ok revisi penuntun praktikum i pa blok 13 tanggal 28 oktober 2015

Upload: fianirazhaprimesa

Post on 06-Mar-2016

100 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Penuntun Praktikum PA oleh Staf Pengajar Patologi Anatomi Universitas Sriwijaya

TRANSCRIPT

  • REVISI PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI BLOK 13

    TANGGAL 28 OKTOBER 2015

    I. a. Reversible cell injury

    Adaptasi sel terhadap jejas (injury) awalnya digambarkan sebagai keadaan dibawah normal

    dimana sel-sel secara konstan akan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan mereka.

    Adaptasi dapat bersifat fisiologis dan pathologis, berlangsung karena sejumlah mekanisme.

    Praktikum yang akan dilakukan terdiri dari :

    1. Atrofi adalah : mengecilnya ukuran sel karena kehilangan substansi sel. Walaupun

    sel-sel atrofi dan fungsinya berkurang tapi mereka tidak mati. Keadaan ini dapat

    terjadi antara lain pada keadaan immobilisasi (karena fraktur tungkai), proses penuaan

    (karena berkurangnya stimulasi hormon), dan lain-lain.

    Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari endometrium berlapis epitel kolumner

    selapis, stroma endometrium seluler, kelenjar-kelenjar atrofik (kecil-kecil dan sedikit)

    2. Metaplasia adalah : perubahan sel dewasa menjadi sel dewasa lain yang bersifat

    reversibel.

    Contoh : - Metaplasia skuamosaserviks uteri, yaitu : epitel kolumner sekretori

    menjadi epitelskuamosa pada serviks

    Endometrium tipis Jumlah kelenjar endometrium minimal

    minimal

    Kelenjar kecil-kecil sebagian dilatasi

    kistik

    Kelenjar dilapisi epitel kolumner atau

    kuboid selapis., dikelilingi stroma

    endometrium

  • - Metaplasia intestinal pada barrett esofagus yaitu epitel skuamosa

    kompleks menjadi epitel kolumner intestinal pada esofagus.

    Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari serviks uteri terdiri atas Ektoserviks

    berlapis epitel skuamosa kompleks, stroma fibrokolagen dengan infiltrasi ringan sel

    radang limfosit dan sel plasma. Endoserviks berlapis epitel kolumner sekretori selapis

    dan epithel metaplasia skuamosa, stroma fibrokolagen dengan infiltrasi ringan sel

    radang limfosit dan neutrofil, kelenjar endoserviks racemous, dilapisi epitel kolumner

    sekretori.

    3. Hipertropi adalah peningkatan ukuran sel sehingga ukuran organ membesar(contoh

    pada miometrium ibu hamil).

    Sediaan diambil dari myometrium ibu pasca melahirkan dengan plasenta akreta.

    Gambaran mikroskopik :sel leiomiosit pada miometrium tampak ukurannya

    membesar

    Jaringan endoserviks

    Metaplasia skuamosa matur Metaplasia skuamosa immatur

    Epitel permukaan endoserviks

    mengalami metaplasia skuamosa

    Ukuran sel leiomiosit membesar dari

    ukuran normal

    Berkas-berkas sel leiomiosit hipertrofi

  • 4. Hyperplasia adalah peningkatan jumlah sel pada organ atau jaringan.

    Gambaran mikroskopik : sediaan berasal dari jaringan prostat, dijumpai asini-asini

    dan duktuli proliferasi, sebagian melebar kistik, dilapisi epitel kolumner selapis

    infolding ke dalam lumen yang berisi corpora amilacea atau massa amorf eosinofilik,

    dikelilingi oleh stroma fibromuskuler hiperplasia.

    Hipertropi dan hiperplasia sering berhubungan erat satu sama lain dan sering tumbuh

    bersamaan pada jaringan

    Akumulasi intrasellular

    Pada beberapa keadaan akibat berbagai jejas, dapat dijumpai substansi abnormal di dalam

    sel. Akumulasi substansi inidapat terletak pada sitoplasma, di dalam organel (khususnya

    lisosom) atau di dalam inti (nukleus).

    Praktikum yang akan dilakukan terdiri dari :

    1. Fatty change(Perlemakan); timbul pada keadaan hipoksia, berbagai keadaan

    keracunan dan jejasmetabolik (terutama terjadi pada sel-sel yang terlibat dalam

    metabolisme lemak). Semua jenis utama lipid dapat akumulasi di dalam sel baik

    trigliserida, kholesterol/kholesterol ester maupun fosfolipid. Fatty change juga dapat

    terjadi di ekstrasellular. Organ yang sering terkena adalah hati dan jantung. Secara

    mikrokopik fatty change memberikan gambaran berupa adanya vakuola lemak kecil

    pada sitoplasma disekeliling inti.

    Asini dan duktuli hiperplasia, sebagian

    dilatasi kistik

    Epitel pelapis infolding ke dalam lumen

    Lumen berisi corpora amelacea Asini prostat dikelilingi stroma

    fibromuskular hiperplasia

  • Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari jaringan hati terdiri dari sel-sel

    hepatosit (sel parenkim hati) yang tersusun radier, diantaranya dijumpai vakuola-

    vakuola jernih (vakuola lemak) di dalam sitoplasma sel hepatosit.

    2. Hyaline change (Perubahan Hialin) ; secara luas dipakai untuk

    mendiskripsikan secara histologis suatu petanda jejas sel (cell injury). Hyaline change

    menggambarkan perubahan-perubahan intraselular atau rongga ekstraselular. Contoh

    akumulasi intraselular adalah : droplet re-absorbsi, Russel bodies, Mallory alchoholic

    hyaline. Akumulasi ekstraselular lebih sulit dianalisis, contohnya : dinding arteriole

    ginjal pada DM dan hipertensi.Secara mikroskopik gambarannya berupa material

    berwarna merah muda dan homogen.

    Gambaran mikroskopik : Sediaan berasal dari ginjal berkapsul jaringan ikat, sub

    kapsuler tampak glomerulus-glomerulus dan tubulus-tubulus dengan lumen berisi

    eosinofilik massa amorf (hyaline) sebagian besar nekrosis.

    Jaringan hepar yang tersusun atas sel-sel

    hepatosit.

    Vakuola lemak berwarna jernih di dalam

    sitoplasma sel hepatosit.

    Tampak vakola lemak diantara sel

    parenkim

    Tampak vakola lemak diantara sel

    parenkim

    Jaringan ginjal tampak tersusun atas

    tubulus-tubulus

    Lumen tubulus berisi massa amorf

    eosinifilik (hyalin)

  • 3. Hydrophic change

    Secara mikroskopik : Sediaan dari kuret endometrium mola hidatidosa terdiri dari

    villi-villi khorionik berlapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas sebagian mengalami

    hiperplasi tidak terpolar. Stroma mengalami perubahan hidrofik (edematik) beberapa

    membentuk sisternae, avaskuler, tampak juga jaringan desidua graviditatis dan beku

    darah.

    b. Irreversible cell injury

    Nekrosis menunjukkan adanya rangkaian perubahan morfologik yang diikuti kematian sel di

    dalam jaringan hidup.

    Gambaran morfologik nekrosis adalah akibat adanya dua proses penting yang terjadi

    bersamaan yaitu pencernaan enzimatik dan denaturasi proteinsel.

    Jika proses yang dominan adalah denaturasi protein maka akan menimbulkan nekrosis

    koagulatif. Jika proses yang dominan adalah pencernaan enzimatik maka akan menimbulkan

    nekrosis liquefektif. Nekrosis liquefektif ini dapat dijumpai pada keadaan tertentu misalnya

    pada infeksi tuberkulosis berupa nekrosis kaseosa, pada lesi payudara dan pankreatitis akut

    berupa fat necrosis

    Infark

    Adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia. Sediaan berasal dari jaringan ileum

    yang mengalami infark.

    Villi-villi khorealis mengalami perubahan

    hidrofik

    Stroma villi edematik (perubahan

    hidrofik), avaskular.

    Jaringan desidua graviditatis dan beku

    darah.

    Tampak sisternae, proliferasi sel

    trofoblast

  • Mikroskopik : Berupa jaringan ileum yang mengalami iskemik (akibat trombosis a.

    mesenterikum), struktur histologi ileum tidak jelas lagi, tampak infilrasi

    ringan sel radang limfosit, sekitarnya terdapat pembuluh darah yang melebar

    dan berisi sel-sel darah merah dan mengalami perdarahan luas.

    Catatan :Sebelum praktikum, mahasiswa diharapkan telah membaca & melihat gambaran

    histologis (gambaran normal) serviks, endometrium, prostat, ginjal, hati dan ileum

    serta miometrium pada uterus.

    Jaringan ileun nekrosis dan mengalami

    perdarahan luas

    Infiltrasi sel radang netrofil dan limfosit Pembuluh darah melebar berisi eritrosit

    Mukosa ileum tidak jelas lagi