oleh dr. akhmad saehudin, a,g -...
TRANSCRIPT
MINAT CALON LULUSAN MA UNTUK MELANJUTKAN
STUDI DI PROGRAM STUDI TARJAMAH
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh
Dr. Akhmad Saehudin, A,g
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam era globalolisasi dewasa ini, hubungan antarbangsa sudah
semakin sangat erat. Hubungan itu tidak saja telah membuahkan implikasi
berupa kemajuan global dalam berbagai aspek kehidupan, melainkan juga
memunculkan komplikasi dan aneka permasalahan. Salah satu
permasalahan penting di zaman ini adalah kendala komunikasi yang
disebabkan oleh faktor penguasaan bahasa-bahasa dunia yang berjumlah
tidak kurang dari 5000 buah.1 Bahasa-bahasa itu adalah bahasa yang hidup
dan masih dipergunakan oleh berbagai suku bangsa di seluruh peloksok
dunia sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dalam hubungan antarbangsa
itulah sosok penerjemah yang andal amat diperlukan.
Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan
penerjemah yang baik itu sudah tidak dapat dielakkan lagi. Berbagai
bangsa di dunia kini berlomba-lomba menyerap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dari negara-negara yang sudah maju melalui
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 1 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah: Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan
Sosiolinguistik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), h.7
2
kegiatan penerjemahan. Di dunia usaha, perusahaan-perusahaan
multinasional, dalam usaha memasarkan produk-produknya ke seluruh
penjuru dunia, menyadari bahwa promosi yang berhasil itu haruslah juga
melibatkan pemakaian bahasa-bahasa di dunia; dan penerjemahan ke
dalam bahasa-bahasa itu tidaklah dapat dielakkan.
Dalam sejarah perkembangan peradaban Islam, kita tahu bahwa
kemajuan daulah Islamiyah (Daulah Bani Abbas) dimulai dengan dimulainya
usaha-usaha menerjemahkan karya-karya dari bangsa Yunani. Dari sanalah
umat Islam kala itu belajar berbagai bidang ilmu pengetahuan yang telah
dihasilkan oleh peradaban Yunani kuno. Dari sana, kemudian para ahli
mengembangka apa yang mereka dapat dari terjemahan tersebut sampai
pada puncak kejayaan Bani Abbas.
Demikian pula bangsa Eropa, yang ketika masa kejayaan Daulah
Bani Abbas masih berada pada masa kegelapan, mengambil kemajuan
umat Islam dengan menerjemahkan buku-buku karya ulama Islam ke
dalam bahasa mereka, sehingga muncullah revolusi Perancis yang
merupakan tonggak kemajuan bangsa Eropa. Ini berarti bahwa kemajuan
suatu peradaban terjadi diawali dengan kegiatan penerjemahan.
Pendek kata, kegiatan penerjemahan itu, disadari atau tidak, kini
telah merambat ke segala aspek kehidupan modern. Dan pada saat ini,
agar kita dapat mengejar ketinggalan-ketinggalan kita dari bangsa-bangsa
dunia, kita masih harus meningkatkan kegiatan penerjemahan. Oleh
karena itu kita masih membutuhkan begitu banyak tenaga penerjemah
yang terampil dan berdedikasi tinggi.
Bahwa terjemahan merupakan kebutuhan nasional tidaklah dapat
disangkal lagi. Kebutuhan ini makin lama makin mendesak. Beberapa hal
3
menyebabkan terjemahan perlu ditangani serius. Karena untuk
pembangunan makin banyak orang yang harus mengetahui dan menguasai
ilmu. Salah satu jalan utama menguasai ilmu itu adalah dengan membaca.
Padahal perkembangan ilmu itu sampai sekarang masih banyak
dituangkan dalam bahasa asing, sedangkan persentase orang yang
menguasai bahasa asing untuk dapat memahami bacaan ilmiah masih
kurang dari 5 persen. Untuk memasyarakatkan ilmu agar pembangunan
dapat berjalan lancar, diperlukan bahan bacaan ilmiah yang bahasanya
dapat dimengerti oleh mayoritas masyarakat.2
Akhir-akhir ini animo masyarakat terhadap kajian keislaman
meningkat pesat, ini bisa terlihat dari berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan keislaman yang selalu dipenuhi peserta/pengunjung, termasuk
pada acara Islamic Book Fair yang dilaksanakan pada setiap tahun. Ini
harus menjadi perhatian serius para cendikiawan muslim, karena mayoritas
pengkaji keislaman itu adalah mereka yang berlatar belakang umum.
Sedangkan mayoritas buku-buku teks keislaman berbahasa Arab. Ini tentu
membutuhkan usaha-usaha penerjemahan untuk membantu mereka yang
merasa tidak mampu mentransfer langsung dari sumber aslinya.
Hubungan diplomasi antarnegara, terutama Negara-negara di
Timur Tengah, juga membutuhkan banyak interpreter, hal ini karena para
pejabat sangat sedikit sekali yang menguasai Bahasa Arab.
Menyadari arti pentingnya penerjemahan dan melihat cerahnya
prospek kegiatan penerjemahan, maka pada tahun 1997 Fakultas Adab
2 Sampai sekarang 75% buku-buku ilmiah yang tersimpan di perpustakaan di
Indonesia masih dalam Bahasa Inggris. Lihat E. Sadtono, Setan Bahasa & Pemahaman Lintas Budaya, (Semarang: Masscom Media, 2003), h. 64
4
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta memutuskan untuk membuka Program
Studi Tarjamah.
Namun, pada kenyataannya, minat para calon mahasiswa untuk
memilih Program Studi Tarjamah sebagai alternatif, dari awal berdiri
sampai saat ini, tidak menggembirakan dan tidak pernah ada peningkatan;
bahkan, dari mahasiswa Program Studi Tarjamah yang lulus ujian masuk,
yang memilih Program Studi Tarjamah sebagai pilihan utama tidak
mencapai 30%, bahkan tidak sedikit yang tidak pernah memilih Program
Studi Tarjamah ditempatkan di Program Studi ini.
Atas dasar itulah peneliti akan melakukan penelitian seputar minat
para calon lulusan MA untuk melanjutkan di Program Studi Tarjamah.
B. Perumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas dapat dirumuskan
permasalahan berikut :
1. Bagaimana minat para calon lulusan MA untuk melanjutkan studi
mereka di Program Studi Tarjamah?
2. Apa penyebab kurangnya minat para calon lulusan MA untuk
melanjutkan di Program Studi Tarjamah
3. Apakah prospek Program Studi Tarjamah menarik minat para calon
lulusan MA?
C. Hipotesa, Tujuan, dan Kegunaan Penelitian
1. Hipotesa
Jawaban tentatif dari permasalahan di atas adalah bahwa Program
Studi Tarjamah belum dijadikan pilihan alternatif dalam melanjutkan studi,
5
hal ini karena para calon mahasiswa belum banyak memahami prospek
lulusan program studi ini. Ketidakpahaman ini disebabkan kurangnya
sosialisasi pihak program studi dan fakultas kepada para siswa di
madrasah-madrasah yang ada. Di samping itu, belum tampilnya lulusan
Program Studi Tarjamah yang berhasil sukses di masyarakat menjadi salah
satu faktor kurang diminatinya Program Studi Tarjamah.
2. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui
besarnya minat para calon lulusan MA terhadap Program Studi Tarjamah;
2) menghasilkan model alternatif membangun minat para calon lulusan
MA untuk menjadikan Program Studi Tarjamah sebagai pilihan alternatif;
dan 3) menghasilkan model alternatif untuk peningkatan kuantitas
Program Studi Tarjamah.
3. Kegunaan
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1) diperoleh gambaran
riil minat para calon lulusan MA untuk melanjutkan studi di Program
Studi Tarjamah; 2) tercapainya model alternatif membangun minat para
calon lulusan MA untuk menjadikan Program Studi Tarjamah sebagai
alternatif pilihan; dan 3) sebagai acuan dasar bagi kemungkian
dikembangkannya pola perekrutan calon mahasiswa Program Studi
Tarjamah.
D. Kerangka Teoritis
Dalam kajian psikologi, term minat bukanlah istilah yang sangat
popular, tapi walaupun demikian kata-kata ini tetap saja banyak digunakan
6
terutama dalam penelitian-penelitian dan karya ilmiah. Kata minat banyak
dihubungkan dengan kata-kata kemauan, motifasi, dan kehendak.
Sedangkan kemauan/kehendak berarti fungsi jiwa untuk dapat mencapai
sesuatu; dan merupakan kekuatan dari dalam. Oleh karenanya ia sering
dihubungkan dengan term motivasi/dorongan.
Dalam belajar minat sangat dibutuhkan, karena ia sangat
berpengaruh pada suksesnya pembelajaran dan prestasi yang dapat diraih.
Semakin tinggi minat yang tumbuh dalam jiwa seseorang, semakin baik
pula prestasi yang akan diraih. Ketika minat sedang mengendur bahkan
tidak ada maka perlu adanya rangsangan yang bisa mendorong timbulnya.
Demikian pula halnya dengan penilitian yang akan dilakukan di
sini, berkaitan dengan minat yang harus diarahkan dan dibawa pada realita
yang berbeda dengan pikiran yang ada pada para calon lulusan MA.
E. Metodologi Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Adapun populasi yang menjadi obyek
penelitian ini adalah para siswa kelas XII pada Madrasah Aliyah yang
berada di wilayah JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi). Sampai saat ini penulis sangat kesulitan untuk mendapatkan
jumlah pasti populasi dari siswa kelas XII di wilayah ini, hal ini karena
semerawutnya administrasi di bawah Kementerian Agama. Penulis baru
menemukan data jumlah Madrasah Aliyah, baik negeri ataupun swasta,
tahun akademik 2008/2009 dari Perencanaan dan Data Sekretariat
7
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, sebagai
berikut:
No Kab/Kota Jumlah
MAN
Jumlah
MAS
Total
Provinsi Jawa Barat
1 Kab. Bogor 5 71 76
2 Kota Bogor 2 11 13
3 Kab. Bekasi 3 28 31
4 Kota Bekasi 2 21 23
5 Kota Depok 18 18
Jumlah 12 149 161
Provinsi DKI Jakarta
6 Jakarta Selatan 4 20 24
7 Jakarta Timur 6 19 25
8 Jakarta Barat 5 9 14
9 Jakarta Utara 1 9 10
10 Jakarta Pusat 1 4 5
11 Kepulauan Seribu 2 2
Jumlah 17 63 80
Provinsi Banten
13 Kab. Tangerang 4 50 54
8
14 Kota Tangerang 2 15 17
15 Kota Tangerang
Selatan
2 14 16
Jumlah 8 79 87
TOTAL 37 291 328
Dasar pertimbangan dipilihnya kelas XII sebagai populasi dalam
penelitian ini adalah (1) mereka akan segera lulus, (2) sudah dapat
menentukan sikap, apakah akan langsung terjun ke dunia kerja atau tidak
menutup kemungkinan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
setelah lulus nanti.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Pengambilan
sampel harus benar- benar mewakili populasi yang ada, karena syarat
utama agar dapat ditarik suatu generalisasi adalah bahwa sampel yang
diambil dalam penelitian harus menjadi cermin populasi. Itulah sebabnya
sampel dari populasi memerlukan teknik tersendiri sehingga sampel yang
diambil dapat mewakili populasi.
Sedangkan sampel yang diambil pada penelitian ini terdiri dari 100 siswa
kelas XII Madrasah Aliyah dari ketiga provinsi di wilayah Jabodetabek.
2. Metode Penelitian
Sebagai penelitian survei, tentu metode yang digunakan bertujuan
melakukan eksplorasi dan deskripsi. Eksplorasi karena penelitian ini masih
terbuka dan berusaha menjajaki perkembangan yang berlangsung. Sedang
9
deskripsi karena penelitian ini berusaha menggambarkan fenomena yang
berkembang.
3. Sumber dan Pengumpulan Data
Sedangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
dua sumber: primer dan sekunder. Data primer didapat dari angket dan
wawancara. Sedang data sekunder didapat dari penelusuran terhadap data-
data yang ada di lapangan, termasuk beberapa pemikiran atau tulisan dan
catatan yang memiliki relevansi dan mendukung terhadap penelitian yang
diangkat.
Sedangkan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh
objek penelitian. Sebab angket menurut Suharsimi Arikunto (2006: 225)
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari tanggapan siswa dan merupakan laporan tentang hal yang
diketahuinya.
Dengan demikian angket itu bisa berupa pertanyaan-pertanyaan
atau pernyataan-pernyataan. Pelaksanaannya dengan cara menyandarkan
suatu daftar pertanyaan dan jawaban kepada sejumlah siswa untuk
mendapatkan tanggapan mengenai minat siswa dalam melanjutkan ke
perguruan tinggi yang hubungannya dengan interaksi sosial mereka.
2) Observasi
01
Observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan disertai penelitian secara sistematis terhadap fenomena yang
diselidiki. Teknik ini dimaksudkan untuk mendekati kenyataan praktis
yang berlangsung di lokasi penelitian, karena itu teknik ini akan diarahkan
untuk melihat gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu akan diteliti
pula berbagai masalah yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
3) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan ini digunakan sebagai data pelengkap primer
untuk memperoleh pembendaharaan kerangka pemikiran dengan cara
mengutip langsung atau menyimpulkan langsung dari buku yang berkaitan
dengan judul proposal ini.
4. Teknik dan Analisa Data
Terhadap data-data yang terkumpul, peneliti melakukan proses
dan analisa data. Pada tahap proses pengumpulan data, dilakukan dengan
cara: mengorganisir, menyusun kategori dan tipologi, dan mengedit data-
data yang terkumpul. Sedangkan analisa data menggunakan analisa
“deskriptif kualitatif” terhadap data-data yang telah terkumpul, berupa:
tabel frekwensi, dokumentasi, hasil wawancara, catatan lapangan, dan
lainnya.
F. Sistematika Pembahasan
Pada bab I (Pendahuluan), berisi tentang latar belakang
diangkatnya tema penelitian beserta perangkat metodologis. Bab ini
diharapkan memberi gambaran penelitian secara terarah, sistematis, dan
komprehensif.
00
Pada bab II (Kerangka Teoritik) akan membahasa pengertian dan
hakikat minat, Minat Belajar, Akar Permasalahan Hilangnya Minat, Minat
Belajar para pelajar di Indonesia, minat belajar siswa MA.
Pada bab III (Deskripsi setting penelitian) akan menelusuri sejarah
berdiri Program Studi Tarjamah, visi, misi, dan mujuan, dan murikulum
Program Studi Tarjamah
Pada bab IV (Analisa Terhadap Temuan Penelitian) yang akan
mengungkapkan ketepatan hipotesis yang telah dikemukakan dengan hasil
penelitian, temuan teoritis, dan perspektif perkembangan di lapangan.
Sedangkan pada bab V (Penutup) berisikan kesimpulan dan
rekomendasi. Pada kesimpulan akan dibahas pokok-pokok pikiran antara
satu tema dengan tema lain sehingga di dalam penelitian ini akan
ditemukan satu kesatuan pemikiran yang utuh. Sedangkan pada
rekomendasi dikemukakan saran, kritik, dan refleksi ke depan seputar
penelitian yang diangkat, sehingga pihak-pihak yang terkait (seperti para
pimpinan fakultas, Program Studi, dan dosen) akan menemukan arahan
yang lebih produktif dan strategis bagi pengembangan ke depan.
02
BAB II
KERANGKA TEORETIK
A. Hakikat Minat
Sebelum membahas segala hal tentang minat lebih lanjut,
sebaiknya penulis mengemukakan terlebih dahulu tentang maksud dan
definisi minat. Menurut Slameto, minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.3
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut semakin besar minatnya.Minat merupakan
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan
perhatian karena perhatian bersifat sementara(tidak dalam waktu lama)
dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan minat
selalu diikuti perasaan senang dan disitu diperoleh kepuasan.4
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat
mendorong untuk mencapai tujuan.Seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau
merasa senang yang lebih besar kepada obyek tersebut. Namun apabila
3Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1991), h. 182 4Slameto.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.(Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2003), h. 57
03
obyek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan
memiliki minat pada obyek tersebut. Crow and Crow berpendapat
bahwa minat erat hubungannya dengan daya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau
bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh kegiatan
itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan
sebab partisipasi dalam kegiatan itu.5Selain itu Crow and Crow
mengemukakan juga bahwa minat erat hubungannya dengan dorongan
(drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya minat terhadap riset
ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari tindakan atau
dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu
seseorang terhadap kegiatan tersebut.6
Jadi, minat mungkin diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada yang
lainnya, mungkin juga dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas.Seseorang tidak pernah terlahir membawa minat, karena minat
bukanlah bawaan lahir, melainkan diperoleh kemudian.7
Ada beberapa definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli
tentang minat, antara lain:
5 Crow D. Leater& Crow Alice, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur
Cahya, 1989), h. 302 6 Crow D. Leater& Crow Alice, Psikologi Pendidikan,h. 303
7Djaali..Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h. 121
04
1. Doyles Fryer mengartikan minat dengan gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktifitas yang menstimulir perasaan
senang pada sesuatu.8
2. Menurut Jersild dan Taschminat menyangkut aktifitas – aktifitas
yang dipilih secara bebas oleh individu.9
3. The Liang Gie mendefinisikanminat adalah suatu sikap batin
dalam diri seseorang, tumbuhnya bermuara pada berbagai
dorongan batin.10
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan
diekspresikan melului kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan
minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat
dengan cara menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu
atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang
dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan
tertentu.
Seperti halnya pendapat yang diungkapakan Agus Sujanto
mengenai minat yaitu, “minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian
yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan
tergantung dari bakat dan lingkungannya”.11 Hal senada diungkapkan
juga oleh Witherington dalam Buchori yang berpendapat bahwa,
“minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu obyek,
seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan
8Wayan Nurkancana, dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Bandung :
tarsito, 1986), h 229 9Wayan, Evaluasi Pendidikan, h. 229
10The Liang Gie, Cara belajar Yang Efisien, (Yogyakarta : Liberty, 1995), h.
130 11Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 92
05
dirinya.Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan
yang sadar dan kesadaran itu disusul dengan meningkatnya perhatian
terhadap suatu obyek”.12Dari pernyataan tersebut mengindikasikan
bahwa minat dicirikan dengan adanya pemusatan perhatian atau
meningkatnya perhatian terhadap sesuatu.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat diketahui ciri-
ciri/indikator adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara
lain: adanya perasaan senang, pernyataan lebih menyukai dari pada
yang lain, adanya rasa ketertarikan, adanya peningkatan perhatian,
adanya pemusatan perhatian, adanya aktivitas serta keterlibatan secara
aktif pada kegiatan tersebut yang merupakan akibat dari rasa senang
dan perhatian.
Kuder, sebagaimana dikutip Wayan, mengidentifikasikan minat
menjadi 10 kelompok sebagai berikut :13
1. Minat terhadap alam sekitar yaitu minat terhadap pekerjaan -
pekerjaan yang berhubungan dengan alam binatang dan tumbuh
– tumbuhan.
2. Minat mekanis yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian
dengan mesin atau alat – alat teknik.
3. Minat hitung – menghitung yaitu minat terhadap jabatan yang
membutuhkan perhitungan – perhitungan.
4. Minat terhadap ilmu pengetahuan yaitu minat untuk
menemukan fakta – fakta baru dan pemecahan problem.
12Buchori, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Aksara Baru, 1991), h.135
13Wayan, Evaluasi Pendidikan, h.238
06
5. Minat persuasif yaitu minat terhadap pekerjaan yang
berhubungan mempengaruhi orang lain.
6. Minat seni yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan
dengan kesenian kerajinan dan kreasi tangan.
7. Minat literer yaitu minat yang berhubungan dengan membaca
dan menulis berbagai karangan.
8. Minat musik yaitu minat terhadap masalah – masalah musik,
seperti menonton konser, memainkan alat – alat musik dan
sebagainya.
9. Layanan sosial yaitu minat terhadap pekerjaan membantu orang
lain.
10. Minat klerikal yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan
administratif.
B. Minat Belajar
Sukardi mengemukakan bahwa “minat belajar adalah suatu
kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan
campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-
kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu”.14
Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai ke taraf ini
antara lain adalah: mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri,
melakukan sesuatu secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan
14Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1987),
h. 25
07
yang tinggi. Melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu
dimana saja, kapan saja, dan atas inisiatif sendiri.
Menurut The Liang Gie suatu minat dalam belajar merupakan
suatu kewajiban yang menyertai seseorang ke kelas dan menemani
seseorang selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan
seseorang berhasil dalam kegiatan studi.15
Skinner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat belajar dan untuk dapat
mempengaruhi minat siswa maka seorang pendidik harus dapat
mengubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman
belajar yang menggairahkan. Caranya antara lain sebagai berikut:
1. Materi yang dipelajari haruslah menjadi menarik dan
menimbulkan suasana yang baru. Misalnya dalam bentuk
permainan, diskusi atau pemberian tugas di luar sekolah sebagai
variasi kegiatan belajar.
2. Materi pelajaran menjadi lebih menarik apabila siswa
mengetahui tujuan dari pelajaran itu.
3. Minat siswa terhadap pelajaran dapat dibangkitkan dengan
variasi metode yang digunakan.
4. Minat siswa juga dapat dibangkitkan kalau mereka mengetahui
manfaat atau kegunaan dari pelajaran itu bagi dirinya.
5. Faktor yang mungkin terpenting dalam membangkitkan minat
adalah pemberian kesempatan bagi siswa untuk aktif
berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Seiring dengan
15The Liang Gie, Cara belajar Yang Efisien, h. 129
08
pengalaman belajar yang menimbulkan kebahagiaan, minat
anak akan terus tumbuh. Apabila anak memperoleh keterikatan
kepada kegiatan-kegiatan dari pelajaran yang dialaminya, ia
akan merasa senang.
Oleh karena itu minat terhadap pelajaran harus ditimbulkan di
dalam diri anak, sehingga anak terdorong untuk mempelajari berbagai
ilmu yang ada di kurikulum sekolah.Minat anak terhadap mata
pelajaran memperbesar peluang hasil belajarnya. Selain itu dengan
minatnya, anak akan menyukai pelajaran di sekolah. Dengan demikian
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran tertentu adalah juga suatu
kesukaan terhadap kegiatan-kegiatan dari suatu bidang pelajaran di
sekolah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, minat merupakan suatu faktor
yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong
dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat pada indikator “dorongan dari
dalam”, “rasa senang”, “memberi perhatian”, dan”berperan serta dalam
kegiatan”.Minat sangat diperlukan sekali, misalnya, dalam proses
pengelolan blog di internet. Dari minat yang kuatlahakan muncul
kreativitas menulis yang tinggi. Karena itu, minat sangat diperlukan
dan harus selalu ditingkatkan dalam pengelolaan blog di internet.
Tugas atau pekerjaan tidak dapat diselesaikan tanpa pengerahan
usaha, daya, dan tenaga.Semakin sulit tugas, semakin banyak pula
tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan
baik.Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar.Penguasaan yang
sempurna terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan pencurahan
perhatian yang rinci.
09
Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin
sekaliakan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai
pelajarannya. Pada gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah
minatnya, yang bias berlanjut sepanjang hayat.16
Selain itu menurut SyaifulBahriDjamarah mengungkapkan
bahwa minat dapat diekpresikan anak didik melalui:17
1. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya,
2. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati, serta
3. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)
Menurut Wayan ada beberapa alasan mengapa guru perlu
mengadakan pengukuran terhadap minat anak, yaitu:18
1. Untuk meningkatkan minat anak-anak.
2. Memelihara minat yang baru timbul.
3. Mencegah timbulnya minat terhadap hal – hal yang tidak baik.
4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak
tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.
C. Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Menurut MuhibinSyah(2009:175) minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi adalah ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke
16Djaali..Psikologi Pendidikan, h. 121-122
17Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h. 132 18Wayan, Evaluasi Pendidikan, h. 230
21
perguruan tinggi yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa tersebut.
Ketertarikan tersebut menyebabkan siswa memberikan perhatian yang
lebih terhadap perguruan tinggi yang akan mereka masuki.19
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
minat adalah suatu sikap yang membuat seorang senang, tertarik,
mencurahkan perhatian terhadap obyek tertentu dan mempunyai
keinginan yang kuat untuk mencari atau terlibat langsung dengan obyek
yang disenanginya tersebut. Siswa yang mempunyai ketertarikan pada
perguruan tinggi akan mendorong siswa untuk melanjutkan studinya ke
perguruan tinggi. Siswa tersebut akan cenderung berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai yang dicita-citakan.
Perguruan tinggi merupakan lanjutan setelah menyelesaikan
pendidikan di sekolah menengah atas.Ada beberapa faktor yang
mendorong seseorang melanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu
keinginan meningkatkan kemampuan diri secara akademik sehingga
memperbesar peluang kerja, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan dunia
usaha demi kesejahteraan hidup dan perhatian dalam memperdalam
ilmu agar lebih bisa mandiri melaui pendidikan yang lebih tinggi.
Minat melanjutkan di perguruan tinggi merupakan gejala psikis
yang menimbulkan perasaan senang untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling berhubungan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minatmelanjutkan ke
perguruan tinggi, menurut Moh. Surya, adalah sebagai berikut:20
19Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), h. 175
20
1. Faktor-faktor yang bersumber pada siswa itu sendiri
a. Tidak mempunya tujuan yang jelas. Jika tujuan melanjutkan
perguruan tinggi sudah jelas, maka siswa cenderung menaruh
minat terhadap melanjutkan perguruan tinggi sebab
melanjutkan perguruan tinggi akan merupakan suatu
kebutuhan dan cenderung menaruh minat terhadap
melanjutkan perguruan tinggi. Dengan demikian besar
kecilnya minat siswa dalam melanjutkan perguruan tinggi
tergantung pada tujuan melanjutkan perguruan tinggi yang
jelas dari siswa.
b. Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu
siswa. Apabila melanjutkan perguruan tinggi kurang dirasakan
bermanfaat bagi perkembangan dirinya, siswa cenderung
untuk menghindar.
c. Adanya masalah atau kesukaran kejiwaan. Masalah atau
kesukaran kejiwaaan ini misalnya adanya gangguan
emosional, rasa tidak senang, gangguan-gangguan dalam
proses berfikir semuanya akan mempengaruhi minat
melanjutkan perguruan tinggi siswa.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
a. Cara menyampaikan informasi. Dalam proses informasi
tentang perguruan tinggi, penyampaian oleh guru sangat
menentukan minat melanjutkan perguruan tinggi siswa.
b. Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa. Adanya
konflik pribadi antara guru dengan siswa ini akan mengurangi
20Mohamad Surya,Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 1999), h. 130
22
proses informasi perguruan tinggi, tetapi dengan adanya
konflik tersebut menyebabkan minat siswa berkurang lebih
jauh lagi kemungkinan bisa hilang.
c. Suasana lingkungan sekolah. Suasana lingkungan sekolah
sangat berpengaruh terhadap minat melanjutkan perguruan
tinggi siswa.
3. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan
masyarakat
a. Masalah broken home. Masalah-masalah yang terjadi dari
pihak orang dan keluarga akan mempengaruhi minat belajar
siswa.
b. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan
diluar sekolah. Pada saat ini di luar sekolah banyak hal-hal
yang dapat menarik minat siswa yang dapat mengurang minat
siswa terhadap belajar seperti kegiatan olah raga atau bekerja.
23
BAB III
SEPUTAR PROGRAM STUDI TARJAMAH
A. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian
Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
Indonesia mutlak membutuhkan kegiatan penerjemahan, terutama
buku-buku keagamaan, seperti tafsir, hadits, akidah, tasawuf, fikih dan
akhlak, yang kebanyakan berbahasa Arab.Derasnya arus penerjemahan
buku-buku keagamaan yang dilakukan penerbit Islam sekarang ini
sudah menunjukkan ke arah itu. Namun, ironisnya kualitas buku-buku
terjemahan yang ada dapat dikatakan masih sangat jauh dari harapan.
Hal ini tentunya diakibatkan oleh rendahnya penghargaan yang
diberikan kepada penerjemah, dan tentu sebab utamanya adalah masih
kurangnya lembaga pendidikan yang menelurkan para penerjemah
yang handal dan kompeten. Sehingga, kegiatan penerjemahan di
Indonesia sekarang masih terkesan serampangan yang harus segera
ditata dengan baik dan diorientasikan untuk menjawab tuntutan global
tadi.
Sebagai program yang langka, program studi penerjemahan
menjadi satu-satunya harapan masyarakat yang mampu menjawab
tuntutan di atas. Terlebih, instansi-instansi pemerintah yang sekarang
ini telah banyak membuka formasi penerjemah, merupakan celah untuk
kembali dibukanya arus ilmu pengetahuan dan jendela peradaban.
Bahkan pada tahun 2006 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
menetapkan penjenjangan jabatan fungsional penerjemah. Ini artinya
24
kehadiran penerjemah telah diakui kesetaraan profesinya dengan
profesi lain sebagai pegawai negeri sipil (PNS), seperti profesi guru,
dosen, dan aparatur negara lainnya. Membludaknya naskah-naskah
kenegaraan di banyak instansi pemerintah yang harus dialihbahasakan
dan membanjirnya buku-buku asing, terutama bahasa Arab, semakin
menguatkan keyakinan untuk dipertahankannya Program Studi
Tarjamah ini.
Bahasa Arab, di Indonesia yang berpenduduk mayoritas
Muslim, tentu masih termasuk bahasa asing yang wajib dipelajari. Hal
ini masih dan akan terus terjadi di seluruh sekolah yang ada di bawah
Kementerian Agama, mulai dari tingkat MI, MTs, MA sampai
perguruan tinggi, seperti IAIN/UIN/STAIN/STAI, bahkan juga di
sebagian sekolah yang ada di bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Di samping itu, Al-Quran dan hadits yang merupakan
sumber hukum Islam yang berbahasa Arab tidak akan pernah lekang
oleh zaman untuk terus dikaji oleh umat Islam. Tidak hanya itu, bahasa
Arab juga sudah menjadi bahasa resmi yang dipergunakan dalam acara-
acara resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dan yang pasti
dibutuhkan adalah penerjemah lisan (interpreter) yang mampu
menerjemahkan secara simultan (tarjamah tatabbu’iyah) atau
konsekutif (tarjamah fauriyah) dengan baik.
Kondisi bahasa Arab di Indonesia sekarang ini dapat dikatakan
masih belum membanggakan, bahkan terkesan kalah pamor oleh
bahasa asing lainnya yang sepertinya lebih bergengsi dan kehadiran
karya-karya terjemahan bagi mereka yang ingin memperdalam dan
memperkaya penguasaan wawasan keislaman, sangat diperlukan. Pada
25
saat yang sama, hampir seluruh penerbit Islam di Indonesia saat ini
tidak memiliki persediaan naskah yang memadai. Akhirnya, mereka
melirik buku-buku asing sebagai buku terbitan selanjutnya, termasuk
buku-buku Timur Tengah yang berbahasa Arab yang diyakini masih
sangat menjanjikan di pasaran. Dari situlah kebutuhan terhadap tenaga
penerjemah begitu nyata di depan mata.
Itulah sebabnya kebutuhan terhadap program studi yang secara
khusus mencetak para tenaga penerjemah yang profesional semakin
dirasakan, bahkan dapat dikatakan semakin mendesak jika dihadapkan
pada permintaan yang diajukan oleh Kementerian Kesekretariatan
Negara di atas. Sementara itu, tidak ada perguruan tinggi di Indonesia,
baik yang ada di bawah Kementerian Agama maupun di bawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki program studi
Penerjemahan, terutama bahasa Arab.
Berdasarkan fakta di atas, pada tahun 1996 senat Fakultas Adab
IAIN SyarifHidayatullah Jakarta menggagas pendirian program studi
penerjemahan yang dikonsentrasikan pada penerjemahan bahasa Arab-
Indonesia, dan pada tahun itu pula disepakati pendiriannya dengan
nama Jurusan/Program Studi TARJAMAH. Pada tahun ajaran
1997/1998, Program Studi Tarjamah mulai beroperasi dengan
menerima 32 orang mahasiswa.Namun demikian, izin pendiriannya
baru dikeluarkan pada tahun 1999 dengan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam Departemen Agama RI No.
E/48/1999 tanggal 25 Pebruari 1999 tentang Penyelenggaraan Jurusan
pada IAIN SyarifHidayatullah Jakarta.
26
Program studi ini sudah mengalami dua kali akreditasi yaitu
pada tahun 2006 dengan peringkat A berdasarkan SK BAN PT No.
003/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 tanggal 18 Mei 2006, dan pada tahu
2011 juga meraih peringkat A berdasarkan SK BAN PT No. 021/BAN-
PT/Ak-XIV/S1/VIII/2011.
B. Visi, Misi, dan Tujuan
Untuk memperjelas langkah prodi ke depan dan mendukung
visi dan misi UIN Jakarta dan Fakultas Adab dan Humaniora maka
ditetapkanlah visi dan misi Program Studi Tarjamah. Adapun visi
Program Studi Tarjamah adalah: Menjadi program studi terkemuka
yang unggul dalam bidang penerjemahan,penulisan, dan publikasi
21.yang dilandasi nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan
Untuk mewujudkan visi di atas maka disusunlah misi program
studi sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas
dalam bidang penerjemahan, kebahasaan , dan publikasi penerbitan
b) Menyelenggarakan penelitian yang berkualitas dalam bidang
penerjemahan, kebahasaan dan publikasi penerbitan bagi
kepentingan akademik dan masyarakat
c) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bidang
penerjemahan, kebahasaan dan publikasi penerbitan
, Fakultas Adab dan Profil Program Studi TarjamahTim penyusun, 20
Humaniora UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2013, h. 4
27
d) Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dan
pengembangan akademik.22
Sedangkan tujuan dari penyelenggaraan Program Studi
Tarjamah adalah menghasilkan sarjana yang memiliki keterampilan
profesional di bidang penerjemahan dan penulisan, kemampuan
akademik di bidang kebahasaan, dan kemampuan mengelola
penerbitan yang dijiwai oleh ajaran-ajaran dan nilai-nilai keislaman
23dan keindonesiaan.
Namun, secara khusus, sasaran dari prodi ini adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan
profesionalitas dalam bidang penerjemahan, penulisan, dan
publikasi (penerbitan).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan
mengintegrasikan teori dan praktik dalam kegiatan penerjemahan
Arab-Indonesia dan sebaliknya.
3. Menyiapkan lulusan yang memiliki daya saing yang kuat dan
unggul dalam bidang penerjemahan, penulisan, dan publikasi
(penerbitan).
4. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan luas dan dedikasi
yang tinggi terhadap masyarakat melalui kegiatan penerjemahan,
penulisan, dan publikasi (penerbitan).
C. Sumber Daya Manusia
h.4, Profil Program Studi Tarjamah22
h.5, Profil Program Studi Tarjamah23
28
Keberhasilan suatu program studi mutlak dipengaruhi oleh
pengalaman dan kompetensi para pengajarnya.Di samping itu
tentunya, integritas para pengajar tadi juga harus sepenuhnya
dicurahkan kepada program studi. Dalam hal ini, Program Studi
Tarjamah pantas berbangga diri karena telah memiliki para dosen yang
kompeten dan berpengalaman serta berdedikasi yang tinggi terhadap
prodi sejak awal berdirinya.Bahkan, semakin ke sini, para dosen di
prodi ini mayoritas telah berkualifikasi S3, ditambah oleh dua guru
besar, dan dosen ahli penerjemah kepresidenan. Ini artinya sebuah
kondisi yang sangat mendukung berkembangnya Program Studi
Tarjamahmengingat tidak semua prodi memiliki pengampu mata
kuliah yang mencukupi dan memadai.
D. Kurikulum
Kurikulum Program Studi Tarjamah UIN Jakarta telah
mengalami beberapa kali perubahan.Perubahan terakhir terjadi pada
tahun 2011 yang merupakan pembaharuan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya.Kurikulum ini benar-benar berorientasi pada tuntutan dan
kebutuhan pasar.Kurikulum 2011 merupakan pemberlakuan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di program studi ini.Hal ini
dilakukan untuk mencapai visi misi di atas.
Tujuan akhir penyusunan kurikulum berbasis kompetensi
adalah tercapainya kompetensi lulusan yang akhirnya sesuai atau
mendekati kebutuhan kompetensi di pasar kerja.Penyusunan kurikulum
berbasis kompetensi bukan meninggalkan logika keilmuan program
studi, namun lebih menekankan bahwa logika keilmuan bukan
dijadikan sebagai suatu tujuan pendidikan.
29
Cara penyusunan kurikulum berbasis kompetensi dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan profil lulusan, yaitu peran dan fungsi yang dapat
dijalankan oleh lulusan di pasar kerja,
2. Penetapan kompetensi lulusan berdasarkan profil lulusan yang
telah ada beserta elemen kompetensi,
3. Penetapan bahan kajian yang akan digunakan untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan,
4. Pembentukan mata kuliah (berdasarkan hubungan antara
kompetensi dengan bahan kajian) dan penetapan besarnya
satuan kredit semester (SKS) berdasarkan kedalaman dan
keluasan kajian yang dilakukan dengan menganalisis
hubungandari kompetensi dan kajian yang diperlukan,
5. Penyusunan struktur kurikulum dengan cara mendistribusikan
mata kuliahtersebut dalam semester dengan sajian per semester
maksimal 24,
6. Pengembangan rancangan pembelajaran termasuk proses
asesmen danpenilaiannya.
Profil Lulusan
Profil adalah peran yang dapat dilakukan oleh lulusan program
studi setelah memasuki pasar kerja dan atau di masyarakat. Profil ini
merupakan outcome pendidikan yang akan dituju. Dengan menetapkan
profil, perguruan tinggi dapat memberikan jaminan pada calon
mahasiswanya tentang apa yang diperoleh setelah melakukan semua
proses pembelajaran di program studinya. Dengan demikian profil
dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dari suatu proses pembelajaran
31
dalam mencoba melakukan proses penjaminan mutu akademik. Untuk
menetapkan profil lulusan, dapat dimulai dengan menjawab
pertanyaan: “Setelah lulus nanti, akan jadi apa sajakah lulusan program
studi saya?”.
Capaian kurikulum Program Studi Tarjamah 2011
diimplementasikan dalam profil lulusan yang telah ditetapkan oleh
24program studi. Adapun profil lulusan yang diharapkan adalah:
a) Penerjemah
b) Interpreter (penerjemah lisan)
c) Penulis
d) Pengelola penerbitan
Kompetensi Lulusan
Untuk mewujudkan profil lulusan tersebut selanjutnya Program
Studi Tarjamah menetapkan Kompetensi Lulusannya. Kompetensi-
kompetensi lulusan itu adalah sebagai berikut:
a) Mampu menerjemahkan teks dari Bahasa Arab ke Bahasa
Indonesia atau sebaliknya secara tertulis.
b) Mampu menerjemahkan teks dari Bahasa Arab ke Bahasa
Indonesia atau sebaliknya secara lisan.
c) Mampu mengungkapkan ide dan gagasan melalui karya tulis
yang layak terbit.
d) Mampu mengelola dan melakukan proses penerbitan.
Kompetensi lulusan di atas menjadi acuan standar kompetensi -
standar kompetensi pada setiap mata kuliah di Program Studi Tarjamah
h.6, Profil Program Studi Tarjamah24
30
ini. Untuk mewujudkan setiap kompetensi lulusan dibangun standar
kompetensi-standar kompetensi yang kemudian diaplikasikan dalam
bentuk matakuliah-matakuliah. Agar dihasilkan lulusan sebagai
penerjemah, misalnya, maka kompetensi lulusan yang harus dimiliki
adalah mampu menerjemahkan teks dari Bahasa Arab ke bahasa
Indonesia atau sebaliknya secara tertulis, dan kompetensi utamanya
mencakup matakuliah-matakuliah: Teori dan Permasalahan
Penerjemahan Arab- Indonesia, Penerjemahan Dasar, Penerjemahan
Politik-Diplomatik, Penerjemahan Dokumen Akademik, Penerjemahan
Ekonomi dan Bisnis, Penerjemahan Dokumen Administrasi,
Penerjemahan Pariwisata dan Produk, Penerjemahan Teks
Kontemporer dan Penerjemahan Teks Sastra.
Untuk menghasilkan seorang interpreter (penerjemah lisan),
kompetensi lulusan yang harus dimiliki adalah Mampu menerjemahkan
teks dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya secara
lisan. Sedangkan kompetensi utamanya mencakup matakuliah-
matakuliah: Dasar-dasar Berbicara, Kemahiran Mendengar dan
Berbicara, dan Penerjemahan Lisan. Selain itu, matakuliah-matakuliah
yang termasuk pada kompetensi utama penerjemah adalah juga
matakuliah-matakuliah pokok untuk membentuk seorang interpreter.
Selain kedua profil lulusan tersebut, lulusan Program Studi
Tarjamah juga diarahkan untuk menjadi seorang penulis karena pada
dasarnya menerjemah adalah juga menulis, menuliskan kembali ide
orang lain dengan bahasa yang berbeda. Kompetensi lulusan yang
ditargetkan untuk profil ini adalah kemampuan untuk mengungkapkan
ide dan gagasan melalui karya tulis yang layak terbit.
32
Pada prinsipnya menerjemah dan menulis merupakan dua
kegiatan mentransfer pengetahuan kepada orang lain; oleh karena itu,
hasil dari kedua kegiatan ini akan kehilangan manfaatnya tanpa ada
usaha publikasi, jadi penting dipublikasikan. Program Studi Tarjamah
memilih penerbitan sebagai salah satu sarana untuk mempublikasikan
hasil menerjemah dan menulis tersebut. Penetapan pengelola
penerbitan sebagai salah satu profil lulusan bukan tanpa alasan,
berdasarkan hasil pengamatan dan masukan dari para alumni yang aktif
di beberapa penerbit, khususnya penerbit di wilayah Jakarta, bahwa
lulusan Prodi Tarjamah sangat tepat untuk bekerja sebagai pengelola
penerbitan. Untuk mempersiapkannya, mereka dibekali dengan
matakuliah-matakuliah yang berkaitan dengan itu, yaitu: Kepenerbitan,
Dasar-dasar Penyuntingan, Penyuntingan Naskah Terjemahan, Desain
grafis, dan Tata Letak (Layouting) Teks.
Keempat profil lulusan di atas merupakan profil lulusan utama
yang dijabarkan oleh kompetensi-kompetensi yang lebih detail lagi dan
diwujudkan dalam bentuk matakuliah-matakuliah. Kompetensi-
kompetensi tersebut memungkinkan terwujudnya profil lulusan lainnya,
seperti: editor, layouter, desainer grafis, proof reader, dan lain-lain. Hal
ini terlihat dari kompetensi yang dikuasai oleh para calon lulusan
terkait dengan kompetensi masing-masing. Bahkan di beberapa
penerbit tempat para lulusan Prodi Tarjamah bekerja, mereka bertindak
sebagai penerjemah, editor, proof reader, desainer sampul, dan
layouter. Di penerbit Al-Mahira, misalnya, beberapa alumni seperti:
Ahmad Anis, Abdul Rosyid, Tatam, Inda Hamidah dan Setyo
buku -Handayani banyak menghiasai halaman Perancis dari buku
33
Di penerbit lain, seperti Trans Pustaka yang dikelola 25produknya.
langsung oleh alumni Prodi Tarjamah, nama Hilman Ridha merupakan
26desainer sampul dan layouter tetapnya.
Untuk membantu penguatan kompetensi-kompetensi di atas,
pada tahun 2012 Program Studi Tarjamah mendirikan sebuah pusat
kegiatan yang dinamakan Tarjamah Center yang dikelola oleh para
alumni Tarjamah. Tempat ini merupakan tempat mengembleng
kemampuan mereka, baik kemampuan menerjemah, menulis, maupun
kemampuan mengelola penerbitan. Integrasi kurikulum dengan
kegiatan di Tarjamah Center ini telah menghasilkan karya-karya
mahasiswa yang mengagumkan. Beberapa judul buku telah dihasilkan,
, 28unya Cerita, Pesantren P27seperti: Rezeki Nomplok Lewat Blog
, Kosa Kata Bahasa Arab untuk MI dan 29Terjemahan Juz ’Amma
.30MTs
25 Seperti buku Atlas Penyebaran Islam, Kerajaan Al-Qur`an, Atlas Hadits,
Atlas Sejarah Para Nabi Rasul, dan lain-lain; bahkan pada buku Atlas Perjalanan
Hidup Nabi Muhammad, penerjemah, editor, dan proof readernya semuanya alumni
Prodi Tarjamah. Lihat www.almahira.com buku terbitan Trans Pustaka, seperti: Wali -Lihat halaman Perancis buku 26
Songo, Semantik, Suluk, Tasawuf Menjawab Tantangan Global, dan lain-lain.
Disusun oleh Waki’ AtsTsaqofi mahasiswa semester 5 27
Disusun oleh AdeliaFebriGatari mahasiswa semester 5 28
isusun oleh AaMaulana mahasiswa semester 5D 29
mahasiswa semester Mustika dan SyarifahHalimatusSa’adahDisusun oleh 31
5
34
Struktur Kurikulum
Profil
Lulusan
Kompetensi
Lulusan
Kompetensi
Utama
Kompetensi
Pendukung
Kompetensi
Lainnya
Penerjemah Mampu
menerjemahkan
teks dari Bahasa
Arab ke Bahasa
Indonesia atau
sebaliknya secara
tertulis.
Teori dan
Permasalahan
Penerj Arab-
Indonesia I
Teori dan
Permasalahan
Penerj Arab-
Indonesia II
Penerjemahan
Dasar I
Penerjemahan
Dasar II
Penerjemahan
Politik-
Diplomatik
Penerjemahan
Dokumen
Akademik
Penerjemahan
Ekonomi dan
Bisnis
Penerjemahan
Dokumen
Administrasi
Penerjemahan
Pariwisata dan
Produk
Penerjemahan
Teks
Qawa’id I
Qawa’id II
Qawa’id
III
Pengantar
Linguistik
Kemahiran
Membaca I
Kemahiran
Membaca II
Kemahiran
Menulis I
Kemahiran
Menulis II
Morfo-
Sintaksis I
Morfo-
Sintaksis II
Leksikograf
i Arab
Pragmatik
Balaghah I
Balaghah II
Terminolog
i
Semantik I
Semantik II
Metodologi
Civic
Education
IBD/ISD/IAD
Ulum al-
Qur’an wa al-
Hadis
Sejarah
Peradaban
Islam
Fiqh
Sejarah Arab
Modern
Ilmu Kalam
Filsafat Islam
Akhlak
Tasawuf
Bahasa
Inggris I
Bahasa
Inggris II
KKN
35
Kontemporer
Penerjemahan
Teks Sastra
Penelitian
Dasar-
Dasar
Koresponde
nsi Arab
Seminar
Skripsi
Skripsi
Interpreter Mampu
menerjemahkan
dialog dari Bahasa
Arab ke Bahasa
Indonesia atau
sebaliknya secara
lisan.
Dasar-Dasar
Berbicara I
Dasar-Dasar
Berbicara II
Kemahiran
Mendengar dan
Berbicara I
Kemahiran
Mendengar dan
Berbicara II
Penerjemahan
Lisan I
Penerjemahan
Lisan II
Penulis Mampu
mengungkapkan ide
dan gagasan melalui
karya tulis yang
layak terbit
Komposisi
Bahasa
Indonesia I
Komposisi
Bahasa
Indonesia II
Dasar-dasar
Penyuntingan
Penyuntingan
Naskah
Terjemahan
Metode
Penulisan
Karya Ilmiah
Pengelola
penerbitan
Mampu mengelola
dan melakukan
proses penerbitan
Kepenerbitan
Desain grafis
Tata Letak
(Layouting) Teks
36
E. Lulusan
Indikator utama keberhasilah sebuah lembaga pendidikan tinggi
adalah sejauh mana para lulusannya berdaya guna sesuai dengan ilmu
yang diajarkan di lembaga tersebut, dengan kata lain lulusannya dapat
bekerja sesuai dengan profil dan kompetensi lulusan yang
ditawarkan.Karena jika tidak, maka pengajaran yang dilakukan oleh
para dosen di dalam kelas hampir sia-sia dan tidak ada artinya.Jadi,
para lulusan bukan sekadar bekerja tapi bekerja sesuai dengan
kompetensi mereka.
Para lulusan Jurusan Tarjamah sudah banyak bekerja di
berbagai bidang, tapi yang menjadi fokus pemantauan adalah mereka
yang bekerja sesuai dengan profil dan kompetensi lulusan
jurusan.Walaupun sampai saat ini pengelola jurusan belum dapat
persentase lulusan yang bekerja pada bidang-bidang di atas, tapi kita
dapat melihat hasil karya dan peran mereka dalam dunia tersebut.
Berikut ini sebagian karya alumni berupa hasil tulisan, terjemahan,
suntingan, dan lain-lain:
No Judul Penerbit Nama Alumni Ket.
1. The Wisdom of Syekh
Abdul Qadir Serambi M. Tatam Wijaya Editor
2. Buku Pintar Al-Quran
Seven in One Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
3. Atlas Nabi Muhammad Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
4. Fatimah (Novel) Faviliaun
Islami M. Tatam Wijaya Penerjemah
5. Dunia Kaca
(Solusi dan Tips Mengatasi Maghfirah M. Tatam Wijaya Penerjemah
37
Masalah Keluarga)
6. Khalid bin Walid Sang
Panglima Perang
Senayan
Abadi M. Tatam Wijaya Penerjemah
7. Kiamat 2012 di depan mata
Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
8. Menjadi Suami Superstar Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
9. Menjadi Istri Superstar
(proses cetak) Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
10.
Bantahan Pemikiran
Muhammad Syahrur (tidak
terbit)
Fak.
Ushuludin M. Tatam Wijaya Penerjemah
11. Dongeng Anak Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
12. Kiamat Sudah Dekat Almahira M. Tatam Wijaya Penerjemah
13. Ensiklopedia Mukjizat Al-
Quran dan Hadis Sapta Sentosa M. Tatam Wijaya Penerjemah
14. Victim of Love Almahira M. Tatam Wijaya Editor
15.
Allah Shown Sign (Ketika
Allah Memperlihatkan
Kuasa-Nya)
Almahira M. Tatam Wijaya Editor
16. Tasawuf Menjawab
Tantangan Global Trans Pustka M. Tatam Wijaya Editor
17. Atlas Penyebaran Agama
Islam Almahira M. Tatam Wijaya Editor
18. Ensiklopedia Zakat dan
Sedekah Almahira M. Tatam Wijaya Editor
19. Atlas Para Nabi dan Rasul Almahira M. Tatam Wijaya Copi Editor
20. Panduan Kehamilan Islami Almahira M. Tatam Wijaya Copi Editor
21. Muhammad in The Bible Almahira M. Tatam Wijaya Copi Editor
22. Kamus Gaul Ikhwan
Akhwat Wahyu Media M. Tatam Wijaya Copi Editor
23. Wali Songo TransPustaka Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/Pena
ta letak teks
24. 100 Maqra Qiraat
Mujawwad IIQ Press Hilman Ridha
Pewajah
Sampul
38
25. Keajaiban Hari dan Malam
Jumat Saluni Hilman Ridha
Penata Letak
Teks
26. Semantik TransPustaka Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
27. Pengembangan Evaluasi
dan Tes Bahasa Arab Alkitabah Hilman Ridha
Pewajah
Sampul
28.
Affective Expression In
Japanese edisi Bahasa
Indonesia
Alkitabah Hilman Ridha Pewajah
Sampul
29. Sehat dengan Ibadah TransPustaka Hilman Ridha Pewajah
Sampul
30. Pesantren Studies 2b Pustaka Afid Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
31. Pesantren Studies 4a Pustaka Afid Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
32. Tasawuf Menjawab
Tantangan Global TransPustaka Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
33. Qiraat Nafi’ LPPI IIQ Hilman Ridha Pewajah
Sampul
34. Corak Fiqih IIQ Press Hilman Ridha Pewajah
Sampul
35. Mengubah Takdir dengan
Doa
Masjid Kubah
Mas Dian Al
Mahri
Hilman Ridha Pewajah
Sampul
36. Ibnu Qayyim AlJauziyyah Wardah Press Hilman Ridha Pewajah
Sampul
37. Paradigma Pendidikan TransPustaka Hilman Ridha Pewajah
39
Tinggi Islam dan
Relevansinya dengan Pasar
Kerja di Era Global
Sampul
38. Pengantar Ilmu Qiraat IIQ Press Hilman Ridha Pewajah
Sampul
39. Hadith Studies
Pesantren
Luhur
Darussunnah
Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
40. Mengenal Kata dalam
AlQur’an TransPustaka Hilman Ridha
Pewajah
Sampul
41. Metode Aisyah dalam
Kritik Hadits IIQ Press Hilman Ridha
Pewajah
Sampul
42. Metode Maisura IIQ dan PTIQ Hilman Ridha Pewajah
Sampul
43. Suluk TransPustaka Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
44. Perempuan dalam Hadis
Shahih
Transpustaka
dan Kemenag Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
45. Buku Pintar Menstruasi TransPustaka Hilman Ridha Pewajah
Sampul
46. Syarh ‘Uqud Lujjain UniqPress Hilman Ridha Pewajah
Sampul
47. Pesantren Studies 2a Pustaka Afid Hilman Ridha
Pewajah
Sampul/
Penata Letak
Teks
48. Komparasi Bacaan Riwayat
Hafs dan Riwayat Qalun IIQ Jakarta Hilman Ridha
Pewajah
Sampul
49. Ensiklopedi Situs-Situs
Populer dalam Al-Qur`an
PT Kharisma
Ilmu
M. Zacky
Mubarok
Editor/Koord
inator
41
dan Kehidupan Rasulullah
SAW
Pelaksana
50. Ensiklopedi Hukum Pidana
Islam
PT Kharisma
Ilmu
M. Zacky
Mubarok
Editor/Koord
inator
Pelaksana
51. Ensiklopedi Tematis Al-
Qur`an
PT Kharisma
Ilmu
M. Zacky
Mubarok
Editor/Kaligr
afer
52.
Ensiklopedi Kemukjizatan
Ilmiah dalam Al-Qur`an
dan Sunnah
PT Kharisma
Ilmu
M. Zacky
Mubarok
Editor/Kaligr
afer
53.
Ensiklopedi Sirah Nabi
Muhammad SAW:
Alfabetis
PT Kalam
Publika
M. Zacky
Mubarok
Editor/Koord
inator
Pelaksana
54. Bulughul Maram Qisthi Press M. Zacky
Mubarok Penerjemah
55. Perjalanan ke Langit Qisthi Press M. Zacky
Mubarok Penerjemah
56. Apakah Anda Mencari
Pekerjaan Qisthi Press
M. Zacky
Mubarok Penerjemah
57. Lapar Beringin
Mulia
M. Zacky
Mubarok Penerjemah
58. Ungkapan Populer yang
dianggap Hadits Nabi
Pustaka Al-
Kautsar
M. Zacky
Mubarok Penerjemah
59. Silsilah Hadis Shahih al-
Bani
Kuwais Media
Kreasindo
M. Zacky
Mubarok Penerjemah
60. Kompas Al-Qur`an PT Kharisma
Ilmu
M. Zacky
Mubarok
Editor/Koord
inator
Pelaksana
61.
Petunjuk Mencapai
Kebahagiaan Dalam
Pernikahan
Amzah M. Zacky
Mubarok Penerjemah
62. Panduan Praktis Ber-
Akhlak Mulia Sendiri Andri Wijaya Penerjemah
63. Sunan Nasa’i GIP Andri Wijaya Penerjemah
64. Ensiklopedia Fiqh Islam GIP Andri Wijaya Penerjemah
40
(jilid 5)
65. Ensiklopedia Fiqh Islam
(pasal 10) GIP Andri Wijaya Penerjemah
66. Mengenal Para
Cendekiawan Arab GIP Andri Wijaya Penerjemah
67. Mukjizat Gerakan Shalat GIP Andri Wijaya Penerjemah
68. Shahiih Sunan Ibnu Majah
GIP Andri Wijaya Penerjemah
69.
Buku Serial; Anak-anak
Kecil di Sekitar Rasulullah
saw.
GIP Andri Wijaya Penerjemah
70. Pencerahan Hati GIP Andri Wijaya Penerjemah
71. 100 Contoh Sikap Teladan GIP Andri Wijaya Penerjemah
72. Kumpulan Cerita tentang
Juha dan Leluconnya GIP Andri Wijaya Penerjemah
73. 150 Kisah Orang-orang
Saleh dan Zuhud GIP Andri Wijaya Penerjemah
74. 150 Kisah dari Kehidupan
Khalifah Umar r.a. GIP Andri Wijaya Penerjemah
75. 150 Kisah dari Kehidupan
Khalifah Abu Bakar r.a. GIP Andri Wijaya Penerjemah
76. Kala Maut Menjemput GIP Andri Wijaya Penerjemah
77. Menggapai Husnul
Khatimah GIP Andri Wijaya Penerjemah
78.
Para Syuhada’ di Sekitar
Rasulullah saw. (Hamzah
bin Abdul Muthalib)
GIP Andri Wijaya Editor
79.
Para Syuhada’ di Sekitar
Rasulullah saw. (Ja’far bin
Abi Thalib)
GIP Andri Wijaya Editor
80.
Para Syuhada’ di Sekitar
Rasulullah saw. (Mush’ab
bin Umair)
GIP Andri Wijaya Editor
81. Para Syuhada’ di Sekitar
Rasulullah saw. (Zaid bin GIP Andri Wijaya Editor
42
haritsah)
82. Ghaur al-’Umûr Mustakim Ahmad Anis Penerjemah
83. -min al hFâ’i-Zahr al-Al
hQabâ’i-Dzanbi wa al Mustakim Ahmad Anis Penerjemah
84. Al-Qushâsh wa al-
Mudzakkirûn Mustakim Ahmad Anis Penerjemah
85. âbbainhMuta-Risâlah ila al Mustakim Ahmad Anis Penerjemah
86. Al-Durrah al-Fâkhirah fî
Kasyf ‘Ulûm al-’Âkhirah Mustakim Ahmad Anis Penerjemah
87. Hattâ Lâ Tafsyal Sanabil Ahmad Anis Penerjemah
88. Ma’rifah wa Badzl -al hSyar
ahhNashî-al Serambi Ahmad Anis Penerjemah
89. Fann al-Ta’âmul ma’a al-
’Âkharîn Sanabil Ahmad Anis Penerjemah
90. Manâzil al-‘Ubbâd min al-
‘Ibâdah Serambi Ahmad Anis Penerjemah
91. Shalât as-Sunnah Almahira Ahmad Anis Penerjemah
92. Al-Athlâs at-Târikhî li Sîrah
ar-Rasûl Almahira Ahmad Anis Penerjemah
93. At-Taubah Wazhîfah al-
‘Umur Qisthi Ahmad Anis Penerjemah
94. Ummahâtul Mu’minîn Almahira Ahmad Anis Penerjemah
95. Hikmah al-Ibtilâ Serambi Ahmad Anis Penerjemah
96. Kaif Tashbahîn Zaujah
Suber Star Almahira Ahmad Anis Penerjemah
97. Birrul Wâlidain Mahda Books Ahmad Anis Penerjemah
98. ajjH-Nabî fî al-wâl alhA Maghfirah Ahmad Anis Editor
99. zanhLâ Ta Maghfirah Ahmad Anis Editor
100. Bercinta dengan Allah Maghfirah Ahmad Anis Editor
101. Tuntunan Shalat Maghfirah Ahmad Anis Editor
102. Al-Bukhalâ Erlangga Ahmad Anis Editor
103. Al-Bukhalâ Almahira Ahmad Anis Editor
104. Atlas Al-Qur’an Almahira Ahmad Anis Editor
105. Panduan Ibadah Pria Almahira Ahmad Anis Editor
106. Buku Pintar Al-Qur’an: Almahira Ahmad Anis Editor
43
Seven in One
107. Fî Bait ar-Rasûl Almahira Ahmad Anis Editor
108. Thuruq Mukhtasharah ila
al-Majd Almahira Ahmad Anis Editor
109. 156 Korban Cinta Almahira Ahmad Anis Editor
110. Indeks Doa Al-Qur’an Cicero
Publishing Ahmad Anis Editor
111. I Owe You, Bunda... Cicero
Publishing Ahmad Anis Editor
112. That’s all Cicero
Publishing Ahmad Anis Editor
113. Keajaiban Hari & Malam
Jumat Saluni Ahmad Anis Penulis
114. Kisah-kisah Berbakti pada
Orangtua Mahda Books Ahmad Anis Penulis
115. 49 Langkah Mencerdaskan
Otak Almahira Inda Hamidah Proofreader
116. Al-Qur’an Pertamaku Jilid
1,2, 3, 4, dan 5 Tifelmahira Inda Hamidah Proofreader
117. Al-Qur’an Seven in One Almahira Inda Hamidah Proofreader
118. Atlas Agama Islam Almahira Inda Hamidah Proofreader
& Penj. Peta
119. Atlas Agama-Agama Almahira Inda Hamidah Proofreader
& Penj. Peta
120. Atlas Al-Qur’an Almahira Inda Hamidah Proofreader
121. Atlas Haji dan Umroh Almahira Inda Hamidah Editor
122. Atlas Penyebaran Islam Almahira Inda Hamidah Proofreader
& Penj. Peta
123. Atlas Perang Salib Almahira Inda Hamidah Proofreader
& Penj. Peta
124. Atlas Perjalanan Hidup
Nabi Muhammad Almahira Inda Hamidah
Proofreader
& Penj. Peta
125. Atlas Sejarah Para Nabi dan
Rasul Almahira Inda Hamidah
Proofreader
& Penj. Peta
44
126. Cantik Tanpa Makeup Almahira
Inda Hamidah Proofreader
127. Fiqih Imam Syafi’I Jilid 1,
2, dan 3 Almahira Inda Hamidah Proofreader
128. Kerajaan Al-Qur’an Almahira Inda Hamidah Editor
129. Ketika Allah
Memperlihatkan Kuasa-Nya Almahira Inda Hamidah Proofreader
130. Ketika Menikah Menjadi
Pilihan Almahira Inda Hamidah Proofreader
131. Menyikapi Tingkah Laku
Suami Almahira Inda Hamidah Proofreader
132. Muhammad in The Bible Almahira Inda Hamidah Proofreader
133. My First Islam part 1, 2, 3,
4, dan 5 Tifelmahira Inda Hamidah Proofreader
134. My Second Mother Jilid 1,
2, dan 3 Tifelmahira Inda Hamidah Editor
135. Panduan Berbussana Islami Almahira Inda Hamidah Proofreader
136. Panduan Shalat Khusus
Wanita Almahira Inda Hamidah Proofreader
137. Panduan Shalat Sunah dan
Khusus Almahira Inda Hamidah Proofreader
138. Pola Makan Rasulullah Almahira Inda Hamidah Proofreader
139. Shahih al-Bukhari 1
Almahira Inda Hamidah Proofreader
140. Shahih al-Bukhari 2
Almahira Inda Hamidah Proofreader
141. Shahih Muslim 1
Almahira Inda Hamidah Proofreader
142. Shahih Muslim 2
Almahira Inda Hamidah Proofreader
143. Tafsir Imam Syafi’I Jilid
1,2, dan 3 Almahira Inda Hamidah Proofreader
144. Victims of Love Almahira Inda Hamidah Proofreader
145. Wanita-Wanita Hebat
Pengukir Sejarah Almahira Inda Hamidah Proofreader
45
146.
ISLAMIC CHARACTER
BUILDING: Membangun
Pribadi Muslim Cendekia
Berkarakter Qurani
Salamadani
(Bandung) Muhammad Sani editor
147.
FIQIH TRADISI: Cara
Baru Memandang Tradisi
Islam
di Indonesia
Salamadani
(Bandung) Muhammad Sani Proofreader
148.
HIDUP BERKAH
BERTABUR ZIKIR ALA
RASULULLAH SAW:
Menghidupkan Kembali
Doa, Zikir, dan Amalan
untuk Kesucian Hati dan
Keberkahan Hidup
Salamadani
(Bandung) Muhammad Sani editor
149.
TA’AMALAT FI
KITABILLAH: Tafsir
Modern yang Menguak
Ribuan Mukjizat Ilmiah Al-
Quran
Salamadani
(Bandung) Muhammad Sani Proofreader
150.
MENGENAL KATA
DALAM AL-QURAN:
Pengantar Memahami
Bahasa Al-Quran
Transpustaka
(Tangerang) Muhammad Sani editor
151. Atlas Perjalanan Hidup
Nabi Muhammad
Almahira
(Jakarta) Muhammad Sani Proofreader
152. Atlas Sejarah Para Nabi dan
Rasul
Almahira
(Jakarta) Muhammad Sani Proofreader
153. 49 Langkah Mencerdaskan
Otak
Almahira
(Jakarta) Muhammad Sani Proofreader
154. Mushaf Al-Burhan Edisi
Ruqyah Syar’iyyah
Fitrah
Rabbani
(Bandung)
Muhammad Sani Proofreader
155. Mushaf Al-Burhan Edisi
Wanita
Fitrah
Rabbani Muhammad Sani Proofreader
46
(Bandung)
156. Mushaf Al-Burhan Edisi
Wanita (Tajwid)
Fitrah
Rabbani
(Bandung)
Muhammad Sani Proofreader
157.
Paradigma Pendidikan
Tinggi Islam dan
Relevansinya dengan Pasar
Kerja di Era Global
Transpustaka
(Tangerang) Muhammad Sani Proofreader
158. Atlas Hadits Almahira
(Jakarta) Muhammad Sani Penerjemah
159.
BUKU SAKU NIKAH:
Tuntutan Islam dalam
Mengarungi Bahtera Rumah
Tangga
Hikmah
(Jakarta) Muhammad Sani Penerjemah
160. 100 Kesalahan Wanita
dalam Merawat Tubuh
Almahira
(Jakarta) Muhammad Sani Penerjemah
161. ENSIKLOPEDIA Mukjizat
Alquran dan Hadis
Sapta Sentosa
(Jakarta) Muhammad Sani Penerjemah
47
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DI LAPANGAN
Bab ini menjelaskan hasil penelitian lapangan peneliti yang
dilakukan melalui penyebaran angket ke beberapa sekolah yang
dijadikan sampel penelitian ini. Sekolah-sekolah itu menyebar di
wilayah Jabodetabek. Dari seratus dua puluh angket, hanya seratus
angket yang kembali.
Pertanyaan pada angket tersebut diklasifikasikan ke dalam
empat kelompok, yaitu: pertama, identitas responden; dengan tujuan
agar diketahui latar belakang sekolah responden, karena hal ini akan
sangat mempengaruhinya dalam mengisi setiap butir pertanyaan yang
diajukan. Tak kalah pentingnya juga jenis kelamin responden ikut andil
dalam pilihan-pilihannya.
Kedua, Minat melanjutkan studi; bagian ini peneliti ingin
mengetahui sejauh mana responden memiliki keinginan untuk
melanjutkan studinya ke jenjang lebih tinggi lagi atau berkuliah di
perguruan tinggi. Jawaban mereka tentu saja akan mengarahkan ke
perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan latar belakang sekolah
dan jurusan yang sedang mereka jalani. Hal ini juga akan memandu dan
menggiring mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikutnya.
Ketiga, kecenderungan bidang yang digeluti; pada bagian ini
pertanyaan-pertanyaan tertuju pada kesesuaia pengetahuan responden
48
dengan bidang kajian yang akan diambil pada saat memasuki bangku
kuliah nanti. Kemudian menghubungkannya dengan bidang-bidang
yang menjadi konsentrasi jurusan penerjemahan.
Keempat, minat terhadap Jurusan Tarjamah; bagian ini
bertujuan untuk mengetahui minat responden untuk melanjutkan
studinya di jurusan Tarjamah, dengan terlebih dahulu berkenalan
dengan profil lulusan dan bidang-bidang yang ditekuni pada jurusan
ini.
A. Identitas Responden
1. Jenis kelamin
Responden yang diamati pada penelitian ini adalah 100 orang.
Profil jenis kelamin responden sebagian besar perempuan sebanyak
54%, sisanya laki-laki sebanyak 46%. Hal ini tidak jauh berbeda dari
populasi responden yang menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak
dibanding dengan laki-laki. Bahkan kalau kita lihat perbandingan
jumlah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun menunjukkan
bahwa jumlah mahasiswi lebih banyak dari jumlah mahasiswa,
sehingga dalam berbagai hal komposisi seperti itu akan selalu terjadi.
49
Gambar 1
2. Nama sekolah
Pada awalnya angket disebarkan kepada responden di beberapa
sekolah secara merata, akan tetapi hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
No Nama Sekolah Kabupaten/Kota Jumlah
1. MA Darussalam Bogor 20
2. MAUmmul Qura’ Tangerang 20
3. MA Nur al-Sholihat Tangerang 12
4. MA At-Taqwa Bekasi 20
5. MA Al-Hidayah Jakarta Barat 18
6. MAN 22 Jakarta Barat 5
7. MAN 4 Jakarta Selatan 5
Jumlah 100
Perempuan
54%
Laki-laki46%
Jenis kelamin
51
3. Jenis sekolah
Jenis sekolah yang dimaksud di sini adalah madrasah aliyah
berasrama dengan kegiatan tambahan, dalam hal ini madrasah aliyah
yang dikelolah oleh pondok pesantren dan para siswanya mondok di
sana atau madrasah aliyah non asrama yang dikelola oleh lembaga
pendidikan yang tidak menyediakan asrama untuk para siswanya,
sehingga mereka pulang pergi dari rumah mereka masing-masing.
Dari gambar di bawah ini dapat dibaca bahwa jumlah responden
yang belajar di sekolah dengan jenis pesantren lebih dominan yaitu
berjumlah 88 % dibanding mereka yang bersekolah di sekolah yang
non pesantren yang hanya berjumlah 12 %.
Gambar 2
Penyebaran kuesener ini lebih diutamakan ke siswa-siswa yang
belajar di sekolah dengan basis pesantren, ini sengaja dilakukan dengan
asumsi bahwa pembelajaran bahasa Arab di sekolah dengan basis
pesantren itu jauh lebih intensif dibandingkan dengan madrasah aliyah
88%
12%
Jenis Sekolah
Pesantren
Non Pesantren
50
biasa. Hal itu tentu saja berkaitan dengan materi yang akan diajarkan di
Jurusan Tarjamah yang difokuskan ke penerjemahan bahasa Arab.
Sehingga akan memperlancar pencapaian target yang dicanangkan oleh
jurusan.
4. Jurusan di sekolah
Seiring dengan adanya penjurusan di level Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA), Madrasah Aliyah pun melakukan penjurusan
seperti sekolah-sekolah umum. Akan tetapi, hal ini membuat jurusan-
jurusan keagamaan menjadi sepi peminat. Dan jurusan IPS menjadi
jurusan yang paling banyak dipilih oleh madrasah-madrasah, mungkin
karena jurusan ini lebih ringan dari jurusan IPA, tapi lebih diminati
dibanding jurusan keagamaan dan bahasa.
Dari hasil angket yang dilakukan, mayoritas responden yang
merupakan para siswa Madrasah Aliyah itu adalah siswa pada jurusan
IPS yaitu sebanyak 72 orang, kemudian siswa jurusan IPA sebanyak 14
orang, siswa jurusan Keagamaan 9 orang, dan siswa jurusan bahasa 5
orang.
Gambar 3
72%
14%
5%
9%
Jurusan Siswa
IPS
IPA
Bahasa
Keagamaan
52
B. Minat Melanjutkan Studi
Pada bagian ini kita akan melihat sejauh mana keinginan para
siswa madrasah aliyah kelas XII untuk melanjutkan studi mereka di
perguruan tinggi; mulai dari keinginan meningkatkan keilmuan,
mendapatkan ilmu yang lebih baik, hingga melanjutkan pada jurusan
yang sesuai dengan dasar keilmuan yang dimiliki.
1. Keinginan untuk meningkatkan keilmuan
Pada dasarnya mayoritas responden berkeinginan untuk
meningkatkan keilmuan mereka, hal itu terlihat dari hasil survey yang
menunjukkan angka 97 %, artinya 97 dari 100 orang responden
memiliki keinginan untuk meningkatkan keilmuannya. Sedangkan 2
orang mengatakan tidak dan satu orang menyatakan ragu-ragu.
Perhatikan tabel berikut ini:
Gambar 4
97%
2% 1%
Keinginan meningkatkan keilmuan
ya
tidak
ragu-ragu
53
2. Keinginan untuk memiliki ilmu yang lebih baik
Memiliki ilmu yang lebih baik dari yang dimiliki saat ini pasti
merupakan dambaan semua orang, tapi terkadang ada beberapa kendala
yang bisa memupus harapan itu, sehingga keinginan itu menjadi sirna.
Ketika ditanyakan harapan para responden untuk memiliki ilmu yang
lebih baik dari yang dimiliki, semua responden menyatakan berharap,
dengan komposisi 90% sangat berharap dan 10% berharap. Sesuai
dengan gambar di bawah ini:
Gambar 5
3. Minat melanjutkan kuliah
Sangat jarang sekali kita temukan anak yang tidak
menginginkan untuk melanjutkan studinya di level yang lebih tinggi.
Anak yang prestasinya pas-pasan, bahkan yang kurangpun, biasanya,
mereka tetap menginginkan belajar di bangku kuliah. Hanya mereka
90%
10%
0% 0%
Keinginan memiliki ilmu yang lebih baik
sangat berharap
berharap
tidak berharap
sangat tidak berharap
54
yang mungkin memiliki kendala khusus yang merasa enggan untuk
melanjutkan studinya.
Tentang peluang para responden untuk melanjutkan studi di
Perguruan Tinggi ini, mayoritas mereka menyatakan berminat yakni
sebanyak 91 orang, sedangkan sisanya 3 orang menyatakan tidak
berminat dan 6 orang masih ragu-ragu.
Gambar 6
Masih adanya responden yang tidak berminat melanjutkan studi
di Perguruan Tinggi kemungkinan besar karena faktor ekonomi. Biaya
kuliah yang sangat tinggi, terutama di perguruan tinggi-perguruan
tinggi yang fasilitasnya memadai baik perguruan tinggi swasta maupun
perguruan tinggi negeri, keadan ekonomi orang tua yang
berpenghasilan di bawah standar menjadi sebab hilangnya semangat
para siswa untuk melanjutkan studinya.
91%
3%
6%
Minat melanjutkan kuliah
Ya
Tidak
Ragu-ragu
55
4. Negara asal perguruan tinggi yang diminati
Bagi sebagian orang melanjutkan studi di Perguruan Tinggi di
luar negeri itu merupakan prestise yang bisa menjadi kebanggaan,
walaupun itu bukan segala-galanya. Tapi, bagi sebagian yang lain
kuliah di Perguruan Tinggi yang memiliki prospek kerja yang bagus
dimanapun letak keberadaannya itu lebih penting untuk memperbaiki
kehidupannya. Artinya perguruan tinggi yang berorientasi kerja itu
yang dikejar.
Disinggung soal negara asal Perguruan Tinggi yang diminati,
responden masih mempavoritkan Indonesia untuk dijadikan pilihan
utama walaupun tidak mayoritas mutlak yaitu sebanyak 44%. Timur
Tengah ternyata masih memiliki daya tarik cukup tinggi di kalangan
para siswa kelas XII di Madrasah Aliyah yang dikelola pondok
pesantren, sebanyak 30% memilih kawasan negara-negara Arab itu,
padahal peneliti tidak menyebutkan secara rinci nama negara di
kawasan tersebut. Sisanya sebanyak 14% memilih perguruan tinggi-
perguruan tinggi di negara-negara di benua Eropa dan Amerika. Dan
12% responden menjatuhkan pilihan pada perguruan tinggi-perguruan
tinggi di kawasan lain di Asia selain Indonesia dan Timur Tengah,
seperti Asia Tenggara dan Asia Selatan.
56
Gambar 7
5. Model perguruan tinggi yang diminati
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternyata masih menjadi pilihan
utama para responden. 95% responden memilih PTN sebagai tempat
studi lanjutnya, dengan rincian: sebanyak 68% memilih Perguruan
Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan 27% memilih Perguruan
Tinggi Umum Negeri (PTUN). Sedangkan sisanya sebanyak 3%
memilih Perguruan Tinggi Umum Swasta (PTUS) dan 2% lainnya
memilih Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS). Lihat tabel
di bawah ini:
30%
14%12%
44%
Negara asal PT
Timur Tengah
Eropa/Amerika
Asia
Indonesia
57
Gambar 8
Persoalan biaya kuliah di Perguruan Tinggi yang tinggi masih
jadi tema utama pembicaran seputar Perguruan Tinggi di Indonesia.
Bukan sekadar kemauan dan minat para siswa untuk berkuliah yang
rendah, tapi biaya kuliah masih menjadi kendala. Berapa banyak siswa
berprestasi tidak mampu untuk melanjutkan studi disebabkan ketiadaan
biaya, bahkan untuk masuk di Perguruan Tinggi Negeri sekalipun. Hal
ini pula mungkin yang menyebabkan Perguruan Tinggi Negeri lebih
banyak dipilih dari pada Perguruan Tinggi Swasta yang biaya
kuliahnya selangit.
6. Perguruan Tinggi yang diminati
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berlokasi di Ciputat ternyata masih dipavoritkan oleh mayoritas
responden hingga mencapai 54%, mengalahkan Universitas Indonesia
yang berlokasi di Depok yang hanya mencapai 20% dan Universitas
Negeri Jakarta di Rawamangun yang mencapai 12%. Ada 3 orang
responden yang tidak memilih, mungkin karena mereka tidak berminat
untuk melanjutkan studinya. Sedangkan sisanya sebanyak 11%
3%27%
2%
68%
Model PT
PTUS
PTUN
PTAIS
PTAIN
58
memilih Perguruan Tinggi lainnya yaitu: Universitas Bina Nusantara,
Univesritas Islam Attahiriyah (2 orang), Institut Perguruan Tinggi Ilmu
al-Qur’an/PTIQ (3 orang), Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan
Arab/LIPIA (2 orang), Universitas Pembangunan Nasional dan lain-
lain.
Gambar 9
Komposisi di atas yang menempatkan UIN Jakarta sebagai
pilihan teratas seperti itu, mungkin karena latar belakang responden
yang merupakan para siswa Madrasah Aliyah, didukung dengan
keberadaan madrasah tersebut di lingkungan pesantren.
C. Kecenderungan Bidang yang Digeluti
Setelah melihat bagaimana tingginya keinginan dan minat para
responden yang notabene para pelajar Madrasah Aliyah kelas akhir
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah di Perguruan
Tinggi), perlu juga diketahui kecenderungan dan minat mereka pada
bidang-bidang tertentu. Apakah bidang-bidang itu harus selalu sesuai
dengan jurusan yang sedang mereka jalani sekarang? Atau mereka
harus beralih ke bidang lain yang lebih prosfektif? Pada bagian ini juga
54%20%
12%
11% 3%
PT yang dipilih
UIN
UI
UNJ
Lainnya
Tidak memilih
59
responden akan ditanya tentang bidang-bidang yang ada kaitannya
dengan penerjemahan.
1. Keinginan untuk melanjutkan studi pada jurusan yang
sesuai
Hampir semua responden berharap dapat melanjutkan pada
jurusan yang sesuai dengan jurusannya di sekolah lanjutan, hal ini
dapat dilihat dari persentase jawaban mereka yang mencapai 96%
merasa senang bila melanjutkan pada jurusan yang linear. Dari
persentase itu, responden yang menyatajan sangat senang sebanyak 65
orang dan yang hanya sekadar senang sebanyak 31 orang. Hanya 3
orang yang merasa tidak senang dan seorang yang menyatakan ragu-
ragu.
Gambar 10
65%
31%
3%0% 1%
Keinginan melanjutkan secara linear
sangat senang
senang
tidak senang
sangat tidak senang
tidak menjawab
61
2. Bidang yang ingin didalami
Ketika ditanyakan tentang bidang yang ingin mereka dalami
lebih lanjut, persentase jawaban mereka sangat bervariatif dan tidak
tampak adanya dominasi mutlak oleh salah satu bidang. Berbeda
dengan zaman dulu yang mungkin akan memilih bidang pendidikan
lebih dominan dibanding bidang-bidang lainnya. Ini merupakan
perkembangan dimana orang tidak lagi bergantung pada satu bidang
tertentu.
Bidang keagamaan menjadi bidang yang paling banyak dipilih
responden hingga mencapai 39%, ini sangat wajar karena 88%
responden berlatar belakang sekolah + pesantren. Bidang sosial dan
bahasa mendapat persentase urutan kedua dengan 29%, hal ini mungkin
karena bidang ini sangat luas cakupannya, seperti bidang-bidang di
fakultas ekonomi (manajemen, akuntansi, perbankan dan lain-lain),
fakultas adab (bahasa Arab/Inggris, sejarah, perpustakaan,
penerjemahan), fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (ilmu politik,
sosiologi, dan lain-lain), fakultas psikologi, dan lain-lain. Walaupun
demikian, kedua bidang lainnya pendidikan dan teknologi/eksakta
mendapat persentase yang cukup. Bidang pendidikan mencapai 17%
dari seratus responden, sedangkan bidang teknologi/eksakta dipilih oleh
15% responden.
60
Gambar 11
3. Bahasa yang ingin didalami
Bahasa Arab sampai saat ini masih menjadi bahasa utama pada
literatur-literatur dan pelajara-pelajaran keislaman di Indonesia,
terlebih-lebih di dunia pesantren. Para santri sudah sangat akrab dengan
bahasa ini, walaupun penguasaan mereka terhadap bahasa ini rata-rata
masih kurang. Kondisi ini terbukti ketika disodorkan kepada mereka
tentang bahasa yang ingin didalami, 54% memilih bahasa Arab. Pilihan
bahasa Inggris mencapai 33%, masih berada di bawah bahasa Arab.
Padahal bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing terpopuler
yang diajarkan disemua jenjang pendidikan. Hal ini karena responden
mayoritas santri. Selain kedua bahasa tersebut bahasa Cina yang sedang
mulai populer dipilih oleh 7% responden. 6% lainnya memilih bahasa
lain seperti: bahasa Jepang, bahasa Korea, bahasa Jerman, dan bahasa
Jawa.
17%
39%15%
29%
Bidang yang ingin didalami
Pendidikan
Keagamaan
Teknologi
Sosial
62
Gambar 12
4. Minat pada bidang penerjemahan
Bidang penerjemahan sampai saat ini belum menjadi pilihan
utama bagi para calon mahasiswa, ini terlihat dari hasil jawaban
responden yang menyatakan suka terhadap bidang penerjemahan yang
hanya mencapai 43%, sedangkan yang menyatakan biasa-biasa saja
mencapai 47%. Yang menyatakan tidak suka cukup tinggi hingga
mencapai 10%.
Gambar 13
54%33%
7% 6%
Bahasa yang diinginkan
Arab
Inggris
Cina
Lainnya
43%
10%
47%
Minat pada bidang penerjemahan
Suka
Tidak suka
Biasa saja
63
5. Jenis penerjemahan yang disenangi
Pertanyaan tentang minat terhadap jenis penerjemahan itu pada
dasarnya adalah pertanyaan mengenai kompetensi yang mana yang
diinginkan oleh para responden. Mampu menerjemahkan teks secara
lisan atau secara tulis? Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 15%
responden memilih penerjemahan lisan, artinya mereka memiliki
keinginan untuk menjadi seorang interpreter (penerjemah lisan).
Sebanyak 26% memilih penerjemahan tulis. Hasil yang
mencengangkan adalah ada 48% responden memilih penerjemahan
lisan dan tulis secara sekaligus. Artinya hampir separuh responden
berkeinginan untuk menguasai dua kompetensi, yaitu menerjemahkan
secara lisan dan secara tulis. Sedangkan 11% lainnya tidak berhasrat
terhadap kedua-duanya.
Gambar 14
6. Kesenangan untuk menuliskan ide
Kebanyakan orang senang mengungkapkan ide, gagasan, unek-
unek hatinya, dan lain-lain, baik secara lisan, maupun secara tulis.
15%
26%48%
11%
Jenis penerjemahan yang disenangi
Lisan
Tulis
Dua-duanya
tidak dua-duanya
64
Membuat status pada facebook, twitter, dan lainnya, walaupun sangat
sederhana, adalah merupakan bentuk pengungkapan gagasan secara
tertulis. Akan tetapi, menulis ide dan gagasan dalam bentuk yang lebih
serius tidak semua orang mampu dan berani. Dalam hal ini, mayoritas
responden jumlahnya 75 orang menyatakan suka untuk menuliskan ide
dan gagasannya dan hanya empat responden saja yang tidak suka.
Sedangkan sisanya, sebanyak 21 orang menyatakan ragu-ragu.
Gambar 15
7. Minat untuk mempublikasikan hasil tulisan
Suatu kebanggaan bagi semua jika ide dan gagasannya dapat
menyebar luas dan dapat dibaca dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Penyebaran ide dan gagasan tersebut tidak mungkin terjadi tanpa
publikasi. Jadi, publikasi menjadi suatu keharusan. Terkadang orang
tidak percaya diri kalau hasil karyanya yang berupa tulisan itu
dipublikasikan dan dibaca orang lain. Bukan tidak mau berbagi ilmu
dan pengetahuannya, tapi khawatir tulisannya itu tidak layak untuk
dipublikasikan sehingga menjadi bahan olok-olokan orang.
75%
4%21%
Menuliskan ide
Suka
Tidak suka
Ragu-ragu
65
Mayoritas responden yakni sebanyak 60% menyatakan
berminat untuk memoublikasikan hasil karyanya, dan 30% responden
menyatakan keragu-raguannya. Sedangkan 9% lainnya menyatakan
tidak berminat untuk mempublikasikan, dan seorang responden tidak
member pilihan apapun.
Gambar 16
8. Media untuk mempublikasikan hasil tulisan
Publikasi itu sangat penting dalam rangka memperkenalkan dan
menyebarkan ide. Itu artinya ide sebagus apapun tanpa publikasi akan
sia-sia. Hasil karya itu bukan hanya untuk dinikmati sendiri, tapi untuk
orang lain juga. Terkadang orang sering bingung, dimana karyanya
yang berupa tulisan itu akan publikasikan dan bagaimana cara
mempublikasikannya.
Sarana publikasi itu banyak bentuknya, bisa berbentuk media
massa seperti: koran, majalah, tabloid, dan lain-lain, bisa berbentuk
media elektronik seperti: website, blog pribadi, dan lain-lain, bisa juga
berbentuk penerbitan buku.
60%9%
30%
1%
Minat mempublikasikan hasil karya
Berminat
Tidak berminat
Ragu-ragu
abstain
66
Berkaitan dengan sarana untuk mempublikasikan tulisan, 43%
responden memilih penerbit, karena mungkin lebih bergengsi
outputnya disbanding yang lainnya, yaitu berupa buku. 41% responden
mempublikasikan karyanya melalui blog pribadinya. Koran juga salah
satu sarana untuk mempublikasikan karya yang paling mungkin dibaca
secara serempak dalam satu waktu, selain itu sarana ini lebih murah
harganya. Yang memilih Koran sebagai tempat publikasinya berjumlah
6% dan majalah 9%. Selain itu ada yang tidak memilih sebanyak 1%.
Gambar 17
D. Minat terhadap Jurusan Tarjamah
Bagian ini merupakan bagian inti dari kueseoner yang diisi oleh
responden, karena pada bagian ini ditanyakan tentang minat responden
untuk melanjutkan di jurusan Tarjamah. Memang agak sulit bagi
responden untuk menyatakan keberminatannya terhadap jurusan ini,
mengingat jurusan ini bukan jurusan yang popular seperti Jurusan
41%
43%
6%9%
1%
Tempat mempublikasikan hasil karya
Blog pribadi
Penerbit
Koran
Majalah
Tidak memilih
67
Bahasa dan Sastra Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Jurusan
Ilmu Perpustakaan, apa lagi Jurusan Pendidikan Kedokteran.
Untuk meringankan para responden dalam menentukan
pilihannya untuk menyatakan berminat atau tidak, maka para responden
akan dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya sedikit
memperkenalkan Jurusan Tarjamah, terutama yang berkaitan dengan
profil lulusan dan kompetensi lulusannya.
1. Pengetahuan tentang Jurusan Tarjamah
Perlu sekali untuk mempertanyakan pengetahuan responden
tentang keberadaan Jurusan Tarjamah, mengingat Jurusan Tarjamah ini
merupakan jurusan satu-satunya di Indonesia sehingga sangat mungkin
sekali para responden tidak pernah mengetahui keberadaannya. Dari
hasil kueseoner ini didapat bahwa 60% responden menyatakan
mengetahui keberadaannya dan 40% lainnya menyatakan tidak
mengetahuinya.
Dari hasil itu sesungguhnya masih patut dicurigai, karena
besarnya jumlah yang tidak mengenal Jurusan Tarjamah hingga
mencapai angka 40%, padahal di sekolah-sekolah itu ada beberapa
orang alumni maupun mahasiswa jurusan ini, sehingga, jika
penyebaran kueseoner itu merata ke sekolah-sekolah, bukan tidak
mungkin hasilnya akan berbeda 180 derajat.
68
Gambar 18
2. Asal pengetahuan itu
Memang tidak mudah untuk untuk mengetahui jurusan yang
langka seperti Jurusan Tarjamah ini. Apalagi urgensi jurusan ini, bagi
banyak orang, seakan-akan tidak tampak dan terasa, sehingga mereka
tidak mau peduli dengan keberadaannya. Sehingga, perlu usaha ekstra
untuk memperkenalkannya setiap saat, sehingga tidak ada lagi orang
ditanya tentang nama jurusan Tarjamah saja tidak tahu menahu, apa
lagi yang ditanya itu seorang mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dari 60 responden yang menyatakan mengetahui keberadaan
Jurusan Tarjamah, 12% (7 orang) mengetahuinya dari keluarganya. 2%
responden (1 orang) mengetahuinya dari tetangga. 33% responden (20
orang) mengetahuinya lewat teman, dan 53% responden (32 orang)
mengetahuinya melalui sosialisasi pihak jurusan ke sekolah-sekolah.
60%
40%
Mengetahui Jurusan Tarjamah
Ya
Tidak
69
Gambar 19
3. Pengetahuan tentang kompetensi lulusan Jurusan
Tarjamah
Untuk mengetahui kompetensi lulusan suatu jurusan tentu
sangat sulit bagi setiap orang, akan tetapi, biasanya hal itu akan tersirat
dari nama jurusan tersebut. Kompetensi lulusan Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab, misalnya, dapat diperkirakan akan berkaitan dengan
kemampuan melakukan proses pengajaran bahasa Arab. Kompetensi
lulusan Jurusan Ilmu Perpustakaan akan berkaitan dengan kemampuan
mengelola dan mendesain perpustakaan, dan seterusnya. Demikian pula
dengan kompetensi lulusan Jurusan Tarjamah, dapat diperkitakan, akan
berkaitan dengan kemampuan menerjemahkan.
Berkaitan dengan kompetensi lulusan Jurusan Tarjamah,
mayoritas responden, jumlahnya mencapai 67%, menyatakan tidak
mengetahui dan sisanya, 33%, menyatakan mengetahui.
12%2%
33%53%
Tahu dari mana?
Keluarga
Tetangga
Teman
Sosialisasi disekolah
71
Gambar 20
4. Minat terhadap salah satu profil lulusan Jurusan
Tarjamah
Untuk memilih jurusan yang akan didalami dalam rangka studi
lanjut, tentu saja, harus diketahui terlebih dahulu fokus dari jurusan
tersebut, terutama profil lulusan yang akan dibentuk oleh jurusan
tersebut. Jurusan Tarjamah telah mendesain kurikulumnya dengan
berfokus pada empat profil utama lulusan yaitu: penerjemah, interpreter
(penerjemah lisan), penulis, dan pengelola penerbitan. Untuk
menghasilkan lulusan sesuai dengan profil lulusan yang ditawarkan
maka dilakukan penjabaran dengan kompetensi lulusan, yang kemudian
dirinci lagi dengan kompetensi tiap matakuliah, sehingga hal ini akan
Nampak dari struktur matakuliah yang ditawarkan Jurusan Tarjamah.
Untuk menghasilkan seorang pengelola penerbitan, misalnya, Jurusan
Tarjamah menetapkan matakulia-matakuliah yang berkaitan dan
mendukung kearah sana yaitu: matakuliah Kepenerbitan, Dasar-dasar
33%
67%
Kompetensi lulusan Jurusan Tarjamah
Tahu
Tidak tahu
70
Penyuntingan, Penyuntingan Naskah Terjemahan, Desain grafis, dan
Tata Letak (Layouting) Teks.
Dari keempat profil lulusan tersebut, profil penerjemah dipilih
oleh 29% responden, profil interpreter dan penulis mendapatkan jumlah
responden yang sama yaitu 26%, sedangkan profil pengelola penerbitan
dipilih oleh 19% responden.
Gambar 21
5. Minat terhadap profil lain yang ditawarkan Jurusan
Tarjamah
Selain keempat profil utama di atas, ada profil lain yang
melengkapi keempat profil itu. Profil-profil itu diantaranya: desainer
grafis, editor, layouter, akademisi, dan lain-lain. Profil desainer grafis
mendapat pemilih terbanyak dengan 36% responden, kemudian profil
akademisi menempati urutan kedua dengan 29% responden, dan
berikutnya profil editor dengan 26% responden. Sedangkan profil
layouter hanya dipilih oleh 9% responden. Peneliti tidak pernah
29%
26%
26%
19%
Profil Lulusan
Penerjemah
Interpreter
Penulis
Pengelolapenerbitan
72
menjelaskan yang dimaksud dengan profil-profil tersebut; sehingga,
bisa jadi pemilihan yang dilakukan oleh responden itu dasarnya bukan
karena pengetahuan mereka tentang profil-profil tersebut.
Gambar 22
6. Minat pada bidang-bidang yang ada pada Jurusan
Tarjamah
Visi Jurusan Tarjamah berbunyi “menjadi program studi
terkemuka yang unggul di bidang penerjemahan, penulisan dan
publikasi yang dilandasi nilai-nilai keislaman, kemanusiaan, dan
keindonesiaan”. Itu artinya bidang-bidang yang menjadi konsentrasi
jurusan ini adalah penerjemahan, penulisan dan publikasi khususnya
penerbitan.
Lebih dari separuh responden berminat terhadap bidang-bidang
itu, dengan rincian 8% sangat berminat dan 47% berminat. Sedangkan
responden yang menyatakan tdak berminat sebanyak 18% dan sangat
tidak berminat sebanyak 4%. Sedangkan sisanya 23% responden
menyatakan ragu-ragu.
36%
26%
9%
29%
Profil Lain
Desainer grafis
Editor
Layouter
Akademisi
73
Gambar 23
7. Minat terhadap Jurusan Tarjamah
Setelah responden diperkenalkan dan mengetahui profil lulusan
dan bidang-bidang yang ada di Jurusan Tarjamah, maka pertanyaan
terakhir mengarah pada minat mereka untuk studi lanjut pada jurusan
ini. Adakah minat mereka untuk studi lanjut di jurusan ini, setelah
mereka sedikit tahu tentang jurusan ini, dan memiliki gambaran tentang
prospek ke depannya.
Dari 100 orang responden, 45% responden menyatakan
minatnya, sedangkan 26% menyatakan tidak berminat, dan sisanya
yang masih ragu-ragu sebanyak 29%. Dari 45% responden yang
berminat tersebut, sebanyak 10% menyatakan sangat berminat dan 35%
berminat. Dan dari 26% yang tidak berminat sebanyak 4% menyatakan
sangat tidak berminat dan 22% tidak berminat.
8%
47%18%
4%
23%
Bidang pada Jurusan Tarjamah
Sangat berminat
Berminat
Tidak berminat
Sangat tidakberminat
Ragu-ragu
74
Gambar 24
10%
35%
22%
4%
29%
Minat terhadap Jurusan Tarjamah
Sangat berminat
Berminat
Tidak berminat
Sangat tidakberminatRagu-ragu
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang terkumpul melalui kueseoner yang
disebarkan kepada 100 responden yang merupakan siswa dan siswi
kelas XII di Madrasah Aliyah di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi) penulis menyimpulkan beberapa hal:
1. Minat para siswa kelas XII Madrasah Aliyah di wilayah
Jabodetabek masih kurang, walau tidak kurang sekali. Hal ini
bisa terlihat dari hasil angket yang menunjukkan bahwa yang
berminat hanya mencapai 45%, tidak berminat 26%, dan yang
ragu-ragu sebanyak 29%. Walaupun demikian, siswa yang ragu-
ragu bisa berubah menjadi peminat.
2. Dari kueseoner yang ada menunjukkan ketidaktahuan
responden terhadap jurusan Tarjamah masih sangat tinggi
hingga mencapai 40% yang berakibat pada tidak adanya minat
memilih jurusan Tarjamah sebagai jurusan alternatif.
Ketidaktahuan itu disebabkan banyak hal, diantaranya:
kurangnya sosialisai pihak terkait, jurusan ini merupakan satu-
satunya jurusan penerjemahan di Indonesia sehingga tidak
mudah untuk memperkenalknannya kepada khalayak.
3. Membaca hasil kueseoner yang dilakukakan, ternyata para
sisiwa kelas XII cukup berminat terhadap prospek yang jurusan
76
Tarjamah tawarkan, itu dibuktikan bahwa 55% dari mereka
menyatakan berminat.
B. Saran-saran
Dari kesimpulan yang disampaikan di atas penulis menyampaikan
beberapa saran:
1. Hendaknya jurusan, fakultas, dan UIN lebih gencar lagi
mensosialisaikan dan mempromosikan jurusan-jurusan yang
sepi peminat, termasuk jurusan Tarjamah.
2. Memfasilitasi jurusan Tarjamah untuk bisa menunjukkan
karyanya agar bisa dilihat oleh khalayak.