oksitosin
DESCRIPTION
hormon oxitosinTRANSCRIPT
OKSITOSIN
Oksitosin (bahasa Yunani: (ŏk'sĭ-tō'sĭn), kelahiran cepat) (bahasa Inggris: oxytocin, OT,
pitocin, syntocinon) adalah hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang
kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga mempermudah dalam membantu
proses kelahiran. Selain itu, Hormon ini juga berfungsi untuk mensekresi air susu dengan
merangsang kontraksi duktus laktiferus kelenjar mammae (payudara) pada ibu menyusui.
Namun, Produksi air susu tersebut di atur oleh hormon Prolaktin
Prekursor oksitosin bernama oksitosin-neurofisin bahasa Inggris: oxytosin-neurophysin, OT-
Np) disintesa di dalam kelenjar hipotalamus.
Oxytocin adalah sejenis hormon yang di keluarkan oleh kelenjar pituitari yang terletak di
otak manusia, pada saat manusia melahirkan, menyusui dan berhubungan seksual. Hormon
oxytocin bekerja layaknya lem kuat manusia. Hasil riset mengatakan bahwa hormon oxytocin
dapat menguatkan intensitas ikatan antara dua manusia, mengurangi kemampuan berpikir
kritis manusia dan juga menumbuhkan rasa kepercayaan.
Untuk ibu-ibu saat melahirkan dan dalam masa menyusui tentunya hormon ini akan
menimbulkan kedekatan yang luar biasa antara ibu dan anak. Rasa percaya dan bertambahnya
intensitas ikatan tersebut semakin mempererat jalinan emosional antara si ibu dan bayi
kecilnya, dan efek kemampuan berpikir kritis yang berkurang akan membuat si ibu
mengedepankan kebutuhan si anak di atas segala ketidak nyamanan, kerepotan dan segala
rasa sakit yang dilaluinya untuk melahirkan si kecil.
Lalu apa jadinya saat hormon yang sama juga hadir ketika dua manusia berhubungan
seksual?
Tentunya kedua pasangan juga akan menjalin ikatan kuat, mempunyai kecenderungan
untuk melupakah hal-hal buruk yang pernah terjadi di antara mereka dan juga bertambahnya
rasa percaya di antara mereka. Ini tentunya sesuatu yang ideal untuk hubungan seksual yang
dilakukan dalam ikatan pernikahan.
Pada manusia, diperkirakan Oxytocin dilepaskan ketika berpelukan, bersentuhan dan
orgasme pada kedua jenis kelamin. Dalam otak, Oxytocin terlibat dalam hal pengakuan dan
ikatan sosial, mungkin terlibat pula dalam terbentuknya kepercayaan di antara manusia dan
kedermawanan.
Pada wanita, ia dilepas dalam jumlah besar setelah penggembungan rahim dan kelamin
setelah melahirkan, setelah stimulasi pada puting payudara, memfasilitasi kelahiran dan
menyusui.
Hormon oxytocin adalah hormon protein yang diproduksi di hipotalamus (di otak)
yang disimpan dalam kelenjar pituitari (di dasar otak). Melalui kelenjar pituitary, oksitosin
dilepaskan secara langsung ke dalam darah atau ke bagian lain dari otak dan sumsum tulang
belakang.
• Fungsi memacu kontraksi otot
Pada manusia berperan dalam proses kelahiran dan laktasi
Pada kehamilan awal oxytocin dihambat oleh progesteron
kehamilan dapat bertahan
Oviposisi pada amphibia, reptil dan aves
• Fungsi lain mempengaruhi tekanan darah
Mammalia: pressor (AVP, LVP, AVT)
Burung: presor (AVT); depresor (AVT, MST)
Reptil: presor (AVT, MST); depresor (AVT, MST)
Amphibia: presor (AVT, MST); depresor (MST)
Teleostei: presor (AVT)
Elasmobranchia: presor (AVT)
Oksitosin memainkan peran penting pada siklus reproduksi wanita. Selama menstruasi
oksitosin bertanggung jawab untuk menyebabkan kontraksi uterus yang mengarah pada
pelepasan dan pengeluaran dari lapisan rahim. Dan inilah kemampuan untuk menyebabkan
kontraksi uterus yang membuat oksitosin menjadi hormon yang sangat penting perannya pada
saat melahirkan, karena hormon ini memainkan peranan penting dalam memicu dan mengatur
kontraksi selama persalinan. Dan jika persalinan berjalan terlalu lambat maka ibu akan
diberikan oxytocin syntetis untuk membantu untuk memunculkan kontraksi. Oksitosin juga
sering diberikan setelah bayi lahir untuk mendorong atau memacu kala tiga (kala pelepasan
plasenta) berjalan dengan cepat dan lengkap. Dan selain itu oksitosin berguna untuk
melindungi ibu dengan mendorong uterus berkontraksi dan menghentikan pendarahan.
Setelah kelahiran bayi yang kita dapat melihat secara nyata bahwa oxytocin adalah hormon
cinta yaitu ketika Anda melihat seorang ibu dengan bayinya saling bertemu dan bertatap
muka pertama kali mempunyai ikatan yang mendalam.
Oksitosin juga memainkan peran penting dalam pemberian ASI memberikan ‘let-down’
refleks yang memungkinkan air susu ibu mengalir.
Fungsi oksitosin dalam persalinan itu sendiri antara lain:
Merangsang dan Meningkatkan kontraksi
Mencegah perdarahan
Meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya
Nah apabila kadar oksitosin dalam tubuh ibu menurun maka yang terjadi adalah:
Menyebabkan kontraksi melambat atau bahkan terhenti dan hal ini bisa memperlama
proses persalinan.
Mengakibatkan perdarahan yang berlebihan di lokasi perlekatan plasenta setelah
melahirkan
Merangsang dokter atau bidan untuk menanggapi masalah ini dengan memberikan
intervensi yang sebenarnya tidak perlu apabila kadar oksitosin tinggi
Karena oksitosin adalah hormone cinta yang artinya hormone ini naik dan turunnya
produksinya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional, maka demikian juga pada saat
proses persalinan. Seringkali kita tidak menyadari hal ini. Lalu apa saja yang bisa
meningkatkan atau bahkan menurunkan kadar atau level oksitosin dalam tubuh ibu yang
bersalin?
Hal-hal yang bisa meningkatkan Hormon Oksitosin:
Rangsangan putting susu
Dukungan atau perhatian dari orang sekitar terutama pasangan
Relaksasi hypnobirthing
Accupresure
Lingkungan yang nyaman
Ciuman dan hubungan seksual
Massage
Hal-hal yang bisa menurunkan kadar/level hormone oksitosin :
Tidak adanya dukungan
Lingkungan yang asing
Stress dan emosi
Kecemasan dan kekhawatiran
Ketakutan
Cahaya yang terlalu terang
hormon oxytocine disebut juga hormon cinta. hormon ini memiliki kemampuan
untuk menstimulasi produksi susu baik pada hewan maupun manusia. Hormon ini juga
dihasilkan pada saat berhubungan kelamin. Hormon Oxytocin mempererat hubungan
antara bayi dan ibunya. Ketika menyusui bayinya, dalam tubuh si ibu diproduksi unsur
pembawa bahagia, Oxytocin dalam jumlah besar. Begitu pula, dalam tubuh bayi,
diproduksi hormon pembawa bahagia ini. Dengan begitu, interaksi antara ibu dan bayinya
menjadi lebih intensif. Ibu dan bayi yang disusuinya, sama-sama memperoleh perasaan
bahagia, kedekatan dan kemesraan. Sentuhan mesra ternyata memicu produksi hormon
pembawa rasa bahagia tersebut.
Namun juga terdapat kaitan lain, produksi Oxytocin memicu keinginan untuk dielus
dan disentuh. Terutama pada wanita, keberadaan hormon Oxytocin ini amat menonjol.
Sebetulnya, wanita dan pria sama-sama memproduksi molekul pemicu rasa bahagia ini.
Namun, hormon lelaki Testosteron menghambat efek Oxytocin. Sebaliknya, hormon
wanita Estrogen justru memicu efek Oxytocin. Kondisi inilah yang diduga menyebabkan
wanita lebih tahan stress ketimbang laki-laki. Jika wanita mengalami stress, perilaku yang
muncul adalah mencari teman untuk mencurahkan masalah. Berbeda dengan laki-laki,
jika menghadapi stress, mereka akan menghadapinya atau menghindarinya. Akibatnya,
lebih banyak laki-laki menderita penyakit darah tinggi, perilaku agresif sampai penyalah
gunaan obat-obatan dan alkohol.
Pengertian Oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus dan diangkut lewat
aliran aksoplasmik ke hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon
ini akan dilepas kedalam darah. Hormon ini di beri nama oksitosin berdasarkan efek
fisiologisnya yakni percepatan proses persalinan dengan merangsang kontraksi otot polos
uterus. Peranan fisiologik lain yang dimiliki oleh hormon ini adalah meningkatkan ejeksi ASI
dari kelenjar mammae.
Bagaimana Oksitosin dikeluarkan ?
Impuls neural yang terbentuk dari perangsangan papilla mammae merupakan stimulus
primer bagi pelepasan oksitosin sedangkan distensi vagina dan uterus merupakan stimulus
sekunder. Estrogen akan merangsang produksi oksitosin sedangkan progesterone sebaliknya
akan menghambat produksi oksitosin. Selain di hipotalamus, oksitosin juga disintesis di
kelenjar gonad, plasenta dan uterus mulai sejak kehamilan 32 minggu dan seterusnya.
Konsentrasi oksitosin dan juga aktivitas uterus akan meningkat pada malam hari.
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:
a. Persalinan
b. Stimulasi serviks, vagina dan payudara
c. Estrogen yang beredar dalam darah
d. Peningkatan osmolalitas/konsentrasi plasma
e. Volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah
f. Stress, stress yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi pengeluaran ASI
Pelepasan oksitosin disupresi oleh:
a. Alkohol
b. Relaksin
c. Penurunan osmolalitas/konsentrasi plasma
d. Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah
Bagaimana Mekanisme Kerja Oksitosin ?
Pada otot polos uterus. Mekanisme kerja dari oksitosin belum diketahui pasti, hormon
ini akan menyebabkan kontraksi otot polos uterus sehingga digunakan dalam dosis
farmakologik untuk menginduksi persalinan. Sebelum bayi lahir pada proses persalinan yang
timbul spontan ternyata rahim sangat peka terhadap oksitosin Dengan dosis beberapa miliunit
permenit intra vena, rahim yang hamil sudah berkontraksi demikian kuat sehingga seakan-
akan dapat membunuh janin yang ada didalamnya atau merobek rahim itu sendiri atau kedua-
duanya.
Kehamilan akan berlangsung dengan jumlah hari yang sudah ditentukan untuk
masing-masing spesies tetapi faktor yang menyebabkan berakhirnya suatu kehamilan masih
belum diketahui. Pengaruh hormonal memang dicurigai tetapi masih belum terbukti. Estrogen
dan progesterone merupakan factor yang dicurigai mengingat kedua hormon ini
mempengaruhi kontraktilitas uterus. Juga terdapat bukti bahwa katekolamin turut terlibat
dalam proses induksi persalinan.
Karena oksitosin merangsang kontraktilitas uterus maka hormon ini digunakan untuk
memperlancar persalinan, tetapi tidak akan memulai persalinan kecuali kehamilan sudah
aterm. Didalam uterus terdapat reseptor oksitosin 100 kali lebih banyak pada kehamilan
aterm dibandingkan dengan kehamilan awal. Jumlah estrogen yang meningkat pada
kehamilan aterm dapat memperbesar jumlah reseptor oksitosin. Begitu proses persalinan
dimulai serviks akan berdilatasi sehinga memulai refleks neural yang menstimulasi pelepasan
oksitosin dan kontraksi uterus selanjutnya. Faktor mekanik seperti jumlah regangan atau gaya
yang terjadi pada otot, mungkin merupakan hal penting.
Pada kelenjar mammae . Fungsi fisiologik lain yang kemungkinan besar dimiliki oleh
oksitosin adalah merangsang kontraksi sel mioepitel yang mengelilingi mammae, fungsi
fisiologik ini meningkatkan gerakan ASI kedalam duktus alveolaris dan memungkinkan
terjadinya ejeksi ASI.
Reseptor membran untuk oksitosin ditemukan baik dalam jaringan uterus maupun
mammae. Jumlah reseptor ini bertambah oleh pengaruh estrogen dan berkurang oleh
pengaruh progesterone. Kenaikan kadar estrogen yang terjadi bersamaan dengan penurunan
kadar progester6n dan terlihat sesaat sebelum persalinan mungkin bisa menjelaskan awal
laktasi sebelum persalinan. Derivat progesterone lazim digunakan untuk menghambat laktasi
postpartum pada manusia.
Pada ginjal. ADH dan oksitosin disekresikan secara terpisah kedalam darah bersama
neurofisinnya. Kedua hormon ini beredar dalam bentuk tak terikat dengan protein dan
mempunyai waktu paruh plasma yang sangat pendek yaitu berkisar 2-4 menit. Oksitosin
mempunyai struktur kimia yang sangat mirip dengan Vasopresin/ADH, sebagaimana
diperlihatkan dibawah ini:
Cys-Tyr-Phe-Gln-Asn- Cys-Pro-Arg-Gly-NH2 : Arginin Vasopresin
Cys-Tyr-Phe-Gln-Asn- Cys-Pro-Lys -Gly-NH2 : Lisin Vasopresin
Cys-Tyr-Lie-Gln-Asn- Cys-Pro-Arg-Gly-NH2 : Oksitosin
Masing-masing hormon ini merupakan senyawa nono apeptida yang mengandung
molekul sistein pada posisi 1 dan 6 yang dihubungkan oleh jembatan S—S. Sebagian besar
binatang menpunyai Arginin Vasopresin, meskipun demikian hormon pada babi dan spesies
lain yang terkait, mempunyai lisin yang tersubtitusi pada posisi 8. Karena kemiripan
structural yang erat tersebut tidaklah mengherankan kalau oksitosin dan ADH masing-masing
memperlihatkan sebagian efek yang sama/tumpang tindih.
Salah satu efek penting yang tidak diingini pada oksitosin adalah anti diuresis yang
terutama disebabkan oleh reabsorbsi air. Abdul Karim dan Assali (1961) menunjukan dengan
jelas bahwa pada wanita hamil maupun tidak hamil oksitosin mempunyai aktivitas anti
diuresis. Pada wanita yang mengalami diuresis sebagai akibat pemberian air, apabila
diberikan infus dengan 20 miliunit oksitosin permenit, biasnya akan mengakibatkan produksi
air seni menurun.
Kalau dosis ditingkatkan menjadi 40 miliunit permenit, produksi air seni sangat
menurun. Dengan dosis yang sama apabila diberikan dalam cairan dekstorse tanpa elektrolit
dalam volume yang besar akan dapat menimbulkan intoksikasi air. Pada umunnya kalau
pemberian oksitosin dalam dosis yang relatif tinggi dalam jangka waktu yang agak lama
maka lebih baik meningkatkan konsentrasi hormon ini dari pada menambah jumlah cairan
dengan konsentrasi hormon yang rendah . Efek anti diuresis pemberian oksitosin intravena
hilang dalam waktu beberapa menit setelah infus dihentikan. Pemberian oksitosin im dengan
dosis 5-10 unit tiap 15-30 menit juga menimbulkan anti diuresis tetapi kemungkinan
keracunan air tidak terlalu besar karena tidak desertakan pemberian cairan tanpa elektrolit
dalam jumlah besar. Oksitosin dan hormon ADH memiliki rumus bangun yang sangat mirip ,
hal ini akan menjelaskan mengapa fungsi kedua hormon ini saling tumpang tindih. Peptida ini
terutama dimetabolisme dihati, sekalipun eksresi adrenal ADH menyebabkan hilangnya
sebagian hormon ini dengan jumlah yang bermakna dari dalam darah.
Gugus kimia yang penting bagi kerja oksitosin mencakup gugus amino primer pada
sistein dengan ujung terminal –amino: gugus fenolik pada tirosin ; gugus tiga carboksiamida
pada aspa-ragin, glutamin serta glisinamida; dan ikatan disulfida (s----s). Delesi atau subtitusi
gugus ini pernah menghasilkan sejumlah analog oksitosin. Sebagai contoh penghapusan
gugus amino primer bebas pada belahan terminal residu sistein menghasilkan desamino
oksitosin yang memiliki aktivitas anti diuretika empat hingga lima kali lebih kuat dari pada
aktivitas anti diuretika hormon oksitosin.
Pada pembuluh darah .
Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan
penurunan tekanan darah khususnya diastolik karena vasodilatasi. Secher dan kawan-kawan
(1978) selalu mendapatkan adanya penurunan tekanan darah arterial sesaat namun cukup
nyata apabila pada wanita sehat diberikan 10 unit bolus oksitosin secara intravena kemudian
segera diikuti kenaikan kardiak autput yang cepat. Mereka juga menyimpulkan bahwa
perubahan henodinamik ini dapat membahayakan jiwa seorang ibu bila sebelumnya sudah
terjadi hipovolemi atau mereka yang mempunyai penyakit jantung yang membatasi kardiak
autput atau yang mengalami komplikasi adanya hubungan pintas dari kanan kekiri. Dengan
demikian maka oksitosin sebaiknya tidak diberikan secara intravena dalam bentuk bolus,
melainkan dalam larutan yang lebih encer, dalam bentuk infus atau diberikan suntikan
intramuskular.
Oksitosin sintetik
Sekresi oksitosin endogenus tidak disupresi oleh mekanisme umpan balik negatif, ini
berarti bahwa oksitosin sintetis tidak akan mensupresi pelepasan oksitosin endogenus.
Oksitosin dapat diberikan intramuskular, intravena, sublingual maupun intranasal. Pemakaian
pompa infus dianjurkan untuk pemberian oksitosin lewat intravena. Oksitosin bekerja satu
menit setelah pemberian intravena, peningkatan kontraksi uterus dimulai segera setelah
pemberian . Waktu paruh oksitosin diperkirakan berkisar 1-20 menit bahkan apabila oksitosin
diberikan itravena maka waktu paruhnya sangat pendek yaitu diperkirakan 3 menit. Data
terakhir menyebutkan sekitar 15 menit. Oksitosin akan dieliminasi dalam waktu 30-40 menit
setelah pemberian
Efek samping oksitosin
Bila oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan meningkat sehingga
dapat timbul efek samping yang berbahaya, efek samping tersebut dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Stimulasi berlebih pada uterus
b. Konstriksi pembuluh darah tali pusat
c. Kerja anti diuretika
d. Kerja pada pembuluh darah ( dilatasi )
e. Mual
f. Reaksi hipersensitif
Oksitosin adalah hormon yang memiliki efek neurohypophysial antianxiety yang
membantu dalam relaksasi dan mengurangi tekanan darah. Hal ini meningkatkan ambang
nyeri, dan juga meningkatkan pertumbuhan dan penyembuhan. Ini membantu dalam interaksi
sosial dan menggabungkan kepercayaan dalam hubungan. Hormon dilepaskan dengan
sejumlah rangsangan sensorik seperti sentuhan, penciuman dan suara. Faktor fisiologis
seperti berbuat baik untuk orang lain juga dapat menyebabkan kenaikan tingkat oksitosin.
Untuk ibu baru, oksitosin tidak hanya membantu dalam memfasilitasi kelahiran tetapi
juga memungkinkan ibu untuk membangun ikatan dengan bayi yang baru lahir. Penelitian
terbaru telah menunjukkan bahwa hormon ini juga terkait dengan ikatan dengan mitra dan
hubungan sosial lainnya. Ini menumbuhkan kepercayaan dan kemurahan hati dalam diri
seseorang. Jadi, dengan meningkatkan kadar oksitosin dalam tubuh dapat memberi bantuan
dalam ikatan dengan pasangan Anda, dan memungkinkan Anda untuk menjadi kekasih yang
lebih baik, orang tua, dan orang yang lebih bahagia. Menurut banyak penelitian yang telah
dilakukan untuk mempelajari efeknya, hormon ajaib ini dapat benar-benar melakukannya.
10 Cara Meningkatkan Kadar Oksitosin
Memeluk dan Memegang Tangan
Pasangan bisa menyalakan tingkat oksitosin mereka dengan memeluk, mengalungkan
lengan, atau berpegangan tangan. Pelepasan hormon rasa senang ini melonjak setiap kali
kontak intim dilakukan. Hal ini tidak hanya membantu dalam menenangkan seseorang tetapi
juga membantu merekatkan ikatan dengan orang yang Anda cintai.
Pemijatan
Kita tahu sentuhan meningkatkan tingkat oksitosin, dan cara yang santai untuk
melakukannya adalah dengan mendapatkan pijatan baik. Tidak hanya menenangkan pikiran
dan tubuh, tetapi juga membantu dalam melepaskan semua stres yang berlebihan.
Bercinta
Tips ini khusus bagi mereka yang telah menikah. Para peneliti telah menemukan
bahwa ada dorongan yang signifikan dalam tingkat oksitosin ketika seseorang mengalami
orgasme. Selain itu, ditemukan bahwa ketika seseorang secara fisik berhubungan intim
dengan orang yang dia cintai, tingkat oksitosin yang dilepaskan selama hubungan seks jauh
lebih meningkat drastis.
Melamun
Ini bukan hanya kontak fisik yang memiliki efek pada kadar oksitosin. Para peneliti di
University of North Carolina menemukan bahwa perempuan menikah yang berpikir tentang
suami mereka, mengeluarkan dosis cepat oksitosin.
Melakukan Kegiatan Menyenangkan
Melakukan apa yang Anda cintai, apakah itu rekreasi dengan pasangan Anda atau
bernyanyi karaoke, bisa memicu tingkatan oksitosin. Bahkan aktivitas mendebarkan seperti
bungee jumping, atau roller coaster dengan pasangan Anda dapat meningkatkan tingkat
hormon dan membantu dalam membangun ikatan sangat kuat.
Berolahraga
Jalan santai, berenang dan kegiatan fisik lainnya bekerja dengan baik untuk
meningkatkan tingkat oksitosin dalam tubuh. Yoga juga merupakan cara terbaik untuk
meningkatkan oksitosin. Tentu saja, Anda tidak perlu berdiri terbalik untuk melakukannya,
tetapi meditasi sederhana dan latihan pernapasan seperti Pranayama. dapat membantu Anda
mencapai hasil yang sama juga.
Bermain dengan Hewan Piaraan
Setiap pemilik hewan peliharaan tahu bagaimana bermain dan membelai anjing atau
kucing dapat membuat merasa tenang dan santai. Sekarang, ada alasan untuk itu. Menyentuh
hewan peliharaan Anda, membelai bulu mereka dan menyayangi dapat memicu kadar
oksitosin.
Berbuat Baik
Berbuat baik, beramal, menolong atau memberi hadiah anggota keluarga, teman-
teman, atau orang lain dapat meningkatkan tingkat oksitosin dan membuat Anda merasa
benar-benar nyaman. Kadang-kadang, bahkan menelepon atau bersms dengan teman-teman
Anda dan berbicara dengan mereka membantu dalam melepaskan oksitosin.
Kegiatan Akrab
Bau kue dipanggang, mendengarkan kicau burung di pagi hari, atau menonton
matahari terbenam dengan keluarga Anda adalah beberapa kegiatan yang akrab, suara dan
bau membantu dalam meningkatkan tingkat oksitosin. Pikiran-pikiran dan kenangan
menghibur menenangkan pikiran dan membantu dalam menjauhkan Anda dari stres.
Sosial Media
Anda mungkin mengatakan, Facebook dan Twitter telah membuat kecanduan, tetapi
para peneliti yang telah mempelajari efek dari Facebook dan Twitter pada orang telah
menemukan tingkat oksitosin mereka menjadi cukup tinggi. Interaksi dengan orang-orang
sering kali merupakan cara untuk melepaskan hormon cinta. Interaksi melalui media sosial
juga membantu dalam melepaskan oksitosin.
Faktor-faktor lain, seperti mendengarkan musik dan makan makanan yang bergizi
juga membantu dalam meningkatkan tingkat oksitosin. Bentuk kontak seperti membelai,
mencium atau memeluk juga dapat meningkatkan tingkat oksitosin. Tidak hanya terbatas
pada pasangan saja. Ibu atau ayah ketika memeluk bayi mereka dapat meningkatkan tingkat
oksitosin mereka. Selain membawa orang menjadi lebih dekat dan memperkuat hubungan,
kadar oksitosin yang tinggi mampu mengurangi tingkat hormon stres dan menurunkan
tingkat tekanan darah tinggi. Jadi, gunakan tips sederhana cara meningkatkan kadar hormon
oksitosindiatas untuk menjaga tingkat oksitosin yang tinggi, sehingga Anda merasa lebih
tenang dan lebih mudah bersosialisasi.
Anti stres
Terutama pada wanita, keberadaan hormon Oxytocin ini amat menonjol.
Sebetulnya, wanita dan pria sama-sama memproduksi molekul pemicu rasa bahagia
ini.Namun, hormon lelaki Testosteron menghambat efek Oxytocin. Sebaliknya, hormon
wanita Estrogen justru memicu efek Oxytocin. Kondisi inilah yang diduga menyebabkan
wanita lebih tahan stress ketimbang laki-laki. Jika wanita mengalami stress, perilaku yang
muncul adalah mencari teman untuk mencurahkan masalah.
Berbeda dengan laki-laki, jika menghadapi stress, mereka akan menghadapinya
atau menghindarinya. Akibatnya, lebih banyak laki-laki menderita penyakit darah tinggi,
perilaku agresif sampai penyalah gunaan obat-obatan dan alkohol.
Taylor menduga, efek Oxytocin yang berbeda pada laki-laki dan perempuan ini, merupakan
hasil seleksi alam selama evolusi jutaan tahun. Amatlah tidak menguntungkan, jika wanita
yang harus melahirkan anak untuk meneruskan keturunan, menghadapi langsung stress
secara frontal atau menghindarinya. Strategi paling tepat adalah mengelolanya.
Reproduksi
Juga pada wanita, hormon Oxytocin ini berfungsi lebih jauh lagi, yakni
menunjang serta memperlancar reproduksi. Baik pada saat hubungan seksual maupun ketika
melahirkan dan menyusui. Ketika berlangsung proses melahirkan, hormon pembawa rasa
bahagia dan hormon pengobar cinta ini, membantu membuka dan melemaskan otot pada
rahim. Setelah itu produksi air susu ibu pun dipicu oleh kehadiran hormon pembawa rasa
bahagia ini. Dan tentu saja, keberadaan Oxytocin, mempererat pertalian antara ibu dan
anaknya.
Begitu banyaknya fungsi Oxytocin itu pada wanita, menimbulkan pertanyaan, apa
fungsinya pada pria? Mengapa justru hormon pembawa rasa bahagia itu, dihambat
fungsinya oleh hormon lelaki? Jawabannya kembali pada proses evolusi jutaan tahun lalu.
Laki-laki selalu dituntut untuk menghadapi tantangan dan stress secara frontal. Itulah
sebabnya, tubuh mengembangkan mekanisme, yang menghambat fungsinya pada lelaki.
Namun, hormon cinta dan pembangkit rasa bahagia itu, juga memiliki fungsi khusus pada
lelaki. Yakni, memicu rangsangan dan sensasi kenikmatan ketika melakukan hubungan
seksual.
Fungsi hormon ini dalam hubungannya dengan reproduksi, diteliti lebih lanjut
oleh Prof. Richard Ivell dari institut untuk penelitian hormon dan reproduksi di Universitas
Hamburg. Ivell meyakini, molekul kimia semacam Oxytocin atau molekul sejenisnya
Vasopressin, sejak awal munculnya kehidupan, sudah didesain sebagai unsur pesan dalam
hubungan antar jenis kelamin dan kesetiaan. Oxytocin merupakan hormon yang secara
evolusi berumur amat tua. Buktinya, hormon cinta dan pembawa rasa bahagia ini, masih
dapat ditemukan pada binatang berderajat rendah seperti cacing.
Hormon Prolaktin dan Oksitosin
Saat kehamilan dan di hari-hari awal pasca melahirkan, produksi ASI masih
dipengaruhi oleh hormon. Di akhir kehamilan/ada juga yang terjadi di trimester kedua
kehamilan, payudara mulai memproduksi kolostrum, tetapi jumlahnya ditekan oleh kadar
hormon progesterone yang tinggi. Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan
beberapa hormon seperti progesterone/estrogen/HPL turun secara drastis walau masih ada di
hari-hari awal pasca melahirkan. Selanjutnya hormon prolaktin, isapan bayi & pengeluaran
ASI berperan penting dalam produksi ASI .
Yuk coba perhatikan anatomi dari payudara ini:
Isapan bayi saat menyusu menyebabkan sinyal-sinyal dikirimkan ke kelenjar
hipotalamus di otak untuk menghasilkan hormon prolaktin yang kemudian beredar di dalam
darah. Alveoli adalah sel-sel yang memproduksi ASI. Di dalamnya terdapat lactocytes yang
merupakan area penerima hormon prolaktin serta menstimulasi pembentukan ASI. Alveolus
adalah kumpulan dari beberapa alveoli. Ketika alveolus penuh oleh ASI maka prolaktin tidak
dapat memasuki lactocytes akibatnya produksi ASI akan menurun. Oleh karena itu di awal-
awal kelahiran bayi yang dimulai sejak dilaksanakannya IMD (Inisiasi Menyusu
Dini), Frequent Feeding/menyusui bayi dengan frekuensi yang sering (sekitar 8-12 x per
hari) sangat penting untuk membantu mempercepat supply/produksi ASI dan mencegah
terjadinya pembengkakan payudara (engorgement). Bila bayi sudah
lancar/established menyusuinya, maka biarkan bayi menyusu on demand/tidak perlu dijadwal
lagi seperti di awal-awal kelahiran. Kadar hormon prolaktin sangat tinggi pada malam hari
sehingga banyak yang menggunakan waktu di malam – dini hari untuk memerah ASI selain
menyusui bayi sesuai keinginan bayi. Hormon prolaktin ini membuat merasa rileks dan juga
mengantuk, sehingga biasanya yang menyusui malam hari juga dapat istirahat. Hormon
prolaktin juga berfungsi menekan ovulasi sehingga menyusui (terutama secara eksklusif)
merupakan salah satu KB alami.
Hormon yang keduaa dalah Hormon Oksitosin. Saat bayi mengisap, rangsangan tersebut
dikirimkan ke otak sehingga hormon oksitosin dikeluarkan dan mengalir ke dalam darah,
kemudian masuk ke payudara, menyebabkan otot-otot di sekitar alveoli berkontraksi dan
membuat ASI mengalir di saluran ASI (milk ducts). Hormon oksitosin juga membuat saluran
ASI (milk ducts) lebih lebar, membuat ASI mengalir lebih mudah. Hormon oksitosin
diproduksi lebih cepat dari hormon prolaktin, bahkan hormon ini dapat bekerja sebelum bayi
mulai mengisap yang akan dijelaskan di bagian LDR (Let Down Reflex)/MER (Milk Ejection
Reflex) / Oxytocin Reflex. Hal penting lainnya mengenai hormon oksitosin adalah hormon ini
berperan dalam kontraksi rahim pasca melahirkan yang sangat berguna untuk mengurangi
pendarahan dan membantu mengembalikan kondisi rahim pasca melahirkan.
Ilustrasi gambar di bawah ini mempermudah pemahaman fungsi hormon prolaktin &
oksitosin:
Sekarang saya paparkan mengenai LDR (Let Down Reflex)/ MER (Milk Ejection Reflex) /
Oxytocin Reflex.
LDR merupakan tanda bahwa ASI siap untuk mengalir dan membuat proses
menyusui lebih mudah baik bagi bayi dan juga Mama. LDR juga bisa terjadi bila Mama
mendengar, melihat atau bahkan hanya memikirkan bayi Mama. LDR juga bisa terpicu
dengan cara menyentuh payudara, area puting dengan tangan/ dengan alat pompa ASI. Para
Mama merasakan hal yang berbeda ketika LDR terjadi sebagai berikut:
Perasaan geli atau kesemutan pada payudara.
Tekanan pada payudara yang kadang disertai rasa nyeri/tidak nyaman.
Mama merasakan haus.
Payudara terasa ‘penuh’.
ASI menetes dari payudara yang tidak diisap bayi/dipompa.
Di hari-hari pertama pasca melahirkan Mama bisa merasakan kontraksi rahim.
Ada juga para Mama yang tidak merasakan apa-apa.
Seiring dengan makin nyamannya proses menyusui, para Mama sering tidak merasakan /
tidak sadar akan LDR ini. LDR juga bisa terjadi lebih dari satu kali dalam satu sesi menyusui,
dan biasanya para Mama hanya merasakan LDR yang pertama saja. Saat awal bayi menyusu
polanya adalah mengisap dan mengisap dengan jeda yang pendek, setelah LDR terjadi maka
polanya menjadi mengisap – menelan – mengisap, dst.
Tips untuk memacu LDR: Gunakanlah seluruh indera untuk memfasilitasi LDR. Tips secara
umum, konsentrasikan indera untuk melihat, mencium, menyentuh bayi. Makan dan minum
yang disukai, dengarkan hal disukai dll. Berikut ini adalah tips yang lebih detil untuk
memacu LDR:
Sebelum mulai menyusui:
Mandi air hangat, pakai shower bila ada, lanjutkan dengan memijat lembut payudara.
Apabila sedang sakit, Mama bisa pertimbangkan untuk meminum obat pengurang
sakit/pain killer yang aman untuk Ibu menyusui, misalnya golongan Paracetamol.
Rasa sakit menyebabkan stress dan menghambat LDR.
Pilih tempat yang tenang dan nyaman.
Perbanyak skin to skin contact dengan bayi.
Minum/ makan yang disukai.
Minta bantuan suami/ orang terdekat untuk memijat punggung/ yang disebut: Pijat
Oksitosin. Bila tidak bisa maka pijat lembut saja untuk menyamankan.
Ilustrasi Pijat Oksitosin dapat dilihat di gambar berikut ini:
Selama menyusui:
Tarik napas dalam-dalam atau gunakan teknik-teknik relaksasi lainnya.
Gunakan visualisasi. Tarik napas dalam-dalam dan tutup mata. Coba bayangkan dan
rasakan bagaimana rasanya LDR. Beberapa Mama membayangkan ASI yang
mengalir atau membayangkan aliran sungai, air terjun, dll.
Lihat ke bayi yang sedang menyusu, rasakan kulitnya yang hangat dan lembut.
Gunakan handuk hangat/ heating pad di pundak dan punggung.
Gunakan teknik Breast compression, terutama saat bayi diam/ ngempeng agak lama.
Tips tambahan, khususnya untuk para Mama yang memerah ASI tidak bersama bayi:
Lihat foto bayi.
Dengarkan rekaman suara bayi bila memungkinkan, bila tidak ada maka bayangkan
saja.
Ada beberapa Mama yang membawa baju bayi untuk dirasakan baunya.
Dengarkan hal disukai, misalnya lantunan ayat suci Al Quran bagi para Mama yang
beragama Islam, atau musik yang lembut.
Ada beberapa hal yang menghambat LDR, selain perasaan sakit yang memicu stress,
perasaan tidak nyaman , marah, dan sejenisnya, ada juga penyebab fisik lain. Contohnya
minum alkohol, minum beberapa macam obat-obatan tertentu seperti pil yang mengandung
hormon estrogen yang tinggi, juga obat golongan bromocriptine. Oleh karena itu ketika
Mama sakit dan diresepkan obat oleh dokter, jangan lupa sampaikan bahwa Mama sedang
menyusui sehingga dokter bisa meresepkan obat-obatan yang aman untuk Mama menyusui.