number head together terhadap hasil belajar …repository.umrah.ac.id/1514/1/jurnal.pdf1 pengaruh...
TRANSCRIPT
1
Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Dengan Strategi
Number Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 5
Tanjungpinang
Putri Maveira1, Nurul Asikin
2, Nevrita
3
Email : [email protected]
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together terhadap hasil
belajar siswa pada materi Animalia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang
tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan pendekatan kuantitatif.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sampling Purposive). Sampel pada penelitian ini
adalah kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together
dan siswa X IPA 2 yang diberi perlakuan metode konvensional. Perolehan nilai
rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 75,45 dan kelas kontrol sebesar 69,25.
Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji normalitas adalah uji Lilliefors dan
uji homogenitas menggunakan uji F, dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t. hasil uji-t diperoleh sebesar 2,49 dan pada taraf
signifikan 5% sebesar 1,99, maka . Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan strategi
Number Head Together terhadap hasil belajar siswa pada materi Animalia.
Kata Kunci :Model Pembelajaran, Problem Based Learning dengan Strategi
Number Head Together, Hasil Belajar
2
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah bagian penting dari kehidupan manusia, melalui
pendidikan seseorang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,
dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan dapat
dikatakan sebagai suatu media bagi seseorang untuk dapat memperoleh serta
mengembangkan pengetahuannya, yang menyebabkan seseorang menjadi tahu
apa yang sebelumnya tidak diketahui, menjadi mengerti apa yang sebelumnya
tidak dimengerti dan memahami apa yang sebelumnya tidak dipahami. Pendidikan
disini tentu yang berkaitan dengan pendidikan yang bersifat formal, yang meliputi
proses pembelajaran yang melibatkan pendidik dengan peserta didik didalamnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Bab I,
Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap
peserta didik sebab pendidikan merupakan upaya untuk menciptakan sumber daya
manusia (SDM) yang bermutu dan mampu bersaing. Oleh karena itu,
pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda
dalam pembangunan nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah masih sering dijumpai berbagai
masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 5
3
Tanjungpinang, diperoleh informasi bahwa sudah tersedianya fasilitas di sekolah
tersebut dan sudah cukup memadai, tetapi guru kurang memanfaatkan dalam
proses pembelajaran. Di sekolah tersebut sudah pernah diperlakukan model
kooperatif seperti tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), akan tetapi
guru masih terfokus terhadap model konvensional. Sehingga menyebabkan
kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran dan sering tidak serius untuk
mendengarkan penjelasan dari guru karena mereka merasa jenuh dan bosan. Siswa
juga kurang aktif dalam proses pembelajaran, seperti kurang aktif bertanya dan
melakukan diskusi antar sesama siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya
semangat dan minat siswa terhadap pelajaran biologi.
Dari hasil wawancara dengan siswa di SMANegeri 5 Tanjungpinang,
diperoleh informasi bahwa pada saat pembelajaran guru mengajar masih secara
konvensional atau guru berperan sepenuhnya dalam pembelajaran (teacher
centered), jarang sekali menggunakan model pembelajaran. Pada saat
pembelajaran, guru lebih sering memberikan tugas setiap pembelajaran
berlangsung sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat dalam belajar,
akibatnya tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Pada kelas IPS (peminatan)
minat belajar siswa terhadap pembelajaran biologi masih kurang, minat tersebut
juga tidak jauh beda dengan kelas IPA. Sehingga rata-rata hasil belajar siswa
dibawah 75, sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Dari hasil observasi terdapat salah satu kelemahan proses pembelajaran
guru adalah kurangnya variasi model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa. Untuk itu perlu digunakan suatu upaya oleh guru untuk menggunakan
4
model pembelajaran yang menarik, agar siswa tidak menganggap pelajaran
biologi membosankan. Penggunaan dari salah satu model pembelajaran
kooperatif merupakan tindakan pemecahan dari masalah tersebut yang dapat
dilakukan, karena dapat meningkatkan kemauan belajar siswa, menumbuhkan
sikap siswa yang lebih positif dalam belajar, menambah motivasi dan percaya diri,
serta menambah rasa senang akan pelajaran yang diterimanya. Salah satu cara
yang dilakukan untuk mengurangi model belajar yang terlihat monoton tersebut
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan
strategiNumber Head Together (NHT).
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang
hendaknya akan dipelajari merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan
oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Sani, 2014: 127).Problem Based
Learning menuntut siswa untuk aktif melakukan penyelidikan dalam
menyelesaikan permasalahan dan guru berperan sebagai fasilitator atau
pembimbing. Pembelajaran akan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di mana
peserta didik diorganisasikan untuk bekerja dan belajar dalam kelompok yang
memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik
dikelompokkan untuk belajar bersama-sama yang bersifat heterogen dari segi
kemampuan akademis, etnis, dan jenis kelamin untuk membahas pertanyaan demi
5
pertanyaan atau permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang dihadapkan
kepadanya (Tinzmann, 1990 dalam Jufri, 2013).
Model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) sering
disebut penomoran berpikir bersama merupakan model pembelajaran kooperatif
yang terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mengulas fakta-fakta dan
informasi dasar yang berperan untuk mengatur interaksi siswa. Model kooperatif
tipe Number Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif
yang lebih mengemukakan kepada kegiatan siswa dalam mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas (Trianto, 2007).
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Problem
Based Learning dengan strategiNumber Head Together. Adapun alasan
penggunaan model Problem Based Learning dengan strategi Number Head
Together, yaitu dikarenakan Model Problem Based Learning dengan
strategiNumber Head Together merupakan pembelajaran secara langsung
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran berkelompok dengan sintaks
pembelajaran PBL dengan NHTyang dirancang secara kolaboratif untuk
memecahkan permasalahan yang muncul dari peristiwa aktual yang sedang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitiandengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem
Based Learning dengan Strategi Number Head Together Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang”.
6
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari2017 – Juli 2018. Jenis
penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control design.
Instrumen penelitian berupa posttest, kuisioner dan observasi. Teknik analisis data
dalampenelitianinimenggunakanaplikasisoftware SPSS versi 22, uji instrumen
dilakukan dengan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
beda.
HASIL
Data yang diperolehdalampenelitian ini meliputi (1) uji validitas (2) uji
reliabilitas (3) uji taraf kesukaran (4) uji daya beda.
a) Hasil Uji Validitas
Dalam penelitian ini berikut hasil rekapitulasi uji validitas dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil UjiValiditas
Keterangan NomorSoal JumlahSoal
Valid
1, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 19, 22, 25,
27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 39,
40
20
Tidak Valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 14, 17, 18,
20, 21, 23, 24, 26, 31, 35, 37, 38.
20
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji validitas maka terdapat 20 soal yang
memenuhi kriteria dan dikatakan tidak valid.
7
b) Hasil Uji Reliabilitas
Dari 40 butir soal terdapat 20 soal yang tidak valid dan terdapat 20 soal yang
valid dan di uji reliabilitasnya menggunakan aplikasi Anates. Hasil perhitungan
uji reliabilitas sebesar 0,80.
c) Hasil Uji Taraf Kesukaran
Dalam penelitian ini berikut hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2. Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran
Keterangan NomorSoal JumlahSoal
Sukar 10, 11, 34, 35, 37, 38 6
Sedang
2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23,
26, 28, 29, 31, 32, 33, 36, 40
26
Mudah 1, 7, 19, 24, 25, 27, 30, 39 8
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran maka terdapat 6 soal yang
memiliki kriteria sukar, 26 soal yang memiliki kriteria sedang, dan 8 soal yang
memiliki kriteria mudah.
d) Hasil Uji Daya Beda
Dalam penelitian ini berikut hasil rekapitulasi uji daya beda dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3. Rekapitulasi Uji Daya Beda
Keterangan NomorSoal JumlahSoal
Baiksekali 29 1
Baik 9, 11, 15, 17, 22, 25, 30, 32, 39, 40 10
Cukup 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16,
19, 23, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 36, 38
22
Jelek 2, 18, 20, 21, 24, 26, 37 7
Berdasarkan hasil uji daya beda tersebut maka terdapat satu soal yang
dikatagorikan baik sekali, 10 soal baik, 22 soal cukup, dan 7 soal dikatagorikan
jelek.
8
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a) Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan data posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
diberi perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Data Skor Posttest
Data KelasEksperimen KelasKontrol
N 38 40
Skortertinggi 85 85
Skorterendah 65 55
X 75,45 69,25
S 5,80 8,05
Berdasarkan hasil posttest pada tabel 4. Hasil belajar siswa pada materi
Animalia pada kelas eksperimen dengan N (jumlah siswa) total 38 siswa diperoleh
nilai X (rata-rata) sebesar 75,45 dan S (standar deviasi) sebesar 5,80. Sedangkan
pada kelas kontrol dengan total 40 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,25
dan standar deviasi sebesar 8,05.
b) Data Hasil Kuisioner Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 5. Data Skor Kuisioner
Data KelasEksperimen KelasKontrol
N 38 40
Nilaitertinggi 85 98
Nilaiterendah 59 58
X 69,05 85,83
S 6,26 8,50
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 5. Hasil kuisioner siswa pada kelas
eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,05 dan
standar deviasi sebesar 6,26. Sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa
diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,83 dan standar deviasi sebesar 8,50.
9
c) Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 6. Data Skor Observasi
Data KelasEksperimen KelasKontrol
N 38 40
Nilaitertinggi 69 66
Nilaiterendah 53 52
X 60,29 57,83
S 3,69 3,16
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 6. Hasil observasi siswa pada kelas
eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,29 dan
standar deviasi sebesar 3,69.Sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa
diperoleh nilai rata-rata sebesar 57,83 dan standar deviasi sebesar 3,16.
d) Rekapitulasi Hasil Data Posttest, Data Kuisioner, Data Observasi Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan data hasil kognitif hasil belajar siswa pada materi Animalia pada
kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,45 sedangkan pada kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,25. Pada data hasil afektif pada kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,05 sedangkan pada kelas kontrol
diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,83. Dan pada hasil data psikomotor pada kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,29sedangkan pada kelas kontrol
diperoleh nilai rata-rata sebesar 57,83. Berikut ini grafik hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Gambar 1. Grafik Hasil Belajar
0
50
100
KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTOR
EKSPERIMEN
KONTROL
10
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas dan homogenitas.
a) Uji Normalitas Posttest
Setelah dilakukan uji normalitas data posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data KelaS Eksperimen KelasKontrol
N 38 40
X 75,45 69,25
S 5,80 8,05
0,176 0,138
0,186 0,142
Kesimpulan Normal Normal
Dari tabel hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest
kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria yaitu
< .
b) Uji Normalitas Kuisioner
Setelah dilakukan uji normalitas data kuisioner kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Kuisioner Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data KelasEksperimen KelasKontrol
N 38 40
X 69,05 85,83
S 6,26 8,50
O,082 0,131
0,186 0,142
Kesimpulan Normal Normal
Dari tabel hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data hasil
kuisioner kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria
yaitu < .
11
c) Uji Normalitas Observasi
Setelah dilakukan uji normalitas data observasi kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Uji Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data KelasEksperimen KelasKontrol
N 38 40
X 60,29 57,83
S 3,69 3,16
0,163 0,128
0,186 0,142
Kesimpulan Normal Normal
Dari tabel hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data hasil
observasi kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria
yaitu < .
1) Uji Homogenitas Posttest
Tabel 10.Hasil Uji Homogenitas Data Posttest
Statistik KelasEksperimen KelasKontrol
33,64 64,80
11,8
3,96
Kesimpulan Homogen
Dari tabel diatas, untuk data kelas eksperimen dan kelas kontrol
didapat = 11,8, sedangkan dari kedua kelompok tersebut
sebesar 3,96. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua
sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
2) Uji Homogenitas Kuisioner
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Data Kuisioner
Statistik KelasEksperimen KelasKontrol
39,18 72,25
97,48
3,96
Kesimpulan Homogen
12
Dari tabel diatas, untuk data kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat
= 97,48 sedangkan dari kedua kelompok tersebut sebesar 3,96.
Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua sampel tersebut
mempunyai varians yang sama atau homogen.
3) Uji Homogenitas Observasi
Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Data Observasi
Statistik KelasEksperimen KelasKontrol
13,61 9,98
10,04
3,96
Kesimpulan Homogen
Dari tabel diatas, untuk data kelas eksperimen dan kelas kontrol
didapat = 10,04, sedangkan dari kedua kelompok tersebut
sebesar 3,96. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua
sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.
d) Uji-t
Setelah dilakukan uji statistik analisis data, diketahui bahwa data hasil belajar
kedua kelas pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, sehingga
pengujian data hasil belajar kedua kelas dilanjutkan pada analisis data berikutnya,
yakni uji hipotesis menggunakan uji t dengan kriteria pengujian :
Jika maka Ho diterima, Ha ditolak.
Jika maka Ho ditolak, Ha diterima.
13
1) Uji Hipotesis
Tabel 13.Hasil Uji Hipotesis
Statistik KelasEksperimen KelasKontrol
N 38 40
X 75,45 69,25
33,64 64,80
2,49
1,99
Keputusan TerdapatPerbedaan
Dari tabel 13. pada uji hipotesis hasil perolehan kedua kelas setelah diberi
perlakuan pembelajaran yang berbeda yaitu didapat yaitu 2,49 >
1,99 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
PEMBAHASAN
1. Tahap Pengujian Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
validasi soal. Soal diujikan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5
Tanjungpinang, dengan sampel 20 orang siswa. Siswa mengerjakan soal objektif
sebanyak 40 butir soal dengan 5 pilihan jawaban. Menurut Sugiyono (2012: 267)
validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program Anates terdapat 20 soal yang valid dari 40 butir soal yaitu
butir soal nomor 1, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 19, 22, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36,
39, dan 40.
Selanjutnya setelah melakukan validitas soal, peneliti melakukan
reliabilitas soal. Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2012: 354) dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
14
alat pengukur yang sama. Untuk mengetahui hasil reliabilitas dari butir soal,
peneliti menggunakan program Anates. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program Anates diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,80.
Setelah diketahui nilai reliabilitas, peneliti melakukan uji tingkat kesukaran.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal, peneliti menggunakan
program Anates. Dengan pengujian menggunakan program Anates ini maka
diperoleh hasil 8 soal kategori mudah, 26 soal kategori sedang, dan 6 soal kategori
sukar. Selanjutnya peneliti melakukan uji daya beda untuk mengetahui siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dari hasil
pengujian daya beda terdapat 1 soal yang dikatagorikan baik sekali, 10 soal
dikategorikan baik, 22 soal dikategorikan cukup, dan 7 soal dikategorikan jelek.
Soal yang dikategorikan jelek tidak dapat digunakan karena soal tersebut
termasuk soal dalam kategori mudah.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah peneliti selesai melakukan beberapa uji instrumen penelitian,
sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
mengenai keadaan siswa kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang.
Pada pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai guru dalam proses
pembelajaran di SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Penelitian ini dilakukan sebanyak
empat kali pertemuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Masing-
masing kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan
15
Number Head Togetherdan kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol mendapat
perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional.
Pada pertemuan pertama dikelas eksperimen, siswa masih bingung dalam
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa
lebih sering belajar didepan kelas dengan menggunakan metode diskusi kelompok
dan presentasi. Namun pada pertemuan selanjutnya terjadi perubahan yang lebih
baik. Siswa sudah mulai memahami model pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti. Sehingga siswa dapat mengerjakan dengan baik LKS yang disajikan
mulai dari mengidentifikasi masalah sampai pada akhirnya membuat kesimpulan.
Pada hari berikutnya pertemuan pertama dikelas kontrol, guru memulai
pembelajaran dengan berceramah dan diskusi (metode konvensional). Guru
memberikan tampilan materi dan gambar dengan menggunakan power point
berupa poin-poin penting dalam pembelajaran. Sisanya siswa melakukan diskusi
bersama dan membuat kesimpulan bersama kelompoknya. LKS tidak diberikan
kepada siswa, siswa hanya membuat laporan hasil diskusi kelompok mereka. Dan
begitu seterusnya kegiatan pembelajaran dikelas kontrol.
3.Tahap Pemberian Instrumen Penelitian
Setelah selesai diberikan perlakuan yang berbeda untuk kedua kelas, masing-
masing kelas diberikan tes akhir (posttest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan dan melihat hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan berupa
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil posttest yang telah dilakukan
perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hasil yang lebih baik pada kelas
eksperimen dari pada hasil belajar dari kelas kontrol.Hasil belajar siswa pada
16
materi Animalia pada kelas eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh nilai rata-
rata sebesar 75,45 sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa diperoleh
nilai rata-rata sebesar 69,25.
Setelah diberikan test akhir (posttest) kepada masing-masing kelas,
selanjutnya diberikan kuisioner atau angket kepada masing-masing siswa. Dari
hasil kuisioner pada kelas eksperimen dan kelas kontrol nilai rata-rata diperoleh
dari penjumlahan skor hasil kuisioner masing-masing siswa kemudian dibagi
jumlah keseluruhan siswa pada setiap kelas. Berdasarkan hasil kuisioner pada
tabel 13. hasil kuisioner siswa pada kelas eksperimen dengan total 38 siswa
diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,05 sedangkan pada kelas kontrol dengan total
40 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,83. Dapat dilihat hasil kuisioner pada
kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol, tetapi dari hasil nilai rata-rata
tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Kemudian yang terakhir guru mengisi lembar observasi untuk melengkapi
hasil penelitian. Dari hasil lembar observasi nilai rata-rata diperoleh dari
penjumlahan skor hasil observasi masing-masing siswa kemudian dibagi jumlah
keseluruhan siswa pada setiap kelas.Berdasarkan hasil observasi pada tabel
14.hasil observasi siswa pada kelas eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh
nilai rata-rata sebesar 60,29 sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa
diperoleh nilai rata-rata sebesar 57,83.
4. Tahap Analisis Data
Setelah dianalisis data, diperoleh pada nilai posttest, kuisioner, dan observasi
hasil perolehan kedua kelas setelah diberi perlakuan pembelajaran yang berbeda
17
yaitu didapat yaitu 2,49 > 1,99 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak
dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Menurut Sugiyono (2013: 93) hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah dalam penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan,
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan pada teori
relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Dengan diterimanya Ha pada hipotesis tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pada penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yaitu
terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan Number Head Togetherterhadap hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut
menunjukan rata-rata hasil belajar biologi kelas eksperimen lebih baik dari pada
rata-rata hasil belajar biologi kelas kontrol.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut : terdapat pengaruh yang signifikan terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning dengan Number Head Togetherterhadap hasil belajar
biologi siswa pada materi Animalia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t
yaitu (2,49 >1,99) dengan taraf signifikan α = 0,05.
B. Implikasi
Penelitian yang telah dilakukan diatas dalah masalah yang harus dihadapai
oleh peneliti dan mencari solusinya, berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan
implikasi dari penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 5 Tanjungpinang
18
yaitu hasil belajar siswa mempunyai hubungan dengan model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru ketika proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
diperlukan perhatian yang lebih dari guru kepada siswa agar berpengaruh kepada
hasil belajar siswa. Contohnya melalui pemilihan model pembelajaran yang dapat
berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
dikemukakan diatas, berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti:
A. Bagi Guru
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ProblemBased
Learning menuntut agar siswa untuk lebih aktif dalam kegiatanpembelajaran,
maka dari itu guru harus mampu mengatur kelas agarsemua siswa dapat
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
2. Penelitian menggunakan model Problem Based Learning inimerupakan model
pembelajaran yang mengemukakan masalah diawalpembelajaran, sebagai syarat
dimulainya suatu diskusi guru harusmemberikan arahan pertanyaan yang jelas
kepada siswa agar siswamemahami apa yang akan mereka diskusikan.
B. Bagi Siswa
1. Siswa diharapkan harus fokus pada saat pemutaran video yang akan
didiskusikan dalam pelajaran.
2. Siswa diharapkan mampu berkonsentrasi pada saat teman
sekelasmenyampaikan hasil diskusi kelompok dan siswa harus aktif
dalamdiskusi tersebut agar diskusi dapat berjalan lancar.
19
C. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas layar proyektor karena model
pembelajaran ini menggunakan video guna menciptakan suatu suasana belajar
yang baru.
D. Bagi Peneliti
Peneliti lain diharapkan meneliti tentang ketertarikan siswa dalam belajar atau
motivasi dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Jufri, A. Wahab. 2013.Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta.
Bandung.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014.Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. PT Bumi Aksar. Jakarta.
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta.
Bandung.
Sugiyono. 2013.Statistik Untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung.
Trianto. 2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Prestasi Pustaka. Jakarta.