oloeh - · pdf fileada kesamaan antara pemikiran etika aristoteles dan pemikir ... komentar...

69
LAPORAN PENEL:I:'I'IAN PENGAH.UH EI':I:I<A AR:I:STOJ'EI.ES PADA EI':I:I<A :I:BN l'1:I:SI<AWA:I:I-I OLoEH: AGUS DARl'1AJ:I: FAI<ULTAS USHULUDD:I:N INSrr:I:TUT AGAMA :I:SLAM NEGERI SYARIF HlTIAYATUT ... T..AH

Upload: ngomien

Post on 26-Mar-2018

244 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

LAPORAN PENEL:I:'I'IAN

PENGAH.UH EI':I:I<A AR:I:STOJ'EI.ES

PADA

EI':I:I<A :I:BN l'1:I:SI<AWA:I:I-I

OLoEH:

AGUS DARl'1AJ:I:

FAI<ULTAS USHULUDD:I:N

INSrr:I:TUT AGAMA :I:SLAM NEGERI

SYARIF HlTIAYATUT...T..AH

Page 2: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

Laporan Penelitian

Pengaruh Etika Aristoteles

Pada

Etika Ibn Miskawaih

Oleh:

Drs. Agus Darmaji

Disetujui Oleh:

Pembimbing

Dr. Z inun Kamal MA

NIP. 150 228 520

Page 3: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

Lembar Pengesahan

Penelitian yang ber judul "Pengaruh Etika Aristoteles

Pada Etika Ibn Miskawaih" telah dilaksanakan oleh:

Nama

NIP

Pangkat/Gol.

Fakultas

Drs. Agus Darmaji

150262447

Asisten Ahli (III/b)

Ushuluddin

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ushuluddin

NIP. 150 216 997

Jakarta, 5 Februari 1999

Mengesahkan:

AN. REKTOR

Kepala Pusat Penelitian

ada MA

356

Page 4: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

\

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penelitian

tentang "Pengaruh Etika Aristo·teles Pada Etika Ibn Miska­

waih" dapat diselesaikan dengan balk.

Laporan penelitian lni merupakan studl perbandingan

antara dua filsuf besar di bidang etika. Keduanya merupakan

pionir yang memperkenalkan pemikiran etika di Yunani dan di

dunia Islam. Dalam uji hipotesis akan dilihat apakah ada

kesamaan dan pengaruh antara kedua pemikir tersebut. Karena

dalam karya Ibn Miskawaih seringkali merujuk kepada Aris­

toteles, maka dengan melihat hal tersebut akan terlihat

kesamaan dan pengaruh antara dua filsuf besar tersebut.

Pada kesempatan ini, penulis perlu meyampaikan ucapan

terima· kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

proses penyelesaian penelitian ini, terutama kepada Bapak

Dr. Hamdani Anwar, MA, Dekan Fakultas Ushuluddin, dan Bapak

Dr. Dede Rosyada, MA, Kepala Pusat Penelitian, lAIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta. Juga kepada Dr. Zainun Kamal, MA,

yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan yang

bermanfaat dalam proses penelitian ini. Akhirnya juga kepada

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik

yang secara langsung maupun tidak langsungtelah membantu

Page 5: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Akhirulkalam, semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat, meskipun, tentu saja, masih banyak kekurangan di

sana-sini, untuk itu penulis siap menerima kritik dan saran.

Wassalam,

Jakarta, 5 Februari 1999

Penulis

Agus Darmaji

ii

Page 6: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

DAFTAR lSI

10

13

13

15

17

18

BAB II

KATA PENGANTAR ... . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DAFTAR lSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Ba1akang Masalah 1

B. Ruang Lingkup dan Batasan Pene1itian 2

C. Rumusan Masa1ah dan Hipotesis 2

1. Rumusan Masa1ah 2

2. Hipotesis 2

D. Tinjauan Pustaka 3

E. Tujuan dan Kegunaan Pene1itian 6

F. Metode Penelitian 6

G. Langkah-1angkah Pene1itian 7

H. Waktu dan Biaya Penelitian 8

I. Sistematika Penu1isan 8

ETIKA ARISTOTELES

A. Riwayat Hidup dan Karya-karyanya .

B. Kebahagiaan Sebagai Kebaikan Tertinggi .

1. Kebahagiaan Sebagai Tujuan .

2. Kebahagiaan Menurut Isinya .

C. Ajaran Tentang Keutamaan .

1. Keutamaan Inte1ektua1 .

i i ;

Page 7: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

a. Kebijaksanaan Teoritis 19

b. Kebijaksanaan Praktis 19

2. Keutamaan Moral 20

BAB III: ETIKA IBN MISKAWAIH

A. Riwayat Hidp dan Karya-karyanya 24

B. Ajaran Tentang Keutamaan 25

1. Ajaran Tentang Jalan Tengah 26

2. Menjaga Kesucian Diri 30

3. Keberanian 35

4. Kebijaksanaan 38

5. Keadilan 40

BAB IV KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 49

DAFTAR PUSTAKA 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

A. Proposal Penelitian 54

B. Surat Keputusan ...•............................. 61

iv

Page 8: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam khasanah filsafat Islam, ada beberapa filosof

yang membicarakan etika sebagai salah satu bidang kajian.

Salah satu filosof yang mengkaji etika secara sistematik

adalah Abu Ali Ahmad ibn Miskawaih (330-420 H/941-1030 M)

atau dikenal dengan nama Ibn Miskawaih. Karyanya yang berju­

dul Tahzib Al-Akhlaq, menurut para ahli, merupakan buku

rujukan pertama tentang etika Islam.

Seperti telah diketahui bahwa dalam sej arah pemikiran

filsafat Islam pengaruh pemikiran filsafat Yunani sangat

besar. Pemikir-pemikir besar Yunani seperti Sokrates, Plato,

Aristoteles, serta Plotinus, Stoa, Epikuros sangat berpen­

garuh dalam pemikiran filsafat Islam. Demikian juga dalam

bidang etika. Karya Ibn Miskawaih dalam Tahzib al-Akhlaq,

menurut beberapa penulis, sebagian besar dari isi buku

tersebut merupakan pendapat Aristoteles dalam buku Nico­

machean Ethics yang tentu saja kemudian dimodifikasi dengan

pemikiran Islam.

Untuk melihat pengaruh pemikiran etika Aristoteles

dalam pemikiran Ibn Miskawaih, paling tidak dapat dilihat

dari buku Tahzib al-Akhlaq. Buku tersebut, seperti dijelas­

kan di atas, sangat dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles.

Page 9: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

2

pada bagaian mana pengaruh pemikiran Aristoteles sangat

dominan dalam pemikiran etika Ibn Miskawaih.

B. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah pemikiran etika dari Aristoteles dan Ibn Miskawaih.

Rujukan utama yang digunakan adalah karya kedua filosof ter­

sebut yaitu Tahzib al-Akhlaq karya Ibn Miskawaih dan Nico­

machean Ethics karya Aristoteles. Penekanan penelitian lebih

kepada karya yang pertama ketimbang pada buku atau karya

yang kedua.

c. Rumusan Masalah dan Hipotesis

1. Rumusan Masalah

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat diru­

muskan sebagai berikut:

Adakah kesamaan pemikiran etika Aristoteles dan pemikiran

etika Ibn Miskawaih?

2. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan bacaan­

bacaan yang ada, maka hipotesis yang diajukan adalah:

Ada kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir­

an etika Ibn Miskawaih.

Page 10: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

3

D. Tinjauan Pustaka

Tujuan dari Tahzib al-Akhlaq, seperti dijelaskan dalam

pendahuluan, adalah untuk menanamkan dalam diri kita kuali­

tas-kualitas moral dan melaksanakannya dalam tindakan-tinda­

kan utama seeara spontan. Dalam melaksanakan yang demikian

itu, pertama-tama harus diselidiki sifat, kesempurnaan, daya

dan tujuan jiwa, seperti yang dikaji dalam psikologi.

Menurut Abdurrahman Badawi, dalam buku Para Filosof

Muslim, suntingan M.M. Syarif, menyatakan bahwa mulai seten­

gah sampai akhir dari bab pertama Tahzib al-Akhlaq, pemikir­

an Miskawaih terpengaruh Aristoteles ketika ia menganggap

kebajikan sebagai jalan tengah di antara dua kejahatan. Ia

menggunakan doktrin ini untuk mengartikan empat kebajikan

utama. Pada bab kedua, Miskawaih mulai membahas fitrah manu­

sia dan asal-usulnya. Ia menyatakan pendapat Aristoteles

dalam Nicomachean Ethics dan pendapatnya sendiri bahwa

adanya manusia tergantung kepada kehendak Tuhan, tetapi

perbaikannya diserahkan kepada manusia sendiri dan tergan­

tung kepada kemauan sendiri.

Bagian utama etika Miskawaih sebenarnya dimulai dari

bab ketiga. Pertama-tama ia mengikuti Aristoteles, sebagima­

na dikomentari oleh Porphyry. Tampaknya Miskawaih tergantung

sepenuhnya kepada komentar Porphyry terhadap tulisan Nico­

machean Ethics karya Aristoteles yang telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab oleh Ishaq ibn Hunain dalam dua belas

Page 11: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

4.

sa Yunani maupun yang berbahasa Arab. Namun demikian semua

itu dapat dilihat bentuknya kembali dalam Tahzib al-Akhlaq­

nya Miskawaih (M.M. Syarif 1994: 92).

Mengikuti Aristoteles, Miskawaih menyatakan bahwa

kebaikan terletak pada segala yang menjadi tujuan. Definisi

ini mungkin berasal dari Eudoxus yang disaj ikan di bagian

awal dari Nicomachean Ethics. Selanjutnya Miskawaih menyata­

kan bahwa apa yang berguna untuk mencapai tujuan adalah

baik, misalnya sarana-sarana atau tujuan itu sendiri dapat

disebut baik. Tetapi kebahagiaan atau kebaikan merupakan

suatu kebaikan yang relatif, yaitu semacam kebaikan yang

tidak mempunyai hakekat tersendiri dan berdiri sendiri.

Miskawaih, sebagaimana Aristoteles, mengelompokkan keba­

hagiaan secara lebih terinci, yang mungkin diambil dari

komentar Porphyry.

Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran

yang mengatakan bahwa kebahagiaan hanya dapat diperoleh

setelah mati, dan menekankan bahwa hal itu dapat pula dica­

pai di dunia ini. Kebahagiaan tidak dapat dicapai kecuali

dengan mengupayakan kebaikan di dunia dan akhirat. Tetapi

sebagai seorang religius, ia lebih memilih akhirat. Untuk

menguatkan ini, ia mengutip suatu artikel terjemahan Abu

Utsman al-Dimasqi yang ber judul Keutamaan Ruh yang ditUlis

oleh Aristoteles.

Dalam bab keempat membahas tentang keadilan dan penje-

Page 12: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

5

kernbali rnengikuti bagian-bagian dalarn Nicomachean Ethics-nya

Aristoteles. Secara urnurn , tulisan Miskawaih tentang keadilan

bersifat Aristoteles, tetapi rnenurut Miskawaih kebajikan ini

rnerupakan suatu bayangan dari keesaan Tuhan. Pengetahuan

tentang cara atau batas setiap persoalan rnerupakan prasyarat

bagi keadilan, tetapi berbeda dengan Aristoteles, ia berpen­

dapat bahwa keadilan rnerupakan fungsi kehendak ilahiah dan

bukan sekedar pernikiran rasional dan sikap kehatihatian.

Pada bab kelirna, Miskawaih rnernbahas tentang persahaba­

tan dan cinta. Cinta bukanlah perluasan dari cinta diri,

sebagairnana dikernukakan Aristoteles, tetapi suatu batasan

dari cinta diri dan cinta untuk yang lain. Miskawaih rnernan­

dang rasa cinta (mahabbah) sebagai kernarnpuan fitrah rnanusia

untuk bersekutu dengan rnanusia secara urnurn, tetapi rnernbatasi

persahabatan (shadaqah) pada beberapa individu, dengan

rnendasarkan pada pertirnbangan keuntungan, kesenangan atau

kebaikan sebagairnana dijelaskan oleh Aristoteles. Miskawaih

rnenyebutkan secara spesifik cinta rnanusia kepada Tuhan,

cinta rnurid kepada guru, dan cinta anak kepada orang tua

secara bertingkat-tingkat. Ia rnenyirnpulkan bahwa keadilan

dapat terwujud rnelalui rasa takut dan kekuatan, sedangkan

cinta rnerupakan suatu surnber alarni kesatuan, sehingga keadi­

Ian tidak diperlukan jika cinta telah unggul. Dengan derni­

kian, cinta berdaulat, sedang keadilan adalah wakilnya (M.M.

Syarif 1994: 95).

Page 13: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini secara umum adalah:

1. Untuk menjelaskan pemikiran etika pada masa klasik

atau Yunani, terutama pemikiran Aristote1es dan

untuk menjelaskan pemikiran etika dalam filsafat

Islam, terutama etika Ibn Miskawaih.

2. Untuk mencari sejauhmana pengaruh pemikiran etika

Aristoteles pada pemikiran etika Ibn Miskawaih.

3. Diharapkan setelah adanya penelitian ini akan dilan­

jutkan dan dilakukan penelitian komparasi pada

bidang-bidang lain dalam filsafat Islam, terutama

dalam kaitannya dengan filsafat Yunani.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik komunikasi melalui anal isis dokumentasi (komunikasi

tertulis), yaitu membandingkan buku Tahzib al-Akhlaq dan

Nicomachea Ethics. Pene-litian kepustakaan ini lebih mene­

kankan pada buku yang pertama dengan melihat pada setiap

bab. Kemudian melihat sejauhmana pengaruh buku yang kedua

pada buku yang pertama.

Meskipun banyak pengamat yang menyatakan bahwa rujukan

Miskawaih adalah karya Aristoteles yang telah dikomentari

oleh Porphyry, namun karena komentar tersebut sampai sekar-

Page 14: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

7

tian ini adalah karya langsung dari Aristoteles, tentu saja

yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

G. Langkah-langkah Penelitian

Untuk pemecahan masalah dan penguj ian hipotesis sebagaimana

tercantum di atas, maka penelitian ini akan menempuh prosedur

sebagai berikut:

1. Studi kelayakan

Sebagai langkah awal, studi kelayakan dilakukan

untuk menentukan tingkat kemungkinan penelitian.

Studi awal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

ada dari berbagai sumber yang memungkinkan.

2. Penyusunan proposal

Sete1ah diperkirakan layak untuk diteliti, maka

proposal disusun dan diajukan sebagai bahan peneli­

tian.

3. Penyusunan rancangan operasional

Langkah ini ditempuh untuk lebih memahami dan men­

garahkan jalur opersional, sehingga penelitian 'yang

akan dilakukan menjadi terarah dan terpadu sesuai

dengan langkah yang ditetapkan.

4. Pengumpulan bahan

Berdasarkan prosedur rancangan operasional yang ada,

kegiatan pengumpulan bahan dilakukan dengan mengum-

Page 15: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

8

5. Analisis

Analisis dilakukan berdasarkan informasi dari pen­

gumpulan bahan. Kegiatan ini ditempuh dengan cara

melakukan komparasi kedua buku rujukan utama terse­

but, sehingga pengaruh antara kedua buku tersebut

dapat dilihat.

6. Kesimpulan

Langkah ini akan memberikan gambaran jawaban at as

masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini,

sehingga apakah penelitian ini mendukung hipotesis

atau tidak dapat diketahui dengan pasti.

7. Laporan

Sebagai tahap akhir dari suatu kegiatan penelitian.

penyusunan laporan penelitian diperlukan untuk meng­

informasikan hasil penelitian dan juga pertanggung­

jawaban peneliti.

H. Waktu dan Biaya Penelitian

Penelitian ini direncanakan membutuhkan waktu kurang

lebih empat bulan.

Biaya penelitian ini dibebankan kepada anggaran penda­

patan dan belanja lAIN Jakarta (DURK).

I. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian disusun dengan sistematika

Page 16: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

9

Bab Pendahuluan rneliputi uraian tantang latar belakang

rnasalah, ruang lingkup dan batasan penelitian, rurnusan rnasa­

lah dan hipotesis, tujuan penelitian, rnetode penelitian,

langkah-langkah penelitian, dan sisternatika penulisan lapor­

an penelitian.

Bab Kedua rnenguraikan tentang pernikiran filsafat Aris­

toteles, terutarna pernik iran etikanya.

Bab Ketiga rnernbandingkan pernikiran kedua filosof terse­

but. Dilihat bagairnana dan dirnana pengaruh diantara kedua

filosof tersebut terutarna pernikiran di bidang etikanya.

Bab Penutup rnerupakan bagian kajian terakhir yang

rnernbahas tentang kesirnpulan yang diperoleh dari analisis

kornparasi tersebut di atas, sehingga dapat rnernberikan jawa­

ban atas rnasalah dan hipotesis yang dirurnuskan.

Page 17: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

\

BAB II

ETIKA ARISTOTELES

A. Riwayat Hidup dan Karya-karyanya

Aristoteles lahir di Stagyra di daerah Thrakia, Yunani

Utara pada tahun 384 SM. Delapan belas tahun kemudian ia

masuk Akademia di Athena dan samapai tahun 347 menjadi murid

Plato. Pada tahun 342 ia diangkat menjadi pendidik Iskandar

Agung Muda di kerajaan Raja Philippus dari Makedonia. Tahun

335 ia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang namanya

Lykaion, juga disebt sekolah ParipatetiJ" yang sebenarnya

adalah pus at penelitian ilmiah. Pada tahun 323, sesudah

kematian Iskandar Agung, ia harus melarikan diri dari Athena

karen a ia, seperti Sokrates 80 tahun sebelumnya, dituduh

menyebarkan ateisme. Ia meninggal pada tahun 322 SM.

Walaupun telah menjadi murid Plato selama 20 tahun,

namun Aristoteles menolak ajaran Plato tentang ide. Menurut

Aristoteles tidak ada ide-ide abadi. Apa yang dipahami oleh

Plato sebagai ide sebenarnya tidak lain adalah bentuk ab-

strak yang tertanam dalam realitas inderawi sendiri. Dari

realitas inderawi konkrit akal budi manusia mengabstraksikan

paham-paham abstrak yang bersifat umum. Begitu misalnya akal

budi mengabstraksikan paham orang manusia dari orang-orang

konkrit-nyata yang kit a lihat, yang masing-masing berbeda

satu sarna lain.

Page 18: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

11

merupakan interpretasi salah terhadap kenyataan bahwa manu-

sia dapat membentuk konsep-konsep universal tentang hal-hal

yang empiris. Untuk menjelaskan kemampuan i tu tidak perlu

menerima alam ide-ide abadi. Aristoteles menjelaskan dengan

kemampuan akal budi manusia untuk membuat abstraksi. untuk

meng-angkat bentuk-bentuk universal dari realitas empiris

individual. Dengan demikian pendekatan Aristoteles adalah

empiris. Ia bertolak dari realitas nyata-inderawi. Itulah

sebabnya ia begitu mementingkan penelitian di alam dan

mendukung pengembangan ilmu-ilmu khusus.

Aristoteles juga menolak paham Plato tentang ide Yang

Baik dan bahwa hidup yang baik tercapai dalam kontemplasi

atau penyatuan dengan ide yang baik itu. Menurut Aris-

toteles. paham Yang Baik itu sedikit pun tidak membantu

seorang tukang untuk mengetahui bagaimana ia harus bekerja

denganbaik, atua seorang negarawan untuk mengetahui bagai-

manaia harus memimpin negaranya. Jadi tidak ada gunanya. Apa

yang membuat manusia menjadi bermutu harus dicari dengan

bertolak dari realitas manusia sendiri. 1 .

Aristoteles membagi filsafat ke dalam filsafat teoritis

dan filsafat praktis. Kata teoritis berasal dari kat a Yunani

theoria, yang berarti memandang, mengkontemplasikan. Theoria

merupakan i1mu yang memandang. mencoba memahami dan mere-

fleksikart asal-usul, keteraturan dan hukum. serta perkem-

1. Franz Magnis-Suseno. 1997, 13 Tokoh Etika: Sejak Zaman Yunani

Page 19: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

12

bangan dari segala apa yang ada. Filsafat praktis sebenarnya

sama dengan etika dan filsafat politik. Perbedaannya hanya

kalau filsafat memusatkan perhatiannya pada tatanan komuni­

tas dan negara, etika lebih mempertanyakan bagaimana kehidu­

pan individual harus diwujudkan.

Pendasaran etika sebagai bidang penelitian tersendiri

adalah karya Aristoteles. Aristoteles adalah pemikir pertama

di dunia yang mengidentifikasikan dan mengutarakan etika

secara kritis, refleksif, dan argumentatif. Ia juga mengu­

tarakan status teoritis ilmu baru itu serta membahas metode

yang sesuai dengan ciri khasnya. Oleh karena itu, Aris­

toteles dianggap sebagai filsuf moral pert am a dalam arti

yang sebenarnya. Ia adalah pendiri etika sebagai ilmu atau

cabang filsafat tersendiri.

Ada tiga karya besar Aristoteles yang menyangkut etika:

yang pertama adalah Ethika Eudemia, yang kedua Nicomachean

Ethics, dan yang ketiga Politike. Karya yang pertama tidak

banyak mendapat perhatian karena dianggap belum merupakan

ungkapan pikiran matang Aristoteles dan juga karena kurang

jelas apakah ditulis oleh Aristoteles sendiri. 2 . Adapun

buku Politike merupakan perpanjangan buku Nicomachean Ethics

yang lebih memfokuskan pada masalah kenegaraan. Dalam pene­

litian ini lebih menekankan pada buku Nicomachean Ethics.

2. Ihid.

Page 20: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

13

B. Kebahagiaan sebagai Kebaikan Tertinggi

Dalam buku Nicomachean Ethics, Aristoteles merancang

suatu visi baru tentang peruntukan dan kemungkinan ultim

manusia. Aristoteles beranjak dari pengandaian bahwa seluruh

kegiatan manusia terarah pada sesuatu yang baik sebagai hal

yang dituju oleh segala-galanya. Kebaikan tertinggi yang

dituju oleh manusia adalah kebahagiaan. Kata yang kurang

jelas ini tentu harus memperoleh suatu isi yang tertentu,

karena apa saja dapat kita sebut kebahagiaan. Kebahagiaan

yang sejati dan sempurna oleh Aristoteles dicari dalam napa

yang membuat kehidupan pantas dituju pada dirinya sendir-i

dan tidak kekurangan suatu apa pun".3. Dalam masalah keba-

hagiaan di sini akan dibahas kebahagiaan sebagai tujuan dan

kebahagiaan menurut isinya.

1. Kebahagiaan Sebagai Tujuan

Dalam semua perbuatannya rnanusia mengejar suatu tujuan.

1a selalu mencari sesuatu yang baik baginya. Tetapi ada

banyak macarn aktivitas manusia yang terarah kepada rupa-rupa

tujuan. Aktivitas seorang dokter misalnya mengarah keseha-

tan. Kepandaian seorang pelaut berusaha supaya kapalnya tiba

dengan selamat di pelabuhan. Pedagang mencari bertambanya

keuntungan. Apalagi aktivitas yang sarna seringkali mengejar

beberapa tujuan yang tergantung yang satu pada yang lain.

3. P.A Van der Weij, 1988, Filsllf-filsllf Resar Tentang Nanllsia,rliinrlnn~~i~~~n nloh V Ra~+~n~ ~"~__ ~~_ ~_1.__ ~_

Page 21: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

14

Seorang dokter dapat memberi pasiennya obat supaya ia tidur

nyenyak; dan tidur itu dimaksudkan supaya kesehatan dapat

pulih. Dengan demikian satu tujuan demi tujuan lain. Aris­

toteles mengajukan pertanyaan, apakah kiranya terdapat suatu

tujuan tertinggi dan terakhir yang dikejar hanya karena

dirinya sendiri dan bukan demi suatu tujuan lain.

Menurut Aristoteles tujuan yang tertinggi ialah kebaha­

giaan (eudaimonia). Kebahagiaan merupakan tujuan terakhir

manusia. Mengapa? Di satu pihak, karena apabila sudah baha­

gia, manusia tidak memerlukan apa-apa lagi. Di lain pihak,

kalau orang sudah bahagia, tidak masuk akal jika masih

mencari sesuatu yang lain lagi. Kebahagiaan itlah yang baik

pada dirinya sendiri. Kebahagiaan bernilai bukan demi suatu

nilai yang lebih tinggi lainnya, melainkan demi dirinya

sendiri. 4.

Dengan kat a eudaimonia orang Yunani tidak memaksudkan

suatu perasaan subyektif, tetapi suatu keadaan manusia yang

bersifat demikian sehingga semuanya yang harus ada padanya

terdapat pada manusia (well-being). Tugas etika adalah

mengmebangkan dan mempertahankan kebahagiaan itu. Dengan

demikian nyatalah bahwa etika merupakan cabang filsafat yang

bermaksud praktis, bukan teoritis. Oleh karenanya Aris­

toteles berpendapat bahwa etika sebaiknya tidak dipelajari

oleh orang musa, sebab mereka belum mempunyai pengalaman

Page 22: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

15

yang boleh disebut matang. 5 .

2. Kebahagiaan Menurut Isinya

Belum cukuplah jika dikatakan bahwa kebahagiaan merupa-

kan tujuan tertinggi dalam hidup manusia. Perkataan ini

perlu dijelaskan lagi, karena banyak orang menganggap keba-

hagiaan dengan berbagai macam cara. Yang satu berpendapat

bahwa kesehatan adlah kebahagiaan, yang lain menyetarakan

kebahagiaan dengan kekayaan, yang lain lagi menyamakan

kebahagiaan dengan penghormatan. Boleh jadi juga bahwa orang

yang sama memandang kebahagiaan dengan cara yang berlainan

dalam berbagai periode hidupnya. Oleh sebab itu, Aristoteles

bertanya apakah sebenarnya kebahagiaan itu? Apakah kebaha~

giaan menurut isinya? Yang pasti -demikian jawaban Aris-

toteles- bahwa kebahagiaan harus disamakan dengan suatu

aktivitas, bukan dengan potensialitas belaka, karena aktus

mempunyai prioritas terhadap potensi. Suatu makhluk mendapat

kesempurnaannya bukan karen a potensi begitu saja, melainkan

karean potensi sudah mencapai aktualisasinya. Dan apakah

kesempurnaan manusia? Kita harus mengatakan bahwa kesempur-

naan manusia adalah aktualisasi dari kemungkinan tertinggi

yang hanya terdapat pada manusia saja, yaitu rasio. Itulah

sebabnya kebahagiaan manusia sarna saja dengan menjalankan

aktivitas yang spesifik baginya, yaitu pemikiran. Bagi

5. K. Bertens, 1975, Sejarah Filsafat Yunani, Kanisius, Yogyakar-

Page 23: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

16

manusia, kebahagiaan ialah memandang kebenaran.

Tetapi di sini sesuatu yang hakiki harus ditambah lagi.

Agar manusia sungguh-sungguh bahagia, tidak cUkuP hanya jika

aktivitas tertinggi manusia dijalankan dengan sembarang cara

saja. Manusia hanya disebut bahagia, jika ia menjalankan

aktivi tasnya dengan baik. Supaya manusia bahagia, ia harus

menjalankan aktivitasnya "menurut keutamaan". Hanya pemikir­

an yang disertai dengan keutamaan (arete) dapat membuat

manusia menjadi bahagia. Keutamaan menyangkut rasia, tetapi

juga manusia seluruhnya. Manusia bukan saja makhluk intelek­

tual, melainkan juga makhluk yang mempunyai perasaan-pera­

saan, keinginan-keinginan, nafsu-nafsu dan lain sebagainya.

Dleh sebab itu ada dua macam keutamaan, yaitu keutamaan

intelektual dan keutamaan moral.

Aristoteles mencatat pula bahwa pemikiran yang diser­

tai kei.ltamaan belum boleh disebut kebahagiaan kalau hanya

berlangsung dalam beberapa detik atau sekali-sekali saja.

Manusia baru boleh disebut bahagia, jika ia dapat menjalan­

kan pemikiran yang disertai keutamaan dalam jangka waktu

yang cUkup panjang. Dengan perkataan lain, kebahagiaan ada­

lah keadaan manusia yang bersifat stabil.

Masih ada unsur-unsur lain lagi yang penting juga

supaya manusia bahagia, biarpun unsur-unsur ini tidak terma­

suk hakekat kebahagiaan sendiri. Supaya manusia sungguh­

sungguh bahagia, perlu juga bahwa dia merasa senang dalam

Page 24: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

17

kesenangan (pleasure) atau rasa bahagia yang subyektif.

Tentu saja, kebahagiaan tidak dapat disamakan dengan kese­

nangan; Aristo·teles menolak hedonisme. Tetapi ia mengakui

juga bahwa kebahagiaan belum komplit, kalau tidak disertai

dengan kesenangan. Selain dari kesenangan, yang merupakan

suatu unsur batiniah, mesti ada juga beberapa unsur lahir­

iah, supaya kebahagiaan betul--betul ter j amin, seperti mis­

alnya: kesehatan, kesejahteraan ekonomi, sahabat-sahabat,

hidup berkeluarga, penghormatan dan lain sebagainya. Manusia

yang mengalami kekurangan-kekurangan dalam bidang itu, sukar

dapat disebut bahagia. Tetapi sekali lagi harus ditekankan,

bahwa kesenangan dan unsur-unsur lahiriah tidak termasuk

hakekat kebahagiaan sendir i. Semuanya i tu hanya merupakan

syarat supaya kebahagiaan dapat direalisasikan. 6 .

c. Ajaran Tentang Keutamaan

Mulai dengan buku II, Nicomachea Ethics menguraikan

secara panjang lebar ajaran Aristoteles mengenai keutamaan

(aretel. Untuk memperoleh keutamaan, kita mesti mulai dengan

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik secara obyektif

saja, artinya perbuatan-perbuatan yang oleh umum dianggap

bersifat baik. Tetapi lambat laun suatu kebiasaan yang kokoh

akan terbentuk dalam watak kita, sehingga untuk selanjutnya

kita melakukan perbuatan-perbuatan baik berdasarkan keuta-

Page 25: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

18

maan. Sebuah contoh dapat menjelaskan maksudnya. Seorang

anak misalnya dilarang oleh orang tuanya jangan mencuri

barang kepunyaan orang lain. Jika dia berbuat sesuai dengan

larangan tersebut, maka belum dapat dikatakan bahwa dia

berlaku berdasarkan keutamaan. Tetapi mungkin sekali dengan

demikian suatu sikap tetap akan terbentuk dalam hati si

anak, sehingga ia tidak mencuri lagi justru karena ia yakin

bahwa itu tidak baik. Itulah yang dimaksud oleh Aristoteles.

Hidup menurut keutamaan (obyektif) dapat menyebabkan keuta-

maan pribadi, sehingga untuk selanjutnya perbuatan-perbuatan

akan dilakukan karen a keutamaan.

Biarpun Aristoteles menolak pendirian yang menyamakan

keutamaan dengan pengetahuan, namun ia mengakui juga bahwa

rasio mempunyai peranan terpenting dalam membentuk keuta-

maan-keutamaan. Setiap keutamaan berasal dari rasio. Tetapi

ada dua j enis keutamaan. Keutamaan dapat menyempurnakan

rasio sendiri dan keutamaan dapat mengatur watak manusia

(perasaan-perasaan, nafsu-nafsu, dan sebagainya). Jenis per-

tama disebut keutamaan intelektual, sedangkan jenis kedua

dinamakan keutamaan moral.\'~11J.1i ,

1. Keutamaan Intelektual

Menurut Aristoteles, rasio manusia mempunyai dua fung-

si. Di satu pihak rasio memungkinkan manusia untuk mengenal

kebenaran. Dalam arti ini rasio boleh disebut rasio teori-

Page 26: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

19

orang mengetahui apa yang harus diputuskan dalam keadaan

tertentu. Dalam arti ini rasio boleh dinamakan rasio prak­

tis. Oleh karen a itu, Aristoteles membedakan dua macam

keutamaan yang menyempurnakan ras io: ada kebij aksanaan

teoritis dan ada kebijaksanaan praktis.

a. Kebijaksanaan teoritis

Aristoteles sendiri memilih kat a sophia untuk menunjuk­

kan kebijaksanaan teoritis. Sebagaimana halnya dengan tiap­

tiap keutamaan, kebijaksanaan teoritis pun merupakan suatu

sikap tetap. Sekali-sekali saja mengenal kebenaran belum

boleh dianggap sebagai keutamaan. Sudah nyata bah\.la hanya

sedikit orang dapat memiliki kebijaksanaan teoritis, yaitu

orang-orang terpelajar. Dan jalan yang menuju ke kebijaksa­

naan teoritis ini adalah suatu jalan panjang yang meliputi

seluruh pendidikan ilmiah. 7 .

b. Kebijaksanaan praktis

Aristoteles menggunakan kat a phronesis untuk menunjuk­

kan kebijaksanaan praktis. Skolastik Abad Pertengahan telah

menerjemahkan istilah ini dengan kat a Latin "prudentia"

(bahasa Inggris: "prudence"). Kebijaksanaan praktis adalah

sikap ji\.la yang memungkinkan manusia untuk mengatakan yang

mana dari barang-barang konkrit boleh dianggap baik untuk

7. Thill.. h. HiS.

Page 27: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

20

hidupnya. Harus ditekaknkan bahwa kebijaksanaan praktis ini

tidak lepas dari keutamaan moral. Tiap-tiap orang yang hidup

menurut keutamaan, mesti memiliki kebijaksanaan praktis

juga. Jika dalam analisisnya mengenai keutamaan moral,

Aristoteles menekankan bahwa jalan tengah antara dua ekstrim

harus ditentukan "sebagaimana seorang yang bijaksana dalam

bidang praktis akan menentukan pertengahan itu", maka ia

maksudkan bahwa kebijaksanaan praktis harus menunjukkan

jalan tengah. Keutamaan moral yang sejati selalu disertai

dengan kebijaksanaan praktis.

2. Keutamaan Moral

Aristoteles melukiskan keutamaan moral sebagai suatu

sikap watak yang memungkinkan manusia untuk memilih jalan

tengah antara dua ekstrem yang berlawanan. Misalnya, dalam

hal membelanjakan uang ada kemungkinan dua sikap yang ek­

strem: di satu pihak orang dapat mengeluarkan uang terlalu

banyak dan di lain pihak orang dapat juga mengeluarkan uang

terlalu kurang. Seorang yang mengeluarkan terlalu banyak

disebut pemboros, sedangkan orang yang terlalu hemat membuka

dompetnya disebut kikir. Dua sikap ekstrem tersebut masing­

masing disebut keborosan dan kekikiran. Keutamaan dalam

bidang membelanjakan uang dapat memilih jalan tengah antara

dua eks trem it u dan ini lah keutamaan yang ki ta namakan

"kemurahan hati". Contoh lain, dalam bidang percaya diri

~_. __ ..:1 •• _ _1 __ .... _ __ ... -"- --- - -- -" --- -- -

Page 28: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

21

akan dirinya dan mereka dapat disebut gegabah. Ada pula

orang yang terlampau kurang percaya diri dan mereka dapat

disebut pengecut. Gleh karen a itu dalam hal percaya diri

terdapat dua sikap ekstrem yang masing-masing disebut kege­

gabahan dan pengecut. Di sini juga ada kemungkinan suatu

keutamaan yang memilih jalan tengah antara kedua ekstrem

tadi, yaitu "keberanian". Dengan demikian setiap keutamaan

dapat menentukan jalan tengah antara dua ekstrem yang berla­

wanan. Keutamaan selalu merupakan pertengahan antara kelebi­

han dan kekurangan. 8 .

Menurut Aristoteles keutamaan merupakan suatu sikap.

Supaya kita betul-betul mempunyai keutamaan, belum cukup

jika hanya satu kali atau beberapa kali kita memilih jalan

tengah antara dua ekstrem. Dan juga jika hanya kebetulan

kita memilih jalan tengah, kita belum mempunyai keutamaan.

Bagi Aristoteles, keutamaan baru merupakan keutamaan yang

sungguh-sungguh, jika kit a mempunyai sikap yang tetap untuk

memilih jalan tengah tersebut.

Jalan tengah tidak dapat di tentukan dengan cara yang

sarna untuk semua orang. Dengan lain perkataan, jalan tengah

harus dipandang sUbyektif, bukan obyektif. Tidak mungkin

mengukur pertengahan antara dua sikap ekstrem dengan cara

matematis. Faktor- faktor pr ibadi harus dipertimbangkan.

Perbuatan yang bersifat berani bagi seorang yang badannya

Page 29: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

mempertimbangkan

22

lemah, misalnya, barangkali tidak melebihi sifat pengecut

kalau dilakukan oleh seorang yang kuat betul. Akibatnya,

jalan tengah tidak dapat ditentukan pada umumnya, tetapi

harus dicocokkan dengan orang masing-masing.

Apakah terdapat suatu norma atau kaidah untuk menentu­

kan jalan tengah? Aristoteles menjawab bahwa rasio menetap­

kan pertengahan itu dan rasio harus melakukannya "sebagaima­

na seorang yang bijaksana dalam bidang praktis akan menentu­

kan pertengahan itu".9. Aristoteles memaksudkan bahwa hidup

menurut keutamaan tidak merupakan suatu persoalan teoritis.

Belum tentu bahwa seorang terpelajar mampu untuk hidup

menurut keutamaan moral. Tetapi seorang yang bijaksana dalam

bidang praksis moral akan mampu untuk menentukan pertengahan

antara kekurangan dan kelebihan, dengan

keadaan konkrit.

Dalam Nicomachean Ethics pembahasan keutamakan-keuta­

maan mengambil bagian cukup luas. Aristo"teles membahas

sekurang-kurangnya sebelas keutamaan, yaitu keberanian,

penguasaan diri, kemurahan hati, kebesaran hati, budi luhur,

harga diri, sikap lemah lembut, kejujuran, keberadaan, dan

persahabatan. Pada contoh keberanian, Aristoteles menjelas­

kan pahamnya tentang keutamaan. Keutamaan bukan pertama-tama

dipahami sebagai lawan suatu sikap buruk, melainkan sebagai

tengah Imesotesl antara dua ekstrem. Keberanian terletak di

Page 30: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

23

tengah antara sikap gegabah dan takut. Jadi. keutamaan-keu­

tamaan dipahami sebagai sikap seimbang dan justru karena itu

menunjukkan kematangan dan kekuatan perkembangan pribadi. 10 .

Dalam buku X dan terakhir dari Nicomachean Ethics

Aristoteles kembali lagi pada unsur yang terpenting dalam

kebahagiaan manusia. yaitu memandang kebenaran. Theoria

(memandang kebenaran) aktivitas manusia yang tertinggi.

Jadi. hidup yang bahagia ialah hidup sebagai filsuf. Dan

karena rasio merupakan suatu unsur ilahi dalam diri manusia,

harus dikatakan pula bahwa menjalankan akt:ivitas rasio

adalah suatu hidup ilahi .11. Karenanya filsuf sedapat

mungkin akan memelihara hidup ilahi itu dengan mengabaikan

hal-hal yang manusiawi belaka.

10. Franz Magnis. Gp. Cit .• h. 39.

11 T( 'Rort Cln c:. _ nn. rl' t __ h. 1on.

Page 31: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

25

dan Ibn Sina. 1

Ibn Miskawaih juga dikena1 sebagai sejarawan besar

kemasyhurannya me1ebihi a1-Thabari (w. 310/923). Selain itu

ia juga dikenal sebagai dokter, penyair, dan ahli bahasa.

Keahliannya dalam berbagai bidang tersebut antara lain

dibuktikan dengan karya tulis berupa buku dan atau artikel.

Jumlah buku dan artikel yang dihasilkannya ada 41 buah.

Dalam bidang etika, karyanya yang paling penting dan berpe-

ngaruh adalah Tahzib al-Akhlaq. Karya-karya yang lain ten-

tang etika, seperti dituturkan dalam beberapa sumber, antara

lain Al-Fauz Al-Akbar, Al-Faus Al-Ashghar, Tartib al-

Sa'adat, Kitab Adab Al-'Arab wa Al-Furs, dan surat-surat

pendek untuk edisi hampir semua karyanya yaitu Fi Al-Lazzat

wa Al-Alam, Fi Al-Nafs wa Al- 'Aql, sejumlah teks filosofis

lainnya maupun surat \"as iatnya sendiri, dan Risalah fi Al-

'Adl. Perlu ditambahkan pada kategori ini karya-karya ter-

tentu yang digambarkan dalam berbagai sumber seperti antolo-

gi-antologi tentang etika at au puisi: Uns Al-Farid, Al-

Mustawfi, dan Al-Siyar.

B. Ajaran tentang Keutamaan

Sebelum membahas tentang keutamaan-keutamaan moral

1. Lihat antara lain Ibn AI-Khatib, "al-Muqaddimah", dalam Tahzihal-Akhlaq wa Tathhir al-'A 'raq, (Beirut: Dar-AI-Kutub AI-'Ilmiyyah,1405H), Cet. II, h. 5-8. 'Abd aI-Rahman Badawi, "Miskawaih", dalam M.M.Sharif (Ed.), A History of Muslim Philosophy, (Weisbaden: Otto Harraso-

Page 32: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

26

menurut Ibn Miskawaih sebaiknya dibahas dulu apa yang dimak-

sud dengan ajaran "jalan tengah", karena ia mendasarkan

teori keutamaan moralnya pada "pertengahan" (al-wasath).

1. Ajaran Tentang Jalan Tengah

Ajaran tentang jalan tengah (al-wasath) yang dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah The Doctrine of the

Mean atau The Golden Mean ternyata sudah dikenal para filsuf

sebelum Ibn Miskawaih. Mencius (551-479 8M), seorang filsuf

Cina, misalnya, telah menulis buku tentang ajaran jalan

tengah. 2 Filsuf Yunani seperti Plato, Aris·toteles, dan

Filsuf Muslim seperti al-Kindi dan Ibn 8ina juga didapati

memiliki ajaran tentang jalan tengah.

Ibn Miskawaih secara umum memberikan pengertian jalan

tengah tersebut antara lain dengan keseimbangan, moderat,

harmoni, utama, mulia, atau posisi tengah antar dua ekstrem.

Akan tetapi ia tampak cenderung berpendapat bahwa keutamaan

moral secara umum diartikan sebagai posisi tengah antara

ekstrem kelebihan dan eJ{trem kekurangan masing-masing j iwa

manus ia. Jiwa manusia mempunyai tiga fakultas, yai tu: j iwa

al-bahimiyyat, jiwa al-ghadabiyat, dan jiwa al-nathiqat.

Menurut Ibn Miskawaih, posisi tengah jiwa al-bahimiyyat

adalah menjaga kesucian diri (al-' iffat/temperance). Posisi

2. Lihat James Legge (penterjemah), The Four Books: ConfucianAnalects, The Great Learning, The Doctrine of the Mean, and the Work ofMencius, dan Wing-Tsit Chan, A Source Book in Chinese Phil i sophy, (New

Page 33: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

27

tengah j iwa al-ghadabiyyat adalah keberanian (al-syaja' at/-

courage). Posisi tengah jiwa al-nathiqat adalah kebijaksa-

naan (al-hikmat/wisdom). Adapun gabungan dari pos isi tengah

at au keutamaan semua j iwa tersebut adalah keadilan (al-

'adalat/justice). Rincian masing-masing jalan tengah ini

akan ditempatkan sesudah pembahasan ini.

Keempat keutamaan moral tersebut merupakan pokok,

sedangkan keutamaan lainnya adalah cabang. Cabang dari

keempat pokok keutamaan itu sangat banyak, tidak terhitung

jumlahnya. Jenis dan pemahamannya pun dapat disesuaikan

dengan perkembangan jaman. 3

Menurut Ibn Miskawaih, setiap keutamaan mempunyai dua

ekstrem. Yang tengah adalah terpuji dan yang ektrem adalah

tercela. Posisi tengah yang dimaksudkan di sini adalah suatu

standar atau prinsip umum yang berlaku bagi manusia. Posisi

tengah· yang sebenarnya (al-wasath al-haqiqi) adalah satu,

yaitu keutamaan (al-fadilat). Yang satu ini disebut juga

garis lurus (al-khathth al-mustaqim). Karena pook keutamaan

ada empat yaitu menahan diri, keberanian, kebijaksanaan, dan

keadilan, maka yang tercela intinya ada delapan. Kedelapan

sifat tercela tersebut antara lain: 1. nekad (al-tahawwur/-

recklessness), 2. pengecut (al-jubn/cowardice) , 3. rakus

(al-syarah/profigacy) , 4. dingin hati (al-khumud/frigidity) ,

5. kelancangan (al-safah/impudence) , 6. kebodohan (al-balah-

3. Ibn Miskawaih, Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A'raq, diedit Ibn'IIl_V'h ... +-~h (n .... ~ ....,.-f-. n ... ", 'II1_V"i· .. h 'II1_'Tl ..... .:~ ...... h 1 11 f\1:::t1 \ rt .... +- TT 1-. At::

Page 34: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

28

/stupidi ty), 7. aniaya (a1- jaur/a1-zhu1m/tyranny) , dan 8.

teraniaya (a1-muhanat/a1-inzhi1am/servi1ity).4

Menurut Aristoteles, posisi tengah di bidang moral

bukan merupakan proporsi ilmu hitung (seperti 10 itu banyak,

2 itu sedikit sednagkan 6 adalah tengahnya). Karena itu ia

berpendapat bahwa posisi tengah ini sangat relatif. 5 Meski-

pun Ibn Miskawaih mengakui adanya sifat relatif bagi posisi

tengah, tetapi ia tidak ingin menjadikan ukuran tengah

tersebut berasal dari orang per-orang tetapi berupa kaidah

umum yang berlaku bagi setiap orang. 6 Apabila sifat perten-

gahan itu disebut sifat yang baik, tentu timbul pertanyaan

bagaimana menentukan sikap pertengahan secara benar? Kalau

Aristoteles berpendapat bahwa alat untuk mengukur sikap

pertengahan i tu hanya dengan aka1 7 , maka Ibn Miskawaih

berpendapat bahwa alat yang dijadikan ukuran untuk mempero-

leh sikap pertengahan adalah akal dan syari'at. Di sini

tampak adanya perbedaan yang mencolok antara Ibn Miskawaih

dan Aristoteles di bidang alat pengukuran moral.

Dalam menguraikan sikaptengah dalam moral (a1-wasatl]

fi a1-akh1aq) ini, Ibn Miskawaih tidak membawa satu ayat pun

4. Ibid., h. 164.

5. Aristoteles, Nicomachean Ethics, diedit oleh Jonathan Barnes,da1am The Complete Works of Aristotle, (Oxford: Princeton UniversityPress), Vol. III, h. 1747.

6. Ibn Miskawaih, Gp. Cit., h. 46.

Page 35: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

29

atau Hadits. Namun demikian, spirit ajaran jalan tengah ini

adalah islami karena memang banyak dijumpai ayat-ayat al­

Qur'an yang memberi isyarat untuk itu, seperti tidak boleh

kikir tetapi juga tidak boleh boros, makan dan minumlah

tetapi jangan berlebihan. 8

Ajaran tentang jalan tengah ini juga dapat dipahami

sebagai ajaran yang mengandung arti dan nuansa dinamis.

Letak dinamikanya terlihat pada tarik menarik antara kebutu­

han, peluang, kemampuan, dan efektivitas. Sebagai makhluk

sosial, manusia selalu dalam dinamika, mengikuti gerak

jaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidi­

kan, ekonomi merupakan pemicu bagi gerak jaman. Ukuran jalan

tengah selalu mengalami perubahan menurut perubahan ekstrem

kekurangan maupun ekstrem kelebihannya. Ukuran tingkat kese­

derhanaan di bidang mater i misalnya, pada masyarakat kota

dan desa tidak dapat disamakan. Ukuran tingkat kesederhanaan

untuk negara maju berbeda dengan negara berkembang, dan

seterusnya.

Ibn Miskawaih berpendapat bahwa dengan memperhatikan

aturan-aturan tertentu seseorang "sangat mungkin" untuk

mendapatkan posisi pertengahan i tu. Pendapat ini tentunya

memberi efek tersendiri bagi kesungguhan usaha. Ibn Miska­

waih lebih banyak memberi peluang bagi kesungguhan us aha

yang terus-menerus dengan sikap optimis untuk berhasil.

Page 36: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

30

Hanya saja istilah "sangat mungkin" yang diajukan Ibn Miska­

waih dapat dipahami dalam bahasa lain sebagai rasa pesimis

walau barangkali ia tidak bermaksud demikian.

Dengan demikian yang dimaksud dengan posisi tengah

adalah keadaan sedemikian rupa sehingga jiwa dapat menempati

posisi yang utama (al-fadilatl. Apabila seseorang senantiasa

berupaya menempuh posisi pertengahan dalam segala situasi

maka sifat-sifat utarna, yaitu kesucian diri, keberanian,

kebijaksanaan, dan keadilan akan dapat dihasilkan. Dari

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ajaran jalan tengah

tidak hanya merniliki nuansa dinamis tetapi juga fleksibel.

Oleh karena itu, ajaran tersebut dapat terus menerus berlaku

dengan tantangan jamannya tanpa rnenghilangkan nilai-nilai

esensial dari pokok keutamaan moral.

Seperti telah dijanjikan di depan, berikut ini rincian

pokok ajaran keutamaan moral menurut Ibn Miskawaih.

2. Menjaga Kesucian Diri

Ajaran keutarnaan moral yang pertama adalah menjaga

kesucian diri (al-'iffat/temperance). Al-'iffat merupakan

keutamaan jiwa al-bahimiyyat. Keutamaan jni akan muncul pada

diri manusia apabila nafsunya dikendalikan oleh pikirannya.

Artinya. ia rnampu menyesuaikan pilihan yang benar sehingga

bebas. tidak dikuasai dan tidak diperbudak oleh nafsunya. 9

Page 37: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

31

Sifat ini merupakan pertengahan antara rakus (a1-syarah/pro­

figacy) dengan dingin hati (khumud a1-syahwat/frigidity).

Yang dimaksud dengan a1-syarah adalah tenggelam dalam kenik­

matan dan melampaui batas. Adapun yang dimaksud dengan

khumud a1-syahwat adalah tidak mau berusaha untuk memperoleh

kenikmatan yang baik sebatas yang diperlukan oleh tubuh,

sesuai dengan yang diizinkan syari'at dan akal.

Tampaknya Ibn Miskawaih mengambil pengertian a1-' iffat

tersebut dari uraian Aristoteles. Akan tetapi seperti halnya

ukuran untuk keberanian, Aristoteles sendiri tidak menyebut

syari'at sebagai landasan untuk memperoleh posisi tengah

antara rakus dan dingin hati. Untuk menemukan posisi tengah

tersebut, Aristoteles hanya menyebut akal. Di sini terlihat

perbedaan pokok antara Aristoteles dan Ibn Miskawaih. Ibn

Miskawaih memasukkan syari'at dalam filsafat. Di sini pula

letak salah satu islamisasi filsafat Yunani oleh para filsuf

muslim.

Aristoteles juga berpendapat bahwa a1-' iffat ini hanya

berkaitan dengan kesenangan jasmani (panca indera), terutama

indera peraba (touch) dan indera perasa (taste). Pada da­

sarnya, obyek kesenangan itu hanya bertumpu pada indera

peraba seperti makan-minum dan kegiatan seksual. 10 Barangka­

Ii dasar pertimbangannya adalah makan-minum dan kegiatan

seksual merupakan sebab utama munculnya nafsu jahat yang ada

h 1"7t::r-.

Page 38: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

32

pada diri rnanusia. Sernentara itu dalarn pernik iran Ibn Miska­

waih tidak memberikan batasan indera mana yang paling dorni­

nan bagi obyek pernbicaraan al-' iffat. Akan tetapi kalau

diperhatikan batasan al-'iffat yang dikemukakan di atas.

maka titik berat sasaran pembahasannya juga menyangkut

kesenangan fisiko

Jiwa al-bahimiyyat (al-nafs al-bahimiyyat) yang menjadi

pangkal terciptanya al-'iffat, menjadi dominan pada diri

manusia dibanding al-nafs yang lain. Di antara daya yang

rnuncul pertarna kali dar i al-nafs al-bahimiyyat ini adalah

daya makan -minum. Karena makan -minum in i menj adi faktor

dominan bagi kelangsungan hidup mal,a Ibn Miskawaih tampak

memberikan perhatian utama dalam masalah ini. Menurutnya.

pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan bagi makan-minum

adalah untuk kesehatan tubuh. menghindari sakitnya haus dan

lapar. ~erta mencegah penyakit. bukan karen a kenikmatan/ke­

lezatan semata. Oleh karena itu, latihan terus menerus perlu

dilakukan dalam menentukan kuantitas. kualitas, dan jenis

makanan dan minuman. agar tidak membawa efek buruk lagi

tercela seperti cepat marah. nekad. malas. dan lain-lain. 11

Latihan secara rutin yang harus dimulai sGjak awal pertumbu­

han manusia baik menyangkut makan-minum, berpakaian. dan la­

innya yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, diarahkan untuk

mencapai posisi tengah. bukan berlebihan at au kekurangan.

Page 39: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

33

Pada fase awal ini fungsi syari'at harus lebih diutama­

kan oleh orang tua dalam menentukan sikap pertengahan anak­

anaknya karena semakin lama pikiran mereka dapat mengetahui

alasannya .12 Pelajaran yang pantas di tarik dari uraian ini

adalah ternyata bahwa Ibn Miskawaih menempatkan syari'at

sebagai unsur dominan bagi terciptanya jalan tengah dari a1­

nafs a1-bahimiyyat. Penerapan ssyari'at untuk tingkatan anak

lebih bersifat doktriner. Karena itu, unsur taqlid terhadap

syari'at pada usia anak masih ditekankan.

Dibanding dengan ajaran keutamaan moral yang lain, a1­

'iffat justru memiliki cabang yang lebih banyak dan bahkan

ada yang memiliki sub-cabang. Setidaknya ada dua belas

cabang dan enam sub-cabang yang telah disebut oleh Ibn

Miskawaih. Tetapi inti yang dimajukannya berisi upaya sikap

menahan diri untuk memperoleh dan atau memberi sesuatu

harta.Kedua belas cabang itu adalah: 1. A1-haya' (pengenda­

lian jiwa untuk takut melakukan perbuatan yang jelek), 2.

A1-da 'at (ketenangan jiwa ketika nafsu bergolak), 3. A1­

shabr (menahan nafsu agar tidak terbuai oleh buruknya kele­

zatan), 4. A1-sakha' (sikap tengah dalam hal pemberian), 5.

A1-hurriyyat (keutamaan ji\va dalam memperoleh, memberikan,

dan menolak harta secara benar), 6. A1-qana'at (sikap sedang

dalam hal makan, minum, dan perhiasan), 7. A1-damasat (kece­

nderungan jiwa terhadap yang baik dan cepat mewujudkannya),

Page 40: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

34

8. A1-intizham (kondisi jiwa yang menilai sesuatu secara

tepat dan mengaturnya dengan cara yang sangat baik) , 9. Husn

a1-hady (senang menghias diri dengan yang baik), 10. A1­

musa1amat (kemampuan diri untuk meninggalkan sesuatu yang

tidak baik) , 11. A1-waqar (ketenangan jiwa krtika tuntutan

nafsu mendesak), 12. A1-wara' lkontinuitas dalam berbuat

baik).

Adapun cabang a1-sakha adalah: a1-karam (mudah mender­

makan harta yang banyak untuk kepentingan yang baik) , a1­

isar lmengurangi kebutuhan pribadi sehingga mampu memberikan

sisanya kepada orang lain yang berhak), a1-nub1 (kepuasan

jiwa karena melakukan pekerjaan yang besar), a1-muwasat

(menolong orang lain dengan harta dan makanan), a1-samahat

lmemberikan sebagian di luar yang wajib), dan a1-musamahat

(membatalkan sebagian yang wajib atas dasar kemauan dan

pilihan) .13

Apabila cabang-cabang a1-'iffat diamati secara cermat,

maka dapat dipahami bahwa keselamatan spiritual individu

(individu spiritual salvation), dalam arti. mengutamakan ke­

selamatan jiwa pribadi, merupakan ciri khusus konsep pendi­

dikan moralnya. Bila jenis cabang-cabang a1-'iffat ditinjau

dari sisi makna keutamaan sosial, maka Ibn Miskawaih tampak

memberikan porsi yang lebih banyak. Pendapat Ibn Miskawaih

tentang a1-saklJa' dengan semua cabangnya dapat dipahami se-

Page 41: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

35

bagai keutamaan sosia1. Sementara itu, Ibn Miskawaih meski-

pun tidak dikena1 sebagai sufi tetapi agaknya ia juga tidak

dapat men01ak kenyataanbahwa usaha memperoleh keselamatan

pribadi hakekatnya juga termasuk salah satu ciri kesufian. 14

Pada sisi lain lagi, dominasi cabang al-'iffat yang

berkaitan dengan keselamatan spiritual individu di atas,

merupakan bukti bahwa perjuangan melawan nafsu pribadi 1ebih

banyak, lebih rumit, dan lebih berat dibanding dengan per-

juangan di medan perang. Musuh yang dihadapi dalam medan

pertempuran relatif lebih mudah dipersepsi oleh indera,

sementara musuh yang per] u diperangi dalam pribadi terasa

lebih pelik.

3. Keberanian

Keberanian merupakan keutamaan jiwa al-ghadabiyyat. Ke-

utamaan ini muncul pada manusia sewaktu nafsunya dibimbing

oleh jiwa al-nathiqat. Artinya, ia tidak takutterhadap hal-

hal yang besar jika pelaksanaannya membawa kebaikan dan

mempertahankannya merupakan hal yang terpuj i .15 Sifat ini

merupakan pertengahan antara pengecut (al-jubn) dengan nekad

(al-tahawwur). Al- jubn adalah takut terhadap sesuatu yang

seharusnya tidak ditakuti. Karena itu a1- jubn digolongkan

sebagai ekstrem kekurangan. Adapun a1-tahawwur adalah berani

14. Suwito, Konsep Pendidikan Akh1aq l1enurut Ibn l1iskawaih, (Di­sertasi, Pascasarjana lAIN Syarif Hidayatu11ah, Jakarta, 1995), h. 134.

Page 42: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

36

terhadap sesuatu yang seharusnya tidak diperlukan sikap ini.

Oleh sebab itu, al-talJawwur digolongkan sebagai ekstrem

kelebihan.

Karena sikap al-jubn dan al-tahawwur sumber dan penye­

babnya adalah al-nafs al-ghadabiyyat, maka Ibn Miskawaih

berpendapat bahwa keduanya sangat terkait dengan sifat ma­

rah. Walaupun marah itu digolongkan sebagai penyakit rohani

yang paling serius tetapi agaknya Ibn Miskawaih juga berpen­

dapat bahwa marah itu sendiri tidak tercela. 16 Hal ini dapat

dimak1umi karena marah tersebut dapat dijadikan alat untuk

menolak sesuatu yang merusak jika dilakukan dengan tidak

ber1ebihan atau kekurangan. Karena itu Ibn Miskawaih mene­

gaskan bahwa yang disebut pemberani itu setidaknya ditandai

oleh enam hal: 1. dalam soal kebaikan, ia memandang ringan

terhadap sesuatu yang hakekatnya berat, 2. ia sabar terhadap

persoalan yang menakutkan, 3. memandang ringan terhadap se­

suatu yang umumnya dianggap berat oleh orang lain sehingga

ia rela mati dalam memilih persoalan yang paling utama, 4.

tidak bersedih terhadap sesuatu yang tidak bisa dicapainya,

5. tidak gundah apabila menerima berbagai cobaan, 6. kalau

ia marah dan mengadakan pembalasan maka kemarahan dan pemba­

lasannya dilakukan sesuai dengan ukuran, obyek dan waktu

yang diwajibkannya. 17

16. Ibid., h. 170 dan 172.

1"1 rJ...';,ri h 1f'\t:.

Page 43: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

37

Dari uraian di atas diperoleh pemahaman bahwa gejala

terbesar keberanian adalah tetapnya pikirnn ketika berbagai

bahaya datang. Kondisi seperti ini hanya akan diperoleh

karena adanya fnktor ketenangan dan keteguhan jiwa dalam

menghadapi segala hal.

Sandaran untuk memperoleh konsekuensi keberanian antara

Aristoteles dan Ibn MiskalJaih tampak ada perbedaan. Aris­

toteles Iebih meni tik beratkan keberanian untuk memperoleh

kematian yang mulia tanpa mengkaitkan akibatnya setelah ke­

matian. Sedangkan Ibn Miskawaih meni tik beratkan akibatnya

pada selama hidup dan sesudah kematiannya. Hanya saja teori

keberanian mereka sarna-sarna diukur pada ketidak·takutan

seseorag untuk mati. Mati at as landasan berani sarna-sarna di­

nilai sebagai sesuatu yang terpuji. 18

Sebagaimana kesucian diri (al-' iffat) , keberanian juga

memiliki berbagai cabang. Ibn Miskawaih menyebut sembi Ian

mac am cabang yang ada dalam keberanian, yaitu: 1. jiwa besar

(kibar al-nafs) , pantang ketakutan (al-najdat) , ketenangan

('izham al-himmat) , kell1etan (al-sabat) , kesabaran (al­

shabr) , murah hati (al-hilm), menahan diri ('adam al­

thaisy) , keperkasaan (al-syahamat) , dan memiliki daya tahan

yang kllat atau senang bekerja berat (ihtimal al-kadd). Ibn

Miskawaih memasllkkan al-shabr ke da1am dua tempat: 1. seba­

gai cabang keberanian, dan 2. sebagai cabang dar! kesucian

Page 44: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

38

diri. Al-shabr sebagai cabang keberanian diartikan sebagai

sabaI' dalam menghadapi masala~-masalah yang berat, sedangkan

al-shabr sebagai cabang dari kesucian diri diartikan sebagai

sabaI' dalam menahan nafsu yang bergelora terhadap berbagai

akibat buruknya kelezatan. 19

4. Kebijaksanaan

Ibn Miskawaih berpendapat bahwa kebijaksanaan adalah

keutamaan jiwa rasional (al-nafs al- nathiqat) yang mengeta-

hui segala maujud (al-maujudat) , baik hal-hal yang bersifat

ketuhanan (al-umur al-ilahiyyat) maupun hal-hal yang bersi-

fat kemanusiaan (al-umur al-insaniyyat). Pengetahuan ini

membuahkan pengetahuan rasional (al-ma'quiat) yang mampu

memberi keputusan antara yang wajib dilaksanakan dengan yang

wajib ditinggalkan.

Di samping itu Ibn Miskawaih juga memberi pengertian

bahwa kebijaksanaan adalah pertengahan (al-wasath) antara

kelancangan (ai-safah/impudence) dan kebodohan (al-balah/-

stupidity). Yang dimaksud dengan kelancangan di sini adalah

penggunaan daya pikir yangtidaktepat (ma la yanbaghi wa

kama la yanbaghi/wrong ends and in the wrong ways). Adapun

yang dimaksud dengan kebodohan adalah membekukan dan menge-

sampingkan daya pikir walau sebetulnya mempunyai kemampuan.

Dengan demikian yang menjadi tekanan Ibn Miskawaih di sini

10 Thirl h il1-.I1?

Page 45: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

39

bukan pada sisi kualitas daya pikir itu melainkan pada sisi

kemauan untuk menggunakannya. 20

Ibn Miskawaih memberikan tujuh jenis keutamaan yang

termasuk dalam kebijaksanaan (al-hikmat) , yaitu: 1. ketaja­

man intelegensi (al-zaka'/intelligence) , 2. kuat ingatan

(al-zukr/retention) , 3. rasionalitas (ta'aqqul/rationality) ,

4. tangkas (sur' at al-fahm/soundness of understanding), 6.

jernih pemikiran (jaudat al-zihn/clarity of mind), dan 7.

mudah dalam belajar (suhulat al-ta'allum/capacity for learn­

ing easily}.21

Pembidangan antara yang pokok dengan yang cabang pada

kebijaksanaan di atas agaknya ditinjau dari sisi hasil dan

proses pencapaian. Kebijaksanaan itu sendiri sebetulnya

merupakan hasil, sedangkan cabang-cabangnya merupakan proses

bagi terwujudnya hasil. Hal ini tampak pada perbedaan penye­

butan macammacam cabang atas kebijaksanaan itu. Sangat wajar

apabila terdapat jenis dan proses untuk memperoleh hasil

bagi orang per-orang atau bahkan seseorang pada suatu waktu.

Akan tetapi apabila diambil intinya, kebijaksanaan (al­

hikma t) di s ini adalah suatu J<eadaan j iwa yang memungkinkan

seseorang membedakan yang benar dari yang salah dalam semua

keadaan secara sukarela tanpa ada tekanan atau paksaan dari

pihak lain.

20. Ibid., h. 46.

Page 46: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

40

Untuk memperoleh hasil tersebut, maka antara lain

seseorang harus memiliki sifat-sifat: suka akan ilmu penge­

tahuan, mudah dalam belajar, tajam ingatan, dan mudah lagi

benar dalam mereproduksi kembali apa yang telah diingat,

baik dalam wujud perkataan atau dalam perbuatan. Adapun

j enis lainnya sebetulnya dapat digolongkan sebagai faktor

penunjang bagi kelancaran proses.

Secara sederhana, maksud dari kebijaksanaan (al-hikmat)

ini adalah kemampuan dan kemauan seseorang menggunakan pemi­

kirannya secara benar untuk memperoleh pengetahuan apa saja

sehingga mendapatkan pengetahuan yang rasional. Pengetahuan

rasional tersebut kemudian diaplikasikan dalam wujud perbua­

tan berupa keputusan untuk wajib melaksanakan atau mening­

galkan sesuatu. 22

5. Keadilan

Keadilan (al-adalat) merupakan gabungan dari ketiga

keutamaan al-nafs. Dikatakan demikian karen a seseorang tidak

dapat disebut ksatria j ika ia tidak adi.l. Demikian pula

orang tidak dapat disebut pemberani jika ia tidak mengetahui

keadilan j iwa atau dirinya dan mengarahkan semua inderanya

untuk tidak mencapai tingkat nekad (al-tahawwur) maupun

pengecut (al-jubn). Al-hakim tidak akan memperoleh al-hikmat

jika ia tidak menegakkan keadilan dalam berbagai pengeta-

Page 47: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

41

huannya dan tidak rnenjauhkan diri dari sifat kelancangan

la1-safah) dan kebodohan (a1-ba1ah). Dengan dernikian rnanusia

tidak akan dikatakan adil jika ia tidak rnengetahui cara

rnengharrnonisasikan a1-hikmat, a1-syaja 'at, dall a1- 'iffat.

Menurut Ibn Miskawaih, keadi Ian rnernang diter j ernahkan

sebagai pertengahan antara a1-zhu1m dan a1-illzhi1am. A1­

zhu1m berarti rnernperoleh hak rnilik dari surnber dan cara yang

tidak sernestinya (berbuat aniaya). Adapun a1-illzhi1am adalah

menyerahkan hak rnilik kepada orang yang tidak sernestinya dan

atau dengan cara yang tidak sernestinya pula lteraniaya) .23

Pengertian keadilan di sini disepakati oleh para filsuf

bukan sebagai sebuah keutarnaan tersendiri rnelainkan keuta­

rna an secara rnenyeluruh. Keadilan ini rnerupakan gabungan dari

sernua keutarnaan, karenanya ia hanya akan tercapai jika

setiap jiwa rnewujudkan rnasing-rnasing keutarnaan.

Konsep keadilan rnenurut Ibn Maskawaih tarnpak bersifat

Platonik, tetapi kelihatan pula bahwa ia secara rnudah rnern­

perternukan perangkat-perangkat keadilan itu ke dalarn kerang­

ka Aristoteles. Dengan dernikian, keadilan didefinisikan

sebagai kesernpurnaan dan pemenuhan ketiga keutarnaan: kesu­

cian diri, keberanian, dan kebijaksanaan, yang hasilnya

adlah keseirnbangan la1-i'tida1} atau persesuaian la1-llisbat)

antara ketiga rnacarn: a1-bahimiyyat, a1-ghadabiyyat, dan a1­

llathiqat. Keseirnbangan ini kernudian diinterpretasikan secara

Page 48: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

42

Pythagorian dan Neo-Platonik sebagai car~ penyatuan, bahwa

prinsip utama hidup di dunia ini adalah sebagai pengganti

(surrogate) atau bayangan keesaan (zhill al-wahdat/shadow of

unity). Pada hakekatnya kesatuan ini merupakan sinonim dari

kesempurnaan sesuatu (perfection of being) dan pada lain

kesempatan ia juga merupakan sinonim dari kebijaksanaan yang

sempurna (perfect goodness).24

Ibn Miskawaih membagi keadilan secara umum menjadi tiga

macam, yaitu: 1. keadilan alum (al- 'adl al-tlJabi' i/natural

justice), 2. keadilan menurut adat/kebiasaan (al- 'adl al­

l"ad'i/conventional justice), dan 3. keadilan Tuhan (al-' adl

al-ilahi/divine justice). Keadilan yang klmsus diupayakan

manusia, ada dalam ketiga macam keadilan ini, karena itu,

keadilan yang khusus diupayakan manusia tidak dapat dipisah­

kan dari ketiga keadilan lainnya. Inti masing-masing keadi­

Ian tersebut adalah bernilai baik selama sisi keharmonisan

hubungan dari unsur-unsur yang hakekatnya berbeda. 25

Karena benda-benda yang bersifat fisik tidak pernah

akan terbebas dari pluralitas, maka benda-benda fisik terse­

but tidak akan pernah pula menyatu dalam arti sebenarnya,

melainkan hanya lebih dekat kepada persatuan dalam arti

kiasan atau pengganti persamaan. Melalui persamaan ini,

benda-benda yang bersifat fisik menerima suatu penyatuan

24. Ibid., h. 108.

Page 49: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

43

atau keseimbangan, tetapi benda-benda tersebut tetap memeli­

hara identitasnya sendiri dan tidak dapat didominasi atau

dirusak oleh sekelompok benda lain. Hal seperti inilah yang

dimaksud dengan keadilan alamo Tanpa adanya keadilan seperti

ini, alam secara keseluruhan akan hancur.

Inti adanya keadilan alarn adalah adanya ekstrern yang

bertentangan. Masing-masing ekstrem mewujud dalarn pertentan­

gan yang sama kuat sehingga rnasing-rnasing rnen~unyai eksis­

tensi. Kondisi ini rnelahirkan gerak rnelingkar yang hakekat­

nya adalah satu. Di sini tidak ada yang kalah atau rnenang.

Karenanya, ia menjadi satu dengan yang mernelihara wujudnya.

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan Tuhan adalah

juga keadilan alam. Karena i tu, ia mernbagi keadilan hanya

ada dua, yaitu: keadilan alam dan keadilan rnenurut adat

kebiasaan. 26 Ibn Miskawaih justru rnernpertentangkan keadilan

alarn dengan keadilan Tuhan. Tetapi Ibn Miskawaih juga rnenga­

kui ada sisi persarnaan antara keadilan alarn dan keadilan

Tuhan. Menurutnya, walaupun keduanya sarna-sarna abadi, tetapi

keadilan ilahi eksis dalarn alarn irnmateri sementara keadilan

alam hanya eksis dalarn alam materi. Untuk rnernberikan pemaha­

man tentang ini, Ibn Miskmvaih rnengutip teor i Pythagorian

tentang paharn bilangan. Teori ini rnenyatakan bahwa bilangan

merupakan abstraksi dari sesu-tau yang terbilang. Kalaupun

sesuatu yang terbilang itu dihilangkan rnaka bilangannya

n. r .. -' _,- .,.__ ~

Page 50: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

44

tetap tidak akan hilang atau berubah.

Dengan demikian, keadilan alam ter j adi karena masing­

masing benda alam eksis pada dirinya. Eksis pada diri ini

muneul karena ada dua kubu ekstrem yang sarna-sarna kuat atau

sarna-sarna lemah. Agaknya teori ini dapat ditarik kepada

pengertian bahwa eksistensi sesuatu akan eksis dikarenakan

oleh eksis lainnya, yakni ekstrem-ekstremnya.

Adapun keadilan menurut adat kebiasaan, dibagi lagi

menjadi dua: 1. umum, disetujui oleh setiap orang, 2. khu­

sus, hanya disetujui oleh bangsa, daerah, sampai yang terke-

eil (dua individu)

tetap dan absolut.

Norma bagi keadilan ini., tidak bisa

Pembuat aturan dan perundang-undangan

wajib menyesuaikan situasi dan kondisi. Semua peraturan atau

perundang-undangan tidak boleh berlaku tetap melainkan dapat

diubah sesuai perubahan situasi dan adat. Hal ini dimungkin­

kan karena bisa jadi sesuatu bernilai a(Hl dalam waktunya

tetapi pada waktu yang lainnya bisa berubah menjadi tidak

adil. Dari sini terlihat pendapat bahwa ukuran bagi keadilan

menurut adat kebiasaan adalah peraturan atau perundang­

undangan yang disepakati.

Adapun keadilan yang khusus diupayakan manusia adalah

menjaga keselarasan atau keseimbangan kekuatan fakultas­

fakultas jiwanya sehingga satu dengan lainnya tidak saling

berselisih dan menindas. Yang berlaku bagi kesehatan jiwa,

berlaku pula bagi kesehatantubuh. Kalau j iwanya mulia dan

Page 51: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

akan bisa dicapai apabila manusia dapat menjaga keseimbangan

dalam temperamen yang moderato Seperti halnya Aristoteles,

Ibn Miskawaih juga berpendapat bahwa manusia yang adil bukan

hanya memperoleh keseimbangan atau harmoni pribadi melainkan

juga dengan orang lain.

Keadilan dalam kaitannya dengan orang lain, ia bagi

menjadi tiga, yaitu: pertama, pembagian harta dan kehormatan

(al-karamat) , kedua, muamalah yang disengaja (al-mu'amalat

al-iradiyyat) , dan ketiga, pembagian sesuatu (yang tidak

disengaja) yang di dalamnya terjadi ketidakadilan. 27

Untuk memperoleh keadilan dalam pembagian harta dan

kehormatan, digunakan perbanclingan ilmu hi·tung yang oleh Ibn

Miskawaih disebut perbandingan ·terpi sah (al-nisba t al-mun­

fashilat/discrete proportion) yang berlalm dalam empat hal

seperti A:B=C:D. Pada keadilan yang berkaitan dengan muama­

lah yang disengaja, pada suatu waktu digunakan perbandingan

terkai t atau berkelanjutan (al-nisba t al-muttashilat/con­

tinuous proportion) dan pada waktu yang lain digunakan

perbandingan terpisah (al-nisbat al-munfashilat). Contoh

untuk perbadingan ini ialah A (penjahit/al-bazzaz) dibanding

B (tukang sepatu/al-iskafi) = C (pakaian/al-saub) dibanding

D (sepatu/khuff). Karena itu tidak salah juga bila perban­

dingan dilakukan dengan A (penjahit) clibanding B (tukang

sepatu) = B (tukang sepatu) dibanding C (tukang kayu) atau

Page 52: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

pakaian (A)

kursi (C).

46

dibanding sepatu (B) = sepatu (B) dibanding

Untuk keadilan dalam kaitannya dengan muamalah

yang tidak disengaja, yang didalamnya terjadi ketidak adi­

lan, dipergunakan perbandingan geometris (a1-nisbat a1­

misahiyyat/geometrica1 proportion}.28

Ibn Miskawaih tidak menginginkan mernbuat perbandingan

antara seseorang dengan seseorang lainnya. Kalau tetap juga

dibuat perbandingan, rnaka has ilnya tidak mudah didapat

secara tepat, dikarenakan perbandingan hanya bisa dilakukan

bila sernua unsur perbandingan diperoleh. Di sarnping itu,

diperlukan juga pengetahuan tentang posisi tengah antara

ekstrem kelebihan dan ekstrem kekurangan dalam setiap hal.

Setiap orang memiliki kelebihan atau kekurangan di bidangn­

ya. Begitu rumitnya memperoleh perbandingan yang tepat, Ibn

Miskawaih memberikan ilustrasi sebagai berikut. Garis lurus

yang dibagi dua tidak sarna misalnya, akan terjadi keadaan,

yang satu leih panjang dan yang satu lagi kurang panjang.

Untuk mecapai titik kesamaan, maka yang kurang ditambah dan

yang lebih dikurangi. Oleh sebab itu, dalam rangka mempero­

leh kesesuaian dalam perbandingan dimungkinkan menggunakan

berbagai pendekatan yang sesuai dengan obyelmya. Diantara

pendeJeatan i·tu adalah perbandingan dengan hi Lungan, geomet­

ri, dan persesuaian (a1-nisbat a1-ta'lifiyyat) .29

28. Ibid., h. 116, dan Aristoteles, Gp. Cit., h. 1788.

Page 53: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

47

Menurut Ibn Miskawaih keadilan yang diupayakan manusia

diarahkan kepada keadilan terhadap dirinya danterhadap

orang lain. Terhadap kedua arah keadilan ini masing-masing

mempunyai tingkat kesulitan. Keadilan untuk diri sendiri

berarti keseimbangan dan keharmonisan masing-masing jiwa

yang ada dalam dirinya. Untuk mengatasi kesulitan mencapai­

nya diperlukan pemahaman secara pasti posisi tengah dari

masing-masing jiwa. Adapun cara memperoleh keadilan terhadap

orang lain dapat tercipta melalui berbagai pendekatan,

seperti pendekatan bilangan, geometri, atau persesuaian,

yang intinya harus diperoleh kesamaan. Keadilan hanya akan

diperoleh bila segala aspek yang mungkin ada pengaruh bagi

terciptanya ketidakadilan (berbuat aniaya dan at au tera­

niaya), diwaspadai. Kalau demikian, yang dapat disebut adil

di sini berarti adil buat diri dan juga pihak lain, termasuk

terhadap alam dan Tuhan.

Akhirnya dapat diambil pemahaman bahwa pokok keutamaan

moral yang dimaksudkan Ibn Miskawaih adalah terciptanya

keserasian pribadi dengan lingkungannya: sesama manusia,

alam, dan Tuhan. Keserasian itu ditunjukkan oleh kemampuan

manusia dalam mengharmonisasikan jiwa a1-bahimiyyat, a1­

glJadabiyyat, dan a1-JlatlJiqat yang ada pada dirinya dan

dengan pihak di luar dirinya. Keserasian atau pertengahan

dalam moral tampaknya dapat pula dipahami sebagai sikap

menghindari konflik. Dapat pula secara sinis dipahami bahwa

Page 54: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

48

cari selamat sendiri. Sebaliknya, pemikiran moral jalan

tengah dapat pula ditarik kepada suatu pendapat yang mengar-

ah kepada kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya, dapat diterima semua pihak. Agaknya, sikap

yang demikian terlihat lambat menerima perubahan. Akan

tetapi kalau diperbandingkan dengan rincian pendapat Ibn

Miskawaih yang lain, doktrin jalan tengah yang dikehendaki-

nya lebih dekat diberi pengertian sebagai "moral yang dina-

mis". Karena dalam ukuran keseimbangan selalu terjadi tarik-

menarik antara kebutuhan, peluang, kemampuan, dan efektivi-

tas individu, masyarakat, waktu dan tempat.

Hal yang menarik dari pendapat Ibn Miskawaih menyangkut

upaya mencapai posisi tengah masing-masing jiwa manusia

adalah penempatan fungsi syari'at dan filsafat . Ibn Miska-

waih memang berpendapat bahwa filsafat dan syari'at menempa-

ti posisi penting pada tempatnya masing-masing. Syari'at

berfungsi efektif bagi terciptanya posisi tengah jiwa a1-

balJimiyyat dan a1-glJadabiyyat, sedangkan filsafat berfungsi

efektif bagi terciptanya posisi tengah jiwa al-natlJiqat.

Berarti bahwa syari' at dan filsafat harus mewujud dalam

diri seseorang. Tampaknya dasar pertimbangannya adalah

karena jiwa al-balJimiyyat dan a1-glJadabiyyat sangat cender-

ung terhadap materi, sebaliknya jiwa al-natlJiqat sangat

tidak cenderung terhadap materi. 30

\ilK\~~_; t ,~..

Page 55: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

51

Miskawaih membagi keadilan menjadi tiga macam: keadilan

alamo keadilan menurut adat kebiasaan. dan keadilan Tuhan.

AI' istote les menya takan bahwa keadi Ian Tuhan ada lah juga

keadilan alamo Ibn Miskawaih justru mempertentangkan keadi­

Ian alam dan keadilan Tuhan. Tetapi Ibn Miskawaih juga meng­

akui ada sisi persamaan antara keadilan alam dengan keadilan

Tuhan. Walaupun keduanya sarna-sarna abadi. tetapi keadilan

ilahi eksis dalam alam immateri. sementara keadilan alami

hanya eksis dalam alam materi.

Perbedaan yang culmp mecolok dari Aristoteles dengan

Ibn Miskawaih adalah tentang apakah landasan untuk mempero­

leh posisi tengah atau keutamaan. Aristoteles hanya menyebut

akal. sedangkan Ibn Miskavlaih menyebut aka 1 dan syar i 'ah.

Ibn Miskawaih menyatakan bahwa aka 1 dan syari' at menempati

posisi penting pada tempatnya masing-masing. Akal berfungsi

efektif bagi terciptanya posisi tengah jiwa al-nathiqat.

sedangkan syari' ah berfungsi efektif untuk terciptanya

posisi tengah jiwa al-bahimiyyat dan jiwa a.l-ghadabiyyat.

Page 56: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

52

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad, 1977, Ethika (Ilmu Akhlak) , alih bahasa oleh

Prof. K.H. Farid Ma'ruf, Bulan Bintang, Jakarta.

Basyir, Ahmad Azhar, 1983, Miskawai1J: Rilvayat Hidup dan

Pemikiran Filsafatnya, Nur cahaya, Yogyakarta.

Barnes, Jonathan, The Complete Works of Ar.istotle, Vol. III,

Princeton University Press, Oxford.

Bertens, K., 1997, Etika, Gramedia, Jakarta.

_______ , 1991, Sejarah Filsafat Yunani, Kanisius, Yogya­

karta.

Daudy, Ahmad, 1992, Kuliah Filsafat Islam, Bulan Bintang,

Jakarta.

Fakhry, Majid, 1983, A History of Islamic Philosophy, Colum­

bia University Press, New York.

______ , 1996, Btika dalam Islam, Pus taka Pelajar, Solo.

Tzutsu, Toshihiko, 1995, Etika Beragama dalam Qur'an, Pusta­

ka Firdaus, Jakarta.

Magnis-Suseno, Franz, 1995, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis,

Kanisius, Yogyakarta.

1997, 13 Tokoh BLika: Sejak Zaman

Yunani Sampai Abad ke-.I9, Kanisius, Yogyakarta.

1997, 13 Model Penclekatan Btika,

Page 57: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

53

Miskawaih, Ibn, 1405H, Tahzib Al-Akhlaq wa Tathhir Al-A'raq,

Dar Al-Kutub A1-'Ilmiyyah, Lebanon, Beirut.

1968, The Refinement of C1Jaracter, trans­

lated by Constantine K. Zurayk, Beirut.

1997, Menuju Kesempurnaan Akhlaq, diterje­

mahkan oleh Helmi Hidayat, Mizan Bandung.

Quasem, MUhammad Abul, 1988, Etika Al-Ghazali: Etika Majemuk

di Dalam Islam, Pustaka, Bandung.

Syarif, M.M. (ed.), 1994, Para Filosof Muslim, Mizan, Ban­

dung.

Suwito, 1995, Konsep Pendidikan Akhlaq Nenurut Ibn Nis­

kawaih, Disertasi, Pascasarjana, IAIN Syarif Hidaya­

tul1ah, Jakarta

Page 58: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

Lampiran AProposal Penelitian

Pengaruh Etika Aristoteles

Pada

Etika Ibn Miskawaih

A. Latar Belakang Masalah

Dalam khasanah filsafat Islam, ada beberapa filosof

yang membicarakan etika sebao;rai salah satu bidang kajian.

Salah satu filosof yang mengkaji etika secara sistematik

adalah Abu Ali Ahmad ibn Miskawaih (330-420 H/941-1030 M)

atau dikenal dengan nama Ibn Miskawaih. Karyanya yang berju­

dul Tahzib Al-Akhlaq, menurut para ahli, merupakan buku

rujukan pertama tentang etika Islam.

Seperti telah diketahui bahwa dalam sejarah pemikiran

filsafat Islam pengaruh pemikiran filsafat Yunani sangat

besar. Pemikir-pemikir besar Yunani seperti Sokrates, Plato,

Aristoteles, serta Plotinus, Stoa, Epikuros sangat berpen­

garuh dalam pemikiran filsafat Islam. Demikian juga dalam

bidang etika. Karya Ibn Miskawaih dalam Tahzib al-Akhlaq,

menurut beberapa penulis, sebagian besar dari isi buku

tersebut merupakan pendapat Aristoteles dalam buku Nico­

machean Ethics yang tentu saja kemudian dimodifikasi dengan

pemikiran Islam.

Untuk melihat pengaruh pemikiran etika Aristoteles

dalam pemikiran Ibn Miskawaih, paling tidak dapat dilihat

dari buku Tahzib al-Akhlaq. Buku tersebut, seperti dijelas-

Page 59: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

55

Masalah yang timbul adalah sejauhmana pengaruh tersebut dan

pada bagaian mana pengaruh pemiJdran Aristoteles sangat

dominan dalam pemikiran etika Ibn Miskawaih.

B. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah pemikiran etika dari Aristoteles dan Ibn Miskawaih.

Rujukan utama yang digunakan adalah karya kedua filosof ter­

sebut yaitu Tahzib al-Akhlaq J,arya Ibn Miskawaih dan Nico­

machean Ethics karya Aristoteles. Penekanan penelitian lebih

kepada karya yang pertama ketimbang pada buku at au karya

yang kedua.

C. Rumusan Masalah dan Hipotesis

1. Rumusan Masalah

Masalah yang diajukan dalam penel i tian j ni dapat diru­

muskan sebagai berikut:

Adakah kesamaan pemikiran etika Aristoteles dan pemikiran

etika Ibn Miskawaih?

2. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan bacaan­

bacaan yang ada, maka hipotesis yang diajukan adalah:

Ada kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir­

an etika Ibn Miskawaih.

Page 60: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

56

D. Tinjauan Pustaka

Tujuan dari Tahzib al-Akhlaq, seperti dijelaskan dalam

pendahuluan, adalah untuk menanamkan dalam diri kita kuali­

tas-kualitas moral dan melaksanakannya dalam tindakan-tinda­

kan utama secara spontan. Dalam melaksanakan yang demikian

itu, pertama-tama harus diselidiki sifat, kesempurnaan, daya

dan tujuan jiwa, seperti yang dikaji dalam psikologi.

Menurut Abdurrahman Badawi, dalam buku Para Filosof

Muslim, suntingan M.M. Syarif, menyatakan bahwa mulai seten­

gah sampai akhir dari bab pertama Tahzib al-Akhlaq, pemikir­

an Miskawaih terpengaruh Aristoteles ketika ia menganggap

kebajikan sebagai jalan tengah di antara dua kejahatan. Ia

menggunakan doktrin ini untuk mengartikan empat kebajikan

utama. Pada bab kedua, Miskawaih mulai membahas fitrah manu­

sia dan asal-usulnya. Ia menyatakan pendapat Aristoteles

dalam Nicomachean Ethics dan pendapatnya sendiri bahwa

adanya manus ia tergantung J,epada kehendak Tuhan, tetapi

perbaikannya diserahkan kepada manusia sendiri dan tergan­

tung kepada kemauan sendiri.

Bagian utama etika Miskawaih sebenarnya dimulai dari

bab ketiga. Pertama-tama ia mengikuti Aristoteles, sebagima­

na dikomentari oleh Porphyry. Tampaknya Miskawaih tergantung

sepenuhnya kepada kamentar Porphyry terhadap tulisan Nico­

machean Ethics karya Aristateles yang telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab aleh Ishaq ibn Hunain dalam dua belas

Page 61: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

57

sa Yunani maupun yang berbahasa Arab. Namun demikian semua

i tu dapat dilihat ben·tuknya kembali dalam Tahzib al-Akhlaq­

nya Miskawaih (M.M. Syarif 1994: 92).

Mengikuti Aristoteles. Miskawaih menyatakan bahwa

kebaikan terletak pada segala yang menjadi tujuan. Definisi

ini mungkin berasal dari Eudoxus yang disaj ikan di bagian

awal dari Nicomachean Ethics. Selanjutnya Miskawaih menyata­

kan bahwa apa yang berguna untuk mencapai tujuan adalah

baik. misalnya sarana-sarana atau tujuan itu sendiri dapat

disebut baik. Tetapi kebahagiaan atau kebaikan merupakan

suatu kebaikan yang relatif. yaitu semacam kebaikan yang

tidak mempunyai hakekat tersendiri dan berdiri sendiri.

MisJ<awaih. sebagaimana Aristoteles, mengelompokkan J<eba­

hagiaan secara lebih terinci, yang mungkin diambil dari

komentar Porphyry.

Miskawaih menyatakan bahwa ki ta harus menolak ajaran

yang mengatakan bahwa kebahagiaan hanya dapat diperoleh

setelah mati, dan menekankan bahwa hal itu dapat pula dica­

pai di dunia ini. Kebahagiaan tidak dapat dicapai J<ecuali

dengan mengupayakan kebaikan di dunia dan akhirat. Tetapi

sebagai seorang religius. ia lebih memilih akhirat. Untuk

menguatkan ini. ia mengutip suatu artikel terjemahan Abu

Utsman al-Dimasqi yang bel' j udul Keutamaan Ruh yang ditulis

oleh Aristoteles.

Dalam bab keempat membahas tentang keadilan dan penje-

~ini i "

Page 62: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

58

kembali mengikuti bagian-bagian dalam Nicomachean Ethics-nya

Aristoteles. Secara umum, tulisan Miskawaih tentang keadilan

bersifat Aristoteles, tetapi menurut Miskawaih kebajikan ini

merupakan suatu bayangan dari keesaan Tuhan. Pengetahuan

tentang cara atau batas setiap persoalan merupakan prasyarat

bagi keadilan, tetapi berbeda dengan Aristoteles, ia berpen­

dapat bahwa keadilan merupakan fungsi kehendak ilahiah dan

bukan sekedar pemikiran rasional dan sikap kehatihatian.

Pada bab kelima, Miskawaih membahas tentang persahaba­

tan dan cinta. Cinta bukanlah perluasan dari cinta diri,

sebagaimana dikemukakan Aristote1es, tetapi suatu batasan

dari cinta diri dan cinta untuk yang lain. Miskawaih meman­

dang rasa cinta (mahabbah) sebagai kemampuan fitrah manusia

untuk bersekutu dengan manusia secara umum, tetapi membatasi

persahabatan (shadaqah) pada beberapa individu. dengan

mendasarkan pada pertimbangan !,euntungan, kesenangan atau

kebaikan sebagaimana dijelaskan aleh Aristateles. Miskawaih

menyebutkan secara spesifik cin·ta manusia kepada Tuhan.

cinta murid kepada guru. dan cinta anak kepada orang tua

secara bertingkat-tingkat. Ia menyimpulkan bahwa keadilan

dapat terwujud melalui rasa takut dan kekuatan. sedangkan

cinta merupakan suatu sumber alami kesatuan. sehingga keadi­

Ian tidak diperlukan jika cinta telah unggu1. Dengan demi­

kian. cinta berdaulat. sedang keadilan adalah wakilnya (M.M.

Syarif 1994: 95).

Page 63: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

59

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini secara umum adalah:

1. Untuk menjelaskan pemikiran etika pada mas a klasik

atau Yunani, terutama pemikiran Aris·to·teles dan

untuk menjelaskan pemikiran etika dalam filsafat

Islam, terutama etika Ibn Miskawaih.

2. Untuk mencari sejauhmana pengaruh pemikiran etika

Aristoteles pada pemikiran etika Ibn Miskawaih.

3. Diharapkan setelah adanya pene1itian ini akan dilan­

jutkan dan dilakukan penelitian komparasi pada

bidang-bidang lain dalam filsafat Islam, terutama

dalam kaitannya dengan filsafat Yunani.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik komunikasi melalui analisis dokumentasi (komunikasi

tertulisl, yaitu membandingkan buku Tahzib al-Akhlaq dan

Nicomachea Ethics. Pene-liti.an kepustakaan ini. lebih mene­

kankan pada buku yang pertama dengan melihat pada setiap

bab. Kemudian melihat sejauhmana pengaruh buku yang kedua

pada buku yang pertama.

Meskipun banyak pengamat yang menyatakan bahwa rujukan

Miskawaih adalah karya Ar is toteles yang te 1all dikomentari

oleh Porphyry, namun karen a komentar tersebut sampai sekar-

Page 64: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

60

tian ini adalah karya langsung dari Aristoteles, tentu saja

yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

H. Waktu dan Biaya Penelitian

Penelitian ini direncanakan membutuhkan waktu kurang

lebih empat bulan.

Biaya penelitian ini dibebankan kepada anggaran penda­

patan dan belanja lAIN Jakarta (DURK).

I. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian disusun dengan sistematika

sebagai berikut:

Bab Pendahuluan meliputi uraian tantang latar belakang

masalah, ruang lingkup dan batasan penelitian, rumusan masa­

lah dan hipotesis, tujuan penelitian, metode penelitian,

langkah-langkah penelitian, dan sistematika penulisan lapor­

an penelitian.

Bab Kedua menguraikan tentang pemikiran filsafat Aris­

toteles, terutama pemikiran etikanya.

Bab Ketiga membandingkan pemikiran kedua filosof terse­

but. Dilihat bagaimana dan dimana pengaruh diantara kedua

filosof tersebut terutama pemikiran di bidang etikanya.

Bab Penutup merupakan bagian kajian terakhir yang

membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari analisis

komparasi tersebut di atas, sehingga dapat memberikan jawa-

Page 65: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

61

Lampiran B

SURATKEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENELlTlANlAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

NOMOR : PL.003.4/x/98

TENTANG

JUDUL PENELlTIAN DOSEN INSTITUT AGAfvlA ISL.AM NEGERISYARIf HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1998/1999

KEPALA PUSAT PENELITIAN lAIN SYARIF HlDAYATULLAH JAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas penelitian dilingkungan lAIN Syarif Hidayatuilah Jakarta, perlu d!letapkanjudulPenelitian Tal1Un 1998/1999.

b. bahwa berdasarkan penilaian dari Tim Pen! lai Proposal PusatPenclitian , pcneli tian yang diajukan. o\eh Fakultas mcmcnuhi pcr­syaratan tcknis dan akademik untuk dilaksanakan.

c. bahwa judul-jlldlll penelitian yang tercanlum dalal11 dnftar InmpiranKeputusan ini dipandang Iayak untuk dilaksanakan.

Mengingat : I. Undang-undang No 2 Tahun 1998 tentang sistim PendidikanNasional.

2. Keputusan Presiden HI No 16 Tahun 1994 dhd Keppres No 24Tahun 1995 Tcntang pelaksanaan Anggaran Belan.'a Negnra.

3. Keputusan Menteri Agama RI No. 386 Tahun 1993 TcnlangOrganisasi dan Tata Kerja JAIN SyarifHidayatul1ah Jakarta.

4. Keputusan Menteri Agama No. 400 Tahun 1993 Tentang StatumlAIN Syarif Hidayatullah jakarta.

Mernperhatikan: Keputusan Hektor lAIN Syarif I-lidayatullah Jakarta No:38 Tahun1998 Tcntang Petunjuk Organisasl (PO) dan Tarif Bc1anja TahunAnggaran 1998/1999.

Page 66: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

62

MEMUTUSKAN

Mcnctapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENELITIAN TENTANG JUDULPENELITIAN DOSEN lAIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA TAHUN 1998/1999.

PCliama

Kedua

Ketiga

: Mcnctapkan judul penclitian lAIN Syarif Hidayatullah JakartaTahun 1998/1999 sebagaimana tercantum dalam lampiran SuratKeputusan ini.

Segala Biaya sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan inidibebankan kepada DIKS/DURK JAIN Tahun 1998/1999.

: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

DITETAPKAN DI : JAKARTAPADA TANGGAL : I OKTOBER 1998

TcmbusaI)l. Ditbinperta Islam Departernen Agama Pet hkarta;2. Kepala Kontor Perbendaharaan dan Kas Ncgam Jakarta IV Jakarta;3. Para Dekan ili Lingkungan lAIN Jakarta;4. Kepaia Pusat pcnclitian lAIN Jakarta;5. Kepala Biro AAKPSI dan ADKUM lAIN Jakarta;6. '{ang bcrsangkutan

Page 67: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

63

LUll1piran : Keplltusan Kcpala Pllsat Pcnclilianli\IN SyarirHiduyatullah JakartaNo. : PL.003.4/XJ98Tcntang Judlll-judul Penelitian lAIN SyarifHidayatullah Jakarta Tahun 1998/1999

I'EM8Il\lBINGII

I'ENCLlTI

i. .JENIS i!j>ENF~L1T1AN!

JI":[)UL PROPOSALi--·-----..-------··----!·-·.......~-'-----r--------- - ---.--.--.~~----!-------

I~. TARUIYAH

Ivasi Bcrprcslasi di kalangan Kolcklif'a Madrasah AIiyah Negeri.N) OKI Jakm1a.

ar Ai-Sunal-I j\·i;lsa Kiasik (SmHll lndi\ idual111 11ist\."ris Jan Argumematif.

Ors. Faridal Arkam,M.Pd iTanpa Pembimbing

iIi

l.il,. !\bd.Majid Khun I Prof.Dr.H.MuhammadAm;n Suma,MA.SH

.aian Mhs. Terhadap Kompentesi Individual;ajar Bhs. lnggris.

Drs. Syallki Drs.Nasrull Mahmud,MA

lan Bimbing.an dan Penyuluhan Individualn :>'lcngatasi Kesulitan Belajar;ajar i\lhs. Fak Tarbiyah lAINIf Hidayatullah Jakm1a.

Ora. Ilj. Snuarti ~l Taupa Pembimbing.

Kebijakan Pcningkatan 1\'lutu Individualidikan Oasar Berciri Kllasoa Islam di OKI Jakarta.

Abdul Rozak. S.AS Dr.H.Abudin Nala.i\lA

I Sis,," SLTA di Wilayah DKI Individualta dan Sekitarnya terhadaptran.

Dr". YefucilY Z Prof.Dr.Zakiah Daradjat

I dan Prilaku keagamaml Masya- IndividualKeJas 1vlenengall :Studi Kasllsrumahan Bimaro Sektor I JakseI

Dra.Hj.Siti Sotiah MS Dr.Dede Rosyada,MA

sis Kesalahan Ja\\'aball r3h~ fndividualPesen" l."jian :>.Iasuk 1AINf Ilidayatuliah Jakarta 1'h.1998.

Drs. Syamsul !\ri-fin Drs.H.i\'1.SupanaJvIA

tas Hadis-hadis Tentang ImanI Kumpulan f'utusan TarjihImmadivah.

Individual i Drs. Nluhbih. i\I.AgI,

Dr. Falhurrahman DjamiJ

has Cshuluddin ,, I

,fti dan KendaJa Penerapan ! Kolektif I Drs.Amsal Bakhtiar.i\·IA Tanpa Pembimbing'~~lll.-Th.I_997_<!! IA1~J'yariL_L J. ... .._

Page 68: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

64

layatullah Jakarta

nsepsi AI-Ghazali TentangllUsia Utama

:ktifitas Khutbah Jum'at pada Ma­Takat: Studi Kasus di Kecarnatanedug.. l(otamadya Tangerang

Igaruh Eti].;a Aristotdes padaIlikiran Etika Ibn Miskawih.

oak PCllulisan Lmu111 Serapa.n darii. Arab: Sll.di Knsus Skripsi.Ushuluddin L\iN Jakarta'6/1997.

Individual

Individual

Individual

lndiyiduul

IDrs. Achmad Gholib

IIDrs. Ilarun Rasyid

i.

iDrs. Agus Dal111adji

1 Dr:;. Rwnb.ll .\. Ghalll

IProfDr.Moh.Ardani

Dr.! LAbudin Nata,MA

IIi Dr.! !.ZailltUl Kamal, NI A

II

Dr.ll.IIHJayat HD.,!\l/\

kultas SV'll'Lah

J

, T:mpa Pcmbimhillg! -

iI\ Tanpa PcmbilnbingI

Tanpa Pembimbing!i

II

ii Tanpa Pembimbing

l

1ITanpa Pembimbing

I

II Drs. Norvamin Ain;, :vIi\

I '

i!Llra.Hj.lSmah Salman,,1 M Hum

i

1'1\1[Dr.l-l tvjul1allln~ad

\min S;llna.~1 '\51!

,I Dr. Hasanuddin AF, i'AAI

I! Dr. ih,m",ddin AF. !vlA

II Drs.Aftfi Fauzi Abbas,MAI Tanpa Pembimbing

i II IIDrs.M.Arskal Salim GP, I ProfDcH. Bustanul

M.Ag I ATi fin, Sl-!,

Kolektif

Individual

Individual

Kolektif

Individual

Individual

Indivjdt~al

pon L.emlx.l!:!a p~ndidjk2n l'inggi:lbz~:l \~bm Terhauap Bm,k,unal n1 Jndonc:sl a

1 Zakat Kontckstual (Studi Kasuslang Zakat Binatang ternak).

iahsin Wa Al,Tagbih dalam:lanagan Ahli Ushulahallimin" .

ungan Mahar dan Status Sosial dimnitas Muslim Kecmnatan Kali". Jakarta Bara\.

nltas Dllkwah

an [lmu Dakwah Pada Skripsi. lAIN (Analisis lsi Landasanpsi Mhs. Juc KPI dan BPI Fakwah lAIN Jakalta.. _

Hakim Tunggal ke,Majelisim: Telaah atas Transfonnasiama hakim Agama di Indonesiaj XV-XVII.

Ru~yd Versus i\\-Ghazalitang Hukum Kwalitas.

Page 69: OLoEH - · PDF fileAda kesamaan antara pemikiran etika Aristoteles dan pemikir ... komentar Porphyry. Miskawaih menyatakan bahwa kita harus menolak ajaran yang mengatakan bahwa kebahagiaan

~'P~-l-D~-s-'c-n--:I--:A-oI;-N"'S;;-'y-m-'--:if;:---TI-;I-nd-;:ividual

iatullah Jakm1a terhadap,ahmuan Pemikiran Hm'unlion dan Prospeknya.

Drs. S.Hamdani

65

-----:MAjDr.H. YUllml Yusuf,MA I

Prof Dr.ll.AminuddinRasyad, MA

asi Prestasi Mata Kuliah Bhs.dcngan Mala Kuliah Tafsir Jur.lagi Mhs. Program S! Fak.,all.

de Pcnclitian Komunikasi padasi Mhs. (Analisi, Skripsi r-,'Ihsan KPI. Fak Dakwah lAINtal

it<:ls Pcnjaringan i\fahasisw,-lni Jillur !'MDK (Studi Kasussi \Iahasiswa Tim 1998-1999)

,Ilas Adab

Individual

Individual

Indivldu<!l

Drs.H.l!arun As!;,r

Dra.Annawati Arbi ,\l.Si

Drs.II.l\'lah:Y1ud Djala!

\

I!I

I Prof:Dr.Azyu1l1m·di A2m

Dr. Dcde Rosyada, 1vl A

;i lslam Terhadap Poli1ik Jepan~l

ll1~~la (Toindo) 1942-19·15.

sa Kch idupan Pacta lll(tsa Kd:u­\Ialllalik di Mesir (1250-1517).

tjaran Bhs.Arab di Pergufuan~i Agama ls\am Swasta.

mmadiyah : Keterlibatannyan Politik.

( Bala"hah Da1am Svair-svairt __

(Ralapan) Sayid ldms AI-Jufri.

Kokktif Drs..H.1311d~ Tanpd PemhimbingISul istiolio,!vi. Hum

I Individual IDrs.H. Fathurr'lhman Tanpa PClllbimbing

i i Raul

.

1 Individual I Dr. H. Ridlo rvlasduki iTanpa PClllbimbing

i iiIndh idual IDto. H.Syamsudm Dasan I Dc,fathurrahmull Djamil

iIndivi~~'_'\I_J~;:i~;~::~ .1T.""" p,mrn'_ll_b_in_g J

yting harll~' mClIggllllalilln pcmbiml>ing adalall

berpangkllt di bawah lcktor (IVa), atallbcrpelzdidikan minimal 82 fCfapi beillm berpcnglliaman me/alil/lilln pcndirlllll illdividu minimal 3 kali.