oleh: elpera siska dearni damanikrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... ·...

75
SKRIPSI HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KESULITAN MAKAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA KECAMATAN PANCUR BATU TAHUN 2018 OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIK P07524414013 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN

KESULITAN MAKAN PADA ANAK USIA

3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA

KECAMATAN PANCUR BATU

TAHUN 2018

OLEH:

ELPERA SISKA DEARNI DAMANIK

P07524414013

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 2: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN

KESULITAN MAKAN PADA ANAK USIA

3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA

KECAMATAN PANCUR BATU

TAHUN 2018

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan

OLEH:

ELPERA SISKA DEARNI DAMANIK

P07524414013

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 3: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 4: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 5: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018

ELPERA SISKA DEARNI DAMANIK [email protected]

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kesulitan Makan pada Anak Usia 3-5

Tahun di Desa Sukaraya Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang Tahun 2018

ix + 39 Halaman + 8 tabel + 2 gambar + 9 lampiran

ABSTRAK

Anak usia prasekolah yaitu anak yang mengalami perkembangan psikis menjadi balita yang lebih mandiri, autonom, dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat lebih mengekspresikan emosinya. Sifat perkembangan khas yang terbentuk ini turut mempengaruhi pola makan anak. Pola asuh merupakan bagaimana sikap atau prilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap kesulitan makan pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling dengan sampel sebanyak 61 sampel. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisa menggunakan chi square dengan nilai signifikan p < 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya kebanyakan otoriter 24 (39,3%), demokratis sebanyak 23 (37,7%), dan permisif sebanyak 14 (23,0%). Sedangkan yang mengalami kesulitan makan sebanyak 22 (36,1%), dan tidak mengalami kesulitan makan sebanyak 39 (63,9%.) Berdasarkan uji chi square didapatkan nilai p value sebesar 0,006 (p value < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kesulitan makan pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu.

Berdasarkan hasil tersebut diharapkan kepada orang tua untuk menerapkan pola asuh yang baik dan benar kepada anaknya untuk lebih tepat dalam mengatur pola makan anak.

Kata Kunci : Pola Asuh, Kesulitan Makan, Anak usia 3-5 Tahun

Page 6: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 7: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi yang berjudul

“HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KESULITAN MAKAN

PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA KECAMATAN PANCUR

BATU TAHUN 2018” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma IV Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,

yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan skripsi.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI

Medan sekaligus selaku dosen pembimbing II dan dosen penguji I yang telah

memberikan kesempatan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes RI Medan dan selaku ketua penguji, yang telah

memberikan kesempatan dan bimbingan dalam menyusun skripsi. .

4. Elizawarda, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing utama yang telah

memberikan banyak bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Budi Santoso selaku Kepada Desa Sukaraya yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian pembuatan skiripsi.

6. Teristimewa kepada orang tua tercinta penulis, Bapak (Johansen Damanik)

dan Ibu (Rasmita Ginting) atas Doa, cinta, kasih sayang dan dukungan moril

maupun materi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Terimakasih untuk saudara penulis Elvina Natalika Damanik, Elsa Riani

Damanik & Donni Sianturi, Rafika Eltri Desi Damanik, Nella El Nanda

Damanik dan Gresella Anjani Damanik atas support, motivasi, doa dan

dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Terimakasih untuk bou dan kela serta sepupu penulis Annie Christyana

Purba dan Andrie Purba atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 8: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

9. Seluruh dosen dan staf jurusan DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI

Medan atas bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di

Poltekkes Kemenkes RI Medan.

10. Terima kasih untuk sahabat-sahabat penulis Evi Mariense Barus, Rika

Anggrenisa Ginting, dan Yolanda Damaris Sembiring atas kebersamaannya

selama 4 tahun dan selalu saling mendukung sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

11. Terimakasih untuk sahabat penulis Immanuel Saputra Purba, SE yang selalu

memberikan semangat, doa dan dukungannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

12. Terimakasih untuk teman satu bimbingan skripsi penulis Reni Boby Lestari

dan Ivo Yuliana atas kebersamaan dan dukungannya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13. Terima kasih untuk adik-adik sayang penulis Astri Ulina Saragih, Adela

Violeta, Citra Arini Simanjuntak, Lidia Sinaga, Alresa Oktaviana Saragih,

Meiarti Yessiephine Tarigan, Nur Khairunisa, dan Zhillu Arsy dan sahabat

seperjuangan Novita Yolanda Tambunan yang selalu memberi support, doa

dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

14. Terima kasih untuk adek PJ penulis Puji, Husna, Dea, Murni, Nur Esa, Yuli,

Rohima, Utari, Nazli, Cut Irna, Annes, Nurin, Perbi, Mei, Yeni atas doa dan

dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

15. Seluruh teman-teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan

khususnya kelas D-IV Kebidanan angkatan pertama, terima kasih atas

kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama-sama tuntas dalam

penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Skripsi ini berguna bagi semua

pihak yang memanfaatkan.

Medan, Agustus 2018

Penulis

Page 9: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................ LEMBAR PENGESAHAN.................................................. ABSTRAK ......................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................... v DAFTAR GAMBAR ........................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 C.1. Tujuan Umum ............................................................................... 4 C.2. Tujuan Khusus ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4 D.1 Manfaat Teoritis ............................................................... 4 D.2 Manfaat Praktis................................................................ 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 7 A. Tinjauan Teori ................................................................................ 7 A.1Sulit Makan Pada Anak .................................................................. 7

A.1.1 Pengertian Kesulitan Makan ......................................... 7 A.1.2 Penyebab Kesulitan Makan............................................ 8 A.1.3 Dampak Kesulitan Makan .............................................. 11 A.1.4 Penatalaksanaan ............................................................ 12

A.2 Pola Asuh Orang Tua .............................................................. 13 A.2.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua .................................. 13 A.2.2 Macam-macam Pola Asuh Orang Tua ........................... 14 A.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua .................................................... 15

B. Kerangka Teori ............................................................................... 17 C. Kerangka Konsep ........................................................................... 17 D. Defenisi Operasional ...................................................................... 18 E. Hipotesis ......................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 19 A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 19 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 19

B.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 19 B.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 19

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 19 C.1 Populasi ......................................................................................... 19 C.2 Sampel ........................................................................................... 20

Page 10: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 21 D.1 Jenis Data ...................................................................................... 21 D.2 Cara Pengumpulan Data ............................................................... 22

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian ................................... 23 F. Validitas dan Reabilitas .................................................................. 23 F.1 Hasil Uji Validitas .......................................................................... 23 F.2 Hasil Uji Reabilitas ........................................................................ 24

G. Prosedur Penelitian ................................................................ 24 H. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 25

H.1 Pengolahan Data ........................................................................... 25 H.2 Analisa Data .................................................................................. 25 H. Etika Penelitian ................................................................................ 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 29 A. Hasil penelitian ............................................................................... 29 A.1 Gambara Umum Lokasi Penelitian .............................................. 29 A.2 Karakteristik Responden .............................................................. 29

B. Analisis Univariat .................................................................................. 30 B.1 Pola Asuh Orangtua ...................................................................... 30 B.2 Kesulitan Makan ............................................................................ 30

C. Analisis Bivariat .................................................................................... 31 D. Pembahasan ......................................................................................... 32

D.1 Pola Asuh Orangtua ...................................................................... 32 D.2 Kesulitan Makan pada Anak.......................................................... 34 D.3 Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua

dengan Kesulitan Makan pada Anak ............................................ 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 38

A. Kesimpulan .................................................................................... 38 B. Saran ............................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... LAMPIRAN.........................................................................................

Page 11: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan

Penelitian Terdahulu........................................................................ 6

Tabel 2.1 Definisi Operasional ......................................................................... 18

Tabel 3.1 Rincian Besar Sampel Tiap-Tiap Dusun ......................................... 21

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik Orangtua dan Anak .................... 29

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh Orangtua ................. 30

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesulitan Makan ....................... 31

Tabel 4.4 Hubungan Antara Pola Asuh dengan Kesulitan

Makan pada Anak ............................................................................ 31

Page 12: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................... 17

Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................. 17

Page 13: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Survei tempat penelitian Skripsi Prodi D-IV Kebidanan

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Persetujuan Responden ( Informed Consent )

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuisioner

Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Hasil Olahan Data

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian

Page 14: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia balita merupakan usia yang sangat penting dalam pertumbuhan fisik

dan psikologi seorang anak. Masa balita merupakan masa kritis dalam upaya

menciptakan sumber daya yang berkualitas. Masa tersebut disebut masa emas

(golden ages) dimana sel-sel otak sedang mengalami masa pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal dan berada pada perkembangan terbaik untuk fisik

dan otak anak. Dan, otak merupakan kunci utama bagi pembentukan kecerdasan

anak. Periode ini dimulai sejak janin dalam kandungan hingga usia 6 (enam)

tahun. Pertumbuhan dan perkembangan otak anak mencapai 80% dari otaknya

di masa dewasa kelak. Artinya, di atas periode ini, perkembangan otak hanya

20% saja. Selebihnya hanyalah perluasan permukaan otak dan jalinan dendrit

yang lebih rumit (Suyadi, 2010: 23-24).

Proses pertumbuhan otak berjalan sesuai dengan pertumbuhan badan.

Ketika seorang anak berusia 5 tahun, pertumbuhan otaknya sudah 80%

sempurna. Saat anak usia 6 tahun, proses pertumbuhan otaknya bisa dikatakan

sudah sempurna. (Maimunah Hasan, 2010: 318-319). Sebagian besar

pertumbuhan anak terjadi pada usia dibawah enam tahun yaitu pada usia emas

tersebut. Oleh karenanya, tingkat keberhasilan pertumbuhan anak akan

ditentukan pada usia tersebut. Salah satu bentuk persiapan untuk menunjang hal

tersebut adalah pemberian makan. Pemenuhan kebutuhan makan akan tercipta

dengan baik apabila anak memperlihatkan perilaku makan yang baik pula.

Pada masa tertentu, nafsu makan anak kadang berkurang. Penelitian

menyebutkan banyak anak yang mengalami kesulitan makan, terutama pada

usia balita. Gejala kesulitan makan pada anak yaitu: kehilangan nafsu makan,

memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di

mulut anak, sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau

menutup mulut rapat, memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis

suapan dari orangtua, dan tidak menyukai banyak variasi

makanan(Judarwanto,2016). Hal ini seringkali membuat para orang tua menjadi

khawatir karena dapat mengganggu pertumbuhan anaknya. Masalah kesulitan

makan pada anak dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Anak

Page 15: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi (Underweight)

karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak

memenuhi kebutuhan nutrisinya (Fadillah,2009).

Data WHO menunjukkan bahwa kasus anak usia prasekolah underweight

di dunia sebesar 15,7% dan anak usia prasekolah overweight sebanyak 6,6%

(WHO, 2013). Pada tahun 2010 Prevalensi gizi kurang di dunia 14,9% dan

regional dengan prevalensi tertinggi Asia Tenggara sebesar 27,3%. Berdasarkan

laporan dari Riskesdas pada tahun 2013 menjelaskan bahwa prevalensi gizi

kurang pada balita (BB/U<-2SD) meningkat dari 19,6 persen terdiri dari 5,7

persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang (tahun 2013) menjadi 21,0 persen

(tahun 2015). Pada tahun 2015, secara nasional prevalensi gizi buruk-kurang

pada anak balita sebesar 21,0 persen, yang berarti masalah gizi berat-kurang di

Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat mendekati

prevalensi tinggi.

Diantara 33 provinsi di Indonesia,18 provinsi memiliki prevalensi gizi buruk-

kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara 21,2 persen

sampai dengan 33,1 persen, salah satunya adalah provinsi Sumatera Utara.

Prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Sumatera Utara pada tahun 2013

sebesar 22,4% yang terdiri dari 8,3% gizi buruk dan 14,1% gizi kurang. Angka ini

lebih tinggi 2,8% dengan angka prevalensi gizi berat kurang nasional yaitu

19,6%. Dengan angka sebesar 22,4% prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di

Sumatera Utara masih termasuk dalam kategori tinggi (standar WHO; 5-9%

rendah, 10-19% medium, 20-39% tinggi, >40% sangat tinggi). Bila dibandingkan

dengan pencapaian sasaran MDG’s tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka

prevalensi gizi berat kurang di provinsi Sumatera Utara masih diatas angka

sasaran MDG tahun 2015 (Profil Kesehatan Profil Sumatera Utara Tahun 2014).

Permasalahan komunikasi yang tidak terjalin dengan baik saat proses

makan dapat memicu terbentuknya perilaku kesulitan makan pada anak.

Perilaku makan yang baik akan terbentuk berdasarkan pemberian makan dan

contoh yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Salah satu hal yang

menunjang praktik pemberian makan pada anak adalah cara penyajian dan

komunikasi yang terjadi saat makan antara anak dengan orang tua.

Penelitian Arum Rohmasari (2013) dengan judul faktor-faktor yang

mempengaruhi sulit makan pada balita bahwa faktor nafsu makan berpengaruh

Page 16: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

terhadap sulit makan pada balita, faktor psikologis anak berpengaruh terhadap

sulit makan pada balita, faktor kondisi fisik anak berpengaruh terhadap sulit

makan pada balita dan faktor perilaku pemberian makan orang tua pada anak

berpengaruh terhadap sulit makan pada balita. Penelitin lain oleh Suciati Ningsih

(2015) dengan hubungan perilaku ibu dengan status gizi kurang pada anak

mengatakan ada hubungan perilaku pemberian makan yang diberikan orang tua

dipengaruhi oleh pendidikan orang tua terhadap status gizi kurang, hal ini sesuai

dengan hasil wawancara mayoritas ibu banyak yang beranggapan bahwa

anaknya selalu sehat dengan keadaan status gizi yang kurus, ibu membiarkan

anaknya mengkonsumsi makanan cepat saji dan mayoritas ibu banyak yang

tidak mengontrol anaknya dalam hal pemberian makan.

Dalam hal ini orang tua harus berperan agar tidak terjadi kesulitan makan

pada anak misalnya dengan menyediakan makanan yang menarik agar anak

tidak bosan dengan makanan yang diberikan, membatasi konsumsi snack dan

cemilan yang akan membuat anak kenyang sebelum waktu makan makanan

utama, dan memberikan jenis makanan yang bergizi pada anak sesuai

kebutuhan gizi balita. Berusaha agar anak mau makan dengan cara menyuapi

dan mengajarkan anak untuk makan jenis makanan baru agar tidak cepat bosan

pada satu jenis makanan, jenis makanan yang dikonsumsi anak harus lebih

diperhatikan orang tua untuk mencegah terjadinya gangguan faktor gizi (Idris,

2015).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :

“Apakah pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kesulitan makan pada anak

pra sekolah (3-5 tahun) di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu?”.

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “hubungan pola asuh orang tua dengan kesulitan makan

pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu”.

Page 17: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

C.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan

usia anak di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu.

b. Mengetahui pola asuh orang tua pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya

Kecamatan Pancur Batu.

c. Mengetahui kesulitan makan pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya

Kecamatan Pancur Batu.

d. Menganalisis hubungan antara pola asuh dengan kesulitan makan pada

anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan dapat

dijadikan pertimbangan dalam upaya meningkatkan perkembangan anak dan

pola asuh orang tua kaitannya dengan perilaku sulit makan dan dapat

memberikan kajian ilmu di bidang ilmu tumbuh kembang anak.

D.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Orangtua

Penelitian ini memberikan informasi kepada orangtua mengenai pola asuh

dan perilaku sulit makan, serta diharapkan orangtua dapat memahami dan

menerapkan pola asuh yang benar sesuai dengan karakter anak masing-

masing.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan kesadaran dan motivasi kader, bidan, dan tenaga kesehatan

setempat untuk memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan dan

meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada anak usia prasekolah.

c. Bagi peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat digunakan sebagai

dasar penelitian selanjutnya.

Page 18: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No

Judul

Penelitian

Nama,Tahun

& Tempat

Penelitian

Rancangan

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

kesulitan

makan

pada anak

usia 3-5 tahun

di TK Gowata

Desa Taeng

Kec.

Pallangga

Kab. Gowa

Hariani,

Mangsur M

Nur,

Nurhidayah

2015,

Makassar

Cross

sectional

Variabel

bebas :

Peran orang

tua,

lingkungan,

jenis

makanan,

dan

gangguan

psikologis

Variabel

terikat :

Kesulitan

makan pada

anak.

Hasil analisis bivariat

di dapatkan hubungan

antara peran orang tua

dengan kesulitan

makan pada anak

(ρ=0,006), terdapat

hubungan antara

lingkungan dengan

kesulitan makan pada

anak (ρ=0,001),

terdapat hubungan

antara jenis makanan

dengan kesulitan

makan pda anak

(ρ=0,001), dan

terdapat hubungan

antara gangguan

psikologis

dengan kesulitan

makan pada anak

(ρ=0,007).

2 Hubungan

pola asuh

orang tua

terhadap

kejadian

pilih-pilih

makanan

(picky eaters)

pada balita di

Riska

Apriliyadani

Haryansyah,

2017,

Yogyakarta

Cross

sectional

Variabel

bebas : Pola

asuh orang

tua

Variabel

terikat : pilih-

pilih makan

(picky

Hasil uji chi square

diperoleh nilai

signifikansi sebesar

0,919 (p>0,05). Tidak

terdapat hubungan

antara pola asuh

orang tua terhadap

kejadian pilih-pilih

makanan (picky

Page 19: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Bantul

Yogyakarta

eaters) eaters) pada balita.

Tabel 1.2 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian Terdahulu

Pembeda

Hariani, Mangsur

M Nur, Nurhidayah

Esther Silaban Elpera Siska

Dearni Damanik

Judul Penelitian Faktor-faktor yang

berhubungan

dengan kesulitan

makan pada anak

usia 3-5 tahun di TK

Gowata Desa Taeng

Kec. Pallangga Kab.

Gowa

Hubungan pola

asuh orang tua

terhadap kejadian

pilih-pilih makanan

(picky eaters) pada

balita di Bantul

Yogyakarta

Hubungan pola

asuh orang tua

dengan kejadian

kesulitan makan

pada anak usia 3-5

tahun di Desa

Sukaraya

Kecamatan Pancur

Batu.

Tahun,Tempat

Penelitian

2015, Makassar 2017, Yogyakarta 2018, Medan

Rancangan

penelitian

Cross sectional Cross sectional Cross Sectional

Jenis penelitian Survey Analitik Kuantitatif Descriptive

Correlation

Variabel Penelitian Variabel bebas :

Peran orang tua,

lingkungan, jenis

makanan, dan

gangguan psikologis

Variabel terikat :

Kesulitan makan

pada anak.

Variabel bebas :

Pola asuh orang

tua

Variabel terikat :

Pilih-pilih makanan

(picky eaters)

Variabel bebas :

Pola asuh orang

tua

Variabel terikat :

Kesulitan makan

pada anak.

Page 20: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

A.1 Sulit Makan Pada Anak

A.1.1 Pengertian Kesulitan Makan

Makan merupakan proses terpenting dalam tumbuh kembang seorang

anak. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat

gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan,

tidak mau atau tidak mampu untuk makan, padahal makanan yang tidak disukai

tersebut mengandung gizi yang seimbang sehingga harapan dalam pemenuhan

gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana.

Definisi kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk

makan, atau megalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan

jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai

dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai

terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin

dan obat tertentu (Hidayati,2011). Keluhan mengenai anak yang sulit makan

menjadi masalah yang sering diungkapkan oleh orangtua ketika membawa

anaknya ke dokter. Keluhan ini terjadi hampir merata tanpa membedakan jenis

kelamin, etnis, dan status sosial ekonomi. Kesulitan makan terjadi paling tidak

selama 1 bulan dengan pertanda tidak bisa makan dalam jumlah yang adekuat

sehingga tidak bisa mencapai berat badan yang seharusnya, bahkan kehilangan

berat badan, pada usia sebelum 6 tahun.

Gejala kesulitan makan pada anak antara lain:

1. Kesulitan mengunyah, menghisap, menelan makanan atau hanya bisa

makanan lunak atau cair.

2. Memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk

ke mulut.

3. Makan berlama-lama dan memainkan makanan.

4. Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup

mulut rapat-rapat.

Page 21: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

5. Memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis suapan dari

orangtua.

6. Tidak menyukai banyak variasi makanan.

7. Kebiasaan makan yang ganjil misalnya senang makan rumput, tanah dan

tembok.

Kesulitan/gangguan makan bukanlah diagnosis atau penyakit, tetapi

merupakan gejala atau tanda adanya penyimpangan atau kelainan yang sedang

terjadi pada tubuh anak. Kesulitan makan dialami oleh 25-40% anak-anak

(Soetjiningsih, Gde Ranuh.2016).

A.1.2 Penyebab Kesulitan Makan

Kesulitan makan dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Kelainan kebiasaan makan

Masalah makan pada umumnya terjadi pada umur 2-5 tahun, karena

kesalahan cara pemberian makan selama bayi. Berbagai masalah menyebabkan

anak kehilangan selera makan atau kurang nafsu makan (anoreksia). Di lain

pihak, balita memiliki lingkungan dan ruang gerak yang semakin luas, sehingga

mudah terpajan terhadap kuman atau penyebab penyakit lainnya dan anak

sering sakit, misalnya penyakit infeksi, infestasi cacing, dan lain-lain. Di samping

itu, antara masing-masing anak terdapat perbedaan perilaku dalam

mengkonsumsi makanan, yang mungkin dapat terlihat sejak usia dini.

2. Kelainan psikologis

Menurut Sunarjo (2009) menguraikan kelainan psikologis yang

menyebabkan anak mengalami kesulitan makan, yaitu:

a. Dasar teori motivasi dengan lingkaran motivasinya.

Suatu kehendak/keinginan atau kemauan karena ada kebutuhan atau

kekurangan yang menimbulkan ketidak seimbangan. Orang membutuhkan

makanan selanjutnya muncul perasaan lapar karena di dalam tubuh ada

kekurangan zat makanan. Atau sebaliknya seseorang yang di dalam

tubuhnya sudah cukup makanan yang baru atau belum lama dimakan, maka

tubuh belum membutuhkan makanan dan tidak timbul keinginan makan. Hal

ini sering tidak disadari oleh para ibu atau pengasuh anak, yang memberikan

Page 22: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

makanan tidak pada saat yang tepat, apalagi dengan tindakan pemaksaan

seperti memaksa anak untuk membuka mulut dengan sendok. Hal ini semua

menyebabkan kegiatan makan merupakan kegiatan yang tidak

menyenangkan. Nafsu makan tidak saja dipengaruhi oleh rasa lapar,

melainkan pula oleh emosi. Anak yang merasa tidak mendapatkan kasih

sayang ibunya dapat kehilangan nafsu makannya dan akan mengalami

gangguan pertumbuhannya. Ibu atau pengasuh harus tahu mengenai anak

dan perasaannya terhadap makanannya.

b. Pemaksaan untuk memakan atau menelan jenis makanan tertentu yang

kebetulan tidak disukai. Ibu yang terlalu memperhatikan anaknya biasanya

mempunyai fixed idea yang terlalu terpaku tentang makanan apa yang harus

dimakan anaknya. Sikap suka memaksakan makanan menyebabkan anak

merasakan proses makan sebagai saat yang tidak menyenangkan, hal ini

berakibat menimbulkan sikap anti terhadap makanan Hal ini perlu

pendekatan yang tepat dalam melatih anak mau memakan makanan yang

mungkin tidak disukai.

c. Anak dalam kondisi tertentu, misalnya anak daam keadaan demam, mual

atau muntah dan dalam keadan ini anak dipaksa untuk makan.

d. Suasana keluarga, khususnya sikap dan cara mendidik serta pola interaksi

antara orang tua dan anak yang menciptakan suasana emosi yang tidak

baik. Tidak tertutup kemungkinan sikap menolak makan sebagai sikap protes

terhadap perlakuan orang tua, misalnya cara menyuapi yang terlalu keras,

pemaksaan untuk belajar dan sebagainya.

3. Kelainan organik

a. Kelainan gigi-geligi/rongga mulut

1) Kelainan bawaan: celah bibir (labioschisis), celah palatum

(palatoschisis), labiognatopalatoschisis, frenulum lidah pendek,

makrogolosi, dan sebagainya.

2) Gangguan mengisap, mengunyah, dan pendorongan makanan ke faring

(makroglossia, ankilosis temporamandibuler, tumir lidah); serta

hambatan transportasi makanan ke dan esofagus (tumor/divertikula

faring, stenosis/striktura esofagus serta penekanan esofagus dari luar,

tumor mediastinum, vascular ring, dan sebagainya).

Page 23: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

3) Penyakit infeksi : stomatitis, ginggivitis, tonsilitis. Kelainan di rongga

mulut juga dapat menyebabkan gangguan pada proses menelan.

4) Kelainan neuro-muscular: paresis/paralisis lidah dan otot di sekitar faring

dan laring menimbulkan gangguan refleks yang mendasari proses

mengisap, menggigit, mengunyah, dan menelan.

b. Kelainan pada saluran cerna

1) Kelainan bawaan: atresia esofagus, akhlasia, spasme duodenum

penyakit Hirschsprung, hernia hiatus.

2) Penyakit infeksi: diare akut/kronis, infestasi cacing, muntah, kembung,

kolik, konstipasi. Dalam satu studi pada penderita diare yang

disebabkan oleh Sigella, E.coli dan V.cholera, pada fase akut anak

hanya menghabiskan makanan 60% dari kecukupan makanan yang

dianjurkan.

c. Penyakit infeksi secara umum

Penyakit infeksi akut yang dapat menimbulkan gangguan makan adalah

infeksi saluran napas akut atas/bawah. Sementara itu, penyakit infeksi kronis

yang dapat mengakibatkan gangguan makan adalah tuberkulosis paru,

malaria.

d. Kelainan non-infeksi

Kelainan bawaan di luar rongga mulut dan saluran cerna berupa penyakit

jantung bawaan dan sindrom Down. Penyakit neuromuskuler adalah palsi

serebral. Enderita palsi serebral atau keadaan disfungsi umum susunan

saraf pusat dapat menimbulkan berbagai derajat disfagia. Sesuai dengan

derajat penyakit, secara berturut-turut akan hilang kemampuan mengunyah,

mengisap, dan menelan. Kenyataan ini menerangkan mengapa pada

sebagian penderita masih dapat menerima makanan cair atau lembek

secara aktif karena kemampuan menelan masih baik, meskipun kemampuan

mengunyah atau mengisap hilang.

e. Penyakit lainnya

Penyakit keganasan antara lain adalah tumor Willems. Penyakit hematologi

berupa anemia dan leukimia. Penyakit metabolik/endokrin adalah diabetes

mellitus, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit-penyakit lainnya.

Page 24: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

A.1.3 Dampak Kesulitan Makan

Kesulitan makan pada anak memberikan dampak yang kurang baik pada

anak. Dampak tersebut tidak saja pada kesehatan, melainkan juga berdampak

pada aktivitas sehari-hari dan juga tumbuh kembang anak. Dampak kesulitan

makan tersebut antara lain adalah malnutrisi.

Malnutrisi yang timbul akibat gangguan makan mengakibatkan defisiensi

berbagai macam mineral, vitamin, dan protein. Sintesis protein yang tidak

adekuat menurunkan daya tahan tubuh termasuk fungsi imun. Dengan demikian,

daya tahan tubuhnya menurun dan anak mudah mengalami infeksi. Status nutrisi

berperan penting terhadap infeksi begitu juga sebaliknya, infeksi juga dapat

memperburuk malnutrisi. Malnutrisi memperlambat proses penyembuhan

penyakit.

Malnutrisi juga dapat menurunkan daya intelegensi pada anak. Secara

garis besar ada tiga jenis faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

perkembangan kecerdasan, salah satunya adalah pertumbuhan fisik biomedik

otak. Faktor fisik biomedis otak memerlukan peran penting nutrisi. Nutrisi ini akan

terkandung di dalam makanan. Makanan dengan kualitas kadar gizi dan

kuantitas yang optimal akan mendukung pertumbuhan otak yang optimal.

Kekurangan salah satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan akan

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sehingga anak

berkurang daya kecerdasannya.

Dampak gangguan makan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dampak

jangka pendek dan dampak jangka panjang.

1. Dampak jangka pendek

a) Motilitas gastrointestinal yang lambat dan konstipasi, gambaran fungsi

hati yang abnormal;

b) Peningkatan kadar urea darah, serta peningkatan risiko terbentuknya

batu ginjal;

c) Lekopeni, anemia defisiensi besi, dan trombositopeni.

2. Dampak jangka panjang

a) Pubertas terlambat

b) Pertumbuhan terlambat dan perawakan pendek

c) Gangguan pembentuka mineral tulang (osteopeni, osteoporosis)

Page 25: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

d) Gangguan psikologi (cemas dan depresi)

A.1.4 Penatalaksanaan

Menurut Hidayati (2011) untuk mengatasi anak sulit makan dapat dilakukan

dengan cara:

1. Biarkan anak merasa bahwa makan adalah kebutuhan.

Ibu dapat menjelaskan bahwa kita harus makan agar dapat hidup dan beri

anak makanan saat ia benar-benar lapar sehingga ia merasa membutuhkan

makanan. Snack yang diberikan terlalu sering juga membuat anak kenyang

terus sehingga tidak mau makan makanan utama yang lebih bergizi.

2. Jelaskan tentag pentingnya makanan

Ibu bisa mencari berbagaii informasi dan gambar mengenaii pentingnya

makan dan minum serta tunjukkan pula gambar orang kelaparan/busung

akibat tidak makan.

3. Batasi waktu makan

Kadang orangtua menyuapi anak sambil jalan-jalan sehingga waktu makan

jadi lebih lama. Waktu makan yang lama akan membuat anak leih cepat

kenyang sebelum makanan habis. Jika waktu makan dibatasi lebih singkat

maka rasa lapar akan lebih cepat datang.

4. Biasakan makan bersama di meja makan

Makan sambil bermain adalah kebiasaan yang tidak baik karena watu makan

jadi lebih lama dan anak akan menganggap makan adalah proses tiidak

sengaja dan buka suatu kebutuhan. Mengajak anak makan bersama di meja

makan akan membuatnya lebig berkonsentrasi saat makan dan anda juga

bisa memberi cobtoh tata cara makan yang baik.

5. Jangan memaksa

Semakin emosional orangtua dalam menghadapi anaknya yang sulit makan,

anak akan semakin sulit makan. Kalau orang tua mengancam, anak-anak

akan semakin menolak. Pemaksaan akan membuat anak trauma dan

menganggap wwaktu makan adalah waktu yang menyiksa.

6. Biarkan memilih

Biarkan anak memilih makanan dari daftar yang ditawarkan. Mungkin

dengan membiarkannya memilih sesuai dengan daftra pilihan dapat

membuat anak lebih lahap karena makan makanan yang disukai.

Page 26: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

7. Makan berkelompok

Ibu bisa membuat kelompok makan anak-anak dengan tetangga dengan

tujuan memberikan suasana yang berbeda daripada makan sendiri.

8. Membuat makanan menjadi lebih menarik

Cobalah berkreaasi dengan bentuk makanan agar si kecil tertarik. Anak akan

lebih tertarik makan tempe goreng yang ditusuk seperti sate dibandingkan

disajikan biasa.

9. Siklus menu

Buatlah siklus menu agar bervariasi sehingga tidak membosankan.

A.2 Pola Asuh Orang Tua

A.2.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan

model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan mendidik anak,

sedangkan orangtua memiliki arti ayah dan ibu, jadi dapat disimpulkan pola asuh

orangtua memiliki arti cara atau sistem ayah dan ibu dalam merawat atau

mendidik anak. Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,

lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau prilaku orang tua saat berinteraksi

dengan anak, termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma,

memberikan perhatian dan kasih sayang (Martina Nafratilawati,2014). Pola

pengasuhan adalah asuhan yang diberikan ibu atau pengasuh lain berupa sikap,

dan perilaku dalam hal kedekatannya dengan anak, merawat, memberi kasih

sayang,dan sebagainya (Bety,2015). Peranan ibu dalam pola pengasuhan anak

juga meliputi pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti memberi makan, mandi,

menyediakan dan memakaikan pakaian buat anak.

A.2.2 Macam-Macam Pola Asuh Orangtua

a. Pola asuh otoriter (parent centered)

Pola asuh ini memiliki ciri orangtua sebagai pusat dalam interaksi ini. Pola

ini menggunakan pendekatan yang memaksakan kehendak orang tua kepada

anak. Anak harus menuruti semua perkataan orang tua tanpa diberi kesempatan

untuk mengungkapkan pendapat. Orang tua bertindak keras, memaksa, dan

semena-mena terhadap anak serta orangtua yang menentukan dan mengontrol

Page 27: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

porsi, waktu, dan menu makan. Orangtua akan selalu memaksakan anak untuk

selalu mengkonsumsi makanan yang penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan anak dan biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman,

misalnya kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara (Chakra, 2013).

Pola makan anak pada tipe pola asuh ini akan cenderung merasa tidak

nyaman karena adanya tekanan-tekanan yang dirasakan oleh anak, sehingga

anak tidak memiliki kemandirian dalam memilih makanan (Dewi, 2008 dalam

Martina, 2014). Pola asuh otoriter ini juga bersifat kekerasan. Pola asuh ini dapat

mengakibatkan anak menjadi penakut, pencemas, menarik diri dari pergaulan,

kurang adaptif, kurang tajam, kurang tujuan, curiga kepada orang lain dan

mudah stress.

b. Pola asuh permisif (children centered)

Pola asuh ini memiliki ciri anak sebagai pusat dalam interaksi ini, yakni pola

asuh yang cenderung memberikan kebebasan ditangan anak tanpa kontrol sama

sekali. Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan

cenderung memanjakan, ingin dituruti keinginannya sedangkan menerima apa

adanya cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja.

Pola asuh ini menyebabkan pola makan yang tidak teratur, makan apa saja yang

disuka tanpa ada batasan dan kurang terkontrol dalam memilih makanan.Tidak

ada paksaan makan terhadap anak meskipun anak tergolong gizi kurang.

Orangtua sering kecewa karena anak lebih suka makanan yang disukai

dari pada makanan yang lebih bergizi. Jika ibu sudah merasa bosan dengan

kesulitan makan anak, maka orangtua akan bersikap acuh tak acuh dalam

mengurus makanan yang harus diberikan untuk anak dalam memenuhi

kebutuhan gizi anak (Chakra, 2013). Pola asuh ini membentuk pribadi yang

manja, agresif, tidak patuh pada orang tua, serta anak menggunakan

kebebasannya tanpa rasa tanggung jawab dan kurang disiplin dalam aturan-

aturan sosial yang ada (Pramawaty & Hartati, 2012).

c. Pola asuh demokratis (authoritative)

Pola asuh demokratis ini adalah pola asuh dimana kedudukan orangtua

dan anak adalah sama. Orangtua dan anak mempunyai kebebasan yang sama

dalam mengutarakan pendapat masing-masing. Setiap keputusan yang diambil

Page 28: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

akan berdasarkan kesepakatan bersama. Orang tua sangat memperhatikan

kebutuhan anak dan mencukupiya dengan pertimbangan faktor kepentingan dan

kebutuhan. Orangtua akan selalu berada dekat dengan anaknya, mereka selalu

merespon tangisan anak mereka dengan memberinya makan. Perilaku ibu ini

akan berpengaruh dalam pemilihan dan penyiapan makanan dan keamanannya,

yang akan mempengaruhi fungsi endokrin dan fungsi fisiologis lainnya. Pola

asuh demokratis mempunyai prinsip mendorong anak untuk mandiri dalam

memilih makanan, tapi orang tua tetap menetapkan batas dan kontrol.

Pola asuh ini akan mendorong anak untuk belajar bertanggungjawab

dengan apa yang dikatakannya namun kebebasan yang diberikan pada anak

tetap dalam pengawasan orangtua, sehingga orangtua masih dengan mudah

mengontrol apa yang dilakukan anak sesuai dengan tingkat-tingkat

perkembangan usia anak. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak mandiri,

mempunyai kontrol diri, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, dapat

berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stress,

mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, kooperatif dengan orang dewasa,

penurut, patuh dan berorientasi pada prestasi.

A.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orangtua

1. Jenis pola asuh yang diterima oleh orangtua sebelumnya

Tidak sedikit orangtua yang menerapkan pola asuh yang sama pada

anaknya seperti yang mereka terima dari orangtua mereka sebelumnya

tanpa melihat perkembangan zaman yang juga memiliki peran dalam

pembentukan perilaku anak. Sangat disayangkan jika pola asuh yang

mereka terima sebelumnya termasuk kedalam pola asuh yang kurang benar,

maka mereka akan menerapkannya pada anak-anak mereka dan jika kita

melihat perkembangan zaman sekarang yang begitu pesat, jika pola asuh

tersebut tidak dikendalikan dengan tepat, maka akan menghasilkan perilaku

anak yang tidak diinginkan.

2. Usia orangtua

Usia dapat menentukan tingkat kedewasaan orangtua berdasarkan

pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Akibat usia yang masih terlalu

muda, anak cenderung mendapatkan pengawasan yang lebih longgar

karena sifat toleransi orangtua (Permatasari, 2015).

Page 29: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

3. Status sosial ekonomi orangtua

Terpenuhinya kebutuhan pokok sebuah keluarga dapat menentukan perilaku

keluarga tersebut. Terdapat keterkaitan antara pola asuh orangtua dengan

status sosial ekonomi keluarga.

4. Dominasi orangtua

Ibu adalah seseorang yang mengandung dan melahirkan anak, tidak heran

jika ibu memiliki ikatan yang sangat kuat dengan anaknya. Ikatan batin yang

dimiliki ibu ini akan membentuk pola asuh yang lebih lembut dibandingkan

pola asuh ayah (Khairani, 2011). Hal serupa juga dinyatakan dalam

penelitian Teviana & Yusiana (2012) bahwa orangtua perempuan cenderung

menerapkan pola asuh autoratif, sedangkan orangtua laki-laki cenderung

menerapkan pola asuh otoriter.

5. Jenis kelamin dan kondisi anak

Anak perempuan berbeda dengan anak laki-laki. Anak perempuan

cenderung memiliki perasaan yang lebih lembut, karena memilih bermain

boneka, sedangkan anak laki-laki lebih memilih bermain dengan berlarian.

Terutama dalam hal bergaul. Anak perempuan lebih rentan untuk terjerumus

kedalam pergaulan yang membahayakan masa depannya (Khairani, 2011).

Page 30: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

(variabel bebas) (variabel terikat)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Kesulitan makan

Kelainan

psikologis Kelainan

kebiasaaan

makan

Kelainan

organik

1. Kelainan gigi-geligi/rongga

mulut

2. Kelainan pada saluran cerna

3. Penyakit infeksi secara umum

4. Kelainan non-infeksi

5. Penyakit lainnya

Pola asuh

orang tua

Pola asuh orang tua

1. Pola asuh otoriter

2. Pola asuh demokratis

3. Pola asuh permissif

Kesulitan makan pada

anak

Page 31: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

D. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

operasional

Alat

ukur

Hasil ukur Skala

1 Pola asuh

orang tua

Kebiasaan

perilaku yang

diterapkan

orang tua pada

anak.

Kuisioner Dikelompokkan :

1. Pola asuh

Otoriter

2. Pola asuh

demokratis

3. Pola asuh

permissif

Ordinal

2 Kesulitan

makan pada

anak

Masalah

makan pada

anak yang

meliputi

ketidak

mampuan

untuk makan

atau

penolakan

terhadap

makanan.

Kuisioner Penilaian :

1. Mengalami

kesulitan

makan

Jawaban YA ≥

60%

2. Tidak

mengalami

kesulitan

makan

Jawaban TIDAK

≤ 50%

Ordinal

E. Hipotesis

Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kesulitan makan pada

anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu tahun 2018.

Page 32: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 33: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam

masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross secsional, yaitu

rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada

saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor risiko/paparan dengan penyakit

(Hidayat,2014)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun

di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu. Desa Sukaraya dipilih sebagai

tempat penelitian karena banyak terdapat masalah kesulitan makan pada anak di

desa tersebut.

B.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari awal bulan November 2017 sampai akhir

bulan Juli 2018. (Jadwal rencana penelitian terlampir).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Iman,2016). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun di Desa

Sukaraya Kecamatan Pancur Batu. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

154 orang.

Page 34: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

C.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sedangkan sampling berarti mengambil sampel atau

mengambil sesuatu bagian dari populasi atau semesta sebagai wakil

(respresentasi) populasi atau semesta itu (Iman,2016). Teknik sampling yang

digunakanan pada penelitian ini adalah adalah Proportional Random samping,

pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek

dalam masing-masing strata atau wilayah. Besar sampel dalam penelitian ini

dapat dihitung dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

1+𝑁(𝑑)2

Keterangan :

𝑛 = Besar Sampel

𝑁 = Jumlah populasi

𝑑 = Tingkat kesalahan yang ditolerir 90%(0,1)

Maka sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

𝑛 = 154

1+154 (0,1)2

𝑛 =61

Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 61 orang.

Pembagian sampel untuk masing-masing keseluruhan dengan menggunakan

rumus :

n = x

N x N1

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diinginkan tiap strata

N = Jumlah seluruh populasi Ibu akseptor KB di Desa Sei Glugur

X = Jumlah populasi pada setiap strata

N1 = Sampel

Page 35: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Berdasarkan formula tersebut untuk rincian besar sampel untuk tiap-tiap

dusun adalah sebagai berikut :

Dusun 1 : 28 x 61 = 11 orang

154

Dusun 2 : 15 x 61 = 6 orang

154

Dusun 3 : 35 x 61 = 14 orang

154

Dusun 4 : 42 x 61 = 17 orang

154

Dusun 5 : 34 x 61 = 13 orang

154

Tabel 3.1

Rincian Besar Sampel Untuk Tiap-Tiap Dusun

NO WILAYAH DESA SUKARAYA POPULASI SAMPEL

1 Dusun 1 28 11

2 Dusun 2 15 6

3 Dusun 3 35 14

4 Dusun 4 42 17

5 Dusun 5 34 13

Total 154 61

Setelah menentukan proportional random sampling, kemudian dilakukan

teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak

sederhana dengan cara di undi (lottery technique).

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Jenis Data

Sumber Data :

a. Data Primer

Data yang diambil secara langsung pada responden meliputi data identitas

ibu dan data anak, data pola asuh orang tua dan data perilaku sulit makan

pada anak di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu.

Page 36: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh berdasarkan data yang sudah ada yaitu jumlah anak usia

3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu. Data yang dikumpulkan

adalah data yang langsung diperoleh dilapangan dengan menyebarkan

kuesioner yang berisi pertanyaan yang selanjutnya diisi oleh responden.

Kemudian peneliti menjelaskan tentang petunjuk pengisian kuesioner, setelah

responden mengerti tentang penjelasan tersebut maka kuesioner diberikan

untuk di isi. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner untuk

memudahkan responden jika ada hal-hal yang tidak dimengerti, dapat di

tanyakan langsung kepada peneliti.

D.2 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri

dari 2 kuisioner yaitu:

1. Kuisioner I

Kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan data tentang pola

asuh orang tua (variabel independen), untuk mengetahui jenis pola asuh

yang diterapkan orang tua kepada anaknya di Desa Sukaraya Kecamatan

Pancur Batu. Kuesioner tentang pola asuh orang tua terdiri dari 21

pertanyaan yang dibagi menjadi 3 yaitu: 7 pertanyaan untuk pola asuh

otoriter, 7 pertanyaan untuk pola asuh demokratis, dan 7 pertanyaan untuk

pola asuh permissif. Skala yang digunakan adalah skala Likert yang

dimodifikasi dalam 4 pilihan jawaban yaitu SS(sangat setuju), S(setuju),

TS(tidak setuju), dan STS(sangat tidak setuju). Skor yang diberikan untuk

pilihan SS = 4, S = 3, TS = 2, S = 1. Kategorisasi dilakukan berdasarkan

kecenderungan pola asuh yang dilakukan oleh ibu. Nilai pola asuh otoriter,

demokratis dan permissif setiap responden dibandingkan. Skor tertinggi

antara ketiga pola asuh tersebut menunjukkan kecenderungan pola asuh

yang dilakukan ibu terhadap anak.

Page 37: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

2. Bagian II

Kuesioner tentang perilaku kesulitan makan (variabel dependen) pada

anak pra sekolah (usia 3-5 tahun) di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur

Batu. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mendapatkan data tentang

perilaku kesulitan makan pada anak pra sekolah (3-5 tahun) di Desa

Sukaraya Kecamatan Pancur Batu. Kuesioner tentang perilaku kesulitan

makan terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK.

Setiap pilihan jawaban diberi nilai 1. Berikut ini pengelompokan pertanyaan

tentang perilaku kesulitan makan berdasarkan scor :

1. Mengalami kesulitan makan dengan scor :

Jawaban YA ≥ 60%

2. Tidak mengalami kesulitan makan dengan scor :

Jawaban TIDAK ≤ 50%

E. Alat Ukur/Instrumen Dan Bahan Penelitian

Alat pengumpulan data/instrumen yang dipergunakan pada penelitian ini

adalah kuesioner atau angket yang ditujukan kepada ibu-ibu yang

mempunyai anak usia 3-5 tahun. Pengumpulan data diperoleh secara

langsung atau door to door dari pengisian kuesioner atau angket oleh

responden yang lebih dahulu diberikan pengarahan oleh peneliti.

F. Validitas dan Reabilitas

F.1 Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2010 : 211). Validitas

atau kesahihan ini berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang

dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara

tepat sesuatu yang akan diukur tersebut. Menurut Sugiyono (2017)

keputusan ujinya adalah:

Page 38: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

1. Bila r hitung > r tabel artinya variabel tersebut valid.

2. Bila r hitung < r tabel artinya variabel tersebut tidak valid.

Untuk jumlah responden 20 orang berdasarkan r tabel adalah 0,378.

Dari hasil uji validitas yang dilakukan di Desa Sei Glugur Kecamatan Pancur Batu

terhadap 20 responden pada tanggal 25 Mei 2018 menunjukkan bahwa dari 20

pernyataan tentang pola asuh orang tua dengan r hitung (0,384 – 0,815) dan 10

pernyataan tentang kesulitan makan dengan r hitung (0,430 – 0,825) semuanya

mempunyai lebih besar dari 0,378 sehingga kedua variabel dikatakan valid.

F.2 Hasil Uji Reabilitas

Instrumen yang baik selain valid, juga harus reliabel, artinya dapat

diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila

datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun

diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan

sesuatu (Suharsimi Arikunto, 2010).

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Uji signifikan

dilakukan pada taraf α = 0.05. Intrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai alpha

lebih besar dari r tabel (0,60).

Hasil uji reabilitas diperoleh nilai koefiensi reliabilitas kuisioner pola asuh

sebesar 0,746 dan kuisoner sulit makan 0,750. Berdasarkan nilai koefiensi

reabilitas tersebut disimpulkan bahwa semua kuisioner dalam penelitian ini

realiabel atau konsisten sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

G. Prosedur Penelitian

1. Peneliti mengajukan izin kepada program studi diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Medan.

2. Setelah mendapatkan surat izin dari institusi pendidikan peneliti mengajukan

izin ke Kepala desa Sukaraya.

3. Setelah mendapatkan izin dari Kepala desa Sukaraya melakukan

pendekatan kepada klien untuk mendapat persetujuan sebagai responden

Page 39: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti memberi kejelasan kepada

responden tentang maksud dan tujuan penelitian ini.

4. Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk ditanda

tangani.

5. Responden diberi kuesioner untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang telah

diberikan dalam format pertanyataan kuesioner.

6. Responden diarahkan supaya mengisi semua pernyataan yang ada.

7. Peneliti memeriksa kelengkapan data dan pengisian kuisioner setelah

pengambilan data.

8. Peneliti melakukan pengolahan data setelah semua data terkumpul dan

selanjutya melakukan analisis data.

H. Pengolahan dan Analisis Data

H.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian menggunakan teknik statistik yaitu

pengolahan data yang menggunakan analisis statistik dengan bantuan alat

komputer (Notoatmojo, 2016). Pengolahan data dilakukan melalui kegiatan

sebagai berikut :

a. Pengeditan

Merupakan kegiatan pengecekan kuesioner apakan jawaban dikuesioner

sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Data yang diperoleh

selanjutnya diedit sesuai kebenarannya dan kevalidannya, ini dilakukan

untuk mengetahui penyimpangan data-data yang didapatkan selama

pengukuran jika ditemui data yang salah pengisian maka data itu tidak

dipergunakan.

b. Pengkodean (coding)

Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan.

c. Memasukkan data (Data Entry) atau Procesing

Data jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”

(angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer.

Page 40: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

d. Pembersihan data (Cleaning)

Setelah semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu di cek

kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi.

H.2 Analisa Data

Dalam melakukan analisa data dan pengolahan data, digunakan program

komputer. Analisa data disesuaikan dengan tujuan dan skala data variabel yang

akan diuji. Data yang diperoleh dianalisa dengan teknik :

1. Univariat

Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian dan digunakan untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variabel. Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini

adalah variabel pola asuh dan variabel perilaku kesulitan makan.

Rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut :

PF

𝑛𝑥100%

P = Prosentase

F = Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang menjadi pilihan

yang telah dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan

n = Jumlah seluruh frekuensi seluruh alternatif jawaban yang

menjadi pilihan responden selaku sampel penelitian

100% = Bilangan genap

2. Bivariat

Untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen maka dilakukan uji statistic Chi-Square program komputer dengan ⍺ =

0,05. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima bila didapatkan nilai p ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel independen dengan variabel dependen dan Ho diterima dan Ha

ditolak bila didapatkan nilai p > 0,05.

Page 41: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Adapun rumus Chi-squareyang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑥2 = ∑(0 − E)2

E

Dimana : 𝑥2 = Chi-square

0 = Nilai hasil observasi

E = Nilai yang diharapkan

I. Etika Penelitian

Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat

prinsip yang harus dipegang teguh (Milton,1999 dalam Bondan Palestin

(Notoatmodjo,2016)), yakni :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Sebagai ungkapan peneliti menghormati harkat dan martabat subjek

penelitian, peneliti seyogianya mempersiapkan formulir persetujuan

subjek (inform concent) yang mencakup :

a. Penjelasan manfaat penelitian.

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan.

c. Penjelasan manfaat yang didapatkan.

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.

e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian

kapan saja.

f. Jaminan anominitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi

yang diberikan oleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Settiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yanng diketahuinya kepada orang

lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi

Page 42: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

mengenaai identitas daan kerahasiaan identitas ssubjek peneliti

seyogianya cukup menggunakan coding sebagai pengganti identitas

responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, katerbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefit)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan subjek. Mengacu pada prinsip-prinsip dasar penelitian

tersebut, maka setiap penelitian yang dilakukan oleh siapa saja,

termasuk para peneliti kesehatan hendaknya:

a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,

moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.

b. Merupakan upaya untuk mewujudkan ilmu pengetahuan, kesejahteraan,

martabat, dan peradaban manusia, serta terhindar dari segala sesuatu

yang menimbulkan kerugian atau membahayakan subjek penelitian.

Page 43: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

A.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukaraya, Kecamatan Pancur Batu,

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

A.2 Karateristik Responden

Dari hasil penelitian diperoleh karakteristik responden orangtua dan anak

berdasarkan umur orangtua, pendidikan, pekerjaan, dan usia anak dengan

jumlah responden 61 anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur

Batu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Orangtua dan Anak usia 3-5 Tahun di

Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu, 2018

Karateristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur orang tua <20 Tahun 3 4,9 20-35 Tahun 50 82,0 >35 Tahun 8 13,1

Total 61 100

Pendidikan Orangtua Dasar (SD, SMP) 20 32,8 Menengah (SLTA sederajat) 33 54,1 Tinggi (D3, S1) 8 13,1

Total 61 100

Pekerjaan Orangtua Tidak Bekerja 35 57,4 Bekerja 26 42,6

Total 61 100

Usia anak 3 Tahun 20 32,8 4 Tahun 15 24,6 5 Tahun 26 42,6

Total 61 100 Sumber: Data Primer, 2018

Page 44: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas umur responden adalah antara

20-35 tahun yaitu 50 responden atau 82%. Mayoritas pendidikan responden

berada pada tingkat menengah (SLTA Sederajat ) yaitu 33 responden atau

54,1%. Mayoritas pekerjaan responden adalah tidak bekerja yaitu 35 responden

atau 57,4%. Dan mayoritas usia anak responden merupakan 5 tahun yaitu

sebesar 26 responden atau 42,6%.

B. Analisis Univariat

B.1 Pola Asuh Orangtua

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden

berdasarkan pola asuh orangtua di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh Orangtua yang Memiliki Anak

Usia 3-5 Tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu, 2018

Pola Asuh Orangtua Frekuensi (f) Persentase (%)

Otoriter 24 39,3 Demokratis 23 37,7 Permissif 14 23,0

Total 61 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa orangtua yang

memiliki anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu

mayoritas menerapkan pola asuh otoriter dan demokratis dalam mengasuh

anaknya, yaitu otoriter sejumlah 24 orang (39,3%) dan demokratis 23 orang

(37,7%).

B.2 Kesulitan Makan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden

berdasarkan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya

Kecamatan Pancur Batu yaitu sebagai berikut:

Page 45: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesulitan Makan pada Anak Usia 3-5

Tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu, 2018

Kesulitan Makan Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Kesulitan Makan 39 63,9 Kesulitan Makan 22 36,1

Total 61 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 61 anak usia 3-5

tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu mayoritas tidak mengalami

kesulitan makan, yaitu sejumlah 39 anak (63,9%).

C. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel,

yaitu variabel bebas adalah pola asuh orangtua dan variabel terikat adalah

perilaku sulit makan. Hasil tabulasi “Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan

Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia 3-5 Tahun di Desa Sukaraya Kecamatan

Pancur Batu” dengan menggunakan uji Chi-Square, dapat diketahui sebagai

berikut:

Tabel 4.4 Hubungan Antara Pola Asuh dengan Kesulitan Makan pada Anak Usia 3-5

Tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu, 2018

Pola asuh

Kesulitan Makan Total

P-value Tidak Kesulitan

Makan Kesulitan Makan

f % F %

Otoriter 17 70,8 7 29,2 24 0,006 Demokratis 18 78,3 5 21,7 23

Permissif 4 28,6 10 71,4 14

Jumlah 39 63,9 22 36,1 61

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa dari 24 anak yang

mendapat pola asuh otoriter yang tidak mengalami kesulitan makan sebanyak 17

orang (29,2%) dan yang mengalami kesulitan makan sebanyak 7 orang (29,2%).

Dari 23 anak yang mendapat pola asuh demokratis yang tidak mengalami

kesulitan makan sejumlah 18 orang (21,7%) dan yang mengalami kesulitan

makan sebanyak 5 orang (21,9%). Sedangkan dari 14 anak yang mendapat pola

asuh permissif yang tidak mengalami kesulitan makan hanya 4 orang (28,6%)

Page 46: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

yang mengalami kesulitan makan sebanyak 10 orang (71,4%). Ini menunjukkan

bahwa anak yang mengalami kesulitan makan lebih banyak terjadi pada anak

dengan pola asuh permisif, dibandingkan anak dengan pola asuh otoriter atau

demokratis.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square menghasilkan

nilai p-value sebesar 0,006. Nilai uji p-value 0,006 yang lebih kecil dari 0,05

menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pola asuh orang tua dengan kesulitan makan pada anak usia 3-5 tahun di Desa

Sukaraya Kecamatan Pancur Batu dengan p-value = 0,006 < α (0,05).

D. Pembahasan

D.1 Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa orangtua yang memiliki

anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu lebih banyak

yang menerapkan pola asuh otoriter dalam mengasuh anaknya, yaitu sebanyak

24 orang (39,3%) karena kebanyakan pendidikan orang tua berada pada tingkat

rendah dan menengah (SLTA sederajat). Salah satu faktor yang berperan dalam

pengasuhan orang tua adalah pendidikan orang tua. Menurut Sekartini (1998)

dalam Suharsono (2009) menjelaskan bahwa status pendidikan ibu sangat

menentukan kualitas pengasuhan. Jenjang pendidikan juga mempengaruhi pola

pikir, sehingga dimungkinkan mempunyai pola pikir yang terbuka untuk

menerima informasi baru serta mampu untuk mempelajari hal-hal yang dapat

meningkatkan kemampuan kognitif dan psikologis anak.

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa dari 61 responden mayoritas

pendidikan orang tua berada pada tingkat menengah (SLTA Sederajat) sebanyak

33 orang (54,1%) dan rendah (SD, SMP) sebanyak 20 orang (32,8%). Hasil ini

sejalan dengan penelitian Adawiah (2017) yang mengatakan orang tua yang

memiliki latar belakang pendidikan terbatas, memiliki pengetahuan dan

pengertian yang terbatas mengenai kebutuhan dan perkembangan anak

sehingga kurang menunjukkan pengertian dan cenderung akan memperlakukan

anaknya dengan ketat dan otoriter.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Desa Sukaraya Kecamata Pancur

Batu dapat diketahui bahwa orangtua yang memiliki anak prasekolah lebih

Page 47: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

banyak yang menerapkan pola asuh otoriter dalam mengasuh anaknya, karena

orangtua tipe ini tidak mengenal kompromi, dan dalam komunikasi biasanya

bersifat satu arah. Orangtua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya

untuk mengerti mengenai anaknya (Baumrin dalam Riyanto, 2017).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yusuf (2013), bahwa pola asuh yang baik diberikan

terhadap anak akan berdampak baik terhadap perilaku sikap anak. Pola asuh

yang demokratis akan mengarahkan sikap dan perilaku anak dengan

menekankan peraturan dan menguatkan penyimpangan negatif.

Pola asuh adalah salah satu faktor dalam pembentukan karakter anak,

hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan utama

dan pertama bagi anak. Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam interaksi

dengan anak-anaknya. Pola asuh sebagai suatu perlakuan orangtua dalam

rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam

kesehariannya.

Faktor lain yang berperan dalam pengasuhan orangtua adalah pekerjaan

orangtua. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa orangtua anak mayoritas

tidak bekerja sebanyak 35 orang (57,4%). Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian

(Nelista & Fembi, 2013), mengatakan bahwa pekerjaan orangtua merupakan

sumber penghasilan bagi keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi,

fisik, psikologis, dan spiritual. Menurut penelitian bahwa kondisi ekonomi

keluarga kelas menengah kebawah cenderung lebih keras terhadap anak dan

lebih sering menggunakan hukuman fisik. Keluarga ekonomi kelas menengah

cenderung lebih memberi pengawasan dan perhatian sebagai orangtua.

Sementara keluarga ekonomi kelas atas cenderung lebih sibuk untuk urusan

pekerjaannya sehingga anak sering terabaikan. Keluarga (Orangtua) adalah

lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak. Dimana hal ini

akan menjadi dasar perkembangan anak berikutnya. Karenanya dibutuhkan pola

asuh yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang optimal. Citra diri

senantiasa terkait dengan proses tumbuh kembang anak berdasarkan pola asuh

dalam membesarkannya (Nafratilawati, 2014).

Anak umumnya menyukai makanan yang padat energi. Orangtua sering

kecewa karena anak lebih suka makanan yang disukai dari pada makanan yang

lebih bergizi. Jika ibu sudah merasa bosan dengan kesulitan makan anak, maka

Page 48: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

orangtua akan bersikap acuh tak acuh dalam mengurus makanan yang harus

diberikan untuk anak dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Berbeda dengan

orangtua yang bersikap otoriter atau demokratis, orangtua akan selalu

memaksakan anak untuk selalu mengkonsumsi makanan yang penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena usia sekolah merupakan masa

dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat

(Chakra, 2013).

Menurut peneliti bahwa dilihat dari hasil penelitian dan analisis

menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara pola asuh ibu dengan

perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah, ini berarti bahwa pola asuh ibu

sangat penting terhadap pembentukan perilaku dan karakter anak, karena anak

seringkali meniru kebiasaan dan perilaku dari orang tua baik ibu atau ayahnya

termasuk menirukan kebiasaan makan ibu atau ayahnya. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariani (2015) yang mengatakan bahwa

ada hubungan antara peran orang tua dengan kesulitan makan pada anak usia

3-5 tahun di TK Gowata Desa Taeng Kec. Pallangga Kab. Gowa. Oleh sebab itu,

pola asuh sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak terlebih kebiasaan

makan sehingga pola asuh yang kurang baik dapat menyebabkan anak

mengalami perilaku sulit makan.

D.2 Kesulitan Makan pada Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 61 anak usia 3-5

tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu, lebih banyak yang tidak

mengalami kesulitan makan, yaitu sejumlah 39 anak (63,9%). Dari hasil

penelitian yang dilakukan di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu anak yang

lebih banyak mengalami kesulitan makan yaitu anak dengan orangtua yang

menerapkan pola asuh permissif sebesar 71,4% karena orangtua cenderung lalai

dan mengabaikan kehidupan anak serta membebaskan anak untuk melakukan

apa yang ingin di lakukan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini tidak

menggunakan aturan-aturan yang ketat bahkan bimbingan pun kurang diberikan

sehingga tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak.

Kebebasan diberikan penuh dan anak diijinkan untuk memberi keputusan untuk

dirinya sendiri, tanpa pertimbangan orang tua dan berperilaku menurut apa yang

diinginkannya tanpa ada kontrol dari orang tua. Namun orangtua tipe ini biasanya

Page 49: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

bersifat hangat, sehingga sering kali disukai oleh anak (Hurlock dalam

Adawiah,2017).

Hasil yang telah dilakukan peneliti sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Idris (2015), penelitian menunjukkan bahwa anak lebih banyak sulit

makan karena kurangnya pengawasan atau pola asuh orangtua, karena

sebagian besar orangtua berpendidikan SMA dan tidak bekerja, hal ini yang

menyebabkan kurangnya pola asuh orangtua sehingga anak lebih susah dalam

mendapatkan pola asuh yang baik. Orang tua serba membolehkan anak berbuat

apa saja dan cenderung memanjakan dan menuruti keinginnannya. Sehingga

dapat mengakibatkan anak agresif, tidak patuh pada orang tua, sok kuasa,

kurang mampu mengontrol diri dan kurang intens mengikuti pelajaran sekolah,

pola makan yang tidak teratur, makan apa saja yang disuka tanpa ada batasan

dan kurang terkontrol dalam memilih makanan (Baumrin dalam

Nafratilawati,2017).

Anak-anak mempunyai pola makan yang unik dari segi jenis, waktu, dan

selera. Keunikan ini terkadang membuat pengasuh kelabakan. Para pengasuh

sering menyerah menghadapi anak yang sulit makan tanpa berusaha mencari

tahu penyebab anak tersebut sulit makan. Jalan pintas pun kadang menjadi

pilihan yaitu memberikan makanan yang diinginkan anak agar tenang tanpa

mempedulikan kandungan gizi dari makanan tersebut (Kusumawati, 2011). Masa

anak adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, untuk itu

kebutuhan akan zat gizi yang tinggi harus terpenuhi. Masa anak juga merupakan

masa yang rentang mengalami masalah gizi manfaat zat gizi bagi anak

diantaranya untuk proses pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,

memelihara kesehatan dan memulihkan kesehatan bila sakit, melaksanakan

berbagai aktivitas, dan mendidik kebiasaan yang baik dengan menyukai

makanan yang mengandung gizi yang diperlukan oleh tubuh (Mariana Hanna,

2013).

Kesimpulan yang didapatkan, anak yang lebih banyak mengalami kesulitan

makan yaitu anak dengan orang tua yang menerapkan pola asuh permisif

dengan jumlah 71,4% karena biasanya memberikan pengawasan yang sangat

longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu

tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau

memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit

Page 50: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya

bersifat hangat, sehingga sering kali disukai oleh anak. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum Rohmasari (2013) yang

mengatakan bahwa faktor perilaku pemberian makan orang tua pada anak

berpengaruh terhadap sulit makan pada balita sebanyak 25 responden atau

(62,5%).

D.3 Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kesulitan Makan pada

Anak

Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai pvalue 0,006. Oleh karena p-value

= 0,006 < α (0,05), maka Ho ditolak, dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pola asuh dengan kesulitan makan pada anak usia 3-5 tahun di

Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Eko Cahya (2017) dimana terdapat hubungan pola asuh ibu dengan

perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Desa

Sadangwetan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hadi Riyanto

(2017) yang menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh orangtua dengan

perilaku sulit makan pada anak prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman,

Yogyakarta. Nilai koefisiensi korelasi yaitu sebesar -0,489 menunjukkan bahwa

tingkat keeratan hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku sulit

makan pada anak prasekolah dalam tingkat sedang, ini menunjukkan bahwa

pola asuh ibu yang diterapkan pada anak berpengaruh terhadap perubahan pola

makan anak seperti terjadinya perilaku sulit makan.

Menurut Soetjiningsih (2013) kesulitan makan dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain kelainan kebiasaan makan, kelainan psikologis, dan

kelainan organik. Menurut peneliti kelainan kebiasaan makan biasanya

disebabkan oleh faktor lingkungan seperti mengikuti kebiasaan makan teman

sebaya atau orang-orang sekitar, menyukai dan menolak jenis makanan yang

sama pada waktu yang berbeda, atau suka memakan makanan yang tidak

sesuai dengan usianya. Faktor psikologis sebenarnya masih ada hubungannya

dengan pola asuh karena psikologis anak sangat ditentukan dari cara

pengasuhan, lingkungan dan juga hubungan didalam keluarga, semakin baik

hubungan dalam keluarga maka semakin kecil kemungkinan untuk anak

mengalami anoreksia psikogenik atau kesulitan makan karena gangguan

Page 51: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

psikologis. Dan faktor organik biasanya terjadi sulit makan pada anak akibat

suatu penyakit infeksi atau kelainan pada organ-organ tertentu seperti gigi dan

mulut, gangguan menghisap dan mengunyah, penyakit bawaan/genetik, dan

penyakit infeksi saluran cerna. Hasil penelitian oleh Nurafriani (2013) didapatkan

faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan makan pada anak usia 3-5

tahun berupa jenis makanan dan gangguan psikologis.

Gangguan psikologis berhubungan dengan kesulitan makan pada anak,

dimana sikap orang tua dalam hubungannya dengan anak sangat menentukan

untuk terjadinya gangguan psikologis, misalnya bila hubungan antara orang tua

tidak harmonis, hubungan antar anggota keluarga lainnya tidak baik atau

suasana keluarga yang penuh pertentangan, permusuhan atau emosi yang

tinggi akan mengakibatkan anak mengalami ketakutan, stres, kecemasan, tidak

bahagia, atau sedih. Hal itu mengakibatkan anak tidak aman dan nyaman

sehingga bisa membuat anak menarik diri dari kegiatan atau lingkungan keluarga

termasuk aktifitas makannya (Abdoerrachman, 2007 dalam Nurafriani,2013).

Berdasarkan tabel hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa anak yang mendapat pola asuh permisif yang mengalami kesulitan makan

sejumlah 71,4%, karena biasanya memberikan pengawasan yang sangat

longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu

tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau

memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit

bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya

bersifat hangat, sehingga sering kali disukai oleh anak (Ubaedy dalam

Nafratilawati,2014) sedangkan anak yang mendapat pola asuh otoriter yang

mengalami kesulitan makan sejumlah 29,2% karena cenderung menetapkan

standar yang mutlak harus dituruti, basanya dibarengi dengan ancaman-

ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara.

Page 52: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua yang memiliki anak usia 3-5 tahun

di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu lebih banyak yang menerapkan

pola asuh otoriter dalam mengasuh anaknya, yaitu sejumlah 24 responden

(39,3%), sisanya menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 23 responden

(37,7%) dan pola asuh permisif sebanyak 14 responden (23,0%).

2. Diketahui juga bahwa dari 61 anak usia 3-5 tahun di Desa Sukaraya

Kecamatan Pancur Batu, lebih banyak yang tidak mengalami kesulitan

makan, yaitu sejumlah 39 anak (63,9%) dan yang mengalami kesulitan

makan sebanyak 22 anak (36,1%).

3. Dan dari hasil penelitian tersebut di dapatkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pola asuh dengan kesulitan makan pada anak usia 3-5

tahun di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu dengan p-value = 0,006 <

α (0,05).

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan

Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi

mengenai pentingnya penerapan pola asuh yang tepat yang dapat

membantu anak yang mengalami kesulitan makan dalam menerapkan

intervensi.

2. Bagi Orang tua

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada para orang tua dapat memberikan

dorongan / motivasi dan tambahan pengetahuan bagi orang tua supaya lebih

memahami pola asuh agar tidak terjadi kesulitan makan pada anak mereka

dan diharapkan dapat memberikan gambaran informasi tentang pentingnya

kesehatan terutama dalam mengasuh anak supaya selalu terjaga

kesehatannya.

Page 53: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Karena penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka hasil penelitian

ini bisa dijadikan sebagai pertimbangankedepan untuk melakukan penelitian

yang lebih baik dari sekarang yang bisa berguna bagi masyarakat maupun

tenaga kesehatan. Peneliti juga berharap penelitian selanjutnya bisa meneliti

dan membahas variabel yang sama secara lebih kritis dan mendalam

dengan sasaran yang berbeda.

Page 54: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

DAFTAR PUSTAKA

Chakra, F. (2013). Diari Parenting. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer. Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. Elvina., Karyadi., dan R. Kolopaking. 2007. Kiat Mengatasi Anak Sulit Makan.

Cetakan Pertama. Intisari Mediatama. Jakarta. Fitriani, F., F. Febri, dan R. Mutahar. 2009. Gambaran Penyebab Kesulitan

Makan Pada Anak Prasekolah Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Top Amin Mulya Jakabaring Palembang. Skripsi. Palembang.

Hariani, M.M.N dan Nurhidayah. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kesulitan Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Tk Gowata Desa Taeng Kec. Pallangga Kab. Gowa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015.

Hasan, M. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini. Cetakan VII. DivaPress.

Yogyakarta. Idris, V. F. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Sulit Makan Anak Usia Pra

Sekolah Di Tk Anggrek Mekar Desa Haya-Haya Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Jurnal.

Judarwanto W. (2016). Picky eaters sulit makan pada anak. Direktorat Bina Gizi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Muhammad I. 2016. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan

Menggunakan Metode Ilmiah. Cetakan kelima. Ciptapustaka Media Perintis. Bandung.

Nafratilawati M. 2014. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Kesulitan Makan

Prasekolah (3-5 Tahun) Di Tk Leyangan Kabupaten Semarang. Jurnal Artikel. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran, Semarang.

Ningsih S. 2015. Hubungan Perilaku Ibu Dengan Status Gizi Kurang Anak Usia

Toddler di wilayah kerja Puskesmas Sumurgung Kabupaten Tuban. Jurnal Pediomaternal Vol. 3 No. 1 Tahun 2015.

Notoatmodjo S. 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Profil Kesehatan Profil Sumatera Utara. 2014. Status Gizi Masyarakat. Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Medan. Rohmasari, A. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sulit Makan Pada Balita

di Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Skripsi thesis. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Page 55: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Septiari BB. 2015. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Cetakan

Kedua. Nuha Medika. Yogyakarta. Soetjiningsih. G Ranuh. 2016. Tumbuh Kembang Anak. Edisi dua. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta Sunarjo, D. 2009. Kesulitan Makan Pada Anak. Jurnal Kesahatan Anak. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini. PEDAGOGIA. Yogyakarta.

Page 56: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 57: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 58: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 59: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

“HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KESULITAN MAKAN

PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA KECAMATAN PANCUR

BATU TAHUN 2018”

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya

bersedia menjadi responden tanpa ada unsure paksaan, sebagai bukti saya akan

menandatangani surat persetujuan penelitian.

Medan, 2018

( )

Page 60: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Hasil Uji Validitas Kuisioner Pola Asuh

No item Pertanyaan r-hitung r-table 5% Keterangan

Pertanyaan 1 0.384 0.378 Valid

Pertanyaan 2 0.545 0. 378 Valid

Pertanyaan 3 0.803 0. 378 Valid

Pertanyaan 4 0.623 0. 378 Valid

Pertanyaan 5 0.536 0. 378 Valid

Pertanyaan 6 0.437 0. 378 Valid

Pertanyaan 7 0.449 0. 378 Valid

Pertanyaan 8 0.621 0. 378 Valid

Pertanyaan 9 0.433 0.378 Valid

Pertanyaan 10 0.682 0.378 Valid

Pertanyaan 11 0.555 0.378 Valid

Pertanyaan 12 0.429 0.378 Valid

Pertanyaan 13 0.484 0.378 Valid

Pertanyaan 14 0.605 0,378 Valid

Pertanyaan 15 0.608 0,378 Valid

Pertanyaan 16 0.803 0,378 Valid

Pertanyaan 17 0.815 0.378 Valid

Pertanyaan 18 0.815 0,378 Valid

Pertanyaan 19 0.782 0,378 Valid

Pertanyaan 20 0.436 0,378 Valid

Page 61: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Hasil Uji Validitas Kuisioner Sulit Makan

No item Pertanyaan r-hitung r-table 5% Keterangan

Pernyataan 1 0.459 0.378 Valid

Pernyataan 2 0.706 0.378 Valid

Pernyataan 3 0.825 0.378 Valid

Pernyataan 4 0.430 0.378 Valid

Pernyataan 5 0.652 0.378 Valid

Pernyataan 6 0.457 0.378 Valid

Pernyataan 7 0.777 0.378 Valid

Pernyataan 8 0.767 0.378 Valid

Pernyataan 9 0.468 0.378 Valid

Pernyataan 10 0.516 0.378 Valid

Hasil Uji Reabilitas Pola Asuh dan Sulit Makan

Variabel r-hitung Keterangan

Pola Asuh 0,746 Reliabel

Sulit Makan 0,750 Reliabel

Page 62: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

KUESIONER

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KESULITAN MAKAN

PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA

KECAMATAN PANCUR BATU

TAHUN 2018

Berikut ini ada beberapa pernyataan mengenai sikap anda sebagai orang tua.

• Untuk pilihan pendidikan dan pekerjaan anda cukup memberi tanda (√) pada

kotak yang telah disediakan.

• Pilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu yakini paling benar dengan

memberikan tanda silang (X) di kolom yang telah disediakan.

Keterangan : SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

• Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya.

Usahakan tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan.

• Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas atau kurang mengerti.

✓ Kode Responden : ........... (diisi peneliti)

✓ Biodata Responden :

- Nama Responden : ....

- Umur :

- Pendidikan : Tidak Sekolah SD SMP

SMA Perguruan Tinggi

- Pekerjaan :

✓ Nama anak : An. .... (inisial)

✓ Umur anak : ..... tahun

Page 63: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Kuisioner Pola Asuh Orang Tua

a. Pola Asuh Otoriter

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Dalam porsi makan anak saya

menentukan porsi makan anak.

2 Saya menentukan jadwal makan anak

dan harus mematuhi jadwal makan.

3 Ketika anak makan maka saya akan

menemani disamping hingga anak

menghabiskan makannya.

4 Bila anak tidak nafsu makan saya

tetap menyuapi anak demi memenuhi

kebutuhan nutrisinya.

5 Bila saya tahu anak tidak

menghabiskan makan saya menyuruh

anak menghabiskannya.

6 Pada waktu jam makan bersama

keluarga saya mengharuskan anak

untuk makan bersama anggota

keluarga.

7 Bila menyuruh anak untuk makan

siang, tetapi anak masih asyik

menonton televisi, maka saya

mematikan televisi dan langsung

menyuruh anak untuk makan.

b. Pola Asuh Demokrasi

8 Dalam porsi makan anak, selaku orang

tua mengingatkan anak untuk makan

secukupnya.

9 Bila anak sering meminta jajan, maka

saya mengingatkan anak untuk tidak

sering jajan.

Page 64: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

10 Ketika anak makan, maka saya akan

menyarankan anak untuk

menghabiskan makannya.

11 Bila anak tidak nafsu makan, saya

menanyakan mengapa anak tidak mau

makan.

12 Bila saya tahu anak tidak

menghabiskan makan menanyakan

mengapa anak tidak menghabiskan

makannya.

13 Pada waktu jam makan bersama

keluarga, saya mengingatkan anak

untuk makan bersama anggota

keluarga.

14 Ketika anak mengkonsumsi jajan di

luar tanpa sepengetahuan saya

memberi pengertian pada anak

jika tidak boleh jajan di luar

tanpa sepengetahuan saya.

c. Pola Asuh Permissif

15 Saya menuruti semua menu makanan

yang diinginkan anak.

16 Saya memberi kebebasan pada anak

untuk makan kapan saja.

17 Ketika anak makan, maka saya akan

memenuhi semua kebutuhan anak

saat makan.

18 Bila anak tidak nafsu makan, saya

memberikan kebebasan anak untuk

memilih menu makanan sesuai

dengan keinginannya.

19 Bila saya tahu anak tidak

Page 65: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

menghabiskan makan saya

memperingatkan anak agar lain kali

menghabiskan makanannya.

20 Pada waktu jam makan bersama

keluarga saya memberi kebebasan

pada anak untuk memilih makan

bersama anggota keluarga lain atau

makan di luar jam makan.

21 Ketika anak mengkonsumsi jajan di

luar tanpa sepengetahuan saya tidak

marah dan tidak memerlukan alasan

apapun dari anak karena anak

menyukai makanan itu.

Page 66: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

Kuisioner Kesulitan Makan Pada Anak

• Pilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu yakini paling benar dengan

memberikan tanda silang (X) di kolom YA atau TIDAK.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Anak makan bersisa (tidak habis).

2 Anak suka menyembur-nyemburkannya

makanan keluar dari mulut.

3 Anak tidak membuka mulutnya saat

makan.

4 Anak memilih-milih makanan.

5 Anak menunjukkan penolakan atau

melawan pada waktu makan.

6 Anak saya mau makan jika disuapin oleh

orangtua.

7 Anak tidak mau makan tanpa ada

perjanjian. Misalnya akan diberi hadiah

jika makanannya habis.

8 Anak memiliki alergi terhadap makanan

tertentu.

9 Anak tidak bisa mengunyah makanan.

10 Anak cepat bosan terhadap makanan

yang diberikan.

Page 67: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

KISI-KISI KUESIONER

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KESULITAN MAKAN

PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA SUKARAYA

KECAMATAN PANCUR BATU

TAHUN 2018

Variabel

Sub Variabel

Jumlah soal

Jenis dan item soal

Soal

Favourable

Soal

Unfavourable

Pola asuh

orang tua

1. Pola asuh

otoriter

1,2,3,4,5,6,7 (7) 1,2,3,4,5,6,7

2. Pola asuh

demokratis

8,9,10,11,12,13,14

(7)

8,9,10,11,1

2,13,14

3. Pola asuh

permissif

15,16,17,18,19,20,

21 (7)

15,16,17,18,

19,20,21

Faktor-faktor

yang

mempengaru

hi sulit

makan pada

anak

1. Nafsu

makan

1,2,3,4,10 (5) 1,2,3,4,10

2. Psikologis 5,6,7,8 (4) 5,6,7,8

3. Kelainan

neurogik

9 (1) 9

Page 68: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

MASTER TABEL UMUR IBU, PENDIDIKAN IBU, PEKERJAAN

IBU, UMUR ANAK, POLA ASUH DAN KESULITAN MAKAN

Responden Umur Pendidikan Pekerjaan Umur Anak

Pola Asuh

Kesulitan Makan

1 2 2 2 3 1 1

2 2 2 1 2 1 1

3 2 2 1 1 1 1

4 2 2 1 1 1 1

5 2 2 2 3 1 1

6 2 2 1 3 2 1

7 2 2 2 1 2 2

8 2 2 2 3 2 1

9 2 2 1 1 2 1

10 2 2 1 1 1 2

11 2 2 1 1 1 1

12 2 3 2 2 1 1

13 2 2 2 3 1 2

14 2 2 2 1 3 1

15 3 2 2 3 2 1

16 3 2 1 3 2 1

17 2 2 2 3 1 1

18 3 2 1 3 3 1

19 2 1 2 1 1 1

20 3 2 2 3 2 1

21 2 1 1 1 3 2

22 3 3 2 3 1 2

23 3 1 1 3 1 1

24 3 3 2 2 2 1

25 2 3 2 3 2 2

26 2 2 1 2 2 2

27 2 2 1 3 2 1

28 2 1 2 1 1 1

29 2 3 2 2 3 2

30 2 3 2 1 3 2

31 2 1 1 2 3 1

32 2 2 2 1 1 1

33 2 2 2 1 1 1

34 2 1 2 3 1 2

35 2 1 1 2 3 2

36 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1 2

38 2 1 2 2 1 1

39 2 1 2 2 3 2

40 2 2 1 2 2 2

41 2 3 2 3 1 1

42 2 1 1 2 1 2

43 2 2 1 3 2 1

Page 69: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

44 1 1 1 1 3 2

45 2 2 1 1 1 1

46 2 1 1 2 2 1

47 2 2 1 3 3 2

48 2 2 1 3 2 1

49 2 3 1 1 2 2

50 2 2 1 3 2 1

51 2 1 1 3 2 1

52 2 1 1 3 2 1

53 2 2 2 3 3 1

54 2 2 1 3 3 2

55 3 1 1 1 2 1

56 2 2 2 2 3 2

57 2 2 1 3 2 1

58 2 2 1 1 3 2

59 2 1 1 2 1 2

60 2 1 2 3 2 1

61 2 1 1 2 2 1

Keterangan :

➢ Umur : 1. <20 tahun

2. 20-35 tahun

3. >35 tahun

➢ Pendidikan : 1. Dasar (SD,SMP)

2. Menengah (SMA)

3. Perguruan tinggi

➢ Pekerjaan : 1. Tidak bekerja

2. bekerja

➢ Umur anak : 1. 3 tahun

2. 4 tahun

3. 5 tahun

➢ Pola Asuh : 1. Otoriter

2. Demokratis

3. Permissif

➢ Kesulitan makan: 1. Tidak Mengalami Kesulitan Makan

2. Mengalami Kesulitan Makan

Page 70: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

HASIL UJI HUBUNGAN

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pola_asuh * Kesulitan_makan 61 100,0% 0 0,0% 61 100,0%

Pola_asuh * Kesulitan_makan Crosstabulation

Count

Kesulitan_makan

Total

Tidak Kesulitan

Makan Kesulitan Makan

Pola_asuh Otoriter 17 7 24

Demokratis 18 5 23

Permissif 4 10 14

Total 39 22 61

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10,135a 2 ,006

Likelihood Ratio 9,952 2 ,007

Linear-by-Linear Association 5,121 1 ,024

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 5,05.

Page 71: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 72: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

V

Page 73: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA
Page 74: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA

HASIL DOKUMENTASI PENELITIAN DI DESA SUKARAYA

Page 75: OLEH: ELPERA SISKA DEARNI DAMANIKrepo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/658... · 2019. 11. 21. · KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 ELPERA SISKA