nylon

Upload: nadia-pratiwi-puteri-s

Post on 31-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Keselamatan Industri

TRANSCRIPT

Industri Polimer

NYLONIndustri PolimerDeskripsiNilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . Elemen kimia termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan oksigen . Akhiran numerik menentukan jumlah karbon yang disumbangkan oleh monomer-monomer, sedangkan diamina pertama dan kedua diacid. Varian yang paling umum adalah nilon 6-6 yang mengacu pada fakta bahwa diamina ( heksametilena diamina , IUPAC Nama: heksana-1 ,6-diamina ) dan diacid ( asam adipat , IUPAC Nama: asam hexanedioic ) masing-masing menyumbangkan 6 karbon untuk rantai polimer. Seperti biasa lainnya kopolimer seperti poliester dan poliuretan , terdiri dari satu monomer masing, sehingga mereka bergantian dalam rantai tersebut. Karena setiap monomer dalam kopolimer ini memiliki sama kelompok reaktif pada kedua ujungnya, arah dari ikatan amida membalikkan antara masing-masing monomer . Di laboratorium, nilon 6-6 juga dapat dibuat dengan menggunakan klorida adipoyl bukan adipat.DeskripsiNilon 5.10, terbuat dari pentamethylene diamina dan asam sebasat , dipelajari oleh Carothers bahkan sebelum nilon 6,6 dan memiliki sifat unggul, tetapi lebih mahal untuk membuat. Sesuai dengan konvensi penamaan, nilon 6,12 (N-6, 12) atau PA-6, 12 adalah kopolimer dari 6C diamina dan diacid 12C. Demikian pula untuk N-5, 10 N-6, 11; N-10, 12, dll nilon lain meliputi asam dikarboksilat dikopolimerisasi / diamina produk yang tidak didasarkan pada monomer yang tercantum di atas. Sebagai contoh, beberapa aromatik nilon yang dipolimerisasi dengan penambahan diacids seperti asam tereftalat ( Kevlar , Twaron ) atau asam isoftalat ( Nomex ), lebih umumnya terkait dengan poliester. Ada kopolimer dari, N-6 6/N6; kopolimer N-6, 6/N-6/N-12, dan lain-lain. Karena cara poliamida terbentuk, nilon sepertinya akan terbatas pada bercabang, rantai lurus. Tapi bintang nilon bercabang dapat diproduksi oleh kondensasi asam dikarboksilat dengan poliamina memiliki tiga atau lebih gugus amino .

Karakteristik NylonVariasi kilau: nilon memiliki kemampuan untuk menjadi sangat berkilau, semilustrous.Durabilitas: serat yang tinggi keuletan digunakan untuk sabuk pengaman, ban tali, kain balistik dan penggunaan lainnya.Elongasi tinggiKetahanan abrasi yang sangat baikSangat tangguhResistensi tinggi terhadap serangga, jamur, hewan, serta bahan kimia cetakan, jamur, membusuk dan banyakDigunakan dalam karpet dan stoking nilonTransparan terhadap cahaya inframerah (-12dB)

Sifat NylonKuat dan tahan gesekan.Daya mulurnya besar, kalau diregang sampai 8%, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu regang, bentuk akan berubah.Kenyal tidak mengisap lengas atau air sehingga mudah kering.Pada umumnya tidak tahan panas, kalau bahan disetrika harus dicoba terlebih dahulu dengan temperature yang rendah.Larut dalam phenol, tetapi kalau dipakai phenol cair akan mengerit dan dapat digunakan untuk membuat hiasan-hiasan.Tahan alkali dan tidak tahan klor.

Parameter BahanTitik lebur: 363-367oFKekerasan rockwell: 106Konduktivitas termal: 2,01 BTU di/fthoFPanas laten difusi: 35,98 BTU/lbKoefisien ekspansi linier: 5,055 x 10-5 /OFKekuatan tarik pada hasil: 4496-4786 psiKoefisien gesekan: 0,10-0,30Kepadatan : 1,15 g/cm3Konduktivitas listrik : 10-12 S/m

Proses Pembuatan NylonSintese nilon 6.6 dari industri tradisional melibatkan asam adipin dan hexamethylene diamin untuk membentuk suatu garam yang meleleh, pada suhu 180oC. Adipin dan hexamethylena diamin diubah menjadi poliamida dengan pemanasan sampai suhu 280oC di bawah tekanan, yang menghilangkan air. Asam adipik dengan menggunakan polymerisasi ini pada umumnya diperoleh dengan oksidasi perpecahan cyclohexena dengan asam nitrat, suatu cuka mengoksidasi sangat kuat. Ada beberapa corak yang diinginkan reaksi inti ini jika seseorang mempertimbangkan besar produksi nilon meliputi seluruh dunia. Asam Nitrat bereaksi dengan cepat deangan kandung anorganik yang bermacam-macam, sebagai faktor kehadiran keselamatan dari kimia berbahaya.. Hal ini juga memberikan beberapa resiko lingkungan yaitu mengakibatkan emisi dari Nitro oksida (N2O mengandung nitrogen), gas rumah kaca, dan produksi skala asam adipin yang industri juga dipercaya mengubah 10% dari semua tidak alami emisi nitro oksida ( NOx). Tekanan tinggi dibutuhkan untuk polymerisasi mugkin juga bersikap menjadi keselamatan jika reaktor tidaklah dengan baik dibangun dan dirawat.

Proses Pembuatan Nylon[COOH(CH2)4COOH] + [H2N(CH2)4NH2] [CO(CH2)4CO NH(CH2)4NH] n + H2OReaksi kimia suhu tinggi yang diperlukan untuk membuat nilon dilakukan dalam mesin yang dirancang khusus. Untuk membuat senyawa, molekul yang dikombinasikan untuk membentuk bahan cair. Zat ini dipaksa menjadi spinneret, yang digunakan untuk memisahkan ke helai tipis.

Proses Pembuatan Nylon

Polimer KondensasiPolimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.Polimer KondensasiDalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada Gambar berikut.

Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.

Proses ManufakturKetika nilon bergerak melalui spinneret, itu terkena udara untuk pertama kalinya. Udara menyebabkan helai mengeras segera, dan sekali mereka keras, mereka dapat digulung ke kumparan. Serat yang membentang untuk menciptakan kekuatan dan elastisitas - manfaat utama dari nilon. Filamen yang dibatalkan dan kemudian memutar ulang ke yang lain, spool kecil. Proses ini disebut gambar dan digunakan untuk menyelaraskan molekul menjadi struktur paralel.Setelah materi telah luka ke spul lebih kecil, siap untuk digunakan. Produk yang dibuat dengan menenun filamen bersama-sama, dan ketat menenun, semakin banyak kekuatan kain akan memiliki.Nylon juga bisa dicampur dengan serat lain untuk membuat bahan kombinasi. Ketika dikombinasikan dengan kapas, itu menghasilkan bahan lentur yang memiliki bentuk tetapi lembut untuk disentuh. Hal ini juga dapat ditenun menjadi pola untuk memperkuat kekuatan, memperbaiki penampilan, atau memenuhi persyaratan desain lainnya.

Process Diagram

Flow Diagram

Diagram

MSDS Main MaterialAdipic acid : HOOC(CH2)4COOHHealth : 2Flammability : 1Reactivity : 0Menyebabkan iritasi ringan pada kontak mata, kulit, dan saluran pencernaan serta saluran pernafasan.Hexamethylenediamine : C6H16N2Health : 3Fire : 2Reactivity : 0Sangat berbahaya apabila terkontak dengan kulit (iritan), kontak dengan mata (iritan), dan juga bersifat korosif.Apabila terkena mata maka dapat menyebabkan kebutaan. Apabila terkena kulit dapat menyebabkan peradangan dan terik. Apabila tertelan dapat mengiritasi saluran pencernaan seperti kerusakan pada usus.

Jenis-jenis bahaya yang bisa terjadi ditempat kerja seperti berikut Bahaya kebocoran gas ataupun cairan dari zat kimia yang beracun dan mudah terbakarDebu-debu disekitar tempat kerja yang dapat menggangu pernafasanAliran listrik tegangan tinggi.Kebisingan yang melebihi ambang batas.Mesin-mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga dapat menimbulkan bahaya mekanisPeralatan yang bekerja pada temperature dan tekanan yang tinggi sehingga dapatmengakibatkan peledakan dan kebakaran.Penerangan yang kurang, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.House keeping yang kurang baik, menyebabkan tempat kerja yang kotor, tidak teratur sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan kejenuhan.

BoilerBoiler yang beroperasi mempunyai potensi bahaya peledakan. Supaya boiler agar operasional boiler berjalan secara aman, diperlukan penilaian resiko bahaya dan keandalan dari sistem operasional tersebut. Penelitian ini membahas resiko kegagalan dan keandalan dari sistem operasi boiler. Mekanisme kegagalan yang menyebabkan boiler meledak dianalisa menggunakan FTA (Fault Tree Anaysis). Sedangkan penyebab dan dampak kegagalan sistem karena kerusakan komponen dianalisa menggunakan FMECA. Perhitungan keandalan dilakukan pada komponen dengan nilai RPN/ Critical item yang tinggi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa komponen yang dapat menyebabkan kegagalan pada operasional sistem boiler adalah safety valve, blow down valve, fire tube, pelampung,dan pompaPencegahan Kecelakaan KerjaMasker:Dipakai oleh seluruh karyawanSebagai pencegah Dust Waste / Debu kapas tersedak / terhisapPembagian / pengguntingan masker 2 minggu 1 kaliEar Plug:Dipakai oleh karyawan shift di Mesin R.S.FSebagai pelindung pendengaran dari kebisingan suara mesinSarung Tangan:Bahan dari karet: dipakai bagi petugas Maintenance yang menggunakan Cairan kimia ( H2SO4)Bahan dari kulit: dipakai bagi petugas Bale Storage yang memotong Plat Packing List KapasKaca Mata Debu:Sebagai pelindung mata untuk karyawan dibagian blowing saat memproses kapasStik / tongkat:Stik kayu: digunakan bagi petugas pembenahan mesin CardingStik bambu / kili-kili: digunakan bagi petugas yang membersihkan waste di mesin Blowing carding drawing SpeedItulah beberapa Alat Pelindung Diri yang sudah disediakan oleh perusahaan, namun pada kenyataannya di lapangan tidak sedikit karyawan yang memakai APD itupun yang karyawan pakai hanyalah masker saja. Dengan melihat kondisi ruang produksi benang yang begitu banyak dengan debu debu dari proses pembuatan kapas menjadi benang sangat memungkinkan para pekerja bisa terkena penyakit pernafasan,pendengaran dan penglihatan

Fasilitas yang tersedia untuk mendukung penerapan K3Fasilitas yang tersedia untuk mendukung penerapan K3 banyak sekali, antara lain yaitu:Surat kesehatan atau JamkesmasPara pekerja yang bekerja di suatu perusahaan atau pabrik harus memiliki Jamkesmas bagi pemeriksaan dan meringankan biaya pemeriksaan kesehatan.Asuransi pensiunanAsuransi ini diberikan kepada para pekerja yang sudah pension atau sudah tidak bekerja lagi karena factor usiaRuang makanDi pabrik di sediakan fasilitas ruang makan bagi seluruh pekerja. Ruang makan sangat penting bagi para pekerja karena dapat memperbaiki gizi para pekerja,bahkan bagi para pekerja yang lembur disediakan satu susu setiap hari

PROSES PENGADAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA1. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia berbahaya harus dicantumkan dengan jelas di dalam lebar PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa :a. Labelingb. Informasi dampak Bahayac. Informasi P3K , APD2. Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas dalam lembaran PP/PO dengan memperhatikan Keamanan, Ketahan, Efektifitas dan Efisiensi. Khusus dalam hal Botol/Bejana Bertekanan, harus dicantumkan WARNA yang disesuaikan dengan jenis/golongan Gas. Dalam hal ini bisa berpedoman pada Standart Internasional Global Harmoni Syetem / GHS atau NFPA, UN, UMO,EEC dlsb ).3. Setiap wadah Bahan Kimia Berbahaya harus dilengkapi dengan TANDA RESIKO BAHAYA serta tindakan Pencegahan dan Penanggulangannya.4. User /Pejabat yang mengajukan pembelian Bahan Kimia Berbahaya berkewajiban melengkapi syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat K3 yang dimaksud sudah cukup lengkap dan memenuhi standart K3, maka pengajuan pembelian dapat diproses dan direalisasikan pengadaannya.

BONGKAR MUAT BAHAN KIMIA BERBAHAYA1. Sebelum melaksanakan kegiatan bongkar muat Bahan Kimia Berbahaya, Pengawas setempat harus menyiapkan kelengkapan administrasi sebagai berikut :a. Daftar bahan yang akan dibongkarb. Prosedur kerja dan Perijinanc. Daftar pekerja/buruh serta penanggung jawab2. Perencanaan dan tindakan-tindakan K3 harus dilaksanakan sebaik-baiknya sebelum dan sesudah mwelaksanakan bongkar muat.3. Yakinkan bahwa para pekerja sudah mengetahui bahaya-bahaya yang ada serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya dengan cara memberikan Pengarahan dan penyuluhan K3 oleh pengawas setempat, terutama bagi para pekerja baru.4. Sarana pelindung Diri, Alat Pemadam yang sesuai dan perlengkapan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.5. Pengawas buruh berkewajiban memberikan pembinaan perbaikan kepada setiap pekerja bila mengetahui atau menemui adanya penyimpangan/ pelanggaran peraturan K3 yang telah diberlakukan.6. Pemasangan Rambu-rambu K3 meliputi Peringatan bahaya sesuai jenis, golongan Bahan Kimia harus dipasang dengan jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat oleh pekerja.7. Setiap pekerja harus menghindari perbuatan/tindakan yang tidak aman seperti :a. Merokok ditempat yg terlarangb. Tidak memakai APD yang disyaratkanc. Mengerjakan pekerjaan yang bukan wewenang/dibidangnyad. Bersendau gurau 5. Menolak perintah atasan dlsb.8. Setiap kecelakaan, Kebakaran, Peledakan termasuk kondisi berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri, haruslah dilaporkan secepatnya kepada atasan. Berikanlah keterangan yang benar kepada petugas Investigasi guna memudahkan pengambilan langkah-langkah perbaikan selanjutnya agar kasus yang sama tidak terulang kembali.9. P3K harus dilakukan dengan benar oleh yang berpengalaman kepada pekerja yang mengalami kecelakaan. Segera hubungi Dokter atau tim medis guna perawatan selanjutnya.

PENYIMPANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA1. Gudang tempat penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya harus dibuat sedemikian rupa hingga aman dari pengaruh Alam dan Lingkungan sekitarnya :a. Memiliki system sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik.b. Suhu di dalam ruangan dapat terjaga konstan dan aman setiap saat.c. Aman dari berbagai gangguan biologis ( Tikus, Rayap dll ).2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari adanya bahaya reaktivitas.b. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan manufactur untuk menghindari roboh (ambruk) hingga tidak mengakibatkan kerusakan dan mudah pembongkaran serta kelihatan rapi.c. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun, jika perlu buatkan garis pembatas lintasan alat angkat dan angkut.d. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti (listrik, api terbuka dll).3. Program House Keeping harus dilaksanakan secara periodic dan berkesinambungan yang meliputi : Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan.4. Sarana K3 haruslah disiapkan dan digunakan sebagaimana mestinya.

PENYIMPANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA5. Setiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki gudang penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya dan setiap pekerja yang memasuki gudang harus memakai APD yang disyaratkan.6. Inspeksi K3 oleh pekerja gudang harus dilaksanakan secara teratur/periodic yang meliputi pemeriksaan seluruh kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan system. Segera amankan/laporkan jika menemukan kondisi tidak aman kepada atasan.7. Pada setiap penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya harus dilengkapi dengan LABELING ( Label isi, safety, resiko bahaya ) beserta uraian singkat Pencegahan, Penanggulangan dan Petolongan Pertama.8. Petugas gudang harus dilengkapi buku petunjuk/pedoman K3 yang berkaitan dengan Penyimpanan BKB.9. Setiap Pekerja dilarang makan dan minum ditempat penyimpanan Bahan Kimia Beracun.10.Tindakan P3K harus dilakukan oleh yang berpengalaman. Segera hubungi dokter/tim medis atau bawa korban ke Rumah Sakit untuk mendapatka perawatan lebih lanjut.

PENGANGKUTAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA1. Sebelum melaksanakan pekerjaaan pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya, Pengawas/atasan berkewajiban menyampaikan informasi K3 serta resiko bahaya yang ada pada setiap pekerja.2. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab serta adanya rekomendasi dari atasannya dibenerkan menangani pekerjaan pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya.3. Upaya prefentif, Pencegahan harus tetap dilakukan secara teratur berupa pemeriksaan kelayakan peralatan kerja, kondisi muatan dan kondisi fisik pekerja sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.4. Menaikkan dan menurunkan Bahan Kimia Berbahaya harus dilakukan dengan hati-hati, jika perlu buatkan bantalan karet/kayu.

PENGANGKUTAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA5. Perlengkapan K3 ( APD, APAR, P3K ) harus tersedia dalam kondisi siap pakai di lokasi kerja.6. Kapasitas angkut alat angkat dan angkut tidak diperbolehkan melebihi kapasitas yang ada dan tidak boleh menghalangi pandangan penegmudi/sopir.7. Pengemudi harus mengikuti peraturan lalu lintas yang ada dengan selalu hati-hati dan waspada. Hindari tindakan tidak aman dan tetap disiplin dalam mengemudikan kendaraan.8. Jika kontak dengan Bahan Kimia Berbahaya, segera lakukan pertolongan pertama pada si korban dengan benar. Hubungi dokter/tim medis untuk penanganan selanjutnya.9. Tanda labeling peringatan bahaya berupa tulisan, kode sesuai dengan resiko bahaya yang ada harus terpasang dengan jelas di depan muatan, samping kiri dan kanan, belakang muatan.

PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA1. Sebelum menggunakan Bahan Kimia Berbahaya harus diketahui terlebih dahulu informasi bahayanya baik dari segi Kebakaran, Kesehatan, Rekatifitas, Keracunan, Korosif dan Peledakan ) serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya.2. Perencanaan dan penerapan K3 harus dilakukan dengan sebaik-baiknya pada setiap pekerjaan penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. APD ( Alat Pelindung Diri ) yang sesuai dengan factor resiko bahayanya, APAR dan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.b. Kondisi kerja, lingkungan sudah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang ( Safety ).c. Peralatan kerja harus layak pakai.d. Methode kerja/cara pelaksanaan kerja sudah aman dan efektif.e. Kelengkapan administrasi sudah dipersiapkan ( perijinan angkut, perintah kerja, daftar pekerja dsb ).3. Selama berlangsungnya kegiatan penggunaan Bahan Kimia Berbahaya hindari tindakan yang tidak aman. Usahakan bekerja sesuai dengan SOP.4. Bila pekerjaan tersebut belum selesai dan pelaksanaannya diatur secara shift maka, setiap serah terima tugas dan tanggung jawab harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Situasi dan kondisi kerja menyeluruh harus dilaporkan dengan jelas terutama kondisi kerja yang kurang aman dan perlu penanganan yang intensif.5. Bila pekerjaan telah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa-sisa bahan dsb agar segera dibersihkan sampai betul-betul kondisi keseluruhan sudah aman.6. Lakukan tindakan P3K dengan segera jika terjadi kecelakaan hubungi tim medis/dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Pembuangan Limbah B31. Setiap limbah baik itu karena rusak, purging, kadaluarsa, maupun sisa hasil proses yang tidak digunakan lagi harus dibuang pada saluran khusus yang telah disiapkan untuk itu.2. Jika limbah Bahan Kimia tersebut ASAM dan BASA yang berbahaya harus dinetralkan terlebih dahulu sebelum dibuang, sedangkan untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan betul-betul aman tidak melebihi NAB.3. Limbah berupa hasil sisa GAS yang mudah terbakar dalam jumlah besar harus dibakar dengan cara yang terkendali dilakukan di Buningpit.4. Semua wadah/kemasan bekas Bahan Kimia Berbahaya harus dibakar/ditanam sesuai petunjuk pejabat yang berwenang untuk itu.5. Membuang limbah berbahaya dengan cara manual harus menggunakan APD yang sesuai. Hati-hati terhadap bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram dlsb.