number head together terhadap hasil belajar …repository.umrah.ac.id/1514/1/jurnal.pdf1 pengaruh...

19
1 Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Dengan Strategi Number Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang Putri Maveira 1 , Nurul Asikin 2 , Nevrita 3 Email : [email protected] Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together terhadap hasil belajar siswa pada materi Animalia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sampling Purposive). Sampel pada penelitian ini adalah kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together dan siswa X IPA 2 yang diberi perlakuan metode konvensional. Perolehan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 75,45 dan kelas kontrol sebesar 69,25. Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji normalitas adalah uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji F, dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. hasil uji-t diperoleh sebesar 2,49 dan pada taraf signifikan 5% sebesar 1,99, maka . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together terhadap hasil belajar siswa pada materi Animalia. Kata Kunci :Model Pembelajaran, Problem Based Learning dengan Strategi Number Head Together, Hasil Belajar

Upload: trananh

Post on 27-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Dengan Strategi

Number Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 5

Tanjungpinang

Putri Maveira1, Nurul Asikin

2, Nevrita

3

Email : [email protected]

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together terhadap hasil

belajar siswa pada materi Animalia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang

tahun ajaran 2017/2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan pendekatan kuantitatif.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sampling Purposive). Sampel pada penelitian ini

adalah kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model

pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Number Head Together

dan siswa X IPA 2 yang diberi perlakuan metode konvensional. Perolehan nilai

rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 75,45 dan kelas kontrol sebesar 69,25.

Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji normalitas adalah uji Lilliefors dan

uji homogenitas menggunakan uji F, dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan

menggunakan uji-t. hasil uji-t diperoleh sebesar 2,49 dan pada taraf

signifikan 5% sebesar 1,99, maka . Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan strategi

Number Head Together terhadap hasil belajar siswa pada materi Animalia.

Kata Kunci :Model Pembelajaran, Problem Based Learning dengan Strategi

Number Head Together, Hasil Belajar

2

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah bagian penting dari kehidupan manusia, melalui

pendidikan seseorang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,

dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan dapat

dikatakan sebagai suatu media bagi seseorang untuk dapat memperoleh serta

mengembangkan pengetahuannya, yang menyebabkan seseorang menjadi tahu

apa yang sebelumnya tidak diketahui, menjadi mengerti apa yang sebelumnya

tidak dimengerti dan memahami apa yang sebelumnya tidak dipahami. Pendidikan

disini tentu yang berkaitan dengan pendidikan yang bersifat formal, yang meliputi

proses pembelajaran yang melibatkan pendidik dengan peserta didik didalamnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Bab I,

Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap

peserta didik sebab pendidikan merupakan upaya untuk menciptakan sumber daya

manusia (SDM) yang bermutu dan mampu bersaing. Oleh karena itu,

pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda

dalam pembangunan nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Dalam proses pembelajaran di sekolah masih sering dijumpai berbagai

masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 5

3

Tanjungpinang, diperoleh informasi bahwa sudah tersedianya fasilitas di sekolah

tersebut dan sudah cukup memadai, tetapi guru kurang memanfaatkan dalam

proses pembelajaran. Di sekolah tersebut sudah pernah diperlakukan model

kooperatif seperti tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), akan tetapi

guru masih terfokus terhadap model konvensional. Sehingga menyebabkan

kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran dan sering tidak serius untuk

mendengarkan penjelasan dari guru karena mereka merasa jenuh dan bosan. Siswa

juga kurang aktif dalam proses pembelajaran, seperti kurang aktif bertanya dan

melakukan diskusi antar sesama siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya

semangat dan minat siswa terhadap pelajaran biologi.

Dari hasil wawancara dengan siswa di SMANegeri 5 Tanjungpinang,

diperoleh informasi bahwa pada saat pembelajaran guru mengajar masih secara

konvensional atau guru berperan sepenuhnya dalam pembelajaran (teacher

centered), jarang sekali menggunakan model pembelajaran. Pada saat

pembelajaran, guru lebih sering memberikan tugas setiap pembelajaran

berlangsung sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat dalam belajar,

akibatnya tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Pada kelas IPS (peminatan)

minat belajar siswa terhadap pembelajaran biologi masih kurang, minat tersebut

juga tidak jauh beda dengan kelas IPA. Sehingga rata-rata hasil belajar siswa

dibawah 75, sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Dari hasil observasi terdapat salah satu kelemahan proses pembelajaran

guru adalah kurangnya variasi model pembelajaran yang melibatkan keaktifan

siswa. Untuk itu perlu digunakan suatu upaya oleh guru untuk menggunakan

4

model pembelajaran yang menarik, agar siswa tidak menganggap pelajaran

biologi membosankan. Penggunaan dari salah satu model pembelajaran

kooperatif merupakan tindakan pemecahan dari masalah tersebut yang dapat

dilakukan, karena dapat meningkatkan kemauan belajar siswa, menumbuhkan

sikap siswa yang lebih positif dalam belajar, menambah motivasi dan percaya diri,

serta menambah rasa senang akan pelajaran yang diterimanya. Salah satu cara

yang dilakukan untuk mengurangi model belajar yang terlihat monoton tersebut

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan

strategiNumber Head Together (NHT).

Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya

dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang

hendaknya akan dipelajari merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan

oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (Sani, 2014: 127).Problem Based

Learning menuntut siswa untuk aktif melakukan penyelidikan dalam

menyelesaikan permasalahan dan guru berperan sebagai fasilitator atau

pembimbing. Pembelajaran akan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat

tinggi dan meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di mana

peserta didik diorganisasikan untuk bekerja dan belajar dalam kelompok yang

memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik

dikelompokkan untuk belajar bersama-sama yang bersifat heterogen dari segi

kemampuan akademis, etnis, dan jenis kelamin untuk membahas pertanyaan demi

5

pertanyaan atau permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang dihadapkan

kepadanya (Tinzmann, 1990 dalam Jufri, 2013).

Model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) sering

disebut penomoran berpikir bersama merupakan model pembelajaran kooperatif

yang terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mengulas fakta-fakta dan

informasi dasar yang berperan untuk mengatur interaksi siswa. Model kooperatif

tipe Number Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif

yang lebih mengemukakan kepada kegiatan siswa dalam mencari, mengolah, dan

melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di

depan kelas (Trianto, 2007).

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Problem

Based Learning dengan strategiNumber Head Together. Adapun alasan

penggunaan model Problem Based Learning dengan strategi Number Head

Together, yaitu dikarenakan Model Problem Based Learning dengan

strategiNumber Head Together merupakan pembelajaran secara langsung

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran berkelompok dengan sintaks

pembelajaran PBL dengan NHTyang dirancang secara kolaboratif untuk

memecahkan permasalahan yang muncul dari peristiwa aktual yang sedang terjadi

dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitiandengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem

Based Learning dengan Strategi Number Head Together Terhadap Hasil Belajar

Siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang”.

6

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari2017 – Juli 2018. Jenis

penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan pendekatan

kuantitatif. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive

sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control design.

Instrumen penelitian berupa posttest, kuisioner dan observasi. Teknik analisis data

dalampenelitianinimenggunakanaplikasisoftware SPSS versi 22, uji instrumen

dilakukan dengan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

beda.

HASIL

Data yang diperolehdalampenelitian ini meliputi (1) uji validitas (2) uji

reliabilitas (3) uji taraf kesukaran (4) uji daya beda.

a) Hasil Uji Validitas

Dalam penelitian ini berikut hasil rekapitulasi uji validitas dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil UjiValiditas

Keterangan NomorSoal JumlahSoal

Valid

1, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 19, 22, 25,

27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 39,

40

20

Tidak Valid

2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 14, 17, 18,

20, 21, 23, 24, 26, 31, 35, 37, 38.

20

Berdasarkan hasil rekapitulasi uji validitas maka terdapat 20 soal yang

memenuhi kriteria dan dikatakan tidak valid.

7

b) Hasil Uji Reliabilitas

Dari 40 butir soal terdapat 20 soal yang tidak valid dan terdapat 20 soal yang

valid dan di uji reliabilitasnya menggunakan aplikasi Anates. Hasil perhitungan

uji reliabilitas sebesar 0,80.

c) Hasil Uji Taraf Kesukaran

Dalam penelitian ini berikut hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran

Keterangan NomorSoal JumlahSoal

Sukar 10, 11, 34, 35, 37, 38 6

Sedang

2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23,

26, 28, 29, 31, 32, 33, 36, 40

26

Mudah 1, 7, 19, 24, 25, 27, 30, 39 8

Berdasarkan hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran maka terdapat 6 soal yang

memiliki kriteria sukar, 26 soal yang memiliki kriteria sedang, dan 8 soal yang

memiliki kriteria mudah.

d) Hasil Uji Daya Beda

Dalam penelitian ini berikut hasil rekapitulasi uji daya beda dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 3. Rekapitulasi Uji Daya Beda

Keterangan NomorSoal JumlahSoal

Baiksekali 29 1

Baik 9, 11, 15, 17, 22, 25, 30, 32, 39, 40 10

Cukup 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16,

19, 23, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 36, 38

22

Jelek 2, 18, 20, 21, 24, 26, 37 7

Berdasarkan hasil uji daya beda tersebut maka terdapat satu soal yang

dikatagorikan baik sekali, 10 soal baik, 22 soal cukup, dan 7 soal dikatagorikan

jelek.

8

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a) Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan data posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

diberi perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data Skor Posttest

Data KelasEksperimen KelasKontrol

N 38 40

Skortertinggi 85 85

Skorterendah 65 55

X 75,45 69,25

S 5,80 8,05

Berdasarkan hasil posttest pada tabel 4. Hasil belajar siswa pada materi

Animalia pada kelas eksperimen dengan N (jumlah siswa) total 38 siswa diperoleh

nilai X (rata-rata) sebesar 75,45 dan S (standar deviasi) sebesar 5,80. Sedangkan

pada kelas kontrol dengan total 40 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,25

dan standar deviasi sebesar 8,05.

b) Data Hasil Kuisioner Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 5. Data Skor Kuisioner

Data KelasEksperimen KelasKontrol

N 38 40

Nilaitertinggi 85 98

Nilaiterendah 59 58

X 69,05 85,83

S 6,26 8,50

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 5. Hasil kuisioner siswa pada kelas

eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,05 dan

standar deviasi sebesar 6,26. Sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa

diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,83 dan standar deviasi sebesar 8,50.

9

c) Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 6. Data Skor Observasi

Data KelasEksperimen KelasKontrol

N 38 40

Nilaitertinggi 69 66

Nilaiterendah 53 52

X 60,29 57,83

S 3,69 3,16

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 6. Hasil observasi siswa pada kelas

eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,29 dan

standar deviasi sebesar 3,69.Sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa

diperoleh nilai rata-rata sebesar 57,83 dan standar deviasi sebesar 3,16.

d) Rekapitulasi Hasil Data Posttest, Data Kuisioner, Data Observasi Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan data hasil kognitif hasil belajar siswa pada materi Animalia pada

kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,45 sedangkan pada kelas

kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,25. Pada data hasil afektif pada kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,05 sedangkan pada kelas kontrol

diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,83. Dan pada hasil data psikomotor pada kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,29sedangkan pada kelas kontrol

diperoleh nilai rata-rata sebesar 57,83. Berikut ini grafik hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol :

Gambar 1. Grafik Hasil Belajar

0

50

100

KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTOR

EKSPERIMEN

KONTROL

10

3. Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas dan homogenitas.

a) Uji Normalitas Posttest

Setelah dilakukan uji normalitas data posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data KelaS Eksperimen KelasKontrol

N 38 40

X 75,45 69,25

S 5,80 8,05

0,176 0,138

0,186 0,142

Kesimpulan Normal Normal

Dari tabel hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest

kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria yaitu

< .

b) Uji Normalitas Kuisioner

Setelah dilakukan uji normalitas data kuisioner kelas eksperimen dan kelas

kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Uji Kuisioner Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data KelasEksperimen KelasKontrol

N 38 40

X 69,05 85,83

S 6,26 8,50

O,082 0,131

0,186 0,142

Kesimpulan Normal Normal

Dari tabel hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data hasil

kuisioner kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria

yaitu < .

11

c) Uji Normalitas Observasi

Setelah dilakukan uji normalitas data observasi kelas eksperimen dan kelas

kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 9. Hasil Uji Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data KelasEksperimen KelasKontrol

N 38 40

X 60,29 57,83

S 3,69 3,16

0,163 0,128

0,186 0,142

Kesimpulan Normal Normal

Dari tabel hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data hasil

observasi kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria

yaitu < .

1) Uji Homogenitas Posttest

Tabel 10.Hasil Uji Homogenitas Data Posttest

Statistik KelasEksperimen KelasKontrol

33,64 64,80

11,8

3,96

Kesimpulan Homogen

Dari tabel diatas, untuk data kelas eksperimen dan kelas kontrol

didapat = 11,8, sedangkan dari kedua kelompok tersebut

sebesar 3,96. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua

sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.

2) Uji Homogenitas Kuisioner

Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Data Kuisioner

Statistik KelasEksperimen KelasKontrol

39,18 72,25

97,48

3,96

Kesimpulan Homogen

12

Dari tabel diatas, untuk data kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat

= 97,48 sedangkan dari kedua kelompok tersebut sebesar 3,96.

Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua sampel tersebut

mempunyai varians yang sama atau homogen.

3) Uji Homogenitas Observasi

Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Data Observasi

Statistik KelasEksperimen KelasKontrol

13,61 9,98

10,04

3,96

Kesimpulan Homogen

Dari tabel diatas, untuk data kelas eksperimen dan kelas kontrol

didapat = 10,04, sedangkan dari kedua kelompok tersebut

sebesar 3,96. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua

sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.

d) Uji-t

Setelah dilakukan uji statistik analisis data, diketahui bahwa data hasil belajar

kedua kelas pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, sehingga

pengujian data hasil belajar kedua kelas dilanjutkan pada analisis data berikutnya,

yakni uji hipotesis menggunakan uji t dengan kriteria pengujian :

Jika maka Ho diterima, Ha ditolak.

Jika maka Ho ditolak, Ha diterima.

13

1) Uji Hipotesis

Tabel 13.Hasil Uji Hipotesis

Statistik KelasEksperimen KelasKontrol

N 38 40

X 75,45 69,25

33,64 64,80

2,49

1,99

Keputusan TerdapatPerbedaan

Dari tabel 13. pada uji hipotesis hasil perolehan kedua kelas setelah diberi

perlakuan pembelajaran yang berbeda yaitu didapat yaitu 2,49 >

1,99 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

PEMBAHASAN

1. Tahap Pengujian Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan

validasi soal. Soal diujikan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5

Tanjungpinang, dengan sampel 20 orang siswa. Siswa mengerjakan soal objektif

sebanyak 40 butir soal dengan 5 pilihan jawaban. Menurut Sugiyono (2012: 267)

validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian

dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dari hasil perhitungan dengan

menggunakan program Anates terdapat 20 soal yang valid dari 40 butir soal yaitu

butir soal nomor 1, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 19, 22, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36,

39, dan 40.

Selanjutnya setelah melakukan validitas soal, peneliti melakukan

reliabilitas soal. Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2012: 354) dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

14

alat pengukur yang sama. Untuk mengetahui hasil reliabilitas dari butir soal,

peneliti menggunakan program Anates. Dari hasil perhitungan dengan

menggunakan program Anates diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,80.

Setelah diketahui nilai reliabilitas, peneliti melakukan uji tingkat kesukaran.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal, peneliti menggunakan

program Anates. Dengan pengujian menggunakan program Anates ini maka

diperoleh hasil 8 soal kategori mudah, 26 soal kategori sedang, dan 6 soal kategori

sukar. Selanjutnya peneliti melakukan uji daya beda untuk mengetahui siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dari hasil

pengujian daya beda terdapat 1 soal yang dikatagorikan baik sekali, 10 soal

dikategorikan baik, 22 soal dikategorikan cukup, dan 7 soal dikategorikan jelek.

Soal yang dikategorikan jelek tidak dapat digunakan karena soal tersebut

termasuk soal dalam kategori mudah.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah peneliti selesai melakukan beberapa uji instrumen penelitian,

sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi

mengenai keadaan siswa kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang.

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai guru dalam proses

pembelajaran di SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Penelitian ini dilakukan sebanyak

empat kali pertemuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Masing-

masing kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda, seperti yang telah disebutkan

sebelumnya bahwa kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan

pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan

15

Number Head Togetherdan kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol mendapat

perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional.

Pada pertemuan pertama dikelas eksperimen, siswa masih bingung dalam

mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa

lebih sering belajar didepan kelas dengan menggunakan metode diskusi kelompok

dan presentasi. Namun pada pertemuan selanjutnya terjadi perubahan yang lebih

baik. Siswa sudah mulai memahami model pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti. Sehingga siswa dapat mengerjakan dengan baik LKS yang disajikan

mulai dari mengidentifikasi masalah sampai pada akhirnya membuat kesimpulan.

Pada hari berikutnya pertemuan pertama dikelas kontrol, guru memulai

pembelajaran dengan berceramah dan diskusi (metode konvensional). Guru

memberikan tampilan materi dan gambar dengan menggunakan power point

berupa poin-poin penting dalam pembelajaran. Sisanya siswa melakukan diskusi

bersama dan membuat kesimpulan bersama kelompoknya. LKS tidak diberikan

kepada siswa, siswa hanya membuat laporan hasil diskusi kelompok mereka. Dan

begitu seterusnya kegiatan pembelajaran dikelas kontrol.

3.Tahap Pemberian Instrumen Penelitian

Setelah selesai diberikan perlakuan yang berbeda untuk kedua kelas, masing-

masing kelas diberikan tes akhir (posttest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan dan melihat hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan berupa

kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil posttest yang telah dilakukan

perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hasil yang lebih baik pada kelas

eksperimen dari pada hasil belajar dari kelas kontrol.Hasil belajar siswa pada

16

materi Animalia pada kelas eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh nilai rata-

rata sebesar 75,45 sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa diperoleh

nilai rata-rata sebesar 69,25.

Setelah diberikan test akhir (posttest) kepada masing-masing kelas,

selanjutnya diberikan kuisioner atau angket kepada masing-masing siswa. Dari

hasil kuisioner pada kelas eksperimen dan kelas kontrol nilai rata-rata diperoleh

dari penjumlahan skor hasil kuisioner masing-masing siswa kemudian dibagi

jumlah keseluruhan siswa pada setiap kelas. Berdasarkan hasil kuisioner pada

tabel 13. hasil kuisioner siswa pada kelas eksperimen dengan total 38 siswa

diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,05 sedangkan pada kelas kontrol dengan total

40 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,83. Dapat dilihat hasil kuisioner pada

kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol, tetapi dari hasil nilai rata-rata

tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kemudian yang terakhir guru mengisi lembar observasi untuk melengkapi

hasil penelitian. Dari hasil lembar observasi nilai rata-rata diperoleh dari

penjumlahan skor hasil observasi masing-masing siswa kemudian dibagi jumlah

keseluruhan siswa pada setiap kelas.Berdasarkan hasil observasi pada tabel

14.hasil observasi siswa pada kelas eksperimen dengan total 38 siswa diperoleh

nilai rata-rata sebesar 60,29 sedangkan pada kelas kontrol dengan total 40 siswa

diperoleh nilai rata-rata sebesar 57,83.

4. Tahap Analisis Data

Setelah dianalisis data, diperoleh pada nilai posttest, kuisioner, dan observasi

hasil perolehan kedua kelas setelah diberi perlakuan pembelajaran yang berbeda

17

yaitu didapat yaitu 2,49 > 1,99 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Menurut Sugiyono (2013: 93) hipotesis

adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah dalam penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan,

dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan pada teori

relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Dengan diterimanya Ha pada hipotesis tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa pada penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yaitu

terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dengan Number Head Togetherterhadap hasil belajar biologi siswa. Hal tersebut

menunjukan rata-rata hasil belajar biologi kelas eksperimen lebih baik dari pada

rata-rata hasil belajar biologi kelas kontrol.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut : terdapat pengaruh yang signifikan terhadap model pembelajaran

Problem Based Learning dengan Number Head Togetherterhadap hasil belajar

biologi siswa pada materi Animalia. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t

yaitu (2,49 >1,99) dengan taraf signifikan α = 0,05.

B. Implikasi

Penelitian yang telah dilakukan diatas dalah masalah yang harus dihadapai

oleh peneliti dan mencari solusinya, berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan

implikasi dari penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 5 Tanjungpinang

18

yaitu hasil belajar siswa mempunyai hubungan dengan model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru ketika proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran

diperlukan perhatian yang lebih dari guru kepada siswa agar berpengaruh kepada

hasil belajar siswa. Contohnya melalui pemilihan model pembelajaran yang dapat

berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang

dikemukakan diatas, berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti:

A. Bagi Guru

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ProblemBased

Learning menuntut agar siswa untuk lebih aktif dalam kegiatanpembelajaran,

maka dari itu guru harus mampu mengatur kelas agarsemua siswa dapat

memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.

2. Penelitian menggunakan model Problem Based Learning inimerupakan model

pembelajaran yang mengemukakan masalah diawalpembelajaran, sebagai syarat

dimulainya suatu diskusi guru harusmemberikan arahan pertanyaan yang jelas

kepada siswa agar siswamemahami apa yang akan mereka diskusikan.

B. Bagi Siswa

1. Siswa diharapkan harus fokus pada saat pemutaran video yang akan

didiskusikan dalam pelajaran.

2. Siswa diharapkan mampu berkonsentrasi pada saat teman

sekelasmenyampaikan hasil diskusi kelompok dan siswa harus aktif

dalamdiskusi tersebut agar diskusi dapat berjalan lancar.

19

C. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas layar proyektor karena model

pembelajaran ini menggunakan video guna menciptakan suatu suasana belajar

yang baru.

D. Bagi Peneliti

Peneliti lain diharapkan meneliti tentang ketertarikan siswa dalam belajar atau

motivasi dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning.

DAFTAR PUSTAKA

Jufri, A. Wahab. 2013.Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta.

Bandung.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi

Kurikulum 2013. PT Bumi Aksar. Jakarta.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta.

Bandung.

Sugiyono. 2013.Statistik Untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung.

Trianto. 2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta.