perencanaan penggunaan lahan dan … · umum penggunaan lahan di das ketahun hulu ... karet dan...

149
PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGEMBANGAN USAHATANI BERBASIS KOPI UNTUK SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAS KETAHUN HULU PROVINSI BENGKULU LUXMAN ARIEF A155080041 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: phamphuc

Post on 22-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGEMBANGAN USAHATANI BERBASIS KOPI UNTUK

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAS KETAHUN HULU PROVINSI BENGKULU

LUXMAN ARIEF A155080041

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Perencanaan Penggunaan Lahan Dan Pengembangan Usahatani Berbasis Kopi Untuk Sistem Pertanian Berkelanjutan Di DAS Ketahun Hulu Provinsi Bengkulu adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber infomasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tesis ini.

Bogor, April 2011

Luxman Arief

Page 3: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

ABSTRACT LUXMAN ARIEF. Land Use Planning and Coffee Based Farming Development for Sustainable Agricultural System in Ketahun Hulu Watershed Bengkulu Province, under academic supervision of SURIA DARMA TARIGAN and NAIK SINUKABAN.

Ketahun Hulu watershed is part of Ketahun watershed, administratively it is mainly located in Lebong district and a small portion of it is located in North Bengkulu and Rejang Lebong districts of Bengkulu province. This study was aimed to identify landuse and agrotechnology characteristics in Ketahun Hulu watershed, and to arrange land use planning and coffee based farming development for sustainable agricultural systems in the Ketahun Hulu watershed. To achieve a sustainable agriculture, there are 3 (three) indicators that should be fulfilled : a) total farmer’s income should be high enough support a life worth living, b) erosion should be less than tolerable soil loss (ETol), c) agrotechnologies should be acceptable and replicable to the farmers. This study was focus on intensive observation sites covering 14,844 hectares located in one of sub watershed that represent characteristics of the watershed. Land capability was evaluated using Klingebiel and Montgomery method, erosion was predicted using USLE equation developed by Wishmeier and Smith (1978), and farming income was analyzed using cash flow analysis method. Results of this research showed that predicted erosion in the existing cropping pattern and agrotechnologies in Ketahun Hulu watershed generally greater than ETol; it ranged from 2,47 – 683,18 tons/hectare/year while ETol was ranged from 13,45 – 36,38 tons/hectare/year. Total incomes of farmers were much lower than a decent income (Rp. 18.000.000,-/householder/year). Alternative agrotechnologies to meet the indicators of sustainable agricultural systems were recommended with two alternatives. To increase farmer’s income to meet the income of decent living, the source of income such as livestock was introduced in to the existing farming systems. Simulation of agrotechnologies show that alternatives of agrotechnology can reduce erosion to lower than ETol and to increase farmer’s income up to a decent income. Alternative agrotechnolgy 1 which consisted of grass strip plus litter mulch, fertilizer and livestock including 30 chickens and 5 goats can reduce erosion to lower than ETol (2,45 – 22,77 tons/hectares/year) and increase farmer’s income up to a decent living (Rp. 18.855.000,- to Rp. 24.915.000,-/householder/year). Alternative agrotechnology 2 which consisted ridge terrace plus litter mulch, fertilizer and livestock including 30 chickens and 5 goats can reduce erosion to lower than ETol (2,47 – 22,77 tons/hectares/year) and increase farmer’s income up to a decent living (Rp. 18.635.000,- to Rp. 24.695.000,-/householder/year).

Spatial planning of recommended agrotechnologies was extrapolated into the watershed in Ketahun Hulu Watershed.

Keywords : Erosion, Sustainable Agricultural System, Watershed

Page 4: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai
Page 5: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

RINGKASAN

LUXMAN ARIEF. Perencanaan Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani Berbasis Kopi Untuk Sistem Pertanian Berkelanjutan Di DAS Ketahun Hulu Provinsi Bengkulu. Dibimbing oleh SURIA DARMA TARIGAN sebagai ketua dan NAIK SINUKABAN sebagai anggota.

DAS Ketahun Hulu dengan luas 115.998 hektar merupakan bagian DAS Ketahun secara administratif terletak di Kabupaten Lebong serta sebagian kecil terletak di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang Lebong. DAS Ketahun ditetapkan sebagai DAS Prioritas I berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : SK. 328/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik penggunaan lahan dan agroteknologi di DAS Ketahun Hulu dan menyusun perencanaan penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi untuk sistem pertanian berkelanjutan di DAS Ketahun Hulu. Untuk dapat mencapai pertanian yang berkelanjutan minimal harus memenuhi 3 (tiga) indikator yaitu pendapatan yang layak bagi setiap petani, erosi yang lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan (ETol) dan dapat diterima serta dikembangkan oleh petani dengan pengetahuan dan sumberdaya lokal yang dimilikinya.

Lokasi pengamatan intensif terletak di salah satu sub DAS seluas 14.844 hektar yang terdiri dari 18 satuan lahan yang mewakili karakteristik DAS Ketahun Hulu secara keseluruhan. Data yang digunakan untuk analisis adalah data biofisik lahan dan data sosial ekonomi. Evaluasi kemampuan lahan dilakukan pada lokasi pengamatan intensif dengan menggunakan metoda yang dikemukakan oleh Klingebiel dan Montgomery dalam Arsyad (2006). Prediksi erosi dilakukan dengan menggunakan persamaan USLE yang di kembangkan oleh Wishmeier dan Smith (1978). Erosi yang dapat ditoleransi ditentukan dengan metode Hammer dan metoda Tompson. Analisis usahatani pada pola tanam dan agroteknologi menggunakan metoda arus uang tunai. Penentuan alternatif agroteknologi ditetapkan dengan menggunakan simulasi USLE.

Kelas kemampuan lahan pada satuan lahan pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu terdiri dari kelas kemampuan lahan I, II, III, IV dan VI. Secara umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu telah sesuai dengan kemampuan lahan kecuali pada 2 satuan lahan pengamatan intensif yang tidak sesuai dan perlu dilakukan perubahan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahannya. Penggunaan lahan kebun campuran di DAS Ketahun Hulu ternyata seluruhnya berbasis kopi robusta. Tipe usahatani berbasis kopi yang dilakukan oleh petani setempat terdiri dari 6 tipe yaitu : Monokultur kopi (UT1), Kopi dan sengon (UT2), Kopi dan tanaman kayu-kayuan (UT3), Kopi dan tanaman buah-buahan (UT4), Kopi, karet dan nilam (UT5), Kopi, pinang dan kemiri (UT6).

Pola tanam dan agroteknologi aktual berbasis kopi yang diterapkan oleh petani di DAS Ketahun Hulu masih dilakukan secara tradisional dan belum menerapkan tindakan konservasi tanah yang baik sehingga belum memenuhi indikator pertanian berkelanjutan karena nilai prediksi erosi yang lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransi dan pendapatan yang belum memenuhi standar kebutuhan hidup layak dikarenakan lahan yang sempit yaitu rata-rata 1,5 hektar

Page 6: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

dengan produktifitas kopi yang rendah yaitu 675 kg/hektar/tahun. Berdasarkan hasil analisis, prediksi erosi pada pola tanam dan agroteknologi aktual di satuan lahan pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu berkisar antara 2,47 – 683,18 ton/hektar/tahun, secara umum jauh lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransi yang berkisar antara 13,45 - 36,38 ton/hektar/tahun, kecuali pada penggunaan lahan hutan dan sawah. Pendapatan petani berkisar antara Rp. 10.330.000,-/KK/tahun – Rp. 15.250.000,-/KK/tahun lebih rendah dari kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu yaitu Rp. 18.000.000,-/KK/tahun.

Alternatif agroteknologi direkomendasikan agar dapat memenuhi indikator-indikator pertanian berkelanjutan dengan 2 alternatif. Alternatif agroteknologi 1 dengan menerapkan tindakan konservasi tanah pembuatan strip rumput disertai pemberian mulsa serasah sisa tanaman, pemupukan sesuai dengan rekomendasi Balitbang Pertanian yaitu 100 gr Urea, 50 gr TSP dan 50 gr KCL dan usaha ternak T3 (ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor). Alternatif agroteknologi 2 dengan menerapkan tindakan konservasi tanah pembuatan teras gulud dengan tanaman penguat teras disertai pemberian mulsa serasah sisa tanaman, pemupukan sesuai dengan rekomendasi Balitbang Pertanian yaitu 100 gr Urea, 50 gr TSP dan 50 gr KCL dan usaha ternak T3 (ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor).

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, semua alternatif agroteknologi yang direkomendasikan sudah dapat memenuhi indikator pertanian berkelanjutan dengan prediksi erosi yang lebih kecil dari Etol, pendapatan petani yang lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak serta diterima dan dapat diterapkan oleh petani. Penerapan alternatif agroteknologi 1 yaitu dengan pembuatan strip rumput disertai pemberian mulsa serasah, pemupukan dan usaha ternak T3 (ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor) dapat mengurangi erosi sehingga lebih rendah dari ETol berkisar antara 2,45 – 22,77 ton/hektar/tahun dan meningkatkan pendapatan petani sehingga lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak berkisar antara Rp. 18.855.000,-/KK/tahun – Rp. 24.915.000,-/KK/tahun. Penerapan alternatif agroteknologi 2 yaitu dengan pembuatan teras gulud dengan tanaman penguat teras ditambah mulsa serasah, pemupukan dan usaha ternak T3 (ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor) dapat mengurangi erosi sehingga lebih rendah dari ETol berkisar 2,47 – 22,77 ton/hektar/tahun dan meningkatkan pendapatan petani sehingga lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak berkisar Rp. 18.635.000,-/KK/tahun – Rp. 24.695.000,-/KK/tahun.

Rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi untuk sistem pertanian berkelanjutan di satuan lahan pengamatan intensif diekstrapolasikan ke seluruh wilayah DAS Ketahun Hulu dengan memperuntukkan lahan sesuai dengan kemampuannya dan menerapkan alternatif agroteknologi pada lahan usahatani berbasis kopi sesuai dengan karakteristik satuan lahannya. Penggunaan lahan hutan tetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai untuk budidaya pertanian. Penggunaan lahan sawah tetap dipertahankan sebagai sawah. Lahan-lahan usahatani dengan kelas kemampuan lahan VI direkomendasikan untuk dilakukan penghijauan atau reboisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kerapatan tanaman kayu-kayuan agar dapat kembali berfungsi sebagai hutan. Lahan-lahan usahatani yang berdasarkan peta penggunaan lahan dan peta arahan fungsi kawasan hutan berada di dalam kawasan hutan tetap tidak disarankan untuk budidaya pertanian kecuali ada kebijaksanaan dari kementerian kehutanan.

Page 7: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGEMBANGAN USAHATANI BERBASIS KOPI UNTUK

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAS KETAHUN HULU PROVINSI BENGKULU

LUXMAN ARIEF

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains Pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 8: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

Dosen Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Enni Dwi Wahyunie, M.Si

Page 9: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis : Perencanaan Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani

Berbasis Kopi Untuk Sistem Pertanian Berkelanjutan Di DAS Ketahun Hulu Provinsi Bengkulu

Nama : Luxman Arief NIM : A155080041

DISETUJUI

Komisi Pembimbing

Ketua Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc

Anggota .

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc.

Dekan Sekolah Pasca Sarjana IPB

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian : 7 Maret 2011 Tanggal Lulus :

Page 10: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebut sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 11: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 22 November 1976 sebagai

anak kedua dari pasangan M. Zein Rani dan Nazariah. Pendidikan sarjana di

tempuh di Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Banda Aceh pada Jurusan Manajemen

Hutan, lulus tahun 2003. Kesempatan untuk melanjutkan ke program studi Ilmu

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

pada tahun 2008 atas beasiswa dari Departemen Kehutanan.

Penulis bekerja di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Krueng Aceh

mulai tahun 1996 sampai dengan sekarang.

Page 12: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

Latar Belakang ......................................................................................... 1

Perumusan Masalah .................................................................................. 5

Kerangka Pemikiran ................................................................................. 5

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

Kegunaan Penelitian ................................................................................. 7

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9

Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS) ..................................................... 9

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai .......................................................... 10

Penggunaan Lahan ................................................................................... 11

Evaluasi Kemampuan Lahan .................................................................... 12

Erosi dan Prediksi Erosi ........................................................................... 16

Erosi Yang Masih Dapat Ditoleransi (ETol) ............................................ 17

Pembangunan Pertanian Yang Berkelanjutan .......................................... 18

Usahatani Kopi Robusta Di DAS Ketahun Hulu ..................................... 19

METODE PENELITIAN ............................................................................... 21

Waktu dan Tempat ................................................................................... 21

Metode Penelitian ..................................................................................... 21

Satuan Lahan Pengamatan Intensif .......................................................... 22

Data dan Alat ............................................................................................ 24

Metoda Pengumpulan Data ...................................................................... 25

Analisa Data ............................................................................................. 26

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................................. 33

Letak Geografis ........................................................................................ 33

Tanah ........................................................................................................ 33

Page 13: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xiii

Topografi .................................................................................................. 34

Penggunaan Lahan ................................................................................... 34

Iklim ......................................................................................................... 36

Hidrologi .................................................................................................. 37

Penduduk .................................................................................................. 38

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 41

Karakteristik DAS Ketahun Hulu ............................................................ 41

Karakteritik Satuan Lahan Pengamatan Intensif ...................................... 40

Identifikasi Penggunaan Lahan ................................................................ 44

Penggunaan Lahan Kebun Campuran ...................................................... 45

Evaluasi Kemampuan Lahan .................................................................... 48

Evaluasi Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual ..................................... 50

Analisa Usahatani Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual ..................... 54

Alternatif Pola Tanam dan Agroteknologi ............................................... 57

Analisa Usahatani Alternatif Agroteknologi ............................................ 63

Peningkatan Pendapatan Petani ................................................................ 65

Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani ........... 68

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 77

Kesimpulan ............................................................................................... 77

Saran ......................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79

LAMPIRAN ................................................................................................... 81

Page 14: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan..................................................... 27

2 Jenis Tanah DAS Ketahun Hulu ................................................................ 33

3 Kelas Lereng DAS Ketahun Hulu ............................................................. 34

4 Jenis Penggunaan Lahan DAS Ketahun Hulu ........................................... 34

5 Debit Rata-Rata Bulanan Sungai Ketahun (2000 – 2006) ......................... 38

6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di DAS Ketahun

Hulu ...........................................................................................................

39

7 Sebaran Luas Lahan Usahatani per KK Berbasis Kopi Di DAS Ketahun

Hulu .............................................................................................

39

8 Persentase Tingkat Pendidikan Petani Di Lokasi Pengamatan Intensif

DAS Ketahun Hulu ....................................................................................

40

9 Karakteristik Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu ..... 42

10 Luas Penggunaan Lahan Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS

Ketahun Hulu .............................................................................................

44

11 Jenis Penutupan Lahan dan Tanaman Satuan Lahan Pengamatan Intensif

DAS Ketahun Hulu ......................................................................

44

12 Karakteristik Penggunaan Lahan Kebun Campuran Satuan Lahan

Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu...................................................

45

13 Hasil Evaluasi Kemampuan Lahan Satuan Lahan Pengamatan Intenasif

DAS Ketahun Hulu ...................................................................

49

14 Prediksi Erosi Dan ETol Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual Satuan

Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu .......................................

51

15 Hasil Analisis Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif

DAS Ketahun Hulu ....................................................................................

55

16 Prediksi Erosi dan ETol Alternatif Agroteknologi 1 Satuan Lahan

Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu .......................................

61

17 Prediksi Erosi dan ETol Alternatif Agroteknologi 2 Satuan Lahan

Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu .......................................

62

Page 15: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xv

18 Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 1 Berbasis Kopi

Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun

Hulu ............................................................................................................

63

19 Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 2 Berbasis Kopi

Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif di DAS Ketahun

Hulu ............................................................................................................

64

20 Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 1 Berbasis Kopi

Seluas 1,5 Hektar Dan Usaha Ternak Satuan Lahan Pengamatan Intensif

DAS Ketahun Hulu ....................................................................................

66

21 Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 2 Berbasis Kopi

Seluas 1,5 Hektar Dan Usaha Ternak Satuan Lahan Pengamatan Intensif

DAS Ketahun Hulu ....................................................................................

67

22 Rekomendasi Alternatif Agroteknologi Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar

Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu ...........................

70

Page 16: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Penelitian ......................................... 8

2 Skema Hubungan Antara Kelas Kemapuan Lahan Dengan Intensitas

dan Macam Penggunaan Lahan ..............................................................

13

3 Peta Lokasi Penelitian ............................................................................ 21

4 Peta Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu ................ 23

5 Grafik Curah Hujan Bulanan Rata-Rata di DAS Ketahun Hulu ............ 37

6 Grafik Jumlah Hari Hujan Rata-Rata di DAS Ketahun Hulu ................. 37

7 Grafik Debit Bulanan Sungai Ketahun ................................................... 38

8 Peta Satuan Lahan DAS Ketahun Hulu dan Satuan Lahan Pengamatan

Intensif ....................................................................................................

43

8 Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani

Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 1 Satuan Lahan

Pengamatan Intensif ...............................................................................

71

9 Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani

Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 2 Satuan Lahan

Pengamatan Intensif ...............................................................................

72

10 Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani

Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 1 DAS Ketahun

Hulu ........................................................................................................

75

11 Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani

Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 2 DAS Ketahun

Hulu ........................................................................................................

76

Page 17: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta Penggunaan Lahan DAS Ketahun Hulu ........................................... 81

2 Peta Kelas Lereng DAS Ketahun Hulu .................................................... 82

3 Peta Jenis Tanah DAS Ketahun Hulu ...................................................... 83

4 Peta Kawasan Hutan DAS Ketahun Hulu ................................................ 84

5 Karakteristik Satuan Lahan DAS Ketahun Hulu ..................................... 85

6 Intensitas Faktor Penghambat Untuk Klasifikasi Kemampuan Lahan .... 87

7 Nilai Faktor C Dari Berbagai Tanaman dan Pengelolaannya atau Tipe

Penggunaan Lahan ...................................................................................

89

8 Nilai Faktor Tehnik Konservasi Tanah (P)............................................... 91

9 Kelas dan Kode Struktur Tanah, Kelas dan Kode Permeabilitas Profil

Tanah, Klasifikasi Nilai Kepekaan Erosi Tanah.......................................

92

10 Penilaian Kelas Kemampuan Lahan Pada Setiap Satuan Lahan

Pengamatan Intensif di DAS Ketahun Hulu ............................................

93

11 Deskripsi Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual di Satuan Lahan

Pengamatan Intensi DAS Ketahun Hulu ..................................................

94

12 Sebaran Curah Hujan (mm) Rata-Rata Bulanan di DAS Ketahun Hulu

Tahun 1983 – 2004 ..................................................................................

95

13 Sebaran Hari Hujan Rata-Rata Bulanan di DAS Ketahun Hulu Tahun

1983 – 2004 ..............................................................................................

96

14 Curah hujan Bulanan (cm) dan Nilai Erosivitas Hujan (R) DAS

Ketahun Hulu ..........................................................................................

97

15 Sifat Fisik Tanah Pada Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS

Ketahun Hulu ...........................................................................................

98

16 Nilai Erodibilitas Tanah Pada Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS

Ketahun Hulu ...........................................................................................

99

17 Nilai LS Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu .......... 100

18 Erosi Yang Dapat Ditoleransi Pada Satuan Lahan Pengamatan Intensif

DAS Ketahun Hulu ..................................................................................

101

19 Nilai Faktor Kedalaman 30 Sub Order Tanah (Hammer 1981 dan

Page 18: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xviii

Arsyad 2006) ............................................................................................ 102

20 Kedalaman tanah minimum untuk berbagai jenis tanaman ..................... 103

21 Nilai CP Maksimum Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun

Hulu ..........................................................................................................

104

22 Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

UT1 seluas 1,5 hektar ..............................................................................

105

23 Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

UT2 seluas 1,5 hektar ..............................................................................

106

24 Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

UT3 seluas 1,5 hektar ..............................................................................

107

25 Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

UT4 seluas 1,5 hektar ..............................................................................

108

26 Analisa Biaya dan Pendapatan Tanam dan Agroteknologi Aktual UT5

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

109

27 Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

UT6 seluas 1,5 hektar ..............................................................................

110

28 Analisa Biaya dan Pendapatan UT1 Dengan Alternatif Agroteknologi 1

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

111

29 Analisa Biaya dan Pendapatan UT2 Dengan Alternatif Agroteknologi 1

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

112

30 Analisa Biaya dan Pendapatan UT3 Dengan Alternatif Agroteknologi 1

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

113

31 Analisa Biaya dan Pendapatan UT4 Dengan Alternatif Agroteknologi 1

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

114

32 Analisa Biaya dan Pendapatan UT5 Dengan Alternatif Agroteknologi 1

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

115

33 Analisa Biaya dan Pendapatan UT6 Dengan Alternatif Agroteknologi 1

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

116

34 Analisa Biaya dan Pendapatan UT1 Dengan Alternatif Agroteknologi 2

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

117

35 Analisa Biaya dan Pendapatan UT2 Dengan Alternatif Agroteknologi 2

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

118

Page 19: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

xix

36 Analisa Biaya dan Pendapatan UT3 Dengan Alternatif Agroteknologi 2

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

119

37 Analisa Biaya dan Pendapatan UT4 Dengan Alternatif Agroteknologi 2

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

120

38 Analisa Biaya dan Pendapatan UT5 Dengan Alternatif Agroteknologi 2

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

121

39 Analisa Biaya dan Pendapatan UT6 Dengan Alternatif Agroteknologi 2

seluas 1,5 hektar .......................................................................................

122

40 Analisa Biaya dan Pendapatan Petani Dari Usaha Ternak ...................... 123

41 Skema Pola Tanam UT1(Monokultur Kopi) ........................................... 124

42 Skema Pola Tanam UT2 (Kopi dan Sengon) ........................................... 125

43 Skema Pola Tanam UT3 (Kopi dan Tanaman Kayu-kayuan) ................. 126

44 Skema Pola Tanam UT4 (Kopi dan Tanaman Buah-buahan) .................. 127

45 Skema Pola Tanam UT5 (Kopi, Karet dan Nilam) .................................. 128

46 Skema Pola Tanam UT6 (Kopi, Pinang dan Kemiri) .............................. 129

Page 20: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumberdaya lahan merupakan salah satu modal dasar pembangunan

nasional. Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam hidup untuk keperluan

produksi maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama

dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari

sumberdaya lahan yang terbatas dengan tetap melakukan tindakan yang menjamin

keberadaannya untuk masa mendatang.

Seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat, sementara

sumberdaya lahan yang tersedia tetap sehingga terjadi ketidak seimbangan antara

jumlah penduduk dan kebutuhan lahan yang mengakibatkan terjadinya konversi

lahan pertanian, penyerobotan tanah negara, perambahan hutan, pengusahaan

lahan kering perbukitan dan lahan berlereng yang sering kali tidak sesuai dengan

kemampuan daya dukung lahan tersebut.

Penutupan hutan di Indonesia sampai dengan tahun 2007 sekitar 50% luas

daratan, ada kecenderungan luasan tersebut terus menurun dengan rata-rata laju

deforestasi tahun 2000-2005 sebesar 1,089 juta hektar pertahun. Sedangkan lahan

kritis dan sangat kritis masih tetap luas yaitu sekitar 30,2 juta hektar, erosi dari

daerah pertanian lahan kering tetap tinggi melebihi yang dapat ditoleransi (15

ton/ha/tahun) sehingga fungsi DAS dalam mengatur siklus hidrologi menjadi

menurun (Departemen Kehutanan 2009).

DAS Ketahun ditetapkan sebagai DAS Prioritas I berdasarkan SK Menteri

Kehutanan Nomor : SK. 328/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009. Penetapan

prioritas ini didasarkan kepada indikator-indikator lahan, sosial ekonomi, dan

kelembagaan. DAS Prioritas I adalah DAS yang prioritas penanganannya paling

tinggi karena menunjukkan permasalahan biofisik dan sosial ekonomi DAS paling

kritis.Tingkat kekritisan suatu DAS ditunjukkan dengan menurunnya penutupan

vegetasi permanen dan meluasnya lahan kritis sehingga menurunkan kemampuan

DAS dalam menyimpan air yang berdampak pada meningkatnya frekwensi banjir,

erosi dan penyebaran tanah longsor pada musim penghujan dan kekeringan pada

musim kemarau (Departemen Kehutanan 2009).

Page 21: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

2

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pengelolaan DAS

(2006), DAS Ketahun memiliki lahan yang dikategorikan kritis seluas 56.526 Ha

(23,51%) dan sangat kritis seluas 21.984 Ha (9,14%). Lahan kritis dan sangat

kritis tersebut seluas 52.867 Ha (67,1%) terletak di luar kawasan hutan dan seluas

25.823 Ha (32,89%) terletak didalam kawasan hutan.

DAS Ketahun Hulu adalah bagian hulu dari DAS Ketahun seluas 115.998

hektar yang secara administratif terletak di provinsi Bengkulu. Erosi rata-rata

yang terjadi di DAS Ketahun Hulu ini cukup tinggi yaitu 229,78 ton/hektar/tahun.

Erosi yang terjadi pada kebun campuran, yang merupakan penggunaan lahan

terluas selain hutan, rata-rata 220,08 ton/hektar/tahun berdasarkan prediksi erosi

yang dilakukan oleh BPDAS Ketahun (2007). Kondisi topografi DAS Ketahun

Hulu yang tergolong curam dan sangat curam, sebagian besar terletak pada kelas

lereng 15 – 30 % seluas 54.110 hektar (46,64%) dan kelas lereng 30 – 45% seluas

15.582 hektar (16,01%), dapat memicu terjadinya erosi yang besar tersebut.

Erosi yang terjadi di DAS Ketahun Hulu selain berdampak pada

menurunnya kualitas lahan juga berdampak pada pendangkalan sungai atau danau.

Erosi ini tercermin oleh sedimen yang masuk ke Danau Tes seluas 280,82 hektar

yang terdapat di DAS Ketahun Hulu. Sedimen yang masuk ke dalam Danau Tes

yang juga dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini

adalah sebesar 1.309.078,29 m3

Usahatani dominan yang dilakukan oleh petani didaerah ini selain sawah

adalah kebun kopi robusta. Luas kebun kopi yang terdapat di DAS Ketahun Hulu

adalah 20.000 hektar. Produktifitas kopi didaerah ini masih relatif rendah yaitu

675 kilogram/hektar/tahun (Disbun Provinsi Bengkulu 2009). Usahatani ini

setiap tahunnya. Apabila kondisi ini terus

dibiarkan dapat mengancam keberadaan PLTA yang ada didanau tersebut

(Bapedalda Provinsi Bengkulu 2006).

Erosi di DAS Ketahun Hulu dapat terjadi karena curah hujan tinggi, lereng

yang tergolong curam dan agroteknologi yang dilakukan oleh petani belum

menerapkan tehnik-tehnik konservasi tanah. Erosi menyebabkan hilangnya tanah

lapisan atas dan dapat menurunkan kesuburan tanah sehingga produktifitas

tanaman pertanian tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan dampak yang

sangat merugikan terutama pada tingkat kesejahteraan atau pendapatan petani.

Page 22: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

3

umumnya dilakukan dengan cara menggabungkan dengan tanaman lain yang

dimaksudkan sebagai naungan. Selain sebagai naungan tanaman-tanaman tersebut

dapat memberikan pendapatan tambahan bagi petani.

Pendapatan petani di DAS Ketahun Hulu rata-rata masih rendah, ini

disebabkan oleh luas lahan yang diusahakan oleh petani sempit dan produktifitas

yang belum maksimal. Dari hasil usaha pertanian pendapatan petani di DAS

Ketahun Hulu berkisar Rp. 6.800.000,-/KK/Tahun sampai dengan Rp.

16.900.000,-/KK/Tahun (Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu 2008). Dari rata-rata

pendapatan tersebut pendapatan petani yang tertinggi adalah dari usahatani padi

sawah. Pendapatan petani dari usahatani lain umumnya jauh lebih rendah dari

usahatani padi sawah. Rata-rata pendapatan petani dari usahatani kopi robusta

adalah Rp. 8.607.000,- (Disbun Provinsi Bengkulu 2009). Berdasarkan hasil

analisis dari data potensi desa BPS 2006 dari 35.507 kepala keluarga di sekitar

DAS Ketahun Hulu, sebanyak 81% kepala keluarga bermata pencaharian sebagai

petani. Sebesar 10.834 kepala keluarga masih berada pada kelompok keluarga

miskin (pra sejahtera dan KS-1) (BPDAS Ketahun 2007).

Tingkat pendapatan petani yang rendah mendorong mereka untuk

memperluas lahan garapan dengan membuka hutan menjadi lahan perkebunan

pada lereng-lereng yang terjal (>30%) tanpa mempertimbangkan kemampuan

lahan sehingga degradasi lahan semakin meluas. Kurang lebih 4.462 hektar lahan

di DAS Ketahun Hulu dengan kelas lereng > 30% telah digunakan untuk kebun

campuran. Bapedalda Provinsi Bengkulu (2006) menyebutkan bahwa berdasarkan

hasil interpretasi citra, persentase penutupan yang masih berhutan dari total luas

hutan lindung di DAS Ketahun Hulu yang tadinya 20.777,40 hektar yaitu hutan

lindung Rimbo Pegadang seluas 9.287,40 hektar dan hutan lindung BT Gedang

Hulu Lais seluas 11.490 hektar hanya tinggal 53 % (11.012,022 hektar) sedangkan

47% (9.765,378 hektar) telah dirambah menjadi perladangan.

Usahatani berbasis kopi yang dilakukan oleh petani di DAS Ketahun Hulu

masih belum memenuhi indikator-indikator sistem pertanian berkelanjutan dengan

erosi tinggi pada penggunaan lahan kebun campuran kopi dikarenakan

agroteknologi yang diterapkan belum menerapkan usaha-usaha konservasi tanah

yang memadai dan pendapatan petani belum memenuhi kebutuhan hidup layak

Page 23: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

4

dikarenakan produktifitas tanaman yang rendah dan lahan usahatani yang sempit.

Untuk dapat mencapai pertanian yang berkelanjutan minimal harus memenuhi 3

(tiga) indikator yaitu pendapatan yang layak bagi setiap petani, erosi yang lebih

kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan dan dapat diterima serta dikembangkan

oleh petani dengan pengetahuan dan sumberdaya lokal yang dimilikinya

(Sinukaban 2007).

Sistem Pertanian Konservasi ini mempunyai ciri-ciri : (1) produksi pertanian

cukup tinggi sehingga petani tetap bergairah melanjutkan usahanya, (2)

pendapatan petani cukup tinggi, sehingga petani dapat mendisain masa depan

keluarganya dan pendapatan usahataninya, (3) teknologi yang diterapkan baik

teknologi produksi maupun teknologi konservasi adalah teknologi yang dapat

diterapkan sesuai dengan kemampuan petani dan diterima oleh petani dengan

senang hati sehingga sistem pertanian tersebut dapat dan akan diteruskan oleh

petani dengan kemampuannya secara terus menerus tanpa bantuan dari luar, (4)

Komoditi pertanian yang diusahakan sangat beragam dan sesuai dengan kondisi

biofisik daerah, dapat diterima oleh petani dan laku di pasar, (5) Laju erosi kecil

(minimal), lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan, sehingga produktivitas

yang cukup tinggi dapat dipertahankan/ditingkatkan secara lestari dan fungsi

hidrologis daerah terpelihara dengan baik sehingga tidak terjadi banjir dimusim

hujan dan kekeringan dimusim kemarau, (6) Sistem penguasaan/pemilikan lahan

dapat menjamin keamanan investasi jangka panjang (longterm investment

security) dan menggairahkan petani untuk terus berusahatani (Sinukaban 2007).

Pertanian yang berkelanjutan penting dilakukan untuk menghindari

kerusakan sumber daya alam yang semakin luas dan peningkatan pendapatan

petani di DAS Ketahun Hulu agar petani dapat hidup layak. Penelitian untuk

mengembangkan alternatif-alternatif agroteknologi yang mungkin diterapkan

untuk memenuhi indikator-indikator sistem pertanian berkelanjutan di DAS

Ketahun Hulu perlu segera dilakukan. Tindakan konservasi tanah dan air perlu

dirumuskan untuk mengurangi erosi yang terjadi dan usaha-usaha yang mungkin

dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani agar dapat memenuhi

kebutuhan hidup layak dengan tanpa melakukan perusakan-perusakan terhadap

lingkungan dan sumber daya alam.

Page 24: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

5

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang perlu segera diatasi di DAS Ketahun Hulu yaitu usahatani

yang dilakukan oleh petani belum menerapkan tindakan-tindakan konservasi

tanah yang baik sehingga memicu terjadi erosi dengan rata-rata erosi di DAS

Ketahun sebesar 229,78 ton/hektar/tahun dan erosi yang terjadi pada kebun

campuran yang merupakan penggunaan lahan terluas selain hutan rata-rata 220,08

ton/hektar/tahun (BPDAS Ketahun 2007).

Pendapatan petani dari usahatani masih rendah sehingga belum dapat

memenuhi kebutuhan hidup layak disebabkan karena rata-rata luas lahan

usahatani yang diusahakan oleh petani sempit dan produktifitas tanaman kopi

relatif rendah yaitu 675 kg/hektar/tahun dengan pendapatan Rp. 8.607.000,-

/KK/tahun (Disbun Provinsi Bengkulu 2009)

Pendapatan yang rendah mendorong petani untuk merambah hutan dan

memanfaatkan lahan-lahan pada lereng yang terjal dan tidak sesuai dengan

kemampuan lahannya sehingga degradasi lahan semakin meluas. Berdasarkan

analisis peta penggunaan lahan kurang lebih 4.462 hektar lahan di DAS Ketahun

Hulu dengan kelas lereng > 30% telah digunakan untuk kebun campuran.

Kesuburan tanah pada lahan-lahan perkebunan kopi yang semakin menurun

ditandai dengan produktifitas tanaman yang rendah memicu pembukaan lahan-

lahan perkebunan kopi baru dengan melakukan perambahan hutan, sehingga dapat

mengancam keberadaan hutan lindung yang berfungsi sebagai penyangga

kehidupan masyarakat di DAS Ketahun Hulu.

Kerangka Pemikiran

Daerah Aliran Sungai berperan sebagai daerah resapan dalam menjalankan

fungsinya untuk menjaga keseimbangan sistem hidrologi, demikian halnya

dengan DAS Ketahun Hulu. Penggunaan lahan dan pengelolaan sumberdaya alam

untuk kegiatan pertanian mendominasi kehidupan masyarakat di kawasan

tersebut. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan

mengakibatkan tekanan terhadap lahan meningkat dan terjadi degradasi lahan

serta terganggunya fungsi hidrologi DAS. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman

tentang pola umum pemanfaatan lahan sehingga dapat disusun perencanaan

Page 25: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

6

penggunaan lahan dan sistem pertanian yang berkelanjutan dengan 3 (tiga)

indikator yaitu (1) pendapatan yang layak bagi setiap petani, (2) erosi yang lebih

kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan (3) dapat diterima serta dikembangkan

oleh petani dengan pengetahuan dan sumberdaya lokal yang dimilikinya.

Penggunaan lahan dan sumberdaya alam yang dilakukan oleh masyarakat

merupakan hasil dari berbagai faktor sosial, ekonomi, dan kondisi sumberdaya

lahan yang dihadapi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pola

penggunaan lahan dan sumberdaya alam antara lain : (1) faktor lingkungan sosial

ekonomi, (2) karakteristik rumah tangga petani, (3) teknologi, dan (4) faktor

biofisik.

Identifikasi penggunaan lahan di lokasi penelitian dilakukan pada lokasi

pengamatan intensif yang sudah ditentukan sebelumnya menggunakan peta satuan

lahan. Identifikasi ini dilakukan dengan cara survey lapangan dan wawancara

dengan masyarakat setempat. Penggunaan lahan aktual ini kemudian dievaluasi

kesesuaiannya dengan kemampuan lahan. Evaluasi kemampuan lahan bertujuan

untuk mengetahui apakah penggunaan lahan bisa tetap diteruskan apabila telah

sesuai dengan kemampuannya atau harus dibuat suatu alternatif rekomendasi

penggunaan lahan yang lain apabila penggunaan lahan tersebut tidak sesuai

dengan kemampuan lahannya.

Evaluasi pola tanam dan agroteknologi aktual dilakukan setelah evaluasi

kemampuan lahan selesai dilakukan dan penggunaan lahan telah ditentukan sesuai

dengan kemampuan lahannya. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui jenis

tanaman, pola tanam, dan agroteknologi yang dilakukan oleh petani pengguna

lahan. Hasil evaluasi pola tanam dan agroteknologi ini kemudian akan digunakan

untuk memprediksi erosi aktual.

Hasil prediksi erosi tersebut dibandingkan dengan erosi yang dapat

ditoleransi untuk mengetahui apakah prediksi erosi lebih besar atau lebih kecil

dari erosi yang dapat ditoleransi. Alternatif pola tanam dan agroteknologi dengan

menentukan tindakan-tindakan koservasi tanah yang sesuai dengan kondisi lahan

dilakukan dengan membuat beberapa alternatif agroteknologi (2 alternatif) yang

dapat diterapkan di daerah tersebut agar erosi dapat menjadi lebih kecil dari erosi

yang dapat ditoleransi dan alternatif agroteknologi tersebut mampu dilakukan oleh

Page 26: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

7

petani setempat. Alternatif agroteknologi ditentukan dengan menggunakan

simulasi USLE untuk mendapatkan tindakan koservasi tanah yang tepat.

Analisis usahatani dilakukan pada pola tanam dan agroteknologi aktual dan

alternatif agroteknologi. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data-data

sosial ekonomi yang diperoleh sebelumnya. Dalam analisis usahatani ini antara

lain yang dilakukan adalah analisis pendapatan dan biaya usahatani. Pendapatan

petani harus bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari dan

menjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan lain seperti pendidikan, tabungan,

rekreasi dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa masyarakat petani dapat hidup

dengan layak. Analisa usaha tani dilakukan untuk mengetahui apakah pendapatan

petani sudah bisa dikatakan layak atau tidak dengan agroteknologi yang

diterapkan saat ini dan alternatif agroteknologi yang direkomendasikan.

Peningkatan pendapatan petani dilakukan apabila berdasarkan hasil analisa

usahatani belum mencapai standar kebutuhan hidup layak dengan usaha lain yang

dapat menambah pendapatan petani sehingga kebutuhan hidup layak tersebut

dapat terpenuhi.

Tahapan akhir dari penelitian adalah melakukan ekstrapolasi rekomendasi

penggunaan lahan dan alternatif agroteknologi di seluruh wilayah DAS Ketahun

Hulu. Kerangka pemikiran pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik penggunaan lahan dan agroteknologi di DAS

Ketahun Hulu Provinsi Bengkulu.

2. Menyusun perencanaan penggunaan lahan dan pengembangan usahatani

berbasis kopi untuk sistem pertanian berkelanjutan di DAS Ketahun Hulu

Provinsi Bengkulu.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

pemilik/pengguna lahan untuk mengelola lahannya dan sebagai masukan bagi

pemerintah daerah atau instansi yang terkait dengan pengelolaan sumber daya

alam di DAS Ketahun Hulu.

Page 27: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

8

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Penelitian

Peta Topografi dan Peta tanah

Overlay Peta

Peta penggunaan lahan terkoreksi

Satuan Lahan Penentuan lokasi pengamatan

Survey Pendahuluan

Survey Utama

Pengamatan, pengukuran dan pengambilan data fisik

Pengamatan dan pengambilan data sosial ekonomi

Kelas kemampuan lahan

Evaluasi penggunaan dan kemampuan lahan

Alternatif penggunaan lahan

Sesuai

Evaluasi pola tanam dan agroteknologi

Prediksi Erosi

A<ETol

- Tekstur - Struktur - Pemeabilitas - Bahan organik - Kemiringan Lereng - Panjang Lereng - Curah Hujan - Erosi - Kedalaman Efektif - Drainase - Bahaya Banjir - Batuan di Permukaan - Kepekaan Erosi

Ya

Alternatif pola tanam dan agroteknologi

Analisis Sosial Ekonomi

Pendapatan bersih>standar hidup layak

Ya

Alternatif Rekomendasi Penggunaan Lahan

Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan pola tanam dan agroteknologi

Tidak

Tidak

Tidak

Peningkatan Pendapatan Petani

2,5 m

2,5 m

Page 28: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

9

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak bijaksana telah menyebabkan

degradasi tanah dan air, dan pada gilirannya menurunkan tingkat kemakmuran

masyarakat terutama di pedesaan. Penyebab utama tidak bijaksananya cara

pengelolaan sumberdaya alam tersebut seringkali berkaitan dengan kurangnya

pemahaman keterkaitan biogeofisik antara daerah hulu-hilir DAS sehingga produk

kebijaksanaan yang dihasilkan tidak atau kurang memadai untuk dijadikan

landasan pengelolaan DAS.

Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

dibatasi oleh batas-batas topografi secara alami sehingga setiap air hujan yang

jatuh dalam DAS tersebut akan mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di

sungai) dalam DAS tersebut. Pengertian DAS tersebut menggambarkan suatu

wilayah yang mengalirkan air yang jatuh diatasnya beserta sedimen dan bahan

terlarut melalui titik yang sama sepanjang suatu aliran atau sungai. Dengan

demikian DAS dapat terbagi menjadi beberapa sub DAS dan sub-sub DAS,

sehingga luas DAS pun akan bervariasi dari beberapa puluh meter persegi sampai

ratusan ribu hektar tergantung dimana titik pengukuran ditempatkan (Sinukaban

2001).

Departemen Kehutanan (2009) mendefinisikan DAS adalah suatu wilayah

daratan yang merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya

yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari

curah hujan kedanau atau laut secara alami, yang batas didarat merupakan

pemisah topografis dan batas di laut dampai dengan daerah perairan yang masih

terpengaruh aktifitas di daratan. Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air

hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama.

Dengan memperlakukan DAS sebagai suatu sistem dan pengembangannya

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup

manusia secara lestari, berarti sasaran pengembangan DAS akan menciptakan ciri-

ciri DAS yaitu : (1) mampu memberikan produktifitas lahan yang tinggi, (2)

mampu menjamin erosi/sedimen yang rendah dan fungsi DAS sebagai penyimpan

Page 29: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

10

air dapat memberikan hasil air yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun, (3)

mampu menjaga adanya pemerataan pendapatan petani (equity) dan (4) mampu

mempertahankan kelestarian DAS terhadap goncangan yang terjadi (relisilient)

(Sinukaban 1999).

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Untuk tercapainya pembangunan DAS yang berkelanjutan, kegiatan

pembangunan ekonomi dan lingkungan harus diselaraskan. Dalam hal ini

diperlukan penyatuan kedua sisi pandang tersebut secara realistis melalui

penyesuaian kegiatan pengelolaan DAS dengan konservasi daerah hulu dan

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inilah tantangan formulasi kebijakan yang

harus dituntaskan apabila tujuan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan ingin diwujudkan.

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan

timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala

aktifitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta

meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan

(Departemen Kehutanan 2009).

Menurut Asdak (2001) bahwa pengelolaan DAS adalah suatu proses

formulasi dan implementasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi

sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di daerah aliran sungai untuk

memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan

sumber daya air dan tanah, yang berarti sebagai pengelolaan dan alokasi

sumberdaya alam di daerah aliran sungai termasuk pencegahan banjir dan erosi

serta perlindungan nilai keindahan yang berkaitan dengan sumberdaya.

Pengelolaan DAS perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya

dan kelembagaan yang beroperasi di dalam dan di luar daerah aliran sungai yang

bersangkutan.

Selanjutnya menurut Sinukaban (1995) bahwa tujuan umum dari

pengelolaan DAS adalah berkelanjutan yang diukur dari pendapatan, produksi,

teknologi, dan erosi. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi yang dapat

dilakukan oleh petani dengan pengetahuan lokal tanpa intervensi dari pihak luar

dan teknologi tersebut dapat direplikasi berdasarkan faktor-faktor sosial budaya

Page 30: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

11

petani itu sendiri. Selanjutnya erosi harus lebih kecil dari erosi yang dapat

ditoleransi agar kelestarian produktifitas dapat dipertahankan, sehingga dalam

pengelolaan DAS ada 7 hal yang harus dilakukan, yaitu : (1) mengkaji

kemampuan lahan di wilayah DAS melalui studi klasifikasi kemampuan lahan, (2)

menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya dan melindungi tanah dari

kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas yang merusak, (3) mengurangi bahaya

banjir dan sedimentasi, (4) meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah,

(5) meningkatkan produktivitas tanah, (6) memperbaiki dan mempertahankan

fungsi hidrologi DAS dan (7) meningkatkan kesejahteraan manusia di dalam

DAS.

Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa DAS merupakan suatu

satuan geomorfologi yang utuh, baik dilihat dari segi kelengkapan faktor-faktor

pembentuknya, proses-proses pembentuknya, batasnya dan daerah lingkupnya

termasuk parameter-parameter struktur internalnya. Oleh karena itu DAS

merupakan suatu satuan sumber daya dengan sistem pengembangan wilayah atau

satuan pemanfaatan sumber daya secara terpadu.

Penggunaan Lahan

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,

hidrologi dan vegetasi dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi

penggunaannya. Faktor lain yang berpengaruh adalah akibat-akibat kegiatan

manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah

pantai, penebangan hutan dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan

akumulasi garam. Faktor-faktor sosial dan ekonomi secara murni tidak termasuk

dalam konsep lahan ini (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007).

Lahan merupakan sumberdaya alam yang mempunyai keterbatasan baik

jumlah maupun daya dukungnya, oleh karena itu dalam fenomena penggunaan

lahan diperlukan suatu perencanaaan yang dapat menjamin kebutuhan masyarakat.

Sasaran perencanaan penggunaan lahan adalah memilih alternatif penggunaan

lahan terbaik yaitu penggunaan lahan yang efisien berdasar atas kesamaan hak dan

dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat lestari, sehingga untuk menentukan

alternatif penggunaan lahan untuk pertanian pada suatu lokasi, perlu adanya

penyesuaian dengan penggunaan lahan yang telah ada, keinginan petani,

Page 31: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

12

kemampuan sumberdaya manusia dan kemampuan modal agar memudahkan bagi

petani dalam menerima teknologi yang disarankan (Kahirun 2000).

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

(campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan

kedalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan

lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan berdasarkan atas

penyediaan air dan komoditi yang diusahakan atau jenis tanaman yang terdapat di

atas lahan tersebut. Berdasarkan hal ini dikenal macam penggunaan lahan seperti

tegalan (pertanian lahan kering atau pertanian pada lahan tidak beririgasi), sawah,

kebun kopi, kebun karet, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung, padang

alang-alang dan sebagainya. Penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan

kedalam lahan kota atau desa (pemukiman), industri, rekreasi, pertambangan dan

sebagainya (Arsyad 2006).

Evaluasi Kemampuan Lahan

Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan.

Inti evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe

penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan

yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka diketahui

potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe penggunaan

lahan tersebut. Klasifikasi kesesuaian lahan atau kemampuan lahan adalah

pengelompokan lahan berdasarkan kesesuaiannya atau kemampuannya untuk

tujuan tertentu (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007).

Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian lahan (komponen-komponen

lahan) secara sistematik dan pengelompokannya kedalam beberapa kategori

berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam

penggunaannya secara lestari. Kemampuan lahan dipandang sebagai kapasitas

lahan itu sendiri untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum. Kemampuan

lahan adalah istilah yang sudah lebih dahulu dan lebih lama digunakan oleh US

Soil Conservation Service, di dalam sistem klasifikasi yang telah banyak juga

digunakan diberbagai negara baik dalam bentuk aslinya dengan delapan kelas atau

dalam bentuk yang telah dirubah (Arsyad 2006).

Page 32: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

13

Dalam sistem klasifikasi kemampuan lahan ini, lahan dikelompokkan

kedalam tiga kategori utama yaitu kelas, subkelas dan satuan kemampuan atau

satuan pengelolaan. Pengelompokkan kedalam kelas didasarkan pada intensitas

faktor penghambat. Tanah dikelompokan kedalam delapan kelas yang ditandai

dengan huruf Romawi dari I sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan

meningkat berturut-turut dari kelas I sampai kelas VIII. Hubungan antara kelas

kemampuan lahan dengan intensitas dan macam penggunaan tanah disajikan pada

Gambar 2. Kelas

Kemampuan

Lahan

Intensitas dan Pilihan Penggunaan Meningkat

Hambatan

meningkat,

kesesuaian

dan pilihan

penggunaan

lahan

berkurang

Cagar

Alam Hutan

Pengembalaan Garapan

Terbatas Sedang Intensif Terbatas Sedang Intensif Sangat

Intensif

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

Gambar 2. Skema Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan Intensitas

dan Macam Penggunaan Lahan (Arsyad, 2006) Kelas Kemampuan I

Lahan kelas I sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa

memerlukan tindakan pengawetan tanah yang khusus. Lahannya datar, solumnya

dalam, bertekstur agak halus atau sedang, drainase baik, mudah diolah dan

responsif terhadap pemupukan. Lahan kelas I tidak mempunyai penghambat atau

ancaman kerusakan, sehingga dapat digarap untuk usaha tani tanaman semusim

dengan aman. Tindakan pemupukan dan usaha-usaha pemeliharaan struktur tanah

yang baik diperlukan guna menjaga kesuburan dan mempertinggi produktifitas.

Kelas Kemampuan II

Lahan Kelas II mempunyai beberapa penghambat yang dapat mengurangi

pilihan jenis tanaman yang diusahakan atau memerlukan usaha pengawetan tanah

yang tingkatnya sedang, seperti pengolahan menurut kontur, pergiliran tanaman

Page 33: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

14

dengan tanaman penutup tanah atau pupuk hijau, pembuatan guludan, disamping

tindakan-tindakan pemupukan. Faktor penghambat lahan kelas II adalah salah satu

atau kombinasi dari sifat-sifat berikut : (1) lereng melandai, (2) kepekaan erosi

atau erosi yang telah terjadi adalah sedang, (3) kedalaman tanah agak kurang

ideal, (4) struktur tanah agak kurang baik, (5) sedikit gangguan salinitas atau Na

tetapi mudah diperbaiki, (6) kadang-kadang tergenang atau banjir, (7) drainase

yang buruk mudah diperbaiki dengan saluran drainase, dan (8) iklim sedikit

menghambat.

Kelas Kemampuan III

Lahan kelas III memunyai penghambat yang agak berat, yang mengurangi

pilihan jenis tanaman yang dapat diusahakan, atau memerlukan usaha pengawetan

tanah yang khusus, atau kedua-duanya. Tindakan pengawetan tanah yang perlu

dilakukan antara lain adalah penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran

tanaman dengan tanaman penutup tanah dengan waktu untuk tanaman tersebut

lebih lama, disamping usaha-usaha untuk memelihara dan meningkatkan

kesuburan tanah. Faktor penghambat lahan kelas III adalah salah satu atau

kombinasi dari sifat-sifat berikut : (1) lereng agak curam, (2) kepekaan erosi agak

tinggi atau erosi yang telah terjadi cukup berat, (3) sering tergenang banjir, (4)

permeabilitas sangat lambat, (5) masih sering tergenang meskipun drainase telah

diperbaiki, (6) dangkal, (7) daya menahan air rendah, (8) kesuburan tanah rendah

dan tidak mudah diperbaiki, (9) salinitas kandungan Na sedang, (10) penghambat

iklim sedang.

Kelas Kemampuan IV

Lahan kelas IV mempunyai penghambat yang berat yang membatasi pilihan

tanaman yang dapat diusahakan, memerlukan pengelolaan yang sangat berhati-

hati, atau kedua-duanya. Penggunaan lahan kelas IV sangat terbatas karena salah

satu atau kombinasi dari penghambat berikut : (1) lereng curam, (2) kepekaan

erosi besar, (3) erosi yang terjadi berat, (4) tanah dangkal, (5) daya menahan air

rendah, (6) sering tergenang banjir yang menimbulkan kerusakan pada tanaman,

(7) drainase terhambat dan masih sering tergenang meskipun telah dibuat saluran

drainase, (8) salinitas atau kandungan Na agak tinggi, (9) penghambat iklim

sedang.

Page 34: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

15

Kelas Kemampuan V

Lahan kelas V mempunyai sedikit atau tanpa bahaya erosi, tetapi

mempunyai penghambat lain yang praktis sukar dihilangkan, sehingga dapat

membatasi penggunaan lahan ini. Akibatnya lahan ini hanya cocok untuk tanaman

rumput ternak secara permanen atau dihutankan. Lahan ini datar, akan tetapi

mempunyai salah satu atau kombinasi dari sifat-sifat berikut : (1) drainase yang

sangat buruk atau terhambat, (2) sering kebanjiran, (3) berbatu-batu dan (4)

penghambat iklim cukup besar.

Kelas Kemampuan VI

Lahan kelas VI mempunyai penghambat yang sangat berat sehingga tidak

sesuai untuk pertanian dan hanya untuk tanaman rumput ternak atau dihutankan.

Penggunaan padang rumput harus dijaga agar rumputnya selalu menutup dengan

baik. Lahan ini mempunyai penghambat yang sulit sekali diperbaiki, yaitu satu

atau lebih sifat-sifat berikut : (1) lereng sangat curam, (2) bahaya erosi atau erosi

yang telah terjadi sangat berat, (3) berbatu-batu, (4) dangkal, (5) drainase sangat

buruk atau tergenang, (6) daya menahan air rendah, (7) salinitas atau kandungan

Na tinggi, dan (9) penghambat iklim besar.

Kelas Kemampuan VII

Lahan kelas VII sama sekali tidak sesuai untuk usaha tani tanaman semusim

dan hanya untuk padang pengembalaan atau dihutankan. Faktor penghambatnya

lebih besar dari kelas VI, yaitu salah satu atau kombinasi sifat-sifat berikut : (1)

lereng terjal, (2) erosi sangat berat, (3) tanah dangkal, (4) berbatu-batu, (5)

drainase terhambat, (6) salinitas atau kandungan Na sangat tinggi, dan (7) iklim

sangat menghambat.

Kelas Kemampuan VIII

Lahan kelas VIII tidak sesuai untuk produksi pertanian, dan harus dibiarkan dalam

keadaan alami atau dibawah vegetasi hutan. Lahan ini dapat digunakan untuk

daerah rekreasi cagar alam atau hutan lindung. Penghambat tidak dapat diperbaiki

lagi dari lahan ini adalah salah satu atau lebih sifat-sifat berikut : (1) erosi atau

bahaya erosi sangat berat, (2) iklim sangat buruk, (3) tanah selalu tergenang, (4)

berbatu-batu, (5) kapasitas menahan air sangat rendah, (6) salinitas atau

kandungan Na sangat tinggi, (7) sangat terjal.

Page 35: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

16

Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Sub-kelas

Sub kelas adalah pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan faktor

penghambat yang sama, Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan kedalam

beberapa jenis, yaitu : bahaya erosi (e), genangan air (w), penghambat terhadap

perakaran tanaman (s), dan iklim (c). Jenis-jenis faktor penghambat ini ditulis

dibelakang angka kelas seperti berikut : IIIe, IIw, IVs, dan sebagainya, yang

masing-masing menyatakan lahan kelas III disebabkan oleh faktor erosi (e), lahan

kelas II yang disebabkan oleh faktor air (w) dan lahan kelas IV yang disebabkan

oleh terhambatnya perakaran tanaman (s).

Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Unit (Satuan Pengelolaan)

Kemampuan lahan dalam tingkat unit memberi keterangan yang lebih

spesifik dan detil daripada sub kelas. Lahan yang termasuk dalam suatu unit

kemampuan lahan mempunyai kemampuan dan memerlukan cara pengelolaan

yang sama untuk pertumbuhan tanaman. Lahan ini mempunyai sifat yang sama

dalam hal : (a) kemampuan memproduksi tanaman pertanian dan rumput makanan

ternak, (b) memerlukan tindakan-tidakan konservasi dan pengelolaan yang sama,

(c) tanaman yang ditanam pada lahan tersebut dengan pengelolaan yang sama

akan memberikan hasil yang kurang lebih sama. Dalam tingkat unit, kemampuan

lahan diberi simbol dengan menambahkan angka-angka Arab dibelakang simbol

sub kelas. Angka-angka menunjukkan besarnya tingkat dari faktor penghambat

yang ditunjukkan dalam sub kelas, misalnya IIw-1, IIIe-3, IVs-3 dan sebagainya.

Erosi dan Prediksi Erosi

Erosi adalah peristiwa pindahnya tanah atau terangkutnya tanah atau bagian-

bagian tanah dari suatu tempat ketempat lain oleh media alami. Pada peristiwa

erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut

yang kemudian diendapkan ditempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah

tersebut terjadi oleh media alami yaitu air atau angin (Arsyad 2006).

Dua tipe utama erosi meliputi erosi geologis dan erosi oleh manusia dan

hewan. Erosi geologis berperan pada pembentukan tanah dan distribusi tanah pada

permukaan bumi, proses erosi yang berlangsung lama ini menyebabkan

terbentuknya topografi yang ada sekarang, seperti jurang-jurang, saluran sungai

dan lembah. Erosi karena manusia atau hewan meliputi rusaknya agregat tanah

Page 36: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

17

dan percepatan hilangnya partikel bahan organik dan mineral akibat pengolahan

tanah dan hilangnya vegetasi alam (Schwab et al. 1981).

Menurut Arsyad (2006) bahwa erosi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai

berikut : iklim, topografi, vegetasi, tanah dan manusia. Faktor-faktor yang

mempengaruhi erosi tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan deskripsi

berikut :

A = f (C,T,V,S,H)

dimana : C : Iklim, T : Topografi, V : Vegetasi, S : Tanah dan H : Manusia

Pengaruh iklim terhadap erosi dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung.

Pengaruh langsung adalah melalui tenaga kinetis air hujan, terutama intensitas dan

diameter butiran hujan. Pada hujan yang intensif dalam waktu pendek, erosi yang

terjadi biasanya lebih besar daripada hujan dengan intensitas kecil dengan waktu

berlangsungnya hujan lebih lama (Asdak 2001)

Karakter topografi yang mempengaruhi erosi adalah besarnya sudut lereng,

bentuk dan panjang lereng, serta bentuk dan daerah tangkapan air (Scwab et al.

1981). Selanjunya menurut Kohnke dan Bertrand (1959 dalam Puspaningsih

1997) bahwa kemiringan lereng merupakan faktor yang paling berperan, karena

selain memperbesar jumlah aliran permukaan juga mempengaruhi kecepatan

aliran permukaan sehingga akan memperbesar kapasitas merusak air.

Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah : (1) melindungi

permukaan tanah dari tumbukan air hujan, (2) menurunkan kecepatan dan volume

air larian, (3) menahan partikel-partikel air tanah pada tempatnya melalui sistem

perakaran dan serasah yang dihasilkannya, dan (4) mempertahankan kapasitas

tanah dalam menyerap air (Asdak 2001).

Diantara kelima faktor diatas, faktor manusia paling menentukan apakah

tanah yang diusahakannya akan rusak dan tidak produktif atau menjadi baik dan

berproduksi secara lestari. Banyak faktor yang menentukan pengaruh manusia

terhadap tanah atau lahan yang digarapnya antara lain : luas usaha tani, sistem

pengusahaan tanah (land tenure), jenis tanaman dan pemanenannya, status

pengusahaan teknologi dan hasil usaha (Arsyad 2006).

Erosi Yang Masih Dapat Ditoleransi (ETol)

Menurut Sinukaban (1989) bahwa apabila laju erosi dipergunakan sebagai

Page 37: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

18

petunjuk kerusakan suatu DAS, maka diperlukan tolak ukur untuk menentukan

kebijaksanaan penanggulangannya. Tolak ukur yang sudah secara luas dipakai

adalah erosi yang masih dapat ditoleransikan (ETol). Erosi yang masih dapat

ditoleransikan adalah jumlah tanah hilang yang diperbolehkan per tahun agar

produktivitas lahan tidak berkurang sehingga tanah produktif secara lestari

(Arsyad 2006).

Penetapan batas tertinggi laju erosi yang masih dapat dibiarkan atau

ditoleransikan, adalah perlu karena tidak mungkin menekan laju erosi menjadi nol

dari tanah-tanah yang diusahakan untuk pertanian terutama pada tanah-tanah

berlereng. Akan tetapi suatu kedalaman tanah tertentu harus dipelihara agar

terdapat suatu volume tanah yang cukup dan baik bagi tempat berjangkarnya akar

tanaman dan untuk tempat menyimpan air serta unsur hara yang diperlukan oleh

tanaman sehingga tanaman/tumbuhan dapat tumbuh dengan baik (Arsyad 2006).

Wischmeier dan Smith (1978) mengemukakan bahwa menentukan erosi

diperbolehkan harus mempertimbangkan : (1) ketebalan lapisan tanah atas, (2)

sifat fisik tanah, (3) pencegahan terjadinya erosi (gully), (4) penurunan kandungan

bahan organik, (5) kehilangan zat hara tanaman.

Dalam menentukan erosi yang diperbolehkan, perlu ditentukan lebih dulu

jangka waktu kelestarian tanah (Soil Resource Life) yang diharapkan. Jangka

waktu kelestarian tanah adalah lamanya waktu yang ditentukan dimana erosi

hanya mengikis tanah sampai kedalaman yang telah ditetapkan, sehingga

kedalaman tanah yang tersisa masih dapat produktif. Makin lama jangka waktu

kelestarian yang diharapkan, berarti makin sedikit jumlah erosi yang

diperbolehkan setiap tahun (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007).

Pembangunan Pertanian Yang Berkelanjutan

Pertanian sebagai industri yang lestari adalah pertanian yang dirancang

secara sistematis menggunakan akal sehat (ratio) dan usaha keras yang

berkesinambungan sehingga pertanian itu sangat produktif secara terus menerus,

merupakan habitat tenaga kerja yang baik untuk jumlah yang besar dan

merupakan suatu usaha yang menguntungkan. Dengan demikian, pertanian

dengan industri yang lestari akan dapat menghasilkan produksi pertanian yang

cukup tinggi dan memberikan penghasilan yang layak bagi petani secara terus

Page 38: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

19

menerus sehingga mereka dapat merancang masa depannya disitu. Disamping

menghasilkan produksi yang cukup tinggi, secara terus menerus pertanian itu juga

harus menghasilkan spektrum produksi yang cukup luas sehingga dapat

menyediakan bahan baku bagi berbagai agroindustri dan produk-produk ekspor

secara lestari Dengan kemampuan menampung tenaga kerja dalam jumlah besar

dengan pendapatan yang cukup tinggi, maka daerah pertanian itu akan menjadi

penyerap hasil-hasil industri lain. Semua hal ini akan menjadikan pertanian itu

sebagai industri yang lestari (Sinukaban 2007).

Lebih lanjut Sinukaban (2007) menyatakan bahwa produksi pertanian yang

cukup tinggi secara terus menerus dapat dipertahankan apabila erosi dari daerah

pertanian tersebut lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan (ETol). Apabila

erosi lebih besar dari Etol maka produktifitas lahan akan segera menurun,

sehingga produksi yang tinggi itu hanya dapat dipertahankan beberapa tahun saja

dan akhirnya lahan pertanian tersebut menjadi tidak produktif atau bahkan

menjadi lahan kritis, dengan kata lain pertanian seperti itu adalah pertanian yang

tidak berkelanjutan.

Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sangat sederhana dan

sangat mudah dicerna, bermula dari kenyataan bahwa tingkat pertumbuhan

ekonomi itu ada batasnya dan bahwa perekonomian yang terlalu mengandalkan

pada hasil ekstraksi sumberdaya alam tidak akan bertahan lama. Pertumbuhan

ekonomi yang tinggi tidak berarti apa-apa jika degradasi lingkungan yang

ditimbulkan ikut diperhitungkan dalam perhitungan pendapatan nasional,

kemudian para ahli mulai memadukan antara aspek ekologis dan aspek ekonomis

dalam perumusan kebijaksanaan nasional. Pada tingkat aplikasi dan pelaksanaan,

pemerintah bersama-sama rakyat juga ikut bertanggung jawab, tidak saja terhadap

degradasi lingkungan tetapi juga terhadap kebijaksanaan publik yang dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan (Arifin 2001)

Usaha Tani Kopi Robusta Di DAS Ketahun Hulu

Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai

kontribusi cukup nyata terhadap perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil

devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, penciptaan

lapangan kerja dan pengembangan wilayah. Pada tahun 2005 Indonesia

Page 39: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

20

mengekspor kopi robusta sebesar 4.847 karung atau 17,25% dari ekspor kopi

robusta dunia. Namun beberapa tahun terakhir telah tergeser oleh Vietnam, yang

pada tahun 2005 pangsa pasar kopi robustanya sudah mencapai lebih dari 50%

dari perdagangan kopi dunia sebesar 14.642 ribu karung sehingga Indonesia telah

tergeser pada posisi keempat setelah Brazil, Vietnam dan Columbia (Soetriono

2009)

Tingkat produktifitas kopi robusta di Indonesia saat ini rata-rata sebesar 700

kg biji kering/hektar/tahun, baru mencapai 60% dari potensi produktifitas yang

dimilikinya. Tingkat produktifitas kopi Indonesia juga lebih rendah jika

dibandingkan dengan negara produsen utama kopi lainnya, seperti Vietnam (1.540

kilogram/hektar/tahun), Columbia (1.220 kilogram/hektar/tahun) dan Brazil

(1.000 kilogram/hektar/tahun) (Dirjen Perkebunan, 2006).

Petanian lahan kering di DAS Ketahun Hulu di dominasi oleh perkebunan

kopi rakyat dengan jenis kopi yaitu kopi robusta. Luas areal usahatani kopi di

DAS Ketahun pada tahun 2009 seluas 20.000 hektar dengan produksi 390 ton.

Terdapat 8.795 kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya dari usaha tani

kopi robusta ini. Luas kebun rata-rata yang dimiliki oleh setiap kepala keluarga

adalah 1,5 hektar. Produktifitas rata-rata kopi di DAS Ketahun Hulu lebih rendah

dari pada produktifitas provinsi dan nasional. Produktifitas kopi di daerah ini

adalah 675 kilogram/hektar/tahun, lebih rendah dari produktifitas rata-rata

provinsi Bengkulu yaitu 756 kg/hektar/tahun (Disbun Provinsi Bengkulu 2009).

Produktifitas kopi yang rendah ini dapat disebabkan karena pengelolaan

tanaman yang masih tradisional, tidak melakukan pemupukan dan tindakan

konservasi tanah. Tehnik usahatani kopi di daerah ini lebih banyak dilakukan

dengan menggabungkan kopi dengan tanaman lain yang dimaksudkan sebagai

naungan bagi tanaman kopi. Kopi ditanam dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m (1600

batang/hektar). Penyiangan dan pemangkasan cabang dan pucuk dilakukan secara

rutin. Umumnya petani tidak melakukan pemupukan.

2,5 m

2,5 m

Page 40: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

21

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan sejak bulan April sampai dengan

Juli 2010 di DAS Ketahun Hulu. DAS Ketahun Hulu terletak di Provinsi

Bengkulu seluas 115.998 hektar mencakup Kabupaten Lebong, sebagian kecil

Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang Lebong. Letak geografis DAS

Ketahun Hulu berada di 102°05’00” BT - 102°30’00” BT dan 3°0’00” LS -

3°25’00” LS (Gambar 3).

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan dan penentuan

lokasi pengamatan intensif, pengumpulan data, analisa data dan penyusunan

rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi untuk

sistem pertanian berkelanjutan. Lokasi pengamatan intensif dipilih pada salah satu

sub DAS sebagai pewakil DAS Ketahun Hulu dan menjadi objek pengamatan,

pengumpulan data dan dasar penyusunan perencanaan yang akan diektrapolasikan

Page 41: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

22

ke seluruh wilayah DAS. Pengumpulan data biofisik dan sosial ekonomi

dilakukan dengan pengukuran, pengamatan lapangan, wawancara dan kuesioner.

Analisa data biofisik dilakukan untuk menentukan karakteristik penggunaan

lahan, kelas kemampuan lahan, evaluasi pola tanam dan agroteknologi, prediksi

erosi dan erosi yang dapat ditoleransi. Analisa data sosial ekonomi dilakukan

untuk mengetahui pendapatan petani dari setiap tipe usahatani dan standar hidup

layak.

Berdasarkan hasil analisa data biofisik dan sosial ekonomi ini, disusun

rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi untuk

sistem pertanian berkelanjutan di DAS Ketahun Hulu dengan memperuntukkan

lahan sesuai dengan kemampuannya dan menentukan alternatif-alternatif

agroteknologi yang dapat memenuhi indikator-indikator pertanian berkelanjutan

yaitu : 1) pendapatan yang layak bagi setiap petani, (2) erosi yang lebih kecil dari

erosi yang dapat ditoleransikan (ETol), (3) dapat diterima serta dikembangkan

oleh petani dengan pengetahuan dan sumberdaya lokal yang dimilikinya.

Satuan Lahan Pengamatan Intensif

Data primer biofisik dan sosial ekonomi yang diperlukan untuk penelitian

diperoleh di lokasi pengamatan intensif yang mewakili karakteristik satuan-satuan

lahan DAS Ketahun Hulu secara keseluruhan. Berdasarkan peta satuan lahan DAS

Ketahun Hulu yang diperoleh dari hasil tumpang susun (overlay) peta lereng, peta

jenis tanah dan peta penggunaan lahan, dipilih salah satu sub DAS yang

karakteristik satuan lahannya dapat mewakili karakteristik satuan-satuan lahan

DAS Ketahun Hulu sebagai lokasi satuan lahan pengamatan intensif. Satuan lahan

pengamatan intensif ini menjadi objek pengamatan, pengumpulan data-data

biofisik dan sosial ekonomi yang diperlukan untuk penelitian dan menjadi dasar

menyusun perencanaan penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis

kopi untuk sistem pertanian berkelanjutan. Perencanaan yang disusun di satuan

lahan pengamatan intensif ini kemudian diekstrapolasi untuk seluruh DAS

Ketahun Hulu sesuai dengan karakteristik setiap satuan lahannya.

Berdasarkan peta satuan lahan DAS Ketahun Hulu dipilih salah satu sub

DAS dengan 18 satuan lahan sebagai satuan lahan pengamatan intensif. Peta

satuan lahan pengamatan intensif dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 42: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

23

Gambar 4. Peta Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

23

Page 43: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

24

Data dan Alat

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder yang meliputi data biofisik dan data sosial ekonomi.

1. Data primer

a. Data biofisik yaitu :

- Tekstur tanah, struktur tanah, permeabilitas tanah, kandungan bahan

organik tanah untuk menentukan kelas kemampuan lahan dan

erodibilitas tanah (K)

- Tingkat erosi, batuan di permukaan, bahaya banjir, drainase dan

kepekaan erosi untuk analisa kemampuan lahan.

- Kedalaman tanah efektif dan bobot isi tanah untuk menentukan erosi

yang dapat ditoleransi.

- Panjang dan kemiringan lereng untuk menentukan nilai faktor LS dan

analisa kemampuan lahan.

- Penggunaan lahan aktual untuk menentukan kesesuaian penggunaan

lahan dengan kelas kemampuan lahan dan nilai faktor C.

- Metode konservasi tanah yang sudah digunakan untuk menentukan

nilai faktor P.

b. Data sosial ekonomi yaitu :

- Kependudukan, karakteristik keluarga petani, komponen pendapatan

riil, komponen biaya produksi untuk melakukan analisa tingkat

pendapatan masyarakat.

- Respon terhadap penggunaan lahan berkelanjutan, pengetahuan

tentang tehnik konservasi tanah dan air dan alasan pemanfaatan lahan

untuk melakukan perencanaan penggunaan lahan.

2. Data Sekunder

a. Data biofisik DAS Ketahun Hulu yaitu :

- Peta tanah tinjau mendalam skala 1 : 100.000 (Puslittanah dan

Agroklimat 1992), peta rupa bumi Indonesia, peta kelas lereng, peta

penutupan lahan tahun 2003 skala 1 : 50.000 untuk membuat satuan

lahan.

Page 44: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

25

- Data curah hujan harian selama 15 tahun untuk menentukan nilai

faktor erosivitas hujan (R)

b. Data sosial ekonomi seperti : Bengkulu Dalam Angka 2009, Lebong

Dalam Angka 2009, buku dan laporan dari instansi terkait lainnya untuk

keperluan analisa sosial ekonomi.

Alat

Alat yang digunakan adalah kuesioner, peta kerja, alat pengukur kemiringan

lereng, meteran untuk mengukur panjang lereng, GPS untuk menentukan posisi

dan arah lokasi pengamatan, bor tanah, ring sampel dan plastik contoh untuk

mengambil sampel tanah, alat dokumentasi, seperangkat komputer, alat

transportasi dan peralatan tulis menulis.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Biofisik

Data biofisik diperoleh di satuan lahan pengamatan intensif (Gambar 4).

Metode pengumpulan data biofisik yang dibutuhkan untuk penelitian dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a. Sampel tanah diambil di setiap satuan lahan pengamatan intensif. Sampel

tanah ini akan digunakan untuk memperoleh data tekstur, struktur,

permeabilitas tanah, kandungan NPK tanah, kandungan bahan organik tanah,

bobot isi, dan kepekaan tanah terhadap erosi. Pengambilan sampel tanah

dilakukan dengan menggunakan ring sampel dan sampel tanah komposit.

b. Data tingkat erosi diperoleh dengan pengamatan tanda-tanda terjadinya erosi

seperti erosi alur atau gully erosion serta pengamatan profil tanah di satuan

lahan pengamatan intensif kemudian membandingkannya dengan profil tanah

pada penutupan lahan hutan primer.

c. Data batuan di permukaan diperoleh dengan pengamatan luas penutupan lahan

oleh batuan besar dan persentase volume batuan kecil pada sampel tanah.

d. Data drainase dan kedalaman efektif tanah diperoleh dengan pengamatan

profil tanah di satuan lahan pengamatan intensif.

e. Data kemiringan dan panjang lereng diperoleh dengan melakukan pengukuran

di lokasi pengamatan intensif.

f. Data penggunaan lahan dan metode konservasi tanah aktual diperoleh dengan

Page 45: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

26

melakukan pengamatan, wawancara dan kuesioner di lokasi pengamatan

intensif.

Pengumpulan Data Sosial Ekonomi

Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan dengan cara melakukan

wawancara dan menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan. Responden

yang dipilih sebanyak 200 orang adalah petani pemilik lahan yang ditemui pada

saat melakukaan survey lapangan dan pengambilan data-data di satuan lahan

pengamatan intensif. Petani pemilik lahan juga dapat dijumpai didesa-desa yang

berada dekat lokasi satuan lahan pengamatan intensif. Selain melakukan

wawancara dengan pemilik lahan juga dilakukan wawancara dengan kepala desa

dan tokoh masyarakat. Karakteristik sosial ekonomi petani yang dikumpulkan

adalah (a) karakteristik keluarga petani responden (KK) yang meliputi :

pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan utama, status penguasaan lahan,

luas tanah garapan, jenis tanaman yang dibudidayakan dan pola tanam, sumber

pendapatan utama, pengalaman usahatani, pemahaman tentang erosi dan tindakan

konservasi, intensitas pengolahan tanah, pemupukan dan pengendalian hama, (b)

komponen pendapatan riil meliputi : jumlah produksi dan harga, (c) komponen

biaya produksi yang meliputi : bibit/benih, peralatan, pupuk, pestisida, upah

tenaga kerja dan biaya lainnya, (d) respon terhadap penggunaan lahan untuk

pertanian berkelanjutan dan pengetahuan tentang tehnik konservasi tanah dan air.

Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai instansi terkait

seperti Balai Pengelolaan DAS Ketahun, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu,

Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Dinas

Peternakan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, BMG, BPS, Balai Konservasi

Sumberdaya Alam, Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan dan lain-lain.

Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa data

biofisik dan sosial ekonomi. Analisa data biofisik meliputi identifikasi

karakteristik penggunaan lahan, evaluasi kemampuan lahan, prediksi erosi dan

erosi yang dapat ditoleransi setiap satuan lahan pengamatan intensif, sedangkan

analisa sosial ekonomi meliputi analisa standar kebutuhan hidup layak dan

Page 46: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

27

pendapatan petani dari setiap tipe usahatani. Berdasarkan analisis data biofisik dan

sosial ekonomi disusun perencanaan penggunaan lahan dan pengembangan

usahatani berbasis kopi untuk sistem pertanian berkelanjutan dengan membuat

alternatif-alternatif agroteknologi yang dapat memenuhi indikator-indikator

pertanian berkelanjutan sesuai dengan karakteristik setiap satuan lahan.

Rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani kemudian

diekstrapolasikan ke seluruh wilayah DAS Ketahun Hulu.

Evaluasi Kemampuan Lahan

Evaluasi kemampuan lahan dilakukan berdasarkan kriteria klasifikasi

kemampuan lahan yang dikemukakan oleh Klingebiel dan Montgomery (1973)

yang dimodifikasikan oleh Arsyad (2006), dengan beberapa faktor penghambat

yaitu : lereng permukaan, tingkat erosi, kepekaan erosi, kedalaman tanah, tekstur,

permeabilitas, drainase, batuan dan ancaman banjir.

Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan (Arsyad 2006)

No Faktor Penghambat Kelas Kemampuan Lahan I II III IV V VI VII VIII

1 Lereng permukaan (l) l l0 l1 l2 l3 l0 l4 l5 6 2 Kepekaan erosi (KE) 1-2 3 4-5 6 (*) (*) (*) (*) 3 Tingkat Erosi (e) 0 1 2 3 (**) 4 5 (*) 4 Kedalaman tanah (k) 0 1 2 2 (*) 3 (*) (*) 5 Tekstur lapisan atas (t) 1-3 1-3 1-4 1-4 (*) 1-4 1-4 5 6 Tekstur lapisan bawah (t) 1-3 1-3 1-4 1-4 (*) 1-4 1-4 5 7 Permeabilitas (p) 2-3 2-3 2-4 2-4 1 (*) (*) 5 8 Drainase (d) 1 2 3 4 5 (**) (**) 0 9 Kerikil/batuan (b) 0 0 1 2 3 (*) (*) 4

10 Ancaman banjir (0) 0 1 2 3 4 (**) (**) (*) 11 Salinitas (g) (***) 0 1 2 3 (**) 3 (*) (*)

Keterangan : (*) : dapat mempunyai sebaran sifat faktor penghambat (**) : tidak berlaku (***) : umumnya terdapat di daerah beriklim kering

Berdasarkan hasil evaluasi kelas kemampuan lahan selanjutnya ditentukan

kesesuaian penggunaan lahan dengan kemampuan lahan. Apabila penggunaan

lahan tidak sesuai dengan kemampuan lahan maka akan dilakukan perubahan

penggunaan lahan, tetapi jika sudah sesuai maka dilanjutkan dengan evaluasi pola

tanam dan agroteknologi yang sudah diterapkan.

Prediksi Erosi

Prediksi erosi dilakukan untuk memperkirakan laju erosi dari tanah yang

dipergunakan untuk penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu, sehingga dapat

Page 47: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

28

ditentukan kebijaksanaan penggunaan tanah dan tindakan konservasi tanah yang

diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah dan dapat dipergunakan secara

produktif dan lestari. Prediksi ini menggunakan persamaan USLE (Wischmeier

dan Smith 1978) sebagai berikut :

A = R.K.L.S.C.P

dimana, A = banyaknya tanah yang tererosi (ton/ha/tahun), R = faktor erosivitas

hujan, K = faktor erodibilitas tanah, L = faktor panjang lereng, S = faktor

kemiringan lereng, C = faktor pengelolaan tanaman dan P = faktor tehnik

konservasi.

a. Erosivitas hujan (R)

Faktor erosivitas hujan (R) merupakan jumlah satuan indeks erosivitas hujan

dalam setahun. Nilai R yang merupakan daya rusak hujan dapat ditentukan

dengan menggunakan rumus Bols (1978 dalam Arsyad 2006) yaitu :

EI30 = 6.119 (RAIN)1.21 (DAYS)-0,47 (MAXP)0,53

dimana, EI30

b. Erodibilitas tanah (K)

= indeks erosivitas hujan, RAIN = curah hujan rata-rata bulanan

dalam cm, DAYS = jumlah hari hujan rata-rata perbulan, MAXP = curah

hujan maksimum selama 24 jam dalam bulan bersangkutan dalam cm.

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah (a) tekstur, (b) struktur, (c)

bahan organik, (d) kedalaman, (e) sifat lapisan tanah, dan (f) tingkat

kesuburan tanah (Arsyad 2006). Faktor kepekaan erosi tanah didefinisikan

sebagai besarnya erosi per satuan indeks erosi hujan untuk suatu tanah dalam

keadaan standar. Kepekaan erosi tanah haruslah merupakan pernyataan

keseluruhan pengaruh sifat-sifat tanah dan bebas dari pengaruh faktor-faktor

penyebab erosi lainnya. Penilaian kepekaan erosi tanah menentukan nilai K

menggunakan persamaan yang dikemukan oleh Wischmeier dan Smith (1978)

berikut ini :

( ) ( ) ( ) ( ){ }100

35.2225.312101.2292.1 414.1 −+−+−=

− cbaMK

dimana, K = erodibilitas tanah, M = kelas tekstur tanah (% pasir halus +

debu)(100 - % liat), a = persentase bahan organik, b = kode struktur tanah, c =

kelas permeabilitas tanah.

Page 48: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

29

c. Panjang dan kemiringan lereng (LS)

Faktor panjang lereng (L) dan Faktor kemiringan lereng (S) dapat dihitung

secara terpisah atau dihitung sekaligus sebagai faktor LS. Faktor LS

didefinisikan sebagai nisbah antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan

panjang lereng dan kemiringan lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari

sebidang tanah yang terletak pada lereng dengan panjang lereng 22 m dengan

kecuraman 9 %. Faktor LS dihitung dengan menggunakan rumus :

( )200138.000965.00138.0 SSXLS ++=

dimana, X = panjang lereng (m) dan S = kecuraman lereng (%).

d. Pengelolaan tanaman (C)

Nilai faktor pengelolaan tanaman (C) merupakan nisbah antara tanah yang

hilang pada pengelolaan tanaman tertentu dengan tanah yang hilang tanpa

tanaman. Nilai C ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan dan

wawancara yang meliputi : sistem pertanaman, pemupukan, pemanfaatan sisa

tanaman, cara penanaman dan teknik perlakuan terhadap tanah serta

penggunaan mulsa dan kompos dengan mengacu pada nilai C hasil-hasil

penelitian terdahulu (Lampiran 7).

e. Tindakan konservasi tanah (P)

Nilai P merupakan nisbah besarnya erosi dari petak lahan dengan tindakan

konservasi tanah tertentu (misalnya teras) terhadap besarnya erosi dari petak

standar tanpa penerapan tindakan konservasi. Nilai faktor P ditentukan

berdasarkan kondisi lapang dimana tidak saja tindakan konservasi tanah secara

mekanik tetapi juga berbagai usaha yang bertujuan mengurangi erosi tanah.

Indeks konservasi tanah ditentukan berdasarkan nilai P dari hasil-hasil

penelitian terdahulu (Lampiran 8).

Erosi Yang Masih Dapat Ditoleransikan (ETol)

Nilai erosi yang dapat ditoleransi (ETol) adalah besaran maksimum erosi

yang masih dapat ditoleransikan dari sebidang tanah agar tanah tersebut masih

dapat berproduksi secara ekonomis dan lestari dengan sistem produksi yang

diterapkan (Wischmeier dan Smith 1978). Besarnya nilai ETol tanah dipengaruhi

oleh iklim (berkaitan dengan laju pembentukan tanah), kedalaman tanah dan jenis

tanaman yang diusahakan. Penetapan nilai ETol tanah dapat dilakukan dengan

Page 49: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

30

menggunakan metoda Hammer (1981 dalam Arsyad 2006) menggunakan

kedalaman ekivalen tanah dan umur pakai tanah, dengan rumus sebagai berikut :

LPTMPT

DDEETol +−

=min

dimana, ETol = erosi yang masih dapat ditoleransikan (mm/tahun), DE = nilai

kedalaman ekivalen yang besarnya adalah hasil perkalian antara nilai kedalaman

efektif dengan nilai faktor kedalaman (mm), Dmin = kedalaman tanah minimum

yang memungkinkan tanaman yang akan ditanam dapat berproduksi (mm), MPT

= masa pakai tanah, yaitu berapa lama tanah akan digunakan untuk sistem

produksi yang direncanakan (250 tahun dapat dianggap sebagai pemakaian secara

terus menerus/lestari), LPT = rata-rata laju pembentukan tanah di Indonesia yang

besarnya rata-rata 1 mm/tahun (Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007).

Penentuan erosi yang dapat ditoleransi untuk lahan-lahan yang memiliki

kedalaman tanah efektif yang lebih rendah dari kedalaman tanah minimum

menggunakan metoda Tompson yang telah membuat daftar erosi yang dapat

ditoleransi berdasarkan kedalaman tanah (Arsyad 2006).

Analisa Usaha Tani

Pada analisis usahatani, data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan

usaha tani perlu diketahui. Analisa data usahatani dilakukan untuk menilai

pendapatan petani dari lahan yang dikelola dengan analisis anggaran arus uang

tunai (cash flow analysis) (Soekartawi 2002).

- Penerimaan usahatani, merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual, persamaannya sebagai berikut :

PyiYiTR .=

dimana : TR = total penerimaan ; Yi = produksi yang diperoleh dalam satu

musim tanam ke-i (kg) ; Pyi = harga komoditas

- Biaya usahatani, merupakan nilai semua masukan atau keluaran yang dipakai

dalam satu musim tanam selama proses produksi, baik langsung maupun

tidak, dengan persamaan sebagai berikut :

∑= PxiXiTC .

dimana : TC = biaya tetap ; Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk

Page 50: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

31

biaya tetap ; Pxi = harga input ke-i (Rp) dan i = macam komoditas yang

dikembangkan dalam suatu usaha tani

- Pendapatan usahatani, merupakan selisih dari total penerimaan terhadap total

pengeluaran.

TCTRPU −=

dimana : PU = pendapatan usahatani (Rp); TR = total penerimaan (Rp); dan

TC = total biaya usahatani (Rp)

Standar Kebutuhan Hidup Layak

Standar kebutuhan hidup layak ditentukan berdasarkan kebutuhan beras per

KK dan harga beras yang berlaku di suatu daerah. Menurut Sajogyo et al. (1990)

nilai ambang kecukupan untuk tingkat pengeluaran rumah tangga di pedesaan

berkisar antara 240–320 kg/orang/tahun sedangkan di perkotaan berkisar antara

360–480 kg/orang/tahun.

Menurut Sinukaban (2007) kebutuhan hidup layak adalah kebutuhan fisik

minimum ditambah dengan kebutuhan hidup tambahan berupa kebutuhan untuk

menabung, rekreasi ataupun kebutuhan untuk mengikuti kegiatan sosial. Sehingga

besarnya kebutuhan hidup layak adalah 2,5 kali (250%) kebutuhan fisik

minimum. Standar kebutuhan hidup layak ini ditentukan dengan menggunakan

pendekatan sebagai berikut :

KHL = KRT x 250% x n x Rp

Keterangan :

KHL = Standar kebutuhan hidup layak (Rupiah)

KRT = Kebutuhan rumah tangga setara beras (Kg)

n = Jumlah anggota keluarga (jiwa)

Rp = Harga beras (Rupiah)

Berdasarkan hasil analisis finansial usahatani, maka akan diperoleh

pendapatan bersih usahatani, dimana pendapatan tersebut dibandingkan dengan

standar kebutuhan hidup layak.

Standar kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu ditentukan dengan

mengasumsikan tiap rumah tangga terdiri atas 5 orang dan harga beras/kg = Rp.

4.500,- (tergantung lokasi), sehingga akan diperoleh standar hidup layak 320 kg x

250% x 5 orang x Rp 4.500 = Rp 18.000.000/KK/thn. Agar usahatani yang

Page 51: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

32

dilakukan oleh petani di DAS Ketahun Hulu dapat berlangsung terus, maka

pendapatan petani harus > Rp 18.000.000/KK/thn.

Penentuan Alternatif Agroteknologi

Alternatif agroteknologi ditentukan pada setiap satuan lahan pewakil dengan

menggunakan dasar nilai CP (faktor tanaman dan pengelolaan tanah) yang dapat

diterapkan untuk berbagai jenis pengelolaan lahan melalui simulasi dengan

metoda USLE. Kriteria untuk menetapkan CP maksimum yang akan

direkomendasikan dengan pendekatan sebagai berikut :

ETolA ≤ R K L S C P ≤ ETol

RKLSETolCP ≤ CPrek ≤ CP

Tahap akhir penelitian ini adalah melakukan ekstrapolasi rekomendasi

penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi untuk sistem

pertanian berkelanjutan di seluruh DAS Ketahun Hulu sesuai dengan karakteristik

lahannya. Hasil ektrapolasi ini digambarkan dalam bentuk peta rekomendasi.

max

Dalam hal ini ditentukan nilai CP untuk setiap jenis penggunaan dan satuan

lahan pengamatan intensif, dimana nilai R, K dan LS pada setiap satuan lahan

dianggap konstan, maka besarnya prediksi erosi selanjutnya dibandingkan dengan

nilai CP yang dipilih. Jika nilai CP yang diperoleh telah maksimal tetapi belum

memenuhi standar hidup layak, maka harus ada upaya peningkatan pendapatan

petani, seperti usaha ternak ataupun usaha keterampilan/kerajinan lainnya untuk

memanfaatkan hasil pertanian, sehingga kebutuhan hidup petani dan keluarganya

dapat terpenuhi atau standar hidup layak dapat tercapai.

Penyusunan Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Usahatani

Rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi

untuk sistem pertanian berkelanjutan ditetapkan dengan memperuntukkan lahan

sesuai dengan kemampuan lahannya dan alternatif agroteknologi usahatani

berbasis kopi yang memenuhi indikator pertanian berkelanjutan. Rekomendasi

penggunaan lahan dan pengembangan usahatani ditampilkan dalam bentuk peta

yang menggambarkan rekomendasi penggunaan lahan dan alternatif-alternatif

agroteknologi yang sudah dihasilkan.

2,5 m

2,5 m

Page 52: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

33

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ketahun Hulu dengan luas 115.998 hektar

adalah bagian hulu DAS Ketahun yang secara administratif termasuk dalam

wilayah Provinsi Bengkulu. Letak geografis DAS Ketahun Hulu berada diantara

3°00’00’-3°23’00” Lintang Selatan dan 102°5’00”- 102°30’00” Bujur Timur.

DAS Ketahun Hulu sebagian besar merupakan wilayah Kabupaten Lebong

tepatnya di Kecamatan Lebong Atas, Lebong Selatan, Lebong Tengah, Lebong

Utara dan Rimbo Pengadang. Sebagian kecil dari wilayah DAS Ketahun Hulu

termasuk wilayah Kabupaten Bengkulu Utara tepatnya di Kecamatan Napal Putih

dan Kabupaten Rejang Lebong tepatnya di Kecamatan Bermani Ulu. DAS

Ketahun Hulu berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara (sebelah barat),

Kabupaten Rejang Lebong (sebelah timur), Provinsi Sumatera Selatan (sebelah

utara) dan Kabupaten Bengkulu Utara (sebelah selatan).

Tanah

Jenis tanah yang terdapat di DAS Ketahun Hulu terdiri dari 4 jenis group

tanah yaitu Dystropepts, Humitropepts, Paleudults dan Tropudults. Jenis tanah

Dystropepts suborder tanah Tropepts dan order tanah Inceptisol mendominasi

jenis tanah di DAS Ketahun Hulu mencakup luasan 98.979 hektar (85,35 %).

Jenis tanah Humitropepts suborder tanah Tropepts dan order tanah Inceptisol

seluas 9.348 hektar (8,06 %). Jenis tanah Paleudults merupakan sub order tanah

Udults order tanah Ultisol seluas 1.476 hektar (1,27 %) dan Tropudults sub order

tanah Udults order tanah Ultisol seluas 6.185 hektar (5,33%). Jenis-jenis tanah

DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Tanah DAS Ketahun Hulu

No. Jenis Tanah Luas (Hektar) % 1 Dystropepts 98.979 85,35 2 Humitropepts 9.348 8.06 3 Paleudults 1.476 1,27 4 Tropudults 6.185 5,33

Jumlah 115.998 100,00 Sumber : BPDAS Ketahun 2007

Page 53: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

34

Topografi

Kondisi Topografi DAS Ketahun Hulu bervariasi yaitu dataran, perbukitan

dan pegunungan, dengan lereng yang beragam mulai dari datar (0-8%) sampai

dengan curam (>45%). Tuntutan ekonomi dalam memenuhi menyebabkan petani

tetap melakukan usahatani pada lahan yang berlereng tersebut. Ketinggian

wilayah DAS Ketahun Hulu berkisar antara 175 – 2400 m dpl.

Berdasarkan peta kelas lereng yang dibuat berdasarkan garis kontur peta

Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 dengan interval kontur 25 meter, DAS

Ketahun Hulu dibagi menjadi 5 kelas lereng yaitu terdiri dari kelas lereng 0-8%,

8-15%, 15-30%, 30-45% dan >45%. Kelas lereng DAS Ketahun Hulu dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kelas Lereng DAS Ketahun Hulu

No. Kelas Lereng Luas (Hektar) % 1 0%-8% 9.152 7,89 2 8%-15% 32.488 28,00 3 15%-30% 54.110 46,64 4 30%-45% 18.582 16,01 5 >45% 1.665 1,43

Jumlah 115.998 100,00 Sumber : Diolah dari peta Rupa Bumi Indonesia

Penggunaan Lahan

Berdasarkan peta penggunaan lahan tahun 2003, terdapat 5 jenis penggunaan

lahan di DAS Ketahun Hulu (Tabel 4). Penggunaan lahan hutan primer adalah

penggunaan lahan terluas yaitu 52.524 hektar (45,28%), kemudian diikuti oleh

penggunaan lahan kebun campuran seluas 50.987 hektar (43,95%), hutan

sekunder seluas 8.260 hektar (7,12%), rawa seluas 155 hektar (0,13%) dan sawah

seluas 4.072 hektar (3,51%).

Tabel 4. Jenis Penggunaan Lahan DAS Ketahun Hulu

No. Penggunaan Lahan Luas (Hektar) % 1 Hutan primer 52.524 45,28 2 Hutan sekunder 8.260 7,12 3 Kebun campuran 50.987 43,95 4 Rawa 155 0,13 5 Sawah 4.072 3,51

Jumlah 115.998 100,00 Sumber : BPDAS Ketahun 2007

Page 54: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

35

Penggunaan lahan hutan primer dan hutan sekunder yang terdapat di DAS

Ketahun Hulu sebagian besar termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci

Sebelat dan sebagian lainnya termasuk kawasan hutan lindung Bukit Daun, Cagar

Alam Danau Tes dan Cagar Alam Menghijau. Penggunaan lahan hutan primer dan

hutan sekunder adalah penggunaan lahan terluas di DAS Ketahun Hulu dengan

luas yang lebih dari 50 % luas DAS Ketahun. Hutan di DAS Ketahun Hulu ini

sudah mulai dirambah dan dikonversi menjadi lahan budidaya pertanian karena

kebutuhan masyarakat akan lahan semakin besar. Perubahan penggunaan lahan

menjadi lahan kebun campuran ini dapat dilihat pada Cagar Alam Danau Tes dan

Cagar Alam Menghijau yang tutupan lahannya sebagian besar sudah menjadi

kebun campuran. Perambahan kawasan hutan juga terjadi di wilayah Taman

Nasional Kerinci Sebelat.

Penggunaan lahan kebun campuran di DAS Ketahun Hulu secara umum

didominasi oleh kebun kopi robusta. Tipe usahatani kopi robusta ini sebagian

besar digolongkan pada tipe kopi multistrata yaitu perkebunan kopi rakyat yang

menyertakan tanaman-tanaman lain yang berfungsi sebagai naungan tanaman

kopi. Beberapa tanaman yang paling umum dijadikan sebagai naungan kopi

robusta di DAS Ketahun adalah sengon, gamal, kayu bawang, karet, pinang,

kemiri dan tanaman buah-buahan.

Petani kopi di DAS Ketahun Hulu hanya sebagian kecil saja yang sudah

menerapkan tindakan konservasi tanah di lahan usahataninya. Tindakan

konservasi tanah yang dilakukan tersebut belum dikerjakan dengan baik sehingga

masih bisa memicu terjadinya erosi yang tinggi. Dari hasil pengamatan lapangan

ada beberapa petani yang telah menerapkan tindakan konservasi tanah tetapi

belum dilakukan sesuai dengan standar disain yang baik. Tindakan konservasi

tanah yang dilakukan tersebut antara lain pembuatan teras gulud, pembuatan strip

rumput, pembuatan teras bangku dan pemberian mulsa serasah sisa tanaman.

Akan tetapi tindakan konservasi tanah ini belum diterapkan dengan baik dan

serius oleh petani setempat. Pembuatan teras gulud, teras bangku dan strip rumput

terlihat belum mengikuti kontur dan bangunan konservasi tersebut tidak dibuat

dan terpelihara dengan baik sehingga belum begitu efektif untuk mengendalikan

erosi yang terjadi.

Page 55: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

36

Sistem usahatani kopi yang umumnya multistrata atau dengan menyertakan

tanaman lain selain kopi sebagai naungan kopi di DAS Ketahun Hulu,

menyebabkan banyak daun-daunan sisa tanaman yang gugur dan menutupi tanah.

Petani umumnya membersihkan lahan usahataninya dari daun-daunan tersebut

secara rutin. Tetapi dari hasil pantauan dilapangan terlihat ada beberapa lahan

usahatani yang membiarkan daun-daunan yang gugur tersebut tetap dipermukaan

tanah sehingga berfungsi sebagai mulsa serasah. Akan tetapi terlihat belum

adanya upaya yang sengaja menempatkan daun-daunan tersebut dengan baik dan

teratur sehingga fungsinya sebagai mulsa untuk mengendalikan erosi masih belum

efektif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petani yang sudah

menerapkan tindakan-tindakan konservasi tanah tersebut, mereka hanya

mengetahui sedikit tentang tindakan-tindakan konservasi tanah dari penyuluh

pertanian dan pernah melihat tindakan serupa yang dilakukan oleh petani di

tempat lain. Mereka mencoba untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut,

tetapi masih belum menguasai tehnik pembuatan yang baik dan benar. Selain itu

mengingat pembuatan dan pemeliharaan tidakan konservasi tanah terutama teras

gulud, teras bangku dan strip rumput membutuhkan biaya dan tenaga sehingga

mereka masih kesulitan untuk menerapkan sesuai dengan standar teknis yang

disarankan walaupun mereka ingin melakukannya.

Iklim

Berdasarkan klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson yang membagi iklim

berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan, tipe iklim DAS Ketahun

Hulu terdiri dari tipe A (sangat basah) dan tipe B (basah). Suhu rata-rata DAS

Ketahun Hulu antara 22,9 °C – 23,9 °C dengan kelembaban nisbi udara perhari

rata-rata 88 % – 92 % (BPS Kabupaten Lebong 2009).

Berdasarkan data dari Stasiun BPP Tes yang terletak di DAS Ketahun Hulu

dapat diketahui bahwa curah hujan rata-rata tahunan di DAS Ketahun Hulu adalah

2.834 mm dengan 180 hari hujan. Curah Hujan maksimum terjadi pada bulan

Desember dan curah hujan minimum terjadi pada bulan Juni. Grafik curah hujan

bulanan dan jumlah hari hujan di DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada Gambar 5

dan Gambar 6.

Page 56: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

37

308 270 326 317 206 102 135 121 161 249 289 351 -

100

200

300

400

500

600

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

jum

lah

cu

rah

hu

jan

(mm

)

bulan data

Gambar 5. Grafik Curah Hujan Bulanan Rata-Rata di DAS Ketahun Hulu

18 15 19 20 14 10 11 10 10 14 18 210

5

10

15

20

25

30

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

jum

lah

har

i hu

jan

(har

i)

bulan data

Gambar 6. Grafik Jumlah Hari Hujan Rata-Rata di DAS Ketahun Hulu

Hidrologi

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh BPDAS Ketahun (2007)

rata-rata debit sungai Ketahun pada pos duga air Desa Tunggang adalah sebesar

56,88 m3/detik dengan volume air rata-rata tahunan yang mengalir sebesar

1.792.367.083 m3. Berdasarkan debit bulanan, aliran puncak terjadi pada bulan

Desember dan aliran terkecil terjadi pada bulan September. Kondisi hidrologi

sungai Ketahun tergambar pada debit rata-rata bulanan sungai Ketahun dan grafik

debit bulanan sungai Ketahun tahun 2000 – 2006 (Tabel 5 dan Gambar 7).

Page 57: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

38

Fluktuasi debit sungai Ketahun sepanjang tahun relatif tidak terlalu tinggi dan air

mengalir sepanjang tahun.

Tabel 5. Debit Rata-Rata Bulanan Sungai Ketahun (2000-2006)

Bulan Debit Rata-Rata Bulanan (m3 Rata-Rata /dtk) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 (m3/dtk) Jan 91,35 86,05 91,35 54,35 33,07 67,11 68,68 70,28 Feb 65,79 83,24 56,79 68,23 33,95 48,93 79,32 61,04 Mar 29,97 77,26 29,97 47,19 30,17 68,59 57,29 48,64 Apr 70,86 73,14 70,86 81,39 28,45 28,57 77,62 61,55 Mei 42,16 64,02 42,16 40,03 28,11 32,49 64,94 44,84 Jun 56,98 71,85 56,98 49,3 24,7 27,58 99,26 55,24 Juli 44,9 44,48 44,9 49,2 26,04 34,99 57,16 43,10 Ags 56,92 29,3 56,92 25,23 28,38 30,75 61,96 41,35 Sept 25,5 34,17 25,5 29,62 39,52 39,1 80,07 39,07 Okt 75,89 67,17 75,89 42,77 29,19 40,5 79 58,63 Nov 130,97 94,57 130,97 83,73 26,31 40,85 75,36 83,25 Des 103,19 88,49 103,19 96,39 23,06 39,21 75,34 75,55

Sumber : BPDAS Ketahun 2007

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Deb

it (m

3/de

tik)

Bulan

Gambar 7. Grafik Debit Bulanan Sungai Ketahun (BPDAS Ketahun 2007)

Penduduk

Jumlah penduduk DAS Ketahun Hulu adalah 91.142 jiwa dengan kepadatan

42 jiwa/km2, yang terdiri dari 46.063 jiwa laki-laki dan 45.079 jiwa perempuan

yang tersebar di 7 Kecamatan. Jumlah Kepala Keluarga di DAS Ketahun Hulu

adalah 23.994 KK dan masing-masing keluarga rata-rata mempunyai 3,8 anggota

Page 58: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

39

keluarga. Sebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin di DAS Ketahun Hulu

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di DAS Ketahun Hulu Umur Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah 0-4 4.098 3.825 7.923 5-9 4.868 3.918 8.786

10-14 4.406 4.844 9.250 15-19 4.571 4.476 9.047 20-24 4.361 3.725 8.086 25-29 3.881 4.061 7.942 30-34 3.289 3.930 7.219 35-39 3.667 2.790 6.457 40-44 2.744 2.904 5.648 45-49 2.635 3.485 6.120 50-54 2.694 1.795 4.489 55-59 1.521 1.503 3.024 60-64 1.006 1.312 2.318 65+ 2.322 2.511 4.833

Jumlah 46.063 45.079 91.142 Sumber : BPS Kabupaten Lebong (2009)

Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian

sebanyak 15.596 KK (65%) (BPS Kabupaten Lebong 2009). Usaha pertanian

lahan kering dominan di DAS Ketahun Hulu adalah kebun kopi robusta. Petani

yang menggantungkan hidupnya pada perkebunan kopi robusta sebanyak 8.795

KK. Luas lahan usahatani per KK pada lokasi pengamatan intensif di DAS

Ketahun Hulu bervariasi. Secara umum luas lahan usahatani per KK yang

terbanyak adalah seluas 1 - 1,5 hektar (Tabel 7).

Tabel 7. Sebaran Luas Lahan Usahatani per KK Berbasis Kopi Di DAS Ketahun Hulu

Luas Lahan Usahatani Petani (orang) Persentase 0 – 0,5 hektar 6 3,08 0,5 – 1 hektar 14 7,18 1 – 1,5 hektar 145 74,36 1,5 – 2 hektar 25 12,82 > 2 hektar 5 2,56

Jumlah 200 100 Sumber : Diolah dari hasil kuesioner (2010)

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam peneriman

inovasi dan perubahan perilaku yang berpengaruh pada upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, tingkat penyerapan

dan pelaksanaan inovasi yang diberikan semakin cepat pula. Tingkat pendidikan

Page 59: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

40

petani di lokasi pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu relatif rendah yang

ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang tidak tamat SD dan hanya

tamat SD (70 %). Tingkat pendidikan masyarakat di lokasi pengamatan intensif

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persentase Tingkat Pendidikan Petani di Lokasi Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu.

Pendidikan Petani (orang) Persentase Tidak Tamat SD 40 20,51 SD 110 56,41 SLTP 25 12,82 SLTA 25 12,82 Perguruan Tinggi 0 0

Jumlah 200 100 Sumber : Diolah dari hasil kuesioner (2010)

2,5 m

2,5 m

Page 60: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

41

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Lahan DAS Ketahun Hulu

Das Ketahun Hulu seluas 115.998 hektar terdiri beberapa jenis penggunaan

lahan yaitu kebun campuran, hutan primer, hutan sekunder, rawa dan sawah.

Penggunaan lahan hutan primer dan kebun campuran mendominasi dengan luas

52.524 hektar (45,28%) dan 50.987 hektar (43,95%). Penggunaan lahan hutan

sekunder seluas 8.260 hektar (7,12%) dan rawa 155 hektar (3,51%). Penggunaan

lahan sawah tersebar pada lahan yang relatif datar seluas 4.072 hektar (3,51%).

Jenis tanah di DAS Ketahun Hulu terdiri dari 4 macam yaitu Dystropepts,

Humitropepts, Paleudults dan Tropudults. Jenis tanah Dystropepts mendominasi

tanah yang ada di DAS Ketahun Hulu seluas 98.979 hektar (85,35%). Jenis tanah

Humitropepts seluas 9.348 hektar (8,06%), Paleudults 1.476 hektar (1,27%) dan

Tropudults 6.185 hektar (5,33%).

Kelas lereng DAS Ketahun Hulu dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu

kelas lereng 0% – 8% seluas 9.152 hektar (7,89%), kelas lereng 8% - 15% seluas

32.488 hektar (28%), kelas lereng 15% - 30% seluas 54.110 hektar (46,64%),

kelas lereng 30% - 45% seluas 18.582 hektar (16,01%) dan kelas lereng > 45%

seluas 1.665 hektar (1,43%).

Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan, kelas lereng dan jenis tanah

(Lampiran 1, 2 dan 3) DAS Ketahun Hulu terdiri dari 388 satuan lahan. Satuan-

satuan lahan ini menggambarkan karakteristik lahan yang seragam sesuai dengan

penggunaan lahan, jenis tanah dan kelas lereng pada setiap satuan lahan. Satuan-

satuan lahan DAS Ketahun Hulu dapat di lihat pada Lampiran 5 dan Gambar 8.

Karakteristik Satuan Lahan Pengamatan Intensif

Satuan lahan pengamatan intensif dipilih dari peta satuan lahan DAS

Ketahun Hulu sebanyak 18 satuan lahan yang terdapat pada salah satu sub DAS

seluas 14.844 hektar (Tabel 9 dan Gambar 8). Kriteria yang dilakukan dalam

pemilihan satuan lahan intensif ini adalah bahwa sub DAS tersebut karakteristik

satuan lahannya dapat mewakili karakteristik lahan (penggunaan lahan, kelas

lereng dan jenis tanah) dominan yang ada di DAS Ketahun Hulu .

Page 61: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

42

Tabel 9. Karakteristik Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

SL Penggunaan Lahan Jenis Tanah Kelas Lereng Luas (Ha) 61 Kebun campuran Dystropepts 15%-30% 1.922 79 Sawah Tropudults 0%-8% 2.225 81 Kebun campuran Tropudults 0%-8% 593

152 Kebun campuran Dystropepts 8%-15% 2.335 154 Kebun campuran Paleudults 15%-30% 711 157 Kebun campuran Tropudults 15%-30% 231 173 Kebun campuran Humitropepts 15%-30% 2.020 174 Kebun campuran Dystropepts 0%-8% 1.164 183 Hutan primer Humitropepts 15%-30% 1.823 186 Kebun campuran Humitropepts 15%-30% 124 197 Kebun campuran Humitropepts 8%-15% 31 203 Kebun campuran Dystropepts 15%-30% 101 213 Kebun campuran Humitropepts 8%-15% 392 234 Kebun campuran Humitropepts 30%-45% 256 236 Hutan primer Humitropepts 30%-45% 474 247 Kebun campuran Dystropepts 30%-45% 93 249 Kebun campuran Humitropepts 15%-30% 276 250 Kebun campuran Dystropepts 15%-30% 74

Jumlah 14.844

Penggunaan lahan kebun campuran mendominasi satuan lahan pengamatan

intensif dengan 15 satuan lahan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda

dalam hal kelas lereng dan jenis tanah. Jenis penggunaan lahan hutan primer

sebanyak 2 satuan lahan adalah hutan yang belum terganggu oleh aktifitas

manusia. Jenis penggunaan lahan sawah sebanyak 1 satuan lahan pengamatan

intesif.

Jenis tanah pada satuan lahan pengamatan intensif terdiri dari 4 jenis tanah

yaitu : Dystropepts, Humitropepts, Paleudults dan Tropudults. Jenis tanah

Dystropepts ini terdapat pada 7 satuan lahan pengamatan intensif. Sedangkan jenis

tanah Humitropepts pada 8 satuan lahan, Paleudults pada 1 satuan lahan dan

Tropudults pada 3 satuan lahan.

Kelas lereng yang ada di satuan lahan pengamatan intensif terdiri dari 4

kelas lereng yaitu 0 – 8 %, 8 – 15 %, 15 – 30 % dan 30 – 45 %. Satuan lahan

pengamatan intensif dengan kelas lereng 0 – 8 % sebanyak 3 satuan lahan, kelas

lereng 8 – 15 % sebanyak 3 satuan lahan, kelas lereng 15 – 30 % sebanyak 9

satuan lahan dan kelas lereng 30 – 45 % sebanyak 3 satuan lahan.

Page 62: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

43

Gambar 8. Peta Satuan Lahan DAS Ketahun Hulu dan Satuan Lahan Pengamatan Intensif

43

Page 63: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

44

Identifikasi Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di satuan lahan pengamatan intensif secara umum terdiri

dari 3 jenis yaitu kebun campuran, sawah dan hutan primer (Tabel 10).

Penggunaan lahan dominan yang terdapat di satuan lahan pengamatan intensif

adalah kebun campuran sebanyak 15 satuan lahan dengan luas 10.321 hektar

(69,53%), diikuti oleh hutan primer sebanyak 2 satuan lahan dengan luas 2.298

hektar (15,48%) dan sawah sebanyak 1 satuan lahan dengan luas 2.225 hektar

(14,99 %).

Tabel 10. Luas Penggunaan Lahan Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

No Penggunaan Lahan Satuan Lahan Luas (Ha) % 1 Kebun campuran 61, 81, 152, 154, 157, 173,

174, 186, 197, 203, 213, 234, 247, 249 dan 250

10.321 69,53

2 Sawah 79 2.225 14,99

3 Hutan Primer 183 dan 236 2.298 15,48 Jumlah 14.844 100,00

Sumber : BPDAS Ketahun 2007

Penggunaan lahan kebun campuran didominasi oleh kebun kopi dengan

campuran tanaman lainnya. Jenis penggunaan lahan sawah adalah padi sawah

yang ditanam sebanyak 1 (satu) kali dalam setahun. Jenis penggunaan lahan hutan

adalah hutan alam dengan jenis tanaman beragam seperti meranti, kruing, dan

pohon-pohonan lainnya. Permukaan tanah ditutup tanaman bawah dan serasah.

Strata tajuk beragam dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Umumnya

tutupan lahan ini terdapat pada lahan dengan kemiringan yang tinggi.

Tabel 11. Jenis Penutupan Lahan Dan Tanaman Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

No Penggunaan Lahan

Jenis Penutupan Lahan

Jenis Tanaman Luas (Ha)

1 Kebun campuran

Tanaman tahunan

Kopi robusta, sengon, gamal, karet, durian, kemiri, kayu bawang pinang, nangka, pisang dan nilam

10.321

2 Sawah Sawah Padi 2.225 3 Hutan

Primer Hutan alam Pohon dengan strata tajuk lengkap,

tanaman bawah rapat dan serasah banyak

2.298

14.844 Sumber : Diolah dari pengamatan lapangan

Page 64: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

45

Berdasarkan pengamatan dilapangan penggunaan lahan kebun campuran

pada satuan lahan pengamatan intensif didominasi kebun campuran kopi robusta

yang ditumpangsarikan dengan tanaman lain yang dimaksudkan sebagai naungan

tanaman kopi. Beberapa jenis tanaman yang dijadikan sebagai campuran tanaman

kopi antara lain adalah sengon (Paraserianthes sp), gamal (Gliricidia sepium),

karet (Hevea brasiliensis), durian (Durio zibethinus), kemiri (Aleurites

mulucana), kayu bawang (Azadirachta excelsa), pinang (Areca Catechu),

nangka(Artocarpus heterophyllus) dan nilam (Pogostemon cablin).

Penggunaan Lahan Kebun Campuran

Penggunaan lahan kebun campuran di satuan lahan pengamatan intensif

DAS Ketahun Hulu ternyata seluruhnya berbasis kopi robusta. Sebagian besar dari

kebun kopi tersebut menyertakan tanaman-tanaman lain dengan luas lahan

usahatani yang diusahakan rata-rata seluas 1,5 hektar. Tanaman campuran ini

dimaksudkan sebagai naungan tanaman kopi dan untuk mendapatkan tambahan

penghasilan selain dari kopi. Berdasarkan pengalaman petani dari hasil

wawancara, kopi dapat tumbuh dengan baik jika diberi tanaman naungan.

Tipe usahatani yang dilakukan oleh petani setempat di satuan lahan

pengamatan intensif terdiri dari 6 tipe yaitu : Monokultur kopi (UT1), Kopi dan

sengon (UT2), Kopi dan tanaman kayu-kayuan (UT3), Kopi dan tanaman buah-

buahan (UT4), Kopi, karet dan nilam (UT5), Kopi, pinang dan kemiri (UT6).

Karakteristik penggunaan lahan kebun campuran di satuan lahan pengamatan

intensif DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada Tabel 12 dan Lampiran 11.

Tabel 12. Karakteristik Penggunaan Lahan Kebun Campuran Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu.

Kode. Tipe Usahatani Populasi/ha Satuan Lahan Luas (Ha) %

UT1 Monokultur kopi 1600 kopi 81 593 5,74 UT2

Kopi dan sengon

1600 kopi dan sengon 25 batang

152, 174, 203 dan 234

3.855

37,35

UT3

Kopi dan tanaman kayu-kayuan

1600 kopi, 25 gamal, 20 kayu bawang dan sisa-sisa tanaman hutan.

61, 157, 173, 197 dan 247

4.296

41,63

UT4

Kopi dan tanaman buah-buahan

1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang

213

392

3,80

UT5

Kopi, Karet dan Nilam

1600 kopi, 100 karet dan nilam (30% lahan)

154, 186

835

8.09

UT6

Kopi, pinang dan kemiri

1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri

249, 250

350

3,39

Page 65: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

46

Jumlah 10.321 100,00

Monokultur kopi (UT1)

Tipe usahatani monokultur kopi adalah pola usahatani kopi dengan jarak

tanam 2,5 x 2,5 m. Usahatani kopi monokultur dilakukan tanpa menyertakan

tanaman lain, hanya terlihat beberapa batang gamal yang baru ditanam.

Penyiangan dilakukan secara teratur hingga permukaan tanah relatif terbuka,

hanya ditutupi sedikit rumput-rumput pendek dan daun-daun kopi yang gugur.

Tipe usahatani ini disertai tindakan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit

tanaman seperlunya. Pola usahatani ini umumnya dilakukan pada lahan-lahan

dengan kemiringan yang relatif datar dan dekat dengan pemukiman penduduk.

Tipe usahatani kopi monokultur ini memiliki nilai faktor C sebesar 0,2 sesuai

dengan nilai faktor C kopi yang sudah ada (Lampiran 7).

Kopi dan sengon (UT2)

Tipe usaha tani kopi dan sengon adalah pola usahatani kopi dengan jarak

tanam 2,5 x 2,5 m dengan jumlah tanaman 1600 batang/hektar. Pola usahatani ini

menyertakan sengon sebagai tanaman naungan kopi. Sengon ditanam dengan

jarak tanam 20 x 20 m atau 25 batang/hektar. Terlihat beberapa batang gamal

yang ditanam diantara kopi dan sengon. Penyiangan dilakukan secara teratur

hingga permukaan tanah relatif terbuka, hanya ditutupi sedikit rumput-rumput

pendek dan daun-daun kopi yang gugur. Tipe usahatani ini tidak disertai tindakan

pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Tipe usahatani kopi

dan sengon ini memiliki nilai faktor C sebesar 0,15 yaitu nilai C yang berada

diantara nilai C kebun campuran dengan kerapatan tinggi dan nilai C kopi yang

sudah ada (Lampiran 7).

Kopi dan Tanaman Kayu-kayuan (UT3)

Tipe usahatani kopi dan tanaman kayu-kayuan adalah pola usahatani kopi

dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m dengan jumlah tanaman 1600 batang/hektar. Pola

usahatani ini menyertakan tanaman kayu-kayuan sebagai campuran kopi yaitu

gamal dan kayu bawang. Gamal ditanam disela-sela tanaman kopi dengan jarak

tanam tidak teratur sejumlah 25 batang/hektar. Kayu bawang ditanam dipinggir-

pinggiran kebun sejumlah 20 batang/hektar. Tanaman kayu bawang ini dapat

memberikan penghasilan tambahan bagi petani apabila sudah mencapai masa

Page 66: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

47

panennya. Selain tanaman gamal dan kayu bawang terdapat beberapa batang

kayu-kayuan sisa tumbuhan hutan tersebar tidak merata yang dibiarkan tetap

tumbuh oleh petani. Kerapatan tanaman pada tipe usahatani ini cukup tinggi,

secara visual dari kejauhan terlihat seperti hutan muda. Tipe usahatani ini tidak

disertai tindakan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman. Kondisi

permukaan tanah tertutup rumput, semak dan serasah sisa daun-daunan yang

gugur. Tipe usahatani kopi dan tanaman kayu-kayuan ini memiliki kerapatan

tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kopi monokultur sehingga

nilai faktor C sebesar 0,1 sesuai dengan nilai faktor C kebun campuran dengan

kerapatan tinggi yang sudah ada (Lampiran 7).

Kopi dan Tanaman Buah-buahan (UT4)

Tipe usahatani kopi dan tanaman buah-buahan adalah pola usahatani kopi

dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m dengan jumlah tanaman 1600 batang/hektar.

Durian ditanam disela-sela tanaman kopi dengan jarak tanam 20 x 20 m atau 25

batang/hektar. Selain tanaman durian petani juga menanam tanaman lain yaitu

nangka dan pisang di pinggiran kebun sebagai tanda batas kebun masing-masing

sejumlah 10 batang/hektar. Durian, nangka dan pisang ini dapat memberikan

penghasilan tambahan petani dari hasil panennya. Penyiangan dilakukan secara

teratur hingga permukaan tanah relatif terbuka, hanya ditutupi sedikit rumput-

rumput pendek dan daun-daun kopi yang gugur. Tipe usahatani ini tidak disertai

tindakan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman. Tipe usahatani

kopi dan tanaman buah-buahan ini memiliki nilai faktor C sebesar 0,1 sesuai

dengan nilai faktor C kebun campuran dengan kerapatan tinggi (Lampiran 7).

Kopi, karet dan nilam (UT5)

Tipe usahatani kopi, karet dan nilam adalah pola usahatani kopi dengan

jarak tanam 2,5 x 2,5 m dengan jumlah tanaman 1600 batang/hektar. Pola

usahatani ini menyertakan tanaman karet sebagai naungan kopi. Karet ditanam

disela-sela tanaman kopi dengan jarak tanam 10 x 10 m atau 100 batang/hektar.

Selain tanaman karet petani juga menanam tanaman lain yaitu nilam yang ditanam

disela-sela tanaman kopi. Nilam ditanam seluas 30% lahan. Karet dan nilam ini

dapat memberikan penghasilan tambahan petani dari hasil panennya. Penyiangan

dilakukan secara teratur hingga permukaan tanah relatif terbuka, hanya ditutupi

Page 67: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

48

sedikit rumput-rumput pendek dan daun-daun kopi yang gugur. Tipe usahatani ini

tidak disertai tindakan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman.

Tipe usahatani kopi, karet dan nilam ini memiliki nilai faktor C sebesar 0,1 yaitu

nilai C kebun campuran dengan kerapatan tinggi yang sudah ada (Lampiran 7).

Kopi, pinang dan kemiri (UT6)

Tipe usahatani kopi, pinang dan kemiri adalah pola usahatani kopi dengan

jarak tanam 2,5 x 2,5 m dengan jumlah tanaman 1600 batang/hektar. Pola

usahatani ini menyertakan tanaman kemiri sebagai naungan kopi. Kemiri ditanam

disela-sela tanaman kopi dengan jarak tanam tidak teratur sejumlah 25

batang/hektar. Pinang ditanam dipinggir-pinggir kebun sebagai tanaman pembatas

kebun dengan jumlah tanaman 80 batang/hektar. Tanaman kemiri dan pinang ini

dapat memberikan penghasilan tambahan petani dari hasil panennya. Kondisi

permukaan tanah tertutup rumput dan serasah sisa daun-daunan yang gugur. Tipe

usahatani ini tidak disertai tindakan pemupukan dan pemberantasan hama

penyakit tanaman. Tipe usahatani kopi pinang dan kemiri ini memiliki nilai faktor

C sebesar 0,1 sesuai dengan nilai faktor C kebun campuran dengan kerapatan

tinggi yang sudah ada (Lampiran 7).

Evaluasi Kemampuan Lahan

Evaluasi kemapuan lahan di DAS Ketahun Hulu dilakukan pada satuan

lahan pengamatan intensif yang telah ditentukan sebelumnya dan mewakili DAS

Ketahun Hulu secara keseluruhan. Pengumpulan data-data yang digunakan untuk

melakukan penilaian kemampuan lahan dilakukan dengan pengamatan,

pengukuran, analisa sampel tanah dan wawancara dilapangan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh kelas kemampuan lahan pada satuan lahan

pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu didominasi oleh kelas kemampuan lahan

IV, kemudian diikuti oleh kelas kemampuan lahan III, VI, II, dan I. Beberapa

faktor penghambat yang terdapat di satuan lahan pengamatan intensif ini antara

lain adalah : lereng (l) dan erosi (e). Hasil evaluasi kemampuan lahan pada satuan

lahan pengamatan intensif di DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada Tabel 13 dan

Lampiran 10.

Secara umum penggunaan lahan yang diterapkan oleh masyarakat setempat

pada satuan lahan pengamatan intensif telah sesuai dengan kemampuan lahannya

Page 68: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

49

kecuali 2 satuan lahan yang tidak sesuai yaitu pada satuan lahan 234 dan 247.

Satuan lahan ini mempunyai kelas kemampuan lahan VI dengan faktor

penghambat kemiringan lereng. Lereng pada satuan lahan ini di kategorikan agak

curam atau bergunung dengan kelas lereng 30 – 45% sehingga akan sangat

menyulitkan untuk dilakukan usaha pertanian dan tingkat degradasi lahan

disebabkan oleh ancaman erosi yang dipicu oleh lereng tersebut yang sangat

tinggi. Penggunaan lahan pada satuan lahan dengan kemampuan lahan VI ini

disarankan untuk penggunaan lahan selain pertanian seperti hutan lindung, hutan

produksi, cagar alam atau padang penggembalaan.

Tabel 13. Hasil Evaluasi Kemampuan Lahan Satuan Lahan Pengamatan Intesif DAS Ketahun Hulu

SL Penggunaan Kelas Faktor Kesesuaian Lahan Kemampuan Pembatas Penggunaan Lahan Lahan

61 Kebun campuran IV Lereng 15 – 30% Sesuai 79 Sawah I Tidak ada Sesuai 81

Kebun campuran

II

Lereng 3 – 8% dan erosi ringan

Sesuai

152

Kebun campuran

III

Lereng 8 – 15 % dan erosi sedang

Sesuai

154 Kebun campuran IV Lereng 15 – 30% Sesuai 157 Kebun campuran IV Lereng 15 – 30% Sesuai 173 Kebun campuran IV Lereng 15 – 30% Sesuai 174

Kebun campuran

II

Lereng 3 – 8% dan erosi ringan Sesuai

183 Hutan primer IV Lereng 15 – 30% Sesuai 186 Kebun campuran IV Lereng 15 – 30 Sesuai 197

Kebun campuran

III

Lereng 8 – 15 % dan erosi sedang

Sesuai

203 Kebun campuran IV Lereng 15 – 30% Sesuai 213

Kebun campuran

III

Lereng 8 – 15 % dan erosi sedang

Sesuai

234 Kebun campuran VI Lereng 30 – 45% Tidak Sesuai 236 Hutan primer VI Lereng 30 – 45% Sesuai 247 Kebun campuran VI Lereng 30 – 45% Tidak Sesuai 249 Kebun campuran IV Lereng 15 - 30% Sesuai 250 Kebun campuran IV Lereng 15 - 30% Sesuai

Lahan dengan kelas kemampuan II pada satuan lahan 81 dan 174 telah

sesuai dengan penggunaan lahannya yaitu kebun campuran. Faktor penghambat

pada satuan lahan ini adalah lereng 3 – 8 % dan erosi ringan. Lahan kelas

kemampuan II membutuhkan tindakan pengawetan tanah tingkat sedang.

Kelas kemampuan lahan III di satuan lahan pengamatan intensif sebanyak 3

satuan lahan yaitu pada satuan lahan 152, 197 dan 213. Faktor penghambat utama

Page 69: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

50

adalah kemiringan lereng 8 – 15 % dan erosi sedang. Penggunaan lahan yang

diterapkan oleh masyarakat pada satuan lahan ini telah sesuai dengan

kemampuannya yaitu kebun campuran. Akan tetapi penggunaan lahan pada kelas

kemampuan lahan III dengan faktor penghambat lereng dan erosi memerlukan

tindakan-tindakan konservasi tanah dan air yang baik agar pertanian dapat lestari.

Kelas kemampuan lahan IV terdapat pada 9 satuan lahan yaitu : satuan lahan

61, 154, 157, 173, 183, 186, 203, 249 dan 250 dengan faktor penghambat lereng

15 – 30% dan erosi agak berat pada satuan lahan 186. Lahan dengan kelas

kemampuan lahan IV jika digunakan untuk tanaman pertanian memerlukan

pengelolaan yang lebih hati-hati dan tindakan konservasi tanah yang lebih sulit

disamping tindakan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah.

Penggunaan lahan oleh masyarakat setempat pada satuan lahan ini sebagai kebun

campuran masih dikategorikan sesuai dengan kemampuan lahannya.

Kelas kemapuan lahan VI terdapat pada 3 satuan yaitu satuan 234, 236 dan

247 dengan faktor pembatas kemiringan lereng 30 – 45%. Faktor penghambat

yang sangat berat menyebabkan lahan dengan kelas kemapuan VI ini tidak sesuai

untuk penggunaan pertanian. Penggunaannya terbatas untuk tanaman rumput atau

padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung dan cagar alam.

Penggunaan lahan yang dilakukan pada satuan lahan pengamatan intensif 234 dan

247 tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahannya sehingga diperlukan

perubahan penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang terbaik pada satuan lahan

tersebut adalah hutan. Sedangkan penggunaan lahan hutan pada satuan lahan 236

telah sesuai dengan kemampuan lahannya.

Evaluasi Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

Penerapan pola tanam dan agroteknologi yang dilakukan oleh petani dalam

mengelola lahan usahatani berbasis kopi di satuan lahan pengamatan intensif

masih sangat sederhana karena umumnya belum menerapkan tindakan-tindakan

konservasi tanah yang diperlukan dan pemupukan yang sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan sehingga memicu terjadinya erosi yang lebih besar dari erosi

yang dapat ditoleransikan dan produktifitas kopi yang rendah.

Salah satu indikator sistem pertanian yang berkelanjutan adalah erosi yang

terjadi harus lebih kecil atau sama dengan erosi yang dapat ditoleransikan. Untuk

Page 70: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

51

itu dalam penelitian ini dilakukan prediksi erosi dengan menggunakan suatu

model parametrik untuk memprediksi erosi yang dikembangkan oleh Wischmeier

dan Smith yang dikenal dengan nama USLE (Universal Soil Loss Equation).

Berdasarkan hasil prediksi yang dilakukan, prediksi erosi pada pola tanam

dan agroteknologi aktual di satuan lahan pengamatan intensif umumnya lebih

besar dari erosi yang dapat ditoleransi berkisar antara 2,47 – 683,18

ton/hektar/tahun (Tabel 14). Erosi yang tinggi rata-rata terdapat pada satuan lahan

dengan penggunaan lahan usahatani berbasis kopi. Selain faktor erosivitas hujan

yang tinggi, kepekaan tanah dan lereng semakin memicu terjadinya erosi.

Pengelolaan lahan tanpa tindakan konservasi tanah menyebabkan laju terjadinya

erosi semakin besar karena tidak adanya upaya untuk mengurangi terjadinya erosi.

Tabel 14. Prediksi Erosi dan ETol Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu.

SL Tipe R K LS C P Prediksi ETol Usahatani Erosi (ton/ha/thn (ton/ha/thn)

61 UT3 2048,85 0,153 6,75 0,1 1 211,32 13,45** 79 Sawah 2048,85 0,137 0,88 0,01 1 2,47 31,10** 81 UT1 2048,85 0,071 2,44 0,2 1 71,33 13,45** 152 UT2 2048,85 0,222 3,61 0,15 1 245,98 13,45** 154 UT5 2048,85 0,191 5,51 0,1 1 215,15 13,45** 157 UT3 2048,85 0,408 5,29 0,1 1 442,60 22,18** 173 UT3 2048,85 0,281 6,25 0,1 1 359,83 18,70** 174 UT2 2048,85 0,289 1,89 0,15 1 167,81 21,24** 183 Hutan 2048,85 0,435 6,22 0,001 1 5,54 36,38** 186 UT5 2048,85 0,361 4,77 0,1 1 352,69 17,92** 197 UT3 2048,85 0,098 3,05 0,1 1 61,24 13,45** 203 UT2 2048,85 0,415 3,23 0,15 1 412,39 20,52** 213 UT4 2048,85 0,411 3,86 0,1 1 325,14 15,96** 234 UT2 2048,85 0,204 10,92 0,15 1 683,18 22,80** 236 Hutan 2048,85 0,123 11,10 0,001 1 2,80 27,30** 247 UT3 2048,85 0,152 12,73 0,1 1 396,89 21,12** 249 UT6 2048,85 0,150 5,84 0,1 1 179,13 13,45** 250 UT6 2048,85 0,190 8,71 0,1 1 338,26 18,18**

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri). * ditentukan dengan menggunakan metoda Hammer ** ditentukan dengan menggunakan metoda Tompson

Secara umum hasil prediksi erosi ini berada diatas erosi yang dapat

ditoleransi (ETol) kecuali satuan lahan 79, 183 dan 236 dengan penggunaan lahan

sawah dan hutan primer. ETol setiap satuan lahan pengamatan intensif bervariasi

Page 71: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

52

antara 13,45 – 36,38 ton/hektar/tahun. Perbedaan ETol setiap satuan lahan

tersebut disebabkan oleh perbedaan jenis tanah, kedalaman tanah, kedalaman

minimum perakaran dan bobot isi. Kedalam tanah di satuan lahan pengamatan

intensif DAS Ketahun Hulu berkisar antara 80 – 150 cm dengan faktor kedalaman

berkisar antara 0,80 – 1. Kedalaman tanah minimum untuk tanaman menggunakan

kedalaman tanah minimum yang dibutuhkan untuk tanaman campuran kopi yaitu

kayu-kayuan seperti sengon, gamal, kayu bawang dan tanaman buah-buahan

sedalam 90 cm. Dengan menggunakan nilai kedalaman tanah minimum tanaman

kayu-kayuan ini maka tanaman kopi sebagai tanaman pokok tetap dapat tumbuh

dengan baik karena kedalaman tanah minimum yang dibutuhkannya lebih dangkal

yaitu 50 cm. Bobot isi tanah yang bervariasi antara 0,82 – 1,18 gr/cm3

Prediksi erosi pada tutupan lahan hutan pada satuan lahan 183 dan 236 lebih

kecil dari ETol. Tutupan vegetasi hutan primer dengan kerapatan yang tinggi,

sehingga

memberikan pengaruh terhadap bervariasinya nilai ETol. Hasil analisis nilai ETol

pada satuan lahan pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada

Lampiran 18.

Erosi yang dapat ditoleransi untuk lahan-lahan yang memiliki kedalaman

tanah yang lebih rendah dari kedalaman tanah minimum ditentukan dengan

menggunakan metoda Tompson yaitu erosi yang dapat ditoleransikan untuk tanah

yang dalam sebesar 13,45 ton/hektar/tahun.

Prediksi erosi yang tertinggi pada satuan lahan 234 sebesar 683,18

ton/hektar/tahun sementara ETolnya hanya 22,80 ton/hektar/tahun. Satuan lahan

lain pada kebun campuran kopi menunjukkan erosi yang melebihi ETol antara lain

pada satuan lahan 61, 81, 152, 154, 157, 173, 174, 197, 203, 213, 234, 247, 249

dan 250. Erosi yang lebih tinggi dari ETol ini disebabkan nilai erosivitas hujan,

erodibilitas tanah dan lereng yang cukup tinggi serta agroteknologi yang belum

menerapkan tindakan konservasi tanah yang baik.

Prediksi erosi pada lahan sawah dan hutan menunjukkan erosi lebih kecil

ETol. Hal ini disebabkan sawah umumnya terdapat pada lahan yang relatif datar

dan tutupan tanah pada sawah yang rapat dan tergenang air dapat mengurangi

erosi yang terjadi. Berdasarkan hasil prediksi, sawah pada satuan lahan 79

mempunyai erosi 2,47 ton/hektar/tahun dengan ETol 31,10 ton/hektar/tahun.

Page 72: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

53

strata tajuk yang lengkap dari tingkat pohon, tiang, pancang dan semai. Tanaman

bawah yang rapat dan serasah sisa tanaman yang jatuh dan menutupi tanah banyak

sehingga dapat mengurangi erosi. Walaupun erosivitas hujan, erodibilitas tanah

dan faktor lereng tinggi pada penggunaan lahan hutan ini, prediksi erosi tetap

rendah karena dapat dikurangi dengan tutupan vegetasi yang rapat tersebut.

Curah hujan sebagai salah satu faktor penyebab erosi memegang peranan

yang sangat besar dalam hal pelepasan butir-butir tanah dan sekaligus membawa

butiran-butiran tersebut ketempat yang lebih rendah sebagaimana yang terjadi di

DAS Ketahun Hulu. Curah hujan di DAS Ketahun Hulu tergolong tinggi dengan

rata-rata curah hujan bulanan minimum 102 mm dan curah hujan bulanan

maksimum 351 mm. Curah hujan rata-rata tahunan di wilayah ini adalah 2.834

mm (Lampiran 12).

Selain curah hujan, jumlah hari hujan juga memberikan pengaruh terhadap

besarnya nilai erosivitas hujan. Jumlah hari hujan di DAS Ketahun hulu berkisar

antara 10 – 21 hari (Lampiran 13). Arsyad (2006) menyebutkan bahwa suatu sifat

hujan yang sangat penting dalam mempengaruhi erosi adalah energi kinetik hujan

tersebut, oleh karena merupakan penyebab pokok dalam penghancuran agregat-

agregat tanah. Berdasarkan data dari stasiun pengamat curah hujan stasiun BPP

Tes, nilai erosivitas hujan (nilai R) yang dihitungkan menggunakan metoda Bols

di DAS Ketahun Hulu adalah 2048,85. Analisis nilai R dapat dilihat pada

Lampiran 14. Nilai R yang cukup tinggi tersebut mengindikasikan bahwa curah

hujan di DAS Ketahun Hulu berpotensi menyebabkan erosi yang tinggi.

Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan erosi yang berbeda-beda. Arsyad

(2006) mendefinisikan kepekaan erosi tanah yaitu mudah atau tidaknya tanah

tererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-

sifat fisik dan kimia tanah yang mempengaruhi erosi adalah (1) Sifat-sifat tanah

yang mempengaruhi infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air, dan (2)

sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi

dan penghancuran agregat oleh tumbukan butir-butir hujan dan aliran permukaan.

Nilai K pada satuan lahan pengamatan intensif dihitung berdasarkan contoh

tanah yang diambil pada saat melakukan survey lapangan. Contoh tanah ini

kemudian dianalisis di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya

Page 73: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

54

Lahan Institut Pertanian Bogor. Beberapa parameter yang dianalisis untuk

menentukan nilai K adalah tekstur tanah, kelas struktur dan kelas permeabilitas

tanah. Nilai K pada satuan lahan pengamatan intensif berkisar antara 0,071 –

0,435. Sifat fisik tanah dan analisis nilai K pada satuan lahan pengamatan intensif

dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16.

Nilai LS ditentukan oleh faktor kemiringan lereng dan panjang lereng.

Kemiringan lereng pada satuan lahan pengamatan intensif bervariasi dari datar

sampai dengan sangat curam. Semakin besar persen kemiringan lereng dan

panjang lereng pada suatu wilayah nilai LS akan semakin besar yang berarti

potensi erosi akan semakin besar. Kemiringan lereng, panjang lereng dan analisis

nilai LS di satuan lahan pengamatan intesif dapat dilihat pada Lampiran 17.

Kegiatan pengelolaan tanah secara terus-menerus tanpa tindakan-tindakan

yang diperlukan untuk menjaga kondisi tanah tersebut tetap produktif

menyebabkan tanah semakin hari akan semakin terdegradasi. Nilai tindakan

konservasi tanah atau nilai P ditentukan dengan melihat tindakan konservasi tanah

yang sudah dilakukan kemudian membandingkannya dengan hasil penelitian nilai

P yang telah ada (Lampiran 8). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan

penggunaan lahan usahatani berbasis tanaman kopi di lokasi pengamatan intensif

belum menerapkan tindakan konservasi tanah. Pengelolaan lahan masih dilakukan

dengan cara yang tradisional dan tanpa pemupukan. Demikian juga pada

penggunaan lahan yang lain sehingga nilai P umumnya adalah 1 atau tanpa

tindakan konservasi tanah.

Hasil analisa prediksi erosi menunjukkan bahwa umumnya pola tanam dan

agroteknologi aktual setiap tipe usahatani yang masih sangat sederhana dan belum

menerapkan tindakan-tindakan konservasi tanah dan air yang baik dapat memicu

terjadinya erosi yang lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransi. Upaya-upaya

untuk mengendalikan erosi harus segera dilakukan dengan menerapkan tindakan-

tindakan konservasi tanah dan air yang dapat mengurangi erosi sampai batas yang

dapat ditoleransikan.

Analisa Usahatani Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual

Analisa data usahatani dilakukan untuk menilai pendapatan petani dari lahan

yang dikelola dengan analisis anggaran arus uang tunai (cash flow analysis).

Page 74: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

55

Analisis ini meliputi penerimaan usahatani, biaya dan pendapatan bersih usaha

tani. Penerimaan usahatani dianalisis dengan hasil produksi semua komoditi yang

diusahakan oleh petani di lahan garapannya selama satu tahun kemudian

dirupiahkan sesuai dengan harga komoditi tersebut. Analisis biaya yang dilakukan

terdiri dari analisis input usahatani berupa komponen tenaga kerja, bibit/benih,

peralatan pupuk dan pestisida. Pendapatan usahatani diperoleh setelah penerimaan

usahatani dikurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan. Analisa usahatani ini

dilakukan pada masing-masing pola tanam sesuai dengan luas lahan usahatani

rata-rata petani per KK di lokasi pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu yaitu

1,5 hektar. Hasil analisis pendapatan petani pada berbagai pola tanam usahatani

aktual berbasis kopi di DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Analisis Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

Tipe Penerimaan Total Biaya Pendapatan Usahatani Usahatani Dikeluarkan Usahatani

(Rp/KK/thn) (Rp/KK/thn) (Rp/KK/thn) UT1 14.400.000 3.870.000 10.530.000 UT2 13.350.000 3.020.000 10.330.000 UT3 15.150.000 4.285.000 10.865.000 UT4 19.650.000 5.275.000 14.375.000 UT5 18.150.000 5.045.000 13.105.000 UT6 19.950.000 4.700.000 15.250.000

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri).

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan penerimaan usahatani setiap

pola tanam aktual disatuan lahan pengamatan intensif berkisar antara Rp.

13.350.000,-/KK/tahun - Rp. 19.950.000,-/KK/tahun. Total biaya yang

dikeluarkan untuk usahatani berkisar antara Rp. 3.020.000,-/KK/tahun – Rp.

5.275.000,-/KK/tahun. Pendapatan petani dari usahatani yang dilakukan berkisar

antara Rp. 10.330.000,-/KK/tahun – Rp. 15.250.000,-/KK/tahun.

Pedapatan usahatani tertinggi adalah pada tipe usahatani UT6 yaitu

usahatani kopi dengan campuran pinang dan kemiri. Produktifitas tanaman kopi

pada satuan lahan ini adalah 675 kg/hektar/tahun dengan harga biji kopi Rp.

Page 75: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

56

12.000,-/kg. Pinang dan kemiri sebagai tanaman campuran dan ditujukan sebagai

naungan tanaman kopi dapat memberikan penghasilan tambahan dari hasil panen

buah pinang dan buah kemiri setiap tahunnya.

Pendapatan usahatani terendah terdapat pada pola tanam UT2 yaitu tipe

usahatani campuran kopi dengan sengon. Tipe usahatani UT2 memberikan

penghasilan tambahan bagi petani dari penjualan kayu sengon jika sudah

mencapai masa panennya. Berdasarkan hasil wawancara tanaman sengon ini dapat

dipanen jika sudah mencapai umur 5 – 6 tahun. Pendapatan petani pada tipe

usahatani UT1 adalah Rp. 10.530.000,-/KK/tahun. Produktifitas tanaman kopi

pada UT1 adalah 800 kg/hektar/tahun dengan harga biji kopi Rp. 12.000,-/kg.

Produktifitas kopi pada pola tanam UT1 lebih tinggi karena petani menerapkan

pemupukan. Beberapa tipe usahatani lain yang terdapat di satuan lahan

pengamatan intensif memberikan pendapatan tambahan selain tanaman kopi

sebagai tanaman pokok dari tanaman campuran yaitu kayu bawang pada UT3,

durian, nangka dan pisang pada UT4, karet dan nilam pada UT5.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan di lokasi

pengamatan intensif, secara umum pendapatan petani di DAS Ketahun Hulu

hanya bergantung dari hasil pertanian yang diusahakan mereka untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil analisa usahatani menunjukkan pendapatan

petani di lokasi pengamatan intensif masih berada dibawah standar kebutuhan

hidup layak (Rp. 18.000.000,-/KK/tahun). Pendapatan petani yang masih berada

dibawah standar hidup layak ini disebabkan oleh luas lahan yang dikelola oleh

petani yang sempit, dan rendahnya produktifitas tanaman yang diusahakan.

Pertumbuhan perekonomian masyarakat pedesaan yang lambat menyebabkan

semakin sedikitnya sumber pendapatan lain sebagai tambahan penghasilan.

Hasil analisa usahatani menyimpulkan bahwa pendapatan petani dari pola

tanam dan agroteknologi aktual masih lebih rendah dari kebutuhan hidup layak di

DAS Ketahun Hulu (Rp. 18.000.000,-/KK/tahun) sehingga indikator pertanian

berkelanjutan belum terpenuhi. Upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan

petani perlu disusun dan direkomendasikan agar petani dapat memperoleh

pendapatan yang layak. Upaya-upaya peningkatan pendapatan petani agar dapat

memenuhi kebutuhan hidup layak bisa dilakukan dari sektor lain seperti usaha

Page 76: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

57

ternak, apabila pendapatan dari usahatani sudah maksimal.

Alternatif Pola Tanam dan Agroteknologi

Erosi yang lebih kecil dari ETol adalah salah satu indikator suatu sistem

pertanian yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil prediksi erosi pada lahan

pertanian berbasis kopi yang umumnya lebih tinggi dari ETol, maka diperlukan

perencanaan agroteknologi yang dapat memperkecil erosi sehingga pertanian

dapat berkelanjutan. Yang perlu dilakukan adalah rekayasa sistem pertanian dan

agroteknolgi yang dapat memperkecil nilai C dan P, karena faktor tersebut yang

dapat diintervensi oleh manusia dengan menerapkan tindakan-tindakan konservasi

tanah dan air. Sementara rekayasa terhadap faktor lain seperti erosivitas hujan

dan erodibilitas tanah tidak mungkin dilakukan. Kalaupun dipaksakan, akan

membutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk melakukan hal tersebut. Untuk itu

altenatif agroteknologi disusun berdasarkan nilai CP maksimum dan simulasi

menggunakan metoda USLE untuk mengetahui apakah erosi sudah lebih kecil

dari ETol. Beberapa pertimbangan lain untuk menentukan alternatif agroteknologi

adalah faktor biaya dan kemampuan masyarakat untuk menerapkan teknologi.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan dilokasi

pengamatan intensif, petani menyadari bahwa kondisi lahan yang diusahakannya

semakin lama mengalami kemerosotan kualitas diakibatkan pengelolaan tanah

terus menerus. Mereka memberikan respon yang cukup baik setelah ditawarkan

beberapa tehnik konservasi tanah untuk diterapkan. Beberapa tehnik-tehnik

konservasi tanah yang ditawarkan antara lain pembuatan strip rumput, mulsa

serasah, mulsa jerami, teras gulud, teras bangku, tanaman penutup tanah rendah,

dan rorak. Responden yang menyatakan setuju dengan penerapan tindakan

konservasi tanah sebanyak 80% dari responden yang diwawancarai. Tetapi karena

modal yang dimiliki oleh petani terbatas, mereka menginginkan agar tehnik

konservasi tanah yang diterapkan tidak membutuhkan modal yang besar dan

sumberdaya yang digunakan untuk tindakan konservasi tanah tersedia di lokasi

sehingga mampu mereka terapkan.

Petani setempat menginginkan agar diadakannya pelatihan untuk menambah

pengetahuan mereka tentang pembuatan dan pemeliharaan bangunan konservasi

tanah sehingga pelaksanaannya dapat mereka lakukan dengan baik dan benar.

Page 77: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

58

Bantuan pemerintah setempat sangat mereka harapkan baik dari sisi bantuan

permodalan maupun pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang

konservasi tanah dan air.

Meskipun beberapa alternatif agroteknologi sudah ditawarkan kepada petani,

alternatif agroteknologi tersebut harus tetap dianalisa terlebih dahulu

keefektifannya dalam mengendalikan erosi. Analisa ini penting dilakukan

sehingga dari beberapa alternatif agroteknologi tersebut dapat dipilih yang terbaik.

Seperti halnya pada pola tanam dan agroteknologi aktual, prediksi erosi pada

alternatif agroteknologi menggunakan metoda USLE. Alternatif agroteknologi

yang efektif mengurangi erosi ditetapkan dengan simulasi USLE.

Alternatif agroteknologi disusun sebanyak 2 (dua) tipe yaitu dengan

menerapkan tindakan-tindakan konservasi tanah dan air yang berbeda.

Penyusunan 2 (dua) alternatif agroteknologi ini dimaksudkan agar petani dapat

memilih tindakan konservasi tanah dan air yang akan diterapkan sesuai dengan

keinginan dan kemampuannya.

Alternatif Agroteknologi 1

Alternatif agroteknologi 1 adalah menerapkan tindakan konservasi tanah

dengan pembuatan strip rumput disertai dengan pemberian mulsa serasah sisa

tanaman. Strip rumput adalah barisan rumput dengan lebar 0,5 – 1 meter dan

jarak antar strip 4 – 10 meter yang ditanam sepanjang garis ketinggian (kontur).

Jenis rumput yang umum digunakan antara lain: bahia (Paspalum notatum), bede

(Brachiaria decumbens), rumput palisade (Brachiaria brizantha), rumput ruzi

(Brachiaria ruziiensis), rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja

(Pennisetum sp), serai (Cymbopogon citratus), setaria (Setaria sphacelata, Setaria

anceps dan vetiver (Viteveria zizanioides). Mulsa serasah sisa tanaman adalah sisa

tanaman atau tumbuhan yang telah dipotong-potong disebarkan merata di atas

permukaan tanah. Mulsa ini berfungsi mengurangi erosi dengan cara meredam

energi hujan yang jatuh sehingga tidak merusak struktur tanah, mengurangi

kecepatan dan jumlah aliran permukaan sehingga dapat mengurangi daya kuras

aliran permukaan. Tindakan konservasi tanah yang diterapkan disertai dengan

pemberian pupuk untuk tanaman utama yaitu kopi. Pupuk yang diberikan sesuai

Page 78: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

59

dengan standar Balitbang Pertanian (2008) yaitu 100 gr Urea, 50 gr TSP dan 50 gr

KCL.

Lahan dengan kelas kemampuan lahan VI atau lebih tinggi dengan faktor

pembatas kelas lereng > 30 % diperuntukkan sebagai hutan. Penghijauan atau

reboisasi diterapkan pada lahan pertanian yang memiliki kelas lereng diatas 30%

untuk meningkatkan kerapatan tanaman kayu-kayuan sehingga dapat kembali

berfungsi seperti hutan.

Nilai P ditentukan berdasarkan nilai P strip rumput yaitu 0,4 (Lampiran 8)

dikalikan dengan nilai P mulsa serasah atau jerami yang sudah ada yaitu 0,096

(Lampiran 7) sehingga nilai P alternatif agroteknologi 1 dengan menerapkan

tindakan konservasi tanah teras gulud disertai penanaman tanaman penutup tanah

adalah 0,04. Penghijauan atau reboisasi yang dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kerapatan tanaman agar dapat berfungsi seperti hutan kembali

dengan nilai P adalah 0,005 sesuai dengan nilai P hutan sekunder yang sudah ada.

Berdasarkan hasil simulasi prediksi erosi dengan USLE, alternatif

agroteknologi 1 yaitu penerapan tindakan konservasi tanah dan air strip rumput

disertai dengan pemberian mulsa serasah sisa tanaman dan pemupukan pada lahan

usahatani berbasis kopi dan tindakan penghijauan atau reboisasi pada lahan

dengan kemiringan diatas 30% dapat mengurangi erosi menjadi lebih kecil dari

erosi yang dapat ditoleransi berkisar antara 2,45 – 22,77 ton/hektar/tahun dengan

erosi yang dapat ditoleransi berkisar antara 13,45 – 36,38 ton/hektar/tahun (Tabel

16). Salah satu indikator sistem pertanian berkelanjutan yaitu erosi yang lebih

kecil dari erosi yang dapat ditoleransi tercapai, sehingga alternatif agroteknologi 1

direkomendasikan untuk diterapkan pada lahan-lahan usahatani berbasis kopi di

DAS Ketahun Hulu.

Alternatif Agroteknologi 2

Alternatif agroteknologi 2 adalah menerapkan tindakan konservasi tanah

dengan membuat teras gulud dengan tanaman penguat teras dan menambahkan

mulsa serasah sisa tanaman. Teras gulud adalah tumpukan tanah yang dibuat

memanjang menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Tinggi tumpukan

tanah berkisar 25 – 30 cm dengan lebar 30 – 40 cm. Beberapa tanaman penguat

teras yang dapat digunakan antara lain adalah Althenanthera amoena Voss,

Page 79: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

60

Indigofera endecaphylla jacq, Ageratum conyzoides L, Erechtites valerianifolia

Rasim, Borreria latifolia Schum, Oxalis corymbosa DC dan beberapa jenis

tanaman lainnya seperti rumput bede, rumput banggala, akar wangi dan rumput

gajah. Mulsa serasah sisa tanaman adalah sisa tanaman atau tumbuhan yang telah

dipotong-potong disebarkan merata di atas permukaan tanah. Mulsa ini berfungsi

mengurangi erosi dengan cara meredam energi hujan yang jatuh sehingga tidak

merusak struktur tanah, mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan

sehingga dapat mengurangi daya kuras aliran permukaan. Tindakan konservasi

tanah yang diterapkan disertai dengan pemberian pupuk untuk tanaman utama

yaitu kopi. Pupuk yang diberikan sesuai dengan standar Balitbang Pertanian

(2008) yaitu 100 gr Urea, 50 gr TSP dan 50 gr KCL.

Lahan dengan kelas kemampuan lahan VI atau lebih tinggi dengan faktor

pembatas kelas lereng > 30 % diperuntukkan sebagai hutan. Penghijauan atau

reboisasi diterapkan pada lahan yang memiliki kelas lereng diatas 30% dengan

dengan tujuan meningkatkan kerapatan tanaman kayu-kayuan sehingga dapat

kembali berfungsi seperti hutan.

Nilai P ditentukan berdasarkan nilai P teras gulud dengan tanaman penguat

teras yaitu 0,5 (Lampiran 8) dikalikan dengan nilai P mulsa serasah atau jerami

yang sudah ada yaitu 0,096 (Lampiran 7) sehingga nilai P alternatif agroteknologi

2 dengan dengan menerapkan tindakan konservasi tanah teras gulud disertai

pemberian mulsa serasah sisa tanaman adalah 0,048. Nilai P penghijauan atau

reboisasi adalah 0,005.

Berdasarkan hasil simulasi prediksi erosi dengan USLE, alternatif

agroteknologi 2 yaitu penerapan tindakan konservasi tanah dan air teras gulud

dengan tanaman penguat teras disertai pemberian mulsa serasah sisa tanaman dan

pemupukan pada setiap tipe usahatani berbasis kopi serta tindakan penghijauan

atau reboisasi pada lahan dengan kemiringan diatas 30% dapat mengurangi erosi

menjadi lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransi berkisar antara 2,47 – 22,77

ton/hektar/tahun dengan erosi yang dapat ditoleransi berkisar antara 13,45 – 36,38

ton/hektar/tahun (Tabel 17). Salah satu indikator sistem pertanian berkelanjutan

yaitu erosi yang lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransi tercapai, sehingga

alternatif agroteknologi 2 ini direkomendasikan menjadi alternatif pilihan lain

Page 80: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

61

selain alternatif agroteknologi 1 untuk diterapkan pada lahan-lahan usahatani

berbasis kopi di DAS Ketahun Hulu.

Page 81: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

62

Tabel 16. Prediksi Erosi dan ETol Alternatif Agroteknologi 1 Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu.

SL Tipe Tindakan R K LS C P Prediksi ETol Usahatani Koservasi Erosi (ton/ha/thn) Tanah (ton/ha/ thn)

61 UT3 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,153 6,75 0,1 0,04 8,45 13,45** 79 Sawah Tetap 2048,85 0,137 0,88 0,01 1 2,47 31,10** 81 UT1 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,071 2,44 0,2 0,04 2,85 13,45** 152 UT2 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,222 3,61 0,15 0,04 9,84 13,45** 154 UT5 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,191 5,51 0,1 0,04 8,61 13,45** 157 UT3 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,408 5,29 0,1 0,04 17,70 22,18** 173 UT3 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,281 6,25 0,1 0,04 14,39 18,70** 174 UT2 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,289 1,89 0,15 0,1 6,71 21,24** 183 Hutan Tetap 2048,85 0,435 6,22 0,001 1 5,54 36,38** 186 UT5 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,361 4,77 0,1 0,04 14,11 17,92** 197 UT3 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,098 3,05 0,1 0,04 2,45 13,45** 203 UT2 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,415 3,23 0,15 0,04 16,50 20,52** 213 UT4 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,411 3,86 0,1 0,04 13,01 15,96** 234 UT2 Penghijauan/Reboisasi 2048,85 0,204 10,92 0,005 1 22,77 22,80** 236 Hutan Tetap 2048,85 0,123 11,10 0,001 1 2,80 27,30** 247 UT3 Penghijauan/Reboisasi 2048,85 0,152 12,73 0,005 1 19,84 21,12** 249 UT6 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,150 5,84 0,1 0,04 7,17 13,45** 250 UT6 SR + Mulsa + PPK 2048,85 0,190 8,71 0,1 0,04 13,53 18,18**

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), ), SR : Strip Rumput, Mulsa : Mulsa Serasah Sisa Tanaman, PPK : Pupuk. * ditentukan dengan menggunakan metoda Hammer ** ditentukan dengan menggunakan metoda Tompson

61

Page 82: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

63

Tabel 17. Prediksi Erosi dan ETol Alternatif Agroteknologi 2 Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu.

SL Tipe Tindakan R K LS C P Prediksi ETol Usahatani Koservasi Erosi (ton/ha/thn) Tanah (ton/ha/ thn)

61 UT3 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,153 6,75 0,1 0,048 10,14 13,45** 79 Sawah Tetap 2048,85 0,137 0,88 0,01 1 2,47 31,10** 81 UT1 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,071 2,44 0,2 0,048 3,42 13,45** 152 UT2 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,222 3,61 0,15 0,048 11,81 13,45** 154 UT5 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,191 5,51 0,1 0,048 10,33 13,45** 157 UT3 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,408 5,29 0,1 0,048 21,24 22,18** 173 UT3 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,281 6,25 0,1 0,048 17,27 18,70** 174 UT2 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,289 1,89 0,15 0,048 8,06 21,24** 183 Hutan Tetap 2048,85 0,435 6,22 0,001 1 5,54 36,38** 186 UT5 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,361 4,77 0,1 0,048 16,93 17,92** 197 UT3 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,098 3,05 0,1 0,048 2,94 13,45** 203 UT2 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,415 3,23 0,15 0,048 19,79 20,52** 213 UT4 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,411 3,86 0,1 0,048 15,61 15,96** 234 UT2 Penghijauan/Reboisasi 2048,85 0,204 10,92 0,005 1 22,77 22,80** 236 Hutan Tetap 2048,85 0,123 11,10 0,001 1 2,80 27,30** 247 UT3 Penghijauan/Reboisasi 2048,85 0,152 12,73 0,005 1 19,84 21,12** 249 UT6 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,150 5,84 0,1 0,048 8,60 13,45** 250 UT6 TG + Mulsa + PPK 2048,85 0,190 8,71 0,1 0,048 16,24 18,18**

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), TG : Teras Gulud dengan tanaman penguat teras, Mulsa : Mulsa Serasah Sisa Tanaman, PPK : Pupuk. * ditentukan dengan menggunakan metoda Hammer ** ditentukan dengan menggunakan metoda Tompson 62

Page 83: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

64

Analisa Usahatani Alternatif Agroteknologi

Analisis pendapatan usahatani pada aternatif agroteknologi dilakukan sama

dengan metoda analisa yang dilakukan terhadap pola tanam dan agroteknologi

aktual. Analisa ini meliputi penerimaan usahatani, biaya yang dikeluarkan dan

pendapatan usahatani. Perhitungan biaya dilakukan terhadap tenaga kerja dan

sarana produksi termasuk biaya yang dikeluarkan untuk tindakan konservasi tanah

yang diterapkan pada setiap pola tanam dan agroteknologi. Analisa penerimaan

juga memperhitungkan kenaikan produktifitas tanaman akibat diterapkannya

alternatif agroteknologi tersebut. Hasil dari analisa pendapatan usaha tani pada

alternatif agroteknologi dapat dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19.

Tabel 18. Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 1 Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

Tipe Tindakan Penerimaan Total Biaya Pendapatan Usahatani Konservasi Usahatani Dikeluarkan Usahatani

Tanah (Rp/KK/thn) (Rp/KK/thn) (Rp/KK/thn) UT1 SR + Mulsa + PPK 14.400.000 4.520.000 9.880.000 UT2 SR + Mulsa + PPK 15.600.000 4.580.000 11.020.000 UT3 SR + Mulsa + PPK 17.400.000 5.845.000 11.555.000 UT4 SR + Mulsa + PPK 21.900.000 6.835.000 15.065.000 UT5 SR + Mulsa + PPK 20.400.000 6.605.000 13.795.000 UT6 SR + Mulsa + PPK 22.200.000 6.260.000 15.940.000

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), SR : Strip Rumput, Mulsa : Mulsa Serasah Sisa Tanaman dan PPK : Pupuk.

Tabel 18 memperlihatkan hasil analisis pendapatan dengan diterapkannya

alternatif agroteknologi 1. Tindakan konservasi tanah strip rumput ditambah

mulsa serasah dan pemupukan yang diterapkan pada alternatif agroteknologi 1 ini

menyebabkan peningkatan biaya yang harus dikeluarkan untuk tindakan-tindakan

konservasi tanah dan pemupukan yang dilakukan pada setiap tipe usahatani

sehingga menyebabkan kenaikan total biaya yang dikeluarkan yaitu berkisar Rp.

4.520.000,-/KK/tahun sampai Rp. 6.845.000,-/KK/tahun. Produktifitas tanaman

terutama pada tanaman kopi meningkat dengan diterapkannya pemupukan sesuai

dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Balitbang pertanian yaitu 100 gr Urea,

50 gr TSP dan 50 gr KCL. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

Page 84: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

65

petani yang telah menerapkan pemupukan, produktifitas kopi setelah dilakukan

pemupukan bisa mencapai 800 kg/hektar/tahun. Penerimaan petani dari hasil

panen tanaman berkisar antara Rp. 14.400.000,-/KK/tahun – Rp. 22.200.000,-

/KK/tahun. Pendapatan bersih usahatani yang diperoleh petani dengan

menerapkan alternatif agroteknologi 1 ini berkisar antara Rp. 9.880.000,-

/KK/tahun – Rp. 15.940.000,-/KK/Tahun.

Tabel 19. Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 2 Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

Tipe Tindakan Penerimaan Total Biaya Pendapatan Usahatani Konservasi Usahatani Dikeluarkan Bersih

Tanah (Rp/KK/thn) (Rp/KK/thn) (Rp/KK/thn) UT1 TG + Mulsa + PPK 14.400.000 4.740.000 9.660.000 UT2 TG + Mulsa + PPK 15.600.000 4.800.000 10.800.000 UT3 TG + Mulsa + PPK 17.400.000 6.065.000 11.335.000 UT4 TG + Mulsa + PPK 21.900.000 7.055.000 14.845.000 UT5 TG + Mulsa + PPK 20.400.000 6.825.000 13.575.000 UT6 TG + Mulsa + PPK 22.200.000 6.480.000 15.720.000

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), TPT : Tanaman Penutup Tanah, TG : Teras Gulud dengan tanaman penguat teras, Mulsa : Mulsa serasah sisa tanaman dan PPK : Pupuk.

Tabel 19 diatas menunjukkan bahwa total biaya yang harus dikeluarkan

untuk melakukan usahatani dengan menerapkan alternatif agroteknologi 2

berkisar antara Rp. 4.740.000,-/KK/tahun – Rp. 7.055.000,-/KK/tahun. Seperti

halnya pada alternatif agroteknologi 1, alternatif agroteknologi 2 dengan

menerapkan pembuatan teras gulud ditambah mulsa serasah dan pemupukan

mengakibatkan kenaikan total biaya usahatani secara keseluruhan. Kenaikan biaya

ini disebabkan dengan adanya upah tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan

untuk tindakan-tindakan koservasi tanah dan pemupukan. Produktifitas tanaman

terutama pada tanaman kopi meningkat dengan diterapkannya pemupukan sesuai

dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Balitbang pertanian. Penerimaan

petani dengan menerapkan alternatif agroteknologi 2 ini berkisar antara Rp.

14.400.000,-/KK/tahun – Rp. 22.200.000,-/KK/tahun. Pendapatan bersih yang

diperoleh petani dengan menerapkan alternatif agroteknologi 2 berkisar antara Rp.

9.660.000,-/KK/tahun – Rp. 15.720.000,-/KK/tahun.

Page 85: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

66

Pendapatan petani dengan menerapkan alternatif agroteknologi 1 dan 2 ini

masih tetap berada dibawah standar kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu

yaitu Rp. 18.000.000,-/KK/tahun. Upaya peningkatan pendapatan petani perlu

dilakukan agar kebutuhan hidup layak dapat dipenuhi. Karena pendapatan dari

sektor usahatani sudah maksimal, maka perlu direncanakan usaha dari sektor lain

yang dapat menambah pendapatan petani pertahunnya sehingga mampu mencapai

atau lebih tinggi dari standar kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu.

Peningkatan Pendapatan Petani

Sinukaban (2007) menyatakan bahwa sistem pertanian koservasi adalah

sistem yang mengintegrasikan tindakan/tehnik konservasi tanah dan air kedalam

sistem pertanian yang telah ada dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan

petani, meningkatkan kesejahteraan petani dan sekaligus menekan erosi sehingga

sistem pertanian tersebut dapat berlanjut secara terus menerus tanpa batas waktu

(sustainable). Jadi tujuan utama pertanian konservasi bukan menerapkan

tindakan/tehnik konservasi tanah dan air saja tetapi untuk meningkatkan

kesejahteraan petani dan mempertahankan pertanian yang lestari.

Alternatif-alternatif agroteknologi yang direkomendasikan perlu ditambah

dengan usaha-usaha lain yang mungkin dilakukan dan dapat memberikan

penghasilan tambahan bagi petani karena berdasarkan analisa yang dilakukan

pendapatan petani belum memenuhi kebutuhan hidup layak. Upaya peningkatan

pendapatan petani yang direkomendasikan adalah dengan usaha ternak karena

dapat dilakukan oleh petani di lahan usaha taninya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, wilayah DAS Ketahun Hulu

memiliki potensi yang cukup baik untuk dikembangkan usaha peternakan.

Beberapa faktor yang mendukung dikembangkan usaha ini antara lain adalah

pakan ternak yang cukup tersedia seperti rumput-rumputan dan daun-daunan.

Sawah yang tersedia cukup untuk menyediakan dedak untuk pakan unggas. Lahan

untuk menggembalakan ternak masih sangat luas tersedia di daerah ini. Tenaga

kerja yang dibutuhkan juga tersedia. Dari hasil wawancara dan kuesioner dengan

beberapa petani di lokasi pengamatan intensif, masyarakat di DAS Ketahun Hulu

belum mengembangkan usaha peternakan secara baik sehingga belum banyak

membantu meningkatkan perekonomian masyarakat petani.

Page 86: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

67

Usaha ternak yang disusun terbagi menjadi 3 kelompok antara lain T1 yaitu

ternak ayam sebanyak 30 ekor dengan penambahan pendapatan sebesar Rp.

5.125.000,-/KK/tahun, T2 yaitu ternak ayam sebanyak 30 ekor dan kambing

sebanyak 4 ekor dengan penambahan pendapatan sebesar Rp. 8.275.000,-

/KK/tahun dan T3 yaitu ternak ayam sebanyak 30 ekor dan kambing sebanyak 5

ekor dapat memberikan tambahan penghasilan bagi petani sebesar Rp. 8.975.000,-

/KK/tahun. Hasil analisa peningkatan pendapatan petani dengan menambahkan

usaha ternak ditunjukkan pada Tabel 20 dan Tabel 21.

Tabel 20. Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 1 Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Dan Usaha Ternak Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

Tipe Usahatani Tindakan Pendapatan Pedapatan Total Prediksi ETol dan Usaha Konservasi Usahatani Ternak Pendapatan Erosi (ton/ha/

Ternak Tanah (Rp/kk/thn) (Rp/kk/thn) (Rp/kk/thn) (ton/ha/th) th UT1 + T1 SR+Mulsa+PPK 9.880.000 5.125.000 15.055.000 2,85 13,45 + T2 SR+Mulsa+PPK 9.880.000 8.275.000 18.155.000 2,85 13,45 + T3 SR+Mulsa+PPK 9.880.000 8.975.000 18.855.000 2,85 13,45 UT2 + T1 SR+Mulsa+PPK 11.020.000 8.275.000 16.145.000 9,84 13,45 + T2 SR+Mulsa+PPK 11.020.000 8.275.000 19.295.000 9,84 13,45 + T3 SR+Mulsa+PPK 11.020.000 8.975.000 19.995.000 9,84 13,45 UT3 + T1 SR+Mulsa+PPK 11.555.000 8.275.000 16.680.000 17,70 22,18 + T2 SR+Mulsa+PPK 11.555.000 8.275.000 19.830.000 17,70 22,18 + T3 SR+Mulsa+PPK 11.555.000 8.975.000 20.530.000 17,70 22,18 UT4 + T1 SR+Mulsa+PPK 15.065.000 5.125.000 20.190.000 13,01 15,96 + T2 SR+Mulsa+PPK 15.065.000 8.275.000 23.340.000 13,01 15,96 + T3 SR+Mulsa+PPK 15.065.000 8.975.000 24.040.000 13,01 15,96 UT5 + T1 SR+Mulsa+PPK 13.795.000 5.125.000 18.920.000 8,61 13,45 + T2 SR+Mulsa+PPK 13.795.000 8.275.000 22.070.000 8,61 13,45 + T3 SR+Mulsa+PPK 13.795.000 8.975.000 22.770.000 8,61 13,45 UT6 + T1 SR+Mulsa+PPK 15.940.000 5.125.000 21.065.000 13,53 18,18 + T2 SR+Mulsa+PPK 15.940.000 8.275.000 24.215.000 13,53 18,18 + T3 SR+Mulsa+PPK 15.940.000 8.975.000 24.915.000 13,53 18,18

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), T1 : Ternak ayam 30 ekor, T2 : Ternak ayam 30 ekor dan kambing 4 ekor, T3 : Ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor, SR : Strip Rumput, Mulsa : Mulsa serasah sisa tanaman, , PPK : Pupuk.

Berdasarkan hasil analisa pendapatan kombinasi alternatif agroteknologi 1

dan usaha ternak pada setiap tipe usahatani (Tabel 20), dipilih kombinasi yang

memberikan hasil yang paling maksimal untuk direkomendasikan. Kombinasi

alternatif agroteknologi 1 dengan usaha ternak yaitu penerapan strip rumput (SR)

Page 87: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

68

ditambah mulsa serasah (Mulsa) , pemupukan (PPK) dan T3 (usaha ternak 30 ekor

ayam dan 5 ekor kambing) pada setiap tipe usahatani memberikan pendapatan

yang paling maksimal sehingga dapat direkomendasikan untuk diterapkan oleh

petani. Penerapan alternatif agroteknologi 1 yaitu strip rumput ditambah mulsa

serasah, pemupukan dan T3 (ternak 30 ekor ayam dan 5 ekor kambing) yang

direkomendasikan dapat meningkatkan pendapatan petani sehingga dapat

memenuhi standar kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu (Rp.

18.000.000/KK/Tahun) dengan pendapatan berkisar antara Rp. 18.855.000,-

/KK/tahun – Rp. 24.915.000,-/KK/tahun. Pendapatan yang paling tinggi dari

semua tipe usahatani dengan menerapkan alternatif agroteknologi 1 ini adalah

pada UT6 + T3 +SR + Mulsa + PPK yaitu Rp. 24.915.000,- /KK/tahun.

Tabel 21. Hasil Analisis Pendapatan Alternatif Agroteknologi 2 Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Dan Usaha Ternak Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

Tipe Usahatani Tindakan Pendapatan Pedapatan Total Prediksi ETol dan Usaha Konservasi Usahatani Ternak Pendapatan Erosi (ton/ha/

Ternak Tanah (Rp/kk/thn) (Rp/kk/thn) (Rp/kk/thn) (ton/ha/thn) th UT1 + T1 TG+Mulsa+PPK 9.660.000 5.125.000 14.785.000 3,42 13,45 + T2 TG+Mulsa+PPK 9.660.000 8.275.000 17.935.000 3,42 13,45 + T3 TG+Mulsa+PPK 9.660.000 8.975.000 18.635.000 3,42 13,45 UT2 + T1 TG+Mulsa+PPK 10.800.000 5.125.000 15.925.000 11,81 13,45 + T2 TG+Mulsa+PPK 10.800.000 8.275.000 19.075.000 11,81 13,45 + T3 TG+Mulsa+PPK 10.800.000 8.975.000 19.775.000 11,81 13,45 UT3 + T1 TG+Mulsa+PPK 11.335.000 5.125.000 16.460.000 21,24 22,18 + T2 TG+Mulsa+PPK 11.335.000 8.275.000 19.610.000 21,24 22,18 + T3 TG+Mulsa+PPK 11.335.000 8.975.000 20.310.000 21,24 22,18 UT4 + T1 TG+Mulsa+PPK 14.845.000 5.125.000 19.970.000 15,61 15,96 + T2 TG+Mulsa+PPK 14.845.000 8.275.000 23.120.000 15,61 15,96 + T3 TG+Mulsa+PPK 14.845.000 8.975.000 23.820.000 15,61 15,96 UT5 + T1 TG+Mulsa+PPK 13.575.000 5.125.000 18.700.000 10,33 13,45 + T2 TG+Mulsa+PPK 13.575.000 8.275.000 21.850.000 10,33 13,45 + T3 TG+Mulsa+PPK 13.575.000 8.975.000 22.550.000 10,33 13,45 UT6 + T1 TG+Mulsa+PPK 15.720.000 5.125.000 20.845.000 16,24 18,18 + T2 TG+Mulsa+PPK 15.720.000 8.275.000 23.995.000 16,24 18,18 + T3 TG+Mulsa+PPK 15.720.000 8.975.000 24.695.000 16,24 18,18

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), T1 : Ternak ayam 30 ekor, T2 : Ternak ayam 30 ekor dan kambing 4 ekor, T3 : Ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor, TG : Teras gulud dengan tanaman penguat teras, Mulsa : Mulsa serasah sisa tanaman, , PPK : Pupuk.

Berdasarkan hasil analisa pendapatan kombinasi alternatif agroteknologi 2

Page 88: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

69

dan usaha ternak pada setiap tipe usahatani (Tabel 21), dipilih kombinasi yang

memberikan hasil yang paling maksimal untuk direkomendasikan. Kombinasi

alternatif agroteknologi 2 dengan usaha ternak yaitu penerapan teras gulud (TG)

ditambah mulsa serasah (Mulsa) , pemupukan (PPK) dan usaha ternak T3 (30 ekor

ayam dan 5 ekor kambing) pada setiap tipe usahatani memberikan pendapatan

yang paling maksimal sehingga dapat direkomendasikan untuk diterapkan oleh

petani. Penerapan alternatif agroteknologi 2 yaitu teras gulud ditambah mulsa

serasah, pemupukan dan T3 (ternak 30 ekor ayam + 5 ekor kambing) yang

direkomendasikan dapat meningkatkan pendapatan petani sehingga sudah

memenuhi standar kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu (Rp.

18.000.000/KK/Tahun) dengan pendapatan berkisar antara Rp. 18.635.000,-

/KK/tahun – Rp. 24.695.000,-/KK/tahun. Pendapatan yang paling tinggi dari

setiap tipe usahatani dengan menerapkan alternatif agroteknologi 2 ini adalah

pada UT6 + T3 + TG + Mulsa + PPK yaitu Rp. 24.695.000,- /KK/tahun.

Pendapatan petani meningkat setelah dilakukan penambahan usaha ternak

pada ke 2 (dua) alternatif agroteknologi yang direkomendasikan. Pendapatan

petani yang diperoleh dengan menerapkan alternatif agroteknologi 1 yaitu

tindakan konservasi tanah strip rumput ditambah mulsa serasah, pemupukan dan

usaha ternak berkisar antara Rp. 18.855.000,-/KK/tahun – Rp. 24.915.000,-

/KK/tahun. Pendapatan petani yang diperoleh dengan menerapkan alternatif

agroteknologi 2 yaitu tindakan konservasi tanah teras gulud ditambah mulsa

serasah, pemupukan dan usaha ternak berkisar antara Rp. 18.635.000,-/KK/tahun

– Rp. 24.695.000,-/KK/tahun. Secara keseluruhan setiap usahatani dengan

menerapkan semua alternatif agroteknologi yang direkomendasikan telah

memenuhi indikator pertanian yang berkelanjutan yaitu pendapatan petani yang

lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu (Rp. 18.000.000,-

/KK/tahun) dan erosi yang lebih kecil dari ETol.

Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani

Berdasarkan hasil evaluasi kemampuan lahan yang dilakukan, satuan lahan

pengamatan intesif DAS Ketahun Hulu terdiri kelas kemampuan I, II, III, IV dan

VI. Lahan-lahan dengan kelas kemampuan I, II, III dan IV bisa digunakan untuk

budidaya pertanian. Lahan-lahan yang memiliki kelas lereng diatas 30% dengan

Page 89: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

70

kelas kemampuan lahan VI berdasarkan evaluasi kelas kemampuan lahan lebih

baik diperuntukkan dan dipertahankan sebagai hutan. Tindakan yang dilakukan

pada lahan-lahan usahatani dengan kelas lereng diatas 30% ini adalah

mengembalikan fungsinya sebagai hutan dengan melakukan penghijauan atau

reboisasi. Penghijauan atau reboisasi ini dimaksudkan untuk melakukan

penanaman kembali dan menambah kerapatan tanaman kayu-kayuan sehingga

dapat mengembalikan fungsi lahan-lahan tersebut menjadi hutan. Penggunaan

lahan sawah dan hutan tetap dipertahankan sebagai sawah dan hutan.

Usahatani berbasis kopi yang dilakukan oleh petani terdiri dari 6 tipe yaitu

monokultur kopi (UT1), kopi dan sengon (UT2), kopi dan kayu-kayuan (UT3),

kopi dan tanaman buah-buahan (UT4), kopi, karet dan nilam (UT5) dan kopi,

pinang dan kemiri (UT6) masih dilakukan secara tradisional dan belum

menerapkan tindakan konservasi tanah yang baik. Prediksi erosi pada lahan-lahan

usahatani berbasis kopi tersebut lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransi dan

pendapatan petani belum mencukupi untuk hidup layak. Alternatif-alternatif

agroteknologi yang diperlukan direkomendasikan agar dapat memenuhi indikator-

indikator sistem pertanian berkelanjutan.

Rekomendasi alternatif agroteknologi yang dipilih adalah agroteknologi

yang memberikan pendapatan paling optimal dan memenuhi kebutuhan hidup

layak, penerapan tindakan konservasi tanah yang dapat mengurangi erosi sampai

batas yang dapat ditoleransikan dan alternatif agroteknologi tersebut dapat

diterima dan dilakukan oleh petani dengan sumberdaya lokal yang dimilikinya.

Rekomendasi alternatif-alternatif agroteknologi berbasis kopi di satuan lahan

pengamatan intensif DAS Ketahun Hulu dapat dilihat pada Tabel 22.

Alternatif agroteknologi 1 adalah dengan menerapkan tindakan konservasi

tanah pembuatan strip rumput ditambah dengan mulsa serasah sisa tanaman,

pempukan sesuai rekomendasi Balitbang Pertanian (100 gr Urea, 50 gr TSP dan

50 gr KCL) dan usaha ternak T3 (30 ekor ayam dan 5 ekor kambing). Alternatif

agroteknologi 2 adalah dengan menerapkan tindakan konservasi tanah pembuatan

teras gulud dengan tanaman penguat teras ditambah mulsa serasah sisa tanaman,

pemupukan sesuai rekomendasi Balitbang Pertanian (100 gr Urea, 50 gr TSP dan

50 gr KCL) dan usaha ternak T3 (30 ekor ayam dan 5 ekor kambing).

Page 90: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

71

Tabel 22. Rekomendasi Alternatif Agroteknologi Berbasis Kopi Seluas 1,5 Hektar Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

Tipe Usahatani Tindakan Total Prediksi ETol dan Usaha Konservasi Tanah Pendapatan Erosi (ton/ha/thn)

Ternak (Rp/KK/thn) (ton/ha/thn) Alternatif Agroteknologi 1

UT1 + T3 SR+Mulsa+PPK 18.855.000 2,85 13,45 UT2 + T3 SR+Mulsa+PPK 19.995.000 9,84 13,45 UT3 + T3 SR+Mulsa+PPK 20.530.000 17,70 22,18 UT4 + T3 SR+Mulsa+PPK 24.040.000 13,01 15,96 UT5 + T3 SR+Mulsa+PPK 22.770.000 8,61 13,45 UT6 + T3 SR+Mulsa+PPK 24.915.000 13,53 18,18

Alternatif Agroteknologi 2 UT1 + T3 TG+Mulsa+PPK 18.635.000 3,42 13,45 UT2 + T3 TG+Mulsa+PPK 19.775.000 11,81 13,45 UT3 + T3 TG+Mulsa+PPK 20.310.000 21,24 22,18 UT4 + T3 TG+Mulsa+PPK 23.820.000 15,61 15,96 UT5 + T3 TG+Mulsa+PPK 22.550.000 10,33 13,45 UT6 + T3 TG+Mulsa+PPK 24.695.000 16,24 18,18

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri), T1 : Ternak ayam 30 ekor, T2 : Ternak ayam 30 ekor dan kambing 4 ekor, T3 : Ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor, SR : Strip Rumput, TG : Teras Gulud dengan tanaman penguat teras, Mulsa : Mulsa serasah sisa tanaman, , PPK : Pupuk.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, secara keseluruhan penerapan

alternatif-alternatif agroteknologi yang direkomendasikan telah memenuhi

indikator pertanian berkelanjutan yaitu pendapatan yang memenuhi kebutuhan

hidup layak, erosi yang lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransi dan

agroteknologi dapat diterima dan dilakukan oleh petani dengan sumber daya lokal

yang dimilikinya. Tabel 22 menunjukkan bahwa tipe usahatani UT6 dengan

menerapkan alternatif agroteknologi 1 dan 2 memberikan pendapatan yang paling

maksimal jika dibandingkan dengan tipe usahatani lainnya.

Rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi

di satuan lahan pengamatan intensif dilakukan dengan memperuntukkan lahan

sesuai dengan kemampuannya berdasarkan hasil evaluasi kemampuan lahan dan

menerapkan alternatif-alternatif agroteknologi yang direkomendasikan pada

lahan-lahan usahatani berbasis kopi dan digambarkan dalam bentuk peta (Gambar

9 dan Gambar 10).

Page 91: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

72

Gambar 9. Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 1 Satuan Lahan Pengamatan Intensif

71

Page 92: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

73

Gambar 10. Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 2 Satuan Lahan Pengamatan Intensif 72

Page 93: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

74

Rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi

untuk sistem pertanian berkelanjutan yang disusun di satuan lahan pengamatan

intensif diekstrapolasi untuk seluruh DAS Ketahun Hulu sesuai dengan

kemampuan lahan dan menerapkan alternatif-alternatif agroteknologi yang sudah

ditentukan pada lahan-lahan usahatani berbasis kopi. Alternatif-alternatif

agroteknologi berbasis kopi yang sudah memenuhi indikator pertanian

berkelanjutan diterapkan pada semua penggunaan lahan kebun campuran yang

terdapat di DAS Ketahun Hulu sesuai dengan karakteristik lahan.

Alternatif agroteknologi yang direkomendasikan pada dasarnya dapat

ekstrapolasikan di seluruh satuan lahan DAS Ketahun Hulu dengan penggunaan

lahan kebun campuran yang memiliki kelas kemampuan lahan I sampai dengan IV

(kelas lereng < 30%) dan semua jenis tanah. Berdasarkan prediksi erosi yang

dilakukan di lokasi pengamatan intensif, alternatif agroteknologi 1 yang

menerapkan tindakan konservasi tanah strip rumput ditambah mulsa serasah,

pemupukan dan ternak T3 (30 ekor ayam dan 5 ekor kambing) pada satuan lahan

dengan semua kelas lereng dibawah 30 % (0% – 8%, 8% – 15% dan 15% – 30%)

dan semua jenis tanah sudah dapat mengurangi erosi sampai dibawah ambang

batas erosi yang dapat ditoleransikan. Demikian pula dengan alternatif

agroteknologi 2 yang menerapkan tindakan konservasi tanah teras gulud ditambah

mulsa serasah, pemupukan dan ternak T3 (30 ekor ayam dan 5 ekor kambing).

Tipe usahatani yang diterapkan pada penggunaan lahan kebun campuran di

seluruh DAS Ketahun Hulu dapat disesuaikan dengan tipe usahatani yang

diinginkan oleh petani, karena tipe usahatani yang sudah diterapkan pada satuan

lahan di luar lokasi pengamatan intensif belum diketahui. Semua tipe usahatani

berbasis kopi bisa menjadi pilihan untuk diterapkan oleh petani di DAS Ketahun

Hulu. Berdasarkan Tabel 22, tipe usahatani dengan menerapkan alternatif

agroteknologi 1 dan 2 yang memberikan pendapatan paling maksimal adalah UT6.

Tipe usahatani ini yang paling disarankan untuk diterapkan pada lahan-lahan

usahatani berbasis kopi di DAS Ketahun Hulu dengan menerapkan alternatif

agroteknologi yang direkomendasikan karena memberikan pendapatan yang

tertinggi dan erosi dibawah erosi yang dapat ditoleransikan.

Lahan-lahan dengan penggunaan lahan hutan primer dan hutan sekunder

Page 94: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

75

ditetapkan untuk dipertahankan sebagai hutan walaupun memiliki kelas

kemampuan lahan I - IV yang sesuai untuk budidaya pertanian. Lahan dengan

penggunaan lahan sawah tetap dipertahankan sebagai sawah.

Lahan-lahan yang memiliki kelas kelereng > 30 %, berdasarkan evaluasi

kemampuan lahan memiliki kelas kemampuan lahan VI atau lebih tinggi, tidak

disarankan untuk budidaya pertanian karena akan membahayakan dari sisi

ekologis dan tidak menguntungkan dari sisi ekonomis. Lahan-lahan yang

memiliki karakteristik seperti ini direkomendasikan untuk dilakukan penghijauan

atau reboisasi yang ditujukan untuk meningkatkan kerapatan tanaman kayu-

kayuan sehingga lahan tersebut dapat kembali berfungsi sebagai hutan.

Proses ekstrapolasi rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan

usahatani juga dibantu dengan peta arahan fungsi kawasan hutan untuk melihat

batas-batas kawasan hutan dan kawasan budidaya pertanian. Hal ini dimaksudkan

agar tidak terjadi kesalahan dan bertentangan terhadap perundang-undangan yang

berlaku. Kawasan budidaya pertanian dan pemanfaatan yang lain selain hutan

dapat dilakukan pada Areal Penggunaan Lain (APL). Lahan yang kondisi

aktualnya adalah kebun campuran berbasis kopi yang masuk kedalam kawasan

hutan tetap tidak disarankan sebagai lahan budidaya kecuali ada kebijaksanaan

khusus dan kementerian kehutanan.

DAS Ketahun Hulu berdasarkan peta arahan fungsi kawasan hutan terdiri

dari kawasan hutan dan areal penggunaan lain. Kawasan hutan di DAS Ketahun

Hulu antara lain Taman Nasional Kerinci Sebelat, Hutan Lindung BT. Daun,

Cagar Alam Danau Tes dan CAD Menghijau. Berdasarkan overlay peta

penggunaan lahan dan peta kawasan hutan dapat diketahui bahwa sudah terdapat

lahan-lahan dengan penggunaan lahan kebun campuran yang berada di dalam

kawasan hutan. Lahan-lahan usahatani atau kebun campuran yang berada di dalam

kawasan hutan tersebut tetap tidak disarankan untuk budidaya pertanian kecuali

ada kebijaksanaan khusus dari kementerian kehutanan. Rekomendasi penggunaan

lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi untuk sistem pertanian

berkelanjutan di DAS Ketahun Hulu digambarkan dengan peta rekomendasi

(Gambar 11 dan Gambar 12).

Page 95: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

76

Gambar 11. Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 1 DAS Ketahun Hulu

75

Page 96: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

77

Gambar 12. Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan dan Pengembangan Usahatani Berbasis Kopi Dengan Alternatif Agroteknologi 2 DAS Ketahun Hulu 76

2,5 m

2,5 m

Page 97: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

77

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah diuraikan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan lahan kebun campuran di DAS Ketahun Hulu ternyata seluruhnya

berbasis kopi robusta. Tipe usahatani yang dilakukan oleh petani setempat

terdiri dari 6 tipe yaitu : Monokultur kopi (UT1), Kopi dan sengon (UT2),

Kopi dan tanaman kayu-kayuan (UT3), Kopi dan tanaman buah-buahan

(UT4), Kopi, karet dan nilam (UT5), Kopi, pinang dan kemiri (UT6).

2. Pola tanam dan agroteknologi aktual yang diterapkan oleh petani di DAS

Ketahun Hulu masih dilakukan secara tradisional dan belum menerapkan

tindakan konservasi tanah yang baik sehingga belum memenuhi indikator

sistem pertanian berkelanjutan karena nilai prediksi erosi yang lebih besar dari

erosi yang dapat ditoleransi yaitu berkisar 2,47 – 683,18 ton/hektar/tahun,

dengan ETol berkisar 13,45 – 36,38 ton/hektar/tahun dan pendapatan yang

belum memenuhi kebutuhan hidup layak yaitu berkisar antara Rp.

10.330.000,-/KK/tahun – Rp. 15.250.000,-/KK/tahun dengan standar

kebutuhan hidup layak di DAS Ketahun Hulu Rp. 18.000.000,-/KK/tahun.

3. Alternatif agroteknologi disusun untuk memenuhi indikator-indikator

pertanian berkelanjutan dengan 2 (dua) macam alternatif. Alternatif

agroteknologi 1 menerapkan tindakan konservasi tanah strip rumput disertai

pemberian mulsa serasah sisa tanaman, pemupukan sesuai dengan

rekomendasi Balitbang Pertanian yaitu 100 gr Urea, 50 gr TSP dan 50 gr KCL

dan usaha ternak T3 (ternak ayam 30 ekor dan kambing 5 ekor). Alternatif

agroteknologi 2 menerapkan tindakan konservasi tanah teras gulud dengan

tanaman penguat teras disertai pemberian mulsa serasah sisa tanaman,

pemupukan sesuai dengan rekomendasi Balitbang Pertanian yaitu 100 gr Urea,

50 gr TSP dan 50 gr KCL dan usaha ternak T3 (ternak ayam 30 ekor dan

kambing 5 ekor).

4. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, semua alternatif agroteknologi

yang direkomendasikan sudah dapat memenuhi indikator pertanian

berkelanjutan dengan prediksi erosi yang lebih kecil dari ETol, pendapatan

Page 98: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

78

yang lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak serta diterima dan dapat

diterapkan oleh petani. Penerapan alternatif agroteknologi 1 (strip rumput

disertai dengan pemberian mulsa serasah sisa tanaman, pemupukan dan usaha

ternak) dapat mengurangi erosi menjadi berkisar 2,45 – 22,77 ton/hektar/tahun

dan meningkatkan pendapatan menjadi berkisar antara Rp. 18.855.000,-

/KK/tahun – Rp. 24.915.000,-/KK/tahun. Penerapan alternatif agroteknologi 2

(teras gulud dengan tanaman penguat teras disertai pemberian mulsa serasah

sisa tanaman, pemupukan dan usaha ternak) dapat mengurangi erosi menjadi

berkisar 2,47 – 22,77 ton/hektar/tahun dan meningkatkan pendapatan menjadi

berkisar antara Rp. 18.635.000,-/KK/tahun – Rp. 24.695.000,-/KK/tahun.

5. Rekomendasi penggunaan lahan dan pengembangan usahatani berbasis kopi

untuk sistem pertanian berkelanjutan disusun sesuai dengan kemampuan lahan

dan menerapkan alternatif-alternatif agroteknologi yang sudah ditentukan.

Lahan usahatani dengan kelas kemampuan lahan VI dikembalikan fungsinya

sebagai hutan dengan penghijauan atau reboisasi. Penggunaan lahan sawah

dan hutan tetap dipertahankan sebagai sawah dan hutan.

6. Ekstrapolasi rekomendasi penggunaan lahan dan usahatani berbasis kopi

untuk sistem pertanian berkelanjutan yang telah disusun di satuan lahan

pengamatan intensif dilakukan untuk wilayah DAS Ketahun Hulu secara

keseluruhan sesuai dengan karakteristik lahannya dan digambarkan dalam

bentuk peta rekomendasi. Lahan-lahan usahatani yang berada di dalam

kawasan hutan tetap tidak disarankan untuk budidaya pertanian kecuali ada

kebijaksanaan dari kementerian kehutanan.

Saran

1. Evaluasi kemampuan lahan sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi

kesesuaian penggunaan lahan pada suatu wilayah.

2. Tindakan-tindakan koservasi tanah perlu segera dilakukan pada lahan-lahan

usahatani berbasis kopi di DAS Ketahun Hulu untuk mengurangi erosi yang

telah terjadi, meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi perambahan

kawasan hutan untuk perkebunan berbasis kopi baru.

3. Perlunya perhatian dan dukungan dari pemerintah setempat untuk

pelaksananaan sistem pertanian yang berkelanjutan di DAS Ketahun Hulu.

2,5 m

2,5 m

Page 99: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

79

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Arifin B. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia, Perspektif Ekonomi Etika dan Praksis Kebijakan. Jakarta : Erlangga

Asdak C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Badan Penelitian Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Kopi.

[Bapedalda] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Bengkulu. 2006. Laporan Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu. Pusat Penelitian Lingkungan. Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebong. 2009. Lebong Dalam Angka 2009.

[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ketahun. 2007. Karakteristik Daerah Aliran Sungai Ketahun Provinsi Bengkulu.

[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ketahun. 2009. Rencana Tehnik Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS (RTk-RHL DAS) Di Satuan Wilayah Pengelolaan DAS Ketahun Tahun Anggaran 2009.

Departemen Kehutanan. 2009. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 28/ Menhut-II/2009 tentang Penetapan Daerah Aliran Sungai Prioritas Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014.

___________________. 2009. Kerangka Kerja Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Di Indonesia.

___________________. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.

[Disbun] Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu. 2009. Statistik Perkebunan Angkat Tetap Tahun 2008 dan Angka Sementara Tahun 2009.

Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu. 2008. Laporan Produktifitas dan Analisa Usaha Pertanian Provinsi Bengkulu Tahun 2007.

[Dirjen] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Arah Kebijakan Pengembangan Kopi di Indonesia. Simposium Kopi, Surabaya

Direktorat Pengelolaan DAS Departemen Kehutanan. 2006. Data Spasial Lahan Kritis DAS Ketahun.

Hardjowigeno S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Gadjah Mada University Press.

Kahirun. 2000. Kajian Karakteristik Hidrologi DAS Roraya Sulawesi Tenggara dan Perencanaan Penggunaan Lahan Usahatani. [Tesis]: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 100: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

80

Puspaningsih N. 1997. Studi Perencanaan Pengelolaan Penggunaan Lahan Sub DAS Cisadane Hulu Kabupaten Bogor. [Tesis] : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Sajogyo dan P. Sajogyo. 1990. Sosiologi Pedesaan Jilid 2. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.

Schwab GO, RK Frevert, TW Edminster and KK Barnes. 1981. Soil and Water Conservation Engineering. Inc. New York, Chichester, Brisbane, Toronto : Jhon Wiley and Sons.

Sinukaban N. 1989. Konservasi Tanah dan Air di Daerah Transmigrasi. P.T. Indeco Duta Utama International Development Consultants Berasosiasi dengan BCEOM.

__________. 1995. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bahan Kuliah pada Program Pasca Sarjana, Bogor. (tidak diterbitkan) IPB.

__________. 1999. Masalah dan Konsepsi Pengembangan Daerah Aliran Sungai. Makalah pada seminar sehari tentang Pengelolaan DAS Terpadu di Sulawesi Tenggara. Universitas Haluoleo. Kendari, Sulawesi Tenggara.

___________. 2001. Strategi, Kebijakan dan Kelembagaan Pengelolaan Lahan Kritis [Paper]. Bogor : IPB

___________. 2007. Konservasi Tanah dan Air. Kunci Pembangunan Berkelanjutan.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Soetriono. 2009. Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta Dengan Model Daya Saing Tree Five. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Wischmeier WH, DD. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses-A Guide to Conservation Planning. U.S. Department of Agriculture. Agriculture Hand Book 537.

2,5 m

2,5 m

Page 101: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

81

Lampiran 1. Peta Penggunaan Lahan DAS Ketahun Hulu 81

Page 102: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

82

Lampiran 2. Peta Kelas Lereng DAS Ketahun Hulu

82

Page 103: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

83

Lampiran 3. Peta Jenis Tanah DAS Ketahun Hulu 83

Page 104: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

84

Lampiran 4. Peta Kawasan Hutan DAS Ketahun Hulu

84

Page 105: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

85

Lampiran 5. Karakteristik Satuan Lahan DAS Ketahun Hulu Lereng

Jenis Tanah

Satuan Lahan

Luas (Ha)

Kebun Campuran (50.987 Ha) 0%-8% Tropudults 77, 81, 120 dan 151 1.808 0%-8% Dystropepts 95, 117, 174, 194, 227, 230, 364 dan 380 3.289 8%-15% Paledults 147 5 8%-15% Humitropepts 197, 213, 295, 297, 341, 348, 357, 360, 367, 374 627 8%-15% Dystropepts 6, 12, 17, 35, 40, 42, 58, 59, 66, 86, 127, 148, 152 17.520 160, 212, 280, 288, 301, 303, 307, 308, 342, 343, 363, 368, 369 dan 373 15%-30% Tropudults 157 231 15%-30% Paledults 135 dan 154 829 15%-30% Humitropepts 173, 186, 249, 351, 368, 377, 381 dan 382 2.061 15%-30% Dystropepts 11, 16, 18, 22, 26, 33, 39, 61, 69, 101, 104, 110, 19.846 165, 170, 177, 179, 187, 198, 200, 203, 206, 215, 226, 232, 238, 250, 262, 263, 271, 273, 278, 279, 285, 290, 291, 302, 306, 343, 345, 349, 354, 355, 356, 359, 370, 376 dan 378 30%-45% Humitropepts 234 256 30%-45% Dystropepts 60, 65, 75, 84, 98, 99, 105, 108, 116, 124, 128, 138, 3.891 139, 155, 163, 169, 172, 176, 181, 195, 207, 221, 237, 239, 247 dan 385 >45% Dystropepts 70, 102, 113 dan 125 316

Hutan Primer (52.524 Ha) 8%-15% Humitropepts 296, 371 1.197 8%-15% Dystropepts 4, 7, 14, 15, 21, 27, 30, 34, 37, 46, 48, 51, 56, 63, 72, 8.701 78, 82, 96, 97, 149, 161, 196, 211, 214, 228, 233, 256, 265, 266, 269, 272, 281, 282, 286, 287, 289, 292, 293, 294, 300, 304, 346, 347, 353, 361, 362 dan 366 15%-30% Humitropepts 183, 257, 340, 344, 350, 372 dan 375 3.858 15%-30% Dystropepts 1, 2, 5, 8, 9, 10, 13, 28, 31, 71, 74, 80, 83, 88, 106, 25.086 107, 111, 122, 126, 130, 145, 153, 159, 167, 175, 184, 188, 192, 199, 205, 209, 217, 220, 243, 245, 246, 253, 259, 268, 283, 284, 298, 299, 305, 309, 379, 382, 384 Dan 387 30%-45% Humitropepts 236 dan 383 756 30%-45% Dystropepts 3, 20, 36, 44, 45, 47, 49, 50, 53, 54, 62, 68, 85, 87, 89, 11.577 90, 92, 103, 109, 112, 114, 121, 131, 132, 136, 156, 164, 166, 168, 182, 190, 191, 201, 208, 219, 235, 251, 254, 260, 267, 270, 274, 277, 386 dan 388 >45% Dystropepts 55, 91, 100, 118 dan 162 1.350

Page 106: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

86

Lereng

Jenis Tanah

Satuan Lahan

Luas (Ha)

Hutan Sekunder (8.260 Ha) 8%-15% Paledults 140 dan 143 438 8%-15% Dystropepts 19, 57, 67, 94, 123, 129 dan 158 1.806 15%-30% Paledults 134 79 15%-30% Dystropepts 23, 24, 32, 38, 41, 52, 64, 73, 141, 144, 202, 216, 222, 4.848 223, 240, 244, 248, 252, 255, 261, 275 dan 276 30%-45% Dystropepts 25, 43, 142, 189, 193, 204, 218, 241, 242 dan 264 1.089

Rawa (155 Ha) 0%-8% Dystropepts 224 90 8%-15% Dystropepts 225, 229 dan 231 65

Sawah (4.072 Ha) 0%-8% Tropudults 79 3.965 0%-8% Dystropepts 133 dan 137 2,3 8%-15% Paledults 178 dan 185 1,6 8%-15% Dystropepts 76, 180 dan 210 103 Total Luas 115.998

Page 107: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

87

Lampiran 6. Intensitas Faktor Penghambat untuk Klasifikasi Kemampuan Lahan (Arsyad 2006)

No. Jenis Faktor Penghambat

Intensitas Faktor Penghambat

1. Tekstur tanah (t) t1 = t2 = t3 = t4 = t5

halus (liat berpasir,liat berdebu dan liat) agak halus (lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir) sedang (lempung, debu, lempung berdebu) agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus dan lempung berpasir sangathalus kasar (pasir berlempung dan pasir)

=

2. Permeabilitas (p) P1 = P2 = P3 = P4 = P5

lambat (<0,5 cm/jam) agak lambat (0,5 -2,0 cm/jam) sedang (2,0 – 6,25 cm/jam agak cepat (6,25-12,5 cm/jam) cepat (>12,5 cm/jam) =

3. Kedalaman efektif (k)

k0 = k1 = k2 = k3

dalam (> 90cm) sedang (50-90 cm) dangkal (25-50 cm) sangat dangkal (<25 cm) =

4. Lereng (l) l0 = l1 = l2 = l3 = l4 = l5 = l6

datar (0-3%) landai berombak (3-8%) agak miring/bergelombang (8-15%) miring/berbukit (15-30%) agak curam (30-45%) curam (45-65%) sangat curam (>65%) =

5. Drainase d0 = d1 = d2 = d3

berlebihan (excessively drained), air lebih segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang ditahan oleh tanah. baik, tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah dari atas sampai kebawah (150 cm) berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu. agak baik, tanah mempunyai peredaran udara baik didaerah perakaran, tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabupada lapisan atas dan lapisan atas bagian bawah (sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah). agak buruk, lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara baik, tidak bercak-bercak kuning, kelabu atau coklat. Bercak-bercak terdapat pada seluruh lapisan bawah (sekitar 40 cm dari permukaan tanah)

=

d4 = d5

buruk, bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau bercak-bercak kelabu, coklat atau kekuningan. sangat buruk, seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu dan tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau bercak-bercak berwarna kebiruan, atau terdapat air yang menggenang di permukaan tanah dalam waktu lama sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.

=

6. Erosi (e) e0 = e1 = e2 = e3 = e4 = e5

tidak ada erosi ringan (<25% lapisan atas hilang) sedang (25% - 75% lapisan atas hilang) agak berat (>75% lapisan atas hilang, 25% lapisan bawah hilang) berat (>25% lapisan bawah hilang) erosi parit =

Page 108: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

88

No. Jenis Faktor Penghambat

Intensitas Faktor Penghambat

7. Bahaya banjir genangan (g)

O0 = O1 = O2 = O3 = O4

tidak pernah (selama 1 tahun tdak pernah tertutup banjir untuk waktu 24 jam) kadang-kadang (banjir yang menutupi tanah >24 jam terjadinya tidak teratur dalam periode < 1 bulan) selama 1 bulan atau lebih setahun, tanah secara teratur tertutup banjir untuk waktu > 24 jam. selama 2-5 bulan dalam setahun secara teratur dilanda banjir yang lamanya > 24 jam selama 6 bulan atau lebih tanah dilanda banjir secara teratur yang lamanya > 24 jam. =

8. Batu-batuan (b) Kerikil Batuan kecil Batuan lepas

b0 = b1 = b2 = b3 = b0 = b1 = b2 = b3 = b0 = b1 = b2 = b3 = b4

tidak ada atau sedikit (0 – 15% volume tanah) sedang (15-50% volume tanah) banyak (50-90% volume tanah) sangat banyak (>90% volume tanah) tidak ada atau sedikit (0-15% volume tanah) sedang (15-50% volume tanah) banyak (50-90% volume tanah) sangat banyak (>90% volume tanah) tidak ada (<0,01% luas permukaan tertutup) sedikit (0,01% – 3% luas permukaan tertutup) sedang (3% - 15% permukaan tanah tertutup) banyak (15%-90% permukaan tanah tertutup) sangat banyak (> 90% permukaan tanah tertutup)

=

Batuan tersingkap (rock)

b0 = b1 = b2 = b3 = b4

tidak ada (<2% luas permukaan tertutup) sedikit (2% – 10% luas permukaan tertutup) sedang (10% - 50% permukaan tanah tertutup) banyak (50%-90% permukaan tanah tertutup) sangat banyak (> 90% permukaan tanah tertutup) =

Page 109: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

89

Lampiran 7. Nilai Faktor C Dari Berbagai Tanaman dan Pengelolaannya atau Tipe Penggunaan Lahan

No. Jenis Tanaman dan Pengelolaannya atau Tipe Penggunaan Lahan Nilai Faktor C

Sumber

1, Tanaman bera tanpa tanaman, diolah 1,0 1 2. Sawah beririgasi 0,01 1.2 3. Sawah tadah hujan 0,05 1 4. Tegalan, tanaman tidak spesifik 0,7 1 5. Rumput Brchiaria : - Tahun pertama 0,3 1.2 - Tahun kedua 0,02 1 - Tahun seterusnya 0,002 2 6 Ubi kayu 0,8 2 Ubi kayu 0,363 1 7. Jagung 0,7 1 Jagung 0,637 2 8. Padi gogo, tegalan, lahan kering 0,5 1 Padi gogo 0,561 2 9. Kacang-kacangan, tidak spesifik spesiesnya 0,6 1 10. Kacang Jogo 0,161 2 11. Kacang Tanah 0,452 2 12. Kedelai 0,399 2 13. Sorgum 0,242 2 14. Sereh wangi (citronella) 0,434 1.2 15. Kentang 0,4 1 16. Tebu 0,2 1 17. Pisang (jarang sebagai tanaman monokultur) 0,6 1 18. Talas 0,85 1 19. Kebun campuran, tajuk bertingkat, penutup tanah bervariasi : - Kerapatan tinggi 0,1 1 - Ubi kayu/kedelai 0,2 2 - Kerapatan sedang 0,3 1 - Kerapatan rendah cayanus sp, kacang tanah 0,5 2 20. Tanaman perkebunan dengan tanaman penutup tanah (permanent) : - Kerapatan tinggi 0,1 1 - Kerapatan sedang 0,5 1 21. Reboisasi dengan penutup tanah, tahun pertama 0,3 1 22. Kopi dengan penutup tanah 0,2 1 23. Tanaman bamboo (cabai, jahe) 0,9 1 24. Perladangan berpindah 0,4 1 25. Hutan, hutan alami, (primer) berkembang baik : - Serasah tinggi 0,001 1.2 - Serasah rendah 0,005 1 26. Hutan produksi : - Tebang habis 0,5 1 - Tebang pilih 0,2 1 27. Kebun produksi (penutup tanah, jelek) - Karet 0,8 1 - Teh 0,5 1 - Kelapa sawit 0,5 1 - Kelapa 0,5 1 28. Kolam ikan 0,001 1 29. Lahan kritis, tanpa vegetasi 0,95 1 30. Semak, belukar 0,3 1 31. Sorgum-sorgum (terus menerus) 0,341 3 32. Padi gogo – jagung (dalam rotasi) 0,209 3 33. Padi gogo – jagung (rotasi) + mulsa jagung 0,083 3

Page 110: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

90

No. Jenis Tanaman dan Pengelolaannya atau Tipe Penggunaan Lahan Nilai Faktor C

Sumber

34. Padi gogo – jagung (rotasi) + mulsa jerami 2 ton/ha dan 10-20 ton/ha pupuk kandang

0,030

3

35. Padi gogo tumpang sari jagung + ubi kayu dirotasikan dengan kedelai atau kacang tanah

0,421

3

36. Jagung dan kacang tanah, sisa tanaman jadi mulsa 0,014 3 37. Alang-alang, permanent 0,021 3 38. Alang-alang, dibakar 1 kali 0,20 3 39. Semak, lamtoro 0,51 3 40. Albizia dengan semak campuran 0,012 3 41. Albizia tanpa tanaman bawah 1,0 3 42. Kentang ditanam mengikuti arah lereng 1,0 3 43. Kentang penanaman mengikuti kontur 0,35 3 44. Bawang, penanaman dalam kontur 0,08 3 45. Pohon tanpa semak 0,32 3 46. Ubi kayu, tumpang sari dengan kedelai 0,181 2 47. Ubi kayu, tumpang sari dengan kacang tanah 0,195 2 48. Ubi kayu + sorgum (tumpang sari) 0,345 2 49. Padi gogo + sorgum (tumpang sari) 0,417 2 50. Kacang tanah + kacang gude (tumpang sari) 0,495 2 51. Kacang tanah + kacang tunggak (tumpang sari) 0,571 2 52. Kacang tanah + mulsa jerami 4 ton/ha 0,049 2 53. Padi gogo + mulsa jerami 4 ton/ha 0,096 2 54. Kacang tanah + mulsa batang jagung 4 ton/ha 0,128 2 55. Kacang tanah, mulsa crotalaria 3 ton/ha 0,136 2 56. Kacang tanah, mulsa kacang tunggak 0,259 2 57. Kacang tanah mulsa jerami padi 2 ton/ha 0,377 2 58. Padi gogo, mulsa crotalaria 3 ton/ha 0,387 2 59. Padi gogo + jagung + ubi kayu, mulsa jerami 6 ton/ha, setelah padi

ditanami kacang tanah

0,079

2 60. Padi gogo – jagung – kacang tanah dalam rotasi, dengan sisa-sisa

tanaman jadi mulsa

0,347

2 Keterangan : 1) Hammer (1980) 2) Abdurachman, Sofiah Abujamin dan Undang Kurnia (1984) 3) Pusat Penelitian Tanah (1973-1981) diacu dalam Sinukaban (1989)

Page 111: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

91

Lampiran 8. Nilai Faktor Penggunaan Tehnik Konservasi Tanah (P) No. Tehnik Konsevasi Tanah Nilai

Faktor 1. Teras bangku - Disain/konstruksi baik 0,04* - Disain/konstruksi sedang 0,15* - Disain/konstruksi buruk 0,35*

2. Teras tradisional 0.40* 3. Penanaman menurut kontur : - Pada lereng 0 – 8 % 0,5* - Pada lereng 1 – 20 % 0,75* - Pada lereng > 20 % 0,90*

4. Hill side ditch atau field pits 0,30* 5. Teras koluvial ditanami strip rumput atau bamboo atau rumput permanen

seperti : rumput Bahia :

- Disain baik, tahun pertama 0,04* - Disain buruk, tahun pertama 0,40*

6. Rotasi dengan Crotalaria 0,6* 7. Mulsa penahan air : - Serasah atau jerami 6 ton/ha/tahun 0,3* - Serasah atau jerami 3 ton/ha/tahun 0,5* - Serasah atau jerami 1 ton/ha/tahun 0,8*

8. Penanaman tanaman penutup tanah rendah pada tanaman perkebunan : - Kerapatan tinggi 0,10* - Kerapatan sedang 0,50*

8. Teras bangku, ditanami kacang tanah – kacang tanah 0,009** 9. Teras bangku, ditanami + mulsa jerami 4 ton/ha 0,006** 10. Teras bangku, ditanami sorgum-sorgum 0,012** 11. Teras bangku, ditanami jagung 0,048** 17. Teras guludan dengan rumput penguat 0,500*** 18. 19.

Strip Rumput Teras gulud dengan tanaman penguat pada tanaman tahunan

0,4*** 0,0102***

20. Teras guludan ditanami pagi gogo dan jagung dalam rotasi 0,013*** 21. Teras guludan, pada pertanaman sorgum sorgum 0,041*** 22. Teras guludan, pada pertanaman ubi kayu 0,063*** 23. Teras guludan, , menggunakan mulsa sisa-sisa tanaman 0,006*** 24. Teras guludan, pada kacang tanah-kedelai dalam rotasi 0,105*** 25. Teras guludan, padi gogo – jagung – kacang tunggak dalam rotasi, dengan

2 ton/ha kapur. 0,012***

26. Teras bangku, ditanami jagung – ubi kayu/kedelai dalam rotasi 0,056*** 26. Teras bangku, ditanami sorgum-sorgum 0,024*** 28. Teras bangku, kacang tanah-kacang tanah 0,009*** 29. Teras bangku, tanpa tanaman 0,039***

Keterangan : *) Hammer (1980), diacu dalam Hardjowigeno (2007) **) Abdurachman, Sofiah Abujamin dan Undang Kurnia (1984) ***) Pusat Penelitian Tanah (1973-1981) diacu dalam Sinukaban (1989)

Page 112: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

92

Lampiran 9. Kelas dan Kode Struktur Tanah, Kelas dan Kode Permmeabilitas Profil Tanah, Klasifikasi Nilai Kepekaan Erosi Tanah

a. Tabel Kelas dan Kode Struktur Tanah

Kelas Struktur Tanah (ukuran diameter) Kode Struktur

Granuler sangat halus (< 1 mm)

Granuler halus (1-2 mm)

Granuler sedang sampai kasar (2-10

mm)

Berbentuk block, blocky, plat, masif

1

2

3

4

b. Tabel Kelas dan Kode Permeabilitas Profil Tanah

Kelas Permeabilitas Kecepatan (cm/jam) Kode

Sangat lambat < 0,5 6

Lambat 0,5 – 2,0 5

Sedang-lambat 2,0 – 6,3 4

Sedang 6,3_12,7 3

Sedang-cepat 12,7-25,4 2

Cepat 25,4 1

c. Tabel Klasifikasi Nilai Kepekaan Erosi Tanah

Nilai K Kelas

0,00 - 0,10 1 (sangat rendah)

0,11 – 0,20 2 (rendah)

0,21 – 0,32 3 (sedang)

0,33 – 0,43 4 (agak tinggi)

0,44 – 0,55 5 (tinggi)

0,56 – 0,64 6 (sangat tinggi)

Page 113: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

93

Lampiran 10. Penilaian Kelas Kemampuan Lahan Pada Setiap Satuan Lahan Pengamatan Intensif di DAS Ketahun Hulu

SL Lereng

(%)

Erosi Kedalaman Tekstur Kepekaan Permeabilitas Drainase Batuan Ancaman Kelas

Tanah (cm) Erosi Banjir

61 l 20 3 e sedang 2 k 80 1 t Lempung liat berdebu 3 KE 0,153 2 P agak lambat 2 d baik 1 b Sedang 2 O tidak pernah 0 IV l3

79 l 2 0 e tidak ada 0 k 90 1 t Liat 1 KE 0,137 2 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 I

81 l 7 1 e ringan 1 k 110 0 t Liat 1 KE 0,071 1 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 II l1 e

152

1

l 13 2 e sedang 2 k 80 1 t Lempung 3 KE 0,222 3 P sedang 3 d baik 1 b Sedang 2 O tidak pernah 0 III l2 e

154

2

l 20 3 e sedang 2 k 100 0 t Lempung liat berpasir 4 KE 0,191 2 P agak cepat 4 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 IV l

157

3

l 25 3 e ringan 1 k 140 0 t Lempung berdebu 3 KE 0,408 4 P sedang 3 d baik 1 b Sedikit 1 O tidak pernah 0 IV l

173

3

l 25 3 e Sedang 2 k 120 0 t Lempung berdebu 3 KE 0,281 3 P sedang 3 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 IV l

174

3

l 8 1 e ringan 1 k 110 0 t Lempung 3 KE 0,289 3 P sedang 3 d baik 1 b sedikit 1 O tidak pernah 0 II l1 e

183

1

l 20 3 e tidak ada 0 k 150 0 t Lempung berdebu 3 KE 0,435 4 P sedang 3 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 IV l

186

3

l 20 3 e Sedang 2 k 105 0 t Lempung 3 KE 0,361 4 P sedang 3 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 IV l

197

3

l 13 2 e sedang 2 k 80 1 t Liat 1 KE 0,098 1 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 III l2 e

203

2

l 16 3 e sedang 2 k 110 0 t Lempung berdebu 3 KE 0,415 4 P sedang 3 d baik 1 b Sedikit 1 O tidak pernah 0 IV l

213

3

l 13 2 e sedang 2 k 100 0 t Lempung 3 KE 0,411 4 P sedang 3 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 III l2 e

234

2

l 43 4 e sedang 2 k 115 0 t Lempung liat berpasir 4 KE 0,204 1 P agak cepat 4 d baik 1 b Sedikit 1 O tidak pernah 0 VI l

236

4

l 45 4 e tidak ada 0 k 140 0 t Liat 1 KE 0,123 2 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 VI l

247

4

l 45 4 e agak berat 3 k 120 0 t Liat 1 KE 0,152 2 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 VI l

249

4

l 20 3 e sedang 2 k 85 1 t Liat 1 KE 0,150 2 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 IV l

250

3

l 20 3 e sedang 2 k 110 0 t Lempung berliat 2 KE 0,190 2 P agak lambat 2 d baik 1 b tidak ada 0 O tidak pernah 0 IV l3

93

Page 114: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

94

Lampiran 11. Deskripsi Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual di Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu Tipe Usahatani Kode Kondisi Tutupan Agroteknologi

Pola Permukaan Tanah Jarak Populasi dan Pemupukan Penyiangan Pengendalian Tehnik Tanam Tanam (m) Jenis Tanaman (btg) HPT KTA

Kopi Monokultur UT1 Relatif terbuka, hanya Kopi = 2,5 x 2,5 1600 kopi Seperlunya Seperlunya Seperlunya Tidak ada ditutupi rumput dan serasah sedikit

Kopi dan sengon UT2 Relatif terbuka, hanya Kopi = 2,5 x 2,5 1600 kopi, 25 Sengon Tidak Seperlunya Tidak Tidak ada ditutupi rumput dan Sengon = 20 x 20 dilakukan dilakukan serasah sedikit Kopi dan Tanaman UT3 Tertutup rumput, semak Kopi = 2,5 x 2,5 1600 kopi, 25 gamal Tidak Tidak Tidak Tidak ada Kayu-Kayuan belukar dan serasah Gamal dan 20 kayu bawang dilakukan dilakukan dilakukan sisa tanaman kayu bawang sisa tanaman hutan Kopi dan Tanaman UT4 Relatif terbuka, hanya Kopi = 2,5 x 2,5 1600 kopi, 25 durian, Tidak Seperlunya Tidak Tidak ada Buah-buahan ditutupi rumput dan Durian = 20 x 20 10 nangka dan 10 dilakukan dilakukan serasah sedikit pisang Kopi, Karet dan UT5 Relatif terbuka, hanya Kopi = 2,5 x 2,5 1600 kopi, 100 karet Tidak Seperlunya Tidak Tidak ada Nilam ditutupi rumput dan Karet = 10 x 10 dan 30% nilam dilakukan dilakukan serasah sedikit Kopi, Pinang dan UT6 Tertutup rumput, semak Kopi = 2,5 x 2,5 1600 kopi, 80 pinag Tidak Tidak Tidak Tidak ada Kemiri belukar dan serasah Pinang dan 25 kemiri dilakukan dilakukan dilakukan sisa tanaman Kemiri

94

Page 115: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

95

Lampiran 12. Sebaran Curah Hujan (mm) Rata-Rata Bulanan di DAS Ketahun Hulu Tahun 1990 - 2004

Tahun Bulan Tahunan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1990 515 447 465 429 131 95 165 210 377 679 310 473 4.296 1991 404 325 467 235 211 11 30 110 113 108 475 394 2.883 1992 207 351 505 336 144 35 114 177 397 379 226 272 3.143 1993 270 179 582 310 370 44 225 80 164 176 475 534 3.409 1994 591 573 360 267 289 231 13 7 55 97 159 226 2.868 1995 371 347 554 300 321 160 69 73 191 375 197 91 3.049 1996 127 141 61 115 10 66 32 210 58 134 309 399 1.662 1997 265 51 130 223 324 37 38 58 0 87 236 217 1.666 1998 298 385 319 610 25 75 357 112 335 399 203 943 4.061 1999 226 221 423 120 334 84 152 149 71 358 260 257 2.655 2000 297 123 90 293 172 150 74 65 149 116 357 162 2.048 2001 249 247 124 339 196 186 191 134 225 268 348 333 2.840 2002 268 150 410 424 256 145 133 63 144 10 280 333 2.616 2003 275 294 252 503 78 176 137 214 0 411 231 238 2.809 2004 261 217 142 256 227 28 302 150 129 142 271 387 2.512

Rata-rata 308 270 326 317 206 102 135 121 161 249 289 351 2.834

95

Page 116: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

96

Lampiran 13. Sebaran Hari Hujan Rata-Rata Bulanan di DAS Ketahun Hulu Tahun 1990 - 2004

Tahun Bulan

Tahunan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1990 18 10 22 18 9 9 13 12 13 16 18 21 179

1991 22 17 18 16 9 2 2 8 10 12 24 30 170

1992 16 17 20 21 17 8 17 10 15 17 13 23 194

1993 20 16 22 19 19 11 17 11 17 17 19 21 209

1994 23 14 22 19 16 9 2 1 1 7 17 20 151

1995 19 19 20 20 14 16 10 8 11 19 15 11 182

1996 16 18 17 15 4 13 6 11 9 5 20 23 157

1997 19 16 26 27 24 8 9 9 1 5 21 21 186

1998 18 18 21 26 7 10 22 13 22 26 17 25 225

1999 14 13 17 13 21 15 12 14 10 23 23 19 194

2000 18 11 14 23 14 11 11 10 8 10 19 23 172

2001 20 22 17 25 20 15 10 10 16 19 22 23 219

2002 16 9 23 25 15 13 11 6 12 3 18 22 173

2003 17 15 19 21 7 9 5 12 0 18 15 15 153

2004 14 11 11 13 11 4 13 8 11 11 14 18 139

Rata-rata 18 15 19 20 14 10 11 10 10 14 18 21 180

96

Page 117: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

97

Lampiran 14. Curah hujan Bulanan (cm) dan Nilai Erosivitas Hujan (R) DAS Ketahun Hulu

Tahun Bulan Tahunan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1990 51,5 44,7 46,5 42,9 13,1 9,5 16,5 21,0 37,7 67,9 31,0 47,3 429,6 1991 40,4 32,5 46,7 23,5 21,1 1,1 3,0 11,0 11,3 10,8 47,5 39,4 288,3 1992 20,7 35,1 50,5 33,6 14,4 3,5 11,4 17,7 39,7 37,9 22,6 27,2 314,3 1993 27,0 17,9 58,2 31,0 37,0 4,4 22,5 8,0 16,4 17,6 47,5 53,4 340,9 1994 59,1 57,3 36,0 26,7 28,9 23,1 1,3 0,7 5,5 9,7 15,9 22,6 286,8 1995 37,1 34,7 55,4 30,0 32,1 16,0 6,9 7,3 19,1 37,5 19,7 9,1 304,9 1996 12,7 14,1 6,1 11,5 1,0 6,6 3,2 21,0 5,8 13,4 30,9 39,9 166,2 1997 26,5 5,1 13,0 22,3 32,4 3,7 3,8 5,8 0,0 8,7 23,6 21,7 166,6 1998 29,8 38,5 31,9 61,0 2,5 7,5 35,7 11,2 33,5 39,9 20,3 94,3 406,1 1999 22,6 22,1 42,3 12,0 33,4 8,4 15,2 14,9 7,1 35,8 26,0 25,7 265,5 2000 29,7 12,3 9,0 29,3 17,2 15,0 7,4 6,5 14,9 11,6 35,7 16,2 204,8 2001 24,9 24,7 12,4 33,9 19,6 18,6 19,1 13,4 22,5 26,8 34,8 33,3 284,0 2002 26,8 15,0 41,0 42,4 25,6 14,5 13,3 6,3 14,4 1,0 28,0 33,3 261,6 2003 27,5 29,4 25,2 50,3 7,8 17,6 13,7 21,4 0,0 41,1 23,1 23,8 280,9 2004 26,1 21,7 14,2 25,6 22,7 2,8 30,2 15,0 12,9 14,2 27,1 38,7 251,2 Rain 30,8 27,0 32,6 31,7 20,6 10,2 13,5 12,1 16,1 24,9 28,9 35,1 283,4 Maxp 5,3 5,2 5,1 5,4 4,5 3,2 3,4 3,5 4,0 5,4 5,0 5,3 Days 18,0 15,1 19,3 20,1 13,8 10,2 10,7 9,5 10,4 13,9 18,3 21,0 EI30 228,31 211,10 233,39 227,09 146,12 60,64 86,68 81,17 117,36 202,60 204,21 250,17 2.048,85

97

Page 118: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

98

Lampiran 15. Sifat Fisik Tanah Pada Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

SL Tektur C-

Organik

(%)

Bahan

Organik

(%)

Permeabiltas

(cm/jam)

BI

(gr/cm3

Struktur

)

N-Total

(%) P (ppm)

K

(me/100g) Pasir Kasar Pasir Halus

(%)

Debu Liat Tanah

(%) (%) (%)

61 18,38 2,13 32,63 46,86 3,39 5,86 0,51 0,94 Granuler halus 0,43 108,2 115,0

79 10,64 1,61 33,93 53,82 1,67 2,89 0,53 1,08 Granuler sangat halus 0,18 106,5 57,5

81 30,42 4,07 14,31 51,2 2,47 4,27 0,62 0,85 Granuler sangat halus 0,22 164,9 122,5

152 14,93 1,96 43,81 39,3 2,15 3,72 6,18 0,98 Granuler halus 0,19 89,3 200,0

154 54,96 5,66 26,32 13,06 3,19 5,51 8,84 0,82 Granuler sedang 0,26 268,8 322,5

157 28,89 3,94 50,53 16,64 1,51 2,61 5,79 1,18 Granuler halus 0,14 91,0 252,5

173 16,83 2,08 51,82 29,27 2,55 4,41 6,08 0,85 Granuler halus 0,26 156,7 85,0

174 41,52 5,95 31,68 20,85 0,95 1,64 4,39 1,18 Granuler halus 0,10 130,6 285,0

183 11,18 1,70 63,70 23,42 1,75 3,02 6,09 1,07 Granuler halus 0,17 135,7 180,0

186 28,17 4,56 45,23 22,04 1,27 2,19 2,53 1,12 Granuler halus 0,12 103,1 610,0

197 4,05 1,19 27,87 66,89 0,55 0,95 0,53 0,83 Granuler sangat halus 0,06 73,9 87,5

203 18,54 2,12 53,25 26,09 0,71 1,23 4,74 1,14 Granuler halus 0,08 65,3 147,5

213 26,19 6,25 48,25 19,31 1,27 2,19 6,21 1,14 Granuler halus 0,12 67,0 57,5

234 43,39 5,41 22,45 28,75 0,95 1,64 10,68 1,14 Granuler sedang 0,08 80,3 192,5

236 10,64 1,61 33,93 53,82 2,31 3,99 0,50 0,91 Granuler sangat halus 0,24 118,2 75,0

247 18,24 2,67 32,22 46,87 1,75 3,02 0,91 0,96 Granuler sangat halus 0,18 116,8 102,5

249 14,64 1,52 31,28 52,56 0,72 1,24 0,60 0,82 Granuler sangat halus 0,08 61,8 67,5

250 27,52 3,78 33,23 35,47 3,19 5,51 0,70 1,01 Granuler halus 0,16 89,9 122,5

98

Page 119: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

99

Lampiran 16. Nilai Erodibilitas Tanah Pada Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

SL Pasir Kasar Pasir Halus Debu Liat Bahan Organik Kode Struktur Kode Permeabilitas Nilai M Nilai K

(%) (%) (%) (%) (%) (a) Tanah (b) Tanah (c )

61 18,38 2,13 32,63 46,86 5,86 2 5 1.847,15 0,153

79 10,64 1,61 33,93 53,82 2,89 1 5 274,87 0,137

81 30,42 4,07 14,31 51,20 4,27 1 5 896,94 0,071

152 14,93 1,96 43,81 39,30 3,72 2 4 2.778,24 0,222

154 54,96 5,66 26,32 13,06 5,51 3 3 2.780,34 0,191

157 28,89 3,94 50,53 16,64 2,61 2 4 4.540,62 0,408

173 16,83 2,08 51,82 29,27 4,41 2 4 3.812,35 0,281

174 41,52 5,95 31,68 20,85 1,64 2 4 2.978,41 0,289

183 11,18 1,70 63,70 23,42 3,02 2 4 5.008,33 0,435

186 28,17 4,56 45,23 22,04 2,19 2 4 3.881,63 0,361

197 4,05 1,19 27,87 66,89 0,95 1 5 962,18 0,098

203 27,17 4,19 53,25 15,39 1,23 2 4 4.860,00 0,415

213 26,19 6,25 48,25 19,31 2,19 2 4 4.397,61 0,411

234 43,39 5,41 22,45 28,75 1,64 3 3 1.985,03 0,204

236 10,64 1,61 33,93 53,82 3,99 1 5 1.641,24 0,123

247 18,24 2,67 32,22 46,87 3,02 1 5 1.853,71 0,152

249 14,64 1,52 31,28 52,56 1,24 1 5 1.556,03 0,150

250 27,52 3,78 33,23 35,47 5,51 2 5 2.388,26 0,190

99

Page 120: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

100

Lampiran 17. Nilai LS Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

No. Satuan Lahan Kelas Lereng Lereng (%) Panjang Lereng (m) Nilai LS

1 61 15%-30% 20 60 6,75

2 79 0%-8% 2 20 0,88

3 81 0%-8% 7 40 2,44

4 152 8%-15% 13 35 3,61

5 154 15%-30% 20 40 5,51

6 157 15%-30% 25 25 5,29

7 173 15%-30% 25 35 6,25

8 174 0%-8% 8 20 1,89

9 183 15%-30% 20 51 6,22

10 186 15%-30% 20 30 4,77

11 197 8%-15% 13 25 3,05

12 203 15%-30% 16 20 3,23

13 213 8%-15% 13 40 3,86

14 234 30%-45% 43 40 10,92

15 236 30%-45% 45 38 11,10

16 247 30%-45% 45 50 12,73

17 249 15%-30% 20 45 5,84

18 250 15%-30% 20 100 8,71

10

0

Page 121: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

101

Lampiran 18. Erosi Yang Dapat Ditoleransi (ETol) Pada Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS Ketahun Hulu

SL Penggunaan Lahan Jenis Tanah Dmin FK KE DE MPT LPT BI ETol ETol

Aktual (mm) (mm) (mm) (mm) (tahun) (mm/thn) (g/cm3 (mm/thn) ) (ton/ha/thn)

61 UT3 Dystropepts 900 1 800 800 250 1 0,94 0,60 13,45**

79 Sawah Tropudults 250 0,8 900 720 250 1 1,08 2,88 31,10**

81 UT1 Tropudults 900 0,8 1100 880 250 1 0,85 0,92 13,45**

152 UT2 Dystropepts 900 1 800 800 250 1 0,98 0,60 13,45**

154 UT5 Paledults 900 0,8 1000 800 250 1 0,82 0,60 13,45**

157 UT3 Tropudults 900 0,8 1400 1120 250 1 1,18 1,88 22,18**

173 UT3 Humitropepts 900 1 1200 1200 250 1 0,85 2,20 18,70**

174 UT2 Dystropepts 900 1 1100 1100 250 1 1,18 1,80 21,24**

183 Hutan Humitropepts 900 1 1500 1500 250 1 1,07 3,40 36,38**

186 UT5 Humitropepts 900 1 1050 1050 250 1 1,12 1,60 17,92**

197 UT3 Humitropepts 900 1 800 800 250 1 0,83 0,60 13,45**

203 UT2 Dystropepts 900 1 1100 1100 250 1 1,14 1,80 20,52**

213 UT4 Humitropepts 900 1 1000 1000 250 1 1,14 1,40 15,96**

234 UT2 Humitropepts 900 1 1150 1150 250 1 1,14 2,00 22,80**

236 Hutan Humitropepts 900 1 1400 1400 250 1 0,91 3,00 27,30**

247 UT3 Dystropepts 900 1 1200 1200 250 1 0,96 2,20 21,12**

249 UT6 Humitropepts 900 1 850 850 250 1 0,82 0,80 13,45**

250 UT6 Dystropepts 900 1 1100 1100 250 1 1,01 1,80 18,18** Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri) * ditentukan dengan menggunakan metoda Hammer ** ditentukan dengan menggunakan metoda Tompson

101

Page 122: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

102

Lampiran 19. Nilai Faktor Kedalaman 30 Sub Order Tanah (Hammer 1981 dan Arsyad 2006)

No. Kategori Sub Order Nilai Faktor Kedalaman

1 Aqualf 0,9 2 Udalf 0,9 3 Ustalf 0,9 4 Aquent 0,9 5 Arent 1,0 6 Fluvent 1,0 7 Orthen 1,0 8. Psamment 1,0 9. Andepts 1,0 10. Aquept 0,95 11. Tropept 1,0 12. Alboll 0,75 13. Aquall 0,9 14. Rendoll 0,9 15. Udoll 1,0 16. Ustoll 1,0 17. Aqoux 0,9 18. Humox 1,0 19. Orthox 0,9 20. Ustox 0,9 21. Aquod 0,9 22. Ferrod 0,95 23. Hummod 1,0 24. Orthod 0,95 25. Aquukt 0,8 26. Humult 1,0 27. Udult 0,8 28. Ustult 0,8 29. Udert 1,0 30. Ustert 1,0

Page 123: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

103

Lampiran 20. Kedalaman tanah minimum untuk berbagai jenis tanaman

No. Jenis Tanaman Kedalaman minimum (cm) 1 Padi sawah 25 2 Padi gogo 20 3 Jagung 25 4 Sorghum 25 5 Kedelai 20 6 Kacang hijau 15 7 Kacang tanah 15 8. Ubi jalar 30 9. Kentang 30 10. Hui 25 11. Tanah terbuka 30 12. Pisang 50 13. Jeruk 50 14. Mangga 75 15. Kelapa Sawit 50 16. Kelapa 50 17. Karet 50 18. Kakao 50 19. Kopi 50 20. Cengkeh 50 21. Teh 50 22. Kapas 45 23. Tebu 40 24. Rumput Ternak 15 25. Jati 75 26. Mahoni 75 27. Agathis 75 28. Altingia 75 29. Albizia 75 30. Leucaina 75 31. Acasia 50 32. Eucalyptus 50 33. Gelam 50 34. 35.

Pinus Kayu-kayuan (Hutan)

50 90

Sumber : Wood dan Dent (1983), diacu dalam Harjowigeno (2007)

Page 124: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

104

Lampiran 21. Nilai CP Maksimum Satuan Lahan Pengamatan Intensif DAS

Ketahun Hulu No. SL Pola Tanam R K LS ETol CP Maks

Dan (ton/ha/thn) Agroteknologi

1 61 UT3 2048,85 0,153 6,75 13,45** 0,006 2 79 Sawah 2048,85 0,137 0,88 31,10** 0,126 3 81 UT1 2048,85 0,071 2,44 13,45** 0,038 4 152 UT2 2048,85 0,222 3,61 13,45** 0,008 5 154 UT5 2048,85 0,191 5,51 13,45** 0,006 6 157 UT3 2048,85 0,408 5,29 22,18** 0,005 7 173 UT3 2048,85 0,281 6,25 18,70** 0,005 8 174 UT2 2048,85 0,289 1,89 21,24** 0,019 9 183 Hutan 2048,85 0,435 6,22 36,38** 0,007 10 186 UT5 2048,85 0,361 4,77 17,92** 0,005 11 197 UT3 2048,85 0,098 3,05 13,45** 0,022 12 203 UT2 2048,85 0,415 3,23 20,52** 0,007 13 213 UT4 2048,85 0,411 3,86 15,96** 0,005 14 234 UT2 2048,85 0,204 10,92 22,80** 0,005 15 236 Hutan 2048,85 0,123 11,10 27,30** 0,010 16 247 UT3 2048,85 0,152 12,73 21,12** 0,005 17 249 UT6 2048,85 0,150 5,84 13,45** 0,008 18 250 UT6 2048,85 0,190 8,71 18,18** 0,005

Keterangan : UT1 : Monokultur kopi, UT2 : Kopi dan sengon (1600 kopi dan 25 sengon), UT3 : Kopi dan tanaman kayu-kayuan (1600 kopi, 25 gamal dan 20 kayu bawang dan sisa tanaman hutan), UT4 : Kopi dan tanaman buah-buahan (1600 kopi, 25 durian, 10 nangka dan 10 pisang), UT5 : Kopi, Karet dan Nilam (1600 kopi, 100 karet dan nilam 30% lahan), UT6 : Kopi, pinang dan kemiri (1600 kopi, 80 pinang dan 25 kemiri). * ditentukan dengan menggunakan metoda Hammer ** ditentukan dengan menggunakan metoda Tompson

Page 125: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

105

Lampiran 22. Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual UT1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT1 (Monokultur kopi) seluas 1,5 hektar

No. Uraian Vol Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp)

(Rp)

1 Biaya a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pengolahan tanah 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Penanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pemeliharaan tanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pasca panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000

Total (a) 126 HOK 1.260.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll) - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000

Total (b) 2.610.000 Total 1 (a+b) 3.870.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000

Total 2 14.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 10.530.000

Page 126: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

106

Lampiran 23. Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual UT2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT2 (Kopi dan sengon) seluas 1,5 hektar No. Uraian Vol Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pengolahan tanah 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Penanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pemeliharaan tanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pasca panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000

Total (a) 126 HOK 1.260.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Sengon 40 batang 1.500 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 1.760.000 Total 1 (a+b) 3.020.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (675 kg/hektar) 1012,5 Kg 12.000 12.150.000 c. Kayu Sengon (40 batang x 1 m3 selama 6 m3 200.000 1.200.000 selama 6 tahun)

Total 2 13.350.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 10.330.000

Page 127: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

107

Lampiran 24. Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual UT3 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

PTK UT3 (Kopi dan tanaman kayu-kayuan) seluas 1,5 hektar No. Uraian Vol Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp)

1 Biaya a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Kayu Bawang 30 batang 1.500 45.000 - Gamal 40 batang 500 20.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 1.765.000 Total 1 (a+b) 4.285.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (675kg/hektar) 1012,5 Kg 12.000 12.150.000 b. Kayu Bawang (30 batang x 1 m3 selama 3 m3 1.000.000 3.000.000 selama 10 tahun)

Total 2 15.150.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 10.865.000

Page 128: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

108

Lampiran 25. Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual UT4 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT4 (Kopi dan Tanaman Buah-buahan) seluas 1,5 hektar No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Durian 38 batang 25.000 950.000 - Nangka 15 batang 3.500 52.500 - Pisang 15 batang 3.500 52.500 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.755.000 Total 1 (a+b) 5.275.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (675 kg/hektar) 1012,5 Kg 12.000 12.150.000 b. Buah Durian (100 buah/batang) 3800 buah 1.500 5.700.000 c. Nangka (20 buah/batang) 300 buah 3.000 900.000 d. Pisang (20 sisir/batang) 300 sisir 3.000 900.000

Total 2 19.650.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 14.375.000

Page 129: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

109

Lampiran 26. Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual UT5 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT5 (Kopi, Karet dan Nilam) seluas 1,5 hektar No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp)

1 Biaya a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Karet 150 batang 3.500 525.000 - Nilam 2000 batang 150 300.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.525.000 Total 1 (a+b) 5.045.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (675 kg/hektar) 1012,5 Kg 12.000 12.150.000 b. Getah Karet (200 kg/hektar) 300 Kg 6.500 1.950.000 c. Daun Nilam 1350 Kg 3.000 4.050.000

Total 2 18.150.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 13.105.000

Page 130: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

110

Lampiran 27. Analisa Biaya dan Pendapatan Pola Tanam dan Agroteknologi Aktual UT6 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 6 (Kopi, Pinang dan Kemiri) seluas 1,5 hektar No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp)

1 Biaya a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Pinang 120 batang 3.500 420.000 - Kemiri 40 batang 1.500 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.180.000 Total 1 (a+b) 4.700.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (675 kg/hektar) 1012,5 Kg 12.000 12.150.000 b. Buah Pinang (400 kg/hektar) 600 Kg 5.000 3.000.000 c. Buah Kemiri 600 Kg 8.000 4.800.000

Total 2 19.950.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 15.250.000

Page 131: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

111

Lampiran 28. Analisa Biaya dan Pendapatan UT1 dengan alternatif agroteknologi 1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 1 (Monokultur Kopi ) seluas 1,5 hektar Tindakan KTA : Strip Rumput + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pengolahan tanah 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Penanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pemeliharaan tanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pasca panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000

Total (a) 126 HOK 1.260.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.610.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Strip Rumput 21 HOK 10.000 210.000 - Bibit tanaman Strip Rumput 200.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 650.000 Total 1 (a+b+c) 4.520.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000

Total 2 14.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 9.880.000

Page 132: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

112

Lampiran 29. Analisa Biaya dan Pendapatan UT2 dengan alternatif agroteknologi 1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 2 (Kopi dan sengon) seluas 1,5 hektar

Tindakan KTA : Strip Rumput + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pengolahan tanah 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Penanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pemeliharaan tanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pasca panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000

Total (a) 126 HOK 1.260.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Sengon 40 batang 1.500 60.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.670.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Strip Rumput 21 HOK 10.000 210.000 - Bibit tanaman Strip Rumput 200.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 650.000 Total 1 (a+b+c) 4.580.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 c. Kayu Sengon (40 batang x 1 m3 selama 6 m3 200.000 1.200.000 selama 6 tahun)

Total 2 15.600.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 11.020.000

Page 133: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

113

Lampiran 30. Analisa Biaya dan Pendapatan UT3 dengan alternatif agroteknologi 1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

PTK UT3 (Kopi dan tanaman kayu-kayuan) seluas 1,5 hektar

Tindakan KTA : Strip Rumput + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Kayu Bawang 30 batang 1.500 45.000 - Gamal 40 batang 500 20.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll) Total (b) 2.675.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Strip Rumput 21 HOK 10.000 210.000 - Bibit tanaman Strip Rumput 200.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 650.000 Total 1 (a+b+c) 5.845.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Kayu Bawang (30 batang x 1 m3 selama 3 m3 1.000.000 3.000.000 selama 10 tahun)

Total 2 17.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 11.555.000

Page 134: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

114

Lampiran 31. Analisa Biaya dan Pendapatan UT4 dengan alternatif agroteknologi 1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan UT4 (Kopi dan Tanaman Buah-buahan) seluas 1,5 hektar

Tindakan KTA : Strip Rumput + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit

- Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Durian 38 batang 25.000 950.000 - Nangka 15 batang 3.500 52.500 - Pisang 15 batang 3.500 52.500 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 3.665.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Strip Rumput 21 HOK 10.000 210.000 - Bibit tanaman Strip Rumput 200.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 650.000 Total 1 (a+b+c) 6.835.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Buah Durian (100 buah/batang) 3800 buah 1.500 5.700.000 c. Nangka (20 buah/batang) 300 buah 3.000 900.000 d. Pisang (20 sisir/batang) 300 sisir 3.000 900.000

Total 2 21.900.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 15.065.000

Page 135: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

115

Lampiran 32. Analisa Biaya dan Pendapatan UT5 dengan alternatif agroteknologi 1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT5 (Kopi, Karet dan Nilam) seluas 1,5 hektar Tindakan KTA : Strip Rumput + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Karet 150 batang 3.500 525.000 - Nilam 2000 batang 150 300.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll) Total (b) 3.435.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Strip Rumput 21 HOK 10.000 210.000 - Bibit tanaman Strip Rumput 200.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 650.000 Total 1 (a+b+c) 6.605.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Getah Karet (200 kg/hektar) 300 Kg 6.500 1.950.000 c. Daun Nilam 1350 Kg 3.000 4.050.000

Total 2 20.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 13.795.000

Page 136: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

116

Lampiran 33. Analisa Biaya dan Pendapatan UT6 dengan alternatif agroteknologi 1 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 6 (Kopi, Pinang dan Kemiri) seluas 1,5 hektar Tindakan KTA : Strip Rumput + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Pinang 120 batang 3.500 420.000 - Kemiri 40 batang 1.500 60.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll) Total (b) 3.090.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Strip Rumput 21 HOK 10.000 210.000 - Bibit tanaman Strip Rumput 200.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 650.000 Total 1 (a+b+c) 6.260.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Buah Pinang (400 kg/hektar) 600 Kg 5.000 3.000.000 c. Buah Kemiri 600 Kg 8.000 4.800.000

Total 2 22.200.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 15.940.000

Page 137: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

117

Lampiran 34. Analisa Biaya dan Pendapatan UT1 dengan alternatif agroteknologi 2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 1 (Monokultur kopi) seluas 1,5 hektar Tindakan KTA : Teras Gulud + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pengolahan tanah 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Penanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pemeliharaan tanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pasca panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000

Total (a) 126 HOK 1.260.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.610.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Teras Gulud 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan Teras Gulud 21 HOK 10.000 210.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 870.000 Total 1 (a+b+c) 4.740.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000

Total 2 14.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 9.660.000

Page 138: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

118

Lampiran 35. Analisa Biaya dan Pendapatan UT2 dengan alternatif agroteknologi 2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 2 (Kopi dan sengon) seluas 1,5 hektar Tindakan KTA : Teras Gulud + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pengolahan tanah 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Penanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pemeliharaan tanaman 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000 - Pasca panen 3 org x 7 hari 21 HOK 10.000 210.000

Total (a) 126 HOK 1.260.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Sengon 40 batang 1.500 60.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.670.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Teras Gulud 42 HOK 10.000 420.000 - Pemelharaan Teras Gulud 21 HOK 10.000 210.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 870.000 Total 1 (a+b+c) 4.800.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 c. Kayu Sengon (40 batang x 1 m3 selama 6 m3 200.000 1.200.000 selama 6 tahun)

Total 2 15.600.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 10.800.000

Page 139: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

119

Lampiran 36. Analisa Biaya dan Pendapatan UT3 dengan alternatif agroteknologi 2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

PTK UT3 (Kopi dan tanaman kayu-kayuan) seluas 1,5 hektar Tindakan KTA : Teras Gulud + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Kayu Bawang 30 batang 1.500 45.000 - Gamal 40 batang 500 20.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 2.675.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Teras Gulud 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan Teras Gulud 21 HOK 10.000 210.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (b) 870.000 Total 1 (a+b+c) 6.065.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Kayu Bawang (30 batang x 1 m3 selama 3 m3 1.000.000 3.000.000 selama 10 tahun)

Total 2 17.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 11.335.000

Page 140: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

120

Lampiran 37. Analisa Biaya dan Pendapatan UT4 dengan alternatif agroteknologi 2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan UT4 (Kopi dan Tanaman Buah-buahan) seluas 1,5 hektar

Tindakan KTA : Teras Gulud + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Durian 38 batang 25.000 950.000 - Nangka 15 batang 3.500 52.500 - Pisang 15 batang 3.500 52.500 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll)

Total (b) 3.665.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Teras Gulud 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan Teras Gulud 21 HOK 10.000 210.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 870.000 Total 1 (a+b+c) 7.055.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Buah Durian (100 buah/batang) 3800 buah 1.500 5.700.000 c. Nangka (20 buah/batang) 300 buah 3.000 900.000 d. Pisang (20 sisir/batang) 300 sisir 3.000 900.000

Total 2 21.900.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 14.845.000

Page 141: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

121

Lampiran 38. Analisa Biaya dan Pendapatan UT5 dengan alternatif agroteknologi 2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan UT5 (Kopi, Karet dan Nilam) seluas 1,5 hetar

Tindakan KTA : Teras Gulud + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Karet 150 batang 3.500 525.000 - Nilam 2000 batang 150 300.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll) Total (b) 3.435.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Teras Gulud 42 HOK 10.000 420.000 - Pemelharaan Teras Gulud 21 HOK 10.000 210.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 870.000 Total 1 (a+b+c) 6.825.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Getah Karet (200 kg/hektar) 300 Kg 6.500 1.950.000 c. Daun Nilam 1350 Kg 3.000 4.050.000

Total 2 20.400.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 13.575.000

Page 142: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

122

Lampiran 39. Analisa Biaya dan Pendapatan UT6 dengan alternatif agroteknologi 2 seluas 1,5 hektar

Analisis Biaya dan Pendapatan

UT 6 (Kopi, Pinang dan Kemiri) Tindakan KTA : Teras Gulud + Mulsa Serasah + Pupuk No. Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

Satuan (Rp) (Rp) 1 Biaya

a. Tenaga Kerja - Persiapan lahan 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pengolahan tanah 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Penanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pemeliharaan tanaman 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Panen 6 org x 7 hari 42 HOK 10.000 420.000 - Pasca panen 6 org x 4 hari 42 HOK 10.000 420.000

Total (a) 252 HOK 2.520.000 b. Sarana Produksi - Bibit - Kopi 2400 batang 500 1.200.000 - Pinang 120 batang 3.500 420.000 - Kemiri 40 batang 1.500 60.000 - Pupuk - Urea 4 sak 60.000 240.000 - TSP 2 sak 85.000 170.000 - KCL 2 sak 115.000 230.000 - Kandang 10 karung 15.000 150.000 - Pestisida 4 botol 15.000 60.000 - Herbisida 4 botol 15.000 60.000 - Peralatan Usaha tani (pacul, parang, 1 paket 500.000 500.000 arit, dll) Total (b) 3.090.000 c. Tindakan Konservasi Tanah - Pembuatan Teras Gulud 42 HOK 10.000 420.000 - Pemelharaan Teras Gulud 21 HOK 10.000 210.000 - Pemberian Mulsa 14 HOK 10.000 140.000 - Mulsa Serasah 100.000

Total (c) 870.000 Total 1 (a+b+c) 6.480.000

2 Pendapatan Kotor a. Biji Kopi (800 kg/hektar) 1200 Kg 12.000 14.400.000 b. Buah Pinang (400 kg/hektar) 600 Kg 5.000 3.000.000 c. Buah Kemiri 600 Kg 8.000 4.800.000

Total 2 22.200.000 Pendapatan Bersih (Total 2 - Total 1) 15.720.000

Page 143: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

123

Lampiran 40. Analisa Biaya dan Pendapatan dari usaha ternak

No. Uraian Volume Satuan Harga Total Satuan (Rp) (Rp)

30 ekor ayam 1 Biaya

a. Upah - Tenaga kerja 12 Bulan 50.000 600.000 b. Bahan - Bibit 30 ekor 5.000 150.000 - Pakan (dedak) 15 karung 45.000 675.000 - Kandang 1 buah 300.000 300.000

Total Biaya 1.725.000 2 Pendapatan Kotor

- Ayam dewasa 65 ekor 50.000 3.250.000 - Telur ayam 3600 butir 1.000 3.600.000

Total Pendapatan Kotor 6.850.000 Total Pendapatan Bersih 5.125.000

4 ekor kambing 1 Biaya

a. Upah - Tenaga kerja 12 Bulan 100.000 1.200.000 b. Bahan - Bibit 4 ekor 300.000 1.200.000 - Pakan 350.000 350.000 - Kandang 1 buah 100.000 100.000 - Tali 40 m 2.500 100.000

Total Biaya 2.850.000 2 Pendapatan Kotor

- Kambing dewasa 6 ekor 1.000.000 6.000.000 Total Pendapatan Kotor 6.000.000 Total Pendapatan Bersih 3.150.000

5 ekor kambing 1 Biaya

a. Upah - Tenaga kerja 12 Bulan 100.000 1.200.000 b. Bahan - Bibit 5 ekor 300.000 1.500.000 - Pakan 350.000 350.000 - Kandang 1 buah 100.000 100.000 - Tali 80 m 2.500 200.000

Total Biaya 3.150.000 2 Pendapatan Kotor

- Kambing dewasa 7 ekor 1.000.000 7.000.000 Total Pendapatan Kotor 7.000.000 Total Pendapatan Bersih 3.850.000

Usaha Ternak Biaya Pendapatan Kotor

Pendapatan Bersih

T1 (Ternak ayam 30 ekor) 1.725.000 6.850.000 5.125.000 T2 (Ternak ayam + kambing 4 ekor) 4.575.000 12.850.000 8.275.000 T3 (Ternak ayam + kambing 5 ekor) 4.875.000 13.850.000 8.975.000

Page 144: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

124

Lampiran 41. Skema Pola Tanam UT1 (Mokultur Kopi)

= kopi

2,5 m

2,5 m

Page 145: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

125

Lampiran 42. Skema Pola Tanam UT2 (Kopi dan Sengon)

= kopi = sengon

2,5 m

2,5 m

20 m

20 m

Page 146: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

126

Lampiran 43. Skema Pola Tanam UT3 (Kopi dan Tanaman Kayu-kayuan)

= kopi = gamal = kayu bawang = sisa-sisa tanaman hutan

2,5 m

2,5 m

Page 147: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

127

Lampiran 44. Skema Pola Tanam UT4 (Kopi dan Tanaman Buah-buahan)

= kopi = durian = nangka = pisang

2,5 m

20 m

20 m

2,5 m

Page 148: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

128

Lampiran 45. Skema Pola Tanam UT5 (Kopi Karet dan Nilam)

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x x x x x x x x x x x x x x xx x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x xx x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x xx x x x x x x x x x x x x x x x x xx x x x x x x x x x x x

= kopi = karet x = nilam

Skema UT4

10 m

10 m 2,5 m

2,5 m

Page 149: PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DAN … · umum penggunaan lahan di DAS Ketahun Hulu ... karet dan nilam (UT5 ... Penggunaan lahan hutantetap dipertahankan sebagai hutan walaupun sesuai

129

Lampiran 46. Skema Pola Tanam UT6 (Kopi, Pinang dan Kemiri)

= kopi = kemiri = pinang

2,5 m

2,5 m