nurlela: jurnal guru halaman 10-14
DESCRIPTION
Jurnal Guru Volume I, No. 1, Mei - Juni (2015)TRANSCRIPT
-
Nurlela | Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru
10 | ISSN : 2459-9743
Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Menyusun RKH
Melalui Bimbingan KKG TK Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin
Nurlela
Pengawas TK/ SD Kec. Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun
RKH pada guru-guru TK di Kecamatan Sekayu. Penelitian dilaksanakan di 10 sekolah TK binaan
peneliti di Kecamatan Sekayu pada tahun pelajaran 2014/ 2015 dengan jumlah subyek sebanyak 34
orang guru. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif yaitu dengan
membandingkan keterampilan guru dalam membuat RKH pada siklus pertama dan siklus kedua
melalui bimbingan KKG TK. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian RKH.
Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan KKG TK dapat
meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun RKH. Hal ini dapat dilihat dari data yang
diperoleh peneliti yang menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru dalam menyusun RKH,
dimana pada siklus I, rata rata yang diperoleh 77,48 kemudian meningkat menjadi 85,29 pada siklus
II. Dari hasil siklus I kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,29 dan
indikator keberhasilan tercapai. Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang mencapai kategori baik
sebanyak 26 orang dari 34 orang guru kelas atau sebanyak 76 persen.
Kata Kunci: keterampilan guru , menyusun RKH, bimbingan KKG TK
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 2 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
Angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak
usia dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang
ditujukan memlalui pepmberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyebutkan standar PAUD terdiri
atas empat kelompok yaitu: 1) Standar tingkat
pencapaian perkembangan, 2) Standar
pendidik dan tenaga kependidikan, 3) Standar
Isi proses, dan penilaian, 4) Standar sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Dalam Permendiknas RI No. 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
disebut standar isi, proses, dan penilaian
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian program yang dilaksanakan secara
terintegrasi sesuai dengan kebutuhan anak.
Perencanaan pembelajaran yang harus dimiliki
oleh guru TK Rencana Kegiatan Mingguan
(RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
Kemampuan guru dalam menyusun
Rencana Kegiatan Harian (RKH) sangat penting
untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah sehingga mendapatkan
hasil pembelajaran yang bermutu. Guru
merupakan faktor yang dominan dalam proses
pembelajaran sehingga merupakan faktor yang
dominan dalam proses pembelajaran sehingga
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
proses belajar siswa. Bloom (1982)
menyatakan bahwa guru bertanggung jawab
terhadap kualitas pembelajaran yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. .
Walaupun demikian, dalam pelaksanaan
sekolah masih menghadapi berbagai
permasalahan, diantaranya adalah
permasalahan ketenangan khuusnya guru
seperti kurangnya jumlah guru,
ketidaksesuaian latar belakang pendidikan,
kompetensi guru, pemberdayaan, dan
kinerjanya. Selain itu juga masih kurangnya
sarana dan prasarana yang memadai untuk
tercapainya peningkatan mutu pendidikan
secara merata dan terpadu. Faktor-faktor di
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 10 - 14
ISSN : 2459-9743 | 11
atas sangat mempengruhi proses belajar
mengajar disekolah, dan dalam mengatasi
permasalahan tersebut dituntut perhatian dan
berbagai pihak sebagai pihak yang berhadapan
langsung pada permasalahan tersebut diatas
maka kepala sekolah, pengawas dan guru
dituntut lebih meningkatkan kinerjanya sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-
masing agar tercapainya suasana yang nyaman
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah
dan nantinya bermuara pada peningkatan mutu
pendidikan secara umum.
Oleh karena itu pengawas dan kepala
sekolah dituntut untuk menemukan strategi
yang tepat untuk meningkatkan seluruh kinerja
warga sekolah. Ada 4 (empat) prinsip yang
menjadi pedoman penerapan manajemen
personalia di sekolah (Depdikbud), 1999 oleh
kepala sekolah yaitu:
a. Dalam mengembangkan sekolah sumber
daya adalah komponen yang paling
berharga.
b. Sumber daya manusia akan berperan
secara optimal jika disekolah dengan baik,
sehingga mendukung tercapainya tujuan
institusional.
c. Kultur dan suasana organisasi sekolah,
Serta prilaku manajerial kepala sekolah
sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pengembangan sekolah.
d. Manajemen personalia disekolah pada
prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga sekolah dapat bekerja sama dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
Kemudian Wahjosumidjo (1999)
menyatakan bahwa tanggung jawab Kepala
Sekolah dalam rangka pembinaan guru harus
diarahkan untuk :
a. Mencapai tujuan sekolah.
b. Membantu para guru untuk memperoleh
kedudukan dan standar penampilan kerja
kelompok.
c. Memaksimalkan pengembangan karir
guru.
d. Mempersatukan antara tujuan-tujuan
individu guru dengan tujuan sekolah.
Hasil observasi awal penulis bahwa
kinerja guru-guru di TK negeri kecamatan
sekayu, pada saat ini masih belum optimal. Hal
ini dapat dilihat dari masih banyak tugas-tugas
yang belum terselesaikan dan dalam
pelaksanaan pembelajaran masih belum
memanfaatkan sarana alat peraga baik
langsung ataupun sarana gambar. Dari hasil
wawancara peneliti memperoleh informasi
bahwa sebagian besar guru tidak paham
menyusun RKH bahkan ada guru yang tidak
tahu bagaimana menyusun RKH secara
lengkap. Walaupun demikian, guru tersebut
setuju bahwa guru harus menggunakan RKH
dalam melaksanakan proses pembelajaran
yang dapat dijadikan acuan/ pedoman dalam
proses belajar mengajar. Selain itu,
kebanyakan guru belum tahu dengan
komponen-komponen RKH secara lengkap.
Berdasarkan SK Menpan nomor 118 tahun
1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan
angka kreditnya, keputusan Bersama
Mendikbud nomor 03420/ 0/ 1996 dan Kepala
Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk
pelasanaan jabatan fungsional pengawas serta
Keputusan Mendikbud Nomor 020/ U/ 1998
tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan
fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas
pokok dan tenggung jawab pengawas sekolah
yang meliputi:
a. Melaksanakan pengawasan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah
sesuai dengan penugasannya pada TK, SD,
SLN, SLTP, dan SLTA.
b. Meningkatkan Kualitas proses belajar-
mengajar/ bimbingan dan hasil
presentasi belajar/ bimbingan siswa
dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Dengan demikian berdasarkan kedua
tugas pokok tersebut, salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan pengawasan adalah
memberikan arahan, bantuan dan bimbingan
kepada guru tentang proses pembelajaran/
bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar/ bimbingan
siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan
pengawasan dalam hal ini adalah melalui
bimbingan KKGTK. Oleh arena itu dengan
adanya strategi ini diharapkan kinerja guru
semakain meningkat baik dalam menyelesaikan
tugas-tugas maupun dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar sehigga tujuan yang
diharapkan cepat tercapai. Berdasarkan latar
belakang di atas peneliti mengambil judul
Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru TK
Dalam Menyusun RKH Melalui Bimbingan
KKGTK Kecamatan Sekayu Kabupaten MUBA .
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
rumusan masalah adalah Apakah melalui
bimbingan KKGTK dapat meningkatkan
keterampilan menyusun RKH Guru TK
Kecamatan Sekayu?
3. Tujuan Penelitian
Dengan diadakannya bimbingan KKGTK
dapat meningkatkan keterampilan guru dalam
menyusun RKH pada guru-guru TK Kecamatan
Sekayu.
-
Nurlela | Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru
12 | ISSN : 2459-9743
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Bagi sekolah, dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam lembaga
pendidikan sebagai bahan bacaan atau
rujukan.
b. Bagi Kepala Sekolah, sebagai motivasi
untuk bekerja lebih baik mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan semua pihak.
c. Bagi Guru, sebagai motivasi untuk bekerja
lebih baik mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan semua pihak.
B. Kajian Teori
1. Keterampilan Guru
Guru sebagai orang yang berwenang dan
bertangung jawab terhadap pendidikan siswa,
baik secara individu maupun secara klasikal
baik disekolah maupun diluar sekolah minimal
harus memiliki dasar-dasar kompetensi
sebagai wewenang dalam menjalankan
tugasnya. Guru adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencariannya, profesi)
mengajar, memiliki kompetensi menganalisa
dan mengarahkan anak didik, untuk dapat
mengembangkan potensi yang ada pada diri
anak didik secara optimal, sehingga benar-
benar menghasilkan siswa ang berkualitas
tidak cukup sampai disitu, proses belajar
mengajar yang menyenangkan merupakan hal
terpenting dalam pendesainan belajar dengan
murid-murid.
Untuk itu seorang guru perlu memiliki
kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan
menguasai cara-cara mengajar sebagai
kompetensinya. Tanpa hal tesebut guru akan
gagal dalam melaksanakan tugasnya. Karena
kompetensi mengajar harus dimiliki oleh
seoarang guru yang merupakan kecakapan atau
keterampilan dalam mengelolah kegiatan
pendidikan. Bahri Djamarah menyatakan
bahwa seorang guru dikatakan profesional
apabila mempunyai beberapa kompetensi,
antara lain: 1) Kompetensi pedagogik; 2)
Kompetensi kepribadian; 3) Kompetensi sosial;
dan 4) Kompetensi professional. Berdasarkan
penelitian penulis bahwa guru-guru yang
kinerja mengajarnya itu dikerenakan beberapa
faktor, antara lain:
a. Rendahnya penguasaan materi pelajaran.
b. Tidak menguasai metode mengajar.
c. Pengaruh lingkungan sekolah seorang
guru muda baru lulus dan memiliki
semangat mengajar yang tinggi secara
tidak sadar kurang disiplin.
d. Kemampuan mengelola kelas
e. Kemampuan melakukan penelitian dan
evaluasi.
2. Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
merupakan penjabaran dari Rencana Kegiatan
Minguan (RKM). RKH memuat kegiatan
kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan
secara Individual, kelompok, maupun klasikal
dalam satu hari. RKH terdiri atas kegiatan
pembukaan kegiatan inti, istirahat/ makan, dan
kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pembukaan
b. Kegiatan Inti
c. Istirahat/ Makan
d. Kegiatan Penutup
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun RKH adalah sebagai berikut :
a. RKH disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih,
b. tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar yang harus di
capai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetenrsi dasar,
c. tujuan pembelajaran dapat mencakupi
sejumlah indikator, atau satu tujuan
pembelajaran untuk beberapa indikator,
yang penting tujuan pembelajaran harus
mengacu pada pencapaian indikator,
d. Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah
pembelajaran) dibuat setiap pertemuan,
bila dalam satu RKH terdapat 3 kali
pertemuan, maka dalam RKH tersebut
terdapat 3 langkah pembelajaran,
e. Bila terdapat lebih dari satu pertemuan
untuk indikator yang sama, tidak perlu
dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap
untuk setiap pertemuannya.
3. Bimbingan KKG TK
Sejak tahun sembilan-puluhan arus
informasi di berbagai bidang mengalir dengan
deras. Sejak saat itu peningkatan di bidang
komunikasi dan informasi semakin cangggih.
Kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang terus menerus mengalir dengan
sendirinya menjadi sebuah perhatian serius
bagi pemerintah agar guru juga diberikan
pembinaan profesional guru secara terus
menerus, sehingga guru tidak ketinggalan
ilmu pengetahuan. Sebagaimana diungkapkan
oleh Anwar Yasin: Kita menyadari bahwa
tuntutan pembangunan akan sumber daya
manusia (SDM) yang bermutu menuntut juga
kemampuan profesional guru yang semakin
tinggi. Oleh karena itu, perlu ada sistem
pembinaan yang menjamin adanya dukungan
profesional bagi guru dalam melaksanakan
tugas mengajarnya sehari-hari sehingga mereka
senantiasa dapat meningkatkan mutu KBM.
Sistem pembinaan profesional yang dimaksud
adalah tidak lain dari pada mekanisme
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 10 - 14
ISSN : 2459-9743 | 13
bagaimana membantu guru meningkatkan
mutu kemampuan profesionalnya terutama
dalam mengajar dan membelajarkan murid,
atau dengan kata lain, dalam meningkatkan
mutu proses/ kegiatan belajar-mengajar (KBM)
sehingga hasil mutu hasil belajar murid pun
meningkat.
Kelompok kerja Guru yang beranggotakan
semua guru TK di dalam gugus yang
bersangkutan. KKG TK ini adalah wadah
pembinaan profesional bagi para guru dalam
meningkatkan kemampuan profesional guru
khususnya dalam melaksanakan dan mengelola
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Secara
operasional Kelompok Kerja Guru dapat dibagi
lebih lanjut menjadi kelompok yang lebih kecil
berdasarkan jenjang kelas atau permata
pelajaran. Kelompok-kelompok di atas
diberlakukan melalui SK Dirjen Dikdasmen No.
070/ C/ Kep/ 1/ 93 tanggal 7 April 1993.
Semenjak itulah Kelompok Kerja Guru (KKG)
mulai dilaksanakan.
Menurut Hasibuah Botung dikutip oleh
Ginting, Kelompok Kerja Guru (KKG)
merupakan suatu wadah dalam pembinaan
kemampuan profesional guru, pelatihan dan
tukar menukar informasi, dalam suatu mata
pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Menurut Julia Kelopok Kerja Guru (KKG)
merupakan wadah dalam pembinaan
profesional guru yang dapat dimamfaatkan
untuk berkomunikasi, bertukar fikiran dan
berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai
demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam
pembelajaran.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kelompok kerja (KKG) adalah sebuah
forum/ organisasi atau perkumpulan guru-
guru mata pelajaran yang mempunyai kegiatan
khusus memberikan informasi-informasi
pendidikan dalam rangka meningkatkan
kualitas pribadi guru dalam proses belajar
mengajar.
4. Hipotesis Tindakan
Melalui bimbingan KKGTK dapat
meningkatkan keterampilan guru TK dalam
menyusun RKH di Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin.
C. Pembahasan
Dari hasil pengamatan selama proses
pelaksanaan tindakan terlihat bahwa adanya
perkembangan ke arah yang lebih baik pada
peningkatan keterampilan guru dalam
menyusun RKH.
Dari rata-rata keterampilan guru dalam
membuat RKH meningkat dan mencapai
kategori baik. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan guru menyusun RKH,
dimana pada siklus I sebesar 77,48 dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,29.
Dari hasil siklus I kemudian dilakukan
perbaikan pada siklus II diperoleh nilai rata-
rata 85,29 dan indikator keberhasilan tercapai.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang
mencapai kategori baik sebanyak 26 orang dari
34 orang guru kela. Ini artinya telah mencapai
76 % dari seluruh guru, seperti pada tabel
berikut:
Tabel 1
Perbandingan Keterampilan Guru
Menyusun RKH Pada Siklus I dan Siklus II
Adapun nilai rata-rata keterampilan guru
dalam siklus I dan siklus II dinyatakan dalam
tabel berikut. 77,48 dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 85,29.
Tabel 2
Perbandingan Nilai Rata-rata
Keterampilan Guru Menyusun RKH Pada
Siklus I dan Siklus II
Dari tabel di atas dapat dinyatakan dalam
bentuk grafik berikut:
Grafik 1
Rata-rata Keterampilan Guru Per-Siklus
-
Nurlela | Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru
14 | ISSN : 2459-9743
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus
I, siklus II dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan keterampilan guru dalam
menyusun RKH dapat dilakukan melalui
bimbingan KKG TK.
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa melalui
bimbingan KKG TK dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam menyusun RKH. Hal
ini dapat dilihat dari data yang diperoleh
adanya peningkatan keterampilan guru dalam
menyusun RKH dimana pada siklus I, rata rata
yang diperoleh 77,48 kemudian meningkat
menjadi 85,29 pada siklus II. Dari hasil siklus I
kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata 85,29 dan indikator
keberhasilan tercapai. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah guru yang mencapai kategori baik
sebanyak 26 orang dari 34 orang guru kela. Ini
artinya telah mencapai 76 % dari seluruh guru.
Daftar Pustaka
Aziz, M.A. 1994. Mutu. Jakarta: PEQIP.
Ginting, Proposal Penajuan Dana Pembinaan
KKG Padang Barat. Padang: SDCA Padang.
Julia, R. Pengembangan Kelompok Kerja Guru.
Padang: Makalah KKG Padang Barat.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010.
Kepemimpinan Pembelajaran. Jakarta:
Kemdiknas.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010.
Penelitian Tindaka Sekolah (PTS). Jakarta:
Kemdiknas.
Marnis. 1999. Arus Informasi dan Globalisasi.
Jakarta: Pustaka Setia.
Saleh, I. Guru dan Perubahan Zaman. Medan:
Koran Mingguan Sangkakala.
Universitas Terbuka. 2006. Statistik. Jakarta:
UT
Wahyudin, D. 1995. Monitoring dan Evaluasi
Petunjuk bagi para Pelaksana. Jakarta:
PEQIP.