optimalisasi investasi dana biaya...

115
OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2016 OLEH DITJEN PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Alwi Rahman NIM : 1113053000041 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1439 H

Upload: hahuong

Post on 11-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2016

OLEH DITJEN PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Alwi Rahman

NIM : 1113053000041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1439 H

Page 2: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 3: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 4: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 5: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

i

ABSTRAK

Alwi Rahman, 1113053000041

OPTIMALISASI INVESTASI DANA BPIH TAHUN 2016 OLEH DITJEN

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA

REPUBLIK INDONESIA, di bawah bimbingan Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si.

Peningkatan jumlah calon jamaah haji yang setiap harinya bertambah

membuat penumpukan calon jamaah haji, atau yang biasa disebut waiting list lebih

kurang mencapai tiga juta orang pendaftar pada tahun 2016. Hal ini berdampak bagi

setoran dana jamaah haji (BPIH) yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-

ketahun. Banyak sekali anggapan bahwa pengendapan dana setoran calon jamaah haji

menjadi pertanyaan publik, digunakan untuk apakah dana tersebut dan bagaimana

cara Kementerian Agama mengelola dana yang perkiraannya mencapai 79 trilliun

rupiah. Oleh karena itu, Direktorat Pengelolaan Dana Haji Ditjen Penyelenggaraan

Haji dan Umrah melalui Subdirektorat Pengelolaan dan Pengembangan Dana Haji

mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting bagi upaya peningkatan

optimalisasi investasi dana setoran jamaah haji dalam rangka meningkatkan

pelayanan terhadap jamaah haji.

Pada penyusunan skripsi ini, penulis membatasi pada masalah dana setoran

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan rumusan masalah bagaimana

mekanisme penempatan dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan

bagaimana sistem investasi dan pengelolaan Biaya penyelenggaraan ibadah Haji

(BPIH), serta mengetahui apa manfaat dana optimalisasi setoran Biaya

penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif,

yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data

berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Peneliti mengamati langsung

subjek yang diteliti dengan melakukan wawancara oleh pihak Subdit pengelolaan

dan pengembangan dana haji Kementerian Agama dan bersumber pula pada buku-

buku yang dapat menunjang kelengkapan data.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa optimalisasi dana BPIH meningkat

dan dapat digunakan untuk pelayanan jamaah haji yang lebih baik kedepannya sesuai

dengan ketentuan yang sudah dibuat dan disetuji oleh Menteri Agama

Kata Kunci : Optimalisasi, Pengeloaaan, Dana Haji.

Page 6: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan kemudahan serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat

memberikan kemampuan untuk terus belajar memahami berbagai ilmu pengetahuan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad

saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir

zaman.

Rasa syukur yang tak terhingga karena penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik dan melalui berbagai macam tantangan. Skripsi dengan judul

“Optimalisasi Investasi Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2016

Oleh Diretorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian

Agama Republik Indonesia” dibawah bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak

tentunya sangat membantu, sehingga penulis menjadi lebih semangat dalam

menyelesaikan skripsi dengan baik. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih terutama kepada Ayahanda Huzail Abd. Halim dan Ibunda Mutmainah Hj

Hafsah yang telah mendidik dengan penuh kasih sayang dan selalu memberikan

motivasi demi masa depan anaknya baik secara materil dan juga moril dan semoga

dari hasil karya penelitian ini dapat mengangkat derajat keluarga di dunia dan di

akhirat.

Page 7: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

iii

Penelitian ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Sosial jurusan Manajemen Dakwah Konsentersi

Manajemen Haji dan Umrah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu

tercapainya sebuah penelitian yang menjadi sebuah skripsi ini. Oleh karena itu,

dengan segala rasa hormat dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,

dan bapak Drs Sugiharto, MM selaku sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.

3. Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak membantu dan memberikan ilmu juga informasi dikala penulis

kesulitan dalam menemukan ide, juga berkonsultasi, serta membimbing dan

mengarahkan agar menghasilkan skripsi yang baik dan benar.

4. Beasiswa Bidik Misi Angkatan ke-3 yang telah mengizinkan saya menerima

beasiswa full Delapan Semester, dan teman-teman Ma’had ‘Ali UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua Sidang, Penguji I dan II,

Sekretaris, dan Pembimbing.

Page 8: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

iv

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selama ini

memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang telah diberikan

menjadi bermanfaat dan terbalaskan oleh kebaikan di dunia serta di akhirat

kelak. Amin

7. Seluruh staf Tata Usaha serta Karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu mempermudah syarat administrasi, dll.

8. Seluruh staf Perpustakaan, baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

9. Ibu Hj. Rofiqoh S.E, Bapak H. Sugih S.E, Bapak Erik S.Kom.I, dan Staf

Subdit Pengelolaan dan Pengembangan Dana Haji yang telah memberikan

penulis banyak informasi dan pemahaman tentang tata kelola pengembangan

dan penggunaan dana haji untuk penulisan skripsi.

10. Sahabat-sahabat “Baper DiaZ” teman angkatan setia Tahun 2013 yang selalu

setia men-support.

11. Yusuf Ahmadi S.Pd selaku abang tersayang yang selalu setia memberikan

motivasi untuk segera menyelesaikan skripsinya agar kelak dapat mencapai

tujuannya.

12. Keluarga Besar UIN Jakarta Basketball dan Keluarga Besar Fidkom UIN

Jakarta Basketball.

13. Yang terkasih Sarah Khoirunnisa yang selalu men-support dan memberi

semangat untuk melanjutkan impian kedepannya.

Page 9: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

v

14. Teman-teman seperjuangan di Manajemen Dakwah (Manajemen Haji dan

Umroh) angkatan 2013 yang senantiasa memberi motivasi dan waktu

kebersamaannya.

Penulis berdo’a agar sebuah penelitian ini bermanfaat, dan semoga seluruh

bantuan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan dibalas

dengan segala kebaikan oleh Allah SWT.

Jakarta, 27 September 2017

Alwi Rahman

Page 10: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………………...…… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………….……………………………...… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………...….... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………...….. 8

D. Metodologi Penelitian …………………………………………....... 9

1. Metode Penelitian ……………………………………………… 9

2. Jenis Data Penelitian ………………………………………….. 10

3. Teknik Penngumpulan Data …...……………………...……….10

4. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data …………………... 12

5. Objek dan Subjek Penelitian ……………………………...…... 12

6. Teknik Penulisan ……………………………………………... 12

E. Tinjauan Pustaka ……………………...…………………………... 13

F. Sistematika Penulisan ………………………………...…………... 15

Page 11: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

vii

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG OPTIMALISASI INVESTASI

DANA BIAYA PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH

A. Optimalisasi Investasi ………......................................................... 16

1. Pengertian Optimalisasi ………..……………………………... 16

2. Investasi …………...…………………..……………….…...… 17

B. Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ……….....……. 27

1. Pengertian Dana…..…………………………………………… 27

2. Pengertian Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji ……………… 29

3. Pengertian Dana BPIH ……….. ……………………………… 29

C. Penyelenggaraan Ibadah Haji …………………………………….. 29

1. Pengertian Penyelenggaraan ………………………………….. 29

2. Pengertian Ibadah ……………………………………………. 29

3. Pengertian Haji ……………………………………………….. 30

BAB III. TINJAUAN UMUM TENTANG DIREKTORAT JENDRAL

PENYELENGGARA HAJI UMRAH KEMENTRIAN AGAMA RI

A. Sejarah Berdiri Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji Umrah … 33

B. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji

Umrah ……………………………………………………………. 41

C. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji Umrah

…………………………………………………………………….. 43

D. Kebijakan Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji Umrah Dalam

Pengelolaan Dana Setoran BPIH ……………………………….... 44

Page 12: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

viii

BAB IV. PEMBAHASAN OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA

PENYELENGGARAAN HAJI UMRAH

A. Mekanisme Penempatan Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

1. Pendaftaran …………………………………………………… 48

2. Penyetoran Biaya ……………………………………………... 49

3. Input data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu ………………. 51

4. Proses Pnerimaan BPIH Oleh BPS …………………………… 52

B. Sistem Pengelolaan Investasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

1. Investasi Pada SBSN ……………………………………….... 57

2. Investasi Pada SUN …………………………………….……. 68

3. Investasi Pada Deposito Berjangka ………… …………..….. 70

C. Manfaat Dana Optimalisasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji ...76

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………..... 71

B. Saran ……………………………………………........................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sruktur Organisasi Ditjen PHU …………………………….. 38

Tabel 2 Grafik Hasil Optimalisasi Investasi SBSN …………………. 59

Tabel 3 Grafik Investasi Surat Utang Negara (SUN) ………………. 62

Tabel. 4 Contoh Gambaran Investasi Deposito Berjangka ………….. 64

Tabel 5 Grafik Hasil Optimalisasi Investasi Deposito Berjangka …… 66

Tabel 6 Grafik Hasil Optimalisasi 3 Instrumen Investasi BPIH …….. 67

Tabel 7 Kesimpulan Hasil Optimalisasi Tahun 2013-2016 ………….. 68

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Ditjen PHU …………………………….. 44

Page 14: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

Lampiran 2 Undang-Undang No. 34 Tahun 2014

Page 15: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang harus

dilakukan oleh seorang muslim yang mampu. Penduduk Indonesia

sebagian besar beragama Islam yang kebanyakan warganya belum semua

tergolong masyarakat yang mampu. Umat Islam yang ingin melaksanakan

ibadah haji harus terlebih dahulu menabung untuk terkumpulnya biaya

ibadah haji. Pada tahun 2010 tepatnya tanggal 3 Mei 2010, Kementrian

Agama menaikkan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

(BPIH) yang awalnya Rp. 20 juta menjadi Rp. 25 juta per calon jamaah

haji untuk reguler, dan untuk jamaah haji khusus (ONH plus) naik dari

3.000 menjadi $ 4.000 US.1

Perkembangan ekonomi Islam atau yang dikenal dengan istilah

syariah saat ini cukup pesat, ditandai dengan adanya lembaga keuangan

syariah. Sejak tahun 1992, perkembangan lembaga keuangan syariah

terutama perbankan syariah cukup luas hingga sekarang. Hal ini karena

undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan yang telah

memberikan peluang untuk berdirinya bank dengan sistem syariah, dan

sekarang berganti dengan Undang-undang Perbankan Syariah (UUPS)

nomor 21 tahun 2008, yang berdampak pada kebijakan sistem penyetoran

1 Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementrian Agama RI,

Setoran Awal BPIH Naik Untuk Menekan Waiting List (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji

Kementrian Agama RI, 2010). Artikel ini diakses 27 Maret 2011. http://haji.kemenag.go.id.

Page 16: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

2

awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar 25 juta kepada

bank penerima setoran (BPS), dan sudah merupakan kewajiban bagi bank-

bank syariah menerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji sebagai

salah satu wujud pangsa pasar Indonesia yang masyarakatnya mayoritas

beragama Islam.

Sebagaimana telah diundangkannya dasar hukum penyelenggaraan

ibadah haji Indonesia yaitu Undang-Undang 13 tahun 2008 tentang

penyelenggaraan ibadah haji yang berbunyi bahwa tujuan

penyelenggaraan ibadah haji adalah memberikan pembinaan, pelayanan

dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga mereka

dapat melaksanakan ibadahnya sesuai ketentuan syariat Islam berdasarkan

asas keadilan, profesionalitas, akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.2 Untuk

melaksanakan Undang-Undang 13 tahun 2008, maka perlu adanya

pengaturan dan pengelolaan maajemen penyelenggaran haji dan umroh

secara menyeluruh dan spesifik, mencakup manajemen pengelolaan dan

pengembangan keuangan haji, transportasi dan akomodasi haji, organisasi

haji, pelayanan haji, serta kesehatan haji, sehingga dapat diketahui kinerja

dan pelayanan apa saja yang harus dibenahi oleh pemerintah agar bisa

diperbaiki kembali untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan haji dan

umroh kedepan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penumpukan dan pengendapan dana haji dalam jumlah yang sangat

besar, merupakan dampak semakin meningkatnya keinginan masyarakat

2 Ahmad Kartono, Manajemen Haji dan Umroh, Cetakan ke-1, (Ciputat Tangerang

Selatan: Cendikiamuda, 2016), h.1.

Page 17: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

3

untuk menunaikan ibadah haji dan jadwal tunggu (waiting list)

keberangkatan yang semakin panjang karena ketersediaan kuota haji

sangat terbatas.

Belakangan ini isu pengelolaan dan pengembangan dana haji menjadi

bahan pembicaraan publik sejak awal tahun 2010 an. Seiring dengan

peningkatan kesejahteraan masyarakat, jumlah pendaftar yang terus

bertambah dari tahun ke tahun. Pada Maret 2016, jumlah pendaftar calon

jamaah haji Indonesia telah mencapai 3 juta orang.3

Peningkatan dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

yang ada di Kementrian Agama mendorong pembuatan kebijakan

penempatan dana setoran haji di arahkan untuk tiga instrument investasi,

yaitu: deposito, pembelian Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ sukuk,

dan Surat Utang Negara (SUN). Data Kementrian Agama menyebutkan

bahwa saldo dana setoran awal tersebut pada Juli 2017 mencapai 98

Triliun dan sedikit lagi akan menembus angka 100 Triliun.4 Kementrian

Agama sejauh ini menempatkan dana haji pada tiga instrument keuangan,

yaitu Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

dan deposito berjangka berbasis syariah.5

Jika melihat kepada investasi yang telah dilakukan oleh Negara

Malaysia yang dimulai pada tahun 1963, investasi tersebut tidak hanya

3 Peningkatan Jumlah Calon Pendaftar Semakin Terus Bertambah. Jawa Pos, 9 Juni

2016, artikel ini di unduh pada tanggal 28 September 2017, pada pukul 02.30. 4 Laporan Keuangan Kementrian Agama. Laporan ini di akses pada tanggal 28 Juni 2016

pada pukul 02.45 dari www.kemenag.org.id 5 “Investasi Dana Haji, Setoran Jemaah atau Dana Abadi Umat?”, artikel ini diambil

pada 25 april 2107 dari http://nasional.news.viva.co.id

Page 18: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

4

diinvestasikan di dalam negeri saja, namun sudah merambah ke sejumlah

negara lain yaitu Australia, Singapura, Hongkong, Indonesia, hingga

Korea Selatan. Lembaga Tabung Haji Malaysia (LTHM) menyasar

investasi dana haji Malaysia di sektor-sektor yang menguntungkan,

berkelanjutan, kompetitif dan memiliki resiko yang wajar dilihat dari

kondisi pasar. Didalam negerinya misalnya, dana haji diinvestasikan ke

berbagai sektor mulai perkebunan, kelistrikan, hingga perumahan, bahkan

LTHM sudah memiliki beberapa anak perusahaan. Diperkirakan aset

bersih LHTM sudah mencapai 59,5 milliar Ringgit Malaysia, atau sekitar

Rp. 180 triliun. Setiap tahun, keuntungan investasi dana hajinya mencapai

Rp. 8 triliun. Berkat investasi dana haji , Malaysia mmpu meringankan

separuh biaya haji yang wajib dibayar oleh jamaah hajinya dari 19.550

ringgit (Rp 60 juta) menjadi 9.980 ringgit (Rp 30 juta).6 Lembaga tabung

haji Malaysia mampu mentranformasikan dana haji untuk diinvestasikan

kembali. Besarnya saldo dana setoran haji membuat tantangan yang cukup

besar dalam pengelolaan keuangan haji. Apabila dana setoran haji yang

banyak seperti yang tersebut di atas dipergunakan secara produktif maka

akan menghasilkan keuntungan bagi jamaah berupa berkurangnya ongkos

naik haji dan akan menigkatkan peningkatan pelayanan haji.

Hal ini memberikan suatu gambaran akan kenyataan mengenai potensi

pengelolaan keuangan apabila dilakukan pada prinsip dan sesuai jalur dan

6 http:// amp.kompas.com, Diinvestasikan Sejak 1963 Dana Haji Malaysa Rambah

Beberapa Negara, Artikel ini diambil dari website kompas pada tanggal 28 September 2017,

pukul 23.30.

Page 19: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

5

mengelola dengan baik oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)

nantinya sesuai Undang-undang 34 Tahun 2014 tentang pengelolaan

keuangan haji, yang mengamanahkan kepada BPKH bertugas mengelola

penerimaan, pengembangan, pengeluaran, dan pertanggung jawaban

keuangan haji.

Kementerian Agama dengan Komisi VIII DPR RI telah

mempertimbangkan Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2014 tentang

pengelolaan keuagan haji yaitu:

1. Bertambahnya jumlah jamaah muslim Indonesia yang mendaftar untuk

menunaikan ibadah haji terus meningkat, sedangkan kuota haji terbatas

dan jumlah jamaah haji yang menunggu semakin banyak.

2. Mengakibatkan terjadinya penumpukan akumulasi dana haji yang

berpotensi ditingkatkan nilai kemanfaatannya, guna mendukung

penyelenggaraan ibadah haji yang lebih berkualitas melalui

pengelolaan keuangan haji yang efektif, efisien, transparan, akuntabel,

dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Bahwa untuk menjamin pengelolaan keuangan haji yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel memerlukan payung hukum yang

kuat.7

Undang-undang tentang pengelolaan keuangan haji resmi

diterbitkan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

7 Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Haji. Diakses dari

www.paripurnaruu , tanggal 8 Juni 2017.

Page 20: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

6

Indonesia (DPR RI) yang ditandatangani oleh Susilo Bambang

Yudhoyono (Presiden RI) pada tanggal 17 Oktober 2014.

Jika dikaitkan dengan investasi dana setoran haji yang

kenyataannya telah mengendap puluhan triliun bahkan akan mendekati

seratus triliun, maka sayang sekali apabila tidak di investasikan sesuai

dengan ketentuan syariat, dan dikelola dengan manajemen professional

dibidang keuangan syariah. Pada kenyataannya sekarang dana setoran

jamaah haji Indonesia telah dimanfaatkan atau di investasikan ke berbagai

instrument investasi berbasis syariah seperti Surat Utang Negara (SUN),

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dan Deposito Berjangka Berbasis

Syariah.

Oleh karena itu, optimalisasi investasi ketiga instrumen tersebut

menjadi prioritas bagi penulis. Tujuan hakikat dana haji itu sebenarnya

adalah untuk penyelenggaraan ibadah haji. Kalau pengelolaan dan tata

kelola dana haji itu bisa menghasilkan tambahan penghasilan, dan untuk

meningkatkan pelayanan haji tentu dengan senang hati.8 Karena data dari

data yang telah tercatat bahwa nilai manfaat dari ke tiga instrument diatas

8 Muhammad Arief, “Kajian Publik pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji”,

Tanggapan anggota komisi XI DPR RI Johnny G. Plate di gedung Bursa Efek Indonesia, Sabtu 18

Maret 2017. h. 15. Tulisan ini diambil pada 25 April 2017 di

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/895464-dpr-belum-dukung-dana-haji-dipakai-untuk-

infrastruktur.

Page 21: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

7

kurang lebih per tiga bulan menghasilkan 1,4 triliun dan pertahunnya

mendapatkan 5,3 triliun.9

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, penulis

tertarik untuk mengangkat tema tersebut kedalam bentuk skripsi dengan

judul “Optimalisasi Investasi Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji (BPIH) Oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan agar penelitian yang

dilakukan lebih terarah dan spesifik maka permasalahan dalam

penelitian ini dibatasi pada “Pembahasan tentang mekanisme dana

setoran BPIH, pembahasan tentang sistem investasi dana BPIH, dan

pembahasan tentang apa manfaat optimalisasi dana BPIH bagi jamaah

haji.

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah di jabarkan di atas maka

permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme penempatan dana setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)?

9 Hasil Optimalisasi Tiga Instrumen yang Dilakukan oleh Menag Semakin Berkembang,

artikel ini diambil dari www.kompas.com pada tanggal 28 September 2017.

Page 22: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

8

b. Bagaimana optimalisasi investasi dan pengelolaan Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji?

c. Apa manfaat dana optimalisasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji bagi jamaah haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah:

a. Untuk mengetahui mekanisme penempatan dana setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

b. Untuk mengetahui optimalisasi investasi dan pengelolaan Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

c. Untuk mengetahui mafaat dana optimalisasi Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulis berharap penyusunan skripsi ini dapat memberikan

manfaat yang bersifat teoritis dan pragmatis yaitu dapat bermanfaat

bagi akademis diantaranya:

1) Dapat megetahui pengembangan ilmu pengetahuan bidang

manajemen haji khususnya, yang berfokus pada bidang studi

manajemen, serta menjadi refrensi bagi jurusan manajemen haji

dan umroh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Page 23: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

9

2) Dapat memberikan manfaat bagi nilai-nilai keilmuan bagi

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Konsentrasi

Manajamen Haji Umroh.

b. Manfaat Praktis

Pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dan khususnya

untuk jurusan manajemen haji dan umrah, Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi yang kelak nantinya akan turun ke

lapangan untuk ikut mensukseskan pelaksanaan ibadah haji.

1) Dapat mengetahui sejauh mana dana haji Indonesia yang

telah di inventasikan dan sebagai masukanuntuk

menjalankan secara professional sesuai prinsip syariah.

2) Sebagai bahan pertimbagan agar lebih selektif dalam

melakukan investasi agar menghasilkan keuntungan dan

manfaat bagi kepentingan jamaah haji.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan dan

prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.

1. Metode Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

mengumpulkan dan menganalilis data kualitatif, yaitu kata-kata dan

perbuatan manusia.10 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

10 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kulaitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016) h.

31.

Page 24: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

10

lapangan, karena yang diteliti adalah sesuai dengan yang ada di

lapangan secara langsung. Menurut Meleong penelitian kualitatif

adalah penelitia yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian.11

Jadi kesimpulannya metode kualitatif adalah suatu cara yang

dilakukan dalam hal mencari dan mendefinisikan suatu penelitian

dengan cara melakukan mengumpulkan data dari beberapa cara yaitu

wawancara, observasi dan dari buku-buku yang dapat menunjang

kelengkapan data skripsi tersebut.

2. Jenis Data Penelitian

a. Data Primer

Sumber pertama yang berupa hasil wawancara dan observasi

langsung mengenai objek penelitian.

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

oleh pihak pengumpul data primer. Data yang telah didapat dari

hasil observasi, wawancara, jurnal dan dokumentasi yang berkaitan

dengan materi penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dengan cara yang

mempermudah mendapatkan data dan tidak menjadi suatu masalah

bagi narasumber atau objek yang akan dimintai data, diantaranya:

11 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,

2010), h. 9.

Page 25: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

11

a. Observasi

Observasi merupakan pencatatan pola perilaku subjek (orang),

objek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya

pertanyaan aytau komunikasi dengan individu-individu yang

diteliti.12

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara lansun agar

data yang didapatka menjadi lebih akurat dan bebas terhadap objek

yaitu Kantor Kementrian Agama Republik Indonesia.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode survey

yang menggunakan pelayanan secara lisan kepada subjek

peneliti.13 Dalam hal ini yang dilakukan penulis yaitu untuk

mengetahui lebih dalam tentang penempatan dana investasi haji

pada Obligasi Berjangka Berbasis Syariah dari pihak yang

bersangkutan.

c. Studi Kepustakaan

Mempelajari dan memahami secara sistematis dari berbagai

sumber seperti buku, tulisan, surat kabar, makalah ilmiah, dan lain-

lain.

12 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&S, (Bandung: Alfabeta,

2005), h. 171.

13 Sangadji Etta dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian

(Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2010), hal. 171.

Page 26: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

12

4. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, hasil pengumpulan data

harus diolah agar menghasilkan sebuah kesimpulan. Pada dasarnya ada

tiga unsure utama penelitian kualitatif. Pertama, data yang berasal dari

berbagai macam sumber. Kedua, berbagai prosedur analisis dan

interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori.

Ketiga adalah laporan tertulis atau lisan. Kemudian dilakukan analisis

data berdasarkan teknik analisa deskriptif yang dilakukan dengan: a.

Reduksi data; b. Penyajian data; c. Kesimpulan dari hasil

pengelompokan, perhitungan dan analisis data yang didapatkan.

5. Obyek dan Subjek Penelitian

a. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Optimalisasi Investasi Dana

Setoran Jamaah Haji.

b. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian pada skripsi ini adalah Direktorat

Jendral Penyelenggara Haji Umroh sub Direktorat Pengembangan

dan Pengelolaan Dana Haji.

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini mengacu pada Buku Pedoman Akademik

Program Strata 1 tahun 2013/2014 yang diterbitkan oleh tim penyusun

UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta.

Page 27: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

13

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca dan amati, banyak pendapat

yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan serta acuan

selanjutnya, maka dari itu penilis melakukan tinjauan pustaka oleh karya:

1. Muhammad Arief Rahman yang berjudul “Proses Pembentukan

Badan Pengelola Keuangan Haji: Sebuah Analisis Kebijakan Publik”.

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Tahun 2010.

Pada penelitian ini Muhammad Arief Rahman mengatakan isu otentik

pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) adalah

optimalisasi pengelolaan dan pengembangan dana haji yang selama ini

dianggap oleh beberapa pihak belum optimal, walupun sudah efisien

dan efektif. Akan tetapi secara teoritis, pembentukan BPKH sudah

memenuhi tahap-tahap pembentukan kebijakan public yang ideal

dengan catatan-catatan khusus.

2. Ade Haura yang berjudul ”Pengelolaan Dana Haji Pada Sukuk Dana

Haji Indonesia (SDHI)”. Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2010.

Ade Haura beranggapan bahwa penempatan dana haji pada SDHI

menguntungkan bagi Kementerian Agama karena bebas default risk

dari sisi Kementerian Keuangan akan menambah investor baru dalam

pengelolaan anggaran negara.

3. Mohammad Yahdi: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan

Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji”.

Page 28: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

14

Membahas tentang unsure BPIH yaitu penerimaan, pengelolaan dan

pengeluaran. Dana BPIH diterima oleh bank syariah, namun pada

daerah yang belum terdapat bank syariah atau bank unit syariah dapat

diterima melalui bank transito konvensional.

4. Lukman Hidayat: “Evaluasi Penetapan Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji (BPIH) Oleh Ditjen PHU dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji di

Indonesia tahun 2012”.

Pada pembahasannya membahas bahwa mekanisme penetapan BPIH

dilakuka melalui kegiatan sesuai tahapan SOP yang dimiliki Dijren

PHU, dan evaluasi penetapan BPIH dilakukan setelah operasional haji

selesai, dengan melakukan metode studi kasus lapangan dengan

melakukan pengamatan dan mengumpulkan data tentang berbagai

masalah yang ada dalam penetapan BPIH dengan membuat hasil

laporan evaluasi sesuai dengan ketetapan yag berlaku.

Perbedaan dari skripsi tersebut dengan skripsi ini tidak adanya

yang membahas mengenai Optimalisasi Investasi Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2016 Oleh Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementrian Agama Republik

Indonesia. Pada kesempatan ini penulis membahas tentang pengelolaan

dana haji. Untuk selanjutnya melakukan analisis pengelolaan dana

investasi haji pada Ditjen PHU Kementerian Agama.

Page 29: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

15

F. Sistematika Penulisan

Supaya lebih memudahkan penelitian ini, maka penulis membagi

topic ke dalam 5 (lima) bab, adapun rinciannya sebagai berikut:

BAB I. Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan dalam

membahas masalah ini.

BAB II. Dalam bab ini membahas tentang landasan teoritis, bab ini

menguraikan tentang pengertian optimalisasi investasi dana biaya

penyelenggaraan ibadah haji dan optimalisasi dana BPIH.

BAB III. Dalam bab ini membahas tentang tinjauan umum Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama RI.

BAB IV. Pada bab ini membahas tentang pembahasan optimalisasi

investasi dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, menguraikan dan

menganalisa tentang mekanisme penempatan dana BPIH, sistem

pengelolaan investasi BPIH, dan manfaat optimalisasi dana BPIH.

BAB V. Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran. Pada bab

ini, penulis menyimpulkan dan merangkum hasil penelitian serta

menyampaikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan pengelolaan

dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang lebih transparan

dan akuntabel.

Page 30: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

16

BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG OPTIMALISASI INVESTASI DANA

BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI (BPIH)

A. Optimalisasi Investasi

a. Pengertian Optimalisasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, optimal adalah terbaik,

tertinggi dan paling menguntungkan. Optimalisasi adalah upaya

pengoptimalan yang artinya proses, cara, dan perbuatan yang

menjadikan paling baik.1 Menurut Sisdijatmo, optimal adalah berusaha

untuk memaksimumkan sesuatu yang diinginkan, namun dalam suber

lain dikatakan bahwa optimum tidak berarti maksimum, karena

optimum mempertimbangkan juga faktor-faktor batasan. Kata

optimum biasanya mengacu kepada kualitas bukan kuantitas, ini

berarti yang terbaik bukan yang terbaik bukan yang terbesar.2 Jadi

dapat kita pahami dari kedua pengertian diatas bahwasanya

optimalisasi merupakan sebuah upaya untuk mengoptimalkan atau

memaksimumkan sesuatu yang diinginkan, dengan berbagai cara dan

upaya agar mendapatkan yang terbaik.

Optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak

selalu keuntungan paling tinggi, yang tinggi yang bisa dicapai jika

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia Pengertian Optimalisasi, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 705.

2 Adi Ilham Akbar, “Aset”, Artikel diakses pada 29 Mei 2017 dari website

http://investasipadaaset.

Page 31: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

17

tujuan pengoptimalan adalah memaksimumkan keuntungan, atau tidak

selalu biaya paling kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan

adalah meminimumkan biaya.3 Pengertian optimalisasi ini menunjukan

bahwa dalam mencari solusi terbaik pada suatu masalah tertentu tidak

selalu melibatkan keuntungan paling tinggi yang dicapai tetapi

bagaimana meminimumkan biaya-biaya yang ada, agar terkelola

dengan baik dan optimal. Jadi kesimpulan penulis bahwa optimalisasi

adalah suatu proses dalam melakukan perbuatan/pekerjaan dan bernilai

paling baik dengan melakukan perencanaan dan pekerjaan sebelumnya

b. Investasi

a. Pengertian Investasi

Pada dasarnya, investasi adalah memanfaatkan sumber

daya (uang atau barang) untuk memperoleh keuntungan atau

tambahan manfaat darinya, dan pada umumnya investasi

dibedakan dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset

keuangan dan investasi pada aset riil. Aset keuangan dikelola

pada lembaga keuanga, seperti perbankan dan pasar modal,

deposito, saham, dan sukuk. Sementara tanah, property, logam

mulia, dan pabrik atau perusahaan adalah contoh-contoh

investasi pada aset riil.4

3 Hotniar Siringringo, Pemograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2005), h.4.

4 Suryomurti Wiku, Super Cerdas Investasi Syariah, (Jakarta: Qultum Media), h.6.

Page 32: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

18

Pendapat lainnya investasi diartikan sebagai komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa yang akan datang.5

Kamus lengkap ekonomi mendefinisikan bahwa investasi

yaitu penanaman modal dalam periode tertentu untuk

menghasilkan pendapatan di masa yang akan datang dan

memiliki peran penting dalam perekonomian baik dalam negeri

maupun luar negeri. Dalam persepektif Islam, investasi adalah

kegiatan yang sangat dianjurkan karena dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan menigkatnya jual

beli, simpan-pinjam, sewa-menyewa, gadai, dan kegiatan

ekonomi lainnya. kesimpulan penulis tentang investasi ialah

suatu usaha dengan cara menitipkan atau membelanjakan

berupa uang atau barang untuk dikelola dan dimanfaatkan nilai

hasil dari tabungan tersebut kedepannya.

Kegiatan investasi keuangan syariah pada prinsipnya harus

terkait secara langsung dengan suatu aset atau usaha yang

spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat

tersebut dapat dilakukan bagi hasil.6 Berikut ini adalah

5 Nurul Huda dan Mustafa E. Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta:

Kencana, 2008), h.7.

6 Yuke Rahmawati Resosialisasi Investasi Keuangan Syari’ah (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), h. 107

Page 33: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

19

landasan syar’i yang mendasari investasi, Allah SWT

berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 275:

با ... م الر البيع وحر … وأحل للا

Artinya: “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,”

(QS. Al-Baqarah:275).

Didalam kaidah fiqih untuk mereka yang ingin berinvestasi

juga telah ditetapkan kaidah-kaidahnya yaitu: a. hukum asal dalam

muamalah adalah halal; b. hukum dasar yang ditetapkan dalam

syarat-sarat muamalat adalah halal; c. pada prnsipnya setiap

kegiatan muamalah harus dijalankan secara adil; d. muamalah

dibangunatas kejujuran dan amanah.7

b. Jenis-jenis Investasi

Pada pengelolaannya waktunya investasi memiliki banyak

macamnya dan berdasarkan kurun waktunya investasi dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

1) Menurut Jangka Waktunya

a) Investasi jangka pendek

Adalah investasi yang keuntungannya sudah bisa

dinikmati kurang dari satu tahun. Ciri lain investasi jangka

pendek adalah likuiditas atau kemampuan produk investasi

untuk dicairkannya yang tinggi. Kapan pun kita

membutuhkan uang tunai, kita bisa menguangkan investasi

7 Suryomurti Wiku, Super Cerdas Investasi Syariah, h. 47.

Page 34: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

20

tersebut. Resiko dari investasi jangka pendek cenderung

rendah, namun keuntungan yang dijanjikan juga tidak

besar. Investasi jangka pendek mungkin cocok untuk

dipilih bagi investor yang takut akan resiko dan memiliki

uang yang tidak cukup banyak untuk investasi.

b) Investasi jangka menengah

Sesuai dengan namanya, investasi jangka menengah

adalah investasi yang keuntungannya baru bisa dinikmati

setelah satu tahun namun kurang dari tiga tahun. Tingkat

likuiditas dari investasi jangka menengah adalah sedang.

Namun keuntungan dari investasi jangka menengah lebih

besar daripada investasi jangka pendek.

c) Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi yang

memiliki keuntungan paling besar dibandingkan dengan

investasi sebelumnya yaitu investasi jangka pendek dan

menengah. Namun, tingkat likuiditas dari investasai jagka

pajang adalah yang paling rendah. Membutuhkan waktu

yang lama bagi seseorang yang menginvestasikan

uangnya pada investasi jangka panjang.8

2) Investasi Berdasarkan Resiko dan Tingkat Keuntungan

8 Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Ariefiansyah, Investasi Emas, Cara Kaya untuk Semua

Umur dan Semua Kalangan, (Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2011), h. 29-31.

Page 35: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

21

a) Investasi high risk high return

High risk high return adalah investasi dengan resiko

kerugian yang tinggi namun menjanjikan keuntungan

yang tinggi pula. Investasi ini bisa menghasilkan

keuntunga yang banyak dan bisa juga mengalami

kemunduran atau kerugian saat itu juga.

b) Investasi middle risk middle return

Middle risk middle return adalah investasi dengan

resiko kerugian yang sedang namun menjanjikan namun

dengan keuntungan yang sedang pula. Investasi jenis ini

memungkinkan investor untuk bisa menikmati

keuntungan dalam jumlah yang sedang dengan resiko

yang tidak terlalu membuat sang investor was-was.

c) Investasi low risk low return

Low risk low return adalah investasi dengan resiko

kerugian rendah dan menjanjikan keuntungan yang

rendah juga. Konsekuensinya adalah investor tidak

perlu was-wasakan resiko kehilangan, namu perlu

diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh juga tidak

akan besar.9

3) Menurut Sektornya

9 . Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Ariefiansyah, Investasi Emas, Cara Kaya untuk

Semua Umur dan Semua Kalangan, h. 32-33.

Page 36: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

22

Menurut Sektornya investasi dapat dibagi menjadi

dua, yaitu: Pertama investasi sektor riil, yaitu investasi

yang berupa aset fisik, beberapa produk sektor rill adalah

logam mulia, tanah, dan properti. Kedua, investasi sektor

non-riil yaitu investasi yang berupa aset non fisik seperti

produk produk di sektor keuangan atau pasar modal.10

4) Menurut Polanya

Menurut Wiku Suryomurti investasi sesuai polanya dibagi

menjadi dua:

a) Investasi Langsung yaitu investasi yan mana pemilik

modal dan pengelola bisnis langsung melakukan

kesepakatan kerjasama investasi.

b) Investasi Tak Langsung, yaitu investasi yang mana

pemilik modal dan pengelola bisnis tidak langsung

berhubungan dalam melakukan kesepakatan kerjasama

investasi, biasanya pola ini menggunakan jasa pihak

ketiga sebagai perantara misalnya instusi perbankan.11

c. Proses Manajemen Investasi

10 Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi Syariah Hidup Kaya Raya, Mati Masuk

Surga, h. 81.

11 Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi Syariah Hidup Kaya Raya, Mati Masuk

Surga, h. 83.

Page 37: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

23

Ekspektasi pengembalian dan resiko yang akan dihadapi pasti akan

turut dipertimbangkan dalam suatu proses pengembalian dalam

kepusan investasi, hal tersebut dilakukan untuk mencapai investasi.

Salah satu informasi yang diperoleh dari keputusan investasi yakni

berapa jumlah dana yang diperlukan untuk investasi tersebut. Oleh

karena itu melalui keputusan pendanaan ini akan dibahas mengenai

sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai suatu investasi

yang sudah dianggap layak.

Penjelasan tentang investasi di atas merupakan gambaran investasi

yang telah di ambil oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian

Agama sejauh ini menempatkan kepada instrument investasi keuangan

yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Surat Utang Negara

(SUN), dan deposito berjangka berbasis syariah

Beberapa ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang

berbeda mengenai investasi. Dalam kamus istilah pasar modal dan

keuangan kata investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal

dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh

keuntungan.12 Fitgeral mengartikan investasi sebagai “aktivitas yang

berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai

untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan barang

modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru dimasa yang akan

12 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah

Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h.7.

Page 38: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

24

datang”.13 Menurut Hendry Faisal Noor, Investasi adalah mengorbakan

peluang konsumsi saat ini, untuk memperoleh manfaat dimasa yag

akan mendatang.14

Pendapat lainnya investasi diartikan sebagai komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini

dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

datang.15

Menurut Muhammad Syafi’I Antonio, investasi merupakan bagian

penting dalam perekonomian. Investasi adalah kegiatan usaha yang

mengandung resiko karena berhadapan dengan unsure ketidakpastian.

Dengan demikian, perolehan kembalinya (return) tidak pasti dan tidak

tetap. Investasi berbeda dengan menabungkan uang, karena

menabungkan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung

resiko karena perolehan kembalinya berupa bunga yang relative pasti

dan tetap.16

Ahmad Rodoni mengatakan, investasi adalah komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,

13 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 183.

14 Hendry Faisal Noor, Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan

Ekonomi Masyarakat, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), h.4.

15 Nurul Huda dan Mustafa E. Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h.7. 16 Muhamad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani,

2001), Cet. ke-1, h. 150

Page 39: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

25

dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang

akan datang sesuai dengan syariat Islam.17

Pada dasarnya, investasi adalah memanfaatkan sumber daya (uang

atau barang) untuk memperoleh keuntungan atau tambahan manfaat

darinya dimasa yang akan datang, dan pada umumnya investasi

dibedakan dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset keuangan

dan investasi pada aset riil. Aset keuangan dikelola pada lembaga

keuangan, seperti perbankan dan pasar modal, deposito, saham, dan

sukuk. Sementara tanah, property, logam mulia, dan pabrik atau

perusahaan adalah contoh-contoh investasi pada aset riil.18

Menurut Iwan Pontjowinoto ada beberapa Prinsip dasar transaksi

menurut syariah yang ditawarkan19, yaitu ; a). Transaksi dilakukan atas

harta yang memberikan nilai manfaat dan menghindari setiap transaksi

yang zalim. Setiap transaksi yang memberi nilai manfaat akan

dilakukan bagi hasil. b.) Uang sebagai alat pertukaran bukan sebagai

komoditas perdagangan, dimana fungsinya adalah sebagai alat

pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang atau

harta. c). Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan

kerugian atau unsure penipuan dari salah satu pihak, baik secara

sengaja maupun tidak sengaja. d). Resiko yang mungkin timbul harus

17 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),

Cet. ke-1, h.46

18 Suryomurti Wiku, Super Cerdas Investasi Syariah, h. 3.

19 Iwan P. Ptjowinoto, Kaya & Bahagia Cara Syariah, (Bandung: Misan Publika, 2010),

h. 23.

Page 40: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

26

dikelola sehingga tidak menimbulkan risiko yang lebih besar atau

melebihi kemampuan menanggung risiko. e). Dalam Islam tansaksi

yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung resiko. f).

Manajemen yang diterapkan adalah manajemen Islami yang tidak

mengandung unsure spekulatif dan menghormati hak asasi manusia

serta menjaga lestarinya lingkungan hidup.

Konsep investasi dalam ajaran Islam tersebut tertuang dalam Al-

Quran surat An-Nisa ayat 29 :

ل إ ال أن تكون ت جارة عن يا أ ين آمنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم ب الباط يها الذ

يما كان ب كم رح نكم وال تقتلوا أنفسكم إ ن للا تراض م

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa: 29).

Dalam ayat lain Allah juga berfirman dalam surat An-Nisa ayat 9;

ين وليخش ن تركوا لو الذ م م ية خلف ه عافا ذر م خافوا ض قوا عليه فليت للا

يدا قوال وليقولوا سد

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An-Nisa: 9).

Page 41: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

27

Ayat tersebut menganjurkan untuk berinvestasi dengan

mempersiapkan generasi yang kuat, baik aspek intelektualitas, fisik,

maupun aspek keimanan, sehingga terbentuklah sebuah kepribadian

yang utuh dengan kapasitas sebagai berikut; memiliki akidah yang

benar, beribadah dengan cara yang benar, memiliki akhlak yang mulia,

intelektualitas yang memadai, mampu bekerja/mandiri, disiplin atas

waktu, dan bermanfaat bagi orang lain. Jadi pengertian manajemen

investasi menurut penulis adalah suatu pengelolaan investasi berupa

apapun yang di kelola dengan baik dan benar sesuai aturan sehingga

menimbulkan nilai lebih untuk investor.

B. Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

1. Pengertian Dana

Menurut beberapa ahli pengertian tentang dana memiliki banyak

perbedaan antara satu dengan yang lain. Dana sering diartikan sebagai

kas, sedangkan kas merupakan uang tunai yang dimiliki oleh suatu

perusahaan atau lembaga. Dalam hal ini, uang yang disediakan untuk

biaya kebutuhan, keperluan dan operasi kebutuhan sehari-hari. Dana

atau kas adalah bentuk aktivitas yang paling likuid yang bisa

digunakan segera untuk memenuhi kewajiban keuangan dalam suatu

organisasi. Karena sifat likuidnya tersebut, kas memberikan

keuntungan yang paling rendah. Jika organisasi menyimpan kas, uang,

dana dalam bentuk rekening giro, maka jasa giro yang diterima oleh

organisasi prosentasinya akan lebih rendah dari pada jika disimpan

Page 42: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

28

dalam bentuk deposito berjangka20. Beberapa pengertian tentang dana

menurut beberapa ahli diantaranya:

a. Menurut Drs. Kustadi Arinta

“Yang dimaksud dengan dana adalah sejumlah uang atau sumber

lain yang disisihkan buat tujuan penyelenggaraan kegiatan tertentu/

mendapatkan objek tertentu yang sesuai dengan ketentuan dan

pembatasan khusus dan yang disusun sebagai satuan keuangan

pembukuan sendiri”.

b. Menurut Drs. Munawir:

“Pengertian pertama diartikan sama dengan kas, dengan demikian

laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu

ringkasan sumber dan penggunaan kas selama periode

bersangkutan”. Pengertian yang kedua sama denga modal kerja,

baik dalam arti modal kerja bruto maupun modal kerja netto,

sehingga dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana

menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal

kerja dan perubahan-perubahan unsure-unsur modal kerja selama

periode bersangkutan”.

c. Menurut Prof. Drs. Bambang Riyanto:

“Dana dalam artian sempit yaitu kas dalam artian yang lebih luas

yaitu modal kerja”.

d. Menurut Drs. Syafarudin Alwi, MS berpendapat:

20 Padji Anoraga, Manajemen Bisnis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 244

Page 43: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

29

“Dana yang dibedakan dalam dua kategori yaitu dalam pengertia

kas dan dana dalam pengertian working kapital”.

Kesimpulan menurut penulis tentang dana adalah uang yang

dikeluarkan seseorang untuk sesuatu yang lebih.

2. Pengertian Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

Pengertian BPIH adalah Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji21

3. Pengertian Dana Biaya Penyelenggraan Ibadah Haji (BPIH)

Dana BPIH adalah uang yang disediakan untuk keperluan semua

kegiatan Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Kesimpulan tentang dana BPIH menurut penulis adalah suatu biaya

lebih yang disetorkan oleh jamaah kepada bank penerima setoran

untuk penyelenggaraa ibadah haji.

C. Penyelenggaraan Ibadah Haji

1. Pengertian Penyelenggaraan

Penyelenggaraan adalah mengurus dan mengusahakan sesuatu22

2. Pengertian Ibadah

Ibadah menurut bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk.

Sedangkan menurut istilah adalah merendahkan diri kepada Allah

dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.23

21 Padji Anoraga, Manajemen Bisnis, h. 247.

22 Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia , dari http://Alkitab.sabda.org. Pengertian

Penyelenggaraan, pada tanggal 2 Oktober 2017 pukul 18.00.

23 Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, pada artikel diwebsite https://almanhaj.org.

Pengertian Ibadah Dalam Islam. Pada tanggl 2 Oktober 2017, pukul 18.05

Page 44: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

30

3. Pengertian Haji

Secara etimologis, haji bermakna menyengaja, menahan, datang

atau menuju ke Mekkah untuk ibadah. Pelakunya disebut haajj, dan

hajjij, bentuk muannats (betina) hajjaj, jamaknya hujjaj dan hajij.24

Haji menurut pengertian kamus Bahasa Indonesia adalah rukun

islam yang kelima kewajiban ibadah yang harus dilakukan oleh orang

Islam yang mampu dengan mengunjungi ka’bah di Masjidil Haram

pada bulan haji dan mengamalkan amalan-amalan haji seperti ihram,

tawaf, sai, dan wukuf.25

Haji dalam pengertian istilah para ulama, ialah menuju ke ka’bah

untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu, atau dengan perkataan

lain bahwa haji adalah mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu

tertentu dengan melakukan suatu pekerjaan tertentu. Yang dimaksud

dengan “mengunjungi” itu ialah mendatangi, yang dimaksud dengan

tempat tertentu itu ialah Ka’bah dan Arafah.

Maksud dari “waktu tertentu” itu ialah bulan-bulan haji, yaitu

bulan Syawal, Zulqaidah, dan Zulhijjah dan 10 pertama bulan

Zulhijjah. Yang dimaksud dengan “perbuatan tertentu” itu ialah

berihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdaliffah, mabit di Mina,

melontar jamrah, mencukur, tawaf, dan sai.

24 Abu Umar An-Nadwi, Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umroh, (Jakarta: Robbani

Press, 2010) h.11.

25 Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel ini diambil dari https://kbbi.we.id Haji.

Page 45: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

31

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian haji

adalah suatu perbuatan yang diawali oleh diri sendiri untuk pergi ke

tanah suci untuk melakukan rukun dan sunnah yang telah ditetapkan.

4. Pengertian Penyelenggaraan Ibadah Haji

Undang-undang nomor 13 tahun 2008 ayat (2) menyebutkan

pengertian penyelenggaran ibadah haji adalah: rangkaian kegiatan

pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan,

pelayanan dan perlindungan jamaah haji.26

Pasal 1 ayat (11) Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

nomor 396 tahun 2003 tentang perubahan atas Keputusan Menteri

Agama Republik Indonesia nomor 371 tahun 2002 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah menyatakan bahwa:

penyelenggaraan ibadah haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah haji di tanah air, dan

di Arab Saudi.27

Taufik Kamil menyatakan bahwa penyelenggaraan haji adalah:

suatu sistem kegiatan dengan sub-sub sistemnya yaitu Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), pendaftaran, Pembinaan,

kesehatan, keimigrasian, transportasi, akomodasi, penyelenggaraan

haji khusus dan umrah.

26 Romaza, Makalah pada mata kuliah, Sejarah Penyelenggaraan Haji dan Umroh,

(Ciputat), h.3.

27 Peraturan Menteri Agama RI Nomor371 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji dan Umrah, Pasal 1 ayat 11. Diambil dari website www.kementerianagama.com

pada tanggal 8 Juni 2017.

Page 46: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

32

Pada dasarnya pengertian Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah

rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

perlindungan dalam pelaksanaan ibadah haji kepada calon jamaah haji,

baik di tanah air maupun di Arab Saudi yang terdiri dari pendaftaran,

penetapan Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), pengurusan

Paspor, dan pemvisaan, pembinaan kepada calon jamaah haji,

recruitment dan pengorganisasian petugas haji, Penyelenggaran Ibadah

Haji Khusus (PIHK), konsumsi, trsnportasi, pelayanan kesehatan,

sampai pembinaan pasca haji.

Page 47: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

33

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMROH KEMENTRIAN

AGAMA REPUBLIK INDONESIA

A. Sejarah Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh

Sejarah penyelanggaraan haji di Indonesia telah mengalami waktu

yang sangat lama. Bermula dari masuknya agama Islam hingga masuknya

pada masa reformasi. Menurut sejarah umat Islam Nusantara Indonesia

menunaikan ibadah haji sejak Islam masuk Nusantara pada abad ke-10

pada saat itu ibadah haji dilakukan secara massal seperti saat ini.1

Sejarah penyelenggaraan haji memiliki dinamika yang bermuara

pada persoalan pokok yaitu peraturan menyangkut hubungan bilateral

atara dua negara yang memiliki perbedaan sosio-budaya, bentuk

pemerintahan, dan status kenegaraan. Indonesia menganut sistem

pemerintahan, sementara Arab Saudi menganut sistem kerajaan.

1. Penyelenggaraan Haji Masa Penjajahan

Faktor dominan dalam masalah perjalanan haji pada masa ini

(penjajahan) yaitu faktor keamanan di perjalanan dan fasilitas

angkutan jamaah haji yang masih sangat minim. Akan tetapi, kendala

itu tidak mengurangi keinginan umat Islam untuk melaksanakan

ibadah haji, bahkan jumlahnya mulai meningkat cepat yang

diperkirakan mulai pada tahun 1910 dengan melihat beberapa faktor

1 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, (Jakarta:

Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh, 2012), h. 8

Page 48: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

34

tersebut, maka penguasa pada saat itu perlu mengadakan ketentuan

yang mengatur pelaksanaan ibadah haji.2

2. Penyelenggaraan Haji Pasca Kemeredekaan

Penyelenggaraan pada masa ini dilakukan sepenuhnya oleh

Penyelenggara Haji Indonesia (PHI) yang berada di setiap

Karesidenan, karena saat itu karesidenan merupakan pemerintahan

daerah yang mengatur dan mengelola serta mengadministrasikan

segala urusan permasyarakatan, termasuk didalamnya memudahkan

semua urusan yang berhubungan dengan calon jamaah haji.

Dalam perkembangan selanjutnya, untuk lebih memberikan

kekuatan legalitas penyelenggaraan haji, pada tanggal 21 Januaari

1950 Badan Kongres Muslimin Indonesia (BKMI) mendirikan sebuah

yayasan yang secara khusus menangani kegiatan penyelenggaraan haji,

yaitu Panitia Perbaikan Penyelenggaraan Haji (PPHI) yang diketahui

oleh KHM Sudjak. Kedudukan PPHI lebih dikuatkan lagi dengan

dikeluarkannya surat Kementerian Agama yang ditanda tangani oleh

Menteri Agama RIS K.H. Wahid Hasyim No. 3170, tanggal 6 Februari

1950, kemudian disusul dengan surat edaran Menteri Agama di

Yogyakarta Nomor A.III/I/648 tanggal 9 Februari 1950 yang

menunjukan Panitia Perbaikan Penyelenggaraan Haji Indonesia (PPHI)

sebagai satu-satunya wadah sah disamping pemerintah untuk

mengurus dan menyelenggarakan perjalanan haji Indonesia.

2 Achmad Nijam Alatif Hanan, Manajemen Hajji, (Jakarta: Nizam Press, 2004), h.20

Page 49: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

35

3. Penyelenggaraan Haji Masa Reformasi

Era reformasi yang mulai menggema pada tahun 1999 merupakan

awal dari sistem keterbukaan dan transparansi, menuntut setiap bentuk

kebijakan. Setiap kebijakan yang menimbulkan ketidakpuasan

masyarakat akan mendapat respond dan kritik yang gencar.

Pemerintah di tuntut untuk menyempurnakan sistem penyelenggaraan

haji dengan menekankan pada pelayanan, perlindungan dan pembinaan

secara optimal.

Perubahan lingkungan baik eksternal maupun sosial, budaya,

politik, ekonomi, dan teknologi memacu pemerintah untuk melakukan

perubahan dalam manajemen birokrasi tradisional yang

diimplementasikan selama ini. Seperti penerapan sistem komputerisasi

haji (pendaftaran online dan real time) serta informasi yang

memanfaatkan media internet.

Setelah 54 tahun payung hukum tentang penyelenggaraan ibadah

haji adalah keputusan Presiden, maka pada tahun 1999 diterapkan

undang-undang No. 17 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji. Isi dari undang-undang tersebut menekanka kepada pelayanan,

pembinaan dan perlindungan kepada jamaah haji serta mengarah

kepada sistem yang lebih professional.3

Pada tahun 2008 pemerintah menerbitkan undang-undang No. 13

tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang baru sebagai

3 Achmad Nijam Alatif Hanan, Manajemen Hajji., h. 53

Page 50: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

36

pengganti UU No. 17 tahun 1999. Penyempurnaan kebijakan paling

mendasar dalam undag-undang yang baru adalah penyelenggaraan

haji. ada 4 hal yang baru dalam undang-undang No. 13 tahun 2008

tersebut, yaitu:4

1. Adanya komisi pengawas khusus dalam penyelenggaraan ibadah

haji. Pemerintah yang dipresentasikan melalui Departemen Agama

sebagai penyelnggara ibadah haji harus didampingi oleh suatu

lembaga independen yang bertugaas untuk mengawasi

penyelenggaraan mulai dari pernecanaan, pengorganisasian,

pelaksaaan, sampai selesai operasional haji. lembaga yang harus

mendampingi adalah Komisi Pengawas Haji Indonesia. (KPHI)

2. Meningkatnya peran masyarakat dalam keuangan hasil dari

efisiensi dari biaya penyelenggaraan ibadah haji. Sehingga adanya

pembentukan Badan Pengelola Dana Abadi Umat (BPDAU).

Pengelola DAU harus dilakukan oleh badan pengelola yang terdiri

dari dua dewan pengelolaan, yaitu Dewan Pengawas dan Dewan

Pelaksana.

3. Adanya penguatan Hirarkis Kebijakan dalam undang-undang yang

baru sehingga perlunya Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan

Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), Peraturan

Menteri Agama (PMA) dan Peraturan Daerah yang mengatur

transportasi di daerah.

4 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, h. 86

Page 51: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

37

4. Semakin Menguatkan perlindungan kepada jamaah haji dan umrah.

Hal ini merupakan bentuk komitmen dari undang-undang No. 13

tahun 2008 yang menyebutkan, bagi penyelenggara haji khusus

dan perjalanan umroh yang tidak bisa memenuhi ketentuan sesuai

undang-undang no. 13 tahun 2008 dan peraturan pemerintah maka

akan dikenakan sanksi administrative.

Selanjutnya undang-undang No. 13 tahun 2008 menyatakan bahwa

Menteri Agama sebagai koorinator terhadap penyelenggaraan ibadah

haji. dalam pelaksanaan teknis sehari-hari, Menteri Agama dibantu

oleh Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (DPHU), gubernur dibantu

oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi selaku kepala staf

penyelenggara haji di tingkat Provinsi, Bupati/Walikota dibantu oleh

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota selaku kepala staf

penyelenggara haji di tingkat kabupaten/kota. Sementara Duta Besar

dibantu oleh Konjen RI selaku coordinator harian dan Konsul haji

selaku Kepala Staf Penyelenggara Haji di Arab Saudi.5

Akan tetapi undang-undang tahun 2008 diubah setelah ada

kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi yang menetapkan bahwa sejak

tahun 1430 H jamaah haji dari seluruh negara yang akan menunaikan

ibadah haji harus menggunakan passport biasa. Maka dari itu beberapa

point pada undang-undang No. 13 tahun 2008 diubah dan ditetapkan

5 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, h. 180.

Page 52: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

38

undang-undang baru no. 34 tahun 2009 untuk mengakomodir dan

menghormati peraturan yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi.

Pengelolaan haji dikelola Kementrian Agama sudah berdiri sejak

tahun 1964 dan sudah mengalami 11 kali pergantian pemimpin sebagai

berikut:

Tabel 1.

Struktur Organisasi Ditjen PHU6

Nama Jabatan Masa Bakti

Prof. KH. Farid Ma’ruf Menteri Urusan Haji

Dirjen Urusan Haji

1964-1965

1965-1973

H.Burhani Tjokrohandoko Dirjen Urusan Haji

Dirjen Bimas Islam

dan Urusan Haji

1973-1979

1979-1984

H.A. Qadir Basalamah Dirjen Bimas Islam

dan Urusan Haji

1984-1989

H. Andi lolo Tonang, SH Dirjen Bimas Islam

dan Urusan Haji

1989-1991

Drs. H. Amidhan Dirjen Bimas Islam

dan Urusan Haji

1991-1995

Drs. H. A. Ghazali Dirjen Bimas Islam

dan Urusan Haji

1995-1996

Drs. H. Mubarok, M.Si Dirjen Bimas Islam 1996-200

6 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa Ke Masa, h. 8.

Page 53: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

39

dan Urusan Haji

Drs. H. Taufiq Kamil Dirjen Bimas Islam

dan Urusan Haji

2000-2005

Drs. H. Slamet Riyanto,

M.Si

Dirjen Bimas Islam

dan urusan Haji

Dirjen Penyelenggara

Haji dan Umroh

2005-2006

2006-2012

Dr. H. Anggito Abimanyu Dirjen Penyelenggara

Haji dan Umrah

2012-2014

Prof. Dr. H. Abdul Djamil,

MA

Dirjen Penyelengga

Haji dan Umrah

2014-sekarang

Sumber: Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa Ke

Masa, (Jakarta: Direktorat Penyelenggara Haji dan Umrah, 2012), h. 8.

Demi tercapainya peningkatan kualitas dan perbaikan pencapaian

penyelenggaraan haji dan umrah di Indonesia maka DITJEN PHU

menetapkan visi yaitu: terwujudnya pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

kepada jamaah haji dan umrah berdasarkan asas keadilan, transparansi,

akuntabel, dengan prinsip nirlaba, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Pembinaan diwujudkan dalam bentuk pembimbingan, penyuluhan, dan

penerangan kepada masyarakat dan jamaah haji. Sedangkan pembinaan

petugas diarahkan pada profesionalisme dan dedikasinya.

b. Pelayanan diwujudkan dalam bentuk pemberian pelayanan administrasi

dan dokumen, transportasi, kesehatan serta akomodasi dan konsumsi.

Page 54: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

40

c. Perlindungan diwujudkan dalam bentuk jaminan keselamatan dan

keamanan jamaah haji dari mendapat Surat Pemanggilan Masuk Asrama

(SPMA), di Arab Saudi sampai pulang kembali ke tanah air.

d. Asas Keadilan tergambar dari penyelenggaraan ibadah haji yang harus

berpegang teguh pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak, dan

tidak sewenang-wenang dalam penyelenggaraannya.

e. Transparan yaitu segala sesatu yang dilakukan selama proses

penyelenggaraan ibadah haji dapat diketahui oleh masyarakat dan jamaah

haji.

f. Akuntabel dengan prinsip nirlaba, adalah rangkaian penyelenggaraan

ibadah haji dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

secara etik dan hukum dengan prinsip tidak mencari keuntungan atau

laba.7

Untuk tercapainya visi tersebut perlu diciptakan kualitas sistem

penyelenggaraan ibadah haji dan pembinaan ibadah haji dan umroh yang

taat asas dan menciptakan kemandirian terampil, serta akhlak mulia.

Untuk mencapai visi maka perlu adanya misi untuk lebih terarah,

maka misi dari Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah:

a. Meningkatkan profesionalisme dan dedikasi petugas haji.

b. Maningkatkan kualitas penyuluhan, bimbingan, dan pemahaman

manasik haji.

7 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, D/54 Tahun 2010

tentang Visi dan Misi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Page 55: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

41

c. Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji

melalui pembinaan haji khusus, umrah, dan kelompok bimbingan

ibadah haji.

d. Meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan dukungan teknis

lainnya dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

e. Meningkatkan pelayanan pendaftaran, dokumen, akomodasi,

transportasi, dan catering sesuai standar pelayanan minimal

penyelenggaraan ibadah haji.

f. Memberikan perlindungan kepada jamaah sehingga mendapatkan rasa

aman, adil, dan kepastian melaksanakan ibadah haji.

g. Meningkatkan akuntabilitas dana haji serta pengembangan sistem

informasi haji.8

B. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umroh

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU)

menganut sistem kerja yang teratur dengan beberapa rencana strategis sebagai

berikut:

1. Tugas : Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ( Ditjen

PHU) mempunyai tugas untuk merumuskan sertas melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis dibidang penyelenggaraan haji dan

pembinaan umroh berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri.

2. Fungsi :

8 Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, D/54 Tahun 2010

tentang Visi dan Misi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Page 56: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

42

a. Perumusan dan penetapan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang

penyelenggaraan haji dan umroh.

b. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di

bidang penyelenggaraan haji dan pembinaan umroh.

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan

pembinaan umroh.

d. Pemberian pembinaan teknis dan evaluasi pelaksana tugas.

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.9

Adapun Jenis fungsi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

antara lain sebagai berikut:

a. Merencanakan dan memastikan keberangkatan jamaah haji seluruh

Indonesia.

b. Memastikan jumlah jamaah haji yang akan diberangkatkan

berdasarkan jumlah kuota jamaah haji Indonesia.

c. Memastikan bahwa seluruh embarkasi telah siap untuk

melaksanakan operasional pemberangkatan jamaah haji dengan

segala sarana dan prasarana.

d. Memastikan sarana transportasi udara yang akan menerbangkan

jemaah haji ke Arab Saudi telah siap di seluruh bandara embarkasi.

e. Memastikan bahwa seluruh dokumen haji (paspor) seluruh jemaah

sudah siap.

9 Peraturan Menteri Agama RI No. 10 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Laksana

Pasal 224. Diunduh pada tanggal 8 Juni 2017. Diunduh dari website https://haji.kemenag.go.id

pada tanggal 8 Juni 2017.

Page 57: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

43

f. Memastikan bahwa pemondokan jemaah haji di Madinah dan di

Makkah sudah siap, termasuk bus salawat antar jemput jamaah haji

dari pondok ke Masjidil Haram pulang pergi.

g. Memastikan kesiapan catering sudah siap di Bandara Arab Saudi ,

di Madinah, di Makkah dan di Armina.

h. Memastikan sarana prasarana pelayanan jemaah haji, yaitu

pelayanan umum, pelayaan kesehatan, pelayanan bimbingan

ibadah dan manasik haji haji serta pengamanan jemaah selama di

Arab Saudi.

i. Melakukan koordinasi dengan Kementerian dan lembaga terkait

dalam rangka kelancaran operasional penyelenggaraan ibadah haji,

baik dalam negeri maupun luar negeri.

j. Memantau operasional penyelenggaraan ibadah haji sejak

keberangkatan jamaah dari masing-masing embarkasi, selama di

Arab Saudi sampai kembali pulang di tanah air.10

C. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (Ditjen

PHU) dalam pelaksanaan teknis penyelenggaraan ibadah haji didasarkan

atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 92 tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementrian Negara, serta Susunan

10 Ahmad Kartono, Manajemen Haji dan Umroh, Cetakan ke-1, (Ciputat Tangerang

Selatan: Cendikiamuda, 2016), h.44-45.

Page 58: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

44

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementrian Negara serta Peraturan

Mentri Agama (PMA) No. 10 tahun 2010 tentang organisasi Organisasi

dan Tata Kerja Kementrian Agama.

Sesuai Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 10 tahun 2010, Ditjen

PHU terdiri dari secretariat, Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah,

Direktorat Pelayanan Haji, dan Direktorat Pengelolaan Dana Haji.

Gambar. 1

Struktur Organisasi Ditjen PHU

Sumber: www.kemenag.go.id , gambar ini di akses pada tanggal 8 juni 2017 pukul 14.30

D. Kebijakan Direktorat Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah dalam

Pengelolaan Dana Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen

PHU) dalam pelaksanaan teknis pengelolaan dana setoran biaya

penyelenggaraan haji didasarkan atas Peraturan Menteri Agama (PMA)

No. 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya

Page 59: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

45

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).11 Beberapa ketentuan dalam

Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 30 tahun 2013 diantara lain:

Pasal 2

1. Menteri menetapkan Badan Penerima Setoran (BPS) Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

2. BPS BPIH sitetapkan setelah memenuhi pesyaratan sebagai

berikut:

1. Berbadan hukum Perseroan Terbatas;

2. Berbentuk bank syariah atau bank umum nasional yang

memiliki layanan syariah;

3. Memiliki layanan bersifat nasional;

4. Memiliki sarana, prasarana, dan kapasitas untuk berintegrasi

dengan sistem layanan haji Kementrian Agama.

5. Memiliki kondisi kesehatanbank sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan

peraturan lainnya;

6. Menunjukan keterangan menjadi anggota Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS) dn surat kesanggupan meaksankan program

penjamin LPS atas dana setoran awal.

Pasal 6A

11 Peraturan Menteri Agama RI No. 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

(BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Di unduh dari website

https://haji.kemenag.go.id pada tanggal 8 Juni 2017.

Page 60: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

46

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

dilarang memberikan layanan dana talangan haji baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Pasal 12 A

1. Dana talangan haji yang telah diberikan oleh BPS BPIH

sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, harus diselesaikan

oleh BPS BPIH dengan jamaah haji.

2. Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

lambat tanggal 31 Desember 2020 terhitung sejak tanggal

pengundangan Peraturan Menteri ini.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen

PHU) melalui Direktorat Pengelolaan Dana Haji memiliki tugas pokok

dan fungsi sebagai berikut12:

Pasal 306

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 305,

Direktorat Pengelolaan Dana Haji menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang biaya penyelenggara ibadah, anggaran

operasional, pengembangan dan pengelolaan dana haji, serta fasilitasi

badan pengelola dana abadi umat;

12 Peraturan Menteri Agama RI No. 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

(BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Di unduh dari website

https://haji.kemenag.go.id pada tanggal 8 Juni 2017. Pasal 306.

Page 61: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

47

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang biaya penyelenggara ibadah,

anggaran operasional, pengembangan dan pengelolaan dana haji, serta

fasilitasi badan pengelola dana abadi umat;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang biaya

penyelenggara ibadah, anggaran operasional, pengembangan dan

pengelolaan dana haji, serta fasilitasi badan pengelola dana abadi

umat;

d. Pemberian bimbingan teknis evaluasi di bidang biaya penyelenggaraan

ibadah, anggaran operasional, pengembangan dan pengelolaan dana

haji, serta fasilitasi badan pengelola dana abadi umat;

e. Pelaksanaan usrusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.13

13 Peraturan Menteri Agama RI No. 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

(BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Di unduh dari website

https://haji.kemenag.go.id pada tanggal 8 Juni 2017, Pasal 306.

Page 62: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

48

BAB IV

PEMBAHASAN OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

A. Mekanisme Penempatan Dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mekanisme penempatan BPIH dilakukan dengan prosedur yang

sistematis untuk memudahkan calon jamaah haji yang ingin mendaftarkan

dirinya, setiap masyarakat Indonesia yang ingin berangkat untuk

menunaikan ibadah haji wajib menyetorkan Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPIH) kepada Bank Penerima Setoran (BPS). Berikut ini

merupakan prosedur pendaftaran jamaah haji Indonesia1:

1. Pendaftaran

a. Calon jamaah haji membuka rekening tabungan haji pada BPS

BPIH.

b. Calon jamaah haji memeriksakan kesehatan ke Puskesmas

domisili untuk memperoleh surat keterangan sehat.

c. Calon jamaah haji datang ke Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota untuk mengisi SPPH (Surat Pendaftaran Pergi

Haji), dengan membawa:

1 Wawancara dengan Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan Aset Haji Subdit

Pengelolaan dan Pengembangan Dana Haji, Hj Rofiqoh S.E, tanggal 28 Agustus 2017 di

Kementerian Agama.

Page 63: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

49

1) Pas Foto terbaru berwarna ukuran 3x4 10 lembar

dengan latar belakang putih dan tampakwajah 70% -

80%;

2) Buku tabungan haji pada BPS BPIH minimal Rp.

25.000.000 per orang;

3) Surat keterangan sehat dari Puskesmas;

4) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu

Keluarga (KK) yang masih berlaku; ijazah/Akte

Kelahiran/Akte Nikah.

2. Penyetoran Biaya

Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) No.24 tahun 2016

kedalam beberapa pasal yaitu yang berbunyi2:

Pasal 2

a. Menteri menetapkan Badan Penerima Setoran (BPS) Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

b. BPS BPIH sitetapkan setelah memenuhi pesyaratan sebagai

berikut:

c. Berbadan hukum Perseroan Terbatas;

d. Berbentuk bank syariah atau bank umum nasional yang

memiliki layanan syariah;

e. Memiliki layanan bersifat nasional;

2 Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Bank Penerima Setoran. Pasal 2,

di unduh dari https://Haji.kemenag.go.id.

Page 64: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

50

f. Memiliki sarana, prasarana, dan kapasitas untuk berintegrasi

dengan sistem layanan haji Kementrian Agama.

g. Memiliki kondisi kesehatanbank sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan

peraturan lainnya;

h. Menunjukan keterangan menjadi anggota Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS) dan surat kesanggupan meaksankan program

penjamin LPS atas dana setoran awal.

Pasal 6A

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

dilarang memberikan layanan dana talangan haji baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk selanjutnya dikelola

dengan dipertimbangkan mulai manfaat yang didapat untuk

membiayai belanja operasional penyelenggaraan ibadah haji.

Dalam rangka pembenahan penyelenggaraan ibadah haji, maka

pengelolaan dan pengembagan dana haji diarahkan lebih akuntable

dan transparan. Untuk itu Kementerian Agama memutuskan dana

haji ke beberapa instrument yang bekerja sama dengan bank dan

Kementerian Keuangan.3

Selama ini Kementerian Agama umumnya dan khususnya

Dirjen PHU sudah melaksanakan dan menjalankan sesuai dengan

3 Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Bank Penerima Setoran. Pasal

6A, di unduh dari https://Haji.kemenag.go.id.

Page 65: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

51

standar operasional yang tertera pada Undang-Undang. Seperti

prosedur penyetoran dibawah ini:

1) Calon jamaah haji melakukan setoran awal ke BPS BPIH

sebesar Rp. 25.000.000 dengan membawa SPPH yang telah

disahkan oleh pejabat Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota untuk mendapatkan nomor porsi.

2) Tempat penyetoran BPIH dilakukan di seluruh Kantor Cabang

BPS BPIH yang tersambung dengan SISKOHAT dalam satu

provinsi domisili calon jamaah haji, yaitu Bank Rakyat

Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank

Tabungan Negara, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, Bank Bukopin, Bank Mega Syariah, BPD Jawa Barat.

BPD Jawa Timur, BPD Sulawesi Selatan, BPD DKI Jakarta,

BPD NTB, BPD Riau, BPD Kaltim, BPD Yogyakarta, BPD

Sumsel, BPD Sumbar, BPD Sulteng, BPD Kalsel, BPD Aceh,

BPD Sumatera Utara.4

3. Input data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT)

a. Setelah jamaah menyetorkan uang BPIH, petugas BPS BPIH

memindahbukukan setoran BPIH jamaah yang bersangkutan ke

rekening Menteri Agama atas nama cq. Dirjenphu.qq.calon

jamaahhaji pada Kantor Pusat BPS BPIH.

4 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Ditjen PHU, 2011) h. 9

Page 66: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

52

b. Dengan berpedoman pada SPPH yang sah, petugas BPS BPIH

memasukkan data calon jamaah haji ke SISKOHAT beserta

nomor bukti pemindahbukuan untuk memperoleh nomor porsi.

c. Setelah mendapatkan nomor porsi petugas BPS BPIH menctak

lembar bukti setoran awal BPIH yang telah di legalisasi dan

masing-masing diberi foto 3x4 meliputi:

1) Lembar pertama asli untuk calon jamaah haji

2) Lembar kedua untuk BPS BPIH

3) Lembar ketiga untuk administrasi pendaftaran pada Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota

4) Lembar kelima untuk administrasi pendaftaran pada Kantor

Kemeterian Agama Pusat cq. Ditjen Penyelenggaraan Haji

dan Umrah.

d. Calon jamaah haji melapor ke Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dengan menyerahkan bukti setoran awal BPIH

lembar ketiga, keempat dan kelima paling lambat 7 hari setelah

menerima bukti setoran awal BPIH.

e. Selanjutnya calon jamaah haji menunggu masa pelunasan.5

4. Proses Penerimaan BPIH oleh Bank Penerima Setoran (BPS)

BPS BPIH memproses setoran awal BPIH calon jamaah dan

memindahbukukan setoran BPIH jamaah yang bersangkutan ke

5 Hasil Wawancara Pribadi dengan Pelaksana Sub Direktorat Pengembangan dan

Pengelolaan Dana Haji., H. Sugih S.EI, tanggal 8 Juni 2017 Pukul 13.00-15.00 di Kantor

Kementerian Agama RI.

Page 67: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

53

rekening Menteri Agama atas nama cq. Dirjenphu.qq.calon jamaah

haji pada Kantor Pusat BPS BPIH. Selanjutnya BPS BPIH

memproses kedalam Giro dan Deposito, ketika setoran awal BPIH

calon jamaah haji sebesar Rp. 25.000.000 terkumpul selama

kurang lebih satu bulan, lalu ditempatkan kedalam investasi

deposito dan giro. Selanjutnya semua dana setoran awal BPIH

calon jamaah haji di investasikan kedalam tiga instrument

investasi.

B. Sistem Optimalisasi Pengelolaan Investasi Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji

Sistem pengelolaan investasi dana setoran BPIH diatur dalam Undang-

Undang No. 34 tahun 2014 pasal 1, yaitu Keuangan haji adalah semua hak dan

kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan uang terkait dengan

penyelenggaraan ibadah haji, serta semua kekayaan dalam bentuk uang atau

barang yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat pelaksanaan hak dan

kewajban tersebut, hak yang bersumber dari jamaah haji maupun sumber lain

yang sah dan tidak mengikat.6 Pengelolaan Keuangan Haji berdasarkan:

1. Prinsip syariah;

2. Prinsip kehati-hatian;

3. Manfaat;

4. Nirlaba;

6 Peraturan Menteri Agama No. 34 Tahun 2014 tentang Sistem Pengelolaa Dana Haji.

Pasal 1, di unduh dari https://Haji.kemenag.go.id.

Page 68: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

54

5. Transparan; dan

6. Akuntabel.7

Sebagai penyelenggara utama ibadah haji, pemerintah memiliki wewenang

yang tinggi dan tanggung jawab yang tidak ringan terhadap penyelenggaraan

ibadah haji secara keseluruhan, baik dalam pengelolaan catering, kenyamanan,

keamanan jemaah haji dan pengelolaan dan pengembagan dana haji.

Problematka diatas merupakan tugas utama Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Berdasarkan pengawasan di 33 provinsi, Komite III DPD menemukan

beberapa permasalahan yang menyangkut penyelenggaraan ibadah haji.8

Masalah penyelenggaraan ibadah haji meliputi transparansi pemanfaatan dana

setoran awal, penetapan kuota, administrasi kelengkapan yang rumit dan

membutuhkan waktu yang lama, serta masalah pemondokan yang jauh di

Tanah Suci.

Dari berbagai macam masalah pengelolaan haji di Indonesia, ada

permasalahan yang perlu di selesaikan, salah satu masalah yang menjadi

bahan agenda public yaitu transparansi dana BPIH yang ditujukan untuk lebih

baiknya pengelolaan layanan haji di Indonesia. Semakin banyaknya

masyarakat Indonesia yang mendaftarkan diri untuk pergi haji dengan

7 Pasal 2 Undang-Undang No.34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji.

diundung dari https://haji.kemenag.go.id.

8 Muhammad Arief Rahman, Proses Pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji:

Sebuah Kajian Kebijakan Publik, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016) h.50.

Page 69: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

55

terbatasnya kuota yang diberikan pemerintah, mengakibatkan penumpukan

akumulasi dana haji yang berpotensi ditambah nilai manfaatnya.

Pengelolaan Keuagan Haji bertujuan meningkatkan:

1. Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji;

2. Rasionalitas dan efisiensi penggunaan BPIH; dan

3. Manfaat bagi kemaslahatan umat Islam.9

Maka dari itu perlu dilakukan investasi yang tepat pada bidangnya yang

sesuai dengan syariah agama Islam yang bermanfaat hasilnya kembali bagi

calon jemaah haji di Indonesia. Keuangan Haji meliputi; penerimaan,

pengeluaran, dan kekayaan.

Penerimaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud diatas meliputi:

1. Setoran BPIH dan/atau BPIH Khusus;

2. Nilai Manfaat Keuangan Haji;

3. Dana efisiensi Penyelenggaraan Ibadah Haji;

4. DAU dan/atau;

5. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.10

Nilai manfaat Keuagan Haji yang tertera pada Undang-Undang No.34

Tahun 2014 Pasal 8 adalah;

9 Undang-Undang No.34 Tahun 2014 Pasal 3 tentang Pengelolaan Keuangan Haji,

https://haji.kemenag.go.id.

10 Undang-Undang No.34 tahun 2014 Pasal 5 tentang Pengelolaan Keuangan Haji,

https://Haji.kemenag.go.id.

Page 70: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

56

1. Nilai manfaat Keuangan Haji diperoleh dari hasil pengembangan

Keuangan Haji

2. Nilai manfaat Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditempatkan pada Kas Haji.

Seperti yang dikatakan oleh akademisi ekonomi syariah Universitas

Indonesia, Banu Muhammad yaitu:

“Dana haji yang sangat banyak itu bisa digunakan untuk menguatka

ekonomi syariah di Indonesia karena prinsip ekonomi syariah sangat

selaras dengan prinsip pengelolaan dan pngembagan dana haji, yang

pertama adalah prinsip At-Ta’awun, saling tolong menolong diantara

anggota masyarakat untuk kebaikan. Kedua, prinsip menghindari Al-

iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya manganggur atau

tidak berputar untuk transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat”.11

Pasal 10 Undang-Undang No.34 Tahun 2014 menyebutkan bahwa

Pengeluaran Keuangan Haji salah satunya meliputi penempatan dan/atau

investasi Keuangan Haji. Pengeluaran penempata dan/atau investasi Keuangan

Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaksanakan setelah mendapat

persetujuan dewan pengawas. Dibawah ini merupakan investasi yang sudah di

lakukan Kementerian Agama ke dalam 3 instrumen investasi;

11 Wawancara Muhammad Arief Rahman dengan Akademisi Ekonomi Syariah

Universitas Indonesia, Banu Muhammad, tanggal 26 Mei 2016 I Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Page 71: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

57

1. Investasi pada Surat Berharga Syariah Negara/obligasi Syariah (Sukuk)

a. Obligasi (SBSN)

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten (dapat

berupa badan hukum/perusahaan atau pemerintah yang memerlukan

dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka. Investasi pada

obligasi memiliki keuntungan lebih besar daripada produk perbankan.

Obligasi merupakan instrument utang jangka panjang, yang pada

umumnya diterbitkan dalam jangka berkisar antara lima sampai

sepuluh tahun lamanya. Pada saat jatuh tempo, pihak penerbit

obligasi berkewajiban untuk melunasi pokok investasi di dalam

obligasi tersebut. Obligasi jangka panjang merupakan investasi lebih

beresiko dibanding investasi dalam surat utang pemerintah jangka

pendek dan bahwa investasi saham jauh lebih beresiko.12

b. Obligasi Syariah

Sukuk berasal dari bahasa Arab sakk yang artinya ‘ikatan’ atau

sertifikat. Dalam bahasa sehari-hari sukuk sering diidentifikasikan

dengan obligasi yang berbasis syariah. Pengertian sukuk menurut

istilah adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh emiten kepada

pemegang obligasi syariah, yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

12 Suryomurti Wiku, Super Cerdas Investasi Syariah (Jakarta: Qultum Media, 2011), h.

144.

Page 72: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

58

bagi hasil atau margin serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo.

c. Dasar Hukum Investasi Sukuk

Sukuk sudah berkembang di Indonesa sejak tahun 2002 yang

diawali dengan penerbitan obligasi ijarah oleh PT. Indosat.

Sementara itu penerbitan oleh pemerintah baru dilakukan setelah

terbit undang-undang tentang Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) pada tahun 2008. Sukuk yang diterbitkan oleh negara

mengacu pada peraturan perundang-undangan berikut:13

1) Undang-undang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN);

2) Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2008 tentang Perusahaan

Penerbit SBSN;

3) Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2008 tentang Pendirian

Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara Idonesia.

Dalam laporan dana haji yang didapatkan dari hasil

wawancara dengan Kepala seksi Akutansi dan Pelaporan Haji

Ibu Hj. Rofiqoh S.E, bahwa investasi pada instrument Surat

Berharga Syariah pada tahun 2015 dan 2016 mengalami

stabilitas pada hasil optimalisasi investasi sebesar Rp.

13 Suryomurti Wiku, Super Cerdas Investasi Syariah, h. 146.

Page 73: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

59

400.000.000.000 dari investasi sebesar 35.250.000.000.000,

seperti yang telah di gabarkan pada tabel 1.14

Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) merupakan investasi jangka

panjang. Kelebihan dana haji yang di investasikan ke dalam sukuk yaitu

aman karena dana investasi ini di jamin oleh negara yang tercantum dalam

Undang-Undang No. 19 tahun 2008 dan Undang-undang setiap tahunnya.

Direktur Pengelolaan Dana Haji Kemeterian Agama mengatakan per 31

Desember 2016 penempaan dana haji di SBSN sebesar Rp 35,65 triliun.15

Tabel. 1

Grafik Hasil Optimalisasi Investasi Surat Berharga Syariah Negara

Tahun 2013-2016

*Dalam Nominal Ratusan Juta Sumber: Data Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan Aset Haji

14 Wawancara dengan Ibu H. Rofiqoh SE Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan tanggal

18 Mei di Kantor Kementerian Agama

15 Artikel ini diakses pada tanggal 3 oktober 2017 dari

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/894378-kemenag-tak-pernah-kelola-dana-haji-untuk-

investasi

0

100

200

300

400

500

600

2013 2014 2015 2016

SBSN

.

..

Page 74: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

60

2. Investasi Pada Surat Utang Negara (SUN)

Surat Utang negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat

pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang

dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik

Indonesia, sesuai engan masa berlakunya.

a. Dasar Hukum Penerbitan Surat Hutang Negara

Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2002 memberi kepastian bahwa:

1) Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu;

2) Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang jatuh

tempo;

3) Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran harus

memperoleh persetujuan DPR dan dikonsultasikan terlebih

dahulu dengan Bank Indonesia;

4) Perdagangan SUN diatu dan diawasi oleh instansi berwenang;

5) Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap

penerbitan oleh pihak yang tidak berwenang dan atau

pemalsuan SUN.

b. Tujuan Penerbitan

Pemerintah pusat berwenang menerbitkan Surat Utang Negara

(SUN) setelah mendapat persetujuan DPR yang disahkan dalam

Page 75: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

61

kerangka pengesahan APBN dan setelah berkonsultasi dengan Bank

Indonesia. Atas penerbitan tersebut, pemerintah berkewajiban

membayar bunga dan pokok pada saat jatuh tempo. Dana untuk

pembayaran bunga dan pokok SUN disediakan di dalam APBN.

Tujuan penerbitan SUN adalah untuk:

1) Membiayai defisit Anggaran Pengeluaran dan Belanja

Negara.

2) Menutup kekurangan kas jangka pendek.

3) Mengelola portofolio utang negara.16

Apabila dilihat dari segi berpegang teguh pada prinsip syariah,

maka investasi pada instrument ini belum bisa dikatakan syariah, karena

bercampur antara halal dan haram akibat unsure ribawi hasil

pengembangan melalui SUN. Didalam laporan pengelolaan keuangan dana

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2015 yang dikeluarkan

Kemenerian Agama melalui websitenya, dana setoran awal BPIH khusus

SUN Valas menginvestasikan sebanyak $10.000.000.

16 Direktorat Surat Utang Negara, Mengenal Surat Utang Negara, Artikel ini diambil

pada 27 Mei 2017 di website www.dmo.or.id

Page 76: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

62

Tabel. 2

Grafik Investasi Surat Utang Negara (SUN)

Tahun 2013-2016

Sumber: Data Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan Aset Haji

*Dalam nominal ratusan juta

Pada instrument investasi Surat Utang Negara (SUN) terbilang

sangat sedikit investasinya dari instrument SBSN dan Deposito berjangka

berbasis syariah.

3. Investasi Pada Deposito Berjangka Berbasis Syariah

Istilah deposito sangat berhubungan erat dunia perbankan. Menurut

Undang-Undang No. 10/1998, Pasal 1 ayat 7 (1998:7) yang memberikan

pengertian deposito adalah sebagai berikut: Deposito adalah simpanan

yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.17 Sedangkan yang dimaksud

dengan deposito syariah dalam pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor

21 Tahun 2008, deposito didefinisikan sebagai investasi dana berdasarkan

akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

17 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.151.

110

115

120

125

130

135

140

2013 2014 2015 2016

SUN

.

..

Page 77: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

63

syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan atau

UUS.18

Deposito pada bank konvensional menerima jaminan pembayaran

kembali atas simpanan pokok dan hasil (bunga) yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pada bank dengan sistem bebas bunga, deposito diganti

dengan simpanan yang memperoleh bagian dari laba atau rugi bank. Oleh

karena itu, bank syariah menyebutnya sebagai rekening investasi atau

simpanan investasi. Rekening-rekening iu dapat mempunyai tanggal jatuh

tempo yang berbeda-beda. Giro dan tabungan itu dikumpulkan menjadi

satu dengan rekening investasi oleh bank syariah sebagai sumber dana

utama bagi kegiatan pembiayaan. Ada juga simpanan investasi khusus

yang dipakai untuk membiayai proyek tertentu dan hasilnya tergantung

pada keuntungan yang dihasilkan oleh proyek bersangkutan dan nisbah

bagi hasil atau mudharabah fee disetujui bersama antara bank dan

depositor.19

Pada kenyataannya terkait dengan penempatan setoran calon

jamaah haji se-Indonesia yang masuk ke Bank Penerima Setoran (BPS),

terdapat sebuah aturan yang disepakati antara bank dengan Kementerian

Agama, sebagaimana yang dijelaskan oleh Pelaksana Subdit Pengelolaan

18 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2009), hal. 99. 19 Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Azkia Publisher,

2009), h. 50-51.

Page 78: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

64

dan Pengembangan Dana Haji H. Sugih Waluya Romdlon S.EI dalam

wawancara sebagai berikut: Penempatan deposito dan giro diperoleh dari

setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Penempatan deposito

tersebut berbeda antara Bank Penerima Setoran (BPS) yang satu dengan

yang lainnya, seperti contoh20: Bank X memliki kesepakatan 6:3,

sedangkan di rekening giro Bank X pada hari itu 10 milliyar lalu yang

diletakkan di giro sebanyak 3 milliar dan didepositokan sebanyak 7

milliyar. Sebagaimana penjelasan tabel berikut:

Tabel. 3

Contoh Gambaran Investasi Deposito Berjangka Berbasis Syariah

Bank Syariah Mandiri

Aturan yang di sepakati 6:3

Tanggal Jumlah setoran

BPIH yang ada di

rekening

Jumlah yang

didepositokan

Jatuh

tempo

(3 bulan)

Hasil

optimalisasi

7/6/2016 10 Milliyar 7 Milliyar 7/7/2016 700 Juta

9/6/2016 11 Milliyar 8 Milliyar 9/7/2016 750 Juta

11/6/2016 4 Milliyar - 11/7/2016 -

15/6/2016 12 Milliyar 9 Milliyar 15/7/2016 800 Juta

30/6/2016 9 Milliyar 6 Milliyar 30/7/2016 400 Juta

Sumber: Wawancara Pelaksana Sub Direktorat PPDH

20 Wawancara Pribadi dengan Pelaksana Sub Direktorat Pengembangan dan Pengelolaan

Dana Haji., H. Sugih S.EI, tanggal 8 Juni 2017, pukul 13.00-15.00 di kantor Kementerian Agama

Republik Indonesia.

Page 79: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

65

Dari tabel diatas , dapat dijelaskan bahwa tanggal 7 Juni 2016 adalah

waktu awal untuk memasukkan saldo rekening setoran Biaya Perjalanan

Ibadah Haji (BPIH) untuk di didepositokan pada bank X, jumlah rekening

yang ada di setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) calon jemaah

pada bank tersebut adalah 10 Milliyar, lalu karena aturan awal yang disepakati

antara Bank penerima setoran dengan Kementeian Agama adalah 6:3, maka 6

dan 3 dari 10 Milliyar di depositokan dan di girokan. Seperti contoh diatas

bahwa 6 dari 10 Milliyar yang didepositokan setoran awal adalah 7 Milliyar

sedangkan nominal yang tetap di girokan sebesar 3 milliyar, Akan tetapi

berbeda dengan contoh seperti diatas, saldo di rekening berjumlah 4 mlliyar,

lalu dengan ketentuan 6:3, maka bank X tidak wajib mendepositokan uang

tersebut. Setelah di depositokan di bank syariah mandiri tersebut selama 3

bulan pastinya mengalami bagi hasil atau yang biasa disebut bunga yaitu

sebesar 2 milliyar, dan bisa kita simpulkan 2 milliyar tersebut adalah hasil

optimaslisasi deposito pada bank X selama kurun waktu 6 juli 2017 sampai 6

agustus 2017. Lalu hasil optimalisasi di depositokan kembali atau biasa

disebut deposito optimalisasi ke bank optimalisasi yang ditentukan oleh

Subdiretktorat Pengelolaan dan Pengembangan Dana Haji.

Pada kenyataannya dalam investasi isntrumen deposito ini merupakan

investasi yang cukup sukses dikarenakan adanya defiden atau keuntungan

yang bisa menambah peningkatan pelayanan haji untuk berbagai aspek,

jumlah yang tercatat di dalam laporan keuangan dana haji yang disampaikan

pada kesempatan wawancara dengan kepala seksi pengelolaan dana dan aset

Page 80: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

66

haji, bahwasanya Deposito berjangka merupakan penghasil dana optimaslisasi

terbesar.

Dari tahun 2013 hasil optimalisasi sebesar Rp. 549.000.000.000 lalu pada

tahun 2014 hasil optimalisasi menjadi Rp. 2.734.253.191.005 dan pada tahun

2015 instrumen investasi ini menghasilkan dana optimalisasi sebesar Rp.

4.941.868.567.005, terakhir mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar

Rp. 2. 915.399.728.670.

Tabel. 4

Grafik Hasil Optimalisasi Investasi Deposito Berjangka Berbasis Syariah

Tahun 2013-2016

Sumber: Data Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan Aset Haji

*Dalam nominal ratusan juta-milliyaran

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2013 2014 2015 2016

Deposito

..

.

Page 81: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

67

Tabel. 5

Grafik investasi dan hasil Optimalisasi 3 Instrumen Investasi BPIH

*Dalam Nominal Ratusan Juta-Milliyaran

Sumber: Data Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan Aset Haji

Dari grafik diatas mengggambarkan bagaimana hasil optimalisasi

dari ketiga instrument investasi dana haji dari tahun 2013 sampai 2016.

Optimalisasi terbesar adalah instrument deposito berjangka berbasis

syariah mencapai trliunan rupiah, dan instrument kedua adalah surat

berharga syariah negara dengan hasil optimalisasi dibawah 600 juta

rupiah, dan terakhir surat utang negara.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2013 2014 2015 2016

SBSN

SUN

Deposito

Page 82: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

68

Tabel 6

Kesimpulan Hasil Optimalisasi Tahun 2013-2016

No

Instrumen

Investasi

2013 2014 2015 2016

1 Deposito Berjangka 549 M 2.734 T 4.941 T 2.915 T

2 SBSN 199 M 525 M 400 M 400 M

3 SUN 121 M 124 M 137 M 134 M

Sumber: Data Kepala Seksi Akutansi dan Pelaporan Aset Haji

C. Manfaat Dana Optimalisasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

Manfaat dana optimalisasi BPIH dapat diraskan oleh jamaah haji. Sebelum

terbitnya Undang-Undang nomor 34 tahun 2014, optimalisasi dana setoran

(BPIH) terbatas pada produk perbankan syariah sesuai peraturan Menteri

Agama no. 23 tahun 2011 dalam pasal 2 yaitu pengelolaan Biaya

penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) harus berasaskan syariat islam, manfaat,

keadilan, professional dan akuntabel. Membeli produk perbankan syariah

dalam pasal 11, yaitu didalam pengembangan BPIH sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan cara: membeli Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN), membeli Surat Utang Negara (SUN); dan/atau menempatkan dalam

deposito berjangka.

Selanjutnya Kementerian Agama berupaya mengoptimalisasi manfaat bagi

hasil dari pengelolaan setoran awal BPIH dalam berbagai instrument

keuangan syariah seperti bentuk deposito, giro, dan sukuk, sehingga membuat

Page 83: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

69

ongkos haji lebih murah. Optimalisasi BPIH ini diharapkan dapat

meningkatkan manfaat bagi kualitas manfaat bagi jemaah seiring telah

terbentuknya Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sesuai Undang-

Undang No. 34 Tahun 2014.

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2016 perseorang jamaah

sebesar Rp. 34.641.304.00 (direct cost). Jumlah itu untuk membiayai biaya

pesawat pergi pulang Arab Saudi, serta uang living cost untuk biaya hidup

jamaah haji selama di Arab Saudi.21

Sedangkan dana opimalisasi (indirect cost) tahun 2016 sebesar Rp.

3.941.988.381.348 dengan kuota 153.200 jamaah dan realisasi keberangkatan

sebanyak 154.441. Masing-masing jamaah mendapatkan Rp. 25.254.235.000

per jamaah, seperti tabel pada lampiran. Indirect cost ini digunakan untuk

menanggung komponen biaya diluar biaya BPIH (direct cost), diantara biaya

yang di tanggung dari hasil dana optimalisasi antara lain:

1. Biaya catering di embarkasi jaaah haji

2. Biaya identitas jamaah haji

3. Biaya bimbingan manasik di Kementerian Agama Kabupaten/kota

dan kecamatan,

4. Biaya cetak buku manasik

5. General service fee di Arab Saudi

6. Biaya pemondokan di Madinah,

21 Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Pelaporan dan Akutansi BPIH. H. Agus S.E,

Tanggal 8 Juni 2017 Pukul 13.00-15.00 di Kantor Kementerian Agama .

Page 84: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

70

7. Akomodasi/hotel di Mekkah

8. Operasional didalam negeri.

9. Catering jamaah haji di Madinah, Mekkah, Arafah, Muzdalifah

dan di Mina.

10. Insentif petugas

11. Biaya perjalanan dinas.

12. Pemeliharaan ambulance dan kendaraan lainnya.

13. Sewa kantor daerah kerja

Manfaat yang dirasakan dari hasil investasi bagi pemerintah umumnya

khususnya oleh Kementerian Keuangan adalah dana haji diperuntukan untuk

biaya Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara, sebagai sumber pendanaan

baru, efisiensi keuangan, tambahan investor.22

22 Arie Haura, Pengelolaan Dana Haji Pada Sukuk Dana Haji Indosia (SDHI), (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 62.

Page 85: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasi penelitian yang penulis lakukan mengenai Pembahasan

Optimalisasi Invstasi Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji yang

telah dikemukakan diatas, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Mekanisme penempatan dana BPIH yang dikelola Direktur

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dilakukan Melalui

proses setoran awal BPIH sebesar Rp. 25.000.000 untuk jamaah

haji reguler perorang dan $ 4000 Dollar untuk jamaah haji khusus

perorang melalui Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPS BPIH) yang telah ditentukan oleh Kementerian

Agama. Selanjutnya melalui tahap sebagai berikut: pendaftaran,

penyetoran BPIH, input data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu

(SISKOHAT), dan terakhir proses penerimaan BPIH oleh BPS.

Hasil tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 13

tahun 2008 BAB IV tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

2. Sistem pengelolaan investasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah haji di

bagi tiga instrumen yaitu :

a. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk

b. Surat Utang Negara (SUN)

c. Deposito Berjangka Berbasis Syariah

Page 86: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

72

Pada kenyataannya, instrument investasi yang sudah

dikelola selama ini oleh Kementerian Agama yang bernilai positif

optimalisasinya adalah instrument investasi deposito berjangka

berbasis syariah yang dari tahun 2013 mengalami kenaikan hingga

2015 an mengalami penurunan di tahun 2016.

3. Dana optimalisasi memiliki manfaat yang sangat besar untuk

jamaah haji diantara lain:

a. Biaya catering jamaah haji di embarkasi.

b. Biaya identitas jamaah haji.

c. Biaya bimbingan manasik di Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dan kecamatan.

d. Biaya mencetak buku manasik.

e. General Service Fee di Arab Saudi.

f. Biaya akomodasi/ hotel dan transportasi di Madinah dan

Mekkah.

g. Catering jamaah haji di Madinah, di bandara Arab Saudi,

di Arafah, Mudzdalifah dan Mina.

Keuntungan yang didapat oleh jamaah haji adalah:

a. Jamaah membayar ongkos naik haji hanya kurang dari Rp.

35.000.000, jika tidak ada dana optimalisasi diperkirakan

jamaah harus membayar Rp. 60-65 juta per orang

b. Jamaah haji mendapatkan layanan prima di Tanah Air, di

Arab Saudi hingga kembali lagi ke Tanah Air.

Page 87: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

73

c. Jamaah dapat merasakan menggunakan fasilitas di

embarkasi, seperti: bus, pemondokan di embarkasi,

kesehatan di embarkasi, dan catering jamaah selama di

embarkasi.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri

Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas maka saran penulis adalah:

1. Mengenai penempatan dana BPIH sebaiknya pemerintah

menambah unit bank syariah ke beberapa daerah yang belum

terjangkau oleh sistem syariah di berbagai plosok. hal ini bertujuan

agar mempermudah jamaah haji untuk menyetorkan BPIH tanpa

harus transaksi dengan bang transit konvensional. Serta melakukan

penyuluhan atau sosialisasi kepada warga untuk menyetorkan dana

BPIH ke bank penerima setoran di masing-masing daerah

terdekatnya, selanjutnya mempermudah calon jamaah dalam

mengurus administrasi baik itu di BPS maupun di Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota, agar masyarakat bisa

mendapatkan nomor antrian/waiting list mengingat sangat lamanya

daftar tunggu untuk berangkat haji saat ini,

2. Kementerian Agama harus lebih berani dalam investasi di bidang

lain seperti pemondokan atau hotel jamaah Indonesia di Arab

Page 88: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

74

Saudi, Pesawat terbang untuk jamaah haji Indonesia, agar jamaah

ongkos naik haji Jamaah Indonesia bisa lebih murah, dan tetap

berpegang teguh kepada prinsip syariah dan akuntabel selanjutnya

segera menjalankan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan

Keuangan Haji (BPKH) yang telang di sahkan Dewan Perwakilan

Rakyat.

3. Sebaiknya Kementerian Agama lebih transparan dalam memakai

dan mengelola dana jamaah haji yang sudah disetorkan melalui

BPS, dengan cara mempublikasikan semua pendapatan dan

pengeluaran serta hasil optimalisasi yang telah dilakukan atau yang

sedang berlangsung prosesnya di Kantor Pusat BPS dan Kantor

Kementerian Agama Pusat, Kabupaten/Kota agar tidak timbul

kesalah pahaman antara calon jamaah haji dengan Kemeterian

Agama yang mengelola dana haji.

Oleh karena itu Kementerian Agama Republik Indonesia

dalam hal ini Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

perlu melakukan sosialisasi kepada jamaah khususnya, dan

masyarakat Indonesia umumnya, melalui media elektronik dan

penjelasan secara langsung.

Page 89: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kulaitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2016)

Ali, Zainuddin. Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008)

An-Nadwi, Umar, Abu. , Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umroh, (Jakarta:

Robbani Press, 2010)

Anoraga, Padji. Manajemen Bisnis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997)

Antonio, Muhamad Syafi’I,. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema

Insani, 2001), Cet. ke-1

Ariefiansyah Ryan dan Ariefiansyah, Miyosi. Cara Kaya untuk Semua Kalangan

dan Semua Umur, (Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2011)

Arifin, Zainal, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Azkia Publisher,

2009)

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari Masa ke Masa, (Jakarta:

Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh, 2012)

Etta, Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam

Penelitian, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2010)

Ghofur Abdul Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2009)

Haura, Arie, Pengelolaan Dana Haji Pada Sukuk Dana Haji Indosia (SDHI),

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)

Herdiansyah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2010)

Huda, Nurul, dan Nasution E. Mustafa. Investasi pada Pasar Modal Syariah

(Jakarta: Kencana, 2008)

Kartono, Ahmad. Manajemen Haji dan Umroh (Ciputat Tangerang Selatan:

Cendikiamuda, 2016)

Manan, Abdul. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009)

Nijam, Achmad, Alatif Hanan. Manajemen Hajji, (Jakarta: Nizam Press, 2004)

Noor, Faisal, Hendry, Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan

Pengembangan Ekonomi Masyarakat, (Jakarta: PT. Indeks, 2009)

Page 90: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

Ptjowinoto, Iwan P, Kaya & Bahagia Cara Syariah, (Bandung: Misan Publika,

2010)

Rahman Muhammad Arief, Proses Pembentukan Badan Pengelola Keuangan

Haji: Sebuah Kajian Kebijakan Publik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Jakarta: 2016)

Rahmawati, Yuke. Resosialisasi Investasi Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001)

Rochaety, Etty, dkk. Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2007)

Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009)

Romaza, Makalah pada mata kuliah Sejarah Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

(Ciputat)

Siringgringo, Hotniar. Pemograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&S, (Bandung: Alfabeta

2015)

Suryabrata, Sumadi. Metodologi penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2002)

Wiku. Suryomurti. Super Cerdas Investasi Syariah Hidup Kaya Raya, Mati

Masuk Surga, (Jakarta: Qultum Media, 2011)

Internet

Adi Ilham Akbar, “Aset”, Artikel diakses pada 29 Mei 2017 dari website

http://investasipadaaset.

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, pada artikel diwebsite

https://almanhaj.org. Pengertian Ibadah Dalam Islam. Pada tanggl 2 Oktober

2017, pukul 18.05

Besar Bahasa Indonesia, artikel ini diambil dari https://kbbi.we.id Haji.

Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia , dari http://Alkitab.sabda.org.

Pengertian Penyelenggaraan, pada tanggal 2 Oktober 2017 pukul 18.00.

Hasil Optimalisasi Tiga Instrumen yang Dilakukan oleh Menag Semakin

Berkembang, artikel ini diambil dari www.kompas.com pada tanggal 28

September 2017

http://amp.kompas.com, Diinvestasikan Sejak 1963 Dana Haji Malaysia Rambah

Beberapa Negara, Artikel ini diambil dari website kompas pada tanggal 28

September 2017, pukul 23.30.

Page 91: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

http://haji.kemenag.go.id. Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan

Haji Kementrian Agama RI, Setoran Awal BPIH Naik Untuk Menekan

Waiting List (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementrian Agama RI,

2010). Artikel ini diakses 27 Maret 2011.

http://kbbi.web.id. Diakses pada Tanggal 8 Juni 2017 pukul. 02.30

http://nasional.news.viva.co.id. “Investasi Dana Haji, Setoran Jemaah atau Dana

Abadi Umat?”, artikel ini diambil pada 25 april 2017.

http://newsokezone.com. Artikel ini diakses pada 18 Juli 2017.

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/1823/investasi-dana-haji-pada-

sukuk-infrastruktur, artikel ini diambil pada 25 april 2107

https://nurulfatimah96.wordpress.com.

https://www.google.com/search?Hl=in-ID&Browser&q=investasi+haji+Malaysia.

Artikel ini diambil pada 19 April 2017

Laporan Keuangan Kementrian Agama.Artikel ini diambil dari

www.kemenaggo.id

Peningkatan Jumlah Calon Pendaftar Semakin Terus Bertambah. Jawa

Pos, 9 Juni 2016, artikel ini di unduh pada tanggal 28 September 2017, pada pukul

02.30. di www.beritajawapos.com

Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun 2010, Pasal 308, Pasal 309. Diunduh

dari www.kemenag.go.id

Peraturan Menteri Agama RI No. 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

(BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Di unduh dari website

https://haji.kemenag.go.id pada tanggal 8 Juni 2017.

Tanggapan anggota komisi XI DPR RI Johnny G. Plate di gedung Bursa Efek

Indonesia, Sabtu 18 Maret 2017.Artikel ini diambil pada 25 April 2017 di

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/895464-dpr-belum-dukung-dana-

haji-dipakai-untuk-infrastruktur

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 pada tanggal 17 Juni

2017 di https://haji.kemenag.go.id

Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji.

Diakses dari www.paripurnaruu, tanggal 8 Juni 2017.

Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji

diunduh pada tanggal 17 Juni 2017 di https://haji.kemenag.go.id

Laporan

Page 92: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun

Hasil wawancara dengan Pelaksana Sub Direktorat Pengembangan dan

Pengelolaan Dana Haji., H. Sugih S.EI, tanggal 8 Juni 2017 di Kantor

Kementerian Agama RI.

Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, D/54 Tahun

2010 tentang Visi dan Misi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995)

Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Rofiqoh S.E, Kepala Seksi Akutansi dan

Pelaporan Subdit PPDH Tanggal 8 Juni 2017 pukul 13.00-15.00 di Kantor

Kementerian Agama.

Page 93: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 94: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 95: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 96: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 97: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 98: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 99: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 100: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 101: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 102: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 103: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 104: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 105: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 106: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 107: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 108: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 109: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 110: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 111: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 112: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 113: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 114: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun
Page 115: OPTIMALISASI INVESTASI DANA BIAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37113/1/ALWI... · PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ... yang bertambah besar jumlahnya dari tahun-ketahun