otitis media akut

25
REFRAT FARMASI OTITIS MEDIA AKUT OLEH : Anisa Charismawati G.0006179 KEPANITERAAN KLINIK LAB/SMF ILMU FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2011

Upload: sekarkumalasari

Post on 29-Jun-2015

2.042 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: otitis media akut

REFRAT FARMASI

OTITIS MEDIA AKUT

OLEH :

Anisa Charismawati

G.0006179

KEPANITERAAN KLINIK LAB/SMF ILMU FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

2011

Page 2: otitis media akut

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan sebagian atau seluruh bagian

mukosa telinga tengah , tuba eusthacius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang

berlangsung mendadak yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam

telinga tengah baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari

infeksi saluran napas atas yang berulang.

Prevalensi kejadian OMA banyak diderita oleh anak-anak maupun bayi

dibandingkan pada orang dewasa tua maupun dewasa muda. Pada anak-anak makin

sering menderita infeksi saluran napas atas, maka makin besar pula kemungkinan

terjadinya OMA disamping oleh karena system imunitas anak yang belum berkembang

secara sempurna.

Tuba eusthacius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan

nasofaring yang berfungsi sebagai ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya

sekret dari nasofaring ke telinga tengah.

Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh yang terganggu, sumbatan

dan obstruksi pada tuba eusthacius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media

sehingga invasi kuman ke dalam telinga tengah juga gampang terjadi yang pada akhirnya

menyebabkan perubahan mukosa telinga tengah sampai dengan terjadinya peradangan

berat.

Page 3: otitis media akut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Otitis media akut merupakan radang infeksi atau inflamasi pada telinga tengah

oleh bakteri atau virus dengan gejala klinik nyeri telinga, demam, bahkan hingga

hilangnya pendengaran, tinnitus dan vertigo. Penyakit ini lebih sering terjadi pada

anak-anak dan umumnya berlangsung dalam waktu 3-6 minggu.

II. ETIOLOGI

Penyebab utama otitis media akut (OMA) adalah invasi bakteri piogenik ke

dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Bakteri tersering penyebab OMA

diantaranya Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pnemokokus. Selain itu

kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus influenza, Escherichia coli,

Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurogenosa.

Haemofilus influenza sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun. Infeksi

saluran napas atas yang berulang dan disfungsi tuba eustachii juga menjadi penyebab

terjadinya OAM pada anak dan dewasa.

III. INSIDENSI

Otitis media akut paling sering diderita oleh anak usia 3 bulan- 3 tahun. Tetapi

tidak jarang juga mengenai orang dewasa. Anak-anak lebih sering terkena OMA

dikarenakan beberapa hal, diantaranya :

1. Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurna

2. Tuba eusthacius anak lebih pendek, lebar dan terletak horizontal

3. Adenoid anak relative lebih besar dan terletak berdekatan dengan muara saluran

tuba eusthachii sehingga mengganggu pembukaan tuba eusthachii. Adenoid yang

mudah terinfeksi menjadi jalur penyebaran bakteri dan virus ke telinga tengah.

Page 4: otitis media akut

IV. PATOGENESIS

Faktor pencetus terjadinya OMA dapat didahului oleh terjadinya infeksi saluran

pernapasan atas yang berulang disertai dengan gangguan pertahanan tubuh oleh silia

dari mukosa tuba eusthachii,enzim dan antibodi yang menimbulkan tekanan negative

sehingga terjadi invasi bakteri dari mukosa nasofaring ke dalam telinga tengah

melalui tuba eusthachii dan menetapdi dalam telinga tengah menjadi otitis media

akut.

Ada 5 stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan pada perubahan mukosa

telinga tengah, yaitu :

1. Stadium Oklusi

Ditandai dengan gambaran retraksi membrane timpani akibat tekanan

negative telinga tengah. Kadang- kadang membrane timpani tampak normal atau

berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi sulit dideteksi.

2. Stadium Hiperemis

Tamapak pembuluh darah yang melebar di sebagian atau seluruh membrane

timpani disertai oedem. Sekret yang mulai terbentuk masih bersifat eksudat

serosa sehingga sukar dinilai.

3. Stadium Supurasi

Oedem yang hebat pada mukosa telinga tengah disertai dengan hancurnya sel

epitel superficial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani

menyebabkan membrane timpani menonjol kea rah liang telinga luar. Gejala

klinis pasien Nampak terasa sakit, nadi, demam, serta rasa nyeri pada telinga

bertambah hebat. Pada keadaan lebih lanjut, dapat terjadi iskemia akibat tekanan

eksudat purulent yang makin bertambah, tromboflebitis pada vena-vena kecil

bahkan hingga nekrosis mukosa dan submukosa.

4. Stadium Perforasi

Rupturnya membrane timpani sehingga nanah keluar dari telinga tengah ke

liang telinga luar. Kadang pengeluaran secret bersifat pulsasi. Stadium ini sering

diakibatkan oleh terlambatnya pemberian antibiotika dan tingginya virulensi

kuman.

Page 5: otitis media akut

5. Stadium Resolusi

Ditandai oleh membrane timpani yang berangsur normal hingga perforasi

membrane timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Hal ini

terjadi jika membrane timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik dan virulensi

kuman rendah.

V. DIAGNOSIS

Diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini :

1. Penyakit ini onsetnya mendadak (akut)

2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di

telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut:

a. Mengembangnya gendang telinga

b. Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga

c. Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

d. Cairan yang keluar dari telinga

3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan dengan adanya

salah satu diantara tanda berikut :

a. Kemerahan pada gendang telinga

b. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat

menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga,

berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah serta

rewel. Namun gejala-gejala ini tidak spesifik untuk OMA sehingga

diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat dengan jelas

keadaan gendang telinga/membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan

kuning dan suram serta adanya cairan berwarna kekuningan di liang telinga.

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic

(alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil

untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan

gendang telinga yang kurang dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini

Page 6: otitis media akut

dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk memperkuat diagnosis OMA.

Namun umunya OMA sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan otoskop biasa.

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan

terhadap gendang telinga). Namun pemeriksaan ini tidak dilakukan pada sembarang

anak. Indikasi perlunya timpanosentesis anatara lain OMA pada bayi berumur di

bawah 6 minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan

gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak member respon pada beberapa

pemberian antibiotic atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.

OMA harus dibedakan dengan otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai

OMA. Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut :

GEJALA DAN TANDA OMA OMA EFUSI

Nyeri telinga, demam, rewel + -

Efusi telinga tengah + +

Gendang telinga suram + +/-

Gendang yang menggembung +/- -

Gerakan gendang berkurang + +

Berkurangnya pendengaran + +

IV. PENATALAKSANAAN

1. Antibiotik

OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya.

Seikitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotic. Penggunaan antibiotic

tidak mengurangi komplikasi yang terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.

Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotic

diberikan. America Academy of Pediatric (APP) mengkatagorikan OMA yang

dapat diobservasi dan yang harus segera diterapi dengan antibiotic sebagai

berikut;

Page 7: otitis media akut

USIA DIAGNOSIS PASTI

< 6 bulan Antibiotik

6 bulan – 2 tahun Antibiotik

>2 tahun Antibiotik jika gejala berat, observasi jika gejala ringan

Gejala ringan adalah apabila nyeri telinga ringan dan demam <390C dalam 24

jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang sampai berat

atau demam 390C.

Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia 6

bulan-2 tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan atau diagnosis meragukan

pada anak di atas 2 tahun. Analgesia harus tetap diberikan selama observasi.

Pilihan pertama pemberian antibiotik pada OMA adalah dengan amoxycilin.

American Academy of Family Physicians (AAFP) menganjurkan pemberian dosis

standar 40mg/kgBB/hari pada anak dengan resiko rendah (umur >2tahun, tidak

dalam perawatan intensif, belum pernah menerima pengobatan antibiotik dalam 3

bulan terakhir). Sedangkan pemberian dosis tinggi 80mg/kgBB/hari diberikan

pada anak dengan resiko tinggi ( umur <2tahun, dalam perwatan, ada riwayat

pemberian antibiotik dalam 3 bulan terakhir serta resisten terhadap pemberian

dosis rendah amoxycilin) . Sementara itu The Centre for Disease Control and

Prevention (CDC) merekomendasikan terapi antibiotik pada OMA sebagai

berikut :

Page 8: otitis media akut

KONDISI TERAPI

Otitis media dengan penonjolan

(bulging) membrane timpani

High-dose amoxycilin

(80-100mg/kgBB/hari per oral)

selama 7 hari

Otitis media tanpa bulging

membrane timpani

Penundaan pemberian antibiotik,

(sembuh spontan)

Otitis media berulang Penundaan pemberian antibiotic,

pemberian vaksin influenza

Otitis media e.c resistensi bakteri

terhadap amoxycilin dosis tinggi

High-dose amoxycilin clavulanate

(80-90 mg/kgBB/hari per oral selama

7 hari); cefuroxime axetil (30

mg/kgBB 2 kali/hari per oral);

ceftriaxone (50mg/kg/hari IM selama

3 hari)

Penundaan antibiotik dan pengaturan pemberian antibiotik dilakukan pada

otitis media tanpa bulging karena pada otitis media jenis ini umumnya dapat

sembuh spontan tanpa pemberian antibiotik sebab pemberian antibiotic pada

kasus ini dianggap hanya akan menambah efek samping terhadap tubuh.

Pengaturan pemberian resep dapat dilakukan dengan pemberian acetaminophen

jika terjadi otalgia serta demam, dan jika setelah pemberian tersebut demam

masih berlangsung serta tidak ada perbaikan gejala klinis selama 3 hari , maka

baru diberikan amoxycilin dosis tinggi. Antibiotik pada OMA akan menghasilkan

perbaikan gejala dalam waktu 48-72 jam. Dalam 24 jam pertama terjadi

stabilisasi, sedangkan pada 24 jam kedua mulai terjadi perbaikan. Jika pasien

tidak membaik dalam 3 hari atau kembali muncul dalam 14 hari kemungkinan ada

penyakit lain atau pengobatan yang diberikan tidak memadai/kurang adekuat atau

bahkan telah terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.

Jika pasien alergi terhadap golongan Penicilin alternative antibiotik yang

digunakan adalah cefuroxime axetil, ceftriaxone injeksi (2-3x50mg/kg/hari) atau

Page 9: otitis media akut

generasi kedua sefalosporin seperti cefdinir, cefpodoxime atau cefuroxime.

Pilihan lainnya adalah golongan makrolid seperti azithromycin dan

clarithromicyn.

2. Analgesia/pereda nyeri

Selain antibiotik, penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri.

Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti

paracetamol atau ibuprofen. Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan

ibuprofen harus dipastikan bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan

karena pemberian ibuprofen dapat memperburuk keadaan tersebut.

Pemberian antihistamin (antialergi) atau dekongestan tidak memberikan

manfaat pada anak.

Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.

Miringotomy, dengan melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan

dari dalam telinga juga tidak dianjurkan , kecuali jika terjadi komplikasi berat.

Pemberian antibiotik sebagai profilaksis hanya akan meningkatkan resistensi

bakteri terhadap antibiotik

VII.KOMPLIKASI

Otitis media akut yang tidak segera terobati dengan antibiotik dapat berlanjut

menjadi otitis media kronik (OMK) dan mastoiditis. Komplikasi lain yang dapat

terjadi seperti abses periosteal sampai dengan meningitis dan abses otak bahkan

dapat pula mengakibatkan kehilangan pendengaran permanen akibat rupturnya

membrane timpani dan jika telah sampai mengganggu fungsi pendengaran juga akan

menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa pada anak.

Page 10: otitis media akut

BAB III

ILUSTRASI KASUS

I. ANAMNESIS

A. IDENTITAS

Nama : An. Doni Setiawan

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : -

Alamat : Jl. Pucang Sawit No. 19, Jebres Solo

B. KELUHAN UTAMA

Nyeri pada telinga kanan

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Paien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri telinga kanan.

Sebelumnya pasien sering gelisah dan suka memegangi telinganya yang

sakit, sukar tidur . 3 hari sebelum datang ke rumah sakit pasien

mengalami batuk pilek yang saat ini sudah sembuh. Demam juga

dirasakan naik turun.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Riwayat penyakit serupa : disangkal

- Riwayat telinga dikorek : disangkal

- Riwayat alergi makanan : disangkal

- Riwayat alergi obat : disangkal

- Riwayat bersin-bersin di pagi hari : disangkal

- Riwayat mondok : disangkal

- Riwayat batuk+pilek berualang : +

Page 11: otitis media akut

E. RIWAYAT KELUARGA DAN LINGKUNGAN

- Riwayat sakit serupa : disangkal

- Riwayat asma : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS GENERALIS

Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda vital : Tensi : 110/60 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 380C

Kepala : mesochepal

Leher : KGB tidak membesar

Mata : dalam batas normal

THT : lihat status THT

Mulut : dalam batas normal

Dada : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Urogenetalia : dalam batas normal

Extremitas : dalam batas normal

B. PEMERIKSAAN THT

a. Hidung

PEMERIKSAAN KANAN KIRI

Cavum nasi Lapang Lapang

Discharge Tidak ada Tidak ada

Chonca inferior Eutrophia Eutrophia

Chonca medius Eutrophia Eutrophia

Septum nasi Deviasi Normal

Page 12: otitis media akut

Nyeri sinus Tidak ada Tidak ada

b. Telinga

PEMERIKSAAN KANAN KIRI

Daun telinga Normotia Normotia

Canalis auricularis Sempit, hiperemis Serumen

Membran timpani Ortorhea, hiperemis Intak

Tragus pain Nyeri Tidak nyeri

Hearing Loss Tidak ada Tidak ada

Discharge Minimal Tidak ada

c. Tes Pendengaran

PEMERIKSAAN KANAN KIRI

Rinne + +

Weber Lateralisasi (-) Lateralisasi (-)

Scwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

d. Mulut

- Bibir : dalam batas normal

- Ginggiva : dalam batas normal

- Gigi : dalam batas normal

- Lidah : dalam batas normal

e. Tenggorok

- Tonsil : T3-T3, kripte melebar

- Faring : tenang

- Adenoid : tenang

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 13: otitis media akut

Tidak dilakukan

IV. DIAGNOSIS BANDING

Otitis Eksterna Diffusa auricular dextra

Tampak canalis auricularis dextra hiperemis, membrane timpani

auricular dextra normal, nyeri telinga

Otitis eksterna sircumkripta auricular dextra

Tampak canalis auricularis dextra hiperemis, membrane timpani

auricular dextra normal, nyeri telinga bila ditekan di daerah tragus,

maupun waktu membuka mulut.

Otitis media efusi auricular dextra

Tampak canalis auricularis dextra hiperemis, membrane timpani

auricular dextra tidak menggembung, gerakan membrane timpani

berkurang, tampak efusi auricular dextra, pendengaran berkurang,

nyeri (-), demam (-).

V. DIAGNOSIS

Otitis Media Akut Stadium Hiperemis Auricula Dextra

VI. PENATALAKSANAAN

A. Tujuan

Menghilangkan penyebab

Mengembalikan fungsi tuba eusthacius

Menghilangkan gejala penyerta

Mencegah komplikasi

B. Terapi

Amoxicilin 3x325mg dalam 7 hari

Paracetamol 3x325mg tiap demam

Asam mefenamat 3x325mg

Oksimetazolin hydrochloride 0,025%

Page 14: otitis media akut

PENULISAN RESEP

R/ Amoxicilin mg 325/5cc

As.mefenamat mg 325/5cc

m f l a syr ad cc 110

∫ 3 dd cth I post coenam

R/ Paracetamol mg 325/5cc

m f l a syr ad cc 110

∫ prn (3 dd cth I) aggregate febre

R/ Oksimetazolin hydrochloride 0,025% guttae nasales lag No.I

∫ 2 dd gtt II nasals dextra

Pro : An. Doni setiawan (13 tahun)

Page 15: otitis media akut

PEMBAHASAN OBAT

AMOXICILIN

Merupakan derivate hidroksi dan obat antibiotik golongan penicillin yang

bersifat bakterisida dengan menghambat sintesa dinding bakteri. Amoxicilin

sering digunakan untuk terapi infeksi oleh gram positif yang tidak memproduksi

penisilinase.

> Indikasi :-infeksi telinga,hidung dan tenggorok yang disebabkan oleh

S.pnemonia yang tidak memproduksi penisilinase dan

haemophilus influenza

- Infeksi saluran kemih oleh E.coli, Proteus mirabilis, S.faecalis

- Infeksi kulit oleh Streptococcus, Stafilococcus dan E.coli

- Gonorhea oleh Nisseria gonorhoeae

- Profilaksis endokarditis pada tindakan untuk gigi

Efek samping : mual, muntah, diare,hipersensitif utrikaria, nyeri sendi, demam,

edema, angioneurotik, syock anafilaktik, konvulsi

PARACETAMOL

Merupakan derivate p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik dan

analgesik. Pada penggunaan per oral dapat diserap dengan cepat melalui saluran

cerna. Kadar maksimum dalam plasma dapat dicapai dalam waktu 30 – 60 menit

setelah pemberian. Dieksresikan melalui ginjal kurang dari 5% tanpa mengalami

perubahan dan sebagian dalam bentuk terkonjugasi.

Indikasi : - sebagai antipiretik dan analgetik termasuk bagi pasien yang tidak

tahan terhadap asetosal

Page 16: otitis media akut

- sebagai analgesik misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit

kepala, sakit gigi, sakit waktu haid, sakit pada otot

- Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi

Efek samping : dosis besar dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati

ASAM MEFENAMAT

Merupakan kelompok antiinflamasi non steroid, bekerja dengan cara

menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh saat terjadi inflamasi

dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik,

antiinflamasi dan antipiretik.

Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai sedang

Efek samping : mual, muntah, diare dan rasa sakit pada abdominal, leucopenia,

trombositopenia, eosenofilia, agranulocytopenia, mengantuk,

pusing, penglihatan kabur dan insomnia

OKSIMETAZOLIN HYDROCHLORIDE 0,025%

Merupakan decongestan topical (tetes hidung) yang mempunyai fungsi

sebagai golongan agonis reseptor α-adrenergik yang bisa menyebabkan kontraksi

dari vena pada jaringan hidung. Dekongestan efektif pada pasien dengan hidung

tersumbat dan memiliki toleransi yang baik. Obat ini memiliki efek rebound

kongesti terutama jika digunakan dalam waktu yang lama. Penggunaan obat-

obatan ini disarankan untuk terapi antara 3 sampai 5 hari. Setelah periode itu,

mukosa akan resisten terhadap efek dekongestan sehingga memerlukan

pengobatan yang lebih sering.

Indikasi : - untuk hidung tersumbat oleh karena flu/pilek

- otitis media akut stadium hiperemis, membantu membuka kembali

tuba eusthacius yang tersumbat oleh sekret sehingga tekanan

negative dalam telinga tengah berkurang dan akhirnya hilang.

Page 17: otitis media akut

Efek samping : jarang menimbulkan efek sistemik

DAFTAR PUSTAKA

Otitis Media (Ear Infection).http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp

Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss.

http://www.entnet.org.KidsENT/hearing_loss.cfm

Ear anatomy. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm

OMA. http://www.prodigy.nhs.uk/guidances.asp?gt=otitis%20media%20-

%20acute

Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No.

5 May 2004, pp.1451-1456.

http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics; 113/5/1451

Glasziou PP, Del Mar CB, Sanders SL, Hayem M. Antibiotics for Acute Otitis

Media in Children (Cochrane Review) The Cochrane Library, Issue 2,

2005. http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htm

Little P, et al. Pediactors of poor outcome and benefits from antibiotics in

children with acute otitis media: pragmatic randomized trial. BMJ

2002;325:22

http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?

ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433

Wellbery C. Standard-Dose Amoxicilin for Acute Otitis Media May 1 2005

Page 18: otitis media akut

http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.html

Hendley O.M.D. Otitis Media. 2002. New England Journal Medicine . Vol: 347.

No.15 http://www.nejm.org