optimalisasi pajak daerah karimun

5
PROPOSAL ANALISIS OPTIMALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN PROVINSI RIAU A. Latar Belakang Pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999 yang kemudian diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai pengaturan hubungan Pusat dan Daerah, khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah. Dalam era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyaraka t untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan Proposal: Optimalisasi Pajak & Retribusi Daerah Kabupaten Karimun 1

Upload: ridone212700

Post on 30-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999 yang kemudian diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai pengaturan hubungan Pusat dan Daerah, khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang dikenal sebagai era otonomi daerah.1. Sejauhmana kemampuan fiskal daerah dalam mendukung kemandirian ekonomi Kabupaten Karimun?2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penerimaan PAD Kabupaten Karimun?3. Seberapa besar peran atau kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah dalam penerimaan PAD Kabupaten Karimun?Dalam era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyaraka t untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tuntutan peningkatan PAD semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan y ang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen dari Penerimaan Dalam Negeri dalam APBN, namun, daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan PADnya untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD-nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur PAD yang utama.

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI Pajak Daerah Karimun

PROPOSAL

ANALISIS OPTIMALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI RIAU

A.Latar Belakang

Pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999

yang kemudian diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 dan UU No.

33 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan

Keuangan Antara Pusat dan Daerah, telah menyebabkan perubahan

yang mendasar mengenai pengaturan hubungan Pusat dan Daerah,

khususnya dalam bidang administrasi pemerintahan maupun dalam

hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang

dikenal sebagai era otonomi daerah.

Dalam era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan

kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih

mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat,

memudahkan masyaraka t untuk memantau dan mengontrol

penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang

sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan

kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu

menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi

kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya

melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tuntutan peningkatan PAD semakin besar seiring dengan

semakin banyaknya kewenangan pemerintahan y ang dilimpahkan

kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan

dan dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Sementara,

sejauh ini dana perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh

Proposal: Optimalisasi Pajak & Retribusi Daerah Kabupaten Karimun 1

Page 2: OPTIMALISASI Pajak Daerah Karimun

pusat kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi

daerah, meskipun jumlahnya relatif memadai yakni sekurang-

kurangnya sebesar 25 persen dari Penerimaan Dalam Negeri dalam

APBN, namun, daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan PADnya

untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam

pembelanjaan APBD-nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang

potensial harus digali secara maksimal, namun tentu saja di dalam

koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang memang

telah sejak lama menjadi unsur PAD yang utama.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah

agar dapat melaksanakan otonomi, Pemerintah melakukan berbagai

kebijakan perpajakan daerah, diantaranya dengan menetapkan UU

No.34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU No.18 Tahun 1997,

yang kemudian dilakukan perubahan lagi dengan UU No. 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemberian

kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah, diharapkan

dapat lebih mendorong Pemerintah Daerah terus berupaya untuk

mengoptimalkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan

retribusi daerah.

Walaupun baru satu dasawarsa diberlakukannya Otonomi

Daerah, berbagai macam respon timbul dari daerah-daerah.

Diantaranya ialah bahwa pemberian keleluasaan yang diberikan

kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan PAD melalui pajak

daerah dan retribusi daerah berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 dan UU

No. 28 Tahun 2009 telah memperlihatkan hasil yang menggembirakan

yaitu sejumlah daerah berhasil mencapai peningkatan PAD-nya secara

signifikan. Namun, kreativitas Pemerintah Daerah yang berlebihan dan

tak terkontrol dalam memungut pajak daerah dan retribusi daerah,

akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat dan

dunia usaha, yang pada gilirannya menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

Oleh karena itu UU No.28 Tahun 2009 tetap memberikan batasan

Proposal: Optimalisasi Pajak & Retribusi Daerah Kabupaten Karimun 2

Page 3: OPTIMALISASI Pajak Daerah Karimun

kriteria pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat dipungut oleh

Pemerintah Daerah.

Menilik uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian

tentang upaya Pemerintah Kabupaten Karimun Provinsi Riau dalam

mengoptimalisasi pungutan pajak daerah dan retribusi daerah guna

meningkatkan PADnya.

B. Rumusan Masalah

Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi terletak pada kesiapan

dan kemampuan daerah untuk menerima beban dan tanggungjawab

yang dimilikinya dalam mengatur serta mengurus rumah tangganya

sendiri. Artinya, pemerintah daerah harus mampu meningkatkan

PADnya melalui berbagai potensi yang dimiliki. Penerimaan yang

berasal dari PAD Kabupaten Karimun jumlahnya masih lebih rendah

dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Riau,

sehingga untuk membiayai kebutuhan daerahnya, Kabupaten Karimun

masih sangat tergantung pada penerimaan dari pernerintah pusat.

Dengan kata lain, PAD Kabupaten Karimun masih rendah dan selama

daerah masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pusat,

maka selain akan meningkatkan beban anggaran pemerintah pusat,

otonomi yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian tersebut

akan sulit untuk dilaksanakan.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan beberapa rumusan

masalah kaitannya dengan kemampuan Pemerintah Daerah dalam

meningkatkan PAD dan mengoptimalkan potensi sumber-sumber

penerimaan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah,

adalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana kemampuan fiskal daerah dalam mendukung

kemandirian ekonomi Kabupaten Karimun?

2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penerimaan PAD

Kabupaten Karimun?

3. Seberapa besar peran atau kontribusi pajak daerah dan retribusi

daerah dalam penerimaan PAD Kabupaten Karimun?

C. Tujuan Penelitian

Proposal: Optimalisasi Pajak & Retribusi Daerah Kabupaten Karimun 3

Page 4: OPTIMALISASI Pajak Daerah Karimun

1. Untuk mengetahui kemmapuan fiskal daerah Kabupaten

Karimun dalam rangka penyelenggaraan otonomi di daerah.

2. Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi

penerimaan PAD di daerah Kabupaten Karimun.

3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap penerimaan PAD dalam upaya

mengoptimalkan jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang

potensial untuk dikembangkan.

Proposal: Optimalisasi Pajak & Retribusi Daerah Kabupaten Karimun 4