oleh restuadi hwskripsi.narotama.ac.id/files/12107007 - restuadi h.w.pdf · 2018. 8. 2. ·...
TRANSCRIPT
TESIS
PEMBENTUKAN DAN PENERAPAN
PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI DAERAH
MENURUT UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DAERAH
(STUDI DI KABUPATEN PONOROGO)
Oleh
RESTUADI HW
NIM : 12107007
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2008
ii
PEMBENTUKAN DAN PENERAPAN
PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI DAERAH
MENURUT UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DAERAH
(STUDI DI KABUPATEN PONOROGO)
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister
Dalam Program Studi Magister Ilmu Hukum
Pada Program Pasca Sarjana Universitas Narotama
Oleh
RESTUADI HW
NIM : 12107007
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2008
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
Pada tanggal 30 Oktober 2008
Pembimbing :
Dr. SADJIJONO, SH. Mhum.
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS
Dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Narotama Surabaya dan dinyatakan diterima untuk memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Magister Hukum pada tanggal 30 Oktober
2008.
TIM PENGUJI :
1. Ketua : Dr. SADJOJONO, SH. M.Hum
2. Anggota : SOEMALI, SH. M.Hum.
3. Anggota : TUTIEK RETNOWATI, SH. M.Hum.
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kehadlirat Allah Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada saya
sehingga selesailah penulisan tesis dengan judul “Pembentukan dan
Penerapan Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah menurut Undang-
undang Pemerintahan Daerah (Studi di Kabupaten Ponorogo)”.
Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati yang sangat dalam
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak atas segala
bantuan dukungan, saran dan kritik yang telah diberikan.
Untuk itu perkenankanlah saya mempersembahkan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak HR. DJOKO SOEMADIJO, SH. selaku Rektor Universitas
Narotama Surabaya.
2. Bapak Dr. SADJIJONO, SH. M.Hum. Ketua Program Studi Magister Ilmu
Hukum.Universitas Narotama sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan kepada Penulis sehingga Tesis ini dapat terselesaikan.
vi
3. Seluruh staf dan karyawan Program Pasca Sarjana khususnya Magister
Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada Penulis selama mengikuti studi hingga selesainya
Tesis ini.
4. Seluruh keluargaku tercinta atas dukungan moril, doa dan restu serta
berbagai bantuan dan pengorbanan waktu yang telah diberikan selama
mengikuti studi hingga selesainya Tesis ini.
5. Rekan-rekan Angkatan XVI Program Magister Hukum pada Program
Pasca Sarjana Universitas Narotama atas kebersamaan dan
kekeluargaannya.
6. Semua pihak yang tidak mungkin dapat saya sebutkan satu persatu yang
telah membantu baik moril maupun materiil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan studi pada Program Pasca Sarjana di Universitas
Narotama Surabaya dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Akhirnya Penulis mengharapkan semoga Tesis ini dapat
memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu hukum.
Surabaya, 30 Oktober 2008
Penulis
vii
RINGKASAN
Peraturan Daerah merupakan salah satu jenis peraturan
perundang-undangan tingkat Daerah yang dibentuk dalam rangka
melaksanakan Otonomi Daerah. Sebagai salah satu jenis peraturan
Perundang-undangan, Peraturan Daerah adalah wujud dari supremasi
hukum yang berdaulat dan yang menjadi dasar atau alas berpijak bagi setiap
tindakan penyelenggaraan negara, sekaligus (menjadi kerangka) pembatas
segala tindakan penyelenggaraan negara.
Mengingat bahwa esensi Otonomi Daerah adalah otonomi yang
seluas-luasnya dalam arti Daerah diberikan kewenangan mengurus dan
mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan
Pemerintah yang ditetapkan oleh Undang-undang, maka Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan Daerah, untuk memberi pelayanan,
peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat, yang dirumuskan antara
lain dalam Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan ketentuan
Daerah lainnya.
viii
Dalam proses pembuatan Peraturan Daerah, masyarakat berhak
memberikan masukan secara lesan atau tertulis dalam rangka penyiapan
pembahasan Rancangan Peraturan Daerah.
Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Gubernur atau Bupati/Walikota. Apabila dalam satu masa sidang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Gubernur atau Bupati/Walikota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Gubernur atau Bupati/Walikota menyampaikan
Rancangan Peraturan Daerah yang sama, maka yang dibahas adalah
Rancangan Peraturan Daerah yang disampaikan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah sedangkan Rancangan Peraturan Daerah yang disampaikan
oleh Gubernur atau Bupati/Walikota, digunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.
Ketentuan tentang tata cara mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah
yang berasal dari Gubernur atau Bupati/Walikota diatur dengan Peraturan
Presiden, sedangkan tata cara mempersiapkan Rancangan Peraturan
Daerah yang berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah diatur dalam
Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Muatan materi Peraturan Daerah dapat memuat ketentuan tentang
pembebanan biaya paksaan penegakan hukum (dwangsom) seluruhnya atau
sebagian kepada pelanggar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ix
Peraturan Daerah dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6
(enam) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan dapat pula memuat ancaman pidana atau denda lain sesuai
dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lainnya.
Rancangan Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah yang telah
disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebelum
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah oleh Bupati/Walikota paling lama 3
(tiga) hari disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi sejauh mana tidak
bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan
Peraturan Daerah lainnya. Hasil evaluasi disampaikan oleh Gubernur kepada
Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Daerah dimaksud.
Peraturan Daerah memiliki hak yurisdiksi setelah diundangkan dalam
Lembaran Daerah
Sebagai upaya pengawasan terhadap Peraturan Daerah oleh
Pemerintah, paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan Peraturan Daerah
harus disampaikan kepada Pemerintah.
Peraturan Daerah yang dinyatakan bertentangan dengan kepentingan umum
dan/atau peraturan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.
x
Untuk melaksanakan Peraturan Daerah dan atas kuasa peraturan
perundang-undangan, Kepala Daerah menetapkan Peraturan Kepala
Daerahdan/atau Keputusan Kepala Daerah.
Peraturan Kepala Daerah dan/atau Keputusan Kepala Daerah dilarang
bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi dan Peraturan Daerah lainnya.
Peraturan Kepala Daerah diundangkan dalam Berita Daerah yang dilakukan
oleh Sekretaris Daerah.
Pemerintah Daerah wajib menyebarluaskan Peraturan Daerah
yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah yang telah diundangkan dalam Berita Daerah.
Dalam rangka untuk menegakkan Peraturan Daerah dibentuk Satuan Polisi
Pamong Praja yang bertugas membantu Kepala Daerah untuk menegakkan
Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat.
Anggota Satuan Polisi Pamong Praja dapat diangkat menjadi Penyidik
Pegawai negeri Sipil. Penyidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran atas
ketentuan Peraturan Daerah dilakukan oleh Pejabat Penyidik dan Penuntut
Umum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
xi
ABSTRACT
That the essence of Local autonomy is as wide as autonomy means that Local Government is given authority to manage and to handle all government matters out side of central Government matters ruled by law, so that the local government has authority to establish local policies to serve, to increase participation, willingness and society encouragement which aim to the increasing of society welfare that is in the local law, the local leader rules, and other local laws and rules.
In the process of establishing Local law and rules, society is able to give opinion both spoken and written in order to prepare the discussion of Local Law and Rules Plan.
Local Law and Rules Plan can be from Local Parliament, Governor or Regent/City Council.
The rules about the manner of preparing Local Law and Rules Plan coming from Governor or Regent/City Council are kept by President’s Rule and the rules about the manner of preparing Local Law and Rules Plan coming from Local Parliament is kept by the Local Parliament Rules.
The content of local law and rules can be about the guidance of the law application cost in the whole part or some of law breakers in accordance to the law and rules. Local law and rules can be about sending to jail for six months or paying fine fro Rp. 50.000.000,00 (fifthty million rupiahs) and it can be about criminal punishment or other fines in the line with other related law and rules.
Local Rules Plan about local retribution that has been agreed by local parliament, before it is established as Regent/city council rules for at least 3 (three) days is sent to the governor to be evaluated about how far it is not in the contrary with public willingness, higher law and rules, and other Local law/rules. Evaluation result is send by the governor to the regent/city council at least 15 (fifteen) days after it is received.
Local law and rules have juridical right after being ruled on the Local sheet.
As the effort of controlling toward local law and rules by central government at least 7 (seven) days after being stated as local law and rules must be sent to the central government.
The local law and rules that are in the contrary with society willingness and / or other higher law and rules can be cancelled by the central government.
xii
To run the local law and rules and on behalf of law and rules, local government established local government rules or local government decision.
Local government rules or local government decision cannot be in the contrary with public willingness and / or other higher law and rules.
Local government rules or local government decision is ruled in the local news that is done by local secretary.
Local government is compulsory to spread out the local government rules or local government decision that is ruled in the local sheet and local government rule that is ruled in the local news.
In order to run local law and rules, it is established Local Government Police Team (Polisi Pamong Praja) that helps the local government to run local rules and to run public and society peace.
The member of Local Government Police Team can be the supervisor of state employees. Supervising and punishing toward law breaking in accordance to local rules can be done by Supervisor and General lawyer in the line with related law and rules.
Key words: Establishing and Applying the Local Law and Rules.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan ....... ...................................................... i
Halaman Sampul Dalam .............................................................. ii
Halaman Prasyarat Gelar ............................................................ iii
Halaman Persetujuan .................................................................. iv
Halaman Penetapan Panitia Penguji ........................................... v
Halaman Ucapan Terima Kasih ................................................... vi
Halaman Ringkasan ..................................................................... viii
Halaman Abstraksi........................................................................ xii
Halaman Daftar Isi........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian .......................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ........................................ 10
1.5. Tinjauan Pustaka ......................................... 11
1.6. Metode Penelitian ......................................... 16
1.7. Sistematika Penulisan ................. ................ 22
xiv
BAB II PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
TENTANG RETRIBUSI DAERAH. ..................... 24
2.1. Kedudukan Peraturan Daerah dalam
tata urutan peraturan perundang-
undangan berdasarkan Ketetapan
MPR Nomor III/MPR/2000 dan
Undang-undang Nomor 10 Tahun
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan .................................. 24
2.2. Kewenangan Pembentukan Peratur-
an Daerah .................................................... 26
2.3. Jenis Peraturan sebagai sarana pe-
nyelenggaraan Pemerintahan di Dae
rah ............................................................... 28
2.4. Proses yang menjadi dasar pembuat
an Peraturan Perundang-undangan ............ 29
2.5. Materi Muatan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah .............................. 31
2.6. Proses Pembentukan Peraturan Dae-
rah ................................................................ 33
xv
BAB III PENERAPAN PERATURAN DAERAH TEN
TANG RETRIBUSI DAERAH DI KABUPA-
TEN PONOROGO ............................................... 43
3.1. Asas Desentralisasi .................................... 43
3.2. Kebijakan Daerah ........................................ 47
3.3. Beberapa hal yang positif terhadap Pem
bentukan Peraturan Daerah tentang Re-
tribusi Daerah berdasar Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 ................................. 62
3.4. Beberapa hal yang negatif terhadap Pem
bentukan Peraturan Daerah tentang Re-
tribusi Daerah berdasar Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 ................................ 64
3.5. Penegakan Peraturan Daerah .................... 65
BAB IV PENUTUP ........................................................... 67
4.1. Kesimpulan ................................................. 67
4.2. Saran .......................................................... 69
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Goffar Karim, Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2003.
Dharma Setyawan Salam, Otonomi Daerah dalam Perspektif Lingkungan,
Nilai, dan Sumber Daya, Jambatan, Jakarta, 2003.
Deddy Supriadi Baratakusumah, Dadang Solihin, Otonomi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Bandung, 2004.
Edy Suandi Hamid, Sobirin Malian, Memperkokoh Otonomi Daerahm
Kebijakan, Evaluasi dan Saran, UII Press, Jogjakarta, 2004.
Imam Syaukani, A. Ahsin Thohari, Dasar-dasar Politik Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
J.J.H Bruggink, ( alih bahasa Arif Sidharta, SH ) Refleksi Tentang Hukum,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999.
Muchsin, Fadillah Putra, Hukum dan Kebijakan Publik, Universitas Sunan
Giri Surabaya, 2002.
Ridwan Hr, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Jogjakarta, 2002.
Rosjidi Ranggawijaja, Pengantar Ilmu Perundang-undangan Indonesia,
Mandar Maju Bandung, 1998.
Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi,
Laksbang Pressindo, Jogjakarta, 2008.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta, 2008
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Paradigma, Methode dan Dinamika
Masalahnya, Elsam dan Huma, Jakarta, 2002.
Sudono Syueb, Dinamika Hukum Pemerintahan Daerah (Sejak
Kemerdekaan sampai Era Reformasi), Laksbang Mediatama,
Surabaya, 2008.
Syahran Basah, Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara,
UII Press, Yogyakarta, 2001.
Syaukani HR, Afan Gafar, M. Ryaas Rasyid, Otonomi Daerah dalam
Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2003.
Winarna Surya Adisubrata, Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia
(Sejak Proklamasi sampai Awal Reformasi), Aneka Ilmu,
Semarang, 2003.
___________, Amandemen I, II, III, IV UUD 1945, Undang-undang Dasar
Republik Indonesia yang sudah diamandemen serta Penjelasan-
nya, Pustaka Agung Harapan, Surabaya, 2001.
___________, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
dan Rancangan Keputusan Presiden beserta Petunjuk
Pelaksanaannya, Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Jawa
Timur, Surabaya, 2000.
___________, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Peme-
rintahan Daerah beserta Peraturan Pelaksanaannya, Biro Hukum
Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur, Surabaya, 2001.
___________, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah beserta Peraturan
Pelaksanaannya, Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Jawa
Timur, Surabaya, 2001.
___________, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Peme-
rintahan Daerah beserta Peraturan Pelaksanaannya, Biro Hukum
Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur, Surabaya, 2001.
___________, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah beserta Peraturan
Pelaksanaannya, Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Jawa
Timur, Surabaya, 2001.
___________, Himpunan Peraturan Perundang-undangan mengenai Pem
binaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur,
Surabaya, 2006.
DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UNDANG-UNDANG
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (LN. Tahun 1997 No. 41, TLN. No. 3685) yang telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (LN Tahun 2000 No.
246, TLN. No. 4048).
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (LN. Tahun 2004 No. 53, TLN. No. 4389).
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LN.
Tahun 2004 No. 125, TLN. No. 4437) yang telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (LN Tahun 2008 No. …,
TLN. No. …).
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (LN
Tahun 2001 No. 119, TLN. No. 4139).
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LN
Tahun 2005 No.165, TLN. No. 4593).
PERATURAN MENTERI
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 24 Tahun
2001 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan
Bentuk Produk Hukum Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur
Penyusunan Hukum Daerah.
PERATURAN DAERAH
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum (Lembaran Daerah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2007 Seri B tanggal 2 Agustus 2007 Nomor 1/B).
Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 31 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 4
Tahun 2007 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum (Berita
Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2007 tanggal 23 Oktober 2007
Nomor 31).