o rbu o kamis jumat 27 28 29 30 31 qpeb ojul o setia pada...

3
2 3 18 19 -- QPeb I(OMPA.S OJul r) Ags UNI'AD ~ =~ o Sabtu . Minggu ~ 12 13 14 @ 16- 27 28 29 30 31 o Sep 0 Okt 0 Nav C) D~s o R"bu 6 7 21 22 o Kamis 0 Jumat ---- 8 9 10 11 23 24 25 26 Setia pada Suara Hati _ _ ., - -- -- -- - - ... - -- ----- o Selasa 4 5 20 .Mar ()Apr OMei ( )Jun Ruang publik senantiasa membenamkansuara dari pemikiran-pemikiran yang bersifat lebih fundamental bagi bangsa ini. Di antaranya adalah pemikiran Prof (Emeritus) Dr dr Anna Alisjahbana (78) yang melintasi zaman dan ego sektoral, serta karya kemanusiaan yang konkret bagi pemenuhan hak asasi anak. OLEHMARIA HARTININGSIH & FRANS SARTONO --- bukan Pengembangan Anak Usia Dini. Saya bilang, 'Bagaimana anak bisa menyerap pel1\iaranka- lau ia tidak sehat dan gizinya tidak baik.' Kita hams melihat anak seba- gai individu utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ini hams ditanggapi secara ho- listik, dengan pendekatan siklus hidup, sehingga persoalan kese- hatan anak tidak dianggap I)anya sebagai urusan dokter saja, tetapi juga psikolog, antropolog, sosio- log,pendidik, dan lain-lain. Kalau kesehatan kan hanya melihat gizi, kesehatan, tetapi tak melihat ke- butuhan early learning. ECCD dimulai dari kandungan sampai usia tiga tahun, bisa sampai enam tahun. Satu lagi, anak tak bisa dipi- sahkan dari orangtua dan orang- tua adalah bagian dari ini semua. Kemudian dilengkapi dengan community development. Seluruh kegiatan terkait dengan tumbuh kembang anak harus dimiliki dan dikerjakan masyarakat. Mereka tahu apa yang dibutuhkan. Apa yang Anda maksud dengan community development? Selama ini hampir semua program pemerintah konsepnya top-down. Masyarakat terIalu di- dikte, dianggap bodoh. w~ sa- ya akan memuIai proyek inovasi Taman Posyandu di daerah pe- nelitian saya, di Desa Tanjung Sari, Sumedang, tahun 2000, warga bilang, 'Bu, udah aja kasih duitnya, kita akan lakukan apa yang Ibu mau.' Saya bilang, 'Yang saya mau, kalian terlibat, ini pu- nya kalian.' Program yang bottom-up membutuhkan waktu. Orangtua hams diberi pemahaman, dimo- tivasi, dibuat pintar, sehingga ke- mudian tahu kebutuhannya. Taman Posyandu harus didirikan masyarakat karena memang ma- syarakatnya butuh. Konsep holistik Sebagai pakar kesehatan anak, Prof Anna AIisjahbana sering di- Kliping Humos U,pod 2009-- K uatnya pemahaman poli- tik di ruang publik sebagai "perebutan kekuasaan untuk mendominasi" semakin menegasikan hakikat politik dari para filsuf, yaitu memajukan martabat kemanusiaan. Prinsip seluruh tindakannya adalah ko- munikasi, bebas dari kekerasan, intimidasi, manipuIasi. Prof Anna AIisjahbana bekerja di wilayah pemberdayaan yang menyasar pada masalah tumbuh kembang anak. Persoalan itu sa- ngat krusial terkait masa depan bangsa. Sebagai peneliti selama lebih dari 45 tahun, ia tahu, tumbuh kembang anak bersifat multidi- mensi. Kegiatannya membutuh- kan kerja sarna lintas sektoral, dan merupakan kegiatan tanpa ujung. Karena pendekatannya le- bih pada kualitas, kemajuannya tak bisa disandarkan hanya pada target angka dan waktu. Dengan demikian, wilayah kerja itu mem- butuhkan hanya orang-orang yang bekerja dengan passion dan setia pada suara hati. Utuh, komprehensif "Kerja kami di tingkat akar rumput adalah mengintegrasikan kesehatan, nutrisi, dan perkem- bangan psikososial," ujar Prof Anna AIisjahbana, yang kami temui suatu siang di Bandung, di Kantor Yayasan F2H, Frontiers for Health, suatu lembaga non- pemerintah di bidang riset pem- berdayaan warga. }(onsepnyabagaimana? Konsep keseluruhan yang ka- mi kembangkan adalah meng- integrasikan tiga hal tadi. ltulah konsep dasar Program Early Childhood Care and Develop- ment (ECCD) yang kami ter- jemahkan menjadi Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak (Adi- tuka). Waktu pertama saya menjadi anggota forum PAUD, mereka tetap menginginkan pendidikan yang nomor satu. PAUD-nyaada- lah Pendidikan Anak Usia Dini, - --

Upload: dinhhanh

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: o Rbu o Kamis Jumat 27 28 29 30 31 QPeb OJul o Setia pada ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/kompas-20090315... · Taman Posyandu di daerah pe-nelitian saya, di Desa

2 3

18 19--

QPeb

I(OMPA.S

OJul r) Ags

UNI'AD~=~o Sabtu . Minggu

~12 13 14 @ 16-

27 28 29 30 31

o Sep 0 Okt 0 Nav C) D~s

o R"bu6 7

21 22

o Kamis 0 Jumat----8 9 10 11

23 24 25 26

Setia pada Suara Hati_ _ ., - -- -- -- - - ... - -- -----

o Selasa

4 5

20

.Mar ()Apr OMei ( )Jun

Ruang publik senantiasa membenamkansuara daripemikiran-pemikiran yang bersifat lebihfundamental bagi bangsa ini. Di antaranya adalahpemikiran Prof (Emeritus) Dr dr Anna Alisjahbana(78) yang melintasi zaman dan ego sektoral, sertakarya kemanusiaan yang konkret bagi pemenuhanhak asasi anak.

OLEHMARIA HARTININGSIH & FRANS SARTONO

---

bukan Pengembangan Anak UsiaDini. Saya bilang, 'Bagaimanaanak bisa menyerap pel1\iaranka-lau ia tidak sehat dan gizinyatidak baik.'

Kita hams melihat anak seba-gai individu utuh dengan segalakelebihan dan kekurangannya.Ini hams ditanggapi secara ho-listik, dengan pendekatan siklushidup, sehingga persoalan kese-hatan anak tidak dianggap I)anyasebagai urusan dokter saja, tetapijuga psikolog, antropolog, sosio-log,pendidik, dan lain-lain. Kalaukesehatan kan hanya melihat gizi,kesehatan, tetapi tak melihat ke-butuhan early learning. ECCDdimulai dari kandungan sampaiusia tiga tahun, bisa sampai enamtahun.

Satu lagi, anak tak bisa dipi-sahkan dari orangtua dan orang-tua adalah bagian dari ini semua.Kemudian dilengkapi dengancommunity development. Seluruhkegiatan terkait dengan tumbuhkembang anak harus dimiliki dandikerjakan masyarakat. Merekatahu apa yang dibutuhkan.

Apa yang Anda maksud dengancommunity development?

Selama ini hampir semuaprogram pemerintah konsepnyatop-down. Masyarakat terIalu di-dikte, dianggap bodoh. w~ sa-ya akan memuIai proyek inovasiTaman Posyandu di daerah pe-nelitian saya, di Desa TanjungSari, Sumedang, tahun 2000,warga bilang, 'Bu, udah aja kasihduitnya, kita akan lakukan apayang Ibu mau.' Saya bilang, 'Yangsaya mau, kalian terlibat, ini pu-nya kalian.'

Program yang bottom-upmembutuhkan waktu. Orangtuahams diberi pemahaman, dimo-tivasi, dibuat pintar, sehingga ke-mudian tahu kebutuhannya.Taman Posyandu harus didirikanmasyarakat karena memang ma-syarakatnya butuh.

Konsep holistik

Sebagai pakar kesehatan anak,Prof Anna AIisjahbana sering di-

Kliping Humos U,pod 2009--

Kuatnya pemahaman poli-tik di ruang publik sebagai"perebutan kekuasaan

untuk mendominasi" semakinmenegasikan hakikat politik daripara filsuf, yaitu memajukanmartabat kemanusiaan. Prinsipseluruh tindakannya adalah ko-munikasi, bebas dari kekerasan,intimidasi, manipuIasi.

Prof Anna AIisjahbana bekerjadi wilayah pemberdayaan yangmenyasar pada masalah tumbuhkembang anak. Persoalan itu sa-ngat krusial terkait masa depanbangsa.

Sebagai peneliti selama lebihdari 45 tahun, ia tahu, tumbuhkembang anak bersifat multidi-mensi. Kegiatannya membutuh-kan kerja sarna lintas sektoral,dan merupakan kegiatan tanpaujung. Karena pendekatannya le-bih pada kualitas, kemajuannyatak bisa disandarkan hanya padatarget angka dan waktu. Dengandemikian, wilayah kerja itu mem-butuhkan hanya orang-orangyang bekerja dengan passion dansetia pada suara hati.

Utuh, komprehensif"Kerja kami di tingkat akar

rumput adalah mengintegrasikankesehatan, nutrisi, dan perkem-bangan psikososial," ujar ProfAnna AIisjahbana, yang kamitemui suatu siang di Bandung, diKantor Yayasan F2H, Frontiersfor Health, suatu lembaga non-pemerintah di bidang riset pem-berdayaan warga.

}(onsepnyabagaimana?Konsep keseluruhan yang ka-

mi kembangkan adalah meng-integrasikan tiga hal tadi. ltulahkonsep dasar Program EarlyChildhood Care and Develop-ment (ECCD) yang kami ter-jemahkan menjadi Asuhan DiniTumbuh Kembang Anak (Adi-tuka).

Waktu pertama saya menjadianggota forum PAUD, merekatetap menginginkan pendidikanyang nomor satu. PAUD-nyaada-lah Pendidikan Anak Usia Dini,

- --

Page 2: o Rbu o Kamis Jumat 27 28 29 30 31 QPeb OJul o Setia pada ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/kompas-20090315... · Taman Posyandu di daerah pe-nelitian saya, di Desa

undang menjadi konsultan padaberbagai lembaga internasional.Suatu saat, Unicef (Dana Per-serikatan Bangsa-bangsa untukAnak-anak) menawari membuatproposal tentang ECCD, tetapiproposal tersebut ditolak olehBappenas dan Departemen Ke-sehatan.

Kenapa?Depkes bilang belum waktu-

nya. Saya bilang kepada Unicef,

rW'OATI!

. Nama:Prof Emeritus Anna

Alisjahbana MD,PhD. Tempatdan tanggallahir:Jakarta, 20 Februari 1931

. Status: Menikah,tiga anakdan enam cucu. Pendidikan:Fakultas Kedokteran Univer-sitas Indonesia; Fakultas Ke-dokteran Universitas Padjad-jaran, Bandung, SpesialisAnak (1968); Erasmus Uni-versity, Belanda, PhD, dengandisertasi, "The Implementati-on of the Risk Approach byTraditional Birth Attendantsin Tanjung Sari, West Java"(1993); Pelatihan di dalamdan di luar negeri di bidangneonatologi dan epidemiologi.

. Pekerjaan, antara lain:2003-sekarang: konsultan danpenasihat Yayasan F2H, Fron-tiers for Health; 1996: Pro-fesor Emeritus bidang pedi-atri, Fakultas Kedokteran Un-pad; 1992-2003: Direktur Pu-sat Terpadu Perawatan Peri-natal, Kehamilan, dan Kese-hatan Anak, Organisasi Ke-sehatan Dunia (WHO); me-neliti sejak 1954, koordinatorriset kesehatan anak sejak1973; konsultan lembaga in-ternasional; menulis 18 bukudi dalam negeri dan lebih dari25 buku serta publikasi di jur-nal internasional, sendiri ataubersama penulis lain.

. Penghargaan, antara lain:Kongres Pediatri Sosial Jer-man (1991), Ikatan DokterAnak Indonesia (1993, 2002),Penghargaan Prof Julianti Sa-roso (1992); Unicef Bangkok(2003), Anugerah SewakaWinayaroha, Depdiknas, 2007.

saya akan membuat sendiri, ka-lau ada sisa dana. Saya lalu mem-buat demonstration project diTanjung Sari. Di situ kita me-lakukan uji coba dengan konsepholistik; kesehatan, gizi dan pem-bangunan psikososial. Kita buatProgram Adituka dengan empatsubprogram.

Pertama, community develop-ment. Kedua, parenting, dengansembilan pesan, terjemahan tin-dakan Konvensi Hak Anak; men-cakup perawatan kehamilan, per-salinan dan pascasalin, gizi anakdan keluarga, perawatan anak sa-kit, perawatan anak sehat, rumahyang sehat dan bersih, mencegahkecelakaan di rumah, benda yangmenarik anak bermain, permain-an yang diawasi dan menanam-kan aturan kepada anak denganpenjelasan.

Ketiga, Taman Posyandu un-tuk pendidikan anak usia 2,5sampai 5 tahun. Keempat, de-teksi dini dan intervensi dini.Yangterakhir itu adalah programyang saya kembangkan di Ya-yasan Suryakanti.

Unicef puas dengan itu, laluditawarkan ke Depdiknas, tetapinama programnya diganti de-ngan Taman Posyandu, supayalebih saleable. Lembaga non-pemerintah seperti Plan Inter-nasional mengadopsi untuk In-donesia timur, juga Savethe Chil-dren.

Diknas lalu muncul denganuang yang begitu banyak. Kaderdibayar, dan konsep communitydevelopment-nya hilang. Bagi sa-ya, keberhasilan terletak pada ka-der. Kader harus diberi kom-pensasi untuk pemberdayaanekonomi. ltu yang membuatDepkes tak setuju.

Sekarang Diknas melakukan-nya secara ekstrem. Kader dika-sih uang. Kalau uang habis, ba-gaimana? Harusnya dibuat me-kanisme seperti Grameen Bank.Mereka bisa pinjam untuk ke-giatan produktif. Taman Posyan-du dikelola bersama, kegiatanekonomi berjalan, community de-velopment berjalan juga. ltu su-dah kami buktikan.

Apa pentingnya Pengembang-an Anak Usia Dini?

Dalam golden period (periodeemas) tumbuh kembang anak,yakni usia nol sampai tiga tahun,bisa sampai enam tahun, otaksedang berkembang pesat se-hingga sangat responsif terhadapstimulus.

Kalau kita memberi stimulusdalam hal belajar, attachment, in-

teraksi, dampaknya akan seumurhidup. Kalau stimulus diberikansetelah itu, dampaknya lebih se-dikit. Melakukan investasi padausia itu artinya investasi seumurhidup.

Selania ini haJ itu tidak men-dapat perhatian. Ada investment,dalam pengertian imunisasi. Inipendekatan survival, bukan kua-litas. Kualitas mencakup bagai-mana attachment, ikatanibu-anak, merawat, membesar-kan anak. Kita memasukkan ni-lai-nilai dalam periode itu.Anak-anak yang mendapatkan-nya akan tumbuh sebagai pribadiyang mandiri dan percaya diri.Biasanya secara akademis jugaberhasil. Tetapi, future life kanbukan akademis saja.

Program Diknas tadinya untukusia tiga tahun ke atas. Sekarangsudah mulai dengan no\. Tetapi,Depkes mengatakan, usia nolsampai tiga tahun itu bidangmereka. Bappenas berhasilmempertemukan keduanya,tetapi entah bagaimana imple-mentasinya.

Mengapa Anda menaruh per-hatian pada anak sejak di kan-dungan?

Saya tertarik pada cacat ba-waan yang aeteksinya harus padakehamilan. Saya menjadi KepalaBagian Neonatologi, punya in-tensive care unit, tetapi ini tea-ching hospital, hanya peduli pada10 persen populasi bayi, bagai-mana sisanya?

Lalu saya berpaling ke lapang-an, dan mendirikan epidemiologiperinatal. Lqlu melakukan pene-litian tentang dukun bayi, karena90 "persen yang menolong per-salinan adalah dukun bayi.

Ternyata tak ada bedanya an-tara bayi-bayi yang dilahirkanoleh dukun bayi yang dilatih danyang tidak dilatih. Hasil peneli-tian saya memperlihatkan, pela-tihan dilakukan satu arah, tidakada dialog, tidak ada supervisi,kalau salah dihukum. Ini tidakfair. Saya mengusulkan untukmengubah pelatihan.

Saya lalu membuat penelitiantentang intervensi training du-kun bayi. Saya membuat pela-tihan dengan rules of communi-cations, interpersonal communi-cations, rules of adult trainings,dialog dan supervisi. Hasilnyaja-uh lebih baik. Mereka bisa meru-juk pasien bermasalah ke rumahsakit, tetapi ternyata di situ tidakdiapa-apakan. Jadi ini bukan lagimasalah dukun bayi, tetapi in-frastrukturnya yang tak siap.

- -

Page 3: o Rbu o Kamis Jumat 27 28 29 30 31 QPeb OJul o Setia pada ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/kompas-20090315... · Taman Posyandu di daerah pe-nelitian saya, di Desa

(:~J '1t.,FOTO-FOTO: KOMPASjARUM TRESNANING'fYAS-~-

TTECACATAN

Dari PertanyaanKalau bayi-bayi yang sakit

berat bisa bertahan, ba-gaimana kualitas hidup-

nya? ltu pertanyaan suara hatiyang tak bisa dijawab oleh ProfAnna Alisjahbana.

"Mungkin tadinya sesak napas,akhirnya jadi cacat karena pe-nyebab cacat banyak," ujarnya.

Tahun 1970-an itu tak ada lem-baga memerhatikan hal itu. "Sayashopping ke luar negeri mencaricenter yang menangani itu. DiJerman ada center for early de-tection and early treatment. Sayamau membuat itu," ia menge-nang.

Tahun 1984-ia mendirikan Ya-yasan Suryakanti-Pusat Pengem-bangan Potensi Anak. ''Waktu itunobody interested. Tiga menteridatang, tetapi mereka bilang yangmenjadi perhatian masih survi-val. Saya tanya, 'Bagaimana kuali-tas hidupnya kalau ia survive?'Mereka bilang itu belum priori-tas. Ternyata sampai sekarangjuga belum."

Klinik Yayasan Suryakantiberjalantanpa bantuan pemerin-tah. Jumlah pasien antara 13.000hingga 14-.000per tahun dari se-luruh Indonesia dengan cacat ba-waan, 30 persennya berasal dari-=---

masyarakat tak mampu.Prinsip pendekatannya, "De-

teksi dini, Intervensi dini". "Ka-lau ada intervensi dini, yang beratbisa dikurangi menjadi medium,yang medium menjadi ringan,yangringan dapat sembuh," lan-jut Anna.

leba; dari 20 tahun. Sebelumkedua lututnya dioperasi dua ta-hun lalu, Anna masih mengikutiseminar di dalam dan di luarnegeri. "Ia suka jalan, suka ma-kan, suka ke pasar tradisional,"lanjut Susan, "Dan bisa melaku-kan semua pekerjaan rumah."

"Karena waktu barn menikah~~Menjadi bid an

Cita-cita Anna sebenarnyamenjadi bidan, tetapi ibunya takmengizinkan karena takut anak-nya tidak menikah. Menjadi dok-ter anak pun merupakan pilihanterakhir.

~a, yang menguas~ tiga ba-hasa asing itu, dikenal sebagaipribadi sederhana. "Ibu tidak ta-hu soal uang. Dia memilih tidakpraktik kalau harus melakukankegiatan sosial. Ibu juga tak sukabeli baju," kata Susanne Dida,Wakil Direktur Yayasan F2H,

~ sudah mengenalnY..asel~_

tak punya uang," sergah Anna,"Semua harns sendiri, bikin bajuwinter untuk anak, masak, ber-sih-bersih rumah, tapi senangsih "

Menikah dengan IskandarAlisjahbana, putra sulung SutanTakdir Alisjahbana, Anna terke-san menikmati kehidupan perka-winannya. Kata Anna, "Kalau da-ri pacaran, kita sudah saling me-ngenal selama 60 tahun."

Ketika Iskandar berpulang pa-da 16 Desember 2008, menurutSusan, "Ibu 15ilang,'Saya masihharns tinggal karena pekerjaanbelum selesai " (MH/XAR)- ~ --