baru ini dapat mengurangi sumber pendapatan

bunga bank dalam hal sebagai berikut :

1) Pendapatan provisi dan komisi kredit kini menjadi pengurang dari nilai

kredit yang diberikan guna menghitung pendapatan bunga efektif.

2) Bunga surat berharga, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak

diakui sebagai pendapatan operasional bunga, sehingga reklasifikasi

bunga SBI ini berdampak pada bank yang banyak menempatkan dananya

di luar kredit dengan ciri rasio pinjaman terhadap dana LDR nya yang

relatif kecil.

46

Page 62: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kredit sebagai asset bank digolongkan pada “Loan and Receivables” yang

mana valuasinya adalah dengan cara amortized cost, hal ini membawa

konsekuensi bahwa nilai kredit (dalam hal ini aset bank) akan dipengaruhi

oleh proyeksi cashflow dari aset tersebut, sehingga kredit yang dikenakan

bunga dibawah bunga pasar akan menjadi lebih kecil dari harga

perolehannya (kredit yang dikucurkan).

c. Teknologi

Penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 membutuhkan sistem dan persiapan

yang cukup lama dan cukup mahal karena harus menggabungkan semua laporan

keuangan dalam satu paket. Dari sisi investasi, paling sedikit setiap bank

harus mengeluarkan dan sebesar US$1 juta untuk membeli sistem informasi

dan teknologi untuk aplikasi pelaporan keuangan berdasarkan PSAK No. 50

& 55 (revisi 2006).

d. Sumber Daya Manusia

Selain masalah teknologi, sumber daya manusia yang menguasai

mengenai PSAK ini juga terbatas, jadi akan menambah masalah bagi

perbankan untuk penerapan PSAK ini. Bank harus menilai sumber daya

manusia yang dimiliki dan melakukan training-training secara kontinu agar

sumber daya manusia yang tersedia dapat dengan cepat mengadopsi PSAK 55

(revisi 2006). Misalkan untuk menghitung penyisihan kerugian kredit, kaitannya

dengan internal rating model, bank memiliki sumber daya manusia yang

mampu menganilisis data-data statistik yang ada.

Beberapa hal di atas itulah yang merupakan alasan mengapa industri

perbankan Indonesia mengalami kesulitan menerapkan PSAK No. 50 & 55

(revisi 2006), walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwasanya banyak

manfaat dan kelebihan implementasi PSAK No. 50 & 55 (revisi 2006). Manfaat

dan kelebihan tersebut adalah sebagai berikut:

47

Page 63: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Dengan adanya standar akuntansi Indonesia yang mengacu pada standar

akuntansi internasional maka dapat meningkatkan keandalan, keterbandingan

serta representative faithfullnes.

b. Transparansi terhadap pelaporan keuangan bank akan meningkat.

Transparansi ini sangat urgent, mengingat kasus atas jatuhnya raksasa finansial

Lehman Brothers saat krisis menghantam tahun 2008 silam yang diindikasi karena

adanya aspek akuntansi atas transaksi repo yang kurang wajar karena kurangnya

transparansi. Hal tersebut berarti bahwa dengan meningkatkan transparansi laporan

keuangan, maka kecurangan-kecurangan akan dapat diminimalisir. Selain itu, aturan-

aturan baru pada PSAK yang direvisi memper-sempit kemungkinan adanya

kecurangan. Seperti pada contoh yang dijelaskan di atas, yaitu masalah reklasifikasi

dari dan ke “FVTPL” dari kategori manapun dilarang, untuk menghindari usaha untuk

menaikkan laba. Selain itu, adanya aturan yang tegas mengenai penentuan CPKN akan

mengurangi kesempatan manajemen bank untuk melakukan kecurangan seperti window

dressing. Jika dahulu bank dapat menumpuk pencadangan besar dengan alasan kehati-

hatian, meski kualitas kredit tidak mengkhawatirkan sehingga laba ikut turun dengan

tujuan menghindari pajak atau mengatur ritme kinerja. Namun dengan diberlakukan

PSAK revisi ini, bank tidak bisa lagi melakukan hal tersebut, salah satu contoh pada

kasus Bank Mandiri misalnya, dimana setelah di konversi menurut IAS 39, pada tahun

2005 sebelumnya mencatat laba bersih sebesar 603 milyar rupiah, ternyata akhirnya

malah menderita kerugian sebesar 1,4 trilyun rupiah. Jika dilihat lebih detail lagi, maka

kerugian tersebut diakibatkan karena penyisihan untuk aktiva produktif yang lebih besar

dibandingkan dengan aturan BI, yakni sebesar 2,6 triliun. Sekalipun beberapa contoh di

atas terlihat cukup ekstrim, tetapi PSAK 55 revisi 2006 memang memiliki beberapa

kelebihan yang menggambarkan kondisi bank yang sesungguhnya. Justru bank

sebetulnya memiliki kesempatan untuk meningkatkan kinerja laporan keuangannya

dengan mendapatkan kredit yang memiliki kualitas yang baik.

(http://Implikasi%20Penerapan%20Psak%2050%20Dan%2055%20Revisi%202006%20Pada%20

Dunia%20Perbankan%20%20%20Vibizmanagement.htm)

C. Pelaporan Keuangan BPR Berdasarkan SAK-ETAP BPR

48

Page 64: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SAK-ETAP BPR atau PA BPR merupakan penjabaran lebih lanjut prinsip

dan substansi pengaturan dalam SAK-ETAP yang bertujuan mempermudah BPR

dalam menerapkan standar akuntansinya namun tetap memperhatikan harmonisasi

dengan standar akuntansi internasional yang berlaku.

1. Laporan Keuangan

a. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan BPR secara umum terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

BPR wajib membuat laporan keuangan sebagai laporan kepada Bank Indonesia

dan pengguna lainnya yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan

posisi keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya laporan keuangan BPR

yang menyediakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan.

b. Keterbatasan Laporan Keuangan

1) Bersifat historis, yang menunjukan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.

2) Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.

Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat

secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan.

3) Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.

4) Menggunakan pertimbangan materialitas.

5) Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan

substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

6) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi dan tingkat

kinerja antar BPR.

2. Akuntansi Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan

49

Page 65: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang diatur dalam SAK-ETAP paragraf 2.12(a). Pos-pos aset yang umum dimiliki

oleh BPR adalah sebagai berikut:

a. Kas

Kas adalah mata uang kertas dan logam rupiah yang masih berlaku sebagai alat

pembayaran yang sah.

b. Kas dalam Valuta Asing

Kas dalam valuta asing adalah mata uang kertas asing, uang logam asing, dan

travellers cheque yang masih berlaku yang dimiliki oleh BPR dalam kegiatan

penukaran sebagai pedagang valuta asing.

c. Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga sebagai pengakuan utang

berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia dengan sistem diskonto. SBI diklasifikasikan menjadi:

1) Dimiliki hingga jatuh tempo

2) Tersedia untuk dijual

d. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima

Pendapatan bunga yang akan diterima adalah pendapatan bunga dari kredit

dengan kualitas lancar (performing) yang telah diakui sebagai pendapatan tetapi

belum diterima pembayarannya. Termasuk pengertian ini adalah pengakuan

pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain.

e. Penempatan Pada Bank Lain

Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan/simpanan milik BPR

pada bank lain untuk menunjang kelancaran aktivitas operasional, dalam rangka

memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary reserve diantaranya:

1) Giro pada Bank Umum

Giro pada bank umum adalah rekening giro BPR pada bank umum dalam

mata uang rupiah dengan tujuan untuk menunjang kelancaran aktivitas

operasional.

2) Tabungan pada Bank Lain

50

Page 66: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabungan pada bank lain adalah rekening tabungan BPR pada bank umum

dan BPR lain dalam mata uang rupiah dengan tujuan untuk menunjang

kelancaran aktivitas operasional.

3) Deposito pada Bank Lain

Deposito pada bank lain adalah penempatan dana BPR pada bank umum dan

BPR lain dalam bentuk deposito berjangka dengan tujuan untuk memperoleh

penghasilan.

4) Sertifikat Deposito pada Bank Umum

Sertifikat deposito pada bank umum adalah penempatan dana BPR dalam

bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah-

tangankan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan.

f. Kredit

1) Pemberian dan Penyaluran Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR

dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2) Penyisihan Kerugian dan Penghentian Pengakuan

(a) Penyisihan Kerugian Kredit dibentuk untuk menutup kemungkinan

kerugian yang timbul sehubungan dengan penanaman dana ke dalam

kredit.

(b) Penghapusbukuan Kredit (Hapus Buku) adalah tindakan administratif

BPR untuk menghapus buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban

debitur tanpa menghapus hak tagih BPR kepada debitur.

(c) Penghapusan Hak Tagih Kredit (Hapus Tagih) adalah tindakan BPR

menghapus kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan.

3) Restrukturisasi Kredit

(a) Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan BPR dalam

kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk

memenuhi kewajibannya.

51

Page 67: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(b) Nilai Tunai Penerimaan Kas Masa Depan adalah nilai tunai perkiraan arus

kas masa depan dari total kewajiban debitur sesuai dengan perjanjian

restrukturisasi kredit berdasarkan tingkat diskonto tertentu.

g. Agunan Yang Diambil Alih

1) Agunan Yang Diambil Alih adalah aset yang diperoleh BPR, baik melalui

pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara

sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar

lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya

kepada BPR.

2) Biaya untuk menjual adalah biaya tambahan yang secara langsung dapat

diatribusikan kepada pelepasan aset atau kelompok lepasan.

h. Aset Tetap Dan Inventaris

Aset Tetap dan Inventaris adalah aset berwujud yang:

1) Dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif

2) Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

i. Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak

mempunyai wujud fisik.

j. Aset Lain-Lain

k. Aset lain-lain adalah pos-pos aset yang tidak dapat secara layak digolongkan

dalam kelompok pos aset yang ada dan tidak secara material untuk disajikan

tersendiri.

3. Akuntansi Kewajiban

Kewajiban adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa masa

lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

milik BPR yang mengandung manfaat ekonomi. Dasar pengaturan kewajiban yaitu

SAK-ETAP paragraf 2.35, pos-pos kewajiban yang umum dimiliki oleh BPR adalah

sebagai berikut:

a. Kewajiban Segera, terdiri dari penutupan rekening tabungan atau deposito jatuh

tempo, kiriman uang, selisih lebih penjualan agunan, dividen, dan potongan pajak.

52

Page 68: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Utang Bunga

c. Utang Pajak

d. Simpanan

e. Simpanan Dari Bank Lain

f. Pinjaman Diterima

g. Dana setoran modal – kewajiban

h. Kewajiban imbalan kerja

i. Pinjaman subordinasi

j. Modal pinjaman

4. Akuntansi Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua kewajiban.

Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas,

misalnya modal disetor, tambahan modal disetor, saldo laba, cadangan umum, dan

cadangan tujuan yang disajikan dalam pos-pos terpisah. Klasifikasi semacam itu

dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan

apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya

terhadap kemampuan perseroan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas.

Komponen ekuitas untuk BPR antara lain terdiri dari:

a. Modal

b. Dana setoran modal – ekuitas

c. Laba/rugi yang belum direalisasi

d. Surplus revaluasi aset tetap

e. Saldo laba

5. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh penghasilan

dan beban BPR dalam suatu periode, penghasilan terdiri dari pendapatan operasional

53

Page 69: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan pendapatan non-operasional sedangkan beban terdiri dari beban operasional dan

beban non-operasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi BPR adalah

sebagai berikut:

a. Pendapatan operasional

b. Beban operasional

c. Pendapatan non-operasional

d. Beban non-operasional

e. Beban pajak penghasilan

6. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan

pengeluaran kas BPR selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas

operasi, investasi, dan pendanaan (SAK-ETAP paragraf 7.3). Aktivitas operasi

adalah aktivitas penghasil utama pendapatan BPR dan aktivitas lain yang bukan

merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Aktivitas investasi (investing) adalah

perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk

setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BPR. Kas terdiri atas kas dan kas

dalam valuta asing, giro pada bank lain, dan tabungan pada bank atau BPR lain.

Sedangkan setara kas, antara lain SBI dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga)

bulan dan deposito dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai

untuk mengevaluasi perubahan dalam aset neto BPR, struktur keuangan (termasuk

likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu

arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. BPR

menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak

langsung (SAK-ETAP paragraf 7.7). Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas

yang diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas. Jumlah arus kas yang berasal

dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya

BPR dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan operasi BPR, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa

54

Page 70: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi

terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan BPR.

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu

dilakukan karena arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan

dan arus kas masa depan. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas

pendanaan perlu dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus

kas masa depan oleh para pemasok modal BPR.

7. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan

ekuitas BPR yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau

kekayaan BPR selama periode pelaporan. Perubahan ekuitas BPR menggambarkan

peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan BPR selama periode pelaporan

berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam

laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal

dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran

dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari

kegiatan BPR selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas BPR antara lain

meliputi:

a. Modal saham, misalnya penambahan modal saham

b. Laba/rugi yang belum direalisasi dalam Sertifikat Bank Indonesia

c. Surplus revaluasi aset tetap

d. Dana setoran modal - ekuitas

e. Saldo laba (laba ditahan).

8. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari

laporan keuangan BPR. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai

gambaran umum BPR, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan

55

Page 71: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keuangan dan informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan harus

disajikan secara sistematis, setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada

dalam catatan atas laporan keuangan. Secara umum, catatan atas laporan keuangan

mengungkapkan:

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting

b. Informasi yang diwajibkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam

neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

misalnya subklasifikasi pos-pos tertentu

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan

arus kas, dan laporan perubahan ekuitas tetapi diperlukan dalam rangka penyajian

secara wajar

d. Untuk pos-pos yang nilainya material, harus dirinci dan dijelaskan dalam catatan

atas laporan keuangan, sedangkan untuk pos-pos yang bersifat khusus harus

dirinci dan dijelaskan pada catatan atas laporan keuangan tanpa mempertimbang-

kan materialitasnya.

e. Untuk pos yang merupakan hasil penggabungan beberapa pos sejenis dirinci dan

dijelaskan sifat dari unsur utamanya dalam catatan atas laporan keuangan.

Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan memahami dan

membandingkannya dengan laporan keuangan BPR lain maka catatan atas laporan

keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut:

a. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi BPR yang

diterapkan.

b. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-

pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen

laporan keuangan.

c. Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen, serta pengungkapan yang

bersifat non-keuangan.

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian

jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan

56

Page 72: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan

komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan

dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam SAK serta pengungkapan pengungkapan

lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

D. Perbedaan Standar Pelaporan Keuangan

Antara PSAK No. 50 dan 55 Dengan SAK-ETAP BPR

Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) berfungsi untuk mengatur perlakuan akuntansi secara menyeluruh

untuk berbagai aktivitas bisnis perusahaan di Indonesia. Munculnya PSAK 50 dan 55

(revisi 2006) sebagai konvergensi IFRS secara nyata tidak sesuai dengan beberapa

aktivitas bisnis perusahaan di Indonesia khususnya untuk perusahaan yang berskala

menengah ke bawah. Oleh karena itu hal ini menjadi latar belakang munculnya SAK-

ETAP yang pelaksanaannya dianggap sesuai dengan karakteristik perusahaan

berskala menengah ke bawah. Secara umum PSAK 50 dan 55 memang lebih

komplek dari SAK-ETAP itu sendiri, bahkan BI pernah menunda penerapan PSAK

tersebut. Berikut dijabarkan perbedaan antara PSAK 50 dan 55 dengan SAK-ETAP

BPR:

57

Page 73: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.2 Komparasi Pelaporan Keuangan Perbankan

PSAK 50 dan 55 SAK-ETAP BPR ( PA BPR) Keterangan

Bank mengklasifikasikan aset keuangan ke dalam 4 kategori: a. Diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi (Fair Value Trought Profit And Loss/FVTPL)

b. Dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) c. Tersedia untuk dijual (AFS) d. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

Sedang untuk kewajiban keuangan dalam 2 kategori:

a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

b. Kewajiban lainnya

Aset keuangan dan kewajiban keuangan tidak diklasifikasikan.

Pendekatan pada PSAK 55 memungkinan kategori aset dan kewajiban keuangan diukur berdasarkan biaya, biaya perolehan yang diamortisasi, dan nilai wajar sedangkan pada BPR diukur berdasarkan biaya perolehan dan nilai wajar (harga pasar).

Surat Berharga diklasifikasikan menjadi: a. Diukur pada nilai wajar b. melalui laporan laba rugi (Fair Value

Trought Profit And Loss/FVTPL) c. Dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) d. Tersedia untuk dijual (AFS) e. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

Investasi efek diklasifikasian dalam 3 kategori: a. Diperdagangkan (Trading) b. Dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) c. Tersedia untuk dijual (Available For

Sale) Tetapi dalam SAK-ETAP BPR investasi efek (SBI) hanya diklasifikasikan menjadi: a. Dimiliki hingga jatuh tempo b. Tersedia untuk dijual

Perbedaan dapat dengan jelas dilihat dari perlakuan akuntansi surat berharga tersebut baik dari segi pengakuan dan pengukuran maupun penyajiannya. Perlakuan akuntansi untuk surat berharga yang sesuai PSAK 50 dan 55 dapat dilihat pada PAPI 2008.

Pengakuan pendapatan bunga berdasarkan tingkat suku bunga efektif (EIR= Efektif

Pendapatan bunga diakui secara akrual.

Karena perlakuan pendapatan yang berbeda maka nilai pendapatan yang

58

Page 74: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Interest Rate) diperoleh juga akan berbeda.

Reklasifikasi dari maupun ke trading tidak diperkenankan, reklasifikasi investasi dari HTM ke kategori lain akan dikenakan persyaratan tainting rules.

Pemindahan pencatatan efek dari HTM

ke kategori yang lain sepanjang memenuhi persyaratan diperkenankan tanpa tainting rules (sanksi)

Mengatur tentang derecognition bila memenuhi persyaratan: a. Arus kas kontraktual Expired b. Transfer aset keuangan memenuhi

syarat (Risk and Reward)

Tidak mengatur tentang Derecognition

Kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Kredit diakui sebesar pokok kredit/baki kredit dikurangi provisi serta ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi

Menyebabkan total kredit yang berbeda karena pada PSAK 50 dan 55 pada saat pengakuan awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah biaya transaksi. Penentuan nilai wajar melalui: a. Kuotasi di Pasar Aktif (jika tersedia) b. Tidak tersedia Kuotasi di Pasar Aktif

Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal harus mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponennya sebagai kewajiban keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas.

Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas.

Komponen dari aset, kewajiban, dan ekuitas akan berbeda selain itu perlakuan akuntansinya juga berbeda.

Mengatur instrumen derivatif Tidak mengatur instrumen derivatif

59

Page 75: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari penjabaran di atas, perbedaan tersebut juga dapat dilihat pada laporan

keuangan bank. Secara umum penyajian laporan keuangan Bank yang berdasarkan

PSAK 50/55 hampir sama dengan laporan keuangan BPR.

a. Laporan Keuangan BPR

Gambar 4.2. Ilustrasi Neraca BPR

Uraian

ASET

Kas xxx xxx

Kas dalam valuta asing xxx xxx

Sertifikat Bank Indonesia xxx xxx

Pendapatan bunga yang akan diterima xxx xxx

Penempatan pada bank lain xxx xxx

Penyisihan Kerugian (xxx) (xxx)

Total xxx xxx

Kredit yang diberikan xxx xxx

Penyisihan Kerugian (xxx) (xxx)

Total xxx xxx

Agunan yag diambil alih xxx xxx

Aset tetap dan inventaris xxx xxx

Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)

Total xxx xxx

Aset tidak berwujud xxx xxx

Aset lain-lain xxx xxx

Jumlah Aset xxx xxx

KEWAJIBAN

Kewajiban segera xxx xxx

Utang bunga xxx xxx

Utang pajak xxx xxx

Simpanan xxx xxx

Simpanan dari bank lain xxx xxx

Pinjaman diterima xxx xxx

Dana setoran modal-kewajiban xxx xxx

Kewajiban imbalan kerja xxx xxx

Pinjaman Subordinasi xxx xxx

Modal pinjama xxx xxx

Kewajiban lain-lain xxx xxx

Jumlah Kewajiban xxx xxx

EKUITAS

Modal xxx xxx

Modal disetor xxx xxx

Tambahan modal disetor xxx xxx

Modal sumbangan xxx xxx

Total xxx xxx

Dana setoran modal-ekuitas xxx xxx

Laba/Rugi yang belum direalisasi xxx xxx

Surplus revaluasi aset tetap xxx xxx

Saldo laba xxx xxx

Cadangan tujuan xxx xxx

Cadangan umum xxx xxx

Belum ditentuka tujuannya xxx xxx

Total xxx xxx

Jumlah Ekuitas xxx xxx

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas xxx xxx

NERACA

PT BPR "XYZ"

Per 31 Desember 2011 dan 2012

31 Desember 2012 31 Desember 2011

60

Page 76: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.3. Ilustrasi Laporan Laba Rugi BPR

Uraian

Pendapatan dan Beban Operasional

Pendapatan bunga

Bunga kontratual xxx xxx

Provisi xxx xxx

Biaya transaksi xxx xxx

Total xxx xxx

Beban bunga (xxx) (xxx)

Pendapatan bunga - neto xxx xxx

Pendapatan operasional lainnya xxx xxx

Jumlah Pendapatan Operasional xxx xxx

Beban penyisihan kerugian/penyusutan

Beban penyisihan kerugian tabungan/deposito/sertifikat deposito xxx xxx

Beban penyisihan kerugian kredit xxx xxx

Beban kerugian rektrukturisasi kredit xxx xxx

Beban penyusutan xxx xxx

Beban pemasaran xxx xxx

Beban administrasi dan umum xxx xxx

Jumlah Beban Operasional xxx xxx

Laba (Rugi) Operasional xxx xxx

Pendapatan dan Beban Non-Operasional

Pendapatan non-operasional xxx xxx

Beban non-operasional (xxx) (xxx)

Jumlah Pendapatan (Beban) Non-Operasional xxx xxx

Laba (Rugi) Sebelum Pajak penghasilan xxx xxx

Taksiran Pajak Penghasilan (xxx) (xxx)

Laba (Rugi) Neto xxx xxx

LAPORAN LABA RUGI

PT BPR "XYZ"

31 Desember 2012 31 Desember 2011

Periode yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012

61

Page 77: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.4. Ilustrasi Laporan Perubahan Ekuitas BPR

Modal

Disetor

Tambahan

Modal

Modal

Sumbangan

Cadangan

Tujuan

Cadangan

Umum

Belum

Ditentukan

Saldo per 31 Des 2010 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Dividen - - - - - - (xxx) - - (xxx)

Pembentukan Cadangan - - - - - - xxx xxx (xxx) -

Dana setoran modal-Ekuitas - - - xxx - - - - - xxx

Laba/Rugi yang belum direalisasi - - - - xxx - - - - xxx

Revaluasi aset tetap - - - - - xxx - - - xxx

Laba (Rugi) periode berjalan - - - - - - - - xxx xxx

Saldo per 31 Des 2011 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Dividen - - - - - - (xxx) - - (xxx)

Pembentukan Cadangan - - - - - - xxx xxx (xxx) -

Dana setoran modal-Ekuitas xxx - - (xxx) - - - - - -

Laba/Rugi yang belum direalisasi - - - - xxx - - - - xxx

Revaluasi aset tetap - - - - - xxx - - - xxx

Laba (Rugi) periode berjalan - - - - - - - - xxx xxx

Saldo per 31 Des 2012 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Jumlah

Saldo Laba

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PT BPR "XYZ"

Periode yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012

Modal

Dana Setoran

Modal-Ekuitas

Laba/Rugi

yang Belum

Direalisasi

Surplus

Revaluasi

Aset Tetap

62

Page 78: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.5. Ilustrasi Laporan Arus Kas BPR

Uraian

Arus Kas dan Aktivitas Operasi

Laba neto xxx xxx

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba neto menjadi kas bersih

diperoleh dari kegiatan operasi:

Penyusutan aset tetap xxx xxx

Penyisihan kerugian (pembalik atas penyisihan) untuk:

Penempatan pada bank lain (selain giro) xxx xxx

Kredit xxx xxx

Amortisasi:

Provisi/biaya transaksi xxx xxx

Aset tidak berwujud xxx xxx

Pendapatan bunga yang ditangguhkan (dampak restrukturasi) xxx xxx

Penurunan nilai agunan yang diambil alih xxx xxx

Laba penjualan aset tetap xxx xxx

Selisih kurs valuta asing xxx xxx

Perubahan aset dan kewajiban operasi:

Penempatan pada bank lain xxx xxx

Pendapatan bunga yang akan diterima xxx xxx

Kredit yang diberikan xxx xxx

Agunan yang diambil alih xxx xxx

Aset lain-lain xxx xxx

Kewajiban segera xxx xxx

Utang bunga xxx xxx

Utang pajak xxx xxx

Simpanan:

Tabungan xxx xxx

Deposito berjangka xxx xxx

Simpanan dari bank lain xxx xxx

Pinjaman yang diterima xxx xxx

Kewajiban imbalan kerja xxx xxx

Kewajiban lain-lain xxx xxx

Arus Kas Neto dari Aktivitas Operasi xxx xxx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian/penjualan aset tetap dan inventaris xxx xxx

Pembelian/penjualan aset tidak berwujud xxx xxx

Pembelian/penjualan Sertifikat Bank Indonesia xxx xxx

Arus Kas Neto dari Aktivitas Investasi xxx xxx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan/pembayaran pinjaman subordinasi xxx xxx

Penerimaan/pembayaran modal pinjaman xxx xxx

Pembayaran deviden (xxx) (xxx)

Arus Kas Neto dari Aktivitas Pendanaan xxx xxx

Kenaikan (Penurunan) Arus Kas xxx xxx

Kas dan Setara Kas Awal Periode xxx xxx

Kas dan Setara Kas Akhir Periode xxx xxx

31 Desember 2012 31 Desember 2011

Periode yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012

LAPORAN ARUS KAS

PT BPR "XYZ"

63

Page 79: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Laporan Keuangan Bank Umum

Gambar 4.6. Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan Bank

Catatan

ASET

Kas xxx xxx

Giro pada Bank Indonesia xxx xxx

Giro pada bank lain

Pihak ketiga xxx xxx

Cadangan kerugian penurunan nilai (xxx) (xxx)

Jumlah-bersih xxx xxx

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain xxx xxx

Surat-surat Berharga

Tersedia untuk dijual xxx xxx

Dimiliki hingga jatuh tempo xxx xxx

Diperdagangkan xxx xxx

Pinjaman yang diberikan dan piutang xxx xxx

Jumlah-bersih xxx xxx

Kredit yang diberikan

Pihak Berelasi xxx xxx

Pihak ketiga xxx xxx

Cadangan kerugian penurunan nilai (xxx) (xxx)

Jumlah-bersih xxx xxx

Tagihan Derivatif xxx xxx

Tagihan akseptasi xxx xxx

Penyertaan saham xxx xxx

Pendapatan bunga yang masih akkan diterima xxx xxx

Beban dibayar di muka xxx xxx

Aset tetap xxx xxx

Dikurangi: akumulasi penyusutan aset tetap (xxx) (xxx)

Nilai buku xxx xxx

Agunan yang diambil alih xxx xxx

Cadangan kerugian penurunan nilai (xxx) (xxx)

Jumlah-bersih xxx xxx

Aset paja tangguhan xxx xxx

Aset lain-lain xxx xxx

Jumlah Aset xxx xxx

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PT BANK "ABC"

Per 31 Maret 2012 dengan perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011

31 Maret 2012 31 Desember 2012

64

Page 80: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.7. Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan Bank

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Liabilitas segera xxx xxx

Simpanan nasabah

Pihak berelasi xxx xxx

Piha ketiga xxx xxx

Jumlah Simpanan xxx xxx

Simpanan dari bank lain xxx xxx

Liabilitas akseptasi xxx xxx

Pinjaman diterima xxx xxx

Utang pajak xxx xxx

Pinjaman subordinasi xxx xxx

Bunga masih harus dibayar xxx xxx

Liabilitas lain-lain xxx xxx

Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi xxx xxx

Liabilitas imbalan kerja xxx xxx

JUMLAH LIABILITAS xxx xxx

EKUITAS

Modal saham xxx xxx

Tambahan modal disetor xxx xxx

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi

dari perubahan nilai wajar efek tersedia untuk

dijual-setelah paja tangguhan xxx xxx

Saldo rugi

Ditentukan penggunanya xxx xxx

Belum ditentukan penggunanya (xxx) (xxx)

Jumlah ekuitas xxx xxx

Jumlah liabilitas dan ekuitas xxx xxx

Per 31 Maret 2012 dengan perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PT BANK "ABC"

65

Page 81: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.8. Ilustrasi Laporan Laba Rugi Bank

Catatan

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan bunga

Bunga xxx xxx

Provisi dan komisi xxx xxx

Jumlah pendapatan bunga xxx xxx

Beban Bunga (xxx) (xxx)

Pendapatan bunga-bersih xxx xxx

Pendapatan operasi lainnya

Keuntungan dari transaksi realisasi penjualan surat berharga bersih xxx xxx

Provisi dan komisi lainnya xxx xxx

Keuntungan (kerugian) yag belum direalisasi atas efek-efek yang

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi (xxx) (xxx)

Lain-lain xxx xxx

Jumlah pendapatan operasi lainnya xxx xxx

Beban operasi lainnya

Tenaga kerja (xxx) (xxx)

Operasi (xxx) (xxx)

Umum dan administrasi (xxx) (xxx)

Beban penyisihan kerugian penurunan nilai (xxx) (xxx)

Jumlah beban operasi lainnya (xxx) (xxx)

Laba operasional xxx xxx

PENDAPATAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL-BERSIH

Keuntungan penjualan aset tetap-bersih xxx xxx

Kerugian penjualan agunan yang diambil alih-bersih (xxx) (xxx)

Lain-lain -bersih xxx xxx

Pendapatan non-operasional -bersih xxx xxx

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN xxx xxx

Pajak Penghasilan

Kini (xxx) (xxx)

Tanguhan (xxx) (xxx)

Beban pajak penghasilan bersih (xxx) (xxx)

LABA BERSIH xxx xxx

LABA PER SAHAM xxx xxx

31 Maret 2012 31 Maret 2011

LAPORAN LABA RUGI

PT BANK "ABC"

Untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011

66

Page 82: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.9. Ilustrasi Laporan Laba Rugi Komprehensif

LABA BERSIH

Pendapatan komprehensif lainnya:

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas xxx xxx

surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual

setelah pajak tangguhan xxx xxx

Pendapatan komprehensif lainnya setelah pajak xxx xxx

Jumlah laba komprehensif setelah pajak xxx xxx

31 Maret 2012

Untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011

PT BANK "ABC"

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

31 Maret 2011

67

Page 83: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.10. Ilustrasi Laporan Perubahan Ekuitas Bank

Catatan

Saldo 1 Januari 2011 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Pengaruh penerapan awal PSAK 50/55 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Keuntungan yang belum direalisasi atas

kenaikan nilai wajar surat berharga yang

tersedia untuk dijual xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Laba bersih 31 Desember 2011 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Saldo per 31 Desember 2011 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Saldo 1 Januari 2012 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Tambahan modal disetor (dana untuk tujuan modal disetor) xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Keuntungan yang belum direalisasi atas

kenaikan nilai wajar surat berharga yang

tersedia untuk dijual xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Laba bersih 31 Maret 2012 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Saldo per 31 Maret 2012 xxx xxx xxx xxx xxx xxx

Jumlah ekuitas

bersih

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PT BANK "ABC"

Untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011

Modal disetor

Tambahan

modal disetor

bersih

Keuntungan (kerugian)

yang belum direalisasi

dari perubahan nilai

wajar surat berharga

tersedia untuk dijual -

bersih

Saldo Rugi (defisit)

Ditentukan

penggunaannya

Belum ditentukan

penggunaannya

68

Page 84: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.11. Ilustrasi Laporan Arus Kas Bank

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan bunga, provisi, komisi xxx xxx

Penerimaan pendapatan operasional lainnya xxx xxx

Pembayaran bunga (xxx) (xxx)

Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (xxx) (xxx)

Pembayaran beban operasional lainnya (xxx) (xxx)

Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional xxx xxx

Pembayaran pajak penghasilan (xxx) (xxx)

Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi xxx xxx

Penurunan atau kenaikan dalam aset operasi

Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia (xxx) (xxx)

Kredit (xxx) (xxx)

Aset lain-lain (xxx) (xxx)

Kenaikan (penurunan) dalam liabilitas operasi

Liabilitas segera xxx xxx

Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain xxx xxx

Liabilitas lain-lain xxx xxx

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi xxx xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Surat berharga (xxx) (xxx)

Hasil penjualan aset tetap xxx xxx

Perolehan aset tetap (xxx) (xxx)

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (xxx) (xxx)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penurunan pinjaman subordinasi (xxx) (xxx)

Penurunan pinjaman diterma (xxx) (xxx)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan (xxx) (xxx)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS xxx xxx

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN xxx xxx

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing xxx xxx

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN xxx xxx

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

Kas dan setara kas terdiri dari:

Kas xxx xxx

Giro pada Bank Indonesia xxx xxx

Giro pada bank lain xxx xxx

Penempatan pada BI dan bank lain yang jatuh tempo dalam

3 bulan dari tanggal akuisisi surat berharga yang jatuh tempo dalam

3 bulan dari tanggal akuisisi xxx xxx

JUMLAH xxx xxx

Transaksi yang tidak mempengaruhi kas: xxx xxx

Tagihan Akseptasi xxx xxx

Liabilitas Akseptasi xxx xxx

Penghapusbukuan kredit yang diberikan xxx xxx

Keuntungan yang belum direalisasi atas surat berharga dalam

kelompok tersedia untuk dijual setelah pajak tangguhan xxx xxx

31 Maret 2012 31 Maret 2011

LAPORAN ARUS KAS

PT BANK "ABC"

Untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011

69

Page 85: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari laporan keuangan di atas dapat dilihat berbagai perbedaan diantaranya:

a. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

Dalam laporan keuangan perbankan, penulisan neraca berubah menjadi Laporan

Posisi Keuangan sedangkan dalam laporan keuangan BPR yang menggunakan

SAK-ETAP sebagai pedomannya tetap mengggunakan istilah neraca, selain itu

istilah kewajiban dalam Laporan Posisi Keuangan Bank berubah menjadi

Liabilitas (sesuai dengan PSAK 1 revisi 2009: Penyajian Laporan Keuangan yang

tercantum dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. Kep-

346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala Emiten atau Perusahaan Publik serta praktik-praktik perbankan pedoman

Akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia).

1) Bank

(a) Surat berharga disajikan dalam laporan posisi keuangan sesuai kategori:

No Surat Berharga dalam kategori Penyajian pada neraca

1 Diukur pada nilai wajar melaui laporan laba rugi Sebesar nilai wajar

2 Tersedia untuk dijual

3 Dimiliki hingga jatuh tempo Sebesar biaya perolehan diamortisasi yaitu nilai wajar surat berharga yang diukur pada saat pengakuan awal ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunaan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya dan dikutangi penurunan nilai.

4 Pinjaman yang diberikan dan piutang

(b) Cadangan kerugian penurunan nilai disajikan sebagai offsetting account

atas surat berharga yang dimiliki.

(c) Cadangan kerugian penurunan nilai kredit disajikan sebagai pos pengurang

dari “Kredit” sebesar selisih antara nilai tercatat kredit dengan nilai kini

estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga

efektif awal dari kredit tersebut.

70

Page 86: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(d) Tagihan derivatif adalah tagihan yang merupakan potensi keuntungan

berdasarkan proses valuasi atas perjanjian atau kontrak derivatif yang

mencerminkan selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar

transaksi derivatif pada tanggal laporan.

(e) Tagihan akseptasi termasuk dalam kategori Pinjaman yang Diberikan dan

Piutang.

(f) Liabilitas akseptasi termasuk dalam kategori kewajiban lainnya yang

dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

(g) Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun Tambahan

Modal Disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari

sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.

(PSAK 21 paragraf 11)

2) BPR

(a) Investasi pada SBI disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya.

(b) SBI yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo disajikan sebesar nilai nominal

setelah dikurangi diskonto dan ditambah biaya transaksi yang belum

diamortisasi.

(c) SBI yang Tersedia Untuk Dijual disajikan sebesar nilai wajarnya. Laba

atau rugi yang belum direalisasi dijadikan sebagai komponen yang

tersendiri dalam ekuitas.

(d) Kredit disajikan di neraca sebesar pokok kredit/baki debet dikurangi

provisi serta ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi.

(e) Saldo Penyisihan Kerugian Kredit disajikan sebagai pos pengurang dari

kredit.

(f) Agunan Yang Diambil Alih disajikan secara terpisah dari aset lainnya

sebesar nilai tercatat atau nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk

menjual, mana yang lebih rendah. Agunan Yang Diambil Alih akan

dicatat dalam neraca hanya yang berasal dari penyelesaian kredit.

b. Laporan Laba Rugi

Dalam laporan laba rugi bank umum terdapat laporan laba rugi komprehensif

sedangkan dalam Laporan BPR hanya laporan laba rugi saja.

71

Page 87: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Bank

(a) Laporan laba rugi disajikan dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang

diperinci antara unsur pendapatan dan beban berdasarkan karakteristik

serta berdasarkan sumber pendapatan dan beban, baik dari kegiatan

operasional maupun non operasional.

(b) Pendapatan dan beban bunga disajikan secara terpisah untuk memberikan

pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi dan alasan perubahan

pendapatan bunga bersih.

(c) Keuntungan dan kerugian yang disebabkan adanya pengukuran kembali

instrumen keuangan yang disajikan secara terpisah dalam laporan laba

rugi sebagai pendapatan (beban) operasional selain bunga.

(d) Provisi dan komisi yang bukan merupakan biaya transaksi yang dapat

diatribusikan secara langsung pada perolehan, penerbitan, atau pelepasan

aset keuangan atau kewajiban keuangan disajikan sebagai pendapatan

(beban) operasional selain bunga.

(e) Beban administrasi umum merupakan bagian dari beban operasional bank

yang disajikan dalam pos tersendiri dan dirinci berdasarkan jenis beban.

(f) Keuntungan dan kerugian transaksi mata uang asing disajikan pada

laporan laba rugi tahun berjalan dalam pos keuntungan atau kerugian

transaksi mata uang asing.

(g) Keuntungan atau kerugian karena selisih kurs disajikan tersendiri dalam

laporan laba rugi tahun berjalan.

(h) Keuntungan atau kerugian yang timbul dari suatu transaksi dalam mata

uang asing dan keuntungan atau kerugian karena selisih kurs dapat

dilaporkan secara neto.

2) BPR

(a) Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut

karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple step)

dari kegiatan utama BPR dan kegiatan lainnya.

(b) Pendapatan Bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman

dana BPR pada aset produktif, dimana pendapatan bunga termasuk

72

Page 88: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

provisi dikurangi biaya-biaya yang terkait langsung dalam penyaluran

kredit yang ditanggung oleh BPR.

(c) Biaya Transaksi adalah semua biaya tambahan yang terkait secara

langsung dengan pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR, misalnya

marketing fee. Dalam hal biaya transaksi dibebankan kepada nasabah

maka biaya tersebut tidak termasuk dalam biaya perolehan pemberian

kredit.

c. Penyajian Perubahan Ekuitas

Dalam penyajian perubahan ekuitas akan sedikit berbeda dikarenakan dalam

laporan keuangan bank secara umum terdapat laporan keuangan komprehensif

sedangkan pada BPR tidak ada laporan keuangan komprehensif.

d. Laporan Arus Kas

Bank BPR

Arus kas aktivitas operasi menggunakan metode langsung dan tidak langsung

Arus kas aktivitas operasi menggunakan metode tidak langsung

73

Page 89: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga rumusan. Rumusan peneliti yang

pertama yaitu tentang bagaimana pelaporan keuangan perbankan menurut PSAK 50 dan

55 (revisi 2006), hasilnya menjelaskan tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan instrumen keuangan perbankan secara garis besar serta permasalahan

yang timbul akibat dari pelaksanaan PSAK tersebut di dunia perbankan diantaranya:

1. Penyisihan kerugian kredit (Loan-Loss Provisioning) mengalami penurunan nilai

ekonomi.

2. Sumber pendapatan berkurang

3. Teknologi mahal

4. Sumber daya manusia terbatas

Walaupun demikian, penerapan PSAK tersebut juga memiliki beberapa

kelebihan diantaranya:

1. Dapat meningkatkan keandalan, keterbandingan serta representative faithfullnes.

2. Transparansi terhadap pelaporan keuangan bank akan meningkat.

Rumusan peneliti yang kedua yaitu tentang bagaimana pelaporan keuangan

BPR sesuai dengan SAK-ETAP BPR. Dalam hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa

penerapan SAK-ETAP BPR lebih mudah dipahami dibanding dengan PSAK 50 dan

55 karena telah disesuaikan dengan kinerja BPR. Rumusan peneliti yang terakhir

yaitu tentang perbedaan standar pelaporan keuangan antara PSAK No. 50 dan 55

dengan SAK-ETAP BPR. Secara umum, PSAK 50 dan 55 memang lebih komplek

dibanding SAK-ETAP BPR. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa terdapat

beberapa perbedaan yang mendasar diantaranya tentang klasifikasi instrumen

keuangan, pengakuan bunga, kredit, penyajian laporan keuangan serta pengungkapan

instrumen keuangan.

74

Page 90: P STUDI LITERATUR P STANDAR PELAPORAN KEUANGAN …/Standar...dengan sak-etap bpr skripsi oleh : dian anindia k7408075 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

B. Implikasi

Implikasi hasil penelitian dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperkuat kajian teori

tentang pelaporan keuangan berdasarkan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) dan SAK-

ETAP BPR pada dunia perbankan yang berlaku di Indonesia. Adanya perbedaan

pelaporan sesuai dengan entitas yang berlaku dan perbedaan standar akuntansi yang

berlaku.

2. Implikasi praktis

Secara praktis hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa dalam

pelaporan keuangan entitas diperlukan standar akuntansi yang sesuai dengan

kegiatan ataupun kinerja entitas tersebut agar mempermudah penerapannya sehingga

dapat meningkatkan keandalan dalam penyajian laporan keuangan.

C. Saran

Di bagian ini penulis akan memberikan saran-saran yang mungkin berguna

bagi pembaca sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang. Pada penelitian ini

hanya mengenai pelaporan keuangan Bank dan BPR serta perbedaannya secara

umum yang dilakukan melalui studi literatur sehingga memiliki keterbatasan, karena

itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang perbedaan

SAK-ETAP BPR dengan PSAK 50 dan 55 menggunakan metode yang lain sehingga

dapat menjelasan lebih rinci terhadap pelaksanaan SAK-ETAP dan PSAK 50 dan 55

dalam dunia perbankan.

75