objektifitas ilmu sosiologi

Upload: ahmad-basuni

Post on 03-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    1/8

    1. Objektifitas Ilmu Sosiologi

    Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah

    (mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana

    hasilnya tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Keobjektifan,pada dasarnya, tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak,

    karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira),

    prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.

    Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi social dan

    berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan melakukan interaksi social atau tindakan

    komunikasi satu dengan yang lainnya. Aktivitas interaksi social dan tindakan komunikasi itu

    dilakukan baik secara verbal, non-verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi

    fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satudengan lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai

    social yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya,

    sehinnga tercipta keseimbangan social (social equilibium) antara hak dan kewajiban dalampemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan

    tatanan social (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan di waktu yang

    akan dating.

    Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka interaksi social dalam berkelompok dan

    bermasyarakat, yang oleh Hebermas disebut dengan tindakan komunikasi ini merupakanperspektif sosiologi, dan perspektif ini pula yang menjadi objek pengamatan sosiologi

    komunikasi.

    Focus interaksi social dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana

    dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupanmanusia. Dominasi perspektif ini dalam sosiologi yang begitu luas dan mendalam, maka lahirlahkebutuhan untuk mengkaji kekhususan dalam studi-studi sosiologi yang dinamakan sosiologi

    komunikasi, yaitu perspektif kajian sosiologi tentang aspek-aspek khusus komunikasi dalam

    lingkungan individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia.

    Aspek Komunikasi dalam persoalan teknologi media

    Menurut Marshall McLuhan, perubahan pada cara berkomunikasi akan membentuk

    cara berpikir, berperilaku, dan bergerak ke abad teknologi selanjutnya di dalam

    kehidupan manusia. Teknologi dapat membentuk individu bagaimana cara berpikir,

    berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia

    untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Peralatn

    komunikasi yang dibentuk oleh manusia, pada akhirnya malah akan mempengaruhi

    kehidupan manusia itu sendiri. Pada hakikatnya, teknologi diciptakan dengan tujuan

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    2/8

    untuk membantu dan memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan

    manusia, baik pada saat manusia bekerja, beraktivitas, bahkan berkomunikasi.

    Kemajuan teknologi komunikasi juga senantiasa membawa pengaruh sosial dan

    budaya terhadap kehidupan manusia. Bagaikan pisau dengan dua ujung yang runcing,

    teknologi komunikasi memiliki manfaat dan juga mudarat dalam penerapannya.

    Manfaat positif dari teknologi komunikasi misalnya meningkatkan produktivitas serta

    memperpendek waktu dan jarak. Tetapi tidak berarti teknologi komunikasi tidak

    menimbulkan persoalan. Beberapa persoalan yang muncul dari maraknya penggunaan

    teknologi komunikasi misalnya, jurang antara pihak yang kaya dan miskin informasi

    makin besar, privasi jadi terganggu, orang jadi terpencil dari lingkungan sosial,

    informasi tidak benar bisa disusupkan melalui media interaktif dan batasan-batasan

    pekerjaan yang lama tidak berlaku lagi. Bagaimana teknologi komunikasi dapat

    mempengaruhi aspek sosial dan budaya suatu kelompok masyarakat? Berikut adalah

    contoh kasus yang dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh teknologi

    komunikasi terhadap aspek sosial maupun budaya masyarakat Indonesia.

    Kita pasti sudah sering mendengar istilah dunia maya. Dunia maya adalah dunia tempat

    dimana orang-orang memberi, mencari, dan atau bertukar informasi melalui media

    Internet. Tawaran yang disajikan oleh dunia maya bisa saja sejalan dengan kebutuhan

    dan keinginan seseorang. Tetapi bagaimana jika seseorang sudah merasa terlalu asyik

    dengan pengembaraannya di dunia maya. Ia bisa duduk selama berjam-jam hanya

    berinteraksi dengan gadget-nya, menyusuri dunia maya sehingga pada akhirnya ia

    akan mengabaikan sistem nilai dan norma yang selama ini berlaku di lingkungan

    masyarakat sekitarnya.

    Seseorang yang sudah terlalu banyak terpapar dunia maya dapat mengabaikaninformasi dan malah lebih mempercayai isu. Lebih mempercayai rumor dibandingkan

    relitas. Dan ia bisa kecanduan dengan sosial media atau situ-situs tertentu sehingga ia

    akan selalu berusaha mengakses sosial media atau situ tersebut tanpa mengabaikan

    konsekuensi yang dapat timbul setelahnya. Pada akhirnya, sistem nilai dan norma yang

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    3/8

    sudah sejak lama berlaku akan terkikis sedikit demi sedikit dan bisa saja dikemudian

    hari akan digantikan dengan sistem nilai dan norma yang baru.

    Televisi merupakan media massa yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar

    pada masyarakat Indonesia. Hampir semua orang memiliki dan menggunakan televisi

    dalam kehidupannya sehari-hari. Televisi membawa budaya dari luar ke dalam ranah

    masyarakat seperti gaya berpakaian, cara berinteraksi, serta pola pikir budaya lain.

    Budaya yang paling sering diekspos di televisi adalah budaya barat ala Hollywood atau

    Eropa. Budaya yang dibawa oleh media tersebut kemudian dapat mempengaruhi

    masyarakat terutama anak-anak yang masih mudah dibentuk pemikirannya. Contoh

    dari budaya luar yang dibawa oleh media televisi kemudian mempengaruhi masyarakat

    yang memiliki terpaan tinggi adalah kekerasan dan gaya berpakaian. Budaya barat

    yang dibawa oleh media televisi kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia yang

    memiliki penggunaan media televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki tingkat

    terpaan tinggi di Indonesia umumnya adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat

    perkotaan saat ini memiliki gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat, terlihat dari

    gaya berpakaian anak muda terutama di Jakarta yang menyerupai gaya

    berpakaian runaway atau street style ala Eropa atau figur Hollywood. Trend

    fashion yang sedang booming di Eropa akan mempengaruhi trendfashion di Indonesia

    hanya dalam waktu beberapa hari, atau bahkan jam, karena kemajuan teknologi

    tersebut.

    Selain itu, kekerasan turut menjadi isu budaya yang meresahkan masyarakat

    Indonesia. Tampilan kekerasan di media televisi yang semakin banyak dapat

    mempengaruhi anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang menampilkan adegan

    kekerasan seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan mudah ditiru oleh

    anak-anak yang masih dalam tahap belajar. Hal ini tentu dapat menggeser tatananbudaya masyarakat Indonesia yang pada dasarnya santun dan lembut dalam bertutur

    kata. Penggunaan kata-kata kasar di media juga mempengaruhi kebiasaan masyarakat

    Indonesia. Kini, tidak jarang anak muda yang menggunakan kata-kata kasar dalam

    berinteraksi. Hal ini tidak lain karena mereka terpapar apa yang mereka lihat dan

    dengar dari berbagai jenis media.

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    4/8

    2. Stratifikasi berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan serta jenis pekerjaan.

    Dalam bidang pendidikan kita dapat menjumpai stratifikasi sosial yang tersusunberdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut:

    1) Pendidikan sangat tinggi (profesor, doktor)

    2) Pendidikan tinggi (sarjana)3) Pendidikan menengah (SMA)

    4) Pendidikan rendah (SD dan SMP)

    5) Tidak berpendidikan (buta huruf)

    Stratifikasi di bidang pendidikan ini bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik

    pada lapisan pendidikan yang lebih tinggi jika dia mampu berprestasi.

    Pada masyarakat Jawa Tengah terdapat stratifikasi didasarkan pada

    kepemilikan tanah.

    Stratifikasi itu adalah sebagai berikut:

    1) Golongan priyayi, yaitu golongan pegawai pemerintah desa atau para pemimpin

    formal di desa

    2) Golongan kuli kenceng, yaitu golongan pemilik sawah yang juga berperan sebagaipedagang perantara3) Golongan kuli gundul, yaitu golongan penggarap sawah dengan sistem maro (bagi

    hasil)

    4) Golongan kuli karang kopek, yaitu golongan buruhtani yang mempunyai tempattinggal dan pekarangan saja, mereka tidak mempunyai tanah pertanian sendiri.

    3. Proses sosial

    1. Proses-proses yang Asosiatif

    a. Kerja Sama (Cooperation)

    Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk

    mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan

    harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi

    semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas

    jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu

    diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat

    terlaksana dengan baik.

    Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-

    group-nya)dan kelompok lainya (

    out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuatapabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.

    Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooleykerjasama timbul

    apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang

    sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan

    pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut;

    kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi

    merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    5/8

    Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yangbiasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan

    lagi dengan:

    1. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta

    2. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil

    perintah atasan atau penguasa3. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu

    4. Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur

    dari sistem sosial.

    b. Akomodasi (Accomodation)

    Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatukeadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan,

    adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial

    yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada

    usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia

    untuk mencapai kestabilan.

    Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan

    oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan

    sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu

    proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan,

    mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi

    merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihaklawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

    Sumber informasi dalam komunikasi

    1.Dari segi sifatnya :

    a. Komunikasi Lisan

    Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika

    dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.

    b. Komunukasi Tertulis

    Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana

    komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari

    informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabilakomunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat

    mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi

    tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis

    tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara

    langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun

    komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan

    secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    6/8

    c. Komunikasi Verbal

    d. Komunikasi Non Verbal

    2. . Menurut Keresmiannya :

    a. Komunikasi Formal

    b. Komunikasi Informal

    Komunikasi Informal

    Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam

    suatu organisasi.

    Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau

    kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi

    dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan

    perusahaan.

    Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa

    memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi

    formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan)

    1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan

    disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting

    dalam berkomunikasi.

    b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat

    diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

    c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan

    menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang

    tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

    d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan

    bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai

    hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunyaselingan dalam berkomunikasi.

    e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,

    langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

    f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi

    akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu

    untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

    2. Komunikasi Non Verbal

    Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal

    memberikan arti pada komunikasi verbal.

    Yang termasuk komunikasi non verbal :

    a. Ekspresi wajahWajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan

    suasana emosi seseorang.

    b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak

    mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai

    lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.

    Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang

    lainnya

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    7/8

    c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari

    pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan

    emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

    d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak

    memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep

    diri, dan tingkat kesehatannya.

    e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan

    perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan

    semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan

    yang sangat jelas.

    f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai

    bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama

    berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk

    menghilangkan stress.

    4. Contoh dan Penjelasan Bentuk Akomodasi

    1. Koersi (Coercion)

    Adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Hal ini

    terjadi disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila dibandingkan

    dengan pihak lawan. Contohnya: perbudakan, penjajahan. Kemudian koersi secara psikologisadalah, tekanan yang diberikan kepada para renteinir atau debt collcector kepada para

    peminjam dama.

    2. Kompromi (Compromize)

    suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi

    tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Sikap untukdapat melaksanakan compromise adalah sikap untuk bersedia merasakan dan mengertikeadaan pihak lain. Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi

    kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing. Lolosnya seorang tahanan

    atau terdakwa dari meja hijau (dakwaan).

    3. Arbitrasi (Arbitration)

    cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua

    belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.

    Contohnya: konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian

    perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.

    4. Mediasi (Mediation)

    Cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral. Pihak

    ketiga ini hanyalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai yang sifatnya hanya

    sebagai penasihat. Sehingga pihak ketiga ini tidak mempunyai wewenang untuk memberikankeputusan-keputusan penyelesaian yang mengikat secara formal. Contoh kasus ini , adalah

  • 7/29/2019 Objektifitas Ilmu Sosiologi

    8/8

    penyelesaian sengketa tanah yang dibawa ke kepala desa, mediasi yang dilakukan oleh

    pemerintah Finlandia dalam penyelesaian konflik antara pemerintah Indonesia dengan GAM.

    5. Konsiliasi (Conciliation)

    suatu usahamempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai

    persetujuan bersama. Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif(DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai

    kesepakatan bersama, konsultasi antara pengusaha dengan KPP mengenai Pajak yang

    tertunda, dosen dengan mahassiwa mengenai nilai atau penyusunan skripsi.

    6. Toleransi (Tolerance)

    sering juga dinamakan toleran-participation yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya

    persetujuan formal, akomodasi yang dilandasi sikap saling menghormati kepentingan sesamasehingga perselisihan dapat dicegah atau tidak terjadi. Dalam hal ini, toleransi timbul karena

    adanya kesadaran masingmasing individu yang tidak direncanakan.. Contohnya: beberapa orng

    atau kelompok menyadari akan pihak lain dalam rangka menghindari pertikaian. Dalammasyarakat Jawa dikenal dengan istilah tepa selira atau tenggang rasa agar hubungansesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing, penghormatan

    perbedaan hari raya keagamaan baik antar seagama maupun beda agama.

    7. Stalemate

    suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai atau berkonflik karena kekuatannya

    seimbang kemudian berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan.Dalam istilah lain dikenal dengan Moratorium yaitu kedua belah pihak berhenti untuk tidak

    saling melakukan pertikaian. Namun, moratorium bisa dilakukan antara dua belah pihak yang

    kurang seimbang kekuatannya.

    suatu keadaan perselisihan yang berhenti pada tingkatan tertentu. Keadaan ini terjadi karena

    masing-masing pihak tidak dapat lagi maju ataupun mundur (seimbang). Hal ini menyebabkan

    masalah yang terjadi akan berlarut-larut tanpa ada penyelesaiannya. Contoh dari konflik iniadalah isu mengenai isu nuklir Iran, kasus korupsi Kemenpora, Century, kemduain juga

    masalah OPM di Papua.

    8. Pengadilan (Adjuction)

    Suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. merupakan bentuk penyelesaian perkara

    atau perselisihan di pengadilan oleh lembaga negara melalui peraturan perundang-undangan

    yang berlaku. Contohnya penyelesaian kasus sengketa tanah di pengadilan, Kasus perceraian,dll.