otitis media akut

14
BAB I PENDAHULUAN OMA merupakan penyakit yang cukup sering kita temukan di praktek kedokteran sehari-hari. OMA merupakan peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid kurang dari 3 minggu 1 . Otitis Media Akut (OMA) merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masa anak-anak 9 . Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta anak-anak mengalami serangan OMA pada 2 tahun pertama kehidupannya 5 . Insidens tertinggi kasus OMA yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah pada umur 6 sampai dengan 20 bulan 4 . Tiga puluh tiga persen anak akan mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMA pada usia 3 tahun pertama. Terdapat 70% anak usia kurang dari 15 tahun pernah mengalami satu episode OMA 6 . Sembilan belas persen hingga 62% anak-anak mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMA dalam tahun pertama kehidupannya dan sekitar 50-84% anak-anak mengalami paling sedikit satu episode OMA ketika ia mencapai usia 3 tahun. Di Indonesia 30,2%. dijumpai pada anak-anak yang berumur kurang dari 2 tahun. Anak-anak yang berumur 2 sampai dengan 5 tahun adalah sebanyak 23,3%. Golongan umur 5 sampai dengan 12 tahun adalah 1

Upload: yoga-wirawan

Post on 14-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

OMA

TRANSCRIPT

Page 1: Otitis Media Akut

BAB I

PENDAHULUAN

OMA merupakan penyakit yang cukup sering kita temukan di praktek

kedokteran sehari-hari. OMA merupakan peradangan sebagian atau seluruh mukosa

telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid kurang dari 3

minggu1.

Otitis Media Akut (OMA) merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masa

anak-anak9. Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta anak-anak

mengalami serangan OMA pada 2 tahun pertama kehidupannya5. Insidens tertinggi

kasus OMA yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah pada umur 6 sampai dengan

20 bulan4. Tiga puluh tiga persen anak akan mengalami sekurang-kurangnya satu

episode OMA pada usia 3 tahun pertama. Terdapat 70% anak usia kurang dari 15

tahun pernah mengalami satu episode OMA6. Sembilan belas persen hingga 62%

anak-anak mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMA dalam tahun pertama

kehidupannya dan sekitar 50-84% anak-anak mengalami paling sedikit satu episode

OMA ketika ia mencapai usia 3 tahun. Di Indonesia 30,2%. dijumpai pada anak-anak

yang berumur kurang dari 2 tahun. Anak-anak yang berumur 2 sampai dengan 5

tahun adalah sebanyak 23,3%. Golongan umur 5 sampai dengan 12 tahun adalah

paling tinggi yaitu 32,6%. Anak-anak yang berumur 12 sampai dengan 18 tahun

adalah 4,7% dan bagi yang berumur 18 tahun ke atas adalah 9,2% 3.

Di Finlandia Utara, ditemukan faktor resiko menderita OMA meliputi anak-anak

usia kurang dari 6 tahun, jenis kelamin laki-laki, kurangnya asupan air susu ibu

(ASI), lingkungan merokok7. Otitis media pada anak-anak sering diakibatkan oleh

ISPA8. Kecenderungan menderita OMA pada anak-anak berhubungan dengan belum

matangnya sistem imun, karena anatomi tuba Eustachius yang masih relatif pendek,

lebar dan letaknya lebih horizontal1.

1

Page 2: Otitis Media Akut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Otitis media akut adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,

tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid kurang dari 3 minggu.1

2.2. Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab utama terjadinya OMA ini adalah karena masuknya mikroba ke dalam

telinga tengah yang seharusnya steril, dikarenakan oleh mekanisme pertahanan tubuh

(seperti silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibodi) terganggu. Gangguan

mekanisme pertahanan tubuh ini paling sering terjadi karena sumbatan dari tuba

eustachius1.

Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur (lebih sering terjadi pada anak-

anak), jenis kelamin (lebih sering pada laki-laki), ras, faktor genetik, status

sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula,

lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital

yang menyebabkan gangguan fungsi tuba, status imunologi dimana sistem imunnya

menurun, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba

Eustachius, tuba Eustachius immatur dan lain-lain4. Pada anak lebih sering teradi

karena pada anak tuba eustachius nya pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal1.

Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus

hemolitikus, stafilokokus aeureus, pneumokokus. Kadang – kadang ditemukan juga

Haemofilus influenza, E.coli, Streptococus anhemolitikus, proteus vulgaris, dan

pseudomonas aeruginosa. Hemofillus influenza sering ditemukan pada anak usia

dibawah 5 tahun1.

2.3. Patofisiologi

Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga

kesterilan telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba eustachius

2

Page 3: Otitis Media Akut

sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusanya adalah infeksi saluran

nafas atas. Infeksi saluran nafas bagian atas menyebabkan penyumbatan pada tuba

eustachius sehingga terjadi gangguan ventilasi tuba yang menyebabkan terjadinya

tekanan negatif pada telinga tengah akibat absorpsi udara oleh mukosa telinga tengah,

yang menyebabkan retraksi dari membran timpani lalu terjadi pula respon inflamasi

yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah di membran timpani, protein plasma

keluar dan terkumpulnya cairan yang menyebabkan efusi serta edema dan selanjutnya

bila fungsi tuba tetap terganggu dan adanya infiltrasi kuman patogen dari nasofaring

dan rongga hidung akan menimbulkan supurasi. Akumulasi cairan yang terus menerus

menyebabkan membran timpani menonjol sehingga dapat menyebabkan perforasi

membran timpani1.

2.4. Manifestasi Klinis

Gejala klinik otitis media akut tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.

Keluhan yang biasanya timbul adalah otalgia, otorea, pendengaran berkurang, rasa

penuh di telinga, demam. Pada anak-anak biasanya timbul keluhan demam, anak

gelisah dan sulit tidur, diare, kejang, kadang-kadang anak memegang telinga yang

sakit. Stadium otitis media akut berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah terdiri

dari1 :

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya gambaran retraksi

membran timpani akibat tekanan negatif didalam telinga tengah, karena

adanya absorpsi udara. Posisi malleus menjadi lebih horizontal, refleks

cahaya juga berkurang, edema yang terjadi pada tuba eustachius juga

menyebabkannya tersumbat. Kadang-kadang membrane timpani tampak

normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak

dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa

yang disebabkan oleh virus atau alergi1.

3

Page 4: Otitis Media Akut

2. Stadium Hiperemis (presupurasi)

Pada stadium ini tampak seluruh membran timpani hiperemis serta

edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang

serosa sehingga sukar terlihat1. Hiperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang

berkepanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik.

Proses inflamasi terjadi di telinga tengah dan membran timpani menjadi

kongesti. Stadium ini merupakan tanda infeksi bakteri yang menyebabkan

pasien mengeluhkan otalgia, telinga rasa penuh dan demam. Pendengaran

mungkin masih normal atau terjadi gangguan ringan, tergantung dari

cepatnya proses hiperemis. Hal ini terjadi karena terdapat tekanan udara

yang meningkat di kavum timpani. Gejala-gejala berkisar antara dua belas

jam sampai dengan satu hari.10

Gambar 1. Membran Timpani Hiperemis

3. Stadium Supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel

epitel superfisial, serta terbentuknya sekret eksudat yang purulen di kavum

timpani menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang

telinga luar.

Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat,

serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum

timpani tidak berkurang maka terjadi iskemia akibat tekanan pada kapiler-

4

Page 5: Otitis Media Akut

kapiler, kemudian timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil serta nekrosis

pada mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat

sebagai daerah yang lembek dan berwarna kekuningan atau yellow spot. Di

tempat ini akan terjadi ruptur1.

Gambar 2. Membran Timpani Bulging dengan Pus Purulen

4. Stadium Perforasi

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau

virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membrane timpani

dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar, sekret yang

keluar terlihat seperti berdenyut. Anak-anak yang tadinya gelisah sekarang

menjadi tenang, suhu badan turun dan anak-anak dapat tidur nyenyak1.

Gambar 3. Membran Timpani Perforasi

5

Page 6: Otitis Media Akut

5. Stadium Resolusi

Stadium terakhir dari OMA. Bila membran timpani tetap utuh maka

keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali bila sudah

terjadi perforasi, kemudian sekret akan berkurang dan akhirnya kering.

Pendengaran kembali normal. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi

kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.

Otitis media akut dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis

media serosa bila sekret menetap di cavum timpani tanpa terjadinya

perforasi. Apabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut

menjadi otitis media supuratif kronik. Kegagalan stadium ini berupa

perforasi membran timpani menetap, dengan sekret yang keluar secara

terus-menerus atau hilang timbul1.

2.5. Diagnosis

Kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut4, yaitu:

1 Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.

2 Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga

tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut,

seperti menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak

ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan cairan di belakang

membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.

3 Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan

adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau eritema pada

membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan

aktivitas normal4.

Keparahan OMA dibagi kepada dua kategori, yaitu ringan-sedang, dan berat.

Kriteria diagnosis ringan-sedang adalah terdapat cairan di telinga tengah, mobilitas

membran timpani yang menurun, terdapat bayangan cairan di belakang membran

timpani, membran timpani yang membengkak, dan otore yang purulen. Selain itu,

juga terdapat tanda dan gejala inflamasi pada telinga tengah, seperti demam, otalgia,

6

Page 7: Otitis Media Akut

gangguan pendengaran, tinitus, vertigo dan kemerahan pada membran timpani. Tahap

berat meliputi semua kriteria tersebut, dengan tambahan ditandai dengan demam

melebihi 39,0°C, dan disertai dengan otalgia yang bersifat sedang sampai berat11.

2.6. Diagnosis Banding

1. Otitis eksterna

2. Otitis media efusi

3. Eksaserbasi akut otitis media kronik

4. Infeksi saluran napas atas

OMA dapat dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai

OMA. Efusi telinga tengah (middle ear effusion) merupakan tanda yang ada pada

OMA dan otitis media dengan efusi. Efusi telinga tengah dapat menimbulkan

gangguan pendengaran.

Tabel 1. Perbedaan Gejala dan Tanda Antara OMA dan Otitis Media dengan Efusi

7

Page 8: Otitis Media Akut

2.7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tergantung pada stadium penyakitnya :

1. Stadium oklusi

Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba eustachius sehingga

tekanan negatif di telinga tengah hilang dengan diberikan :

- Obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% dalam larutan fisiologis (anak

<12 tahun) atau HCL efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk

anak di atas 12 tahun atau dewasa.

- Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika bila

penyebabnya kuman.

2. Stadium hiperemis (presupurasi)

- Antibiotik (golongan penisilin atau ampisilin) selama 7 hari dengan

pemberian IM pada awalnya agar tidak terjadi mastoiditis

terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan relaps.

- Obat tetes hidung (dekongestan)

- Analgesik / antipiretik

3. Stadium supurasi

- Diberikan dekongestan, antibiotika, analgetik/antipiretik.

- Pasien harus dirujuk untuk dilakukan mirongotomi bila membran

timpani masih utuh sehingga gejala-gejala klinis cepat hilang dan

ruptur (perforasi) dapat dihindari.

4. Stadium perforasi

- Diberikan obat cuci telinga perhidrol atau H2O3 3% selama 3-5 hari

- Antibiotika yang adekuat sampai 3 minggu.

- Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri

dalam 7-10 hari.

5. Stadium resolusi

- Antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila tidak ada

perbaikan membran timpani, sekret dan perforasi1.

8

Page 9: Otitis Media Akut

Pengobatan pada anak-anak dengan kecenderungan mengalami otitis media akut

dapat bersifat medis atau pembedahan. Penatalaksanaan medis berupa pemberian

antibiotik dosis rendah dalam jangka waktu hingga 3 bulan. Alternatif lain adalah

pemasangan tuba ventilasi untuk mengeluarkan sekret terutama pada kasus-kasus

yang membandel. Keputusan untuk melakukan miringotomi umumnya berdasarkan

kegagalan profilaksis secara medis atau timbul reaksi alergi terhadap antimikroba

yang lazim dipakai2.

2.8. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi faktor resiko terutama pada anak-

anak, bisa dengan beberapa seperti : pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak,

pemberian ASI minimal 6 bulan, hindari memberi makanan atau minuman ketika

anak berbaring, hindari dari pajanan asap rokok, biasakan untuk tidak sering

mengorek-ngorek liang telinga, lindungi telinga selama penerbangan atau saat

berenang.

2.9. Prognosis dan Komplikasi

Prognosis otitis media akut adalah dubia ad bonam, biasanya gejala membaik dalam

24 jam dan dapat sembuh dalam 3 hari dengan pengobatan yang adekuat, tetapi jika

tidak diobati dengan benar, otitis media akut dapat menimbulkan komplikasi mulai

dari mastoiditis, kolesteatoma, abses subperiosteal sampai abses otak dan meningitis.

Sekarang semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada OMSK. Jika

perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari 2 bulan maka keadaan ini disebut

OMSK1.

9