o senin • selasa rabu o 2 3 456 7 €i) 8 9 10 11 12 13 14...

2
l l·S'EPUTAR INDONESIA o Sabtu o Senin o Minggu • Selasa 0 Rabu 23 17 18 19 OJan OPeb o Kamis 0 Jumat 456 7 20 €i) 22 OMar OApr OMei 8 9 10 11 23 24 25 26 ----=:-- OJun OJul 0 Ags 14 15 29 30 '31 ONov ODes Keprihatinan Presiden soaI Korupsi ~. - ·,11111'- Guru Besarllmu Hukum Universitas Padjdjaran K eprihatinan Presiden Su- silo Bambang Yudhoyono (SBY) soal korupsi yang telah dilansir International Mone- tary Fund (IMF) dalam laporannya ten tang perekonomian Indonesia adalah juga keprihatinan seluruh anak bangsa di republik ini. Ke- prihatinan ini telah berlangsung sejak 1999ketika UUPemberantas- an Korupsi baru ditetapkan meng- gantikan UU Nomor 3Tahun 1971. Pembentukan Komisi Pemberan- tasan Korupsi (KPK) merupakan salah satu solusi sementara untuk mengatasi keprihatinan bangsa ini terhadap pemberantasan korupsi. Sejak saat itu kita bersama me- nyatakan bahwa dualembaga pene- gak hukum konvensional belum efi- sien dan efektif sehingga perlu di- dorongmelalui pembentukanKPK. SejakKPK efektif menjalankan tu- gas dan wewenangnya pada Tahun 2003, perkara korupsi yang terkait penyelenggara negara meningkat dan selesai dijatuhi Pengadilan Ti- pikor.Bahkanadasinismedikalang- an advokat bahwa Pengadilan Tipi- kor bukan tempatmencarikeadilan melainkan tempat penghukuman semata-mata karena 100% perkara yang ditanganinya tidak pernah luput dari hukuman. Sinisme itu tidak berdasar ka- rena keberhasilanPengadilan Tipi- kor tidak terlepas dari keberhasil- an penyidikJpenuntut umum KPK itu sendiri dengan keluarbiasaan wewenang yang dimilikinya. Alih- alih bersifat sementara pemben- tukan KPK berdasarkan bagian menimbang UU Nomor 30 Tahun ·2002, bahkan masyarakat mende- sak keberadaanKPKmenjadi lem- baga penegak hukum permanen di sampingkejaksaan dankepolisian. Desakan ini sudah melampaui harapan pembentuk UU Nomor 30 Tahun2002itusendiri.Harapanini muncul karena kedua lembaga pe- negak hukum tersebut belum me- nunjukkan kinerja yang sama efi- sien dan efektifnya dibandingkan dengan KPK. Lebih jauh lagi ter- bukti banyak kinerja penegakan hukum oleh kedua lembaga pene- gak hukum tersebut telah terkon- taminasi oleh perilaku oknum pe- nyidikJpenuntut umum yang kotor. Namun dalam pandangan masya- rakat, kat a pepatah "nila setitik rusak susu sebelanga" sampai hari ini tetap berlaku. Yang mengherankan kita se- mua dan kita selalu bertanya- tanya, mengapa kinerja KPK sa- ngat efisien dan efektif dibanding- kan denganPolri dankejaksaan da- lam pemberantasan korupsi. Pada- hal di dalam tubuh KPK sendiri de- puti penindakan dan penuntutan, dan penyidikJpenuntut umum ada- lah berasal dari kedua institusi ter- sebut. Bahkan mereka merupakan ujung tombakyang penting dalam menentukan keberhasilan KPK selama tujuh tahun terakhir. Kecemburuan Harapan dan kepereayaan ma- syarakat yang sangat besar terha- dap KPK merupakan sumber pe- mieu ketidakberdayaan kedua lembaga penegak hukum tersebut untuk "bergairah" meningkatkan kinerjanya bahkan menimbulkan "keeemburuan sosial" yang sangat besar dari kedua lembaga penegak hukum tersebut terhadap lembaga KPK. Kecemburuan ini wajar jika dilihat dari perbedaan mencolok anggaran KPK dibandingkan de- ngan Polri dan kejaksaan. Makin meneolok jika melihatgaji pimpin- an KPK dan biaya operasional pe- nyidikan dan penuntutan KPK. Be- lum lagi dana hibah negara donor terhadap KPK lebih tinggi diban- dingkan untuk kedua institusi ter- sebut. Contoh teknisnya adalah me- ngapa penggunaan anggaran negara bagiKPK digunakan sistem at cost atau anggaran yang harus habis digunakan, sedangkan bagi kedua institusi tersebut masih di- gantungkan pada sistem DIPA? Kliping Humas Unpad 2010 12 13 27 28 eSep OOkt Perbedaan sistem penggunaan anggaran terse but menimbulkan perbedaan fleksibilitas operasio- nal dalam penanganan kasus ko- rupsi antara kedua institusi ter- sebut dibandingkan dengan KPK. Penulis pernah menyarankan kepada Menteri Bappenas ketika itu, Paskah Suzetta, agar anggaran biaya operasional dan sistem per- tanggungjawaban anggaran serta fasilitas fisik ketiga institusi ter- sebut tidak dibedakan sehingga dapat digunakan tolok keberhasil- an yang objektif dalam evaluasi atas kinerja ketiga institusi ter- sebut. Selain itu diperlukan per- ubahan tugas dan wewenang pe- nyidik dan penuntut umum yang harus sama dengan tugas dan we- wenang KPK yangluar biasa. Namun satu hal penting yang terbukti dari pengamatan saya ada- lah, bahwa integritas, kemandirian, dan solidaritas dalam kejujuran di dalam KPK jauh lebih tinggi di- bandingkandengankedualembaga penegak hukum tersebut. Ketika ada pengawailpenyidik KPK ter- libat KKN maka segera yang ber- sangkutan diberhentikan dari ja- batannya. Cara seperti ini merupa- kan salah satu penguat integritas pimpinan dan pegawai KPK, ber- beda jika terjadi di tubuh kedua institusi penegak hukum lainnya. Dalam hal ini diperlukan per- ubahan mendasar mengenai ke- tentuan tata cara pengangkatan dan pemberhentian untuk penyi- dik dan penuntut umum. Hal ini disebabkan, kinerja bermasalah yang dihadapi Polri dan kejaksaan telah dimulai sejak awal penerima- an pegawai yang jauh berbeda de- ngan tata eara seleksi yang diguna- kan KPK. KPK menggunakan sis- tern outsourcing dalam seleksi pe- gawai dan penyidik KPK dan ter- bukti telah memberikan kontri- busi yang luar biasa terhadap ki- nerja KPK dibandingkan dengan hasil sistem seleksi pegawai yang selama ini diberlakukan oleh BAKN untuk kedua lembaga pe- negak hukum yang sering ber- ujungKKN. ;"i

Upload: buituyen

Post on 10-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

l

l·S'EPUTAR INDONESIAo Sabtuo Senin o Minggu• Selasa 0 Rabu

2 317 18 19OJan OPeb

o Kamis 0 Jumat456 7

20 €i) 22

OMar OApr OMei

8 9 10 1123 24 25 26

----=:--OJun OJul 0 Ags

14 1529 30 '31

ONov ODes

Keprihatinan PresidensoaI Korupsi

~. -·,11111'-

Guru BesarllmuHukum UniversitasPadjdjaran

K eprihatinan Presiden Su-silo Bambang Yudhoyono(SBY) soal korupsi yang

telah dilansir International Mone-tary Fund (IMF) dalam laporannyaten tang perekonomian Indonesiaadalah juga keprihatinan seluruhanak bangsa di republik ini. Ke-prihatinan ini telah berlangsungsejak 1999ketika UUPemberantas-an Korupsi baru ditetapkan meng-gantikan UU Nomor 3Tahun 1971.Pembentukan Komisi Pemberan-tasan Korupsi (KPK) merupakansalah satu solusi sementara untukmengatasi keprihatinan bangsa initerhadap pemberantasan korupsi.

Sejak saat itu kita bersama me-nyatakan bahwa dualembaga pene-gak hukum konvensional belum efi-sien dan efektif sehingga perlu di-dorongmelalui pembentukanKPK.SejakKPK efektif menjalankan tu-gas dan wewenangnya pada Tahun2003, perkara korupsi yang terkaitpenyelenggara negara meningkatdan selesai dijatuhi Pengadilan Ti-pikor.Bahkanadasinismedikalang-an advokat bahwa Pengadilan Tipi-kor bukan tempatmencarikeadilanmelainkan tempat penghukumansemata-mata karena 100% perkarayang ditanganinya tidak pernahluput dari hukuman.

Sinisme itu tidak berdasar ka-rena keberhasilanPengadilan Tipi-kor tidak terlepas dari keberhasil-an penyidikJpenuntut umum KPKitu sendiri dengan keluarbiasaanwewenang yang dimilikinya. Alih-alih bersifat sementara pemben-tukan KPK berdasarkan bagianmenimbang UU Nomor 30 Tahun·2002, bahkan masyarakat mende-sak keberadaanKPKmenjadi lem-baga penegak hukum permanen disampingkejaksaan dankepolisian.

Desakan ini sudah melampauiharapan pembentuk UU Nomor 30Tahun2002itusendiri.Harapaninimuncul karena kedua lembaga pe-

negak hukum tersebut belum me-nunjukkan kinerja yang sama efi-sien dan efektifnya dibandingkandengan KPK. Lebih jauh lagi ter-bukti banyak kinerja penegakanhukum oleh kedua lembaga pene-gak hukum tersebut telah terkon-taminasi oleh perilaku oknum pe-nyidikJpenuntut umum yang kotor.Namun dalam pandangan masya-rakat, kat a pepatah "nila setitikrusak susu sebelanga" sampai hariini tetap berlaku.

Yang mengherankan kita se-mua dan kita selalu bertanya-tanya, mengapa kinerja KPK sa-ngat efisien dan efektif dibanding-kan denganPolri dankejaksaan da-lam pemberantasan korupsi. Pada-hal di dalam tubuh KPK sendiri de-puti penindakan dan penuntutan,dan penyidikJpenuntut umum ada-lah berasal dari kedua institusi ter-sebut. Bahkan mereka merupakanujung tombakyang penting dalammenentukan keberhasilan KPKselama tujuh tahun terakhir.

KecemburuanHarapan dan kepereayaan ma-

syarakat yang sangat besar terha-dap KPK merupakan sumber pe-mieu ketidakberdayaan kedualembaga penegak hukum tersebutuntuk "bergairah" meningkatkankinerjanya bahkan menimbulkan"keeemburuan sosial" yang sangatbesar dari kedua lembaga penegakhukum tersebut terhadap lembagaKPK. Kecemburuan ini wajar jikadilihat dari perbedaan mencolokanggaran KPK dibandingkan de-ngan Polri dan kejaksaan. Makinmeneolok jika melihatgaji pimpin-an KPK dan biaya operasional pe-nyidikan dan penuntutan KPK.Be-lum lagi dana hibah negara donorterhadap KPK lebih tinggi diban-dingkan untuk kedua institusi ter-sebut.

Contoh teknisnya adalah me-ngapa penggunaan anggarannegara bagiKPK digunakan sistemat cost atau anggaran yang harushabis digunakan, sedangkan bagikedua institusi tersebut masih di-gantungkan pada sistem DIPA?

Kliping Humas Unpad 2010

12 1327 28

eSep OOkt

Perbedaan sistem penggunaananggaran terse but menimbulkanperbedaan fleksibilitas operasio-nal dalam penanganan kasus ko-rupsi antara kedua institusi ter-sebut dibandingkan dengan KPK.

Penulis pernah menyarankankepada Menteri Bappenas ketikaitu, Paskah Suzetta, agar anggaranbiaya operasional dan sistem per-tanggungjawaban anggaran sertafasilitas fisik ketiga institusi ter-sebut tidak dibedakan sehinggadapat digunakan tolok keberhasil-an yang objektif dalam evaluasiatas kinerja ketiga institusi ter-sebut. Selain itu diperlukan per-ubahan tugas dan wewenang pe-nyidik dan penuntut umum yangharus sama dengan tugas dan we-wenang KPK yangluar biasa.

Namun satu hal penting yangterbukti dari pengamatan saya ada-lah, bahwa integritas, kemandirian,dan solidaritas dalam kejujuran didalam KPK jauh lebih tinggi di-bandingkandengankedualembagapenegak hukum tersebut. Ketikaada pengawailpenyidik KPK ter-libat KKN maka segera yang ber-sangkutan diberhentikan dari ja-batannya. Cara seperti ini merupa-kan salah satu penguat integritaspimpinan dan pegawai KPK, ber-beda jika terjadi di tubuh keduainstitusi penegak hukum lainnya.

Dalam hal ini diperlukan per-ubahan mendasar mengenai ke-tentuan tata cara pengangkatandan pemberhentian untuk penyi-dik dan penuntut umum. Hal inidisebabkan, kinerja bermasalahyang dihadapi Polri dan kejaksaantelah dimulai sejak awal penerima-an pegawai yang jauh berbeda de-ngan tata eara seleksi yang diguna-kan KPK. KPK menggunakan sis-tern outsourcing dalam seleksi pe-gawai dan penyidik KPK dan ter-bukti telah memberikan kontri-busi yang luar biasa terhadap ki-nerja KPK dibandingkan denganhasil sistem seleksi pegawai yangselama ini diberlakukan olehBAKN untuk kedua lembaga pe-negak hukum yang sering ber-ujungKKN.

;"i

RekrutmenUntuk memperoleh generasi

muda penyidik/penuntutumum de-ngansistemseleksiyangdigunakariKPK diperlukan perubahan ke-tentuan khusus penerimaan calonpenyidik Polri dan penuntut umumyang berbeda dengan ketentuanpenerimaanl'Nsyangselamaini di-berlakukan. Jika pemerintahan inihendak mencegah atau bebas dariKKN yang sudah jelas terbukti me-rugikan pertumbuhan ekonominasional,maka mulai tahunanggar-an 2010. sistem seleksi baru (our-sourcing) harus segera dilaksana-kan sehingga polaini dapatvmemu-tus" satu generasi dan membentukgenerasiyang bebasKKN dikalang-an Polri dan kejaksaan tanpa harusmenimbulkan "konflik internal" dikedua lembaga penegak hukumtersebut.

Proses peralihan di kedua lem-baga penegak hukum ini harus di-jalankansecara terencana, terarah,terukur dan tegas oleh pimpinanPolri dankejaksaan yang baru akandilantik Oktoberyangakan datang,betapapun risiko yang harus diha-dapi oleh pimpinan terse but. Ha-nya pimpinan yangmemilikirekamjejak yang baik, bersih dan ber-integritas, yang dapat melaksana-kan tugas ini dengan sebaik-baik-nya.

Proses "pembersihaninternal"oleh pimpinan baru ke dalam ke-dua lembaga penegak hukum ha-rus dilaksanakan pada tahun ang-garan2010/20ll dengan bataswak-tu sampai dengan akhir 2011, se·hingga calon penyidik/penuntutumum dengan sistem seleksi barupada tahun 2011, akan dipimpinoleh pejabat eselon 1 dan 2 kedualembaga penegak hukum yangrelatif bersih dan memiliki integ-ritas serta berwibawa dan menjadipanutan bawahannya. Harus di-akui bahwa budaya patron-clientrelationship masih kuat melekat didalam birokrasi di Indonesia ter-masuk sistem birokrasi di kedualembaga penegak hukum tersebut.Budaya ini harus secara sistemikdihapuskan karena rentan terha-

dap gangguan KKN dan intervensipolitikataukepentingan.

Salah satu caranya adalahmembebaskan penyidiklpenuntutumum hasil outsourcing terse butmelaksanakan tugas dan wewe·nangnya tanpa intervensi atasan,kecuali hanya memberikan arah-anlpetunjuk semata-mata, Sehing-ga tanggung jawab ke dalam secarapenuh berada pada pundak me-reka dan tanggungjawab kernasya-rakat dan presiden selaku kepalanegara berada pada pundak pucukpimpinan kedua lembaga penegakhukum tersebut.

Sistem kemandirian fungsipenyidik dan penuntutan ini sudahtentu penuh dengan segala risikoyang akan terjadi termasuk dalammenghadapi kasus yang melibat-kan keluarga petinggi hukum ter-sebut, presiden, wakil presiden,anggota badan legislatif, eksekutifdan yudikatif. Jika komitmen ber-sama terse but diwujudkan dalamsikap amanah disertai perilakuoleh petinggi di negara ini, InsyaAllah Indonesia memasuki bangsabebas KKN dan dapat menggapaikesejahteraan yang dicita-citakan-nya.

Hal yang tidak boleh diabaikanuntuk memperkuat langkah diatas,adalahkomitmen pemerintahdan DPR RI untuk meningkatkanbesaran anggaran negara untukkedua lembaga penegak hukumtersebut, termasuk hakim; tanpakecuali dan penundaan lagi. BebasKKN bukan suatu wacana dan pen-citraan, melainkan suatu komit-men, amanah, dan cita-cita bangsaIndonesia sebagaimana diamanat-kan dalam Mukadimah UUD 1945dan Perubahannya.

Bebas KKN dapat meningkat-kan citra bangsa Indonesia yangsejati dan berwibawa di hadapanbangsa-bangsa lain. Kita hamsbuktikan kepada bangsa-bangsalain termasuk negara anggotaASEAN bahwa kita bukan bangsaparia, bodoh, dan rakus serta pan-dai memelihara citra! Tetapi mari-lah juga kita mulai dari diri kitasendiri.(*)