oranisasi manajemen proyek

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pedahuluan Organisasi merupakan suatu sistem kerjasama yang melibatkan banyak orang, dimana setiap orang mempunyai peran dan fungsi serta tugas yang saling mendukung demi tercapainya tujuan organisasi. Organisasi sebagai sistem kerjasama, yang berarti sistem mengenai pekerjaan- pekerjaan yang dirumuskan secara baik, dimana masing- masing mengandung wewenang, tugas dan tanggung jawab yang memungkinkan setiap orang dapat bekerjasama secara efektif kemudian sistem penugasan pekerjaan kepada orang- orang berdasarkan kekhususan bidang kerja masing-masing. Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas- batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. 1

Upload: al-swendo

Post on 30-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik kimia

TRANSCRIPT

Page 1: oranisasi manajemen proyek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pedahuluan

Organisasi merupakan suatu sistem kerjasama yang melibatkan banyak

orang, dimana setiap orang mempunyai peran dan fungsi serta tugas yang saling

mendukung demi tercapainya tujuan organisasi. Organisasi sebagai sistem

kerjasama, yang berarti sistem mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan

secara baik, dimana masing-masing mengandung wewenang, tugas dan

tanggung jawab yang memungkinkan setiap orang dapat bekerjasama secara

efektif kemudian sistem penugasan pekerjaan kepada orang-orang berdasarkan

kekhususan bidang kerja masing-masing.

Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan

organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang

berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi

memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan

mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga

bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

1

Page 2: oranisasi manajemen proyek

BAB II

TEORI

1.2. Teori Organisasi

1.2.1. Organisasi Menurut Para Ahli

a. Menurut Sutarto ( 1985 )

Organisasi adalah sistem yang saling berpengaruh antar orang

dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Herbert and Gullet bahwa yang dimaksud dengan

pengorganisasian merupakan proses yang mana struktur suatu

organisasi dibuat dan ditegakan. Proses ini meliputi ketentuan dari

kegiatan-kegiatan yang spesifik yang perlu untuk menyelesaikan

semua sasaran organisasi, pengelompokan kegiatan tersebut berkaitan

dengan susunan yang logis, dan tugas dari kelompok kegiatan ini bagi

suatu jabatan atau orang yang bertanggung jawab.

b. Menurut Bernard

Organisasi adalah suatu sistem aktivitas kooperatif antara dua

orang atau lebih. Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang

ke dalam aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, sedangkan pengorganisasian adalah aktivitas orang-orang

dalam mengelompokan, menyusun dan mengatur berbagai macam

pekerjaan yang perlu diselenggarakan untuk mencapai tujuan

pendidikan dalam (Henry Fayol, 1974). Organisasi merupakan

penugasan orang-orang ke dalam fungsi pekerjaan yang harus

dilakukan agar terjadi aktivitas kerjasama dalam mencapai tujuan.

Sedangkan pengorganisasian merupakan penyusunan dan

pengelompokan bermacam-macam pekerjaan berdasarkan jenis

pekerjaan, urutan sifat dan fungsi pekerjaan, waktu dan kecepatan

(Griffin: 1959).

2

Page 3: oranisasi manajemen proyek

c. Menurut Lubis dan Husaini ( 1987 )

Organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang

membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara

sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori

organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada

setiap individu. Hakekat kelompok dalam individu untuk mencapai

tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan teori

yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi, individu

dalam proses kerjasama.Tujuan Organisasi Beserta

Perangkat-Perangkat Organisasi

Orang-orang membentuk atau terlibat dalam suatu organisasi yaitu

untuk menyempurnakan tujuan individu atau apa yang menjadi cita-

citanya. Orang masuk ke dalam kelompok tentunya dengan tujuan tertentu

yang diharapkan dapat menimbulkan kepuasan. Berbagai tujuan dapat

diperoleh apabila seseorang masuk ke dalam suatu kelompok sebab

kebanyakan pemenuhan kebuhan sulit dilakukan secara sendiran. Tujuan

manusia pada dasarnya ingin memenuhi segala bentuk kebutuhannya.

Kebutuhan manusia sangat bermacam-maacam coraknya. Ada kebutuhan

yang bersifat kebendaan, seperti sandang, pangan dan papan.

Ada pula kebutuhan yang bersifat kerokhanian seperti pergaulan, kasih

sayang, keamanan, pemenuhan kewajiban, membalas sesuatu,

menciptakan sesuatu dan lain-lain.menjadi penting untuk dilakukan.

Terdapat dua alasan yang menyebabkan pembahasan mengenai tujuan

organisasi. Pertama, tujuan merupakan alasan bagi eksistensi organisasi,

tujuan dinyatakan sebagai keadaan yang ingin dicapai oleh suatu

organisasi. Kedua, tujuan sangat penting bagi proses manajemen yang

dijalankan dalam suatu organisasi yang memberikan pengakuan

(legitimacy) terhadap perlunya organisasi berdiri, memberikan gambaran

mengenai arah pengembangan organisasi, dan bisa digunakan sebagai

kriteria untuk mengukur performansi organisasi, dan juga untuk

mengurangi ketidakpastian.

3

Page 4: oranisasi manajemen proyek

Terdapat beberapa jenis tujuan dalam organisasi yang memberikan

arah bagi pelaksanaan kegiatan maupun pengambilan keputusan, yaitu:

a. Sasaran lingkungan, yaitu kondisi dimana suatu organisasi-

organisasi lain yang terdapat pada lingkungannya;

b. Sasaran output, yaitu menunjukan bentuk dan banyaknya output

yang akan dihasilkan oleh organisasi;

c. Sasaran sistem, yaitu berhubungan dengan pemeliharaan atau

perawatan maintenance organisasi sendiri;

d. Sasaran produk menggambarkan karakteristik produk atau jasa yang

akan diberikan kepada konsumen, sasaran ini menentukan jumlah,

mutu, jenis, corak, dan karakteristik lainnya yang menggambarkan

karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan;

e. Sasaran bagian (sub unit goal) yaitu menggambarkan sasaran dari

suatu bagian atau suatu satuan unit kerja yang merupakan bagian dari

unit organisasi.

Perangkat-perangkat yang terdapat dalam sebuah organisasi terdiri dari

berbagai macam komponen, yaitu:

1. lembaga organsasi, wadah atau ikatan

2. Sumber-sumber daya (resources)

3. metode atau strategi organisasi

4. hubungan interelasi dan aktivitas

5. tujuan organisasi.

Keuntungan yang diperoleh seseorang dari organisasi dapat berupa

keuntungan pokok dan keuntungan tambahan. Yang dimaksud dengan

keuntungan pokok adalah keuntungan yang menjadi dasar harapan untuk

diperoleh seseorang didalam organisasi, sedangkan yang dimaksud

dengan keuntunngan tambahan adalah keuntungan yang semula tidak

menjadi dasar harapan untuk diperoleh tetapi baru muncul setelah orang

berada dalam organisasi.

1.2.2. Konsep – konsep individu dan kelompok dalam organisasi

4

Page 5: oranisasi manajemen proyek

Unsur pokok dalam organisasi adalah individu. Tanpa individu

organisasi tidak akan pernah ada. Tiap individu dalam organisasi

mempunyai kebutuhan. Untuk membuat individu mau bekerjasama,

organisasi harus mempunyai imbalan yang menarik, dan sebaliknya

individu harus memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan

organisasi. Manusia selalu mempunyai aktivitas dan tingkahlaku yang

merupakan hasil proses psikologis, dengan kemampuan mnggunakan

pilihan-pilihan dan bertanggungjawab terhadap kehidupan sosialnya.

Dalam mempelajari tingkahlaku manusia, perlu dipelajari aspek

psiklogisnya, misalnya persepsi (cara pandang), belajar (proses perubahan

tingkahlaku) dan motivasi (dorongan untuk mencapai tujuan).

Hakekat individu seperti dikemukakan Chester I. Barnard (1976)

yaitu; pertama, individu adalah diskrit, terpisah dan bersifat kebendaan

tetapi sekaligus bagian dari lingkungannya dan tidak bebas dari pengaruh

lingkungannya. Kedua, manusia mempunyai kapasitas untuk mengalami

sesuatu dan mengadakan penyesuaian berdasarkan hasil belajar yang tidak

hanya bersifat biologis saja. Ketiga, organisme manusia tidak akan

berfungsi kecuali dalam hubungannya dengan manusia lain. Teori

motivasi oleh Abraham Maslow mengemukakan adanya tingkatan

kebutuhan manusia; kebutuhan fisiologikal (sandang, pangan, papan),

kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan

penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini bersifat

hierarkis artinya apabila kebutuhan pokok telah relative terpenuhi maka

manusia akan mulai memikirkan kebutuhan lainnya yang lebih tinggi.

Teori dua faktor mengasumsikan bahwa ada dua faktor yang perlu

diperhatikan dalam motivasi, yaitu; faktor pemuas dan faktor lingkungan.

Factor pemuas meliputi prestasi, pengakuan akan hasil, pekerjaan yang

menarik, tanggung jawab dan perasaan maju dan berkembang. Factor

lingkungan meliputi kebijakan organisasi, supervise, kondisi kerja,

hubungan antar manusia, uang, status dan rasa aman. Faktor lingkungan

merupakan syarat tercapainya perasaan puas walaupun tidak terjadi

dengan sendirinya.

1.3. Pembagian Teori Organisasi

5

Page 6: oranisasi manajemen proyek

1.3.1. Teori Klasik

Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang manajemen dan

organisasi ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor (1911) yang

berjudul “Principles of Scientific Management” yang lebih dikenal dengan

istilah scientific management atau manajemen ilmiah. Taylor berusaha

memperbaiki pekerjaan dengan menggunakan metode ilmiah terhadap tugas-

tugas didalam organisasi. Keinginannya untuk mendapatkan metode terbaik

tentang bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengacu pada

desain pekerjaan.

Taylor mengusulkan empat prinsip scientific management, yaitu:

1. penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan

ditentukan secara ilmiah

2. seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah

3. kerjasama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan

sesuai dengan metode ilmiah

4. pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer

sebagai perencana dan supervise dan para pekerja sebagai pelaksana.

Teori klasik ini dikembangkan pula oleh Henry Fayol. Fayol mencoba

mengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua

manajer dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang

harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan

perhatian pada tingkatan yang paling rendah dari organisasi manajemen yaitu

aspirasi bawahan.

Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu :

1. Pembagian kerja

2. Wewenang

3. Disiplin

4. Kesatuan komando

5. Kesatuan arah

6. Mendahulukan kepetingan umum diatas kepentingan pribadi

7. Remunerasi (gaji sesuai pekerjaan)

8. sentralisasi

6

Page 7: oranisasi manajemen proyek

9. rantai scalar (garis wewenang)

10. tata tertib

11. keadilan

12. stabilitas masa kerja para pegawai

13. inisiatif

14. esprit de corps (persatuan dan kesatuan dalam organisasi)

Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah teori

birokrasi. Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia

katakana sebagai alat yang paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk

mencapai tujuannya yang disebut dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai

dengan adanya pembagian kerja, hierarkhi wewenang yang jelas, prosedur

seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak

didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi. Tokoh

terakhir dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia lebih menekankan pada

perspektif perencanaan rasional, dan mengatakan bahwa struktur merupakan

hasil logis dari tujuan-tujuan organisasi.

Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah pelayanan ekonomis. Nilai

ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang dilakukan oleh para

anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi, aktivitas tersebut

kemudian menghubungkan tujuan organisasi dengan hasil yang dicapai

organisasi. Perspektif perencanaan rasional menawarkan sebuah model yang

sederhana dan langsung untuk merancang sebuah organisasi. Perencanaan

organisasi dalam manajemen menentukan tujuan-tujuan organisasi, tujuan-

tujuan tersebut kemudian menentukan pengembangan struktur, arus wewenang

dan hubungan interrelasi.

1.3.2. NeoKlasik

7

Page 8: oranisasi manajemen proyek

Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk

aliran antar manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai

sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin.

Pada masa ini dilakukan percobaan yang menyangkut rancang ulang

pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu,

pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan

dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial kelompok

merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang. Kemudian Hawthorne

mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber dengan kesimpulan

bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama.

Organisasi terdiri dari tugas-tugas dan manusia yang harus

dipertahankan pada suatu keseimbangan. Pendapat yang sama dikemukakan

oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide dalam “the functions of the

executive”, yaitu ia menentang pandangan klasik yang mengatakan bahwa

wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan, ia

memperkenalkan peran dari organisasi informal ke dalam teori organisasi dan

mengusulkan agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi dan

mendorong para bawahan untuk berusaha lebih keras.

Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua

pandangan tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y

pandangan positif. Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang

sifat manusia didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia

cenderung untuk menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya sesuai

asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y lebih disukai dan asumsi tersebut

harus dapat membimbing para manajer dalam merancang organisasi dan

memotivasi para pegawainya.

1.3.3. Modern

Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang

dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu

melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu

kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang

saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social

psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu

8

Page 9: oranisasi manajemen proyek

sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan

perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah

organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri

terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.

Pada tahun 1960, Joan Woodward dan Charles Perrow, menyampaikan

alasan yang disampaikan oleh James Thomson bahwa dalam menentukan

struktur yang sesuai dalam organisasi diperlukan adanya teknologi.

Pendekatan paling mutakhir mengenai teori organisasi memusatkan perhatian

pada sifat politis organisasi. Teori ini mula-mula dibuat James March dan

Herbert Simon, namun telah diperbaiki secara intensif oleh Jeffrey Preffer.

Model yang dikembangkan yaitu teori organisasi yang mencakup koalisi

kekuasaan, konflik inherent atas tujuan, serta keputusan desain organisasi

yang mendukung kepentingan pribadi dari para pemegang kekuasaan.

Organisasi merupakan koalisi yang terdiri dari berbagai kelompok dan

individu dengan tuntutan yang berbeda-beda. Desain organisasi merupakan

hasil dari pertarungan kekuasaan berbagai koalisi tersebut. Jika kita ingin

mengerti mengapa dan bagaimana organisasi tersebut dirancang, maka kita

harus menilai preferensi dan kepentingan dari mereka yang berada di dalam

organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan

mengenai desain organisasi. Pemikiran ini membangun atas dasar pengetahuan

tentang pengambilan keputusan berdasarkan perilaku dan ilmu politik yang

telah meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan fenomena-fenomena

organisasi.

1.3.4. Birokrasi

Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern

yang kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai

konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk

menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare). Negara dituntut

terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya

(public goods and services) baik secara langsung maupun tidak. Bahkan dalam

keadaan tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya.

Untuk itu negara mernbangun sistem administrasi yang bertujuan untuk

melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi.

9

Page 10: oranisasi manajemen proyek

Birokrasi bagi sebagian orang dimaknai sebagai prosedur yang

berbelit-belit, menyulitkan dan menjengkelkan. Namun bagi sebagian yang

lain birokrasi dipahami dari perspektif yang positif yakni sebagai upaya untuk

mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat agar lebih tertib. Ketertiban

yang dimaksud adalah ketertiban dalam hal mengelola berbagai sumber daya

yang mendistribusikan sumber daya tersebut kepada setiap anggota

masyarakat secara berkeadilan.

1.3.4.1. Istilah Birokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Bureaucracy as Rational Organization

Birokasi sebagai Organisasi Rasional. Dalam pengertian ini

birokrasi dimaknai sebagai suatu organisasi yang rasional dalam

melaksanakan setiap aktivitasnya. Setiap tindakan birokrasi

hendaknya mengacu pada pertimbangan pertimbangan rasional.

2. Bureaucracy as Rule by Official

Birokrasi sebagai Aturan yang dijalankan oleh para pejabat.

Birokrasi merupakan seperangkat aturan yang dijalankan oleh para

pejabat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Aturan-aturan itu dibuat guna mempermudah proses pelayanan

publik. Namun pada kenyataannya aturan tersebut sering

disalahgunakn demi kepentingan pejabat yang bersangkutan.

Akibatnya masyarakat menjadi antipati dengan berbagai aturan

yang dibuat oleh pejabat publik dan cenderung tidak ditaati.

3. Bureaucracy as Organizational Ineficiency

Birokrasi sebagai Pemborosan yang dilakukan oleh organisasi.

Pemborosan (ineficiency) yang dimaksudkan adalah pemborosan

dalam segi waktu, tenaga, finansial maupun sumber daya lainnya.

Seringkali niat baik birokrasi untuk memberikan layanan yang

efisien justru berbalik menjadi layanan yang tidak efisien dan

mengecewakan masyarakat. Karena itu masyarakat menjadi apatis

terhadap berbagai slogan efisiensi yang disampaikan oleh aparat

birokrasi. Semangat debirokratisasi menjadi tidak bermakna karena

tidak diimbangi dengan sikap dan perilaku para pejabat yang tidak

konsisten dan konsekuen dengan pernyataannya. Birokrasi justru

10

Page 11: oranisasi manajemen proyek

dianggap sebagai tempat bersarangnya berbagai penyakit

organisasi modern seperti pembengkakan pegawai, biaya tinggi dan

sulit beradaptasi dengan lingkungannya.

4. Bureaucracy as Public Administration

Birokrasi sebagai Administrasi Publik. Birokrasi dalam hal ini

disama artikan dengan administrasi publik. Administrasi Publik

adalah proses pengelolaan sumber daya publik untuk dimanfaatkan

bagi kepentingan masyarakat. Birokrasi adalah unsur pelaksana

dari administrasi publik agar tujuan pelayanan kepada masyarakat

tercapai secara efektif, efisien dan rasional.

5. Bureaucracy as Administration by Officials

Birokrasi sebagai Administrasi yang dilaksanakan oleh para

pegawai. Dalam hal ini pemahaman terhadap makna birokrasi

hampir sama dengan bureaucracy as rule by official dan

bureaucracy as public administration.

6. Bureaucracy as the Organization

Birokrasi sebagai Organisasi. Organisasi yang dimaksudkan

adalah organisasi memiliki struktur dan aturan-aturan yang jelas

dan formal. Organisasi merupakan suatu sistem kerjasama yang

melibatkan banyak orang, dimana setiap orang mempunyai peran

dan fungsi serta tugas yang saling mendukung demi tercapainya

tujuan organisasi. Organisasi sebagai sistem kerjasama berarti: (a)

sistem mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan secara

baik, dimana masing-masing mengandung wewenang, tugas dan

tanggung jawab yang memungkinkan setiap orang dapat

bekerjasama secara efektif; (b) sistem penugasan pekerjaan kepada

orang-orang berdasarkan kekhususan bidang kerja masing-masing;

(c) sistem yang terencana dari suatu bentuk kerjasama yang

memberikan peran tertentu untuk dilaksanakan kepada anggotanya.

7. Bureaucracy as Modern Society

11

Page 12: oranisasi manajemen proyek

Birokrasi merupakan ciri dari masyarakat modern. Bagi

masyarakat modern keberaturan merupakan sebuah kemestian.

Keberaturan itu dapat dicapai jika dilaksanakan oleh suatu institusi

formal yang dapat mengendalikan perilaku menyimpang

masyarakat. Institusi formal itu adalah birokrasi.

1.3.4.2. Pengertian Birokrasi Menurut Para Ahli

1. Max Weber

Weber menulis banyak sekali tentang kedudukan pejabat dalam

masyarakat modern. Baginya kedudukan pejabat merupakan tipe

penanan sosial yang makin penting. Ciri-ciri yang berbeda dari

peranan ini ialah: pertama, seseorang memiliki tugas-tugas khusus

untuk dilakukan. Kedua, bahwa fasilitas dan sumber-sumber yang

diperlukan untuk memenuhi tugas-tugas itu diberikan oleh orang

orang lain, bukan oleh pemegang peranan itu. Dalam hal ini,

pejabat memiki posisi yang sama dengan pekerja pabrik, sedang

Weber secara modern mengartikannya sebagai individu dari alat-

alat produksi.

Tetapi pejabat memiliki ciri yang membedakannya dengan

pekerja. Karena pejabat memiliki otoritas dan pada saat yang sama

inilah sumbangannya, ia berlaku hampir tanpa penjelasan bahwa

suatu jabatan tercakup dalam administrasi (setiap bentuk otoritas

mengekspresikan dirinya sendiri dan fungsinya sebagai

administrasi). Bagi Weber membicarakan pejabat-pejabat

administrasi adalah bertele-tele. Meskipun demikian konsep

tersebut muncul pertama kalinya.

2. Farel Heady

Birokrasi adalah struktur tertentu yang memiliki karakteristik

tertentu: hierarki, diferensiasi dan kualifikasi atau kompetensi.

Hierarkhi bekaitan dengan struktur jabatan yang mengakibatkan

perbedaan tugas dan wewenang antar anggota organisasi.

Diferensisasi yang dimaksud adalah perbedaan tugas dan

wewenang antar anggota organisasi birokrasi dalam mencapai

tujuan.

12

Page 13: oranisasi manajemen proyek

Sedangkan kualifikasi atau kompetensi maksudnya adalah

seorang birokrat hendaknya orang yang memiliki kualifikasi atau

kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan

wewenangnya secara profesional. Dalam hal ini seorang birokrat

bukanlah orang yang tidak tahu menahu tentang tugas dan

wewenangnya, melainkan orang yang sangat profesional dalam

menjalankan tugas dan wewenangnya tersebut.

3. Hegel

Birokrasi adalah institusi yang menduduki posisi organiik yang

netral di dalam struktur sosial dan berfungsi sebagai penghubung

antara negara yang memanifestasikan kepentingan umum, dan

masyarakat sipil yang mewakili kepentingan khusus dalam

masyarakat. Hegel melihat, bahwa birokrasi merupakan jembatan

yang dibuat untuk menghubungkan antara kepentingan masyarakat

dan kepentingan negara yang dalam saat-saat tertentu berbeda.

Oleh sebab itu peran birokrasi menjadi sangat strategis dalam

rangka menyatukan persepsi dan perspektif antara negara

(pemerintah) dan masyarakat sehingga tidak terjadi kekacauan.

4. Karl Marx

Birokrasi adalah Organisasi yang bersifat Parasitik dan

Eksploitatif. Birokrasi merupakan Instrumen bagi kelas yang

berkuasa untuk mengekploitasi kelas sosial yang lain (yang

dikuasai). Birokrasi berfungsi untuk mempertahankan privilage

dan status quo bagi kepentingan kelas kapitalis. Dalam pandangan

Marx yang berbeda dengan Hegel, birokrasi merupakan sistem

yang diciptakan oleh kalangan atas (the have) untuk memperdayai

kalangan bawah (the have not) demi mempertahankan dan

meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Dalam hal ini

birokrasi menjadi kambing hitam bagi kesalahan penguasa

terhadap rakyatnya.

5. Blau dan Meyer

13

Page 14: oranisasi manajemen proyek

Birokrasi adalah sesuatu yang penuh dengan kekakuan

(inflexibility) dan kemandegan struktural (structural static), tata

cara yang berlebihan (ritualism) dan penyimpangan sasaran

(pervesion goals), sifat pengabaian (alienation) serta otomatis

(automatism) dan menutup diri terhadap perbedaan pendapat

(constrain of dissent). Dengan demikian Blau dan Meyer melihat

bahwa birokrasi adalah sesuatu yang negatif yang hanya akan

menjadi masalah bagi masyarakat.

6. Yahya Muhaimin

Keseluruhan aparat pemerintah, baik sipil maupun militer yang

bertugas membantu pemerintah (untuk memberikan pelayanan

publik) dan menerima gaji dari pemerintah karena statusnya itu.

7. Almond and Powel

The Governmental Bureaucracy is a group of formally

organized offices and duties, lnked in a complex grading

subordinates to the formal roler maker (Birokrasi Pemerintahan

adalah sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisir secara

formal berkaitan dengan jenjang yang kompleks dan tunduk pada

pembuat peran formal).

1.3.4.3. Karakteristik Ideal Birokrasi

Ilmuwan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan teori

birokrasi adalah Max Weber, seorang sosiolog jerman yang juga ahli

hukum. Weber pernah menulis buku wirtschaft und gesellchaft (teori

organisasi sosial dan ekonomi) yang didalamnya terdapat salah satu

bab mengenai birokrasi. Karya itu sampai sekarang dikenal konsep tipe

ideal birokrasi. Dalam model yang diajukan Weber, birokrasi memiliki

karakteristik ideal sebagai berikut (dalam Islamy, 2003):

1. Pembagian Kerja/ Spesialisasi (division of labor)

Dalam menjalankan berbagai tugasnya, birokrasi membagi

kegiatan-kegiatan pemerintahan menjadi bagian-bagian yang

masing-masing terpisah dan memiliki fungsi yang khas. Pembagian

14

Page 15: oranisasi manajemen proyek

kerja seperti ini memungkinkan terjadinya spesialisasi fungsi.

Dengan cara seperti ini, penugasan spesialis untuk tugas-tugas

khusus bisa dilakukan dan setiap mereka bertanggung jawab atas

keberesan pekerjaannya masing-masing.

Aktivitas yang reguler mensyaratkan tujuan organisasi

didistribusikan dengan cara yang tetap dengan tugas-tugas kantor

(official duties). Pemisahan tugas secara tegas memungkinkan untuk

memperkerjakan ahli yang terspesialisasi pada setiap posisi dan

menyebabkan setiap orang bertanggungjawab terhadap kinerja yang

efektif atas tugas-tugasnya. Karena itu tugas-tugas birokrasi

hendaknya dilakukan oleh masing-masing pegawai yang benar-

benar memiliki keahlian khusus (specialized expert) dan

bertanggung jawab demi tercapainya tujuan organisasi secara efektif

dan efisien.

2. Adanya prinsip hierarki wewenang (the principle of hierarchi)

Ciri khas birokrasi adalah adanya wewenang yang disusun

secara hierarkis atau berjenjang. Hierarki itu berbentuk piramid

yang memiliki konsekuensi semakin tinggi suatu jenjang berarti

pula semakin besar wewenang yang melekat di dalamnya dan

semakin sedikit penghuninya. Hierarki wewenang ini sekaligus

mengindikasikan adanya hierarki tanggung jawab. Dalam hierarki

itu setiap pejabat harus bertanggung jawab kepada atasannya

mengenai keputusan-keputusan dan tindakan-tindakannya sendiri

maupun yang dilakukan oleh anak buahnya. Pada setiap tingkat

hierarki, para pejabat birokrasi memiliki hak memberi perintah dan

pengarahan pada bawahannya, dan para bawahan itu berkewajiban

untuk mematuhinya. Sekalipun begitu, ruang lingkup wewenang

memberi perintah itu secara jelas dibatasi hanya pada masalah-

masalah yang berkaitan langsung dengan kegiatan resmi

pemerintahan.

3. Adanya sistem aturan (system of rules)

15

Page 16: oranisasi manajemen proyek

Kegiatan pemerintahan diatur oleh suatu sistem aturan main

yang abstrak. Aturan main itu merumuskan lingkup tanggung jawab

para pemegang jabatan di berbagai posisi dan hubungan di antara

mereka. Aturan-aturan itu juga menjamin koordinasi berbagai tugas

yang berbeda dan menjamin keseragaman pelaksanaan berbagai

kegiatan itu.

Operasi kegiatan dalam birokrasi dilaksanakan berdasarkan

sistem aturan yang ditaati secara konsisten. Hal ini dimaksudkan

untuk menjamin adanya unuformitas kinerja setiap tugas dan rasa

tanggung jawab masing-masing anggota organisasi bagi

pelaksanaan tugasnya.

4. Hubungan Impersonal (formalistic impersonality)

Para pejabat birokrasi harus memiliki orientasi impersonal.

Mereka harus menghindarkan pertimbangan pribadi dalam

hubungannya dengan bawahannya maupun dengan anggota

masyarakat yang dilayaninya. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan perlakuan yang adil bagi semua orang dan persamaan

pelayanan administrasi.

5. Sistem Karier (career system)

Pekerjaan dalam birokrasi pemerintah adalah pekerjaan karier.

Para pejabat menduduki jabatan dalam birokrasi pemerintah melalui

penunjukan, bukan melalui pemilihan; seperti anggota legislatif.

Mereka jauh lebih tergantung pada atasan mereka dalam

pemerintahan daripada kepada rakyat pemilih. Pada prinsipnya,

promosi atau kenaikan jenjang didasarkan pada senioritas atau

prestasi, atau keduanya. Dalam kondisi tertentu, birokrat itu juga

memperoleh jaminan pekerjaan seumur hidup.

1.3.4.4. Model – Model Birokrasi

16

Page 17: oranisasi manajemen proyek

Ditinjau dari pola hubungan yang terjadi antara negara dan

rakyat, maka birokrasi dapat dikategorikan dua model. Model pertama,

merupakan titik pemberangkatan yang meletakkan birokrasi dalam

posisi netral. Birokrasi yang netral merupakan gambaran yang cocok

seperti diidealkan Weber. Dia melukiskan birokrasi sebagai pelayan

publik dalam menjalankan fungsi -fungsi negara, mengayomi

warganya. Model ini dapat diidentikkan dengan birokrasi yang

memiliki karakter sebagai berikut:

1. Ramping

2. Fleksibel

3. Memberdayakan

4. Mengatur Dan Mengontrol

5. Kompetisi

6. Tergantung Pada Misi

7. Berorientasi Hasil/ Outcome

8. Mengutamakan Kebutuhan Masyarakat

9. Pelayanan Harus Menghasilkan

10. Preventif

11. Desentralisasi

12. Market Oriented

13. Realistik-Pragmatis

Pada model kedua, birokrasi lebih dipandang sebagai patologi

yang melahirkan berbagai persoalan dalam kehidupan masyarakat.

Sudah barang tentu dan sudah pada tempatnya bila sikap birokrat

menempatkan diri pada posisi yang pertama. Guna mencapai puncak-

puncak kinerjanya birokrasi harus menyiasati bagaimana menempatkan

masyarakat sebagai pelanggan seperti halnya dunia swasta memandang

pelanggan sebagai raja. Gabler & Osborne (1992) memandang

birokrasi harus berorientasi dan memandang masyarakat sebagai

pelanggan. Dengan perkataan lain efektivitas kinerja harus diupayakan

seoptimal mungkin. Persoalannya dibanyak negara, dan sudah menjadi

17

Page 18: oranisasi manajemen proyek

wacana dikalangan pakar administrasi negara, munculnya fenomena

bahwa biarokrasi tidak netral. Birokrasi seperti ini dapat diidentikkan

karakternya sebagai berikut:

1. Gemuk/ Tambun

2. Kaku

3. Melayani

4. Melaksanakan

5. Monopoli

6. Tergantung Pada Orang

7. Berorientasi Prosedur/ Formalisme

8. Mengutamakan Program Birokrasi

9. Menghabiskan Uang Pelayanan

10. Preskriptif

11. Sentralisasi/ Personal Work

12. Government Oriented

13. Sloganis

1.3.5. Administrasi

1.3.5.1. Administrasi Publik

Menurut Kerlinger dalam Pasolong (2011:9) teori adalah

serangkaian konstruk (konsep), batasan, dan proposisi, yang

menyajikan suatu pandangan sitematis tentang fenomena dengan fokus

hubungan dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan

tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu. Sedangkan menurut

Pasolong (2011 : 10) teori adalah pernyataan atau konsep yang teruji

kebenarannya melalui riset.

Istilah Administrasi secara etimologi berasal dari bahasa Latin

(Yunani) yang terdiri atas dua kata yaitu “ad” dan “ ministrate” yang

berarti “to serve” yang dalam Bahasa Indonesia berarti melayani atau

memenuhi2. Sedangkan pendapat A. Dunsire yang dikutip ulang oleh

18

Page 19: oranisasi manajemen proyek

Keban (2008 : 2) administrasi diartikan sebagai arahan, pemerintahan,

kegiatan implementasi, kegiatan pengarahan, penciptaan prinsip-

prinsip implementasi kebijakan publik, kegiatan melakukan analisis,

menyeimbangkan dan mempresentasikan keputusan, pertimbangan-

pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok

dalam menghasilkan barang dan jasa publik, dan sebagai arena bidang

kerja akademik dan teoritik.

Pengertian Publik adalah sejumlah manusia yang memiliki

kesamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar

dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki (Syafi’ie

dkk dalam Pasolong, 2011 :6).

1.3.5.2. Teori Administrasi

1.3.5.2.1. Teori Administrasi Menurut Henry Fayol

Teori Administrasi menjelaskan upaya-upaya untuk

mendefinisikan fungsi universal yang dilakukan oleh pimpinan dan

asas-asas yang menyusun praktik kepemimpinan yang baik. Henry

Fayol (1841-1925) menggunakan pendekatan atas manajemen

administrasi, yaitu suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai pada

tingkat pimpinan terbawah. Fayol melahirkan tiga sumbangan besar

bagi administrasi dan manajemen yaitu (1) aktivitas organisasi, (2)

fungsi atau tugas pimpinan, (3) prinsip-prinsip administrasi atau

manajemen. Selanjutnya Fayol mengemukakan prinsip-prinsip

administrasi yaitu :

1. Pembagian pekerjaan, prinsip ini sama dengan pembagian tenaga

kerja menurut Adam Smith, spesialisasi meningkatkan hasil yang

membuat tenaga kerja lebih efisien.

2. Wewenang. Manajer harus memberi perintah, wewenang akan

membuat mereka melakukan denga baik.

3. Disiplin. Tenaga kerja harus membantu dan melaksanakan aturan

yang ditentukan oleh organisasi.

4. Kesatuan komando. Setiap tenaga kerja menerima perintah hanya

dari yang berkuasa.

19

Page 20: oranisasi manajemen proyek

5. Kesatuan arah. Beberapa kelompok aktivitas organisasi yang

mempunyai tujuan yang sama dapat diperintah oleh seorang manajer

menggunakan satu rencana.

6. Mengarahkan kepentingan individu untuk kepentingan umum.

Kepentingan setiap orang, pekerja atau kelompok pekerja tidak dapat

diutamakan dari kepentingan organisasi secara keseluruhan.

7. Pemberian upah. Pekerja harus dibayar dengan upah yang jelas

untuk pelayanan mereka.

8. Pemusatan. Berhubungan pada perbandingan yang mana

mengurangi keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

1.3.5.2.2. Teori Administrasi Menurut William L.Morrow

Teori administrasi menurut William L. Morrow sebagai

berikut:

1. Teori Deskriptif adalah teori yang menggambarkan apa yang nyata

dalam sesuatu organisasi dan memberikan postulat mengenai faktor-

faktor yang mendorong orang berperilaku.

2. Teori Persepektif, adalah teori yang menggambarkan perubahan-

perubahan di dalam arah kebijakan publik, dengan mengeksploitasi

keahlian birokrasi. Penekanan teori ini adalah untuk melakukukan

pembaharuan, melakukan koreksi dan memperbaiki proses

pemerintahan.

3. Teori Normatif, pada dasarnya teori mempersoalkan peranan

birokrasi. Apakah peranan biokrasi dipandang di dalam pengembangan

kebijakan dan pembangunan politik, ataukah peranan birokrasi

dimantapkan, diperluas atau dibatasi.

4. Teori Asumtif, adalah teori yang memusatkan perhatiannya pada

usaha-usaha untuk memperbaiki praktik administrasi. Untuk mencapai

tujuan ini, teori asumsi berusaha memahami hakikat manusiawi yang

terjadi di lingkungan birokratis.

20

Page 21: oranisasi manajemen proyek

5. Teori Instrumental, adalah toeri yang bermaksud untuk melakukan

konseptualisasi mengenai cara-cara untuk memperbaiki teknik

manajemen, sehingga dapat dibuat sasaran kebijakan secara lebih

ralistis. Teori ini menekankan alat, teknik dan peluang untuk

melaksanakan nilai-nilai yang telah ditentukan.

1.3.5.2.3. Teori Administrasi Menurut Stephen P. Robbins

Menurut Stephen P.Robbing, ada beberapa teori administrasi,

diantaranya :

1. Teori Hubungan Manusia. Teori ini dirintis oleh Elton Mayo.

Pengembangan Teori Mayo didasarkan pada penemuannya selama

memimpin proyek. Mayo bermaksud menguji hubungan antara

produktivitas dengan lingkungan fisik. Mayo menangkap bahwa

norma-norma sosial, justru merupakan faktor kunci dalam perilaku

kerja individual. Karenanya, rangsangan kenaikan upah tiak memacu

pekerja untuk bekerja lebih produktif.

2. Teori Pengambilan Keputusan. Dalam pengambilan keputusan

para pemikir menyarankan dipergunakannya statistik, model optimasi,

model informasi, dan simulasi. Di samping itu dapat juga

dimanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang berasal dari linear

programming, critical path scheduling, inventory models, site location

models, serta berbagai bentuk resource allocation models.

3. Teori Perilaku. Teori ini bermaksud untuk menintegrasikan semua

pengetahuan mengenai anggota organisasi, struktur dan prosesnya.

Toeri ini memahami pentingnya faktor perilaku manusia sebagai alat

utama untuk mencapai tujuan.

4. Teori Sistem. Dalam teori ini, organisasi dipandang sebagai suatu

sistem yang menampilkan karakteristiknya sebagai penerima masukan,

pengolah dan pengahasil.

5. Teori Kontigensi. Pada awalnya teori ini dipergunakan pada

pengembangan orangnisasi yang dirancang secara optimal dapat

mengadaptasi teknologi dan lingkungan. Teori kontigensia diangkat

21

Page 22: oranisasi manajemen proyek

untuk mencari beberapa karakteristik umum yang melekat pada situasi

khusus.

1.3.5.3. Administrasi Negara

Istilah Administrasi Negara berasal dari bahasa latin administrate

yang dalam bahasa Belanda diartikan sama dengan besturen yang

berarti fungsi pemerintah. Beberapa pendapat tentang pengertian

administrasi:

1. J.Wajong : adminsitrasi sama dengan pengendalian atau memerintah

(to direct, to manage, bestaken, be wind voeren atau beheren) yang

merupakan suatu proses yang meliputi :

a. merencanakan dan merumuskan kebijakan politik pemerintah

( Formulation of Policy).

b. Melaksanakan kebijakan politik yang telah ditetapkan oleh

pemerintah dengan cara :

1.menyusun organisasi dengan menyiapkan alat-alat

yang diperlukan.

2.memimpin organisasi agar tercapai tujuan.

2. Prajudi Atmosudirdjo membagi administrasi atas :

a. Ilmu administrasi publik yang terdiri atas :

1. Ilmu Administrasi Negara Umum

2. Ilmu Administrasi Daerah

3. Ilmu Administrasi Negara Khusus

b. Ilmu Administrasi Negara Privat yang terdiri dari :

1. Ilmu Administrasi Niaga

2. Ilmu Administrasi Non- Niaga.

3. R.D.H. Kusumaatmadja : Administrasi dalam kehidupan sehari-hari

terdiri dari dua arti :

1. Dalam arti sempit : administrasi adalah kegiatan tulis meulis,

catat mencatat dalam setiap kegiatan atau tata usaha.

22

Page 23: oranisasi manajemen proyek

2. Dalam arti luas : administrasi adalah kegiatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

Pengertian Administrasi Negara

1. Menurut Utrecht

Administrasi Negara adalah gabungan jabatan ( aparat/alat )

administrasi yang dibawah pimpinan pemerintah )Presiden dan para

Menteri) melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah (tugas

pemerintah) yang tidak diserahkan pada badan perundang-undangan

dan kehakiman. Utrecht bertitik tolak pada Teori Sisa atau Teori

Residu / Atrek Theorie.

2. Prof. Waldo, mengemukakan dua definisi yaitu :

1. Public administration the organization and management of

men and materialis to achieve the purpose of government.

2. Public administration is the art and science of management is

applied to affair of state.

Yang artinya :

1. Publik administrasi adalah suatu pengorganisasian dan

manajemen dari manusia dan alat perlengkapannya untuk

mencapai tujuan dari pemerintah.

2. Publik administrasi adalah suatu seni dan ilmu dari

manajemen dalam menyelenggarakan kepentingan Negara.

Administrasi Negara sama dengan Public Administrasi, yang

intinya mempelajari organisasi dan manajemen.

3. Dimock dan Dimeck

Administrasi Negara adalah aktivitas-aktivitas Negara

dalam melaksanakan kekuasaan politik saja.

4. CST Kansil mengemukakan tiga arti administrasi Negara :

a. Sebagai aparatur Negara, aparatur pemerintah, atau

instansi politik (kenegaraan) meliputi organ yang berada

23

Page 24: oranisasi manajemen proyek

dibawah pemerintah, mulai dari Presiden, Menteri termasuk

Sekjen, Dirjen, Irjen, Gubernur, Bupati/Walikota dan

sebagainya, pokoknya semua orang yang menjalankan

administrasi Negara.

b. Sebagai fungsi atau aktivitas yaitu sebagai kegiatan

mengurus kepentingan Negara.

c. Sebagai proses teknis penyelenggaraan Undang-

undang atau menjalankan Undang-undang.

5. Prof. Dr. Mr. Prajudi A.

Yang dilakuikan oleh administrasi Negara adalah :

1. Perencanaan

2. Pengaturan tidak bersifat Undang-undang

3. Tata Pemerintahan yang bersifat melayani.

4. Kepolisian yang bersifat menjaga dan mengawasi tata

tertib

5. Penyelesaian perselisihan secara administratif

6. Pembangunan dalam penertiban lingkungan hidup

7. Tata Usaha Negara yang dilakukan oelh kantor-kantor

pemerintah.

8. Penyelenggraan usaha-usaha Negara, yang dilakukan

oleh dinas-dinas, dan perusahaan-perusahaan Negara

(BUMN dan BUMD).

1.3.5.4. Sumber Hukum Administrasi Negara

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan

hukum dan ditentukan aturan hukum itu. Sumber hukum dikenal dua

macam yaitu :

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang

menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi

hukum itu dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu :

a. Sejarah, yaitu undang-undang/ peraturan-peraturan

masa lalu yang dianggap baik dapat dijadikan bahan

24

Page 25: oranisasi manajemen proyek

untuk membuat undang-undang dan dapat diberlakukan

sebagai hukum positif.

b. Faktor Soiologis

Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga

yang ada didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang

terjadi didalam masyarakat dapat dijadikan bahan untuk

membuat hukum dengan kata lain sesuai dengan

perasaan hukum masyarakat misalnya keadaan dan

pandangan masyarakat dalam social, ekonomi, budaya,

agama dan psikologis.

c. Fakotor Filosofis.

Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu

bersifat adil atau tidak dan sejauhmana aturan itu ditaati

oleh warga masyarakat atau mengapa masyarakat

mentaati aturan itu.

2. Sumber Hukum Formil

Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan

diberi suatu bentuk melalui suatu proses tertentu, maka kaidah

itu akan berlaku umum dan mengikat seluruh warga masyarakat

dan ditaati oleh warga masyarakat.

Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah :

a. Undang-undang

b. Kebiasaan/Praktek hukum ddministrasi Negara

c. Yurispudensi

d. Doktrin/pendapat para ahli

25

Page 26: oranisasi manajemen proyek

1.3.6. Manajemen Ilmiah

Manajemen ilmiah adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan

organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen seperti

merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin

(leading) dan mengendalikan (controlling), seni untuk mencapai sasaran

melalui orang lain (menurut Mary Parker Follett) dan suatu ilmu (menurut

Luther Gullick).

Aliran ini dipelopori oleh Frederick W. Taylor dkk, yang mencoba

untuk menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas,

menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja populer antara tahun 1890 –

1920. Muncul akibat : langkanya tenaga kerja terampil adanya kebutuhan

untuk meningkatkan produktivitas.

1.3.6.1. Prinsip Dasar Menurut Frederick W. Taylor

Frederick W. Taylor mengemukakan 4 prinsip dasar mengelola

kerja :

a. Pengembangan manajemen secara ilmiah yang benar

dapat digunakan untuk menentukan metoda yang benar

untuk menjalankan setiap tugas.

b. Seleksi pekerja dilaksanakan secara ilmiah dan pekerja

tersebut diberi tanggungjawab/tugas sesuai dengan

ketrampilan yang dimilikinya

c. Pendidikan dan pengembangan pekerja juga dilakukan

secara ilmiah

d. Harus ada kerjasama yang erat antara manajemen dan

pekerja

Selain 4 prinsip dasar mengelola kerja diatas, terdapat pendapat

Frederick W. Taylor lainnya :

a. Manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang

sama yaitu meningkatkan produksi

b. Pekerja yang lebih produktif diberikan upah yang lebih

tinggi (Sistem Tarif Berbeda/Differential Rate System)

26

Page 27: oranisasi manajemen proyek

1.3.6.2. Dampak Teori Manajemen Ilmiah

1.3.6.2.1.Secara Umum

Berikut beberapa dampak dari teori manajemen ilmiah :

a. Terjadi kenaikan produktivitas yg dramatis dan upah

menjadi lebih tinggi, namun kemampuan manusia ada

batasnya. Sehingga pekerja lebih cepat pensiun

b. Akhirnya teori ini ditentang oleh para pekerja dan

Serikat Pekerja

1.3.6.2.2.Pendapat Para Ahli

A. Robert Owen

1. Peningkatan kondisi kerja akan meningkatkan produksi

2. Unsur pekerja merupakan unsur terpenting dalam proses

produksi

B. Charles Babbage

1. Penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja akan

meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya

C. Henry L. Gantt

1. Memperkenalkan Gantt Chart, yg digunakan utk penjadwalan

kerja

2. Tidak menggunakan Sistem Tarip Berbeda, namun menerapkan

sistem Bonus tambahan

1.3.6.3. Keterbatasan Teori Manajemen Ilmiah

Ada beberapa keterbatasan pada teori manajemen ilmiah, diantaranya :

1. Ternyata peningkatan produksi tidak disertai dengan

peningkatan pendapatan para pekerja

2. Memandang manusia sebagai sesuatu yg hanya dapat

dimotivasi dengan pemuasan kebutuhan ekonomi dan

kebutuhan fisik (manusia rasional). Tidak memperhatikan

kebutuhan/masalah sosial dari para pekerja, termasuk

27

Page 28: oranisasi manajemen proyek

masalah stres/frustasi dan ketegangan akibat kerja

3. Mengabaikan kebutuhan pekerja akan kepuasan hasil

kerja yang telah dilaksanakannya.

28