p p a t ii -...

44
P P A T II A. TUJUAN PEMBINAAN 1.agar anggota mampu menjalani kehidupan rohani secara dewasa. 2.agar anggota mampu melayani dengan benar. 3.agar anggota mampu menggunakan karunia-karunia Roh Kudus yang umum. B. ANJURAN RETRET 1.Spiritualitas St. Theresia Lisieux. 2.Karunia—karunia Roh Kudus. 3.Pelayanan dalam Kuasa Roh Kudus. C. P ELAKSANAAN PENGAJARAN 1. Masing-masing bahan pengajaran bisa diikuti tanya jawab, bila diperlukan. 2. Untuk hahan pengajaran vang diikuti workshop (bertandakan *), pemimpin workshop diharapkan mempelajari E. Pedoman Workshop (hal.14) terlebih dulu. 3. Keterangan kolom ‘D. Rincian Bahan Pengajaran’ (hal.2 — 13) • bahan : memuat topik-topik pengajaran. • pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan sebagai bahan pengajaran. Anggota hendaknya memakai makalah atau buku tersebut sebagai pedoman selama pengajaran berlangsung dan sebagai pedoman urituk dipelajari kembali dirumah. • pokok bahasan : memuat pokok-pokok yang dibahas dalam bahan pengajaran. Para pengajar hendaknya mengulas semua pokok ini • sumber :memuat nama buku-buku yang merupakan sumber makalah atau buku-buku lain yang membahas bahan pengajaran. Para pengajar dan para pemimpin hendaknya menambah wawasan mereka dari buku-buku sumber agar pengajaran bisa disampaikan dalam kebenaran. Setiap wilayah / distrik hendaknya memiliki buku buku ini bagi pengajar / anggota yang memerlukannya. • pengarang : memuat nama-nama pengarang dan buku-buku yang tercantum di dalam sumber. • jumlah sesi :memuat berapa jumlah sesi yang dibutuhkan untuk satu 1

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

P P A T II

A. TUJUAN PEMBINAAN

1. agar anggota mampu menjalani kehidupan rohani secara dewasa.2. agar anggota mampu melayani dengan benar.3. agar anggota mampu menggunakan karunia-karunia Roh Kudus yang umum.

B. ANJURAN RETRET

1. Spiritualitas St. Theresia Lisieux.2. Karunia—karunia Roh Kudus.3. Pelayanan dalam Kuasa Roh Kudus.

C. PELAKSANAAN PENGAJARAN

1. Masing-masing bahan pengajaran bisa diikuti tanya jawab, bila diperlukan.2. Untuk hahan pengajaran vang diikuti workshop (bertandakan *), pemimpin workshop

diharapkan mempelajari E. Pedoman Workshop (hal.14) terlebih dulu.3. Keterangan kolom ‘D. Rincian Bahan Pengajaran’ (hal.2 — 13)• bahan : memuat topik-topik pengajaran.• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan sebagai bahan

pengajaran. Anggota hendaknya memakai makalah atau buku tersebut sebagai pedoman selama pengajaran berlangsung dan sebagai pedoman urituk dipelajari kembali dirumah.

• pokok bahasan : memuat pokok-pokok yang dibahas dalam bahan pengajaran. Para pengajar hendaknya mengulas semua pokok ini

• sumber :memuat nama buku-buku yang merupakan sumber makalah atau buku-buku lain yang membahas bahan pengajaran. Para pengajar dan para pemimpin hendaknya menambah wawasan mereka dari buku-buku sumber agar pengajaran bisa disampaikan dalam kebenaran. Setiap wilayah / distrik hendaknya memiliki buku buku ini bagi pengajar / anggota yang memerlukannya.

• pengarang : memuat nama-nama pengarang dan buku-buku yang tercantum di dalam sumber.

• jumlah sesi :memuat berapa jumlah sesi yang dibutuhkan untuk satu bahan pengajaran. 1 sesi bisa mengambil waktu antara 45 menit sampai 1 jam.

• topik sharing : memuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijadikan bahan sharing.Sel bisa memilih pertanyaan yang mana dan berapa jumlahnya berdasarkari kebutuhan anggota. Sharing bisa diikuti saling mendoakan unttuk masalah-masalah anggota yang sehub ungan dengan topik sharing.

1

Page 2: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

2

Page 3: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

D.. RINCIAN BAHAN PENGAJARAN

No. BAHAN PEDOMAN POKOK BAHASAN1 a. Tujuan Hidup Kristiani Makalah l.a. (oleh Romo Dr.

Yohanes indrakusuma, O.Cann)

a. panggilari universal kepada kekudusan b. b. hakekat kesempumaan Kristiani

1. cinta kasih : unsur utama dalam kesempumaan

2. cinta kasih kepada Allah dan sesama3. cinta kasih afektif dan efektif

c. persatuan transforman1. menurut St. Yohanes Salib2. menurut St. Teresa Avila

1b. Kebajikan Teologal Makalah I .b.(oleh Romo Dr. YohanesIndrakusuma, O.Cann)

a. kebajikan teologal pada umumnyab. imanc. harapanci. Kasth

2.a. Kebajikan lman Buku:Menuju Kedewasaan RohaniBab III

a. pentingnya imanb. arti imanc. dasar imand tingkatan imane. bertumbuh dalam iman

2b Karunia Iman Buku:Bertuinbuh dalam Karunia-karunia Roh Kudus Bab VIA

a. definisib. dasar Kitab Sucic. penggunaanci. syarat-syarat memperolehe. pertumbuhan

3.a. Mengasihi Allah Buku:Menuju Kedewasaan RohaniBab I

a. pentingnya mengasthi Allahb. mengasthi Allah merupakan tujuan terakhir hidup kitac. arti mengasihi Allahd. cara-cara praktis mengasihi Allahe. bertumbuh dalam mengasthi Allah

3b. Mengasihi Sesama Buku:Menuju Kedewasaan RohaniBab II

a. pentingnya mengasthi sesamab. arti mengasihi sesamac. cara-cara mengasthi sesaniad. peranan Rob Kudus dalam mengasthi sesama

3

Page 4: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

SUMBER PENGARANG TOPIK SHARING1 1. Apakah anda sadar bahwa sebagai orang

Kristen anda dipanggil untuk menjadi kudus? Apa konsekuensinya bagi anda?2. Bagaimana usaha anda untuk mewujudkan cinta kasih afektif dalam pelaksanaan cinta kasth efektif?

1 1. Apa usaha anda agar anda bisa mencintai benda benda duniawi dalam Allah, lewat Allah dan demi Allah?2. Kesuaman apa dalam din anda yang masih belum bisa diatasi sampai saat ini?

Basic Christian Maturity Word of Life 1 1. Apa yang anda lakukan selama ini agar iman anda semakin bertumbuh?2. Bagaimana anda mengatasi hambatan-hambatan bagi iman: rasa takut, rasa khawatir, keraguan pada din sendiri. setani?

A Key to CharismaticRenewal in the CatholicChurch

Rev. Msgr. Vincent M. Walsh

1 1. Sharingkan satu pengalaman penggunaan karunia iman!2. Apa yang anda lakukan selama ini agar anda bisa bertumbuh dalam karunia iman?

Basic Christian Maturity Word of Li!è 1 1. Bagaimana anda menyatakan kasih anda kepada Allah secara konkrit dalam hidup sehani-hani?2. Hambatan-hambatan apa yang anda jumpal dalam din anda untuk mengasthi Allah dan bagaimana anda mengatasi hambatan-hambatan ini?

Basic Christian Maturity Word of Life 1 1. Apakah kehendak anda untuk mengasihi sesama masih sering dipengaruhi perasaan anda? Apa yang bisa anda lakukan untuk menanggulangi hal ini?2. Bagaimana anda menyatakan kasih anda kepada sesama secara konkrit dalam hidup sehani-hari?

4

Page 5: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

No. BAHAN PEDOMAN POKOK BAHASAN

4.a. Bimbingan Allah Buku:Menuju Kedewasaan RohaniBablV-

a. pentingnya bimbingan Allahb. cara-cara Allah membimbing umatNyac. bertumbuh dalam menerima bimbIngan Al1ahd. langkah-langkah praktis untuk menerima bimbingan Allah

4b. Mencari dan Mengenali Kehendak Allah

Makalah 2(oleh Romo Dr. YohanesIndrakusurna. O.Cann)

a. rencana Allah

b. mengenali kehendak Allahc. proses untuk mengenali kehendak Allahd. mengenali kehendak Allah secara komuniter

5.a. Karunia Membeda-beda-kan Roh/ Discernment

Buku:Bertumbuh dalam Karunia-karunia Roh Kudus Bab VIII

a. pengantar b. definisi c. dasar Kitab Suci d. 3 sumber roh yang mempengaruhi manusia e. patokan2 urituk mengenal kehendak Allah f. bagaimana bertumbuh

5b. Karisma dl dalam Hidup Gereja

Makalah 3(oleh Romo Dr. YohanesIndrakusuma, O.Carm)

a. karisma dalam Gereja b. apa yang disebut karisma itu? c. tujuan karisma d. manifestasi Roh Kudus e. karisma dalam evangeilsasi baru

6.a.

.

Mengatasi Daging Buku:Menuju Kedewasaan RohaniBab IV

a. pengertian tentang daging b. cara-cara mengatasi daging c. menyerah kepada Roh Kudus d. cara-cara menyerah kepada Roh Kudus

6b. Penyangkalan Diri I Askesis

Makalah 4(oleh Fr. Georgius Paulus, CSE)

a. pentingnya penyangkalan diri b. concupiscentia c. bagaimana melakukan penyangkalan diri d. mati raga jasmani dan panca indra e. pengekangan indra batin f. pengekangan akal budi. ingatan, dan kehendak g. penutup

5

Page 6: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

SUMBER PENGARANG TOPIK SHARINGBasic Christian Maturity Word of Life 1 1. Bagaimana cara Allah membimbing

kehidupan anda? Sharingkan satu pengalaman bimbingan Allah!

2. Apa yang anda lakukan selama ini agarbertumbuh dalam menerima

bimbingan Allah?1 1. Manakah dari ke 5 sumber mengenali

kehendak Allah yang sering menjadi penuntun anda?

2. Sharingkan satu pengalaman mengenali kehendak Allah lewat tanda-tarida batin!3. Sharingkan satu pengalaman mengenali kehendak Allah secara komuniter!

a. A Key to Charismatic Renewal in the Catholic Churchb. Makalah : Karunia Membeda-bedakan Rohc. Kamnia Membedakan Roh-roh

a. Rev. Msgr. Vincent M. Walsh

b Romo Dr. Yohanes Indrakusuma, O’Carmc. Romo L. Sugiri, SJ

1 1. Apakah anda merindukan karunla ini? Mengapa?

2. Apa yang bisa anda lakukan agar bertumbuh dalam karunia ini?

1 1. Adakah karisma tertentu yang sangat anda rindukan untuk pelayanan? Mengapa?

2. Bagaimana anda dapat bekerja sama dengan Roh Kudus agar karisma-karisma dapat herkemhang dalam diri anda?

Basic Christian Maturity Word of Life 1 1. Dalam hal apa anda mudah jatuh dalam kedagingan? Bagaimana anda berusaha mengatasi kelemahan anda ini?

2. Cara-cara menyerah kepada Rob Kudus (buku Menuju Kedewasaan Rohani Bab VI no 4.1. s/d 4.8.) yang mania yang masth sulit anda jalani?

a.The Three Ages of the Interior Life, Prelude of Eternal Life

b.I am a Daughter of theChurch. a PracticalSynthesis of Carmelite

a. Garrigou - Lagrange

b. Marie - Eugene

1 1. Apa yang biasanya merupakan motivasi anda dalam melakukan penyangkalan diri?

2. Apa saja bentuk-bentuk penyangkalan din yang selama ml sudah pernah anda lakukan?

6

Page 7: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Spirituality

No. BAHAN PEDOMAN POKOK BAHASAN7. Sakramen Ekaristi Makalah 5 a. pengantar

b. dasar bibles ekaristi1. konteks perjamuan malam terakhir2. kisah peijamuan malam terakhir3. perayaan ekaristi dalam komunitas Kristiani pertamac. apa itu sakramen ekaristi1. berbagai nama2. unsur-unsur sakramen ekaristi3. roti dan anggur4. arti perayaan ekaristi5. manfaat ekaristid. bagaimana menghayati misae. penutup

8.a.

.

Saicramen tobat Makalah 6 a. sejarah b. dosa1. artidosa2. macam-macam dosa3. peranan suara hatic. sesal hati/ tobat d. pengakuandosa1. pemeriksaan batin2. pengakuan dosa-dosa berat dan ringan3. absolusi4. penitensi5. kapanmengaku6. imani sebagal wakil Kristus

8b Memperbaiki Perbuatan Salah

Buku:Menuju Kedewasaan RohaniBali VII

a. arti perbuatan salahb. memperbaiki perbuatan salahc. empat sikap dasar urituk memperbaiki perbuatan salahd. langkah-langkah dalam memperbaiki perbuatan salahe. menerapkan langkah-langkah dalam memperbaiki perbuatan salah

7

Page 8: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

SUMBER PENGARANG TOPIK SHARINGa. Diktat kuliah Teologi Dogmatik Sakramen-tologi STFT Widya Sasana, Malangb. Makalah: Sakramen2 Inisiasi dan Sakramen-sakramen Penyembuhanc. The Sacraments and You-Living Encounters with Christd Dogmatic Theology for the Laity

a. Romo Dr. Petrus Maria Handoko, CM

b. Romo Dr. Petrus Maria Handoko, CM

c. Michael Pennock

d. Rev. Matthias Premm

2 1. Bagaimana anda menghayati Sakramen Ekaristi sebelum dan sesudah menjadi anggota KTM?

2. Sharingkan satu pengalaman di manaTuhan menyembuhkan dan membebaskan anda melalui Sakramen Ekaristi!

3. Apa yang bisa anda lakukan agar teman-teman seiman lebth mencintal sakramen liii?

a. .Ajaran Iman Katolik untuk Mahasiswab. Your Catholic Faith

a. A. Bakker, SVD

b. Alan Schreck

1 1. Apa yang arida lakukan selama mi untuk menjaga agar suara hati arida semakin sempuma dan tepat?

2. Seberapa sering anda menerima Sakramen Tobat? Bagaimana cara anda mengaku dosa?3. Buah-buah apa yang sudah anda rasakan dan pengakuan dosa yang teratuf?4. Apa sarana-sarana yang anda pakai untuk menghindari dosa?

Basic Christian Maturity Word of Life 1 1. Manakah dan keempat sikap dasar untuk memperbaiki perbuatan sa]ah (buku Menuju Kedewasaan Rohani Bab VII no 3.1. s/d 3.4.) yang belum anda miliki sehing~a anda belum sampai pada sikap penyesalan dan pendamalan?

2. Larigkah-langkah manakah yang sulit anda tempuh dalam memperbaiki perbuatan salah (buku: Menuju Kedewasaan Rohani Bab VII no 4.1. s/d d4.4.)’?

8

Page 9: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

No BAHAN PEDOMAN POKOK BAHASAN

9.aMenanggulangi Kerja Roh- roh Jahat

Buku: Menuju Kedewasaan Rohani Bab VIII

a. keberadaan setanb. peperangan rohanic. wilayah kerja setand. cara2 menangulangi kerja roh2 jahat

e. kemenangan melawan kerja roh2 jahat

b. Spirilualitas Karmel I Makalah 7:Latar Belakang(oleh Sr. Skolasilka. P.Karm)

a. sejarah Kaimelb. kekhasan spiritualilas Karnielc. Maria Bunda Karmeld. Elia, bapa dan peminipin kita

10. Spiritualitas Karmel II Makalah 8.a.:Menggapai Kekudusan di Jalan Karmel(oleh Sr. Skolaslika. P.Karrn)

a. hidup di haclirat Allahb. pernurnian:

1. 7 dosa pokok2. pengertian malam gelap3. tanda2 malam gelap

4 sikap yang tepat dalam malam gelap

Makalah 8.b:clan Avila

P. St. Yohanes dan SalibPara Kudus KaimelSkolastika, P.Karm)Theresia clan Lisieux

(I. St. Teresa Beneclicta(oleh Sr. Skolastika, P.Karm)c. Beata Elisaheth dan Till un~aI

1. Beato Titus Bnandsma

a. St. Teresa dari Avilab.. St. Yohanes dari Salibc. St. Theresia dari Lisieuxd.. St. Teresa Beneclictae. Beata Elisaheth dari TritungaIf. Beato Titus Bnandsma

11 Spiritualitas Makalah 9.a.:Riwayat HidupSt. Theresia Lisieux (oleh Romo Dr. Yohanes Indrakusuma, O.Carm)

Unluk clibaca sendiri sebagai persiapan:a.latar helakang keluargab. Theresia dalam biara

9

Page 10: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Makalah 9.bKerendahan Hati (oleh Romo Dr. Yohanes Indrakusuma, O’Carrn)

a.kerendahan hati : dasar dari segala kesucian dan ciri spiritualitas Theresiab.pandangan Santa Theresia rnengenai kerendahan hati c.telap menjadi anak kecil d.mengakui kekecilan atau kekosongannvae.kerendahan hati adalah keberanianf.saya bersukacita karena saya tidak sempurnag. saya rindu untuk tidak dikenaluntuk ticlak (like

SUMBER PENGARANG JUMLAH SESI

TOPIK SHARING

Basic Christian Maturity Word of Life1 1.Apakah anda cenderung mempersalahkan setan

sebagai penyebab masalah-rnasalah anda ataukah anda cenderung rneremehkan keberadaan setan? Mengapa?2.Dari pengalaman anda. lewat jalan manakah roh jahat mempengaruhi diri anda. saudara-saudara sekornunitas dan umat Allah pada urnumnya?

a.Pesona Karmel

b. Kaset-kasci Pengarahan

c..Mendaki Gunung

Karmeld.Malarn Gelapc. Hidup dalarn Roh

a.Rorno Dr. Yohanes Indrakusurna, O.Carm

b. Romo Dr. Yohanes lndrakusurna, O.Carmc. St. Yohanes Sa1ib

d. St. Yohanes Salibe. Romo Dr. Yohanes Indrakusurna, O.Cann

1 1.Bagaimana anda berusaha mengarahkan hati kepada Allah dalarn hidup sehari-hari?.

2.Aspek/segi kehidupan Maria yarig mana yang mengesankan bagi anda? Mengapa?

3.Aspek/segi kehidupan Elia yang mana yang mengesankan bagi anda? Mengapa?

a. Pesona Kamwl

b. Kasel -kaset Pengarahan

c. Mendaki Gunung Karmel ci. Malam Gelape. Hidup clalam Roh

a.Romo Dr. Yohanes Indrakusuma. O.Carmb.Romo Dr. Yohanes Indrakusurna. O.Camic.St. Yohanes Salibd.St. Yohanes Salibe.Romo Dr. Yohanes Indrakusurna. O.Carm

2 1. Apa buah-buah hidup di hadirat Allah yang sudah anda rasakan selarna liii? Sharingkan satu pengalaman konkiit!2.Yang mana dart ke 7 closa pokok yang masth mengikat anda? Apa yang sudah anda lakukan untukmengatasinya?

1. Kisah hidup para kudus Karmel yang mana yang mengesarikari bagi anda? Mengapa?

10

Page 11: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Kasih, Kepercayaan dan Pasrah

Romo Dr. Yohanes Iridrakusurna. O.Cami

2 1. Dalarn hal-hal apakah anda rnasih belum menjadi ‘anak kecil ? Mengapa?2. Sharingkan satu pengalaman di mana kerendahan hati menjadi landasan dart suatu perbuatan!

No. BAHAN PEDOMAN POKOK BAHASAN12. Spiritualitas

St. Theresia Lisieux IIMakalah 10:Primat Cinta Kasib(oleh Romo Dr. YohanesIndrakusuma, O.Carm)

a. dua aliran spiritualltas dalam Gerejab. primat cinta kasthc. pandangan Theresia tentang cinta kasih dan ciri~ciri kekanakannyad. faal-faal yang hakiki:1. menyenangkan hatiYesus2. cinta kasih yang murni3. melakukan segala-galanya karena cintae. menjadikan cinta dicintaif. panggilanku ialah ckita kasih

13. SpiritualitasSt. Theresia Lisieux III

Makalah 11:Kepercayaan dan Pasrah(oleh Romo Dr. YohariesIndrakusuma, O.Carm)

a. pasrah pada Santa Theresiab. Santa Theresia, orang kudus dan kepasrahanc. kepasrahan cinta kasthd. hidup pada saat inie. jalanku semata-mata kepercayaan dan cinta kasih

14. SpiritualitasSt. Theresia Lisieux IV

Makalah 12:Kesetiaan dalam Perkara Kecil(oleh Romo Dr. YohanesIndrakusuma, O.Carm)

a. kebajikan-kehajikan religius:1. kemiskinan

2. kemurnian 3. ketaatan b. kasih persaudaraam 1. hukum yang baru 2. kepekaan cinta kasth 3. malaikat perdarnaian dan cinta kasth . c. kesimpulan kekudusan dalam perkara keel

11

Page 12: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

15. Karunia-karunia Roh Kudus

Buku:BertumbuhdalamKanmia-kanmia Roh Kudus Bab II

a. pembagianb. cara bertumbuhc. bahaya-bahayanya

SUMBER PENGARANG Jumlah sesi TOPIK SHARINGKasih, Kepercayaan dan Romo Dr. Yohanes 2 1. Manakah di antara dua aliran dalam Gereja

yaitu Pasrah Indrakusuma, O.Cann

2.

3.

4.

aliran asketis dan aliran mistik yang lebth dapat membantu anda untukherkembang dalam kesempumaan cinta kasth? Mengapa? Sharingkan bagaimana anda berusaha mencintal Allah denganjiwa seorang anak kecil! Apajawaban anda jika pertanyaan St. Theresia Lisieux pada dirinya, juga anda tanyakan pada din anda: Apakah cinta yang mumi itu ada dalam hatiku? (cinta yang murni = cinta tanpa pamrih)? Apakah anda terus menerus setia kepada tugas tugas harian anda untuk menyenangkan hati Allah dan untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan? Sharingkan!

Kasth, Kepercayaan dan Romo Dr. Yohanes 2 1. Seberapa besar kepercayaan dan kepasrahanPasrah Indrakusuma, O.Carm

2.anda kepada Allah dalam hidup anda? Hal-hal apa yang akan anda lakukan untuk meneladani Santa Theresia Lisieux dalam hal kepercayaan dan kepasrahan kepada Allah?

Kasth, Kepercayaan dan Romo Dr. Yohanes 2 1. Sudahkah anda melakukan tugas-tugas harian

12

Page 13: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Pasmh Indrakusuma, O.Carrn

2.

arida dengan penuh kesadaran dan cinta kasih? Bila belum, apa hambatan-hambatarinya? Sejauh mana anda sudah menghayati peraturanperaturan KTM sebagal ungkapan pelaksanaan kehendak Allah dalam hidup anda?

A Key to Charismatic Rev. Msgr. Vincent M. 2 1. Bagaimana anda bertumbuh dalam menggunakan

Renewal in the Catholic Walsh karunia-kanmia Roh Kudus?Church 2. Bagaimana seharusnya anda bertingkah laku

bila anda memperoleh karuniia-kanmia Roh Kudus?

No, BAHAN PEDOMAN POKOK BAHASAN16. Pelayanan dalam Kuasa

Roh KudusMakalab 13 a.

b.

c.d

pelayanan Yesus dalam kuasa Roh Kudus mengembangkan pelayanan dalam kuasa Roh Kudus model pelayanan yang benarmelayani dalani kesatuan

17. Karunia Nubuat * Buku:Bertumbuh dalam Karunia-karunia Roh Kudus Bab IVA

a.b.c.de.fgh.

pengertian nubuat pada umumnya dasar Kitab Suci nubuat menurut Rasul Paulus fungsiprosescara berkembang membeda-bedakan nubuat nubuat pribadi dan direktff

18. Karunia Penyembuhan * Buku: a. DefinisiBertumbuh dalam Karunia-karunia Roh Kudus BabV

b.c.

dasar Kitab Suci sikap iman dasar

13

Page 14: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

SUMBER PENGARANG JUMLAH SESI

TOPIK SHARING

Kaset pengarahan Romo Dr. Yohanes Indrakusuma, O.Carm

2 1.Hal-hal apa yang seharusnya menjiwai anda bila anda melakukan pelayanan dalam kuasa Roh Kudus?2. Bentuk pelayanan apa yang paling arida sukai? Mengapa?

a. A Key to Charismatic Renewal in the Catholic Churchb. The Gift of Prophecy

c. Makalah : Karunia Nubuat

a. Rev. Msgr. Vincent M. Walsh

b. Rev. Robert de Grandis, SSJc. Romo L. Sugiri, SJ

2 1. Apa manfaat karunla nubuat bagi sel/wilayah anda?2. Apa hambatan-hambatan anda untuk berkembang dalam karunla nubuat dan bagaimana anda mengatasi hambatan-hambatan ini?

a. A Key to Charismatic

Renewal in the

Catholic Church

b. Penyembuhanc. Buklet:Doa

Penyembuhan

a. Rev. Msgr. Vincent M. Walsh

b. Francis Mac Nuttc. Romo Dr. Yohanes Indrakusuma, O.Cann

2 1. Maukah anda dipakaiTuhan dalam pelayanan penyembuhan? Mengapa?

2. Apa hanibatan-hanibatan anda dalamberdoa penyembuhan dan bagaimana anda mengatasi hambatan-hambatan ml?

14

Page 15: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

E. PEDOMAN WORSHOP

I. KARUNIA NUBUAT

1.Kelompok membentuk sebuah lingkaran.2. Nyanyikan 1 lagu penyernbahan yang kemudian diikuti senandung dalam bahasa roh atau langsung bersenandung dalam bahasa roh.3.Tumpangkan tangan ke orang di sebelah kanan dan berdoalah dalam bahasa roh. Lakukan hal

yang sama dengan orang di sebelah kiri.4.Hening dan di dalam hati mohonlah karunia nubuat.5.Dengarkanlah bagaimana Tuhan berbicara dan ungkapkanlah pesan Tuhan dalam bentuk nubuat.

II. KARUNIA PENYEMBUHAN

1. Kelompok dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang.2. Dalam masing-masing kelompok. 1 orang mernimpin doa penyernbnhan dengan suara yang bisa

didengar yang lainnya, yang ikut mendukung doa penyernbuhan dengan berdoa dalarn bahasa roh. Pernimpin bisa berdoa dengan kata-kata:

* Tuhan sembuhkanlah X.*‘Tuhan, jamahlah dan salarkanlah kasthMu kepada X.* Yesus, biarlah kasihMu mengalir kepada X.

3. Doa penyembuhan dilakukan dengan menurnpangkan tangan khususnya pada bagian-hagian yang

15

Page 16: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

sakit sejauh ini rnernungkinkan. hendaknya etika antara pnia dan wanita digunakan sehagaimana mestinya.4. Satu per satu anggota kelompok dibeni kesempatan memimpin doa penyernbuhan.

F. PEDOMAN SHARING

I. Tujuan sharing:1. untuk memuliakan Allah.

Tujuan utama sharing adalah untuk memuliakan Allah, dan bukannya untuk memuliakan din sendiri. Sharing hendaklah menunjukkan bahwa Allahlah yang membuat segalanya mungkin, dan bukannya din kita.

2. untuk membangun komunitas.Karya Allah yang diungkapkan lewat sharing adalah untuk membangun komunitas. Lewat sharing, iman anggota dibangkitkan dan dengan demikian membangun komunitas.

II. Untuk rnencapai ke dua tujuan tersebut, suatu sharing haruslah efektif. Maka di sinidiperlukan seorang pemimpin sharing, bisa Pelayan Sel atau wakil atau anggota yangkompeten, yang herperan sebagai seorang moderator, dengan tugas-tugas sebagaiberikut:1. mengusahakan agar sebanvak mungkin anggota bisa mendapatkan giliran sharing.2. mengarahkan pembicaraan yang melantur kembali ke topik sharing.3. menenangkan suasana bila sharing berubah menjadi suatu perdebatan.4. mencatat hal-hal yang perlu dikornentari dari sharing anggota, baik secara pribadi maupun dalam pertemuan sel, setelah sharing itu selesai.Mengingat pentingnya peran seorang pemimpin sharing, dalam suatu pertemuan sel diperlukan ketaatan anggota kepada pemimpin sharing, agar suatu sharing bisa berjalan dengan tertib dan lancar.

III. Cara-cara sharing yang balk1. sharing harus singkat, padat dan jelas.

16

Page 17: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Hindanilah penyampaian sharing yang bertele-tele, terlalu mendetail dan terlalu banyak menggambarkan keadaan pribadi.2. sharing harus obyektif dan benar.Hindarilah penyampaian sharing yang tidak jujur dan dilebih-lebihkan.3. sharing bukan suatu cara berdikusi atau bahkan suatu penyelesaian masalah. Sharing merupakan suatu ungkapan pengalaman. Sharing tidak mengajukan pertanyaan yang perlu dijawab atau dikomentari pada saat itu juga. Sharing juga tidak mencarikan jalan keluar bagi suatu masalah. Maka bila ada hal-hal yang perlu dikomentari, pemimpin sharing, Pelayan Sel, wakil bisa mencatatnya dan membahasnya dengan anggota tersebut secara pribadi, atau bila hal tersebut bersifat umum, bisa dikomentari setelah semua anggota mendapat giliran sharing.

4. sharing bukan suatu cara berdikusi atau bahkan suatu penyelesaian masalah. I-lindarilah membicarakan kekurangan atau kesalahan orang lain.

G. PEDOMAN MENGAJARMakalah-makalah yang Digunakan Dalam buku INi sudah disusun sedemikian rupa sehingga siap untuk diajarrkan.Tenaga pengajar tidak lagi perlu mencari dan menyusun bahan sendiri.Namun ini tidak berarti bahwa tenaga pengajar tidak perlu mempersiapkan diri. Bahan pembinaan ini justru menuntut penguasaan dan penghayatan tenaga pengajar sehingga apa yang diajarkan mengesan bagi pendengar serta membangkitkan iman mereka. Berikut ini pedoman yang bisa dipakai tenaga pengajar untuk suatu pengajaran yang efektif:1. Tenaga pengajar diharapkan mempersiapkan diri dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum mengajar dalam 2 hal:

1 1. mendalami dan menghayati bahan1.2. memperluas wawasannya tentang bahan dengan membaca buku-buku sumber yang berkaitan

dengan bahan tersebut (lihat D. Rincian Pengajaran hal. 3, 5. 7, 9. 11, 13 - kolom “Sumber”)2. Beberapa waktu sebelum mengajar tenaga pengajar diharapkan mempersiapkan diri dalam doa serta

membawakan bahan tersebut dalam doa.3. Mengajar berarti:

3.1. menerangkan kalimat/ alinea/ gagasan yang ada dalam pedoman/ makalah dengan cara yang bisa dimengerti pendengar sesuai dengan apa yang dihayati pengajar. (Mengajar bukanlati membacakan semua kalimat yang ada dengart keterangan yang ttdak memadai)

3.2. memberi contoh/ ilustrasi/ pengalaman hidup yang berkaitan dengan bahan sehingga mudah dimengerti. (Mengajar bukan1ah membert contol ipada setiap kaltmat/ alinea/ gagasan sehingga inti pokok pengajaran menjadt kabur.)

3.3. mendasarkan apa yang diterangkan pada bahan yang sudah tersedia. (Mengajar bukanlah membuat bahan sendiri)

17

Page 18: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

3.4. menambahkan apa yang perlu dan apa yang diketahui pengajar pada bahan yang sudah tersedia. (Mengajar bukalah menambati bahan dart luar terlalu banyak sehinqga inti pokok penqajaran menjadi kabur.)

3.5. menghidupkan kalimat/ alinea/ gagasan yang tersedia dalam pedoman/ makalah sehingga rnembangkitkan iman pendengar. (Mengajar bukan lah sekedar menyampaikan isi bahan sebagai suatu pengetahuan.)

Catatan:Beberapa makalah dalam buku ini cukup panjang dan tidak mungkin bisa diajarkan dalam waktu I atau 2 sesi saja. Maka tenaga pengajar diharapkan bisa memilih bagian mana dan makalah yang bersangkutan untuk diajarkan dan anggota bisa membaca sisanya di rumah.

H. MAKALAH-MAKALAH

l. a. TUJUAN HIDUP KRISTIANI

I. PANGGLLAN UNIVERSAL KEPADA KEKUDUSANDalam Konstitusi Lumen Gentium Konsili Vatikan II menegaskan, bahwa setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi kudus. Panggilan ini bukan hanya berlaku untuk para uskup dan imam saja, melainkan bagi setiap orang Kristen. Setiap orang Kristen harus berkembang menuju kekudusan yang sebenamya bukan lain daripada kesempurnaan cinta kasih.

Seluruh Kitab Suci menggema dengan panggilan kepada kekudusan atau kesempurnaan ini, sejak Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, karena memang itulah rencana Tuhan bagi kita.

Ketika Tuhan menampakkan diri di gunung Sinai kepada Musa, Ia menyatakan rencanaNya terhadap bangsa Israel, yaitu supaya mereka menjadi kudus bagi Dia: “Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” (Kel 19:6). Kemudian dalam Kitab Imamat berkali-kali Tuhan menegaskan tuntutanNya supaya bangsa Israel menjad! umat yang kudus: “... haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus,...” (Im 11:44). Kemudian perintah ini masih diulang-ulang beberapa kali dalam Kitab yang sama itu, seperti: “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu.kudus.” (Im 19:2). Setiap kali Tuhan memberikan perintahNya diingatkanNya umat, agar mereka menjadi kudus sebab Tuhan itu kudus: “Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah Tuhan, Allaltmu.” (Im 20:7). Kemudian pada ayat 26 hal itu masih ditekankan kembali: “Kuduslah kamu bagiKu, sebab Aku ini, Tuhan, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milikKu.” Juga dalam Kitab Ulangan 7:6 ditegaskan, bahwa orang Israel harus menjadi bangsa yang kudus bagi Tuhan:

18

Page 19: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

“Sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan. Allahmu; engkaulah yang dipilih. oleh Tuhan, Allahmu, dan segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya.”

Israel dipilih Allah untuk menjadi umatNya dan karena itu ia harus kudus. Maka di seluruh Perjanjian Lama menggema ungkapan ini sebagai suatu refren: kamu adalah umatKu dan Aku Allahmu. Karena itu Israel tidak boleh menjalani jalan para bangsa yang tidak mengindahkan perintah Allah.

Dalam Perjanjian Barupun seluruh pengajaran Tuhan Yesus mengarah kepada kekudusan hidup ini dan kesempurnaan dalam cinta kasih. “Karena itu haruslah kamu sempurna. sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:48).St. Petruspun mengajak umat supaya menjadi kudus, karena Allah adalah kudus:“tetapi hendaklah kamu kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memangil kamu,” (1 Ptr 1:15). Bila Israel lama dituntut untuk menjadi kudus, lebih-lebih Israel baru yang telah ditebus dengan darah Kristus sendiri, sebab mereka itu adalah “kamulah bangsa yang terpilih. imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,...” (1 Ptr 2:9). Himbauan yang sarna dapat kita jumpai dalam surat-surat Santo Paulus yang berkali-kali menekankan bahwa kita harus menjadi kudus, supaya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang kudus kepada Allah (Rm 12:1), supaya kita menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Allah (Ef 1:4) dan kita menjadi baitNya yang kudus (Ef 2:2 1).

Kemudian dalam Lumen Gentium nomor 40 kita jumpai yang berikut ini:Tuhan Yesus, Guru ilahi dan model segala kesempurnaan, mewartakan kekudusan hidup (Dialah sumber dan penyehabnya) kepada semua dan setiap muridNya tanpa kecuali: “Karena itu hendaklah kamu sempurna, seperti Bapamu yang di surga sempurna adanya” (Mat 5:48)

Para pengikut Kristus yang dipauggil oleh Allah bukan karena jasa mereka, tetapi menurut rencana dart rahmatNya, dan dibenarkan dalam Tn/tan Yesus, telah d(jadikan anak-anak Allah dalam pembaptisan iman dan mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan karenanya sungguh-sungguh dikuduskan. Karena itu mereka harus mengejar kesempurnaan dan menyempurnakan dalam hidup mereka pengudusan yang telah mereka terima dan Allah

Karena itu jelaslah pula, bahwa semua orang Kristen dalam setiap keadaan atau status hidup, dipanggil kepada kepenuhan. hidup Kristiani dan kepada kesempurnaan kasih.

19

Page 20: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

II. HAKEKAT KESEMPURNAAN KRISTIANI

Kesempurnaan Kristiani secara hakiki terdapat dalam rahmat pengudus, karena rahmat pengudus merupakan inti hidup supernatural kita. Secara operatif kesempurnaan itu terdapat dalam kasih, baik sebagal faal tersendiri, maupun sebagai penjiwa tindakan-tindakan lainnya. Kesempurnaan tertinggi terdapat dalam persatuan cinta kasih dengan Allah, persatuan yang menjadikan jiwa sungguh-sungguh satu dengan Allah. Persatuan ini biasanya disebut dengan istilah “PERSATUAN YANG TRANSFORMAN”.

II.1. Cinta Kasih Unsur Utama dalam Kesempurnaan

Cinta kasih merupakan unsur utama dan hakiki serta yang khas dalam kesempurnaan Kristiani. Karena itu semakin orang berkembang dalam kasih kepada Allah dan sesama, semakin sempurnalah Ia. Ketika Tuhan Yesus ditanyai orang, manakah hukum yang terbesar, Ia menjawab: “Kasihilah Tuhan, Allahrnu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang pertama dan terutama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu. ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:37-39). Kemudian Tuhan menambahkan: “Pada kedua hukum inilah tergantung selaruh hukum Tanrat dan kttab para nabi.” Maka bila orang rnemiliki kasih, orang menjadi sempurna. Kasih ini pertama-tama adalah kasih kepada Allah, tetapi setiap kasih yang otentik harus juga rnengarah kepada sesama. Sebenarnya hanya ada satu kasih saja. maka kalau ada kasih kepada Allah, ada pula kasih kepada sesama, karena kasih tidak boleh hanya merupakan perasaan atau kata-kata belaka.

St. Paulus hanyak sekali rnenyinggung hal liii: “Di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kol 3:14). Dan dalam suratnya kepada umat di Roma dia mengatakan. bahwa “kaslh adalah kegenapan hukum Taurat’ (Rm 13:10). St. Paulus juga rnengungkapkan nilai lebih kasih di atas iman dan harapan: “Sekarang tinggal yang tiga ini, tetapt yang terbesar ialah kasih” (1 Kor 13:13). Bahkan iman menerima nilanya dari kasih (Gal 5:6). Bahkan karisma-karisma dan mujijatpun tidak ada artinya tanpa kasih ini (bdk. 1 Kor 13:1-3).

Kesempurnaan suatu mahiuk terdapat dalam pencapaian tujuan akhirnya. yaitu Allah. Dan justru kasihlah yang mempersatukan kita dengan Allah. Hanya kasih yang menyatukan kita secara sempurna dengan Allah, sedangkan segala kebajikan yang lain mempersiapkannya. Kebajikan moral membawa kita kepada Allah hanya secara tidak langsung, yaitu dengan menimbulkan harmoni dalam sarana yang

20

Page 21: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

menuju kepada Allah. Iman dan pengharapan mempersatukan kita dengan Allah, karena merupakan kebajikan teologal. namun tidak mempersatukan kita dengan Dia sebagai tujuan akhir atau sebagai kebaikan tertinggi yang patut dicintai, yang justru menjadi tujuan kasih.

Kesempurnaan Knistiani bertambah sejauh orang berkembang dalam kasih. Karena itu tingkat kekudusan seseorang diukur justru menurut tingginya tingkat cinta kasih itu. Semakin besar cinta kasih kepada Allah dan sesama yang dimiliki seseorang, semakin besar pula tingkat kekudusannya.

II.2. Cinta Kasih kepada Allah dan Sesama

Kesempurnaan Kristiani terdapat dalam tindakan cinta kasih ganda: pertama-tama kepada Allah dan kemudian kepada manusia. Hanya ada satu kebajikan cinta kasih saja. Dengan itu kita mengasihi Allah demi diriNya sendiri, dan mengasihi diri kita sendiri serta orang lain demi Allah. Semua tindakan yang keluar dari cinta kasih, ditandai oleh obyek yang sama, yaitu kebaikan Allah yang tidak terbatas.

Baik kalau kita mencintai Allah secara langsung dalam diriNya sendiri, ataupun secara tidak langsung bila kita rnencintai sesama kita, motivasi kasih ini selalu sarna, yaitu kebaikan Allah. Tak mungkin ada tindakan cinta kasih sejati terhadap sesama, yang tidak keluar dan cinla kasih kepada Allah. Karena itu bila cinta kepada Allah berkembang, cinta kepadaa sesama juga ikut berkembang pula. Itulah sebabnya Santo Yohanes menulis, bahwa bila kita mengasihi Allah, kita juga harus mengasihi sesama. Dan bahwa bila ada orang yang berkata, bahwa dia mengasihi Allah tetapi membenci saudaranya. dia itu seorang penjusta (1 Yoh 4:11.20),

Namun biarpun dernikian, dalam pelaksanaan kasih ada prioritas yang mernang dituntut karena sifat kasih itu sendiri. Kesernpurnaan cinta kasih pertama-tama terdapat dalarn kasih kepada Allah, yang memang patut dicintai demi diriNya sendiri. Baru kernudian terdapat dalarn kasih kepada sesama dan diri sendiri demi Allah. Dan bahkan dalam kasih kepada sesarnapun perlu ada prioritas. Mengapa? Kareria dasar semua kasih adalah Allah Sang Cinta Knsih. Maka dari itu semakin banyak orang mengambil bagian dalam kasih Allah, sernakin patut ia dicintai. Karena itu kita harus pertama-tama mencintai Allah sumber segala kebaikan. Kedua, diri sendiri yang secara langsung mengambil bagian dalami kebaikan Allah itu dan akhirnya sesama kita, yang bersama-sama kita ambil bagian dalam kasih Allah itu.

21

Page 22: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

11.3.Cinta Kasih Afektif dan Efektif

Menurut St. Fransiskus dari Sales, ada 2 cara kita melaksanakan cinta kasih kita kepada Allah: yang satu afektif dan yang lain efektif. Dengan kasih yang afektif kita berpaut pada Allah dan pada segala sesuatu yang berkenan kepadaNya. Dengan yang kedua kita rnelayani Tuhan dan melakukan apa yang diperintahkanNya. Kasih afekuf mempersatukan kita dengan kebaikan Allah. sedangkan kasih efektif membuat kita menjalankan kehendak Allah. Yang satu memenuhi kita dengan kesenangan, kebaikan, aspirasi, keinginan. Kerinduan dan semangat rohani, sehingga roh kita tenggelam dalam Allah dan menjadi satu denganNya. Yang lain melahirkan dalam diri kita niat yang teguh, tekad yang bulat dan ketaatan yang kokoh untuk melaksanakan perintah-perintahNya dan dengan mana kita menderita, menerima, menyetujui dan memeluk segala sesuatu yang datang dari kehendak ilahiNya. Kasih afektif membuat kita senang kepada Allah, sedangkan kasih efektif menjadikan Allah senang pada kita.

Kiranya jelas pula, bahwa kesempurnaan pertama-tama terdapat dalam cinta kasih afektif, dan hanya secara sekunder dalam cinta kasih efektif. Dan semuanya ini dapat disimpulkan yang berikut:

1. Kalau orang tidak dijiwai cinta kasih, tindakan lahir atau batin suatu kebajikan natural. betapapun sempurnanya dalam dirinya sendiri. tidak memiliki nilai supernatural dan tidak berguna untuk hidup kekal.

2. Tindakan suatu kebajikan ilahi yang dijiwai oleh cinta kasih yang lemah dan tidak sempurna. nilai supernaturalnyapun lemah dan tidak sempurna. Sukarnya suatu perbuatan tidak dengan sendirinya menambah jasanya. Jasa itu ditentukan oleh tingkat cinta kasih yang menjiwainya. Bila sukarnya perkara itu rnenambah jasa, itu hanya karena dalam hal itu dibutuhkan dorongan cinta kasih yang lebih besar untuk melakukannya.

3. Sebaliknya tindakan suatu kebajikan supernatural, betapapun kecil dan mudahnya, memiliki jasa lebih besar, bila dilakukan dengan gerakan cinta kasih yang lebih besar. Seperti yang dikatakan Santa Teresa Avila: ‘Yang diperhattkan Tuhan bukanlah besarnya perkara itu. melainkan cinta kasth yang menjiwainya’

Tetapi dari pihak lain cinta kasih afektif harus dinyatakan dalam pelaksanaan cinta kasih efektif, yaitu pelaksanaan kebajikan Kristiani demi cinta kepada Tuhan.

22

Page 23: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Cinta kasih afektif. biarpun dari dirinya lebih luhur, bisa jatuh dalam khayalan. Mudah sekali berkata kepada Tuhan, bahwa kita mencintai Dia dengan segenap hati kita, bahwa kita ingin menjadi suci, tetapi tidak melaksanakan perintah-perintahNya. Maka cinta kita kepada Allah harus selalu diuji dengan pelaksanaan perintah-perintahNya. Karena itu Tuhan Yesuspun bersabda: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku.” (Yoh 14:15).

III. PERSATUAN TRANSFORMAN

Puncak terindah dan kesempurnaan ini ialah apa yang disebut persatuan cinta kasih transforman, yaitu persatuan dengan Allah yang mengubah segala-galanya. Sebagaimana api membakar kayu dan menjadikannya api, demikian pula kasih ilahi membakar jiwa kita dan menjadikannya seluruhnya ilahi, sehingga memiliki sifat-sifat Allah sendiri. Dalam keadaan ini jiwa sudah seluruhnya lebur menjadi satu dengan Allah, namun tanpa kehilangan kepribadiannya. Dalam segala sesuatu ia menjadi satu dengan Allah. Ia hanya menghendaki apa yang dikehendaki Allah, memikirkan apa yang dipikirkan Allah, menginginkan apa yang diinginkan Allah, merasa seperti Allah sendiri. Pendek kata, seperti kata rasul Paulus: “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendrin yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20).

Dalam hal ini khususnya ada dua tokoh besar yang telah mengungkapkannya dengan indah, dan kemudian diikuti oleh para teolog lainnya. Kedua tokoh itu ialah St. Yohanes dari Salib dan St. Teresa dari Avila. Keduanya dijadikan Doktor Mistik Gereja.

111.1. Persatuan Transforman menurut Santo Yohanes dari SalibCita-cita yang dikernukakan St. Yohanes dari Salib arnat luhurnva, dan sekaligus menunjukkan dengan cara yang amat jelas. apa yang cdapat dicapai manusia dalam hidup ini, atau lebih tepat digambarkan dengan jelas apa yang disediakan Allah bagi manusia yang sungguh-sungguh merindukannya. Persatuan ini digambarkan sebagai berikut:

Dilahirkan dalam Roh Kudus selama hidup ini berarti menjadi begitu serupa dengan Allah dalam kemurnian, tanpa suatu campuran kettdak sempurnaan apapun juga. Karenanya transformasi murni

23

Page 24: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

dapat terjadi (biarpuri tidak menurut hakekatnya) melalui partisipasi dalam persatuan. (Mendaki 11,5).

Kemudian persatuan itu digambarkan lebih lanjut sebagai berikutBila hal itu terjadi (yaitu pengosongan diri), jiwa akan diterangi oleh Allah dan diubah ke dalam Allah. Dan Allah akan memberikan adaNya yang adikodrati sedemikian rupa kepadanya, sehingga ia tampaknya seperti Allah sendiri dan akan memiltki segala sesuatu yang dimiliki Allah sendiri. Bila Allah memberikan karunia adikodrati ini kepada jtwa suatu persatuan yang demikian besarnya akan terjadi, sehtngga segala sesuatu yang ada pada Allah dan jiwu menjadi satu dalam transformasi partisipsif, dan jiwa sendtri tampaknya lebih Allah dartpada jiwa. Sungguh, ia benar-benar Allah, karena partisipasi. (Mendaki 11,7).

Dalam persatuan seperti ini, jiwa diangkat kepada suatu pengertian yang mengatasi segala pengertianIa melthat dirinya diangkat di atas seqala pengertian kodrati kepada cahaya ilahi. Pengalaman seperti ini dapat dibandingkan denqan keadaan seseorang yang sesudah tidur panjang membuka matanya dan melthat cahaya yang luar biasa yang tidak diduganya sama sekali. (Madah Rohani 15,24).

Dalam keadaan seperti ini, jiwa dibawa kepada suatu pengenalan Allah yang begitu mendalam dan mesra, menghasilkan suatu sukacita dan kebahagiaan yang begitu mendalam, yang tidak terperikan, sehingga tidak ada kata-kata yang dapat melukiskannva. karena sungguh merupakan sesuatu yang tak terungkapkan, yang tak terkatakan. Dalam keadaan inilah Allah sering mengkomunikasikan diri secara mendalam. sehingga orang boleh mengalami sifat Allah secara luhur sekali. Setiap kali diberikan. pengenalan ini tetap tinggal dalam jiwa. Ini merupakan suatu “kontemplasi murni” dan pada waktu itu jiwa mengerti dengan jelas. bahwa hal itu sungguh tidak terperikan. Hal itu hanya bisa diungkapkan secara umum, karena kelimpahan dan kenikmatan yang terlalu besar dari pengalaman ini (Mendaki 11,26,5).

Pengenalan luhur ini hanya dapat dilerima oleh orang yang telah sampai pada persatuan dengan Allah itu sendiri, karena pada hakekatnya ini adalah persatuan itu sendiri. Pengenalan ini merupakan suatu sentuhan ilahi di dalam jiwa. Allah sendiri yang dialami dan pengalaman itu begitu luhur dan mulia, melampaui segala pengertian. Dibandingkan dengan ini semua, apa yang biasanya dialami orang dalam Pencurahan Roh Kudus dan sentuhan Allah yang lain, hanyalah bayang-bayang saja.

Buah pengalaman ini begitu kayanya, sehingga langsung menghapuskan semua kekurangan yang tidak bisa diatasi seumur hidup, betapapun orang berusaha mati-matian untuk mengatasinya. Namun sentuhan ini sekaligus juga mengisi jiwa dengan kebajikan dan berkat Allah, sehingga menjadikannya indah di

24

Page 25: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

hadapan Allah (Mendaki 11,6). Sentuhan-sentuhan ini rnenghasilkan kemanisan dan sukacita yang mendalam, sehingga satu sentuhan sudah cukup untuk menghapuskan segala penderitaan dan karenanya memberikan kepada jiwa itu keberanian untuk menderita bagi dan demi Kristus.

Kiranya perlu dicatat, bahwa pengenalan semacam ini tidak mungkin dicapai manusia, bagaimanapun ia berusaha untuk itu. Namun biasanya hal itu diberikan kepada jiwa yang siap, yaitu yang lepas dan kosong dari segala makhluk dan ikatan dan diberikan pada saat-saat yang tidak disangka-sangka. Seperti dikatakan St. Teresa dari Avila, biarpun orang belajar seribu tahun lamanya, Ia tidak akan pernah sampai ke situ.

Dalam persatuan ini jiwa diubah seluruhnya menjadi ilahi, sehingga segala tindakannya bersifat ilahi pula, yaitu dalam segala pengenalan dan cintanya. Dalam keadaan ini seluruh aktivitas orang itu menjadi ilahi. Segala gerak-gerik jiwanya dibimbing oleh Allah sendiri. Bahkan gerak pertama dan jiwanya bersifat ilahi, karena dia telah diubah seluruhnya menjadi ilahi.

111.2. Persatuan Transforman menurut Santa Teresa dari Avila

St. Teresapun dengan pelbagai macam cara mengungkapkan persatuan cinta kasih tersebut dengan gambaran-gambaran yang hidup sekali. Karya-karyanya merupakan pujian atas segala kebesaran Tuhan yang menganugerahkan rahmat sedemikian besarnya kepada manusia yang lemah itu.

St. Teresa antara lain menggambarkan persatuan yang amat mendalam dengan Allah ini sebagal suatu pertunangan dan perkawinan rohani. Kemudian dalam Puri Batin, ruang V bab 2 (salah satu karyanya), dia menggambarkan sentuhan Allah dalam suatu tingkat doa yang mendalam, yang menjadikan manusia berubah menjadi manusia baru. Perubahan itu dibandingkan dengan proses perubahan seekor ulat sutra menjadi kupu-kupu yang indah. Ulat itu sendiri jelek tampaknya dan bisanya hanya merayap. Seekor kupu-kupu adalah jauh lebih indah dan juga bisa terbang. Sebagaimana seekor ulat bila tiba waktunya akan menenun kepompongnya, masuk ke dalamnya dan mati, kemudian muncul kembali dalam rupa makhluk yang baru: seekor kupu-kupu indah yang lain sekali bentuknya dengan ulat yang sebelumnya, demikian pula halnya dengan suatu jiwa yang diperbaharui dalam Kristus. Kristus mempakan kepompong bagi jiwa itu, di mana dia diproses oleh sentuhan-sentuhan ilahi menjadi kupu-kupu. Bila

25

Page 26: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

jiwa itu telah benar-benar mati bagi semangat duniawi dan dirinya sendiri maka melalui suatu sentuhan ilahi yang diberikan dalam doa yang mendalam itu, jiwa diubah menjadi baru, dengan sifat-sifat baru, laksana seekor ulat jelek diubah menjadi kupu-kupu yang indah. Maka waktu itu dalam dirinya timbul suatu kerinduan yang besar untuk memuji dan memuliakan Tuhan dan rasanya dia ingin lebur dan mati bagi Dia. Timbul pula keinginan-keinginan yang kuat untuk laku tapa, dan kerinduan agar supaya semua orang mengenal Tuhan. Ia sangat menderita, bila melihat Tuhan dihina orang. Memang menurut rencana Tuhan, rahmat persatuan yang demiklan luhurnya itu tidak diberikan untuk kepentingan orang itu sendiri saja, melainkan bagi kebaikan orang lain. Semangatnya untuk keselamatan jiwa-jiwapun menjadi semakin berkobar.

Dalam Puri Batin ruang VI, diuraikan, bagaimana Tuhan dalam suatu tahap yang sudah amat luhur, walaupun belum yang tertinggi, yang disebut pertunangan rohani, Tuhan memberikan rahmat luar biasa kepada jiwa yang telah siap. Pada tahap ini seringkali kita jumpai gejala-gejala tertentu seperti ekstase (= keluar dan diri sendiri dan terserap dalam Allah sehingga seningkali panca indra tak berfungsi), penglihatan tentang Allah. para kudus, yang membawa kebahagiaan besar dan kekuatan, sabda-sabda dan lain-lain. Anugerah-anugerah istimewa itu sekaligus merupakan persiapan untuk pertunangan rohani. Jiwa harus dimurnikan lebih dahulu sampai ia benar-benar layak untuk peristiwa besar itu. Pada saat itu penderitaan jiwa memang amat besar, sehingga walaupun Sang Kekasih selalu berada dalam lubuk jiwanya yang terdalam, Ia tidak mellhatnya, karena kegelapan pemurnian itu.

Sang Mempelal Ilahi juga dapat membakar jiwa melalui suatu kobaran cinta, yaitu suatu ‘rasa’ yang timbul dari kedalaman jiwa, dengan disertai suatu ‘keharuman’ yang menyenangkan seluruh pribadinya dan mengungkapkan kehadiran Sang Kekasih. ‘Jiwa dtgerakkan dengan kerinduan besar untuk menikmatiNya dan dengan itu dipersiapkan untuk memuji Tuhan dan mencintaiNya secara mendalam’. Pada saat itu banyak sekali anugerah ilahi yang diberikan kepada jiwa. Semuanya itu diberikan sebagai persiapan terakhir.

Dalam Puri Batin ruang VII St. Teresa menguralkan tahap terakhir dan persatuan ilahi itu. yaitu yang disebut dengan istilah perkawinan rohani. Sebelum mewujudkan perkawinan rohani, Allah membawa jiwa kepada tempat kediamanNya sendiri melalui suatu visiun intelektual di mana jiwa melihat ketiga Pnibadi Tritunggal Mahakudus yang mengkomunikasikan diri pada jiwa itu. ‘Mula-mula roh diteranqi dengan awan yang amat cemerlanq’. Jiwa melihat ketiga Pribadi itu dengan jelas sekali dan dalam suatu pengenalan yang luar biasa, jiwa mengerti, bahwa ketiga Pribadi itu sesungguhnya adalah satu, satu kuasa, satu Allah. Apa yang dahulu dikenal lewat iman, kini dapat dikenalnya secara eksperiensial lewat

26

Page 27: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

visiun intelektual. Lewat visiun itu Sabda Tuhan dalam Injil menjadi jelas, yaitu bahwa ‘Dia dan Bapa akan datang kepadanya dan tinggal di dalam dia’. Setiap hari jiwa ini akan semakin terpesona, karena kehadiran ketiga Pribadi boleh dialaminya secara hampir terus-menerus. ”Jiwapun tahu dengan lebih jelas, bahwa Allah Tritunggal ada dalam dirinya. pada kedalaman lubuk hatinya yang terdalam.”Pengalaman akan Tritunggal dan kemesraan Allah pada tahap ini tidak menghalangi jiwa untuk kegiatan-kegiatan lain atau mengganggu perhatiannya akan pekerjaan lahiriah, seperti pada tahap-tahap sebelumnya. Jiwa tidak sepenuhnya terserap dan kenyataannya jiwa juga lebih sibuk daripada sebelumnya dengan hal-hal yang berhubungan dengan pengabdian pada Allah. Tetapi begitu tugas-tugasnya selesai, jiwa kembali tinggal dalam kehadiran yang membahagiakan dari sahabat-sahabat ilahinya. Bila jiwa tidak mengecewakan Allah, Dia tidak akan pernah menarik kehadiranNya; dengan ini Dia ingin mempersiapkan jiwa untuk anugerah-anugerah yang lebih besar.

Di sini Tuhan ingin menunjukkan, betapa besar kerinduanNya untuk bersatu dengan jiwa dan sebagaimana mereka yang telah menikah tidak dapat diceraikan, demikian pula Dia tidak ingin dipisahkan dari jiwa itu. Dia selalu menyertai jiwa itu.

IV. KESIMPULANDari uraian di atas dapatlah kita rasakan kebesaran dan keagungan misteri cinta kasih Allah yang melampaui segala pengertian itu. Seperti yang dikatakan Yesaya dan yang kemudian dikutip Santo Paulus

‘Tak ada mata yang pemah melihat, tak ada telinga yang pemah mendengar, dan tidak pemah timbul dalam hati manusia, semua yang disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia.” (1 Kor 2:9)

Kecuali itu satu orang yang mencapai persatuan transforman seperti itu jauh lebih tinggi nilainya daripada banyak orang lain yang tidak mencapai tingkatan tersebut. Satu faal cinta kasih yang dilakukan orang dalam tingkat persatuan transforman itu, jauh lebih bernilai daripada segala perbuatan dan kebajikan yang dilakukannya seumur hidup sebelum mencapai persatuan tersebut. Karena itu orang seperti itu sangat berharga hagi Gereja dan dunia. Karenanya Gereja sangat menghargainya. Itulah pula sebabnya, mengapa seorang seperti Santa Theresia dari Lisieux, yang selama hidupnya belum pernah berkotbah, diangkat oleh Gereja menjadi pelindung Misi.

27

Page 28: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

I.b. KEBAJIKAN TEOLOGAL

I. KEBAJIKAN TEOLOGAL PADA UMUMNYA

Pembahasan kita tentang kebajikan dan karunia Roh Kudus akan dipusatkan pada unsur-unsur yang bersifat konstitutif (= hakiki) bagi kesempurnaan Kristiani. Perlu diperhatikan, bahwa walaupun semua kebajikan membantu kesempurnaan, namun pola tiap kebajikan yang aktif dalam diri tiap pribadi ditentukan oleh panggilan atau status hidup mereka, dan juga oleh karisma masing-masing pribadi. Maka kita jumpai adanya para kudus yang mempraktekkan kebajikan-kebajikan heroik dan didorong oleh Roh Kudus yang sama, namun yang satu berbeda dengan yang lain dalam pola kekudusannya.

Kebajikan-kebajikan itu disebut teologal, karena memampukan suatu pribadi untuk berhubungan secara langsung dengan Tuhan. Ketiga kebajikan ini merupakan kebajikan Kristiani “par excellence”. Tak ada yang lebih penting daripada iman, harapan, dan kasih, karena ada atau tidaknya berarti surga atau neraka, hidup kekal atau kematian kekal, dan tak ada perbedaan yang lebih penting daripada itu.

Iman, harapan dan kasih merupakan ketiga kaki sebuah tripod (=penyanggah kamera yang berkaki tiga) yang menopang seluruh hidup Kristiani kita. Setiap kaki tergantung dan membutuhkan yang lain. Iman tanpa karya kasih adalah mati. Kasih yang tidak dibimbing iman bukanlah kasih, agape, melainkan hanya perasaan dan sentimentalisme belaka, mudah berubah-ubah menurut selera pribadi. Harapan tanpa iman hanyalah optimisme kosong. Optimisme tidak sama dengan harapan, sehingga orang yang bertemperamen pesimis bisa memiliki harapan yang kuat. Ketiga kebajikan ini merupakan dasar untuk semua kebajikan Kristiani. Kejujuran, kebenaran, kesabaran, kemurnian, penguasaan diri, bahkan kasih kepada sesama, semuanya itu adalah efek dari kehadiran Allah yang hadir lebih dahulu dalam diri kita, dan kehadiran ini datangnya hanya bisa lewat iman, harapan dan kasih. Kita tidak melaksanakan

28

Page 29: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

kebajikan untuk mencapai surga, tetapi kita melakukannya karena surga sudah sampai pada kita.

Penting sekali bagi kita untuk kembali pada yang dasar ini, karena masyarakat modern ini tidak mengertinya. Kita hidup dalam suatu masa pasca Kristiani, suatu kekafiran modern, dan banyak yang tidak sadar akan hal itu. Dunia dewasa ini merupakan kebalikan dari ketiga kebajikan teologal itu. Keraguan, keputusasaan, dan egoisme menupakan tiang penopang hidup manusia dewasa ini, bukan iman, harapan dan kasih. Dunia ini melihat iman sebagai sesuatu yang naif, harapan sebagai impian di siang bolong, dan kasih sebagai kelemahan. Di sekitar kita tampak materialisme yang semakin tumbuh subur, yang sebenarnya bukan lain daripada ketidak percayaan; kita lihat pula angka bunuh diri dan depresi yang bertambah, ungkapan keputusasaan. Juga berkembangnya filsafat ‘pokoknya aku senang, pokoknya aku untung’ menjadikan kasih suatu kebodohan total.

Tanpa rahmat Allah tak seorangpun bisa menjadi baik. Tanpa kasih keadilan menjadi kekejaman. Tanpa harapan keberanian berubah menjadi kenekadan murka. Tanpa iman segala kebijaksanaan dunia ini hanyalah kebodohan belaka dalam pandangan Allah.

II. IMAN

Ibarat sebuah tanaman, iman merupakan akarnya, harapan batangnya dan kasih bunganya. Bunga itu yang paling indah, batangnya membuat tanaman tumbuh, tetapi akar harus ada lebih dahulu. Apakah iman itu?

Iman dalam arti biblis sebagai iman yang menyelamatkan, adalah faal dengan mana kita menerima hidup kekal. “Demikian besar kasih Allah supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya memperoleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16). Iman adalah jawaban ‘ya’ dasariah kepada Allah dengan segenap hati, kehendak dan pusat ada kita. Percaya dalam arti ini berarti menerima Allah sendiri. Maka iman kita pertama-tama tertuju kepada Allah, kepada pribadi Allah. Dengan jawaban iman ini saya percaya dan menyerahkan diri kepada Allah. Inilah yang disebut iman “primer”. Maka iman ini pertama-tama membawa kita masuk dalam hubungan pribadi dengan Allah.

Karena saya percaya kepada Allah, maka saya juga percaya kepada segala sesuatu yang dikatakan atau diperintahkan Allah. Inilah “iman sekunder”. Iman sekunder harus berdasar pada iman primer, tetapi iman primer harus diungkapkan dalam iman sekunder, supaya tidak tinggal suatu pengertian intelektual belaka.

29

Page 30: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Iman adalah dasar ketaatan. Abraham taat kepada Allah, karena ia punya iman, maka iapun disebut bapak orang beriman. Sebaliknya kejatuhan pertama di Firdaus adalah dosa melawan iman. Hawa pada dasarnya lebih percaya kepada ular yang membohongi dia, daripada percaya kepada Allah. Karena itu ia lalu tidak taat.

St. Paulus berkata, bahwa “apa yang tidak dilakukan dengan iman adalah dosa” (Rm 14:23). Iman adalah jawaban ‘ya’ kepada Allah, sedangkan dosa sesungguhnya merupakan jawaban ‘tidak’ kepada Allah. Iman berlawanan dengan dosa.

Iman juga dimengerti dalam arti yang lebih sempit. yaitu sebagai persetujuan budi, didorong oleh kehendak, terhadap segala kebenaran yang diwahyukan Allah. Inilah iman sekunder, seperti yang diajarkan dalam katekismus dahulu dan untuk waktu yang lama sekali mewarnai teologi Katolik. Pengertian ini berdasarkan ajaran St. Yakobus (Yak 2:14-25), bahwa iman tanpa pekerjaan adalah mati.

Di samping itu ada sejenis iman yang oleh St. Paulus disebut sebagai salah satu karunia Roh Kudus. Ini merupakan iman yang khusus, yang menghasilkan mujizat-mujizat, yang disebut karunia iman (lihat : buku Bertumbuh dalam Karunia-karunia Roh Kudus Bab VI Karunia Iman).

Kesalahan terbesar dewasa ini dan yang sudah menjangkiti banyak orang Kristen ialah menjadikan iman sebagai suatu perkara subyektif dan psikologis. Kebenaran menjadi hanya ‘kebenaranku’. Baik Kitab Suci dan budi yang sehat mengatakan sebaliknya. Kita harus menyesuaikan diri dengan kebenaran, bukan sebalikya. Kita harus jujur. Hanya ada satu alasan jujur mengapa kita harus percaya, yaitu karena hal itu benar. Allah telah berbicara dan bertindak. Kini Ia menunggu jawabanku. Apa jawabanku? Ya atau tidak? Kalau ya, aku hidup, kalau tidak, aku mati. Sesungguhnya iman itu sederhana sekali: katakan saja ya kepada Tuhan.

III. HARAPAN

Tak seorangpun dapat hidup tanpa harapan. Menjadi manusia berarti terus tumbuh. Kita semua ini adalah bayi-bayi rohani. Dan yang paling dewasa di antara kita, merekalah yang pertama mengakuinya. Harapan adalah kehidupan jiwa. Jiwa yang tidak punya harapan adalah jiwa yang mati. Sebagaimana tubuh mati bila jiwanya pergi, demikian pula jiwa itu mati bila sumber hidupnya hilang. Sumber hidup itu ialah rohnya, yang memberikan kepadanya motivasi untuk hidup dan untuk mati, yaitu harapan. Tanpa harapan jiwa tidak bisa hidup.

30

Page 31: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Dalam zaman pengharapan orang menengadah ke langit dan melihat ‘surga’. Dalam zaman keputusasaan orang menyebutnya ‘ruang’. Kekosongan telah menggantikan kepenuhan. Kalau nenek moyang kita bisa ‘mendengar musik surgawi’, kini orang hanya mendengar kesunyian ruang angkasa yang menakutkan’.

Dewasa ini orang sering menyamakan harapan dengan keinginan samar-samar: ‘a1angkah indahnya bila ...‘. Tetapi pengharapan Kristiani, bukan suatu keinginan atau perasaan, melainkan suatu keyakinan yang pasti, suatu jaminan yang kokoh. Kita mengubur saudara kita yang meninggal dalam harapan kokoh akan kebangkitan. Pengharapan Kristiani adalah rumah yang dibangun di atas batu karang, yaitu Kristussendiri. Pengharapan datangnya bukan dan diri kita sendiri, bukan yang diciptakan sendiri. Pengharapan adalah jawaban ya terhadap janji-janji Allah, karena kita tahu, bahwa Allah itu benar dan setia dan pasti akan menepati janjiNya. “Pengharapan tidak mengecewakan, karena cinta kasih telah dicurahkan ke dalam hati kita” (Rm 5:5).

Obyek harapan kita ialah Allah sendiri. Juga dalam hal ini kita harus sadar, bahwa inisiatif datangnya selalu dari Allah. Kalau kita mencari Allah, sebabnya ialah “karena Dia lebih dahulu telah mencari kita”. Seperti dikatakan Santo Yohanes: ‘Kita mengasihi, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yoh 4:19). Karena itu harapan merupakan jawaban kita terhadap janji-janjiNya. Oleh sebab itu harapan bersifat jelas dan khusus, bukan sesuatu yang samar-samar, karena janji-janji Allah bersifat jelas clan khusus, walaupun hams selalu ditenima dalam iman. Harapan ini bersandar pada Sabda Allah sendiri, yang mengungkapkan janji-janjiNya.

Allah kita adalah Allah pemberi janji-janji dan Dia menepati semua janjiNya secara harafiah, sehingga janji-janji itu terlaksana. Kebenaran menurut Kitab Suci adalah suatu realitas sejarah. Mesias hukanlah suatu pengertian, melainkan seorang Pribadi. Penciptaan, kejatuhan, inkarnasi, wafat, kebangkitan, kenaikan ke surga. Pentekosta, kedatangan kedua, bukan hanya mitos atau lambang-lambang belaka, melainkan peristiwa-peristiwa aktual. Kebenaran adalah sesuatu yang dramatik, sesuatu yang terjadi, kita dapat melihatnya. Maka St. Yohanes memulai suratnya yang pertama dengan kata-kata yang mengandung kekaguman penuh hormat akan misteri inkarnasi: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup itulah yang kami wartakan” (1 Yoh 1:1).

Pengharapan berarti, bahwa kerinduanku yang implisit akan Allah, betapapun gelapnya ataupun biarpun tak kusadari, adalah jejak Allah sendiri dalam diriku, karena pada dasarnya aku “diciptakan menurut

31

Page 32: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

gambar dan kesamaan Allah sendiri” (Kej 1:26). Pengharapan berarti, bahwa dorongan dan kerinduan akan suatu kebahagiaan yang tidak bisa diberikan dunia ini, merupakan suatu tanda yang pasti, bahwa aku diciptakan untuk Pribadi yang adalah Sang Kebahagiaan itu sendiri, dan hanya Dia saja. Kita takkan pernah melebih-lebihkan arti pengharapan, karena alternatifnya hanyalah keputusasaan.

IV.KASIH

Kasih adalah realitas terbesar yang ada dalam alam semesta ini (bdk. 1 Kor 13:13). Kitab Suci tidak pernah mengatakan, bahwa Allah adalah kebenaran, keadilan atau keindahan, biarpun Allah memang sungguh-sungguh benar, adil dan indah. Tetapi “Allah adalah kasth” (1 Yoh 4: 8.16). Kasih adalah hakekat Allah, seluruh AdaNya adalah Kasih. Segala sesuatu dalam Dia adalah kasih, bahkan keadilanNya pun adalah kasih.Kasih, atau agape dalam bahasa Yunaninya, bukanlah soal perasaan. Perasaan bersifat dangkal dan labil, tetapi agape datangnya dari hati, menurut istilah Kitab Suci, yaitu pusat ada kita yang terdalam.

Kasih ini merupakan persahabatan antara Allah dan manusia, dan karenanya mengadakan komunikasi timbal balik. Karena itu kasih mengandaikan adanya rahmat pengudus yang menjadikan kita anak-anak Allah.

Kasih adalah kemampuan yang tetap yang dicurahkan Allah ke dalam kehendak kita, dengan mana kita mencintai Allah di atas segala sesuatu dan yang lainnya demi Dia. Kasih pertama-tama mengarah kepada Allah dan baru kemudian terarah kepada diri sendiri dan orang lain. Allah kita kasihi, karena Dia adalah kebaikan tertinggi dan tujuan akhir hidup kita.

Kasih adalah kebajikan yang paling luhur, bukan saja karena menyatukan kita dengan Allah, tetapi juga karena kasih adalah pengikat yang menyempurnakan semua kebajikan. Kasih jauh melampaui 2 kebajikan teologal lainnya, yaitu iman dan pengharapan, walaupun di dunia ini kasih selalu disertai iman

32

Page 33: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

dan harapan. Kasih terdapat dalam kehendak. Memang dari dirinya sendiri, budi lebih luhur dari kehendak, karena tak mungkin orang dapat mengenal apa yang tidak diketahui. Tetapi faal budi itu berbeda dengan faal kehendak. Budi menarik segala sesuatu kepada dirinya sendiri, atau meleburnya ke dalam cetakan intelektualnya. Akibatnya, kalau yang dikenal itu makhluk lebih rendah, seperti benda-benda, ia meninggikannya ke jenjang intelektual. Tetapi bila ia mengenal hal-hal yang lebih tinggi seperti kebenaran ilahi atau Allah, ia menariknya ke dalam cetakan intelektualnya yang terbatas itu.

Sebaliknyalah yang terjadi dengan kehendak. Karena faal kasih kehendak beristirahat dalam Allah. Sesuai dengan sifatnya, yaitu untuk mencintai. kehendak beristirahat dalam yang dicintai. Karena itu bila kehendak mencintai barang-barang yang lebih rendah, yaitu barang-barang duniawi, dia merendahkan martabatnya. Tetapi sebaliknya kalau dia mencintai apa yang lebih tinggi, seperti misalnya Allah, maka kehendak dinaikkan martabatnya ke tingkat yang dicintai, di mana ia beristirahat dalam cinta.

Oleh sebab itu Santo Agustinus dapat berkata: ‘Kalau kamu mencintai dunia, kamu menjadi duniawi; tetapi bila kamu mencintai Allah, apa yang harus dikatakan, kecuali bahwa kamu adalah ilahi?’

Oleh sebab itu di dunia ini mencintai Allah lebih luhur daripada mengenal Allah. Seorang teolog dapat belajar banyak dan mengetahui banyak tentang Allah, namun hanya secara intelektual, sedangkan seorang yang sederhana yang hampir tak tahu apa-apa tentang teologi, dapat mengasihi Allah secara mendalam, dan yang terakhir ini jauh lebih baik.

Suatu kesimpulan praktis lainnya dapat ditarik dari ajaran luhur ini. Satu-satunya jalan supaya tidak merendahkan diri kita karena cinta makhluk rendahan, ialah mencintainya dalam Allah, lewat Allah dan demi Allah. Dengan kata lain kita harus memilikinya karena kasih. Kasih dapat mengubah segala sesuatu yang disentuhnya, bahkan barang-harang yang lebih rendah daripada kita, tetapi yang diarahkan lewat cinta kasih demi kemuliaan Allah. Kasih memberikan nilai ilahi kepada segala sesuatu yang disentuhnya.

Dalam hidup ini kasih dapat berkembang, karena kasih merupakan gerak kepada Allah, tujuan akhir kita. Selama kita masih dalam perjalanan, kita dapat selalu semakin mendekati tujuan kita. Mendekatnya kepada tujuan ini justru terlaksana oleh kasih. Kecuali itu kasih dapat tumbuh terus tanpa batas di dunia ini tidak berarti, bahwa kasih tidak dapat mencapai suatu kesempurnaan relatif, seperti yang sudah kita lihat.

33

Page 34: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

Kasih dapat berkembang bukan karena pertambahan, melainkan karena pengakaran yang lebih mendalam di dalam subyeknya. Jadi supaya kualitas kasih bisa berkembang, dibutuhkan faal kasih yang lebih besar, atau lebih dalam daripada habitus (=kemampuan tetap untuk bertindak) yang sudah ada.

Suatu kesirnpulan praktis dapat kita tarik dari hal ini. Orang-orang yang hidup dalam kesuaman dan kelalaian dapat melumpuhkan hidup Kristen mereka seluruhnya, juga bila mereka hidup dalam rahmat dan melakukan banyak perbuatan baik. Banyak sekali orang yang hidup dalam rahmat Allah, tanpa melakukan kesalahan-kesalahan besar, bahkan melakukan banyak penbuatan balk, namun mereka itu masih jauh dari kudus. Bila mereka mengalami perlawanan atau kesukaran, mereka menjadi marah; bila meneka kekurangan sesuatu, keluhannya membubung ke langit. Bila atasannya memerintahkan sesuatu yang tidak mereka sukai, mereka mengeluh dan menggerutu. Bila orang mengkritik atau menghina mereka, mereka tidak dapat mengampuni atau melupakannya. Semuanya itu menunjukkan bahwa mereka itu masih jauh sekali dari kesempurnaan.

Bagaimana hal itu dapat diterangkan, padahal orang-orang itu melakukan sedemikian banyaknya perbuatan baik dan sudah mengabdi Tuhan sekian lamanya? Penjelasannya sederhana sekali: mereka telah melakukan banyak pekerjaan baik, memang benar, tetapi mereka telah melakukannya dalam keadaan suam. Dan mereka tidak melakukannya sedemikian rupa, sehingga setiap tindakan baru tidak disertai semangat yang lebih besar. Sebaliknya semakin hari semangat yang menyertai tiap tindakan semakin merosot dan semakin kurang sempurna. Mereka itu tetap suam seperti semula. Cinta kasih tidak hanya terarah kepada Allah saja, melainkan juga kepada sesama. Kasih Allah menyebabkan kita mengasihi segala sesuatu yang menjadi milik Allah, atau yang mengungkapkan kebaikan Allah. Padahal jelaslah, bahwa sesama kita adalah milik Allah dan mengambil bagian dalam kebaikan Allah. Kita mengasihi sesama kita dengan kasih yang sama dengan mana kita mengasihi Allah. Tidak ada dua kasih, melainkan hanya satu kasih saja yang berarah dua.

34

Page 35: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

35

Page 36: P P A T II - holytrinitycommunity-na.weebly.comholytrinitycommunity-na.weebly.com/uploads/8/9/9/7/899…  · Web view• pedoman : memuat rnakalah-makalah atau buku-buku yang digunakan

36