optimasi kondisi produksi enzim amilase dari … · enzim amilase dari bakteri laut bacillus sp....

40
OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI BAKTERI LAUT Bacillus sp. YULI CAPRIYANTI DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: truongcong

Post on 12-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI

BAKTERI LAUT Bacillus sp.

YULI CAPRIYANTI

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,
Page 3: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimasi Kondisi

Produksi Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Yuli Capriyanti

NIM G84100066

Page 4: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

ABSTRAK

YULI CAPRIYANTI. Optimasi Kondisi Produksi Enzim Amilase dari

Bakteri Laut Bacillus sp. Dibimbing oleh POPI ASRI KURNIATIN dan

AWAN PURNAWAN.

Keanekaragaman hayati sumber daya laut yang tinggi berpotensi

sebagai sumber baru dari enzim amilase. Komunitas mikroba merupakan

biomasa laut terbesar yang memungkinkan banyaknya sumber baru penghasil

enzim. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keadaan optimum kondisi

lingkungan serta nutrien media produksi bakteri laut Bacillus sp. Berbagai

parameter seperti konsentrasi substrat, pH produksi, suhu fermentasi, ko-

substrat, dan sumber nitrogen telah ditentukan kondisi optimalnya. Metode

yang digunakan adalah metode spektrofotometri. Produksi enzim amilase

maksimum didapatkan pada konsentrasi substrat pati 1%, pH 7, suhu 30oC,

maltosa sebagai ko-substrat produksi, dan kasein sebagai sumber nitrogen

produksi dengan nilai aktivitas enzim amilase paling optimum berturut-turut

sebesar 2.547 U/mL, 2.109 U/mL, 2.414 U/mL, 2.675 U/mL, dan terakhir

2.335 U/mL.

Kata kunci: aktivitas amilase, Bacillus sp., ko-substrat, optimasi, pH,

substrat, suhu, sumber nitrogen

ABSTRACT

YULI CAPRIYANTI. Optimization of Production Conditions of Amylase

Enzyme From Marine Bacteria Bacillus sp. Supervised by POPI ASRI

KURNIATIN dan AWAN PURNAWAN.

Marine biodiversity resources have high potential as a new source of

the enzyme amylase. Microbial community is the largest marine biomass that

enables many new sources producing enzyme. This study aimed to determine

the optimum state of environmental conditions and nutrient media production

of marine bacterium Bacillus sp. Various parameters such as substrate

concentration, pH production, fermentation temperature, co-substrate, and

nitrogen sources have been determined the optimal conditions. The method

used is the spectrophotometric method. The maximum production of amylase

enzyme obtained at a concentration of 1% starch substrate, pH 7, 30°C,

maltose as co-substrate production, and casein as a nitrogen source with a

value most optimum amylase enzyme activity, respectively for 2.547 U/mL,

2.109 U/mL, 2.414 U/mL, 2.675 U/mL, and the last 2.335 U/mL.

Keywords : amylase activity, Bacillus sp., co-substrate, nitrogen source,

optimization, pH, substrate, temperature.

Page 5: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Biokimia

OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI

BAKTERI LAUT Bacillus sp.

YULI CAPRIYANTI

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

iv

Page 7: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

i

Judul Skripsi : Optimasi Kondisi Produksi Enzim Amilase dari Bakteri Laut

Bacillus sp.

Nama : Yuli Capriyanti

NIM : G84100066

Disetujui oleh

Popi Asri Kurniatin, SSiApt MSi

Pembimbing I

Awan Purnawan, SSi MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir I Made Artika, MAppSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

ii

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian

yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini adalah Optimasi Kondisi Produksi

Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat. Penelitian ini didanai oleh DIPA BIOREFENARY PUSLIT

BIOTEKNOLOGI tahun anggaran 2014.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Popi Asri Kurniatin, SSiApt MSi

dan Bapak Awan Purnawan, SSi MSi atas bimbingan, arahan, kritik, dan sarannya.

Ucapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada Bapak Dr. Yopi, Ibu Nanik,

SPt MSi, para peneliti, staf, serta sesama mahasiswa penelitian di Laboratorium

Biokatalis dan Fermentasi, Bidang Bioproses Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI

Cibinong. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, kakak,

adik, dan seluruh keluarga atas dukungan yang selalu diberikan. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan seluruh teman sesama bimbingan, satu penelitian, serta

teman-teman Biokimia 47 untuk segala doa, kasih sayang, dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Yuli Capriyanti

Page 9: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Bahan dan alat 2

Metode Penelitian 2

HASIL 5

Isolat Bakteri Bacillus sp. Hasil Peremajaan 5

Konsentrasi Pati Optimum 5

pH Optimum Produksi 6

Suhu Fermentasi Optimum 7

Ko-substrat Optimum 8

Sumber Nitrogen Optimum 9

PEMBAHASAN 10

Pertumbuhan Sel Bakteri 10

Konsentrasi Pati Optimum 11

pH Optimum Produksi 12

Suhu Fermentasi Optimum 13

Ko-substrat Optimum 14

Sumber Nitrogen Optimum 14

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

Page 10: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

iv

DAFTAR GAMBAR

1 Hasil peremajaan bakteri laut Bacillus sp. dalam media padat pati 0.5% 2 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai konsentrasi

substrat

3 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai

konsentrasi substrat

4 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. dengan berbagai kondisi pH

5 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai

kondisi pH

6 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai suhu fermentasi

7 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai suhu

fermentasi

8 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai ko-substrat

9 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai ko-

substrat

10 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai sumber nitrogen

11 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai

sumber nitrogen

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 2 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi konsentrasi substrat 3 Kurva standar D-glukosa pada optimasi konsentrasi substrat 4 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi konsentrasi

substrat media produksi 5 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi pH media produksi

6 Kurva standar D-glukosa pada optimasi pH media produksi

7 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi pH media

8 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi suhu fermentasi 9 Kurva standar D-glukosa pada optimasi suhu fermentasi

10 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi suhu fermentasi

11 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi ko-substrat media

produksi

12 Kurva standar D-glukosa pada optimasi ko-substrat media produksi

13 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi ko-substrat

media produksi

14 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi sumber nitrogen media

produksi

15 Kurva standar D-glukosa pada optimasi sumber nitrogen media produksi

16 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi sumber nitrogen

media produksi

5

5

6

6

7

7

8

8

13

9

13 9

13

10

13

19

13 20

13 20

13

21

13 22

13 22

13 23

13 24

13 24

13 25

13

26

13 26

13

27

13

28

13 28

13

29

13

Page 11: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

1

PENDAHULUAN

Amilase merupakan kelompok enzim yang mempunyai kemampuan untuk

memutuskan ikatan glikosida yang terdapat pada amilum (Sutiamiharja 2008). Enzim

ini memiliki aplikasi dengan skala yang luas. Kebutuhan amilase di dunia sangat

tinggi. Pada tahun 2004 saja mencapai penjualan sekitar US $2 milyar dan

diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah per tahun dengan laju 3.3%

(Sivaramkrishnan et al. 2006). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor

enzim di Indonesia tahun 2008 dan tahun 2009 mencapai US$ 20,2 juta dan US$ 20,3

juta. Pemanfaatan enzim amilase untuk sektor makanan dan minuman adalah sekitar

90% dari karbohidrase yang dihasilkan. Produksi amilase sendiri oleh Bacillus sp.

lichineformis dan Aspergillus sp sekitar 300 ton enzim murni pertahun

(Sivaramkrishnan et al. 2006). Amilase merupakan enzim industri yang penting yang

dapat menyumbang sekitar 30% dari produksi enzim dunia (Maarel Van Der et al.

2002). Oleh karena itu, meskipun enzim amilase telah banyak diisolasi dan

dikristalisasi, eksplorasi sumber amilase yang lebih efisien masih dibutuhkan

(Ahmadi et al. 2010).

Saat ini mikroba yang banyak digunakan untuk produksi enzim amilase berasal

dari tanah, mikroba yang berasal dari laut belum banyak dimanfaatkan. Mikroba yang

hidup di laut mempunyai karakter yang spesifik, yaitu dapat bertahan pada salinitas

tinggi, suhu, cahaya, dan lingkungan ekstrim lainnya. Komunitas mikroba dari jenis

bakteri, arkea, protista dan fungi bersel tunggal merupakan biomasa laut terbesar.

Jumlah total sel bakteri di laut diperkirakan sebanyak 3,6x1029 dengan total

kandungan karbon selulernya sebesar 3x1017g (Whitman et al. 1998).

Keanekaragaman yang sangat tinggi ini mendorong banyaknya penelitian yang

menggunakan mikroba laut, termasuk pencarian sumber enzim amilase yang baru.

Bacillus sp. mempunyai banyak potensi sebagai sumber daya hayati laut yang

dapat menunjang bioteknologi bakteri laut. Marga Bacillus merupakan salah satu

bakteri yang mempunyai berbagai macam kemampuan yang dapat dikembangkan

dalam industri bioteknologi karena mempunyai sifat-sifat seperti, memiliki kisaran

suhu pertumbuhan yang luas, pembentuk spora, bersifat aerob atau fakultatif

anaerob, memiliki kemampuan enzimatik yang beragam, dan tidak membutuhkan

faktor tumbuh yang relatif mahal (Ariani 2000). Penelitian mengenai bakteri laut ini

telah banyak dilakukan, seperti karakterisasi α-amilase dari bakteri laut Vibrio sp.

B10.2.8 (Margareth 2007), lalu optimasi enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp.

VITRKHB menggunakan metode RSM (Response Surface Methodology) (Rao et al.

2013), dan juga penelitian mengenai optimasi, produksi, dan pemurnian parsial dari

enzim ekstraselular α-amilase Bacillus sp. marini (Ashwini et al. 2011). Selain itu

bakteri laut juga digunakan untuk menghasilkan enzim lainnya, seperti enzim

kitinase (Rostinawati 2008).

Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan kerja enzim amilase dari

bakteri laut Bacillus sp. setelah dilakukan penelitian terkait kondisi optimum enzim

tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan dalam skala aplikasi lebih lanjut seperti dalam

bidang industri maupun bidang penelitian. Hal ini juga akan meningkatkan produksi

enzim amilase lebih mudah apabila kondisi lingkungan pertumbuhannya diketahui,

membuka kajian tentang potensi isolat laut lokal sebagai galur penghasil enzim

amilase yang baik, dan menginisiasi pengembangan industri enzim di Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum konsentrasi substrat

Page 12: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

2

media, pH produksi, suhu fermentasi, ko-substrat, dan sumber nitrogen sehingga

didapatkan optimalisasi produksi enzim amilase dari mikroba laut Bacillus sp.

METODE

Bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Bacillus sp.,

Artificial Sea Water (ASW) dari Jepang, ekstrak khamir, pepton, pati komersial,

larutan buffer fosfat pH 7 0.02 M, larutan NaOH 2%, larutan HCl 10%, larutan DNS,

larutan buffer standar pH 4, larutan buffer standar pH 7, larutan buffer standar pH

10, akuades, es, alkohol 96%, D-glukosa, maltosa, sukrosa, galaktosa, urea, amonium

sulfat, kasein, tripton, agar, dan alumunium foil.

Peralatan yang digunakan adalah spektrofotometer UV-VIS double beam

Hitachi U-3900H, oven Memmert, water bath Julabo TW20, autoklaf Tomy high

pressure steam sterillizer ES-315, shaker BioShaker BR-43FL, inkubator, sentrifus

Hitchi Micro Ultracentrifuge CS 150NX, laminar air flow Sanyo Bio Clean Bench

MCV-B13, pH meter, ice maker, neraca analitik percisa 303A, ice box, pengaduk

magnetik (stirer), vortex IKA MS 3 basic, tabung reaksi, mikropipet 10–1000 L,

tabung Eppendorf 1,5 mL, tips 10-1000 L, labu Erlenmeyer 100, 250, dan 300 mL,

gelas piala, gelas ukur, labu takar 10 mL, botol scott, pipet tetes, sudip, cawan petri,

ose, botol semprot, termometer, bunsen, dan kuvet.

Metode Penelitian

Optimasi produksi enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. dalam penelitian

ini terdiri atas lima tahap penting, yaitu optimasi konsentrasi substrat media produksi,

optimasi pH media produksi, optimasi suhu fermentasi, optimasi ko-substrat C media

produksi, dan optimasi sumber nitrogen media produksi.

Peremajaan Bakteri Bacillus sp. (Rahmani et al. 2011).

Pembuatan Media Peremajaaan. Pembuatan media diawali dengan

penyiapan bahan penyusun yang terdiri atas 3.8 gram Artificial Sea Water (ASW),

0.5 gram pati komersial, 0.5 gram agar, 0.1 gram yeast extract dan 0.5 gram pepton.

Semua bahan dilarutkan di dalam 100 mL akuades kemudian disterilisasi dalam

autoklaf pada tekanan 1 atm dan suhu 121ºC selama 15 menit. Lalu, media yang telah

disterilisasi dituang ke dalam cawan petri.

Peremajaan Isolat Bakteri. Peremajaan bakteri dilakukan dengan

menggoreskan isolat bakteri dari stok kultur awal menggunakan jarum ose steril pada

media padat yang telah disiapkan. Media tersebut mengandung komponen nutrisi dan

sumber karbon bagi pertumbuhan isolat bakteri. Sebelum melakukan penanaman,

laminar tempat kerja disinari sinar UV terlebih dahulu selama 15 menit untuk

membunuh mikroorganisme yang tidak diinginkan sehingga dapat menurunkan

risiko kontaminasi sebelum penanaman. Media yang telah ditanami isolat diinkubasi

pada suhu 30°C selama 3 hari.

Page 13: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

3

Optimasi Media Produksi (Rahmani et al. 2011).

Terdapat beberapa parameter yang dioptimasi pada media produksi enzim

amilase dari bakteri laut Bacillus sp. yang terdiri dari optimasi konsentrasi substrat,

pH, suhu, ko-substrat C, dan sumber nitrogen.

Pembuatan Media Produksi. Pembuatan media diawali dengan disiapkan

bahan penyusun terlebih dahulu yang terdiri atas 3.8% Artificial Sea Water (ASW),

0.1% yeast extract dan 0.5% pepton, dan pati komersial dengan analytical grade

sebagai substrat media produksi. Media produksi terdiri dari media prekultur dan

media kultur. Media prekultur dibuat sebanyak 10 mL, sedangkan untuk media kultur

dibuat sebanyak 30 mL. Setelah itu, media disterilisasi pada 121°C selama 15 menit.

Optimasi Konsentrasi Substrat. Optimasi konsentrasi substrat dilakukan

pada media prekultur dan media kultur. Variasi konsentrasi substrat yang digunakan

adalah konsentrasi 1%, 2.5%, dan 5%. Selanjutnya isolat yang sudah diremajakan

diinokulasi ke dalam media prekultur sebanyak 1 ose secara aseptik dan diinkubasi

dengan kecepatan 150 rpm selama 24 jam pada suhu 30oC. Kemudian media

prekultur dimasukkan ke dalam media kultur secara aseptik dan diinkubasi kembali

selama 120 jam. Setiap 24 jam dilakukan pengambilan sampel kultur sebanyak 2 mL

untuk pengujian pertumbuhan sel bakteri dan aktivitas enzimnya untuk mengetahui

konsentrasi optimum dalam media produksi.

Optimasi pH Produksi. Optimasi pH dilakukan dalam media produksi dengan

konsentrasi substrat optimum yang telah diperoleh dari pengujian sebelumnya

sebesar 1%. Variasi pH media yang digunakan adalah pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, dan

pH 9 yang sebelumnya telah diatur dengan cara menambahkan HCl atau NaOH.

Selanjutnya isolat yang sudah diremajakan diinokulasi ke dalam media prekultur

sebanyak 1 ose secara aseptik dan diinkubasi dengan kecepatan 150 rpm selama 24

jam pada suhu 30oC. Kemudian prekultur dimasukkan ke dalam media kultur secara

aseptik dan diinkubasi kembali selama 120 jam. Setiap 24 jam dilakukan

pengambilan sampel kultur sebanyak 2 mL untuk pengujian pertumbuhan sel bakteri

dan aktivitas enzimnya.

Optimasi Suhu Fermentasi. Optimasi suhu fermentasi menggunakan media

produksi dengan konsentrasi substrat dan pH optimum yang telah diperoleh dari

pengujian sebelumnya sebesar 1% dan kondisi pH 7. Suhu fermentasi yang akan

dioptimasi yaitu suhu 20oC, 30oC, 40oC, dan terakhir 50oC. Selanjutnya isolat yang

sudah diremajakan diinokulasi ke dalam media prekultur sebanyak 1 ose secara

aseptik dan diinkubasi dengan kecepatan 150 rpm selama 24 jam pada suhu masing-

masing perlakuan. Kemudian prekultur dimasukkan ke dalam media kultur secara

aseptik dan diinkubasi kembali selama 120 jam. Setiap 24 jam dilakukan

pengambilan sampel kultur sebanyak 2 mL untuk pengujian pertumbuhan sel bakteri

dan aktivitas enzimnya.

Optimasi Ko-substrat. Optimasi ko-substrat dilakukan dalam media produksi

dengan menggunakan konsentrasi substrat, pH, suhu fermentasi optimum yang telah

diperoleh dari pengujian sebelumnya yaitu konsentrasi sebesar 1%, kondisi pH 7, dan

suhu 30oC. Masing-masing media ditambahkan variasi ko-substrat yaitu maltosa,

sukrosa, glukosa, dan galaktosa dengan konsentrasi masing-masing 0.5%.

Selanjutnya isolat yang sudah diremajakan diinokulasi ke dalam media prekultur

sebanyak 1 ose secara aseptik dan diinkubasi dengan kecepatan 150 rpm selama 24

jam pada suhu masing-masing perlakuan. Kemudian prekultur dimasukkan ke dalam

media kultur secara aseptik dan diinkubasi kembali selama 120 jam. Setiap 24 jam

Page 14: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

4

dilakukan pengambilan sampel kultur sebanyak 2 mL untuk pengujian pertumbuhan

sel bakteri dan aktivitas enzimnya.

Optimasi Sumber Nitrogen. Optimasi sumber nitrogen menggunakan media

produksi dengan konsentrasi substrat, pH, suhu fermentasi, ko-substrat optimum

yang telah diperoleh dari pengujian sebelumnya yaitu konsentrasi sebesar 1%,

kondisi pH 7, suhu 30oC, dan 0.5% maltosa. Masing-masing media ditambahkan

variasi sumber nitrogen yaitu ammonium sulfat, urea, kasein, dan tripton dengan

konsentrasi masing-masing 0.5%. Selanjutnya isolat yang sudah diremajakan

diinokulasi ke dalam media prekultur sebanyak 1 ose secara aseptik dan diinkubasi

dengan kecepatan 150 rpm selama 24 jam pada suhu masing-masing perlakuan.

Kemudian prekultur dimasukkan ke dalam media kultur secara aseptik dan

diinkubasi kembali selama 120 jam. Setiap 24 jam dilakukan pengambilan sampel

kultur sebanyak 2 mL untuk pengujian pertumbuhan sel bakteri dan aktivitas

enzimnya.

Analisis Aktivitas Amilase Ekstrak Kasar (Bernfeld 1995).

Aktivitas enzim amilase ditentukan dengan menggunakan metode DNS yang

telah dimodifikasi dengan mereaksikan 0.25 mL larutan pati 0.5% (b/v) dalam buffer

fosfat pH 7 (0.02 M) dan 0.25 mL enzim yang diperoleh dalam bentuk supernatan

dari 1 mL sampel yang sebelumnya disentrifus dengan kecepatan 13000 rpm selama

15 menit pada suhu 4oC yang telah diencerkan dengan faktor pengenceran 100x, lalu

diinkubasi 30°C selama 30 menit, ekstrasi enzim amilase dipertahankan pada suhu

dingin yaitu minimal 4°C (Liu et al. 2011) untuk menjaga aktivitas enzim. Kemudian

ditambahkan 0.75 mL DNS untuk menghentikan reaksi, lalu dihentikan kembali

dengan merendam tabung reaksi berisi sampel dalam air mendidih 100°C selama 15

menit. Selanjutnya direndam dalam air es selama 10 menit. Gula pereduksi yang

dibebaskan ditentukan dengan menggunakan metode DNS (Miller 1959). Warna

yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm.

Nilai absorbansi yang diperoleh dikonversi menjadi konsentrasi gula pereduksi

(ppm) menggunakan persamaan yang didapat dari kurva standar glukosa. Satu unit

aktivitas enzim (U) merupakan jumlah enzim yang mampu mengkatalis perubahan 1

µmol substrat per menit pada keadaan pengukuran optimal (Lehninger 2008).

Rumus: Aktivitas enzim = Gula pereduksi (

mg

ml)x FP x 1000

Waktu reaksi x BM glukosa

Pengukuran Pertumbuhan Sel Bakteri (Kosim dan Putra 2010).

Uji pertumbuhan sel bakteri dilakukan untuk mengetahui sifat pertumbuhan

bakteri melalui kurva pertumbuhan. Sampel hasil kultur sebanyak 1 mL diukur

pertumbuhan sel bakterinya. Pertumbuhan sel bakteri diamati dengan cara mengukur

densitas optik (Optical Density, OD) dengan metode turbiditas menggunakan

spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.

Page 15: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

5

HASIL

Isolat Bakteri Bacillus sp. Hasil Peremajaan

Isolat bakteri laut Bacillus sp. dapat tumbuh dalam media padat pati 0.5% pada

hari ke-3. Isolat bakteri laut Bacillus sp. yang tumbuh dapat dilihat dari terbentuknya

pelikel putih pada media. Isolat bakteri yang tumbuh lebih banyak membentuk koloni

dan permukaan tepinya tidak rata (Gambar 1).

Gambar 1 Hasil peremajaan bakteri laut Bacillus sp. dalam media padat pati 0.5%

Konsentrasi Pati Optimum

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa fase log kurva pertumbuhan

bakteri terjadi pada jam ke-48. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai OD secara

drastis. Fase stasioner terlihat hingga jam ke-72 dan mulai mengalami fase kematian

dari jam ke-72 hingga jam ke-120 (Gambar 2). Hasil analisis aktivitas enzim amilase

yang dilakukan menunjukkan puncak tertinggi terjadi pada jam ke-72 pada masing-

masing konsentrasi pati yang diuji dengan aktivitas enzim sebesar 2.547 U/mL untuk

konsentrasi 1%, diikuti dengan konsentrasi 2.5% sebesar 2.308 U/mL, dan 2.205

U/mL pada konsentrasi 5% (Gambar 3).

Gambar 2 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai konsentrasi pati.

konsentrasi 1%, konsentrasi 2.5%, konsentrasi 5%.

Page 16: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

6

Gambar 3 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai

konsentrasi pati. konsentrasi 1%, konsentrasi 2.5%,

konsentrasi 5%.

pH Optimum Produksi

Titik optimum kurva pertumbuhan sel bakteri ditunjukkan pada jam ke-24

dimana pertumbuhan sel bakteri sedang berada pada fase log. Fase stasioner terlihat

pada jam ke-48 hingga jam ke-72, lalu setelah jam ke-72 bakteri menuju fase

kematian (Gambar 4). Hasil analisis aktivitas enzim amilase pada media produksi

dengan pH 7 menunjukkan hasil paling tinggi dengan nilai sebesar 2.109 U/mL,

diikuti pH 9 sebesar 1.932 U/mL, pH 6 sebesar 1.545 U/mL, lalu pH 8 sebesar 1.461

U/mL, dan terakhir pH 5 dengan nilai aktivitas enzim sebesar 1.430 U/mL. Titik

optimum dicapai pada jam ke-72 pada semua kondisi pH (Gambar 5).

Gambar 4 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. dengan berbagai kondisi pH.

pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, pH 9.

Page 17: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

7

Gambar 5 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. dengan berbagai

kondisi pH. pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, pH 9.

Suhu Fermentasi Optimum

Nilai absorbansi paling tinggi pada kurva pertumbuhan sel bakteri untuk

masing-masing kondisi suhu ditunjukkan pada jam ke-24, dimana pertumbuhan sel

bakteri sedang dalam fase log. Titik paling optimum ditunjukkan pada kondisi suhu

30oC. Fase stasioner terjadi pada jam ke-48 hingga jam ke-72, lalu terjadi penurunan

pertumbuhan sel bakteri hingga jam ke-120. Fase lag tidak terlihat pada kurva

pertumbuhan (Gambar 6). Nilai aktivitas enzim amilase pada suhu 20oC, 30oC, 40oC,

dan 50oC berturut-turut yaitu 1.729 U/mL, 2.414 U/mL, 1.875 U/mL, dan terakhir

0.866 U/mL. Aktivitas enzim amilase menunjukkan jam ke-72 sebagai titik paling

optimum untuk semua kondisi suhu, namun aktivitas enzim amilase paling tinggi

ditunjukkan oleh suhu 30oC (Gambar 7).

Gambar 6 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai suhu fermentasi.

suhu 20oC, suhu 30oC, suhu 40oC, suhu 50oC.

Page 18: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

8

Gambar 7 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai suhu

fermentasi. suhu 20oC, suhu 30oC, suhu 40oC, suhu

50oC.

Ko-substrat Optimum

Hasil analisis pertumbuhan sel bakteri menunjukkan terjadinya fase log pada

jam ke-24. Fase stasioner pada jam ke-48 dan ke-72. Setelah itu terjadi penurunan

pertumbuhan sel bakteri. Titik optimum terjadi pada jam ke-24 dengan glukosa dan

maltosa sebagai ko-substrat paling tinggi (Gambar 8). Aktivitas enzim amilase

menunjukkan hasil paling optimum pada maltosa dengan nilai sebesar 2.675 U/mL,

lalu galaktosa sebesar 2.259 U/mL, sukrosa sebesar 2.239 U/mL, dan terakhir

sukrosa sebesar 2.001 U/mL. Titik optimum terjadi pada jam ke-72 dengan maltosa

sebagai ko-substrat paling optimum (Gambar 9).

Gambar 8 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. dengan berbagai ko-substrat.

galaktosa, glukosa, maltosa, sukrosa.

Page 19: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

9

Gambar 9 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. dengan berbagai ko-

substrat. galaktosa, glukosa, maltosa, sukrosa.

Sumber Nitrogen Optimum

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kasein merupakan sumber

nitrogen terbaik untuk bakteri laut Bacillus sp. dengan titik optimum pertumbuhan

sel bakteri pada jam ke-24 dan aktivitas enzim amilase pada jam ke-72. Fase log

terjadi pada jam ke-24, lalu fase stasioner terjadi pada jam ke-48 hingga jam ke-72,

dan terjadi penurunan pertumbuhan sel bakteri mulai dari jam ke-72 (Gambar 10).

Aktivitas enzim amilase sumber nitrogen kasein mempunyai nilai sebesar 2.335

U/mL, lalu tripton sebesar 2.143 U/mL, urea sebesar 2.106 U/mL, dan terakhir

dengan ammonium sulfat dengan aktivitas enzim sebesar 1.683 U/mL (Gambar 11).

Gambar 10 Pertumbuhan sel bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai sumber nitrogen.

ammonium sulfat, kasein, tripton, urea.

Page 20: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

10

Gambar 11 Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. pada berbagai

sumber nitrogen. ammonium sulfat, kasein, tripton,

urea.

PEMBAHASAN

Pertumbuhan Sel Bakteri

Pertumbuhan bakteri mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel

(pertambahan total massa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Umumnya,

pertambahan massa bakteri berbanding lurus (proporsional) dengan pertambahan

komponen selular yang lain (Pelczar dan Chan 2008). Pertumbuhan sel mempunyai

beberapa tahapan atau fase yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, dan

terakhir yaitu fase kematian dimana adanya penurunan populasi sel-sel hidup. Fase-

fase tersebut mencerminkan keadaan bakteri dalam kultur pada waktu tertentu.

Pertumbuhan mikroorganisme akan berlangsung setelah fase lag jika populasi

mikroorganisme tersebut diinokulasikan pada media pertumbuhan segar (Tedja Imas

2009). Peremajaan bakteri laut penghasil enzim amilase dilakukan dalam media pati

0.5% karena umumnya tingkat pertumbuhan maksimal telah dicapai pada kondisi

tersebut. Bakteri laut Bacillus sp. tumbuh dalam media pati 0.5% saat hari ke-3 sejak

ditanam.

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Gambar 2, terlihat adanya

penurunan jumlah pertumbuhan sel bakteri mulai dari jam ke-72 hingga jam ke-120,

dimana bakteri mulai mengalami fase kematian. Habisnya nutrisi dan akumulasi

produk inhibitor seperti asam adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kematian

sel (Nurhajati et al. 2009). Fase pertumbuhan paling optimum untuk bakteri laut

Bacillus sp. ditunjukkan oleh konsentrasi substrat pati 1%, diikuti oleh konsentrasi

pati 2.5%, dan konsentrasi pati 5% berturut-turut. Berbeda halnya dengan kondisi

optimasi konsentrasi substrat, untuk kurva pertumbuhan sel bakteri kondisi pH

(Gambar 4), suhu fermentasi (Gambar 6), ko-substrat (Gambar 8), dan sumber

nitrogen (Gambar 10) yang mempunyai pola cenderung sama yaitu, terjadinya titik

Page 21: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

11

paling tinggi atau paling optimum ketika jam ke-24 (fase log), lalu terjadi fase

stasioner dikisaran jam ke-48 hingga jam ke-72. Selanjutnya terjadi fase kematian.

Pada kurva pertumbuhan sel bakteri tidak terlihat adanya fase lag, hal ini dikarenakan

pengukuran dilakukan 24 jam sekali, sehingga perubahan yang terjadi dalam kurun

waktu kurang dari 24 jam tidak diketahui. Pertumbuhan sel bakteri mencapai titik

optimum pada jam ke-24, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, setelah jam ke-24

semua bakteri dalam media produksi mengalami penurunan jumlah pertumbuhan sel

bakteri. Suhu pertumbuhan optimum memungkinkan pertumbuhan tercepat terjadi

dalam waktu yang singkat yaitu 12-24 jam (Pelczar dan Chan 2008).

Bakteri laut Bacillus sp. menunjukkan titik optimum yang berbeda pada

perlakuan optimasi konsentrasi substrat dibandingkan dengan perlakuan optimasi

lainnya, dimana titik optimum bakteri lebih lama terjadi. Hal ini disebabkan karena

konstanta laju pertumbuhan dari bakteri memiliki nilai yang berbeda, yang

tergantung pada kemampuan metabolisme bakteri tersebut (Dwipayana dan Herto

2011). Awal fase adaptasi yang dilakukan pada awal analisis juga mempengaruhi

perbedaan titik optimum, dimana fase adaptasi ini dipengaruhi langsung oleh

medium, lingkungan pertumbuhan, serta jumlah inokulum (Wahyu dan Ikhsan 2010).

Ketidakstabilan lingkungan pada masa awal pengujian serta jumlah inokulum dari

media prekultur yang berbeda yang menyebabkan adanya perbedaan titik optimum

pada penelitian ini. Analisis kurva pertumbuhan bakteri dibuat untuk melihat fase-

fase pertumbuhan dari bakteri (Dwipayana dan Herto 2011). Selain itu, untuk

mengetahui waktu dan umur kultur mikroba yang akan dipanen (Prima Nanda 2013).

Konsentrasi Pati Optimum

Enzim α-amilase merupakan enzim yang dapat diinduksi dan umumnya

diinduksi dengan adanya pati atau produk hidrolitiknya. Pati merupakan sumber

karbon yang baik untuk menginduksi produksi enzim amilase (Kumar et al. 2012).

Penggunaan pati paling menjanjikan dan telah digunakan dimana-mana (Gupta et al

2003). Menurut Vishnu et al. (2014), pati diterima secara umum sebagai komponen

nutrisi untuk induksi enzim amilolitik. Begitu pula menurut Hagihara et al. (2001)

yang menyatakan bahwa pati merupakan sumber karbon yang baik untuk sintesis

amilase oleh Bacillus sp. Konsentrasi pati yang akan digunakan dalam media kultur

menjadi hal yang penting karena konsentrasi nutrien dapat mempengaruhi laju

pertumbuhan dan juga produk kultur. Konsentrasi dalam penelitian yaitu konsentrasi

pati 1%, 2.5%, dan 5% dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya dengan sedikit

modifikasi (Rahmani et al. 2011).

Berdasarkan hasil analisis aktivitas enzim amilase yang dilakukan,

konsentrasi substrat pati 1% menunjukkan hasil paling optimum dibandingkan

dengan konsentrasi substrat 2.5%, maupun konsentrasi substrat 5%. Dalam grafik

aktivitas enzim Gambar 3 dapat terlihat puncak tertinggi terjadi pada jam ke-72 pada

berbagai konsentrasi pati yang diuji. Kondisi lebih baik ditunjukkan oleh konsentrasi

substrat pati 1% yang merupakan konsentrasi nutrien yang cocok untuk laju

pertumbuhan bakteri laut Bacillus sp. dalam memenuhi kegiatan metabolisme bakteri

tersebut. Kegiatan metabolisme bakteri yang berjalan dengan baik membuat

terjadinya peningkatan hasil pertumbuhan sel bakteri maupun aktivitas enzim

amilasenya. Hidrolisis pati menjadi molekul yang lebih sederhana membuat

konsentrasi substrat 2.5% dan 5% memiliki laju pertumbuhan yang rendah dan juga

Page 22: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

12

aktivitas enzim amilase yang lebih kecil dibanding dengan konsentrasi substrat 1%

karena substrat pati saat dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana jumlahnya

menjadi tinggi dan menjadi penghambat. Hal tersebut dikarenakan secara kinetik

konsentrasi rendah akan menjadi substrat pembatas, sedangkan konsentrasi yang

tinggi akan menjadi substrat penghambat (Arnata 2009). Konsentrasi substrat yang

tinggi dapat menjadi penghambat yang memperlambat proses hidrolisis.

Aktivitas enzim amilase mengalami peningkatan dari jam ke-0 hingga jam

ke-72 dan menurun dari jam ke-72 hingga jam ke-120 (Gambar 2). Aktivitas enzim

amilase paling tinggi dihasilkan pada saat pertumbuhan sel bakteri berada dalam fase

stasioner, yaitu pada jam ke-72. Peningkatan aktivitas enzim amilase terjadi ketika

jumlah substrat yang tersedia masih cukup banyak, sehingga molekul yang

dihasilkan juga meningkat. Namun, pada waktu tertentu mengalami penurunan yaitu

pada jam ke-72 dan seterusnya karena jumlah substrat semakin berkurang. Hal ini

disebabkan telah banyak substrat yang terhidrolisis sehingga molekul yang

dihasilkan cenderung menurun atau konstan (Kodri 2013).

pH Optimum Produksi

Nilai pH media pertumbuhan bakteri mempunyai peranan yang sangat

penting dengan menginduksi perubahan morfologi bakteri dan sekresi enzim (Gupta

et al. 2003). Nilai pH juga mempengaruhi penyerapan nutrisi dan aktivitas fisiologi

mikroba sehingga mempengaruhi pertumbuhan biomassa dan pembentukan

produknya. pH optimum pertumbuhan mengacu pada pH ekstraselular lingkungan

sementara pH intraselular harus relatif netral untuk mencegah rusaknya

makromolekul yang labil asam atau alkalin dalam sel (Tedja Imas 2009).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pH optimum untuk bakteri laut

Bacillus sp. yaitu pH 7 (Gambar 4). Ketika pH media produksi semakin dinaikkan,

yaitu pH 8 dan pH 9 terlihat adanya penurunan jumlah aktivitas enzim amilase yang

dihasilkan. Hal ini sama ketika pH media produksi berada di bawah pH 7, yaitu pH

5 dan pH 6 dimana terjadinya penurunan hasil. Hal ini sesuai dengan literatur yang

ada, karena pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6.5

dan 7.5 (Pelczar dan Chan 2008).

Hasil analisis aktivitas enzim amilase menunjukkan terjadinya kenaikan

aktivitas enzim amilase hingga jam ke-72 yaitu pada saat pertumbuhan sel berada

pada fase stasioner. Media produksi dengan pH 7 mencapai titik optimum (Gambar

5). Aktivitas enzim berkaitan erat dengan strukturnya, perubahan struktur dapat

menyebabkan perubahan aktivitas enzim. Suasana yang terlalu asam atau basa

menyebabkan konformasinya berubah sehingga aktivitas enzim akan terganggu

(Agustini 2009). Enzim memiliki struktur native tersier yang sensitif terhadap pH

dan secara umum denaturasi enzim terjadi pada nilai pH sangat rendah atau tinggi

(Copeland 2000). Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sejalan dengan

beberapa penelitian sebelumnya, dimana pH optimum yang didapat yaitu pH 7,

seperti Bacillus spp. (Vidyalakshmi et al. 2009), Bacillus Licheniformis

(Sankaralingam et al. 2012), Bacillus subtilis strain XK-86 (Kolusheva dan A.

Marinova 2007), dan Bacillus sp. marini (Ashwini et al. 2011).

Page 23: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

13

Suhu Fermentasi Optimum

Suhu merupakan faktor lingkungan utama yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan sintasan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi pola

pertumbuhan bakteri, juga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan, dan jumlah total

pertumbuhan organisme (Pelczar dan Chan 2008). Sel-sel mikroba tidak dapat

mengontrol suhu mereka dan karena itu menganggap suhu lingkungan sebagai

habitat alami mereka. Kelangsungan hidup mikroba tergantung pada kemampuan

beradaptasi pada berbagai variasi suhu yang ditemui di habitatnya (Kathleen 2005).

Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu, seperti Bacillus spp.

mempunyai suhu optimum 35oC (Vidyalakshmi et al. 2009), Bacillus sp. pada suhu

40oC (Vishnu et al. 2014), Bacillus sp. VITRKHB dengan suhu optimum 45oC

(Bhaskara Rao et al. 2013), dan Bacillus Subtilis pada suhu 37oC (Amutha dan Jaya

Priya 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimum untuk bakteri laut

Bacillus sp. yaitu sebesar 30oC (Gambar 6). Pertumbuhan sel bakteri terlihat

meningkat dimulai dari 20oC hingga mencapai suhu optimum pada suhu 30oC, lalu

sedikit menurun pada suhu 40oC, dan terakhir turun drastis pertumbuhannya bahkan

cenderung tidak tumbuh bakteri yang ditanam pada suhu 50oC (Gambar 6). Hal

tersebut dikarenakan suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tidak

memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh. Reaksi kimia dan enzimatik

mikroorganisme meningkat jika suhu meningkat, begitu pula dengan laju

pertumbuhannya. Namun, diatas suhu tertentu protein tertentu dapat mengalami

denaturasi (Tedja Imas 2009). Suhu pertumbuhan optimum memungkinkan

pertumbuhan tercepat terjadi dalam waktu yang singkat yaitu 12-24 jam (Pelczar dan

Chan 2008). Hal ini sesuai dengan hasil yang diperlihatkan pada Gambar 6, dimana

pertumbuhan sel bakteri mencapai titik puncak pada jam ke-24. Pola pertumbuhan

bakteri terlihat sangat dipengaruhi suhu, karena kenaikan 10oC membuat kecepatan

reaksipun naik berlipat ganda (Prescott et al. 2008).

Aktivitas enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. juga mempunyai

hubungan linier dengan pertumbuhan sel bakteri, yaitu mempunyai nilai optimum

pada suhu 30oC (Gambar 7). Sebelum mencapai suhu 30oC terlihat bahwa aktivitas

enzim amilase lebih rendah, hal ini terjadi karena pada suhu tersebut energi aktivasi

yang diperlukan untuk menghidrolisis substrat belum maksimal. Lain halnya dengan

suhu 50oC yang merupakan temperatur yang tinggi untuk bakteri laut Bacillus sp. ini,

dimana terjadinya penurunan yang drastis yang disebabkan karena rusaknya atau

matinya bakteri tersebut sehingga tidak bisa menghasilkan enzim amilase. Hasil yang

sama ditunjukkan oleh bakteri Bacillus licheniformis yang mempunyai suhu

optimum sebesar 30oC untuk memproduksi enzim amilase (Sankaralingam et al.

2012). Suhu 30oC memperlihatkan nilai aktivitas enzim amilase yang paling tinggi

dibandingkan yang lain karena reaksi metabolisme mikroorganisme dikatalisasi

dengan baik oleh enzim (Rofi’i 2009). Nilai aktivitas enzim paling optimum pada

masing-masing suhu yang diuji terlihat pada jam ke-72 seperti yang ditunjukkan oleh

Gambar 7.

Page 24: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

14

Ko-substrat Optimum

Sumber karbon memiliki efek untuk mengubah strain produksi ataupun

kondisi lainnya (Ashwini et al. 2011). Karbon meliputi 50% dari berat kering sel dan

karbon merupakan unsur utama dalam makromolekul. Sifat dan konsentrasi sumber

karbon bergantung pada mikroorganisme yang akan dikulturkan (Tedja Imas 2009).

Penambahan sumber karbon dalam bentuk karbohidrat berpengaruh baik untuk

produksi enzim. Beberapa jenis karbohidrat seperti maltosa, sukrosa, glukosa, dan

galaktosa masing-masing diuji dalam penelitian ini agar didapatkan sumber karbon

lain yang dapat membantu bakteri laut Bacillus sp. untuk menghasilkan produksi

optimum enzim amilase. Penambahan ko-substrat dilakukan sebagai substrat awal

selama bakteri beradaptasi dengan substrat utamanya (Dwipayana dan Herto 2011)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan sel bakteri

paling optimal terjadi pada jam ke-24 dengan maltosa dan glukosa sebagai ko-

substrat yang menunjukkan titik optimum paling tinggi (Gambar 8). Lalu diikuti

dengan galaktosa dan sukrosa. Aktivitas enzim amilase mulai terlihat ketika

pertumbuhan sel bakteri mencapai jumlah sel bakteri optimum dan aktivitas enzim

amilase mencapai titik optimum ketika pertumbuhan sel bakteri ada dalam fase

stasioner yaitu pada jam ke-72. Hasil penelitian pada Gambar 9 menunjukkan bahwa

aktivitas enzim amilase paling optimum dicapai oleh ko-substrat maltosa. Glukosa

menunjukkan hasil yang berbanding terbalik, dimana media glukosa baik untuk

pertumbuhan sel bakteri, namun tidak untuk aktivitas enzim amilase. Beberapa

penelitian sebelumnya juga menunjukkan maltosa sebagai sumber karbon paling baik

pada media pertumbuhan, diantaranya pada Bacillus sp. (Thippeswamy et al. 2006)

dan Bacillus spp. (Grata et al. 2008). Juga, hal yang sama dilaporkan oleh Santos dan

Martin (2003), dimana produksi maksimum α-amilase dari bakteri Bacillus sp. pada

fase eksponensial (350 U mL-1

) dengan medium yang mengandung 1% pati terlarut

dan 1% maltosa.

Sumber Nitrogen Optimum

Bakteri membutuhkan nitrogen untuk pertumbuhannya. Bakteri sangat

beragam dalam hal nitrogen yang dibutuhkan. Umumnya, media pertumbuhan

mengandung substansi-substansi rumit tertentu seperti pepton, ekstrak daging, dan

kadang-kadang ekstrak khamir yang dilarutkan dalam sejumlah air sehingga

dihasilkan media yang menunjang pertumbuhan berbagai ragam bakteri dan

mikroorganisme lain (Pelczar dan Chan 2008). Nitrogen juga dibutuhkan oleh sel

sebagai senyawa nutrisi kunci pada pertumbuhan sel dan membantu penghancuran

bahan-bahan organik (Nugraha 2006). Selain itu nitrogen mempunyai peranan

penting dalam perkembangan bakteri (Kumar et al. 2012).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kasein merupakan sumber

nitrogen terbaik untuk bakteri laut Bacillus sp. dalam penelitian ini, baik untuk

pertumbuhan sel bakteri maupun untuk aktivitas enzim amilase (Gambar 10).

Aktivitas enzim amilase meningkat nilainya pada saat pertumbuhan sel bakteri

mengalami fase stasioner dan mencapai titik optimum ketika fase stasioner berakhir

yaitu pada jam ke-72 (Gambar 11). Bakteri yang tumbuh dan menghasilkan enzim

amilase menunjukkan bahwa terpenuhinya kebutuhan nitrogen didalam media kultur,

karena jika dalam substrat hanya terdapat sedikit nitrogen, bakteri tidak akan dapat

Page 25: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

15

memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mensintesis senyawa (substrat) yang

mengandung karbon. Keberadaan nitrogen penting untuk protein, asam nukleat, dan

penyusun sel (Tedja Imas 2009). Hasil yang ditunjukkan pada optimasi sumber

nitrogen ini tidak berbeda jauh nilainya dengan media kultur yang tidak ditambahkan

sumber nitrogen lainnya dengan kondisi yang sama (Gambar 3). Kasein menjadi

sumber nitrogen terbaik untuk bakteri dalam beberapa penelitian sebelumnya seperti

Bacillus sp. megaterium BPTK5 (Kumar et al. 2012) dan Bacillus subtilis IP 5832

(Bozic et al. 2011).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Produksi optimum enzim amilase ditemukan pada konsentrasi substrat pati

1%, pH 7, suhu 30oC, maltosa sebagai ko-substrat, dan kasein sebagai sumber

nitrogen produksi dengan nilai aktivitas enzim amilase paling optimum berturut-turut

sebesar 2.547 U/mL, 2.109 U/mL, 2.414 U/mL, 2.675 U/mL, dan terakhir 2.335

U/mL. Produksi enzim amilase optimum terjadi saat pertumbuhan sel bakteri pada

fase stasioner yaitu jam ke-72.

Saran

Optimasi produksi enzim amilase dari bakteri laut Bacillus sp. ini sebaiknya

dilanjutkan dengan optimasi pada kondisi lingkungan dan nutrien media produksi

lainnya, seperti kondisi agitasi, aerasi, dan kadar garam sehingga didapatkan kondisi

yang lebih optimum. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pemurnian pada enzim

amilase yang dihasilkan, analisis kinetika enzim amilase tersebut, dan pengujian

lebih lanjut produksi oligasakarida yang dihasilkan agar bisa diaplikasikan lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini NWS dan Kusmiati. 2009. Identifikasi dan uji aktivitas antibakteri senyawa

aktif secara maserasi dan digesti dalam berbagai pelarut dari mikroalga

Dunaliella salina. Seminar Nasional IX Pendidikan Tinggi FKIP UNS 544-

551.

Amutha K dan Jaya Priya. 2011. Effect of pH, temperature, and metal ions on

amylase activity from Bacillus subtilis KCX 006. International Journal of

Pharma and Bio Sciences 2(2).

Ariani Hatmanti. 2000. Pengenalan Bacillus spp. Oseana 25(1): 31-41.

Arnata I Wayan. 2009. Pengembangan alternatif teknologi bioproses pembuatan

bioetanol dari ubi kayu menggunakan Trichoderma viride, Aspergillus niger,

Page 26: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

16

dan Saccharomyces cerevisiae [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Ashwini K, Gaurav K, Karthik L, dan Bhaskara Rao KV. 2013. Optimization,

production and partial purification of extracellular α-amylase from Bacillus

sp. marini. Archives of Applied Science Research 3(1): 33-42.

Bernfeld P. 1955. Amylase α- and β-methodes. J Enzymol: 149-158.

Bhaskara Rao KV, Bose H, Richa K, Singh K, Karthik L, dan Kumar G. 2013. RSM

mediated optimization of amylase production from marine Bacillus sp.

VITRKHB. Research Journal of Pharmaceutical, Biological, and Chemical

Sciences 4(4): 523-536.

Bozic N, Ruiz J, Lopez-Santin J, dan Vujcic Z. 2011. Optimization of the growth and

α-amylase production of Bacillus subtilis IP 5832 in shake flask and

laboratory fermenter batch cultures. J Serb Chem Soc 76(7):965–972.

Copeland RA. 2000. Methods for Protein Analysis: A Practical Guide to Laboratory

Protocols. New York: Chapman and Hall.

Dwipayana dan Herto Dwi. 2011. Identifikasi keberagaman bakteri pada lumpur

hasil pengolahan limbah cat dengan teknik konvensional. Program Studi

Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi

Bandung, Bandung.

Grata K, Nabrdalik M, dan Latala A. 2008. Effect of different carbon sources on

amylolytic activity of Bacillus spp. isolated from natural environment.

Proceedings of ECOpole 2(2).

Gupta R, P Gigras, H Mohapatra, VK Goswami, dan B Chauhan. 2003. Microbial α-

amylases: A biotechnological perspective. Proc. Biochem. 38:1599-1616.

Hagihara H, Igarashi K, dan Hayashi Y. 2001. Novel alpha amylase that is highly

resistant to chelating reagents and chemical oxidants from the alkaliphilic

Bacillus isolate KSM-K38. Applied and Environmental Microbiology

67:1744-1750.

Kathleen. 2005. Foundation in Microbiology 5rd. New York: Mc Graw Hill.

Kodri, Bambang DA, dan Rini Y. 2003. Pemanfaatan enzim selulase dari

Trichoderma reseei dan Aspergillus niger sebagai katalisator hidrolisis

enzimatik jerami padi dengan pretreatment microwave. Jurnal Bioproses

Komoditas Tropis 1 (1):36-43.

Kolusheva T dan Marinova A. 2007. A Study of the optimal conditions for starch

hydrolysis through thermostable α-amylase. Journal of the University of

Chemical Technology and Metallurgy. 42(1):93-96.

Kosim M dan Putra S. 2010. Pengaruh suhu pada protease dari Bacillus subtilis

[Skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh November.

Kumar M, Silambarasan T, Renuga R, Ravi KM, Karthigai D, Ramamurthy D, dan

Kalaichelvan PT. 2012. Production, optimization, and characterization of α-

amylase and glucose isomerase producing Bacillus sp. megaterium BPTK5

Page 27: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

17

from cassava waste. European Journal of Experimental Biology 2(3):590-

595.

Lehninger AL. 2008. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1. Thenawidjaja M, penerjemah.

Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Liu J, Zhang Z, Zhu H, Dang H, Lu J, dan Cui Z. 2011. Isolation and characterization

of α-amilase from marine Pseudomonas sp. K6-28-040. J Biotechnol 10 (14):

2733 -2740.

Margareth Pratiwi. 2007. Karakterisasi α-amilase dari bakteri laut Vibrio sp. B10.2.8

[Disertasi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.

Miller GL. 1959. Use of dinitrosalisylic acid reagent for determination of reducing

sugar. Anal Chem 31(3):426–428.

Nugraha Roni. 2006. Produksi enzim selulase oleh Penicillium nalgiovense SS240

pada substrat tandan sawit [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pelczar MJ dan Chan ECS. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Prescott, Harley LM, dan Klein. 2008. Microbiology 7th edition. USA: McGraw-Hill

Book Company.

Prima NF, Jetty N, dan Chrysanti. 2013. Pengaruh laju pertumbuhan dan waktu

generasi terhadap penghambatan pertumbuhan koloni strain Klebsiella

pneumoniae ATCC 700603, CT1538 dan S941 Oleh Lactobacillus bulgaricus

KS1 dalam soyghurt. Universitas Padjajaran, Bandung.

Rahmani N, Yopi, Andriani A, dan Awan P. 2011. Karakteristik dan pengembangan

karbohidrat dari umbi kentang hitam (Coleus tuberosus Benth), ubi kayu

(Manihot esculenta) [Laporan Teknis]. Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

Rahmani N, Yopi, Andriani A, dan Alex Prima. 2011. Production and

characterization of amylase enzyme from marine bacteria. Proceeding of the

2nd International Seminar on Chemistry: 255-259.

Rofi’i Fatkhan. 2009. Hubungan antara jumlah total bakteri dan angka katalase

terhadap daya tahan susu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rostinawati Tina. 2008. Skrining dan identifikasi bakteri penghasil enzim kitinase

dari air laut di perairan pantai pondok Bali. Bandung (ID): Universitas

Padjajaran.

Sankaralingam S, Shankar T, Ramasubburayan R, Prakash S, dan Kumar C. 2012.

Optimization of culture condition for the production of amylase from Bacillus

sp. licheniformis on submerged fermentation. American-Eurasian J. Agric &

environ. Sci. 12 (11):1507-1513.

Santos EO dan Martinus ML. 2003. Effect product of the medium composition on

formation of amylase by Bacillus sp. Brazilian Arch Biol Technol (46).

Sivaramakrishnan S, Gangadharan D, Nampoothiri KD, Sossol CR, dan Pandey A.

2006. α-Amylase from microbial sources: an overview on recent

developments. Food. Technol. Biotechnol. 44: 173-184.

Page 28: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

18

Sutiamiharja N. 2008. Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Amilase kasar Termofilik

dari Sumber Air Panas Gurukinayan Karo Sumatera Utara. USU Repository.

Sumatera Utara.

Tedja Imas Sunatmo. 2009. Mikrobiologi Esensial 1. Jakarta: Ardy Agency.

Thippeswamy S, Girigowda K, dan Mulimani VH. 2006. Isolation and identification

of α–amylase producing Bacillus sp. from dhal industry waste. Indian

Journal of Biochemistry & Biophysics 43:295-298.

Todar K. 2008. The Growth of Bacterial Population. Text Book Of Bacteriology.

Van Der Maarel, Van Der Veen, Uitdehaaq, Leemhuis, dan Dijkhuizen. 2002.

Properties and application of starch-converting enzymes of the α-amylase

family. Journal of Biotechnology 94: 137–155.

Vidyalakshmi R, Paranthaman R, dan Indhumathi J. 2009. Amylase production on

submerged and fermentation by Bacillus spp. World J. Chemistry 43(4): 89-

91.

Vishnu TS, Soniyamby AR, Praveesh BV, dan Hema AT. 2014. Production and

optimization of extracellular amylase from soil receiving kitchen waste

isolate Bacillus sp. VS 04. World Applied Sciences Journal 29 (7): 961-967.

Wahyu Pamungkas dan Ikhsan Khasani. 2010. Uji pendahuluan: efektivitas Bacillus

sp. dalam peningkatan nilai nutrisi bungkil inti sawit melalui fermentasi.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur: 769-774.

Whitman WB, Coleman DC, dan Wiebe WJ. 1998. Prokaryotes: the unseen majority.

Proc Natl Acad Sci 95: 6578-6583.

Page 29: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

19

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Peremajaan bakteri laut Bacillus sp.

Pembuatan media cair

Prekultur bakteri laut Bacillus sp.

Optimasi suhu fermentasi

Optimasi pH media produksi

Optimasi konsentrasi substrat pati media produksi

Pengolahan data

Uji pertumbuhan sel

dan uji aktivitas

enzim

Uji pertumbuhan sel

dan uji aktivitas

enzim

Uji pertumbuhan sel

dan uji aktivitas

enzim

Uji pertumbuhan sel

dan uji aktivitas

enzim

Optimasi sumber karbon media produksi

Optimasi sumber nitrogen media produksi Uji pertumbuhan sel

dan uji aktivitas

enzim

Page 30: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

20

Lampiran 2 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi konsentrasi substrat

media produksi

Keterangan : FP = faktor pengenceran

Contoh perhitungan konsentrasi substrat media pati 1% jam ke-0:

Fp = A1 x 10 Fp = A2 x 10

= 0.122 x 10 = 0.131 x 10

= 1.220 A = 1.310 A

Rata-rata = Ulangan 1 + Ulangan 2 = 1.220 + 1.310 = 1.265 A

2 2

Lampiran 3 Kurva standar D-glukosa pada optimasi konsentrasi substrat media

produksi

Standar (ppm) Absorban (A)

50 0.120

100 0.288

150 0.477

200 0.650

250 0.832

300 1.036

Konsentrasi

Substrat

Waktu

Inkubasi

(Jam)

Absorbansi FP 10x Rata-rata

1 2 1 2

1.00 %

0 0.122 0.131 1.220 1.310 1.265

24 0.545 0.432 5.450 4.320 4.885

48 0.802 0.547 8.020 5.470 6.745

72 0.773 0.499 7.730 4.990 6.360

96 0.434 0.397 4.340 3.970 4.155

120 0.280 0.360 2.800 3.600 3.200

2.50 %

0 0.226 0.247 2.260 2.470 2.365

24 0.308 0.353 3.080 3.530 3.305

48 0.458 0.495 4.580 4.950 4.765

72 0.475 0.535 4.750 5.350 5.050

96 0.474 0.373 4.740 3.730 4.235

120 0.328 0.286 3.280 2.860 3.070

5.00 %

0 0.301 0.302 3.010 3.020 3.015

24 0.317 0.433 3.170 4.330 3.750

48 0.408 0.527 4.080 5.270 4.675

72 0.482 0.460 4.820 4.600 4.710

96 0.334 0.350 3.340 3.500 3.420

120 0.285 0.250 2.850 2.500 2.675

Page 31: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

21

Lampiran 4 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi konsentrasi

substrat media produksi

Konsentrasi

Substrat

Waktu

inkubasi

(Jam)

Absorban

Sampel (S)

Absorban

Kontrol (K)

Absorban

S - K ppm mg/mL U/mL

1.00%

0 0.441 0.330 0.111 51.000 0.051 0.944

24 0.573 0.343 0.231 84.333 0.084 1.562

48 0.729 0.354 0.376 124.611 0.125 2.308

72 0.739 0.317 0.422 137.528 0.138 2.547

96 0.736 0.367 0.369 122.667 0.123 2.272

120 0.531 0.203 0.328 111.417 0.111 2.063

2.50%

0 0.263 0.195 0.068 39.056 0.039 0.723

24 0.515 0.186 0.329 111.694 0.112 2.068

48 0.409 0.083 0.326 110.861 0.111 2.053

72 0.426 0.051 0.376 124.611 0.125 2.308

96 0.433 0.101 0.332 112.389 0.112 2.081

120 0.515 0.202 0.313 107.250 0.107 1.986

5.00%

0 0.260 0.201 0.060 36.833 0.037 0.682

24 0.624 0.285 0.340 114.611 0.115 2.122

48 0.610 0.266 0.344 115.861 0.116 2.146

72 0.761 0.406 0.356 119.056 0.119 2.205

96 0.675 0.348 0.327 111.139 0.111 2.058

120 0.695 0.380 0.316 107.944 0.108 1.999

Contoh perhitungan aktivitas enzim amilase pada konsentrasi pati 1.00% jam ke-0 :

S – K = sampel – kontrol = 0.441 - 0.330 = 0.111 A

y = 0.0036x + 0.0713

x (ppm) = y + 0.0713 = 0.111 + 0.0731 = 51.000 ppm

0.0036 0.0036

ppm = 51.000 mg/L x 1 L/1000 mL = 0.051 mg/mL

Page 32: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

22

Aktivitas enzim (U/mL) = Gula pereduksi (mg/ml) x FP x 1000

Waktu reaksi x BM glukosa

= 0.051 mg/mL x 100 x 1000 30 x 180

= 0.944 U/mL

Lampiran 5 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi pH media produksi

pH Waktu Inkubasi

(Jam)

Absorbansi FP 10x Rata-rata

1 2 1 2

5

0 0.006 0.007 0.060 0.070 0.065

24 0.440 0.495 4.400 4.950 4.675

48 0.352 0.383 3.520 3.830 3.675

72 0.330 0.327 3.300 3.270 3.285

96 0.338 0.298 3.380 2.980 3.180

120 0.314 0.323 3.140 3.230 3.185

6

0 0.007 0.008 0.070 0.080 0.075

24 0.445 0.420 4.450 4.200 4.325

48 0.425 0.450 4.250 4.500 4.375

72 0.388 0.400 3.880 4.000 3.940

96 0.353 0.341 3.530 3.410 3.470

120 0.279 0.390 2.790 3.900 3.345

7

0 0.007 0.007 0.070 0.070 0.070

24 0.560 0.587 5.600 5.870 5.735

48 0.452 0.498 4.520 4.980 4.750

72 0.441 0.443 4.410 4.430 4.420

96 0.392 0.331 3.920 3.310 3.615

120 0.345 0.369 3.450 3.690 3.570

8

0 0.006 0.006 0.060 0.060 0.060

24 0.417 0.446 4.170 4.460 4.315

48 0.426 0.396 4.260 3.960 4.110

72 0.377 0.310 3.770 3.100 3.435

96 0.303 0.294 3.030 2.940 2.985

120 0.223 0.251 2.230 2.510 2.370

9

0 0.005 0.006 0.050 0.060 0.055

24 0.466 0.497 4.660 4.970 4.815

48 0.490 0.419 4.900 4.190 4.545

72 0.458 0.420 4.580 4.200 4.390

96 0.390 0.211 3.900 2.110 3.005

120 0.392 0.334 3.920 3.340 3.630

Lampiran 6 Kurva standar D-glukosa pada optimasi pH media produksi

Standar (ppm) Absorbansi

50 0.095

100 0.255

150 0.435

200 0.591

250 0.755

300 0.916

Page 33: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

23

Lampiran 7 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi pH media

produksi

pH

Waktu

inkubasi

(Jam)

Absorban

Sampel

(S)

Absorban

Kontrol

(K)

Absorban

S - K ppm mg/mL U/mL

5

0 0.267 0.220 0.048 35.091 0.035 0.650

24 0.363 0.219 0.144 64.333 0.064 1.191

48 0.356 0.193 0.163 70.091 0.070 1.298

72 0.371 0.184 0.187 77.212 0.077 1.430

96 0.362 0.220 0.142 63.727 0.064 1.180

120 0.358 0.237 0.121 57.364 0.057 1.062

6

0 0.267 0.212 0.055 37.212 0.037 0.689

24 0.391 0.221 0.171 72.364 0.072 1.340

48 0.359 0.175 0.184 76.455 0.076 1.416

72 0.410 0.203 0.207 83.424 0.083 1.545

96 0.424 0.221 0.203 82.061 0.082 1.520

120 0.310 0.142 0.169 71.758 0.072 1.329

7

0 0.258 0.215 0.043 33.576 0.034 0.622

24 0.401 0.192 0.209 83.879 0.084 1.553

48 0.358 0.127 0.232 90.848 0.091 1.682

72 0.460 0.153 0.308 113.879 0.114 2.109

96 0.463 0.222 0.241 93.576 0.094 1.733

120 0.376 0.149 0.227 89.485 0.089 1.657

8

0 0.251 0.215 0.036 31.455 0.031 0.582

24 0.308 0.187 0.122 57.515 0.058 1.065

48 0.350 0.205 0.145 64.636 0.065 1.197

72 0.400 0.208 0.192 78.879 0.079 1.461

96 0.363 0.194 0.169 71.909 0.072 1.332

120 0.399 0.238 0.161 69.485 0.069 1.287

9

0 0.164 0.130 0.034 31.000 0.031 0.574

24 0.325 0.138 0.187 77.364 0.077 1.433

48 0.460 0.250 0.210 84.333 0.084 1.562

72 0.570 0.294 0.276 104.333 0.104 1.932

96 0.533 0.269 0.264 100.697 0.101 1.865

120 0.560 0.328 0.232 91.000 0.091 1.685

Page 34: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

24

Lampiran 8 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi suhu fermentasi

Suhu

Waktu

Inkubasi

(Jam)

Absorbansi FP 10x Rata-rata

1 2 1 2

20oC

0 0.013 0.008 0.130 0.080 0.105

24 0.391 0.380 3.910 3.800 3.855

48 0.440 0.395 4.400 3.950 4.175

72 0.382 0.440 3.820 4.400 4.110

96 0.419 0.354 4.190 3.540 3.865

120 0.418 0.341 4.180 3.410 3.795

30oC

0 0.007 0.007 0.070 0.070 0.070

24 0.560 0.587 5.600 5.870 5.735

48 0.452 0.498 4.520 4.980 4.750

72 0.441 0.443 4.410 4.430 4.420

96 0.392 0.331 3.920 3.310 3.615

120 0.345 0.369 3.450 3.690 3.570

40oC

0 0.010 0.010 0.100 0.100 0.100

24 0.510 0.485 5.100 4.850 4.975

48 0.493 0.483 4.930 4.830 4.880

72 0.457 0.446 4.570 4.460 4.515

96 0.455 0.409 4.550 4.090 4.320

120 0.429 0.434 4.290 4.340 4.315

50oC

0 0.004 0.006 0.040 0.060 0.050

24 0.008 0.006 0.080 0.060 0.070

48 0.008 0.008 0.080 0.080 0.080

72 0.006 0.006 0.060 0.060 0.060

96 0.004 0.004 0.040 0.040 0.040

120 0.007 0.006 0.070 0.060 0.065

Lampiran 9 Kurva standar D-glukosa pada optimasi suhu fermentasi

Standar (ppm) Absorbansi

50 0.073

100 0.230

150 0.371

200 0.506

250 0.641

300 0.782

Page 35: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

25

Lampiran 10 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi suhu

fermentasi

Suhu

Waktu

inkubasi

(Jam)

Absorban

Sampel

(S)

Absorban

Kontrol

(K)

Absorban

S - K ppm mg/mL U/mL

20oC

0 0.228 0.197 0.031 31.607 0.032 0.585

24 0.302 0.215 0.087 51.429 0.051 0.952

48 0.295 0.148 0.147 72.857 0.073 1.349

72 0.377 0.167 0.210 95.536 0.096 1.769

96 0.414 0.216 0.198 91.250 0.091 1.690

120 0.405 0.239 0.166 79.821 0.080 1.478

30oC

0 0.258 0.215 0.043 35.714 0.036 0.661

24 0.401 0.192 0.209 95.000 0.095 1.759

48 0.358 0.127 0.232 103.214 0.103 1.911

72 0.460 0.153 0.308 130.357 0.130 2.414

96 0.463 0.222 0.241 106.429 0.106 1.971

120 0.376 0.149 0.227 101.607 0.102 1.882

40oC

0 0.217 0.194 0.023 28.571 0.029 0.529

24 0.266 0.211 0.056 40.357 0.040 0.747

48 0.392 0.218 0.175 82.857 0.083 1.534

72 0.374 0.148 0.226 101.250 0.101 1.875

96 0.404 0.236 0.169 80.714 0.081 1.495

120 0.313 0.204 0.109 59.286 0.059 1.098

50oC

0 0.258 0.212 0.046 36.964 0.037 0.685

24 0.265 0.210 0.055 40.179 0.040 0.744

48 0.261 0.204 0.057 40.714 0.041 0.754

72 0.254 0.180 0.074 46.786 0.047 0.866

96 0.254 0.210 0.044 36.071 0.036 0.668

120 0.275 0.242 0.033 32.143 0.032 0.595

Page 36: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

26

Lampiran 11 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi ko-substrat media

produksi

Ko-

substrat

Waktu

Inkubasi

(Jam)

Absorbansi FP 10x Rata-rata

1 2 1 2

Galaktosa

0 0.006 0.006 0.060 0.060 0.060

24 0.465 0.496 4.650 4.960 4.805

48 0.366 0.349 3.660 3.490 3.575

72 0.369 0.366 3.690 3.660 3.675

96 0.369 0.295 3.690 2.950 3.320

120 0.352 0.341 3.520 3.410 3.465

Glukosa

0 0.009 0.008 0.090 0.080 0.085

24 0.537 0.580 5.370 5.800 5.585

48 0.411 0.390 4.110 3.900 4.005

72 0.388 0.432 3.880 4.320 4.100

96 0.492 0.381 4.920 3.810 4.365

120 0.273 0.314 2.730 3.140 2.935

Maltosa

0 0.007 0.006 0.070 0.060 0.065

24 0.539 0.559 5.390 5.590 5.490

48 0.437 0.429 4.370 4.290 4.330

72 0.417 0.422 4.170 4.220 4.195

96 0.479 0.402 4.790 4.020 4.405

120 0.409 0.442 4.090 4.420 4.255

Sukrosa

0 0.006 0.007 0.060 0.070 0.065

24 0.431 0.528 4.310 5.280 4.795

48 0.337 0.375 3.370 3.750 3.560

72 0.362 0.386 3.620 3.860 3.740

96 0.253 0.367 2.530 3.670 3.100

120 0.331 0.548 3.310 5.480 4.395

Lampiran 12 Kurva standar D-glukosa pada optimasi ko-substrat media produksi

Standar (ppm) Absorbansi

50 0.073

100 0.230

150 0.371

200 0.506

250 0.641

300 0.782

Page 37: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

27

Lampiran 13 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi ko-substrat

media produksi

Ko-

substrat

Waktu

Inkubasi

(Jam)

Absorban

Sampel

(S)

Absorban

Kontrol

(K)

Absorban

S - K ppm mg/mL U/mL

Galaktosa

0 0.380 0.262 0.118 62.679 0.063 1.161

24 0.499 0.266 0.234 103.929 0.104 1.925

48 0.472 0.234 0.239 105.714 0.106 1.958

72 0.545 0.261 0.284 121.964 0.122 2.259

96 0.531 0.268 0.264 114.643 0.115 2.123

120 0.535 0.281 0.254 111.250 0.111 2.060

Glukosa

0 0.373 0.280 0.094 53.929 0.054 0.999

24 0.368 0.260 0.108 59.107 0.059 1.095

48 0.430 0.246 0.185 86.429 0.086 1.601

72 0.513 0.268 0.245 108.036 0.108 2.001

96 0.490 0.270 0.220 99.107 0.099 1.835

120 0.479 0.279 0.200 91.786 0.092 1.700

Maltosa

0 0.350 0.266 0.084 50.536 0.051 0.936

24 0.494 0.274 0.220 99.107 0.099 1.835

48 0.464 0.234 0.230 102.679 0.103 1.901

72 0.613 0.266 0.347 144.464 0.144 2.675

96 0.488 0.233 0.256 111.786 0.112 2.070

120 0.674 0.423 0.251 110.000 0.110 2.037

Sukrosa

0 0.270 0.249 0.021 27.857 0.028 0.516

24 0.421 0.269 0.153 75.000 0.075 1.389

48 0.438 0.274 0.164 79.107 0.079 1.465

72 0.547 0.266 0.281 120.893 0.121 2.239

96 0.514 0.265 0.249 109.286 0.109 2.024

120 0.583 0.336 0.248 108.929 0.109 2.017

Page 38: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

28

Lampiran 14 Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada optimasi sumber nitrogen

media produksi

Sumber

Nitrogen

Waktu

Inkubasi

(Jam)

Absorbansi FP 10x Rata-rata

1 2 1 2

Amonium

Sulfat

0 0.010 0.010 0.100 0.100 0.100

24 0.530 0.607 5.300 6.070 5.685

48 0.452 0.504 4.520 5.040 4.780

72 0.366 0.336 3.660 3.360 3.510

96 0.381 0.423 3.810 4.230 4.020

120 0.370 0.412 3.700 4.120 3.910

Kasein

0 0.033 0.028 0.330 0.280 0.305

24 0.632 0.811 6.320 8.110 7.215

48 0.545 0.598 5.450 5.980 5.715

72 0.521 0.517 5.210 5.170 5.190

96 0.665 0.558 6.650 5.580 6.115

120 0.639 0.590 6.390 5.900 6.145

Tripton

0 0.010 0.011 0.100 0.110 0.105

24 0.627 0.730 6.270 7.300 6.785

48 0.538 0.533 5.380 5.330 5.355

72 0.571 0.448 5.710 4.480 5.095

96 0.625 0.497 6.250 4.970 5.610

120 0.569 0.622 5.690 6.220 5.955

Urea

0 0.012 0.008 0.120 0.080 0.100

24 0.517 0.543 5.170 5.430 5.300

48 0.423 0.389 4.230 3.890 4.060

72 0.356 0.323 3.560 3.230 3.395

96 0.384 0.359 3.840 3.590 3.715

120 0.373 0.349 3.730 3.490 3.610

Lampiran 15 Kurva standar D-glukosa pada optimasi sumber nitrogen media

produksi

Standar (ppm) Absorbansi

50 0.073

100 0.230

150 0.371

200 0.506

250 0.641

300 0.782

Page 39: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

29

Lampiran 16 Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase pada optimasi sumber

nitrogen media produksi

Sumber

Nitrogen

Waktu

inkubasi

(Jam)

Absorban

Sampel

(S)

Absorban

Kontrol

(K)

Absorban

S - K ppm mg/mL U/mL

Ammonium

Sulfat

0 0.346 0.257 0.089 52.321 0.052 0.969

24 0.438 0.257 0.181 85.179 0.085 1.577

48 0.412 0.225 0.187 87.321 0.087 1.617

72 0.437 0.240 0.197 90.893 0.091 1.683

96 0.437 0.258 0.180 84.643 0.085 1.567

120 0.463 0.288 0.175 83.036 0.083 1.538

Kasein

0 0.346 0.247 0.099 55.893 0.056 1.035

24 0.411 0.236 0.176 83.214 0.083 1.541

48 0.428 0.229 0.199 91.607 0.092 1.696

72 0.449 0.154 0.296 126.071 0.126 2.335

96 0.441 0.237 0.204 93.393 0.093 1.729

120 0.454 0.264 0.190 88.393 0.088 1.637

Tripton

0 0.341 0.222 0.120 63.214 0.063 1.171

24 0.395 0.214 0.182 85.357 0.085 1.581

48 0.400 0.183 0.217 97.857 0.098 1.812

72 0.428 0.162 0.267 115.714 0.116 2.143

96 0.418 0.162 0.256 111.964 0.112 2.073

120 0.422 0.216 0.206 94.107 0.094 1.743

Urea

0 0.339 0.233 0.106 58.393 0.058 1.081

24 0.402 0.190 0.212 96.071 0.096 1.779

48 0.424 0.190 0.234 104.107 0.104 1.928

72 0.430 0.169 0.261 113.750 0.114 2.106

96 0.417 0.236 0.181 85.179 0.085 1.577

120 0.399 0.235 0.164 79.107 0.079 1.465

Page 40: OPTIMASI KONDISI PRODUKSI ENZIM AMILASE DARI … · Enzim Amilase dari Bakteri Laut Bacillus sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi LIPI Cibinong,

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 4 Juli 1992 dari ayah bernama

Nasripin dan ibu bernama Lela Hidayati. Penulis merupakan anak kedua dari 3

bersaudara. Tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas

di SMA Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama lolos seleksi masuk Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan

diterima di Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum

mata kuliah Biologi Dasar tahun 2012-2013, Biokimia Umum untuk mahasiswa THP

tahun ajaran 2013/2014, Biokimia Hewan untuk mahasiswa Paramedik veteriner

tahun ajaran 2013/2014. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kampus,

diantaranya sebagai anggota Departemen Kewirausahaan Badan Eksekutif

Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) periode 2010/2011, sebagai

anggota Departemen Minat Bakat dan Pengembangan Diri (MBM) BEM FMIPA

periode 2011/2012, dan sebagai sekretaris Departemen MBM BEM FMIPA periode

2012/2013.

Penulis juga pernah aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti panitia

Pemilihan Raya Keluarga Mahasiswa 2010, Biochemistry Champion League 2011-

2012, Pesta Sains Nasional 2011-2013, Gebyar Nusantara 2011, Biochemistry Fair

2011, SPIRIT FMIPA 2012-2013, Seminar Kesehatan 2012, Masa Perkenalan

Kampus Mahasiswa Biokimia tahun 2012, Seminar dan Kajian Ilmiah Kehalalan

2012, ASPECT BEM FMIPA IPB 2012, Leadership Training 2012, MIPA GO

FIELD 2012, IPB Green Living Movement 3 2013, dan Sehari Menjadi Mahasiswa

FMIPA IPB 2013. Juni 2014, penulis mengikuti pelatihan pengenalan HACCP SNI

CAC/RCP 1:2011, Bulan Juni-Juli 2012 penulis mengikuti kegiatan IPB Goes To

Field di Kota Demak, Bulan Januari-Februari 2013 penulis melakukan magang di

Laboratorium Biokimia BB Biogen, dan Bulan Juli-Agustus 2013 penulis melakukan

Praktik Lapang di Laboratorium Biokimia, Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik (BB Biogen) Bogor dengan

judul Deteksi dan Identifikasi Virus Chilli Veinal Mottle Potyvirus (ChiVMV) pada

Tanaman Cabai Varietas Beauty Bell.

Prestasi penulis diluar bidang akademik, diantaranya dalam bidang olahraga

juara 3 lomba lari estafet tahun 2012, juara 1 lomba lari estafet, juara 1 lomba aerobik,

dan juara 2 lomba basket putri tahun 2013. Dalam bidang seni yaitu juara 2 lomba

drama musikal pada tahun 2012 dan tahun 2013.