opini runtuhnya...

1
Suara Pembaruan Kamis, 3 Oktober 2013 11 OPINI & EDITORIAL Mewaspadai Kemungkinan Kecurangan Pemilu 2014 Kemungkinan kecurangan pastilah ada. Bentuknya bermacam-macam. Antara lain data pemilih palsu atau tidak valid, TPS fiktif, rekayasa IT KPU, DPT yang sengaja dibuat kacau dan lain-lainnya. Selama ini hasil pemilu hanya dapat diketahui di TPS masing-masing yang kemudian secara tiba- tiba yang diumumkan adalah hasil pemilu secara nasional. Ada “skip” atau lompatan proses yang tidak dapat dikontrol oleh sia- papun juga. Apalagi, selama ini hasil pemi- lu tidak dimungkinkan untuk diaudit (dive- rifikasi, diklarifikasi maupun divalidasi). Atas dasar itu, untuk mencegah terjadi- nya kecurangan, semua parpol sebaiknya mempunyai saksi di semua TPS, termasuk relawan jika kekurangan dana. Hasil di tiap TPS difoto dan dikirim ke alamat Data Cen- ter parpol yang bersangkutan, baik lewat e-mail, media sosial, faks , ponsel atau sara- na komunikasi lainnya. Tentu harus dileng- kapi dengan data lokasi TPS itu. Misalnya nomor TPS, kelurahan dan nama kota atau kabupaten. Tiap parpolsebaiknya membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang merasa dirugikan, misalnya tidak terdaftar di DPT, tidak mendapatkan surat panggilan dan lain-lain. Kalau KPU benar-benar transparan dan punya niat menyelenggarakan pemilu secara jujur dan transparan, maka KPU- pun harus mengumumkan hasil pemilu per-TPS di website KPU. Tentu juga hasil per kota/kabupaten dan per-provinsi. Ti- dak sulit. Kalau KPU merasa kesulitan, da- pat bekerja sama dengan para ahli IT. Le- bih bagus lagi kalau DPT dan hasil pemilu dapat diaudit, diverifikasi, diklarifikasi dan divalidasi semua parpol. Pengawasan dan partisipasi dari ma- syarakat, terutama para pecinta kejujuran juga perlu. Antara lain turut mencatat hasil per-TPS. Bagi yang golput boleh-boleh sa- ja (walaupun mungkin itu tidak baik), na- mun sebaiknya tetap datang ke TPS (wa- laupun mencoblos semua pilihan sehingga suara tidak sah). Sebab, jika tidak hadir di TPS, surat suaranya dapat disalahgunakan oleh oknum-oknum parpol tertentu. Ma- syarakat juga harus memantau akan ada- nya berbagai kemungkinan kecurangan- kecurangan struktural dan sistematis. Hariyanto Imadha BSD Nusaloka XIV-5 Jl. Bintan 2 Blok S-1/11, Tangerang Selatan Suara pembaca dikirim melalui email atau Faks ke redaksi, disertai alamat lengkap dan fotocopy identitas yang masih berlaku SUARA PEMBACA O perasi yang dilakukan KPK Rabu (2/10) pukul 22.00 di kompleks pe- rumahan pejabat tinggi Widya Chandra Jakarta telah berhasil melakukan tangkap tangan Akil Mochtar (AM) Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), CHN (Ang- gota DPR dari fraksi Partai Golkar), dan CN (seorang Pengusaha). Operasi dilanjutkan dengan menang- kap HB (Kepala Daerah di Kabupaten Gu- nung Mas Kalimantan Tengah), DH (seo- rang pengusaha) di sebuah hotel di Jakarta Pusat. Penangkapan ini telah mengagetkan publik di Indonesia, bahkan dunia interna- sional. Di samping itu, operasi penangkapan oleh KPK yang dipimpin Noval Baswedan tersebut telah mengguncang dunia hukum dan keadilan karena hampir tidak ada yang percaya kalau operasi tangkap tangan ter- sebut melibatkan AM sang ketua MK. Menurut ketentuan Pasal 24e Ayat (1) UUD 45, MK adalah sebuah lembaga yudikatif, yang selama dipimpin oleh dua orang pendahulu AM, Jimly Asshiddi- qie dan Mahfud MD sangat diperhitung- kan kredibilitas dan integritasnya dalam menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia. Dengan ditangkapnya Ketua MK terse- but, maka tentu ada imbasnya kepada MK. Pertama, penangkapan terhadap AM telah mencoreng wajah lembaga “pengawal dan benteng” konstitusi kita. Hal ini berkait dengan tugas MK dalam konstitusi kita se- bagai lembaga negara yang mempunyai tugas untuk memeriksa apakah suatu un- dang-undang bertentangan dengan konsti- tusi Indonesia. Kedua, dengan tertangkapnya AM se- bagai hakim yang memeriksa dan memu- tus perkara (utamanya adalah sengketa pil- kada) mengingatkan kita bahwa betapa rentannya sistem pilkada secara langsung jika ada pihak yang tidak menerima kepu- tusan KPUD soal hasil pilkada. Para pihak yang “tidak menerima” keputusan KPUD tentang hasil pilkada sangat mudah meng- ajukan sengketa pilkada tersebut ke MK yang putusannya bersifat final dan meng- ikat. Suatu putusan yang oleh sebagian orang dinyatakan sebagai putusan yang menyamai putusan Tuhan, karena putusan hakim MK tidak bisa di uji oleh lembaga pengadilan manapun. Ketiga, dengan tertangkapnya AM se- bagai pejabat negara makin menambah de- retan panjang pejabat negara yang ditang- kap oleh KPK dan akhirnya harus berha- dapan dengan proses hukum. Sebagai pe- jabat negara yang berkecimpung dalam kekuasaan kehakiman (lembaga yudikatif) AM telah lalai atau alpa mengemban ama- nah rakyat sebagai pejabat yang seharus- nya menjauhkan dari perbuatan yang nista dan bertentangan dengan hukum. Di mata publik AM adalah orang yang sangat ter- hormat dan “melek” hukum karena dia adalah sosok ketua orang-orang terpi- lih dan pintar dalam belantara hukum di Indonesia. Kompak Merugikan Negara Keempat, dengan penangkapan AM bersama empat “teman” lainnya, seolah menegaskan kembali bahwa tidak ada pimpinan/anggota lembaga negara kita ba- ik eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang terbebas dari praktek-praktek KKN (ko- rupsi, kronisme dan nepotisme) maupun gratifikasi. Operasi tangkap tangan yang terjadi dikala sebagian orang menunggu pertandingan liga champion Manchester City vs Bayern Munich itu menunjukkan betapa “kompaknya” perwakilan ketiga lembaga tersebut baik dari kalangan ekse- kutif (HB), legislatif (CHN) dan Yudikatif (AM) dalam kegiatan yang berpotensi me- rugikan negara, menguntungkan diri sen- diri atau orang lain, dan berakhir pada muara menurunkan kredibilitas lembaga- lembaga negara di bumi pertiwi ini. Kelima, di antara sekian tugas MK se- suai dengan ketentuan Pasal 24e ayat (1) UUD 45 junto UU No 8 Tahun 2011 Ten- tang Mahkamah Konstitusi maka kewe- nangan memeriksa dan memutus Perseli- sihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pil- kada atau sengketa-sengketa pemilihan umum kepala daerah (baik provinsi mau- pun kabupaten/kota) merupakan kewe- nangan yang paling banyak dilakukan oleh MK (dalam tahun 2012 ada 113 perkara dan tahun 2013 sampai September ada 260 pemohon perkara). Banyaknya sengketa pilkada yang di- ajukan ke MK, harus diakui sebagai reaksi dari para pihak yang tidak puas atas putu- san penyelenggara pilkada gubernur dan bupati/walikota yang “memanfaatkan per- tarungan final” dengan mengajukan seng- keta ke MK dengan hasil maksimal yakni putusan yang final atau tidak dimungkin- kan adanya upaya hukum apapun atas pu- tusan MK tersebut. Dengan kondisi “lega- litas dalam konstitusi” seperti itu, maka ada potensi besar dengan alibi para pihak yang kalah dalam pilkada melakukan upa- ya hukum di MK untuk mempengaruhi ha- kim-hakim konstitusi. Upaya ini dianggap lebih tepat, cepat, mudah, efektif dan efisi- en jika harus melakukan dan dibandingkan dengan “pertarungan” pilkada di daerah yang nampaknya lebih sulit, mahal, harus kerja keras dan boros serta hasilnya belum tentu menang. Keenam, operasi tangkap yang dilaku- kan KPK terhadap lima orang yang meli- batkan pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta swasta tersebut seolah mengingatkan kita pada tiga komposisi asal sembilan hakim MK yakni tiga hakim atas ajuan eksekutif, tiga hakim berasal da- ri yudikatif dan tiga hakim ajuan yang ber- asal dari DPR (partai politik). Tiga kom- posisi yang ada sebagai hakim MK seka- rang ini dalam kacamata penulis, maka ha- kim-hakim yang berasal dari DPR (mantan anggota DPR) lebih menonjol dan menem- pati posisi-posisi strategis di MK. Keada- an seperti ini tentunya memudahkan pro- ses interaksi antara para pihak yang ber- perkara (yang biasanya adalah anggota partai politik tertentu) di MK dengan para hakim. Ketujuh, dengan tertangkapnya ketua MK itu maka hampir dapat dipastikan akan ada masalah kelembagaan di MK, ka- rena status AM dalam kasus ini hampir da- pat dipastikan mengubah manajemen MK terutama penanganan sengketa pemilihan kepala daerah kabupaten Gunung Mas Ka- limantan Tengah yang sedang ditangani oleh AM bersama dengan hakim Maria Farida dan hakim Anwar Usman Mengakhiri tulisan ini, dengan tertang- kapnya AM sebagai Ketua MK, maka seo- lah mendekatkan keruntuhan benteng kon- stitusi kita serta tidak salah kiranya jika se- bagian orang menganggap bahwa suatu putusan MK yang bersifat final itu sebagai putusan yang menyamai Tuhan. Kalau putusan-putusan mereka (hakim MK) itu tidak berdasarkan atas rasa ke- adilan dan kepastian serta untuk kebaha- giaan/kesejahteraan rakyat Indonesia, dan mendasarkan pada gratifikasi, korupsi, kronisme dan nepotisme maka matilah bangsa ini. PENULIS ADALAH GURU BESAR ILMU HUKUM FAK HUKUM DAN PEMBANTU REKTOR II UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Runtuhnya “Benteng” Konstitusi JAMAL WIWOHO Harian Umum Sore SUARA PEMBARUAN Mulai terbit 4 Februari 1987 sebagai kelanjutan dari harian umum sore SINAR HARAPAN yang terbit pertama 27 April 1961. Penerbit: PT Media Interaksi Utama SK Menpen RI Nomor 224/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1987 Presiden Direktur: Theo L Sambuaga, Direktur: Randolph Latumahina, Drs Lukman Djaja MBA Alamat Redaksi: BeritaSatu Plaza, lantai 11 Jl Jend Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta-12950, Telepon (021) 2995 7500, Fax (021) 5277 981 BERITA SATU MEDIA HOLDINGS: President Director: Theo L Sambuaga, Group Publisher : Peter F Gontha, Chief Executive Officer: Sachin Gopalan, Director of Digital Media: John Riady, General Affairs & Finance Director: Lukman Djaja, Marketing & Communications Director: Sari Kusumaningrum, Dewan Redaksi: Sabam Siagian (Ketua), James T Riady, Tanri Abeng, Markus Parmadi, Soetikno Soedarjo, Baktinendra Prawiro MSc, Dr Anugerah Pekerti, Ir Jonathan L Parapak MSc, Bondan Winarno Penasihat Senior: Samuel Tahir Redaktur Pelaksana: Aditya L Djono, Dwi Argo Santosa, Asisten Redaktur Pelaksana: Anselmus Bata, Asni Ovier Dengen Paluin, Redaktur: Alexander Madji, Bernadus Wijayaka, Gatot Eko Cahyono, Marselius Rombe Baan, Marthin Brahmanto, M Zainuri, Noinsen Rumapea, Syafrul Mardhy Pasaribu, Surya Lesmana, Yuliantino Situmorang, Unggul Wirawan, Asisten Redaktur: Agustinus Lesek, Heri S Soba, Irawati Diah Astuti, Jeis Montesori, Jeany A Aipassa, Kurniadi, Sumedi Tjahja Purnama, Steven Setiabudi Musa, Willy Masaharu Staf Redaksi: Ari Supriyanti Rikin, Carlos KY Paath, Daurina L Sinurat, Dina Manafe, Elvira Anna Siahaan, Erwin C Sihombing, Fana FS Putra, Gardi Gazarin, Haikal Pasya, Hendro D Situmorang, Hotman Siregar, Joanito De Saojoao, Lona Olavia, Miko Napitupulu, Natasia Christy Wahyuni, Novianti Setuningsih, Robertus Wardi, Ruht Semiono, Siprianus Edi Hardum, Yeremia Sukoyo, Yohannes Harry D Sirait, Dewi Gustiana (Tangerang), Laurensius Dami (Serang), Stefy Thenu (Semarang), Muhammad Hamzah (Banda Aceh), Henry Sitinjak, Arnold H Sianturi (Medan), Bangun Paruhuman Lubis (Palembang), Radesman Saragih (Jambi), Usmin (Bengkulu), Margaretha Feybe Lumanauw (Batam), I Nyoman Mardika (Denpasar), Sahat Oloan Saragih (Pontianak), Barthel B Usin (Palangkaraya), M. Kiblat Said (Makassar), Fanny Waworundeng (Manado), Adi Marsiela (Bandung), Fuska Sani Evani (Yogyakarta), Robert Isidorus Vanwi (Papua), Vonny Litamahuputty (Ambon), Pjs Kepala Sekretariat Redaksi: Rully Satriadi, Koordinator Tata Letak: Robert Prihatin, Koordinator Grafis: Antonius Budi Nurcahyo. GM Iklan: Sri Rejeki Listyorini, GM Sirkulasi: Dahlan Hutabarat, GM Marketing&Communications: Enot Indarnoto, Alamat Iklan: BeritaSatu Plaza, lantai 9, Jl Jend Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta-12950, Rekening: Bank Mandiri Cabang Jakarta Kota, Rek Giro: A/C.115.008600.2559, BCA Cabang Plaza Sentral Rek. Giro No. 441.30.40.755 (iklan), BCA Cabang Plaza Sentral Rek. Giro No. 441.30.40.747 (Sirkulasi), Harga Langganan: Rp 68.000/ bulan, Terbit 6 kali seminggu. Luar Kota Per Pos minimum langganan 3 bulan bayar di muka ditambah ongkos kirim. Alamat Sirkulasi: Hotel Aryaduta Semanggi, Tower A First Floor, Jl Garnisun Dalam No. 8 Karet Semanggi, Jakarta 12930, Telp: 29957555 - 29957500 ext 3206 Percetakan: PT Gramedia http://www.suarapembaruan.com e-mail: [email protected] Wartawan Suara Pembaruan dilengkapi dengan identitas diri. Wartawan Suara Pembaruan tidak diperkenankan menerima pemberian dalam bentuk apa pun dalam hubungan pemberitaan.

Upload: buiquynh

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPINI Runtuhnya “Benteng”Konstitusijamalwiwoho.com/wp-content/uploads/2013/10/Runtuhnya-Benteng-Ko… · posko pengaduan bagi masyarakat yang merasa dirugikan, misalnya tidak

Suara Pembaruan Kamis, 3 Oktober 2013 11OPINI & EDITORIAL

Mewaspadai KemungkinanKecurangan Pemilu 2014

Kemungkinan kecurangan pastilahada. Bentuknya bermacam-macam. Antaralain data pemilih palsu atau tidak valid, TPSfiktif, rekayasa IT KPU, DPT yang sengajadibuat kacau dan lain-lainnya. Selama inihasil pemilu hanya dapat diketahui di TPSmasing-masing yang kemudian secara tiba-tiba yang diumumkan adalah hasil pemilusecara nasional. Ada “skip” atau lompatanproses yang tidak dapat dikontrol oleh sia-papun juga. Apalagi, selama ini hasil pemi-lu tidak dimungkinkan untuk diaudit (dive-rifikasi, diklarifikasi maupun divalidasi).

Atas dasar itu, untuk mencegah terjadi-nya kecurangan, semua parpol sebaiknyamempunyai saksi di semua TPS, termasukrelawan jika kekurangan dana. Hasil di tiapTPS difoto dan dikirim ke alamat Data Cen-ter parpol yang bersangkutan, baik lewate-mail, media sosial, faks , ponsel atau sara-na komunikasi lainnya. Tentu harus dileng-kapi dengan data lokasi TPS itu. Misalnyanomor TPS, kelurahan dan nama kota ataukabupaten. Tiap parpolsebaiknya membukaposko pengaduan bagi masyarakat yangmerasa dirugikan, misalnya tidak terdaftardi DPT, tidak mendapatkan surat panggilandan lain-lain.

Kalau KPU benar-benar transparandan punya niat menyelenggarakan pemilusecara jujur dan transparan, maka KPU-pun harus mengumumkan hasil pemiluper-TPS di website KPU. Tentu juga hasilper kota/kabupaten dan per-provinsi. Ti-dak sulit. Kalau KPU merasa kesulitan, da-pat bekerja sama dengan para ahli IT. Le-bih bagus lagi kalau DPT dan hasil pemiludapat diaudit, diverifikasi, diklarifikasi dandivalidasi semua parpol.

Pengawasan dan partisipasi dari ma-syarakat, terutama para pecinta kejujuranjuga perlu. Antara lain turut mencatat hasilper-TPS. Bagi yang golput boleh-boleh sa-ja (walaupun mungkin itu tidak baik), na-mun sebaiknya tetap datang ke TPS (wa-laupun mencoblos semua pilihan sehinggasuara tidak sah). Sebab, jika tidak hadir diTPS, surat suaranya dapat disalahgunakanoleh oknum-oknum parpol tertentu. Ma-syarakat juga harus memantau akan ada-nya berbagai kemungkinan kecurangan-kecurangan struktural dan sistematis.

Hariyanto ImadhaBSD Nusaloka XIV-5 Jl. Bintan 2

Blok S-1/11, Tangerang Selatan

Suara pembaca dikirim melalui email atau Faks ke redaksi, disertaialamat lengkap dan fotocopy identitas yang masih berlaku

SUARA PEMBACA

Operasi yang dilakukan KPK Rabu(2/10) pukul 22.00 di kompleks pe-rumahan pejabat tinggi Widya

Chandra Jakarta telah berhasil melakukantangkap tangan Akil Mochtar (AM) KetuaMahkamah Konstitusi (MK), CHN (Ang-gota DPR dari fraksi Partai Golkar), danCN (seorang Pengusaha).

Operasi dilanjutkan dengan menang-kap HB (Kepala Daerah di Kabupaten Gu-nung Mas Kalimantan Tengah), DH (seo-rang pengusaha) di sebuah hotel di JakartaPusat. Penangkapan ini telah mengagetkanpublik di Indonesia, bahkan dunia interna-sional.

Di samping itu, operasi penangkapanoleh KPK yang dipimpin Noval Baswedantersebut telah mengguncang dunia hukumdan keadilan karena hampir tidak ada yangpercaya kalau operasi tangkap tangan ter-sebut melibatkan AM sang ketua MK.

Menurut ketentuan Pasal 24e Ayat (1)UUD 45, MK adalah sebuah lembagayudikatif, yang selama dipimpin olehdua orang pendahulu AM, Jimly Asshiddi-qie dan Mahfud MD sangat diperhitung-kan kredibilitas dan integritasnya dalammenegakkan hukum dan keadilan diIndonesia.

Dengan ditangkapnya Ketua MK terse-but, maka tentu ada imbasnya kepada MK.Pertama, penangkapan terhadap AM telahmencoreng wajah lembaga “pengawal danbenteng” konstitusi kita. Hal ini berkaitdengan tugas MK dalam konstitusi kita se-bagai lembaga negara yang mempunyaitugas untuk memeriksa apakah suatu un-dang-undang bertentangan dengan konsti-tusi Indonesia.

Kedua, dengan tertangkapnya AM se-bagai hakim yang memeriksa dan memu-tus perkara (utamanya adalah sengketa pil-kada) mengingatkan kita bahwa betaparentannya sistem pilkada secara langsungjika ada pihak yang tidak menerima kepu-tusan KPUD soal hasil pilkada. Para pihakyang “tidak menerima” keputusan KPUDtentang hasil pilkada sangat mudah meng-ajukan sengketa pilkada tersebut ke MKyang putusannya bersifat final dan meng-

ikat. Suatu putusan yang oleh sebagianorang dinyatakan sebagai putusan yangmenyamai putusan Tuhan, karena putusanhakim MK tidak bisa di uji oleh lembagapengadilan manapun.

Ketiga, dengan tertangkapnya AM se-bagai pejabat negara makin menambah de-retan panjang pejabat negara yang ditang-kap oleh KPK dan akhirnya harus berha-dapan dengan proses hukum. Sebagai pe-jabat negara yang berkecimpung dalamkekuasaan kehakiman (lembaga yudikatif)AM telah lalai atau alpa mengemban ama-nah rakyat sebagai pejabat yang seharus-nya menjauhkan dari perbuatan yang nistadan bertentangan dengan hukum. Di matapublik AM adalah orang yang sangat ter-hormat dan “melek” hukum karena diaadalah sosok ketua orang-orang terpi-lih dan pintar dalam belantara hukum diIndonesia.

Kompak Merugikan NegaraKeempat, dengan penangkapan AM

bersama empat “teman” lainnya, seolahmenegaskan kembali bahwa tidak adapimpinan/anggota lembaga negara kita ba-ik eksekutif, legislatif, dan yudikatif yangterbebas dari praktek-praktek KKN (ko-rupsi, kronisme dan nepotisme) maupungratifikasi. Operasi tangkap tangan yangterjadi dikala sebagian orang menunggupertandingan liga champion ManchesterCity vs Bayern Munich itu menunjukkanbetapa “kompaknya” perwakilan ketigalembaga tersebut baik dari kalangan ekse-kutif (HB), legislatif (CHN) dan Yudikatif(AM) dalam kegiatan yang berpotensi me-rugikan negara, menguntungkan diri sen-diri atau orang lain, dan berakhir padamuara menurunkan kredibilitas lembaga-lembaga negara di bumi pertiwi ini.

Kelima, di antara sekian tugas MK se-suai dengan ketentuan Pasal 24e ayat (1)UUD 45 junto UU No 8 Tahun 2011 Ten-tang Mahkamah Konstitusi maka kewe-nangan memeriksa dan memutus Perseli-sihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pil-kada atau sengketa-sengketa pemilihanumum kepala daerah (baik provinsi mau-pun kabupaten/kota) merupakan kewe-nangan yang paling banyak dilakukan olehMK (dalam tahun 2012 ada 113 perkaradan tahun 2013 sampai September ada 260pemohon perkara).

Banyaknya sengketa pilkada yang di-ajukan ke MK, harus diakui sebagai reaksidari para pihak yang tidak puas atas putu-san penyelenggara pilkada gubernur danbupati/walikota yang “memanfaatkan per-tarungan final” dengan mengajukan seng-keta ke MK dengan hasil maksimal yakni

putusan yang final atau tidak dimungkin-kan adanya upaya hukum apapun atas pu-tusan MK tersebut. Dengan kondisi “lega-litas dalam konstitusi” seperti itu, makaada potensi besar dengan alibi para pihakyang kalah dalam pilkada melakukan upa-ya hukum di MK untuk mempengaruhi ha-kim-hakim konstitusi. Upaya ini dianggaplebih tepat, cepat, mudah, efektif dan efisi-en jika harus melakukan dan dibandingkandengan “pertarungan” pilkada di daerahyang nampaknya lebih sulit, mahal, haruskerja keras dan boros serta hasilnya belumtentu menang.

Keenam, operasi tangkap yang dilaku-kan KPK terhadap lima orang yang meli-batkan pejabat eksekutif, legislatif, danyudikatif serta swasta tersebut seolahmengingatkan kita pada tiga komposisiasal sembilan hakim MK yakni tiga hakimatas ajuan eksekutif, tiga hakim berasal da-ri yudikatif dan tiga hakim ajuan yang ber-asal dari DPR (partai politik). Tiga kom-posisi yang ada sebagai hakim MK seka-rang ini dalam kacamata penulis, maka ha-kim-hakim yang berasal dari DPR (mantananggota DPR) lebih menonjol dan menem-pati posisi-posisi strategis di MK. Keada-an seperti ini tentunya memudahkan pro-ses interaksi antara para pihak yang ber-perkara (yang biasanya adalah anggotapartai politik tertentu) di MK dengan parahakim.

Ketujuh, dengan tertangkapnya ketuaMK itu maka hampir dapat dipastikanakan ada masalah kelembagaan di MK, ka-rena status AM dalam kasus ini hampir da-pat dipastikan mengubah manajemen MKterutama penanganan sengketa pemilihankepala daerah kabupaten Gunung Mas Ka-limantan Tengah yang sedang ditanganioleh AM bersama dengan hakim MariaFarida dan hakim Anwar Usman

Mengakhiri tulisan ini, dengan tertang-kapnya AM sebagai Ketua MK, maka seo-lah mendekatkan keruntuhan benteng kon-stitusi kita serta tidak salah kiranya jika se-bagian orang menganggap bahwa suatuputusan MK yang bersifat final itu sebagaiputusan yang menyamai Tuhan.

Kalau putusan-putusan mereka (hakimMK) itu tidak berdasarkan atas rasa ke-adilan dan kepastian serta untuk kebaha-giaan/kesejahteraan rakyat Indonesia, danmendasarkan pada gratifikasi, korupsi,kronisme dan nepotisme maka matilahbangsa ini.

PENULIS ADALAH

GURU BESAR ILMU HUKUM

FAK HUKUM DAN PEMBANTU REKTOR II UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Runtuhnya “Benteng” Konstitusi

JAMAL

WIWOHO

Harian Umum Sore

SUARA PEMBARUANMulai terbit 4 Februari 1987 sebagai kelanjutan dari harian umum sore SINAR HARAPAN yang terbit pertama 27 April 1961.

Penerbit: PT Media Interaksi UtamaSK Menpen RI Nomor 224/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1987

Presiden Direktur: Theo L Sambuaga, Direktur: Randolph Latumahina, Drs Lukman Djaja MBAAlamat Redaksi: BeritaSatu Plaza, lantai 11

Jl Jend Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta-12950, Telepon (021) 2995 7500, Fax (021) 5277 981BERITA SATU MEDIA HOLDINGS: President Director: Theo L Sambuaga, Group Publisher : Peter F Gontha, Chief Executive Officer: Sachin Gopalan, Director of Digital Media: John Riady,

General Affairs & Finance Director: Lukman Djaja, Marketing & Communications Director: Sari Kusumaningrum,

Dewan Redaksi: Sabam Siagian (Ketua), James T Riady, Tanri Abeng, Markus Parmadi, Soetikno Soedarjo, Baktinendra Prawiro MSc, Dr Anugerah Pekerti, Ir Jonathan L Parapak MSc, Bondan Winarno Penasihat Senior: Samuel TahirRedaktur Pelaksana: Aditya L Djono, Dwi Argo Santosa, Asisten Redaktur Pelaksana: Anselmus Bata, Asni Ovier Dengen Paluin, Redaktur: Alexander Madji, Bernadus Wijayaka, Gatot Eko Cahyono, Marselius Rombe Baan, MarthinBrahmanto, M Zainuri, Noinsen Rumapea, Syafrul Mardhy Pasaribu, Surya Lesmana, Yuliantino Situmorang, Unggul Wirawan, Asisten Redaktur: Agustinus Lesek, Heri S Soba, Irawati Diah Astuti, Jeis Montesori, Jeany A Aipassa, Kurniadi, SumediTjahja Purnama, Steven Setiabudi Musa, Willy Masaharu Staf Redaksi: Ari Supriyanti Rikin, Carlos KY Paath, Daurina L Sinurat, Dina Manafe, Elvira Anna Siahaan, Erwin C Sihombing, Fana FS Putra, Gardi Gazarin, Haikal Pasya, Hendro DSitumorang, Hotman Siregar, Joanito De Saojoao, Lona Olavia, Miko Napitupulu, Natasia Christy Wahyuni, Novianti Setuningsih, Robertus Wardi, Ruht Semiono, Siprianus Edi Hardum, Yeremia Sukoyo, Yohannes Harry D Sirait, Dewi Gustiana(Tangerang), Laurensius Dami (Serang), Stefy Thenu (Semarang), Muhammad Hamzah (Banda Aceh), Henry Sitinjak, Arnold H Sianturi (Medan), Bangun Paruhuman Lubis (Palembang), Radesman Saragih (Jambi), Usmin (Bengkulu), MargarethaFeybe Lumanauw (Batam), I Nyoman Mardika (Denpasar), Sahat Oloan Saragih (Pontianak), Barthel B Usin (Palangkaraya), M. Kiblat Said (Makassar), Fanny Waworundeng (Manado), Adi Marsiela (Bandung), Fuska Sani Evani (Yogyakarta), RobertIsidorus Vanwi (Papua), Vonny Litamahuputty (Ambon), Pjs Kepala Sekretariat Redaksi: Rully Satriadi, Koordinator Tata Letak: Robert Prihatin, Koordinator Grafis: Antonius Budi Nurcahyo.

GM Iklan: Sri Rejeki Listyorini, GM Sirkulasi: Dahlan Hutabarat, GM Marketing&Communications: Enot Indarnoto, Alamat Iklan: BeritaSatu Plaza, lantai 9, Jl Jend Gatot Subroto Kav 35-36 Jakarta-12950, Rekening: Bank MandiriCabang Jakarta Kota, Rek Giro: A/C.115.008600.2559, BCA Cabang Plaza Sentral Rek. Giro No. 441.30.40.755 (iklan), BCA Cabang Plaza Sentral Rek. Giro No. 441.30.40.747 (Sirkulasi), Harga Langganan: Rp 68.000/ bulan,

Terbit 6 kali seminggu. Luar Kota Per Pos minimum langganan 3 bulan bayar di muka ditambah ongkos kirim. Alamat Sirkulasi: Hotel Aryaduta Semanggi, Tower A First Floor, Jl Garnisun Dalam No. 8 Karet Semanggi, Jakarta 12930, Telp: 29957555 - 29957500 ext 3206 Percetakan: PT Gramedia

http://www.suarapembaruan.com e-mail: [email protected]

Wartawan Suara Pembaruan dilengkapi dengan identitas diri. Wartawan Suara Pembaruan tidak diperkenankan menerima pemberian dalam bentuk apa pun dalam hubungan pemberitaan.