orchidologi boenga nurcita

19
PERBANYAKAN VEGETATIF Oleh : Nama : Boenga Nur Cita NIM : B1J011100 Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Raden Muhammad Angga Bagus Permadi LAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI

Upload: anonymous-0rbuvr

Post on 12-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

orchidologi

TRANSCRIPT

Page 1: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

PERBANYAKAN VEGETATIF

Oleh :

Nama : Boenga Nur CitaNIM : B1J011100Rombongan : IIIKelompok : 1Asisten : Raden Muhammad Angga Bagus Permadi

LAPORAN PRAKTIKUM ORKHIDOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2013

Page 2: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggrek (Orchidaceae), termasuk dalam keluarga tanaman bunga-

bungaan. Di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 25000 spesies dan 800 jenis

Anggrek. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 4000 spesies yang tersebar di

hampir semua pulau. Jenis anggrek yang banyak tumbuh di Indonesia antara lain,

Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium, Coelogyne, Cymbidium,

Bulbophyllium. Anggrek Indonesia yang terkenal adalah Anggrek Bulan

(Phalaenopsis amabilis) yang diangkat sebagai “Bunga Nasional” dan dijuluki

“Puspa Pesona”, serta Anggrek Kantong (Paphiopedilum javanicum)

(Widiastoety, 2004). Keragamannya semakin bertambah lagi dengan munculnya

anggrek-anggrek hibrida, yaitu anggrek hasil silangan dan kultivar yang

jumlahnya sudah mencapai 100 000 spesies (Soeryowinoto, 1974).

Dendrobium sp. termasuk anggrek epifit yaitu menempel pada tanaman

lain tetapi tidak menimbulkan kerugian bagi tanaman inang (Kencana, 2007).

Menurut Setiawan (2005) anggrek Dendrobium sp. tumbuh baik pada ketinggian

600-1200 m dpl. Anggrek Dendrobium sp. membutuhkan cahaya sekitar 15-25%

dengan kelembaban relatif (RH) sekitar 60-85% dan suhu udara yang dibutuhkan

pada malam hari sekitar 16-18ºC serta suhu siang hari kurang dari 29ºC.

Perbanyakan tanpa biji (vegetatif) yang diperbanyak adalah pada bagian

tanaman antara lain yaitu memotong stek dan anak tunas, membelah rumpun

(split), dan pembiakan dengan sistem kultur jaringan. Media tanam termasuk salah

satu faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya anggrek. Media tanam yang

biasa digunakan yaitu pecahan genting, arang kayu dicampur dengan cacahan akar

pakis. Dendrobium, Bulbophyllum, Oncidium dan jenis anggrek lainnya yang be-

rakar halus, elok dilekatkan pada akar pakis yang ringan, agak longgar atau jarang

susunan seratnya, mudah dimasuki akar-akar yang halus. Penggunaan media

tanam secara kombinasi diharapkan dapat memberikan lingkungan perakaran

lebih baik disamping tersedia air dan unsur hara bagi tanaman anggrek (Latif,

1960).

Page 3: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum perbanyakan vegetatif adalah melakukan

perbanyakan vegetatif dengan benar sesuai denga pola pertumbuhan jenis anggrek

sehingga diperoleh keturunan yang sama dengan induknya.

Page 4: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah tali rafia, pot, dan pisau. Bahan yang

digunakan adalah bunga anggrek Dendrobium sp., Cattleya, sabut kelapa, arang

sekam, moss, dan pakis.

B. Metode

1. Anggrek Dendrobium sp. yang berada dalam pot dikeluarkan dan dibersihkan

akarnya.

2. Anggrek dipisahkan menjadi beberapa bagian, kemudian dimasukkan dalam

pot.

3. Pot yang telah berisi anggrek ditambahkan arang sekam dan pakis.

4. Pot disiram dengan air mengalir kemudian disimpan ditempat yang terpapar

sinar matahari dan dijaga kelembabannya.

5. Anggrek lainnya, moss diletakkan di akar anggrek dan di ikat dengan tali

rafia lalu diikatkan di pohon sekitar.

Page 5: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Perbanyakan vegetatif Dendrobium sp. didalam pot.

Gambar 2. Perbanyakan vegetatif Cattleya di pohon.

Page 6: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

B. Pembahasan

Anggrek yang digunakan dalam praktikum perbanyakan vegetatif ialah

anggrek Dendrobium sp. dan Cattleya, metode yang digunakan adalah

perbanyakan keiki, hal ini dikarenakan Anggrek Dendrobium sp. memiliki

kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai

bunga lentur sehingga mudah dirangkai dan produktivitasnya tinggi. Tingkatan

warna anggrek Dendrobium sp. sangat bervariasi, tumbuh baik pada ketinggian

0−500 m dpl dengan kelembapan 60−80% (Widiastoety, 2010). Hal ini juga

sesuai dengan pernyataan Simmler, (2010) keberhasilan perbanyakan dengan cara

stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga

menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan

pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern

atau lingkungan. Faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk

adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.

Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar

dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda

mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda. Sifat-sifat yang

menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, yaitu tanaman

sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama atau

penyakit, Selain itu manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi

tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi

(Simmler, 2010).

Faktor ekstern atau lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat

berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau

media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab,

evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau

panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau

penyakit (Simmler, 2010).

Perbanyakan vegetatif merupakan cara untuk mendapatkan tanaman yang

sama seperti induknya dengan tujuan untuk memperoleh keunggulan tanaman.

Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang merupakan salinan penuh

dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun

Page 7: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

fenotipik dari induknya. Tumbuhan dengan adanya perbanyakan vegetatif maka

waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat (Lestari, 1985).

Media tumbuh harus mengandung nutrisi dan zat pengatur tumbuh dengan

komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bahan eksplan yang ditanam (Romeida,

2011). Menurut Munir (2011), fungsi media tanam adalah sebagai tempat tumbuh

dan menyimpan unsur hara serta air bagi tanaman. Unsur hara dan air tersebut

sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Media dapat berupa

arang kayu, pakis, sabut kelapa dan serbuk gergaji, moss, kulit pinus, pecahan

genteng dan batu bata. Media tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi bunga, oleh karena itu perlu dilakukan usaha mencari media tanam yang

paling cocok. Media tanam yang cocok menurut Soeryowinoto (1974), antara lain:

1. Pemecahan batu bata

Pemecahan Batu Bata digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai

kemampuan drainase dan aerase yang baik. Media tanam ini cocok digunakan

sebagai media tanam anggrek Dendrobium sp..

2. Moss

Moss digunakan sebagai media tanam anggrek karena memiliki daya ikat

air, serta sistem aerase dan drainase yang baik. Media tanam ini cocok

digunakan sebagai media tanam anggrek Phalaenopsis sp..

3. Pakis

Pakis memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, serta

massa lapuknya tergolong lama. Cocok digunakan sebagai media tanam

anggrek Phalaenopsis sp..

4. Serabut kelapa

Media tanam ini mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan anggrek, cocok digunakan sebagai media tanam anggrek

Phalaenopsis sp..

5. Serutan Kayu atau Potongan Kayu

Media ini tidak mudah lapuk karena banyak mengandung senyawa-

senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa,

selain itu serutan kayu atau potongan kayu memiliki tingkat aerasi dan

drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang dan miskin. Media

Page 8: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

serutan kayu, sangat baik digunakan sebagai media tanam anggrek Arantera.

6. Pecahan Arang

Arang mempunyai kemampuan mengikat air yang cukup baik. tidak

mudah lapuk dan tidak mudah ditumbuhi cendawan yang merugikan

tanaman, tapi miskin unsur hara. Media pakis bersifat sukar lapuk,

mempunyai daya mengikat air yang baik, serta memiliki kemampuan

draenase dan arerase yang baik. Sabut kelapa mampu menyerap dan

menyimpan air yang kuat, sehingga penyiraman perlu dikontrol agar tidak

memicu penyakit busuk akar dan busuk anakan, dan mudah lapuk. Serbuk

gergaji mempunyai aerase dan draenase yang baik, tetapi berdaya serap air

kurang baik. Kebutuhan nutrisi untuk menunjang pertumbuhan tanaman

anggrek sama dengan tanaman lain. Anggrek memerlukan waktu yang lama

untuk melihat gejala defisiensinya, karena pertumbuhannya lambat (Munir,

2011).

Perbanyakan anggrek secara Vegetatif dilakukan dengan menumbuhkan

bagian vegetatif tertentu dari tanaman induk. Teknik perbanyakan ini akan

dihasilkan anakan anggrek yang memiliki kesamaan sifat genetik dengan

induknya. Cara yang digunakan dalam perbanyakan secara vegetatif berbeda-beda

sesuai dengan jenis anggreknya. Menurut Parnata (2005), Perbanyakan vegetatif

terbagi manjadi tiga yaitu:

1. Perbanyakan dengan Stek

Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada anggrek tipe

monopodial yang hidup terestrial. Perbanyakan dengan stek akan didapat

anakan yang memiliki kesamaan sifat dengan induknya. Anggrek yang di

stek, sebaiknya dipilih dari tanaman yang tingginya mencapai dua meter atau

lebih. Batang anggrek ini kemudian dipotong sepanjang 80 cm dari pucuknya.

Potongan inilah yang lalu ditanam. Enam bulan kemudian biasanya sudah

tumbuh tunas-tunas baru sepanjang 60 cm yang telah berakar. Tunas ini juga

sudah dapat digunakan sebagai bahan stek.

2. Pembelahan Anakan

Perbanyakan anggrek dengan pembelahan anakan hanya dapatdilakukan

pada anggrek tipe simpodial. Caranya bulb yang telah kering dan kehilangan

Page 9: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

daun (back bulb) dipisahkan agar mata tunas yang terdapat dibagian bawah

bulb dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Pemisahan ini dilakukan dengan

memotong setengah lingkaran rhizom menggunakan pisau yang tajam.

Rhizom baru dapat dipotongsetelah tumbuh tunas dan berakar.

3. Bibit Keiki

Perbanyakan dengan keiki (bayi) umumnya dilakukan pada anggrek

Dendrobium sp. keiki tumbuh dari buku batang tanaman dewasa, biasanya

diakibatkan oleh anggrek yang kekurangan unsur hara atau menurunnya

kualitas media tanam. Arah pertumbuhan keiki cenderung ke atas. Menurut

Krikorian (1968), syarat-syarat metode keiki adalah harus dilakukan

ditengah-tengah batang antara daun-daun yang subur dan terdapat satu atau

dua akar. Batang yang dipotong panjangnya 40-75 cm, dengan alasan untuk

mempermudah penyerapan nutrisi dari udara. Penyiraman dan pemupukan

harus dijaga untuk menghindari dari beberapa penyakit tanaman anggrek.

Perbanyakan vegetatif menurut Rochiman (1973),  dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan vegetatif dimana mengambil

bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil

pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti

sama dengan induknya.

2. Perbanyakan vegetatif buatan (adanya campur tangan manusia), terdiri dari

dua macam yaitu :

a. Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi

grafting, kultur jaringan.

b. Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu cangkok dan stek (daun,

batang, akar).

Menurut Parnata (2005), faktor yang mempengaruhi keberhasilan

perbanyakan vegetatif berdasarkan kondisi lingkungan dan status fisiologi yang

penting bagi tanaman adalah :

1. Status air

    Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.

2. Temperatur

Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.

Page 10: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

3. Cahaya

Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber tergantung

pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada

kondisi cahaya yang tepat.

4. Kandungan karbohidrat

Meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada

tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi

karbohidrat. Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan

substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi

akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam

pengakaran untuk membangun kompleks makromolekul, elemen struktural dan

sebagai sumber energi, walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi,

tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena

unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek.

Perbanyakan vegetatif mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-

masing, tetapi tujuannya sama yaitu untuk komersil, menyeleksi tanaman unggul

yang terdapat antar populasi, mendapatkan uniformity karena persyaratan

pemasaran dan sifat biologi anggrek yang menonjol (Lestari, 1985). Menurut

Soeryowinoto (1977), kelebihan perbanyakan anggrek secara vegetatif yaitu :

1. Sifat anakan sama seperti sifat indukan, sehingga dapat mempertahankan ke-

unggulan indukan.

2. Relatif lebih cepat berbunga.

3. Bisa menghasilkan individu baru dalam jumlah yang relatif banyak dalam ku-

run waktu yang singkat (kultur jaringan).

4. Lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan oleh orang awam.

Kekurangan perbanyakan anggrek secara vegetatif menurut Soeryowinoto

(1977), yaitu:

1. Biaya mahal untuk produksi missal (kultur jaringan).

2. Hasil anakan tidak ada variasi genetik (vegetatif).

3. Rentan terhadap serangan hama, karena tidak ada variasi maka jika terjadi

serangan hama maka semua turunannya berpotensi yang sama.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk perbanyakan vegetatif pada

Page 11: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

tanaman anggrek menurut Soeryowinoto (1977), yaitu:

1. Tanaman anggrek mempunyai nilai bunga yang cukup baik.

2. Pertumbuhan tanaman yang sehat kuat dan cepat besar.

3. Tanaman yang tahan terhadap hama penyakit.

4. Tanaman yang peka terhadap hama penyakit.

5. Tanaman yang bunganya selalu drop.

6. Tanaman anggrek yang tidak pernah bunga.

7. Kesehatan tanaman waktu akan diperbanyak dalam keadaan baik atau tidak.

8. Musimnya cocok tidak untuk memperbanyak.

9. Rajin tidaknya berbunga.

Page 12: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perbanyakan vegetatif dengan cara keiki dan split dapat dilakukan

pada anggrek simpodial, contohnya pada anggrek Dendrobium sp., Cattleya.

Perbanyakan vegetatif dengan cara stek dapat dilakukan pada anggrek

monopodial, contohnya pada anggrek Phalaenopsis sp..

Page 13: ORCHIDOLOGI BOENGA NURCITA

DAFTAR REFERENSI

Kencana, I. 2007. Cara Cepat Membungakan Anggrek. Gramedia. Jakarta.

Krikorian dan Katz. 1968. The Aseptic Cultur of Uniors Root and Root tissue : A prelimonery report. Phytomorphology.Vol 18:207-211.

Latif, S. 1960. Bunga Anggrek Permata Belantara. Bandung: Sumur.

Lestari, S. 1985. Mengenal dan Bertanam Anggrek. Semarang: Aneka Ilmu.

Parnata, A. 2005. Panduan Budidaya dan Perawatan Anggrek. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Rochiman, K. dan S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB.

Romeida, A., Hadi S., Agus P., Dewi, S., dan Rustikawati. 2011. Induksi Mutasi Protocorm Like Bodies (Plb) Anggrek Spathoglottis plicata Blume. Aksesi Bengkulu Pada Sebelas Taraf Dosis Iradiasi Sinar Gamma. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Simmler, C., Antheaume C., dan L. Astein. 2010. Antioxidant Biomarkers from Vanda coerulea Stems Reduce Irradiated HaCaT PGE-2 Production as a Result of COX-2 Inhibition. Plos One 5(10): 1 – 9.

Setiawan, H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soeryowinoto, S. 1974. Merawat Anggrek. Kanisius. Yogyakarta.

Widiastoety, D. 2010. Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif Anggrek dengan Ergostim. Buletin Penelitian Hortikultura. XIX (1): 101-106.