p e r s e d i a a n

44
P E R S E D I A A N Prepared by M. Anwar Kadir

Upload: astin

Post on 05-Feb-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

P E R S E D I A A N. P repared by M. Anwar Kadir. PSAK 14. P ERSEDIAAN. PSAK 14 (Revisi 2008) mendefinisikan persediaan sbb.: Persediaan adalah aktiva : Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: P E R S E D I A A N

P E R S E D I A A N

Prepared by M. Anwar Kadir

Page 2: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANPSAK 14 (Revisi 2008) mendefinisikan persediaan sbb.:

• Persediaan adalah aktiva :– Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal– Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan– Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa Jadi asset diklasifikasikan sebagai persediaan tergantung pada nature

business suatu entitas.

• Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah (the lower of the cost and net realizable value)

PSAK 14PSAK 14

Page 3: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANKlasifikasi PersediaanKlasifikasi persediaan berbeda antara satu entitas dgn entitas lainnya.

Perusahaan dagang mencatat persediaan sebagai persediaan barang dagang (merchandise inventory). Persediaan ini merupakan barang yg dibeli oleh perusahaan dagang untuk dijual kembali dalam usaha normalnya.

Perusahaan manufaktur, klasifikasi persediaan lebih beraneka ragam. Misal perusahaan yg memproduksi suku cadang otomotif dgn membeli material produk, melakukan proses produksi, dan menjual suku cadang tsb. Kedealer Bagi perusahaan spt ini, persediaan mencakup persediaan barang jadi (finished goods) yg merupakan barang yg sdh siap dijual, persediaan barang dalam penyelesaian (work in process inventory) yg merupakan brg setengah jadi, dan persediaan bahan baku (raw material inventory) yg merupakan bahan ataupun perlengkapan yg akan digunakan dalam proses produksi.

Bagi perusahaan jasa, biaya jasa yg belum diakui pendapatannya diklasifikasikan sebagai persediaan.

Paragraf 18 PSAK 14 (Revisi 2008), biaya persediaan pemberi jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yg secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yg dpt diatribusikan.

Page 4: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANCakupan Barang Dalam PersediaanSalah satu masalah yg sering dihadapi oleh perusahaan adalah terkait dgn

pengakuan kepemilikan atas persediaan. Secara tehnis, seharusnya perusahaan mencatat pembelian atau penjualan atas persediaan ketika tlh mendapatkan atau melepaskan hak kepemilikan atas barang tsb. Namun seringkali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan tsb. relatif sulit dilakukan. Klasifikasi dr barang dlm persediaan mencakup: 1. Brg yg ada pd suatu entitas dan merupakan miliknya; 2. Brg yg ada pd suatu entitas ttp bukan miliknya; dan 3. Brg milik suatu entitas ttp tdk ada pd entitas tsb. Pada klasifikasi no.2 dan no.3 seringkali suatu entitas mengalami kesulitan dlm menentukan perpindahan hak kepemilikan atas barang. Kesulitan penentuan tsb. terjadi pd barang dalam transit dan barang konsinyasi.

Barang Dalam TransitDalam proses pembelian barang, bisa terjadi dimana barang masih berada pd

posisi transit – belum diterima oleh pembeli ttp sdh dikirim oleh penjual – pd akhir periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai persediaanoleh suatu entitas yg memiliki tanggung jawab finansial thdp biaya transportasi. Tanggung jawab finansial ini dpt diindikasikan dari istilah pengiriman (shipping term) yg biasanya diistilahkan sebagai FOB.

Page 5: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANPenjualan KonsinyasiPada kerja sama penjualan konsinyasi, pemilik barang(consignor) mengirimkan

barang kepada penjual (consignee), dimana penjual setuju utk menerima barang tanpa ada kewajiban apapun, kecuali perawatan dan penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan, hingga barang tsb terjual kpd pihak lain.

Barang atas Penjualan dengan Perjanjian KhususDalam perjanjian penjualan, perusahaan seringkali hrs melihat substansi atas

penjualan tsb. Ketika transaksi dilakukan dan hak kepemilikan tlh beralih maka resiko dan manfaat kepemilikan itu seharusnya juga beralih dr penjual kpd pembeli. Namun bisa terjadi dimana penjual msh memegang resiko dan manfaat atas kepemilikan atas barang tsb. Dalam kondisi itu mka penjual masih hrs mengakui kepemilikannya dan tdk terjadi pengurangan atas persediaan penjual. Beberapa perjanjian khusus semacam itu adalah :

1. Penjualan dgn perjanjian pembelian kembali. Disini pembeli tdk dpt meng- akui perjanjian tsb. sebagai penjualan dan tdk mengurangi barang tsb. dari persediaannya.

2. Penjualan dgn tingkat pengembalian tinggi. Disini penjual memiliki dua pilihan, pertama adalah mencatat penjualan pd nilai penuh dan membentuk

Page 6: P E R S E D I A A N

PERSEDIAAN akun penyisihan atas estimasi pengembalian penjualan, kedua adalah tidak

mencatat adanya penjualan hingga dpt diperkirakan tingkat pengembalian oleh pembeli. Ketika tingkat pengembalian tdk dpt diperkirakan maka penjual tdk dpt mengakui penjualan dan tdk mengeluarkan barang tsb. dari persediaannya.3. Penjualan dgn cicilan. Penjual akan mengakui adanya penjualan dan

mengeluarkan penjualan dari persediaannya apabila dapat diestimasikan secara baik nilai persentase kemungkinan penjualannya tdk tertagih.

PENGUKURAN PERSEDIAANSalah satu masalah utama persediaan adalah mengukur nilai persediaan tsb.

PSAK 14 (Revisi 2008) menyatakan bhw persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah.

Page 7: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANPENGUKURAN PERSEDIAANSalah satu masalah utama persediaan adalah mengukur nilai persediaan tsb.

PSAK 14 (Revisi 2008) menyatakan bhw persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah.

• Biaya persediaan meliputi :– Biaya pembelian– Biaya konversi– Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan

tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition)

• Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yg secara langsung dpt diatribusikan pd perolehan brg jadi, bahan dan jasa.

• Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang dialokasikan secara sistematis dlm mengkonversi bahan menjadi brg jadi.

Page 8: P E R S E D I A A N

PERSEDIAAN• Biaya lainnya. Biaya lain yg dpt dibebankan sebagai biaya persediaan

adalah biaya yg timbul agar persediaan tersebut berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Yang termasuk biaya lainnya misalnya biaya desain dan biaya praproduksi yg ditujukan utk konsumen yg spesifik. Sedangkan biaya-biaya seperti penelitian dan pengembangan, biaya administrasi dan penjualan, biaya pemborosan, biaya penyimpanan tidak dapat dibebankan sebagai biaya persediaan.

Page 9: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANPenilaian Persediaan Ada dua metode penilaian fisik persediaan : 1. Metode Periodeik (physical method) 2. Metode Kartu (Perpetual Method).Ad.1. Metode Periodik Dalam metode ini unit fisik persediaan diketahui dr perhitungan akhir

periode, sedangkan rupiah per unit diketahui berdasarkan asumsi aliran persediaan.Jadi nilai persediaan bisa diketahui dengan perhitungan :

Unit Fisik x Rupiah per unit Dari perhitungan fisik akhir periode Berdasarkan asumsi aliran harga persediaan - FIFO - LIFO - Rata – RataContoh :Dari PT. ABC pd Desember 2008 diperoleh informasi persediaan sbb.:

Page 10: P E R S E D I A A N

PERSEDIAAN1 Desember Persediaan awal 1.000 unit @ Rp.50010 Desember Pembelian 800 unit @ Rp.55020 Desember Pembelian 700 unit @ Rp.60018 Desember Penjualan 900 unit 27 Desember Penjualan 500 unit 31 Desember Persediaan akhir 1.100 unita. Metode Periodik FIFO (First In First Out) Dengan anggapan aliran harga persediaan adalah FIFO, maka nilai

persediaan sebesar 1.100 unit dihitung sbb.:

Urutan Aliran Unit per Aliran Harga Per Unit Jumlah Harga KeteranganIII

IIIII

1.000 400

400 7001.100

Rp.500Rp.550

Rp.550Rp.600

Rp.500.000Rp.220.000

Rp.220.000Rp.420.000Rp.640.000

Dijual padaBln Desember

Persediaan

Page 11: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANb. Metode Periodik LIFO (Last In First Out) Dengan anggapan aliran harga persediaan adalah LIFO, maka

persediaan yg terakhir masuk dijual pertasma, sehingga nilai persediaan yg ada berurutan dr harga pertama, ke dua, dst. Dengan demikian nilai persediaan LIFO sebesar 1.100 unit dihitung sbb.:

c. Metode Periodik Rata – Rata Ada dua metode rata-rata 1. Rata-rata Sederhana 2. Rata-rata Tertimbang

Urutan Aliran Unit per Aliran Harga Per Unit Jumlah Harga KeteranganIIIII

III

700 700

100 1.0001.100

Rp.600Rp.550

Rp.550Rp.500

Rp.420.000Rp.385.000

Rp. 55.000Rp.500.000Rp.555.000

Dijual padaBln Desember

Persediaan

Page 12: P E R S E D I A A N

PERSEDIAANc.1. Rata-rata Sederhana Dalam metode ini, harga per unit persediaan dihitung dgn cara membagi

antara penjumlahan harga per unit setiap kali pembelian dgn jumlah waktu pembelian.

Harga I + Harga II + Harga III = Harga per unit Persediaan 3 Jumlah Unit Persediaan = x (x) Nilai Persediaan = Rp. xxx Jadi dari contoh di muka bila dinilai berdasarkan metode rata-rata

sederhana sbb.: Rp. 600.000 + Rp. 550.000 + Rp. 500 = Rp. 550 3 Jumlah unit Persediaan = 1.100 unit (x) Nilai persediaan Rp. 605.000c.2. Rata-rata Tertimbang Apabila persediaan dinilai dengan rata-rata tertimbang maka harga per

Page 13: P E R S E D I A A N

PERSEDIAAN unit persediaan dihitung sbb.: Jumlah Harga beli = Harga per unit Unit yang Dibeli Jumlah Unit Persediaan = x (x) Nilai Persediaan = Rp. xxx Jadi dari contoh di muka bila dinilai berdasarkan metode rata-rata

Tertimbang sbb.: Harga per Unit = Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000 = Rp. 544 1000 + 800 + 700 Jumlah unit Persediaan = 1.100 unit (x) Nilai persediaan Rp. 598.400Ad.2 Metode Kartu (Perpetual Method)

Page 14: P E R S E D I A A N

PERSEDIAAN

• Biaya yang dikeluarkan dari persediaan :– Jumlah pemborosan yang tidak normal– Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses

produksi sebelum tahap produksi berikutnya– Biaya administrasi dan umum– Biaya penjualan

• Teknik pengukuran biaya persediaan Metode biaya standar, Metode eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya mendekati biaya historis

• Persediaan yang dibeli dengan pembayaran ditunda tidak boleh memasukkan unsur bunga.

Page 15: P E R S E D I A A N

RUMUS BIAYA• Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not

interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.

• Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :– Masuk pertama keluar pertama / FIFO

– Rata-rata / Weighted Average

• Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.

• Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.

Page 16: P E R S E D I A A N

NILAI REALISASI NETO

• Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi

• Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Page 17: P E R S E D I A A N

NILAI REALISASI NETO

• Estimasi nilai realisasi bersih :– Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia

– Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait

– Mempertimbangkan tujuan persediaan

• Nilai realisasi bersih :– Biaya ganti / replacement cost

– Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan penjualan

Page 18: P E R S E D I A A N

TEKNIK PENGUKURAN BIAYA

• Teknik pengukuran biaya standar, eceran, laba kotor

• Dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya.

• Biaya standar harus direview

• Metode eceran industri eceran jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode lainnya.

Page 19: P E R S E D I A A N

PENURUNAN KE NILAI REALISASI BERSIH

• Penurunan dapat dilakukan item per item atau group.• Penurunan yang terjadi langsung dibebankan ke beban periode

berjalan/menambah beban persedian.• Pemulihan nilai akan diakui sebagai pengurang jumlah beban

persediaan• Nilai realisasi bersih yang telah ditentukan harus ditinjau

kembali pada setiap periode berikutnya.

Page 20: P E R S E D I A A N

PENGAKUAN SEBAGAI BEBAN

• Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan.

• Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.

• Setiap pemulihan kembali diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Page 21: P E R S E D I A A N

PENGUNGKAPAN

• kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;

• total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas;

• jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;

• jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;

Page 22: P E R S E D I A A N

PENGUNGKAPAN

• jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan;

• jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui

• kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan; dan

• nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

Page 23: P E R S E D I A A N

PERSEDIAAN BARANG DAGANG(MERCHANDISE INVENTORY)

SISTEM PENCATATAN :- INVENTARISASI PERIODIK / METODE FISIK- PERPETUAL / BALANCE PERMANEN

METODE FISIK :- PEMBELIAN : DICATAT PADA PERKIRAAN “PEMBELIAN” SEBESAR HARGA POKOKNYA

- PENJUALAN : DICATAT PADA PERKIRAAN “PENJUALAN” SEBESAR HARGA JUAL

BARANG YANG DIBELI UNTUK DIJUAL KEMBALI

Page 24: P E R S E D I A A N

- HARGA POKOK PENJUALAN :PERSEDIAAN AWAL Rp. XXXPEMBELIAN BERSIH Rp. XXX +PERSED.BRG U/ DIJUAL Rp. XXXPERSEDIAAN AKHIR Rp XX –HARGA POKOK PENJUALAN Rp. ……

- PERK.”PERSEDIAAN BRG.DAG” DIGUNAKAN UNTUK MENCATAT JUMLAH PERSEDIAAN PADA AWAL / AKHIR PERIODE SESUAI HASIL INVENTARISASI- PERLU ADJUSTMENT PADA AKHIR PERIODE AKUNTANSI AJE : MENIADAKAN PERSEDIAAN AWAL :

IKHTISAR L/RPERSEDIAAN BRG. DAG (AWAL

MENAMPAKKAN PERSEDIAAN AKHIR :PERSEDIAAN BRG. DAG (AKHIR)

IKHTISAR L/R

Page 25: P E R S E D I A A N

METODE PERPETUAL- PERK. “PERSEDIAAN BRG.DAG.” DIGUNAKAN UNTUK MENCATAT SETIAP TERJADI MUTASI PERSEDIAAN- TRANSAKSI PENJUALAN – 2 AYAT JURNAL : 1. MENCATAT HASIL PENJUALAN 2. MENGKREDIT PERSEDIAAN SBESAR HARGA POKOKNYA- TIDAK PERLU ADJUSMENT PADA AKHIR PERIODE AKUNTANSI

PENETAPAN HARGA POKOK PENJUALAN :- METODE RATA-RATA- METODE FIFO- METODE LIFO

NILAI AKHIR PERSEDIAAN : LOWER COST OR MARKET

HARGA TAKSIRAN : - METODE LABA KOTOR - METODE ECERAN

Page 26: P E R S E D I A A N

PENCATATANTransaksi Prepetual Periodik

Pembelian Persediaan xx Kas/Hut xx

Pembelian xx Kas/Hut xx

Retur pembelian& pot harga

Hutang xx Persediaan xx

Hutang xx Retur Pemb xx

Biaya Angkut Persediaan xx Kas xx

Bi. Angkut xx kas xx

Page 27: P E R S E D I A A N

Pembayaran Hutang xx Kas xx Persed xx

Hutang xx Kas xx Pot pemb xx

Penjualan Kas/Piut xx Penjualan xxHPPenj xx Persed xx

Kas/Piut xx Penjualan xx

Retur penj & pot harga

Retur penj xx Piutang xxPersediaan xx HPPenj xx

Retur penj xx Piutang xx

Page 28: P E R S E D I A A N

Pelunasan/Penerimaan kas

Kas xxPot Penj xx Piutang xx

Kas xxPot Penj xx Piutang xx

Page 29: P E R S E D I A A N

PENETAPAN HARGA POKOKSISTEM PERIODIK

• RATA-RATA• Misal:

Unit HP/Unit H.Pokok1/1 Persd aw 100 Rp.10 Rp. 100012/4 Pembel 200 Rp.11 Rp. 220020/9 Pembel 300 Rp.12 Rp. 360029/11Pembel 400 Rp.13 Rp. 5200

1000 Rp.12.000Harga pokok rata2 Rp.12.000 = Rp.12

1000Persed akhir diket = 450 unitNilai Persediaan akhir = 450 x Rp.12 = Rp. 5400

Page 30: P E R S E D I A A N

• Harga pokok Penjualan:• Persediaan awal Rp. 1.000• Pembelian Rp. 11.000• Persed siap dijual Rp. 12.000• Persed akhir Rp. 5.400• Harga Pokok Penj Rp. 6.600

Page 31: P E R S E D I A A N

FIFO (First In First Out)• Harga Pokok Persed akhir:

Unit HP/U H.Pokok29/11 400 Rp.13 Rp.5.20020/9 50 Rp.12 Rp. 600

450 Rp.5.800H.Pokok PenjualanPersediaan tersedia dijual Rp.12.000Persediaan akhir Rp. 5.800H.Pokok Penjualan Rp. 6.200

Page 32: P E R S E D I A A N

LIFO (Last In First Out)• Harga Pokok Persediaan akhir

Unit HP/U H. Pokok1/1 100 Rp.10 Rp.1.00012/4 200 Rp.11 Rp.2.20020/9 150 Rp.12 Rp.1.800

450 Rp.5.000H.P.Penjualan:Persediaan tersedia dijual Rp.12.000Persediaan akhir Rp. 5.000H.P.Penjualan Rp. 7.000

Page 33: P E R S E D I A A N

Perpetual Inventory CostsPerpetual Inventory CostsInventory cost data to demonstrate Inventory cost data to demonstrate FIFO and LIFO Perpetual SystemsFIFO and LIFO Perpetual Systems

Cost ofCost ofMdse. SoldMdse. Sold

Item 127B Units Cost Price Jan. 1 Inventory 10 $20

4 Sale 7 $3010 Purchase 8 2122 Sale 4 3128 Sale 2 3230 Purchase 10 22

Page 34: P E R S E D I A A N

METODE RATA-RATA BERGERAK

NAMA BARANG KODE TGL

Q HP TOT Q HP TOT Q HP TOT1-Jan 10 20 2004-Jan 7 20 140 3 20 60

10-Jan 8 21 168 11 20.7 22822-Jan 4 20.7 82.8 7 20.7 14528-Jan 2 20.7 41.5 5 20.7 10430-Jan 10 22 220 15 21.6 324

388 HPP 264 So 324

HPP SALDOPEMBELIAN

KARTU PERSEDIAAN

Page 35: P E R S E D I A A N

METODE FIFO

NAMA BARANG KODE BARANGTGL

Q HP TOT Q HP TOT Q HP TOT1-Jan 10 20 2004-Jan 7 20 140 3 20 60

10-Jan 8 21 168 3 20 608 21 168

22-Jan 3 20 60 7 21 1471 21 21

28-Jan 2 21 42 5 21 10530-Jan 10 22 220 5 21 105

10 22 220388 HPP 263 15 So 325

HPP SALDOPEMBELIAN

KARTU PERSEDIAAN

Page 36: P E R S E D I A A N

METODE LIFOTGL

Q HP TOT Q HP TOT Q HP TOT1-Jan 10 20 2004-Jan 7 20 140 3 20 60

10-Jan 8 21 168 3 20 608 21 168

22-Jan 4 21 84 3 20 604 21 84

28-Jan 2 21 42 3 20 602 21 42

30-Jan 10 22 220 3 20 602 21 42

10 22 220388 HPP 266 15 So 322

HPP SALDOPEMBELIAN

Page 37: P E R S E D I A A N

$ 3,8002,7004,6503,920

Total $15,520$15,472$15,070

Valuation of Inventory at Valuation of Inventory at Lower-of-Cost-or-MarketLower-of-Cost-or-Market

A 400 $10.25 $ 9.50 $ 4,100 $ 3,800 B 120 22.50 24.10 2,700 2,892 C 600 8.00 7.75 4,800 4,650 D 280 14.00 14.75 3,920 4,130

Unit UnitInventory Cost Market Total Total Lower

Item Quantity Price Price Cost Market C or M

The market decline based on individual items ($15,520 – $15,070) = $450

Page 38: P E R S E D I A A N

Estimating Inventory CostEstimating Inventory Cost

Page 39: P E R S E D I A A N

Retail Method of Estimating Inventory CostRetail Method of Estimating Inventory Cost

Metode hrg eceran berdasarkan hubungan antara hrg pokok brg tersedia dijual dgn hrg eceran dari barang yg sama.

Harga eceran semua brg dag harus ditetapkan dan dijumlah keseluruhan.

Persediaan eceran = HP Brg tersedia dijual (hrg eceran) – penjualan bersih satu periode.

Rasio biaya = HP brg tersedia dijual HP brg tersedia dijual (eceran).

Estimasi Hrg pokok Persediaan = persediaan eceran x rasio biaya terhadap harga eceran brg tersedia dijual.

Page 40: P E R S E D I A A N

Retail Inventory MethodRetail Inventory Method

Step 1: Step 1: Menentukan rasio biaya Menentukan rasio biaya thd harga eceran.thd harga eceran.

Cost RetailMerchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000Purchases in January (net) 42,600 64,000Merchandise available for sale $62,000 $100,000

Rasio biaya thd hrg eceran =$62,000

$100,000= 62%

Page 41: P E R S E D I A A N

Retail Inventory MethodRetail Inventory Method

Step 2: Step 2: Menentukan persediaan Menentukan persediaan akhir menurut hrg eceran.akhir menurut hrg eceran.

Sales for January (net) 70,000Merchandise inventory, January 31, at retail $ 30,000

Cost RetailMerchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000Purchases in January (net) 42,600 64,000Merchandise available for sale $62,000 $100,000

Page 42: P E R S E D I A A N

Retail Inventory MethodRetail Inventory Method

Step 3: Step 3: Menghitung estimasi Menghitung estimasi persediaan akhir.persediaan akhir.

Merchandise inventory, January 31, at cost($30,000 x 62%) $18,600

Sales for January (net) 70,000Merchandise inventory, January 31, at retail $ 30,000

Cost RetailMerchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000Purchases in January (net) 42,600 64,000Merchandise available for sale $62,000 $100,000

Page 43: P E R S E D I A A N

Gross Profit Method of Estimating Gross Profit Method of Estimating Inventory CostInventory Cost

1. Prosentase Laba kotor diestimasikan dari tk aktual tahun sebelumnya yg disesuaikan dgn setiap perubahan dlm hrg pokok & hrg jual selama periode berjalan.

2. Estimasi laba kotor = tk estimasi laba kotor x aktual penjualan bersih.

3. Estimasi HP Penjualan = aktual penjualan bersih – estimasi laba kotor.

4. Estimasi Persediaan akhir = HP Brg tersedia dijual – HPPenjualan.

Page 44: P E R S E D I A A N

Merchandise inventory, January 1 $ 57,000Purchases in January (net) 180,000Merchandise available for sale Sales in January (net) $250,000Less: Estimated gross profit Estimated cost of merchandise soldEstimated merchandise inventory, January 31

($250,000 x 30%) 75,000

175,000$ 62,000

Gross Profit MethodGross Profit Method

Metode Laba kotor berguna untuk estimasi Metode Laba kotor berguna untuk estimasi persediaan pada lap keuangan bulanan atau persediaan pada lap keuangan bulanan atau

triwulanan dalam sistem persediaan periodik.triwulanan dalam sistem persediaan periodik.

$237,000