objektifitas ilmu sosiologi
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
1/8
1. Objektifitas Ilmu Sosiologi
Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah
(mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana
hasilnya tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Keobjektifan,pada dasarnya, tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak,
karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira),
prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.
Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi social dan
berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan melakukan interaksi social atau tindakan
komunikasi satu dengan yang lainnya. Aktivitas interaksi social dan tindakan komunikasi itu
dilakukan baik secara verbal, non-verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi
fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satudengan lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai
social yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya,
sehinnga tercipta keseimbangan social (social equilibium) antara hak dan kewajiban dalampemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan
tatanan social (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan di waktu yang
akan dating.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka interaksi social dalam berkelompok dan
bermasyarakat, yang oleh Hebermas disebut dengan tindakan komunikasi ini merupakanperspektif sosiologi, dan perspektif ini pula yang menjadi objek pengamatan sosiologi
komunikasi.
Focus interaksi social dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana
dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupanmanusia. Dominasi perspektif ini dalam sosiologi yang begitu luas dan mendalam, maka lahirlahkebutuhan untuk mengkaji kekhususan dalam studi-studi sosiologi yang dinamakan sosiologi
komunikasi, yaitu perspektif kajian sosiologi tentang aspek-aspek khusus komunikasi dalam
lingkungan individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia.
Aspek Komunikasi dalam persoalan teknologi media
Menurut Marshall McLuhan, perubahan pada cara berkomunikasi akan membentuk
cara berpikir, berperilaku, dan bergerak ke abad teknologi selanjutnya di dalam
kehidupan manusia. Teknologi dapat membentuk individu bagaimana cara berpikir,
berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia
untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Peralatn
komunikasi yang dibentuk oleh manusia, pada akhirnya malah akan mempengaruhi
kehidupan manusia itu sendiri. Pada hakikatnya, teknologi diciptakan dengan tujuan
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
2/8
untuk membantu dan memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, baik pada saat manusia bekerja, beraktivitas, bahkan berkomunikasi.
Kemajuan teknologi komunikasi juga senantiasa membawa pengaruh sosial dan
budaya terhadap kehidupan manusia. Bagaikan pisau dengan dua ujung yang runcing,
teknologi komunikasi memiliki manfaat dan juga mudarat dalam penerapannya.
Manfaat positif dari teknologi komunikasi misalnya meningkatkan produktivitas serta
memperpendek waktu dan jarak. Tetapi tidak berarti teknologi komunikasi tidak
menimbulkan persoalan. Beberapa persoalan yang muncul dari maraknya penggunaan
teknologi komunikasi misalnya, jurang antara pihak yang kaya dan miskin informasi
makin besar, privasi jadi terganggu, orang jadi terpencil dari lingkungan sosial,
informasi tidak benar bisa disusupkan melalui media interaktif dan batasan-batasan
pekerjaan yang lama tidak berlaku lagi. Bagaimana teknologi komunikasi dapat
mempengaruhi aspek sosial dan budaya suatu kelompok masyarakat? Berikut adalah
contoh kasus yang dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh teknologi
komunikasi terhadap aspek sosial maupun budaya masyarakat Indonesia.
Kita pasti sudah sering mendengar istilah dunia maya. Dunia maya adalah dunia tempat
dimana orang-orang memberi, mencari, dan atau bertukar informasi melalui media
Internet. Tawaran yang disajikan oleh dunia maya bisa saja sejalan dengan kebutuhan
dan keinginan seseorang. Tetapi bagaimana jika seseorang sudah merasa terlalu asyik
dengan pengembaraannya di dunia maya. Ia bisa duduk selama berjam-jam hanya
berinteraksi dengan gadget-nya, menyusuri dunia maya sehingga pada akhirnya ia
akan mengabaikan sistem nilai dan norma yang selama ini berlaku di lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Seseorang yang sudah terlalu banyak terpapar dunia maya dapat mengabaikaninformasi dan malah lebih mempercayai isu. Lebih mempercayai rumor dibandingkan
relitas. Dan ia bisa kecanduan dengan sosial media atau situ-situs tertentu sehingga ia
akan selalu berusaha mengakses sosial media atau situ tersebut tanpa mengabaikan
konsekuensi yang dapat timbul setelahnya. Pada akhirnya, sistem nilai dan norma yang
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
3/8
sudah sejak lama berlaku akan terkikis sedikit demi sedikit dan bisa saja dikemudian
hari akan digantikan dengan sistem nilai dan norma yang baru.
Televisi merupakan media massa yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar
pada masyarakat Indonesia. Hampir semua orang memiliki dan menggunakan televisi
dalam kehidupannya sehari-hari. Televisi membawa budaya dari luar ke dalam ranah
masyarakat seperti gaya berpakaian, cara berinteraksi, serta pola pikir budaya lain.
Budaya yang paling sering diekspos di televisi adalah budaya barat ala Hollywood atau
Eropa. Budaya yang dibawa oleh media tersebut kemudian dapat mempengaruhi
masyarakat terutama anak-anak yang masih mudah dibentuk pemikirannya. Contoh
dari budaya luar yang dibawa oleh media televisi kemudian mempengaruhi masyarakat
yang memiliki terpaan tinggi adalah kekerasan dan gaya berpakaian. Budaya barat
yang dibawa oleh media televisi kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia yang
memiliki penggunaan media televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki tingkat
terpaan tinggi di Indonesia umumnya adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat
perkotaan saat ini memiliki gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat, terlihat dari
gaya berpakaian anak muda terutama di Jakarta yang menyerupai gaya
berpakaian runaway atau street style ala Eropa atau figur Hollywood. Trend
fashion yang sedang booming di Eropa akan mempengaruhi trendfashion di Indonesia
hanya dalam waktu beberapa hari, atau bahkan jam, karena kemajuan teknologi
tersebut.
Selain itu, kekerasan turut menjadi isu budaya yang meresahkan masyarakat
Indonesia. Tampilan kekerasan di media televisi yang semakin banyak dapat
mempengaruhi anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang menampilkan adegan
kekerasan seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan mudah ditiru oleh
anak-anak yang masih dalam tahap belajar. Hal ini tentu dapat menggeser tatananbudaya masyarakat Indonesia yang pada dasarnya santun dan lembut dalam bertutur
kata. Penggunaan kata-kata kasar di media juga mempengaruhi kebiasaan masyarakat
Indonesia. Kini, tidak jarang anak muda yang menggunakan kata-kata kasar dalam
berinteraksi. Hal ini tidak lain karena mereka terpapar apa yang mereka lihat dan
dengar dari berbagai jenis media.
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
4/8
2. Stratifikasi berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan serta jenis pekerjaan.
Dalam bidang pendidikan kita dapat menjumpai stratifikasi sosial yang tersusunberdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut:
1) Pendidikan sangat tinggi (profesor, doktor)
2) Pendidikan tinggi (sarjana)3) Pendidikan menengah (SMA)
4) Pendidikan rendah (SD dan SMP)
5) Tidak berpendidikan (buta huruf)
Stratifikasi di bidang pendidikan ini bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik
pada lapisan pendidikan yang lebih tinggi jika dia mampu berprestasi.
Pada masyarakat Jawa Tengah terdapat stratifikasi didasarkan pada
kepemilikan tanah.
Stratifikasi itu adalah sebagai berikut:
1) Golongan priyayi, yaitu golongan pegawai pemerintah desa atau para pemimpin
formal di desa
2) Golongan kuli kenceng, yaitu golongan pemilik sawah yang juga berperan sebagaipedagang perantara3) Golongan kuli gundul, yaitu golongan penggarap sawah dengan sistem maro (bagi
hasil)
4) Golongan kuli karang kopek, yaitu golongan buruhtani yang mempunyai tempattinggal dan pekarangan saja, mereka tidak mempunyai tanah pertanian sendiri.
3. Proses sosial
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan
harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi
semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas
jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu
diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat
terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-
group-nya)dan kelompok lainya (
out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuatapabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooleykerjasama timbul
apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang
sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut;
kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi
merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
5/8
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yangbiasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan
lagi dengan:
1. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil
perintah atasan atau penguasa3. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4. Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur
dari sistem sosial.
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatukeadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan,
adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial
yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia
untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan
oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan
sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu
proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan,
mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi
merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihaklawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Sumber informasi dalam komunikasi
1.Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika
dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
b. Komunukasi Tertulis
Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana
komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari
informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabilakomunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat
mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi
tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis
tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara
langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun
komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan
secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
6/8
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
2. . Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
Komunikasi Informal
Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam
suatu organisasi.
Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau
kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi
dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan
perusahaan.
Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa
memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi
formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan)
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting
dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat
diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan
menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang
tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai
hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunyaselingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi
akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu
untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajahWajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak
mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai
lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.
Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
7/8
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari
pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan
emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep
diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan
semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan
yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress.
4. Contoh dan Penjelasan Bentuk Akomodasi
1. Koersi (Coercion)
Adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Hal ini
terjadi disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila dibandingkan
dengan pihak lawan. Contohnya: perbudakan, penjajahan. Kemudian koersi secara psikologisadalah, tekanan yang diberikan kepada para renteinir atau debt collcector kepada para
peminjam dama.
2. Kompromi (Compromize)
suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi
tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Sikap untukdapat melaksanakan compromise adalah sikap untuk bersedia merasakan dan mengertikeadaan pihak lain. Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi
kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing. Lolosnya seorang tahanan
atau terdakwa dari meja hijau (dakwaan).
3. Arbitrasi (Arbitration)
cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua
belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.
Contohnya: konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian
perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
4. Mediasi (Mediation)
Cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral. Pihak
ketiga ini hanyalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai yang sifatnya hanya
sebagai penasihat. Sehingga pihak ketiga ini tidak mempunyai wewenang untuk memberikankeputusan-keputusan penyelesaian yang mengikat secara formal. Contoh kasus ini , adalah
-
7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi
8/8
penyelesaian sengketa tanah yang dibawa ke kepala desa, mediasi yang dilakukan oleh
pemerintah Finlandia dalam penyelesaian konflik antara pemerintah Indonesia dengan GAM.
5. Konsiliasi (Conciliation)
suatu usahamempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai
persetujuan bersama. Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif(DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai
kesepakatan bersama, konsultasi antara pengusaha dengan KPP mengenai Pajak yang
tertunda, dosen dengan mahassiwa mengenai nilai atau penyusunan skripsi.
6. Toleransi (Tolerance)
sering juga dinamakan toleran-participation yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya
persetujuan formal, akomodasi yang dilandasi sikap saling menghormati kepentingan sesamasehingga perselisihan dapat dicegah atau tidak terjadi. Dalam hal ini, toleransi timbul karena
adanya kesadaran masingmasing individu yang tidak direncanakan.. Contohnya: beberapa orng
atau kelompok menyadari akan pihak lain dalam rangka menghindari pertikaian. Dalammasyarakat Jawa dikenal dengan istilah tepa selira atau tenggang rasa agar hubungansesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing, penghormatan
perbedaan hari raya keagamaan baik antar seagama maupun beda agama.
7. Stalemate
suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai atau berkonflik karena kekuatannya
seimbang kemudian berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan.Dalam istilah lain dikenal dengan Moratorium yaitu kedua belah pihak berhenti untuk tidak
saling melakukan pertikaian. Namun, moratorium bisa dilakukan antara dua belah pihak yang
kurang seimbang kekuatannya.
suatu keadaan perselisihan yang berhenti pada tingkatan tertentu. Keadaan ini terjadi karena
masing-masing pihak tidak dapat lagi maju ataupun mundur (seimbang). Hal ini menyebabkan
masalah yang terjadi akan berlarut-larut tanpa ada penyelesaiannya. Contoh dari konflik iniadalah isu mengenai isu nuklir Iran, kasus korupsi Kemenpora, Century, kemduain juga
masalah OPM di Papua.
8. Pengadilan (Adjuction)
Suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. merupakan bentuk penyelesaian perkara
atau perselisihan di pengadilan oleh lembaga negara melalui peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Contohnya penyelesaian kasus sengketa tanah di pengadilan, Kasus perceraian,dll.