oksitosin

Upload: janno-anderson

Post on 11-Jul-2015

714 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

terotonika Di bagi oxytocid dan Tocolytic : 1. OXYTOCIC Adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus. Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dab dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat yanng bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat- obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap uterus. Derivat prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek Prostaglandin E dan F terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan oksitosin untuk induksi partus. 1.1 Oxytocin (Oksitosin) Oksitosin merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama. Fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. Stimulus sensoris pada serviks, vagina, dan payudara secara refleks melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Sensitivitas uterus terhadap oksitosin meninggi bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan. Pada kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian oksitosin meningkatkan kontraksi fundus uteri meliputi peningkatan frekuensi, amplitudo dan lamanya kontraksi. Partus dan laktasi masih tetap berlangsung meskipun tidak ada oksitosin, tetapi persalinan menjadi lebih lama dan refleks ejeksi susu (milk ejection) menghilang. Oksitosin dianggap memberikan kemudahan dalam persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu. # FARMAKOLOGI UTERUS. Oksitosin merangasang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek ini tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada konsentrasi estrogen yang rendah, efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang. Progestin digunakan secara luas di klinik untuk mengurangi aktivitas uterus pada kasus abortus habitualis meskipun efektivitasnya tidak jelas. Pada kehamilan trimester I dan II aktivitas motorik uterus sangat rendah, dan aktivitas ini secara spontan akan meningkat dengan cepat pada trimester III dan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Oksitosin dapat memulai atau meningkatkan ritme kontraksi uterus pada setiap saat, namun pada kehamilan muda diperlukan dosis yang tinggi. Oksitosin menyebabkan pengelepasan prostaglandin pada beberapa spesies, tetapi tidak jelas apakah ini merupakan efek primernya atau berhubungan dengan kontraksi uterus. KELENJAR MAMA. Bagian alveolar kelenjar mama dikelilingi oleh jaringan otot polos, yaitu mioepitel. Kontraksi mioepitel menyebabkan susu mengalir dari saluran alveolar ke dalam sinus yanng besar, sehingga mudah dihisap bayi. Fungsi ini di namakan ejeksi susu. Mioepitel sangat peka terhadap oksitosin. Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, bila oksitosin endogen tidak mencukupi. Juga berguna untuk mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan.

SISTEM KARDIOVASKULER. Apabila oksitosin diberikan dalam dosis besar akan terlihat relaksasi otot polos pembuluh darah secara langsung. Terjadi penurunan tekanan sistolik dan terutama penurunan tekanan sistolik dan terutama penurunan tekanan diastolik, warna kulit menjadi merah, dan aliran darah ke ekstermitas bertambah. Bila dosis besar diberikan terus menerus secara infus, maka penurunan tekanan darah akan diikuti sedikit penggian tekanan darah tetapi menetap. Dosis oksitosin untuk indikasi obstetrik, tidak jelas menimbulkan penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah jelas terjadi pada penderita yang mendapat dosis besar, yang diberikan selama anestesia dalam. Otot polos yang sensitif terhadap oksitosin hanyalah uterus, pembuluh darah dan miopitel kelenjar payudara. # FARMAKOKINETIK Oksitosin memberikan hasil baik pada pemberian parenteral. Pemberian oksitosin intranasal, meskipun kurang efisien lebih disukai daripada pemberian parenteral. Oksitosin diabsorpsi dengan cepat melalui mukosa mulut dan bukal sehingga memungkinkan oksitosin diberikan sebagai tablet hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap dicadangkan untuk penggunaan pasca-persalinan. Selama kehamilan, kadar aminopeptidase dalam plasma(oksitosinase atau sistil aminopeptidase) meningkat sepuluh kali dan menurun setelah persalinan. Enzim ini menginaktifkan oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida. Enzim ini diduaga meregulasi konsentrasi oksitosin lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhnya terhadap eliminasi kadar oksitosin dalam plasma. Di duga sumber oksitosinase ini adalah plasenta. Waktu paruh oksitosin sangat singkat, antara 12-17 menit. Penurunan kadar plasma sebagian besar disebabkan ekskresi oleh ginjal dan hati. Penggunaan klinik adalah a. Untuk diagnosa janin mengalami gangguan atau tidak, terjadinya sirkulasi pada placenta. b. Untuk terapi; Mempercepat proses persalinan, tidak mungkinnya keluar janin secara sempurna, meningkatkan pancaran air susu ibu, perdarahan setelah melahirkan,dan sulitnya air susu keluar. Mempunyai efek samping,yaitu kematian janin karena adanya hipertensi , sobeknya uterus karena kontraksi kuat, afibrinogeremia ( menurunnya fibrin dalam darah). Dan mempunyai kontra indikasi,prematur dan keadaan janin abnormal. Pada janin yang tidak normal tdk boleh diberi oxytocin.