omm

25
I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Mentimun ( Cucumis sativus L.) merupakan tanaman sayuran yang dipanen dalam bentuk segar, mentimun banyak ditanam di Asia dan Afrika, sedangkan di Indonesia banyak ditanam berbagai jenis mentimun seperti mentimun biasa (lokal), misal: mentimun krai, mentimun wuku dan mentimun poan. Mentimun banak ditanam orang karena tanaman ini satu satunya tanaman sayuran buah yang paling cepat dapat dipanen hasilnya, dan tidak banyak membutuhkan perawatan, maka tidak heranlah bagi kita bila tanaman mentimun ini terbesar di tiap-tipa daerah. (soewito, 1990). Budidaya mentimun pada umumnya di dataran rendah dan dari tahun ke tahun areal tanaman mentimun semakin meningkat. Di indonesia pusat peranakan mentimun adalah Jawa Barat, D.I Aceh, Bengkulu, Jawa Timur

Upload: imma-resti

Post on 30-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Omm

I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Mentimun ( Cucumis sativus L.) merupakan tanaman

sayuran yang dipanen dalam bentuk segar, mentimun

banyak ditanam di Asia dan Afrika, sedangkan di Indonesia

banyak ditanam berbagai jenis mentimun seperti mentimun

biasa (lokal), misal: mentimun krai, mentimun wuku dan

mentimun poan. Mentimun banak ditanam orang karena

tanaman ini satu satunya tanaman sayuran buah yang paling

cepat dapat dipanen hasilnya, dan tidak banyak

membutuhkan perawatan, maka tidak heranlah bagi kita bila

tanaman mentimun ini terbesar di tiap-tipa daerah. (soewito,

1990).

Budidaya mentimun pada umumnya di dataran

rendah dan dari tahun ke tahun areal tanaman mentimun

semakin meningkat. Di indonesia pusat peranakan

mentimun adalah Jawa Barat, D.I Aceh, Bengkulu, Jawa

Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 1991, semua Provinsi

di Indonesia kecuali Timor Timor membudidayakan

mentimun. Pada tahun 1991, luas areal panen mentimun

nasional 53.438 ha dengan produksi 268.201 ton dan pada

tahun 1994, luas panen meningkat menjadi 55.792 ha

Page 2: Omm

dengan peningkatan produksi menjadi 280.934 ton. 65,75%

mentimun diproduksi di Pulau Jawa (Reginawati,1991).

Tanaman mentimun sangat digemari masyarakat

karena buahnya segar dan banyak mengandung mineral

seperti: kalsium, fosfor, kalium dan besi disamping vitamin A,

B, C. Mentimun muda dijadikan sayuran mentah atau bahan

makanan yang diawetkan. Selain itu buah mentimun juga

bisa dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan, pengobatan

tradisional dan juga untuk menurunkan darah tinggi.

Pertumbuhan tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor

lingkungan salah satunya adalah pentingnya ketersediaan

unsur hara bagi tanaman. (Soedirdjo admojo, 1986).

Untuk memperoleh hasil yang baik salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan pemangkasan daun,

dengan pemangkasan daun akan dapat diperoleh hasil yang

lebih banyak dan mutu buah yang baik. Namun

pemangkasan daun masih jarang dilakukan petani karena

mereka masih meningkatkan kuantitas daripada kualitas.

I.2 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemangkasan dan pemnambahan Giberelin terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun.

I.3 Manfaat Penelitian

Page 3: Omm

Sebagai rekomendasi bagi petani holtikultura

terutama mentimun untuk selanjutnya dipergunakan sebagai

pedoman dan petunjuk dalam budidaya tanaman mentimun

pada lahannya.

I.4 hipotesa

1. Diduga dengan pemangkasan daun, akan

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman mentimun.

2. Diduga dengan penambahan Giberelin, akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman mentimun

Page 4: Omm

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1Morfologi Tanaman Mentimun

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman

semusim yang bersifat menjalar dan merambat dengan

perantara alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanaman

mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan

berbulu, dengan panjang bisa mencapai 1,5 meter.

Daun mentimun berbentuk bulat lebar, dengan

bagian ujung yang meruncing menyerupai bentuk jantung.

Kedudukan daun pada batang tanaman berselang-selang

antara satu daun denga daun diatasnya.

Buah mentimun tumbuh dari ketiak daun dengan

posisi menggantung, bila tanaman dirambatkan ada turus

bambu. Buah mentimun berbentuk bulat pendek hingga

panjang dengan kulit buah yang berwarna hijau keputihan

hingga hijau gelap, ada yang berbintil dan ada yang tidak.

(Budi Samadi, 2002).

Bentuk bunga mentimun mirip terompet yang

mahkota buganya berwarna putih atau kuning cerah. Bunga

jantan dicirikan tidak mempunyai bagian membengkak

dibawah mahkota bunga jumlah lebih banyak dan keluar

beberapa hari lebih dulu dibandingkan bakal buah yang

Page 5: Omm

membengkak terletak dibawah mahkota bunga dan

umumnya muncul pada ruas keenam setelah bunga jantan.

Bunga betina yang mampu berkembang menjadi bakal buah

kurang lebih 60%, sisanya berguguran sebelum menjadi

buah (Anonimous, 1994).

Kedudukan tanaman mentimun dalam tata nama

tumbuhan diklasifikasikan kedalam:

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitaceae

Famili : Cucurbitae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

II.2 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

II.2.1 Iklim

Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di

dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya

adaptasi cukup luas terhadap lingkungan

tumbuhnya dan tidak membutuhkan perawatan

khusus. Untuk pertumbuhan yang optimum

diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup

Page 6: Omm

(tidak ternaungi), temperatur 21,1 sampai 26,70 C

dan tidak banyak hujan. (Reginawati, 1999).

Berbagai mentimun hibrida, umumnya ditanam

di dataran tinggi antara 1000-1200 meter diatas

permukaan laut namun sekarang telah banyak

mentimun yang mampu ditanam mulai dataran

rendah hingga 1200 meter diatas permukaan laut.

Tanaman mentimun kurang tahan terhadap curah

hujan yang tinggi. Hal ini akan mengakibatkan

bunga-bunga yang terbentuk berguguran,

sehingga gagal membentuk buah. Demikian pula

daerah yang temperatur siang dan malam harinya

berbeda sangat mencolok sering memudahkan

serangan penyakit tepung atau powdery mildaw

maupun busuk daun atau downy mildaw. (Abdi

tani, edisi 5, 2000).

II.2.2 Media Tanam

Hampir semua jenis tanah cock untuk ditanami

mentimun. Untuk tujuan komersial sebaiknya

lahan yang dipilih adalah lahan yang subur,

gembur, banyak mengandung humus, tata air

Page 7: Omm

baik, tanah mudah meresap air, ph tanah antara 6-

7.

II.3 Pengaruh Pemangkasan Daun

Bagi tanaman holtikultura, ukuran buah merupakan

faktor yang penting, karena buah yang besar lebih laku

dipasaran dibandingkan dengan buah yang kecil. Untuk

memperoleh ukuran buah yang diinginkan dapat ditempuh

dengan jalan pengairan, pemupukan, pemangkasan dan

penjarangan buah.

Untuk memperoleh varietas unggul baru diharapkan

memperoleh varietas yang berproduksi tinggi, mutu buah

baik, tahan terhadap curah hujan dan shu yang tinggi, serta

tahan terhadap serangan hama penyakit. Mutu buah yang

baik meliputi buah, warna, kehalusan kulit, rasa, kehalusan

dan kadungan gizi (Nazarudin, 2000).

Pemangkasan daun pada tanaman mentimun yang

tumbuh subur dan berdaun lebat, perlu dilakukan

secepatnya. Tanpa perlakuan tersebut, tanaman akan

cenderung mengalami pertumbuhan vegetatif saja. Hal

tersebut, akan mengakibatkan menurunnya pembentukan

bunga dan buah. Pemangkasan daun terutama dilakukan

pada daun yang sudah tua dan tumbuh atau berkedudukan

saling menutupi (Overlap). Dengan pengurangan daun

Page 8: Omm

diharapkan proses fotosintesi terhadap masing-masing dau

terjadi secara lebih baik. Disamping itu, pengurangan daun

juga dapat mengurangi kelembaban udara di sekitar

pertanaman, sehingga bisa mengurangi kemungkinan

terjadinya serangan jamur. (Budi Samadi, 2002).

II.4Giberelin

Giberelin adalah zat pengatur tumbuh yang memiliki

kemampuan unik untuk memacu pertumbuhan yang

ekstensif bagi tumbuhan utuh. Giberelin memacu

pertumbuhan batang pada tanaman lebih dari pengaruhnya

terhadap pemanjangan potongan batang. Dalam hal ini

pengaruhnya berbeda dengan hormon aukisn yang lebih

memacu pertumbuhan potongan batang. (Hedi, Suwasono,

1983).

Pengaruh lain penggunaan giberelin yaitu mempunyai fungsi

bagi tumbuhan :

1. Meningkatkan pembungaan

2. Mematahkan dormansi/hambatan pertumbuhan tanaman

sehingga tanaman dapat tumbuh normal dengan cara

mempercepat proses pembelahan sel.

3. Memacu perkecambahan biji.

4. Berperan pada pemanjangan sel.

Page 9: Omm

5. Berperan pada proses partenokarpi. Pada beberapa

kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa ada

fertilisasi atau pembuahan.

III. BAHAN DAN METODE

III.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Njenes Kecamatan

Kauman, Kabupaten Ponorogo dengan ketinggian tempat

130 meter diatas permukaan laut, suhu rata-rata 260 C

dengan pH tanah 5,75-6. Penelitian dilakukan pada bulan

mei sampai juni 2005.

III.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Benih mentimun varietas hercules 50 gram

Giberelin

Alat yang digunakan :

Cangkul untuk menglah tanah dan mencampur pupuk

kandang

Papan nama

Sprayer untuk menyemprotkan pestisida dan

fungisida pada tanaman mentimun agar terhindar dari

hama dan penyakit

Penggaris

Page 10: Omm

Timbangan

Sabit

Pisau

Tali rapia

Bambu (lanjaran)

Gembor

III.3 Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan rancangan acak

kelompok (RAK). Faktorial terdiri dari 2 faktor dan diulang 3

kali. Faktor pertama adalah pemangkasan daun terdiri dari 3

level :

B0 : Tanpa pemangkasan

B1 : pemangkasan 6 daun

B2 : pemangkasan 12 daun

Faktor kedua adalah pemberian Giberelin terdiri dari 2 level :

H0 : tanpa penambahan Giberelin

H1 : Penambahan giberelin

Dari kedua faktor tersebut diperoleh enam kombinasi

perlakuan yaitu :

1. B0H0 : tanpa pemangkasan, tanpa penambahan

giberelin

2. B0H1 : tanpa pemangkasan, penambahan giberelin

Page 11: Omm

3. B1H0 : pemangkasan 6 daun tanpa penambahan

giberelin

4. B1H1 : pemangkasan 6 daun, penambahan giberelin

5. B2H1 : pemangkasan 12 daun, tanpa penambahan

giberelin

6. B2H0 : pemangkasan 12 daun tanpa penambahan

giberelin

7. B2H1 : pemangkasan 12 daun dan penambahan

giberelin.

III.4 Pelaksanaa Penelitian

III.4.1 Persiapan Lahan

Tanah diolah dengan cangkul dan dicampur

dengan pupuk kandang agar gtercampur rata

dengan tanah dan dibersihkan dari rumput supaya

tidak terdapat bibit penyakit. Pengilahan tanah

dilakukan agar aerasi tanah berlangsung dengan

baik dan bibit penyakit dalam tanah mati karena

panas sinar matahari. Setelah itu tanah

dimasukkan ke dalam polibag sebagai media

tanam.

III.4.2 Persemaian

Sebelum penanaman, benih disemai dengan

direndam kedalam air hangat denga suhu 55-60 C

Page 12: Omm

selama 30 menit dan setelah itu dibungkus

dengan handuk basah selama 12 jam. Media

tumbuh berupa tanah halus dan pupuk kandang.

Setelah bakal akar keluar, benih dapat langsung

ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

III.4.3 Penanaman

Penanaman bibit dilakukan jika bibit telah berumur

10-14 hari atau telah memiliki 2 daun. Sebelum

ditanam terlebih dahulu dibuat lubang tanam pada

medi tanam, setelah itu diisi 2-3 benih dan ditutup

dengan tanah tipis, kemudian disirami permukaan

media tanam. Benih akan tumbuh setelah 3-5 hari.

III.4.4 Pemeliharaan

Setelah tanaman berumur 2 minggu mulai

diadakan pemilihan tanaman, yaitu apabila dalam

satu lubang tanam tumbuh 2 atau 3 tanaman

maka akan disisakan 1. Pemeliharaan berikutnya

yang harus dilakukan yaitu penyiraman,

pengajiran, penyiangan, pemupukan,

pemangkasan dan pemberantasan hama penyakit

III.4.4.1 Penyiraman

Tanaman mentimun merupakan tanaman

yang peka terhadap kekurangan maupun

Page 13: Omm

kelebihan air, maka dalam pemberian air

prlu diperhitungkan yaitu agar tanah tetap

basah, tetapi tidak sampai menggenang.

Penyiraman dengan menggunakan gembor

dilaksanakan pagi hari.

III.4.4.2 Pengajiran

Tanaman mentimun bersifat memanjat

sehingga diperlukan lanjaran atau ajir yang

dilakukan pada waktu tanaman berumur 3

minggu. Ajir dipasang pada setiap tanaman

untuk memperkuat tanaman dari

guncangan angin.

III.4.4.3 Penyiangan

Penyiangan dilaksanakan 2 minggu sekali

untuk membersihkan rumput disekitar

tanaman agar tidak mengganggu tanaman

mentimun.

III.4.4.4 Pemupukan

Pemupukan menggunakan pupuk organik

bokhasi, ZA, SP-36 dan KCl disesuaikan

dengan anjuran, serta untuk mempercepat

proses pertumbuhan, pembungaan dan

pembuahan, tanaman disemprot dengan

Page 14: Omm

pupuk pelengkap cair yang diberikan saat

tanam.

III.4.4.5 Pemangkasan

Pemangkasan daun dilakukan sesuai

dengan perlakuan yang diberikan.perlakuan

tanpa pemangkasan (B0), daun yang

terbentuk dibiarkan tumbuh semua, B1

dipangkas 6 daun per tanaman, B2

dipangkas 12 daun per tanaman. Kriteria

pemangkasan daun yaitu apabila daun

yang terbentuk dalam satu pohon tersebut

melebihi yang dilakukan maka kelebihan

tersebut dibuang saat jumlah daun semakin

lebat.

III.5 Pemberantasan Hama Penyakit

Sehari sebelum tanam, media tanam diberi furadan dengan

dosis 2gram/tanaman untuk mengendalikan hama yang

berada dalam tanah. Untuk mengendalikan hama dan

penyakit yang berada diatas tanah dipergunakan dithane M-

45, Sevin dan curacron dengan interval disesuaikan dengan

populasi hama yang ada.

III.6 Panen

Page 15: Omm

Pemanenan buah pertama dilakukan saat tanaman berumur

1,5 bulan. Buah yang dipetik adalah buah yang besar tetapi

belum tua dan pemetikan berikutnya dilakukan 5-10 hari

sekali. Saat panen yang baik adalah pada pagi hari atau

sore hari.

III.7 Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada parameter pertumbuhan

vegetatif dan generatif sebagaimana yang ditentukan untuk

mengetahui engaruh dari perlakuan yang diberikan.

Pengamatan dilakukan secara rutin, sejak tanaman berumur

15 hari setelah tanam hingga panen dengan interval 7 hari

sekali. Sedangkan parameter pertumbuhan generatif

dilakukan pada saat periode penen. Pengamatan parameter

pertumbuhan meliputi :

a. Panjang total tanaman.

b. Diameter batang.

c. Jumlah daun

d. Panjang buah

e. Diameter buah

f. Berat rata-rata per buah

g. Berat buah per tanaman

h. Jumlah buah

Page 16: Omm

B1HO

B1H1

B1H2

B0H1

B0H2

B2H1

B1H1

B2H0

B0H0

B2H1

B2H1

B0H1

B1H0

B0H0

B1H1

B2H0

B0H1

B1H0

Perlakuan 6 kombinasi

Ada 3 blok : Denah Percobaan

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

Page 17: Omm

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Panjang Total Tanaman

Hasil analisa statistika menunjukan tidak terdapat

interaksi antara perlakuan penambahan giberelin

dan pemangkasan daun terhadap panjang total

tanaman (lampiran 1).

Perlakuan pemangkasan daun berpengaruh

sangat nyata terhadap panjang total tanaman,

demikian halnya dengan penambahan giberelin.

Tabel 1 menunjukkan hasil uji beda nyata terkecil

terhadap panjang total tanaman berpengaruh

pemangkasan daun dan penambahan giberelin.

Tabel 1. Rata – rata panjang total pada berbagai umur pengamatan

PERLAKUANPANJANG TOTAL TANAMAN

15 HST 30 HST 45 HST 60 HSTB0B1B2

9,69 a 9,60 a10,50 a

116,24 a 97,52 a129,79 a

322,93 b291,57 a339,68 b

315,69 b263,90 a327,65 b

BNT 5% 2,178 50,701 24,852 39,386H0H1

14,31 a15,48 a

160,78 a182,71 a

445,78 a508,40 b

401,71 a505,53 b

BNT 5% 2,219 41,397 20,292 32,159

Page 18: Omm

Keterangan : angka – angka yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan yang sama berarti tidak berbeda nyata dengan uji BNT 5%

Dari tabel terlihat bahwa penambahan giberelin mempunyai panjang total tanaman yang besar dibanding tanaman yang lain sedangkan pengaruh pemangkasan daun, tinggi tanaman terbesar terlihat pada perlakuan pemangkasan 12 daun per tanaman.

IV.1.2 Diameter batangHasi analisis statistika menunjukan tidak adanya interaksi antara kedua perlakuan yang diberikan terhadap diameter batang pada semua umur pengamatan. Penambahan giberelin tidak berpengaruh nyata pada setiap umur pengamatan begitu halnya dengan pemangkasan daun tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang pada semua umur pengamatan, namun ada perbedaan nilai pada setiap umur pengamatan. (lampiran 2)Tabel 2 berikut menunjukkan rata – rata diameter batang pada setiap umur pengamatan

Tabel 2. Rata – rata diameter batang pada berbagai umur pengamatan.

PERLAKUAN

DIAMETER BATANG15 HST 30 HST 45 HST 60 HST

B0B1B2

0,51 a 0,45 a 0,45 a

0,77 a 0,78 a 0,86 a

322,93 b291,57 a339,68 b

315,69 b263,90 a327,65 b

BNT 5% 0,107 0,109 24,852 39,386H0H1

0,69 a 0,72 a

1,20 a 1,22 a

445,78 a508,40 b

401,71 a505,53 b

BNT 5% 0,088 0,089 20,292 32,159