otonomi daerah di daerah indramayu

10
1 OTONOMI DAERAH DI DAERAH INDRAMAYU Pemekaran Masih Bermasalah Pemekaran suatu daerah dipandang perlu demi mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Namun, di sisi lain banyak wilayah hasil pemekaran ternyata gagal menyejahterakan warganya. Pemekaran wilayah bergulir sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan Daerah. Aturan ini memberikan panggung bagi semangat desentralisasi yang meminimalkan campur tangan pusat, dalam pengelolaan sumber daya alam, keuangan daerah, termasuk pemilihan kepala daerah. Selama tahun 1999-2004 tercatat terbentuk 148 daerah otonom baru. Namun, regulasi itu menyimpan kelemahan, antara lain tak tegas mengatur tata cara pembentukan daerah baru. Akibatnya, banyak daerah pemekaran bermasalah karena mengabaikan studi kelayakan potensi daerah dan kemampuan ekonomi. Aturan pemerintahan daerah ini direvisi melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang diturunkan dalam PP Nomor 78 Tahun 2007. Peraturan yang baru ini lebih tegas. Selain persetujuan DPRD, usulan pemekaran daerah harus melampirkan dokumen aspirasi masyarakat, hasil kajian, dan peta wilayah calon daerah baru. Selain itu, kriteria dasar kelulusan juga ditambah, tak hanya mendasarkan pada total skor penilaian, tetapi juga hasil studi kelayakan keuangan yang komprehensif. Hasilnya? UU baru itu tetap sulit membendung pemekaran. Sebanyak 63 daerah otonom baru terbentuk dalam rentang waktu 2005-2009. Hingga akhir 2009 daerah otonom seluruhnya menjadi 399 kabupaten, 98 kota, dan 33 provinsi. Masuk akal jika kemudian penundaan (moratorium) pemekaran wilayah akhirnya diserukan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono, dan berlaku efektif pada 2010. Moratorium memang tepat. Kajian Litbang Kompas menunjukkan penurunan kondisi sosial ekonomi masyarakat di tiga dari setiap lima daerah pemekaran. Dari 140 daerah pemekaran yang dikaji selama periode 2005-2008, 62 persen atau 87 daerah indeksnya tercatat menurun meski ini bukan mutlak

Upload: winma-elonesa-agarisa

Post on 20-Feb-2016

84 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

TRANSCRIPT

Page 1: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

1

OTONOMI DAERAH DI DAERAH

INDRAMAYU

Pemekaran Masih Bermasalah

Pemekaran suatu daerah dipandang perlu demi mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat.

Namun, di sisi lain banyak wilayah hasil pemekaran ternyata gagal menyejahterakan warganya.

Pemekaran wilayah bergulir sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang

Persyaratan Pembentukan Daerah. Aturan ini memberikan panggung bagi semangat desentralisasi yang

meminimalkan campur tangan pusat, dalam pengelolaan sumber daya alam, keuangan daerah, termasuk

pemilihan kepala daerah. Selama tahun 1999-2004 tercatat terbentuk 148 daerah otonom baru.

Namun, regulasi itu menyimpan kelemahan, antara lain tak tegas mengatur tata cara pembentukan daerah

baru. Akibatnya, banyak daerah pemekaran bermasalah karena mengabaikan studi kelayakan potensi

daerah dan kemampuan ekonomi.

Aturan pemerintahan daerah ini direvisi melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, yang diturunkan dalam PP Nomor 78 Tahun 2007. Peraturan yang baru ini lebih tegas. Selain

persetujuan DPRD, usulan pemekaran daerah harus melampirkan dokumen aspirasi masyarakat, hasil

kajian, dan peta wilayah calon daerah baru. Selain itu, kriteria dasar kelulusan juga ditambah, tak hanya

mendasarkan pada total skor penilaian, tetapi juga hasil studi kelayakan keuangan yang komprehensif.

Hasilnya? UU baru itu tetap sulit membendung pemekaran. Sebanyak 63 daerah otonom baru terbentuk

dalam rentang waktu 2005-2009. Hingga akhir 2009 daerah otonom seluruhnya menjadi 399 kabupaten,

98 kota, dan 33 provinsi. Masuk akal jika kemudian penundaan (moratorium) pemekaran wilayah

akhirnya diserukan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono, dan berlaku efektif pada 2010.

Moratorium memang tepat. Kajian Litbang Kompas menunjukkan penurunan kondisi sosial ekonomi

masyarakat di tiga dari setiap lima daerah pemekaran. Dari 140 daerah pemekaran yang dikaji selama

periode 2005-2008, 62 persen atau 87 daerah indeksnya tercatat menurun meski ini bukan mutlak

Page 2: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

2

fenomena daerah pemekaran. Secara keseluruhan, kondisi minim terjadi di 277 daerah otonom atau

mencakup 64 persen dari daerah pemekaran, induk ataupun daerah yang belum dimekarkan.

Yang patut dicermati adalah sekitar sepertiga daerah ”tidak berprestasi” itu justru dijumpai di Jawa. Di

luar Jawa, terjadi di Sumatera dan Kalimantan.***

Keadaan Geografis Dan Topografi

Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu terletak pada 107° 52 ° - 108° 36 ° Bujur

Timur dan 6° 15 ° - 6° 40 ° Lintang Selatan. Sedangkan berdasarkan topografinya sebagian besar

merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 %. Keadaan ini

berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi

genangan air. Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa dan memiliki 10 kecamatan

dengan 35 desa yang berbatasan langsung dengan laut dengan panjang garis pantai 114,1 Km.

Iklim

Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa membuat suhu

udara di kabupaten ini cukup tinggi yaitu Celcius- 28 ° Celcius.°berkisar antara 18 Sementara rata-rata

curah hujan sepanjang tahun 2006 adalah sebesar 61,06 mm. Adapun curah hujan tertinggi terjadi di

Kecamatan Kertasemaya kurang lebih sebesar 70 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 2491hari, sedang

curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Pasekan kurang lebih sebesar 55 mm dengan jumlah hari hujan

tercatat 683 hari.

Penggunaan Tanah

Luas wilayah Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha terdiri atas 110.877 Ha tanah sawah (54,35%)

dengan irigasi teknis sebesar 72.591 Ha, 11.868 Ha setengah teknis 4.365 Ha irigasi sederhana PU dan

3.129 Ha irigasi non PU sedang 18.275 Ha diantaranya adalah sawah tadah hujan. Sedang luas tanah

kering di Kabupaten Indramayu tercatat seluas 93.134 Ha atau sebesar 45,65%. Bila dibandingkan dengan

luas areal tanah sawah di tahun 2005 yakni 110.548 Ha tanah sawah atau 54,19% dari luas wilayah maka

dapat terlihat kecenderungn perubahan penggunaan lahan.

SEJARAH

Sejarah Kabupaten Indramayu

Page 3: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

3

Sejarah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bengelen Jawa Tengah bernama Raden Wiralodra

yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran, dalam tapa baratanya di kaki Gunung

Sumbing mendapat wangsit

"Hai Wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kearah matahari

terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah disana, berhentilah dan tebanglah belukar

secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur

dan makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah disana.

R. Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain dengan

pendiri pedukuhan dimaksud adalah Nyi Endang Darma yang cantik dan sakti, Aria Kemuning putra Ki

Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum /

Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, Pangeran Guru, seorang

pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragan dengan 24 muridnya. Pedukuhan tersebut

berkembang dan diberi nama "Darma Ayu" oleh R. Wiralodra yang diambil dari nama seorang wanita

yang dikagumi karena kecantikan dan tkesaktiannya "Nyi Endang Darma", serta dapat diartikan

"Kewajiaban Yang Utama" atau "Tugas Suci". Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama "Darma Ayu" yang

kemudian berubah menjadi "Indramayu", setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1527,

diproklamirkan berdirinya oleh R. Wiralodra pada hari Jumat Kliwon tanggal 1 Muharram 934H atau 1

Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut resmi sebagai Hari Jadi

Indramayu.

Setelah 1527, Daerah Indramayu terbagi dalam tiga propinsi meliputi :

Propinsi Singapura, meliputi sebelah timur sampai Sungai Kamal.

Propinsi Rajagaluh, meliputi daerah tengah sampai Jati tujuh.

Propinsi Sumedang, meliputi bagian barat sampai Kandanghaur.

Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat

sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada masa ini berada dalam kekuasaan

kerajaan Demak. Tahun 1546 menjadi bagian kesultanan Cirebon.

Tahun 1615 sebelah timur Sungai Cimanuk menjadi bagian keultanan Cirebon dan bagian baratnya

Termasuk dalam wilayah kerajaan Mataram.

Page 4: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

4

Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat

sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada zaman kompeni menjadi ajang masuk

pertempuran segitiga antara kompeni, Mataran dan Banten. Tahun 1706, Indramayu jatuh kedalam

kekuasaan kompeni Belanda seluruhnya seperti halnya dengan daerah-daerah lain, Indramayu mempunyai

perjalanan yang sama berada dalam kekuasaan penjajahan.

VISI dan MISI

VISI

Terwujudnya Masyarakat Indramayu yang Religius, Tangguh dan Sejahtera Dalam Suasanan Kehidupan

yang Aman, Tertib dan Damai serta Tatanan Daerah yang Makmur, Lestari dan Mandiri".

MISI

a. Pengembangan Sumber Daya Manusia.Pengembangan sumber daya manusia ditujukan untuk

membangun masyarakatyang tangguh dan sejahtera. Adapun kriterianya meliputi integritas masal, taraf

pendidikan, derajat kesehatan, klasifikasi ketenaga kerjaan serta tingkat pendapatan penduduk.

b. Penegakan Keamanan dan KetertibanKeamanan dan ketertiban merupakan prasyarat bagi

perkembangan daerah. Selain itu, keamanan dan ketertiban merupakan cerminan masyarakat yang

sejahtera. Ancaman terhadap keamanan dan ketertiban antara lain ditandai intensitas kriminalitas dan

kerusuhan warga serta pelanggaran ketertiban umum yang meluas.

c. Penataan Perekonomian MasyarakatPerekonomian daerah merupakan cerminan kesejahteraan

masyarakat dan kemakmurandaerah. Kondisi ekonomi daerah dapat dikenali secara struktural, meliputi

sistem produksi, distribusi dan kelembagaan tingkat pengangguran kemiskinan dan migrasi penduduk,

serta kondisinitas iklim usaha.

d. Pengembangan Wilayah TerpaduPengembangan wilayah terpadu diarahkan untuk menciptakan sinergi

pertumbuhan wilayah, melestarikan lingkungan serta mewujudkan pemukiman sehat, asri dan nyaman.

Page 5: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

5

Pengembangan wilayah terpadu mencakup aspek ketatanegaraan, pemukiman dan prasarana serta

lingkungan hidup.

e. Penyelenggaraan Pemerintah bebas KKN Pemerintah yang baik ditandai penyelenggaraan

pemerintahan yang baik ditandai penyelenggaraan pemerintahan yang bebas dari praktek kolusi, korupsi

dan nepotisme (KKN). Dalam kaitan itu penerapan azas keterbukaan (transparansi) dan keterukuran

(akuntabilitas) perlu dilaksanakan secara konsisten pada setiap aspek pemerintahan. Sealin itu partisipasi

masyarakat sepatutnya menjadi tumpuan utama.

f. Pengembangan Sistem Pelayanan Prima Sistem pelayanan prima merupakan salah satu kriteria

pemerintahan yang bebas dari praktek KKN. Dalam kaitan itu penerapan prinsip pelayanan yang mjudah,

murah, pasti, adil dan merata perlu dilaksanakan secara lebih konsisten. Dalam hal ini keterlibatan

masyarakat swasta perlu dikembangkan lebih luas untuk berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pelayanan umum tersebut.

g. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah di era otonomi daerah dituntut mampu

mengoptimum Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pembiayaan maupun pembangunan.

Lambang dan Arti Logo

Perisai, sebagai senjata perang dengan latar belakang warna biru melambangkan rasa aman, ulet dan

penuh kesungguhan dalam membangun daerah.

Tulisan “Darma Ayu'' berasal dari nama Nyi Endang Darma yang ayu yaitu orang kedua pendiri

lndramayu, jadi nama lndramayu berasal dari Darma Ayu. Warna merah pada tulisan “Darma Ayu''

dengan latar . belakang warna putih melambangkan Nyi Endang Darma adalah wanita yang berani dalam

membela kesucian dan kebenaran.

Tali yang mengikat melingkar bulatan dan ujungnya melambangkan hubungan yang erat antara

pemerintah dan masyarakat.

Ditengah-tengah peisai ada bulatan yang melambangkan tekad persatuan dan kesatuan dari segenap

lapisan. Warna hijau pada bulan melambangkan kesuburan daerah yang memberikan kemakmuran

penduduk.

Pada bulatan terdapat gambar - gambar:

Page 6: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

6

· Cakraa dalah senjata peninggalan .Raden Aria Wiralodra pendiri Indramayu yang melambangkan

kewibawaan dan kesentosaan.

· Bintangbersudut lima berwarna kuning emas

- Bintang melambangkan ketuhanan yang Maha Esa

- Bersudut lima melambangkan falsafah negara

- Warna kuning emas melambangkan kedaulatan.

· Padi, mangga, perahu, laut dan sungai cimanukmelambangkan seumber kehidupan rakyat Indramayu

· Garis gelombang sungai cimanuk berjumlah 7 (tujuh)melambangkan tanggal lahir indramayu.

· Garis gelombang laut berjumlah 10 (sepuluh)melambangkan bulan kelahiran lndramayu

· Biji padi setiap sisi berjumlah 15 (limabelas) dibawah dan 27 (dua puluh tujuh) diatas,

melambangkan tahun kelahiran lndramayu yaitu 1527.

· Selendanq warna kuning emaspusaka Nyi Endang Darma, melambangkan pemerintahan daerah yang

berwibawa dan demokratis yang senantiasa membela kepentingan rakyat daerah dan negara.

· Tulisan ''Mulih Harja''merupakan motto juang rakyat lndramayu yang di petik dari prasasti Aria

Wiralodra dan tulisan ditengah selendang dengan warna hitam yang berarti suatu saat nanti lndramayu

akan kembali makmur.

POTENSI DAN PERANAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

DI KABUPATEN

Tuntutan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah semakin besar berbarengan dengan semakin

banyaknya pelimpahan dari kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Transfer keuangan

yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah melalui dana perimbangan jumlahnya

relatif memadai dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, walaupun begitu pemerintah daerah

diharuskan lebih kreatif untuk menggali secara maksimal sumber-sumber pembiayaan daerah yang

Page 7: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

7

potensial dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya karena hal ini sangat membantu dalam

meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam penggunaan anggaran pendapatan dan belanja

daerahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi pendapatan asli daerah dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah di kabupaten Indramayu dan bagaimana peranan pendapatan asli

daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di kabupaten Indramayu. Jenis penelitian ini

menggunakan jenis penelitian empiris, yaitu suatu penelitian yang meneliti dan menelaah kondisi dan

situasi sosial kemasyarakatan di mana hukum itu diterapkan. Sifat analisisnya bersifat deskriptif artinya

peneliti memberikan gambaran atas subjek dan objek yang diteliti sebagaimana hasil penelitian yang

dilakukannya. Adapun pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan

pelaksanaan pemungutannya dilakukan oleh unit kerja atau dinas-dinas terkait. Penelitian yang dilakukan

antara tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan, hal ini merupakan potensi yang cukup

membanggakan sehingga dapat berperan serta dalam pencapaian program pembangunan dengan visi

Indramayu Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera (REMAJA)

STUDI PEMEKARAN WILAYAH PADA KECAMATAN

KERTASEMAYA KABUPATEN INDRAMAYU JAWA

BARAT.

Sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pembentukan

suatu Daerah Otonom baru, dimungkinkan dengan memekarkan Daerah dan harus memenuhi syarat-

syarat kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah,

dan perimbangan yang lain yang memungkinkan terselenggaranya Otonomi Daerah (pasal 5 (4),

pembentukan daerah ), termasuk dalam hal ini Pemekaran Wilayah di Kabupaten Indramayu.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui terjadinya proses pemekaran wilayah yang terjadi di Kecamatan Kertasemaya Kabupaten

Indramayu.

Page 8: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

8

2.Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Kabupaten Indramayu dalam proses

pemekaran wilayah Kecamatan Kertasemaya.

3. Untuk mengetahui dampak dari proses pemekaran wilayah tersebut terhadap masyarakat.

Penelitian ini merupakan Pendekatan penelitian analisa Deskriptif kualitatif, data dikumpulkan dengan

observasi/pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data terdiri dari sumber data primer yaitu

diperoleh secara langsung dan sumber data skunder. Teknik Analisis data dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif, dimana peneliti berusaha menemukan permasalahan dan mencari jalan keluar atau

pemecahan masalah yang dihadapi sehingga mendapatkan suatu kesimpulan yang berguna bagi

perusahaan dalam melaksanakan strategi pemasaran tersebut. Dengan langkah reduksi data, penyajian

data dan Menarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa:

1). Latar belakang dilakukannya pemekaran wilayah Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu

karena wilayah sangat luas dan jumlah penduduk yang besar, hal ini memberikan dampak kurang

efektifnya pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.

2). Pemekaran wiayah Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu dilaksanakan berdasarkan hasil

kesepakatan bersama antara tokoh masyarakat, pemuda, LSM, dan Badan Perwakilan Desa.

3). Kendala atau permalahan yang dihadapi sehubungan dengan pemakaran wilayah Kecamatan

Kertasemaya antara laindalah:

a). Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia didalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan kaitan dengan otonomi daerah.

b). Berdampak kurangnya pendapatan yang diterima oleh Kecamatan Kertasemaya,dan

c). Munculnya perubahan-perubahan didalam kehidupan masyarakat karena akan menimbulkan adanya

perubahan peraturan.

Untuk itu maka:

1). Perlu Peningkatkan kemampuan sumber daya manusia, karena merupakan faktor yang esensial dalam

penyelenggaraan Pemerintah, Pembangunan dan Pelayanan Publik.

2). Perlu meningkatkan Partisipasi Aktif Masyarakat.

Page 9: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

9

3). Perlu Meningkatkan Kemampuan Organisasi dan Manajemen.

4). Perlu dilakukan pembinaan kemitraan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Otonomi daerah diberlakukan pada setiap daerah. Otonomi tersebut memberi daerah kewenangan untuk

mengatur rumah tangganya sendiri. Pemberian kewenangan otonomi dari pemerintah pusat kepada daerah

adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri. Otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan di daerah.

Otonomi daerah dapat terlaksanan sesuai dengan tujuan tersebut maka kepada daerah perlu diberikan

wewenang-wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah

tangganya dengan segala kelebihan dan kekurangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah. Penerapan otonomi daerah telah membuka peluang daerah provinsi, daerah

kabupaten/kota untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya membangun daerah guna

mengimplementasikan makna otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Desa juga mempunyai otonomi sendiri. Otonomi desa adalah otonomi yang asli, otonomi desa sudah

lebih awal diterapkan dibandingkan dengan penerapan otonomi daerah karena desa adalah salah satu

bentuk pemerintahan yang tertua. Penerapan otonomi bisa dilihat dengan keberadaan desa, keberadaan

desa sendiri telah ada sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia ini. Desa sudah berdiri walaupun

pada masa itu keberadaan desa masih sangat tradisional atau sederhana belum maju seperti sekarang ini.

Selain itu juga dapat dilihat dari segi pemerintahannya desa lebih unggul atau awal dalam menerapkan

sistem demokrasi secara langsung dengan diadakannya pemilihan Kuwu/Kepala Desa secara langsung.

Bagian otonomi desa sekretariat daerah kabupaten indramayu berdasarkan Peraturan Daerah kabupaten

indramayu Nomor : 19 Tahun 2002 tentang Penataan dan Pembentukan Lembaga Perangkat Daerah

Kabupaten Indramayu dan Keputusan Bupati Nomor : 25 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Daerah kabupaten indramayu bagian otonomi desa, mempunyai tugas pokok: Melaksanakan

penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan penyelenggaraan tata otonomi desa, pamong dan

administrasi desa, pengembangan dan lembaga desa serta pendapatan dan kekayaan desa.

Secara umum terdapat suatu persoalan yaitu mengenai pembinaan aparatur pemerintah desa. Kondisi

yang dimaksud adalah adanya sikap dan mental yang kurang baik di dalam melaksanakan suatu

demokrasi ditingkat desa, seperti dalam rangka pemilihan kepala desa/kuwu banyak sekali terlihat

kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh masing-masing kandidat untuk mendapatkan simpatik dari

Page 10: Otonomi Daerah Di Daerah Indramayu

10

masyarakat. Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan adanya pembinaan kepada aparatur pemerintah desa

atau pamong praja agar hal-hal tersebut dapat diperbaiki.

Selain itu juga ada beberapa masalah yang ditemukan pada aparatur pemerintah desa, antara lain:

1. keterbatasan tingkat kemampuan/keterampilan aparatur pemerintah desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, kondisi tersebut akan mengakibatkan: terbatasnya

kemampuan mengembangkan idealisme, terbatasnya kemampuan menjabarkan kebijakan dari tingkat

atas, kurangnya mengusai terhadap ketentuan/peraturan yang berlaku.

2. kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa (krisis kepemimpinan), disebabkan

karena: keterbatasan pengetahuan kuwu/kepala desa/pamong desa dan BPD terhadap tugas dan fungsi

(Perda-perda dan aturan yang lebih tinggi), pelayanan pamong desa yang kurang prima, masih terjadi

kesalahpahaman antara BPD dan Kuwu/Kepala Desa terhadap pelaksanaan dan tugas masing-masing.

Pemecahan atau cara mengatasi permasalahan yang terjadi maka sub bagian pamong desa dan

administrasi desa menyelenggarakan: Pertama, pelatihan dan pembekalan bagi para Kuwu/Kepala Desa

dan anggota BPD yang sudah terbentuk dan disahkan guna menerima petunjuk teknis yang menyangkut

penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan Udang-undang Nomor 32 tahun 2004 serta peraturan

daerah yang sudah diundangkan pada lembaran daerah maupun kebijakan dari pemerintah kabupaten

indramayu. Kedua, diberikan pemantapan tugas dan fungsi berdasarkan perda-perda dan aturan yang lebih

tinggi sehingga diharapkan terjadinya sinergitas kinerja antara Kuwu dan BPD. Ketiga, disarankan kepada

pamong desa/Kuwu agar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat jangan terlalu ditunda-tunda

dan diberiakan buku-buku mengenai administrasi pemerintahan desa sesuai petunjuk Kepmendagri demi

meningkatkan pelayanan.